Penatalaksanaan Asma Anak

download Penatalaksanaan Asma Anak

of 3

description

respiratory system

Transcript of Penatalaksanaan Asma Anak

1. Penatalaksanaan Asma Anak

Secara umum tujuan penatalaksanaan asma pada anak menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia adalah untuk meningkatkan dan mempertahankan kualitas hidup agar pasien asma dapat hidup normal tanpa hambatan dalam melakukan aktivitas sehari-hari (asma terkontrol). Selain itu juga bertujuan untuk menghilangkan dan mengendalikan gejala asma, mencegah eksaserbasi akut, meningkatkan dan mempertahankan faal paru seoptimal mungkin, mengupayakan aktivitas normal termasuk exercise, menghindari efek samping obat, mencegah terjadinya keterbatasan aliran udara (airflow limitation) ireversibel, mencegah kematian karena asma, dan untuk mempertahankan tumbuh kembang anak sesuai potensi genetiknya.Pada prinsipnya, penatalaksanaan asma pada anak dibedakan menjadi dua, yaitu penatalaksanaan asma akut atau saat serangan, dan penatalaksanaan asma jangka panjang.

1.1 Penatalaksanaan Asma Akut (saat serangan)Pendekatan terapi asma akut pada anak harus berdasarkan berat ringannya gejala. penggunaan obat dan administrasi waktu harus disesuaikan dengan berat ringannya gejala dan respon pasien terhadap terapi. Penatalaksanaan awal serangan asma akut sebaiknya dilakukan oleh pasien di rumah dengan mengetahui gejala klinis serangan asma seperti batuk, sesak, mengi yang bertambah parah, dan dada terasa berat., dan apabila tidak ada perbaikan segera rujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan. Penanganan harus cepat dan disesuaikan dengan derajat serangan.Obat yang digunakan untuk penanganan awal serangan asma akut adalah nebulasi 2 agonis kerja cepat setiap 20 menit sebanyak 3 kali dalam 1 jam yang sebaiknya diberikan dalam bentuk inhalasi. Bila tidak memungkinkan dapat diberikan bronkodilator secara oral. Nebulasi ketiga ditambahkan dengan antikolinergik. Serangan dikatakan ringan apabila respon membaik dan gejala hilang setelah nebulasi 1-3 kali dan efek obat bertahan selama 4 jam. Lalu pasien dapat dipulangkan dan pengobatan dilanjutkan dengan pemberian 2 agonis inhalasi setiap 3-4 jam selama 24-48 jam di rumah. Jika dengan nebulasi 1-3 kali menunjukan respon parsial atau gejala timbul lagi, nilai kembali derajat serangan, dan jika sesuai dengan serangan sedang segera tangani dengan pemasangan jalur parenteral, pemberian oksigen 2-4 liter/menit, steroid oral, nebulasi tiap 2 jam. Observasi selama 12 jam. Bila dalam 12 jam menunjukan perbaikan klinis yang stabil pasien boleh dipulangkan, tetapi jika keadaan klinis tetap belum membaik atau malah memburuk segera alihkan ke ruang rawat inap.Serangan dikatakan berat apabila dengan nebulasi sebanyak 3 kali menunjukan respon yang buruk. Pemberian oksigen harus diberikan sejak awal saat atau diluar nebulasi. Pasang jalur parenteral dan pertimbangkan untuk foto rontgen toraks. Pemberian oksigen harus diteruskan, atasi dehidrasi dan asidosis jika ada. Pemberian steroid intravena tiap 6-8 jam, nebulasi tiap 1-2 jam. Mulai pemberian aminofilin parenteral. Jika membaik dalam 4-6 kali nebulisasi, interval pemberian diperpanjang menjadi 4-6 jam. Jika dalam 24 jam perbaikan klinis stabil, pasien boleh pulang, jika dengan steroid dan aminofilin parenteral tidak membaik, bahkan timbul Ancaman henti napas, alih rawat ke Ruang Rawat Intensif

1.2 Penatalaksanaan Asma Jangka PanjangPenatalaksanaan asma jangka panjang bertujuan untuk mengontrol asma dan mencegah serangan. Prinsip pengobatan jangka panjang meliputi: Edukasi, Obat asma, dan Menjaga kebugaran. Obat asma terdiri dari obat pengontrol (cotroller) dan obat pereda (reliever). Obat pereda diberikan pada saat serangan asma, sedangkan obat pengontrol ditujukan untuk pencegahan serangan asma dan diberikan dalam jangka panjang dan terus menerus. Untuk mengontrol asma digunakan anti inflamasi (kortikosteroid inhalasi). Kontrol lingkungan mutlak dilakukan sebelum diberikan kortikosteroid dan dosis diturunkan apabila dua sampai tiga bulan kondisi telah terkontrol. Alur tatalaksana asma anak jangka panjang disesuaikan dengan derajat penyakit asma. Untuk asma episodik jarang (asma ringan) dapat diberikan 2-agonis atau teofilin (inhalasi atau oral) hanya bila diperlukan. Untuk asma episodik sering (asma sedang) dapat ditambahkan obat pengontrol yaitu kortikosteroid inhalasi dosis rendah. Untuk asma presisten (asma berat) pertimbangkan untuk menambahkan salah satu dari obat berikut: 2-agonis kerja panjang (LABA), teofilin lepas lambat, antileukotrin, atau dosis kortikosterid ditingkatkan (medium). Bila dalam 6-8 minggu respon negatif, kortikosteroid dosis medium ditambahkanan salah satu obat: 2-agonis kerja panjang, teofilin lepas lambat, antileukotrien, atau dosis kortikosteroid ditingkatkan (tinggi). Bila dalam 6-8 minggu respon masih negatif, obat diganti dengan kortikosteroid oral.

Tabel 1. Jenis Obat Asma

Jenis obat GolonganNama generikBentuk/kemasan obat

Pengontrol(Antiinflamasi)

Pelega(Bronkodilator)

Steroid inhalasi

Antileukokotrin

Kortikosteroid sistemik

Agonis beta-2kerjalama

kombinasi steroid dan Agonis beta-2kerjalama

Agonis beta-2 kerja cepat

Antikolinergik

Metilsantin

Kortikosteroid sistemikFlutikason propionatBudesonide

Zafirlukast

MetilprednisolonPrednison

ProkaterolFormoterolSalmeterol

Flutikason + Salmeterol.Budesonide + formoterol

Salbutamol

Terbutalin

ProkaterolFenoterol

Ipratropium bromide

TeofilinAminofilinTeofilin lepas lambat

MetilprednisolonPrednisonIDTIDT, turbuhaler

Oral(tablet)

Oral(injeksi)Oral

OralTurbuhalerIDT

IDTTurbuhaler

Oral, IDT, rotacap solutionOral, IDT, turbuhaler, solution, ampul (injeksi)IDTIDT, solution

IDT, solution

OralOral, injeksiOral

Oral, inhalerOral

IDT : Inhalasi dosis terukur = Metered dose inhaler/MDI, dapat digunakan bersama dengan spacer Solution : Larutan untuk penggunaan nebulisasi dengan nebuliser Oral : Dapat berbentuk sirup, tablet Injeksi : Dapat untuk penggunaan subkutan, im dan iv

DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI. Pedoman Pengendalian Penyakit Asma. 2009.______________. Treatment of Asthma in Children. Esmon Publicidad 2010; 20(1): 32-36.