Penanganan Dan Perawatan Masa Nifas

24
Penanganan dan Perawatan Masa Nifas Masa nifas (puerperium) merupakan masa pembersihan rahim yang bermula saat partus selesai, dan berakhir setelah kira-kira 6 minggu atau 40 hari setelah melahirkan. Perawatan masa nifas dimaksudkan untuk mengembalikan alat-alat kandungan dan alat genetelia pulih kembali seperti sebelum ada kehamilan. Alat genetelia biasanya memerlukan waktu 3 bulan untuk bisa pulih kembali. Perawatan masa nifas sebenarnya dimulai sejak kala uri dengan menghindarkan adanya kemungkinan-kemungkinan perdarahan post partum dan infeksi. Apabila didapati ada perlukaan pada jalan lahir atau luka bekas episiotomi, lakukan penjahitan dan perawatan luka dengan sebaik-baiknya. Berikut merupakan beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penanganan dan perawatan masa nifas: PENANGANAN Kebersihan Diri Jaga kebersihan seluruh tubuh Bersihkan daerah kelamin dengan sabun dan air, membersihkan daerah di sekitar vulva terlebih dahulu, dari depan ke belakang, baru kemudian membersihkan daerah sekitar anus. Bersihkan vulva setiap kali selesai buang air kecil atau besar. Ganti pembalut atau kain pembalut setidaknya dua kali sehari. Kain dapat digunakan ulang jika telah dicuci dengan baik dan dikeringkan di bawah matahari atau disetrika. Cuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan sesudah membersihkan daerah kelamin. Jika ibu mempunyai luka episiotomi atau laserasi, hindari menyentuh luka. Istirahat

description

paper

Transcript of Penanganan Dan Perawatan Masa Nifas

Page 1: Penanganan Dan Perawatan Masa Nifas

Penanganan dan Perawatan Masa Nifas

Masa nifas (puerperium) merupakan masa pembersihan rahim yang bermula saat partus selesai, dan berakhir setelah kira-kira 6 minggu atau 40 hari setelah melahirkan. Perawatan masa nifas dimaksudkan untuk mengembalikan alat-alat kandungan dan alat genetelia pulih kembali seperti sebelum ada kehamilan. Alat genetelia biasanya memerlukan waktu 3 bulan untuk bisa pulih kembali. 

Perawatan masa nifas sebenarnya dimulai sejak kala uri dengan menghindarkan adanya kemungkinan-kemungkinan perdarahan post partum dan infeksi. Apabila didapati ada perlukaan pada jalan lahir atau luka bekas episiotomi, lakukan penjahitan dan perawatan luka dengan sebaik-baiknya. Berikut merupakan beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penanganan dan perawatan masa nifas:

PENANGANAN

Kebersihan Diri 

Jaga kebersihan seluruh tubuh

Bersihkan daerah kelamin dengan sabun dan air, membersihkan

daerah di sekitar vulva terlebih   dahulu, dari depan ke belakang,

baru kemudian membersihkan daerah sekitar anus. Bersihkan vulva

setiap kali selesai buang air kecil atau besar.

Ganti pembalut atau kain pembalut setidaknya dua kali sehari. Kain

dapat digunakan ulang jika telah dicuci dengan baik dan

dikeringkan di bawah matahari atau disetrika.

Cuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan sesudah

membersihkan daerah kelamin.

Jika ibu mempunyai luka episiotomi atau laserasi, hindari

menyentuh luka.

Istirahat 

Istirahat cukup untuk mencegah kelelahan yang berlebihan.

Kembali ke kegiatan-kegiatan rumah tangga secara perlahan-lahan

Tidur siang atau beristirahat selagi bayi tidur.

Kurang istirahat akan mempengaruhi ibu dalam beberapa hal : 

Page 2: Penanganan Dan Perawatan Masa Nifas

1. Mengurangi jumlah ASI yang diproduksi,

2. Memperlambat proses involusi uterus dan memperbanyak

perdarahan

3. Menyebabkan depresi dan ketidakmampuan untuk merawat bayi

dan dirinya sendiri

Latihan

   Latihan tertentu beberapa menit setiap hari sangat membantu selain

menguatkan otot perut dan panggul, juga dapat mengurangi rasa sakit

pada punggung. Bentuk latihannya seperti :

Dengan tidur terlentang dengan lengan di samping, menarik otot perut selagi menarik napas, tahan napas ke dalam dan angkat dagu ke dada; tahan satu hitungan sampai 5. Rileks dan ulangi sebanyak 10 kali;

Untuk memperkuat tonus otot jalan lahir dan dasar panggul (latihan Kegel) 

Berdiri dengan tungkai dirapatkan. Kencangkan otot-otot, pantat dan pinggul dan tahan sampai 5 hitungan. Kendurkan dan ulangi latihan sebanyak 5 kali.

Mulai dengan mengerjakan 5 kali latihan untuk setiap gerakan. Setiap

minggu naikkan jumlah latihan 5 kali lebih banyak. Pada minggu ke-6

setelah persalinan ibu harus mengerjakan setiap gerakan sebanyak 30

kali.

Gizi 

Ibu menyusui harus:

Mengonsumsi tambahan 500 kalori tiap hari.

Makan dengan diet seimbang untuk mendapatkan protein, mineral,

dan vitamin yang cukup.

Minum sedikitnya 3 liter air setiap hari (minum setiap kali

menyusui).

Pil zat besi diminum untuk menambah zat gizi setidaknya selama 40

hari pasca bersalin.

Menyusui

Page 3: Penanganan Dan Perawatan Masa Nifas

ASI mengandung semua bahan yang diperlukan bayi, mudah dicerna,

memberi perlindungan terhadap infeksi, selalu segar, bersih, dan siap

untuk minum.

Tanda ASI cukup 

Bayi kencing setidaknya 6 kali dalam 24 jam dan warnanya jernih

sampai kuning muda.

Bayi sering buang air besar berwarna kekuningan "berbiji."

Bayi tampak puas, sewaktu-waktu merasa lapar, bangun dan tidur

cukup. Bayi yang selalu tidur bukan pertanda baik.

Bayi setidaknya menyusu 10-12 kali dalam 24 jam.

Payudara ibu terasa lembut dan kosong setiap kali selesai

menyusui.

Ibu dapat merasakan rasa geli karena aliran ASI, setiap kali bayi

mulai menyusu.

Bayi bertambah berat badannya.

ASI tidak cukup

Bayi harus diberi ASI setiap kali ia merasa lapar (atau setidaknya 10-12

kali dalam 24 jam) dalam 2 minggu pascapersalinan. Jika bayi dibiarkan

tidur lebih dari 3-4 jam, atau bayi diberi jenis makanan lain, atau

payudara tidak dikosongkan dengan baik tiap kali menyusui, maka "pesan

hormonal" yang diterima otak ibu adalah untuk "menghasilkan susu lebih

sedikit".

Meningkatkan suplai ASI

Untuk bayi 

Menyusui bayi setiap 2 jam, siang dan malam hari dengan lama

menyusui 10-15 menit di setiap payudara.

Bangunkan bayi, lepaskan baju yang menyebabkan rasa gerah dan

duduklah selama menyusui.

Pastikan bayi menyusu dengan posisi menempel yang baik dan

dengarkan suara menelan yang aktif.

Page 4: Penanganan Dan Perawatan Masa Nifas

Susui bayi di tempat yang tenang dan nyaman dan minumlah setiap

kali selesai menyusui.

Tidurlah bersebelahan dengan bayi

Untuk ibu 

Ibu harus meningkatkan istirahat dan minum.

Perhatikan posisi penempelan saat menyusui.

Perawatan payudara 

Menjaga payudara tetap bersih dan kering, terutama putting susu.

Menggunakan bra yang menyokong payudara.

Apabila putting susu lecet oleskan kolostrum atau ASI yang keluar

pada sekitar putting susu  setiap kali selesai menyusui. Menyusui

tetap dilakukan dimulai dari putting susu yang tidak lecet.

Apabila lecet sangat berat dapat diistirahatkan selama 24 jam. ASI

dikeluarkan dan diminumkan dengan menggunakan sendok.

Untuk menghilangkan nyeri ibu dapat minum paracetamol 1 tablet

setiap 4-6 jam.

Apabila payudara bengkak akibat pembendungan ASI, lakukan :  

1. Pengompresan payudara dengan menggunakan kain basah dan

hangat selama 5 menit.

2. Urut payudara dari arah pangkal menuju putting atau dengan arah

"Z" menuju putting.

3. Keluarkan ASI sebagian dari bagian depan payudara sehingga

puting susu menjadi lunak.

4. Susukan bayi setiap 2-3 jam. Apabila tidak dapat menghisap seluruh

ASI sisanya keluarkan dengan tangan.

5. Letakkan kain dingin pada payudara setelah menyusui.

Sanggama 

Secara fisik aman untuk memulai hubungan suami istri begitu darah

merah berhenti (setelah masa nifas)  dan ibu dapat memasukkan satu

atau dua jarinya ke dalam vagina tanpa rasa nyeri. Begitu darah merah

berhenti dan ibu tidak merasa nyeri, aman untuk memulai melakukan

hubungan suami istri kapan saja ibu siap.

Page 5: Penanganan Dan Perawatan Masa Nifas

- dr. Desie Dwi Wisudanti - 

Sumber : 

Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3575/1/obstetri-tmhanafiah.pdf source gambar: http://muhibalangan.blogspot.com

Perawatan Ibu Pada Masa Nifas

Masa nifas merupakan masa yang diawali sejak

beberapa jam setelah plasenta lahir dan berakhir

setelah 6 minggu setelah melahirkan. Akan tetapi,

seluruh organ kandungan baru pulih kembali seperti

sebelum hamil, dalam waktu 3 bulan setelah

bersalin. Masa nifas tidak kalah penting dengan

masa-masa ketika hamil, karena pada saat ini organ-

organ reproduksi sedang mengalami proses pemulihan setelah terjadinya proses

Page 6: Penanganan Dan Perawatan Masa Nifas

kehamilan dan persalinan.

Masa nifas dapat dibagi menjadi 3 bagian, yaitu pasca nifas, masa nifas dini dan masa

nifas lanjut, yang masing-masing memiliki ciri khas tertentu. Pasca nifas adalah masa

setelah persalinan sampai 24 jam sesudahnya (0-24 jam sesudah melahirkan). Masa

nifas dini adalah masa permulaan nifas, yaitu 1 hari sesudah melahirkan sampai 7 hari

lamanya (1 minggu pertama). Masa nifas lanjut adalah 1 minggu sesudah melahirkan

sampai dengan 6 minggu setelah melahirkan.

Pada masa nifas ini, terjadi banyak perubahan pada tubuh sang ibu, misalnya rahim yang

tadinya membesar karena pertumbuhan janin, mulai kembali ke ukuran sebelum hamil.

Selain itu, jalan lahir yang tadinya melebar karena dilewati oleh bayi pada proses

persalinan, kini mulai mengecil dan kembali seperti sebelum hamil. Dinding perut yang

tadinya longgar kini mulai mengencang kembali, dan payudara semakin membesar

karena adanya produksi ASI. Masa nifas ini bersamaan dengan mulainya masa menyusui,

sehingga masa ini sangat penting bagi keberhasilan ibu memberikan ASI eksklusif.

Kolostrum (ASI yang pertama kali keluar) yang muncul pada awal masa nifas, yang kaya

akan nutrisi penting bagi sistem kekebalan dan kecerdasan bayi, jangan sampai

terlewatkan untuk diberikan pada bayi.

Perawatan masa nifas adalah perawatan terhadap ibu yang baru melahirkan sampai alat-

alat kandungan kembali seperti sebelum hamil. Fungsi perawatan masa nifas yakni

memberikan fasilitas agar proses penyembuhan fisik dan psikis berlangsung dengan

normal, mengamati proses kembalinya rahim ke ukuran normal, membantu ibu untuk

dapat memberikan ASI dan memberi petunjuk kepada ibu dalam merawat bayinya.

Perawatan masa nifas sebenarnya dimulai sejak plasenta lahir, dengan menghindarkan

adanya kemungkinan-kemungkinan perdarahan setelah melahirkan dan infeksi. Bila ada

luka robek pada jalan lahir atau luka bekas guntingan episiotomi, dilakukan penjahitan

dan perawatan luka dengan sebaik-baiknya. Penolong persalinan harus tetap waspada

sekurang-kurangnya 1 jam sesudah melahirkan, khususnya untuk mengatasi

kemungkinan terjadinya perdarahan.

Nifas adalah masa dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat kandung

kembali seperti semula sebelum hamil, yang berlangsung selama 6 minggu atau 40

hari (Prawirohardjo, 2002).

Masa nifas (puerperium) adalah pulih kembali, mulai dari persalinan selesai sampai alat –

alat kandung kembali seperti pra hamil. Lamanya masa nifas ini yaitu 6 – 8 minggu

(Mochtar, 1998).

Masa nifas dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan

kembali seperti keadaan sebelum hamil yang berlangsung kira-kira 6 minggu. (Abdul

Bari,2000:122).

Masa nifas merupakan masa selama persalinan dan segera setelah kelahiran yang

meliputi minggu-minggu berikutnya pada waktu saluran reproduksi kembali ke keadaan

tidak hamil yang normal. (F.Gary cunningham,Mac Donald,1995:281).

Klasifikasi Nifas 

Page 7: Penanganan Dan Perawatan Masa Nifas

Nifas dapat dibagi kedalam 3 periode : 

a. Puerperium dini yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan –

jalan.

b. Puerperium intermedial yaitu kepulihan menyeluruh alat – alat genetalia yang

lamanya 6 – 8 minggu.

c. Remote puerperium yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih kembali dan sehat

sempurnah baik selama hamil atau sempurna berminggu – minggu, berbulan – bulan

atau tahunan.

Tujuan Asuhan Nifas

Asuhan nifas bertujuan untuk :

a. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologiknya.

b. Melaksanakan skrining yang komprehensip, mendeteksi masalah, mengobati atau

merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayinya.

c. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi, keluarga

berencana, menyusui, pemberian imunisasi kepada bayinya dan perawatan bayi yang

sehat.

d. Memberikan pelayanan KB.

e. Mempercepat involusi alat kandung.

f. Melancarkan pengeluaran lochea, mengurangi infeksi puerperium.

g. Melancarkan fungsi alat gastro intestinal atau perkamihan.

h.Meningkatkan kelancaran peredarahan darah sehingga mempercepat fungsi ASI dan

pengeluaran sisa metabolisme.

Perubahan–Perubahan Yang Terjadi Pada Masa Nifas 

Pada masa nifas, alat genetalia external dan internal akan berangsur– angsur pulih

seperti keadaan sebelum hamil.

a. Corpus uterus

Setelah plasenta lahir, uterus berangsur – angsur menjadi kecil sampai akhirnya kembali

seperti sebelum hamil.

b. Endometrium

Perubahan–perubahan endometrium ialah timbulnya trombosis degenerasi dan nekrosis

di tempat inplantasi plasenta.

Hari I : Endometrium setebal 2 – 5 mm dengan permukaan yang kasar akibat pelepasan

desidua dan selaput janin.

Hari II : Permukaan mulai rata akibat lepasnya sel – sel dibagian yang mengalami

degenerasi.

c. Involusi tempat plasenta.

Uterus pada bekas inplantasi plasenta merupakan luka yang kasar dan menonjol ke

dalam cavum uteri. Segera setelah plasenta lahir, penonjolan tersebut dengan diameter

7,5 cm, sesudah 2 minggu diameternya menjadi 3,5 cm dan 6 minggu telah mencapai 24

mm.

d. Perubahan pada pembuluh darah uterus.

Pada saat hamil arteri dan vena yang mengantar darah dari dan ke uterus khususnya

Page 8: Penanganan Dan Perawatan Masa Nifas

ditempat implantasi plasenta menjadi besar setelah post partum otot – otot berkontraksi,

pembuluh – pembuluh darah pada uterus akan terjepit, proses ini akan menghentikan

darah setelah plasenta lahir.

e. Perubahan serviks

Segera setelah post partum, servix agak menganga seperti corong, karena corpus uteri

yang mengadakan kontraksi. Sedangkan servix tidak berkontraksi, sehingga perbatasan

antara corpus dan servix uteri berbentuk seperti cincin. Warna servix merah kehitam –

hitaman karena pembuluh darah.Segera setelah bayi dilahirkan, tangan pemeriksa masih

dapat dimasukan 2 – 3 jari saja dan setelah 1 minggu hanya dapat dimasukan 1 jari ke

dalam cavum uteri.

f. Vagina dan pintu keluar panggul

Vagina dan pintu keluar panggul membentuk lorong berdinding lunak dan luas yang

ukurannya secara perlahan mengecil. Pada minggu ke – 3 post partum, hymen muncul

beberapa jaringan kecil dan menjadi corunculac mirtiformis.

g. Perubahan di peritoneum dan dinding abdomen

Ligamen-ligamen dan diafragma pelvis serta fasia yang meregang sewaktu kehamilan

dan partus, setelah janin lahir berangsur-angsur ciut kembali. Ligamentum latum dan

rotundum lebih kendor dari pada kondisi sebelum hamil. (Mochtar, 1998).

Pengeluaran lochea terdiri dari :

1). Lochea rubra : hari ke 1 – 2.

Terdiri dari darah segar bercampur sisa-sisa ketuban, sel-sel desidua, sisa-sisa vernix

kaseosa, lanugo, dan mekonium.

2). Lochea sanguinolenta : hari ke 3 – 7

Terdiri dari : darah bercampur lendir, warna kecoklatan.

3). Lochea serosa : hari ke 7 – 14.

Berwarna kekuningan.

4). Lochea alba : hari ke 14 – selesai nifas

Hanya merupakan cairan putih lochea yang berbau busuk dan terinfeksi disebut lochea

purulent.

Payudara

Pada payudara terjadi perubahan atropik yang terjadi pada organ pelvix, payudara

mencapai maturitas yang penuh selama masa nifas kecuali jika laktasi supresi payudara

akan lebih menjadi besar, kencang dan lebih nyeri tekan sebagai reaksi terhadap

perubahan status hormonal serta dimulainya laktasi. Hari kedua post partum sejumlah

colostrums cairan yang disekresi oleh payudara selama lima hari pertama setelah

kelahiran bayi dapat diperas dari puting susu. Colostrums banyak mengandung protein,

yang sebagian besar globulin dan lebih banyak mineral tapi gula dan lemak sedikit.

Traktus Urinarius

Buang air sering sulit selama 24 jam pertama, karena mengalami kompresi antara

kepala dan tulang pubis selama persalinan. Urine dalam jumlah besar akan dihasilkan

dalam waktu 12 – 36 jam sesudah melahirkan. Setelah plasenta dilahirkan, kadar

hormone esktrogen yang bersifat menahan air akan mengalani penurunan yang

Page 9: Penanganan Dan Perawatan Masa Nifas

mencolok, keadaan ini menyebabkan diuresis.

System Kardiovarkuler

Normalnya selama beberapa hari pertama setelah kelahiran, Hb, Hematokrit dan

hitungan eritrosit berfruktuasi sedang. Akan tetapi umumnya, jika kadar ini turun jauh di

bawah tingkat yang ada tepat sebelum atau selama persalinan awal wanita tersebut

kehilangan darah yang cukup banyak. Pada minggu pertama setelah kelahiran , volume

darah kembali mendekati seperti jumlah darah waktu tidak hamil yang biasa. Setelah 2

minggu perubahan ini kembali normal seperti keadaan tidak hamil.

Program dan Kebijakan Teknis

Paling sedikit ada 4 kali kunjungan masa nifas yang dilakukan untuk menilai status ibu

dan bayi baru lahir. Untuk mencegah, mendeteksi serta menangani masalah – masalah

yang terjadi.

Tujuan kunjungan masa nifas yaitu:

1. Menilai kondisi kesehatan ibu dan bayi.

2. Melakukan pencegahan terhadap kemungkinan-kemungkinan adanya gangguan

kesehatan ibu nifas dan bayinya. 3. Mendeteksi adanya komplikasi atau masalah yang

terjadi pada masa nifas.

4. Menangani komplikasi atau masalah yang timbul dan mengganggu kesehatan ibu

nifas maupun bayinya.

Kunjungan masa nifas terdiri dari :

1). Kunjungan I : 6 – 8 jam setalah persalinan

Tujuannya :

a). Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri.

b). Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan, merujuk bila perdarahan

berlanjut.

c). Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga bagaimana

mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri.

d). Pemberian ASI awal.

e). Melakukan hubungan antara ibu dan bayi.

f). Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermi

2). Kunjungan II : 6 hari setelah persalinan

Tujuannya :

a). Memastikan involusi uterus berjalan normal : uterus berkontraksi, fundus dibawah

umbilicus, tidak ada perdarahan abnormal, tidak ada bau.

b). Menilai adanya tanda–tanda demam infeksi atau perdarahan abnormal.

c). Memastikan ibu mendapat cukup makanan, minuman dan istirahat.

d). Memastikan ibu menyusui dengan dan memperhatikan tanda – tanda penyakit.

e). Memberikan konseling kepada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali pusat, menjaga

bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari– hari.

3). Kunjungan III : 2 minggu setelah persalinan.

Tujuannya : sama dengan di atas ( 6 hari setelah persalinan )

Page 10: Penanganan Dan Perawatan Masa Nifas

4). Kunjungan IV : 6 minggu setelah persalinan.

Tujuannya :

a). Menanyakan ibu tentang penyakit – penyakit yang dialami.

b). Memberikan konseling untuk KB secara dini (Mochtar, 1998).

Peran dan Tanggung Jawab Bidan dalam Masa Nifas

Bidan memiliki peranan yang sangat penting dalam pemberian asuhan post partum.

Adapun peran dan tanggung jawab dalam masa nifas antara lain :

1. Memberikan dukungan secara berkesinambungan selama masa nifas sesuai dengan

kebutuhan ibu untuk mengurangi ketegangan fisik dan psikologis selama masa nifas.

2. Sebagai promotor hubungan antara ibu dan bayi serta keluarga.

3. Mendorong ibu untuk menyusui bayinya dengan meningkatkan rasa nyaman.

4. Membuat kebijakan, perencana program kesehatan yang berkaitan ibu dan anak dan

mampu melakukan kegiatan administrasi.

5. Mendeteksi komplikasi dan perlunya rujukan.

6. Memberikan informasi dan konseling untuk ibu dan keluarganya mengenai cara

mencegah perdarahan, mengenali tanda-tanda bahaya, menjaga gizi yang baik, serta

mempraktekkan kebersihan yang aman.

7. Melakukan manajemen asuhan kebidanan dengan cara mengumpulkan data,

menetapkan diagnosa dan rencana tindakan serta melaksanakannya untuk

mempercepat proses pemulihan, mencegah komplikasi dengan memenuhi kebutuhan

ibu dan bayi selama priode nifas.

8. Memberikan asuhan kebidanan secara professional.

Referensi : 

Saifudin, Abdul Bari Dkk, 2000, Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan

Neonatal, Yayasan Bidan Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta 

Ambarwati, 2008. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Mitra Cendikia. 

Mochtar, 1990. Obstetri Fisiologi (kin Obstetri Patologi, Jilid I, Edisi 2, EGC, Jakarta. 

Mochtar, 1998. Sinopsis Obstetri, Obstetri Operatif, Obstetri Sosial, EGC, Jakarta.

Sarwoho 13, 1999. Ilmu Kebidanan, Edisi 111, Cetakan 4, YBS — SP. 

Lusa.web.id

Sumber: http://eblog-goblog.blogspot.com/2011/04/perawatan-ibu-pada-masa-nifas.html

Page 11: Penanganan Dan Perawatan Masa Nifas

PERAWATAN MASA NIFAS IBUDitulis pada September 22, 2012

            Perawatan masa nifas adalah perawatan terhadap wanita hamil

yang telah selesai bersalin sampai alat-alat kandungan kembali seperti

sebelum hamil, lamanya kira-kira 6-8 minggu. Akan tetapi, seluruh alat

genetelia baru pulih kembali seperti sebelum ada kehamilan dalam

waktu 3 bulan.

Page 12: Penanganan Dan Perawatan Masa Nifas

            Perawatan masa nifas dimulai sebenarnya sejak kala uri

dengan menghindarkan adanya kemungkinan-kemungkinan

perdarahan post partum dan infeksi. Bila ada perlukaan jalan lahir atau

luka bekas episiotomi, lakukan penjahitan dan perawatan luka dengan

sebaik-baiknya. Penolong persalinan harus tetap waspada sekurang-

kurangnya 1 jam sesudah melahirkan, untuk mengatasi kemungkinan

terjadinya perdarahan post partum.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam perawatan masa nifas :

1. Mobilisasi

Umumnya wanita sangat lelah setelah melahirkan, lebih-lebih bila

persalinan berlangsung lama, karena si ibu harus cukup beristirahat,

dimana ia harus tidur terlentang selama 8 jama post partum untuk

memcegah perdarahan post partum. Kemudian ia boleh miring ke kiri

dan ke kanan untuk memcegah terjadinya trombosis dan

tromboemboli. Pada hari kedua telah dapat duduk, hari ketiga telah

dapat jalan-jalan dan hari keempat atau kelima boleh pulang.

Mobilisasi ini tidak mutlak, bervariasi tergantung pada adanya

komplikasi persalinan, nifas, dan sembuhnya luka.

2. Diet / Makanan

Makanan yang diberikan harus bermutu tinggi dan cukup kalori, yang

mengandung cukup protein, banyak cairan, serta banyak buah-buahan

dan sayuran karena si ibu ini mengalami hemokosentrasi.

3. Buang Air Kecil

Buang air kecil harus secepatnya dilakukan sendiri. Kadang-kadang

wanita sulit kencing karena pada persalinan m.sphicter vesica et

urethare mengalami tekanan oleh kepala janin dan spasme oleh iritasi

musc. sphincter ani. Juga oleh karena adanya oedem kandungan kemih

yang terjadi selama persalinan. Bila kandung kemih penuh dengan

wanita sulit kencing sebaiknya lakukan kateterisasi, sebab hal ini dapat

Page 13: Penanganan Dan Perawatan Masa Nifas

mengundang terjadinya infeksi. Bila infeksi telah terjadi (urethritis,

cystitis, pyelitis), maka pemberian antibiotika sudah pada tempatnya.

4. Buang Air Besar

Buang air besar harus sudah ada dalam 3-4 hari post partum. Bila ada

obstipasi dan timbul berak yang keras, dapat kita lakukan pemberian

obat pencahar (laxantia) peroral atau parenterala, atau dilakukan

klisma bila masih belum berakhir. Karena jika tidak, feses dapat

tertimbun di rektum, dan menimbulkan demam.

5. Demam

Sesudah bersalin, suhu badan ibu naik ± 0,5 C dari keadaan normal,

tapi tidak melebihi 38 C. Dan sesudah 12 jam pertama suhu badan

akan kembali normal. Bila suhu lebih dari 38 C/ mungkin telah ada

infeksi.

6. Mules-mules

Hal ini timbul akibat kontraksi uterus dan biasanya lebih terasa sedang

menyusui. Hal ini dialami selama 2-3 hari sesudah bersalin. Perasaan

sakit ini juga timbul bila masih ada sisa selaput ketuban, plasenta atau

gumpalan dari di cavum uteri. Bila si ibu sangat mengeluh, dapat

diberikan analgetik atau sedativa supaya ia dapat beristirahat tidur.

7. Laktasi

8 Jam sesudah persalinan si ibu disuruh mencoba menyusui bayinya

untuk merangsang timbulnya laktasi, kecuali ada kontraindikasi untuk

menyusui bayinya, misalnya: menderita thypus abdominalis,

tuberkulosis aktif, thyrotoxicosis,DM berat, psikosi atau puting susu

tertarik ke dalam, leprae.

Atau kelainan pada bayinya sendiri misalnya pada bayi sumbing

(labiognato palatoschizis) sehingga ia tidak dapat menyusu oleh

karena tidak dapat menghisap, minuman harus diberikan melalui

sonde.

PEMERIKSAAN PASCA PERSALINAN

Pada wanita yang bersalin secara normal, sebaiknya dianjurkan untuk

kembali 6 minggu sesudah melahirkan. Namun bagi wanita dengan

Page 14: Penanganan Dan Perawatan Masa Nifas

persalinan luar biasa harus kembali untuk kontrol seminggu kemudian.

Pemeriksaan pasca persalinan meliputi :

a. Pemeriksaan keadaan umum: tensi, nadi, suhu badan, selera makan,

keluhan, dll

b. Keadaan payudara dan puting susu.

c. Dinding perut, perineum, kandung kemih, rektrum.

d. Sekret yang keluar (lochia, flour albus).

e. Keadaan alat-alat kandungan (cervix, uterus, adnexa).

Pemeriksaan sesudah 40 hari ini tidak merupakan pemeriksaan

terakhir, lebih-lebih bila ditemukan kelainan meskipun sifatnya ringan.

Alangkah baiknya bila cara ini dipakai sebagai kebiasaan untuk

mengetahui apakah wanita sesudah bersalin menderika kelainan

biarpun ringan. Hal ini banyak manfaatnya agar wanita jangan sampai

menderita penyakit yang makin lama makin berat hingga tidak dapat

atau susah diobati.

Nasihat untuk ibu post natal:

1. Fisioterapi pastnatal adalah baik diberikan

2. Susukanlah bayi anda

3. Kerjakan senam hamil

4. Ber-KB untuk menjarangkan anak dan untuk kesehatan ibu, bayi dan

keluarganya.

5. Bawalah bayi untuk imunisasi.

PERAWATAN IBU NIFAS

Tujuan Instruksional Umum

Setelah dilakukan penyuluhan sasaran diharapkan dapat memahami

perawatan perineum pada ibu nifas di rumah.

Tujuan Instruksional Khusus

Setelah diberikan penyuluhan 1 x 45 menit sasaran diharapkan mampu

:

1. Menyebutkan tujuan perawatan perineum

2. Menyebutkan alat-alat untuk perawatan perineum

Page 15: Penanganan Dan Perawatan Masa Nifas

3. Menjelaskan cara kerja perawatan perineum

MATERI PENYULUHAN PERAWATAN PERINEUM

TUJUAN

1. Rasa nyaman terpenuhi / bersih

2. Tidak terjadi infeksi

3. Nyeri berkurang

ALAT-ALAT PERAWATAN PERINEUM

1. Betadine

2. Kassa steril

3. Pembalut bersih

4. Air cebok anti septik/air rebusan daun sirih

5. Celana dalam yang bersih

CARA KERJA

1. Melakukan cuci tangan

2. Mengatur posisi ibu yang nyaman : jika di tempat tidur posisi

semifowler/fowler, lutut ditekuk

3. Membuka baju bagian bawah

4. Membersihkan paha bagian atas dan keringkan ( kiri dan kanan )

5. Bersihkan lipatan bagian atas ( labia mayora ). Tangan kiri

menarik lipatan ke atas, tangan kanan membersihkan dengan

hati-hati lipatan kulit. Usap dari perineum kearah anus. Ulangi

pada sisi yang berlawanan

6. Regangkan lipatan bagian atas ( labia mayora) dengan tangan kiri.

Tangan kanan yang lain membersihkan dari area bagian atas

lipatan ( pubis ) ke lubang tempat buang air besar ( anus ) dengan

satu kali usapan. Gunakan kapas yang berbeda. Area yang

dibersihkan yaitu lipatan bagian dalam ( labia minora , klitoris dan

oripicium vagina )

7. Tuangkan air hangat ke area perineum dan keringkan

8. Merubah posisi dengan posisi miring

9. Bersihkan area anus dari kotoran dan feses jika ada. Bersihkan

dari arah depan (vagina) ke belakang (anus) dengan satu usapan.

Ulangi dengan kapas yang berbeda sampai bersih

Page 16: Penanganan Dan Perawatan Masa Nifas

10. Keringkan dengan handuk. Pasang pembalut pada celana dalam.

Celupkan pada kassa steril ke dalam larutan bethadine, peras

lembab dan tempelkan di daerah perineum ( bila ada jahitan )

atau bila ada salep oleskan

11. Pasang celana dalam yang sudah dipasang pembalut, kemudian

dirapihkan

12. Pakai pakaian bawah

13. Cuci tangan

HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN

1. Menjaga perineum selalu bersih dan kering

2. Hindari penggunaan obat-obat tradisional pada perineum

3. Cuci perineum dengan sabun dan air bersih yang mengalir 3-4 kali

perhari

4. Kembali dalam seminggu untuk memeriksa penyembuhan (jika

ada luka episiotomi). Ibu harus kembali lebih awal jika ia

mengalami gejala-gejala seperti demam, mengeluarkan cairan

yang berbau bususk dari daerah lukanya atau jika daerah tersebut

menjadi nyeri

Page 17: Penanganan Dan Perawatan Masa Nifas

PERAWATAN NIFAS

Pengertian Masa Nifas

1. Masa nifas adalah masa dimulai beberapa jam sesudah lahirnya

plasenta sampai 6 minggu setelah melahirkan (Pusdiknakes, 2003:003).

2. Masa nifas dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-

alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil yang

berlangsung kira-kira 6 minggu. (Abdul Bari,2000:122).

3. Masa nifas merupakan masa selama persalinan dan segera setelah

kelahiran yang meliputi minggu-minggu berikutnya pada waktu saluran

reproduksi kembali ke keadaan tidak hamil yang normal. (F.Gary

cunningham,Mac Donald,1995:281).

4. Masa nifas adalah masa setelah seorang ibu melahirkan bayi yang

dipergunakan untuk memulihkan kesehatannya kembali yang umumnya

memerlukan waktu 6- 12 minggu. ( Ibrahim C, 1998).

Tujuan Asuhan Masa Nifas

Tujuan dari pemberian asuhan pada masa nifas untuk :

1. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologis.

2. Melaksanakan skrinning secara komprehensif, deteksi dini, mengobati

atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayi.

3. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri,

nutrisi, KB, cara dan manfaat menyusui, pemberian imunisasi serta

perawatan bayi sehari-hari.

4. Memberikan pelayanan keluarga berencana.

5. Mendapatkan kesehatan emosi.

Page 18: Penanganan Dan Perawatan Masa Nifas

Tahapan Masa Nifas

Masa nifas terbagi menjadi tiga tahapan, yaitu :

1. Puerperium dini

Suatu masa kepulihan dimana ibu diperbolehkan untuk berdiri dan

berjalan-jalan.

2. Puerperium intermedial

Suatu masa dimana kepulihan dari organ-organ reproduksi selama

kurang lebih enam minggu.

3. Remote puerperium

Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat kembali dlam keadaan

sempurna terutama ibu bila ibu selama hamil atau waktu persalinan

mengalami komplikasi.

Kebijakan Program Nasional Masa Nifas

Kebijakan program nasional pada masa nifas yaitu paling sedikit empat

kali melakukan kunjungan pada masa nifas, dengan tujuan untuk :

1. Menilai kondisi kesehatan ibu dan bayi.

2. Melakukan pencegahan terhadap kemungkinan-kemungkinan adanya

gangguan kesehatan ibu nifas dan bayinya.

3. Mendeteksi adanya komplikasi atau masalah yang terjadi pada masa

nifas.

4. Menangani komplikasi atau masalah yang timbul dan mengganggu

kesehatan ibu nifas maupun bayinya.

Asuhan yang diberikan sewaktu melakukan kunjungan masa nifas:

Kunjungan Waktu Asuhan

I 6-8 jam post partum Mencegah perdarahan masa nifas oleh karena

atonia uteri.

Mendeteksi dan perawatan penyebab lain perdarahan serta melakukan

rujukan bila perdarahan berlanjut.

Memberikan konseling pada ibu dan keluarga tentang cara mencegah

perdarahan yang disebabkan atonia uteri.

Pemberian ASI awal.

Mengajarkan cara mempererat hubungan antara ibu dan bayi baru lahir.

Menjaga bayi tetap sehat melalui pencegahan hipotermi.

Setelah bidan melakukan pertolongan persalinan, maka bidan harus

menjaga ibu dan bayi untuk 2 jam pertama setelah kelahiran atau sampai

keadaan ibu dan bayi baru lahir dalam keadaan baik.

Page 19: Penanganan Dan Perawatan Masa Nifas

II 6 hari post partum Memastikan involusi uterus barjalan dengan

normal, uterus berkontraksi dengan baik, tinggi fundus uteri di bawah

umbilikus, tidak ada perdarahan abnormal.

Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi dan perdarahan.

Memastikan ibu mendapat istirahat yang cukup.

Memastikan ibu mendapat makanan yang bergizi dan cukup cairan.

Memastikan ibu menyusui dengan baik dan benar serta tidak ada tanda-

tanda kesulitan menyusui.

Memberikan konseling tentang perawatan bayi baru lahir.

III 2 minggu post partum Asuhan pada 2 minggu post partum sama

dengan asuhan yang diberikan pada kunjungan 6 hari post partum.

IV 6 minggu post partum Menanyakan penyulit-penyulit yang dialami ibu

selama masa nifas.

Memberikan konseling KB secara dini.

KEBERSIHAN VAGINA

Meski bekas jahitan episiotomi masih terasa sakit, menjaga kebersihan

vagina harus jadi perhatian utama. Saran Hasnah, gunakan sabun lembut

yang natrium hidroksidanya tak tajam. Bila dirasa belum bersih benar,

basuh dengan cairan antiseptik khusus untuk vagina. “Jika cuma disiram

sambil lalu, lemak-lemak yang menempel di dinding vagina akan

bertumpuk dan kian lengket. Lama-kelamaan tumpukan lemak tadi akan

mengundang infeksi yang bisa berakibat pada lepasnya kembali jahitan.”

Jika telanjur infeksi dan terjadi pembengkakan, mau tak mau jalan lahir

harus dikompres dengan rivanol agar jaringannya tetap segar. Tentu saja

butuh pemeriksaan dokter selain pemberian obat-obatan antibiotika

untuk mengatasi infeksi itu sendiri.

PENGERUTAN RAHIM

Dengan kontraksi yang baik, rahim bisa diharapkan kembali mengkerut

ke ukuran normal tanpa bantuan obat-obatan. Karena kontraksi pada

dasarnya tak hanya dibutuhkan untuk mengeluarkan janin saat

persalinan. Tapi juga mengembalikan rahim ke bentuk dan ukuran

semula, baik pada persalinan normal maupun persalinan dengan

tindakan, seperti vakum, forcep ataupun sesar.

Secara otomatis rahim akan berkontraksi dengan sendirinya. Hingga bila

kontraksi tak cukup kuat atau malah tak terjadi sama sekali, patut

Page 20: Penanganan Dan Perawatan Masa Nifas

dicurigai ada sesuatu yang tak beres. Apakah karena Hb yang tak baik

atau ada sesuatu yang tertinggal di rahim, semisal sisa plasenta. Jika Hb

yang tak baik, semisal di bawah 9, tak ada cara lain selain tranfusi darah.

Sedangkan sisa plasenta mesti dibersihkan lewat tindakan kuretase.

Tak kalah penting, kontraksi ini ikut membantu mengkerutkan kembali

saluran kemih yang mengendur akibat membesarnya rahim selama

kehamilan. Hanya saja saluran tersebut maupun otot-ototnya tak akan

langsung mengkerut secara otomatis. Melainkan harus dibantu

pengencangannya kembali lewat senam khusus. Sementara jika

dibiarkan kendur jelas akan sangat mengganggu. Salah satunya keluhan

beser.

HARUS BANYAK MINUM

Chairulsjah bilang, jangan anggap sepele pula pertanyaan sederhana

yang kerap diajukan pada pasien postpartum. Semisal, “Ibu sudah bisa

buang air kecil?” Soalnya, bisa BAK dan minimal 1 kali BAB dalam 8 jam

setelah persalinan bisa dijadikan patokan untuk menilai kondisi si ibu

secara umum.

Jika tak bisa BAB bahkan BAK, berarti proses involusi atau pengecilan

rahim pun akan terhambat. Bukan tak mungkin pula terjadi perlengketan

antar organ bagian dalam, mengingat kandung kemih dan usus atau

rektum letaknya berdekatan dengan rahim. Gangguan di salah satu

organ tersebut tentu berdampak pula pada organ lainnya. Dengan kata

lain bila masih ada kotoran yang terkumpul di rektum, proses

mengecilnya rahim pun jadi terhambat.

Nah, agar bisa cepat BAK sekaligus mengganti cairan tubuh yang banyak

terbuang saat bersalin, usai melahirkan ibu-ibu disarankan banyak

minum, minimal 2-3 liter per hari. Buat ibu yang melahirkan normal, soal

minum pertama kali jelas tak ada masalah. Artinya, ia boleh minum

sebanyak yang ia mau jika haus.

Sementara pada ibu-ibu yang melahirkan sesar atau vakum, ada

persyaratan khusus yang mengikuti persyaratan operasi pada umumnya,

yakni hanya diperbolehkan minum sesedikit mungkin, semisal cukup

dengan membasahi kapas. Itu pun kalau yang bersangkutan sudah bisa

kentut. Soalnya, akibat pengaruh obat bius, usus dalam keadaan “diam”.

Page 21: Penanganan Dan Perawatan Masa Nifas

Hingga kalau diisi cairan dalam jumlah besar secara mendadak, perut

akan kembung yang bisa berlanjut jadi masalah. Misal, perut jadi

membesar lantas jaringan di bekas jahitan ikut meregang yang akan

menghambat penyembuhan luka. Bila dalam 6-8 jam pertama belum juga

bisa BAK ataupun keluarnya hanya sedikit-sedikit patut dicurigai ada

infeksi saluran kemih, misal.

MOBILISASI SECEPAT MUNGKIN

Kendati merasa letih tegas chairulsyah, ibu tak boleh bersikap malas-

malasan dengan hanya berbaring sepanjang waktu. Semata-mata supaya

sirkulasi darahnya menjadi baik. Ini dimaksudkan agar ibu terhindar dari

pembengkakan selain mencegah trombosis, yakni penyumbatan

pembuluh darah.

Pada persalinan normal, 8 jam sesudahnya, ibu diharapkan sudah

mobilisasi. Minimal sudah turun dari tempat tidur, belajar duduk dan

berjalan sendiri. Tak perlu khawatir jahitan akan lepas hanya gara-gara

bergerak. Setelah 24 jam, jahitan sebetulnya sudah akan bertaut, kok.

Jadi, selain untuk sirkulasi, mobilisasi juga baik buat jahitan. Jika

diperlukan akan dilakukan diatermi/pemanasan vagina agar sirkulasi

darah di sekitar vagina jadi baik.

Hanya saja mesti dimaklumi ibu yang menjalani sesar pasti lebih lamban

mobilisasinya dibanding yang melahirkan spontan. Kendati begitu,

selepas 24 jam saat dampak obat bius menghilang, yang bersangkutan

mesti harus belajar menggerak- kan seluruh persendian tubuhnya secara

perlahan. Dengan mencoba duduk, makan sendiri, turun dari tempat

tidur dan berjalan di kamar pemulihan. Makin cepat dilatih untuk

digerakkan akan makin baik. Sebab bila hanya berdiam diri, kerja

pembuluh darah dan otot-otot tubuh, terutama di daerah kaki dan

panggul jadi terganggu. Bukan tak mungkin akan menimbulkan bekuan-

bekuan darah yang bisa membahayakan karena bisa menyumbat aliran

darah di jantung atau otak yang bisa berakhir pada serangan stroke.

KELUHAN DI MATA

Kendati jarang, usai melahirkan ada beberapa ibu yang mengeluhkan

matanya. Semisal mata merah atau pandangan jadi kabur. Boleh jadi

lantaran tegang, si ibu tak bisa tidur, hingga matanya terasa berat.

Page 22: Penanganan Dan Perawatan Masa Nifas

Namun penurunan Hb yang umumnya terjadi pada ibu hamil/bersalin,

turut mempengaruhi munculnya keluhan ini. Bila karena faktor Hb,

gangguan pandangan mata ini akan pulih kembali seiring membaiknya

kondisi Hb. Salah satu caranya dengan cukup mengkonsumsi makanan

tinggi kalori dan protein. Sementara jika Hb-nya rendah sekali, akan

dibantu dengan transfusi.

Akan tetapi, jika gangguan mata terjadi karena salah mengejan semisal

mengejan terlalu kuat, terapi yang dilakukan lain lagi. Misal, kompres

dengan boorwater bila mata merah akibat ada pembuluh darah pecah.

Masalah mata menjadi serius, tegas Hasnah, jika diakibatkan tekanan

darah tinggi pada kehamilan atau eklampsia/preeklampsia. Gangguan ini

bisa permanen, tapi bisa juga temporer. Artinya, bisa sembuh jika

tensinya normal kembali.

Indah/Th.Puspayanti. Foto :Iman Dharma(nakita)

Referensi

Saifudin, Abdul Bari Dkk, 2000, Buku Acuan Nasional Pelayanan

Kesehatan Maternal dan Neonatal, Yayasan Bidan Pustaka Sarwono

Prawirohardjo, Jakarta

Ambarwati, 2008. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Mitra Cendikia.

borneo-ufi.blog.friendster.com/2008/07/konsep-nifas-eklamsi-forceps/

diunduh 1 September 2009: 20.00 WIB.

Ibrahim, Christin S, 1993, Perawatan Keebidanan (Perawatan Nifas),

Bharata Niaga Media Jakarta

masanifas.blogspot.com/ diunduh 1 September 2009: 20.10 WIB.

Pusdiknakes, 2003. Asuhan Kebidanan Post Partum. Jakarta:

Pusdiknakes.

Saleha, 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba

Medika.

Suherni, 2008. Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta: Fitramaya.

yoana-widyasari.blogspot.com/2009/04/satuan-acara-pengajaran-

s.htmldiunduh 1 September 2009: 20.05 WIB.