Bahan Bangunan Ramah Lingkungan

62
BAHAN BANGUNAN RAMAH LINGKUNGAN Disusun Oleh : NUR HIKMAH R H D51111281

description

hi

Transcript of Bahan Bangunan Ramah Lingkungan

BAHAN BANGUNAN RAMAH LINGKUNGAN

Disusun Oleh :

NUR HIKMAH R H

D51111281

Page

2

TREND GREEN DESIGN

Earth Advantage mengidentifikasi 10 tren gedung berwawasan lingkungan terbaik

tahun ini. Tren ini hasil masukan dari berbagai pihak seperti pemerintah, pengembang,

arsitek, broker properti, termasuk para pemilik rumah. Tren ini mencakup tren penggunaan

perabot pintar (smart appliances), analisis masa pakai bahan bangunan, serta pemanfaatan

energi berbasis komunitas yang makin terjangkau oleh masyarakat.

1. Tren “hijau” kini semakin terjangkau. Masih banyak yang mengaitkan tren ramah

lingkungan dan bangunan hemat energi dengan biayanya yang mahal. Kini tidak lagi.

Teknologi ramah lingkungan dan bahan baku berkualitas tinggi semakin murah dan

mudah didapat. Audit energi yang murah dan gratis banyak tersedia. Pemilik rumah

semakin sadar atas manfaat modifikasi hemat energi yang simpel dan murah.

Program Solar City di AS memungkinkan pemilik rumah memasang panel surya tanpa

uang muka. Program lain seperti Habitat for Humanity menyediakan rumah ramah

lingkungan sesuai dengan standar sertifikasi LEED dan Energy Star dengan harga

terjangkau (US$100.000).

2. Tren kompetisi penghematan energi. Anda bisa menciptakan kompetisi hemat

energi di berbagai jejaring sosial seperti Facebook, Twitter atau jejaring media lain.

Ajak teman-teman Anda bergabung dalam kompetisi ini. Earth Aid misalnya,

menggelar program yang memungkinkan Anda melacak penggunaan energi di rumah

dengan sponsor toko-toko ritel lokal. Anda juga bisa berbagi dan menemukan info

cara penghematan energi paling efektif di Earth Aid. Didukung program dari

Kementrian Energi AS seperti program Home Energy Score dan program Energy

Performance Score di Oregon dan Washington, penduduk AS kini bisa saling

membandingkan konsumsi energi dan menemukan cara penghematan energi terbaik

bagi rumah mereka.

3. Tren peraturan energi berbasis kinerja (performance-based energy codes).

Penggunaan energi bisa tak terkontrol tanpa adanya peraturan pemerintah. Untuk

itu, dibutuhkan regulasi yang mengatur standar pemakaian energi untuk peralatan

rumah tangga seperti pemanas maupun pendingin ruangan. Hal ini penting bagi para

Page

3

pemilik bangunan yang ingin memodifikasi bangunan mereka menjadi bangunan

ramah lingkungan. Pemilik bangunan bisa memilih strategi hijau yang paling efektif

bagi bangunan dan penghuninya namun mereka juga harus memenuhi target

minimal penghematan energi dan melaporkan pemakaian energi mereka selama

satu tahun ke lembaga terkait. Kota Seattle dan New Building Institute bekerja sama

dengan Preservation Green Lab dari National Trusts telah menciptakan dan

memraktekkan peraturan hijau ini bagi gedung lama maupun baru.

4. Tren energi terbarukan berbasis komunitas (Community Renewable Energy). Kini,

banyak komunitas yang telah bekerja sama mendapatkan energi surya dengan harga

terjangkau. Membeli panel surya secara berkelompok bisa mengurangi biaya

instalasi dan produksi hingga 15-25%.

5. Tren perabot pintar (Smart Appliances). Dengan memanfaatkan teknologi

pengukuran pintar (smart meters), pemilik gedung bisa mendapatkan tips cara

menghemat energi pada jam-jam sibuk. Pemilik gedung juga bisa mengetahui

kebutuhan energi setiap perabot yang mereka pakai. Pihak pabrikan banyak yang

telah menerapkan teknologi pengatur waktu dan pengatur konsumsi energi canggih

di produk mereka sehingga pemakaian energi bisa semakin dikontrol.

6. Tren berbagi ruang. Saat krisis ekonomi, banyak penyewa gedung yang memodifikasi

bangunan mereka sehingga bisa dihuni lebih banyak orang. Bangunan kecil

tambahan yang bisa dimanfaatkan sebagai kantor, studio, atau disewakan itu

memenuhi syarat ideal sebuah bangunan yang hemat energi dan berwawasan

lingkungan. Bangunan tambahan ini bisa memaksimalkan penggunaan ruang di

perkotaan dan memberikan nilai tambah bagi pemilik bangunan. Kota-kota seperti

Portland, Oregon, dan Santa Cruz, California, membebaskan biaya administrasi bagi

bangunan-bangunan seperti ini.

7. Tren penyekatan bangunan secara optimal. Teknologi saat ini memungkinkan

bangunan disekat sedemikian rupa sehingga tidak ada energi yang keluar. Desain ini

sangat cocok bagi negara yang memiliki empat musim. Saat musim dingin, bangunan

yang memiliki sekat sempurna dipanaskan oleh aktifitas dalam ruang tanpa harus

menggunakan pemanas elektrik. Bangunan yang memiliki sekat dalam sistem

pemanas atau pendingin yang baik bisa menghemat energi dan biaya pemanasan

atau pendinginan gedung. Konsep ini sesuai dengan sertifikasi Energy Star. Bangunan

Page

4

juga bisa menggunakan sistem pemanas atau pendingin yang berasal dari panas

bumi (geothermal) yang lebih ramah lingkungan.

8. Tren daur ulang air limbah. Air semakin sulit didapat. Di beberapa wilayah seperti di

bagian barat laut AS dan bagian selatan California, sistem daur ulang air semakin

populer. Dengan mendaur ulang air kita bisa menghemat penggunaannya dan bisa

mengurangi limbah. Walaupun beberapa kota masih enggan menggunakan air hasil

daur ulang (grey water), namun sejumlah negara telah memanfaatkannya bahkan

untuk irigasi. Singapura adalah negara di Asia yang mendaur ulang air limbahnya

untuk digunakan pada kebutuhan sehari-hari.

9. Tren sertifikasi gedung-gedung kecil. Sebanyak 95% gedung-gedung komersial di AS

memiliki luas di bawah 4.645 m2. Namun bangunan yang memiliki sertifikasi LEED

(Leadership in Energy & Environmental Design) biasanya memiliki ukuran yang jauh

lebih besar. Hal ini karena biaya sampingan untuk sertifikasi seperti biaya komisi,

rancang bangun energi (energy modeling), pendaftaran proyek , dan biaya

administrasi lain masih sangat besar sehingga biaya sertifikasi ini menjadi sangat

mahal bagi pemilik dan pengembang gedung kecil. Program sertifikasi yang didesain

khusus bagi gedung-gedung kecil kini semakin marak seperti Earthcraft Light

Commercial dan Earth Advantage Commercial.

10. Tren analisis masa pakai (Lifecycle Analysis/LCA). Memahami masa pakai bahan

bangunan dan efeknya dari pabrikan hingga ke pembuangan sangat penting bagi

pengembang berwawasan lingkungan. Dengan memahami prinsip masa pakai

tersebut, industri konstruksi bisa memelajari efek bahan-bahan bangunan itu dimulai

dari produksi hingga ke pembuangannya.

Analis bisa meneliti dampak dari bahan-bahan bangunan itu sepanjang masa

pakainya dengan menggunakan berbagai indikator lingkungan seperti efeknya terhadap

polusi air dan udara, energi yang dibutuhkan untuk memroduksi bahan bangunan, dan efek

dari limbah bahan bangunan itu terhadap lingkungan dan pemanasan global. Hasil dari

analisis ini membantu arsitek merancang bangunan yang benar-benar “hijau” atau

berwawasan lingkungan.

Page

5

RAMAH LINGKUNGAN = HEMAT

Konsep green building atau bangunan ramah lingkungan didorong menjadi tren

dunia bagi pengembangan properti saat ini. Bangunan ramah lingkungan ini punya

kontribusi menahan laju pemanasan global dengan membenahi iklim mikro.

Fakta akibat pemanasan global mendorong lahirnya berbagai inovasi produk industri

terus berkembang dalam dunia arsitektur dan bahan bangunan. Konsep pembangunan

arsitektur hijau menekankan peningkatan efisiensi dalam penggunaan air, energi, dan

material bangunan, mulai dari desain building interior, pembangunan, hingga pemeliharaan

bangunan itu ke depan.

Desain rancang building

memerhatikan banyak bukaan untuk

memaksimalkan sirkulasi udara dan

cahaya alami. Sedikit mungkin

menggunakan penerangan lampu dan

pengondisi udara pada siang hari. Desain

building hemat energi, membatasi lahan

terbangun, layout sederhana, ruang mengalir, kualitas bangunan bermutu, efisiensi bahan,

dan material ramah lingkungan. Atap-atap bangunan dikembangkan menjadi taman atap

(roof garden, green roof) yang memiliki nilai ekologis tinggi (suhu udara turun, pencemaran

berkurang, ruang hijau bertambah).

Penggunaan material bahan bangunan yang tepat berperan besar dalam

menghasilkan bangunan berkualitas yang ramah lingkungan. Beberapa jenis bahan

bangunan ada yang memiliki tingkat kualitas yang memengaruhi harga. Penetapan anggaran

biaya sebaiknya sesuai dengan anggaran biaya yang tersedia dan dilakukan sejak awal

perencanaan sebelum konstruksi untuk mengatur pengeluaran sehingga baik building

interior maupun eksteriornya tetap berkualitas.

Page

6

Konsep membangun rumah berwawasan lingkungan tidak selalu identik dengan

rumah mewah. Kenaikan harga bahan bakar minyak memukul telak industri properti di

Tanah Air. Harga bahan bangunan meroket, sementara daya beli masyarakat semakin

menurun. Di tengah keterpurukan ekonomi seperti ini, kita dituntut hidup hemat, bertindak

bijak, dan kreatif dalam segala lini kehidupan.

Kenaikan harga bahan bangunan membuat masyarakat yang berniat atau telanjur

tengah merenovasi dan membangun rumah dipaksa mengevaluasi kembali rencana atau

kegiatan pembangunan rumah yang sedang berlangsung. Prioritas pekerjaan disusun ulang,

utamakan kegiatan yang paling mendesak dilakukan. Penghematan pengeluaran dengan

membelanjakan bahan bangunan yang paling diperlukan untuk pembangunan sekarang.

Lakukanlah survei terlebih dahulu untuk mencari alternatif bahan bangunan yang

bersifat praktis, mampu memberi solusi tepat kebutuhan bangunan baik untuk building

interior design maupun bagian eksteriornya, dan ramah lingkungan. Hal ini bisa dilihat mulai

dari lama waktu proses pengerjaan, tingkat kepraktisan, dan hasil yang diperoleh.

Building design menggunakan bahan bangunan yang tepat, efisien, dan ramah

lingkungan. Beberapa produsen telah membuat produk dengan inovasi baru yang

meminimalkan terjadinya kontaminasi lingkungan, mengurangi pemakaian sumber daya

alam tak terbarukan dengan optimalisasi bahan baku alternatif, dan menghemat

penggunaan energi secara keseluruhan.

Bahan baku building interior design maupun eksteriornya yang ramah lingkungan

berperan penting dalam menjaga kelestarian lingkungan bumi. Beragam inovasi teknologi

proses produksi terus dikembangkan agar industri bahan baku tetap mampu bersahabat

dengan alam. Industri bahan bangunan sangat berperan penting untuk menghasilkan bahan

bangunan yang berkualitas sekaligus ramah lingkungan. Konstruksi building design yang

berkelanjutan dilakukan dengan penggunaan bahan-bahan alternatif dan bahan bakar

alternatif yang dapat mengurangi emisi CO2 sehingga lebih rendah daripada kadar normal

bahan baku yang diproduksi sebelumnya.

Page

7

Semen, keramik, batu bata,

aluminium, kaca, dan baja sebagai

bahan baku utama dalam pembuatan

sebuah bangunan berperan penting

dalam mewujudkan konsep bangunan ramah lingkungan.

Untuk kerangka bangunan utama dan atap, kini material kayu sudah mulai

digantikan material baja ringan. Isu penebangan liar (illegal logging) akibat pembabatan

kayu hutan yang tak terkendali menempatkan bangunan berbahan kayu mulai berkurang

sebagai wujud kepedulian dan keprihatinan terhadap penebangan kayu dan kelestarian

bumi. Peran kayu pun perlahan mulai digantikan oleh baja ringan dan aluminium.

Baja ringan dapat dipilih berdasarkan beberapa tingkatan kualitas tergantung dari

bahan bakunya. Rangka atap dan bangunan dari baja memiliki keunggulan lebih kuat,

antikarat, antikeropos, antirayap, lentur, mudah dipasang, dan lebih ringan sehingga tidak

membebani konstruksi dan fondasi, serta dapat dipasang dengan perhitungan desain

arsitektur dan kalkulasi teknik sipil.

Kusen jendela dan pintu juga sudah mulai menggunakan bahan aluminium sebagai

generasi bahan bangunan masa datang. Aluminium memiliki keunggulan dapat didaur ulang

(digunakan ulang), bebas racun dan zat pemicu kanker, bebas perawatan dan praktis (sesuai

gaya hidup modern), dengan desain insulasi khusus mengurangi transmisi panas dan bising

(hemat energi, hemat biaya), lebih kuat, tahan lama, antikarat, tidak perlu diganti sama

sekali hanya karet pengganjal saja, tersedia beragam warna, bentuk, dan ukuran dengan

tekstur variasi (klasik, kayu).

Bahan dinding dipilih yang mampu menyerap panas matahari dengan baik. Batu bata

alami atau fabrikasi batu bata ringan (campuran pasir, kapur, semen, dan bahan lain)

Page

8

memiliki karakteristik tahan api, kuat terhadap tekanan tinggi, daya serap air rendah, kedap

suara, dan menyerap panas matahari secara signifikan.

Penggunaan keramik pada dinding menggeser wallpaper merupakan salah satu

bentuk inovatif desain. Dinding keramik memberikan kemudahan dalam perawatan,

pembersihan dinding (tidak perlu dicat ulang, cukup dilap), motif beragam dengan warna

pilihan eksklusif dan elegan, serta menyuguhkan suasana ruang yang bervariasi.

Fungsi setiap ruang dalam rumah berbeda-beda sehingga membuat desain dan

bahan lantai menjadi beragam, seperti marmer, granit, keramik, teraso, dan parquet.

Merangkai lantai tidak selalu membutuhkan bahan yang mahal untuk tampil artistik.

Lantai teraso (tegel) berwarna abu-abu gelap dan kuning yang terkesan sederhana

dan antik dapat diekspos baik asal dikerjakan secara rapi. Kombinasi plesteran pada dinding

dan lantai di beberapa tempat akan terasa unik. Teknik

plesteran juga masih memberi banyak pilihan tampilan.

Konsep ramah lingkungan dewasa ini juga telah

merambah ke dunia sanitasi. Septic tank dengan penyaring

biologis (biological filter septic tank) berbahan fiberglass

dirancang dengan teknologi khusus untuk tidak

mencemari lingkungan, memiliki sistem penguraian secara

bertahap, dilengkapi dengan sistem desinfektan, hemat

lahan, antibocor atau tidak rembes, tahan korosi,

pemasangan mudah dan cepat, serta tidak membutuhkan perawatan khusus.

Kotoran diproses penguraian secara biologis dan filterisasi secara bertahap melalui

tiga kompartemen. Media kontak yang dirancang khusus dan sistem desinfektan sarana

pencuci hama yang digunakan sesuai kebutuhan membuat buangan limbah kotoran tidak

menyebabkan pencemaran pada air tanah dan lingkungan.

Untuk mengantisipasi krisis air bersih, kita harus mengembangkan sistem

pengurangan pemakaian air (reduce), penggunaan kembali air untuk berbagai keperluan

sekaligus (reuse), mendaur ulang buangan air bersih (recycle), dan pengisian kembali air

tanah (recharge).

Beberapa arsitek sudah mulai mengembangkan sistem pengolahan air limbah bersih

yang mendaur ulang air buangan sehari-hari (cuci tangan, piring, kendaraan, bersuci diri)

Page

9

maupun air limbah (air buangan dari kamar mandi) yang dapat digunakan kembali untuk

mencuci kendaraan, membilas kloset, dan menyirami taman, serta membuat sumur resapan

air (1 x 1 x 2 meter) dan lubang biopori (10 sentimeter x 1 meter) sesuai kebutuhan.

Penggunaan panel sel surya meringankan kebutuhan energi listrik bangunan dan

memberikan keuntungan tidak perlu takut kebakaran, hubungan pendek (korsleting), bebas

polusi, hemat listrik, hemat biaya listrik, dan rendah perawatan. Panel sel surya diletakkan di

atas atap, berada tepat pada jalur sinar matahari dari timur ke barat dengan posisi miring.

Kapasitas panel sel surya harus terus ditingkatkan sehingga kelak dapat memenuhi

kebutuhan energi listrik setiap bangunan.

Pada akhirnya di tengah kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) dan krisis

ekonomi sekarang, cara pandang merencanakan atau merenovasi bangunan sudah harus

mulai diubah. Bagaimana menghadirkan bangunan yang hemat (bahan bangunan, waktu,

tenaga) yang berujung pada penghematan anggaran biaya dengan tetap menjaga kualitas

dan tampilan bangunan, serta ramah lingkungan.

Sejak fenomena pemanasan global mencuat, isu-isu yang berkaitan dengan

lingkungan banyak digaungkan di berbagai bidang termasuk properti. Di bidang ini,

pemilihan material atau bahan bangunan adalah salah satu langkah yang dilakukan dalam

upaya menciptakan green property atau properti yang ramah lingkungan. Masyarakat

Indonesia saat ini semakin sadar akan pentingnya memilih bahan atau material yang

mengakomodasi isu-isu lingkungan misalnya yang menyangkut go green, low energy, dan

antitoksin.

Secara sederhana, dijelaskan bahwa pemilihan material yang ramah dapat

dijabarkan menjadi dua hal yakni dari sisi teknologi dan penggunaan. Dari sisi teknologi,

misalnya, pemilihan bahan sebaiknya menghindari adanya toksin atau racun dan diproduksi

tidak bertentangan dengan alam. Sebagai contoh, minimalkan penggunaan material kayu,

batu alam ataupun bahan bangunan yang mengandung racun seperti asbeston.

Sedangkan dari sisi penggunaan, pemilihan material yang ramah lingkungan misalnya

menggunakan lampu hemat energi seperti lampu LED yang rendah konsumsi listrik, semen

instan yang praktis dan efisien, atau pun memilih keran yang memakai tap yang hanya

mengeluarkan air dalam volume tertentu.

Page

10

Pemanfaatan Material Reused pada

Hunian

Dengan kreativitas, material reused bisa diaplikasikan pada hunian. Material bekas

yang unik justru bisa membuat hunian

memiliki nilai seni yang tinggi. Bahan material

memang menjadi hal paling penting dalam

membangun sebuah hunian. Termasuk saat

kita memilih material apa yang akan kita

gunakan. Tak hanya dari segi estetis yang

dipertimbangkan, kekuatan serta ketahanan

material patut untuk diperhatikan demi

mencapai suatu hunian yang cantik dan menarik.

Material reused (daur ulang) bisa dikatakan sebagai material bekas bangunan lain

atau material dari benda/barang dengan kegunaan lain yang bisa digunakan kembali sebagai

material bangunan.

Kendati demikian, beberapa dari material bekas yang masih bisa dipakai sebagai

bahan bangunan relatif besar. Misalnya material kayu, kayu dari atap, kusen pintu dan

jendela dengan kacanya, genting bongkaran, material bongkaran yaitu bata dan tembok

yang dirobohkan dari rumah lama, kayu dari bekas peti kemas, kontainer baja bekas

pengangkutan barang, besi bongkaran struktur atau konstruksi bangunan lain, misalnya

bekas pabrik, paving block bekas.

Untuk mengaplikasikan material reused ke dalam sebuah bangunan baru memang

bukan perkara mudah. Penghuni dituntut untuk lebih teliti. Dalam arti, dari segi kekuatan

material reused masih terjamin. Hal tersebut dibenarkan Probo. Menurutnya, si penghuni

Page

11

harus mengetahui apakah material tersebut kuat atau tidak, rapuh atau tidak. Sekiranya

tidak bisa digunakan karena kualitas bahan sudah menurun drastis, maka tidak disarankan

menggunakan material tersebut.

Beberapa jenis bahan bangunan reused yang kadang memiliki kualitas tinggi, yaitu

kusen kayu jati, paving block, dan sebagainya. Beberapa hal lain yang perlu untuk

diperhatikan adalah fungsi dari material tersebut. Misalnya, dalam mempergunakan

material reused, tentunya si pengguna perlu memperhatikan fungsi dari material yang akan

dia gunakan. Maksudnya, apakah bisa difungsikan sebagai material dengan fungsi struktural

atau hanya bahan material pengisi bangunan. Hal lain yang tidak kalah penting untuk

diperhatikan, ialah perincian bagian desain yang dapat mempergunakan material ini.

Page

12

PEMILIHAN MATERIAL BAHAN BANGUNAN

RAMAH LINGKUNGAN

Penggunaan material lokal justru akan lebih menghemat biaya (biaya produksi,

angkutan). Kreativitas desain sangat dibutuhkan untuk menghasilkan bangunan berbahan

lokal menjadi lebih menarik, keunikan khas lokal, dan mudah diganti dan diperoleh dari

tempat sekitar. Perpaduan material batu kali atau batu bata untuk fondasi dan dinding,

dinding dari kayu atau gedeg modern (bambu), atap genteng, dan lantai teraso tidak kalah

bagus dengan bangunan berdinding beton dan kaca, rangka dan atap baja, serta lantai

keramik, marmer, atau granit. Motif dan ornamen lokal pada dekoratif bangunan juga

memberikan nilai tambah tersendiri.

Pemanfaatan material bekas atau sisa untuk bahan renovasi bangunan juga dapat

menghasilkan bangunan yang indah dan fungsional. Kusen, daun pintu atau jendela, kaca,

teraso, hingga tangga dan pagar besi bekas masih bisa dirapikan, diberi sentuhan baru, dan

dipakai ulang yang dapat memberikan suasana baru pada bangunan. Lebih murah dan tetap

kuat.

Material ramah lingkungan memiliki kriteria sebagai berikut;

a. tidak beracun, sebelum maupun sesudah digunakan

b. dalam proses pembuatannya tidak memproduksi zat-zat berbahaya bagi lingkungan

c. dapat menghubungkan kita dengan alam, dalam arti kita makin dekat dengan alam karena

kesan alami dari material tersebut (misalnya bata mengingatkan kita pada tanah, kayu pada

pepohonan)

d. bisa didapatkan dengan mudah dan dekat (tidak memerlukan ongkos atau proses

memindahkan yang besar, karena menghemat energi BBM untuk memindahkan material

tersebut ke lokasi pembangunan)

e. bahan material yang dapat terurai dengan mudah secara alami

Page

13

Material yang ramah lingkungan menurut kriteria diatas misalnya; batu bata, semen,

batu alam, keramik lokal, kayu, dan sebagainya. Ramah lingkungan atau tidaknya material

bisa diukur dari kriteria tersebut atau dari salah satu kriteria saja, seperti kayu yang makin

sulit didapat, tapi bila dipakai dengan hemat dan benar bisa membuat kita merasa makin

dekat dengan alam karena mengingatkan kita pada tumbuh-tumbuhan.

Semen, keramik, batu bata, aluminium, kaca, dan baja sebagai bahan baku utama

dalam pembuatan sebuah bangunan berperan penting dalam mewujudkan konsep

bangunan ramah lingkungan.

Untuk kerangka bangunan utama dan atap, kini material kayu sudah mulai

digantikan material baja ringan. Isu penebangan liar (illegal logging) akibat pembabatan

kayu hutan yang tak terkendali menempatkan bangunan berbahan kayu mulai berkurang

sebagai wujud kepedulian dan keprihatinan terhadap penebangan kayu dan kelestarian

bumi. Peran kayu pun perlahan mulai digantikan oleh baja ringan dan aluminium.

Baja ringan dapat dipilih berdasarkan beberapa tingkatan kualitas tergantung dari

bahan bakunya. Rangka atap dan bangunan dari baja memiliki keunggulan lebih kuat,

antikarat, antikeropos, antirayap, lentur, mudah dipasang, dan lebih ringan sehingga tidak

membebani konstruksi dan fondasi, serta dapat dipasang dengan perhitungan desain

arsitektur dan kalkulasi teknik sipil.

Kusen jendela dan pintu juga sudah mulai menggunakan bahan aluminium sebagai

generasi bahan bangunan masa datang. Aluminium memiliki keunggulan dapat didaur ulang

(digunakan ulang), bebas racun dan zat pemicu kanker, bebas perawatan dan praktis (sesuai

gaya hidup modern), dengan desain insulasi khusus mengurangi transmisi panas dan bising

(hemat energi, hemat biaya), lebih kuat, tahan lama, antikarat, tidak perlu diganti sama

sekali hanya karet pengganjal saja, tersedia beragam warna, bentuk, dan ukuran dengan

tekstur variasi (klasik, kayu).

Bahan dinding dipilih yang mampu menyerap panas matahari dengan baik. Batu bata

alami atau fabrikasi batu bata ringan (campuran pasir, kapur, semen, dan bahan lain)

Page

14

memiliki karakteristik tahan api, kuat terhadap tekanan tinggi, daya serap air rendah, kedap

suara, dan menyerap panas matahari secara signifikan.

Kehalusan permukaan dan warna bahan bangunan sangat menentukan iklim mikro

di sekitar bangunan, warna cerah dan permukaan licin adalah pemantul sinar matahari yang

baik dan menaikkan suhu sekitar. Warna gelap dan permukaan kasar akan membantu

meredam dan menyerap sinar dan panas matahari. Bahan bangunan berpori mudah

meluncurkan panas dan meluncurkannya kembali jika suhu udara disekitarnya menurun.

Sangat bijaksana jika memanfaatkan bahan-bahan bangunan alami seperti aslinya untuk

pelapis dinding dan lantai luar.

Di samping itu diperlukan teknik insulasi yang baik untuk meredam pancaran panas

genteng ke ruang di bawahnya (kasur ijuk sangat baik sebagai isolasi atap di bawah genteng

daripada nylon wool). Dalam ruang atap yang tertutup rapat, terjadi udara yang lebih panas

dari sinar matahari atau suhu udara luar. Panas pada ruang atap akan dipancarkan ke bawah

ke langit-langit dan dipancarkan lagi ke ruang fungsional di bawahnya.

Dalam hal sanitasi, septic tank dengan penyaring biologis (biological filter septic

tank) berbahan fiberglass dirancang dengan teknologi khusus untuk tidak mencemari

lingkungan, memiliki sistem penguraian secara bertahap, dilengkapi dengan sistem

desinfektan, hemat lahan, antibocor atau tidak rembes, tahan korosi, pemasangan mudah

dan cepat, serta tidak membutuhkan perawatan khusus.

Kotoran diproses penguraian secara biologis dan filterisasi secara bertahap melalui

tiga kompartemen. Media kontak yang dirancang khusus dan sistem desinfektan sarana

pencuci hama yang digunakan sesuai kebutuhan membuat buangan limbah kotoran tidak

menyebabkan pencemaran pada air tanah dan lingkungan.

Ikllim mikro di sekitar bangunan perlu dikendalikan dengan memanfaatkan tanaman

hijau yang berdaun gelap dan lebat. Sangat ideal jika 30% – 70% volume ruang lahan

bangunan terisi tanaman hijau dan 30% – 70% luasan permukkaan tanah tidak ditutupi

material keras.

Page

15

KLASIFIKASI MATERIAL BAHAN

BANGUNAN RAMAH LINGKUNGAN

Teknologi pabrikasi particle board dari bahan limbah bertujuan untuk mengurangi

jumlah limbah berbagai jenis limbah menjadi produk lain/ baru bernilai jual tingi seperti

Particle board, MDF, OSB dengan menggunakan satu mesin produksi yang sama, mereduksi

limbah sehingga ZERO, system yang ramah lingkungan.

Sangat tepat untuk mengatasi limbah industri pengolahan kayu berupa serbuk

gergaji, tatalan, serutan kayu, sawmill, industri furniture berupa potongan, serbuk dan debu

PB/ MDF, furniture bambu, daun sisa penyulingan kayu putih, debu tembakau industri

rokok, kulit buah kopi, coco peat limbah coco fiber, Batang dan pelepah sawit menjadi Block

Board papan sawit dan Particle board pelepah sawit. Limbah Industri kertas atau Paper

Sludge menjadi Particle board dan Wood Block sebagai pengganti papan dan balok kayu

untuk Pallet.

Regenerasi Alami Hardwood AS

Pengelolaan jangka panjang hutan hardwood AS untuk produksi kayu lestari

memberikan kontribusi yang signifikan pada penyimpanan karbon. Setiap tahun selama 50

tahun terakhir hutan hardwood AS menyimpan setara dengan 165 juta ton karbon dioksida

Batang dan pelepah sawit menjadi Block Board papan sawit dan Particle board

pelepah sawit.

Page

16

(tidak termasuk seluruh bahan yang dipanen). Ini cukup untuk membayar sekitar 14 % emisi

rumah tangga tahunan AS pada tahun 2006, atau 9 % emisi transportasi tahunan AS pada

tahun yang sama. Kontribusi langsung hutan hardwood Amerika pada penyimpanan karbon

ini tidak termasuk karbon yang disimpan dalam penyimpanan jangka panjang sebagai

komponen produk hardwood Amerika.

Hardwood Amerika sangat efisien energi. Proses mengubah kayu menjadi produk

bangunan yang dapat digunakan membutuhkan jauh lebih sedikit energi dibanding

kebanyakan bahan lain. Selanjutnya, kebanyakan energi yang diperlukan untuk

menghasilkan produk hardwood Amerika merupakan bio-energi. Penelitian tahun 2007

tentang 20 pabrik penggergajian kayu di kawasan Timur Laut Amerika Serikat mengungkap

bahwa 75 % energi yang diperlukan untuk membuat kayu kering dengan oven diambil dari

biomassa (seperti kulit pohon, serbuk gergaji dan serpihan kayu). Alhasil, jauh lebih sedikit

karbon dioksida yang diemisikan saat membuat kayu hardwood Amerika dibanding saat

membuat banyak bahan daur ulang.

Hasil utama penelitian di atas adalah penyusunan Deklarasi Produk Lingkungan

(Environmental Product Declarations/EPDs) untuk produk hardwood Amerika. EPD akan

menjadi alat yang penting untuk komunikasi data LCA yang spesifik produk kepada para

specifier dan pengguna akhir. EPD dirancang untuk memungkinkan perbandingan performa

lingkungan produk secara adil melalui pengadaan informasi yang terstruktur, berbasis ilmu

Page

17

pengetahuan dan terverifikasi. EPD yang menyediakan informasi di seluruh rantai pasok

produk, dirancang untuk bersikap netral dengan penilaian yang tidak berbasis nilai, dan

diharuskan untuk diverifikasi keakuratannya oleh pihak ketiga yang independen. Standar

internasional – ISO 14025 – telah disiapkan untuk menyediakan pedoman struktur dan isi

EPD.

Jadi apakah hardwood Amerika merupakan bahan bangunan yang paling ramah

lingkungan di bumi? Nah, sejatinya kita belum tahu. Kita masih harus menunggu hasil

penelitian PE International dan publikasi EPD yang lebih luas. Namun hardwood Amerika

merupakan salah satu calon utamanya – mengingat kemampuan unik mereka

menggabungan basis sumberdaya yang luas dan terus meluas, ekstraksi dengan intensitas

rendah, sifat penyimpanan karbon, emisi rendah selama pengolahan, performa yang kuat

dalam penggunaan, dan industri dengan komitmen yang tegas pada transparansi dan

performa lingkungan yang lebih baik.

Limbah Bubur Kertas Untuk Papan Beton

Kertas yang dipergunakan untuk sarana tulisan ini berbahan dasar pulp, serat tebu,

atau serat bambu, atau serat pohon pinus. Paper sludge atau bubur kertas berasal dari

limbah pengolahan serat pulp menjadi kertas, mengandung mineral seperti kaolinite dan

kalsium karbonat. Mineral tersebut berfungsi sebagai pelapis di permukaan kertas agar

halus. Besar kandungannya tergantung jenis kertas, pada umumnya 5 g/m2 – 20 g/m2

(Editing, 1985). PT. Adiprima Suraprinta dari Jawa Pos Group yang berkedudukan di Legundi

Gresik memproduksi kertas dari kertas bekas. Bahan baku diproses menjadi bubur kertas,

selanjutnya dipilah, warna putih diproses sebagai kertas, sedangkan limbah berwarna abu-

abu karena warna tinta dibuang. Jumlah limbah bubur kertas kira-kira 250 ton/hari.

Unsur-unsur yang terkandung dalam bubur kertas

disebutkan dalam Tabel 1. (Irawan B., 2006).

Tabel 1. Unsur dalam Bubur Kertas.

Page

18

Nama unsur Berat(gram) Satuan(ppm)

Plumbum, Pb 0,004339 17,356

Cadmium, Cd 0,000219 0,876

Chromium, Cr 0,002138 8,552

Zinc, Zn 0,0126635 50,654

Mercury , Hg 0,000008 0,032

Phospate, PO4 0,00001125 0,045

sumber: PT Adiprima Supraprinta (2006)

Bubur kertas (bk) tersusun atas 60% air dan sisanya berbentuk padat (Ishimoto,

2000). Selain itu, abu bubur kertas mengandung kaolinit dan kalsium karbonat. Pembakaran

pada suhu 1.223-1.373° K menghasilkan abu aluminium silikat amorf, jika bereaksi dengan

alkali akan mengkristal, berubah menjadi zeolit. Zeolit sebagai bahan microporous material

yang mampu memperkuat permukaan beton dari serangan asam dengan mensubstitusikan

10% dari semen.

Pemanfaatan limbah bubur kertas selama ini hanya dipakai sebagai urugan tanah di

lokasi pabrik, serta lokasi permukiman warga di sekitar pabrik di Legundi Gresik, demikian

juga halnya di Wisconsin (Naik, Tarun R. dan Kraus, Rudolph N., 2007,Kortnik Joze, 2007,

Garrett G. David, Principal P.G., dan Richardson G.N. & Associates, 2007) Tay, J.H. (1987)

memanfaatkan limbah bubur kertas untuk bahan bangunan bata. Kemudian dari limbah

sewage sludge ash untuk bahan bata telah dilakukan oleh Lin, D.F., dan Weng, C.H. (2001),

selanjutnya Rouf Abdur Md. dan Hossain Delwar Md. (2006) menyatakan bahwa bata dari

lumpur arsenic-iron memiliki kekuatan tekan 20-80% dari kekuatan normal yaitu 800

kg/cm2, dan berdasarkan toxicity characteristic leaching procedure (TCLP) tes dinyatakan

bahwa kandungan arsenik dalam bata tergolong belum membahayakan.

Page

19

Lumpur dari kolam pengolahan limbah copper slag dan limbah lempung terowongan

dapat dijadikan agregat beton yang ringan (50% dari berat normal). Kuat tekan beton

dengan agregat tersebut antara 31,0 dan 38,5 N/mm2, besar konsentrasi unsur beracun

masih di bawah standar World Health Organization (Tay, J.H. Show, K.Y. dan Hong, S.Y.,

2002). Kuat tekan mortar dengan bubur limbah phosphate semen dan abu terbang 95% dari

kontrol (Pinarli Vedat, Karaca Gizem, Garay Salihoglu, Salihoglu Nezih Kamil, ----). Tarun R.

Naik, dan Thomas S. Fribergb dan Yoon-moon Chuna (2003) mencampurkan limbah serat

bubur kertas dalam campuran beton menghasilkan kuat tarik dan kuat tekan yang lebih

tinggi dari beton normal.

Kemudian Wajima Takaaki, et.al.(2004) mengatakan bahwa paper sludge setelah

dibakar mengandung unsur Ca dalam jumlah tinggi dalam bentuk anorthite (CaAl2Si2O8)

dan gehlenite (Ca2Al2SiO7), unsur tersebut dapat meningkatkan kekuatan mekanik beton.

Gallardo Ronaldo S., dan Adajar Mary Ann Q. (2006) mengungkapkan bahwa penggantian

bubur kertas 5-10% memperbaiki karakteristik beton.

METODE PEMBUATAN

Perbandingan bahan papan dalam berat (kg) terdiri atas campuran untuk papan

tanpa bubur kertas (papan kontrol) yaitu:

(a) 1 semen (sm) : 3 pasir (ps) : 0 limbah bubur kertas (bk) : 3 kerikil (kr) : 0,7 air.

Perbandingan ini menyesuaikan komposisi papan beton yang telah diproduksi UD. Wijaya di

Driyorejo Gresik. Perbandingan berikutnya dengan penggantian sejumlah pasir oleh bubur

kertas (replacement), nilai sm, kr, dan air sama dengan nilai perbandingan papan kontrol.

Penambahan bubur kertas sebagai pengganti sebagian pasir dalam campuran

dilakukan dengan merendamnya dalam air lebih dahulu, selanjutnya bongkahan bubur

kertas diaduk sampai butiranbutiran bergradasi sama seperti bubur, kemudian diangin-

anginkan selama 3 jam, agar kondisi bubur kertas jenuh kering muka (saturated surface

dryssd).

Dengan demikian diharapkan air dalam campuran sebesar 0,7 dari berat semen tidak

diserap oleh butiran bubur kertas. Tahap berikutnya kerikil dan pasir yang sudah tercuci dan

saturated surface dry dimasukkan ke dalam ruang campur, diikuti oleh semen dan air.

Page

20

Selanjutnya mesin pencampur yang digerak oleh motor listrik dijalankan selama 8 menit,

sehingga adukan homogen. Penuangan beton segar ke dalam cetakan ukuran panjang 200

mm lebar 100 mm dan tebal 50 mm, kemudian didiamkan selama 24 jam.

Dimensi spesimen berukuran 200x100x50 mm3. Ada 13 jenis campuran, setiap

campuran terdiri atas 11 papan beton, jadi jumlah papan keseluruhan 143 buah. Setelah

papan beton dilepas dari cetakan, direndam dalam air selama 3 hari, tanpa mengukur pH

air. Selanjutnya benda uji diangkat dari rendaman, diletakkan dalam ruang terlindung dari

sinar matahari. Penyiraman dengan air pada papan dilakukan pada pagi dan sore hari

sampai dengan umur 28 hari.

Pemeriksaan pada material limbah bubur kertas adalah berat jenis, modulus

kehalusan butir, dan penyerapan air. Kemudian pengujian yang dilakukan pada papan yaitu:

pengamatan ukuran (visual), penyerapan air, berat per volume, rembesan air, serta kuat

lentur.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berat Jenis dan Modulus Kehalusan Butir Bubur Kertas

Pemeriksaan berat jenis bubur kertas dalam keadaan jenuh kering permukaan

menunjukkan hasil sebesar 1,24 gram/cm3, sedangkan dalam keadaan kering oven sebesar

0,47 gram/cm3. Analisis ayakan bubur kertas yang diambil dari tempat penampungan pabrik

dalam kondisi basah, menunjukkan bahwa modulus kehalusan butir sebesar 3,98. Jumlah

terbanyak dari butiran tertinggal di ayakan sebesar 74,69% dari keseluruhan berat

berdiameter lebih dari 19,0 mm.

Penggumpalan antar butiran bubur kertas dalam susunan ayakan terjadi karena

getaran motor listrik yang menggerakkan ayakan mempengaruhi butiran-butiran pada

kondisi basah saling menempel dan melekat. Kadar air rata-rata bubur kertas dari 3 bentuk

spesimen 66,03%, 67,7%, dan 64,06% dari kubus a 5cm x 5cm x 5cm, kubus b 15cm x 15cm x

15cm, dan silinder diameter 15 cm dan tinggi 30 cm (d15, t30). Penyerapan air rata-rata

hingga 65,35% menandakan bahwa bubur kertas memiliki sifat menyerap air. Nilai rata-rata

tersebut lebih tinggi 6,535 % dari pada kadar air bubur kertas oleh Ishimoto (2000). Salah

satu penyebabnya adalah karakteristik bubur kertas yang berbeda. Atau bisa jadi sama yaitu

Page

21

sama-sama dihasilkan dari limbah produksi kertas yang berbahan baku kertas bekas, tetapi

kandungan unsur dan besar butiran berbeda.

Pengamatan Visual Papan

Pengamatan visual papan beton 20 x 10 x 5 cm3 tanpa dan dengan bubur kertas

pada umur 32 hari, menunjukkan bahwa permukaan papan rata, rusukrusuk relatif tajam

dan siku, tidak retak. Permukaan papan beton dengan perbandingan berat pasir dan bubur

kertas 1,25: 1,75, sampai dengan jumlah bubur kertas maksimum dan pasir minimum (0 ps:3

bubur kertas) tampak butiran bubur kertas yang timbul ke permukaan papan. Warna papan

beton abu-abu, sedangkan warna lebih tua tampak pada papan beton kontrol.

Ukuran papan beton menyusut pada campuran dengan 0ps:3bubur kertas yaitu

19,98x9,92x4,94cm3, meskipun dimensi menyusut tetapi tidak lebih dari 1%. Sesuai dengan

Standar Industri Indonesia SII 0797-83 menyatakan bahwa toleransi panjang, lebar,dan tebal

berturut-turut 5 mm, 5 mm, 1,0 mm.

Bubur kertas yang diambil dari tempat pembuangan limbah di pabrik setelah dicetak

dalam silinder baja diameter 15 cm tinggi 30 cm dalam ruang terlindung matahari selama

1x24 jam, ternyata belum mampu berdiri tegak seperti layaknya silinder beton. Hal ini

disebabkan kandungan air dalam massa bubur kertas dalam silinder baja masih tinggi, dan

ikatan antar butiran lebih kecil dari berat butiran. Setelah 4x24jam dalam cetakan silinder,

bubur kertas berbentuk silinder dapat berdiri dengan tinggi 29,41cm. Permukaan silinder

bubur kertas relatif lebih keras, kandungan air berkurang.

Pengukuran pada 3 silinder bubur kertas umur 210 hari, menunjukkan, nilai rata-rata

tinggi berkurang 13,2%, diameter berkurang 6,7%, volume berkurang 24,33%, dan berat

berkurang 66,895% dari semula. Posisi silinder tampak sudah tidak vertikal, ada bagian yang

masuk ke dalam seperti lekuk pinggang, demikian juga permukaan alas bawah dan atas tidak

rata. Selain itu bau silinder bubur kertas sangat menusuk hidung (tidak sedap). Pada

beberapa bagian permukaan silinder setelah 2 x 7 hari mulai ditumbuhi jamur yang

berwarna biru gelap hampir hitam.

Penyerapan Air Papan

Page

22

Sumbu ordinat pada gambar di bawah sengaja diletakkan di sisi atas dengan tujuan

untuk memberikan dan memudahkan dalam penilaian, sifat “dapat dipakai

(menguntungkan)” jika arah kurva naik kekanan, sebaliknya tidak menguntungkan jika arah

kurva turun kekanan.

Papan beton dengan campuran bubur kertas mempunyai daya resap air yang tinggi,

bila dibandingkan papan beton tanpa campuran bubur kertas (kontrol). Pemeriksaan kadar

air dilakukan pada umur benda uji 39 hari. Penyerapan air 5,59 % ditunjukkan oleh papan

beton kontrol. Nilai penyerapan air papan beton dengan perbandingan ps dan bubur kertas

91,67%:8,33%, dan 83,33%:16,67% menjadi 1,6, dan 2,3 dari nilai kontrol. Ketiga jenis

campuran papan tersebut telah memenuhi SII 0797-83, yang menyebutkan bahwa kadar air

maksimal 14 %. Seterusnya nilai penyerapan air bertambah besar yaitu 2,97; 6,68; 7,23; dan

9,18 dari kontrol, pada perbandingan ps dan bubur kertas 75%:25%, 50%:50%, 25%:75%,

dan 0%:100%.

Kini semakin banyak penambahan bubur kertas yang dicampurkan pada pembuatan

papan beton, mempertinggi nilai penyerapan air. Kenaikan tersebut dikarenakan bubur

kertas menyerap air.

Selama papan tidak dalam proses perawatan yaitu 39-28=11 hari, terjadi penguapan

air yang belum terikat secara kimia dalam papan beton. Lapisan CSH yang keras terbentuk

oleh ikatan semen, air, dan agregat, belum mampu melindungi seluruh butiran bubur kertas

dalam kesatuan bentuk papan (Neville, 1982). Hal ini telah ditegaskan oleh Ishimoto (2000)

bahwa bubur kertas terdiri atas 40% padat dan 60% air.

Papan beton yang mengandung bubur kertas memiliki berat yang relatif lebih ringan,

karena massa yang porus mudah menyerap air. Air yang terikat secara fisik dalam massa

bubur kertas lambat laun menguap akibat panas sekitar, sehingga terbentuk rongga. Rongga

dalam massa papan membentuk kepadatan berkurang. Jika kepadatan berkurang, maka

kekuatan papan juga menurun.

Page

23

Dengan kata lain boleh juga dikatakan kerapatan massa relatif kecil (meskipun belum

dilakukan pemeriksaan dengan alat yang sesuai). Kepadatan massa papan semakin

berkurang, yang disebabkan oleh substitusi bubur kertas atas pasir yang semakin banyak,

berkorelasi dengan penurunan sifat mekanik beton seperti, kuat tekan, kuat tarik, kuat

lentur beton (Nawy, 1986).

SIMPULAN

Butiran bubur kertas memiliki berat jenis relatif lebih ringan daripada pasir, tetapi

bergradasi hampir sama dengan butiran agregat kasar. Papan berbahan butiran bubur

kertas memiliki berat yang relatif ringan.

Bubur kertas memiliki sifat menyerap air. Sifat ini kurang menguntungkan pada

campuran papan beton, karena papan yang berbahan substitusi bubur kertas banyak sangat

peka terhadap temperatur sekitar, air dalam papan mudah menguap. Air yang diperlukan

oleh semen untuk bereaksi membentuk kalsium silikat hidrat bisa jadi berkurang, sehingga

sifat keras terkurangi (Neville, 1982; Besari, 2007).

Papan beton dengan perbandingan berat pasir dan bubur kertas 2,75:1,25 dan

2,5:1,5 memenuhi SII 0797-83, karena kadar air papan maksimal adalah 14 %. Tetapi

berdasarkan nilai kerapatan dan kuat lentur, maka tidak satupun papan beton dengan bubur

kertas sebagai bahan pengganti pasir yang memenuhi standar SII 0797-83.

Material bubur kertas memiliki sifat kembang susut yang relatif tinggi daripada

bahan beton seperti pasir dan kerikil. Sifat kembang dan susut yang tinggi pada massa

Uji lentur papan

Page

24

komposit seperti papan beton dengan penggantian pasir oleh sejumlah bubur kertas

memicu timbulnya retak.

Pemakaian bubur kertas dalam papan berbahan beton diperlukan bahan lain untuk

melindungi permukaan papan, agar tidak terjadi penguapan yang berlebihan.

Pemanfaatan Limbah Agro

GENTENG SEJUK

Genteng semen ijuk adalah genteng beton yang dibuat dengan campuran pasir,

semen dan ijuk sebagai bahan pengisi.

Manfaat

Page

25

Menunjang program pembangunan RS/RSS dan Rusun

Menciptakan lapangan kerja

Digunakan sebagai penutup atap

Spesifikasi Teknis

Bahan baku : semen + ijuk +

pasir

Ukuran : 38 x 23 1.2 cm

Berat : 2.5 kg/bh

Beban

Lentur

: 80 kg/cm2

PANEL SERAT TEBU

Pengembangan bahan bangunan dari limbah tebu menjadi papan serat tebu

Manfaat

Menunjang program pembangunan RS/RSS dan Rusun

Mengurangi pencemaran lingkungan

Menciptakan lapangan kerja

Digunakan untuk langit-langit dan dinding partisi non-struktural

Spesifikasi Teknis

Bahan

baku

:

ampas tebu +

semen

Ukuran

: 240 x 60 x 2.5 cm

Page

26

Kuat

Lentur

: 40 - 50 kg/cm2

PANEL SEKAM PADI

Salah satu pengembangan bahan bangunan dari limbah sekam padi menjadi Papan

Sekam Padi

Manfaat

Menunjang program pembangunan RS/RSS dan Rusun

Mengurangi pencernaran lingkungan

Menciptakan lapangan kerja

Digunakan untuk langit-langit dan dinding partisi non-strukutral

Proses Pembuatan

Sekam padi direndam dalam air atau dapat langsung digiling, dicampur dengan

semen,dicetak dengan alat manual. Proporsi campuran = 1 semen : 4 sekam padi atau

maksimum 20%

SAWIT BLOCK

Pengembangan bahan bangunan dari limbah SAWIT menjadi Conblock.

Manfaat

Menunjang program pembangunan RS/RSS dan Rusun

Mengurangi pencemaran lingkungan

Menciptakan lapangan kerja

Digunakan untuk dinding partisi non-struktural

Page

27

Spesifikasi Teknis

Komposisi

camp.

:

1 PC : 6 Agregat ( 20% Limbah + 80%

Pasir)

Ukuran

: 8 x 20 x 40 cm

Kuat Lentur

: 25 kg - 35 kg / cm2

Kertas Bekas (Papercrate) Sebagai Bahan Dinding

Kertas bekas yang dimaksud disini adalah berupa kertas yang mempunyai tekstur

kasar seperti kertas Koran atau kardus, yang dihancurkan menjadi semacam bubur kertas

dan diolah lagi menjadi bata kertas agar dapat digunakan untuk penggunaan lebih lanjut

sebagai material bahan bangunan.

SPESIFIKASI KERTAS BEKAS (PAPERCRATE)

· Mempunyai massa dan berat yang sangat ringan

· Bersifat lembek, sehingga mudah dibentuk

· Cukup kuat dalam menahan gaya vertikal

Page

28

· Mempunyai bentuk yang ramping, sehingga memudahkan dalam pengemasan dan

distribusinya

· Tidak mengandung racun, karena tidak menggunakan cairan kimia yang berbahaya.

PENGOLAHAN KERTAS BEKAS (PAPERCRATE)

Kertas bekas khususnya yang berbahan Koran (mempunyai serat yang kasar)

kemudian di campurkan dengan air dan semen dengan kisaran perbandingan antara

kertas:air:semen adalah 6:2:2. Setelah tercampur, bubur kertas tersebut dicetak sesuai

keinginan (biasanya dicetak dalam bentuk ukuran batu bata), kemudian dikeringkan

sehingga menjadi sebuah “bata” yang terbuat dari kertas dan siap digunakan.

Bahan kertas sudah dapat dipastikan ramah lingkungan karena dapat mengurangi

pembuangan sampah kertas dan juga meningkatkan kualitas dan kuantitas daur ulang kertas

menjadi sebuah bahan dinding.

Dinding papaercrate tetap dapat memiliki bukaan yang lebar

PENERAPAN KERTAS BEKAS

Page

29

Kertas bekas yang sering kita temui sehari – hari dapat diolah menjadi berbagai

macam kerajinan tangan ataupun ornamen – ornamen. Namun, dengan teknologi rekayasa

yang tepat maka kertas ini dapat digunakan sebagai bahan dasar pembuatan dinding

bangunan, tetapi tentunya untuk skala bangunan kecil atau bangunan berlantai 1. Secara

teknis, bahan kertas akan mudah menyerap dan mengeluarkan panas di dalam ruangan dan

juga mampu meredam kebisingan. Namun, bahan kertas ini tidak cocok digunakan di ruang

luar atau ruang – ruang yang sering terkena air karena akan merusak kompisisi campuran

(semen, air, dan kertas) dari dinding kertas tersebut, meskipun dalam penerapannya,

dinding kertas ini biasanya sudah dilapisi semen atau diplester bagian terluarnya.

PEMASANGAN KERTAS BEKAS (PAPERCRATE) PADA DINDING

1. “Bata” dari kertas bekas yang sudah siap digunakan di pasang selayaknya memasang batu

bata pada dinding – dinding konvensional seperti biasa.

2. Kemudian, bata kertas tersebut direkatkan dengan menggunakan campuran semen dan

air, tetapi dengan perbandingan semen yang lebih rendah, yaitu perbandingan semen:air

adalah 2:6.

3 . Sebelum diberi finishing seperti plester atau acian, dinding kertas dikeringkan dan

didiamkan pada suhu lebih dari 30 derajat celcius selama satu hari penuh.

Rumah yang dindingnya terbuat dari bahan pepercrate

Page

30

Pada saat pengolahan kertas bekas ini (atau biasa disebut dengan papercrate) kertas

yang digunakan adalah kertas dengan serat kasar seperti kertas koran, karena kertas dengan

serat yang kasar akan mempunyai kekuatan mereka yang baik dibandigkan dengan kertas

biasa. Secara teknis kertas ini lebih optimal dalam menyerap panas pada siang hari yang

kemudian dilepas kembali pada malam hari. Sehingga penggunaan pendingin ruangan pada

siang hari dapat berkurang. Selain itu, dengan menggunakan dinding kertas ekas ini maka

secara tidak langsung kita juga membantu mengurangi sampah–sampah kertas sehingga

bahan ini dapat dikatakan ramah lingkungan.

Proses pemasangan papercrate pada dinding

KELEBIHAN PENERAPAN KERTAS BEKAS (PAPERCRATE) PADA DINDING

Mampu menyerap panas

Meredam suara / kebisingan

Tidak mengandung racun

Biaya produksi murah

Daya kering yang cepat

Page

31

Penggunaan semen yang sedikit.

KEKURANGAN PENERAPAN KERTAS BEKAS (PAPERCRATE) PADA DINDING

Tidak tahan lama terhadap air, apabila dinding jenis ini sering terkena atau dialiri air,

maka komposisi didalamnya akan rusak dan dinding akan menjadi lemah serta

mudah roboh .

Butuh waktu yang relatif lama untuk mempersiapkan papercrate ini hingga dapat

digunakan sebagai material bangunan.

Linoleum: Bahan Pelapis Lantai Ramah Lingkungan

Page

32

Bahannya elastis, tersusun dari material anorganik dan organik. Pilihan warna dan

ragam yang banyak memberi keuntungan untuk desain-desain masa kini. Bahan pelapis

lantai ini populer di Eropa. Banyak pilihan warna dan desainnya. Produk ini bisa menjadi

alternatif bahan untuk lantai rumah kita, lantai area komersial, bahkan rumah sakit karena

mudah dipasang, dirawat, dan dibersihkan. Untuk memasangnya hanya butuh permukaan

rata seperti lantai semen, lalu diberi perekat khusus. Kalau mau afdol, perekatnya juga pakai

yang ramah lingkungan.

Sebagai bahan lantai, jika tak lagi dibutuhkan, Linoleum mudah diurai kembali oleh

tanah, alias ramah lingkungan. Inilah yang menjadi salah satu kelebihannya. Standar Eropa

yang ketat tentang material ramah lingkungan membuat bahan ini dipergunakan sebagai

salah satu alternatif pilihan para desainer. Syarat yang ketat itu bisa dipenuhi oleh bahan

pelapis Linoleum ini. Ada satu hal penting juga yang menjadi keunggulan, yaitu daya

tahannya terhadap panas, dan tahan terhadap api lebih baik dari plastik dan kain.

Linoleum, bahan yang terbuat dari bahan alami yang terukur dan dihasilkan dari

sumber daya yang bisa diperbaharui. Terdapat setidaknya enam bahan utama, linseed oil,

rasin, woodfloor, limestone, pigment, jute . Linoleum pada produk lantai terbagi menjadi

tiga bentuk produk, yakni marmoleum yang menampilkan motif-motif warna dan corak

alami, artoleum yang menampilkan corak kayu, dan Walton yang menghasilkan corak-corak

yang memiliki tekstur.

Page

33

Linoleum yang mudah dibersihkan ini memiliki ketebalan kurang dari 5mm. Panjang

satu roll-nya bisa mencapai 32m dengan lebar sesuai kebutuhan.

Tempurung Kelapa Sebagai Bahan Lantai

Salah satu bagian pohon kelapa yang pada saat ini belum banyak digunakan adalah

tempurung kelapa (batok) kelapa. Tempurung kelapa yang banyak dijumpai di pasar-pasar

tradisional dari sisa pemecahan buah kelapa saat ini sebagian besar digunakan sebagai

bahan bakar. Sebenarnya, tempurung kelapa (atau sisa berupa pecahan-pecahan) dapat

ditingkatkan kualitasnya menjadi bahan yang lebih bermanfaat dibanding hanya sebagai

bahan bakar saja. Oleh karena itu melalui rekayasa yang tepat, maka tempurung kelapa

dapat dibentuk menjadi mozaik ubin bahan bangunan yang antik, unik, alami dan menarik

SPESIFIKASI TEMPURUNG KELAPA

Mempunyai bentuk asli berupa serat – serat serabut

Cukup empuk dan hangat

Bersifat sedikit tembus pandang sehingga terlihat pengisinya

Mampu menyerap panas

Cukup baik untuk aplikasi akustik (menyerap bunyi karena rongga pada serat)

Tahan air

Page

34

PENGOLAHAN TEMPURUNG KELAPA

Tempurung kelapa mempunyai serat yang kasar sehingga dalam proses pembuatannya

dapat menghasilkan sebuah proses yang solid dan kemudian untuk lapisan terluarnya

dihaluskan agar dapat digunakan sebagai tempat berpijak. Dalam pengolahan serat kelapa

tersebut, serat dibersihkan dan direbus di dalam campuran cairan kimia. Hasil rebusan

dituang ke dalam sebuah cetakan yang kemudian di press dan didinginkan beberapa hari.

Jika telah dingin dan kaku, bahan tempurung (serat) kelapa siap digunakan sebagai bahan

(material) lantai.

PENERAPAN TEMPURUNG KELAPA SEBAGAI LANTAI

Tempurung kelapa yang telah dibersihkan dari serabutnya (berwarna hitam mengkilat)

dapat dijadikan ornamen yang sangat menarik. Tidak hanya dapat digunakan sebagai

perabot rumah, tetapi dapat ditingkatkan sebagai ornamen lain. Tempurung kelapa juga

bisa digunakan untuk hiasan pada lantai parket, gasper, bingkai foto, tempat lampu, arang

balok dan talam.

Dengan menggunakan teknologi rekayasa yang tepat (telah dijelaskan diatas), maka serat –

serat dari tempurung kelapa ini dapat diolah sebagai bahan dasar lantai.

PEMASANGAN LANTAI TEMPURUNG KELAPA

1. Pada dasar tanah dibuat tulangan lantai seperti biasanya.

2. Lantai tempurung kelapa yang sudah jadi dalam bentuk lembaran, dipasang pada

tulangan tersebut.

3. Karena pada lembaran lantai tersebut sudah terdapat lock-nya, tidak perlu diberi nat

pada sela – sela lantai.

Page

35

4. Jika digunakan untuk ruang yang sering dilewati oleh pengguna, sebaiknya dibentuk

menjadi sebuah mozaik agar lebih indah.

KAJIAN PENERAPAN TEMPURUNG KELAPA PADA LANTAI

Tempurung kelapa mempunyai serat yang kasar sehingga dalam proses

pembuatannya dapat menghasilkan sebuah proses yang solid dan kemudian untuk lapisan

terluarnya dihaluskan agar dapat dipakai untuk tempat berpijak. Bahan ini dapat dikatakan

lebih efektif daripada lantai kayu maupun keramik karena lebih mudah didapatkan (banyak

terdapat pohon kelapa di Indonesia, dimana setiap pohon dapat menghasilkan banyak

tempurung kelapa) sehingga dapat menghemat biaya dan juga mengurangi beban energi

yang dikeluarkan untuk menghasilkan produk pabrikan tersebut.

Serat kelapa juga dapat menyerap panas dengan baik sehingga lantai dapat tetap

terasa hangat di malam hari (karena panas siang ditahan di dalam serat tempurung kelapa)

dan pada siang hari bahan ini menyerap panas ruangan sehingga dapat menurunkan suhu

ruangan.

Secara teknis, serat pada tempurung kelapa yang kasar dapat mencegah meresapnya

air ke dalam struktur lantai yang dapat mengakibatkan kerusakan pada struktur tersebut.

Jika telah dihaluskan, serat kelapa mempunyai lapisan yang cukup baik dalam memantulkan

cahaya dan juga dapat menyerap panas dengan baik sehingga lantai dapat tetap merasa

hangat di malam hari dan pada siang hari bahan ini menyerap panas ruangan sehingga

dapat menurunkan suhu ruangan.

KELEBIHAN PENERAPAN TEMPURUNG KELAPA PADA LANTAI

Tahan air dan jamur

Lebih lunak

Mampu memantulkan cahaya dengan baik

Page

36

Mampu menyerap panas ruangan dan melepaskannya lagi mengurangi penggunaan

pendingin ruangan di siang hari

KEKURANGAN PENERAPAN TEMPURUNG KELAPA PADA LANTAI

Cukup rumit dalam pembuatan lantai jenis ini

Onduvilla Atap Ramah Lingkungan

Onduvilla produk impor dari Prancis yang ramah lingkungan karena terbuat dari

bahan cellulosa fiber dan bitumen yang menghasilkan atap yang ringan dan berkualitas.

Onduvilla satu-satunya produk yang terbuat dari Cellulosa fiber yakni hasil daur ulang

material yang menggunakan proses berteknologi tinggi dan ditambah dengan bitumen

organik yang menghasilkan atap ramah lingkungan dan aman.

Onduvilla memiliki spesifikasi umum panjang 400 mm dan lebar 40 mm dengan

tinggi 40 mm, Karena terbuat dari cellulosa fiber, Onduvilla hanya memiliki berat 1,27 kg.

Page

37

Harga pasarannya dipatok Rp 55 ribu per keping. Onduvilla memiliki tiga bubungan dengan

ukuran panjang 90 cm dan lebar 50 cm yang tersedia dalam berbagai warna seperti merah,

hitam, coklat dan hijau. Pemasangan Onduvilla dapat dilakukan pada rangka kayu atau baja.

Selain Onduvilla, sebelumnya Onduline juga sudah memasarkan produk Onduline

yang diimpor dari Italia. Onduline produk yang juga ramah lingkungan berbentuk gelombang

seperti seng.

Aman dan Tidak Berisik

Onduvilla ringan kurang dari 4 kg/meter persegi

bebas dari asbes dan racun kimia lainnya

Meredam suara ketika hujan dan meredam panas ketika suhu naik sehingga

penghuni rumah merasa sejuk

Tahan terpaan angin sampai dengan kecepatan 192 km/h

Kuat, mudah dan efisien dalam transportasi

Banyak digunakan di gedung-gedung, rumah dan perkantoran

Bambu Sebagai Tulangan Dinding

Page

38

Bambu merupakan salah satu komoditas utama di Indonesia, yang biasanya

digunakan bahan untuk ornamen, kerajinan tangan, dan juga mebel. Namun, dengan

penerapan rekayasa – rekayasa ilmiah, bambu dapat berfungsi sebagai bahan dasar dan

utama dalam mendirikan sebuah bangunan.

SPESIFIKASI BAMBU

1. Mempunyai daya lentur yang tinggi

2. Tahan panas dan tidak mudah terbakar

3. Mempunyai ukuran yang berbeda – beda sehingga mampu disesuaikan dengan

kebutuhan

4. Tumbuh cepat, sehingga tidak mengganggu ekosistem lingkungan

5. Tidak mengandung racun, karena langsung diambil dari alam

PENGOLAHAN BAMBU

Sebelum digunakan sebagai bahan bangunan (khususnya untuk nbahan dasar konstruktif

atau structural) bambu sebelumya direndam dalam cairan kimia (campuran antara air dan

formalin) selama 14 hari sebagai cara untuk mengawetkan dan membuat bambu anti

serangga dan juga tahan lama.kemudian bambu dikeringkan di suhu yang cukup tinggi yaitu

>350 C untuk menghilangakan efek racun yang mungkin terdapat pada cairan kimia

tersebut.

Bambu dapat dikatakan hemat energi karena waktu serta biaya pemasangan (penerapan di

lapangan) yang relatif murah dan singkat dibanding dinding dengan bahan dasar beton

bertulang. Selain itu ketersediaan bambu di indonesia cukup melimpah dan ramah

lingkungan karena dapat di daur ulang, dan perawatannya relatif mudah.

Page

39

PENERAPAN BAMBU SEBAGAI DINDING

Bambu biasa kita lihat sebagai ornament yang ditempelkan pada dinding, dan biasa

digunakan sebagi dinding dengan menggunakan ikatan – ikatan pada ujung – ujungnya.

Namun kali ini yang akan dibahas adalah bambu sebagai pengganti dinding beton melalui

sebuah teknologi rekayasa.

PEMASANGAN DINDING BAMBU

1. Antara kolom dengan kolom diberi tulangan – tulangan besi seperti biasa

2. Masukkan bambu dengan diameter 10mm – 12mm kedalam tulangan tersebut

3. Kemudian tulangan tersebut di cor beton

Page

40

4. Dapat ditambahkan anyaman bambu terlebih dahulu di dalam cor - coran

5. Diplester / di aci sesuai keinginan atau diekspose begitu saja

KAJIAN PENERAPAN BAMBU PADA DINDING

Penggunaan bambu maupun anyaman bambu (gedhek) cukup familiar bagi kita, bisa

digunakan untuk dinding dalam maupun luar. Biasanya untuk anyaman bambu digunakan

bambu bagian kulitnya, sebab ia cukup kuat terhadap cuaca, dan teksturnya bagus (licin dan

mengkilap). Dengan kelenturan yang dimiliki bambu maka dinding rumah akan lebih tahan

terhadap gaya – gaya horizontal seperti angin, gempa, dan gaya – gaya horizontal lainnya.

Dengan adanya bambu didalam cor – coran beton, maka volume beton yang digunakan

akan berkurang dan menghemat biaya dan jumlah semen yang digunakan. Racun yang

mungin terdapat di dalam semen dapat terhalangi oleh adanya anyaman bambu.

Bambu mampu mengendalikan suhu lebih baik dibandingkan dengan beton leh karena itu

penggunaan bambu tanpa beton dapat lebih mengoptimalkan suhu didalam ruangan namun

tidak memiliki kekuatan sekuat bambu beton.

KELEBIHAN PENERAPAN BAMBU PADA DINDING

Mampu menstabilkan suhu

Meredam suara / kebisingan

Tidak mengandung racun

Mengurangi konsumsi semen

Page

41

Mampu menahan getaran gempa dengan baik

Menahan kerusakan (retak rambut) pada dinding

KEKURANGAN PENERAPAN BAMBU PADA DINDING

Bambu mempunyai ukuran yang tidak sama persis, sehingga kemungkinan kekuatan

di satu titik dan titik lainnya berbeda

Dalam pengolahannya (sebelum diaplikasikan) butuh waktu yang lama

Tidak mampu menahan beban vertical dengan baik

Dinginkan Atap, Sejukkan Bumi

Dr. Art Rosenfeld, ilmuwan dari Lawrence Berkeley National Laboratory menemukan

solusi untuk mengatasi panas tinggi yang selalu memanggang penduduk dan pengunjung

kota-kota di dunia saat musim panas.

Konsepnya berawal dari suhu permukaan. Pada dasarnya, permukaan yang gelap,

seperti aspal dan acuan semen menyerap radiasi cahaya matahari dalam jumlah besar. Jika

tidak ada bantuan efek pendinginan dari pepohonan yang teduh dan rindang, wilayah yang

ditutupi oleh aspal di perkotaan akan menjadi layaknya tempat penampungan dan

penyerapan panas raksasa.

Page

42

Akibatnya, saat tengah hari, suhu di perkotaan bisa mencapai 10 derajat lebih tinggi

dibanding wilayah-wilayah di sekitarnya. Fenomena ini oleh Dr Rosenfeld disebut dengan

“efek pulau panas atau heat island effect.”

Solusinya, menurut Dr. Rosenfeld bisa dimulai dari atap. Jika Anda mengecat atap

Anda dengan warna putih sebagai ganti warna hitam, sinar matahari akan dipantulkan

kembali ke angkasa, tidak disimpan di dalam bangunan. Hal itu karena permukaan berwarna

putih memiliki tingkat “albedo” (daya refleksi) yang lebih tinggi dibanding permukaan yang

berwarna hitam.

Masyarakat di wilayah Mediterania telah mengetahui konsep ini selama berabad-

abad. Hal ini bisa kita lihat dari desain kota-kota kuno di perbukitan Yunani. Saat ini, atap-

atap bangunan di wilayah perkotaan mewakili 20% dari total wilayah permukaan. Jika

semua atap di perkotaan berwarna putih, suhu di perkotaan bisa dikurangi hingga 1-1.5

derajat.

Bagi kota metropolis modern, memutihkan atap memiliki banyak manfaat. Pertama,

suhu permukaan yang lebih rendah akan membuat kota lebih nyaman dan aman untuk

ditinggali – baik di dalam ruangan maupun di lingkungan sekitar. Saat kota Chicago di AS

dilanda gelombang panas pada 1995, 739 orang meninggal dunia. Sebagian besar korban

berasal dari mereka yang tinggal di bangunan-bangunan yang beratap hitam.

Kedua, atap yang lebih dingin bisa mengurangi jumlah energi yang dibutuhkan untuk

mendinginkan ruangan. Dengan mengubah atap menjadi putih, pemilik gedung dan

penghuninya bisa menghemat biaya listrik hingga 15%.

Yang terakhir, atap yang lebih dingin bisa mengurangi efek perubahan iklim. Selain

secara langsung mengurangi emisi karbon melalui penghematan energi, efek “albedo” dari

atap putih bisa mencegah terperangkapnya panas yang akan meningkatkan efek rumah kaca

dan pemanasan global.

Penelitian Dr. Rosenfeld menemukan, jika seluruh atap bangunan di perkotaan dicat

warna putih, upaya itu akan bisa mengurangi emisi karbon sebesar 24 juta ton. Hal ini setara

dengan menyingkirkan 300 juta mobil dari jalanan setiap tahun selama 20 tahun!

Page

43

Nilai tambah lain proses pendinginan atap ini bisa dikombinasikan dengan sel-sel

energi dan pemanas bertenaga surya.

High Desert Government Center di California, telah menerapkan konsep ini sehingga

mampu memenuhi 70% kebutuhan energi gedung tersebut dari tenaga surya. Anda juga

bisa memanfaatkan atap sebagai lahan berkebun. Walau tidak memiliki efek pendinginan

sebesar atap yang berwarna putih namun konsep tersebut mampu mengurangi suhu

wilayah dan menjadi sumber bahan pangan bagi penduduk lokal.

Page

44

DAFTAR ISI

Daftar Isi

Trend Green Design ............................................................................... 2

Ramah Lingkungan = Hemat ........... ................................................................... 5

Pemanfaatan Material Reused ............................................................................... 10

pada hunian

Pemilihan Material Bahan Bangunan ............................................................................... 12

Ramah Lingkungan

Klasifikasi Material Bahan Bangunan ............................................................................... 15

Ramah Lingkungan

Daftar Pustaka ............................................................................... 44

Page

45

DAFTAR PUSTAKA

http://www.slideshare.net/Yourie/recycle-in-architecture. Recycle In Architecture.

http://puskim.pu.go.id/en/produk-litbang/teknologi-terapan/pemanfaatan-limbah-agro.

Pemanfaatan Limbah Agro.

http://puslit2.petra.ac.id/ejournal/index.php/mts/article/viewFile/17711/17625. Widjaja,

Andang. Limbah Bubur Kertas Untuk Papan Beton

http://anangsafroni.blogspot.com/2011/06/bambu-sebagai-tulangan-dinding.html. Bambu

Sebagai Tulangan Dinding.

http://www.hijauku.com/category/green-design. Green Design.

http://www.hijauku.com/2011/08/04/dinginkan-atap-sejukkan-bumi/. Dinginkan Atap

Sejukkan Bumi.

http://palembang.tribunnews.com/favicon.ico. Onduvilla Atap Ramah Lingkungan.

http://www.woodmagmagazine.com/biz-forum/hardwood-amerika-benarkah-ini-bahan-

bangunan-paling-ramah-lingkungan-di-bumi. Hardwood Amerika:Benarkah Ini Bahan

Bangunan Paling Ramah Lingkungan Di Bumi.

http://fariable.blogspot.com/2010/09/kertas-bekas-papercrate_4891.html. Kertas Bekas

(Papercrate)

Page

46

http://www.ideaonline.co.id/iDEA/Peralatan-dan-bahan-bangunan/Artikel/Bahan-

bangunan/Linoleum-Bahan-Pelapis-Lantai-Ramah-Lingkungan. Linoleum Bahan Pelapis

Lantai Rumah.

http://www.alpensteel.com/article/108-230-pemanasan-global/1661--pemilihan-material-

bangunan-yang-ramah-lingkungan.html. Pemilihan Material Bangunan Yang Ramah

Lingkungan.

http://lifestyle.okezone.com/read/2011/01/25/30/417594/manfaatkan-material-reused-

pada-hunian. Manfaatkan Material Reused Pada Hunian.

http://fariable.blogspot.com/2010/10/tempurung-kelapa-sebagai-bahan-lantai.html.

Tempurung Kelapa Sebagai Bahan Lantai.

http://www.hijauku.com/2011/01/27/top-10-green-building-trends-for-2011/. Top 10

Green Building Trends For 2011.