Pendahuluan Ubi Kayu

16
7/23/2019 Pendahuluan Ubi Kayu http://slidepdf.com/reader/full/pendahuluan-ubi-kayu 1/16 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Ubi kayu merupakan tanaman pangan potensial masa depan karena mengandung karbohidrat sehingga dapat dijadikan alternatif makanan pokok. Selain mengandung karbohidrat, ubi kayu mengandung unsur-unsur lain yaitu: air sekitar 60%, pati 25-35%, serta protein, mineral, serat kalsium dan fosfat (Elfandari, 2008) Ubi kayu merupakan salah satu sumber karbohidrat yang banyak terdapat di Sumatera Utara. Produksi ubi kayu dari tahun 1987 hingga 2009 mengalami fluktuasi dan pada 3 tahun terakhir cenderung mengalami penurunan. Hal ini perlu mendapat perhatian khusus apa penyebab terjadinya penurunan produksi tersebut. (Rukmana, 1997) Tanaman ubi kayu memiliki nilai ekonomis yang relatif penting dibandingkan dengan nilai ekonomis ubi-ubian lainnya. Upaya peningkatan  produksi ubi kayu merupakan usaha untuk memenuhi kebutuhan pangan yang semakin meningkat. Pemanfaatan ubi kayu, selain sebagai bahan pangan banyak  pula digunakan sebagai bahan baku industri seperti: industri tapioka, industri kertas, mofak dan bioetanol (Cenpukdee et al.,1992). Ubi Kayu (Manihot esculenta atau Manihot utilisima) merupakan tanaman hari tahunan. Tanaman ini berasal dari Amerika tropis yaitu Venezuela, Brasil dan Amerika Tengah. Pada abad 16 tanaman ini masuk ke Arifa Barat, Srilangka pada tahun 1786 dan ke Jawa tahun 1835. (Wargiono, 1979) Adapun daerah yang berpotensi untuk penanaman ubi kayu yakni di Simalungun, Tapanuli Utara (Taput), Deliserdang dan Serdang Bedagai (Sergai).

Transcript of Pendahuluan Ubi Kayu

Page 1: Pendahuluan Ubi Kayu

7/23/2019 Pendahuluan Ubi Kayu

http://slidepdf.com/reader/full/pendahuluan-ubi-kayu 1/16

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Ubi kayu merupakan tanaman pangan potensial masa depan karena

mengandung karbohidrat sehingga dapat dijadikan alternatif makanan pokok.

Selain mengandung karbohidrat, ubi kayu mengandung unsur-unsur lain yaitu: air

sekitar 60%, pati 25-35%, serta protein, mineral, serat kalsium dan fosfat

(Elfandari, 2008)

Ubi kayu merupakan salah satu sumber karbohidrat yang banyak terdapat

di Sumatera Utara. Produksi ubi kayu dari tahun 1987 hingga 2009 mengalami

fluktuasi dan pada 3 tahun terakhir cenderung mengalami penurunan. Hal ini perlu

mendapat perhatian khusus apa penyebab terjadinya penurunan produksi tersebut.

(Rukmana, 1997) 

Tanaman ubi kayu memiliki nilai ekonomis yang relatif penting

dibandingkan dengan nilai ekonomis ubi-ubian lainnya. Upaya peningkatan

 produksi ubi kayu merupakan usaha untuk memenuhi kebutuhan pangan yang

semakin meningkat. Pemanfaatan ubi kayu, selain sebagai bahan pangan banyak

 pula digunakan sebagai bahan baku industri seperti: industri tapioka, industri

kertas, mofak dan bioetanol (Cenpukdee et al.,1992).

Ubi Kayu (Manihot esculenta atau Manihot utilisima) merupakan tanaman

hari tahunan. Tanaman ini berasal dari Amerika tropis yaitu Venezuela, Brasil dan

Amerika Tengah. Pada abad 16 tanaman ini masuk ke Arifa Barat, Srilangka pada

tahun 1786 dan ke Jawa tahun 1835. (Wargiono, 1979)

Adapun daerah yang berpotensi untuk penanaman ubi kayu yakni di

Simalungun, Tapanuli Utara (Taput), Deliserdang dan Serdang Bedagai (Sergai).

Page 2: Pendahuluan Ubi Kayu

7/23/2019 Pendahuluan Ubi Kayu

http://slidepdf.com/reader/full/pendahuluan-ubi-kayu 2/16

2

Tetapi dari data yang ada, ubi kayu umumnya dibudidayakan di 27

kabupaten/kota yang ada di Sumut, meskipun jumlah tanaman dan produksinya

 bervariasi. Hal ini menunjukkan banyaknya jenis  –   jenis ubi kayu ( Manihot

esculenta. CRANTZ) yang tersebar di Kabupaten Simalungun Kecamatan Tanah

Jawa dan Kecamatan Sidamanik di daerah Sumatera Utara yang perlu

diidentifikasi dan diketahui jenis –  jenisnya. (Azwar,2004) 

Tujuan Percobaan

Adapun tujuan percobaan ini dilakukan adalah untuk meneliti pengaruh

 posisi tanam terhadap stek ubi kayu ( Manihot utilissima Pohl.)

Hipotesis Percobaan

Adapun hipotesis dari percobaan ini adalah adanya pengaruh posisi tanam

terhadap stek ubi kayu ( Manihot utilissima Pohl.)

Kegunaan Percobaan

Adapun kegunaan dari percobaan ini adalah sebagai salah satu syarat

untuk dapat mengikuti praktikal tes di Laboratorium Dasar Agronomi Fakultas

Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan. Dan juga sebagai bahan informasi

 bagi pihak yang membutuhkan.

Page 3: Pendahuluan Ubi Kayu

7/23/2019 Pendahuluan Ubi Kayu

http://slidepdf.com/reader/full/pendahuluan-ubi-kayu 3/16

3

TINJAUAN PUSTAKA

Botani Tanaman

Tanaman ubi kayu diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom : Plantae,

Divisi : Spermatophyta, Subdivisi : Angiospermae, Kelas : Dicotyledonae, Ordo

:Euphorbiales, Famili : Euphorbiaceae, Genus : Manihot, Spesies : Manihot

esculenta(Allem, 2002).

Secara taksonomis, ubi kayu termasuk dalam Famili Euphorbiaceae

dengan nama Melayu Ubi Kayu atau ubi Gajah. Di Sumatera dinamakan gadung

atau ketela, di Jawa dikenal dengan nama ketela, balok, singkong, di Jawa Barat

dikenal dengan sampeu, di Sulawesi dinamakan Batata Kayu sedang di

Kalimantan disebut dengan Peti Kayu (Sharma, 1993)

Singkong atau ubi kayu (Manihot esculenta Cranz atau Manihot utilissima

Pohl) termasuk ke dalam famili Euphorbiaceae, mempunyai daun berbentuk

tangan, batang beruas-ruas dan bercabang, tumbuh tegak, serta ketinggiannya

dapat mencapai tiga meter (Badeges, 1989).

Tanaman ubi kayu dewasa dapat mencapai tinggi 1 sampai 2 meter,

walaupun ada beberapa kultivar yang dapat mencapai tinggi sampai 4 meter.

Batang ubi kayu berbentuk silindris dengan diameter berkisar 2 sampai 6 cm.

Warna batang sangat bervariasi, mulai putih keabu-abuan sampai coklat atau

coklat tua. Batang tanaman ini berkayu dengan bagian gabus (pith) yang lebar.

Setiap batang menghasilkan rata-rata satu buku (node) per hari di awal

 pertumbuhannya, dan satu buku per minggu di masa-masa selanjutnya.

(Ekanayake et al., 1997)

Page 4: Pendahuluan Ubi Kayu

7/23/2019 Pendahuluan Ubi Kayu

http://slidepdf.com/reader/full/pendahuluan-ubi-kayu 4/16

4

Susunan daun ubi kayu pada batang (phyllotaxis) berbentuk 2/5 spiral.

Lima daun berada dalam posisi melingkar membentuk spiral dua kali di sekeliling

 batang. Daun berikutnya atau daun ke enam terletak persis di atas titik awal spiral

tadi. Jadi, setelah dua putaran, daun ke 6 berada tepat di atas daun ke 1, daun ke

7di atas daun ke 2, dan seterusnya (Ekanayake et al., 1997).

Daun ketela pohon termasuk daun tunggal. Daun tungal tersusun secara

spiral, panjang tangkai daun 5-30 cm, helaian daun rata sampai terbagi 3 - 10

sampai pangkal daunnya. Perbungaan dalam tandan di ujung batang dengan

 panjang 3-10 cm. Buah bulat telur bersayap 6 dengan diameter 1-1,5 cm, terdapat

n 3 biji di dalamnya (Sharma, 1993).

Syarat Tumbuh

Iklim

Berdasarkan karakteristik iklim di Indonesia dan kebutuhan air tersebut, ubi kayu

dapat dikembangkan di hampir semua kawasan, baik di daerah beriklim basah

maupun beriklim kering sepanjang air tersedia sesuai dengan kebutuhan tanaman

tiap fase pertumbuhan. Pada umumnya daerah sentra produksi ubikayu memiliki

tipe iklim C, D, dan E (Wargiono, dkk., 1996),

Tanah

Tanah sebagai tempat tumbuh tanaman jagung harus mempunyai

kandungan hara yang cukup. Jagung tidak memerlukan persyaratan tanah yang

khusus, hampir berbagai macam tanah dapat diusahakan untuk pertanaman jagung

(AAK, 2006).

Page 5: Pendahuluan Ubi Kayu

7/23/2019 Pendahuluan Ubi Kayu

http://slidepdf.com/reader/full/pendahuluan-ubi-kayu 5/16

5

Pada pH netral, unsur-unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman jagung

 banyak tersedia di dalamnya. Tanah-tanah yang pH nya kurang dari 5,5

dianjurkan diberi pengapuran untuk menaikkan pH (Warisno, 2007).

Page 6: Pendahuluan Ubi Kayu

7/23/2019 Pendahuluan Ubi Kayu

http://slidepdf.com/reader/full/pendahuluan-ubi-kayu 6/16

6

BAHAN DAN METODE

Tempat dan Waktu Penelitian

Adapun tempat dilaksanakannya penelitian ini adalah di lahan

Laboratorium Dasar Agronomi, Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas

Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan. Penelitian ini dilaksanakan pada

Maret 2015 sampai Mei 2015.

Bahan dan Alat

Adapun bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah batang ubi

kayu sebagai bahan tumbuh, tali plastik digunakan dalam membantu mengukur

dan membentuk lahan, air sebagai bahan yang disiramkan pada tanaman, pita

merah digunakan untuk memberi tanda tanaman sampel, papan plang digunakan

untuk memberi tanda kepunyaan lahan, kertas karton biru digunakan sebagai

 pelapis papan plang.

Adapun alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah cangkul untuk

membantu membentuk dan menggarap lahan, gembor digunakan untuk membantu

menyiram tanaman, penggaris dan meteran digunakan untuk mengukur tinggi

tanaman, alat tulis dan buku data digunakan untuk mencatat perkembangan ubi

kayu setiap minggu.

Metode Percobaan

Adapun metode percobaan ini adalah :

1.  Penyiapan lahan yang dilakukan pada tanggal 28 Februari 2015 dengan

ukuran plot 4 x 3 m.

2.  Penanaman dengan ketentuan :

Jarak Tanam : 60 x 70 cm

Page 7: Pendahuluan Ubi Kayu

7/23/2019 Pendahuluan Ubi Kayu

http://slidepdf.com/reader/full/pendahuluan-ubi-kayu 7/16

7

Jumlah Tanaman per plot : 30

Jumlah perlakuan : 5

P0  : Tegak

-  P1  : Terbalik

-  P2  : 45°

P3 : 18°

P4  : Tidur

Jumlah sampel : 60

3.  Pemeliharaan tanaman dengan cara penyiraman tanaman dan

 penyiangan yang dilakukan pada setiap sore. 

Analisis Data

Dari data hasil percobaan menggunakan analisis data sederhana dengan

melihat visual data tertinggi dan terendah.

Page 8: Pendahuluan Ubi Kayu

7/23/2019 Pendahuluan Ubi Kayu

http://slidepdf.com/reader/full/pendahuluan-ubi-kayu 8/16

8

PELAKSANAAN PERCOBAAN

Penyiapan Lahan

Penyiapan lahan selesai dilakukan pada tanggal 28 Februari 2015. Hal-hal

yang dilakukan pada saat penyiapan lahan adalah membersihkan lahan dari gulma

dan sisa tanaman sebelumnya, membuat parit, dan membentuk plot dengan ukuran

4 x 3 m, menggemburkan tanah, serta pemberian topsoil.

Penyiapan Bahan Tanam

Penyiapan bahan tanam dilakukan dengan cara memilih bagian batang ubi

kayu akan di stek. Bahan stek ubi kayu dipotong-potong sepanjang 30 cm.

Penanaman

Penanaman dilakukan pada tanggal 28 Februari 2015. Hal pertama yang

dilakukan pada saat penanaman adalah dengan membagi lahan menjadi 5 baris.

Baris pertama ditanam stek ubi kayu dengan posisi tanam tegak, baris kedua

ditanam stek ubi kayu dengan posisi tanam terbalik, baris ketiga ditanam stek ubi

kayu dengan posisi tanam miring 45°, baris keempat ditanam stek ubi kayu

dengan posisi miring 18°, baris kelima ditanam stek ubi kayu dengan posisi tanam

tidur.

Pemeliharaan

Penyiraman

Penyiraman dilakukan setiap hari pada sore hari dan juga tergantung

kondisi cuaca pada hari itu. Penyiraman dilakukan dengan menggunakan gembor

setiap harinya.

Page 9: Pendahuluan Ubi Kayu

7/23/2019 Pendahuluan Ubi Kayu

http://slidepdf.com/reader/full/pendahuluan-ubi-kayu 9/16

9

Penyiangan

Penyiangan dilakukan minimal 2 hari sekali pada sore hari. Penyiangan

dilakukan dengan cara mencabut gulma di sekitar area tumbuh tanaman agar tidak

terjadi persaingan unsur hara.

Panen

Panen dilakukan ketika ubi kayu sudah memenuhi kriteria untuk dapat

dipanen yaitu pada hari Sabtu, 23 Mei 2015.

Pengamatan Parameter

Panjang Tunas

Pengamatan dan pengukuran panjang tunas dilakukan pada setiap hari

sabtu. Pengukuran dilakukan menggunakan bantuan alat meteran. Hal ini sudah

dilakukan sejak Maret 2015 sampai April 2015. Tinggi tanaman yang diamati

adalah tinggi tanaman sampel yang sudah diberi tanda dengan pita merah.

Jumlah Tunas Yang Hidup

Pengamatan jumlah tunas yang hidup dilakukan pada setiap hari sabtu. Hal

ini sudah dilakukan sejak Maret 2015 sampai April 2015.

Jumlah Daun

Pengamatan jumlah daun dilakukan pada setiap hari sabtu. Hal ini sudah

dilakukan sejak Maret 2015 sampai April 2015. Daun stek ubi kayu yang dihitung

adalah daun yang telah memiliki minimum tiga ruas daun.

Page 10: Pendahuluan Ubi Kayu

7/23/2019 Pendahuluan Ubi Kayu

http://slidepdf.com/reader/full/pendahuluan-ubi-kayu 10/16

10

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Tabel 1. Panjang Ui Kayu 1-6 MST pada Pengaruh Posisi Tanam

Umur Posisi

Tanam

Ulangan

1 2 3 4 5 Rataan

1 MST

Tegak

Terbalik

45º

18º

Tidur

2 MST

Tegak

Terbalik

45º

18º

Tidur

3 MST

Tegak

Terbalik

45º

18º

Tidur

4 MST

Tegak

Terbalik

45º

Page 11: Pendahuluan Ubi Kayu

7/23/2019 Pendahuluan Ubi Kayu

http://slidepdf.com/reader/full/pendahuluan-ubi-kayu 11/16

11

18º

Tidur

5 MST

Tegak

Terbalik

45º

18º

Tidur

5 MST

Tegak

Terbalik

45º

18º

Tidur

Tabel 2. Jumlah Daun Ubi Kayu 1-6 MST pada Pengaruh Posisi Tanam

Umur Posisi

Tanam

Ulangan

1 2 3 4 5 Rataan

1 MST

Tegak

Terbalik

45º

18º

Tidur

Tegak

Terbalik

Page 12: Pendahuluan Ubi Kayu

7/23/2019 Pendahuluan Ubi Kayu

http://slidepdf.com/reader/full/pendahuluan-ubi-kayu 12/16

12

2 MST

45º

18º

Tidur

3 MST

Tegak

Terbalik

45º

18º

Tidur

4 MST

Tegak

Terbalik

45º

18º

Tidur

5 MST

Tegak

Terbalik

45º

18º

Tidur

5 MST

Tegak

Terbalik

45º

18º

Tidur

Page 13: Pendahuluan Ubi Kayu

7/23/2019 Pendahuluan Ubi Kayu

http://slidepdf.com/reader/full/pendahuluan-ubi-kayu 13/16

13

Tabel 3. Jumlah Tunas Yang Hidup Ubi Kayu 1-6 MST Pada Pengaruh Posisi

Tanam

Umur Posisi

Tanam

Ulangan

1 2 3 4 5 Rataan

1 MST

Tegak

Terbalik

45º

18º

Tidur

2 MST

Tegak

Terbalik

45º

18º

Tidur

3 MST

Tegak

Terbalik

45º

18º

Tidur

4 MST

Tegak

Terbalik

45º

18º

Page 14: Pendahuluan Ubi Kayu

7/23/2019 Pendahuluan Ubi Kayu

http://slidepdf.com/reader/full/pendahuluan-ubi-kayu 14/16

14

Tidur

5 MST

Tegak

Terbalik

45º

18º

Tidur

5 MST

Tegak

Terbalik

45º

18º

Tidur

Pembahasan

Page 15: Pendahuluan Ubi Kayu

7/23/2019 Pendahuluan Ubi Kayu

http://slidepdf.com/reader/full/pendahuluan-ubi-kayu 15/16

15

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Saran

DAFTAR PUSTAKA

Allem AC. 2002. The origins and taxonomy of cassava. Di dalam Hillocks RJ,

Thresh JM, Bellotti AC, editor. Cassava: Biology, Production and

Utilization. New York: CABI Publishing. hlm 1-16

Azwar, A. 2004. Aspek Kesehatan dan Gizi dalam Ketahanan Pangan.  Dalam:

Prosiding Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi VIII “Ketahanan Pangan

dan Gizi di Era Otonomi Daerah dan Globalisasi”. BPS, Departemen

Page 16: Pendahuluan Ubi Kayu

7/23/2019 Pendahuluan Ubi Kayu

http://slidepdf.com/reader/full/pendahuluan-ubi-kayu 16/16

16

Kesehatan, Badan POM, Bappenas, Departemen Pertanian dan Ristek,

Jakarta.

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Depkes RI. 1996. Penelitian Gizi

dan Makanan. Jilid 19. Pusat Penelitian dan Pengembangan Gizi. Bogor.

Ekanayake IJ, Osiru DSO, Porto MCM. 1997. Morphology of cassava.

Rukmana R. 1997. Ubi Kayu: Budidaya dan Pasca Panen. Yogyakarta. Kanisius.

Sharma, O. P., 1993. Plant Taxonomy. Tata Mc. Graw Hill Publishing Company

Limited, New Delhi

Wargiono J. 1979. Ubi Kayu dan Cara Bercocok Tanam. Pusat Penelitian

Tanaman Pangan. Bogor

Wargiono, J., A. Hasanuddin, dan Suyamto. 2006. Teknologi Produksi Ubi kayu

Mendukung Industri Bioethanol. Puslitbangtan Bogor; 42 hlm.