Pencemaran lingkungan akibat limbah CD

5
Pencemaran lingkungan akibat limbah CD Compact Disk (CD) yang sering kita pakai tentunya hanya bisa kita gunakan sekali saja karena Compact Disk tersebut merupakan jenis writable yang tidak bisa digunakan lagi ketika telah terpakai. Belakangan ini pemakaian CD tiap tahun terus meningkat sekitar 10% pertahun dengan pemesanan sekitar 12 milyar pertahun dan 25% diantaranya berupa limbah. Kendalanya saat ini adalah bagaimana penanggulangan limbah CD yang saat ini terus bertambah. Sudah banyak upaya yang telah dilakukan oleh masyarakat untuk mendaur ulang limbah CD tersebut, seperti dengan menjadikannya kerajinan yang terbuat dari CD bekas, namun hal tersebut tidak dapat mengimbangi semakin bertambahnya limbah CD. Hal akan sangat meresahkan jika dibiarkan terus menerus, tidak adanya penanganan yang serius dapat menyebabkan semakin banyaknya limbah CD yang tidak terurus. Kurangnya pemanfaatan limbah CD Selain dimanfaatkan sebagai kerajinan, limbah CD belum bisa dimanfaatkan dengan maksimal karena belum adanya alternatif pemanfaatan limbah tersebut secara tepat. Kurangnya kesadaran dari masyarakat sendiri juga perlu diperhatikan karena sumber dari limbah tersebut berasal dari limbah rumah tangga maupun limbah dari industri kecil. Dampak Polycarbonate dari Limbah CD di lingkungan Polikarbonat adalah suatu kelompok polimer termoplastik, mudah dibentuk dengan menggunakan panas. Plastik jenis ini digunakan secara luas dalam industri kimia saat ini. Plastik ini memiliki banyak keunggulan, yaitu ketahanan termal dibandingkan dengan plastik jenis lain, tahan terhadap benturan, dan sangat bening. Dalam identifikasi plastik, polikarbonat berada pada nomor 7.

Transcript of Pencemaran lingkungan akibat limbah CD

Page 1: Pencemaran lingkungan akibat limbah CD

Pencemaran lingkungan akibat limbah CD

Compact Disk (CD) yang sering kita pakai tentunya hanya bisa kita gunakan sekali saja karena Compact Disk tersebut merupakan jenis writable yang tidak bisa digunakan lagi ketika telah terpakai. Belakangan ini pemakaian CD tiap tahun terus meningkat sekitar 10% pertahun dengan pemesanan sekitar 12 milyar pertahun dan 25% diantaranya berupa limbah. Kendalanya saat ini adalah bagaimana penanggulangan limbah CD yang saat ini terus bertambah. Sudah banyak upaya yang telah dilakukan oleh masyarakat untuk mendaur ulang limbah CD tersebut, seperti dengan menjadikannya kerajinan yang terbuat dari CD bekas, namun hal tersebut tidak dapat mengimbangi semakin bertambahnya limbah CD. Hal akan sangat meresahkan jika dibiarkan terus menerus, tidak adanya penanganan yang serius dapat menyebabkan semakin banyaknya limbah CD yang tidak terurus.

Kurangnya pemanfaatan limbah CD

Selain dimanfaatkan sebagai kerajinan, limbah CD belum bisa dimanfaatkan dengan maksimal karena belum adanya alternatif pemanfaatan limbah tersebut secara tepat. Kurangnya kesadaran dari masyarakat sendiri juga perlu diperhatikan karena sumber dari limbah tersebut berasal dari limbah rumah tangga maupun limbah dari industri kecil.

Dampak Polycarbonate dari Limbah CD di lingkungan

Polikarbonat adalah suatu kelompok polimer termoplastik, mudah dibentuk dengan menggunakan panas. Plastik jenis ini digunakan secara luas dalam industri kimia saat ini. Plastik ini memiliki banyak keunggulan, yaitu ketahanan termal dibandingkan dengan plastik jenis lain, tahan terhadap benturan, dan sangat bening. Dalam identifikasi plastik, polikarbonat berada pada nomor 7.

Polikarbonat disebut demikian karena plastik ini terdiri dari polimer dengan gugus karbonat (-O-(C=O)-O-) dalam rantai molekuler yang panjang. Tipe polikarbonat yang paling umum adalah bisfenol A (BPA). Polikarbonat adalah material yang tahan lama dan dapat dilaminasi menjadi kaca anti peluru. Meski memiliki ketahanan yang tinggi terhadap benturan, namun polikarbonat cukup mudah tergores sehingga dibutuhkan pelapisan keras (hard coating) untuk membuat lensa kaca mata dan eksterior otomotif menggunakan polikarbonat dan material optis lainnya karena polikarbonat sangat bening dan memiliki kemampuan mentransmisikan cahaya yang sangat baik dibandingkan dengan jenis kaca lainnya. Sifat polikarbonat mirip dengan polimetil metakrilat (akrilik), namun polikarbonat lebih kuat dan dapat digunakan pada suhu tinggi, meski lebih mahal.

Polikarbonat akan mengalami transisi gelas pada temperatur 150 oC sehingga polikarbonat akan menjadi lembek secara bertahap di atas temperatur ini, dan mulai mencair pada temperatur 300 oC.

Page 2: Pencemaran lingkungan akibat limbah CD

Suatu studi baru dari para peneliti Harvard School of Public Health (HSPH) menemukan bahwa partisipan yang meminum air selama seminggu dari botol polikarbonat – botol minuman dan botol bayi dari plastik sangat keras yang sangat terkenal – menunjukkan bahwa dua pertiga chemical bisphenol A (BPA) naik pada air seni mereka. Ekspose terhadap BPA, digunakan pada pabrikan polikarbonat dan plastik lainnya, telah menunjukkan campur tangan dalam pengembangan reproduktif pada hewan dan telah terkait dengan penyakit cardiovascular dan diabetes pada manusia.

Studi ini pertama kali menunjukkan bahwa minuman dari botol polikarbonat meningkatkan tingkat urinitas BPA, dan selanjutnya menyatakan bahwa kemasan minuman yang terbuat dengan BPA melepaskan kimiawi kedalam cairan yang orang – orang minum pada jumlah yang cukup untuk meningkatkan tingkat BPA yang keluar dari air seni manusia.

Sebagai tambahan pada botol polikarbonat, yang dapat diisi ulang dan kemasan yang popular di kalangan siswa, peserta perkemahan dan lainnya serta juga digunakan sebagi botol minuman bayi, BPA juga ditemukan pada campuran bidang kedokteran gigi dan tambalan dan lapisan kaleng makanan dan minuman. (Pada botol, polikarbonat dapat teridentifikasi oleh daur ulang nomer 7.) Berbagai macam studi telah menunjukkan perusak kelenjar endokrin pada hewan, termasuk pada permulaan kedewasaan seksual dini, merubah perkembangan dan jaringn tisu kelenjar susu dan menurunkan produksi sperma pada keturunan. Hal ini mungkin yang paling berbahaya pada tingkatan perkembangan awal.

“Kita menemukan bahwa cairan dingin minuman dari botol polikarbonat  hanya seminggu saja telah menaikkan tingkat BPA air seni hingga lebih dua pertiganya. Jika anda memanaskan botol tersebut, seperti dalam kasus pada botol susu bayi, kita memperkirakan tingkatnya akan sangat tinggi sekali. Ini akan menjadikan suatu perhatian karena bayi khususnya rentan terhadap potensi pengrusakan kelenjar endokrin dari BPA,” kata Karin B. Michels, rekanan profesor pada bidang epidemiology di HSPH dan Harvard Medical School dan penulis senior studi ini.

Para peneliti ini, diketuai oleh penulis pertamanya yaitu Jenny Carwile, seorang mahasiswa doktoral pada departemen epidemiology di HSPH, dan Michels, mahasiswa yang direkrut dari Harvard College untuk studi ini pada bulan April 2008. Sebanyak  77 partisipan memulai studi ini dengan fase “washout” selama seminggu dimana mereka meminum semua minuman dingin dari botol stainless steel dengan maksud meminimalisir ekspos BPA. Para partisipan menghasilkan contoh air seni selama periode washout. Kemudian mereka diberikan dua botol polikarbonat dan diminta untuk meminum semua minuman dingin dari botol tersebut seminggu kemudian; contoh – contoh air seni juga dihasilkan selama periode tersebut.

Hasilnya menunjukkan konsentrasi urinitas BPA para partisipan naik 69% setelah meminum dari botol polikarbonat. (Penulis studi ini menjelaskan bahwa konsentrasi

Page 3: Pencemaran lingkungan akibat limbah CD

BPA pada populasi kampus sama dengan apa yang dilaporkan pada populasi umum di Amerika.) Studi sebelumnya menemukan bahwa BPA dapat larut dari botol polikarbonat kedalam isinya; studi ini merupakan yang pertama kali menunjukkan konsentrasi urinitas BPA pada manusia.

Salah satu keunggulan studi ini, jelas penulisnya, adalah bahwa para siswa yang meminum dari botol pada penggunaan yang normal. Apalagi, para siswa tidak membersihkan botol mereka di tempat cucian  ataupun menaruh cairan panas kedalamnya; pemanasan telah menunjukkan kenaikan melarutnya BPA dari polikarbonat, sehingga tingkat BPA mungkin saja sangat tinggi setelah para siswa meminum cairan panas dari botol tersebut.

Pemerintah Kanada melarang penggunaan BPA polikarbonat pada botol susu bayi pada tahun 2008 dan beberapa pabrikan botol polikarbonat secara sukarela telah meniadakan BPA dari produk mereka. Dengan meningkatnya bukti efek berbahaya yang potensial dari BPA pada manusia, para penulis percaya bahwa penelitian selanjutnya diperlukan pada efek BPA terhadap bayi dan pada perkembangan gangguan  reproduktif dan kanker payudara pada orang dewasa.

“Studi ini muncul pada waktu yang tepat karena banyak Negara yang memutuskanapakah jadi melarang penggunaan BPA botol susu bayi dan cangkir minum. Semnetara studi sebelumnya telah menunjukkan bahwa BPA terkait dengan efek kesehatan yang merugikan, studi ini melengkapi potongan teka – teki yang hilang—apakah botol plastic polikarbonat penting atau tidak terhadap penyumbang jumlah BPA dalm tubuh manusia,” kata Carwile.(www.chem-is-try.org)

Tanggung jawab manusia atas pencemaran limbah CD

Gagasan

Limbah CD terdiri dari beberapa unsur yang menyusunnya, sebelum bisa dimanfaatkan komponen-komponen penyusunnya harus dipisahkan terlebih dahulu dengan berberapa teknik pemisahan, diantaranya: