Pendekatan scientific

12
Pendekatan ilmiah Dia Cahyawati Sumber File document diklat guru dalam implementasi kurikulum 2013

Transcript of Pendekatan scientific

Page 1: Pendekatan scientific

Pendekatan ilmiahDia Cahyawati

Sumber

File document diklat guru dalam implementasi kurikulum 2013

Page 2: Pendekatan scientific

Latar belakangKurikulum 2013 mengamanatkan esensi pendekatan ilmiah

dalam pembelajaran sebab pendekatan ilmiah diyakini sebagai titian emas perkembangan dan pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik.

Dalam pendekatan atau proses kerja yang memenuhi kriteria ilmiah, para ilmuwan lebih mengedepankan pelararan induktif (inductive reasoning) ketimbang penalaran deduktif (deductive reasoning) sebab penalaran deduktif melihat fenomena umum untuk kemudian menarik simpulan yang spesifik dan sebaliknya dengan penalaran induktif yang memandang fenomena atau situasi spesifik untuk kemudian menarik simpulan secara keseluruhan.

Page 3: Pendekatan scientific

Manfaat pendekatang ilmiahPembelajaran berbasis pendekatan ilmiah itu lebih

efektif hasilnya dibandingkan dengan pembelajaran tradisional. Hasil penelitian membuktikan bahwa pada pembelajaran tradisional, retensi informasi dari guru sebesar 10 persen setelah lima belas menit dan perolehan pemahaman kontekstual sebesar 25 persen. Pada pembelajaran berbasis pendekatan ilmiah, retensi informasi dari guru sebesar lebih dari 90 persen setelah dua hari dan perolehan pemahaman kontekstual sebesar 50-70 persen.

Proses pembelajaran harus dipandu dengan kaidah-kaidah pendekatan ilmiah. Pendekatan ini bercirikan penonjolan dimensi pengamatan, penalaran, penemuan, pengabsahan, dan penjelasan tentang suatu kebenaran.

Page 4: Pendekatan scientific

Aspek pembelajaran dengan pendekatan ilmiah

Proses pembelajaran menyentuh tiga ranah, yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Dalam proses pembelajaran berbasis pendekatan ilmiah, ranah sikap menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik “tahu mengapa.” Ranah keterampilan menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik “tahu bagaimana”. Ranah pengetahuan menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik “tahu apa.” Hasil akhirnya adalah peningkatan dan keseimbangan antara kemampuan untuk menjadi manusia yang baik(soft skills) dan manusia yang memiliki kecakapan dan pengetahuan untuk hidup secara layak (hard skills) dari peserta didik yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan.

Page 5: Pendekatan scientific
Page 6: Pendekatan scientific

Seiring perkembangan zaman dan berlakunya kurikulum 2013 dengan pendekatan scientific yang lebih menekankan pada dimensi pedagogik modern dalam pembelajaran, yaitu menggunakan pendekatan ilmiah.

Page 7: Pendekatan scientific

Mengamati Metode mengamati mengutamakan kebermaknaan

proses pembelajaran (meaningfull learning).

Metode ini menyajikan media obyek secara nyata agar peserta didik senang dan tertantang, dan mudah pelaksanaannya

Metode mengamati juga sangat bermanfaat bagi pemenuhan rasa ingin tahu peserta didik. Sehingga proses pembelajaran memiliki kebermaknaan yang tinggi. Dengan metode observasi ,peserta didik menemukan fakta bahwa ada hubungan antara obyek yang dianalisis dengan materi pembelajaran yang digunakan oleh guru.

Page 8: Pendekatan scientific

Menanya Guru yang efektif mampu menginspirasi peserta didik

untuk meningkatkan dan mengembangkan ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuannya. Pada saat guru bertanya, pada saat itu pula dia membimbing atau memandu peserta didiknya belajar dengan baik. Ketika guru menjawab pertanyaan peserta didiknya, ketika itu pula dia mendorong asuhannya itu untuk menjadi penyimak dan pembelajar yang baik.

Page 9: Pendekatan scientific

MenalarPenalaran adalah proses berfikir yang logis dan

sistematis atas fakta-kata empiris yang dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa pengetahuan. Penalaran dimaksud merupakan penalaran ilmiah, meski penakaran nonilmiah tidak selalu tidak bermanfaat

Pada Kurikulum 2013 dengan pendekatan ilmiah banyak merujuk pada teori belajar konstruktivisme,dimana dalam pembelajaran yang merujuk pada mengelompokkan suatu ide yang akan menjadi penggalan memori sekaligus membangun peserta didik agar di memori otak berelasi dan berinteraksi dengan pengalaman sebelumnya yang sudah tersedia.. Dari persepektif psikologi yang merujuk pada koneksi antara entitas konseptual atau mental sebagai hasil dari kesamaan antara pikiran atau kedekatan dalam ruang dan waktu.

Page 10: Pendekatan scientific

Mencoba Dalam memperoleh hasil belajar yang nyata atau

otentik, peserta didik harus mencoba atau melakukan percobaan, terutama untuk materi atau substansi yang sesuai.

Pada mata pelajaran matematika misalnya siswa diajak belajar diluar lingkungan kelas diajak untuk mencoba sesuatu yang berkaitan dengan materi yang diajarkan ,contoh menghitung desimal dalam percobaan mengukur berat buah dan badan manusia.

Page 11: Pendekatan scientific

Siswa pun harus memiliki keterampilan proses untuk mengembangkan pengetahuan tentang alam sekitar, serta mampu menggunakan metode ilmiah dan bersikap ilmiah untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya sehari-hari.

Aplikasi metode eksperimen atau mencoba dimaksudkan untuk mengembangkan berbagai ranah tujuan belajar, yaitu sikap, keterampilan, dan pengetahuan

Page 12: Pendekatan scientific

Jejaring Pembelajaran atau Pembelajaran Kolaboratif

Pembelajaran kolaboratif merupakan suatu filsafat personal, lebih dari sekadar sekadar teknik pembelajaran di kelas-kelas sekolah. Kolaborasi esensinya merupakan filsafat interaksi dan gaya hidup manusia yang menempatkan dan memaknaikerjasama sebagai struktur interaksi yang dirancang secara baik dan disengaja rupa untuk memudahkan usaha kolektif dalam rangka mencapai tujuan bersama.