penatalaksanaan apri

download penatalaksanaan apri

of 14

Transcript of penatalaksanaan apri

a. Terapi pengganti ginjal Hemodialisa (HD)

Definisi: Hemodialisis (HD) adalah cara pengobatan / prosedur tindakan untuk memisahkan darah dari zat-zat sisa / racun yang dilaksanakan dengan mengalirkan darah melalui membran semipermiabel dimana zat sisa atau racun ini dialihkan dari darah ke cairan dialisat yang kemudian dibuang, sedangkan darah kembali ke dalam tubuh sesuai dengan arti dari hemo yang berarti darah dan dialisis yang berarti memindahkan. Hemodialisis merupakan terapi pengganti ginjal, yang digunakan pada penderita penurunan fungsi ginjal baik akut maupun kronik. prinsip dasar dari hemodialisis adalah dengan menerapkan proses difusi dan ultrafiltrasi pada ginjal buatan dalam membuang sisa" metabolisme tubuh. hemodialisis dapat dikerjakan untuk sementara waktu pada GGA atau dapat seumur hidup pada GGK. pada dasarnya untuk dapat dilakukan hemodialisa memerlukan alat yang disebut ginjal buatan ( dialiser) dialisat dan sirkuit darah.

Indikasi: Segera Encephalopathy, pericarditis, neouropati perifer, hiperkalemi dan asidosis metabolic, hipertensi maligna, edema paru, oligouri berat atau anuri. - Dini atau profilaksis 1. 2. Sindroma uremia, penyakit tulang, gangguan pertumbuhan. Laboratoriun abnormal : asidosis metabolic, azotemia (kreatinin 8 12

mg%, BUN 100 120 mg%, CCT kurang dari 5 10 mL.menit)

Komplikasi: Beberapa komplikasi selama dialysis (intra dialysis) tidak jarang ditemukan dan mengganggu kenyamanan pasien hemodialisis Hipotensi Kram otot Mual dan muntah

Sakit kepala Sakit dada Sakit pinggang Gatal-gatal Febris

Follow up jangka panjang: Pengawasan jangka panjang setiap apsien HD reguler sangat penting karena HD reguler ini dapat mempengaruhi kualitas hidup optimal. Pengawasan tersebut berhubungan dengan aspek medis, social dan professional, psikologis. Aspek medis Gangguan endokrin, malnutrisi, defisiensi imun, anemia, gangguan system kardiovaskuler dan metabolisme. Aspek social dan professional Kehilangan jam kerja 10 12 jam per minggu, kehilangan pendapatan, biaya pengobatan yang tinggi, dsb. Aspek psikologis Sering terjadi perubahan kepribadian, cenderung depresi, dsb.

Proses: Pra Hemodialisa Hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum menyiapkan mesin HD : Mesin diperiksa harus dalam keadaan siap pakai. Hubungkan mesin dengan aliran listrik. Hubungkan mesin dengan saluran air. Drain line ditempatkan di saluran pembuangan tidak dalam keadaan tersumbat. Jerigen tempat cairan dialisat terisi sesuai jumlah yang dibutuhkan untuk satu kali dialisa. Menyiapkan dialisat Dialisat adalah cairan yang digunakan pada proses HD, terdiri dari camuran air dan elektrolit yang mempunyai konsentrasi hampir sama dengan serum normal dan mempunyai tekanan osmotic yang sama dengan darah.

Jenis dialisat : - Dialisat konsentrat Berisi larutan pekat, sebelum dipakai harus dicampur kontinyu dalam perbandingan tertentu oleh mesin. Keuntungan : Mudah pemakaiannya. Kesalahan pengenceran sangat kecil. Sulit transport dan penyimpanan.

- Bentuk kering atau puyer. Keuntungan : Mudah menyimpan. Sulit mendapatkan komposisi yang benar.

Kandungan Cairan Dialisat : Dialisat mengandung macam-macam garam / elektrolit / zat antara lain : 1. 2. 3. 4. 5. 6. NaCl / Sodium Chloride. CaCl2 / Calium Chloride. Mgcl2 / Magnesium Chloride. NaC2H3O2 3H2O / acetat atau NaHCO3 / Bilkarbonat. KCl / potassium chloride, tidak selalu terdapat pada dialisat. Dextrose.

Fungsi Dialisat : - Mengeluarkan dan menampung cairan serta sisa-sisa metabolisme dari tubuh. - Mencegah kehilangan zat-zat vital dari tubuh selama dialisa 1. Menyiapkan / mencampur Dialisat Batch Sistem

Sebelum HD dimulai, dialisat disiapkan dulu dalam suatu tempat dengan jumlah tertentu sesuai kebutuhan. 2. Proportioning system.

Adalah system penyediaan dialisat dimana dialisat dibuat / dicampur secara otomatis oleh mesin selama HD berlangsung. - DBC / Dialysate Batch Concentrate dan air dicampur dengan perbandingan tertentu. - Biasanya perbandingan air : DBC adalah 34 : 1.

Menyiapkan Air Air untuk dialisat seharusnya tidak mengandung zat / elektrolit / mikroorganisme dan benda asing lainnya karena itu untuk mendapatkan air yang ideal untuk dialysis maka dilakukan tindakan pengolahan air / water treatment. Pengolahan air / water treatment : 1. Saringan / filter a. Penyaring sedimen, untuk menyaring partikel. Pre filter (100 U) Sebelum masuk ke mesin HD (5 U) Sebelum masuk selang dialyzer (1 U)

b. Penyaring penyerap / adsorption filter Arang / carbon : untuk menyerap zat-zat chlorine

bebas,chloraming, bahan organic atau pyrogen. Besi : untuk menyerap besi dan mangan.

Alat ini harus sering dibersihkan atau diganti secara berkala. 2. Sistem Reverse Osmosis Air dengan tekanan cukup tinggi dialirkan melalui alat yang mempunyai membran semi permeable sehingga dihasilkan air yang murni bebas (kesadahan / CaCO kurang dari 1,8 mg/L). Sistem pengolahan air ini cukup mahal, sehingga tidak semua unit HD dapat memilikinya. Menyiapkan Alat-alat dan Obat-obatan 1. Peralatan kedokteran Tensimeter dan stetoscope Timbangan berat badan Tabung oksigen lengkap Alat KG Slym Zuiger Tromol (duk, kassa, klem) Bak spuit, kom kecil Korentang dan tempatnya Klem-klem (besar dan kecil) Gunting

2. 3.

Bengkok Gelas ukuran Zeil / karet untuk alas tangan Sarung tangan Kassa Plester / band aid Verband Alat-alat khusus Dyalizer Blood line AV fistula Dialisat pekat Infus set Spuit 1 cc, 3 cc, 20 cc. Conducturty meter Obat-obatan Lidocain, novocain Alcohol, betadin Heparin, protamin Sodium bikarbonat Obat-obatan penyelamat hidup

Menyiapkan Sirkulasi Darah Yaitu menyiapkan dialyzer dan blood lines pada mesin HD Hal-hal yang harus dilakukan : 1. Soaking yaitu melembabkan dialyzer (hubungkan dialyzer dengan sirkulasi dialisat). 2. 3. Rinsing yaitu membilas dialyzer dan blood lines Priming yaitu dialyzer dan blood lines.

Proses Pelaksanaan Hemodialisa 1) Menyiapkan sarana hubungan sirkulasi Untuk menghubungkan sirkulasi darah dari mesin dengan sirkulasi sistemik dilakukan dengan : a. Cara Sementara

Yaitu punksi V femoralis untuk inlet dan untuk outlet dapat dipilih salah satu vena di tangan. b. Cara permanent Yaitu dengan membuat shunt antara lain c mino shunt seribner shunt

2) Antikoagulansia Yaitu obat yang diperlukan untuk mencega pembekuan darah selama HD. Obat yang digunakan adalah heparin. Pemakaian heparin : Intermiten : diberikan selama 1 jam Continous : terus-terusan selama HD berjalan Minimal : diberikan pada waktu menyiapkan sirkulasi darah Regional : pada ABL diberikan heparin pada BL diberikan protamin

Dosis heparin : 1000 unit / jam Dosis awal : diberikan pada waktu punksi ke sirkulasi sisemik dan pada waktu darah mulai ditarik. Dosis selanjutnya diberikan ke sirkulasi ekstra corporeal Post Hemodialisa Hal-hal yang dilakukan setelah HD selesai: Setelah HD selesai maka mesin harus dibersihkan baik bagian diluar maupun dalam. Cara membersihkan : 1. Bagian luar mesin Seluruh permukaan dan slang dialisat bagian luar dilap dengan larutan chlorine 0,5 % lalu dilap basah dan dikeringkan. 2. Bagian dalam mesin Disesuaikan dengan protocol pembersihan masing-masing tipe mesin.

Anjuran diet untuk pasien dialysis: Penyebab penurunan status gizi pada pasien hemodialisis adalah :

Hemodialisis merupakan proses katabolik (pemecahan senyawa komplek menjadi senyawa yang lebih sederhana), di dalam proses hemodialisis terjadi

pengeluaran

asam

amino

melalui

dialisat

dan

penurunan

sintesis

(pembentukan) protein. Selama proses HD otot akan melepaskan asam-asam amino.

Uremia (terdapatnya ureum dalam darah/tingginya kadar ureum dalam darah), menyebabkan pasien menjadi mual dan menurunkan nafsu makan.

Adanya perubahan hormonal dan penyakit penyerta.

Selain proses dialisis dan pemberian obat yang sesuai, pemberian diet yang tepat di antara waktu dialisis dapat membantu memperbaiki masalah gizi.pasien. Tujuan Diet : Mencegah defisiensi gizi serta mempertahankan dan memperbaiki status gizi, agar klien dapat melakukan aktivitas normal. Menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit. Menjaga agar akumulasi/penumpukan produk sisa metabolisme tidak berlebihan. Anjuran Diet : 1. Energi cukup, yaitu 35 kkal/kg BB ideal/hari pada klien Hemodialisis (HD)

maupun Continuous Ambulatory Peritoneal (CAPD). Pada CAPD diperhitungkan jumlah energi yang berasal dari cairan dialisis. Bila diperlukan penurunan berat badan, harus dilakukan secara berangsur (250 500 gr/minggu) mengurangi risiko katabolisme massa tubuh tanpa lemak (lean Body Mass). 2. Protein tinggi, untuk mempertahankan keseimbangan nitrogen dan mengganti asam amino yang hilang selama dialisis, yaitu 1 1,2 gr/kg BB ideal/hari pada HD dan 1,3 gr/kg BB ideal/hari pada CAPD. 50 % protein hendaknya bernilai biologi tinggi. 3. 4. 5. Karbohidrat cukup, yaitu 55 75 % dari kebutuhan energi total. Lemak normal, yaitu 15 30 % dari kebutuhan energi total. Natrium diberikan sesuai dgn jumlah urin yang keluar/24 jam, yaitu : o 1 gr + penyesuaian menurut jumlah urin sehari, yaitu 1 gr untuk tiap 1 4 + penyesuaian menurut jumlah urin sehari, yaitu 1 gr untuk tiap untuk

liter urin (HD). o

liter urin (CAPD). 6. Kalium sesuai dengan urin yang keluar/24 jam, yaitu :

a.

2 gr + penyesuaian menurut jumlah urin sehari, yaitu 1 gr untuk tiap 1

liter urin (HD). b. 3 gr + penyesuaian menurut jumlah urin sehari, yaitu 1 gr untuk tiap 1

liter urin (CAPD). 7. 8. 9. Kalsium tinggi, yaitu 1000 mg/hari. Bila perlu, diberikan suplemen kalsium. Fosfor dibatasi, yaitu < 17 mg/kg BB ideal/hari. Cairan dibatasi, yaitu jumlah urin/24 jam ditambah 500 750 ml.

10. Suplemen vitamin bila diperlukan, terutama vitamin larut air seperti B6, asam folat, dan vitamin C. 11. Bila nafsu makan kurang, berikan suplemen enteral yang mengandung energi dan protein tinggi.

Komplikasi: Hipotensi Kram otot Sindrom ketidakseimbangan dialisi : sakit kepala, letargi, nausea, kejang otot. Hipoksemia Aritmia

Peritoneal Dialisis Definisi: Dialisis Peritoneal adalah metode cuci darah dengan bantuan membran peritoneum (selaput rongga perut). Jadi, darah tidak perlu dikeluarkan dari tubuh untuk dibersihkan dan disaring oleh mesin dialisis.

Jenis: Dialisis Peritoneal terdiri atas 2 jenis:

1.

Automated Peritoneal Dialysis (APD) = Dialisis Peritoneal Otomatis.

Metode APD dapat dilakukan di rumah, pada malam hari sewaktu tidur dengan menggunakan mesin khusus yang sudah diprogram terlebih dahulu.

2.

Continuous Ambulatory Peritoneal Dialysis (CAPD) = Dialisis Peritoneal

Mandiri Berkesinambungan. CAPD tidak membutuhkan mesin khusus seperti pada APD. Pemasangan Kateter untuk Dialisis Peritoneal:

Sebelum melakukan Dialisis peritoneal, perlu dibuat akses sebagai tempat keluar masuknya cairan dialisat (cairan khusus untuk dialisis) dari dan ke dalam rongga perut (peritoneum). Akses ini berupa kateter yang ditanam di dalam rongga perut dengan pembedahan. Posisi kateter yaitu sedikit di bawah pusar. Lokasi dimana sebagian kateter muncul dari dalam perut disebut exit site.

Exit Site:

Mandi setiap hari untuk menjaga kebersihan kulit, khususnya di sekitar exit site. Jangan mandi berendam.

Ganti pakaian dalam maupun pakaian luar setiap hari Jangan gunakan bahan kimia, misalnya alkohol dan bahan yang mengandung klorida untuk membersihkan exit site atau kateter. Anda hanya boleh menggunakan sabun dan air untuk membersihkan exit site dan keteter

Jangan gunakan krim, salep, atau bedak tabur di sekitar exit site

Jaga posisi keteter krim agar tetap berada pada tempatnya (tidak tertarik, tertekuk, terputar, atau tersangkut) dengan menempelkannya pada kulit dengan bantuan plester.

Proses: Dialisis Peritoneal diawali dengan memasukkan cairan dialisat (cairan khusus untuk dialisis) ke dalam rongga perut melalui selang kateter, lalu dibiarkan selama 4-6 jam. Ketika dialisat berada di dalam rongga perut, zat-zat racun dari dalam darah akan dibersihkan dan kelebihan cairan tubuh akan ditarik ke dalam cairan dialisat.

Zat-zat racun yang terlarut di dalam darah akan pindah ke dalam cairan dialisat melalui selaput rongga perut (membran peritoneum) yang berfungsi sebagai alat penyaring, proses perpindahan ini disebut Difusi.

Cairan dialisat mengandung dekstrosa (gula) yang memiliki kemampuan untuk menarik kelebihan air, proses penarikan air ke dalam cairan dialisat ini disebut Ultrafiltrasi.

Proses Penggantian Cairan Dialisis:

Proses ini tidak menimbulkan rasa sakit dan hanya membutuhkan waktu singkat ( 30 menit). Terdiri dari 3 langkah:

Langkah

ke-1.Pengeluaran

cairan

Cairan dialisat yang sudah mengandung zat-zat racun dan kelebihan air akan dikeluarkan dari rongga perut dan diganti dengan cairan dialisis yang baru. Proses pengeluaran cairan ini

berlangsung sekitar 20 menit.

Langkah

ke-2.Memasukkan

cairan

Cairan dialisat dialirkan ke dalam rongga perut melalui kateter.

Proses ini hanya berlangsung selama 10 menit.

Langkah

ke-3.Waktu

tinggal

Sesudah dimasukkan, cairan dialisat dibiarkan ke dalam rongga perut selama 4-6 jam, tergantung dari anjuran dokter.

Proses penggantian cairan di atas umumnya diulang setiap 4 atau 6 jam (4 kali sehari), 7 hari dalam seminggu.

Keuntungan: 1. Fungsi ginjal yang masih tersisa dapat dipertahankan.

2. 3. 4. 5.

Dapat dilakukan sendiri di rumah atau di tempat kerja. Tidak tergantung pada bantuan orang lain. Tekanan darah pasien lebih terkendali. Kebutuhan akan suplemen zat besi dan eritropoietin (EPO) jauh lebih

sedikit. 6. 7. Lebih bebas mengonsumsi berbagai jenis makanan dan minuman. Kadar kalium darah lebih terkontrol.

Kerugian: 1. 2. Risiko terjadinya peritonitis (infeksi peritoneum). Lebih banyak protein yang hilang dari tubuh selama berlangsungnya proses

dialisis peritoneal.

Transplantasi Ginjal Transplantasi ginjal adalah terapi penggantian orang hidup atau ginjal mati yang kepada melibatkan orang yang

pencangkokan ginjal dari

membutuhkan. Transplantasi ginjal menjadi terapi pilihan untuk sebagian besar pasien dengan gagal ginjal dan penyakit ginjal stadium akhir. Transplantasi ginjal menjadi pilihan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien. Ginjal transplan biasanya tidak ditempatkan di tempat asli ginjal yang sudah rusak, kebanyakan di fossa iliaka, sehingga diperlukan pasokan darah yang berbeda, seperti arteri renalis yang dihubungkan ke arteri iliaka eksterna dan vena renalis yang dihubungkan ke vena iliaka eksterna. Terdapat sejumlah komplikasi (penyulit) setelah transplantasi, seperti rejeksi (penolakan), infeksi, sepsis, gangguan ketidakseimbangan elektrolit, dsb. proliferasi limfa pasca-transplantasi,

Transfusi Darah Pengertian Transfusi Darah: Transfusi Darah adalah proses pemindahan darah dari seseorang yang sehat (donor) ke orang sakit (respien). Darah yang dipindahkan dapat berupa darah lengkap dan komponen darah. Tujuan Transfusi Darah:

Memelihara dan mempertahankan kesehatan donor.

Memelihara keadaan biologis darah atau komponen komponennya agar tetap bermanfaat.

Memelihara dan mempertahankan volume darah yang normal pada peredaran darah (stabilitas peredaran darah).

Mengganti kekurangan komponen seluler atau kimia darah. Meningkatkan oksigenasi jaringan. Memperbaiki fungsi Hemostatis. Tindakan terapi kasus tertentu.

Macam Transfusi Darah: Darah Lengkap/ Whole Blood (WB).Diberikan pada penderita yang mengalami perdarahan aktif yang kehilangan darah lebih dari 25 %. Darah Komponen-

Sel Darah Merah (SDM) :

Sel Darah Merah Pekat : Diberikan pada kasus kehilangan darah yang tidak terlalu berat, transfusi darah pra operatif atau anemia kronik dimana volume plasmanya normal. Sel Darah Merah Pekat Cuci : Untuk penderita yang alergi terhadap protein plasma.Sel Darah Merah Miskin Leukosit : Untuk penderita yang tergantung pada transfusi darah. Sel Darah Merah Pekat Beku yang Dicuci : Diberikan untuk penderita yang mempunyai antibodi terhadap sel darah merah yang menetap. Sel Darah Merah Diradiasi : Untuk penderita transplantasi organ atau sumsum tulang.-

Leukosit/ granulosit konsentrat : Diberikan pada penderita yang jumlah leukositnya turun berat, infeksi yang tidak membaik/ berat yang tidak sembuh dengan pemberian Antibiotik, kualitas Leukosit menurun.

-

Trombosit : Diberikan pada penderita yang mengalami gangguan jumlah atau fungsi trombosit.

-

Plasma dan produksi plasma : Untuk mengganti faktor pembekuan, penggantian cairan yang hilang. Contoh : Plasma Segar Beku untuk prnderita Hemofili.Krio Presipitat untuk penderita Hemofili dan Von Willebrand

Dapus Horrison.2000.Prinsip Ilmu Penyakit Dalam.Jakarta:EGC