PROFIL UBI KAYU FINAL.doc

39
D. PROFIL INVESTASI BIOFUEL UBI KAYU 1. Teknik Budidaya Tanaman Ubi Kayu A. Asal Nama Tanaman Ubi kayu Ubi kayu atau ubi kayu merupakan tanaman perdu. Ubi kayu berasal dari Benua Amerika, tepatnya dari Brasil. Penyebarannya hampir ke seluruh dunia, antara lain Afrika, Madagaskar, India dan Tiongkok. Tanaman ini masuk ke Indonesia pada tahun 1852. Ubi kayu berkembang di negara-negara yang terkenal dengan wilayah pertaniannya. Nama lain untuk tanaman ubi kayu sangat beragam diseluruh Indonesia. Diantaranya, ketila, keutila ubi kayee (Aceh), ubi parancih (minangkabau), ubi singkung (Jakarta), batata kayu (Manado), bistungkel (Ambon), huwi dangdeur, huwi jendral, Kasapen, sampeu, ubi kayu (Sunda), bolet, kasawe, kaspa, kaspe, katela budin, katela jendral, katela kaspe, kaspa, kaspe, katela budin, katela jendral, katela kaspe, katela mantri, katela marikan, katela menyog, katela poung, katela prasman, katela sabekong, katela sarmunah, katela tapah, katela cengkol, ubi kayu, tela pohung (Jawa), Blandong, manggala menyok, puhung, pohung, sabhrang balandha, sawe, sawi, tela balandha, tengsag (Madura), kesawi, ketela kayu, sabrang sawi (Bali), kasubi (Gorontalo, Baree, Padu), Lame kayu (Makasar), lame aju (Bugis Majene), kasibi (Ternate, Tidore). 169

description

ubi

Transcript of PROFIL UBI KAYU FINAL.doc

Page 1: PROFIL UBI KAYU FINAL.doc

D. PROFIL INVESTASI BIOFUEL UBI KAYU

1. Teknik Budidaya Tanaman Ubi Kayu

A. Asal Nama Tanaman Ubi kayu

Ubi kayu atau ubi kayu merupakan tanaman perdu. Ubi kayu berasal dari

Benua Amerika, tepatnya dari Brasil. Penyebarannya hampir ke seluruh dunia,

antara lain Afrika, Madagaskar, India dan Tiongkok. Tanaman ini masuk ke

Indonesia pada tahun 1852. Ubi kayu berkembang di negara-negara yang terkenal

dengan wilayah pertaniannya.

Nama lain untuk tanaman ubi kayu sangat beragam diseluruh Indonesia.

Diantaranya, ketila, keutila ubi kayee (Aceh), ubi parancih (minangkabau), ubi

singkung (Jakarta), batata kayu (Manado), bistungkel (Ambon), huwi dangdeur,

huwi jendral, Kasapen, sampeu, ubi kayu (Sunda), bolet, kasawe, kaspa, kaspe,

katela budin, katela jendral, katela kaspe, kaspa, kaspe, katela budin, katela

jendral, katela kaspe, katela mantri, katela marikan, katela menyog, katela poung,

katela prasman, katela sabekong, katela sarmunah, katela tapah, katela cengkol,

ubi kayu, tela pohung (Jawa), Blandong, manggala menyok, puhung, pohung,

sabhrang balandha, sawe, sawi, tela balandha, tengsag (Madura), kesawi, ketela

kayu, sabrang sawi (Bali), kasubi (Gorontalo, Baree, Padu), Lame kayu

(Makasar), lame aju (Bugis Majene), kasibi (Ternate, Tidore).

B. Informasi umum mengenai Ubi Kayu

Ubi kayu merupakan tanaman pangan dan perdagangan (cash crop).

Sebagai tanaman perdagangan, ubi kayu menghasilkan starch, gaplek, tepung ubi

kayu, etanol, gula cair, sorbitol, monosodium glutamate, tepung aromatic, dan

pellets. Ubi kayu dapat menghidupi berbagai industri hulu dan hilir.

Sebagai tanaman pangan, ubi kayu merupakan sumber karbohidrat bagi

sekitar 500 juta manusia di dunia. Di Indonesia, tanaman ini menempati urutan

ketiga setelah padi dan jagung. Sebagai sumber karbohidrat, ubi kayu merupakan

penghasil kalori terbesar dibandingkan dengan tanaman lain.

169

Page 2: PROFIL UBI KAYU FINAL.doc

Tabel 54. Nilai Kalori berbagai tanaman penghasil karbohidrat

No Jenis Tanaman Nilai Kalori (kal/ha/hr)

1 Ubi kayu 250

2 Jagung 200

3 Beras 176

4 Sorgum 114

5 Gandum 110

Indonesia adalah penghasil ubi kayu urutan keempat terbesar di dunia setelah

Nigeria, Brazil, dan Thailand. Namun, pasar ubi kayu dunia dikuasai oleh

Thailand dan Vietnam.

Klasifikasi Ubi Kayu

Dalam sistematika tanaman, ubi kayu termasuk kelas Dicotyledoneae. Ubi

kayu masuk dalam famili Euphorbiaceae yang mempunyai 7.200 spesies,

beberapa diantaranya mempunyai nilai komersial, seperti karet (Hevea

brasiliensis), jarak (Ricinus comunis dan Jatropha curcas), umbi-umbian

(Manihot spp), dan tanaman hias (Euohorbia spp). Klasifikasi tanaman ubi kayu

sebagai berikut :

Kelas : Dicotyledoneae

Sub Kelas : Arhichlamydeae

Ordo : Euphorbiales

Famili : Euphorbiaceae

Sub Famili : Manihotae

Genus : Manihot

Spesies : Manihot esculenta Crantz

Manihot esculenta Crantz mempunyai nama lain M. utilissima dan M. alpi.

Semua Genus Manihot berasal dari Amerika Selatan. Brazil merupakan pusat asal

dan sekaligus sebagai pusat keragaman ubi kayu. Manihot mempunyai 100

spesies yang telah diklasifikasikan dan mayoritas ditemukan di daerah yang relatif

kering.

170

Page 3: PROFIL UBI KAYU FINAL.doc

Tanaman ubi kayu tumbuh di daerah antara 300 lintang selatan dan 300

lintang utara, yaitu daerah dengan suhu rata-rata lebih dari 180C dengan curah

hujan di atas 500 mm/tahun

Namun demikian, tanaman ubi kayu dapat tumbuh pada ketinggian 2.000

m dpl atau di daerah sub-tropika dengan suhu rata-rata 160C. Di ketinggian tempat

sampai 300 m dpl tanaman ubi kayu dapat menghasilkan umbi dengan baik, tetapi

tidak dapat berbunga. Namun, di ketinggian tempat 800 m dpl tanaman ubi kayu

dapat menghasilkan bunga dan biji.

Sentra Produksi Ubi Kayu di Indonesia.

Produksi Ubi kayu tahun 2005 sebesar 19.5 juta ton dengan areal seluas

1.24 juta ha. Provinsi Lampung adalah daerah penghasil ubi kayu terbesar (24%),

diikuti Jawa Timur (20%), Jawa Tengah (19%), Jawa Barat (11%), Nusa

Tenggara Timur (4.5 %), dan DI Yogyakarta (4.2%)

Jenis dan Varietas Unggul

Ubi kayu atau ubi kayu dapat dikelompokkam menjadi dua, yaitu sebagai

bahan baku tapioca dan sebagai pangan langsung. Ubi kayu sebagai pangan

langsung harus memenuhi syarat utama, yaitu tidak mengandung racun HCN (<

50 mg per Kg umbi basah). Sementara itu, umbi ubi kayu untuk bahan baku

industri sebaiknya memiliki kandungan protein rendah dan kandungan HCN yang

tinggi.

Gambar 48. Ubi kayu yang dengan kandungan pati di dalamnya

171

Page 4: PROFIL UBI KAYU FINAL.doc

Varietas ubi kayu unggul yang biasa ditanam, antara lain Adira 1, Adira 4,

Adira 2, Darul Hidayah, Malang 1, Malang 2, Malang-4, Malang-6, UJ-3, dan UJ-

5. Sementara itu beberapa varietas ubi kayu dan keunggulannya dapat dilihat pada

Tabel 55 berikut.

Tabel 55. Varietas Unggul Ubi Kayu

Varietas KeunggulanAdira 1 Umur panen 215 hari, produksi 22 ton/ha, serta tahan layu tungau

merah.Adira 2 Umur panen 250 hari, produksi 21 ton/ha, serta tahan layu dan tungau

merahAdira 4 Umur panen 240 hari, produksi 35 ton/ha, dan tahan layuMalang 1 Umur panen 270 hari, produksi 36,6 ton/ha, tahan tungau merah, dan

tahan bercak cokelat daunMalang 2 Umur panen 240 hari, produksi 31,5 ton/ha, tahan tungau merah, dan

tahan bercak cokelat daunUJ-3 Umur panen 7 bulan, potensi hasil 20-35 ton/ha, dan kandungan pati

20-27%UJ-5 Potensi hasil 25-38 ton/ha, kanopi cepat menutup, dan kandungan pati

19-30%UJ-3 Umur panen 8-10 bulan dan produksi 20-35 ton/haUJ-5 Umur panen 9-10 bulan dan produksi 25-38 ton/haUJ-3 Umur panen 8-10 bulan dan produksi 20-35 ton/haUJ-5 Umur panen 9-10 bulan dan produksi 25-38 ton/haMalang-4 Umur panen 9 bulan dan produksi 39,7 ton/haMalang-6 Umur panen 9 bulan dan produksi 36,41 ton/ha

Sumber : Direktorat Perbenihan, Direktorat Jendral Bina Produksi Tanaman Pangan

C. Kondisi Lingkungan untuk Pertumbuhan

Curah hujan yang sesuai untuk tanaman ubi kayu antara 1.500 – 2.500

mm/tahun. Kelembaban udara optimal untuk tanaman ubi kayu antara 60-65%,

dengan suhu udara minimal bagi tumbuhnya sekitar 10oC. Jika suhunya dibawah

100C, pertumbuhan tanaman akan sedikit terhambat. Selain itu, tanaman menjadi

kerdil karena pertumbuhan bunga yang kurang sempurna. Sinar matahari yang

dibutuhkan bagi tanaman ubi kayu sekitar 10 jam/hari, terutama untuk kesuburan

daun dan perkembangan umbinya.

Tanah yang paling sesuai untuk ubi kayu adalah tanah yang berstruktur

remah, gembur, tidak terlalu liat dan tidak terlalu poros, serta kaya bahan organik.

Tanah dengan struktur remah mempunyai tata udara yang baik, unsur hara lebih

mudah tersedia, dan mudah diolah. Jenis tanah yang sesuai untuk tanaman ubi

172

Page 5: PROFIL UBI KAYU FINAL.doc

kayu adalah jenis aluvial, latosol, podsolik merah kuning, mediteran, grumosol,

dan andosol.

Derajat kemasaman (pH) tanah yang sesuai untuk budidaya ubi kayu

berkisar antara 4,5 – 8,0 dengan pH ideal 5,8. Umumnya tanah di Indonesia ber-

pH rendah (asam), yaitu berkisar 4,0 – 5,5, sehingga seringkali dikatakan cukup

netral bagi suburnya tanaman ubi kayu.

Ketinggian tempat yang baik dan ideal untuk tanaman ubi kayu antara 10-

700 m dpl, sedangkan toleransinya antara 10-1.500 m dpl. Jenis ubi kayu tertentu

dapat ditanam pada ketinggian tempat teretentu untuk dapat tumbuh optimal.

D. Perbanyakan Tanaman

Ubi kayu diperbanyak dengan setek batang. Setek batang diperoleh dari

hasil panenan tanaman sebelumnya. Setek diambil dari bagian tengah batang agar

matanya tidak terlalu tua, tetapi juga tidak terlalu muda. Perbanyakan dengan biji

hanya dilakuan oleh pemulia tanaman dalam mencari varietas unggul. Asal stek,

diameter bibit, ukuran stek, dan lama penyimpanan bibit berpengaruh terhadap

daya tumbuh dan produksi ubi kayu. Bibit yang dianjurkan sebagai berikut :

- stek berasal dari batang bagian tengah yang sudah berkayu

- Panjang 15-20 cm

- Diameter 2-3 cm

- Tanpa Penyimpanan

E. Penanaman

Ubi kayu adalah tanaman yang memiliki adaptasi sangat luas sehingga

sering disebut sebagai tanaman pioneer. Penanaman ubi kayu dilakukan pada awal

musim kemarau sehingga dapat dipanen pada awal musim hujan. Berikut

beberapa langkah yang harus dilakukan dalam penanaman ubi kayu.

1. Pemilihan bibit

Benih tanaman berupa setek batang berukuran 20-30 cm. Setek yang

terbaik berasal dari bagian tengah batang tanaman yang telah berumur lebih dari 8

bulan. Ujung setek bagian bawah dipotong miring 450. Pemotongan ini

dimaksudkan untuk memperluas daerah perakaran dan sebagai tanda bagian yang

173

Page 6: PROFIL UBI KAYU FINAL.doc

ditanam. Jika batang ditanam terbalik, hasil umbi akan sangat rendah. Kebutuhan

bibit per ha sekitar 10.000 setek.

Dalam pembibitan tradisional, satu batang ubi kayu hanya diperoleh 10-20

setek, sehingga luas areal pembibitan harus tersedia 20% dari luas areal yang akan

ditanami ubi kayu. Rapid multiplication menggunakan setek pendek dengan 2-3

mata tunas, sehingga dari satu batang ubi kayu dapat dihasilkan 100-200 kali lebih

banyak dibandingkan dengan pembibitan secara tradisional. Langkah

penyelenggaraan rapid multiplicatin yaitu (a) penyemaian bibit, (b) pemindahan

bibit, (c) pemeliharan, dan (d) panen.

2. Penyemaian bibit

Metode untuk penyemaian bibit tanaman ubi kayu terdira dari beberapa

tahap, yaitu sebagai berikut.

- potong batang ubi kayu varietas unggul menjadi satu, dua, atau tiga mata

tunas.

- Siapkan media persemaian berupa bak plastik yang diisi air, tanpa diberi

pupuk atau bahan kimia lain. Ketinggian air sekitar 0,5 cm dari dasar bak

plastik.

- Di atas permukaan air, hamparkan kertas koran. Kertas ini sebaiknya

disangga dengan anyaman bambu atau penyangga lain agar tidak

tenggelam. Kertas harus dipertahankan dalam keadaan basah selama 7-14

hari.

- Letakan setek yang akan disemai di atas kertas koran yang basah tersebut

dengan posisi vertikal.

3. Pemindahan Bibit

Setelah persemaian berumur 10-14 hari, pindahkan bibit ke lahan

pembibitan yang telah diolah. Pada saat penanaman bibit, tanah harus dalam

keadaan kapasitas lapang. Jarak tanam yang dianjurkan adalah 75 x 80 cm. Dalam

keadaan cuaca optimal, khususnya kelembaban tanah yang cukup baik, stek

dengan 2-3 mata tunas dapat langsung ditanam tanpa melalui persemaian.

4. Pemeliharaan Pembibitan

Pemeliharaan bibit meliputi pemupukan, pengendalian gulma, serat

pengendalian hama dan penyakit tanaman. Pemupukan kebun bibit dianjurkan

174

Page 7: PROFIL UBI KAYU FINAL.doc

sejumlah 150-200 kg urea + 100 kg SP36 + 100 kg KCl/ha. Pupuk diberikan

secara bertahap, yaitu 50% urea, seluruh SP36 dan KCl pada saat bibit berumur 2

minggu dan 50% urea pada umur 12 minggu.

5. Pemanenan Bibit

Penen dilakukan saat tanaman berumur 7-12 bulan. Potonglah batang

sekitar 10 cm dari pangkal batang. Buang batang bagian pucuk yang belum

berkayu. Kumpulkan 10-20 batang dan ikatlah ujung bawah dan ujung atasnya.

Selanjutnya simpan di tempat yang terlindung. Ikatan hendaknya diletakkan tegak

lurus dan jangan ’ditidurkan’ untuk mencegah tuna-tunas tumbuh selama masa

penyimpanan. Bibit yang disimpan sebaiknya sepanjang mungkin (minimum 1,5

meter) agar tidak tidak mudah mengering. Sebaiknya ujung-ujung potongan

batang diberi ter atau lilin agar tidak cepat kering. Panen dilakukan saat bibit akan

ditanam atau maksimal 1 bulan sebelum bibit ditanam.

F. Pengolahan Tanah

Pengolahan tanah bertujuan antara lain adalah untuk memperbaiki struktur

tanah. Tanah yang baik untuk budi daya ubi kayu seharusnya memiliki struktur

remah atau gembur, sejak fase awal pertumbuhan tanaman hingga panen.

Pengolahan tanah juga bertujuan untuk menekan pertumbuhan gulma. Hal ini

dilakukan agar ubi kayu tidak bersaing dengan berbagai gulma dalam mengambil

hara tanah, pupuk dan air. Selain itu pengolahan tanah pada ubi kayu juga

bertujuan untuk menerapkan sistem konservasi tanah untuk memperkecil peluang

terjadinya erosi. Hal ini penting dilakukan agar kesuburan tanah tetap lestari,

karena sentra ubi kayu didominasi lahan-lahan yang relatif peka erosi.

G. Cara tanam

Jika dimaksudkan untuk diambil umbinya, penanaman setek dilakukan

secara vertikal berjarak 100 cm antar setek. Namun, jika dimaksudkan untuk

diambil daunnya, setek dapat ditanam rapat secara mendatar agar tunas baru

muncul dari setiap buku. Anjuran cara tanam sebagai berikut :

175

Page 8: PROFIL UBI KAYU FINAL.doc

- Pangkal stek dipotong rata atau runcing. Pangkal stek yang dipotong

miring akan berdampak pada pertumbuhan akar yang tidak merata

- Tanamlah stek dalam posisi vertical. Stek yang ditanam dalam posisi lain

(miring 450 dan horizontal), akarnya tidak terdistribusi secara merata.

Volume akar di tanah dan penyebarannya berpengaruh pada jumlah hara

yang dapat diserap tanaman, selanjutnya berdampak pada produksi. Jangan

terbalik, pemotongan ujung stek meruncing, membantu agar stek tidak

ditanam terbalik.

- Kedalaman tanam 15 cm, pada musim hujan maupun musim kemarau. Hal

ini terkait dengan kelembaban tanah untuk menjaga kesegaran stek.

Disarankan menanam dalam keadaan tanah gembur dan lembab. Tanah

dengan kondisi ini akan menjamin kelancaran sirkulasi O2 dan CO2 serta

meningkatkan aktivitas mikrobia tanah. Keadaan ini dapat memacu

pertumbuhan daun untuk menghasilkan fotosintat secara maksimal yang

akan ditranslokasikan ke tempat penyimpanan cadangan makanan (ubi)

Ubi kayu secara maksimal pula.

H. Penanaman dan Penyulaman

Waktu tanam yang tepat bagi tanaman ubi kayu, secara umum adalah

musim penghujan atau pada saat tanah tidak berair agar struktur tanah tetap

terpelihara. Tanaman ubi kayu dapat ditanam di lahan kering, beriklim basah,

waktu terbaik untuk bertanam yaitu awal musim hujan atau akhir musim hujan

(November – Desember dan Juni – Juli). Tanaman ubi kayu dapat juga tumbuh di

lahan sawah apabila penanaman dilakukan setelah panen padi. Di daerah-daerah

yang curah hujannya cukup tinggi dan merata sepanjang tahun, ubi kayu dapat

ditanam setiap waktu.

Permasalahan budi daya ubi kayu di Indonesia adalah saat tanam serentak,

yakni sebagian besar pada wala musim hujan. Hal ini mengakibatkan waktu panen

yang serentak pula, sehingga harga ubi kayu menjadi relatif murah dan terjadi

ketidak sinambungan suplai bahan baku ke pabrik bioetanol. Masalah ini dapat

diatasi dengan menunda umur panen karena kadar pati dalam ubi kayu tidak

menurun meski panen ditunda beberapa bulan setelah fase kadar pati optimal.

176

Page 9: PROFIL UBI KAYU FINAL.doc

Bahkan, hasil pati meningkat karena bobot ubi cenderung meningkat dengan

bertambahnya umur tanaman sehingga menguntungkan petani.

Penerapannnya dapat dilakukan dengan cara mengatur setiap wilayah

dengan menanam ubi kayu berdasarkan umur panen, yaitu genjah (7-9 bulan),

sedang (8-11 bulan), dan dalam (10-12 bulan). Dengan pengaturan ini, pabrik

bioetanol akan menerima suplai ubi kayu secar teratur. Petani tidak akan

menderita karena harga yang merosot karena panen raya ubi kayu. Cara lain

adalah dengan mengatur suatu wilayah dengan pembagian kelompok tanam, yakni

kelompok oktober, kelompok November, kelompok Desember, kelompok Januari,

Kelompok Februari, dan seterusnya.

Waktu penyulaman dilakukan saat ubi kayu mulai berumur 1-3 minggu.

Bila penyulaman dilaksanakan sesudah umur 5 minggu, tanaman sulam akan

tumbuh tidak sempurna karena ternaungi tanaman sekitarnya. Sediakan bibit

khusus untuk sulam yang ditanam di pinggir atau tepi kebun.

I. Pengendalian gulma

Gulma harus dikendalikan karena gulma merupakan pesaing bagi tanaman

ubi kayu khusunya untuk mengambil hara, pupuk dan air. Penelitian menunjukkan

kompetisi dengan gulma menurunkan produktivitas ubi kayu hingga 7,5%.

Berikut adalah waktu yang tepat untuk pengendalian gulma yaitu :

- Tiga bulan pertama, hal ini disebabkan pertumbuhan gulma yang lebat, karena

tanah di antara tanaman belum tertutup sempurna oleh kanopi

- Di saat panen, dengan tujuan menurunkan kesulitan panen, sehingga kehilangan

hasil dapat dicegah dan mempermudah pengolahan tanah dan mengurangi

populasi gulma pada musim tanam berikutnya.

J. Pemupukan

Tanaman ubi kayu memerlukan pupuk dalam penanaman, karena unsur

hara yang diserap oleh ubi kayu per satuan waktu dan luas lebih tinggi

dibandingkan dengan tanaman pangan yang berproduktivitas tinggi. Penelitian

menunjukkan bahwa hara terbawa panenuntuk setiap ton umbi segar adalah 6,54

Kg N, 2,24 P2O5, dan 9,32 Kg K2O/ha/musim atau pada tingkat hasil 30 ton/ha

177

Page 10: PROFIL UBI KAYU FINAL.doc

sebesar 147,6 Kg N, 47,4 Kg P2O5, dan 179,4 Kg K2O/ha/musim. Hara tersebut

harus diganti melalui pemupukan setiap musim. Tanpa pemupukan akan terjadi

pengurasan hara, Sehingga kesuburan hara menurun dan produksi dan produksi

ubi kayu akan menurun. Berikut adalah dosis pupuk yang berimbang untuk budi

daya ubi kayu :

- Pupuk Organik : 5 – 10 ton/ha setiap musim tanam

- Urea : 150 – 200 Kg/ha

- SP36 : 100 Kg/ha

- KCl : 100 – 150 Kg/ha

Tehnik pemberian dosis pupuk untuk tanaman ubi kayu adalah, berikan

pupuk organik + 1/3 Urea + 1/3 KCl sebagai pupuk dasar pada saat pembuatan

guludan. Lalu sisa dosis diberikan pada bulan ketiga atau keempat.

K. Pengendalian Hama dan Penyakit

Penyakit utama tanaman ubi kayu adalah bakteri layu (Xanthomonas

campestris pv. manihotis) dan hawar daun (Cassava Bacterial Blight/CBB).

Kerugian hasil akibat CBB diperkirakan sebesar 8% untuk varietas yang agak

tahan, dan mencapai 50 – 90% untuk varietas yang agak rentan dan rentan.

Varetas Adira-4, Malang-6, UJ-3, dan UJ-5 tahan terhadap kedua penyakit ini.

Hama utama ubi kayu adalah tungau merah (Tetranychus urticae). Hama

ini menyerang hanya pada musim kemarau dan menyebabkan rontoknya daun,

tetapi petani hanya menganggap keadaan tersebut sebagai akibat kekeringan.

Penelitian menunjukkan penurunan hasil akibat serangan hami ini dapat mencapai

20 – 53%, tergantung umur tanaman dan lama serangan. Bahkan berdasarkan

penelitian di rumah kaca. Serangan tungau merah yang parah dapat

mengakibatkan kehilangan hasil ubi kayu hingga 95%. Tungau dapat

menyebabkan kerusakan tanaman ubi kayu dengan cara mengurangi luas areal

fotosintesis dan akhirnya mengakibatkan penurunan hasil panen ubi kayu.

Kerusakan tanaman dapat diperparah oleh kondisi musim kering, kondisi tanaman

stress air, dan kesuburan tanah yang rendah.

Untuk pengendalian tungau merah sebaiknya ubi kayu ditanam di lahan

pada awal musim hujan untuk mencegah terjadinya serangan tungau, dengan

178

Page 11: PROFIL UBI KAYU FINAL.doc

tenggang waktu maksimum 2 bulan. Jika terlambat ditanam, peluang terjadinya

serangan lebih lama sehingga kehilangan hasil yang ditimbulkan semakin tinggi.

Namun cara yang paling praktis, stabil dan ekonomis adalah dengan menanam

varietas yang tahan tungau. Varietas Adira-4 dan Malang-6 cukup tahan tungau,

sedangkan UJ-5 dan UJ-3 peka tungau. Sebaiknya UJ-3 dan UJ-5 sebaiknya

ditanam di daerah-daerah yang mempunyai bulan basah cukup panjang (seperti

Lampung) sehingga serangan tungau yang dialami tidak berat. UJ-3 dan UJ-5

kurang bagus ditanam di daerah yang mempunyai musim kering relatif panjang.

L. Panen

Kriteria utama umur panen ubi kayu adalah kadar pati optimal, yakni pada

saat tanaman berumur 7-9 bulan. Hal ini ditandai dengan pertumbuhan daun mulai

berkurang, warna daun mulai agak menguning, dan banyak daun yang rontok.

Sifat khusus ubi kayu ialah bobot ubi kayu meningkat dengan bertambahnya umur

tanaman, sedangkan kadar pati cenderung stabil pada umur 7-9 bulan. Hal ini

menunjukkan bahwa umur panen ubi kayu fleksibel. Tanaman dapat dipanen pada

umur 7 bulan atau ditunda hingga 12 bulan. Namun penundaan umur panen hanya

dapat dilakukan di daerah beriklim basah dan tidak sesuai di daerah beriklim

kering. Berikut adalah tehnik panen yang benar :

Buanglah batang – batang ubi kayu terlebih dahulu.

Tinggalkan pangkal batang + 10 cm untuk memudahkan pencabutan

Cabutlah tanaman dengan tangan menggunakan tenaga dari seluruh tubuh,

sehingga umbinya dapat diangkat keluar dari tanah.

Pada tanah berat, pakailah alat pengungkit berupa sepotong bambu atau

kayu. Ikat pangkal batang dengan kayu, ujung pengungkit diletakkan di

atas bahu, kemudian angkatlah perlahan – lahan ke atas.

179

Page 12: PROFIL UBI KAYU FINAL.doc

2. Teknik Produksi Biofuel Ubi Kayu

Ubi kayu dapat sebagai komoditas utama sebagai komoditas utama

penghasil BBN atau lebih tepat sebagai penghasil FGE. Pengembangan BBN di

Indonesia berprinsip pro-poor, pro – job, pro – growth, dan pro – planet. Dengan

triple track plus tersebut, sejumlah pertimbangan positif pemilihan ubi kayu

sebagai penghasil FGE diuraikan sebgai berikut. Ubi kayu merupakan tanaman

sumber karbohidrat ketiga setelah padi dan jagung. Dengan menggeser kegunaan

ubi kayu menjadi BBN (dari sumber daya karbohidrat ke sumber daya

hidrokarbon), diharapkan harga ubi kayu akan meningkat sehingga pendapatan

petani akan meningkat pula. Ubi kayu telah tersebar di Indonesia dan ditanam di

sentra – sentra produksi di 55 kabupaten dan 36 propinsi, tetapi produktivitasnya

rendah. Dengan program pengembangan BBN, diharapkan tidak hanya tersedia

lapangan pekerjaan tetapi akan terjadi peningkatan teknologi pertanian dan agro

industri di pedesaan. Harga Ubi kayu setiap tahun saat panen raya selalu sangat

rendah. Melalui pembangunan pabrik –pabrik etanol skala pedesaan, diharapkan

harga ubi kayu akan stabil.

Ubi kayu akan menguatkan security of supply bahan bakar berbasis

kemasyarakatan. Memperbesar basis sumber daya bahan bakar nabati, karena ubi

kayu adalah tanaman yang toleran terhadap tanah dengan tingkat kesuburan

rendah, mampu berproduksi baik pada lingkungan sub – optimal, dan mempunyai

pertumbuhan yang relative lebih baik pada lingkungan sub optimal dibandingkan

dengan tanaman lain.

Secara umum, proses pengolahan bahan berpati seperti ubi kayu, jagung

dan sagu dilakukan dengan proses urutan. Pertama adalah proses hidrolisis, yakni

proses konversi pati menjadi glukosa. Pati merupakan homopolimer glukosa

dengan ikatan -glikosidik. Pati terdiri dari dua fraksi yang dapat dipisahkan

dengan air panas, fraksi terlarut disebut amilosa dan fraksi tidak terlarut disebut

amilopektin. Amilosa mempunyai struktur lurus dengan ikatan -(1,4)-D-

glikosidik sedangkan amilopektin mempunyai struktur bercabang dengan ikatan

-(1,6)-D-glikosidik sebanyak 4-5% dari berat total.

Prinsip dari hidrolisis pati pada dasarnya adalah pemutusan rantai polimer

pati menjadi unit-unit dekstrosa (C6H12O6). Pemutusan rantai polimer tersebut

180

Page 13: PROFIL UBI KAYU FINAL.doc

dapat dilakukan dengan berbagai metode, misalnya secara enzimatis, kimiawi

ataupun kombinasi keduanya. Hidrolisis secara enzimatis memiliki perbedaan

mendasar dibandingkan hidrolisis secara kimiawi dan fisik dalam hal spesifitas

pemutusan rantai polimer pati. Hidrolisis secara kimiawi dan fisik akan memutus

rantai polimer secara acak, sedangkan hidrolisis enzimatis akan memutus rantai

polimer secara spesifik pada percabangan tertentu.

Enzim yang digunakan adalah alfa-amilase pada tahap likuifikasi,

sedangkan tahap sakarifikasi digunakan enzim glukoamilase. Berdasarkan

penelitian, penggunaan -amilase pada tahap likuifikasi menghasilkan DE

tertinggi yaitu 50.83 pada konsentrasi -amilase 1.75 U/g pati dan waktu

likuifikasi 210 menit, dan glukoamilase pada tahap sakarifikasi menghasilkan DE

tertinggi yaitu 98.99 pada konsentrasi enzim 0.3 U/g pati dengan waktu

sakarifikasi 48 jam.

Tahap kedua adalah proses fermentasi untuk mengkonversi glukosa (gula)

menjadi etanol dan CO2. Fermentasi etanol adalah perubahan 1 mol gula menjadi

2 mol etanol dan 2 mol CO2. Pada proses fermentasi etanol, khamir terutama akan

memetabolisme glukosa dan fruktosa membentuk asam piruvat melalui tahapan

reaksi pada jalur Embden-Meyerhof-Parnas, sedangkan asam piruvat yang

dihasilkan akan didekarboksilasi menjadi asetaldehida yang kemudian mengalami

dehidrogenasi menjadi etanol (Amerine et al., 1987).

Khamir yang sering digunakan dalam fermentasi alkohol adalah

Saccharomyces cerevisiae, karena jenis ini dapat berproduksi tinggi, toleran

terhadap alkohol yang cukup tinggi (12-18% v/v), tahan terhadap kadar gula yang

tinggi dan tetap aktif melakukan fermentasi pada suhu 4-32oC.

Setelah proses fermentasi selesai, dilakukan destilasi untuk memisahkan

etanol. Distilasi merupakan pemisahan komponen berdasarkan titik didihnya.

Titik didih etanol murni adalah 78oC sedangkan air adalah 100oC (Kondisi

standar). Dengan memanaskan larutan pada suhu rentang 78 – 100oC akan

mengakibatkan sebagian besar etanol menguap, dan melalui unit kondensasi akan

bisa dihasilkan etanol dengan konsentrasi 95 % volume.

Terdapat dua tipe proses destilasi yang banyak diaplikasikan, yaitu

continuous-feed distillation column system dan pot-type distillation system. Selain

181

Page 14: PROFIL UBI KAYU FINAL.doc

tipe tersebut, dikenal juga tipe destilasi vakum yang menggunakan tekanan rendah

dan suhu yang lebih rendah untuk menghasilkan konsentrasi alkohol yang lebih

tinggi. Tekanan yang digunakan untuk destilasi adalah 42 mmHg atau 0.88 psi.

Dengan tekanan tersebut, suhu yang digunakan pada bagian bawah kolom adalah

35oC dan 20oC di bagian atas. Proses produksi FGE dari bahan berpati disajikan

pada Gambar 49, sedangkan Gambar 50 menunjukkan proses produksi FGE dari

ubi kayu.

Gambar 49. Proses Produksi FGE dari bahan berpati

Dari proses distilasi akan dihasilkan etanol dengan kadar etanol maksimal

95%. Untuk aplikasi bahan bakar, etanol hasil destilasi harus dimurnikan yaitu

dengan cara dikeringkan. Pengeringan etanol dapat dilakukan dengan beberapa

cara. Cara-cara pengeringan etanol yang ada adalah antara lain pengeringan

menggunakan kapur (CaO), garam, benzene dan penggunaan ”molecular sieve”.

”Molecular sieve” merupakan suatu metode purifikasi yang banyak

digunakan di industri minyak serta laboratorium untuk memisahkan komponen

dan untuk pengeringan. ”Molecular sieve” adalah suatu bahan yang memiliki

pori-pori kecil dengan ukuran yang tepat dan seragam yang digunakan sebagai

absorben cairan dan gas. Bahan ini dapat menyerap air hingga 20% dari berat

bahan itu sendiri. Bahan-bahan yang termasuk ”molecular sieve” antara lain

zeolit, lempung, karbon aktif, microporous charcoal dan porous glasses

182

Page 15: PROFIL UBI KAYU FINAL.doc

Gambar 50. Diagram alir proses pembuatan FGE dari ubi kayu

Proses Pembuatan Bioetanol ubi kayu skala kerakyatan atau skala rumahan

Pembuatan bioetanol juga dapat dilakukan pada skala rumahan. Dengan

memanfaatkan ubi kayu segar berkadar pati 28%, ditargetkan akan diperoleh 7

liter bioetanol. Langkah-langkah pembuatan bioetanol skala rumahan adalah

sebagai berikut.

- Kupas Kasar ubi kayu segar sebanyak 50 Kg. Cuci dan giling dengan

mesin penggiling listrik, mesin bensin, ataupun diesel.

- Saring hasil penggilingan untuk memperoleh bubur ubi kayu.

- Masukkan bubur ubi kayu ke dalam drum yang terbuka penuh bagian

atasnya.

- Tambahkan air 40 – 50 liter dan aduk sambil dipanasi menggunakan

kompor minyak tanah, gas, ataupun tungku batu bara dan limbah

pertanian, baik yang dibakar langsung, seperti batok kelapa, cangkang,

sabut, ranting – ranting kayu, maupun limbah pertanian dan peternakan

yang diubah menjadi biogas.

- Tambahkan 1,5 ml enzim alfa – amylase (dapat dibeli di toko kimia

khusus). Panaskan selama 30 – 60 menit pada suhu sekitar 900 C.

183

Page 16: PROFIL UBI KAYU FINAL.doc

- Dinginkan hingga suhu menjadi 55 - 600 C. Gunakan alat penukar panas

untuk mempercepat proses pendinginan (heat exchanger).

- Tambahkan 0,9 ml enzim gluko-amilase.

- Jaga temperatur pada kisaran 55 – 600 C selama 3 jam, lalu dinginkan

hingga suhu di bawah 350 C. Gunakan alat penukar panas untuk

mempercepat proses pendinginan.

- Tanbahkan 1 g ragi roti (dapat dibeli di toko bahan – bahan kue), urea 65

g, dan NPK 14 g. Biarkan selama 72 jam dalam keadaan tertutup, tetapi

tidak rapat agar gas karbon dioksida yang terbentuk bisa keluar.

Fermentasi yang berhasil ditandai dari aroma sepeti tape, suara gelembung

gas yang naik ke atas, dan keasaman (pH) di atas 4.

- Pindahkan cairan yang mengandung 7 -9 % bioetanol itu ke dalam drum

lain yang didesain sebagai penguap (evaporator).

- Masak menggunakan kompor minyak tanah, gas, tungku, briket batu bara,

arang tau bahan bakar lain, hingga keluar uapnya menuju alat distilasi. Hal

ini terindikasi melalui rambatan panas dalam pipa menuju alat distilasi dan

kenaikan temperatur pada termometer. Nyalakan aliran air kondensor

pengembun uap bioetanol.

- Tahan temperatur bagian atas kolom distilasi pada suhu 790C ketika

cairan bioetanol mulai keluar. Kontrol temperatur dapat dilakukan dengan

dua cara, yakni mengatur aliran air refluks dalam alat distilasi dan /atau

mengatur api kompor.

- Keluarkan limbah melalui kran bawah drum, melewati saringan yang akan

menahan limbah padat dan meloloskan limbah cair.

Hasil destilasi dengan cara destilasi di atas adalah etanol dengan kadar

95%. Untuk meningkatkan konsentrasinya hingga diperoleh FGE dapat dilakukan

juga dalam skala kerakyatan dengan menggunakan peralatan dan bahan yang

sederhana. Prosedurnya yaitu dengan mencampurkan etanol 95% dengan kapur

gamping (CaO) yang ditepungkan dengan komposisi 1 : 4 atau 1 : 2 (1 bagian

kapur dan 4 atau 2 bagian etanol 95%). Aduk secara periodik dan biarkan selama

24 jam. Selanjutnya diuapkan (gunakan pemanas tidak langsung) dan disuling

184

Page 17: PROFIL UBI KAYU FINAL.doc

dengan penyuling sederhana (alat distilasi satu tingkat) dan disuling dengan

penyuling sederhana (alat distilasi satu tingkat).

Mutu dan Metode Uji Bioetanol

Mutu bioetanol sebagai bahan bakar cukup ketat yang mensyaratkan kadar

etanol lebih dari 99% serta beberapa parameter lainnya. Hal ini berhubungan

manfaatnya sebagai pengganti bahan bakar. Spesifikasi standar bioetanol

terdenaturasi untuk gasohol disajikan pada Tabel 56.

Tabel 56. Spesifikasi standar bioetanol terdenaturasi untuk gasohol

No. Sifat Unit, Min/Maks Spesifikasi1 Kadar etanol %-v, min 99.5 (sebelum denaturasi)

94.0 (setelah denaturasi)2 Kadar metanol Mg/l, maks 3003 Kadar air %-v, maks 14 Kadar denaturan %-v, min 2

%-v, maks 55 Kadar tembaga (cu) Mg/kg, maks 0.16 Keasamaan sebagai

CH3COOHMg/l, maks 30

7 Tampakan Jernih dan terang, tidak ada endapan dan kotoran

8 Kadar ion klorida (Cl) Mg/l, maks 409 Kandungan belerang (S) Mg/l, maks 5010 Kadar getah (gum), dicuci Mg/100 ml, maks 5.011 pH 6.5-9.0

FGE atau etanol kering biasanya memiliki berat jenis dalam rentang

0.7936-0.7961 (pada kondisi 15,56/15,56oC), atau berat jenis dalam rentang

0.7871-0.7896 (pada kondisi 25/25oC).

Pemanfaatan Limbah Bioetanol

Pemanfaatan limbah pabrik bioetanol menjadi biogas dapat meningkatkan

efisiensi, yakni menekan harga pokok produksi bioetanol. Proses pembuatan

bioetanol membutuhkan energi yang cukup besar. Tanpa mengintroduksi energi

terbarukan yang murah di industri bioetanol (misalnya biogas), misi industri

bioetanol untuk menghasilkan FGE (Fuel Grade Ethanol) tidak akan tercapai

secara optimal. Tujuan pabrik bioetanol memproduksi FGE di antaranya untuk

mengurangi pemanasan global dan pencemaran udara. Tujuan ini harus dapat

185

Page 18: PROFIL UBI KAYU FINAL.doc

dilaksanakan tanpa dampak lain, seperti pencemaran tanah, air tanah, dan sungai

oleh limbah cair atau limbah padat pabrik bioetanol.

Limbah cair pabrik etanol tidak mengandung B3 (bahan dan limbah

berbahaya serta beracun). Bioetanol tidak dihasilkan dari proses yang

menggunakan bahan kimia, melainkan hanya proses biologi (enzimatik dan

fermentasi). Namun, permasalahan utama terletak pada kandungan BOD dan

COD yang tinggi.

Tabel 57. Analisis limbah cair hasil distilasi bioetanol dari bahan baku ubi kayu

Parameter Kuantitas

Derajat Keasaman pH 4,0

Temperatur 0C 55

BOD (biological oxygen demand) ppm 35.000

COD (chemical oxygen demand) ppm 50.000

OM (organic matter) ppm 35.000

Volatile residu ppm 34.000

Ash ppm 10.000

Sumber : Bioteknologi Biomassa BPPT – 1 Herry Suryanto, 1995

186

Page 19: PROFIL UBI KAYU FINAL.doc

3. Analisis Ekonomi Investasi Bioenergi Dari Ubi Kayu

A. Analisis finansial budidaya ubi kayu

Asumsi yang digunakan :

Luas lahan budidaya adalah 100 ha

Populasi kebun 10.000 pohon/ha

Jumlah bibit cadangan 30% dari total kebutuhan bibit

Ubi kayu mulai dipanen pada bulan ke 8

Biaya tenaga kerja per hari Rp.20.000,-, atau Rp.600.000,- perbulan.

Kebutuhan bibit siap tanam 1.000.000 bibit/ha

Produktivitas lahan adalah 80 ton/ha/tahun

Harga jual ubi kayu Rp.150,-/kg.

BIAYA

Pendirian kebun ubi kayu seluas 100 ha memerlukan biaya investasi dan

biaya operasional yang dikeluarkan setiap tahun. Biaya investasi terdiri dari biaya

pembelian peralatan, dan biaya pengadaan sarana penunjang antara lain lahan,

bangunan kantor dan gedung, peralatan kantor serta sarana transportasi. Biaya

sarana penunjang dikeluarkan hanya pada tahun pertama yaitu sebesar Rp.

719,350,000 sedangkan biaya pembelian peralatan untuk tahun pertama adalah

Rp. 45,000,000,-. Investasi untuk peralatan dilakukan setiap tahun dengan nilai

yang berbeda-beda. Komponen biaya investasi pendirian kebun budidaya ubi kayu

100 ha untuk tahun pertama disajikan pada Tabel 58. Secara rinci, biaya investasi

pendirian kebun disajikan pada Lampiran 13.

Tabel 58. Kebutuhan investasi kebun ubi kayu 100 ha

Uraian Investasi Total Biaya (Rp)A Fasilitas penunjang

1. Kantor dan unit pengolahan 300,000,0002. Kendaraan, infrastruktur kebun 402,500,0003. Fasilitas penunjang kantor 16,850,000

B Peralatan budidaya 45,000,000Total Investasi 764,350,000

187

Page 20: PROFIL UBI KAYU FINAL.doc

Biaya operasional untuk penanaman dan persiapan lahan adalah sebesar Rp.

640,000,000,- untuk biaya tenaga kerja dan Rp. 505,000,000,- untuk pembelian

bahan. Rincian biaya operasional tersebut disajikan pada Tabel 59.

Tabel 59 . Rincian biaya operasional kebun ubi kayu untuk tahun ke 1

I Tenaga Kerja Jumlah Satuan Harga/satuan TotalPengolahan tanah 7000 HOK 20.000 140.000.000Penanaman 4000 HOK 20.000 80.000.000Pemberian pupuk 2000 HOK 20.000 40.000.000Penyiangan pembumbunan 4000 HOK 20.000 80.000.000Panen 15000 HOK 20.000 300.000.000

640.000.000II BAHAN

Bibit 1300000 unit 300 390.000.000Pemupukan pd penanaman Urea 20000 kg 2.600 52.000.000 TSP 10000 kg 1.800 18.000.000 KCl 10000 kg 3.500 35.000.000Pestisida 200 l 50.000 10.000.000

505.000.000

III ALATKompresor 20 buah 2.000.000 40.000.000Cangkul 100 buah 25.000 2.500.000Pisau 100 buah 5.000 500.000Parang 100 buah 5.000 500.000Gembor 100 buah 15.000 1.500.000

45.000.000

GRAND TOTAL TAHUN 1 1.190.000.000

Biaya operasional untuk tenaga kerja untuk tahun-tahun selanjutnya tidak

mengalami perubahan, karena sifat dari tanaman ubi kayu yang dapat dipanen tiap

tahun, sekaligus disertai dengan penanaman kembali. Rincian biaya operasional

dan investasi untuk tahun selanjutnya disajikan pada Lampiran 14.

PENDAPATAN

Pendapatan kebun ubi kayu dihasilkan dari penjualan ubi kayu. Dengan

asumsi harga ubi kayu Rp. 150.000,- per ton dan produktivitas lahan 80

ton/ha/tahun maka perusahaan akan mendapatkan pemasukan sebesar Rp.

1,200,000,000,- yang diperoleh setiap satu tahun sekali.

188

Page 21: PROFIL UBI KAYU FINAL.doc

PROYEKSI ARUS KAS DAN KRITERIA KELAYAKAN USAHA

Kelayakan usaha budidaya sagu dianalisis menggunakan proyeksi arus kas

dan perhitungan kriteria kelayakan yaitu NPV dan IRR. Usaha dikatakan layak

jika dapat memenuhi kewajiban finansial serta dapat mendatangkan keuntungan

bagi perusahaan. Proyeksi arus kas secara lengkap disajikan pada Lampiran 15,

adapun hasil perhitungan kriteria kelayakan disajikan pada Tabel 60.

Tabel 60. Kriteria kelayakan usaha budidaya dan pengolahan ubi kayu

Kriteria investasi NilaiNPV 216,642,170IRR 25%

Dari perhitungan kriteria tersebut, terlihat bahwa usaha pendirian kebun

budidaya ubi kayu layak dilakukan dan menguntungkan secara finansial. Dengan

umur proyek 10 tahun, nilai NPV adalah positif, nilai IRR lebih besar dari tingkat

suku bunga bank (25% > 15%).

B. Analisis Finansial Bioethanol Ubi Kayu

1. Asumsi Perhitungan

Dalam perhitungan analisis finansial bioethanol ubi kayu digunakan beberapa

asumsi yaitu umur ekonomi proyek yaitu 20 tahun. Kapasitas produksi 33 ribu

KL/tahun serta beberapa parameter lainnya yang disajikan pada Tabel 61.

Tabel 61. Asumsi perhitungan analisis finansial pabrik bioetanol ubi kayu

  Asumsi Satuan Nilai

1 KAPASITAS PRODUKSIBio Etanol kilo liter/tahun 33.000

2 PEMBIAYAAN :Debt Equity Ratio 65% 35%Suku Bunga Bank - Investasi p.a. 7,62% - Modal Kerja p.a. 7,62%PengembalianInvestasi tahun 5 -Modal Kerja tahun 2Penurunan harga (Depresiasi) tahun (straight line) 12

3 UTILITASUap Panas (Steam) Rp/Ton 80.000Air Rp/M3 285Listrik Rp/KWh 570

4 Bahan baku

189

Page 22: PROFIL UBI KAYU FINAL.doc

Singkong Rp/Ton 294.500Total Kebutuhan Ton/ hari 526,45Kandungan Pati % 29%

5 Bahan Kimia dan Bahan Tambahan Asam Sulfat Rp/Kg 2.450Asam Posfat Rp/Kg 5.250NaOH Rp/Kg 1.750Amoniak cair Rp/Kg 4.375Zat antibusa Rp/Kg 21.000Alfa Amylase Rp/Kg 70.000Gluco Amylase Rp/Kg 87.500Nutrient (Urea) Rp/Kg 2.600

6 Biaya LainTenaga kerja Rp/TOK 54.000.000Perbaikan dan Pemeliharaan biaya peralatan/tahun 2%Pengeluaran perusahaan dan administrasi biaya tenaga kerja 60%Asuransi biaya peralatan/tahun 0,7%Pemasaran dari penjualan 0,5%Laboratorium and R&D dari penjualan 0,5%

7 Harga JualBio Etanol Rp/KL 3.990.000

8 Hari kerja per tahun hari 300

2. Investasi

Biaya investasi untuk pendirian pabrik bioetanol singkong terdiri dari

biaya proyek, dan modal kerja. Biaya proyek merupakan seluruh modal awal yang

diperlukan untuk pengadaan tanah, bangunan dan peralatan juga biaya IDC

(Interest during construction). IDC adalah biaya bunga yang dihasilkan selama

pendirian pabrik (perhitungan disajikan pada Lampiran 16). Sedangkan modal

kerja adalah modal yang dikeluarkan untuk keperluan pengadaan bahan baku,

bahan pembantu, tenaga kerja dan biaya operasional untuk menjalankan usaha

untuk waktu tertentu.

Total investasi yang diperlukan sebesar Rp. 197,293,427,975,- dimana

modal tersebut diperoleh dari pinjaman dan modal sendiri dengan Debt Equity

Ratio (65:35). Rincian biaya investasi disajikan pada Tabel 62.

190

Page 23: PROFIL UBI KAYU FINAL.doc

Tabel 62. Biaya investasi pendirian pabrik bioetanol ubi kayu

1 Investasi Tetap OSBL ISBL TOTALBiaya Pra-proyek 950,000,000 950,000,000Boiler 9,120,000,000 9,120,000,000Penanganan Air Limbah, Cooling System & WTP 47,500,000,000 47,500,000,000Keperluan lain 9,927,500,000 9,927,500,000Tangki 14,250,000,000 14,250,000,000Penyokong, Infrastruktur 9,053,500,000 9,053,500,000Biaya Tim Pelaksana Proyek 4,750,000,000 4,750,000,000Process Plant 71,250,000,000 71,250,000,000Pajak     0Biaya Proyek 95,551,000,000 71,250,000,000 166,801,000,000       

2 IDC 8,907,204,983Total Biaya Proyek 175,708,204,983       

3 Modal kerja 12,349,698,009       TOTAL investasi 196,965,107,975

Modal kerja terdiri dari biaya variabel yang jumlahnya tergantung pada

jumlah bioetanol yang dihasilkan dan biaya tetap yang nilainya tidak dipengaruhi

oleh kapasitas produksi. Modal kerja yang digunakan adalah modal kerja tertinggi

yaitu pada saat pabrik telah beroperasi maksimal (100%) yaitu sebesar

Rp.12,349,698,009,- yang merupakan biaya operasional bahan baku selama 30

hari dan inventory 15 hari. Rincian perhitungan modal kerja disajikan pada

Lampiran 17.

Biaya variabel terdiri dari biaya bahan baku dan bahan tambahan, utilitas

dan konsumsi serta transportasi produk. Rincian biaya operasional dengan

kapasitas pabrik maksimal (100%) disajikan pada Tabel 63.

Produksi dan Pendapatan Usaha

Dengan kapasitas produksi 110 KL bioetanol per hari, dan harga jual

Rp.3.990,- per liter maka akan menghasilkan pendapatan sebesar Rp

438.900.000,- per hari atau Rp. 10,972,000,000,-. Secara lengkap produksi dan

pendapatan usaha produksi bioetanol disajikan pada Lampiran 18.

191

Page 24: PROFIL UBI KAYU FINAL.doc

Tabel 63. Biaya operasional pabrik biodiesel kapasitas 3.300 KL/tahun

Biaya Variabel Konsumsi Satuan Harga/satuan TotalBiaya Bahan BakuSingkong 5.26 mt/kl produk 294,500 51,163,464,069

  SUB TOTAL 51,163,464,069

Bahan Kimia dan Bahan TambahanAsam Sulfat 3.12 kg/kl produk 2,450.00 252,252,000Zat antibusa 0 kg/kl produk 21,000.00 0NaOH 50% 1.08 kg/kl produk 1,750.00 62,370,000Amoniak cair 30% 12.25 kg/kl produk 4,375.00 1,768,593,750Nutrient (Urea) 5.18 kg/kl produk 2,600.00 444,444,000Alfa Amylase 0.91 kg/kl produk 70,000.00 2,102,100,000Alfa Amylase 1.1 kg/kl produk 87,500.00 3,176,250,000

 SUB TOTAL 7,806,009,750

Biaya PerlengkapanSteam 2.1 Ton/kl produk 80,000.00 5,544,000,000Air 2.5 m3/kl produk 285.00 23,512,500Listrik 165 KWh/kl produk 570.00 3,103,650,000

 SUB TOTAL 8,671,162,500

         Total Biaya Variabel 67,640,636,319

Biaya TetapTenaga kerja 12 unit 54,000,000 648,000,000

Perbaikan dan Pemeliharaan 2%biaya

perlengkapan/tahun 3,336,020,000

Biaya Pemasaran 0.7%biaya

perlengkapan/tahun 1,167,607,000Marketing Cost 0.5% Penjualan 658,350,000Pengeluaran perusahaan dan administrasi 60% Biaya Tenaga kerja 2,851,200,000Laboratorium and R&D 0.5% of sales 658,350,000Penurunan Harga 12 tahun(straight line) 11,483,125,000Suku Bunga Rp/tahun 5,360,709,694         Biaya Tetap Total 23,700,961,694Biaya Produksi Total       91,341,598,014

Arus kas dan kriteria kelayakan usaha

Kelayakan industri bioetanol berbahan baku sagu dianalisis menggunakan

proyeksi arus kas dan perhitungan kriteria kelayakan yang terdiri dari NPV dan

IRR. Usaha dikatakan layak jika dapat memenuhi kewajiban finansial serta dapat

mendatangkan keuntungan bagi perusahaan. Proyeksi arus kas secara lengkap

192

Page 25: PROFIL UBI KAYU FINAL.doc

disajikan pada Lampiran 19. Adapun hasil perhitungan kriteria kelayakan

disajikan pada Tabel 64.

Tabel 64. Kriteria Investasi industri bioetanol ubi kayu

Kriteria Investasi NilaiIRR 20.83%NPV 223,062,309,381

Dari perhitungan kriteria tersebut, terlihat bahwa usaha pendirian industri

bioethanol ubi kayu layak dilakukan dan menguntungkan secara finansial. Dengan

umur proyek 20 tahun, nilai NPV positif dan IRR lebih besar dari tingkat suku

bunga bank (20.83 > 7,62%).

193