Pendahuluan Study Kasus Askep Gerontik Dengan Ramatik

download Pendahuluan Study Kasus Askep Gerontik Dengan Ramatik

of 7

description

TUGAS AKHIR AKPER MUHAMMADIYAH PALEMBANG

Transcript of Pendahuluan Study Kasus Askep Gerontik Dengan Ramatik

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Menurut Undang-Undang Kesehatan Republik Indonesian No.23

    Tahun 1992 seperti dikutip Priatna, NH (2014), sehat adalah keadaan

    sejahtera tubuh, jiwa, sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup

    produktif secara sosial dan ekonomis. Hal ini juga meliputi penduduk

    lanjut usia, dimana Jumlah penduduk lanjut usia saat ini semakin

    bertambah banyak, bahkan cenderung lebih cepat dan pesat (Nugroho,

    2008).

    Saat ini di seluruh dunia, jumlah orang lanjut usia diperkirakan lebih

    dari 629 Juta jiwa orang dengan usia rata-rata 60 tahun dan diperkirakan

    pada tahun 2025 angka akan mencapai 1,2 milyar orang (Nugroho, 2008).

    Dimana menurut Bustan (2007) terjadinya peningkatan jumlah lansia ini

    terjadi baik di negara maju maupun negara yang sedang berkembang. Di

    negara maju, pertambahan populasi atau penduduk lanjut usia telah

    diantisipasi sejak awal abad ke-20, tidak heran bila masyarakat di negara

    maju mudah siap menghadapi pertambahan populasi lanjut usia dengan

    aneka tantangannya yang sama, fenomena ini jelas mendatangkan jumlah

    konsekuensi, antara lain timbulnya masalah fisik, mental, serta kebutuhan

    pelayanan kesehatan dan keperawatan, terutama kelainan degeneratif

    (Nugroho, 2008).

  • 2

    Perubahan tubuh terjadi sejak awal kehidupan hingga usia lanjut

    pada semua organ dan jaringan tubuh. Keadaan itu tampak pula pada

    semua sistem muskuloskletal dan jaringan lain yang ada kaitannya dengan

    kemungkinan timbulnya masalah artritis reumatoid (Darmojo, 2006).

    Dilihat dari data Departemen Pendidikan dan Kesejahteraan Amerika

    melaporkan bahwa terdapat sekitar 35 juta pasien artritis reumatoid

    (Purwoastuti, 2009).

    Gejala menuanya penduduk juga terjadi di Indonesia dimana

    penduduk lansia di Indonesia menunjukkan peningkatan yang absolut

    maupun relatif. Pada tahun 1990 jumlah penduduk lansia adalah 10 juta

    dan pada tahun 2020 jumlah lansia akan meningkat menjadi 29 juta, dan

    dengan peningkatan sebesar 5,5% menjadi 11,4% dari total populasi

    (Bustan, 2007). Rematik juga banyak menyerang lansia yang ada di

    Indonesia. Pada tahun 2006, Zeng Q.Y mendapatkan data berdasarkan

    penelitiannya bahwa prevalensi nyeri rematik di Indonesia mencapai 23,6-

    31,3% (Purwoastuti, 2009).

    Penyakit asam urat atau gout atau artritis reumatoid merupakan

    penyakit sendi yang disebabkan karena adanya kandungan asam urat yang

    masuk dan tersimpan di dalam sendi. Masuknya asam urat ke dalam sendi

    terjadi apabila kadarnya melebihi batas normal. Sendi-sendi yang menjadi

    sasaran asam urat biasanya adalah sendi-sendi dingin seperti jempol jari

    kaki, pangkal jari-jari kaki, pergelangan kaki, terkadang sendi-sendi lain

    seperti lutut, tangan, siku, dan bahu (Asri dan Hermawati, 2013).

  • 3

    Menurut Sudoyo (2009) artritis reumatoid adalah penyakit yang

    sering ditemukan dan tersebar di seluruh dunia. Gout (pirai) merupakan

    kelompok penyakit heterogen sebagai akibat deposisi kristal monosodium

    urat pada jaringan atau akibat supersaturasi asam urat di dalam cairan

    ekstraselular. Gangguan metabolisme yang mendasarkan artritis reumatoid

    adalah hiperurisemia yang didefinisikan sebagai peninggian kadar asam

    urat lebih dari 7,0 ml/dl dan 6,0 mg/dl. Menurut Susenas (2010) dalam

    jurnal Wirahmadi (2013), kejadian atau pravelansi artritis reumatoid di

    Amerika Serikat sangat tinggi, Berdasarkan data The National Institutes

    Health ( NIH ) pada tahun 2002, jumlah penderita artritis reumatoid di

    Amerika Serikat mencapai 2,1 juta orang. Sedangkan di Indonesia

    prevalensi artritis reumatoid menurut data di RSUP Dr. Mohammad

    Hoesin Palembang bulan Januari-Maret 2015 tercatat 52 orang mengalami

    asam urat dalam kadar tinggi. Pada tahun 2010 prevalensi artritis

    reumatoid di kota palembang mencapai 165.375 penderita, pada penderita

    laki-laki lebih banyak dibandingkan pada penderita perempuan dengan

    proposi puncaknya pada usia 50 tahun.

    Dari data salah satu panti jompo di kota Palembang, didapatkan

    bahwa jumlah lansia yang berada di Panti Tresna Werdha Teratai

    Palembang pada tahun 2014 adalah 67 orang. Pada tahun 2015 dalam

    rentang dua bulan terakhir dari 65 orang lansia yang terdiri dari 27 orang

    laki-laki dan 38 orang perempuan. Jumlah lansia yang menderita artritis

  • 4

    reumatoid sekitar 49% dari jumlah lansia yang ada (Panti Tresna Werdha

    Teratai, 2015).

    Penanganan penderita artritis reumatoid difokuskan pada cara

    mengontrol rasa sakit, mengurangi kerusakan sendi, dan meningkatkan

    atau mempertahankan fungsi dan kualitas hidup. Penanganan untuk artritis

    reumatoid meliputi terapi farmakologis dan non farmakologis. Tindakan

    non farmakologis untuk penderita artritis reumatoid diantaranya adalah

    kompres, baik itu kompres hangat dan kompres dingin. Kompres

    merupakan tindakan mandiri perawat dalam upaya menurunkan suhu

    tubuh (Potter, 2005).

    Menurut penelitian yang dilakukan Sani dan Winarsih tahun 2013

    yang dikutip Wurangian, M. dkk., (2014) dari 40 responden yang dibagi

    dalam dua kelompok intervensi, kelompok yang pertama dilakukan

    pemberian intervensi kompres hangat sedangkan kelompok kedua

    dilakukan intervensi kompres dingin menghasilkan kesimpulan bahwa

    rata-rata penurunan skala nyeri pada kompres hangat adalah 1,60 dan rata-

    rata penurunan skala nyeri pada kompres dingin adalah 1,05. Hal ini

    berarti kompres hangat lebih efektif untuk menurunkan nyeri pada

    penderita artritis reumatoid.

    Pengobatan non farmakologis sangat efektif dilakukan untuk

    mengurangi rasa nyeri yang timbul pada artritis reumatoid. Banyak

    referensi yang mengatakan bahwa kompres hangat dapat menurunkan

    nyeri pada artritis reumatoid, tapi menurut peneliti belum ada yang

  • 5

    melakukan penerapan dalam bentuk penelitian secara ilmiah khususnya di

    panti Tresna Werda Teratai Palembang dengan populasi sekitar 65 orang

    lansia.

    Berdasarkan dari data yang didapatkan penulis saat pengkajian pada

    warga lansia panti Tresna Werda Teratai Palembang, bahwa warga kurang

    mengenal masalah tentang artritis reumatoid, baik dari pengertian, tanda

    dan gejala, faktor penyebab, dan teknik atau kiat-kiat yang dapat

    digunakan untuk mengurangi nyeri pada artritis reumatoid. Maka penulis

    tertarik untuk mengetahui dengan judul Bagaimana pengaruh kompres

    hangat terhadap penurunan skala nyeri pada penderita gout arthritis Pada

    Asuhan Keperawatan Gerontik TN. S Dengan artritis reumatoid di Panti

    Tresna Werdha Teratai Palembang tahun 2016.

    B. Tujuan Penelitian

    1. Tujuan Umum

    Melaporkan pengaruh kompres hangat terhadap penurunan skala

    nyeri pada penderita gout arthritis pada Asuhan Keperawatan Gerontik

    Tn. S dengan artritis reumatoid di Panti Tresna Werdha Teratai

    Palembang tahun 2016

    2. Tujuan Khusus

    a. Penulis mampu melakukan pengkajian pada Tn. S dengan artritis

    reumatoid di Panti Tresna Werdha Teratai Palembang tahun 2016.

  • 6

    b. Penulis mampu merumuskan diagnosa keperawaatn pada Tn. S

    dengan artritis reumatoid di Panti Tresna Werdha Teratai

    Palembang tahun 2016.

    c. Penulis mampu melakukan rencana asuhan keperawatan pada pada

    Tn. S dengan artritis reumatoid di Panti Tresna Werdha Teratai

    Palembang tahun 2016.

    d. Penulis mampu melakukan implementasi pada pada Tn. S dengan

    artritis reumatoid di Panti Tresna Werdha Teratai Palembang tahun

    2016.

    e. Penulis mampu melakukan evaluasi pada pada Tn. S dengan artritis

    reumatoid di Panti Tresna Werdha Teratai Palembang tahun 2016.

    C. Ruang Lingkup Penelitian

    Penelitian ini termasuk dalam lingkup kajian ilmu keperawatan

    gerontik. Penelitian ini dilakukan di Panti Sosial Tresna Werdha Teratai

    Palembang dengan memberikan Asuhan Keperawatan pada sasaran subjek

    sebagai responden dimana dalam penelitian ini adalah lansia yang

    mengalami nyeri rematik. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 04 Mei

    2016 s/d 22 Mei 2016.

    D. Manfaat Penelitian

    1. Bagi Panti Tresna Werdha Teratai Palembang.

    Sebagai bahan informasi dan sebagai bahan masukan dalam

    meningkatkan penanganan pada permasalahan gout arthritis di Panti

    Tresna Werdha Teratai Palembang, sehingga dapat meningkatkan

  • 7

    kesejahteraan hidup dari warga lansia dan juga mencapai keadaan sehat

    yang dimaksud Undang-Undang Kesehatan Republik Indonesian No.23

    Tahun 1992.

    2. Bagi Institusi Pendidikan

    Sebagai bahan evaluasi belajar mahasiswa dan juga sumber informasi

    untuk proses belajar mengajar di kampus Stikes Muhammadiyah

    Palembang.

    3. Bagi Perawat

    Sebagai tambahan pengetahuan yang dapat menambah wawasan dalam

    upaya peningkatan mutu pelayanan perawat di lingkup perawatan

    Lansia di Komunitas pada umumnya dan lingkup Panti Tresna Werdha

    Teratai Palembang.

    4. Bagi Penulis

    Hasil Karya Tulis Ilmiah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi

    mahasiswa untuk memperoleh pengetahuan tentang Asuhan

    Keperawatan dengan aplikasi pemberian teknik kompres hangat

    terhadap penurunan nyeri dengan artritis reumatoid dan sebagai

    panduan perawat dalam pengelolaan asuhan kepewatan pada artritis

    reumatoid.