Askep Gerontik Sio Andi

77
ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA Ny. J DENGAN HIPERTENSI DI WISMA MAWAR PANTI WREDHA HARAPAN IBU NGALIYAN, SEMARANG Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Ajar Keperawatan Gerontik Tahap Profesi Angkatan XXI Oleh: SIO ANDI 22020112220095 PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS ANGKATAN XXI PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNDIP SEMARANG 2013

description

ok

Transcript of Askep Gerontik Sio Andi

Page 1: Askep Gerontik Sio Andi

ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA Ny. J

DENGAN HIPERTENSI DI WISMA MAWAR

PANTI WREDHA HARAPAN IBU

NGALIYAN, SEMARANG

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Ajar Keperawatan Gerontik

Tahap Profesi Angkatan XXI

Oleh:

SIO ANDI

22020112220095

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS ANGKATAN XXI

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNDIP SEMARANG

2013

Page 2: Askep Gerontik Sio Andi

SURAT PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa Asuhan Keperawatan yang saya susun

adalah karya sendiri. Saya menyatakan tidak melakukan plagitisme dan isi dari

Asuhan Keperawatan ini sesuai dengan kondisi klien saya dan tidak menjiplak karya

orang lain,. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya, apabila

terbukti melakukan plagiatisme saya bersedia menerima sanksi dalam bentuk

apapun.

Semarang, Maret 2013

Sio Andi

NIM 22020112220095

Page 3: Askep Gerontik Sio Andi

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Lansia adalah fase menurunnya kemampuan akal dan fisik, yang di

mulai dengan adanya beberapa perubahan dalam hidup. Secara biologis

penduduk lanjut usia adalah penduduk yang mengalami proses penuaan

secara terus menerus, yang ditandai dengan menurunnya daya tahan fisik

yaitu semakin rentannya terhadap serangan penyakit yang dapat

menyebabkan kematian. Hal ini disebabkan terjadinya perubahan dalam

struktur dan fungsi sel, jaringan, serta sistem organ.1

Penyakit pada lansia yang paling sering diderita lansia adalah penyakit

hipertensi, dimasna hipertensi dicirikan dengan peningkatan tekanan darah

diastolik dan sistolik yang intermiten atau menetap. Insiden hipertensi

meningkat seiring bertambahnya usia. Pengukuran tekanan darah serial

150/95 mmHg atau lebih tinggi pada orang yang berusia diatas 50 tahun

memastikan hipertensi.2

Tekanan darah yang meninggi dengan penyakit jantung-pembuluh

darah (kardiovaskuler) lebih nyata terlihat pada penderita yang lanjut usia.

Umumnya tekanan darah diastolik meningkat mengikuti pertambahan umur,

tetapi tekanan darah sistolik peningkatannya lebih nyata pada usia lanjut.

Pada usia lanjut, bila tekanan darahnya baik sistolik maupun diastolik

meninggi dalam waktu yang tidak terlalu lama maka harus dicurigai adanya

pembuluh darah ginjal yang terganggu. Hipertensi di ukur paling tidak pada 3

kesempatan yang berbeda. Manifestasi klinis terjadi setelah mengalami

hipertensi secara bertahun-tahun, beberapa gejala seperti sakit kepala saat

terjaga, kadang-kadang disertai mual dan muntah akibat penigkatan tekanan

darah intrakranium.3

Tekanan darah pada penderita hipertensi memegang peranan penting di

dalam menentukan boleh tidaknya berolahraga, takaran dan jenis olahraga.

Jika dalam keadaan istirahat atau diam seseorang tekanan darahnya sudah

Page 4: Askep Gerontik Sio Andi

mencapai 200/120 mmHg, dapat dibayangkan bila bergerak atau melakukan

aktifitas fisik maka tekanan darahnya akan semakin naik pula. Olah raga yang

dianjurkan bagi lansia adalah olah raga yang ringan, akan tetapi dilakukan

secara reguler atau teratur. Olah raga yang dilakukan oleh lansia secara

teratur akan membuat otot-otot menjadi lentur dan tidak kaku, sehingga lansia

akan merasakan kenyamanan dalam beraktivitas maupun dalam istirahat

tidurnya.4

Berdasarkan hasil penelitian antara kepatuhan diet rendah garam dan

terjadinya kekambuhan pada pasien hipertensi dipengaruhi oleh beberapa

faktor yang terdiri dari predisposi (pengetahuan, sikap, kepercayaan,

keyakinan, nilai- nilai) dan faktor pendukung (Lingkungan fisik, fasilitas

sarana kesehatan). Kepatuhan adalah perilaku posisitif penderita dalam

mencapai tujuan terapi. Faktor- faktor yang mempengaruhi kepatuhan

diantaranya penatalaksanaan tentang instruksi, tingkat pendidikan, kesakitan

dan pengobatan, keyakinan, sikap dan kepribadian, dukungan keluarga,

tingkat ekonomi, dukungan sosial.5

Hipertensi pada lansia pernah diabaikan karena dianggap bukan

masalah, tetapi sekarang telah diakui bahwa hipertensi pada lansia memegang

peranan besar sebagai faktor risiko baik untuk jantung maupun otak yang

berakibat pada munculnya stroke dan penyakit jantung koroner.

Penatalaksanaan untuk menurunkan angka morbiditas dan angka mortalitas

karena penyakit kardiovaskuler adalah dengan memperbaiki keadaan

hipertensi. Tekanan darah yang tinggi diharapkan normal sesuai

klasifikasinya, sehingga resiko komplikasi dan kematian pada penderita

hipertensi dapat diminimalkan.2

Ny. J mengatakan bahwa kepalanya akhir-akhir ini sering merasa

pusing, kalau tidur juga susah, kadang sampai jam 11 malam belum bisa

tidur, padahal yang lain sudah pada tidur. Ny. J merasakan kaku pada

lehernya dan kadang juga terasa sakit bila malamnya susah tidur. Ny. J tidak

selalu habis makannya, makan sekitar setengah porsi dari biasanya karena

lidahnya pahit dan kadang mual. Ny. J menghindari makanan yang asin-asin

karena mempunyai riwayat hipertensi. Berdasarkan uraian latar belakang

Page 5: Askep Gerontik Sio Andi

diatas, penulis tertarik untuk melakukan asuhan keperawatan pada lansia

dengan penyakit hipertensi. Penulis menyadari bahwa kebanyakan individu

kurang memperdulikan status kesehatannya, apalagi penyakit hipertensi yang

terkenal dengan sebutan silent killer.

B. TUJUAN

1. Tujuan umum: Penulis mampu memberikan asuhan keperawatan gerontik

yang komprehensif kepada lansia Ny. J dengan hipertensi di Panti

Wredha Harapan Ibu Ngaliyan, Semarang.

2. Tujuan khusus:

a. Mampu melakukan pengkajian pada lansia Ny. J sesuai dengan format

di buku panduan.

b. Mampu menganalisa data dan merumuskan diagnosa keperawatan

c. Mampu memprioritaskan masalah keperawatan

d. Mampu membuat rencana intervensi keperawatan yang didukung

dengan jurnal penelitian.

e. Mampu melakukan implementasi keperawatan sesuai dengan kondisi

lansia.

f. Mampu mengevaluasi dan mendokumentasikan asuhan keperawatan.

Page 6: Askep Gerontik Sio Andi

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Lansia

1. Pengertian Lansia

Masa dewasa tua (lansia) dimulai setelah pensiun, biasanya antara

usia 65-75 tahun. Proses menua merupakan proses sepanjang hidup, tidak

hanya dimulai dari suatu waktu tertentu, tetapi dimulai sejak permulaan

kehidupan. Menjadi tua merupakan proses alamiah, yang berarti seseorang

telah melalui tiga tahap kehidupannya, yaitu anak, dewasa, dan tua.6

Penuaan adalah suatu proses yang alamiah yang tidak dapat

dihindari, berjalan secara terus-manerus, dan berkesinambungan. Seseorang

dikategorikan usia lanjut bila individu tersebut telah mencapai usia lebih

dari 60 tahun.7 Lansia akan mengalami perubahan fisik dan tingkah laku

pada saat mereka mencapai usia tahap perkembangan kronologis tertentu

sesuai usianya.

2. Klasifikasi Lansia

Klasifikasi berikut ini adalah lima klasifikasi pada lansia:8

a. Pralansia (prasenilis) yaitu seseorang yang berusia antara 45-59 tahun.

b. Lansia yaitu seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih.

c. Lansia Resiko Tinggi yaitu seseorang yang berusia 70 tahun atau

lebih/seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih dengan masalah

kesehatan.

d. Lansia Potensial yaitu lansia yang masih mampu melakukan pekerjaan

dan/atau kegiatan yang dapat menghasilkan barang/jasa.

e. Lansia Tidak Potensial yaitu lansia yang tidak berdaya mencari nafkah,

sehingga hidupnya bergantung pada bantuan orang lain.

Page 7: Askep Gerontik Sio Andi

3. Karakteristik Lansia

Seseorang yang sudah pada usia lanjut atau lansia memiliki

karakteristik sebagai berikut:7

a. Berusia lebih dari 60 tahun (sesuai dengan Pasal 1 Ayat (2) UU No. 13

tentang kesehatan).

b. Kebutuhan dan masalah yang bervariasi dari rentang sehat sampai sakit,

dari kebutuhan biopsikososial sampai spiritual, serta dari kondisi adaftif

hingga kondisi maladaptif.

c. Lingkungan tempat tinggal yang bervariasi

4. Tipe Lansia

Di zaman sekarang (zaman pembangunan), banyak ditemukan

bermacam-macam tipe usia lanjut. Yang menonjol antara lain:6

a. Tipe arif bijaksana

Lanjut usia ini kaya dengan hikmah pengalaman, menyesuaikan diri

dengan perubahan zaman, mempunyai diri dengan perubahan zaman,

mempunyai kesibukan, bersikap ramah, rendah hati, sederhana,

dermawan, memenuhi undangan, dan menjadi panutan.

b. Tipe mandiri

Lanjut usia ini senang mengganti kegiatan yang hilang dengan

kegiatan baru, selektif dalam mencari pekerjaan dan teman pergaulan,

serta memenuhi undangan.

c. Tipe tidak puas

Lanjut usia yang selalu mengalami konflik lahir batin, menentang

proses penuaan, yang menyebabkan kehilangan kecantikan, kehilangan

daya tarik jasmani, kehilangan kekuasaan, status, teman yang disayangi,

pemarah, tidak sabar, mudah tersinggung, menuntut, sulit dilayani dan

pengkritik.

d. Tipe pasrah

Lanjut usia yang selalu menerima dan menunggu nasib baik,

mempunyai konsep habis (“habis gelap datang terang”), mengikuti

kegiatan beribadat, ringan kaki, pekerjaan apa saja dilakukan.

Page 8: Askep Gerontik Sio Andi

e. Tipe bingung

Lansia yang kagetan, kehilangan kepribadian, mengasingkan diri,

merasa minder, menyesal, pasif, acuh tak acuh.

5. Tugas Perkembangan Lansia

Kesiapan lansia untuk beradaptasi atau menyesuaikan diri terhadap

tugas perkembangan usia lanjut dipengaruhi oleh proses tumbuh kembang

pada tahap sebelumnya. Adapun tugas perkembangan lansia adalah sebagai

berikut :7

a. Mempersiapkan diri untuk kondisi yang menurun.

b. Mempersiapkan diri untuk pensiun.

c. Membentuk hubungan baik dengan orang seusianya.

d. Mempersiapkan kehidupan baru.

e. Melakukan penyesuaian terhadap kehidupan sosial/masyarakat secara

santai.

f. Mempersiapkan diri untuk kematiannya dan kematian pasangan.

B. Konsep Dasar Penyakit

1. Definisi

Hipertensi adalah dimana tekanan sistolik sama atau lebih besar dari

140 mmHg dan / atau tekanan diastolik sama atau lebih besar dari 90

mmHg. Hipertensi sistolik terisolasi dimana tekanan sistolik lebih besar dari

160 mmHg dan tekanan diastolik lebih rendah dari 90 mmHg.1

Hipertensi merupakan penyakit yang dicirikan dengan peningkatan

tekanan darah diastolik dan sistolik yang intermiten atau menetap. Insiden

hipertensi meningkat seiring bertambahnya usia. Pengukuran tekanan darah

serial 150/95 mmHg atau lebih tinggi pada orang yang berusia diatas 50

tahun memastikan hipertensi.2

Page 9: Askep Gerontik Sio Andi

2. Etiologi

Beberapa faktor yang dapat menjadi penyebab terkena hipertensi adalah:9

a. Faktor keturunan

b. Ciri perseorangan:

1) Usia: paling tinggi usia 30-40 tahun

2) Jenis kelamin: pada laki-laki sering terjadi hipertensi disbanding

wanita

3) Ras

c. Kebiasaan hidup

- Konsumsi garam yang tinggi

Pembatasan konsumsi garam dapat menurunkan tekanan darah

dan mengeluarkan garam oleh obat diuretik akan menrunkan tekanan

darah lebih lanjut

- Kegemukan/obesitas

- Stress atau ketegangan jiwa

Dapat merangsang kelenjar anak ginjal melepaskan hormone

adrenalin dan memacu jantung berdenyut lebih cepat serta lebih kuat

sehingga tekanan darah meningkat

d. Pengaruh lain:

- Merokok

- Minum alkohol

- Minum obat-obatan: ephedenn, prednisone, epinefrin

- Kehamilan

Faktor resiko yang mempengaruhi hipertensi yang dapat atau tidak

dapat dikontrol, antara lain:10

a. Faktor resiko yang tidak dapat dikontrol:

1) Jenis kelamin

Hipertensi lebih banyak terjadi pada pria bila terjadi pada usia dewasa

muda. Tetapi lebih banyak menyerang wanita setelah umur 55 tahun,

sekitar 60% penderita hipertensi adalah wanita. Hal ini sering

dikaitkan dengan perubahan hormon setelah menopause.11

Page 10: Askep Gerontik Sio Andi

2) Umur

Semakin tinggi umur seseorang semakin tinggi tekanan darahnya, jadi

orang yang lebih tua cenderung mempunyai tekanan darah yang tinggi

dari orang yang berusia lebih muda.12

3) Keturunan (Genetik)

Individu dengan orang tua dengan hipertensi mempunyai risiko dua

kali lebih besar untuk menderita hipertensi dari pada orang yang tidak

mempunyai keluarga dengan riwayat hipertensi, hal ini berhubungan

dengan peningkatan kadar sodium intraseluler dan rendahnya rasio

antara potasium terhadap sodium.

b. Faktor resiko yang dapat dikontrol:

1) Obesitas

Obesitas dapat memperburuk kondisi lansia. Kelompok lansia dapat

memicu timbulnya berbagai penyakit seperti artritis, jantung dan

pembuluh darah, hipertensi.

2) Kurang olahraga

Olahraga banyak dihubungkan dengan pengelolaan penyakit tidak

menular, karena olahraga isotonik dan teratur dapat menurunkan

tahanan perifer yang akan menurunkan tekanan darah.

3) Kebiasaan Merokok

Merokok menyebabkan peninggian tekanan darah. Perokok berat

dapat dihubungkan dengan peningkatan insiden hipertensi maligna

dan risiko terjadinya stenosis arteri renal yang mengalami

ateriosklerosis.

4) Mengkonsumsi garam berlebih

Meningkatnya volume cairan ekstraseluler tersebut menyebabkan

meningkatnya volume darah, sehingga berdampak kepada timbulnya

hipertensi.12

5) Minum alkohol

Kebiasaan minum alkohol berlebihan termasuk salah satu faktor

resiko hipertensi.11

Page 11: Askep Gerontik Sio Andi

6) Minum kopi

Kandungan 75 – 200 mg kafein berpotensi meningkatkan tekanan

darah 5 -10 mmHg.

7) Stres

Hubungan antara stres dengan hipertensi diduga melalui aktivitas saraf

simpatis peningkatan saraf dapat menaikan tekanan darah secara

intermiten (tidak menentu). Stress yang berkepanjangan dapat

mengakibatkan tekanan darah menetap tinggi.

3. Patofisologi

Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh

darah terletak dipusat vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat

vasomotor ini bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke

korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla spinalis ganglia simpatis di

toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam

bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui system saraf simpatis ke

ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin,

yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah,

dimana dengan dilepaskannya noreepineprin mengakibatkan konstriksi

pembuluh darah. Berbagai factor seperti kecemasan dan ketakutan dapat

mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap rangsang vasokonstriksi.

Individu dengan hipertensi sangat sensitive terhadap norepinefrin, meskipun

tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi.3

Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang

pembuluh darah sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga

terangsang, mengakibatkan tambahan aktivitas vasokonstriksi. Medulla

adrenal mensekresi epinefrin, yang menyebabkan vasokonstriksi. Korteks

adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat

respons vasokonstriktor pembuluh darah. Vasokonstriksi yang

mengakibatkan penurunan aliran ke ginjal, menyebabkan pelepasan rennin.

Rennin merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah

menjadi angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya

Page 12: Askep Gerontik Sio Andi

merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini

menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan

peningkatan volume intra vaskuler. Semua faktor ini cenderung

mencetuskan keadaan hipertensi.9

4. Klasifikasi

Hipertensi pada usia lanjut dapat diklasifikasikan berdasarkan

penyebabnya dapat dibedakan menjadi 2 golongan besar yaitu :1

c. Hipertensi essensial ( hipertensi primer ) yaitu hipertensi yang tidak

diketahui penyebabnya. Penyebab pasti masih belum diketahui, riwayat

keluarga obesitas, diit tinggi natrium, lemak jenuh dan penuaan adalah

faktor pendukung.

d. Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang di sebabkan oleh penyakit

lain. Hipertensi sekunder akibat penyakit ginjal atau penyebab yang

terindentifikasi lainya.2

5. Manifestasi klinis

Manifestasi klinis dari hipertensi adalah sebagai berikut :9

a. Pusing

b. Mudah marah

c. Telinga berdengung

d. Mimisan (jarang)

e. Sukar tidur

f. Sesak nafas

g. Rasa berat di tengkuk

h. Mudah lelah

i. Mata berkunang-kunang

6. Komplikasi

Hipertensi meningkatkan resiko penyakit jantung dua kali dan

meningkatkan resiko stroke delapan kalindibanding dengan orang yang

tidak mengalami hipertensi.13

Page 13: Askep Gerontik Sio Andi

a. Penyakit jantung koroner dan arteri

Ketika usia bertambah lanjut, seluruh pembuluh darah di tubuh akan

semakin mengeras, terutama di jantung, otak dan ginjal.

b. Payah jantung

Payah jantung (Congestive heart failure) adalah kondisi dimana jantung

tidak mampu lagi memompa darah yang dibutuhkan tubuh. Kondisi ini

terjadi karena kerusakan otot jantung atau system listrik jantung.

c. Stroke

Hipertensi adalah faktor penyebab utama terjadinya stroke, karena

tekanan darah yang terlalu tinggi dapat menyebabkan pembuluh darah

yang sudah lemah menjadi pecah.

d. Kerusakan ginjal

Hipertensi dapat menyempitkan dan menebalkan aliran darah yang

menuju ginjal, yang berfungsi sebagai penyaring kotoran tubuh.

e. Kerusakan penglihatan

Hipertensi dapat menyebabkan pecahnya pembuluh darah di mata,

sehingga mengakibatkan mata menjadi kabur atau kebutaan.

7. Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik yang dapat dilakukan pada lansia dengan

hipertensi adalah:14

a. Pengukuran tinggi dan berat serta kalkulasi BMI (Body Mass Index)

yaitu berat dalam kg dibagi tinggi dalam m².

b. Pengukuran tekanan darah

c. Pemeriksaan system kardiovaskuler terutama ukuran jantung, bukti

adanya gagal jntung, penyakit arteri karotis, renal, dan perifer lain

serta koarktasio aorta.

d. Pemeriksaan paru adanya ronkhi dan bronkhospasme serta bising

abdomen, pembesaran ginjal serta tumor yang lain.

e. Pemeriksaan fundus optikus dan system syaraf untuk mengetahui

kemungkinan adanya kerusakan serebrovaskuler.

Page 14: Askep Gerontik Sio Andi

8. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan terapi hipertensi perlu penetapan jadwal rutin

harian minum obat, hipertensi yang tidak terkontrol dapat menyebabkan

stroke dan serangan jantung. Mencatat obat-obatan yang diminum dan

keefektifan mendiskusikan informasi ini untuk tindak lanjut.2

Upaya non farmakologi pencegahan primer dari hipertensi esensial

terdiri dari mempertahankan berat badan ideal, diet rendah garam,

pengurangan stres, dan latihan aerobik secara teratur.14

a. Penatalaksanaan Keperawatan

1) Diit rendah lemak, diit rendah garam dapur, soda, baring powder,

natrium benzoat, monosodium glutamat.

2) Hindari makanan daging kambing, buah durian, minuman beralkohol

3) Lakukan olahraga secara teratur

4) Hentikan kebiasan merokok (minum kopi)

5) Menjaga kestabilan BB tapi penderita hipertensi yang disertai

kegemukan

6) Menghindari stress dan gaya hidup yang lebih santai.

b. Penatalaksanaan Medis

1) Pengobatan hipertensi sekunder lebih mengutamakan pengobatan

causal

2) Pengobatan hipertensi primer ditujukan untuk enurunkan tekanan

darah dengan harapan meprpanjang umur dan mengurangi

timbulnya komplikasi.

3) Upaya menurnkan tekanan darah ilakukan dengan mengunakan

obat anti hipertensi selain dengan perubaha gaya hidup.

4) Pengobatan hipertensi primer adalah pengobatan jangka panjang

dengan memunkginakn besat untuk seumur hidup.

5) Terapi farmakologis

a) Diuretik : HCT, lasix

b) Beta blocker : propanaol

c) Alfa blocker : phentolamin, vrozqazine (minipres)

d) Simpatolik, Vasodilator, dan Kalsium antagon

Page 15: Askep Gerontik Sio Andi

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA Ny. J

DENGAN HIPERTENSI DI WISMA MAWAR

PANTI WREDHA HARAPAN IBU

NGALIYAN, SEMARANG

A. PENGKAJIAN LANSIA

1. Data Umum

a. Nama lansia : Ny. J

b. Usia : 67 Tahun

c. Agama : Islam

d. Suku : Jawa

e. Jenis kelamin : Perempuan

f. Nama wisma : Mawar

g. Pendidikan : -

h. Riwayat pekerjaan : Pedagang

i. Status perkawinan : Janda

j. Pengasuh wisma : Rhokani

k. Tanggal Pengkajian : 18 Maret 2013

2. Alasan Berada Di Panti

Ny. J dibawa ke Panti Wredha Harapan Ibu oleh salah seorang

pelanggannya karena kasihan melihat klien yang kurang dirawat dirumah.

Klien menderita penyakit hipertensi sejak usia sekitar 40 tahun, saat klien

mulai rutin berjualan di Pasar Tugu. Anak klien tidak bisa mengurusnya

karena pekerjaan anaknya yang juga sibuk berjualan.

3. Dimensi Biofisik

a. Riwayat penyakit (6 bulan terakhir)

Ny. J mengatakan pernah mengalami sakit pada tulang punggungnya

sekitar 5 bulan yang lalu. Klien merasakan sakit seperti mau patah dan

Page 16: Askep Gerontik Sio Andi

lepas saat digerakkan punggungnya. Klien hanya tiduran dan

mengkonsumsi obat untuk tulang, setelah beberapa minggu rasa sakit itu

turun pada daerah kaki yang letaknya pada daerah persendian, terutama

pada lutut. Keluhan sakit tersebut dirasakan sekitar 1 minggu, dan sampai

sekarang keluhan itu tidak dirasakan.

b. Riwayat Penyakit Keluarga

Ny. J mengatakan di dalam keluarganya tidak ada yang menderita

penyakit hipertensi atau penyakit lainnya. Klien mengatakan keluarganya

sehat semua.

c. Riwayat Pencegahan Penyakit

1) Riwayat monitoring tekanan darah

Hari/Tanggal Tekanan Darah (mmHg)

Senin, 18 Maret 2013 230/100

Selasa, 19 Maret 2013 210/80

Rabu, 20 Maret 2013 210/100

Kamis, 21 Maret 2013 200/100

Jumat, 22 Maret 2013 200/80

2) Riwayat vaksinasi

Ny. J mengatakan tidak pernah diberikan vaksinasi selama di

Panti Wreda Harapan Ibu.

3) Skrining kesehatan yang dilakukan

Ny. J mengatakan memeriksakan tekanan darahnya setiap 1 bulan

sekali di Puskesmas Pembantu didekat Panti Wredha Harapan Ibu.

d. Status Gizi (Diukur Dengan Indeks Massa Tubuh)

TB : 165 cm, BB : 55 kg

IMT = 𝐵𝐵

𝑇𝐵(𝑚)2= 55/(1,65)

2= 55/2,7225= 20,20 (Normoweight)

Nilai IMT :

Kurus ( < 18,5) BB lebih (23-27,4)

Normal (18,5 – 22,9) Obesitas (>27,5)

Page 17: Askep Gerontik Sio Andi

e. Masalah Kesehatan Terkait Status Gizi

1) Masalah Pada Mulut

Ny. J mengatakan mulutnya terasa pahit sudah sekitar 1 hari yang

lalu. Gigi klien tidak ada masalah, karena masih cukup banyak dan

bisa mengunyah makanan yang agak keras. Klien tidak bau mulut

karena rutin gosok gigi, meskipun kadang 1 kali sehari.

2) Perubahan BB

Ny. J mengalami penurunan BB 1 kg dari minggu sebelumnya, BB

saat ini sekitar 55 Kg.

3) Masalah nutrisi

Ny. J mengatakan sekarang makannya sedang tidak enak, lidahnya

terasa pahit, sehingga kalau makan sering tidak habis. Ny. J makan 3

kali sehari tapi habis sedikit dari porsi sebelumnya. Ny. J

menghindari makanan yang asin-asin karena mempunyai riwayat

hipertensi.

f. Masalah Kesehatan Yang Dialami Saat Ini

Ny. J mengatakan bahwa kepalanya akhir-akhir ini sering merasa

pusing, kalau tidur juga susah, kadang sampai jam 11 malam belum bisa

tidur, padahal yang lain sudah pada tidur. Ny. J merasakan kaku pada

lehernya dan kadang juga terasa sakit bila malamnya susah tidur. Ny. J

tidak selalu habis makannya, makan sekitar setengah porsi dari biasanya

karena lidahnya pahit dan kadang mual.

g. Obat-Obatan Yang Dikonsumsi Saat Ini

Ny. J mengatakan saat ini hanya mengkonsumsi obat captopril yang

diberikan oleh pengurus panti. Obat diminum 2 kali sehari, pada pagi hari

dan sore menjelang petang.

h. Tindakan Spesifik Yang Dilakukan Saat Ini

Tidak ada tindakan spesifik yang diberikan pada Ny. J saat ini.

i. Status Fungsional (AKS) (dinilai dengan indeks KATZ)

Ny. J mampu melakukan kegiatan mandiri. Kegiatan mandiri yang

bisa dilakukan oleh Ny. J antara lain mobilisasi, berpakaian, makan dan

Page 18: Askep Gerontik Sio Andi

minum, toileting, personal higiene sehingga dikategorikan indeks KATZ

A. Ny. J masih berjalan dengan tegak, tidak membungkuk. Hasil skor

Tinetti test (tes keseimbangan dan gait) normal.

j. Pemenuhan Kebutuhan Sehari-Hari

1) Mobilisasi

Ny. J mampu melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri, tidak

dibantu oleh orang lain. Klien juga ikut menyapu lingkungan sekitar

panti. Klien mengikuti kegiatan senam yang diadakan oleh panti

setiap hari senin dan jumat, tergantung cuacanya saat itu juga.

2) Berpakaian

Ny. J berpakaian cukup rapi, rambut disisir dan kadang memakai

jilbab. Penampilan klien bersih dan kuku juga pendek, hanya saja

kadang klien tidak memeakai sendal kalau sedang jalan-jalan

didalam ruangan.

3) Makan Dan Minum

Ny. J mengatakan makannya sedang tidak enak karena lidahnya

yang pahit, sehingga makanan yang disajikan dari panti tidak selalu

habis dan hanya dimakan sekitar setengah dari porsi yang disajikan.

Ny. J lebih suka minum air putih dari pada minuman yang lain

seperti teh, dan kopi.

4) Toileting

Ny. J mengatakan BAB sehari 1 kali dan BAK sekitar 9 kali,

seringnya BAK pada malam hari. Setiap kali klien ingin BAB dan

BAK, klien selalu ke toilet tanpa bantuan orang lain.

5) Personal Higiene

Ny. J mengatakan mandi sehari 2 kali, yaitu pada pagi hari dan sore

menjelang petang. Klien mandi menggunakan sabun batang, kadang

keramasnya 3 hari sekali, dan kien menggosok gigi 2 kali sehari

pada setiap kali mandi, tetapi kadang hanya 1 kali pada saat pagi

hari. Klien kadang memotong kuku 2 minggu sekali.

Page 19: Askep Gerontik Sio Andi

4. Dimensi Psikologi

a. Status Kognitif (Short Portable Mental State Quesionnare)

PERTANYAAN JAWABAN

BETUL SALAH

1. Tanggal berapa hari ini?

2. Hari apakah hari ini?

3. Apakah nama tempat ini?

4. Berapa nomor telepon rumah anda?

5. Berapa usia anda?

6. Kapan anda lahir (tgl, bl, th) ?

7. Siapakah nama presiden sekarang?

8. Siapakah nama presiden sebelumnya?

9. Siapakah nama ibu anda?

10. 5 + 6 adalah?

Jumlah kesalahan Ny. J sebanyak 4 jawaban salah.

b. Perubahan Yang Timbul Terkait Status Kognitif

Ny. J memiliki jumlah jawaban yang salah sebanyak 4, sehingga dapat

dikategorikan gangguan ringan.

c. Dampak Yang Timbul Terkait Status Kognitif

Ny. J masih dapat menjalankan aktivitasnya sehari-hari secara mandiri.

d. Status Depresi (Pengukuran Dalam Skala Depresi)

The Geriatric Depresion Scale

Pertanyaan Jawaban

1. Apakah pada dasarnya anda

puas dengan kehidupan anda?

Ya

2. Sudahkah anda meninggalkan

aktivitas dan minat anda?

Ya

3. Apakah anda merasa bahwa

hidup anda kosong?

Tidak

4. Apakah anda sering bosan? Ya

5. Apakah anda mempunyai

semangat setiap waktu?

Ya

6. Apakah anda takut sesuatu

akan terjadi pada anda?

Tidak

7. Apakah anda merasa bahagia

disetiap waktu?

Tidak

Page 20: Askep Gerontik Sio Andi

8. Apakah anda merasa jenuh? Tidak

9. Apakah anda lebih suka tinggal

dirumah pada malam hari,

daripada pergi melakukan

sesuatu yang baru?

Ya

10. Apakah anda merasa bahwa

anda lebih banyak mengalami

masalah dengan ingatan anda

daripada yang lainnya?

Tidak

11. Apakah anda berpikir sangat

menyenangkan hidup sekarang

ini?

Tidak

12. Apakah anda merasa tidak

berguna saat ini?

Tidak

13. Apakah anda merasa penuh

berenergi saat ini?

Tidak

14. Apakah anda saat ini sudah

tidak ada harapan lagi?

Tidak

15. Apakah anda berpikir banyak

orang yang lebih baik dari

anda?

Ya

1) Perubahan yang timbul terkait status depresi

Berdasarkan pengkajian dengan skala depresi (the geriatric depression

scale) Ny. J mengalami depresi karena pada saat dilakukan pengkajian

Ny. J memiliki skor kesesuaian sebesar 7.

2) Dampak yang timbul terkait status depresi

Ny. J termasuk dalam kategori depresi, namun tidak nampak tanda-

tanda klien mengalami mengalami depresi.

e. Keadaan Emosi

1) Ansietas

Ny. J mengatakan dulu saat pertama masuk ke panti merasa khawatir

dan takut dengan lingkungan panti, tetapi sekarang sudah nyaman dan

tenang tinggal di panti.

2) Perubahan Perilaku

Ny. J mengatakan sekarang sudah biasa, menerima apa adanya yang ada

di panti. Waktu pertama masuk ke panti sempat bingung, dan marah-

marah sama orang lain.

Page 21: Askep Gerontik Sio Andi

3) Mood

Ny. J mengatakan dirinya mudah memaafkan orang lain, karena

bermusuhan itu tidak ada gunanya. Klien tidak mudah marah bila ada

masalah-masalah yang sepele, marahnya bila ada masalah yang besar.

5. Dimensi Fisik

a. Luas Wisma

Luas wisma sekitar 190 m2

b. Keadaan Lingkungan Di Dalam Wisma

1) Penerangan

Penerangan di dalam wisma Mawar cukup baik, terdapat sekitar 6

lampu besar dan beberapa lampu kecil yang menerangi wisma Mawar

pada malam hari. Jendela yang terdapat di nwisma Mawar sekitar 18

buah jendela yang memungkinkan cahaya matahari bisa menerangi

ruangan wisma pada siang hari, karena memang terbuat dari kaca

bening sehingga lebih jelas.

2) Kebersihan dan Kerapian

Ruang tidur yang ditempati Ny. J cukup bersih, tetapi untuk kerapihan

masih kurang karena dimeja masih berserakan gelas-gelas, makanan

dan barang lainnya. Ruangan wisma Mawar cukup bersih, karena setiap

pagi selalu di pel sehingga lantainya bersih. Kerapian ruangan masih

kurang, karena terdapat tempat tidur dan meja yang tidak tertata rapih

dan kotor. Terdapat empat lansia yang yang berada diruang isolasi

tetapi bukan karena bedrest total, yang bedrest total hanya 1 dan itupun

ditempatkan diluar karena memang lansianya yang juga berkeinginan

tinggal diluar.

3) Pemisahan Ruangan antara Pria dan Wanita

Tidak ada ruangan pria, karena Panti wreda Harapan Ibu ini hanya

menampung lansia perempuan. Adapun 1 lansia laki-laki tetapi

kamarnya disendirikan dibelakang, dan bukan posisinya sebagai

pembantu dipanti.

Page 22: Askep Gerontik Sio Andi

4) Sirkulasi Udara

Terdapat ventilasi yang cukup banyak, sehingga sirkulasi udara baik,

udara dapat keluar masuk dengan baik.

5) Keamanan

Wisma mawar aman untuk lansia yang ada di dalamnya, karena selain

dari segi lantai yang rata dan tidak licin, juga terdapat pegangan berupa

besi untuk membantu lansia menuju kamar mandi.

6) Sumber Air Minum

Air minum yang dikonsumsi oleh para lansia adalah air mineral gallon.

Keperluan MCK dan memasak memanfaatkan air yang bersumber dari

air sumur.

7) Ruang berkumpul bersama

Ruang berkumpul di bagian depan panti yang juga bergabung dengan

ruang istirahat petugas. Lansia lebih sering berkumpul dikamarnya

masing-masing.

c. Keadaan Lingkungan Di Luar Wisma

1) Pemanfaatan Halaman

Halaman depan hanya terdapat pot-pot yang ditaruh untuk

menimbulkan kesan sejuk dan indah.. Halaman samping cukup luas dan

ditanami pohon-pohon buah dan juga sebagai tempat menjemur pakaian

para lansia. Halaman belakang terdapat tempat untuk mencuci pakaian

dan terdapat tempat duduk, serta tempat untuk ternak hewan seperti

ayam dan mentok.

2) Pembuangan air limbah

Limbah dibuang dari wisma melalui got terbuka yang kemudian

dialirkan ke saluran pembuangan limbah yang berada diluar wisma.

Aliran pembuangan limbah tampak lancar (tidak ada genangan air).

3) Pembuangan Sampah

Semua sampah dikumpulkan kemudian dibuang kesungai dan sebagian

dibakar.

Page 23: Askep Gerontik Sio Andi

4) Sanitasi

Sanitasi lingkungan diluar wisma kurang baik, banyak kumpulan

sampah sisa makanan. Sedangkan sanitasi didalam wisma secara umum

baik, hanya saja ada beberapa lansia yang ngompol sehingga ruangan

wisma tersebut berbau. Kondisi kamar mandi yang digunakan memiliki

keramik yang sudah menghitam dan penerangan yang remang-remang.

5) Sumber Pencemaran

Polusi udara rendah karena jauh dari pabrik dan tempat pembakaran

sampah. Polusi suara juga rendah, meskipun dekat dengan sekolahan

tingkat dasar.

6. Dimensi Sosial

a. Hubungan Lansia Dengan Lansia Didalam Wisma

Ny. J berkomunikasi dengan para lansia yang ada diwisma Mawar,

hubungannya baik dan lebih sering berkomunikasi serta membantu lansia

yang lebih dekat disekitar tempat tidur Ny. J.

b. Hubungan Antar Lansia Diluar Wisma

Ny. J dengan lansia lain diluar wisma cukup baik, terkadang saling

menyapa dan bercakap-cakap tentang apa yang saat itu dikerjakan atau

tentang keperibadiannya.

c. Hubungan Lansia Dengan Anggota Keluarga

Ny. J mengatakan hubungan dengan anggota keluarganya baik-baik saja,

hanya saja anaknya jarang sekali menengoknya karena sibuk bekerja

dipasar sebagai pedagang.

d. Hubungan Lansia Dengan Pengasuh Wisma

Hubungan Ny. J dengan pengasuh wisma baik, Ny. J sering membantunya

untuk membersihkan halaman depan dan samping.

e. Kegiatan Organisasi Sosial

Kegiatan sosial yang ada adalah pengajian setiap hari kamis dan kerja

bakti hari senin atau rabu.

Page 24: Askep Gerontik Sio Andi

7. Dimensi Tingkah Laku

a. Pola Makan

Ny. J mengatakan makannya sedang tidak enak karena lidahnya yang

pahit, sehingga makanan yang disajikan dari panti tidak selalu habis dan

hanya dimakan sekitar setengah dari porsi yang disajikan. Ny. J lebih suka

minum air putih dari pada minuman yang lain seperti teh, dan kopi. Ny. J

makan 3 kali sehari tapi habis sedikit dari porsi sebelumnya. Ny. J

menghindari makanan yang asin-asin karena mempunyai riwayat

hipertensi.

b. Pola Tidur

Ny. J mengatakan kalau siang sering tidur jam setengah 1 sehabis

shalat dzuhur dan tidur malam jam kadang jam setengah 10 malam. Ny. J

mengatakan susah tidur kalau malam, kadang jam 11 malam terbangun

dan susah tidur lagi. Ny. J biasa tidur siang dan kadang juga tidur sore. Ny.

J mengatakan tidur siang kadang 1 setengah jam dan total dalam sehari

sekitar 5 setengah jam.

c. Pola Eliminasi

Ny. J mengatakan BAB sehari 1 kali dan BAK sekitar 9 kali,

seringnya BAK pada malam hari. Setiap kali klien ingin BAB dan BAK,

klien selalu ke toilet tanpa bantuan orang lain.

d. Kebiasaan Buruk Lansia

Ny. J mengatakan tidak mempunyai kebiasaan buruk baik merokok,

maupun minum-minuman keras.

e. Pelaksanaan Pengobatan

Pelaksanaan pengobatan dilakukan setiap satu bulan sekali dari

puskesmas Bringin. Ny. J selalu memanfaatkan pelaksanaan pengobatan

ini untuk meminta obat jika merasa tidak enak badan dan memeriksakan

tekanan darahnya.

f. Kegiatan Olahraga

Ny. J mengatakan kegiatan olahraganya adalah senam pagi bersama

pada hari jumat.

Page 25: Askep Gerontik Sio Andi

g. Rekreasi

Ny. J dan pengasuh panti mengatakan untuk hiburan hanya dilakukan

dengan menonton TV di dalam wisma dan TAK kalau kondisi

memungkinkan.

h. Pengambilan Keputusan

Ny. J mengatakan sistem pengambilan keputusan dalam wisma

dilakukan oleh pengasuh dan lansia yang seperti menjadi ketua di bangsal,

tapi untuk kepentingan pribadinya selalu diambil sendiri.

8. Dimensi Sistem Kesehatan

a. Perilaku Mencari Pelayanan Kesehatan

Ny. J biasa mencari pelayanan kesehatan ke Puskesmas pembantu yang

ada disekitar panti, dan meminta obat ke panti.

b. Sistem Pelayanan Kesehatan

1) Fasilitas Kesehatan Yang Tersedia

Fasilitas pelayanan kesehatan yang terdapat di Panti Wredha Harapan

Ibu Semarang ada yaitu dari puskesmas yang datang 1 bulan sekali,

RSUD Tugurejo dan RS Permata Medika.

2) Jumlah Tenaga Kesehatan

Dari 4 petugas tidak ada tenaga kesehatan yang tinggal atau praktik di

Panti Wredha Harapan Ibu Semarang

3) Tindakan Pencegahan Terhadap Penyakit

Tindakan pencegahan penyakit yang dilakukan adalah dengan adanya

penyuluhan dan pemeriksaan kesehatan yang rutin dilakukan setiap

bulan sekali.

4) Jenis Pelayanan Kesehatan Yang Tersedia

Pelayanan kesehatan diberikan oleh puskesmas berupa pengukuran

tekanan darah, penimbangan berat badan dan tinggi badan.

5) Frekuensi Kegiatan Pelayanan Kesehatan

Pelayanan kesehatan yang diberikan di Panti Wredha Harapan Ibu

Semarang diberikan 1 bulan sekali yang bekerjasama dengan

Puskesmas Bringin.

Page 26: Askep Gerontik Sio Andi

9. Pemeriksaan Fisik

No Bagian/Region Hasil Pemeriksaan Masalah keperawatan

yang muncul

1 Kepala Mesocephal, rambut bersih, beruban,

tidak ada lesi, dan rambut panjang.

Tidak ada

2 Wajah/Muka Bentuk muka lonjong, kurus, keriput

dan tidak ada lesi.

Tidak ada

3 Mata Inspeksi: tidak ikterik dan tidak

anemis, simetris, tidak ada

kemerahan, kelopak mata keriput.

Palpasi: tidak ada nyeri tekan, tidak

ada benjolan abnormal

Tidak ada

4 Telinga Simetris, daun telinga bersih dan

fungsi pendengarannya masih

normal.

Tidak ada

5 Mulut dan

Gigi

Bersih, gigi cukup banyak, bibir

lembab, tidak ada pembesaran tonsil,

lidah kotor, lidah terasa pahit.

Lidah terasa pahit

6 Leher Simetris, tidak ada pembesaran

kelenjar tiroid dan kelenjar limfe,

tidak ada pergeseran trakea

Tidak ada

7 Dada I : Simetris, tidak ada jejas atau luka

Pa: taktil fremitus kanan=kiri

Pe: resonan seluruh lapang paru

Au: vesikuler di seluruh lapang paru

Tidak ada

8 Jantung Ictus cordis tidak tampak, IC teraba

di SIC IV, bunyi pekak dan tidak

ada pembesaran jantung.

Tidak ada

9 Abdomen Simetris, tidak rata, bising usus

terdengar 10x/menit, timpani, tidak

ada nyeri tekan

Tidak ada

Page 27: Askep Gerontik Sio Andi

10 Ekstrimitas

atas

Tidak ada oedem, turgor kulit 2

detik, capillary refill 2 detik

Tidak ada

11 Ekstrimitas

bawah

Tidak ada oedem, turgor kulit

cukup, kuku pendek dan bersih, kaki

bisa digerakkan normal.

Tidak ada

Page 28: Askep Gerontik Sio Andi

ANALISA DATA

Hari, Tanggal Data Fokus Diagnosa Keperawatan

Senin, 18 Maret

2013

Data subjektif:

Ny. J mengatakan kalau siang

sering tidur jam setengah 1 sehabis

shalat dzuhur dan tidur malam jam

kadang jam setengah 10 malam Ny. J

mengatakan susah tidur kalau malam,

kadang jam 11 malam terbangun dan

susah tidur lagi. Ny. J biasa tidur siang

dan kadang juga tidur sore. Ny. J

mengatakan tidur siang kadang 1

setengah jam dan total dalam sehari

sekitar 5 setengah jam.

Data objektif :

- Ny. J tampak sering mengantuk,

raccon eyes

- Ny. J tidur siang jam 12.30 WIB

- Ny. J tampak kelelahan

Gangguan pola tidur

berhubungan dengan

tidur siang hari yang

berlebihan (00198)

Senin, 18 Maret

2013

Data subjektif :

Ny. J mengatakan makannya sedang

tidak enak karena lidahnya yang pahit,

sehingga makanan yang disajikan dari

panti tidak selalu habis dan hanya

dimakan sekitar setengah dari porsi yang

disajikan. Ny. J lebih suka minum air

putih dari pada minuman yang lain

seperti teh, dan kopi. Ny. J makan 3 kali

sehari tapi habis sedikit dari porsi

sebelumnya. Ny. J menghindari

Resiko

ketidakseimbangan

nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

berhubungan dengan

ketidakmampuan untuk

memasukkan karena

faktor biologis (00002)

Page 29: Askep Gerontik Sio Andi

makanan yang asin-asin karena

mempunyai riwayat hipertensi.

Data objektif :

- Makanan tidak habis

- Lidah kotor

- Kadang terlihat mual

- Minum air putih

- BB sekitar 55 Kg

Senin, 18 Maret

2013

Data subjektif :

Ny. J mengatakan bahwa kepalanya

akhir-akhir ini sering merasa pusing,

leher terasa kaku dan kadang sakit.

Data objektif :

- Klien memegangi lehernya

- Nyeri dileher seperti ada beban,

kadang-kadang dan skala nyeri 5

Nyeri akut

berhubungan dengan

agen injuri biologis

(00132)

PRIORITAS MASALAH

Dx. Keperawatan Prioritas Pembenaran Paraf

Gangguan pola

tidur pada Ny. J

berhubungan

dengan tidur siang

hari yang

berlebihan (00198)

High

priority

Masalah gangguan pola tidur

menjadi prioritas yang pertama

karena gangguan pola tidur

merupakan gangguan kualitas dan

kuantitas waktu tidur akibat faktor

eksternal. Masalah gangguan pola

tidur jika tidak ditangani akan

menyebabkan masalah yang serius

karena pola tidur yang tidak baik

akan menyebabkan kurangnya

kebutuhan tidur sehingga

menyebabkan kelelahan fisik

sehingga dapat menyebabkan

terganggunya kesehatan fisik.

sio

Page 30: Askep Gerontik Sio Andi

Intervensi yang akan dilakukan

aplikatif, efektif dan efisien untuk

mengatasi masalah.

Resiko

ketidakseimbangan

nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

berhubungan

dengan

ketidakmampuan

untuk memasukkan

karena faktor

biologis (00002)

Low

priority

Masalah resiko ketidakseimbangan

nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh menjadi prioritas yang kedua

karena nutrisi sangat diperlukan

oleh lansia. Ny. J masih bisa

makan, tetapi hanya habis setengah

porsi dari biasanya. Intervensi yang

akan dilakukan cukup aplikatif,

efisien dan efektif.

sio

Nyeri akut

berhubungan

dengan agen injuri

biologis

(00132)

Low

priority

Masalah nyeri akut menjadi

prioritas ke tiga karena nyeri hanya

timbul kadang-kadang. Intervensi

yang akan dilakukan adalah

intervensi yang dapat dilakukan

oleh Ny. J secara mandiri.

sio

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Gangguan pola tidur pada Ny. J berhubungan dengan tidur siang hari yang

berlebihan. (00198)

2. Resiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan ketidakmampuan untuk memasukkan karena faktor

biologis. (00002)

3. Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri biologis. (00132)

Page 31: Askep Gerontik Sio Andi

C. INTERVENSI KEPERAWATAN

No Diagnosa Keperawatan Tujuan Kode

NIC Intervensi

Umum Khusus

1 Gangguan pola tidur pada

Ny. J berhubungan dengan

tidur siang hari yang

berlebihan. (00198)

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 10 x 6 jam

gangguan pola tidur pada Ny. J

berkurang.

Setelah dilakukan

tindakan keperawatan

selama 10 x 6 jam,

diharapkan:

- Durasi tidur Ny. J

pada malam hari

meningkat selama 4-5

jam setiap hari.

- Kualitas tidur Ny. J

baik ditunjukkan

dengan Ny. St

menyatakan tidurnya

puas

- Skor PSQI: <5

(kualitas tidur baik)

621 Environment management

(Manajemen lingkungan)

- Ciptakan lingkungan yang

aman untuk klien

- Berikan tempat tidur dan

lingkungan yang bersih dan

nyaman

- Berikan posisi tidur yang

membuat klien nyaman

- Control kebisingan

- Atur pencahayaan

- Batasi pengunjung

- Berikan satu ruangan jika

diindikasikan

Page 32: Askep Gerontik Sio Andi

Sleep Enhancement

- Kaji pola tidur klien

- Monitor jumlah dan kualitas

tidur klien

- Menginstruksikan klien

untuk tidur pada waktunya

- Mengidentifikasi penyebab

kekurangan tidur klien.

- Diskusi dengan klien dan

keluarga pasien untuk

meningkatkan tekhnik tidur.

- Menentukan pola tidur

pasien.

- Bantu untuk membuang

faktor stress sebelum tiba

waktu tidur.

Page 33: Askep Gerontik Sio Andi

2 Resiko ketidakseimbangan

nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

berhubungan dengan

Ketidakmampuan untuk

memasukkan oleh karena

faktor biologis. (00002)

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 10 x 6 jam

nutrisi kurang teratasi.

Setelah dilakukan

tindakan keperawatan

selama 10 x 6 jam,

diharapkan:

- Klien menghabiskan

porsi makannya.

- Turgor kulit baik

- BB stabil atau naik

1122 Nutrition Management

Kaji adanya alergi makanan

Anjurkan pasien untuk

meningkatkan protein.

Berikan substansi gula

Yakinkan diet yang

dimakan mengandung

tinggi serat untuk mencegah

konstipasi.

Ajarkan pasien bagaimana

membuat catatan makanan

harian.

Monitor jumlah nutrisi

Berikan informasi tentang

kebutuhan nutrisi

Kaji kemampuan pasien

untuk mendapatkan nutrisi

yang dibutuhkan

Page 34: Askep Gerontik Sio Andi

Nutrition Monitoring

1. BB pasien dalam batas

normal.

2. Monitor adanya penurunan

berat badan.

3. Monitor tipe dan jumlah

aktivitas yang biasa

dilakukan.

4. Monitor kulit kering dan

perubahan pigmentasi

5. Monitor turgor kulit

6. Monitor kekeringan, rambut

kusam, dan mudah patah

7. Monitor mual dan muntah

8. Monitor makanan kesukaan

9. Monitor pucat, kekeringan

jaringan konjungtiva

10. Monitor kalori dan intake

nutrisi

Page 35: Askep Gerontik Sio Andi

3 Nyeri akut berhubungan

dengan agen injuri

biologis. (00132)

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama proses

keperawatan. Pasien tidak

mengalami nyeri.

Setelah dilakukan

tindakan keperawatan

selama 10 x 6 jam,

diharapkan:

- Mampu mengontrol

nyeri (tahu penyebab

nyeri, mampu

menggunakan tehnik

nonfarmakologi untuk

mengurangi nyeri,

mencari bantuan)

- Melaporkan bahwa

nyeri berkurang

dengan menggunakan

manajemen nyeri

- Mampu mengenali

nyeri (skala, intensitas,

frekuensi dan

tandanya)

911 Pain Management

- Lakukan pengkajian nyeri

secara komprehensif

termasuk lokasi,

karakteristik, durasi,

frekuensi, kualitas nyeri.

- Observasi reaksi nonverbal

dari ketidaknyamanan.

- Gunakan teknik komunikasi

terapeutik untuk mengetahui

pengalaman nyeri pasien.

- Evaluasi pengalaman nyeri

masa lampau.

- Kontrol lingkungan yang

dapat mempengaruhi nyeri

seperti suhu ruangan,

pencahayaan dan

kebisingan.

Page 36: Askep Gerontik Sio Andi

- Menyatakan rasa

nyaman setelah nyeri

berkurang

- Tanda vital dalam

rentang normal

- Pilih dan lakukan

penanganan nyeri

(farmakologi, non

farmakologi dan inter

personal).

- Ajarkan tentang teknik non

farmakologi : teknik

relaksasi imajinasi

terbimbing.

- Evaluasi keefektifan kontrol

nyeri.

- Tingkatkan istirahat

- Monitor penerimaan

pasien tentang manajemen

nyeri

Page 37: Askep Gerontik Sio Andi

D. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI FORMATIF

Tanggal Dx. Implementasi Evaluasi Paraf

Senin, 18

Maret 2013

I

- Mengkaji pola tidur klien

- Memonitor jumlah dan kualitas tidur

klien.

- Menginstruksikan klien untuk tidur pada

waktunya.

- Mengidentifikasi penyebab kekurangan

tidur klien.

- Menciptakan lingkungan yang aman

untuk klien.

- Memberikan tempat tidur dan lingkungan

yang bersih dan nyaman.

- Memberikan posisi tidur yang membuat

klien nyaman.

- Mengontrol kebisingan.

- Mengatur pencahayaan.

S: - Ny. J mengatakan kalau siang sering tidur

jam setengah 1 sehabis shalat dzuhur dan

tidur malam jam kadang jam setengah 10

malam.

- Ny. J mengatakan susah tidur kalau malam,

kadang jam 11 malam terbangun dan susah

tidur lagi. Ny. J biasa tidur siang dan kadang

juga tidur sore.

- Ny. J mengatakan tidur siang kadang 1

setengah jam dan total dalam sehari sekitar

5 setengah jam.

- Ny. J mengatakan mau berusaha tidur jam 9

malam.

O:

- Ny. J tampak sering mengantuk dan kurang

bergairah.

sio

Page 38: Askep Gerontik Sio Andi

- Ny. J tidur siang jam 12.30 WIB

- Tidur dengan posisi semifowler

- Lingkungan sedikit bising dan pencahayaan

baik.

A: masalah belum teratasi

P: Lanjutkan intervensi dan intervensi tambahan

berdasarkan jurnal : teknik relaksasi imajinasi

terbimbing.

II - Mengkaji pola makan klien

- Mengkaji adanya alergi makanan

- Menganjurkan klien untuk meningkatkan

protein.

- Megajarkan klien bagaimana membuat

catatan makanan harian.

- Memonitor jumlah nutrisi

- Memberikan informasi tentang

kebutuhan nutrisi.

- Memonitor adanya penurunan berat

badan.

S :

- Ny. J mengatakan makannya sedang tidak

enak karena lidahnya yang pahit, sehingga

makanan yang disajikan dari panti tidak

selalu habis dan hanya dimakan sekitar

setengah dari porsi yang disajikan.

- Ny. J lebih suka minum air putih dari pada

minuman yang lain seperti teh, dan kopi.

Ny. J makan 3 kali sehari tapi habis sedikit

dari porsi sebelumnya.

- Ny. J menghindari makanan yang asin-asin

sio

Page 39: Askep Gerontik Sio Andi

- Monitor kulit kering dan perubahan

pigmentasi.

- Monitor turgor kulit

- Monitor mual dan muntah

- Monitor makanan kesukaan

karena mempunyai riwayat hipertensi.

- Ny. J mentakan tidak ada alergi makanan

dan ada penurunan BB sekitar 1 kg.

- Klien mengatakan akan meningkatkan

asupan berupa protein seperti susu dan telur

ceplok.

O :

- Makanan tidak habis

- Lidah kotor

- Kadang terlihat mual

- Minum air putih

- BB sekitar 55 Kg

- Turgor kulit cukup

- Makanan kesukaan telur ceplok

A : Masalah belum teratasi

P : Lanjutkan intervensi

III - Melakukan pengkajian nyeri secara

komprehensif termasuk lokasi,

karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas

S :

- Ny. J mengatakan bahwa kepalanya akhir-

akhir ini sering merasa pusing, leher terasa

sio

Page 40: Askep Gerontik Sio Andi

nyeri.

- Mengobservasi reaksi nonverbal dari

ketidaknyamanan.

- Menggunakan teknik komunikasi

terapeutik untuk mengetahui pengalaman

nyeri pasien.

- Mengevaluasi pengalaman nyeri masa

lampau.

- Mengajarkan tentang teknik non

farmakologi : teknik nafas dalam

- Mengevaluasi keefektifan kontrol nyeri.

- Memonitor penerimaan pasien tentang

manajemen nyeri

kaku dan kadang sakit.

- Ny. J mengatakan dulu pernah sakit

punggung dan lutut karena kelelahan.

O :

- Klien memegangi lehernya

- Nyeri dileher seperti ada beban, kadang-

kadang nyeri, dan skala nyeri 5

- Memijit-mijit leher

- Klien mampu melakukan menarik nafas

dalam.

A : Masalah belum teratasi

P : Lanjutkan intervensi

Selasa, 19

Maret 2013

I - Mengkaji pola tidur klien

- Memonitor jumlah dan kualitas tidur

klien.

- Menginstruksikan klien untuk tidur pada

waktunya.

- Menciptakan lingkungan yang aman

S: - Ny. J mengatakan tidurnya masih susah bila

malam hari, dan pada siang hari tetap

merasa mengantuk sehingga tidur siang

tetap dilakukan.

- Ny. J mengatakan akan mencoba latihan

teknik relaksasi imajinasi setiap habis

sio

Page 41: Askep Gerontik Sio Andi

untuk klien.

- Memberikan tempat tidur dan lingkungan

yang bersih dan nyaman.

- Memberikan posisi tidur yang membuat

klien nyaman.

- Mengajarkan klien untuk melakukan

teknik relaksasi imajinasi terbimbing.

- Mengajarkan dan mberikan terapi

massase pada klien.

- Membantu klien untuk membuang faktor

stress sebelum tiba waktu tidur.

shalat.

- Ny. J mengatakan tidurnya semalam hanya

4 jam dan siang sekitar 1 jam.

- Ny. J mengatakan badannya enak setelah

dipijat.

O:

- Ny. J masih tampak lesu.

- Ny. J tidur siang jam 13.00 WIB

- Tidur dengan posisi semifowler

- Klien mampu melakukan teknik relaksasi

imajinasi, tapi belum bisa secara optimal.

A: masalah belum teratasi

P: Lanjutkan intervensi

II - Mengkaji pola makan klien

- Menganjurkan klien untuk meningkatkan

protein.

- Memberikan substansi gula

- Memonitor jumlah nutrisi

- Memberikan informasi tentang

S :

- Ny. J mengatakan makannya masih tidak

enak dan tidak selera.

- Ny. J mengatakan makannya habis

setengah porsi.

- Ny. J mengatakan minum susu kalau malam

sio

Page 42: Askep Gerontik Sio Andi

kebutuhan nutrisi.

- Mengkaji kemampuan pasien untuk

mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan.

- Memonitor tipe dan jumlah aktivitas

yang biasa dilakukan.

- Monitor pucat, kekeringan jaringan

konjungtiva

- Monitor turgor kulit

- Monitor mual dan muntah

bila sedang ingin minum susu.

- Ny. J mengatakan suka minuman manis tapi

tidak terlalu manis.

- Ny. J mengatakan aktivitasnya nyapu, dan

mencuci baju, kadang senam pada hari

senin.

O :

- Makanan sisa setengah piring

- Tidak mual

- Minum air putih dan manis

- Turgor kulit cukup

A : Masalah belum teratasi

P : Lanjutkan intervensi

III - Melakukan pengkajian nyeri secara

komprehensif termasuk lokasi,

karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas

nyeri.

- Mengobservasi reaksi nonverbal dari

ketidaknyamanan.

S :

- Ny. J mengatakan nyerinya sudah

berkurang, tadi pagi saya oleskan balsem

dileher.

- Ny. J mengatakan sehari latihan nafas

dalamnya hanya 2 kali.

sio

Page 43: Askep Gerontik Sio Andi

- Menganjurkan malakukan teknik non

farmakologi : teknik nafas dalam

- Mengevaluasi keefektifan kontrol nyeri.

- Mengajarkan dan melakukan teknik

massase leher, bahu, dan punggung pada

klien.

O :

- Lehernya bau balsem

- Nyeri dileher seperti ada beban, kadang-

kadang nyeri, dan skala nyeri masih 5

- Klien mampu melakukan menarik nafas

dalam.

A : Masalah belum teratasi

P : Lanjutkan intervensi

Rabu, 20

Maret 2013

I - Mengkaji pola tidur klien

- Memonitor jumlah dan kualitas tidur

klien.

- Menginstruksikan klien untuk tidur pada

waktunya.

- Menganjurkan klien untuk melakukan

teknik relaksasi imajinasi terbimbing.

- Memberikan massase pada klien

S: - Ny. J mengatakan tidurnya tadi malam jam

10 malam dan terbangun jam 12 malam.

Tidur lagi jam setengah 2

- Ny. J mengatakan tidurnya semalam hanya

4 jam dan siang sekitar 1 jam.

O: Ny. J mengantuk.

- Ny. J tidur siang jam 11.00 WIB

- Klien mampu melakukan teknik relaksasi

imajinasi, tapi belum bisa secara optimal.

A: masalah belum teratasi

P: Lanjutkan intervensi

sio

Page 44: Askep Gerontik Sio Andi

II - Mengkaji pola makan klien

- Memberikan substansi gula

- Memonitor jumlah nutrisi

- Monitor turgor kulit

- Monitor mual dan muntah

- Menganjurkan klien untuk makan sedikit

tapi sering.

- Menganjurkan klien untuk makan selagi

hangat.

S : Ny. J mengatakan makannya masih kurang

enak dan tidak habis.

O :

- Makanan sisa setengah piring

- Minuman manis

- Tidak mual dan tidak muntah

- Turgor kulit cukup

A : Masalah belum teratasi

P : Lanjutkan intervensi

sio

III - Melakukan pengkajian nyeri secara

komprehensif termasuk lokasi,

karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas

nyeri.

- Mengobservasi reaksi nonverbal dari

ketidaknyamanan.

- Menganjurkan malakukan teknik non

farmakologi : teknik nafas dalam

- Melakukan teknik massase leher, bahu,

dan punggung pada klien.

S :

- Ny. J mengatakan lehernya sudah lemes dan

tidak nyeri seperti kemarin.

O :

- Nyeri dileher seperti ada beban, kadang-

kadang nyeri, dan skala nyeri 3

- Klien mampu melakukan menarik nafas

dalam.

A : Masalah belum teratasi

P : Lanjutkan intervensi

sio

Page 45: Askep Gerontik Sio Andi

Kamis, 21

Maret 2013

I - Mengkaji pola tidur klien

- Memonitor jumlah dan kualitas tidur

klien.

- Menginstruksikan klien untuk tidur pada

waktunya.

- Menciptakan lingkungan yang aman

untuk klien.

- Mengajarkan klien untuk melakukan

teknik relaksasi imajinasi terbimbing.

- Memberikan massase pada klien

S: - Ny. J mengatakan tadi malam tidurnya

nyenyak, tapi mulai tidur jam 10 malam.

- Ny. J mengatakan tidurnya semalam 5 jam

dan siang sekitar 30 menit.

O:

- Ny. J tampak segar tapi kurang bergairah.

- Ny. J tidur siang jam 12.15 WIB

- Lingkungan tenang

- Klien mampu melakukan teknik relaksasi

imajinasi, tapi belum bisa secara optimal.

A: masalah belum teratasi

P: Lanjutkan intervensi

sio

II - Mengkaji pola makan klien

- Memonitor jumlah nutrisi

- Mengkaji kemampuan pasien untuk

mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan.

- Menganjurkan diet yang dimakan

mengandung tinggi serat untuk

mencegah konstipasi.

S :

- Ny. J mengatakan makannya sudah cukup

enak, dan makannya habis 1 porsi.

- Ny. J mengatakan tadi malam bikin susu.

O :

- Makanan habis 1 porsi

- Tidak mual dan muntah

sio

Page 46: Askep Gerontik Sio Andi

- Monitor mual dan muntah

- Menganjurkan klien untuk makan sedikit

tapi sering.

- Menganjurkan klien untuk makan selagi

hangat.

- Makan buah pepaya

A : Masalah belum teratasi

P : Lanjutkan intervensi

III - Melakukan pengkajian nyeri secara

komprehensif termasuk lokasi,

karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas

nyeri.

- Mengobservasi reaksi nonverbal dari

ketidaknyamanan.

- Menganjurkan malakukan teknik non

farmakologi : teknik nafas dalam

- Meningkatkan istirahat klien

- Melakukan teknik massase leher, bahu,

dan punggung pada klien.

S :

- Ny. J mengatakan nyerinya sudah jarang

dirasakan.

O :

- Nyeri dileher seperti ada beban, kadang-

kadang nyeri, dan skala nyeri 3

- Klien mampu melakukan menarik nafas

dalam.

A : Masalah belum teratasi

P : Lanjutkan intervensi

sio

Jumat, 22

Maret 2013

I - Mengkaji pola tidur klien

- Memonitor jumlah dan kualitas tidur

klien.

S: - Ny. J mengatakan sudah jarang bangun

malam kalau tidur

- Ny. J mengatakan tidurnya semalam 6 jam

sio

Page 47: Askep Gerontik Sio Andi

- Menginstruksikan klien untuk tidur pada

waktunya.

- Memberikan posisi tidur yang membuat

klien nyaman.

- Menganjurkan klien untuk melakukan

teknik relaksasi imajinasi terbimbing.

- Memberikan massase pada klien

dan siang tidak tidur.

O:

- Ny. J tampak segar.

- Tidur dengan posisi semifowler

- Klien mampu melakukan teknik relaksasi

imajinasi secara optimal.

A: masalah belum teratasi

P: Lanjutkan intervensi

II - Mengkaji pola makan klien

- Menganjurkan klien untuk meningkatkan

protein.

- Memberikan substansi gula

- Memonitor jumlah nutrisi

- Monitor turgor kulit dan BB klien

- Monitor mual dan muntah

- Menganjurkan klien untuk makan sedikit

tapi sering.

- Menganjurkan klien untuk makan selagi

hangat.

S :

- Ny. J mengatakan makannya sudah enak

dan habis 1 porsi

O :

- Makanan habis 1 porsi

- Tidak mual dan tidak muntah

- Minum teh manis

- Turgor kulit cukup

- BB sekitar 56 Kg

A : Masalah teratasi

P : Lanjutkan intervensi

sio

Page 48: Askep Gerontik Sio Andi

III - Melakukan pengkajian nyeri secara

komprehensif termasuk lokasi,

karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas

nyeri.

- Mengobservasi reaksi nonverbal dari

ketidaknyamanan.

- Menganjurkan malakukan teknik non

farmakologi : teknik nafas dalam

- Meningkatkan istirahat klien

- Melakukan teknik massase leher, bahu,

dan punggung pada klien.

S :

- Ny. J mengatakan lehernya sudah tidak

terasa nyeri.

O :

- Nyeri dileher seperti ada beban, kadang-

kadang nyeri, dan skala nyeri 1

- Klien mampu melakukan menarik nafas

dalam.

- Klien istirahat ditempat tidur

A : Masalah teratasi

P : Pertahankan intervensi

sio

Senin, 25

Maret 2013

I - Mengkaji pola tidur klien

- Memonitor jumlah dan kualitas tidur

klien.

- Menginstruksikan klien untuk tidur pada

waktunya.

- Memberikan tempat tidur dan lingkungan

yang bersih dan nyaman.

- Memberikan posisi tidur yang membuat

S: - Ny. J mengatakan sudah bisa tidur dengan

nyeyak dan tidak tebangun pada malam

hari.

- Ny. J mengatakan tadi malam tidurnya 6

jam dan siang sekitar 30 menit.

O:

- Ny. J tampak segar.

- Ny. J tidur siang jam 13.30 WIB

sio

Page 49: Askep Gerontik Sio Andi

klien nyaman.

- Menganjurkan klien untuk melakukan

teknik relaksasi imajinasi terbimbing.

- Memberikan massase pada klien

- Tidur dengan posisi semifowler

- Klien mampu melakukan teknik relaksasi

imajinasi secara optimal.

A: masalah teratasi

P: Pertahankan intervensi

II - Mengkaji pola makan klien

- Menganjurkan klien untuk meningkatkan

protein.

- Memonitor jumlah nutrisi

- Monitor pucat, kekeringan jaringan

konjungtiva

- Monitor turgor kulit

- Monitor mual dan muntah

S : Ny. J mengatakan makannya sudah enak dan

habis 1 porsi, tadi pagi juga minum susu.

O :

- Makanan habis 1 porsi

- Tidak mual dan tidak muntah

- Turgor kulit baik

- Tidak ada pucat dan kekeringan

konjungtiva.

A : Masalah teratasi

P : Pertahankan intervensi

sio

III - Melakukan pengkajian nyeri secara

komprehensif termasuk lokasi,

karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas

nyeri.

S :

- Ny. J mengatakan sudah tidak merasakan

nyeri apapun

O :

sio

Page 50: Askep Gerontik Sio Andi

- Mengobservasi reaksi nonverbal dari

ketidaknyamanan.

- Menganjurkan malakukan teknik non

farmakologi : teknik nafas dalam

- Mengevaluasi keefektifan kontrol nyeri.

- Menganjurkan untuk melakukan teknik

massase bila ada yang terasa nyeri.

- Ny. J tidak tampak adanya nyeri

- Ny. J mampu melakukan latihan menarik

nafas dalam.

A : Masalah teratasi

P : Pertahankan intervensi

Selasa, 26

Maret 2013

I - Mengkaji pola tidur klien

- Memonitor jumlah dan kualitas tidur

klien.

- Menginstruksikan klien untuk tidur pada

waktunya.

- Menganjurkan klien untuk melakukan

teknik relaksasi imajinasi terbimbing.

- Memberikan massase pada klien

S: - Ny. J mengatakan tidurnya sekarang sudah

mudah dan nyenyak.

- Ny. J mengatakan tadi malam tidurnya 5

setengah jam dan siang sekitar 1jam.

O:

- Ny. J tampak segar.

- Ny. J tidur siang jam 11.30 WIB

- Klien mampu melakukan teknik relaksasi

imajinasi secara optimal.

A : Masalah teratasi

P : Pertahankan intervensi

sio

Page 51: Askep Gerontik Sio Andi

II - Mengkaji pola makan klien

- Menganjurkan klien untuk meningkatkan

protein.

- Memonitor jumlah nutrisi

- Monitor turgor kulit dan BB klien

- Monitor mual dan muntah

- Menganjurkan klien untuk makan sedikit

tapi sering.

- Menganjurkan klien untuk makan selagi

hangat.

S : Ny. J mengatakan makannya sudah seperti

biasanya, enak dan lahap.

O :

- Makanan habis 1 porsi

- Tidak mual dan tidak muntah

- Turgor kulit baik

- BB sekitar 56,5 Kg

A : Masalah teratasi

P : Pertahankan intervensi

sio

III - Melakukan pengkajian nyeri secara

komprehensif termasuk lokasi,

karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas

nyeri.

- Mengobservasi reaksi nonverbal dari

ketidaknyamanan.

S :

- Ny. J mengatakan sudah tidak merasakan

nyeri pada leher.

O :

- Ny. J tidak menunjukkan adanya nyeri.

A : Masalah teratasi

P : Pertahankan intervensi

sio

Page 52: Askep Gerontik Sio Andi

Rabu, 27

Maret 2013

I - Mengkaji pola tidur klien

- Memonitor jumlah dan kualitas tidur

klien.

- Menginstruksikan klien untuk tidur pada

waktunya.

- Menganjurkan teknik relaksasi imajinasi

terbimbing pada klien.

- Memberikan massase pada klien

S: - Ny. J mengatakan tadi malam tidurnya jam 9

malam sampai jam 4 pagi.

- Ny. J mengatakan tadi malam tidurnya 7

setengah jam dan siang tidak tidur.

O:

- Ny. J tampak segar.

- Tidak tidur siang

- Klien mampu melakukan teknik relaksasi

imajinasi terbimbing secara optimal.

A : Masalah teratasi

P : Pertahankan intervensi

sio

II - Mengkaji pola makan klien

- Menganjurkan klien untuk meningkatkan

protein.

- Memonitor jumlah nutrisi

S : Ny. J mengatakan makannya habis 1 porsi

dan minum susu.

O :

- Makanan habis 1 porsi

- Ada bekas sachet susu.

A : Masalah teratasi

P : Pertahankan intervensi

sio

Page 53: Askep Gerontik Sio Andi

III - Melakukan pengkajian nyeri secara

komprehensif termasuk lokasi,

karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas

nyeri.

- Mengobservasi reaksi nonverbal dari

ketidaknyamanan.

S : Ny. J mengatakan tidak merasakan pegal-

pegal pada leher dan yang lainnya.

O : Ny. J tidak menunjukkan adanya nyeri.

A : Masalah teratasi

P : Pertahankan intervensi

sio

Kamis, 28

Maret 2013

I - Mengkaji pola tidur klien

- Memonitor jumlah dan kualitas tidur

klien.

- Menginstruksikan klien untuk tidur pada

waktunya.

- Memberikan tempat tidur dan lingkungan

yang bersih dan nyaman.

- Memberikan posisi tidur yang membuat

klien nyaman.

- Menganjurkan klien untuk melakukan

teknik relaksasi imajinasi terbimbing.

- Memberikan massase pada klien

S: - Ny. J mengatakan tadi malam tidurnya jam 9

malam sampai jam 4 pagi.

- Ny. J mengatakan tadi malam tidurnya 7

setengah jam dan siang tidak tidur.

O:

- Ny. J tampak segar.

- Tidak tidur siang

A : Masalah teratasi

P : Pertahankan intervensi

sio

Page 54: Askep Gerontik Sio Andi

II - Mengkaji pola makan klien

- Menganjurkan klien untuk meningkatkan

protein.

- Memonitor jumlah nutrisi

- Mengkaji kemampuan pasien untuk

mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan.

- Menganjurkan diet yang dimakan

mengandung tinggi serat untuk

mencegah konstipasi.

- Monitor mual dan muntah

- Menganjurkan klien untuk makan sedikit

tapi sering.

- Menganjurkan klien untuk makan selagi

hangat.

S : Ny. J mengatakan makannya habis 1 porsi

penuh.

O : Makanan habis 1 porsi

A : Masalah teratasi

P : Pertahankan intervensi

sio

III - Melakukan pengkajian nyeri secara

komprehensif termasuk lokasi,

karakteristik, frekuensi, kualitas nyeri.

- Mengobservasi reaksi nonverbal dari

ketidaknyamanan.

S : Ny. J mengatakan lehernya tidak merasakan

pegal-pegal.

O : Ny. J tidak menunjukkan adanya nyeri.

A : Masalah teratasi

P : Pertahankan intervensi

sio

Page 55: Askep Gerontik Sio Andi

EVALUASI SUMATIF

Hari,

Tanggal

Diagnosa Keperawatan Evaluasi Sumatif

Kamis, 28

Maret 2013

Gangguan pola tidur pada

Ny. J berhubungan dengan

tidur siang hari yang

berlebihan.

S: - Ny. J mengatakan tidur dalam sehari sekitar 6 setengah jam

- Klien mengatakan tidur siangnya sudah dikurangi, kalau tidur sekarang hanya 1 jam.

- Klien mengatakan latihan teknik relaksasi imajinasi rata-rata 3 kali sehari bahkan

biasanya setiap sehabis shalat.

- Klien mengatakan kadang badannya dipijat-pijat sendiri.

- Klien mengatakan badannya terasa segar kalau bangun tidur.

- Klien mengatakan sekarang tidurnya nyenyak, meskipun kadang terbangun bila

lingkungannya ramai.

O: - Klien jarang tidur siang dan terlihat sering ngobrol dengan lansia lainnya

- Klien tampak segar

- Klien mampu melakukan teknik relaksasi imajinasi

- Jumlah waktu tidur klien pada siang hari dan malam hari dapat dilihat pada tabel

dibawah ini :

Page 56: Askep Gerontik Sio Andi

Hari/Tanggal Total Tidur

(jam)

Tidur Malam

(jam)

Tidur Siang

(jam)

Senin, 18 Maret 2013 5,5 4 1,5

Selasa, 19 Maret 2013 5 4 1

Rabu, 20 Maret 2013 5 4 1

Kamis, 21 Maret 2013 5,5 5 0,5

Jumat, 22 Maret 2013 6 6 0

Senin, 25 Maret 2013 6,5 6 0,5

Selasa, 26 Maret 2013 6,5 5,5 1

Rabu, 27 Maret 2013 7 7 0

Kamis, 28 Maret 2013 7,5 7,5 0

- Tekanan darah selama dilakukan tindakan keperawatan :

Hari/Tanggal Tekanan Darah (mmHg)

Senin, 18 Maret 2013 230/100

Selasa, 19 Maret 2013 210/80

Rabu, 20 Maret 2013 210/100

Kamis, 21 Maret 2013 200/100

Jumat, 22 Maret 2013 200/80

Senin, 25 Maret 2013 190/100

Selasa, 26 Maret 2013 170/80

Rabu, 27 Maret 2013 180/80

Kamis, 28 Maret 2013 170/70

Page 57: Askep Gerontik Sio Andi

- Nilai PSQI selama dilakukan tindakan keperawatan :

Hari/Tanggal Nilai PSQI

Selasa, 19 Maret 2013 9

Kamis, 21 Maret 2013 10

Senin, 25 Maret 2013 8

Rabu, 27 Maret 2013 6

Kamis, 28 Maret 2013 5

A:- Masalah teratasi

P:- Pertahankan Intervensi

- Anjurkan klien untuk membatasi waktu tidur siangnya

- Anjurkan klien untuk mengatur posisi tidur yang nyaman

- Anjurkan klien untuk melakukan latihan rutin teknik relaksasi imajinasi

- Anjurkan klien untuk melakukan massase secara mandiri atau dengan bantuan

- Anjurkan klien tidur malam sesuai jadwal yang telah disepakati, yaitu jam 9 malam

dan maksimal jam 10 malam.

Resiko ketidakseimbangan

nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

S : Ny. J mengatakan makannya sudah enak dan tidak lagi merasa pahit lidahnya

- Klien mengatakan makannya habis 1 porsi dalam sehari dan kadang minum susu

dan makan buah pepaya.

Page 58: Askep Gerontik Sio Andi

berhubungan dengan

Ketidakmampuan untuk

memasukkan oleh karena

faktor biologis.

- Klien mengatakan makannya pada saat dikasih oleh pihak panti jadi masih hangat

- Klien mengatakan akan meningkatkan asupan protein dan minum yang manis saat

sedang tidak enak makan.

O : Turgor kulit baik, BB meningkat menjadi 57 Kg, tidak ada sianosis dan mual serta

muntah.

- Tabel asupan nutrisi Ny. J selama tindakan keperawatan:

Hari/Tanggal Rata-rata minum per

gelas (210 cc)

Rata-rata makan per

porsi

Senin, 18 Maret 2013 4 0,5

Selasa, 19 Maret 2013 3,5 0,5

Rabu, 20 Maret 2013 3 0,5

Kamis, 21 Maret 2013 4 1

Jumat, 22 Maret 2013 4 1

Senin, 25 Maret 2013 5 1

Selasa, 26 Maret 2013 5 1

Rabu, 27 Maret 2013 6 1

Kamis, 28 Maret 2013 5 1

A : Masalah teratasi

P : Pertahankan Intervensi

- Kaji pola makan klien

- Anjurkan klien untuk meningkatkan protein.

Page 59: Askep Gerontik Sio Andi

- Monitor jumlah nutrisi

- Kaji kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan.

- Anjurkan diet yang dimakan mengandung tinggi serat untuk mencegah konstipasi.

- Monitor mual dan muntah

- Anjurkan makan selagi hangat

- Monitor turgor kulit

Nyeri akut berhubungan

dengan agen injuri biologis

S : Ny. J mengatakan nyerinya sudah tidak dirasakan.

O : Ny. J sudah tidak tampak nyeri pada leher dan lainnnya.

Hari/Tanggal Skala Nyeri

18 Maret 2013 5

19 Maret 2013 5

20 Maret 2013 3

21 Maret 2013 3

22 Maret 2013 1

25 Maret 2013 0

26 Maret 2013 0

27 Maret 2013 0

28 Maret 2013 0

A : Masalah Teratasi

Page 60: Askep Gerontik Sio Andi

P : Pertahankan Intervensi

- Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi,

frekuensi, kualitas nyeri.

- Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan.

- Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau.

- Pilih dan lakukan penanganan nyeri (farmakologi, non farmakologi dan inter personal).

- Ajarkan tentang teknik non farmakologi : teknik relaksasi imajinasi terbimbing.

- Tingkatkan istirahat

RENCANA TINDAK LANJUT

Page 61: Askep Gerontik Sio Andi

Masalah Kesehatan Intervensi yang telah dilakukan RTL Paraf

Gangguan pola tidur pada

Ny. J berhubungan dengan

tidur siang hari yang

berlebihan.

- Mengkaji pola tidur klien

- Menciptakan lingkungan yang aman untuk klien

- Memberikan tempat tidur dan lingkungan yang

bersih dan nyaman.

- Memberikan posisi tidur yang membuat klien

nyaman.

- Mengkontrol kebisingan

- Mengatur pencahayaan

- Memonitor jumlah dan kualitas tidur klien

- Menginstruksikan klien untuk tidur pada

waktunya

- Mengidentifikasi penyebab kekurangan tidur

klien.

- Mendiskusikan dengan klien untuk meningkatkan

tekhnik tidur.

- Menentukan pola tidur pasien.

- Melakukan teknik relaksasi imajinasi pada klien

- Meminta klien menjaga

kebersihan dan kenyamanan

tempat tidurnya

- Meminta klien untuk menjaga

pola tidurnya

- Menganjurkan klien untuk

melakukan teknik relaksasi

imajinasi agar lebih tenang dan

tidur dengan mudah

- Meminta klien untuk memijat

anggota tubuhnya.

- Meminta bantuan petugas panti

(Bu Kani) untuk membantu

Ny. J melakukan terapi

relaksasi imajinasi terbimbing

dan massase anggota tubuh

klien.

sio

Page 62: Askep Gerontik Sio Andi

Resiko ketidakseimbangan

nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

berhubungan dengan

Ketidakmampuan untuk

memasukkan oleh karena

faktor biologis.

- Mengkaji pola makan klien

- Mengkaji adanya alergi makanan

- Memberikan informasi tentang kebutuhan nutrisi.

- Menganjurkan klien untuk meningkatkan protein.

- Memonitor jumlah nutrisi

- Megajarkan klien bagaimana membuat catatan

makanan harian.

- Mengkaji turgor kulit

- Mengkaji kemampuan pasien untuk mendapatkan

nutrisi yang dibutuhkan.

- Menganjurkan diet yang dimakan mengandung

tinggi serat untuk mencegah konstipasi.

Monitor mual dan muntah

- Menganjurkan klien untuk makan sedikit tapi

sering.

Menganjurkan klien untuk makan selagi hangat.

- Meminta Ny. J makan selagi

hangat.

- Meminta Ny. J untuk makan

sedikit tapi sering.

- Meminta Ny. J untuk menjaga

kebersihan mulut.

- Meminta Ny. J menjaga pola

makan dan asupan nutrisinya.

sio

Nyeri akut berhubungan

dengan agen injuri biologis

- Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif

termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,

kualitas nyeri.

- Meminta Ny. J untuk

mengidentifikasi (mengkaji)

nyeri secara mandiri.

sio

Page 63: Askep Gerontik Sio Andi

- Mengobservasi reaksi nonverbal dari

ketidaknyamanan.

- Menggunakan teknik komunikasi terapeutik untuk

mengetahui pengalaman nyeri pasien.

- Mengevaluasi pengalaman nyeri masa lampau.

- Mengajarkan tentang teknik non farmakologi :

teknik nafas dalam dan massase leher, bahu, dan

punggung.

- Mengevaluasi keefektifan kontrol nyeri.

- Memonitor penerimaan pasien tentang manajemen

nyeri

- Meminta Ny. J untuk

menggunakan teknik nafas

dalam dan melakukan massase

pada daerah leher, bahu, dan

punggung.

- Meminta bantuan petugas panti

(Bu Khani) untuk membantu

melakukan massase pada Ny.

J.

- Menganjurkan Ny. J untuk

mengajarkan teknik massase

pada klien lain sehingga suatu

saat bisa meminta bantuannya

untuk memassase leher,

punggung, dan bahunya.

Page 64: Askep Gerontik Sio Andi

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Gangguan Pola Tidur

Tidur merupakan suatu keadaan tidak sadar di mana persepsi dan reaksi

individu terhadap lingkungan menurun atau menghilang, dan dapat

dibangunkan kembali dengan indra atau rangsangan yang cukup.15 T

idur

merupakan proses yang diperlukan oleh manusia untuk pembentukan sel-sel

tubuh

yang baru, perbaikan sel-sel tubuh yang

rusak (natural healing

mechanism), memberi waktu organ tubuh untuk beristirahat

maupun untuk

menjaga keseimbangan metabolisme dan biokimiawi tubuh.

16

Gangguan pola tidur pada kelompok usia lanjut cukup tinggi. Pada usia

65 tahun, mereka yang tinggal di rumah setengahnya diperkirakan mengalami

gangguan tidur dan dua pertiga dari mereka yang tinggal di tempat perawatan

usia lanjut juga megnalami gangguan pola tidur. Pada usia lanjut tersebut

tentunya ingin tidur enak dan nyaman setiap hari, yang merupakan indikator

kebahagiaan dan derajat kualitas hidup. Sedangkan insomnia dan gangguan

tidur yang lain dapat dianggap sebagai bentuk paling ringan dari gangguan

mental.17

Salah satu cara untuk mengatasi insomnia ini adalah dengan metode

relaksasi.

Relaksasi adalah salah satu teknik di dalam terapi perilaku yang

pertama kali dikenalkan oleh Jacobson, seorang

psikolog dari Chicago, yang

mengembangkan

metode fisiologis melawan ketegangan dan

kecemasan.

Semua bentuk ketegangan termasuk ketegangan mental didasarkan pada

kontraksi otot. Latihan relaksasi dapat digunakan untuk memasuki kondisi

tidur karena dengan mengendorkan otot secara sengaja akan membentuk

suasana tenang dan santai. Suasana ini diperlukan untuk mencapai kondisi

gelombang alpha yaitu suatu keadaan yang diperlukan seseorang untuk

memasuki fase tidur awal.18

Page 65: Askep Gerontik Sio Andi

Terapi relaksasi imajinasi terbimbing dapat menurunkan tekanan darah

pada psien hipertensi. Relaksasi membuat seseorang menjadi tenang dan dapat

menurunkan stress sehingga dapat meningkatkan istirahat dan tidur pada

klien.19

Terapi massase atau pijat adalah terapi yang dilakukan dengan

memijat bagian tubuh seseorang atau klien. Penatalaksanaan dan penurunan

skala insomnia pada lansia sebaiknya menggunakan terapi massage yang

terbukti lebih berpengaruh terhadap penurunan skala insomnia.20

Ny. J mengatakan kalau siang sering tidur jam setengah 1 sehabis shalat

dzuhur dan tidur malam jam kadang jam setengah 10 malam Ny. J

mengatakan susah tidur kalau malam, kadang jam 11 malam terbangun dan

susah tidur lagi. Ny. J biasa tidur siang dan kadang juga tidur sore. Ny. J

mengatakan tidur siang kadang 1 setengah jam dan total dalam sehari sekitar 5

setengah jam. Ny. J tampak sering mengantuk, tampak kelelahan, dan tidur

siang jam 12.30 WIB.

Intervensi yang dilakukan yaitu dengan mengajarkan teknik rileksasi

imajinasi terbimbing, environment management dan sleep enhancement sesuai

NIC dan NOC, serta melakukan massase pada anggota tubuh klien. Berikut ini

adalah grafik keadaan Ny. J selama dilakukan asuhan keperawatan:

1. Jumlah tidur Ny. J

5,5

5 5

5,5

6

6,5 6,5

7

7,5

4 4 4

5

6 6

5,5

7

7,5

1,5

1 1

0,5

0

0,5

1

0 0

0

1

2

3

4

5

6

7

8

Total Tidur

Tidur Malam

Tidur Siang

Page 66: Askep Gerontik Sio Andi

2. Tekanan darah Ny. J

3. Nilai PSQI

Evaluasi di hari terakhir praktik didapatkan bahwa klien sudah mampu

mencukupi kebutuhan tidur klien dengan tidur sekitar 6 sampai 7 jam dalam

sehari. Tekanan darah Ny. J mengalami penurunan dan saat ini tekanan darah

Ny. J adalah 170/70. Skor kualitas tidur dengan PSQI: 5, sehingga kualitas

tidur sudah baik.

230

210 210200 200

190

170180

170

100

80

100 100

80

100

80 8070

0

50

100

150

200

250

Sistolik

Diastolik

910

8

65

0

2

4

6

8

10

12

PSQI

PSQI

Page 67: Askep Gerontik Sio Andi

Rencana tindak lanjut yang akan dilakukan adalah menganjurkan klien

untuk membatasi waktu tidur siangnya, mengatur posisi tidur yang nyaman,

melakukan latihan rutin teknik relaksasi imajinasi, malakukan massase pada

anggota tubuhnya, dan tidur malam sesuai jadwal yang telah disepakati, yaitu

jam 9 malam dan maksimal jam 10 malam.

B. Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh

Nutrisi adalah keseluruhan berbagai proses dalam tubuh makhluk hidup

untuk menerima bahan-bahan dari lingkungan hidupnya dan menggunakan

bahan-bahan tersebut agar menghasilkan berbagai aktivitas penting dalam

tubuhnya sendiri.15

Gangguan nutrisi terjadi kalau diet mengandung satu atau

lebih nutrient dalam jumlah yang tidak tepat. Kelemahan otot dan kelelahan

karena energy yang menurun.14

Lansia dengan gangguan nutrisi beresiko

tinggi untuk terjatuh atau mengalami ketidakmampuan dalam mobilisasi yang

menyebabkan luka tekan atau cedera. Tulang akan mudah rusak dan proses

penyembuhan luka tekan akan berjalan lama serta kondisinya akan

memburuk.7

Ny. J mengatakan makannya sedang tidak enak karena lidahnya yang

pahit, sehingga makanan yang disajikan dari panti tidak selalu habis dan hanya

dimakan sekitar setengah dari porsi yang disajikan. Ny. J lebih suka minum air

putih dari pada minuman yang lain seperti teh, dan kopi. Ny. J makan 3 kali

sehari tapi habis sedikit dari porsi sebelumnya. Ny. J menghindari makanan

yang asin-asin karena mempunyai riwayat hipertensi. Intervensi yang

dilakukan adalah dengan menganjurkan makan selagi hangat, memberikan

minuman manis, dan menganjurkan asupan protein yang tinggi, serta

menganjurkan klien makan sedikit-sedikit tapi sering.

Page 68: Askep Gerontik Sio Andi

Berikut ini adalah grafik dari asupan nutrisi pada Ny. J selama dilakukan

proses asuhan keperawatan:

Evaluasi pada masalah ini adalah bahwa klien sudah mampu memenuhi

kebutuhan nutrisinya, saat ini klien mampu menghabiskan 1 porsi penuh dari

yang disajikan pihak panti dan kadang makan-makanan cemilan yang dimiliki

klien.

Rencana tindak lanjut yang akan dilakukan adalah kaji pola makan klien,

anjurkan klien untuk meningkatkan protein, monitor jumlah nutrisi, kaji

kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan, anjurkan

makan selagi hangat, makan sedikit-sedikit tapi sering, menjaga kebersihan

mulut, pola makan dan asupan nutrisinya.

C. Nyeri Akut

Nyeri merupakan pengalaman yang tidak menyenangkan yang membuat

seseorang merasa tidak nyaman. Pada sebagian besar penderita, hipertensi

tidak menimbulkan gejala, meskipun secara tidak sengaja beberapa gejala

terjadi bersamaan dan dipercaya berhubungan dengan tekanan darah tinggi.14

Nyeri pada hipertensi lansia sering terjadi pada tengkuk yang disertai nyeri

4

3,5

3

4 4

5 5

6

5

0,5 0,5 0,5

1 1 1 1 1 1

0

1

2

3

4

5

6

7

Rata-rata minum per gelas

(210 cc)

Rata-rata makan per porsi

Page 69: Askep Gerontik Sio Andi

bahu dan punggung, sehingga dapat mengganggu kenyamanan lansia sehingga

mempengaruhi keluhan fisik lainnya.7 Nyeri pada lansia dengan hipertensi

biasanya muncul pada saat tekanan darahnya tinggi, yang memang dijadikan

sebagai indikasi atau tanda dan gejala pasien hipertensi.5

Nyeri dapat

dilakukan massase untuk mengendorkan atau merelaksasikan otot-otot

sehingga dapat menurunkan skala nyeri pada pasien.

Ny. J mengalami nyeri pada leher dan bahu, dengan keadaan nyeri yang

kadang-kadang dan skala nyeri awal adalah 5. Klien merasakan nyeri sejak 2

hari yang lalu saat dilakukan pengkajian. Intervensi yang dilakukan adalah

dengan mengkaji nyeri secara komprehensif, mengkaji pengalaman nyeri masa

lampau, mengobservasi kenyamanan dari nyeri, melatih nafas dalam, massase

bagian belakang leher, bahu, dan punggung. Hasil yang didapatkan adalah

sebagai berikut:

Evaluasi sumatif yang didapatkan adalah bahwa klien mengalami

penurunan nyeri sampai skala 3 pada hari ke-3, skala nyeri 1 pada hari ke-5,

dan tidak ada nyeri pada hari ke-8. Klien sudah tidak pernah mengalami

keluhan nyeri pada leher bagian belakang, sehingga klien pun tidak

5 5

3 3

1

0 0 0 0

0

1

2

3

4

5

6

Skala Nyeri

Skala Nyeri

Page 70: Askep Gerontik Sio Andi

menunjukkan tanda atau batasan karakteristik dari masalah nyer. Rencana

tindak lanjutnya adalah meminta Ny. J untuk mengidentifikasi (mengkaji)

nyeri secara mandiri, menggunakan teknik nafas dalam dan melakukan

massase pada daerah leher, bahu, dan punggung, eminta bantuan petugas panti

(Bu Khani) untuk membantu melakukan massase pada Ny. J, dan meminta

Ny. J untuk mengajarkan teknik massase pada klien lain sehingga suatu saat

bisa meminta bantuannya untuk memassase leher, punggung, dan bahunya.

Page 71: Askep Gerontik Sio Andi

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

1. Ny. J mengalami gangguan pola tidur karena tidur siang klien yang

berlebihan. Klien tidur siang rutin dan biasanya 1 setengah jam dalam

sehari, sehingga pada malam hari sering terbangun dan klien

mengatakan susah untuk tidur lagi. Intervensi yang diberikan adalah

dengan mengajarkan teknik relaksasi imajinasi terbimbing dan

massase. Hasilnya adalah Ny. J sudah mampu memenuhi kebutuhan

tidurnya dari hari ke hari semakin baik, dengan nilai PSQI terakhir

adalah 5. Rencana tindak lanjtnya adalah pengkajian pola tidur,

kualitas tidur, teknik relaksasi imajinasi terbimbing, dan terapi

massase.

2. Ny. J mengalami gangguan pemenuhan nutrisi karena lidahnya yang

pahit, sehingga klien tidak mau makan dan minum seperti biasanya.

Kliem makan minum hanya seperlunya saja, tidak pernah habis.

Intervensi yang dilakukan adalah dengan menganjurkan peningkatan

asupan protein, minuman yang manis, makan sedikit-sedikit tapi

sering, dan makan selagi hangat. Hasilnya adalah klien mampu

memenuhi makannya dengan menghabiskan porsi makan yang

disajikan pihak panti, dan makan cemilan yang klien miliki. Rencana

tindak lanjutnya adalah dengan kaji pola makan, anjurkan asupan

protein, makan selagi hangat dan sedikit-sedikit tapi sering.

3. Ny. J mengalami nyeri pada leher bagian belakang, dengan nyeri

kadang-kadang muncul dengan skala nyeri awal adalah 5. Intervensi

yang diberikan adalah dengan mengkaji nyeri secara komprehensif,

mengkaji pengalaman nyeri masa lampau, mengobservasi kenyamanan

dari nyeri, melatih nafas dalam, massase leher dan kompres dengan air

panas. Hasilnya adalah bahwa klien mengalami penurunan nyeri

Page 72: Askep Gerontik Sio Andi

sampai skala 3 pada hari ke-3, skala nyeri 1 pada hari ke-5, dan tidak

ada nyeri pada hari ke-8. Rencana tindak lanjutnya adalah dengan kaji

nyeri secara komprehensif, latihan nafas dalam, massase, dan teknik

nafas dalam.

.

B. SARAN

1. Lansia

Lansia menjaga kesehatan fisiknya yang berawal dari pola makannya

dan aktivitasnya. Pola makan lansia diharapkan adalah pola makan

yang sehat, tepat waktu, dan takaran. Aktivitas yang dilakukan juga

akan mempengaruhi kekuatan fisik para lansia dan kelenturan otot-otot

yang akan mempertahankan kemampuan klien dalam melakukan

aktivitasnya secara mandiri.

2. Pihak Panti

Pihak panti diharapkan mengadakan kegiatan yang sifatnya rutin

dilakukan, bukan hanya rutin untuk dijadwalkan. Pihak panti

sebaiiknya lebih intens dalam mengkaji kesehatan para lansia, karena

ada lansia yang merasa tidak diperhatikan sehingga tidak mau

beraktivitas dan bergaul dengan para lansia yang lainnya.

3. Institusi Pendidikan Keperawatan

Institusi pendidikan keperawatan sebaiknya sering mengadakan

supervisi guna mengoptimalkan pembelajaran para mahasiswa

keperawatan yang sedang praktek tentang asuhan keperawatan

gerontik, karena melihat terbatasnya waktu yang dialokasikan untuk

praktik dipanti tersebut.

4. Mahasiswa Keperawatan

Mahasiswa keperawatan diharapkan dapat melakukan asuhan

keperawatan gerontik secara komprehensif, karena kebutuhan lansia

juga meliputi kebutuhan biologis, psikologis, sosioal dan spiritual.

Mahasiswa diharapkan mampu memanfaatkan waktu yang diberikan

untuk memberikan asuhan keperawatan pada lansia.

Page 73: Askep Gerontik Sio Andi
Page 74: Askep Gerontik Sio Andi

PLAN OF ACTION (POA)

PRAKTIK PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS STASE KEPERAWATAN GERONTIK

DI PANTI WREDHA HARAPAN IBU

SEMARANG

No Kegiatan Minggu 1 Minggu 2

18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31

1 Penerimaan L L L

2

1. Pengkajian

2. POA

3. Latar belakang

4. Tinjauan teori

5. implementasi

L L L

3 TAK latihan L L L

4 Persiapan pra planning

TAK ujian

L L L

5 TAK ujian L L L

6 Pra planning individu L L L

7 Supervisi individu L L L

8 Kegiatan rekreasi lansia

(olahraga)

L L L

9

Kerja bakti (pakai baju

olahraga)

L L L

Page 75: Askep Gerontik Sio Andi

10 Kegiatan Kerohanian

Islam

L L L

11 Implementasi research

12 Evaluasi research

13 Penyusunan BAB IV

dan V

Page 76: Askep Gerontik Sio Andi

DAFTAR PUSTAKA

1. Darmojo BR. Geriatri – Ilmu Kesehatan Usia Lanjut. Edisi ke-3. Jakarta :

FKUI; 2004.

2. Stockslager JL. Asuhan Keperawatan Geriatrik. Edisi 2. Jakarta : EGC; 2008.

3. Corwin EJ. Buku Saku Patofisiologi, Edisi Ketiga. Jakarta : EGC; 2009.

4. Kusmana D. Olah Raga Untuk Orang sehat dan penderita penyakit jantung,

Trias sok & senam 10 menit, edisi kedua. Jakarta: FKUI; 2007.

5. Rosyid FN, Efendi N. Hubungan Kepatuhan Diet Rendah Garam Dan

Terjadinya Kekambuhan Pada Pasien Hipertensi Di Wilayah Puskesmas

Pasongsongan Kabupaten Sumenep Madura 2010. Surabaya : UMS Surabaya

2011; ISSN 2087- 8672.

6. Nugroho W. Keperawatan Gerontik & Geriatrik. Edisi ke 3. Jakarta: EGC;

2008.

7. Maryam S. Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta : Salemba

Medika; 2008.

8. Depkes RI. Pedoman Pembinaan Kesehatan Lansia Bagi Petugas. Jakarta :

Depkes RI; 2005.

9. Dunitz W. Faktor Penyebab Terjadinya Hipertensi pada Lansia. Jakarta:

Widya Pratama; 2001.

10. Elsanti S. Panduan Hidup Sehat Bebas Kolesterol, Stroke, Hipertensi &

Serangan Jantung. Yogyakarta: Araska; 2009.

11. Marliani L. 100 Questions & Answers Hipertensi. Jakarta : Elex Media

Komputindo; 2007.

12. Peter WH. Hipertensi Lansia. Jakarta : Gramedia; 2008.

13. Sustrani L. Hipertensi. Jakarta: Gramedia; 2006.

14. Stanley L. Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Edisi 2. Jakarta: EGC; 2006.

15. Asmadi. Tehnik prosedural keperawatan: Konsep dan applikasi kebutuhan

dasar klien. Jakarta: Salemba Medika: 2008.

16. Chopra D. Tidur Nyenyak, Mengapa Tidak?. Yogyakarta : Ikon; 2003.

Page 77: Askep Gerontik Sio Andi

17. Prayitno A. Gangguan pola tidur pada kelompok usia lanjut dan

penatalaksanaannya. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti; 2002.

18. Benson, Herbert MD. Respon Relaksasi: Teknik Meditasi Sederhana dan

Untuk Mengatasi Tekanan Hidup. Bandung: Mizan; 2000.

19. Fuad AN, Ismonah, Meikawati W. Perbedaan Tekanan Darah Sebelum Dan

Sesudah Pemberian Teknik Relaksasi Imajinasi Terbimbing Pada Pasien

Hipertensi Di Wilayah Puskesmas Krobokan Semarang. Semarang : STIKES

Telogorejo Semarang; tidak diterbitkan.

20. Triyadini, Asrin, Upoyo AS. Efektifitas Terapi Massage Dengan Terapi

Mandi Air Hangat Terhadap Penurunan Skala Insomnia Lansia. Banyumas:

FKIK Universitas Jendral Soedirman; Jurnal Keperawatan Soedirman Vol. 5

No. 3, Nopember 2010.