Pengembangan dan Penataan Kawasan Hunian Ramah Lingkungan di Perkotaan

23
Pengembangan dan Penataan Kawasan Hunian Ramah Lingkungan di Perkotaan DISUSUN OLEH : KELOMPOK 2 Farida Puspita Rini 3613100009 Ajeng Dearista Wulansari 3613100017 Virta Safitri Ramadhani 3613100025 Inggar Rayi Arbani 3613100033

description

Salah satu tugas mata kuliah Pengantar Ilmu Lingkungan Semester 2 Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

Transcript of Pengembangan dan Penataan Kawasan Hunian Ramah Lingkungan di Perkotaan

Page 1: Pengembangan dan Penataan Kawasan Hunian Ramah Lingkungan di Perkotaan

Pengembangan dan Penataan Kawasan Hunian Ramah Lingkungan di Perkotaan

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 2

Farida Puspita Rini 3613100009

Ajeng Dearista Wulansari 3613100017

Virta Safitri Ramadhani 3613100025

Inggar Rayi Arbani 3613100033

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

2014

i

Page 2: Pengembangan dan Penataan Kawasan Hunian Ramah Lingkungan di Perkotaan

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

hidayah-Nya kepada kelompok kami untuk menyelesaikan makalah yang

berjudul “Pengembangan dan Penataan Kawasan Hunian Ramah Lingkungan

di Perkotaan”.

Penyusunan makalah ini bertujuan untuk mendapatkan pemahaman yang

lebih mendalam mengenai aspek pengembangan dan penataan kawasan

ramah lingkungan di suatu wilayah dan menambah referensi. Selain itu,

kelompok kami juga melakukan konsultasi kepada pembimbing agar dapat

menyempurnakan laporan makalah ini. Daftar sumber referensi yang kami

gunakan untuk penyusunan makalah, juga kami sertakan di bagian akhir.

Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh

pihak-pihak yang telah membantu penyusunan makalah ini, baik yang bersifat

material maupun moral. Dan kami berharap dapat memberikan gambaran

tentang Pengembangan dan Penataan Kawasan Hunian Ramah Lingkungan di

Perkotaan di suatu wilayah. Semoga dapat memberikan manfaat yang baik

kepada pembaca dan mohon maaf jika terdapat salah penulisan dan

kekurangan lainnya.

Surabaya, Mei 2014

Kelompok 2

ii

Page 3: Pengembangan dan Penataan Kawasan Hunian Ramah Lingkungan di Perkotaan

DAFTAR ISI

iii

Page 4: Pengembangan dan Penataan Kawasan Hunian Ramah Lingkungan di Perkotaan

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perumahan dan permukiman adalah salah satu faktor pendukung

kelangsungan kehidupan manusia serta merupakan faktor dominan dalam

perkembangan suatu kota. Karena perumahan dan permukiman merupakan

pusat aktivitas manusia dalam kehidupan sehari-hari sehingga semakin

banyak perumahan dan permukiman semakin banyak pula individu yang

melakukan aktivitas di kawasan tersebut. Selain itu, kualitas perumahan dan

permukiman juga didukung oleh lingkungan sekitarnya. Karena perumahan

dan permukiman merupakan satu kesatuan dengan definisi yang berbeda.

Pada karya ilmiah kali ini akan dibahas mengenai penataan dan

pengembangan perumahan dan permukiman yang ramah lingkungan untuk

kawasan perkotaan. Seperti apa kriteria dan karakteristik yang cocok untuk

perumahan dan permukiman yang ramah lingkungan di suatu perkotaan

dan menggunakan pendekatan seperti apa. Sedangkan, ada beberapa

masyarakat yang berpendapat bahwa tidak mungkin suatu perkotaan dapat

memiliki perumahan dan permukiman yang ramah lingkungan.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa perbedaan perumahan dan permukiman?

2. Bagaimana karakteristik perumahan yang ramah lingkungan untuk

kawasan perkotaan?

3. Bagaimana pendekatan yang digunakan untuk penataan dan

pengembangan kawasan hunian ramah lingkungan untuk perkotaan?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui tentang perbedaan antara perumahan dan permukiman

2. Mengetahui karakteristik perumahan yang ramah lingkungan untuk

kawasan perkotaan

3. Mengetahui pendekatan yang digunakan untuk penataan dan

pengembangan hunian ramah lingkungan untuk perkotaan.

1

Page 5: Pengembangan dan Penataan Kawasan Hunian Ramah Lingkungan di Perkotaan

BAB 2

METODE PENELITIAN

2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1 Perumahan dan Permukiman

2.1.1.1 Pengertian Perumahan

Perumahan adalah kumpulan rumah sebagai bagian dari permukiman,

baik perkotaan maupun perdesaan, yang dilengkapi dengan prasarana,

sarana, dan utilitas umum sebagai hasil upaya pemenuhan rumah yang

layak huni.

2.1.1.2 Pengertian Pemukiman

Pengertian pemukiman menurut Undang-undang No. 4 Tahun 1992

tentang perumahan dan pemukiman, yaitu bagian dari lingkungan hidup di

luar kawasan lindung baik yang berupa kawasan perkotaan maupun

pedesaan yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan

hunian dan tempat kegiatan yang mendukung peri kehidupan dan

penghidupan. Perumahan merupakan kelompok rumah yang berfungsi

sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian yang dilengkapi

dengan sarana danprasarana lingkungan, sedangkan rumah merupakan

bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan sarana

pembinaan keluarga. Program penataan permukiman yang dilakukan oleh

pemerintah sebagai salah satu bagian dari kebijaksanaan untuk

menanggulangi masalah.

Permukiman bertujuan untuk:

a. Memenuhi kebutuhan rumah sebagai salah satu kebutuhan kebutuhan dasar

manusia dalam rangka peningkatan dan pemerataan kesejahteraan rakyat.

b. Mewujudkan perumahan dan permukiman yang layak dalamlingkungan yang

sehat, aman, serasi dan teratur.

c. Memberi arah pada pertumbuhan wilayah dan persebaran penduduk yang

rasional.

d. Menunjang pembangunan di bidang ekonomi, sosial, budaya, dan bidang-

bidang lain.

2

Page 6: Pengembangan dan Penataan Kawasan Hunian Ramah Lingkungan di Perkotaan

2.1.1.3 Karakteristik Perumahan dan Pemukiman

Karakteristik perumahan dan pemukiman yang baik yakni:

1. Lokasinya sedemikian rupa sehingga tidak terganggu oleh kegiatan

lain seperti pabrik, yang umumnya dapat memberikan dampak pada

pencemaran udara atau pencemaran lingkungan lainnya.

2. Mempunyai akses terhadap pusat-pusat pelayanan seperti pelayanan

pendidikan, kesehatan, perdagangan, dan lain-lain.

3. Mempunyai fasilitas drainase, yang dapat mengalirkan air hujan

dengan cepat dan tidak sampai menimbulkan genangan air walaupun

hujan yang lebat sekalipun.

4. Mempunyai fasilitas penyediaan air bersih, berupa jaringan distribusi

yang siap untuk disalurkan ke masing-masing rumah.

5. Dilengkapi dengan fasilitas air kotor/ tinja yang dapat dibuat dengan

sistem individual yaitu tanki septik dan lapangan rembesan, ataupun

tanki septik komunal.

6. Permukiman harus dilayani oleh fasilitas pembuangan sampah

secara teratur agar lingkungan permukiman tetap nyaman.

7. Dilengkapi dengan fasilitas umum seperti taman bermain bagi anak-

anak, lapangan atau taman, tempat beribadat, pendidikan dan

kesehatan sesuai dengan skala besarnya permukiman itu.

8. Dilayani oleh jaringan listrik dan telepon.

9. Menanam pepohonan di setiap rumah untuk menambah suasana asri

dan sejuk.

2.1.2 Definisi Pemukiman Ramah Lingkungan

Permukiman ramah lingkungan adalah hunian yang dibangun untuk

masyarakat dengan meminimalisasi dampak buruk terhadap lingkungan, dan

lebih menekankan konsep menggunakan bahan bangunan yang bisa di daur

ulang. Sebuah pemukiman dapat disebut ramah lingkungan (sustainable

development) bila pengembangannya seimbang antara aspek ekonomi,

ekologi, dan kualitas sosial. (NirwonoJoga), suatu kawasan dapat

3

Page 7: Pengembangan dan Penataan Kawasan Hunian Ramah Lingkungan di Perkotaan

digolongkan menjadi pemukiman ramah lingkungan apabila memenuhi

beberapa kriteria, diantaranya adalah:

a. Lokasi yang tepat

b. Optimalisasi lahanberimbang

c. Zero water

d. Pengendalian pencemaran udara

e. Zero waste

f. Green building code

2.1.3 Definisi konsep Zero Waste

Defenisi konsep zero waste menurut Sri Bebassari (BPPT, 2003)

dalamYunarti 2004, merupakan konsep pengelolaan sampah secara

terpadu, meliputi proses pengurangan volume sampah dan penanganan

sampah dari sumbernya dengan pendekatan melalui aspek teknologi,

lingkungan, ekonomi, dan peran aktif masyarakat.

2.1.4 Program Green and Clean

Green and Clean adalah program yang digagas untuk mengatasi

permasalahan lingkungan terutama sekali penanganan sampah domestik di

kota-kota tempat program ini diimplementasikan. Kunci utama program

Green and Clean adalah sinergi dari berbagai elemen baik dari sektor

swasta, media, LSM, pemerintah lokal dan yang terpenting adalah komponen

masyarakat.

2.1.4.1 Pengelolaan Sampah

Pengelolaan sampah ialah usaha mengatur atau mengelola sampah

dari proses pengumpulan, pemisahan, pemindahan sampai pengolahan

danpembuangan akhir (Cipta Karya, 1993). Pengelolaan sampah terdiri dari

2 jenisyaitu pengelolaan setempat (individu) dan pengelolaan terpusat untuk

lingkunganatau perkotaan.

Menurut Kodoatie (2003:217), Sistem pengelolaan sampah perkotaan

4

Page 8: Pengembangan dan Penataan Kawasan Hunian Ramah Lingkungan di Perkotaan

pada dasarnya dilihat dari komponen-komponen yang saling mendukung

satu dengan yang lain saling berinteraksi untuk mencapai tujuan yaitu kota

yang bersih sehat dan teratur. Komponen tersebut adalah:

Aspek teknik operasional (teknik)

Aspek kelembagaan (institusi).

Aspek pembiayaan (finansial);

Aspek hukum dan pengaturan (hukum).

Aspek peran serta masyarakat.

2.1.4.2 RTH (Ruang Terbuka Hijau)

Ruang Terbuka Hijau, secara umum ruang terbuka publik (openspaces)

di perkotaan terdiridariruang terbuka hijau dan ruang terbuka non-hijau.

Ruang Terbuka Hijau (RTH) perkotaan adalah bagian dari ruang-ruang

terbuka (openspaces) suatu wilayah perkotaan yang diisi oleh tumbuhan,

tanaman dan vegetasi(endemik maupun introduksi) guna mendukung

manfaat ekologis, sosial-budaya dan arsitektural yang dapat memberikan

manfaat ekonomi (kesejahteraan) bagi masyarakatnya. Ruang terbuka non-

hijau dapat berupa ruang terbuka yang diperkeras (paved) maupun ruang

terbuka biru (RTB) yang berupa permukaan sungai, danau, maupun areal-

areal yang diperuntukkan sebagai genangan retensi.

Gambar 1. RTH Wilayah Perkotaan

Secara fisik RTH dapat dibedakan menjadi RTH alami yangberupa habitat liar

alami, kawasan lindung dan taman-taman nasional,maupun RTH non-alami

atau binaan yang seperti taman,lapangan olah raga, dan kebun bunga.

5

Page 9: Pengembangan dan Penataan Kawasan Hunian Ramah Lingkungan di Perkotaan

2.2 Pendekatan

Dalam metodologi penelitian di makalah ini mengenai pendekatan yang

digunakan dalam konsep penataan pemukiman ramah lingkungan di

kawasan perkotaan terdapat beberapa macam pendekatan, yaitu:

1. Pendekatan RTH secara arsitektural

2. Pendekatan desain hijau kawasan pemukiman secara sosial-budaya

3. Pendekatan konsep hunian tropis ramah lingkungan

2.2.1 Pendekatan RTH secara arsitektural

Secara arsitektural RTH dapat meningkatkan nilai keindahan dan

kenyamanan kota melalui keberadaan taman-taman kota,kebun-kebun bunga,

dan jalur-jalur hijau di jalan-jalan kota. Sementara itu RTH, juga dapat memiliki

fungsi ekonomi, baik secara langsung seperti pengusahaan lahan-lahan kosong

menjadi lahan pertanian/perkebunan (urbanagricul-ture) dan pengembangan

sarana wisata hijau perkotaan yang dapat mendatangkan wisatawan. Dalam

sub-bab yang dibahas di permasalahan penataan kawasan pemukiman

perkotaan, RTH yang dibentuk dan disusun merupakan konfigurasi planologis.

RTH dengan konfigurasi planologis dapat berupa ruang-ruang yang dibentuk

mengikuti pola struktur suatu wilayah. Misal: RTH pemukiman, RTH kelurahan,

dan lain-lain.

Gambar 2. RTH Kelurahan secara arsitektural

2.2.1 Pendekatan Desain Hijau Pemukiman Secara Sosial-Budaya

Perencanaan tata ruang wilayah perkotaan berperan sangat penting

dalam pembentukan ruang-ruang publik terutama RTH di perkotaan pada

umunya dan dikawasan permukiman pada khususnya. Perencanaan tata ruang

6

Page 10: Pengembangan dan Penataan Kawasan Hunian Ramah Lingkungan di Perkotaan

Struktur RTH di Perkotaan

HIERARKI FUNGSI DOMINAN

RTH LINTAS WILAYAH GANDA

RTH WILAYAH

RTH SUB WILAYAH

RTH KOTA GANDA

RTH PEMUKIMAN

RTH PERUMAHAN

SOSIAL EKONOMI

SOSIAL

permukiman seyogyanya dimulai dengan mengidentifikasi kawasan-kawasan

yang secara alami harus diselamatkan (kawasan lindung) untuk menjamin

kelestarian lingkungan, kawasan-kawasan yang dikembangkan sebagai ruang

terbuka yang nantinya menjadi desain hijau untuk publik, baik hijau maupun

non-hijau. Ruang terbuka hijau secara umum terkait dengan beberapa

tantangan tipikal perkotaan, seperti menurunnya kualitas lingkungan hidup di

kawasan kota dan di lingkungan permukiman warga, perubahan perilaku sosial

masyarakat yang cenderung kontra-produktif dan destruktif seperti kriminalitas

dan vandalisme. Secara sosial, tingginya tingkat kriminalitas dan konflik

horizontal diantara kelompok masyarakat perkotaan secara tidak langsung juga

dapat disebabkan oleh kurangnya ruang-ruang kota yang dapat menyalurkan

kebutuhan interaksi sosial untuk pelepas ketegangan yang dialami oleh

masyarakat pemukiman di perkotaan. Pendekatan desain hijau secara sosial

budaya yang lebih menekankan tingkat komunikasi antar masyarakat di RTH

berupa taman, dan beberapa area untuk istirahat dan bermain masyarakat

sekitar.

Gambar 3. Struktur RTH di Perkotaan

7

Page 11: Pengembangan dan Penataan Kawasan Hunian Ramah Lingkungan di Perkotaan

2.2.3 Pendekatan Konsep Hunian Tropis Ramah Lingkungan

Konsep hunian tropis yakni hunian yang elemen-elemennya dirancang

dan disesuaikan dengan daerah iklim tropis. Hunian tropis akan

mengoptimalkan potensi iklim tropis dan mengurangi dampak iklim tropis. Pada

daerah yang beriklim tropis, penyinaran matahari berlangsung secara terus

menerus setiap harinya sehingga sinar matahari inilah menjadi potensi

melimpah dan bisa dimanfaatkan untuk pencahayaan yang baik. Untuk

pengendalian suhu udara bisa dilakukan dengan memperbesar volume ruang

atap, memperbesar luas ventilasi, penataan ruangan yang bersifat terbuka,

rumah tropis bercirikan sebagai hunian yang memiliki teras lebar, beratap

miring, serta ventilasi yang banyak. Untuk penataan kawasan yang nyaman dan

ramah lingkungan bisa mengadaptasi hunian tropis.

8

Page 12: Pengembangan dan Penataan Kawasan Hunian Ramah Lingkungan di Perkotaan

BAB 3

PEMBAHASAN

Dalam bab ini, kami akan membahas tentang contoh kawasan hunian

ramah lingkungan. Untuk contoh kawasan hunian ramah lingkungan kami

mengambil studi kasus di Kelurahan Wonokriyo, Kebumen, Jawa Tengah.

Kelurahan ini mempunyai skenario perencanaan sebagai “Kampung Ramah

Lingkungan” yang berada di pusat aktivitas ekonomi. Kelurahan ini

memanfaatkan potensi yang dimiliki kelurahan untuk mengembangkan

kawasannya sebagai contoh penataan kawasan hunian ramah lingkungan.

3.1 Kelurahan Wonokriyo

3.1.1 Letak Geoografis

Kelurahan Wonokriyo berada di Kecamatan Gombong, Kabupaten

Kebumen Propinsi Jawa Tengah. Kelurahan Wonokriyo memiliki 5

dusun/lingkungan yang terdiri dari Dusun Kepodang Dusun Wonosari Dusun

Kendal Growong Dusun Kedung Ampel Utara, Kedung Ampel Selatan dan  

memiliki 9 RW dan 44 RT. Kelurahan/desa ini terletak di dataran yang

memiliki luas wilayah 121 ha dengan dengan beriklim tropis.

Posisi Kelurahan Wonokriyo berbatasan dengan:

Desa Semanding di sebelah utara

Desa Kali Tengah di sebelah selatan

Kelurahan Gombong di sebelah timur

Desa Semondo di sebelah barat

Gambar 4. Peta letak Geografis kelurahan Wonokriyo

9

Page 13: Pengembangan dan Penataan Kawasan Hunian Ramah Lingkungan di Perkotaan

3.1.2 Potensi dan Masalah

Dalam sebuah kawasan atau wilayah, pasti mempunyai potensi dan

maslah. Begitu pula di kelurahan Wonokriyo, terdapat potensi dan masalah

di kelurahan ini. Berikut potensi dan masalah di kelurahan Wonokriyo:

Potensi

1. Berada pada jaringan jalan lintas kabupaten (Yogyakarta-Purworejo-

Cilacap/Purwokerto → jalur utama Pulau Jawa bagian selatan/Pantai

Selatan);

2. Sebagai pusat pelayanan di SWP II Kabupaten Kebumen;

3. Topografi tanah relatif datar;

4. Terdapat drainase primer;

5. Letak yang berada relatif di tengah-tengah dari kawasan perkotaan

Gombong;

6. Terdapat kegiatan perdagangan dan jasa yang menunjang aktivitas ekonomi;

7. Terdapat fasilitas-fasilitas umum yang mendukung perkembangan wilayah

kota dan regional.

Masalah

1. Sampah.

2. Kawasan Kumuh di Bantaran Sungai.

3. Minimnya Ruang Terbuka Hijau sebagai aktifitas kegiatan sosial.

Gambar 5. Potensi kawasan di kelurahan Wonokriyo

10

Page 14: Pengembangan dan Penataan Kawasan Hunian Ramah Lingkungan di Perkotaan

4. Permukiman padat.

5. PKL yang kurang teratur dan melanggar fasilitas umum.

6. Reklame dan rambu jalan yang tidak tertata.

7. Penerangan Jalan.

8. Tidak adanya Water Hidran untuk antisipasi bahaya kebakaran.

3.1.3 Skenario Perencanaan Kawasan

Dalam skenario perencanaan kawasan kelurahan Wonokriyo, terdapat 4

rencana untuk pengembangan kawasan di kelurahan ini, yaitu:

1. Kawasan Green and Clean dengan kegiatan pengolahan sampah rumah

tanggan dan komunal. Selain itu dibangun RTH sebagai kawasan

penghijauan di kelurahan Wonokriyo. Perbaikan sanitasi pun juga dilakukan

dalam rencana ini. Kawasan Green and Clean ini terdiri dari RW 3, RW 4,

RW 6, RW 7, RW 8, dan RW 9 kelurahan Wonokriyo.

2. Di RW 1 kelurahan Wonokriyo direncanakan penataan kawasan hijau

dengan penataan RTH, pengolahan sampah, perbaikan jalan, dan perbaikan

sarana sanitasi.

3. Di Jl. Yos Sudarso, Wonokriyo akan direncanakan untuk penataan kawasan

pedagang kaki lima (PKL) untuk memenuhi peningkatan kegiatan dan

pertumbuhan ekonomi di kelurahan Wonokriyo.

4. Perencanaan program “Kampung Ramah Lingkungan” di RW 5 yang didanai

cukai pabrik rokok di kelurahan Wonokriyo.

Gambar 6. Skenario Perencanaan Kawasan kelurahan Wonokriyo

11

Page 15: Pengembangan dan Penataan Kawasan Hunian Ramah Lingkungan di Perkotaan

Gambar 7 dan 8. Spot rencana penataan kawasan hunian ramah lingkungan di

Kelurahan Wonokriyo

12

Page 16: Pengembangan dan Penataan Kawasan Hunian Ramah Lingkungan di Perkotaan

3.2 Hasil Diskusi

Pada pembahasan tema ini, dijelaskan hasil diskusi beberapa perwakilan

kelompok yang bertanya jawab sehubungan dengan tema yang kami

dapatkan yaitu Pengembangan dan Penataan Kawasan Hunian Ramah

Lingkungan di Perkotaan.

Diskusi pertama

Membahas mengenai resapan air hujan di lingkungan ITS. Resapan air di

ITS menurut kami belum memadai karena ITS dibangun di area tanah rawa

sehingga kandungan air, apalagi saat musim hujan cenderung naik ke

permukaan. Minimnya lubang drainase yang ada di ITS juga menyebabkan

air menjadi tergenang saat musim hujan tiba. Tapi dari ITS sudah melakukan

usaha dengan tidak menggunakan aspal sebagai penutup jalan, tetapi

menggunakan paving, sehingga air tetap bisa terserap ke dalam tanah.

Selain itu terdapat beberapa kolam penampungan di ITS yang letaknya di

depan jurusan Statistika, di Graha Sepuluh Nopember, di Asrama

Mahasiswa ITS, di Perumahan dosen Blok J, dan beberapa tempat lain.

Diskusi kedua

Membahas mengenai apakah daerah Gebang bisa menjadi kawasan hunian

ramah lingkungan. Kawasan Gebang sulit untuk dijadikan kawasan hunian

ramah lingkungan, hal ini disebabkan area Gebang sudah tumbuh secara

informal. Penduduk daerah Gebang sendiri kebanyakan adalah pendatang

luar Surabaya. Jika ingin menciptakan suasana hijau, bisa dimulai dari setiap

rumah tangga menanam pohon di halaman rumah atau pengadaan RTH

dengan metode potase.

13

Page 17: Pengembangan dan Penataan Kawasan Hunian Ramah Lingkungan di Perkotaan

BAB 4

KESIMPULAN

Kecenderungan terjadinya penurunan kualitas ruang terbuka public di

kawasan permukiman, terutama ruang terbuka hijau (RTH) pada 30 tahun

terakhir sangat signifikan. RTH yang ada sebagian besar telah dikonversi

menjadi infrastruktur perkotaan se-perti jaringan jalan, gedung-gedung

perkantoran, pusat perbelanjaan, dan kawasan permukiman baru.

Dalam upaya mewujudkan kawasan hunian yang nyaman dan ramah

lingkungan, produktif dan berkelanjutan, maka sudah saatnya kita

memberikan perhatian yang cukup terhadap keberadaan ruang terbuka

public, khususnya RTH. Beberapa solusi yang dapat dilakukan antara lain

dengan penyediaan ruang terbuka hijau, serta upaya-upaya dalam skala

kecil yang dapat dilakukan oleh masyarakat secara mandiri seperti menanam

pohon atau tanaman perdu, selain udara menjadi lebih sejuk, polusi udara

juga bisa dikurangi. Untuk menutupi kekurangan tempat menyimpan

cadangan air tanah, setiap keluarga bisa melengkapi rumahnya, yang masih

memiliki sedikit halaman, dengan sumur resapan.

14