PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN.docx
Click here to load reader
description
Transcript of PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN.docx
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
“DPR MENUNTUT KENAIKAN GAJI?”
KELOMPOK 1
1. NICKY WAHYUDI2. DERY BHAKTI ANDALA3. CHARISMA BELLA KISARA4. RIZKY MITHA NARYANTI5. WANDA MUTIARA ANOM
Gaji DPR Tertinggi Ke-4 di Dunia! Mereka Masih Menuntut Naik Lagi
Di saat tidak hentinya terpaan ekonomi yang dihadapi oleh rakyat Indonesia, lagi- lagi
kabar tidak masuk akal ini datang dari kabinet kerja Republik tercinta ini. Ya, anggota DPR -
RI telah mengajukan kenaikan gaji dan tunjangan di tengah angka jumlah penduduk miskin
di Indonesia yang semakin bertambah. Kenaikan ini sudah pasti ditentang oleh berbagai
kalangan rakyat, salah satunya dari Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran
menentang kenaikan tunjangan anggota Dewan Perwakilan Rakyat.
Sekretaris Jendral Fitray Yenny Soetjipto juga mengatakan bahwa gaji anggota
parlemen DPR termasuk gaji terbesar keempat di dunia dibandingkan dengan parlemen
negara lain yang lebih maju di dunia, yaitu sebesar Rp 800 juta atau sekitar US$ 65 ribu.
Angka ini 18 kali lipat dari pendapatan per kapita penduduk Indonesia per tahun sebesar US$
3.582.
Bandingkan dengan gaji anggota parlemen di Amerika serikat yang hanya sebesar 3.5
kali dari pendapatan per kapita penduduk, sedangkan Malaysia berkisar jauh di bawah angka
fantastis itu, yaitu sekitar US$ 25 ribu. Tak pelak Yenny juga mengecam kinerja parlemen
yang dirasakan tidak pantas dengan imbalan bulanan yang diterima. Dari 34 rancangan
undang-undang yang diharapkan selesai pada 2015, tak satu pun diketok atau disahkan.
Berikut ini kenaikan tunjangan yang diusulkan DPR dan tunjangan yang disetujui
Kementerian Keuangan:
1. Tunjangan kehormatan
a) Ketua badan/komisi: DPR mengusulkan Rp 11.150.000, hanya disetujui Rp 6.690.000.
b) Wakil ketua: DPR mengusulkan Rp 10.750.000, hanya disetujui Rp 6.460.000.
c) Anggota: DPR mengusulkan Rp 9.300.000, hanya disetujui Rp 5.580.000.
2. Tunjangan komunikasi intensif
a) Ketua badan/komisi: DPR mengusulkan Rp 18.710.000, hanya disetujui Rp 16.468.000.
b) Wakil ketua: DPR mengusulkan Rp 18.192.000, hanya disetujui Rp 16.009.000.
c) Anggota: DPR mengusulkan Rp 17.675.000, hanya disetujui Rp 15.554.000.
3. Tunjangan peningkatan fungsi pengawasan
a) Ketua komisi/badan: DPR mengusulkan Rp 7.000.000, hanya disetujui Rp 5.250.000.
b) Wakil ketua komisi/badan: DPR mengusulkan Rp 6.000.000, hanya disetujui Rp
4.500.000. c) Anggota: DPR mengusulkan Rp 5.000.000, hanya disetujui Rp 3.750.000.
4. Bantuan langganan listrik dan telepon
DPR mengusulkan Rp 11.000.000, hanya disetujui Rp 7.700.000.
Sejatinya menjadi wakil rakyat adalah panggilan hati nurani. Artinya, menjadi wakil
rakyat lebih merupakan keterpanggilan jiwa untuk dapat mengabdikan diri pada pemihakan
kepentingan masyarakat, bangsa, dan negara. Sejalan dengan panggilan ini, tepat sekali
parafrase Abraham Lincoln, mantan Presiden USA yang menegaskan: 'Jangan engkau
tanyakan apa yang negara berikan kepadamu, tetapi tanyakanlah apa yang telah engkau
berikan kepada negaramu.' Mengacu pada ucapan Lincoln tersebut, sesungguhnya menjadi
anggota DPR tentulah merupakan pekerjaan yang mulia.
Menjadi anggota DPR (dan juga anggota parlemen di mana juga) sesungguhnya
merupakan langkah yang tepat untuk menjadi seorang negarawan (statement). Dalam
kedudukannya sebagai negarawan, tentu hanya kepentingan bangsa dan negaralah yang
diutamakan, jauh di atas kepentingan partai politik, golongan, apalagi kepentingan pribadi.
Sebagai mantan anggota DPR, penulis juga menyadari bahwa wakil rakyat juga adalah
manusia biasa. Mereka juga memiliki keinginan dan kebutuhan sebagaimana layaknya
karyawan atau kalangan profesional lainnya. Tetapi di tengah deru keterpurukan bangsa dan
penderitaan rakyat yang belum sembuh akibat krisis multidimensi berkepanjangan ini,
layakkah anggota DPR sekarang mengajukan kenaikan gaji hingga Rp15 juta rupiah? Terkait
dengan penghasilan, ungkapan Melayu menyebutkan: 'Sedikit cukup banyak habis.'