Penataan Bangunan dan Lingkungan

15
KEGIATAN PBL kegiatan Penataan Bangunan dan Lingkungan merupakan kegiatan yang bertujuan mengendalikan pemanfaatan ruang dan menciptakan lingkungan yang tertata, berkelanjutan, berkualitas yang diharapkan akan memberikan kontribusi positif bagi vitalitas ekonomi dan kehidupan masyarakat. Karena itu, penyusunan dokumen RTBL selain sebagai pemenuhan aspek legal-formal yaitu sebagai produk pengaturan pemanfaatan ruang serta penataan bangunan dan lingkungan pada kawasan terpilih juga sebagai dokumen panduan/pengendalian pembangunan dalam penyelenggaraan penataan bangunan dan lingkungan kawasan terpilih supaya memenuhi kriteria perencanaan tata bangunan dan lingkungan yang berkelanjutan meliputi ; pemenuhan persyaratan tata bangunan dan lingkungan, peningkatan kualitas hidup masyarakat melalui perbaikan kualitas lingkungan dan ruang public, perwujudan perlindungan lingkungan serta peningkatan vitalitas ekonomi lingkungan. Untuk mengendalikan pemanfaatan ruang, suatu rencana tata ruang perlu ditindaklanjuti dengan pengaturan bangunan dan lingkungan yang memadai melalui Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL). Pengaturan ini tidak hanya untuk mengendalikan pertumbuhan fisik sejak dini, tetapi juga melengkapi peraturan bangunan setempat yang sudah ada. RTBL berfungsi memberikan arahan secara lebih spesifik untuk menata bangunan dan lingkungan agar tertib, serasi, lebih manusiawi. Pelatihan ini ditujukan untuk aparat pemda yang berkepentingan dengan pengendalian pemanfaatan ruang, kelompok profesional yang ingin memiliki kemampuan dan ketrampilan menyusun RTBL, pengajar pada program studi perancangan kota serta peminat perancangan kota dan pengendalian pembangunan kota. Peserta setelah mengikuti pelatihan ini diharapkan mempunyai kemampuan untuk melakukan analisis bangunan dan lingkungan; menyusun program bangunan dan lingkungan; menyusun rencana rancangan (design plan) dan menyusun panduan rancang kota (design guidelines) untuk bangunan dan lingkungannya. Materi yang diberikan meliputi pengantar penyusunan RTBL yang mencakup kedudukannya dalam konteks tata ruang, fungsi serta pemahaman dasar RTBL; metoda dan teknik penyusunan program bangunan dan lingkungan; metoda dan teknik penyusunan rencana rancangan; penyusunan panduan rancang kota yang meliputi sistem pergerakan, sarana dan prasarana, wujud bangunan, tata informasi dll; penyusunan program maupun investasinya dll. 1 | Page

description

Penataan bangunan dan lingkungan merupakan rencana rinci dari Rencana Detail Tata Ruang.

Transcript of Penataan Bangunan dan Lingkungan

Page 1: Penataan Bangunan dan Lingkungan

KEGIATAN PBL

kegiatan Penataan Bangunan dan Lingkungan merupakan kegiatan yang bertujuan mengendalikan pemanfaatan ruang dan menciptakan lingkungan yang tertata, berkelanjutan, berkualitas yang

diharapkan akan memberikan kontribusi positif bagi vitalitas ekonomi dan kehidupan masyarakat. Karena itu, penyusunan dokumen RTBL selain sebagai pemenuhan aspek legal-formal yaitu

sebagai produk pengaturan pemanfaatan ruang serta penataan bangunan dan lingkungan pada kawasan terpilih juga sebagai dokumen panduan/pengendalian pembangunan dalam

penyelenggaraan penataan bangunan dan lingkungan kawasan terpilih supaya memenuhi kriteria perencanaan tata bangunan dan lingkungan yang berkelanjutan meliputi ; pemenuhan persyaratan

tata bangunan dan lingkungan, peningkatan kualitas hidup masyarakat melalui perbaikan kualitas lingkungan dan ruang public, perwujudan perlindungan lingkungan serta peningkatan vitalitas

ekonomi lingkungan.

Untuk mengendalikan pemanfaatan ruang, suatu rencana tata ruang perlu ditindaklanjuti dengan pengaturan bangunan dan lingkungan yang memadai melalui Rencana Tata Bangunan dan

Lingkungan (RTBL). Pengaturan ini tidak hanya untuk mengendalikan pertumbuhan fisik sejak dini, tetapi juga melengkapi peraturan bangunan setempat yang sudah ada. RTBL berfungsi

memberikan arahan secara lebih spesifik  untuk menata bangunan dan lingkungan agar tertib, serasi, lebih manusiawi.

Pelatihan ini ditujukan untuk aparat pemda yang berkepentingan dengan pengendalian pemanfaatan ruang, kelompok profesional yang ingin memiliki kemampuan dan ketrampilan menyusun

RTBL, pengajar pada program studi perancangan kota serta peminat perancangan kota dan pengendalian pembangunan kota. Peserta setelah mengikuti pelatihan ini diharapkan mempunyai

kemampuan untuk melakukan analisis bangunan dan lingkungan; menyusun program bangunan dan lingkungan; menyusun rencana rancangan (design plan) dan menyusun panduan rancang kota

(design guidelines) untuk bangunan dan lingkungannya.

 

Materi yang diberikan meliputi pengantar penyusunan RTBL yang mencakup kedudukannya dalam konteks tata ruang, fungsi serta pemahaman dasar RTBL; metoda dan teknik penyusunan

program bangunan dan lingkungan; metoda dan teknik penyusunan rencana rancangan; penyusunan panduan rancang kota yang meliputi sistem pergerakan, sarana dan prasarana, wujud

bangunan, tata informasi dll; penyusunan program maupun investasinya dll.

1 | P a g e

Page 2: Penataan Bangunan dan Lingkungan

Gambaran Umum Kegiatan RTBL 2013

LATAR BELAKANG

Kegiatan Penataan Bangunan dan Lingkungan adalah kegiatan yang bertujuan mengendalikan pemanfaatan ruang dan menciptakan lingkungan yang tertata, berkelanjutan,

berkualitas serta menambah vitalitas ekonomi dan kehidupan masyarakat. Oleh karenanya penyusunan dokumen RTBL, selain sebagai pemenuhan aspek legal-formal, yaitu

sebagai produk pengaturan pemanfaatan ruang serta penataan bangunan dan lingkungan pada kawasan terpilih, juga sebagai dokumen panduan/pengendali pembangunan

dalam penyelenggaraan penataan bangunan dan lingkungan kawasan terpilih supaya memenuhi kriteria perencanaan tata bangunan dan lingkungan yang berkelanjutan meliputi:

pemenuhan persyaratan tata bangunan dan lingkungan, peningkatan kualitas hidup masyarakat melalui perbaikan kualitas lingkungan dan ruang publik, perwujudan pelindungan

lingkungan, serta peningkatan vitalitas ekonomi lingkungan.

Selain hal tersebut RTBL mempunyai manfaat untuk mengarahkan jalannya pembangunan sejak dini, mewujudkan pemanfaatan ruang secara efektif, tepat guna, spesifik

setempat dan konkret sesuai dengan rencana tata ruang wilayah, melengkapi peraturan daerah tentang bangunan gedung, mewujudkan kesatuan karakter dan meningkatkan

kualitas bangunan gedung dan lingkungan/kawasan, mengendalikan pertumbuhan fisik suatu lingkungan/ kawasan, menjamin implementasi pembangunan agar sesuai dengan

aspirasi dan kebutuhan masyarakat dalam pengembangan lingkungan/kawasan yang berkelanjutan, menjamin terpeliharanya hasil pembangunan pascapelaksanaan, karena

adanya rasa memiliki dari masyarakat terhadap semua hasil pembangunan.

Konsep kota hijau (kota berkelanjutan) merupakan kota yang dibangun dengan tidak mengorbankan aset kota, melainkan terus menerus memupuk semua kelompok aset meliputi

manusia, lingkungan terbangun, sumber daya alam, lingkungan dan kualitas prasarana perkotaan. Kota hijau juga dapat dipahami sebagai kota yang ramah lingkungan

berdasarkan perencanaan dan perancangan kota yang berpihak pada prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan, antara lain dengan memanfaatkan secara efektif dan efisien

sumber daya air dan energi, mengurangi limbah, menerapkan sistem transportasi terpadu, menjamin kesehatan lingkungan, dan mensinergikan lingkungan alami dan buatan.

RTBL adalah sebuah produk pengaturan yang disusun diharapkan dapat mensinergikan seluruh perencanaan yang ada di suatu kawasan sehingga dapat mendukung dan

memberikan kontribusi terhadap terwujudnya kota hijau yang berkelanjutan.

RTBL adalah juga merupakan upaya konservasi kawasan berskala lingkungan dalam dokumen yang disusun sesuai Pedoman RTBL (Permen PU No. 06/PRT/M/2007). Upaya

tersebut diharapkan  tercapai dengan fokus pada penciptaan ide-ide kreatif sebagai target hijau kawasan yang:

1.  Menciptakan suasana kondusif dalam rangka pembangunan bangunan gedung hijau;

2.  Fokus pada desain lingkungan yang dapat menghemat penggunaan sumber daya tak terbarukan/fossil fuel; dan

3.  Pendetilan tata cara pelaksanaan di tingkat basis masyarakat untuk mencapai target sasaran ‘hijau’di wilayahnya.

 

2 | P a g e

Page 3: Penataan Bangunan dan Lingkungan

REFERENSI HUKUM

Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan didasarkan pada:

a.   Undang-Undang Republik Indonesia No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman;

b.   Undang-Undang Republik Indonesia No. 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya;

c.   Undang-Undang Republik Indonesia No. 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana

d.   Undang-undang RI No. 26 Tahun 2007, tentang Penataan Ruang;

e.   Undang-undang RI No. 28 Tahun 2002, tentang Bangunan Gedung;

f.    Undang-Undang Republik Indonesia No. 23 Tahun 1997 tentang Lingkungan Hidup;

g.   Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah;

h.   Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang

i.    Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional;

j.    Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-undang Nomor 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung

k.   Peraturan Menteri PU Nomor 29/PRT/2006 tentang Pedoman Persyaratan Teknis Bangunan Gedung;

l.    Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 05/PRT/M/2008 tentang Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di KawasanPerkotaan;

m. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 06/PRT/M/2007 tentang Pedoman Umum Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan;

n.   Peraturan Menteri PU Nomor 30/PRT/M/2006 tentang Persyaratan Teknis Fasilitas dan Aksesibilitas pada Bangunan Umum dan Lingkungan;

o.   SNI 03-1733-2004 tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan;

p.   Surat Edaran Direktur Jenderal Cipta Karya Nomor 01/SE/DC/2009 perihal Modul Sosialisasi Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan;

q.   Peraturan Daerah/Rancangan Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) pada Kabupaten/Walikota tempat lokasi studi; dan

r.    Peraturan Daerah/Rancangan Peraturan Daerah tentang Bangunan Gedung pada Kabupaten/Walikota tempat lokasi studi.

 

LINGKUP DAN TAHAPAN KEGIATAN

1.   Lingkup Kegiatan

Berikut ini adalah lingkup dan uraian kegiatan yang harus dilaksanakan:

A .    Survey Lokasi dan Pendataan

Data yang dikumpulkan adalah segala jenis informasi yang diperlukan untuk melakukan analisis kawasan dan wilayah sekitarnya. Dari hasil pendataan ini akan diperoleh

identifikasi kawasan dari segi fisik, sosial, budaya, dan ekonomi, serta identifikasi atas kondisi di wilayah sekitarnya yang berpengaruh pada kawasan perencanaan. Data tersebut

3 | P a g e

Page 4: Penataan Bangunan dan Lingkungan

meliputi: peta (peta regional, peta kota, dan peta kawasan perencanaan dengan skala 1:1.000 serta memperlihatkan kondisi topografis/garis kontur), foto-foto (foto udara/citra

satelit dan foto-foto kondisi kawasan perencanaan, peraturan dan rencana-rencana terkait, sejarah dan signifikansi historis kawasan, kondisi sosial-budaya, kependudukan,

pertumbuhan ekonomi, kondisi fisik dan lingkungan, kepemilikan lahan, prasarana dan fasilitas, dan data lain yang relevan.

B .    Analisis Kawasan dan Wilayah Perencanaan

Analisis adalah penguraian atau pengkajian atas data yang telah dikumpulkan. Analisis dilakukan secara berjenjang dari tingkat kota, tingkat wilayah, sampai pada tingkat

kawasan. Komponen analisis yang diperlukan antara lain analisis sosial kependudukan, prospek pertumbuhan ekonomi, daya dukung fisik dan lingkungan, aspek legal konsolidasi

lahan, daya dukung prasarana dan fasilitas, kajian aspek historis.

Dari hasil analisis ini akan diperoleh arahan solusi atau konsep perencanaan atas permasalahan yang telah diidentifikasikan pada tahap pendataan.

C .    Penyusunan Konsep Program Bangunan dan Lingkungan

Hasil tahapan analisis program bangunan dan lingkungan akan memuat gambaran dasar penataan pada lahan perencanaan yang akan ditindaklanjuti dengan penyusunan

konsep dasar perancangan tata bangunan yang merupakan visi pengembangan kawasan. Penetapan konsep disesuaikan dengan karakter wilayah kajian dan hasil analisis.

Komponen dasar perancangan berisi: visi pembangunan, konsep perancangan struktur tata bangunan dan lingkungan, konsep komponen perancangan kawasan, blok-blok

pengembangan kawasan dan program penanganannya.

d.   Penyusunan Rencana Umum dan Panduan Rancangan

Rencana umum dan panduan rancangan merupakan ketentuan tata bangunan dan lingkungan pada suatu kawasan yang bersifat lebih detail dan bersifat sebagai panduan atau

arahan pengembangan. Panduan rancangan bersifat melengkapi dan menjelaskan secara lebih rinci rencana umum yang telah ditetapkan sebelumnya, meliputi ketentuan dasar

implementasi rancangan dan prinsip-prinsip pengembangan rancangan kawasan.

Adapun komponen rancangan meliputi: struktur peruntukan lahan, intensitas pemanfaatan lahan, tata bangunan, sistem sirkulasi dan jalur penghubung, sistem ruang terbuka dan

tata hijau, tata kualitas lingkungan, sistem prasarana dan utilitas lingkungan. Ketentuan dasar implementasi rancangan dapat diatur melalui aturan wajib, aturan anjuran utama,

dan aturan anjuran pada kawasan perencanaan dimaksud.

E .    Penyusunan Rencana Investasi

Rencana Investasi disusun berdasarkan dokumen RTBL yang memperhitungkan kebutuhan nyata para pemangku kepentingan dalam proses pengendalian investasi dan

pembiayaan dalam penataan lingkungan/kawasan. Rencana ini menjadi rujukan bagi para pemangku kepentingan untuk menghitung kelayakan investasi dan besaran biaya suatu

program penataan, ataupun sekaligus menjadi tolak ukur keberhasilan investasi. Secara umum rencana investasi mengatur tentang besaran biaya yang dikeluarkan dalam suatu

program penataan kawasan dalam suatu kurun waktu tertentu, tahapan pengembangan, serta peran dari masing-masing pemangku kepentingan.

F.    Penyusunan Ketentuan Pengendalian Rencana

4 | P a g e

Page 5: Penataan Bangunan dan Lingkungan

Ketentuan Pengendalian Rencana bertujuan untuk mengendalikan berbagai rencana kerja, program kerja maupun kelembagaan kerja pada masa pemberlakuan aturan dalam

RTBL dan pelaksanaan penataan suatu kawasan, dan mengatur pertanggungjawaban semua pihak yang terlibat dalam mewujudkan RTBL pada tahap pelaksanaan penataan

bangunan dan lingkungan. Ketentuan pengendalian rencana disusun sebagai bagian proses penyusunan RTBL yang melibatkan masyarakat, baik secara langsung (individu)

maupun secara tidak langsung melalui pihak yang dianggap dapat mewakili (misalnya Dewan Kelurahan, Badan Keswadayaan Masyarakat/BKM dan Forum Rembug Desa).

Ketentuan Pengendalian Rencana menjadi alat mobilisasi peran masing-masing pemangku kepentingan pada masa pelaksanaan atau masa pemberlakuan RTBL sesuai dengan

kapasitasnya dalam suatu sistem yang disepakati bersama, dan berlaku sebagai rujukan bagi para pemangku kepentingan untuk mengukur tingkat keberhasilan kesinambungan

pentahapan pelaksanaan pembangunan.

G.    Penyusunan Pedoman Pengendalian Pelaksanaan

Pedoman pengendalian pelaksanaan dimaksudkan untuk mengarahkan perwujudan pelaksanaan penataan bangunan dan lingkungan/kawasan yang berdasarkan dokumen

RTBL, dan memandu pengelolaan kawasan agar dapat berkualitas, meningkat, dan berkelanjutan. Pengendalian pelaksanaan dilakukan oleh dinas teknis setempat atau unit

pengelola teknis/UPT/badan tertentu sesuai kewenangan yang ditetapkan oleh kelembagaan pemrakarsa penyusunan RTBL atau dapat ditetapkan kemudian berdasarkan

kesepakatan para pemangku kepentingan. Pedoman pengendalian pelaksanaan dapat ditetapkan dan berupa dokumen terpisah tetapi merupakan satu kesatuan dengan

dokumen RTBL, berdasarkan kesepakatan para pemangku kepentingan, setelah mempertimbangkan kebutuhan tingkat kompleksitasnya

 

2.   Tahapan Kegiatan

Dalam rangka memenuhi target sasaran sesuai dengan yang dipersyaratkan, berikut rincian tahapan kegiatan yang harus dilaksanakan:

a.   Rapat Koordinasi Awal Kegiatan Penyusunan RTBL

Segera setelah proses kontrak antara Pejabat Pembuat Komitmen dengan pihak penyedia jasa konsultan RTBL selesai, akan diadakan rapat awal untuk koordinasi sebelum

memulai pekerjaan penyusunan RTBL di pusat. Rapat akan diselenggarakan oleh Direktorat Penataan Bangunan dan Lingkungan di Jakarta. Pada rapat tersebut akan

disampaikan hal-hal sebagai berikut:

-       Penjelasan lingkup tugas konsultan penyusunan RTBL;

-       Penjelasan tahapan kegiatan yang harus dilaksanakan;

-       Penjelasan deliniasi kawasan studi;

-       Penyampaian surat usulan penyusunan RTBL dari Pemerintah Daerah;

-       Jadwal penyampaian dan pembahasan laporan; 

-       Perkenalan tenaga ahli Tim Penyedia Jasa; dan

-       Penjelasan sistem koordinasi antara penyedia jasa dengan tim teknis yang terdiri dari unsur Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.

b.   Pelaksanaan Penandatanganan MOU dan Perjanjian Kerjasama RTBL

5 | P a g e

Page 6: Penataan Bangunan dan Lingkungan

Penandatanganan MoU merupakan Perjanjian Kerjasama antara Direktur Jenderal Cipta Karya dengan Bupati/Walikota perihal penyusunan RTBL pada Kawasan yang

bersangkutan. Tim tenaga ahli konsultan RTBL diwajibkan mengikuti serangkaian kegiatan penyelenggaraan MOU Perjanjian Kerjasama RTBL yang diadakan di Pusat. Dalam

rangka pembahasan penandatanganan MOU, penyedia jasa konsultan RTBL membiayai transport, uang harian dan honor 3 (tiga) orang narasumber yang ditentukan oleh tim

PPK.

c.   Penyusunan Laporan Pendahuluan

Segera setelah rapat koordinasi awal, tim tenaga ahli konsultan RTBL segera menyusun Laporan Pendahuluan serta bahan tayangan yang akan disampaikan pada Rapat

Laporan Pendahuluan yang setidaknya memuat substansi sesuai dengan ketentuan mengenai isi materi laporan yang tertera pada Bagian X tentang INDIKATOR KELUARAN

DAN KELUARAN.

d.   Workshop Pembahasan Laporan Pendahuluan

Sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan, tim tenaga ahli konsultan RTBL segera mengagendakan dan menyelenggarakan Rapat Pendahuluan dalam bentuk workshop

dengan mengundang seluruh tim teknis. Workshop Laporan Pendahuluan diselenggarakan oleh konsultan RTBL di Pusat (Jakarta). Dalam Workshop Laporan Pendahuluan

tersebut harus disusun Berita Acara Pembahasan Laporan Pendahuluan yang berisi kesepakatan terhadap substansi Laporan Pendahuluan sebagaimana tertera pada Bagian X

tentang INDIKATOR KELUARAN DAN KELUARAN, khususnya pada bagian Rencana Survey dan Rencana Pelaksanaan Focus Group Discussion (FGD).

e.   Pelaksanaan Survey oleh Tim Konsultan

Sesuai dengan jadwal dan agenda yang telah disepakati, tim tenaga ahli konsultan RTBL segera melaksanakan survey lokasi sesuai dengan rencana survey yang telah

ditetapkan pada pembahasan Laporan Pendahuluan. Dalam pelaksanaan survey tim konsultan diharapkan dapat mengidentifikasi kemungkinan spot-spot prioritas yang

berpotensi menjadi lokasi percontohan untuk pembangunan konstruksi di tahun anggaran 2014 sebagai tindak lanjut penyusunan dokumen RTBL.

f.    Pelaksanaan Focus Group Discussion Pertama (FGD-I)

Sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan, tim tenaga ahli konsultan RTBL segera mengagendakan dan menyelenggarakan Focus Group Discussion Pertama(FGD-I) dengan

mengundang tim teknis daerah dan seluruh pemangku kepentingan terkait di daerah. Focus Group Discussion Pertama (FGD-I) diadakan di tingkat Provinsi pada lokasi studi,

dengan melibatkan unsur Bappeda, Dinas Pekerjaan Umum dan Dinas terkait, unsur kecamatan dan kelurahan, unsur masyarakat umum serta komunitas masyarakat yang terkait

dengan studi RTBL di tingkat lokal.

Dalam Focus Group Discussion Pertama (FGD-I) tersebut tim tenaga ahli konsultan RTBL menyampaikan hasil survey awal lokasi untuk dapat dikonfirmasi oleh pihak terkait serta

mengidentifikasi sebanyak-banyaknya aspirasi daerah terkait keterpaduan pembangunan di lokasi studi dari masing-masing pihak pemangku kepentingan di daerah yang akan

diselaraskan menggunakan perangkat berupa Dokumen RTBL.

6 | P a g e

Page 7: Penataan Bangunan dan Lingkungan

Di akhir pelaksanaan Focus Group Discussion Pertama (FGD-I) wajib disusun Berita Acara   FGD-I yang ditandatangani bersama oleh peserta yang memuat kesepakatan

bersama sebagai berikut:

-       Pengesahan deliniasi kawasan studi oleh pihak berwenang Pemerintah Daerah;

-       Identifikasi potensi dan permasalahan lokal kawasan serta penetapan visi dan misi pada kawasan RTBL;

-       Draft Sistematika Peraturan Bupati/Walikota tentang Penetapan RTBL pada Kawasan Studi;

-       Draft Sistematika Dokumen Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL);

-       Draft materi RTBL pada bab ‘Program Bangunan dan Lingkungan’ dan bab ‘Rencana Umum dan Panduan Rancangan; dan

-       Penetapan daftar kegiatan serta lokasi pembangunan sarana dan prasarana lingkungan pada spot-spot kawasan yang prioritas.           

g.   Penyusunan Laporan Antara

Segera setelah dilaksanakannya survey lokasi dan Focus Group Discussion Pertama (FGD-I), tim tenaga ahli konsultan RTBL segera menyusun Laporan Antara serta bahan

tayangan yang akan disampaikan pada Rapat Pembahasan Laporan Antara yang setidaknya memuat materi hasil pelaksanaan survey dan hasil pembahasan serta

kesepakatan Focus Group Discussion Pertama (FGD-I).

h.   Rapat Pembahasan Laporan Antara

Sesuai dengan jadwal dan agenda yang telah disepakati, tim tenaga ahli konsultan RTBL segera mengagendakan dan menyelenggarakan Rapat Laporan Antara dengan

mengundang tim teknis, serta unsur Pemerintah Daerah termasuk diantaranya Bappeda, Dinas Pekerjaan Umum dan Dinas terkait lainnya, unsur kecamatan dan kelurahan,

unsur masyarakat umum serta unsur asosiasi/komunitas masyarakat yang terkait dengan studi RTBL di tingkat lokal.

Pembahasan Laporan Antara diselenggarakan di tingkat Provinsi pada lokasi kawasan studi RTBL. Dalam rapat pembahasan Laporan Antara tersebut tim tenaga ahli konsultan

RTBL menyampaikan hasil pelaksanaan survey dan hasil pembahasan serta kesepakatan Focus Group Discussion Pertama (FGD-I)  dalam bentuk Laporan Antara.

Di akhir pelaksanaan Pembahasan Laporan Antara wajib disusun Berita Acara Pembahasan Laporan Antara yang ditandatangani bersama oleh peserta yang hadir. Notulensi

tersebut pada intinya merupakan catatan, usulan, masukan dan kesepakatan bersama hasil pemaparan Laporan Antara yang perlu ditindaklanjuti oleh konsultan dalam rangka

penyempurnaan Laporan Antara.

 

Segera setelah dilaksanakannya pembahasan Laporan Antara di daerah, tim tenaga ahli konsultan segera memperbaiki substansi materi sesuai dengan catatan, usulan, masukan

dan kesepakatan bersama yang terjadi pada tahap pembahasan Laporan Antara di daerah. Setelah seluruh perbaikan selesai dilakukan, tim tenaga ahli konsultan segera

menyampaikan produk Laporan Antara yang telah diperbaiki tersebut disertai dengan Berita Acara FGD-I dan Berita Acara Pembahasan Laporan Antara kepada tim teknis di

7 | P a g e

Page 8: Penataan Bangunan dan Lingkungan

tingkat pusat bersama dengan PPK kegiatan terkait di Direktorat Penataan Bangunan dan Lingkungan untuk mendapat persetujuan.

i.    Kolokium RTBL

Tim tenaga ahli konsultan RTBL diwajibkan untuk hadir di acara kolokium RTBL yang diselenggarakan di Jakarta oleh Direktorat Penataan bangunan dan Lingkungan untuk

mempresentasikan hasil sementara produk penyusunan dokumen RTBL sampai dengan tahap Laporan Antara. Penekanan yang diutamakan pada pembahasan bersama tim ahli

(narasumber) dalam kolokium tersebut ialah terkait substansi materi RTBL pada Bab ‘Program Bangunan dan Lingkungan’ serta Bab ‘Rencana Umum dan Panduan Rancangan’.

j.    Pelaksanaan Focus Group Discussion Kedua (FGD-II)

Sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan, tim tenaga ahli konsultan RTBL segera mengagendakan dan menyelenggarakan Focus Group Discussion Kedua (FGD-II) dengan

mengundang tim teknis daerah dan seluruh pemangku kepentingan terkait di daerah. Focus Group Discussion (FGD) kedua diadakan di tingkat Provinsi pada lokasi studi, dengan

melibatkan unsur Bappeda, Dinas Pekerjaan Umum dan Dinas terkait, unsur kecamatan dan kelurahan, unsur masyarakat umum serta komunitas masyarakat yang terkait dengan

studi RTBL di tingkat lokal.

Dalam Focus Group Discussion Kedua (FGD-II) tersebut tim konsultan menyampaikan hasil pekerjaan sementara sebagai berikut:

a.  Rancangan Laporan Draft Akhir mencakup materi dokumen RTBL sesuai dengan ketentuan pada Peraturan Menteri No. 6 tahun 2007 tentang Pedoman Rencana Tata

Bangunan dan Lingkungan (RTBL), yaitu:

§  Program Bangunan dan Lingkungan;

§  Rencana Umum dan Panduan Rancangan;

§  Rencana Investasi;

§  Ketentuan Pengendalian Rencana; dan

§  Pedoman Pengendalian Pelaksanaan.

b.  Draft Dokumen Perencanaan/Pra-DED; dan

c.   Draft Peraturan Bupati/Walikota tentang Penetapan RTBL pada Kawasan Studi.

 

Di akhir pelaksanaan Focus Group Discussion Kedua (FGD-II) tim tenaga ahli konsultan RTBL wajib menyusun Berita Acara  FGD-II yang ditandatangani bersama oleh peserta

8 | P a g e

Page 9: Penataan Bangunan dan Lingkungan

FGD-II yang memuat catatan dan masukan serta kesepakatan bersama terhadap dokumen-dokumen tersebut diatas.

k.   Penyusunan Laporan Draft Akhir

Setelah pelaksanaan Focus Group Discussion Kedua (FGD-II), tim tenaga ahli konsultan segera menyusun Laporan Draft Akhir serta bahan tayangan yang akan disampaikan

pada Rapat Pembahasan Laporan Draft Akhir yang memuat materi sebagai berikut:

a.  Laporan Draft Akhir mencakup materi dokumen RTBL sesuai dengan ketentuan pada Peraturan Menteri No. 6 tahun 2007 tentang Pedoman Rencana Tata Bangunan

dan Lingkungan (RTBL), yaitu:

§  Program Bangunan dan Lingkungan;

§  Rencana Umum dan Panduan Rancangan;

§  Rencana Investasi;

§  Ketentuan Pengendalian Rencana; dan

§  Pedoman Pengendalian Pelaksanaan.

b.  Dokumen Perencanaan/DED termasuk RKS, RAB dan simulasi 3 dimensional; dan

c.   Rancangan Peraturan Bupati/Walikota tentang Penetapan RTBL pada Kawasan Studi.

l.    Pelaksanaan Rapat Pembahasan Laporan Draft Akhir

Pada tahap ini tim tenaga ahli konsultan didampingi dengan tim teknis yang terdiri dari unsur pusat dan daerah menyampaikan paparan yang lengkap dan utuh mencakup

keseluruhan materi Dokumen RTBL, Dokumen Perencanaan/DED dan Rancangan Peraturan Bupati/Walikota tentang Penetapan RTBL pada Kawasan Studi di hadapan kepala

daerah (Bupati/Walikota) beserta jajarannya. Adapun hasil dari paparan ini ialah pernyataan tertulis “disetujui” atau “disetujui dengan catatan” keseluruhan dokumen tersebut oleh

kepala daerah (Bupati/Walikota) yang dituangkan dalam Berita Acara Pembahasan Laporan Draft Akhir dan ditandatangani bersama oleh kepala daerah (Bupati/Walikota), Tim

Teknis Pusat dan Daerah serta Tim Tenaga Ahli Konsultan RTBL.

m. Penyempurnaan Laporan Draft Akhir

Segera setelah pelaksanaan Rapat Pembahasan Laporan Draft Akhir, tim tenaga ahli konsultan segera bekerja menyempurnakan seluruh dokumen penyusunan RTBL

berdasarkan catatan, usulan, masukan dan kesepakatan bersama pada saat dilaksanakannya rapat pembahasan Laporan Draft Akhir.

9 | P a g e

Page 10: Penataan Bangunan dan Lingkungan

 

 

n.   Pelaksanaan Rapat Pembahasan Laporan Akhir

Sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan, tim Penyedia Jasa segera mengagendakan dan menyelenggarakan Rapat Pembahasan Laporan Akhir dengan mengundang seluruh

tim teknis. Rapat Pembahasan Laporan Akhir diadakan di tingkat pusat dengan agenda finalisasi keseluruhan dokumen produk penyusunan RTBL sebagai berikut:

a.  Laporan Akhir mencakup materi dokumen RTBL sesuai dengan ketentuan pada Peraturan Menteri No. 6 tahun 2007 tentang Pedoman Rencana Tata Bangunan dan

Lingkungan (RTBL), yaitu:

§  Program Bangunan dan Lingkungan;

§  Rencana Umum dan Panduan Rancangan;

§  Rencana Investasi;

§  Ketentuan Pengendalian Rencana; dan

§  Pedoman Pengendalian Pelaksanaan.

b.  Dokumen Perencanaan/DED termasuk RKS, RAB dan simulasi 3 dimensional; dan

c.   Rancangan Peraturan Bupati/Walikota tentang Penetapan RTBL pada Kawasan Studi.

Di akhir rapat pembahasan laporan akhir disusun Berita Acara Pembahasan Laporan Akhir yang memuat catatan, usulan, masukan dan kesepakatan bersama dengan tim teknis

terkait penyempurnaan keseluruhan dokumen tersebut diatas.

o.   Proses Legalisasi/Penandatanganan Produk Dokumen RTBL

Setelah seluruh catatan, usulan, masukan dan kesepakatan bersama yang dituangkan dalam Berita Acara Pembahasan Laporan Akhir ditindaklanjuti oleh tim tenaga ahli

konsultan, seluruh dokumen produk penyusunan RTBL tersebut diatas segera disampaikan ke Pemerintah Daerah untuk mendapat legalisasi dalam bentuk penandatanganan

oleh pihak-pihak terkait sesuai dengan tugas dan kewenangannya. Apabila proses penandatanganan membutuhkan waktu lebih dan diperkirakan akan selesai melebihi Tahun

Anggaran 2013, maka tim tenaga ahli konsultan RTBL diminta untuk membuat Berita Acara Serah Terima Dokumen RTBLyang ditandatangani oleh unsur pihak Pemerintah

Daerah yang berwenang. Berita Acara Serah Terima Dokumen ini digunakan sebagai bukti telah selesainya serangkaian proses penyusunan RTBL yang telah menghasilkan

10 | P a g e

Page 11: Penataan Bangunan dan Lingkungan

keseluruhan produk RTBL yang telah diterima oleh pihak Pemerintah Daerah.

11 | P a g e

Page 12: Penataan Bangunan dan Lingkungan

DASAR HUKUM RTBL

Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan didasarkan pada:

1)    Undang-Undang Republik Indonesia No. 1 Tahun 2011, tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman;

2)    Undang-Undang Republik Indonesia No. 11 Tahun 2010, tentang Cagar Budaya;

3)    Undang-Undang Republik Indonesia No. 24 Tahun 2007, tentang Penanggulangan Bencana;

4)    Undang-Undang Republik Indonesia No. 26 Tahun 2007, tentang Penataan Ruang;

5)    Undang-Undang Republik Indonesia No. 32 Tahun 2004, tentang Pemerintahan Daerah;

6)    Undang-Undang Republik Indonesia No. 28 Tahun 2002, tentang Bangunan Gedung;

7)    Undang-Undang Republik Indonesia No. 23 Tahun 1997, tentang Lingkungan Hidup;

8)    Keputusan Presiden No. 11 tahun 1998, tentang Kawasan Pengembangan Terpadu (KAPET) Batulicin;

9)    Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010, tentang Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah;

10)  Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 15 Tahun 2010, tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang;

11)  Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 26 Tahun 2008, tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional;

12)  Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 36 tahun 2005, tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-undang

No. 28 tahun 2002, tentang Bangunan Gedung;

13)  Peraturan Menteri PU No. 29/PRT/2006, tentang Pedoman Persyaratan Teknis Bangunan Gedung;

14)  Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 05/PRT/M/2008, tentang Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan

Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan;

15)  Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 06/PRT/M/2007, tentang Pedoman Umum Rencana Tata Bangunan dan

Lingkungan;

16)  Peraturan Menteri PU No. 30/PRT/M/2006, tentang Persyaratan Teknis Fasilitas dan Aksesibilitas pada

12 | P a g e

Page 13: Penataan Bangunan dan Lingkungan

Bangunan Umum dan Lingkungan;

17)  SNI 03-1733-2004, tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan;

18)  Surat Edaran Direktur Jenderal Cipta Karya No. 01/SE/DC/2009, perihal Modul Sosialisasi Rencana Tata

Bangunan dan Lingkungan;

19)  Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota;

20)  Peraturan Daerah Kabupaten, tentang Bangunan Gedung Kabupaten/Kota;

21)  Peraturan Bupati tentang Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan Kawasan Sekitar wilayah perencanaan;

13 | P a g e