Pencegahan Malaria

4
Pencegahan Malaria Daftar pustaka: 1. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 293/Menkes/Sk/Iv/2009 Tentang Eliminasi Malaria Di Indonesia Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 2. Arsin, Andi Arsunan.2012. Malaria di Indonesia: Tinjauan Aspek Epidemiologi. Masagena Press: Makassar. Pencegahan dan penanggulangan faktor resiko - Melakukan pengendalian vektor yang sesuai, antara lain dengan pembagian kelambu berinsektisida (cakupan > 80% penduduk) atau penyemprotan rumah (cakupan > 90% rumah) untuk menurunkan tingkat penularan di lokasi fokus baru dan sisa fokus lama yang masih aktif. - Bila perlu melakukan larvasidasi atau manajemen lingkungan dilokasi fokus yang reseptivitasnya tinggi (kepadatan vektor tinggi dan adanya faktor lingkungan serta iklim yang menunjang terjadinya penularan). - Memantau efikasi insektisida (termasuk kelambu berinsektisida) dan resistensi vektor. - Memberikan perlindungan individu dengan kelambu berinsektisida kepada penduduk di wilayah eliminasi yang akan berkunjung ke daerah lain yang endemis malaria baik di dalam maupun di luar negeri. Berikut ini beberapa cara untuk 1. Tidur memakai kelambu, menggunakan obat nyamuk, memakai obat oles anti nyamuk, pasang kawat kasa pada ventilasi,

description

1

Transcript of Pencegahan Malaria

Page 1: Pencegahan Malaria

Pencegahan Malaria

Daftar pustaka:

1. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 293/Menkes/Sk/Iv/2009 Tentang Eliminasi Malaria Di Indonesia Menteri Kesehatan Republik Indonesia,

2. Arsin, Andi Arsunan.2012. Malaria di Indonesia: Tinjauan Aspek Epidemiologi. Masagena Press: Makassar.

Pencegahan dan penanggulangan faktor resiko

- Melakukan pengendalian vektor yang sesuai, antara lain dengan pembagian kelambu berinsektisida (cakupan > 80% penduduk) atau penyemprotan rumah (cakupan > 90% rumah) untuk menurunkan tingkat penularan di lokasi fokus baru dan sisa fokus lama yang masih aktif.

- Bila perlu melakukan larvasidasi atau manajemen lingkungan dilokasi fokus yang reseptivitasnya tinggi (kepadatan vektor tinggi dan adanya faktor lingkungan serta iklim yang menunjang terjadinya penularan).

- Memantau efikasi insektisida (termasuk kelambu berinsektisida) dan resistensi vektor.

- Memberikan perlindungan individu dengan kelambu berinsektisida kepada penduduk di wilayah eliminasi yang akan berkunjung ke daerah lain yang endemis malaria baik di dalam maupun di luar negeri.

Berikut ini beberapa cara untuk

1. Tidur memakai kelambu, menggunakan obat nyamuk, memakai obat oles anti nyamuk, pasang kawat kasa pada ventilasi, menjauhkan kandang ternak dari rumah, kurangi berada di luar rumah pada malam hari.

2. Pengobatan pencegahan, 2 hari sebelum berangkat ke daerah malaria, minum obat doksisilin 1 x 1 kapsul/ hari sampai 2 minggu setelah keluar dari lokasi endemis malaria.

3. Membersihkan lingkungan, Menimbun genangan air, membersihkan lumut, gotong royong membersihkan lingkungan sekitar, mencegahnya dengan kentongan.

4. Menebar kan pemakan jentik, Menekan kepadatan nyamuk dengan menebarkan ikan pemakan jentik. Seperti ikan kepala timah, nila merah, gupi, mujair dll. Menggunakan kelambu (bed net) pada waktu tidur, lebih baik lagi dengan kelambu berinsektisida. Mengolesi badan dengan obat anti gigitan nyamuk (repellent). Menggunakan pembasmi nyamuk, baik bakar, semprot maupun lainnya. Memasang kawat kasa pada jendela dan ventilasi. Letak tempat tinggal diusahakan jauh dari kandang ternak. Mencegah penderita malaria dan gigitan nyamuk agar infeksi tidak menyebar.

Page 2: Pencegahan Malaria

Membersihkan tempat hinggap/istirahat nyamuk dan memberantas sarang nyamuk. Hindari keadaan rumah yang lembab, gelap, kotor dan pakaian yang bergantungan serta genangan air. Membunuh jentik nyamuk dengan menyemprotkan obat anti larva (bubuk abate) pada genangan air atau

5. menebarkan ikan atau hewan (cyclops) pemakan jentik. Melestarikan hutan bakau agar nyamuk tidak berkembang biak di rawa payau sepanjang pantai. Pemberantasan malaria di pantai, dapat dilakukan dengan cara Species-assaineering, yaitu:a) Pertama, membuat tanggul sepanjang garis pantai. Tinggi tanggul dibuat melebihi tinggi air laut saat pasang, begitu juga pada tanah di belakang tanggul.b) Kedua, yaitu dengan membuat sebuah saluran. Saluranini dibuat mulai dari muara sungai sampai melewati batas pemecah gelombang air laut.c) Ketiga yaitu dengan pembagian kinine, penggunaan kelambu/alat pembunuhan nyamuk, pemberian minyak tanah di sarang nyamuk, penempatan kandang kerbau di antara rumah tinggal dan sarang nyamuk, serta pemeliharaan tambak secara higienis.d) Menghadapi An. ludlowi di kolam-kolam ikan tawar, yaitu dengan menembus tanggul untuk mengeluarkan airnya dan merubah kolam ikan menjadi sawah;e) Cara biologis, yaitu dengan memasukkan ikan tawes dan ikan kepala timah dalam kolam;f) Memberantas An. aconitus, An. minimus, dan An. Macolatus (biasa ditemukan di tempat yang rendah, saluran air yang kurang terpelihara, dan persawahan) dilakukan cara pemeliharaan saluran air (saluran air masuk maupun pembuangan) secara baik, sehingga tebingnya terbebas dari tumbuh-tumbuhan; penanaman padi secara serentak di persawahan yang pengairannya tergantung dari satu saluran air yang sama; mengeringkan sawah yang tidak digarap dalam dua masa penanaman;g) Khusus An. maculatus, digunakan cara biologis dengan menanam tepi aliran/anak sungai dengan tumbuhtumbuhan yang rindang. Cara ini berguna untuk menutupi air dari cahaya dan sinar matahari (cara yang lebih murah dari pada ”subsoil drainage” dan ”hillpoot drainage”).

6. Biasanya pemerintah melakukan foging (pengasapan) di tempat-tempat endemik malaria.

7. Vaksin. Vaksinasi terhadap malaria masih tetap dalam pengembangan. Hal yang menyulitkan adalah banyaknya antigen yang terdapat pada plasmodium selain pada masing-masing bentuk stadium pada daur plasmodium, yang paling berbahaya adalah P. falciparum sekarang baru diitujukan pada pembuatan vaksin untuk proteksi terhadap P. falciparum. Pada dasarnya ada 3 jenis vaksin yang dikembangkan yaitu vaksin sporozoit (bentuk intrahepatik), vaksin terhadap bentuk aseksual dan vaksin transmission working untuk melawan bentuk gametosit. Vaksin dalam bentuk aseksual yang pernah dicoba ialah SPF-66 atau yang dikenal sebagai vaksin Patarroyo, yang pada penelitian akhir-akhir ini tidak dapat dibuktikan manfaatnya.