PENANGANAN PASIEN KRITIS

11
PENGENALAN PASIEN KRITIS Oleh: Janeva Septiana Sihombing, S.Ked Nur Eqbariah Baharuden, S.Ked Pembimbing: dr. Yusni Puspita, Sp.An

description

PPT

Transcript of PENANGANAN PASIEN KRITIS

PENANGANAN PASIEN KRITIS

PENGENALAN PASIEN KRITIS

Oleh:Janeva Septiana Sihombing, S.KedNur Eqbariah Baharuden, S.Ked

Pembimbing: dr. Yusni Puspita, Sp.AnDefinisi penyakit kritis:Penyakit kritis adalah proses penyakit yang menyebabkan ketidakstabilan fisiologis yang menyebabkan kecacatan atau kematian dalam beberapa menit atau jam .Kriteria Pasien Kritis

Untuk mengenali semua hal yang mengancam kehidupan dan melakukan terapi segera, kita harus bisa segera mengenali pasien yang kritis dengan cepat dan singkat. Pada banyak kasus, hal yang menyebabkan kondisi kritis pada pasien ini sudah jelas tetapi mungkin akan membantu bila kita ingat ABCBA:A: AirwayB: BreathingC: CirculationB: BrainA: Asses other injuries

Penilaian pertama membutuhkan beberapa saat saja:

Periksalah apakah jalan napas pasien lapangPeriksalah apakah pasien bernapas, jika tidak maka dibutuhkan pernapasan buatanPeriksalah denyut arteri besar (a. karotis/ a. femoralis) , jika ada kegagalan sirkulasi, mulailah untuk melakukan masase jantung eksterna segera.Nilailah fungsi otak pasien, perhatikan respon terhadap pembicaraan, stimulasi, rasa sakit dan refleksi pupil, ukuran dan bentuk pupilSecepatnya mencari trauma di tempat lain seperti pneumotoraks atau fraktur pelvis dan memperkirakan darah yang hilangManajemen pasien kritisPasien kritis harus ditatalaksana dengan cepat untuk mengelakkan kematian. Yang pertama adalah dengan memanggil bantuan. Sementara menunggu bantuan, denyut jantung, tekanan darah dan saturasi oksigen harus dimonitor dan resusitasi harus dilakukan.AirwayAirway harus dalam keadaan paten dan selamat, airway dengan obstruksi parsial terkait dengan penurunan kesadaran sangat sering dan ia memproduksi bunyi yang bising. Stridor menunjukkan bahwa ada obstruksi di laring, dan snoring terjadi karena terjadinya obstruksi lidah pada orofaring. Simple airway-opening manouver seperti chin-lift atau jaw thrust sangat membantu dalam menangani hal ini.BreathingVisual inspection sangat membantu dalam pernapasan. Adalah sangat penting untuk mengetahui bahwa takipnea adalah indicator sensitive untuk pasien kritis. (Kause et al, 2004). Pola pernafasan yang abnormal atau penurunan RR harus diobservasi. Hipoksemia berpotensi mematikan dan harus diatasi (Bateman dan Leach, 1998). Pada kebanyakan pasien , ini memerlukan bantuan O2 dengan tujuan memaksimalkan konsentrasi oksigen inspirasi (FiO2). FiO2 tergantung pada menit ventilasi dan laju alir oksigen. Seorang pasien dengan distress pernapasan mungkin memiliki menit ventilasi 30 liter / menit menggunakan simple mask dengan tingkat aliran oksigen 12 liter / menit hanya akan memberikan FiO2 sekitar 50%. Cara yang paling dapat diandalkan untuk mencapai FiO2 lebih tinggi adalah dengan menggunakan masker dengan reservoir bag (non-rebreathing bag) atau kantong anestesi dan masker. Catatan harus dibuat dari FiO2 dan saturasi oksigen. Pendekatan ini harus diubah ketika pasien memiliki gagal napas tipe II akibat penyakit obstruksi saluran napas kronisCirculation

Syok sirkulasi dikaitkan dengan kondisi mental yang berubah, lama pengisian kapiler, takikardia, hipotensi dan oligoanuria. Penting untuk diingat bahwa hipotensi mungkin adalah fase akhir shock. Selain itu tekanan darah normal dapat mewakili hipotensi pada pasien dengan riwayat hipertensi. Dua infuse harus cepat dimasukkan secara hati-hati. Biasanya vena pada fossa antecubital mudah diakses; darah untuk analisis laboratorium dapat diambil melalui jalur ini. Penyisipan kateter vena sentral hanya dilakukan jika akses perifer tidak berhasil. Jika curiga syok sirkulasi maka dilakukan tantangan cairan. Ini harus dilakukan yang cepat, contoh; selama 10-15 menit, dilakukan administrasi 250 ml kristaloid atau volume setara koloid (Antonelli et al, 2007). Disability and exposureMengamati respon pasien terhadap stimulus lisan atau nyeri dapat membantu menilai tingkat kesadaran dengan cepat. Pasien mungkin Alert, merespon hanya pada suara , merespon pada nyeri atau menjadi tidak responsif.

Kriteria pasien kritis masuk ICUPasien prioritas I (Satu)Kelompok ini merupakan pasien sakit kritis, tidak stabil yang memerlukan terapi intensif dan tertritasi seperti: dukungan/bantuan ventilasi dan alat bantu suportif organ/sistem yang lain, infus obat obat vasoaktif kontinyu, obat anti aritmia kontinyu, pengobatan kontinyu, pengobatan kontinyu tertitrasi dan lain lainnya.Pasien prioritas II (Dua)Pasien ini memerlukan pelayanan pemantauan canggih di ICU, sebab sangat beresiko bila tidak mendapatkan terapi intensif segera misalnya pemantauan intensif menggunakan pulmonary arterial catheter. Pasien prioritas III (Tiga) Pasein golongan ini adalah pasien sakit kritis yang tidak stabil status kesehatan sebelumnya, secara sendirian atau kombinasi. Kemungkinan sembuh dan atau manfaat terapi di icu pada golongan ini sangat kecilPengecualianDengan pertimbangan luar biasa dan atas persetujuan kepala ICU, indikasi masuk pada beberapa golongan pasien biasa dikecualikan, dengan catatan bahwa pasien pasien golongan ini sewaktu waktu harus bisa dikeluarkan dari ICU, agar fasilitas ICU yang terbatas dapat digunakan pasien prioritas I, II, dan IIIPasien yang tergolong demikian antara lain:Pasien yang memenuhi criteria masuk tetapi menolak terapi tunjangan hidup yang agresif dan hanya demi perawatan yang aman sajaPasien dalam keadaan vegetative permanenPasien yang telah dipastikan mengalami mati batang otak. Pasien pasien ini dimasukkan ke ICU untuk penunjangan fungsi organ hanya untuk kepentingan donor organ.