SURVEI PERSEPSI GURU NON PENJASORKES TERHADAP …lib.unnes.ac.id/2101/1/5154.pdf · 1.1 Latar...

92
SURVEI PERSEPSI GURU NON PENJASORKES TERHADAP KINERJA GURU PENJASORKES DI SMP NEGERI SE KECAMATAN GUBUG KABUPATEN GROBOGAN Skripsi Diajukan dalam rangka penyelesaian studi strata 1 untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Jasmani Oleh Miftakudin Nur 6101405087 PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2009

Transcript of SURVEI PERSEPSI GURU NON PENJASORKES TERHADAP …lib.unnes.ac.id/2101/1/5154.pdf · 1.1 Latar...

Page 1: SURVEI PERSEPSI GURU NON PENJASORKES TERHADAP …lib.unnes.ac.id/2101/1/5154.pdf · 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional dibidang pendidikan adalah upaya untuk mencerdaskan

SURVEI PERSEPSI GURU NON PENJASORKES TERHADAP

KINERJA GURU PENJASORKES DI SMP NEGERI SE

KECAMATAN GUBUG KABUPATEN GROBOGAN

Skripsi

Diajukan dalam rangka penyelesaian studi strata 1 untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Jasmani

Oleh

Miftakudin Nur 6101405087

PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

UNNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2009

Page 2: SURVEI PERSEPSI GURU NON PENJASORKES TERHADAP …lib.unnes.ac.id/2101/1/5154.pdf · 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional dibidang pendidikan adalah upaya untuk mencerdaskan

ii

SARI

Miftakudin Nur. 2009. Survei Persepsi Guru Non Penjasorkes terhadap Kinerja Guru Penjasorkes di SMP Negeri se Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan. Skripsi. Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi. Pembimbing I. Drs. Sulaiman, M.Pd. Pembimbing II. Tommy Soenyoto, S.Pd., M.Pd. Kata Kunci. Persepsi, Kinerja Guru. Penjasorkes

Adanya asumsi negatif yang selama ini membebani profesi guru Penjasorkes yaitu tentang kinerja guru Penjasorkes yang dinilai rendah oleh rekan- rekan guru bidang studi non Penjasorkes memotivasi penulis untuk melakukan penelitian secara empiris tentang bagaimana persepsi guru-guru non Penjasorkes terhadap kinerja guru Penjasorkes di SMP Negeri se Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan. Permasalahan yang dikaji dalam skripsi ini adalah bagaimana persepsi guru non Penjasorkes terhadap kinerja guru Penjasorkes di sekolah?.

Subjek yang diteliti adalah 95 orang guru non Penjasorkes untuk diminta mengisi kuesioner yang telah diberikan dan di jelaskan oleh peneliti guna mendapatkan informasi tentang bagaimana persepsi mereka terhadap kinerja guru Penjasorkes di sekolahnya. Data yang diperoleh dari kuesioner tentang persepsi kinerja guru meliputi kompetensi kepribadian, pedagogik, profesional dan sosial. Data yang diperoleh dianalisis sebagai hasil penelitian.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja guru Penjasorkes di SMP Negeri se Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan menurut persepsi guru non Penjasorkes tergolong tinggi, terbukti dari tingginya kompetensi kepribadian mencapai 98,04%, kompetensi pedagogik sebesar 88,55%, kompetensi profesional sebesar 93,08%, dan kompetensi sosial sebesar 89,06%. Persepsi guru non Penjasorkes SMP Negeri Se-Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan terhadap kinerja guru Penjasorkes telah masuk dalam kategori baik.

Persepsi guru non Penjasorkes terhadap aspek memiliki kepribadian guru Penjasorkes sebagai pendidik menunjukkan hasil yang baik, memiliki kompetensi pedagogik yang baik, memiliki kompetensi profesional sebagai pendidik yang baik dan memiliki kompetensi sosial sebagai pendidik yang baik pula.Guru penjasorkes hendaknya tetap mempertahankan keempat kompetensi yang telah dianggap baik oleh guru non Penjasorkes yaitu, kompetensi kepribadian, kompetensi pedagogik, kompetensi profesional dan kompetensi sosial sebagai pendidik agar persepsi guru non Penjasorkes terhadap kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan tetap baik dan mampu memotivasi guru lain untuk dapat melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan pada masa-masa yang akan datang.

Page 3: SURVEI PERSEPSI GURU NON PENJASORKES TERHADAP …lib.unnes.ac.id/2101/1/5154.pdf · 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional dibidang pendidikan adalah upaya untuk mencerdaskan

iii

Page 4: SURVEI PERSEPSI GURU NON PENJASORKES TERHADAP …lib.unnes.ac.id/2101/1/5154.pdf · 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional dibidang pendidikan adalah upaya untuk mencerdaskan

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO :

“Janganlah kalian menganggap suci diri kalian sendiri, Allah lebih mengetahui

siapa yang paling bertaqwa” (Q.S An. Najm : 182)

PERSEMBAHAN :

1. Bapak dan Ibuku (Bp Purji dan Ibu Masruroh)

terhormat

2. Kakakku (Ali Mustofa) tersayang

3. Adikku (Laila Fadlilatul K.) tersayang

4. Semua keluarga besarku yang selalu

mendukungku

5. Hagya Ayu Utariningtyas Santosa

6. My best friend Gondes Cost

7. Teman – teman PJKR B. 05

Page 5: SURVEI PERSEPSI GURU NON PENJASORKES TERHADAP …lib.unnes.ac.id/2101/1/5154.pdf · 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional dibidang pendidikan adalah upaya untuk mencerdaskan

v

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala

limpahan rahmat, taufiq serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

Skripsi yang berjudul ”Survey persepsi guru non penjasorkes terhadap kinerja

guru penjasorkes di SMP Negeri Se-Kecamatan Gubug Kabupaten

Grobogan” dengan lancar. Dalam menyelesaikan Skripsi ini penulis banyak

mendapatkan bantuan baik secara moral maupun secara material yang tidak

mungkin penulis sebutkan satu persatu. Untuk itu sebagai ungkapan rasa terima

kasih yang setinggi-tingginya penulis sampaikan kepada yang terhormat

Bapak/Ibu :

1. Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas negari semarang.

2. Ketua Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi.

3. Bapak Drs. Sulaiman, M.Pd sebagai pembimbing I yang telah banyak

membantu dan membimbing penulis, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

4. Bapak Tommy Soenyoto, S.Pd., M. Pd. sebagai pembimbing II yang

telah banyak membantu dan membimbing penulis, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

5. Bapak dan Ibuku yang saya hormati, adik dan kakak tersayang serta

keluarga besarku yang telah mendukung, mendoakan, dan memberiku

semangat serta kekuatan untuk menyelesaikan skripsi ini dengan baik,

Terima kasih untuk semuanya.

Page 6: SURVEI PERSEPSI GURU NON PENJASORKES TERHADAP …lib.unnes.ac.id/2101/1/5154.pdf · 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional dibidang pendidikan adalah upaya untuk mencerdaskan

vi

6. Hagya Ayu Utarining Tyas Santosa, terima kasih selama ini telah menjadi

bagian dalam kehidupanku, yang dapat memberi aku motifasi agar selalu

menjadi yang lebih baik.

7. Bapak Abdul Rochman, SH. sebagai kepala Kantor KESBANGPOL dan

LINMAS Kabupaten Grobogan.

8. Bapak Kepala Sekolah SMP Negeri Se-Kecamatan Gubug Kabupaten

Grobogan.

9. Bapak dan Ibu Guru SMP Negeri Se-Kecamatan Gubug Kabupaten

Grobogan.

10. Teman – Teman dari jurusan PJKR B angkatan 2005 yang telah banyak

membantu penelitian ini dengan sukarela sehingga dapat berhasil dengan

baik.

11. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu yang sudah

membantu sehingga dapat berhasil dengan baik.

Penulis menyadari dengan sepenuh hati, bahwa Skripsi ini masih jauh

dari kesempurnaan dan sudah tentu masih terdapat banyak kekurangan dan

kelemahan yang disebabkan oleh kurangnya pengetahuan penulis dan

keterbatasan waktu. Untuk itu segala kritik dan saran yang bersifat

membangun sangat penulis harapkan. Mudah-mudahan Skripsi ini dapat

bermanfaat bagi pembaca, terutama para pemerhati di bidang kebijakan dan

pengembangan pendidikan.

Semarang, Juli 2009

Penulis

Page 7: SURVEI PERSEPSI GURU NON PENJASORKES TERHADAP …lib.unnes.ac.id/2101/1/5154.pdf · 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional dibidang pendidikan adalah upaya untuk mencerdaskan

vii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i

SARI ................................................................................................................ ii

PENGESAHAN .............................................................................................. iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................... iv

KATA PENGANTAR ................................................................................... v

DAFTAR ISI ................................................................................................... vi

DAFTAF TABEL .......................................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... x

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ........................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ..................................................................... 8

1.3 Tujuan Penelitian ....................................................................... 9

1.4 Manfaat Penelitian ................................................................ ...... 9

1.5 Penegasan Istilah ........................................................................ 10

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Landasan Teori ....................................................................... ..... 14

2.1.1 Persepsi .................................................................................... 14

2.1.2 Kinerja ...... ................................................................................ 18

2.1.3 Guru Penjasorkes .................................... ................................. 22

2.1.4 Kompetensj Guru .................... ................................................. 26

2.1.5 Pejasorkes ................................................................................. 30

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Penentuan Populasi dan Sampel Penelitian ........................... ..... 37

3.1.1 Populasi ................................................................ .................... 37

3.1.2 Sampel .................................... .................................................. 38

3.1.3 Variable penelitian .................................................................. 38

3.1.4 Instrumen Penelitian ................................................ ................ 38

Page 8: SURVEI PERSEPSI GURU NON PENJASORKES TERHADAP …lib.unnes.ac.id/2101/1/5154.pdf · 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional dibidang pendidikan adalah upaya untuk mencerdaskan

viii

3.1.5 Metode pengumpulan data ................................................ 45

3.1.6 Persiapan Penelitian ............................................ ................ 46

3.1.7 Uji Validitas dan Reliabilitas ............................... ............... 47

3.1.8 Metode Analisis data ......................................................... 51

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian ...................................................................... ..... 54

4.1.1 Memiliki Kepribadian sebagai pendidik ................................ 56

4.1.2 Kompetensi Pedagogik .......................................................... 60

4.1.3 Kompetensi Profesional sebagai Pendidik .............................. 64

4.1.4 Kompetensi Sosial sebagai Pendidik ...................................... 67

4.2 Pembahasan ............................................................................ 71

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ................................................................................ 78

5.2 Saran .......................................................................................... 78

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 9: SURVEI PERSEPSI GURU NON PENJASORKES TERHADAP …lib.unnes.ac.id/2101/1/5154.pdf · 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional dibidang pendidikan adalah upaya untuk mencerdaskan

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Pendapat Kinerja Guru Penjasorkes di Sekolah ............................ 7

Tabel 2. Pendapat Guru Non Penjasorkes Mengenai Penting Tidaknya Mata

Pelajaran Penjasorkes di Sekolah .................................................. 7

Tabel 3. Pendapat Guru Non Penjasorkes Terhadap Profesionalisme Guru

Penjasorkes di Sekolah .................................................................. 7

Tabel 4. Jumlah Guru di SMP Negeri Se-Kecamatan Gubug Kabupaten

Grobogan ....................................................................................... 37

Tabel 5. Jumlah Guru Non Penjasorkes di SMP Negeri Se-Kecamatan

Gubug Kabupaten Grobogan.......................................................... 38

Tabel 6. Kisi – kisi Kompetensi, Indikator dan pertanyaan ......................... 39

Tabel 7. Kriteria Deskriptif Prosentase ........................................................ 50

Tabel 8 Deskriptif Persepsi Guru Non Penjasorkes Di Smp Negeri Se-

Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan Terhadap Kinerja

Guru Penjasorkes ............................................................................ 51

Tabel 9. Deskriptif Persepsi Guru Non Penjasorkes pada Aspek Memiliki

Kepribadian sebagai Pendidik ....................................................... 53

Tabel 10 Deskriptif Persepsi Guru Non Penjasorkes pada Tiap Indikator

Aspek Memiliki Kepribadian sebagai Pendidik............................ 54

Tabel 11 Deskriptif Persepsi Guru pada Aspek Memiliki Kompetensi

Pedagogik Dari Kinerja Guru Penjasorkes ................................... 56

Tabel 12 Deskriptif Persepsi Guru pada Tiap Indikator Aspek Memiliki

kompetensi Pedagogik ................................................................. 57

Tabel 13 Deskriptif Persepsi Guru pada Aspek Memilki Kompetensi

Profesional Sebagai Pendidik ...................................................... 59

Tabel 14 Deskriptif Perepsi Guru pada Tiap Indikator Aspek Memiliki

Kompetensi Profesional sebagai Pendidik ................................... 60

Page 10: SURVEI PERSEPSI GURU NON PENJASORKES TERHADAP …lib.unnes.ac.id/2101/1/5154.pdf · 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional dibidang pendidikan adalah upaya untuk mencerdaskan

x

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Distribusi Persepsi Guru Non Penjasorkes Di Smp Negeri Se-

Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan Terhadap Kinerja Guru

Penjasorkes .................................................................................... 52

Gambar 2. Distribusi Persepsi Guru Non Penjasorkes Pada Aspek Memiliki

Kepribadian Sebagai Pendidik Dari Kinerja Guru Penjasorkes ..... 53

Gambar 3. Distribusi Persepsi Guru Pada Aspek Memiliki Kepribadian Sebagai

Pendidik Tiap Indikator Dari Kinerja Guru Penjasorkes ................ 55

Gambar 4. Distribusi Persepsi Guru Pada Aspek Memiliki Kompetensi

Pedagogik Dari Kinerja Guru Penjasorkes...................................... 56

Gambar 5. Distribusi Persepsi Guru Pada Aspek Memiliki Kompetensi

Pedagogik Tiap Indikator Dari Kinerja Guru Penjasorkes.............. 58

Gambar 6. Distribusi Persepsi Guru Pada Aspek Guru Penjasorkes Memiliki

Kompetensi Profesional Sebagai Pendidik...................................... 59

Gambar 7. Distribusi Persepsi Guru Pada Aspek Memiliki Kompetensi

Profesional Sebagai Pendidik........................................................... 61

Gambar 8. Distribusi Persepsi Guru Pada Aspek Memiliki Kompetensi Sosial

Sebagai Pendidik Pada Kinerja Guru Penjasorkes............................ 62

Gambar 9. Distribusi Persepsi Guru Non Penjasorkes Pada Aspek Memiliki

Kompetensi Sosial Sebagai Pendidik Tiap Indikator Dari Kinerja

Guru Penjasorkes.............................................................................. 64

Page 11: SURVEI PERSEPSI GURU NON PENJASORKES TERHADAP …lib.unnes.ac.id/2101/1/5154.pdf · 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional dibidang pendidikan adalah upaya untuk mencerdaskan

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Kuesioner Penelitian ................................................................. 73

Lampiran 2. Analisis Validitas dan Reliabilitas Angket Penelitian .............. 78

Lampiran 3. Perhitungan Validitas dan Reliabilitas Angket Penelitian ........ 84

Lampiran 5. Usulan Penetapan Pembimbing ................................................ 88

Lampiran 6. Surat Keputusan Penetapan Dosen Pembimbing Skripsi ........ 89

Lampiran 7. Surat Permohonan Ijin Penelitian ............................................. 90

Lampiran 8. Surat Rekomendasi Ijin Penelitian dari BAPPEDA

Kabupaten Grobogan ............................................................... 91

Lampiran 9. Surat Keterangan telah Melakukan Penelitian dari SMP

Negeri Se-Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan ............... 92

Lampiran 10. Daftar Nama Guru dan Karyawan SMP Negeri

Se-Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan ........................... 95

Lampiran 11. Foto Dokumentasi Penelitian di SMP Negeri

Se-Kecamatan Gubug, Kabupaten Grobogan .......................... 99

Page 12: SURVEI PERSEPSI GURU NON PENJASORKES TERHADAP …lib.unnes.ac.id/2101/1/5154.pdf · 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional dibidang pendidikan adalah upaya untuk mencerdaskan

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pembangunan nasional dibidang pendidikan adalah upaya untuk

mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan manusia indonesia dalam

mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan

UUD 1945, yang memungkinkan warganya mengembangkan diri sebagai manusia

indonesia seuutuhnya.

Pengembangan sumber daya manusia merupakan faktor penting dalam

proses pembangunan nasional. Sumber daya manusia yang berkualitas tidak

mungkin tumbuh sendiri secara tiba–tiba, tetapi memerlukan pembinaan dan

pengembangan melalui jalur pendidikan sebagai mana tertuang dalam kebijakan

nasional yakni pemerataan kesempatan belajar, peningkatan relevansi pendidikan

dengan tuntutan pembangunan dan peningkatan mutu pendidikan.

Pendidikan memiliki peranan yang penting untuk membina manusia yang

demikian, karena hanya melalui pemenuhan pendidikanlah didapat manusia-

manusia baru yang berorientasi dalam pembangunan. Garis–Garis Besar Haluan

Negara tahun 1999 mengamanatkan bahwa kita perlu meningkatkan kualitas

lembaga pendidikan yang diselenggarakan baik oleh masyarakat maupun

pemerintah untuk mendapatkan sistem pendidikan yang efektif dan efesien dalam

menghadapi perkembangan kualitas sumber daya manusia sendiri secara terarah,

terpadu dan menyeluruh melalui berbagai upaya proaktif dan reaktif oleh seluruh

Page 13: SURVEI PERSEPSI GURU NON PENJASORKES TERHADAP …lib.unnes.ac.id/2101/1/5154.pdf · 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional dibidang pendidikan adalah upaya untuk mencerdaskan

2

komponen bangsa agar generasi muda dapat berkembang secara optimal disertai

dengan hak dukungan dan perlindungan sesuai dengan potensinya.

Dalam pembangunan nasional, semua warga Negara Indonesia dituntut

aktif ikut serta dalam pembangunan nasional. Pembangunan nasional pada

hakekatnya adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan

masyarakat Indonesia seluruhnya dengan pancasila sebagai dasar, tujuan dan

pedoman. Pembinaan dan upaya peningkatan manusia yang ditinjau pada

peningkatan kesehatan jasmani dan rohani seluruh masyarakat.

Pendidikan adalah salah satu tolak ukur yang bisa dijadikan pedoman

dalam mengukur tinggi rendahnya sumber daya manusia. Pendidikan

dimaksudkan untuk mengembangkan segala potensi yang dimiliki oleh setiap

individu, potensi-potensi tersebut apabila tidak dikembangkan hanya akan

menjadi sumber daya yang terpendam tanpa akan dapat kita lihat dan rasakan

hasilnya, untuk itu individu perlu diberi berbagai kemajuan dalam pengembangan.

Berbagai hal tersebut antara lain; konsep, prinsip, kreatifitas, tanggung jawab dan

keterampilan. Dalam Undang-undang No.20 tahun 2003 pasal 1 ayat 1 tentang

Sistem Pendidikan Nasional menjelaskan bahwa Pendidikan adalah usaha sadar

dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar

peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan agama.

Keberadaan lembaga pendidikan, kebijaksanaan dan program-programnya

telah dapat kita lihat dan rasakan di mana–mana, dan selalu berubah-ubah dalam

Page 14: SURVEI PERSEPSI GURU NON PENJASORKES TERHADAP …lib.unnes.ac.id/2101/1/5154.pdf · 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional dibidang pendidikan adalah upaya untuk mencerdaskan

3

setiap waktu. Perubahan tersebut karena adanya perbedaan dan pertentangan

antara pengalaman yang lampau dan harapan dimasa mendatang . perbedaan dan

pertentangan tersebut selalu berpusat disekitar kurikulum, proses pengajaran, dan

sumber daya manusianya. Sehingga guru pendidikan jasmani selalu menghadapi

permasalahan yang sama, mereka harus menghadapi dan memecahkan

permasalahan yang selalu tak terpecahkan.

Dewasa ini banyak dikalangan masyarakat mengeluh tentang kualitas

pendidikan formal yang sedang berjalan. Dan banyak pula pendidik profesional

yang telah memberi tanggapan balik, dan dengan kepekaan pertimbangannya,

mereka mencoba mengadakan modifikasi program, melalui program

eksperimental, memperbaharui kurikulum, dan memasukkan beberapa pelajaran

baru, serta beberapa pengalaman baru yang akan dicobakan pada setiap jenjang

pendidikan, dalam rangka meningkatkan proses pendidikan di Indonesia.

Kalau diperhatikan dengan seksama, maka setiap permasalahan pendidikan

jasmani, selalu merupakan permasalahan yang unik, karena proses pembelajaran

Penjasorkes terjadi di lapangan dan dengan mudah akan selalu mendapat persepsi

dari setiap orang yang ada di sekitarnya, tetapi yang terpenting adalah bahwa

pandangan dan pendapat tentang pendidikan jasmani selalu ditemukan di dalam

sistem pendidikan pada umumnya.

Pendidikan jasmani merupakan suatu bagian integral dari pandidikan

secara menyeluruh yang dalam proses pembelajarannya mengutamakan aktifitas

jasmani guna mendorong kebiasaan hidup sehat menuju pertumbuhan dan

Page 15: SURVEI PERSEPSI GURU NON PENJASORKES TERHADAP …lib.unnes.ac.id/2101/1/5154.pdf · 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional dibidang pendidikan adalah upaya untuk mencerdaskan

4

perkembangan jasmani, mental, sosial, dan ekonomi yang serasi, selaras dan

seimbang (Depdikbud, 2002:1067).

Pelaksanan Penjasorkes di sekolah tidak dapat lepas dari sosok seorang

guru. Guru adalah salah satu komponen manusiawi dalam proses belajar

mengajar, yang ikut berperan dalam usaha pembentukan sumber daya manusia

yang potensial di bidang pembangunan (Sardiman, 2003:125). Guru memiliki

kedudukan yang sangat penting dan tanggung jawab yang sangat besar dalam

menangani berhasil atau tidaknya program pendidikan. Menurut Sutomo

(2007:12), tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar, dan melatih.

Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup, mengajar

berarti mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, sedangkan melatih

berarti mengembangkan keterampilan-keterampilan pada siswa. Guru yang seperti

itu yang bisa dijadikan teladan bagi semuanya.

Setiap guru mempunyai tingkat kecakapan yang berbeda–beda, namun

demikian pada dasarnya guru selalu mengutamakan siswanya dalam setiap materi

pelajaran. Sebagai contoh guru penjasorkes yang tidak hanya menekankan

perkembangan siswa dari aspek psikomotor saja, tetapi juga aspek lain, yaitu

aspek kognitif dan afektif. Selain itu guru penjas juga sebagai pembimbing yang

memberikan pengarahan serta menuntun siswa belajar, tidak semata-mata sebagai

pengajar yang transfer of knowledge tetapi juga sebagai pendidik yang transfer of

values. Bukan suatu hal yang mengejutkan apabila kebanyakan guru penjasorkes

dikagumi dan menjadi idola di setiap sekolah. Kekaguman itu muncul disebabkan

karena beberapa faktor, salah satu faktor tersebut adalah kinerjanya sebagai guru

Page 16: SURVEI PERSEPSI GURU NON PENJASORKES TERHADAP …lib.unnes.ac.id/2101/1/5154.pdf · 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional dibidang pendidikan adalah upaya untuk mencerdaskan

5

penjasorkes di sekolah. Kinerja yang baik akan memunculkan tanggapan yang

positif terhadap guru penjasorkes.

Tanggapan–tanggapan itu akan muncul dari semua orang yang ada

disekitar guru penjasorkes itu sendiri. Karena setiap aktivitas maupun kinerjanya

akan dapat dilihat dengan jelas. Tidak lain adalah sesama guru yang mengajar di

sekolah setempat. Pasti banyak pandangan yang akan timbul dari masing–masing

guru non penjas tersebut. Yang nantinya pandangan–pandangan tersebut dapat

kita ambil dari sisi positifnya. Salah satunya yaitu sebagai motifasi bagi guru

penjas untuk meningkatkan kinerjanya.

Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi dalam proses pencapaian kinerja

guru secara optimal diantaranya adalah motivasi, persepsi, dan fasilitas. Motivasi

merupakan suatu bentuk dorongan yang membuat seseorang untuk melakukan

sesuatu dalam mencapai tujuan yang dikehendaki atau untuk mendapat kepuasan

dirinya. Selain motivasi, faktor lain yang mempengaruhi kinerja guru Penjaskes

yaitu persepsi, persepsi dimulai dari pengamatan dan penangkapan mengenal

obyek-obyek dan fakta-fakta melalui pengamatan panca indera, selanjutnya

dengan adanya persepsi yang baik dari guru lain terhadap kinerja guru pendidikan

jasmani olahraga dan kesehatan, diharapkan guru dapat meningkatkan kinerjanya

dalam pembelajaran. Selain dua faktor di atas, fasilitas juga sangat berperan dalam

tujuan proses pembelajaran, dengan adanya fasilitas yang memadai maka seorang

guru lebih mudah dalam melaksanakan proses pembelajaran.

Kabupaten Grobogan merupakan kabupaten terluas kedua di Jawa Tengah

setelah Kabupaten Cilacap, dan berbatasan langsung dengan 9 kabupaten lain.

Page 17: SURVEI PERSEPSI GURU NON PENJASORKES TERHADAP …lib.unnes.ac.id/2101/1/5154.pdf · 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional dibidang pendidikan adalah upaya untuk mencerdaskan

6

Sebelah barat kabupaten Grobogan berbatasan dengan kabupaten Semarang dan

Demak, sebelah utara berbatasan dengan kabupaten Kudus, Pati, dan blora,

disebelah timur berbatasan dengan kabupaten Blora, sedangkan disebelah selatan

berbatasan dengan kabupaten Sragen, Boyolali, Semarang, dan Ngawi ( Jatim ).

Mata pencaharian penduduknya petani, pedagang, buruh, guru, karyawan dan

pegawai negeri sipil. Kabupaten Grobogan juga mempunyai potensi penghasil

kayu jati, karena di Kabupaten Grobogan masih banyak hutan jati. Dibidang olah

raga Kabupaten Grobogan mempunyai tim sepak bola Persipur yang sekarang

masih mengikuti Liga Indonesia. Selain itu Pemerintah Kabupaten Grobogan juga

memperhatikan dunia pendidikan dengan ikut mensukseskan program wajib

belajar 9 tahun.

Kecamatan Gubug merupakan salah satu kecamatan yang terdapat di

kabupaten Grobogan yang sebagian mata pencaharian penduduknya adalah petani,

pedagang dan pegawai negeri sipil. Di kecamatan Gubug terdapat tiga Sekolah

Menengah Pertama Negeri yaitu SMP Negeri 1 Gubug, SMP Negeri 2 Gubug,

SMP Negeri 3 Gubug. Menurut pandangan masyarakat, ketiga sekolah tersebut

memiliki prestasi akademik yang baik dan menjadi sekolah favorit yang mampu

menghasilkan lulusan-lulusan terbaik yang mampu bersaing dengan lulusan-

lulusan dari sekolah lain.

Berdasarkan hasil observasi yang dilaksanakan pada tanggal 13 sampai

dengan 15 Januari 2009 di Sekolah Menengah Pertama Negeri Se Kecamatan

Gubug yaitu SMP Negeri 1 Gubug, SMP Negeri 2 Gubug, dan SMP Negeri 3

Page 18: SURVEI PERSEPSI GURU NON PENJASORKES TERHADAP …lib.unnes.ac.id/2101/1/5154.pdf · 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional dibidang pendidikan adalah upaya untuk mencerdaskan

7

Gubug, 27 guru non Penjas dan menggunakan metode penyebaran angket atau

kuisioner, diperoleh data sebagai berikut :

Tabel 1 Pendapat guru non penjasorkes tentang kinerja guru penjasorkes di sekolah :

No Kategori Frekuensi prosentase 1. Baik 22 81,48 % 2. Sedang 5 18,52 % 3. Kurang Baik 0 0 %

Jumlah 27 100 %

Berdasarkan data tabel diatas pendapat guru non penjasorkes terhadap

kinerja guru penjasorkes disekolah yang menyatakan baik sebesar 81,48 %, yang

menyatakan sedang sebesar 18,52 %, dan 0 % yang menyatakan kurang baik.

Tabel 2 Pendapat guru non penjasorkes mengenai penting tidaknya mata pelajaran

penjasorkes diajarkan di sekolah : No Kategori Frekuensi prosentase 1. Penting 27 100 % 2. Tidak Penting 0 0 %

Jumlah 27 100 %

Berdasarkan data table diatas pendapat guru non penjasorkes terhadap

penting tidaknya mata pelajaran penjasorkes diajarkan di sekolah yang

menyatakan penting sebesar 100 %, dan 0 % yang menyatakan tidak penting.

Tabel 3 Pendapat guru non penjasorkes terhadap profesionalisme guru penjasorkes di

sekolah : No Kategori Frekuensi prosentase 1. Sudah Profesional 19 70,37 % 2. Belum Profesional 8 29,63 %

Jumlah 27 100 %

Page 19: SURVEI PERSEPSI GURU NON PENJASORKES TERHADAP …lib.unnes.ac.id/2101/1/5154.pdf · 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional dibidang pendidikan adalah upaya untuk mencerdaskan

8

Berdasarkan data tabel di atas pendapat guru non penjasorkes terhadap

profesionalisame guru penjasorkes di sekolah yang menyatakan sudah

professional sebesar 70,73 %, sedangkan yang menyatakan belum profesional

sebesar 29,63 %.

Berdasarkan dari data ketiga tabel diatas dapat disimpulkan bahwa

sebagian besar guru non penjasorkes berpendapat bahwa kinerja guru penjasorkes

di sekolah baik dan ada beberapa guru yang menyatakan sedang terhadap kinerja

guru penjas di sekolah. Untuk penting tidaknya mata pelajaran penjasorkes

diajarkan di sekolah seluruh responden menyatakan mata pelajaran penjasorkes

penting diajarkan di sekolah. Sedangkan untuk kategori keprofesionalitasan

sebagian besar responden menyatakan sudah professional. Dari uraian

kesimpulan diatas, maka munculah suatu pertanyaan bagaimanakah kinerja guru

penjas di sekolah ?

Atas dasar pemikiran tersebut maka peneliti tertarik untuk melakukan

suatu penelitian tentang kinerja yang dilakukan oleh guru Penjasorkes di sekolah

sehingga diangkat judul : "Survei Persepsi Guru Non Penjasorkes Terhadap

Kinerja Guru Penjasorkes di SMP Negeri Se-Kecamatan Gubug Kabupaten

Grobogan”.

1.2 Rumusan Masalah

Permasalahan yang akan diangkat dalam penelitian ini adalah Bagaimana

Persepsi Guru Non Penjasorkes Terhadap Kinerja Guru Penjasorkes di SMP

Negeri Se-Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan?

Page 20: SURVEI PERSEPSI GURU NON PENJASORKES TERHADAP …lib.unnes.ac.id/2101/1/5154.pdf · 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional dibidang pendidikan adalah upaya untuk mencerdaskan

9

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang ada, maka tujuan yang hendak

dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi guru non

Penjasorkes terhadap kinerja guru Penjasorkes di SMP Negeri Se-Kecamatan

Gubug Kabupaten Grobogan.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah :

1.4.1 Bagi pihak sekolah, informasi ini nantinya dapat dijadikan sebagai bahan

masukan dalam mengambil langkah-langkah melaksanakan kinerja

pembelajaran guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan.

1.4.2 Data dari penelitian ini dapat juga digunakan sebagai pedoman khususnya

bagi guru penjas.

1.4.3 Memberi informasi kepada guru dalam peningkatan pengetahuan dan

profesionalitas untuk meningkatkan mutu pendidikan.

1.4.4 Sebagai bahan informasi untuk penelitian lebih lanjut yang menggunakan

metode survei.

1.4.5 Dan sebagai syarat bagi penulis untuk meraih gelar sarjana kependidikan.

1.5 Penegasan Istilah

Penegasan istilah dalam penelitian ini dimaksudkan untuk membatasi

ruang lingkup permasalahan yang akan diteliti untuk memperjelas batas-batasan

istilah dan untuk menghindari kesalahan penafsiran judul skripsi, serta untuk

Page 21: SURVEI PERSEPSI GURU NON PENJASORKES TERHADAP …lib.unnes.ac.id/2101/1/5154.pdf · 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional dibidang pendidikan adalah upaya untuk mencerdaskan

10

memudahkan dalam mengungkap isi dan makna serta sebagai pedoman dalam

pelaksanaan penelitian. Beberapa istilah yang perlu ditegaskan antara lain:

1.5.1 Survei

Survei adalah suatu pengambilan data dengan cara mengecek hal atau

sesuatu di lapangan (Arikunto, 1998:152). Jadi dapat disimpulkan bahwa survei

dalam penelitian ini adalah cara yang dilakukan oleh peneliti untuk mengambil

data di lapangan dengan angket.

1.5.2 Persepsi

Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh proses penginderaan,

yaitu merupakan proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat indera

atau disebut juga dengan sensoris, namun proses ini tidak berhenti begitu saja,

melainkan stimilus diteruskan dan proses selanjutnya merupakan proses persepsi.

Karena itu proses persepsi tidak dapat lepas dari proses penginderaan, dan proses

penginderaan merupakan proses pendahulu dari proses persepsi (Bimo walgito,

2003:88).

1.5.3 Kinerja

Kinerja adalah suatu hasil atau taraf kesuksesan yang dicapai oleh pekerja

dalam bidang pekerjaannya, menurut kriteria tertentu yang berlaku untuk suatu

pekerjaan tertentu dan di evaluasi oleh orang-orang tertentu.

Dalam hal ini kinerja yang mengacu pada tugas-tugas yang harus

diselesaikan oleh seorang guru. Kinerja yang berkaitan dengan tugas-tugas guru

itu menuju pada kompetensi guru yang harus dilaksanakan oleh guru tersebut

dalam rangka untuk mencapai tujuan belajar yang dikehendaki. Tujuan belajar

Page 22: SURVEI PERSEPSI GURU NON PENJASORKES TERHADAP …lib.unnes.ac.id/2101/1/5154.pdf · 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional dibidang pendidikan adalah upaya untuk mencerdaskan

11

mengubah tingkah laku siswanya, dari tidak berpengetahuan menjadi

berpengetahuan, dari tidak mempunyai ketrampilan menjadi terampil (dalam hal

memecahkan masalah). Dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah merupakan hasil

kerja tersebut memiliki ukuran atau prasyarat tertentu dan mencakup dimensi

yang cukup luas dalam arti bahwa penilaian tetap mempertimbangkan berbagai

situasi dan kondisi yang mempengaruhi hasil kerja tersebut.

1.5.4 Guru Penjasorkes

Menurut UU No. 20 th 2003 tentang system pendidikan nasional pasal 39

ayat 2 menyebutkan bahawa guru adalah tenaga profesional yang bertugas

merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai pembelajaran.

Seorang guru pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan harus

mempunyai karakteristik untuk dikatakan mampu mengajar pendidikan jasmani,

olahraga dan kesehatan yaitu: memiliki kemampuan untuk mengidentifikasikan

karakteristik anak didik, mampu membangkitkan dan memberikan kesempatan

kepada anak untuk berkreasi dan aktif dalam proses pembelajaran pendidikan

jasmani, olahraga dan kesehatan, serta mampu menumbuhkan potensi kemampuan

dan keterampilan motorik anak, mampu memberikan bimbingan dan

pengembangan anak dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan

pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan, mampu merencanakan,

melaksanakan, mengendalikan, dan menilai serta mengkoreksi dalam proses

pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan, memiliki pemahaman

dan penguasaan keterampilan gerak, memiliki pemahaman tentang unsur-unsur

kondisi fisik, memiliki kemampuan untuk menciptakan, mengembangkan, dan

Page 23: SURVEI PERSEPSI GURU NON PENJASORKES TERHADAP …lib.unnes.ac.id/2101/1/5154.pdf · 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional dibidang pendidikan adalah upaya untuk mencerdaskan

12

memanfaatkan faktor-faktor lingkungan yang ada dalam upaya mencapai tujuan

pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan, memiliki kemampuan untuk

mengidentifikasikan potensi peserta didik dalam dunia olahraga dan memiliki

kemampuan untuk menyalurkan hobinya dalam olahraga.

Penulis menyimpulkan bahwa kemampuan kerja guru pendidikan jasmani,

olahraga dan kesehatan merupakan suatu potensi untuk melakukan sesuatu hal

dalam pekerjaan, atau dengan kata lain adalah karakteristik individu seperti

intelegensi, manual skill, traits yang merupakan kekuatan potensial seseorang

untuk berbuat yang sifatnya stabil. Dalam penelitian ini peneliti tegaskan bahwa

kemampuan kerja guru pendididikan jasmani, olahraga dan kesehatan dapat

diguguskan dalam empat kemampuan dasar yaitu; kemampuan menguasai materi,

kemampuan merencanakan program belajar mengajar, kemampuan melaksanakan

atau mengelola proses mengajar, kemampuan menilai kemajuan proses belajar

mengajar.

1.5.5 Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Olahraga

Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan adalah proses pendidikan

melalui aktivitas jasmani dan proses pendidikan untuk meningkatkan kemampuan

jasmani (Adang Suherman, 2000: 23).

Menurut kurikulum SMA 2003 (Depdiknas, 2003:2) adalah ”proses

pendidikan yang memanfaatkan aktifitas jasmani yang direncanakan secara

sistematik yang bertujuan untuk mengembangkan dan meningkatkan individu

secara organik, neuromuskuler, perceptual, kognitif, dan emosional, dalam

kerangka sistem pendidikan nasional”.

Page 24: SURVEI PERSEPSI GURU NON PENJASORKES TERHADAP …lib.unnes.ac.id/2101/1/5154.pdf · 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional dibidang pendidikan adalah upaya untuk mencerdaskan

13

Seperti kegiatan pendidikan lainnya, penjasorkes direncanakan sedemikian

rupa untuk mencapai perkembangan total dari peserta didik yang mencakup bukan

saja perkembangan fisik, intelegensi, emosi, dan sosial, akan tetapi menyangkut

juga aspek moral dan spiritual, karena didalam pendidikan jasmani, olahraga dan

kesehatan sangat memperhatikan landasan-landasan kesehatan dan kematangan.

Berdasarkan pendapat-pendapat yang dikemukakan mengenai konsep-

konsep pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan dapat disimpulkan bahwa

pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan dalam pelaksanaannya memiliki

tujuan dan fungsi menumbuhkembangkan siswa dari aspek organik,

neoromuskular, kognitif, emosional, perseptual, fisik dan merupakan suatu proses

gerak manusia yang menuju pada pengembangan pola-pola perilaku manusia.

Page 25: SURVEI PERSEPSI GURU NON PENJASORKES TERHADAP …lib.unnes.ac.id/2101/1/5154.pdf · 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional dibidang pendidikan adalah upaya untuk mencerdaskan

14

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Persepsi

2.1.1.1 Tinjauan persepsi

Sejak individu dilahirkan, sejak itu pula individu secara langsung

berhubungan dengan dunia luar. Individu secara langsung menerima stimulus atau

rangsang dari luar di samping dari dirinya sendiri. Individu mengenali dunia

dengan menggunakan alat inderanya. Melaui stimulus yang diterimanya, individu

akan mengalami persepsi. Persepsi merupakan suatu proses yang di dahului oleh

penginderaan, yaitu merupakan proses berujud diterimanya stimulus oleh individu

melalui alat responnya. Stimulus yang diteruskan kepusat susunan syaraf yaitu

otak, dan terjadilah proses psikologis, sehingga individu mengalami persepsi. Ada

beberapa syarat terjadinya persepsi yaitu, adanya objek persepsi, alat indera atau

reseptor yang merupakan alat untuk menerima stimulus,dan adanya perhatian.

2.1.1.2 Pengertian persepsi

Pengertian persepsi menurut Bimo Walgito (2002:88) adalah

pengorganisasian, penginterpretasian terhadap stimulus yang diterima oleh

organisme atau individu sehingga merupakan sesuatu yang berarti dan merupakan

aktivitas integrated dalam diri individu.

Dari pengertian diatas dapat di simpulkan persepsi adalah kecakapan untuk

melihat, memahami kemudian menafsirkan suatu stimulus sehingga merupakan

Page 26: SURVEI PERSEPSI GURU NON PENJASORKES TERHADAP …lib.unnes.ac.id/2101/1/5154.pdf · 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional dibidang pendidikan adalah upaya untuk mencerdaskan

15

sesuatu yang berarti dan menghasilkan penafsiran. Selain itu persepsi merupakan

pengalaman terdahulu yang sering muncul dan menjadi suatu kebiasaan. Hal

tersebut di barengi adanya pernyataan populer bahwa “Manusia adalah korban

kebiasaan” karena 90 % dari pengalaman sensoris merupakan hal yang sehari-hari

dipersepsi dengan kebiasaan yang didasarkan pada pengalaman terdahulu yang

diulang-ulang. Sehingga mempersepsi situasi sekarang tidak lepas dari adanya

stimulus terdahulu.

Batasan persepsi yang dikemukakan oleh para ahli tersebut dapat

disimpulkan bahwa persepsi merupakan proses aktivitas kejiwaan seseorang

dalam upaya mengenali dan memahami suatu obyek tertentu berdasarkan stimulus

yang ditangkap panca inderanya, seseorang turut menentukan bentuk, sifat dan

intensitas perannya dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga ada kecenderungan

perilaku yang ditunjukkan oleh seseorang dalam menanggapi rangsangan banyak

diwarnai oleh persepsinya atas rangsangan tersebut. Dengan demikian

berdasarkan uraian diatas timbulnya suatu persepsi seseorang dengan yang lain

akan berbeda-beda tentang kinerja guru pendidikan jasmani.

2.1.1.3 Prisip - prinsip terjadinya persepsi

Prinsip-prinsip dalam persepsi adalah sebagai berikut :

1) Persepsi itu relatif

Individu bukanlah instrumen ilmiah yang mampu menyerap segala sesuatu

persis seperti keadaan sebenarnya. Dalam hubungannya dengan kerelatifan

persepsi ini, dampak pertama dari suatu perubahan rangsangan dirasakan lebih

besar daripada rangsangan yang datang kemudian.

Page 27: SURVEI PERSEPSI GURU NON PENJASORKES TERHADAP …lib.unnes.ac.id/2101/1/5154.pdf · 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional dibidang pendidikan adalah upaya untuk mencerdaskan

16

2) Persepsi itu selektif

Individu hanya memperhatikan beberapa rangsangan saja dari banyak

rangsangan yang ada disekitarnya pada saat-saat tertentu. Ini berarti bahwa

rangsangan yang diterima akan tergantung pada apa yang pernah dipelajari, apa

yang pada suatu saat menarik perhatiannya, dan kearah mana persepsi itu

mempunyai kecenderungan. Ini berarti juga bahwa ada keterbatasan dalam

kemampuan seseorang untuk menerima rangsangan.

3) Persepsi itu mempunyai tatanan

Individu menerima rangsangan tidak dengan cara senbarangan, ia akan

menerimanya dalam bentuk hubungan-hubungan atau kelompok-kelompok. Jika

rangsangan yang akan dating tidak lengkap, ia akan melengkapinya sendiri

sehingga hubungan itu menjadi jelas.

4) Persepsi dipengaruhi oleh harapan dan kesiapan

Harapan dan kesiapan penerima rangsangan akan menentukan rangsangan

mana yang akan dipilih untuk diterima, selanjutnya bagaimana rangsangan yang

dipilih itu akan ditata dan demikian pula bagaimana rangsangan itu akan

diinterpretasikan.

5) Persepsi seseorang atau kelompok dapat jauh berbeda dengan persepsi orang

atau kelompok lain sekaligus situasinya sama.

Perbedaan persepsi dapat ditelusuri pada adanya perbedaan-perbedaaan

individual, perbedaan kepribadian, perbedaan dalam sikap atau motivasi.

Page 28: SURVEI PERSEPSI GURU NON PENJASORKES TERHADAP …lib.unnes.ac.id/2101/1/5154.pdf · 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional dibidang pendidikan adalah upaya untuk mencerdaskan

17

2.1.1.4 Faktor - faktor yang mempengaruhi persepsi

Timbulnya persepsi dimulai dari tahap penerimaan rangsangan dari luar

maupun dari dalam individu. Menurut Bimo Walgito (2003:89), terdapat beberapa

faktor yang berperan dalam persepsi, yaitu:

1) Objek yang di persepsi

Objek menimbulkan stimulus yang mengenai alat indera atau reseptor.

Stimulus dapat datang dari luar individu yang mempersepsi, tetapi juga dapat

datang dari dalam diri individu yang bersangkutan yang langsung mengenai syaraf

penerima yang bekerja sebagai reseptor. Namun sebagian terbesar stimulus datang

dari luar individu.

2) Alat indera, syaraf, dan pusat susunan syaraf

Alat indera atau reseptor merupakan alat untuk menerima stimulus.

Disamping itu juga harus ada syaraf sensoris sebagai alat untuk meneruskan

stimulus yang diterima reseptor ke pusat susunan syaraf, yaitu otak sebagai pusat

kesadaran. Sebagai alat untuk mengadakan respon diperlukan syaraf motoris.

3) Perhatian

Untuk menyadari atau untuk mengadakan persepsi diperlukan adanya

perhatian, yaitu merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam

rangka mengadakan persepsi. Perhatian merupakan pemusatan atau konsentrasi

dari seluruh aktivitas individu yang ditujukan kepada sesuatu atau sekumpulan

objek.

Page 29: SURVEI PERSEPSI GURU NON PENJASORKES TERHADAP …lib.unnes.ac.id/2101/1/5154.pdf · 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional dibidang pendidikan adalah upaya untuk mencerdaskan

18

2.1.2 Kinerja

2.1.2.1 Pengertian Kinerja

Kinerja merupakan salah satu yang patut diperhatikan dalam rangka

peningkatan produktivitas kerja suatu organisasi atau perusahaan dalam upaya

peningkatan produknya agar mampu bertahan maupun dapat meningkatkan

keunggulan ditengah pasar-pasar persaingan yang sangat kuat. Pengertian kinerja

menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah “prestasi yang diperlihatkan

kemampuan kerja, sesuatu yang diharapkan.

Kinerja yang berkaitan dengan tugas-tugas guru itu menuju kepada

kompetensi guru yang harus dilaksanakan oleh guru tersebut dalam rangka untuk

mencapai tujuan belajar yang dikehendaki. Tujuan belajar mengubah tingkah laku

siswanya, dari tidak berpengetahuan menjadi berpengetahuan, dari tidak

mempunyai keterampilan menjadi terampil (dalam hal memecahkan masalah).

Kinerja hampir sama dengan prestasi kerja yaitu perbandingan antara hasil

kerja yang secara nyata dengan standart kerja yang ditetapkan. Dalam hal ini

kinerja lebih memfokuskan pada hasil kerjanya. Selain itu, istilah kinerja

diterjemahkan dari kata “performance” yang juga berarti prestasi kerja,

pelaksanaan kerja, pencapaian kerja, atau hasil kerja/unjuk kerja/penampilan

kerja.

Dari uraian-uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah

merupakan hasil kerja tersebut memiliki ukuran atau prasyarat tertentu dan

mencakup dimensi yang cukup luas dalam arti bahwa penilaian tetap

mempertimbangkan berbagai situasi dan kondisi yang mempengaruhi hasil kerja

Page 30: SURVEI PERSEPSI GURU NON PENJASORKES TERHADAP …lib.unnes.ac.id/2101/1/5154.pdf · 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional dibidang pendidikan adalah upaya untuk mencerdaskan

19

tersebut. Kinerja guru adalah unjuk kerja. Unjuk kerja yang terkait dengan tugas

yang diemban dan merupakan tanggung jawab profesionalnya.

2.1.2.2 Kinerja Guru

Kinerja guru adalah kemampuan dan usaha guru untuk melaksanakan

tugas pembelajaran sebaik-baiknya dalam perencanaan program pengajaran,

pelaksanaan kegiatan pembelajaran dan evaluasi hasil pembelajaran. Kinerja guru

yang dicapai harus berdasarkan standar kemampuan profesional selama

melaksanakan kewajiban sebagai guru di sekolah.

Guru menjadi salah satu faktor yang menentukan keberhasilan siswa. Guru

sangat berperan dalam meningkatkan proses belajar mengajar, maka dari itu

seorang Guru dituntut untuk memiliki berbagai kompetensi dasar dalam proses

belajar mengajar.

Dalam kaitannya dengan kinerja guru dalam melaksanakan kegiatan

belajar mengajar, maka dapat dikemukakan Tugas Keprofesionalan Guru menurut

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 pasal 20, tentang

Guru dan Dosen adalah merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses

pembelajaran yang bermutu, serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran.

Kinerja Guru yang baik tentunya tergambar pada penampilan mereka baik

dari penampilan kemampuan akademik maupun kemampuan profesi menjadi guru

artinya mampu mengelola pengajaran di dalam kelas dan mendidik siswa di luar

kelas dengan sebaik-baiknya.

Pada umumnya unsur-unsur yang perlu diadakan penilaian dalam proses

penilaian kinerja guru adalah sebagai berikut:

Page 31: SURVEI PERSEPSI GURU NON PENJASORKES TERHADAP …lib.unnes.ac.id/2101/1/5154.pdf · 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional dibidang pendidikan adalah upaya untuk mencerdaskan

20

1) Kesetiaan

Kesetiaan yang dimaksud adalah tekad dan kesanggupan untuk menaati,

melaksanakan dan mengamalkan sesuatu yang ditaati dengan penuh kesabaran

dan tanggung jawab.

2) Prestasi Kerja

Prestasi kerja adalah kinerja yang dicapai oleh seorang tenaga kerja dalam

melaksanakan tugas dan pekerjaan yang diberikan kepadanya.

3) Tanggung Jawab

Tanggung jawab adalah kesanggupan seorang tenaga kerja dalam

menyelesaikan tugas dan pekerjaan yang diserahkan kepadanya dengan sebaik-

baiknya dan tepat waktu serta berani membuat risiko atas keputusan yang

diambilnya.

Untuk mengukur adanya tanggung jawab dapat dilihat dari:

− Kesanggupan dalam melaksanakan perintah dan kesanggupan kerja.

− Kemampuan menyelesaikan tugas dengan tepat dan benar.

− Melaksanakan tugas dan perintah yang diberikan sebaik-baiknya.

4) Ketaatan

Ketaatan adalah kesanggupan seorang tenaga kerja untuk menaati segala

ketetapan, peraturan yang berlaku dan menaati perintah kedinasan yang diberikan

atasan yang berwenang.

Page 32: SURVEI PERSEPSI GURU NON PENJASORKES TERHADAP …lib.unnes.ac.id/2101/1/5154.pdf · 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional dibidang pendidikan adalah upaya untuk mencerdaskan

21

5) Kejujuran

Kejujuran adalah ketulusan hati seorang tenaga kerja dalam melaksanakan

tugas dan pekerjaan serta kemampuan untuk tidak menyalah gunakan wewenang

yang telah diberikan kepadanya.

6) Kerja Sama

Kerja sama adalah kemampuan tenaga kerja untuk bekerja bersama-sama

dengan orang lain dalam menyelesaikan suatu tugas dan pekerjaan yang telah

ditetapkan sehingga mencapai daya guna dan hasil guna yang sebesar-besarnya.

Keberhasilan atau kegagalan suatu organisasi tergantung pada orang yang

terlibat dalam organisasi tersebut. Untuk itu penting adanya kerjasama yang baik

diantara semua pihak dalam organisasi baik dengan teman sejawat, atasan maupun

bawahannya dalam organisasi sehingga semua kegiatan dapat berjalan dengan

baik dan tujuan organisasi dapat dicapai.

Kriteria adanya kerjasama dalam organisasi adalah:

− Kesadaran karyawan untuk bekerja dengan teman sejawat, atasan maupun

bawahan.

− Adanya kemauan untuk membantu teman yang mengalami kesulitan dalam

melaksanakan tugas.

− Adanya kemauan untuk memberi dan menerima kritik dan saran.

− Bagaimana tindakan seseorang apabila mengalami kesulitan dalam

melaksanakan tugasnya atau pekerjaannya.

Page 33: SURVEI PERSEPSI GURU NON PENJASORKES TERHADAP …lib.unnes.ac.id/2101/1/5154.pdf · 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional dibidang pendidikan adalah upaya untuk mencerdaskan

22

7) Prakarsa

Prakarsa adalah kemampuan seseorang tenaga kerja untuk mengambil

keputusan langkah-langkah atau melaksanakan suatu tindakan yang diperlukan

dalam melaksanakan tugas pokok tanpa menunggu perintah dan bimbingan dari

atasan.

8) Kepemimpinan

Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang untuk meyakinkan orang

lain sehingga dapat dikerahkan secara maksimal untuk melaksanakan tugas

pokok. Kepemimpinan yang dimaksud disini adalah kemampuan guru dalam

melaksanakan kegiatan belajar mengajar menyangkut kegiatan merencanakan

pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu, serta menilai

dan mengevaluasi hasil pembelajaran mengarah pada tercapainya kompetensi

dasar yang harus dikuasai siswa terkait dengan pengetahuan, keterampilan dan

sikap serta nilai yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak yang

idealnya diselesaikan siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran.

2.1.3 Guru Penjasorkes

Menurut UU No.20 th 2003 tentang sistem pendidikan nasional pasal 29

ayat 2 menyebutkan bahwa guru adalah tenaga professional yang bertugas

merencanakan, melaksanakan proses pembelajaran, dan menilai pembelajaran.

Tugas yang diemban seorang guru bukanlah hal yang ringan karena

sebagian dari masa depan generasi muda terletak ditangan guru. Bagaimana cara

guru pendidikan mengajar saat ini akan menentukan kualitas generasi.

Page 34: SURVEI PERSEPSI GURU NON PENJASORKES TERHADAP …lib.unnes.ac.id/2101/1/5154.pdf · 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional dibidang pendidikan adalah upaya untuk mencerdaskan

23

Guru merupakan profesi atau pekerjaan yang memerlukan keahlian khusus

dan tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang diluar bidang kependidikan,

walaupun dalam kenyataannya masih ada orang diluar kependidikan yang

melakukannya, sehingga pengakuan terhadap profesi guru semakin berkurang

karena masih saja ada orang memaksa diri menjadi guru walaupun sebenarnya

yang bersangkutan tidak dipersiapkan untuk itu.

2.1.4 Guru

Guru merupakan jabatan atau profesi yang memerlukan keahlian khusus

sebagai guru. Pekerjaan tersebut tidak dapat dilakukan oleh orang yang tidak

mempunyai keahlian untuk melakukan kegiatan atau pekerjaan sebagai guru.

Guru mempunyai dua fungsi istimewa yang sekaligus membedakannya dari

pegawai atau pekerja lainnya dalam masyarakat, yakni mengadakan suatu

jembatan antara sekolah dengan luar sekolah, serat mengadakan hubungan antara

dunia muda dengan dunia dewasa dalam konteks pembelajaran.

Profesi sebagai pengajar menjadikan tugas guru secara langsung

menyentuh manusia menyangkut kepetingan dan kebutuhannya untuk tumbuh dan

berkembang ke arah kedewasaan dan kamandirian melalui proses pembelajaran.

Pengajaran yang dilakukan oleh guru itu dilaksanakan dalam interaksi edukatif

antara guru dan murid yaitu antara keadaan internal dan proses kognitif siswa.

Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung

serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbale balik yang

berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Ini berarti

Page 35: SURVEI PERSEPSI GURU NON PENJASORKES TERHADAP …lib.unnes.ac.id/2101/1/5154.pdf · 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional dibidang pendidikan adalah upaya untuk mencerdaskan

24

bahwa keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan banyak tergantung pada

bagaimana proses belajar mengajar dapat berlangsung secara efektif dan efisien.

Belajar merupakan hal yang penting dan utama dalam proses belajar mengajar.

Hal ini disebabkan pemahaman guru tentang belajar akan mempengaruhi cara

guru itu mengajar. Mengajar bukan sekedar penyampaian ilmu pengetahuan,

melainkan terjadinya interaksi manusiawi dengan berbagai aspeknya yang cukup

kompleks. Kedudukan guru yang strategis ini kemudian diperlukan

perwujudannya melalui kinerja guru. Kinerja guru dalam roses belajar mengajar

pada hakekatnya peranan guru sesuai dengan tanggung jawab dan tugasnya.

Peters mengemukakan tugas dan tanggung jawab guru, yaitu :

1) Guru sebagai pengajar.

2) Guru sebagai pembimbing.

3) Guru sebagai administrasi kelas.

Sedangkan Amstrong membagi tugas dan tanggung jawab dalam lima

kategori, yakni :

1) Tanggung jawab dalam pengajaran

2) Tanggung jawab dalam memberikan bimbingan

3) Tanggung jawab memberikan kurikulum

4) Tanggung jawab dalam mengembangkan prestasi

5) Tanggung jawab dalam membina masyarakat.

(Sudjana, 2004:15)

Menurut Uzer Usman (2005) peran guru dalam proses belajar mengajar

meliputi :

Page 36: SURVEI PERSEPSI GURU NON PENJASORKES TERHADAP …lib.unnes.ac.id/2101/1/5154.pdf · 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional dibidang pendidikan adalah upaya untuk mencerdaskan

25

1) Guru sebagai demonstrator

Guru dalam peranannya sebagai demonstrator, lecture, atau pengajar,

senantiasa harus menguasai bahan atau meteri pelajaran yang akan diajarkan serta

senantiasa mengembangkannya dalam arti meningkatkan kemampuannya dalam

hal ilmu yang dimilikinya karena hal ini sangat menentukan hasil belajar yang

dicapai oleh siswa. Seorang guru hendaknya mampu terampil dalam merumuskan

TIK, memahami kurikulum, dan dia sendiri sebagai sumber belajar terampil dan

memberikan informasi kepada kelas. Akhirnya seorang guru akan dapat

memainkan peranannya sebagai pengajar yang baik apabila ia menguasai dan

mampu melaksanakan ketrampilan-ketrampilan tugasnya.

2) Guru sebagai pengelola kelas

Guru dalam peranannya sebagai pengelola kelas (learning manager), harus

mampu mengelola kelas sebagai lingkungan belajar erta merupakan aspek

lingkungan sekolah yang perlu diorganisasi. Kualitas dan kantitas belajar siswa

tergantung banyak factor, antara lain guru, hubungan pribadi antar siswa, serta

kondisi umum dan suasana. Dan guru sebagai manajer hendaknya mampu

memimpin kegiatan belajar yang efektif serta efisien dengan hasil yang optimal.

Sebagai manajer lingkungan belajar guru hendaknya mampu menggunakan

pengetahuan tentang teori-teori belajar mengajar dan teori perkembangan

sehingga kemungkinan untuk menciptakan situasi belajar mengajar yang

menimbulkan kegiatan belajar pada siswa akan mudah dilaksanakan dan sekaligus

memudahkan pencapaian tujuan yang diharapkan.

Page 37: SURVEI PERSEPSI GURU NON PENJASORKES TERHADAP …lib.unnes.ac.id/2101/1/5154.pdf · 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional dibidang pendidikan adalah upaya untuk mencerdaskan

26

3) Guru sebagai mediator dan fasilitator

Sebagai mediator, guru harusnya memiliki pengetahuan dan pemahaman

yang cukup tentang media pendidikan karena media pendidikan merupakan alat

komunikasi untuk lebih mengefektifkan proses belajar mengajar. Sedangkan

sebagai fasilitator, guru harus mampu mengusahakan sumber belajar yang

berguna serta dapat menunjang pencapaian tujuan dan proses belajar mengajar,

baik yang berupa nara sumber, buku teks, majalah maupun surat kabar.

4) Guru sebagai evaluator

Dalam proses belajar mengajar guru harus dapat menjadi seorang evaluator

yang baik. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengetahui apakh tujuan yang telah

dirumuskan itu tercapai atau belum, dan apakah materi yang disjarkan sudah

cukup tepat. Semua pertanyaan tersebut akan dapat dijawab melalui kegiatan

evaluasi atau penilaian. Dengan penilaian, guru dapat mengetahui keberhasilan

pencapaian tujuan, penguasaan siswa terhadap pelajaran, serta ketetapan atau

keefektifan metode mengajar. Tujuan lain dari penilaian diantaranya ialah untuk

mengetahui kedudukan siswa atau kelompoknya. Dengan penilaian, gurur dapat

mengklarifikasikan apakah seorang siswa kelompok siswa yang pandai, sedang,

kurang atau cukup baik jika dibandingkan dengan teman-temannya.

2.1.5 Kompetensi Guru

Profesi guru adalah sebuah pernyataan bahwa seseorang melakukan

tugasnya dengan penuh tanggung jawab. Oleh karena itu guru sebagai profesi

mempunyai tanggung jawab yang multidimensional. Atas dasar tanggung jawab

Page 38: SURVEI PERSEPSI GURU NON PENJASORKES TERHADAP …lib.unnes.ac.id/2101/1/5154.pdf · 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional dibidang pendidikan adalah upaya untuk mencerdaskan

27

itu maka tingkat komitmen dan kepedulian terhadap tugas pokok harus

dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, tanggung jawab dalam mengajar,

membimbing, dan melatih serta mendidik mereka yang dipertanggungjawabkan.

Dalam melaksanakan tugas sehari-hari di sekoalah, antara guru pendidikan

jasmani, olahraga dan kesehatan dan guru bidang studi yang lain membutuhkan

kompetensi (kemampuan) dasar yang hampir sama. Seorang guru yang

melaksanakan tugasnya disekolah harus memiliki kemampuan dasar yang dikenai

dengan istilah sepuluh kompetensi dasar, dan oleh Sunaryo (1989:xiii) “sepuluh

kompetensi tersebut adalah 1) menguasai bahan pelajaran sekolah, 2) menguasai

proses belajar mengajar, 3) menguasai pengelolaan kelas, 4) menguasai

penggunaan media dan sumber, 5) menguasai dasar-dasar kependidikan, 6) dapat

mengelola interaksi kelas, 7) dapat mengevaluasi hasil belajar siswa, 8)

memahami fungsi bimbingan dan penyuluhan, 9) memahami dan menguasai

administrasi sekolah, 10) memahami prinsip-prinsip dan dapat menafsirkan hasil

penelitian kependidikan”.

Peraturan Menteri pendidikan Nasional No 16 tahun 2007 Tanggal 4 mei

Tahun 2007, mengenai Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru

mencakup empat Kompetensi utama yakni Kompetensi Kepribadian, Pedagogik,

Profesional, dan Sosial:

1) Kompetensi kepribadian

− Bertindak sesuai dengan norma agama, hokum, social, dan kebudayaan

Nasional Indonesia.

Page 39: SURVEI PERSEPSI GURU NON PENJASORKES TERHADAP …lib.unnes.ac.id/2101/1/5154.pdf · 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional dibidang pendidikan adalah upaya untuk mencerdaskan

28

− Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlaq mulia, dan teladan

bagi peserta didika dan masyarakat.

− Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif dan

berwibawa.

− Menunjukkan etos kerja, tanggungjawab yang tinggi, rasa bangga menjadi

guru, dan rasa peracaya diri.

− Menjunjung tinggi kode etik profesi guru.

2) Kompetensi pedagogik

− Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, sosial,

kultural, emosional, dan intelektual.

− Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik

− Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan bidang pengembangan

yang diampu.

− Menyelenggarakan kegiatan pengembangan yang mendidik.

− Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan

penyelenggaraan kegiatan pengembangan yang mendidik.

− Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk

mengaktualisasikan potensi yang dimiliki.

− Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik.

− Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar.

− Memanfaatkan hasil penilaian dan efaluasi untuk kepentingan pembelajaran.

− Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran.

Page 40: SURVEI PERSEPSI GURU NON PENJASORKES TERHADAP …lib.unnes.ac.id/2101/1/5154.pdf · 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional dibidang pendidikan adalah upaya untuk mencerdaskan

29

3) Kompetensi Profesional

− Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola piker keilmuan yang

mendukung mata pelajaran yang diampu.

− Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran/bidang

pengembangan yang diampu.

− Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif.

− Mengembangkan keprofwesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan

tindakan reflektif.

− Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi

dan mengembangkan diri.

4) Kompetensi Sosial

− Bersikap inklusif, bertindak objektif, serta tidak diskriminatif karena

pertimbangan jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang

keluarga, dan status social ekonomi.

− Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama pendidik,

tenaga kependidikan, orang tua, dan masyarakat.

− Beradaptasi di tempat bertugas diseluruh Wilayah Republik Indonesia yang

memiliki keragaman sosial budaya.

− Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain secara

lisan dan tulisan atau bentuk lain.

Page 41: SURVEI PERSEPSI GURU NON PENJASORKES TERHADAP …lib.unnes.ac.id/2101/1/5154.pdf · 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional dibidang pendidikan adalah upaya untuk mencerdaskan

30

2.1.6 Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan

2.1.6.1 Pengertian Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan

Pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan adalah mata pelajaran yang

merupakan bagian dari pendidikan keseluruhan yang dalam proses

pembelajarannya mengutamakan aktivitas jasmani dan kebiasaan hidup sehat

menuju pada pertumbuhan dengan pengembangan jasmani, mental, sosial dan

emosional yang selaras, serasi dan seimbang.

Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan menurut Soepartono (2000:1)

merupakan pendidikan yang menggunakan aktifitas fisik sebagai media utama

untuk mencapai tujuan. Bentuk-bentuk aktifitas yang digunakan oleh anak sekolah

adalah bentuk gerak olahraga sehingga kurikulum pendidikan jasmani di sekolah

diajarkan menurut cabang-cabang olahraga.

Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan adalah mata pelajaran yang

merupakan bagian pendidikan keseluruhan yang dalam proses pembelajarannya

mengutamakan aktifitas jasmani dan kebiasaan hidup sehat menuju pada

pertumbuhan dan pengembangan jasmani, mental sosial dan emosional yang

selaras, serasi dan seimbang.

Pendidikan olahraga dan kesehatan adalah upaya pendidikan yang diluar

sekolah (masyarakat, klinik atau lingkungan). Dengan kata lain pendidikan

kesehatan adalah segala bentuk upaya sengaja dan berencana yang mencakup

kombinasi metode untuk memfasilitaskan perilaku untuk beradaptasi yang

kondusif bagi kesehatan.

Page 42: SURVEI PERSEPSI GURU NON PENJASORKES TERHADAP …lib.unnes.ac.id/2101/1/5154.pdf · 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional dibidang pendidikan adalah upaya untuk mencerdaskan

31

Seperti kegiatan pendidikan lainnya, pendidikan jasmani, olahraga dan

kesehatan direncanakan sedemikian rupa untuk mencapai perkembangan total dari

peserta didik yang mencakup bukan saja perkembangan fisik, intelegensi, emosi,

dan sosial, akan tetapi menyangkut juga aspek moral dan spiritual, karena didalam

pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan sangat memperhatikan landasan-

landasan kesehatan dan kematangan.

Berdasarkan pendapat-pendapat yang dikemukakan mengenai konsep-

konsep pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan dapat disimpulkan bahwa

pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan dalam pelaksanaannya memiliki

tujuan dan fungsi menumbuhkembangkan siswa dari aspek organik,

neoromuskular, kognitif, emosional, perseptual, fisik dan merupakan suatu proses

gerak manusia yang menuju pada pengembangan pola-pola perilaku manusia.

a) Tujuan Pendidikan Jasmani, olahraga dan kesehatan

Menurut Depdiknas (2003:2) menyatakan tujuan pendidikan jasmani,

olahraga dan kesehatan sebagai berikut:

1) Meletakkan landasan karakter yang kuat melalui nilai dalam pendidikan

jasmani, olahraga dan kesehatan

2) Membangun landasan kepribadian yang kuat, sikap cinta damai, sikap

sosial dan toleransi dalam kontek kemajemukan budaya etnis dan agama.

3) Menumbuhkan kemampuan berfikir kritis melalui tugas-tugas

pembelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan.

4) Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggung jawab, kerja

sama, percaya diri dan demokratis melalui aktivitas jasmani.

Page 43: SURVEI PERSEPSI GURU NON PENJASORKES TERHADAP …lib.unnes.ac.id/2101/1/5154.pdf · 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional dibidang pendidikan adalah upaya untuk mencerdaskan

32

5) Mengembangkan keterampilan gerak dan keterampilan teknik serta

strategi berbagai permainan dan olahraga, aktivitas pengembangan, senam,

aktivitas ritmik, akuatik, dan pendidikan luar kelas.

6) Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya

pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat

melalui berbagai aktivitas jasmani.

7) Mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri sendiri dan

orang lain.

8) Mengetahui dan memahami konsep aktivitas jasmani sebagai informasi

untuk mencapai kesehatan, kebugaran, dan pola hidup sehat.

9) Mampu mengisi waktu luang dengan aktivitas jasmani yang bersifat

rekreatif.

b) Fungsi Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan

Fungsi pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan menurut Depdiknas

(2003:4-6) meliputi berbagai aspek, yaitu: aspek organik, aspek neuromuskuler,

aspek perseptual, aspek kognitif, aspek sosial, dan aspek emosional.

1) Aspek organik meliputi:

a. Menjadikan fungsi sistem tubuh menjadi lebih baik sehingga

individual dapat memahami tuntutan lingkunganya secara memadai

serta memiliki landasan untuk pengembangan keterampilan.

b. Meningkatkan daya tahan yaitu kemampuan otot atau kelompok otot

untuk menahan kerja dalam waktu yang lama.

Page 44: SURVEI PERSEPSI GURU NON PENJASORKES TERHADAP …lib.unnes.ac.id/2101/1/5154.pdf · 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional dibidang pendidikan adalah upaya untuk mencerdaskan

33

c. Meningkatkan kekuatan yaitu jumlah tenaga maksimal yang

dikeluarkan oleh otot atau kelompok otot.

d. Meningkatkan daya tahan kardiovaskuler, kapasitas individual untuk

melakukan aktivitas yang berat secara terus menerus dalam waktu

relatif lama.

e. Meningkatkan fleksibilitas, yaitu rentang gerak dalam persendian

yang diperlukan untuk menghasilkan gerakan yang efisien dan

mengurangi cidera.

2) Aspek neuromuskuler meliputi:

a. Meningkatkan keharmonisan antara fungsi saraf dan otot.

b. Mengembangkan keterampilan lokomotor, seperi; berjalan, berlari,

meloncat, melompat, meluncur, melangkah, mendorong, menderap,

bergulir, dan menarik.

c. Mengembangkan ketrampilan non-lokomotor, seperti; mengayun,

melengkung, meliuk, bergoyang, meregang, menekuk, menggantung,

membongkok.

d. Mengembangkan faktor-faktor gerak, seperti; ketepatan, irama, rasa

gerak, power, waktu reaksi, kelincahan.

e. Mengembangkan keterampilan dasar manipulatif, seperti; memukul,

menendang, menagkap, berhenti, melempar, mengubah arah,

memantulkan, bergulir,memvoli.

Page 45: SURVEI PERSEPSI GURU NON PENJASORKES TERHADAP …lib.unnes.ac.id/2101/1/5154.pdf · 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional dibidang pendidikan adalah upaya untuk mencerdaskan

34

f. Mengembangkan keterampilan olahraga, seperti; sepak bola, softball,

bola voli, bola basket, baseball, atletik, tenis, beladiri, dan lain

sebagainya.

g. Mengembangkan keterampilan rekreasi, seperti; menjelajah, mendaki,

berkemah, berenang.

3) Aspek perseptual meliputi:

a. Mengembangkan kemampuan menerima dan membedakan isyarat.

b. Mengembangkan hubungan-hubungan yang berkaitan dengan tempat

atau ruang, yaitu kemampuan mengenali obyek yang ada didepan,

belakang, bawah, sebelah kanan, sebelah kiri.

c. Mengembangkan koordinasi gerak visual, yaitu; kemampuan

mengkoordinasikan pandangan dengan keterampilan gerakan yang

melibatkan tangan, tubuh dan kaki.

d. Mengembangkan keseimbangan tubuh yaitu; kemampuan

memepertahankan keseimbangan statis dan dinamis.

e. Mengembangkan dominasi yaitu konsistensi dalam menggunakan

tangan atau kaki kanan atau kaki kiri dalam melempar dan

menendang.

f. Mengembangkan lateralis, yaitu; kemampuan membedakan antara sisi

kanan, atau sisi kiri tubuh diantara bagian dalam kanan atau kiri

tubuhnya sendiri.

g. Mengembankan image tubuh, yaitu; kesadaran bagian tubuhatau

seluruh tubuh dan hubunganya tempat atau ruang.

Page 46: SURVEI PERSEPSI GURU NON PENJASORKES TERHADAP …lib.unnes.ac.id/2101/1/5154.pdf · 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional dibidang pendidikan adalah upaya untuk mencerdaskan

35

4) Aspek kognitif meliputi:

a. Mengembangkan kemampuan menggali, menemukan sesuatu,

memahami, memperoleh pengetahuan dan membuat keputusan.

b. Meningkatkan pengetahuan peraturan permainan, keselamatan dan

etika.

c. Mengembangkan kemampuan penggunaan strategi dan teknik yang

terlibat dalam aktivitas yang terorganisasi.

d. Meningkatkan pengetahuan bagaimana fungsi tubuh dan hubunganya

dengan aktivitas jasmani.

e. Menghargai kinerja tubuh; penggunaan pertimbangan yang

berhubungan dengan jarak, waktu, tempat, bentuk, kecepatan, dan

arah yang digunakan dalam mengimplementasikan aktivitas dan

dirinya.

f. Meningkatkan pemahaman tentang memecahkan memecahkan

problem-problem perkembangan melalui gerak.

5) Aspek sosial meliputi:

a. Menyesuaikan diri dengan orang lain dan lingkungan dimana berada.

b. Mengembangkan kemampuan membuat pertimbangan dan keputusan

dalam situasi kelompok.

c. Belajar komunikasi dengan orang lain.

d. Mengembangkan kemampuan bertukar pikiran dan mengevaluasi ide

dalam kelompok.

Page 47: SURVEI PERSEPSI GURU NON PENJASORKES TERHADAP …lib.unnes.ac.id/2101/1/5154.pdf · 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional dibidang pendidikan adalah upaya untuk mencerdaskan

36

e. Mengembangkan kepribadian, sikap dan nilai agar dapat berfungsi

sebagai anggota masyarakat.

f. Mengembangkan rasa memiliki dan rasa diterima dimasyarakat.

g. Mengembangkan sifat-sifat kepribadian yang positif.

h. Belajar menggunakan waktu luang yang konstruktif.

i. Mengembangkan sikap yang mencerninkan karakter moral yang baik.

6) Aspek emosional meliputi:

a. Mengembangkan reaksi yang positif sebagai penonton.

b. Mengembangkan respon yang sehat terhadap aktivitas jasmani.

c. Melepas ketegangan melalui aktivitas fisik yang tepat.

d. Memberikan saluran untuk mengekspresikan diri dan kreativitas.

e. Menghargai pengalaman estetika dari berbagai aktivitas yang relevan.

7) Strategi Pembelajaran

Menurut Tim pengajar Microteching (2005:8) mengatakan strategi

pembelajaran mencakup tata muka dan pengetahuan belajar. ”Strategi

pembelajaran yang berupa tatap muka terkait dengan pemilihan pendekatan,

metode, teknik, dan media pembelajaran.

Page 48: SURVEI PERSEPSI GURU NON PENJASORKES TERHADAP …lib.unnes.ac.id/2101/1/5154.pdf · 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional dibidang pendidikan adalah upaya untuk mencerdaskan

37

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Penentuan Populasi dan Sampel Penelitian

Metode penelitian adalahilmu pengetahuan yang membicarakan mengenai

cara-cara melaksanakan penelitian yang berdasarkan fakta-fakta atau gejala-gejala

secara ilmiah. Penggunaan metode harus disesuaikan dengan permasalahan yang

dikaji agar diperoleh hasil dan simpulan yang tepat.

3.1.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan dari subyek penelitian (Suharsimi Arikunto,

2006: 130).

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah guru non Penjasorkes

di SMP Negeri se-Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan tahun 2008 / 2009,

yang berjumlah 3 sekolahan dengan jumlah guru non Penjasorkes 95 guru.

Tabel 4 Jumlah Guru di SMP Negeri Se- Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan

No Nama Sekolah Jumlah Guru Non Penjas Jumlah Guru Penjas

1 SMP Negeri 1 Gubug 36 3

2 SMP Negeri 2 Gubug 40 2

3 SMP Negeri 3 Gubug 19 1

Jumlah Total 95 6

Page 49: SURVEI PERSEPSI GURU NON PENJASORKES TERHADAP …lib.unnes.ac.id/2101/1/5154.pdf · 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional dibidang pendidikan adalah upaya untuk mencerdaskan

38

3.1.2 Sampel

Sampel adalah sebagian populasi yang diteliti (Suharsimi Arikunto, 2006:

131). Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan total sampling. Dari

keseluruhan jumlah Guru Non Penjasorkes yang ada di SMP Negeri se-

Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan tahun 2008 / 2009.

Tabel 5 Jumlah Guru Non Penjasorkes di SMP Negeri Se- Kecamatan Gubug Kabupaten

Grobogan No Nama Sekolah Jumlah Guru Non Penjas

1 SMP Negeri 1 Gubug 36

2 SMP Negeri 2 Gubug 40

3 SMP Negeri 3 Gubug 19

Jumlah Total 95

3.1.3 Variabel Penelitian

Variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi perhatian suatu

penelitian. Variabel dalam penelitian ini adalah ”Persepsi guru non Penjasorkes

terhadap kinerja guru Penjasorkes”.

3.1.4 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti

dalam mengumpulkan data agar pekerjaan lebih mudah dan hasilnya akan lebih

baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga mudah diolah.

(Suharsimi Arikunto, 2006:151).

Page 50: SURVEI PERSEPSI GURU NON PENJASORKES TERHADAP …lib.unnes.ac.id/2101/1/5154.pdf · 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional dibidang pendidikan adalah upaya untuk mencerdaskan

39

Keberhasilan suatu penelitian ditentukan oleh instrumen yang dipakai,

sebab data yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan penelitian dan menguji

hipotesisis diperoleh melalui instrumen sebagai alat pengumpul data harus betul-

betul dirancang dan dibuat sedemikian rupa sehingga data empiris dapat diperoleh

sebagaimana adanya.

Apabila sudah ada instrumen yang terstandar, maka peneliti boleh

meminjam dan menggunakan untuk mengumpulkan data. Dan bagi instrumen

yang belum ada persediaan di Lembaga Pengukuran dan Penilaian, maka peneliti

harus menyusun sendiri, mulai dari merencanakan, menyusun, mengadakan uji

coba dan merevisi (Suharsimi Arikunto, 2006: 166).

Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: kuesioner

yang dibagikan kepada guru non bidang studi pendidikan jasmani olahraga

kesehatan yang mengajar di SMP Negeri se-Kecamatan Gubug Kabupaten

Grobogan yang meliputi beberapa kompetensi pertanyaan antara lain dengan kisi-

kisi:

Tabel 6 Kisi – kisi Kompetensi, Indikator dan Pertanyaan

Kompetensi Indikator Pertanyaan

A.Memiliki kepribadian sebagai pendidik

1. Memiliki kepribadian mantap dan stabil

2. Memiliki kepribadian dewasa

3. Memiliki kepribadian arif

4. Memiliki kepribadian berwibawa

5. Memiliki akhlak mulia dan dapat menjadi teladan

1. Apa beliau guru yang disiplin?

2. Apakah beliau seorang yang senantiasa bertindak sesuai dengan norma, tata tertib dan komitmen yang telah disepakati?

3. Apakah selama berada di lingkungan sekolah beliau sopan dalam bertutur?

4. Apakah selama berada di lingkungan sekolah beliau

Page 51: SURVEI PERSEPSI GURU NON PENJASORKES TERHADAP …lib.unnes.ac.id/2101/1/5154.pdf · 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional dibidang pendidikan adalah upaya untuk mencerdaskan

40

berperilaku sopan? 5. Apakah selama menjalankan

perannya sebagai guru, guru penjasorkes di sekolah Ibu/Bapak berpenampilan tepat sesuai situasi dan kondisi?

6. Apakah beliau disegani oleh peserta didik?

7. Apakah beliau memiliki wibawa sebagai seorang pendidik?

8. Apakah beliau menunjukkan komitmen sebagai umat beragama?

B. Memiliki kompetensi pedagogik

1. Memahami peserta didik

2. Merancang pembelajaran

3. Melaksanakan pembelajaran

4. Evaluasi hasil belajar

5. Mengembangkan peserta didik

1. Apakah peserta didik di sekolah Ibu/Bapak tampak bersemangat saat mengikuti proses pembelajaran penjasorkes?

2. Apakah beliau pernah memberikan hukuman fisik pada peserta didik?

3. Apakah pembelajaran penjasorkes yang beliau selenggarakan diminati oleh peserta didik?

4. Apakah beliau melaksanakan kewajiban dalam menyusun dan mengembangkan silabus dan RPP?

5. Sejauh yang Ibu/Bapak ketahui, apakah beliau memiliki inisiatif untuk merancang dan mengembangkan media?sarana belajar sederhana untuk kepentingan proses belajar mengajar?

6. Apakah beliau tapat waktu dalam menyelenggarakan dan menyerahkan hasil evaluasi belajar?

7. Apakah beliau membuka diri

Page 52: SURVEI PERSEPSI GURU NON PENJASORKES TERHADAP …lib.unnes.ac.id/2101/1/5154.pdf · 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional dibidang pendidikan adalah upaya untuk mencerdaskan

41

untuk menjalin keakraban dengan peserta didik?

8. Apakah beliau mampu bertindak bijaksana dan mendidik dalam mengatasi kenakalan peserta didik?

C. Memiliki kompetensi profesional sebagai pendidik

1. Menguasai bidang studi secara luas dan mendalam

1. Apakah beliau tampak terampil dalam memberi contoh gerak dalam proses pembelajaran penjasorkes?

2. Apakah Ibu/Bapak pernah menyaksikan beliau, memainkan salah satu cabang olahraga?

3. Sejauh yang pernah Ibu/Bapak saksikan, apakah beliau mengajarkan lebih dari 2 jenis cabang olahraga?

4. Apakah beliau membina salah satu cabang olahraga, melalui ekstrakurikuler atau klub atau kegiatan pengembangan diri?

5. Apakah sekolah Ibu/Bapak rutin menyelenggarakan pertandingan atau perlombaan olahraga antar kelas?

6. Apakah beliau terlibat aktif dalam penyelenggaraan pertandingan/perlombaan olahraga di sekolah?

7. Apakah sekolah Ibu/Bapak pernah mengikuti pertandingan atau perlombaan olahraga antar sekolah?

8. Sejauh yang Ibu/Bapak ketahui, apakah beliau mampu mengoperasikan komputer?

9. Sejauh yang Ibi/Bapak ketahui, apakah beliau mengenal internet?

10. Sejauh yang Ibu/Bapak

Page 53: SURVEI PERSEPSI GURU NON PENJASORKES TERHADAP …lib.unnes.ac.id/2101/1/5154.pdf · 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional dibidang pendidikan adalah upaya untuk mencerdaskan

42

ketahui, apakah beliau aktif dalam kegiatan MGMP penjasorkes?

11. Sejauh yang Ibu/Bapak ketahui, apakah di luar jam kerja beliau masih aktif berolahraga?

D. Memiliki kompetensi sosial sebagai pendidik

1. Berkomunikasi secara aktif

2. Bergaul secara aktif

1. Apakah beliau dapat bersosialisasi dengan baik di lingkungan sekolah?

2. Apakah beliau dapat bekerjasama dengan baik dengan teman sejawat?

3. Apakah beliau dapat mengkomunikasikan ide?buah pikirannya dengan kalimat yang jelas?

4. Sejauh yang Ibu/Bapak ketahui apakah beliau pernah memiliki permasalahan dengan orangtua peserta didik, terkait dengan kedudukannya sebagai guru?

5. Sejauh yang Ibu/Bapak ketahui, apakah beliau pernah memiliki permasalahan dengan masyarakat sekitar sekolah, terkait dengan kedudukannya sebagai guru?

6. Apakah guru Penjasorkes di Sekolah Ibu/Bapak terlibat aktif dalam kegiatan sosial di sekolah?

3.1.5 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

3.1.5.1 Metode Kuesioner atau Angket

Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk

memperoleh data atau informasi dari responden dalam arti laporan tentang

Page 54: SURVEI PERSEPSI GURU NON PENJASORKES TERHADAP …lib.unnes.ac.id/2101/1/5154.pdf · 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional dibidang pendidikan adalah upaya untuk mencerdaskan

43

pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui (Suharsimi Arikunto, 2006: 225).

Kuesioner atau angket digunakan untuk mencari data tentang persepsi guru non

penjas terhadap kompetensi guru penjas di sekolah.

3.1.5.2 Metode Observasi

Metode Observasi adalah metode pengamatan langsung (Suharsimi

Arikunto, 2006: 229). Observasi yang dilakukan pada penelitian ini adalah

dengan melakukan observasi awal dengan menyebarkan kuesioner kepada guru

non penjas dan mengawasi saat pengisiannya.

3.1.5.3 Metode Dokumentasi

Menurut Arikunto (2006, 231) metode dokumentasi adalah mencari data

mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar,

majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda dan sebagainya.

Studi dokumentasi pada penelitian ini diperoleh dari catatan mengenai

kompetensi guru penjas. Selain itu, sebagai bukti peneliti mengambil gambar

kegiatan pengisian kuesioner/angket oleh guru non penjas dalam bentuk foto.

3.1.6 Persiapan Penelitian

3.1.6.1 Perijinan Penelitian

Penelitian ini diawali dengan mengurus perijinan di instansi, dalam hal ini

diperlukan surat ijin dari Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri

Semarang sebagai pengantar untuk mengadakan penelitian dan surat ijin

penelitian dari Kantor Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat

Kabupaten Grobogan yang kemudian membuat surat terusan kepada Badan

Page 55: SURVEI PERSEPSI GURU NON PENJASORKES TERHADAP …lib.unnes.ac.id/2101/1/5154.pdf · 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional dibidang pendidikan adalah upaya untuk mencerdaskan

44

Perencanaan dan Pembangunan Daerah Kabupaten Grobogan dan selanjutnya

dibuatkan surat tembusan ke sekolah-sekolah yang dituju yaitu SMP Negeri se-

Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan dan juga dibuatkan surat tembusan

kepada Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Grobogan.

3.1.6.2 Persiapan Angket Penelitian

Langkah awal dalam penyusunan angket yaitu membuat kisi-kisi angket

yang nantinya dijabarkan menjadi butir-butir pertanyaan, sebelum diuji cobakan

angket dikonsultasikan dengan dosen pembimbing. Karena penelitian ini adalah

program pemayungan dari jurusan PJKR FIK maka kisi-kisi angket dan angket

penelitian sudah disediakan oleh jurusan PJKR FIK.

3.1.6.3 Uji Coba Angket

Angket merupakan alat ukur sebelum dipergunakan untuk penelitian yang

sesungguhnya, terlebih dahulu diujicobakan sebagai syarat supaya diperoleh alat

ukur yang valid dan reliabilitas sehingga hasil pengukuran tersebut dapat

dipercaya. Dalam penelitian ini tidak ada uji coba angket karena angket telah diuji

cobakan oleh pihak jurusan PJKR FIK.

3.1.7 Uji Validitas dan Reliabilitas

3.1.7.1 Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau

kesahihan suatu instrumen (Suharsimi Arikunto, 2006: 168). Suatu instrumen

dikatakan valid apabila dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti

secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data

Page 56: SURVEI PERSEPSI GURU NON PENJASORKES TERHADAP …lib.unnes.ac.id/2101/1/5154.pdf · 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional dibidang pendidikan adalah upaya untuk mencerdaskan

45

yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang variabel yang

dimaksud. Untuk mengukur validitas digunakan rumus korelasi Product moment

yang dikemukakan oleh Pearson sebagai berikut:

Keterangan:

rxy = koefesien korelasi antara variabel X dan variabel Y

X = nilai faktor tertentu

Y = nilai faktor total

N = jumlah responden

Suatu butir angket dinyatakan valid apabila memiliki harga pada taraf

signifikansi 5%, apabila butir soal memiliki koefisien r xy > r tabel, maka butir

soal tersebut dinyatakan valid.

3.1.7.2 Uji Reliabilitas

Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup

dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen

tersebut sudah baik (Suharsimi Arikunto, 2006: 178). Dalam penelitian ini untuk

mencari realibilitas, alat ukur digunakan teknik dengan menggunakan rumus

alpha.

⎥⎥⎦

⎢⎢⎣

⎡−⎥⎦

⎤⎢⎣⎡

−= ∑

2

2

11 11

t

b

kkr

σσ

Keterangan :

r11 : reliabilitas instrumen

Page 57: SURVEI PERSEPSI GURU NON PENJASORKES TERHADAP …lib.unnes.ac.id/2101/1/5154.pdf · 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional dibidang pendidikan adalah upaya untuk mencerdaskan

46

k : banyaknya butur pertanyaan

∑σb

2 : jumlah varian butir

σt2 : varians skor total

⎥⎥⎦

⎢⎢⎣

⎡−⎥⎦

⎤⎢⎣⎡

−= ∑

2

2

11 11

t

b

kkr

σσ

Keterangan:

r11 = reliabilitas instrument

k = banyaknya butir pertanyaan

∑σb² = jumlah varian butir

σt2 = varian skor total

Apabila > maka angket tersebut reliable

1. Untuk mencari varians total:

Keterangan :

Σ = varians tiap butir

X = jumlah skor butir

N = jumlah responden

Perhitungan Varians total:

Page 58: SURVEI PERSEPSI GURU NON PENJASORKES TERHADAP …lib.unnes.ac.id/2101/1/5154.pdf · 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional dibidang pendidikan adalah upaya untuk mencerdaskan

47

= 141.406

2.

= 0.210 + 0.062 + 0.090 + + 0.462

= 15.528

3. Koefisien realibilitas

Karena = 0,918 > 0,6 maka dapat disimpulkan bahwa angka tersebut

reliabel

Page 59: SURVEI PERSEPSI GURU NON PENJASORKES TERHADAP …lib.unnes.ac.id/2101/1/5154.pdf · 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional dibidang pendidikan adalah upaya untuk mencerdaskan

48

Kriteria valid yang digunakan yaitu dengan mengkorelasikan antara skor

tiap item soal dengan skor total. Untuk mengukur validitas digunakan rumus

korelasi product moment yang dikemukakan oleh Pearson sebagai berikut :

∑ ∑∑ ∑∑

−−

−=

)](][)([

))((2222 YYNXXN

XYXYXYNrxy

Keterangan :

rxy : koefesien korelasi antara variabel x dan veriabel y

x : nilai faktor tertentu

y : nilai faktor total

N : jumlah responden

Suatu butir angket dinyatakan valid apabila memiliki harga pada

taraf signifikasi 5%.

Berdasarkan analisis validitas hasil uji coba instrumen angket

diketahui dari 33 soal dinyatakan valid semua. Kriteria valid yang

digunakan rxy>rtabel pada taraf signifikan 5% dengan N = 30 yaitu

0,361 (Suharsimi Arikunto, 2006:359). Apabila butir soal memiliki

koefisien rxy>rtabel, maka butir soal tersebut dikatakan valid.

3.1.8 Metode Analisis Data

Langkah – langkah menganalisis data adalah sebagai berikut :

Page 60: SURVEI PERSEPSI GURU NON PENJASORKES TERHADAP …lib.unnes.ac.id/2101/1/5154.pdf · 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional dibidang pendidikan adalah upaya untuk mencerdaskan

49

3.1.8.1 Dari data angket yang didapat berupa data kuantitatif

Agar data tersebut dapat dianalisis maka haruslah diubah menjadi data

kuantitatif ( Suharsimi Arikunto,2002 : 96 ). Menguantitatifkan jawaban tiap

pertanyaan dengan memberikan skor untuk masing-masing jawaban sebagai

berikut :

Jawaban “YA” diberi skor 3

Jawaban “ TIDAK” diberi skor 2

Jawaban “TIDAK TAHU” diberi skor 1

3.1.8.2 Menghitung frekuensi untuk tiap-tiap kategori jawaban yang ada

pada masing-masing variabel/subvariabel.

3.1.8.3 Dari hasil perhitungan dalam rumus akan dihasilkan angka dalam

bentuk presentase.

Adapun rumus untuk analisis deskriptif prosentase adalah :

%100xNnDP =

Keterangan :

DP : deskriptif prosentase

n : skor empirik (skor yang diperoleh)

N : skor ideal / jumlah nilai responden

(Mohamad Ali, 1987: 184)

Untuk menentukan kategori atau jenis deskriptif persentase yang diperoleh

masing-masing indikator dalam variabel, dari perhitungan deskriptif persentase

kemudian ditafsirkan ke dalam kalimat.

Page 61: SURVEI PERSEPSI GURU NON PENJASORKES TERHADAP …lib.unnes.ac.id/2101/1/5154.pdf · 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional dibidang pendidikan adalah upaya untuk mencerdaskan

50

1. Cara menetukan tingkat kriteria adalah sebagai berikut:

1.1 Menentukan angka persentse tertinggi

1.2 Menentukan angka persentase terendah

1.3 Rentang persentase: 100% - 33,33% = 66,66%

1.4 Interval kelas persentase: 66,66%: 3 =22,22%

Untuk mengetahui tingkat kriteria tersebut, selanjutnya skor yang

diperoleh (dalam %) dengan analisis deskriptif pesentase dikonsultasikan dengan

tabel kriteria.

Untuk menentukan kategori atau jenis deskriptif prosentase yang diperoleh

masing-masing indikator dalam variabel, dari perhitungan deskriptif prosentase

kemudian ditafsirkan dalam kalimat.

Tabel 7 Kriteria deskriptif prosentase

No Prosentase Kriteria

1 77,78 % – 100,00 % Baik

2 55,56 % – 77,77 % Sedang

3 33,33 % – 55,55 % Kurang

Page 62: SURVEI PERSEPSI GURU NON PENJASORKES TERHADAP …lib.unnes.ac.id/2101/1/5154.pdf · 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional dibidang pendidikan adalah upaya untuk mencerdaskan

51

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Gambaran Persepsi Guru Non Penjasorkes Di SMP Negeri Se-Kecamatan

Gubug Kabupaten Grobogan terhadap kinerja guru Penjasorkes berdasarkan data

penelitian diperoleh jumlah skor sebesar 8709 dengan persentase skor 92,6 % dan

termasuk kategori baik. Ditinjau dari pernyataan masing-masing guru diperoleh

hasil seperti disajikan pada table berikut :

Tabel 8 Deskriptif Persepsi Guru Non Penjasorkes Di SMP Negeri Se-Kecamatan Gubug

Kabupaten Grobogan terhadap Kinerja Guru Penjasorkes

No Interval Persentase Kategori Distribusi %

1 77,78 – 100,00 Baik 91 95,79%

2 55,56 – 77,77 Sedang 4 4,21%

3 33,33 – 55,55 Kurang 0 0%

Jumlah 95 100 %

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel tersebut di atas diketahui bahwa

sebagian besar guru 95,79 % telah memiliki persepsi yang baik terhadap kinerja

guru Penjasorkes, sedangkan persepsi sebagian guru yaitu 4,21 % guru memiliki

persepsi yang sedang, dan 0% guru yang mempunyai persepsi kurang terhadap

kinerja guru Penjasorkes. Dengan demikian menunjukkan bahwa persepsi guru

non Penjasorkes Di SMP Negeri Se-Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan

terhadap kinerja guru Penjasorkes secara umum adalah baik. Lebih jelasnya

distribusi persepsi guru non Penjasorkes Di SMP Negeri Se-Kecamatan Gubug

Page 63: SURVEI PERSEPSI GURU NON PENJASORKES TERHADAP …lib.unnes.ac.id/2101/1/5154.pdf · 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional dibidang pendidikan adalah upaya untuk mencerdaskan

52

Kabupaten Grobogan terhadap kinerja guru Penjasorkes tersebut dapat disajikan

grafis pada diagram berikut ini :

Gambar 1

Distribusi Persepsi Guru Non Penjasorkes Di Smp Negeri Se-Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan Terhadap Kinerja Guru Penjasorkes

Gambaran persepsi guru non Penjasorkes Di SMP Negeri Se-Kecamatan

Gubug Kabupaten Grobogan terhadap kinerja guru Penjasorkes dari masing-

masing aspek dapat disajikan sebagai berikut :

4.1.1 Memiliki kepribadian sebagai pendidik

Aspek ini terdiri dari: Memiliki kepribadian mantap dan stabil, Memiliki

kepribadian dewasa, Memiliki kepribadian arif, Memiliki kerpibadian yang

berwibawa, dan Memiliki akhlak mulia dan dapat menjadi teladan. Aspek ini

memperoleh jumlah skor 2019 dengan persentase 100% yang masuk dalam

ketegori baik. Ditinjau dari pernyataan masing-masing guru pada aspek memiliki

kepribadian sebagai pendidik diperoleh hasil seperti disajikan pada tabel berikut:

Page 64: SURVEI PERSEPSI GURU NON PENJASORKES TERHADAP …lib.unnes.ac.id/2101/1/5154.pdf · 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional dibidang pendidikan adalah upaya untuk mencerdaskan

53

Tabel 9 Deskriptif Persepsi Guru Non Penjasorkes pada Aspek Memiliki Kepribadian

Sebagai Pendidik

No Interval Persentase Kategori Distribusi %

1 77,78 – 100,00 Baik 95 100% 2 55,56 – 77,77 Sedang 0 0% 3 33,33 – 55,55 Kurang 0 0,00

Jumlah 95 100,00

Lebih jelasnya distribusi persepsi guru Non Penjasorkes pada aspek

memiliki kepribadian sebagai pendidik dari kinerja guru Penjasorkes tersebut

dapat disajikan secara grafis pada diagram berikut ini :

Gambar 2 Distribusi Persepsi Guru Non Penjasorkes pada Aspek Memiliki Kepribadian

Sebagai Pendidik Dari Kinerja Guru Penjasorkes

Gambar di atas menunjukkan bahwa seluruh guru non Penjasorkes di SMP

Negeri Se-Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan yaitu 100% telah memiliki

persepsi bahwa guru Penjasorkes memiliki kepribadian sebagai pendidik yang

100 %

0 % 0%0%

20%

40%

60%

80%

100%

Distribusi 

Baik S edang Kurang

K riteria

Page 65: SURVEI PERSEPSI GURU NON PENJASORKES TERHADAP …lib.unnes.ac.id/2101/1/5154.pdf · 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional dibidang pendidikan adalah upaya untuk mencerdaskan

54

baik, sedangkan 0% guru memiliki persepsi bahwa guru Penjasorkes memiliki

kepribadian sebagai pendidik sedang, dan juga 0% guru yang memiliki persepsi

bahwa guru Penjasorkes memiliki kepribadian sebagai pendidik kurang.

4.2.1 Analisis Deskriptif Tiap Indikator Aspek Memiliki Kepribadian Sebagai

Pendidik.

Ditinjau dari persepsi guru tiap indikator aspek Memiliki kepribadian

sebagai pendidik yang terdiri dari memiliki kepribadian mantap dan stabil,

memiliki kepribadian dewasa, memiliki kepribadian arif, memiliki kepribadian

yang berwibawa, dan memiliki ahlak mulia dan dapat menjadi teladan diperoleh

hasil seperti tersaji pada tabel berikut :

Tabel 10 Deskriptif Persepsi Guru Non Penjasorkes pada Tiap Indikator Aspek Memiliki

Kepribadian Sebagai Pendidik

No Indikator Skor (%) Kriteria

1 2. 3. 4. 5.

Memiliki kepribadian mantap dan stabil Memiliki kepribadian dawasa Memiliki kepribadian arif Memiliki kepribadian yang berwibawa Memiliki ahlak mulia dan dapat menjadi teladan

564 846 279 285 275

98,95 98,95 97,90 100

96,49

Baik Baik Baik Baik Baik

Sumber : Data hasil penelitian 2009 Lebih jelasnya hasil tersebut dapat disajikan secara grafis pada diagram

batang berikut :

Page 66: SURVEI PERSEPSI GURU NON PENJASORKES TERHADAP …lib.unnes.ac.id/2101/1/5154.pdf · 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional dibidang pendidikan adalah upaya untuk mencerdaskan

55

Gambar 3

Distribusi Persepsi Guru Pada Aspek Memiliki Kepribadian Sebagai Pendidik Tiap Indikator dari Kinerja Guru Penjas

Keterangan :

1. Memiliki kepribadian mantap dan stabil

2. Memiliki kepribadian dewasa

3. Memiliki kepribadian arif

4. Memiliki kepribadian yang berwibawa

5. Memiliki ahlak mulia dan dapat menjadi teladan

Gambar di atas menunjukkan bahwa persepsi guru pada indikator aspek

memiliki kepribadian sebagai pendidik yang dilaksanakan guru Penjas secara

umum telah baik.

4.1.2 Memiliki Kompetensi Pedagogik

Aspek ini terdiri dari: Memahami peserta didik, Merancang pembelajaran,

Melaksanakan pembelajaran, Evaluasi hasil belajar, dan Mengembangkan peserta

didik. Aspek ini memperoleh jumlah skor 2019 dengan persentase 88,55% yang

masuk kategori baik. Ditinjau dari pernyataan masing-masing guru pada aspek

Page 67: SURVEI PERSEPSI GURU NON PENJASORKES TERHADAP …lib.unnes.ac.id/2101/1/5154.pdf · 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional dibidang pendidikan adalah upaya untuk mencerdaskan

56

memiliki kompetensi pedagogik diperoleh hasil seperti disajikan pada tabel

berikut :

Tabel 11 Deskriptif Persepsi Guru pada Aspek Memiliki Kompetensi Pedagogik dari

Kinerja Guru Penjas

No Interval Persentase Kategori Distribusi % 1. 77,78− 100,00 Baik 89 93,68 2. 55,56 – 77,77 Sedang 5 5,26 3. 33,33 – 55,55 Kurang 1 1,05

Jumlah 95 100,00

Lebih jelasnya hasil tersebut dapat disajikan secara grafis pada diagram

batang berikut ini :

Gambar 4

Distribusi Persepsi Guru pada Aspek Memiliki Kompetensi Pedagogik dari Kinerja Guru Penjasorkes

Gambar 5 di atas menunjukkan bahwa sebagian besar guru Non

Penjasorkes di SMP Negeri Se-Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan yaitu

93,68% telah memiliki persepsi bahwa guru Penjasorkes memiliki kompetensi

Pedagogik yang baik, Selebihnya masuk kategori sedang yaitu 5,26% guru

memiliki persepsi guru Penjasorkes memiliki kompetensi Pedagogik, dan hanya

Page 68: SURVEI PERSEPSI GURU NON PENJASORKES TERHADAP …lib.unnes.ac.id/2101/1/5154.pdf · 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional dibidang pendidikan adalah upaya untuk mencerdaskan

57

1,05% guru yang memiliki persepsi bahwa guru Penjasorkes memiliki kompetensi

Pedagogik kurang.

4.3.1 Analisis Deskriptif Tiap Indikator Aspek Memiliki Kompetensi Pedagogik

Ditinjau dari persepsi guru pada tiap indikator aspek memiliki kompetensi

pedagogik yang terdiri dari: Memahami peserta didik, Merancang Pembelajaran,

Melaksanakan pembelajaran, Evaluasi hasil belajar, dan Mengembangkan peserta

didik diperoleh hasil seperti tersaji pada tabel berikut:

Tabel 12 Deskriptif Persepsi Guru pada Tiap Indikator Aspek Memiliki Kompetensi

Pedagogik

No Indikator Skor Persentase (%) Kriteria

1. 2. 3. 4. 5.

Memahami peserta didik Merancang pembelajaran Melaksanakan pembelajaran Evaluasi hasil belajar Mengembangkan peserta didik

719 236 232 274 558

84,09 82,81 81,40 96,14 97,90

Baik Baik Baik Baik Baik

Sumber: Data hasil penelitian 2009 Lebih jelasnya hasil tersebut dapat disajikan secara grafis pada

diagram batang berikut:

Page 69: SURVEI PERSEPSI GURU NON PENJASORKES TERHADAP …lib.unnes.ac.id/2101/1/5154.pdf · 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional dibidang pendidikan adalah upaya untuk mencerdaskan

58

Gambar 5 Distribusi Persepsi Guru Pada Aspek Memiliki Kompetensi Pedagogik Tiap

Indikator dari Kinerja Guru Penjas

Keterangan:

1. Memahami peserta didik

2. Merancang pembelajaran

3. Melaksanakan pembelajaran

4. Evaluasi hasil belajar

5. Mengembangkan peserta didik

Gambar di atas menunjukkan bahwa persepsi guru pada indikator aspek

memiliki kompetensi pedagogik yang dilaksanakan guru Penjas secara umum

telah baik.

4.1.3 Memiliki Kompetensi Profesional Sebagai Pendidik

Ditinjau dari aspek apakah guru Penjas memiliki kompetensi professional

sebagai pendidik yang mengkaji tentang apakah guru Penjas menguasai bidang

studi secara luas dan mendalam diperoleh jumlah skor 2918 dengan persentase

93,08% yang masuk kategori baik. Ditinjau dari pernyataan masing-maing guru

pada aspek memiliki kompetensi professional sebagai pendidik diperoleh hasil

seperti disajikan pada tabel berikut:

Tabel 13 Deskriptif Persepsi Guru pada Aspek Memiliki Kompetensi Profesional Sebagai

Pendidik No Interval Persentase Kategori Distribusi % 1. 2. 3.

77,77 – 100,00 55,55 – 77,77 33,33 – 55,55

Baik Sedang Kurang

88 3 4

92,63 3,16 4,21

Jumlah 95 100,00 Sumber : Data Penelitian 2009

Page 70: SURVEI PERSEPSI GURU NON PENJASORKES TERHADAP …lib.unnes.ac.id/2101/1/5154.pdf · 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional dibidang pendidikan adalah upaya untuk mencerdaskan

59

Lebih Jelasnya hasil tersebut dapat disajikan secara grafis pada diagram

batang berikut ini:

92,63%

3,16% 4,21%

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100Distribusi (%)

Baik S edang KurangK riteria

Gambar 6 Distribusi Persepsi Guru pada Aspek Guru Penjasorkes Memiliki Kompetensi

Profesional Sebagai Pendidik Gambar 7 diatas menunjukkan bahwa sebagian besar guru Non Penjas

SMP Negeri Se-Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan yaitu 92,63% telah

memiliki persepsi bahwa guru Penjas pada umumnya dan khususnya di

Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan telah memiliki kompetensi profesional

sebagai pendidik yang baik, Selebihnya masuk dalam kategori sedang yaitu

3,16% guru yang memiliki persepsi bahwa guru penjas memiliki kompetensi

profesional sebagai pendidik, dan 4,21% guru yang memiliki persepsi bahwa guru

penjas memiliki kompetensi profesional sebagai pendidik kurang.

4.4.1 Analisis Deskriptif Tiap Indikator Aspek Memiliki Kompetensi

Profesional Sebagai Pendidik

Page 71: SURVEI PERSEPSI GURU NON PENJASORKES TERHADAP …lib.unnes.ac.id/2101/1/5154.pdf · 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional dibidang pendidikan adalah upaya untuk mencerdaskan

60

Ditinjau dari persepsi guru pada tiap indikator aspek memiliki professional

sebagai pendidik yang berupa penguasaan dalam hal Menguasai bidang studi

secara luas dan mendalam diperoleh hasil seperti tabel berikut :

Tabel 14 Deskriptif Persepsi Guru pada Tiap Indikator Aspek Memiliki kompetensi

profesional sebagai pendidik

No Indikator Skor Persentase (%) Kriteria

1 Menguasai bidang studi secara luas dan mendalam

2918 93,08 Baik

Sumber : Data hasil penelitian 2009

Lebih jelasnya hasil tersebut dapat disajikan secara grafis pada diagram

batang berikut ini :

Gambar 7 Distribusi Persepsi guru pada Aspek Memiliki kompetensi profesional sebagai

pendidik

Gambar di atas menujukkan bahwa persepsi guru pada indikator aspek

memiliki kompetensi profesional sebagai pendidik yang dilaksanakan guru Penjas

Page 72: SURVEI PERSEPSI GURU NON PENJASORKES TERHADAP …lib.unnes.ac.id/2101/1/5154.pdf · 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional dibidang pendidikan adalah upaya untuk mencerdaskan

61

dalam hal ini mampu menguasai bidang studi secara luas dan mendalam telah

baik.

4.1.4 Memiliki Kompetensi Sosial Sebagai Pendidik

Aspek ini terdiri dari: Berkomunikasi secara efektif dan bergaul secara

efektif diperoleh jumlah skor 1523 dengan persentase 89,06% yang masuk

kategori baik. Ditinjau dari pernyataan masing-masing guru pada aspek memiliki

kompetensi sosial sebagai pendidik diperoleh hasil seperti disajikan pada tabel

berikut :

Tabel 15 Deskriptif Persepsi Guru pada Aspek Memiliki kompetensi sosial sebagai

pendidik pada Kinerja Guru Penjas No Interval Persentase Kategori Distribusi % 1 77,77 – 100,00 Baik 94 98,95 2 55,55 – 77,77 Sedang 1 1,05 3 33,33 – 55.55 Kurang 0 0

Jumlah 95 100,00 Sumber : Data Penelitian 2009

Lebih jelasnya distribusi persepsi guru pada aspek memiliki kompetensi

sosial sebagai pendidik terhadap kinerja guru Penjas tersebut dapat disajikan

secara grafis pada diagram batang berikut ini :

Page 73: SURVEI PERSEPSI GURU NON PENJASORKES TERHADAP …lib.unnes.ac.id/2101/1/5154.pdf · 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional dibidang pendidikan adalah upaya untuk mencerdaskan

62

98,95%

1,05%0%0

20

40

60

80

100

Distribusi (%)

Baik Sedang Kurang

Kriteria

Gambar 8

Distribusi Persepsi Guru pada Aspek Memiliki kompetensi sosial sebagai pendidik pada Kinerja Guru Penjas

Gambar 9 di atas menunjukkan bahwa sebagian besar guru Non Penjas di

SMP Negeri Se-Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan yaitu 98,95% telah

memiiliki persepsi bahwa guru Penjas pada umumnya dan khususnya di

Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan telah memiliki kompetensi sosisal

sebagai pendidik yang baik, Selebihnya yaitu 1,04% guru yang memiliki persepsi

bahwa guru penjas memiliki kompetensi sosial sebagai pendidik masuk kategori

sedang, dan hanya 0% guru yang memiliki persepsi bahwa guru penjas memiliki

kompetensi sosial sebagai pendidik dan ini masuk kategori kurang.

Page 74: SURVEI PERSEPSI GURU NON PENJASORKES TERHADAP …lib.unnes.ac.id/2101/1/5154.pdf · 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional dibidang pendidikan adalah upaya untuk mencerdaskan

63

4.5.1 Analisis Deskriptif Tiap Indikator pada Aspek Kompetensi Sosial Sebagai

Pendidik

Ditinjau dari persepsi guru pada tiap indikator aspek perhatian yang terdiri

dari berkomunikasi secara efektif dan bergaul secara efektif diperoleh hasil seperti

tersaji pada tabel berikut ini :

Tabel 16 Deskriptif Persepsi Guru pada tiap Indikator Aspek Memiliki kompetensi sosial

sebagai pendidik

No Indikator Skor Persentase % Kriteria

1. 2.

Berkomunikai sedara efektif Bergaul secara efektif

854 669

99,88 78,25

Baik Baik

Sumber : Data hasil penelitian 2009 Lebih jelasnya hasil tersebut dapat disajikan secara grafis pada diagram

batang berikut ini :

99,88% 78,25%

0

20

40

60

80

100

Distribusi (%

)

1 2

K riteria

Gambar 9 Distribusi Persepsi Guru Non Penjasorkes pada Aspek Memiliki Kompetensi

Sosial Sebagai Pendidik Tiap Indikator Dari Kinerja Guru Penjasorkes

Keterangan:

1. Berkomunikasi secara efektif

2. Bergaul secara efektif

Page 75: SURVEI PERSEPSI GURU NON PENJASORKES TERHADAP …lib.unnes.ac.id/2101/1/5154.pdf · 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional dibidang pendidikan adalah upaya untuk mencerdaskan

64

Gambar di atas menunjukkan bahwa persepsi guru pada indikator aspek

memiliki kompetensi sosial sebagai pendidik yang dimiliki guru Penjas yang

terdiri dari berkomunikasi secara efektif dan bergaul secara efektif diperoleh hasil

yaitu 99,88% dari aspek berkomunikasi secara efektif, sehingga dapat diambil

kesimpulan bahwa persepsi guru Non Penjas pada aspek berkomunikasi secara

efektif baik, sedangkan 78,25% guru memiliki persepsi terhadap aspek memiliki

kompetensi sosial sebagai pendidik dalam hal ini pada aspek bergaul secara

efektif dan ini masuk kategori baik.

4.2 Pembahasan

Persepsi adalah suatu tanggapan terhadap suatu keyakinan yang ditangkap

melalui penglihatan dan pendengaran tentang isu-isu atau kabar yang

berkembang, yang kemudian akan membentuk suatu konsep diri dalam

menyatakan keinginan yang kemudian akan terefleksi melalui sikap dan perilaku

terhadap sesuatu obyek tersebut.

Pendidikan jasmani merupakan salah satu mata pelajaran di sekolah yang

lebih banyak mengutamakan aktivitas jasmaniah. Mata pelajaran pendidikan

jasmaniah disisi lain berguna untuk menjaga kesehatan tubuh yang dilakukan

dengan berolahraga.

Keberhasilan dari pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga

dan kesehatan salah satunya ditentukan oleh kinerja dari guru pendidikan jasmani,

olahraga dan kesehatan itu sendiri dalam melaksanakan tugas dan tanggung

jawabnya sebagai seorang guru.

Page 76: SURVEI PERSEPSI GURU NON PENJASORKES TERHADAP …lib.unnes.ac.id/2101/1/5154.pdf · 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional dibidang pendidikan adalah upaya untuk mencerdaskan

65

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa persepsi

guru non penjasorkes terhadap kinerja guru penjasorkes di SMP Negeri Se-

Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan telah masuk dalam kategori baik. Hal ini

ditunjukkan, pertama dari persepsi guru non penjasorkes pada kriteria memiliki

kepribadian sebagai pendidik, dalam kriteria ini telah masuk dalam kategori baik.

Kedua, persepsi guru non penjasorkes pada kriteria memiliki kompetensi

pedagogik telah masuk dalam kategori baik. Ketiga, persepsi guru non

penjasorkes pada kriteria memiliki kompetensi professional sebagai pendidik telah

masuk dalam kategori baik dan keempat, persepsi guru non penjasorkes pada

kriteria memiliki kompetensi sosial sebagai pendidik juga telah masuk kategori

baik jadi dengan ini kinerja guru penjasorkes di SMP Negeri Se-Kecamatan

Gubug Kabupaten Grobogan termasuk ke dalam kategori baik.

Hasil dari penelitian mengenai persepsi guru Non Penjasorkes terhadap

kinerja guru Penjasorkes di Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan yang telah

memperlihatkan hasil yang baik menunjukkan bahwa guru-guru Penjasorkes di

SMP Negeri Se-Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan tersebut telah mampu

melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya secara baik sebagai pendidik. Berikut

ini adalah rincian yang meliputi aspek obyek, reseptor dan perhatian.

1) Memiliki kompetensi kepribadian sebagai pendidik

Persepsi setiap individu terhadap suatu obyek tertentu pada dasarnya

berbeda-beda. Perbedaan itu timbul karena cara pandang individu tersebut juga

tidak sama terhadap suatu obyek walaupun obyek yang diamati adalah sama.

Page 77: SURVEI PERSEPSI GURU NON PENJASORKES TERHADAP …lib.unnes.ac.id/2101/1/5154.pdf · 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional dibidang pendidikan adalah upaya untuk mencerdaskan

66

Hasil penelitian tentang Persepsi Guru Non Penjasorkes Terhadap Kinerja

Guru di Penjasorkes di SMP Negeri Se-Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan

menunjukkan bahwa persepsi guru non penjasorkes terhadap aspek memiliki

kepribadian sebagai pendidik dapat dikategorikan baik. Hal ini dapat dilihat

bahwa sebanyak 100% responden atau sebagian besar guru non penjasorkes di

SMP Negeri Se-Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan telah berpersepsi baik

terhadap kinerja guru penjasorkes. Sedangkan 0% guru memiliki persepsi

terhadap kinerja guru penjasorkes dengan kategori sedang dan 0,00% juga guru

yang memiliki persepsi terhadap kinerja guru penjasorkes dengan kategori kurang.

Ditinjau dari persepsi guru non penjas tiap indikator pada aspek memiliki

kepribadian sebagai pendidik dapat dijelaskan dengan persentase sebagai berikut:

Indikator pertama adalah memiliki kepribadian mantap dan stabil 98,95%,

indikator kedua adalah memiliki kepribadian kedewasaan 98,95%, indikator

ketiga adalah memiliki kepribadian arif 97,90%, indikator keempat adalah

memiliki kepribadian yang berwibawa 100%, indikator kelima adalah memiliki

ahlak mulia dan dapat menjadi teladan 96,49%.

Melihat hasil penelitian tiap indikator aspek memiliki kepribadian sebagai

pendidik, persentase tertinggi adalah pada indikator memiliki kepribadian yang

berwibawa. Hal ini berarti kewibawaan seorang guru khususnya guru penjasorkes

sangat berperan penting dalam proses belajar mengajar. Sedangkan persentase

terendah adalah pada indikator memiliki ahlak mulia dan dapat menjadi teladan.

Seorang guru dapat dikatakan berkepribadian berahlak mulia dan dapat menjadi

teladan jika dia mempunyai ahlak yang baik dan dapat menjadi teladan siswa dan

Page 78: SURVEI PERSEPSI GURU NON PENJASORKES TERHADAP …lib.unnes.ac.id/2101/1/5154.pdf · 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional dibidang pendidikan adalah upaya untuk mencerdaskan

67

juga masyarakat di sekitar. Tidak semua guru mempunya ahlak mulia dan dapat

menjadi teladan karena untuk mencapainya tidaklah mudah. Intinya, seorang guru

terutama dalam hal ini guru penjasorkes harus bisa menjadi teladan terhadap siswa

maupun sesama guru, khususnya di sekolah yang dia tempati.

Pada dasarnya, persepsi guru non penjasorkes terhadap kinerja guru

penjasorkes yang telah baik tidak luput dari kemampuan guru penjasorkes tersebut

dalam melakukan kegiatan pembelajaran disekolah. Kemampuan tersebut tidak

hanya dilihat dari praktik saja tetapi juga dapat menguasai materi dengan baik.

Adanya persepsi yang kurang terhadap kinerja guru penjasorkes juga tidak

bisa dianggap remeh walaupun persentasenya sangat kecil. Hal ini seharusnya bisa

di jadikan sebagai suatu motivasi dalam melaksanakan tugasnya sebagai guru

penjasorkes agar dapat menjalankan tugasnya lebih baik lagi dan profesional.

2) Memiliki kompetensi pedagogic sebagai pendidik

Penguasaan bidang studi secara luas dan mendalam merupakan salah satu

hal pokok yang harus dimilki oleh seorang tenaga pengajar (dalam hal ini guru

penjasorkes). Seorang guru yang profesional harus dapat menjalankan tugasnya

sesuai dengan keahlian yang dimiliki dan tanggung jawab yang diberikan.

Persepsi guru non penjasorkes terhadap kinerja guru penjasorkes di SMP

Negeri Se-Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan juga dapat ditimbulkan dari

hasil kerja yang dapat diberikan guru dalam pelaksanaan pembelajaran secara

umum baik dalam menunjang keberhasilan pelaksanaan pembelajaran penjasorkes

Page 79: SURVEI PERSEPSI GURU NON PENJASORKES TERHADAP …lib.unnes.ac.id/2101/1/5154.pdf · 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional dibidang pendidikan adalah upaya untuk mencerdaskan

68

maupun dalam menunjang keberhasilan pembelajaran pada pembelajaran yang

lain.

Hasil penelitian tentang persepsi guru non penjasorkes terhadap kinerja

guru penjasorkes di SMP Negeri Se-Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan

menunjukkan bahwa ditinjau dari aspek memiliki kompetensi pedagogik yang

terdiri dari: memahami peserta didik yang masuk dalam kategori baik dengan

persentase 84,09%, merancang pembelajaran juga masuk dalam kategori baik

dengan persentase 82,81%, melaksanakan pembelajaran masuk dalam kategori

baik dengan persentase 81,40%, evaluasi hasil belajar masuk dalam kategori baik

dengan persentase 96,14% dan mengembangkan peserta didik masuk dalam

kategori baik dengan persentase 97,90%. Disini dapat dilihat bahwa setiap

indikator guru penjasorkes memilki kompetensi pedagogik semuanya telah masuk

dalam kategori baik. Jadi dapat disimpulkan bahwa kompetensi pedagogik guru

penjasorkes di SMP Negeri Se-Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan adalah

baik.

Sebagian besar responden dalam aspek memiliki kompetensi pedagogik

berpersepsi baik terhadap kinerja guru penjasorkes. Hal ini dibuktikan dengan

persentase 93,68% responden yang berpersepsi baik terhadap kinerja guru

penjasorkes, 5,26% berpersepsi sedang dan 1,05% responden yang berpersepsi

kurang.

Ditinjau dari hasil yang menunjukkan persentase 5,26% yang masuk dalam

kategori sedang bukan berarti kinerja guru penjasorkes tidak perlu dioptimalkan

lagi atau diperbaiki lebih baik lagi. Hal ini justru perlu membangun persepsi yang

Page 80: SURVEI PERSEPSI GURU NON PENJASORKES TERHADAP …lib.unnes.ac.id/2101/1/5154.pdf · 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional dibidang pendidikan adalah upaya untuk mencerdaskan

69

lebih kuat akan kinerja guru penjasorkes menjadi lebih baik lagi dan lebih

profesional.

3) Memiliki kompetensi profesional sebagai pendidik

Persepsi guru non penjasorkes terhadap kinerja guru penjasorkes pada

aspek Memiliki kompetensi profesional sebagai pendidik telah masuk dalam

kategori baik dengan persentase 92,63%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa

sebagian besar guru non penjasorkes di SMP Negeri Se-Kecamatan Gubug

Kabupaten Grobogan berpersepsi baik.

Ditinjau dari persepsi guru non penjasorkes pada tiap indikator aspek

memiliki kompetensi profesional sebagai pendidik yaitu menguasai bidang studi

secara luas dan mendalam di dapat persentase 93,08% dan masuk dalam kategori

baik.

4) Memiliki kompetensi sosial sebagai pendidik

Persepsi guru non penjasorkes terhadap aspek memiliki kompetensi sosial

sebagai pendidik di dapat persentase 98,95% yang masuk dalam kategori baik.

Hasil di atas menunjukkan bahwa sebagian guru non penjasorkes di SMP Negeri

Se-Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan berpersepsi baik terhadap aspek

memiliki kompetensi sosial sebagai pendidik bagi guru penjasorkes.

Persentase tiap indikator yaitu berkomunikasi secara efektif dengan

persentase 99,88% masuk dalam kategori baik dan bergaul secara efektif dengan

persentase 78,25% masuk dalam kategori baik.

Page 81: SURVEI PERSEPSI GURU NON PENJASORKES TERHADAP …lib.unnes.ac.id/2101/1/5154.pdf · 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional dibidang pendidikan adalah upaya untuk mencerdaskan

70

Adanya persepsi guru non penjasorkes terhadap kinerja guru penjasorkes

di SMP Negeri Se-Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan yang telah baik yang

ditunjukkan dari persepsi guru pada aspek memiliki kepribadian sebagai pendidik,

memiliki kompetensi pedagogik, memiliki kompetensi profesional sebagai

pendidik, memiliki kompetensi sosial sebagai pendidik, tentunya akan berdampak

terhadap peningkatan mutu pembelajaran dan peningkatan kepercayaan guru-guru

mata pelajaran lain di SMP Negeri Se-Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan

pada kemampuan guru penjasorkes dalam melaksanakan tugas-tugasnya sebagai

guru pengampu mata pelajaran penjasorkes.

Ini juga akan dapat dijadikan acuan bagi kita calon guru Penjasorkes agar

dapat mempertahankan kompetensi-kompetensi yang telah diuraikan di atas.

Maka dari sekarang kita lebih bersungguh-sungguh dalam memperkaya

pengetahuan kita tentang Penjasorkes. Sehingga nantinya Penjasorkes menjadi

salah satu pendidikan yang diminati oleh siswa maupun kalangan guru yang lain.

Page 82: SURVEI PERSEPSI GURU NON PENJASORKES TERHADAP …lib.unnes.ac.id/2101/1/5154.pdf · 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional dibidang pendidikan adalah upaya untuk mencerdaskan

71

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Persepsi guru non Penjasorkes SMP Negeri Se-Kecamatan Gubug

Kabupaten Grobogan terhadap kinerja guru Penjasorkes telah masuk dalam

kategori baik. Hasil tersebut dapat dilihat dari persepsi guru non Penjasorkes

terhadap aspek memiliki kepribadian guru Penjasorkes sebagai pendidik

menunjukkan hasil yang baik, memiliki kompetensi pedagogik yang baik,

memiliki kompetensi profesional sebagai pendidik yang baik dan memiliki

kompetensi sosial sebagai pendidik yang baik pula.

5.2 Saran

5.2.1 Guru penjasorkes hendaknya tetap meningkatkan dan mempertahankan

keempat kompetensi yang telah dianggap baik oleh guru non Penjasorkes

yaitu, kompetensi kepribadian, kompetensi pedagogik, kompetensi

profesional dan kompetensi sosial dalam mengajar agar persepsi guru non

Penjasorkes terhadap kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan tetap baik

dan mampu memotivasi guru lain untuk dapat melakukan hal yang sama

seperti yang dilakukan pada masa-masa yang akan datang.

5.2.2 Guru penjasorkes hendaknya meningkatkan dan mempertahankan

kinerjanya yang telah baik sehingga dapat bermanfaat bagi siswa maupun

bagi sekolah karena dengan kinerjanya yang baik tersebut tidak hanya

dapat membantu siswa mencapai hasil belajar yang optimal tetapi juga

Page 83: SURVEI PERSEPSI GURU NON PENJASORKES TERHADAP …lib.unnes.ac.id/2101/1/5154.pdf · 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional dibidang pendidikan adalah upaya untuk mencerdaskan

72

akan dapat membantu kelancaran kegiatan pembelajaran yang

dilaksanakan sekolah secara umum.

5.2.3 Guru penjasorkes harus lebih termotivasi untuk membuat modifikasi

materi pembelajaran agar tidak terkesan monoton dan membosankan bagi

siswa, dengan memanfaatkan komputer dan internet sebagai sumber

informasi dan media pembelajaran bagi siswa.

5.2.4 Guru penjasorkes harus lebih aktif dalam menggiatkan kegiatan olahraga

di sekolah, baik itu kegiatan belajar mengajar, kegiatan ekstrakurikuler,

maupun menyelenggarakan pertandingan – pertandingan berskala kecil

sampai dengan berskala besar.

Guru Penjasorkes hendaknya lebih menguasai dan memahami setiap

materi yang akan diajarkan kepada siswanya secara luas dan lebih mendalam.

Page 84: SURVEI PERSEPSI GURU NON PENJASORKES TERHADAP …lib.unnes.ac.id/2101/1/5154.pdf · 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional dibidang pendidikan adalah upaya untuk mencerdaskan

73

DAFTAR PUSTAKA

Adang Suherman, 2000, Dasar-dasar Pendidika Jasmani dan Kesehatan. Jakarta:

Depdiknas.

Bimo Walgito, 2002. Pengantar psikologi umum, Yogyakarta : Andi Offset.

,2003. Psikologi Sosial. Ogyakarta : Andi Offset

Departemen pendidikan dan kebudayaan, (1998). Alat Penelitian Kemampuan

Guru (APKG). Jakarta: Dirjen Dikti

Depdiknas. (2003). Ketentuan Umum. Jakarta: Depsiknas.

Dessler. 1992. Psikologi Kependidikan. Jakarta : PT. Gramedia

Mar’at, 1982. Sikap Manusia, Perubahan Serta Pengukuran. Graha Indonesia:

Bandung

Moh. User Usman. 2005. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya Offset.

_______________ , 2007. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya Offset.

Mungin Eddy W. Et al. 1997. Panduan Penulisan Karya Ilmiah. UNNES

Sardiman, 2006. Interaksi dan motivasi belajar mengajar. Jakarta : Raja Grafindo

Persada.

Soepartono, 2000. Sarana dan Prasarana Olahraga. Jakarta: Depdikbud.

Sudjana, 1990. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : Remaja

Rosdakarya

Suharsimi Arikunto. (1998). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta

________________, 2002. Prosedur Penelitian. Jakarta : rineka cipta

Page 85: SURVEI PERSEPSI GURU NON PENJASORKES TERHADAP …lib.unnes.ac.id/2101/1/5154.pdf · 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional dibidang pendidikan adalah upaya untuk mencerdaskan

74

Kisi – kisi Kompetensi, Indikator dan Pertanyaan

Kompetensi Indikator Pertanyaan

A.Memiliki kepribadian sebagai pendidik

1. Memiliki kepribadian mantap dan stabil

6. Memiliki kepribadian dewasa

7. Memiliki kepribadian arif

8. Memiliki kepribadian berwibawa

9. Memiliki akhlak mulia dan dapat menjadi teladan

9. Apa beliau guru yang disiplin?

10. Apakah beliau seorang yang senantiasa bertindak sesuai dengan norma, tata tertib dan komitmen yang telah disepakati?

11. Apakah selama berada di lingkungan sekolah beliau sopan dalam bertutur?

12. Apakah selama berada di lingkungan sekolah beliau berperilaku sopan?

13. Apakah selama menjalankan perannya sebagai guru, guru penjasorkes di sekolah Ibu/Bapak berpenampilan tepat sesuai situasi dan kondisi?

14. Apakah beliau disegani oleh peserta didik?

15. Apakah beliau memiliki wibawa sebagai seorang pendidik?

16. Apakah beliau menunjukkan komitmen sebagai umat beragama?

C. Memiliki kompetensi pedagogik

6. Memahami peserta didik

7. Merancang pembelajaran

8. Melaksanakan pembelajaran

9. Evaluasi hasil belajar

10. Mengembangkan peserta didik

9. Apakah peserta didik di sekolah Ibu/Bapak tampak bersemangat saat mengikuti proses pembelajaran penjasorkes?

10. Apakah beliau pernah memberikan hukuman fisik pada peserta didik?

11. Apakah pembelajaran penjasorkes yang beliau selenggarakan diminati oleh peserta didik?

12. Apakah beliau melaksanakan kewajiban dalam menyusun dan

Page 86: SURVEI PERSEPSI GURU NON PENJASORKES TERHADAP …lib.unnes.ac.id/2101/1/5154.pdf · 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional dibidang pendidikan adalah upaya untuk mencerdaskan

75

mengembangkan silabus dan RPP?

13. Sejauh yang Ibu/Bapak ketahui, apakah beliau memiliki inisiatif untuk merancang dan mengembangkan media?sarana belajar sederhana untuk kepentingan proses belajar mengajar?

14. Apakah beliau tapat waktu dalam menyelenggarakan dan menyerahkan hasil evaluasi belajar?

15. Apakah beliau membuka diri untuk menjalin keakraban dengan peserta didik?

16. Apakah beliau mampu bertindak bijaksana dan mendidik dalam mengatasi kenakalan peserta didik?

D. Memiliki kompetensi profesional sebagai pendidik

2. Menguasai bidang studi secara luas dan mendalam

12. Apakah beliau tampak terampil dalam memberi contoh gerak dalam proses pembelajaran penjasorkes?

13. Apakah Ibu/Bapak pernah menyaksikan beliau, memainkan salah satu cabang olahraga?

14. Sejauh yang pernah Ibu/Bapak saksikan, apakah beliau mengajarkan lebih dari 2 jenis cabang olahraga?

15. Apakah beliau membina salah satu cabang olahraga, melalui ekstrakurikuler atau klub atau kegiatan pengembangan diri?

16. Apakah sekolah Ibu/Bapak rutin menyelenggarakan pertandingan atau perlombaan olahraga antar kelas?

17. Apakah beliau terlibat aktif

Page 87: SURVEI PERSEPSI GURU NON PENJASORKES TERHADAP …lib.unnes.ac.id/2101/1/5154.pdf · 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional dibidang pendidikan adalah upaya untuk mencerdaskan

76

dalam penyelenggaraan pertandingan/perlombaan olahraga di sekolah?

18. Apakah sekolah Ibu/Bapak pernah mengikuti pertandingan atau perlombaan olahraga antar sekolah?

19. Sejauh yang Ibu/Bapak ketahui, apakah beliau mampu mengoperasikan komputer?

20. Sejauh yang Ibi/Bapak ketahui, apakah beliau mengenal internet?

21. Sejauh yang Ibu/Bapak ketahui, apakah beliau aktif dalam kegiatan MGMP penjasorkes?

22. Sejauh yang Ibu/Bapak ketahui, apakah di luar jam kerja beliau masih aktif berolahraga?

E. Memiliki kompetensi sosial sebagai pendidik

3. Berkomunikasi secara aktif

4. Bergaul secara aktif

7. Apakah beliau dapat bersosialisasi dengan baik di lingkungan sekolah?

8. Apakah beliau dapat bekerjasama dengan baik dengan teman sejawat?

9. Apakah beliau dapat mengkomunikasikan ide?buah pikirannya dengan kalimat yang jelas?

10. Sejauh yang Ibu/Bapak ketahui apakah beliau pernah memiliki permasalahan dengan orangtua peserta didik, terkait dengan kedudukannya sebagai guru?

11. Sejauh yang Ibu/Bapak ketahui, apakah beliau pernah memiliki permasalahan dengan masyarakat sekitar sekolah, terkait dengan

Page 88: SURVEI PERSEPSI GURU NON PENJASORKES TERHADAP …lib.unnes.ac.id/2101/1/5154.pdf · 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional dibidang pendidikan adalah upaya untuk mencerdaskan

77

kedudukannya sebagai guru? 12. Apakah guru Penjasorkes di

Sekolah Ibu/Bapak terlibat aktif dalam kegiatan sosial di sekolah?

Page 89: SURVEI PERSEPSI GURU NON PENJASORKES TERHADAP …lib.unnes.ac.id/2101/1/5154.pdf · 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional dibidang pendidikan adalah upaya untuk mencerdaskan

78

 Data Hasil Penelitian Tentang Persepsi Guru Non Penjas Terhadap Kinerja Guru Pemjas di SMP Negeri Se-Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan

 

No Pertanya

an

Memiliki kepribadian sebagai pendidik Memiliki kompetensi pedagogik Memiliki kompetensi profesional sebagai pendidik Memiliki kompetensi sosial sebagai pendidik

∑ I-1 I-2 I-3 I-4 I-5

∑ I-6 I-7 I-

8 I-9 I-10 ∑

I-11 ∑

I-12 I-13 ∑ Kode

Res 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

11 12 1

3 14 15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

28

29

30

31

32

33

R-01 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3 1 3 2 1 3 3 3 19 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 33 3 3 3 2 2 3 16 92

R-02 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3 3 3 1 1 3 3 3 20 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 33 3 3 3 2 2 3 16 93

R-03 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3 1 3 1 1 3 3 3 18 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 31 3 3 3 1 1 3 14 87

R-04 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3 3 3 1 1 3 3 3 20 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 33 3 2 3 1 1 3 13 90

R-05 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3 2 3 3 3 3 3 3 23 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 33 3 3 3 2 2 3 16 96

R-06 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3 2 3 3 3 3 3 3 23 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 33 3 3 3 2 2 3 16 96

R-07 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3 2 3 1 3 3 3 3 21 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 33 3 3 3 1 1 3 14 92

R-08 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3 1 3 2 3 3 3 3 21 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 30 3 3 3 1 1 3 14 89

R-09 1 3 3 3 3 3 3 3 22 3 3 3 3 1 3 3 3 22 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 33 3 3 3 3 3 3 18 95

R-10 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 33 3 3 3 3 3 3 18 99

R-11 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3 1 3 1 1 2 3 1 15 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 33 3 3 3 1 1 3 14 86

R-12 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3 2 3 3 3 3 3 3 23 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 33 3 3 3 2 2 3 16 96

R-13 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3 3 3 2 2 2 3 3 21 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 33 3 3 3 2 2 3 16 94

R-14 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3 2 3 3 3 1 3 3 21 3 3 1 3 1 3 3 3 3 1 3 27 3 3 3 2 2 3 16 88

R-15 3 3 3 3 1 3 3 1 20 3 1 1 3 3 2 3 3 19 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 31 3 3 3 2 2 3 16 86

R-16 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3 2 3 3 3 3 3 3 23 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 33 3 3 3 2 2 3 16 96

R-17 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3 1 3 3 3 3 3 3 22 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 33 3 3 3 2 2 3 16 95

R-18 3 3 3 3 3 3 3 3 24 2 1 3 2 2 3 3 3 19 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 31 3 3 3 2 2 3 16 90

R-19 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3 1 3 2 3 3 3 3 21 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 31 3 3 3 2 2 3 16 92

R-20 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3 1 3 2 1 3 3 3 19 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 30 3 3 3 2 2 3 16 89

R-21 3 3 3 3 3 3 3 3 24 2 1 3 3 2 3 3 3 20 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 31 3 3 3 2 2 3 16 91

R-22 3 2 3 3 3 3 3 3 23 3 3 3 3 1 3 3 3 22 3 3 3 3 3 3 3 1 1 3 3 29 3 3 3 2 2 3 16 90

R-23 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3 1 3 3 3 3 3 3 22 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 33 3 3 3 2 2 3 16 95

Page 90: SURVEI PERSEPSI GURU NON PENJASORKES TERHADAP …lib.unnes.ac.id/2101/1/5154.pdf · 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional dibidang pendidikan adalah upaya untuk mencerdaskan

79

R-24 3 3 3 3 3 1 3 3 22 3 1 1 3 2 3 3 3 19 2 3 3 3 3 3 3 2 1 3 3 29 3 3 3 2 2 3 16 86

R-25 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3 2 3 3 3 3 3 3 23 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 31 3 3 3 2 2 3 16 94

R-26 3 3 3 3 3 3 3 1 22 3 2 3 1 1 3 3 3 19 1 1 1 3 3 1 3 1 1 1 1 17 3 3 3 2 2 3 16 74

R-27 3 3 3 3 3 3 3 1 22 3 2 3 1 1 3 3 3 19 1 1 1 3 3 1 3 1 1 1 1 17 3 3 3 2 2 3 16 74

R-28 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3 1 3 3 3 3 3 3 22 3 3 3 3 2 3 3 3 1 3 1 28 3 3 3 2 2 3 16 90

R-29 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3 1 1 3 3 1 3 3 18 3 3 3 3 1 3 3 3 1 1 3 27 3 3 3 3 2 3 17 86

R-30 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3 1 3 3 3 3 1 3 20 3 3 3 3 3 3 3 1 1 3 3 29 3 3 3 2 2 3 16 89

R-31 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3 1 3 3 3 3 3 3 22 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 33 3 3 3 2 2 3 16 95

R-32 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3 2 3 3 3 3 3 3 23 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 33 3 3 3 2 2 3 16 96

R-33 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3 2 3 3 3 3 3 3 23 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 33 3 3 3 2 2 3 16 96

R-34 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3 2 3 3 3 3 3 3 23 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 33 3 3 3 2 2 3 16 96

R-35 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3 2 3 3 3 3 3 3 23 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 33 3 3 3 2 2 3 16 96

R-36 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3 2 3 3 3 3 3 3 23 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 33 3 3 3 2 2 3 16 96

R-37 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3 3 3 1 1 3 3 3 20 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 1 29 3 3 3 3 2 2 16 89

R-38 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3 1 3 2 3 3 3 3 21 3 3 3 3 2 3 3 3 3 1 3 30 3 3 3 3 3 3 18 93

R-39 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3 2 3 3 3 3 3 3 23 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 33 3 3 3 2 2 3 16 96

R-40 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3 1 3 3 2 3 3 3 21 3 3 1 3 2 3 3 1 1 1 1 22 3 3 3 3 3 3 18 85

R-41 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3 2 3 3 3 3 3 3 23 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 31 3 3 3 2 2 3 16 94

R-42 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3 2 3 3 3 3 3 3 23 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 33 3 3 3 2 2 3 16 96

R-43 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3 3 3 3 1 3 3 3 22 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 31 3 3 3 1 3 3 16 93

R-44 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3 1 3 3 3 3 3 3 22 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 33 3 3 3 1 1 3 14 93

R-45 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3 2 3 1 3 3 3 3 21 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 33 3 3 3 2 2 3 16 94

R-46 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 31 3 3 3 1 3 3 16 95

R-47 3 3 1 3 3 3 3 3 22 3 3 3 1 1 3 3 3 20 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 31 3 3 3 2 2 3 16 89

R-48 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3 2 3 1 3 3 3 3 21 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 32 3 3 3 3 3 3 18 95

R-49 3 3 3 3 3 1 3 3 22 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 32 3 3 3 2 2 3 16 94

R-50 3 3 1 3 1 3 3 3 20 1 3 1 1 1 3 3 3 16 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 31 3 3 3 2 2 3 16 83

R-51 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 33 3 3 3 1 3 3 16 97

R-52 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 33 3 3 3 1 3 3 16 97

Page 91: SURVEI PERSEPSI GURU NON PENJASORKES TERHADAP …lib.unnes.ac.id/2101/1/5154.pdf · 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional dibidang pendidikan adalah upaya untuk mencerdaskan

80

R-53 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3 1 3 3 3 3 3 3 22 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 33 3 3 3 1 1 3 14 93

R-54 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3 2 3 3 3 3 3 3 23 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 33 3 3 3 2 2 3 16 96

R-55 3 3 3 3 2 3 3 3 23 3 2 3 3 2 3 3 3 22 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 32 3 3 3 2 2 3 16 93

R-56 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3 1 3 3 3 3 1 3 20 3 3 3 1 3 3 3 3 2 3 3 30 3 3 3 1 3 3 16 90

R-57 3 1 3 3 3 3 3 3 22 1 3 1 1 1 1 1 1 10 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 1 29 3 3 3 3 3 3 18 79

R-58 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3 2 3 3 2 3 3 3 22 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 31 3 3 3 2 2 3 16 93

R-59 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3 2 3 3 3 3 3 3 23 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 33 3 3 3 2 2 3 16 96

R-60 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3 1 3 3 1 3 3 3 20 3 1 1 3 3 3 3 3 3 1 1 25 3 3 3 3 2 3 17 86

R-61 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3 2 3 3 3 3 3 3 23 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 33 3 3 3 2 2 3 16 96

R-62 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3 2 3 3 3 3 3 3 23 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 33 3 3 3 2 2 3 16 96

R-63 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3 2 3 3 3 3 3 3 23 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 33 3 3 3 2 2 3 16 96

R-64 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3 2 3 3 3 3 3 3 23 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 33 3 3 3 2 2 3 16 96

R-65 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 31 3 3 3 1 3 3 16 95

R-66 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3 3 1 1 3 3 3 3 20 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 1 29 3 3 3 3 2 3 17 90

R-67 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3 1 3 2 3 3 3 3 21 3 3 3 3 2 3 3 3 3 1 3 30 3 3 3 3 3 3 18 93

R-68 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3 2 3 3 3 3 3 3 23 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 33 3 3 3 2 2 3 16 96

R-69 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3 1 3 3 2 3 3 3 21 3 3 1 3 2 3 3 1 1 1 1 22 3 3 3 3 3 3 18 85

R-70 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3 2 3 3 3 3 3 3 23 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 31 3 3 3 2 2 3 16 94

R-71 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3 2 3 3 3 3 3 3 23 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 33 3 3 3 2 2 3 16 96

R-72 3 3 3 3 3 3 3 3 24 1 3 3 3 1 3 3 3 20 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 31 3 3 3 3 1 3 16 91

R-73 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 33 3 3 3 1 1 3 14 95

R-74 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3 2 3 1 3 3 3 3 21 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 33 3 3 3 2 2 3 16 94

R-75 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3 2 3 1 3 3 3 3 21 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 33 3 3 3 2 2 3 16 94

R-76 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3 2 3 1 3 3 3 3 21 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 33 3 3 3 2 2 3 16 94

R-77 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3 2 3 3 3 3 3 3 23 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 33 3 3 3 2 2 3 16 96

R-78 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3 1 3 3 3 3 3 3 22 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 33 3 3 3 2 2 3 16 95

R-79 3 3 3 3 3 3 3 3 24 2 1 3 2 2 3 3 3 19 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 31 3 3 3 2 2 3 16 90

R-80 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3 1 3 2 3 3 3 3 21 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 31 3 3 3 2 2 3 16 92

R-81 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3 1 3 2 1 3 3 3 19 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 30 3 3 3 2 2 3 16 89

Page 92: SURVEI PERSEPSI GURU NON PENJASORKES TERHADAP …lib.unnes.ac.id/2101/1/5154.pdf · 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional dibidang pendidikan adalah upaya untuk mencerdaskan

81

R-82 3 3 3 3 3 3 3 3 24 2 1 3 3 2 3 3 3 20 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 31 3 3 3 2 2 3 16 91

R-83 3 2 3 3 3 3 3 3 23 3 3 3 3 1 3 3 3 22 3 3 3 3 3 3 3 1 1 3 3 29 3 3 3 2 2 3 16 90

R-84 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3 1 3 3 3 3 3 3 22 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 33 3 3 3 2 2 3 16 95

R-85 3 3 3 3 3 1 3 3 22 3 1 1 3 2 3 3 3 19 2 3 3 3 3 3 3 2 1 3 3 29 3 3 3 2 2 3 16 86

R-86 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3 2 3 3 3 3 3 3 23 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 31 3 3 3 2 2 3 16 94

R-87 3 3 3 3 3 3 3 1 22 3 2 3 1 1 3 3 3 19 1 1 1 3 3 1 3 1 1 1 1 17 3 3 3 2 2 3 16 74

R-88 3 3 3 3 3 3 3 1 22 3 2 3 1 1 3 3 3 19 1 1 1 3 3 1 3 1 1 1 1 17 3 3 3 2 2 3 16 74

R-89 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3 1 3 3 3 3 3 3 22 3 3 3 3 2 3 3 3 1 3 1 28 3 3 3 2 2 3 16 90

R-90 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3 1 1 3 3 1 3 3 18 3 3 3 3 1 3 3 3 1 1 3 27 3 3 3 3 2 3 17 86

R-91 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3 1 3 3 3 3 1 3 20 3 3 3 3 3 3 3 1 1 3 3 29 3 3 3 2 2 3 16 89

R-92 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3 1 3 3 3 3 3 3 22 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 33 3 3 3 2 2 3 16 95

R-93 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3 2 3 3 3 3 3 3 23 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 33 3 3 3 2 2 3 16 96

R-94 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3 2 3 3 3 3 3 3 23 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 33 3 3 3 2 2 3 16 96 R-95 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3 2 3 3 3 3 3 3 23 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 33 3 3 3 2 2 3 16 96

Jumlah 564 846 279

285

275

2249 719 23

6

232

274 558 20

19 2918 2918 854 669 1523 87

09

% 98.95

98.94737

97.89

100

96.49

98.64 84.09357

82.81

81.4

96.14

97.89 88.55 93.07814992

93.078

99.8830409

78.24561404

89.064327

92.6

Kriteria B B B B B B B B B B B B B B B B B B