PEMISAHAN UNSUR-UNSUR PADA MONASIT DENGAN PENGENDAPAN...

91
PEMISAHAN UNSUR-UNSUR PADA MONASIT DENGAN PENGENDAPAN BERTINGKAT SKRIPSI ANGGI NOVRIYANISTI PROGRAM STUDI KIMIA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2020 M/ 1441 H

Transcript of PEMISAHAN UNSUR-UNSUR PADA MONASIT DENGAN PENGENDAPAN...

Page 1: PEMISAHAN UNSUR-UNSUR PADA MONASIT DENGAN PENGENDAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53140... · 2020. 10. 22. · DENGAN PENGENDAPAN BERTINGKAT SKRIPSI ANGGI

PEMISAHAN UNSUR-UNSUR PADA MONASIT

DENGAN PENGENDAPAN BERTINGKAT

SKRIPSI

ANGGI NOVRIYANISTI

PROGRAM STUDI KIMIA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2020 M/ 1441 H

Page 2: PEMISAHAN UNSUR-UNSUR PADA MONASIT DENGAN PENGENDAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53140... · 2020. 10. 22. · DENGAN PENGENDAPAN BERTINGKAT SKRIPSI ANGGI

PEMISAHAN UNSUR-UNSUR PADA MONASIT

DENGAN PENGENDAPAN BERTINGKAT

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sains

Program Studi Kimia

Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Oleh:

ANGGI NOVRIYANISTI

NIM. 11150960000057

PROGRAM STUDI KIMIA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2020 M/ 1441 H

Page 3: PEMISAHAN UNSUR-UNSUR PADA MONASIT DENGAN PENGENDAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53140... · 2020. 10. 22. · DENGAN PENGENDAPAN BERTINGKAT SKRIPSI ANGGI

PEMISAHAN UNSUR-UNSUR PADA MONASIT

DENGAN PENGENDAPAN BERTINGKAT

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sains

Program Studi Kimia

Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Oleh:

ANGGI NOVRIYANISTI

NIM. 11150960000057

Menyetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

Nurhasni, M.Si Riesna Prassanti, M.T

NIP. 19740618 200501 2 005 NIP. 19820812 200901 2 003

Mengetahui,

Ketua Program Studi Kimia,

Dr. La Ode Sumarlin, M.Si

NIP. 19750918 200801 1 007

Page 4: PEMISAHAN UNSUR-UNSUR PADA MONASIT DENGAN PENGENDAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53140... · 2020. 10. 22. · DENGAN PENGENDAPAN BERTINGKAT SKRIPSI ANGGI

PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

Skripsi yang berjudul “Pemisahan Unsur-unsur pada Monasit dengan

Pengendapan Bertingkat” telah diuji dan dinyatakan LULUS pada Sidang

Munaqosah Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta pada Kamis, 4 Juni 2020. Skripsi ini telah diterima sebagai

salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains Program Studi Kimia.

Menyetujui,

Penguji I Penguji II

Dr. Sri Yadial Chalid, M.Si Nurmaya Arofah, M.Eng

NIP. 19680313 200312 2 001 NIP. 19870610 201903 2 016

Pembimbing I Pembimbing II

Nurhasni, M.Si Riesna Prassanti, M.T

NIP. 19740618 200501 2 005 NIP. 19820812 200901 2 003

Mengetahui,

Dekan Fakultas Sains dan Teknologi Ketua Program Studi Kimia

Prof. Dr. Lily Surayya Eka Putri, M.Env.Stud Dr. La Ode Sumarlin, M.Si

NIP. 19690404 200501 2 005 NIP. 19750918 200801 1 007

Page 5: PEMISAHAN UNSUR-UNSUR PADA MONASIT DENGAN PENGENDAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53140... · 2020. 10. 22. · DENGAN PENGENDAPAN BERTINGKAT SKRIPSI ANGGI

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI ADALAH

HASIL KARYA SENDIRI DAN BELUM PERNAH DJAJUKAN

SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN

TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.

Ciputat, Juni 2020

Page 6: PEMISAHAN UNSUR-UNSUR PADA MONASIT DENGAN PENGENDAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53140... · 2020. 10. 22. · DENGAN PENGENDAPAN BERTINGKAT SKRIPSI ANGGI

ABSTRAK

ANGGI NOVRIYANISTI. Pemisahan Unsur-unsur pada Monasit dengan

Pengendapan Bertingkat. Dibimbing oleh NURHASNI dan RIESNA

PRASSANTI.

Monasit merupakan mineral hasil samping pengolahan timah yang memiliki

kandungan unsur uranium (U), torium (Th), logam tanah jarang (LTJ) dan senyawa

fosfat (PO4). Penelitian ini bertujuan untuk menentukan pengaruh variasi pH dalam

pemisahan unsur-unsur pada monasit dengan pengendapan bertingkat serta

menentukan unsur apa saja yang dihasilkan dari setiap variasi pH. Variasi pH yang

digunakan dimulai dari pH 0,5 sampai 10 dengan selisih antar pH sebesar nol koma

lima. Unsur-unsur dalam monasit dipisahkan secara bertahap dimulai dari proses

dekomposisi menggunakan natrium hidroksida (NaOH), pelarutan dengan asam

klorida (HCl) dan pengendapan bertingkat dengan amonium hidroksida (NH4OH).

Unsur dianalisis menggunakan instrumen Inductively Coupled Plasma Optical

Spectroscopy (ICP-OES), dan Spektrofotometer UV-Visible. Pengaruh variasi pH

menghasilkan endapan pada pH 3, pH 6, pH 6,5 dan pH 7. Unsur yang dihasilkan

pada setiap variasi pH adalah uranium, torium, logam tanah jarang, aluminium,besi,

bismut, galium dan talium. Uranium dan torium paling banyak berada pada endapan

pH 3 dengan recovery U 72,3% dan Th 46,33% dan logam tanah jarang pada pH

6,5 dengan recovery 41,87%. Unsur Fe dan Bi paling banyak mengendap pada pH

3 dengan kadar 37,9 ppm dan 100,9 ppm. Unsur Al, Ga dan Tl paling banyak

mengendap pada pH 6,5 dengan kadar 30,2 ppm, 69,8 ppm dan 8 ppm.

Kata kunci: logam tanah jarang, monasit, pengendapan bertingkat, torium,

uranium

Page 7: PEMISAHAN UNSUR-UNSUR PADA MONASIT DENGAN PENGENDAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53140... · 2020. 10. 22. · DENGAN PENGENDAPAN BERTINGKAT SKRIPSI ANGGI

ABSTRACT

ANGGI NOVRIYANISTI. Separation of Elements in Monazite with Multilevel

Precipitation. Supervised by NURHASNI dan RIESNA PRASSANTI.

Monazite is a mineral side product of tin processing which contains uranium (U),

thorium (Th), rare earth elements (REE) and phosphate compounds (PO4). This

study aims to determine the effect of pH variations in separation of elements in

monazite with gradual deposition and determine elements produced from each pH

variation. The variation pH starts from pH 0,5 to 10 with difference pH of zero point

five. The elements in monazite are separated gradually starting from decomposition

process using sodium hydroxide (NaOH), dissolving with hydrochloric acid (HCl)

and graded deposition with ammonium hydroxide (NH4OH). The elements were

analyzed using the instrument Inductively Coupled Plasma Optical Spectroscopy

(ICP-OES), and UV-Visible Spectrophotometer. The effect of pH variations results

in sedimentation at pH 3, pH 6, pH 6.5 and pH 7. The elements produced at each

pH variation are uranium, thorium, rare earth elements, aluminum, iron, bismuth,

gallium and thallium. Uranium and thorium were mostly at pH 3 with recovery of

U 72.3% and Th 46.33% and rare earth elements at pH 6.5 with 41.87% recovery.

The elements Fe and Bi mostly settle at pH 3 with levels of 37.9 ppm and 100.9

ppm. The elements Al, Ga and Tl precipitate most at pH 6.5 with levels of 30.2

ppm, 69.8 ppm and 8 ppm.

Keywords: multilevel precipitation, monazite, rare earth elements, thorium,

uranium

Page 8: PEMISAHAN UNSUR-UNSUR PADA MONASIT DENGAN PENGENDAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53140... · 2020. 10. 22. · DENGAN PENGENDAPAN BERTINGKAT SKRIPSI ANGGI

viii

KATA PENGANTAR

Bismillaahirohmaanirrohim

Assalamu’alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang

senantiasa melimpahkan berbagai nikmat terutama nikmat sehat sehingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga selalu

tercurahkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan para

sahabatnya. Penelitian dengan judul Pemisahan Unsur-unsur pada Monasit

dengan Pengendapan Bertingkat dilaksanakan di Laboratorium PTBGN. Skripsi

ini disusun berkat bantuan dari berbagai pihak. Atas kerjasama dan bantuan dari

berbagai pihak terkait, penulis ucapkan terima kasih kepada:

1. Nurhasni, M.Si selaku Pembimbing I dan Sekretaris Program Studi Kimia yang

telah membimbing dan mendukung dalam penulisan skripsi ini.

2. Riesna Prassanti, M.T selaku Pembimbing II yang telah membimbing dan

mendukung penulis selama penelitian di PTBGN-BATAN.

3. Dr. Sri Yadial Chalid, M.Si selaku Penguji I yang telah memberikan saran,

bimbingan dan arahan.

4. Nurmaya Arofah, M.Eng selaku Penguji II yang telah memberikan saran,

bimbingan dan arahan.

5. Dr. La Ode Sumarlin, M.Si selaku Ketua Program Studi Kimia, Fakultas Sains

dan Teknologi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

6. Prof. Dr. Lily Surayya Eka Putri, M.Env., Stud, selaku Dekan Fakultas Sains dan

Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 9: PEMISAHAN UNSUR-UNSUR PADA MONASIT DENGAN PENGENDAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53140... · 2020. 10. 22. · DENGAN PENGENDAPAN BERTINGKAT SKRIPSI ANGGI

ix

7. Kedua orang tua dan saudara kandung yang telah mendukung penuh baik secara

materil, moril dan doa yang tiada henti-hentinya.

8. Ibu Sumiarti, Miftah Fauzan dan Yoga Permana selaku analis kimia di

Laboratorium PTBGN BATAN yang telah banyak membantu pada saat analisis.

9. Novita Sari Fatihah dan Yanti Haryanti sesama teman mahasiswa Kimia UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta yang juga melakukan riset di Laboratorium PTBGN

BATAN serta memberikan motivasi dan semangat pada saat penelitian

berlangsung.

Penulis menyadari bahwa tanpa adanya dorongan, dukungan, motivasi, doa

dan arahan maka skripsi ini tidak dapat diselesaikan. Semoga semua hal tersebut

menjadi amal kebaikan untuk bapak/ibu dan rekan-rekan semua, dan kedepannya

hasil dari penelitian ini dapat bermanfaat. Akhir kata, penulis ucapkan terima kasih.

Wassalamu’alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh

Ciputat, 04 Juni 2020

Penulis

Page 10: PEMISAHAN UNSUR-UNSUR PADA MONASIT DENGAN PENGENDAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53140... · 2020. 10. 22. · DENGAN PENGENDAPAN BERTINGKAT SKRIPSI ANGGI

vii

Page 11: PEMISAHAN UNSUR-UNSUR PADA MONASIT DENGAN PENGENDAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53140... · 2020. 10. 22. · DENGAN PENGENDAPAN BERTINGKAT SKRIPSI ANGGI

x

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ..................................................................................... viiiiii

DAFTAR ISI ........................................................................................................ vii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xii

DAFTAR TABEL ........................................................................................... xiiiiii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xivv

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 1

1.2 Rumusan masalah .......................................................................................... 5

1.3 Hipotesis ........................................................................................................ 5

1.4 Tujuan penelitian ........................................................................................... 5

1.5 Manfaat penelitian ......................................................................................... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 7

2.1 Monasit .......................................................................................................... 7

2.2 Uranium ......................................................................................................... 9

2.3 Torium ......................................................................................................... 10

2.4 Logam tanah jarang ..................................................................................... 12

2.5 Aluminium ................................................................................................... 15

2.6 Galium dan Talium ...................................................................................... 16

2.7 Besi .............................................................................................................. 17

2.8 Pelarutan ...................................................................................................... 18

2.9 Pengendapan bertingkat ............................................................................... 19

2.10 Spektrofotometer UV-Vis ............................................................................ 20

2.10.1 Prinsip spektrofotometer UV-Vis .................................................... 20

2.10.2 Hukum Lambert-Beer ...................................................................... 22

2.10.3 Instrumentasi .................................................................................... 23

2.11 Inductively Coupled Plasma Optical Spectroscopy (ICP-OES) .................. 24

2.11.1 Prinsip kerja ICP-OES ..................................................................... 24

2.11.2 Instrumentasi .................................................................................... 24

BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 28

3.1 Waktu dan Tempat ....................................................................................... 28

Page 12: PEMISAHAN UNSUR-UNSUR PADA MONASIT DENGAN PENGENDAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53140... · 2020. 10. 22. · DENGAN PENGENDAPAN BERTINGKAT SKRIPSI ANGGI

xi

3.2 Alat dan Bahan ............................................................................................ 28

3.2.1 Alat ................................................................................................... 28

3.2.2 Bahan ............................................................................................... 28

3.3 Diagram alir ................................................................................................. 29

3.4 Prosedur kerja .............................................................................................. 30

3.4.1 Dekomposisi metode basa ............................................................... 30

3.4.2 Pelarutan total residu dekomposisi dengan HCl .............................. 30

3.4.3 Pengendapan bertingkat ................................................................... 31

3.4.4 Analisis uranium dengan spektrofotometer UV-Vis ....................... 31

3.4.5 Analisis torium dengan spektrofotometer UV-Vis .......................... 32

3.4.6 Analisis logam tanah jarang dengan ICP-OES ................................ 32

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 34

4.1 Dekomposisi ................................................................................................ 34

4.2 Pelarutan total .............................................................................................. 39

4.3 Pengendapan bertingkat ............................................................................... 43

BAB V PENUTUP ............................................................................................... 54

5.1 Simpulan ...................................................................................................... 54

5.2 Saran ............................................................................................................ 54

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 55

LAMPIRAN ......................................................................................................... 61

Page 13: PEMISAHAN UNSUR-UNSUR PADA MONASIT DENGAN PENGENDAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53140... · 2020. 10. 22. · DENGAN PENGENDAPAN BERTINGKAT SKRIPSI ANGGI

xii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Proses pengolahan monasit metode basa ............................................. 8

Gambar 2. Absorpsi cahaya oleh sampel............................................................. 22

Gambar 3. Skema alat spektrofotometer UV-Vis ................................................ 23

Gambar 4. Skema alat ICP-OES ......................................................................... 25

Gambar 5. Diagram alir penelitian ...................................................................... 29

Gambar 6. Grafik berat unsur dalam monasit dan residu dekomposisi ............... 35

Gambar 7. Grafik recovery unsur di dalam residu dekomposisi ......................... 36

Gambar 8. Grafik recovery unsur dalam filtrat dan residu pelarutan total .......... 40

Gambar 9. Grafik recovery unsur di dalam residu pengendapan bertingkat ....... 46

Gambar 10. Grafik jenis logam tanah jarang dalam residu pengendapan

bertingkat ............................................................................................ 48

Gambar 11. Konsentrasi unsur pengotor dalam residu pengendapan bertingkat 50

Page 14: PEMISAHAN UNSUR-UNSUR PADA MONASIT DENGAN PENGENDAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53140... · 2020. 10. 22. · DENGAN PENGENDAPAN BERTINGKAT SKRIPSI ANGGI

xiii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Unsur tanah jarang.................................................................................. 13

Tabel 2. Berat endapan dan konsumsi NH4OH .................................................... 45

Page 15: PEMISAHAN UNSUR-UNSUR PADA MONASIT DENGAN PENGENDAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53140... · 2020. 10. 22. · DENGAN PENGENDAPAN BERTINGKAT SKRIPSI ANGGI

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Pembuatan pereaksi penetapan uranium ......................................... 61

Lampiran 2. Pembuatan pereaksi penetapan fosfat ............................................. 62

Lampiran 3. Pembuatan pereaksi penetapan torium ........................................... 63

Lampiran 4. Sifat-sifat logam tanah jarang ......................................................... 64

Lampiran 5. Kandungan unsur dalam monasit bangka yang digunakan ............. 65

Lampiran 6. Contoh perhitungan berat unsur ...................................................... 65

Lampiran 7. Contoh perhitungan nilai recovery ................................................. 66

Lampiran 8. Contoh perhitungan konsentrasi real logam tanah jarang ............... 67

Lampiran 9. Contoh perhitungan berat unsur logam tanah jarang ...................... 68

Lampiran 10. Contoh perhitungan nilai recovery logam tanah jarang ................ 70

Lampiran 11. Dokumentasi penelitian ................................................................ 71

Page 16: PEMISAHAN UNSUR-UNSUR PADA MONASIT DENGAN PENGENDAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53140... · 2020. 10. 22. · DENGAN PENGENDAPAN BERTINGKAT SKRIPSI ANGGI

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penyebaran mineral di Indonesia dipengaruhi oleh kondisi geologi di

sepanjang bentang kepulaan Nusantara. Indonesia mempunyai banyak mineral yang

dijadikan sebagai komoditi utama, salah satunya adalah mineral monasit. Daerah

potensial yang memiliki kandungan monasit antara lain Bangka dan Belitung yang

merupakan jalur timah, serta Kalimantan Barat meliputi Karimata, Ketapang,

Rirang, dan Tanah Merah (Tjokroardono et al., 2002).

Monasit merupakan mineral hasil samping pengolahan timah yang memiliki

kandungan unsur uranium (U), torium (Th), logam tanah jarang (LTJ) dan fosfat

(PO4). Presentase banyaknya masing-masing unsur penyusun monasit antara lain

LTJ2O3 58,97%, U 0,298%, Th 4,147%, dan PO4 23,712% (Sumarni et al., 2011).

Unsur-unsur yang terdapat di dalam monasit masih bercampur antara satu dengan

lainnya sehingga harus dipisahkan melalui proses kimiawi untuk dapat

dimanfaatkan sesuai kegunaan unsurnya masing-masing.

Monasit dimanfaatkan melalui unsur-unsur yang ada di dalamnya dan

dimanfaatkan untuk beberapa bidang. Uranium dan torium digunakan sebagai

bahan bakar nuklir dan logam tanah jarang dapat digunakan dalam bidang

kesehatan. Sumber daya alam ini harus diolah terlebih dahulu sebelum

dimanfaatkan lebih lanjut. Pengolahan monasit harus dilakukan dengan sebaik-

baiknya sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al Baqarah ayat 29:

Page 17: PEMISAHAN UNSUR-UNSUR PADA MONASIT DENGAN PENGENDAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53140... · 2020. 10. 22. · DENGAN PENGENDAPAN BERTINGKAT SKRIPSI ANGGI

2

اهن سبع و الذي خلق لكم ما في الرض جميعا ثم استو ماء فسو ى إلى الس

وهو بكل شيء عليم سماوات

Artinya :

Dia lah Allah yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia

berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan Nya tujuh langit. Dan Dia Maha

mengetahui segala sesuatu.

Ayat Al Quran tersebut menjelaskan bahwa Allah telah menciptakan apa saja

yang ada di bumi, termasuk sumber daya alam yang kita manfaatkan sampai detik

ini. Allah menciptakan semua itu sebagai tanda-tanda kekuasaannya. Manusia

bertugas memanfaatkan sumber daya alam tersebut dengan sebaik mungkin untuk

kehidupan.

Unsur-unsur yang terdapat di dalam monasit memiliki nilai ekonomis

masing-masing sehingga harus dipisahkan. Unsur-unsur tersebut dipisahkan secara

bertingkat. Proses pemisahan unsur-unsur U, Th, LTJ dan fosfat dari bijih monasit

dapat dilakukan dengan metode asam menggunakan H2SO4 (Prassanti, 2013) dan

metode basa menggunakan NaOH (Sumarni et al., 2004). Tahapan proses yang

dihasilkan dengan metode basa adalah dekomposisi, pelarutan parsial pH 3,7,

pengendapan U, Th pH 6,3 dan pengendapan LTJ pH 9,8 (Prassanti, 2013).

Pelarutan bertujuan untuk melarutkan unsur yang ada di dalam residu hasil

dekomposisi untuk selanjutnya dilakukan pemisahan setiap unsurnya melalui

pengendapan. Pelarutan terdiri atas pelarutan parsial dan pelarutan total. Pelarutan

parsial dilakukan pada pH 3,7 bertujuan untuk memisahkan logam tanah jarang

dengan uranium dan torium (Sumarni et al., 2011), sedangkan pelarutan total untuk

melarutkan semua unsur, U, Th dan LTJ (Nuri et al., 2004).

Page 18: PEMISAHAN UNSUR-UNSUR PADA MONASIT DENGAN PENGENDAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53140... · 2020. 10. 22. · DENGAN PENGENDAPAN BERTINGKAT SKRIPSI ANGGI

3

Pelarutan parsial pH 3,7 menggunakan HCl telah dilakukan oleh Sumarni

et al., (2011) menghasilkan recovery LTJ terlarut 62% dengan kondisi pelarutan

waktu 2 jam dan suhu 80 oC. Nuri et al., (2004) melakukan pelarutan total residu

dekomposisi monasit rirang menghasilkan kondisi optimal konsumsi HCl 120

mL/100 g umpan, suhu 80 oC dan waktu 2 jam dengan recovery U 96,91%, Th

88,27% dan LTJ 91,99%.

Pemisahan uranium, torium dan logam tanah jarang dapat dilakukan dengan

cara pengendapan menggunakan NaOH. Nuri et al., (2000) memisahkan LTJ dari

U dan Th menggunakan NaOH, kondisi terbaik diperoleh LTJ(OH)3 pada pH 9,8,

konsentrasi NaOH 1 N dan waktu 3 jam. Kondisi tersebut menghasilkan nilai

recovery LTJ2O3 99,79%, Th 4,52%; U dan PO4 tidak terambil dan komposisi

produk LTJ(OH)3 98,868%; Th(OH)4 0,009%; dan lain-lain 1,123%.

Trinopiawan dan Sumiarti (2012) melakukan pemisahan U dari Th dengan

metode pengendapan menggunakan H2SO4. Recovery pengendapan optimal pada

larutan umpan H2SO4 yaitu Th sebesar 96,99% dan U 18,26% dengan konsumsi

H2SO4 20 mL (larutan umpan:H2SO4, 5:2) dan waktu pengendapan 30 menit.

Recovery pengendapan optimal pada larutan umpan HCl yaitu Th sebesar 98,05%

dan U 25,03% dengan konsumsi H2SO4 pekat 20 mL (larutan umpan:H2SO4, 5:2)

dan waktu pengendapan 20 menit. Penelitian tentang pengendapan U, Th dan LTJ

juga dilakukan oleh Anggraini et al., (2012) menggunakan H2SO4 dengan umpan

larutan H2SO4. Jumlah H2SO4 pekat yang digunakan sebanyak 175 mL (larutan

umpan:H2SO4, 1:3,5) menghasilkan recovery LTJ 61,21%, U 78,46%, dan PO4

93,56% serta waktu optimal pengendapan 20 menit.

Page 19: PEMISAHAN UNSUR-UNSUR PADA MONASIT DENGAN PENGENDAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53140... · 2020. 10. 22. · DENGAN PENGENDAPAN BERTINGKAT SKRIPSI ANGGI

4

Proses pengendapan untuk pemisahan unsur-unsur dalam monasit dapat juga

dilakukan dengan pengendapan bertingkat. Suyanti dan Puwarni (2011) telah

melakukan pengendapan bertingkat menggunakan NH4OH 15% dengan variasi pH

0,85; 1,25; 1,75; 2; 2,25; dan 2,75 untuk memisahkan torium dari logam tanah

jarang. Logam tanah jarang yang dihasilkan adalah La, Ce dan Nd. Kondisi

optimum yang dihasilkan berbeda setiap unsurnya. Th optimum pada pH 0,85

dengan kadar 20,607%, La dan Nd optimum pada pH 2 dengan masing-masing

kadar 19,055% dan 5,552%, serta Ce pada pH 0,2 dengan kadar 22,346%. Selain

unsur-unsur utama penyusun mineral monasit, terdapat unsur lainnya yang juga

bernilai ekonomis. Unsur-unsur tersebut antara lain besi, aluminium, kalsium,

magnesium, silika, titanium dan zirkonium (Isyunarto et al., 1999). Semua unsur

tersebut dianggap sebagai pengotor dalam proses pemisahan uranium, torium dan

logam tanah jarang. Unsur-unsur pengotor tersebut masih dapat dimanfaatkan lebih

lanjut, oleh karena itu perlu diketahui pada pH berapa unsur-unsur tersebut banyak

terlarut ataupun mengendap dalam proses pemisahan.

Penelitian ini dilakukan untuk menentukan unsur-unsur apa saja selain unsur

utama penyusun monasit yang dihasilkan dengan pengendapan bertingkat

menggunakan NH4OH. Penggunaan NH4OH tidak akan mengotori endapan karena

NH3 mudah menguap (Suyanti dan Puwarni, 2011).

Proses pelarutan yang dilakukan adalah pelarutan total menggunakan HCl,

sehingga diharapkan RE, U dan Th larut secara menyeluruh. Pengendapan

bertingkat dilakukan dengan adanya variasi pH sehingga dihasilkan unsur-unsur

apa saja selain unsur utama penyusun monasit pada kondisi-kondisi pH tertentu.

Parameter yang digunakan adalah pH atau derajat keasaman untuk pengendapan

Page 20: PEMISAHAN UNSUR-UNSUR PADA MONASIT DENGAN PENGENDAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53140... · 2020. 10. 22. · DENGAN PENGENDAPAN BERTINGKAT SKRIPSI ANGGI

5

bertingkat. pH yang digunakan dimulai dari pH 0,5 sampai dengan pH 10 dengan

selisih nol koma lima antara setiap pHnya, berdasarkan penelitian Suyanti dan

Puwarni (2011). Analisis kadar unsur uranium, torium dan senyawa fosfat

menggunakan instrumen Spektrofotometer UV-Vis, serta kadar unsur logam tanah

jarang dan pengotor menggunakan instrumen ICP-OES.

1.2 Rumusan masalah

1. Bagaimana pengaruh variasi pH pada pemisahan unsur-unsur dalam

monasit dengan pengendapan bertingkat?

2. Unsur apa saja yang dihasilkan dari setiap variasi pH pada pemisahan

unsur-unsur dalam monasit dengan pengendapan bertingkat?

1.3 Hipotesis

1. Variasi pH dapat memisahkan unsur-unsur dalam monasit dengan

pengendapan bertingkat.

2. Selain unsur penyusun utama dalam monasit yaitu uranium, torium, dan

logam tanah jarang dihasilkan juga unsur besi, aluminium, kalsium,

magnesium, silika, titanium dan zirkonium dalam setiap variasi pH,

sehingga dapat dipisahkan.

1.4 Tujuan penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

1. Menentukan pengaruh variasi pH dalam pengolahan monasit dengan

pengendapan bertingkat.

Page 21: PEMISAHAN UNSUR-UNSUR PADA MONASIT DENGAN PENGENDAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53140... · 2020. 10. 22. · DENGAN PENGENDAPAN BERTINGKAT SKRIPSI ANGGI

6

2. Menentukan unsur apa saja yang dihasilkan dari setiap variasi pH pada

pemisahan unsur-unsur dalam monasit dengan pengendapan bertingkat.

1.5 Manfaat penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini diharapkan dapat digunakan

dalam memisahkan unsur-unsur yang bernilai ekonomis selain unsur utama

penyusun monasit dan mengurangi jumlah pengotor untuk pemisahan logam tanah

jarang, sehingga logam tanah jarang yang dihasilkan semakin murni.

Page 22: PEMISAHAN UNSUR-UNSUR PADA MONASIT DENGAN PENGENDAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53140... · 2020. 10. 22. · DENGAN PENGENDAPAN BERTINGKAT SKRIPSI ANGGI

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Monasit

Monasit merupakan mineral fosfat yang mengandung logam tanah jarang,

torium dan uranium (Gupta dan Krishnamurthy, 2005). Mineral ini jika diolah

secara kimiawi akan menghasilkan garam unsur U, Th, logam tanah jarang (LTJ)

dan fosfat. Rumus kimia monasit secara umum adalah (LTJ, Th, U) PO4 (Suyono

et al., 2017). Unsur yang terkandung dalam monasit memiliki nilai ekonomisnya

masing-masing. Logam tanah jarang digunakan dalam bidang industri, metalurgi

dan kimiawi (Gupta dan Krishnamurthy, 2005). Uranium dan torium sebagai bahan

bakar reaktor nuklir (Sagala et al., 2003).

Mineral ini di alam merupakan mineral ikutan dalam batuan granit, biotit

gneiss, dan genesit. Monasit ditemukan di Bangka dan Belitung bersama dengan

mineral timah dan di Kalimantan bersama mineral emas (Noviansyah, 2018).

Kandungan mineral monasit di setiap daerahnya berbeda-beda. Komposisi

kandungan unsur-unsur dalam monasit bangka yaitu 0,298% U, 4,171% Th,

23,712% P2O5 dan 58,97% LTJ oksida total (Anggraini et al., 2012).

Unsur-unsur dalam monasit harus dipisahkan terlebih dahulu untuk

dimanfaatkan sesuai fungsinya masing-masing. Proses pemisahan unsur-unsur

tersebut terdiri atas 4 metode yaitu: metode basa menggunakan NaOH, metode

asam menggunakan H2SO4, metode khloronisasi menggunakan gas klor, Cl dan

metode reduksi suhu tinggi menggunakan karbon, C (Callow, 1967).

Page 23: PEMISAHAN UNSUR-UNSUR PADA MONASIT DENGAN PENGENDAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53140... · 2020. 10. 22. · DENGAN PENGENDAPAN BERTINGKAT SKRIPSI ANGGI

8

Pengolahan monasit metode basa diawali oleh dekomposisi dengan NaOH.

Tahapan selanjutnya adalah pelarutan dengan asam dan pengendapan, serta

kalsinasi (Puwarni et al., 2015).

Pengolahan menggunakan metode asam biasa disebut sebagai proses digesti

monasit yang bertujuan untuk memisahkan unsur-unsur di dalam monasit. Digesti

biasanya dilakukan menggunakan asam sulfat karena harganya relatif murah dan

prosesnya lebih sederhana. Recovery yang dihasilkan U 99,90%, Th 99,44%, LTJ

99,54% dan PO4 99,88% (Prassanti, 2013). Digesti monasit masih menghasilkan

fosfat berbeda dengan dekomposisi yang mampu mengurai fosfat di dalam monasit.

Reaksi yang terjadi pada proses dekomposisi adalah sebagai berikut

(Cuthbert, 1958; Isyuniarto et al., 1999):

LTJ(PO4) (s) + 3NaOH (aq) ⟶ LTJ(OH)3 (s) + Na3PO4 (s)................................(1)

Th3(PO4)4 (s) + 12NaOH (aq) ⟶ 3Th(OH)4 (s) + 4Na3PO4 (s)............................(2)

(UO2)3(PO4)2 (s) + 6NaOH (aq) ⟶ 3UO2(OH)2 (s) + 2Na3PO4 (s).......................(3)

Gambar 1. Proses pengolahan monasit metode basa (Gupta dan

Krishnamurthy, 2005)

Page 24: PEMISAHAN UNSUR-UNSUR PADA MONASIT DENGAN PENGENDAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53140... · 2020. 10. 22. · DENGAN PENGENDAPAN BERTINGKAT SKRIPSI ANGGI

9

Pengolahan monasit menggunakan metode basa diawali dengan proses

dekomposisi seperti pada Gambar 1. Dekomposisi dilakukan menggunakan basa,

seperti NaOH dan KOH. Proses dekomposisi menghasilkan slurry yaitu campuran

antara residu, filtrat dan garam Na3PO4. Slurry kemudian disaring maka dihasilkan

residu dan filtrat dekomposisi. Residu atau padatan yang dihasilkan tersebut

mengandung hidroksida U, Th, LTJ dan garam Na3PO4. Garam Na3PO4 yang masih

berada di dalam residu dekomposisi dihilangkan dengan cara pencucian

menggunakan air suhu 60 oC. Residu dekomposisi yang tidak lagi mengandung

garam Na3PO4 digunakan untuk tahap selanjutnya yaitu pelarutan menggunakan

asam, salah satunya asam klorida (HCl) menghasilkan filtrat dan residu pelarutan.

Filtrat pelarutan yang mengandung LTJ, U dan Th diendapkan dengan natrium

hidroksida (NaOH). Pengendapan unsur U dan Th dilakukan pada pH 6,4

sedangkan LTJ pada pH 9,6-10,4. Hasil akhir dari keseluruhan proses ini adalah

endapan (U, Th)(OH) pada ph 6,4 dan LTJ(OH) pada pH 9,6-10,4 (Gupta dan

Krishnamurthy, 2005).

2.2 Uranium

Uranium adalah unsur terpenting untuk bahan bakar nuklir sebagai penghasil

panas. Uranium merupakan unsur utama di antara bahan radioaktif alami yang ada

di bebatuan, terutama batuan sedimen yang bersifat asam. Batuan yang bersifat

asam tersebut antara lain granit, fosfat, dan black shales kaya organik yang ada di

kerak bumi dan air laut (Hore, 2001).

Uranium memiliki tiga isotop di alam, yaitu U-234, U-235, dan U-238. Isotop

U-238 merupakan isotop uranium alami terbanyak di antara ketiganya, yaitu

Page 25: PEMISAHAN UNSUR-UNSUR PADA MONASIT DENGAN PENGENDAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53140... · 2020. 10. 22. · DENGAN PENGENDAPAN BERTINGKAT SKRIPSI ANGGI

10

sebesar 99,3% (Bastori dan Birmano, 2018). Dalam bijih senyawa uranium selain

membentuk sulfida umumnya berbentuk Urainit atau yellow cake. Senyawa

pembentuk Urainit (U3O8) adalah senyawa oksida uranium UO2 dan UO3 yang

menghasilkan 50-85% Urainit (Sahputra, 2015).

Potensi uranium di daerah Bangka dikaitkan dengan monasit, di mana

uranium terdapat banyak pada monasit dalam deposit aluvium. Secara alami

aluvium yang kaya monasit menyatu dengan mineral timah, sehingga monasit

tersebut dihasilkan seiring proses penambangan timah. Uranium juga ditemukan

pada terak mineral timah akibat proses pengolahan timah. Sumber daya uranium

dari monasit dalam deposit alluvium telah dihitung sebanyak 22.830 tU, sedangkan

sumber daya uranium dari terak timah telah dihitung sebanyak 2.407 tU (NEA dan

IAEA, 2016).

Monasit Bangka memiliki kandungan uranium sebesar 1500-3000 ppm

(Sumarni et al., 2011). Analisis uranium dapat dilakukan dengan beberapa cara

antara lain metode potensiometri, metode alkalimetri (Ngatijo et al., 2017), metode

spektrometer gamma dan spektrofotometer UV-Vis (Adventini et al., 2009).

Pengolahan bijih uranium dengan metode basa menghasilkan residu yang

mengandung hidroksida dari unsur U, Th, RE dan pengotor. Untuk memisahkan

unsur uranium dari yang lainnya perlu dilakukan proses pelarutan kemudian

pengendapan. Penegendapan unsur uranium terjadi pada pH 6,3 (Nuri et al., 2000).

2.3 Torium

Torium merupakan logam aktinida radioaktif berwana keperakan terang,

paramagnetik, dan agak lunak. Torium murni sangat lunak, dan seperti logam pada

Page 26: PEMISAHAN UNSUR-UNSUR PADA MONASIT DENGAN PENGENDAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53140... · 2020. 10. 22. · DENGAN PENGENDAPAN BERTINGKAT SKRIPSI ANGGI

11

umumnya, dapat digulung dalam keadaan dingin, ditempa, dan dibentuk. Saat

terkontaminasi dengan oksida, perlahan-lahan akan berubah menjadi abu-abu dan

akhirnya menjadi hitam (International Atomic Energy Agency (IAEA), 2008).

Torium terdapat dalam monasit dan thorianit. Thorianit adalah mineral

radioaktif dengan kandungan torium yang tinggi sekitar 70%, tetapi juga

mengandung oksida uranium, lantanum, cerium dan didymium (praseodymium dan

neodymium). Monasit mengandung torium dalam bentuk ThO2 sebanyak 3%-9%

bersamaan dengan mineral radioaktif. Ketersediaan torium diduga tiga kali lebih

banyak daripada uranium, dan sama banyaknya dengan timbal atau molibden

(Syarip dan Widodo, 2019).

Ekstraksi torium sebagai hasil samping perolehan logam tanah jarang dari

monasit merupakan sumber produksi torium yang paling layak saat ini. Torium

memiliki kepadatan yang tinggi dan daya magnet yang lemah, pemulihan monasit

dari pasir mentah atau bijih yang hancur dimungkinkan dengan teknik pemisahan

fisik yang melibatkan gravitasi dan metode elektrostatik. Indonesia memperkirakan

sekitar 1,5 miliar ton sumber daya spekulatif, yang akan ditargetkan untuk konten

LTJ dan Th-nya dengan membentuk konsorsium 16 lembaga penelitian, akademik

dan pemerintah serta mitra industri. Sebuah pabrik percontohan dengan 50 kg

konsentrat monasit/ kapasitas hari ditugaskan pada tahun 2015. Kegiatan lain dan

penyelidikan skala pilot pada metalurgi elemen langka sedang dipertimbangkan

dari 2016-2019 (NEA dan IAEA, 2016).

Kandungan torium dalam monasit Bangka sebesar 2,5–3,6% (Sumarni et al,.

2011). Terdapat dua metode untuk mengekstaksi torium dari mineral monasit yaitu

metode asam dan basa. Metode asam dilakukan dengan memanaskan mineral

Page 27: PEMISAHAN UNSUR-UNSUR PADA MONASIT DENGAN PENGENDAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53140... · 2020. 10. 22. · DENGAN PENGENDAPAN BERTINGKAT SKRIPSI ANGGI

12

menggunakan asam pada suhu 120-150 oC selama beberapa jam. Hasil dari proses

asam adalah larutan yang mengandung logam tanah jarang, U, dan Th. Metode basa

atau biasa dikenal dengan dekomposisi, memanaskan mineral monasit pada suhu

140 oC selama 4 jam. Hasil yang diperoleh adalah residu yang mengandung logam

tanah jarang, U, dan Th oksida. Torium dalam residu dekomposisi akan larut

dengan asam pada pH 3-4 (Dewita, 2012).

Torium sedang dikembangkan di negara India, Rusia, Jepang, Amerika

Serikat dan Kanada sebagai bahan bakar nuklir pengganti uranium. Keberadaan

torium dalam kerak bumi pada kondisi umum beberapa kali lebih berlimpah dari

semua isotop uranium, bahkan kelimpahan torium-232 beberapa ratus kali lebih

banyak daripada uranium-235. Beberapa kelebihan torium dibandingkan dengan

uranium sebagai bahan baku pembuatan bahan bakar nuklir (Wolf, 2006).

a. Sebagai bahan bakar reaktor, torium tidak perlu pengkayaan.

b. Produk limbahnya tetap berbahaya tetapi hanya untuk jangka waktu yang jauh

lebih pendek dibandingkan limbah uranium.

c. Torium di dalam kerak bumi jumlahnya lebih banyak jumlahnya dibandingkan

uranium dengan perbandingan sekitar 4:1.

d. Torium yang digunakan untuk bahan bakar reaktor lebih sedikit dibanding

uranium yaitu sekitar 1:10.

2.4 Logam tanah jarang

Logam tanah jarang adalah unsur yang dimulai dari nomor atom 57 hingga

71 di dalam tabel unsur periodik, yang semuanya terdapat di alam kecuali

promethium (Tabel 1). Istilah “tanah jarang” digunakan karena proses penemuan

Page 28: PEMISAHAN UNSUR-UNSUR PADA MONASIT DENGAN PENGENDAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53140... · 2020. 10. 22. · DENGAN PENGENDAPAN BERTINGKAT SKRIPSI ANGGI

13

unsur ini di bumi memakan waktu yang lama yaitu selama hampir 160 tahun dari

tahun 1788 dan 1941. Unsur-unsurnya antara satu sama lain memiliki sifat kimia

yang sama sehingga selalu berada dalam mineral yang sama dan berperilaku

sebagai entitas kimia tunggal (Gupta dan Krishnamurthy, 2005).

Logam tanah jarang berasal dari mineral limenit, zirkon, kalseterit dan

monasit. Logam tanah jarang pada monasit memiliki komposisi sekitar 50-70%

oksida LTJ. Di Indonesia logam tanah jarang terdapat pada mineral zirkon, kalsiterit

dan monasit. Mineral-mineral tersebut banyak terdapat di wilayah Bangka,

Belitung, Kundur dan Kalimantan Tengah (Suyono et al., 2017).

Tabel 1. Unsur tanah jarang

Simbol Nama unsur Simbol Nama unsur

Y Ytrium Gd Gadolinium

Sc Scandium Tb Terbium

La Lanthanum Dy Dysprosium

Ce Cerium Ho Holmium

Pr Praseodymium Er Erbium

Nd Neodymium Tm Thulium

Pm Promethium Yb Ytterbium

Sm Samarium Lu Lutetium

Eu Europium

Sumber: (Gupta dan Krishnamurthy, 2005)

Jenis logam tanah jarang yang terkandung dalam monasit adalah lantanum,

serium, prosedinium, neodinium, samarium, europium, gadolinium, terbium,

disporsium, holmium, erbium, thulium, itterbium, lutetium, dan ytrium. Kegunaan

setiap logam tanah jarang berbeda-beda. Logam La digunakan sebagai komponen

katalis FCC, terutama dalam pembuatan bahan bakar oktan rendah dari minyak

mentah berat. Logam Ce digunakan untuk pelapis kaca agar terhindar dari sinar

ultraviolet seperti gelas peralatan medis dan jendela pesawat luar angkasa (Gupta

dan Krishnamurthy, 2005).

Page 29: PEMISAHAN UNSUR-UNSUR PADA MONASIT DENGAN PENGENDAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53140... · 2020. 10. 22. · DENGAN PENGENDAPAN BERTINGKAT SKRIPSI ANGGI

14

Disporsium memiliki sifat magnet yang paling tinggi namun tidak bisa

berperan sendiri sehingga ia tergabung dalam magnet permanen kekuatan tinggi

neodinium-boron-besi. Produk skandium terutama digunakan dalam keramik dan

laser (Gupta dan Krishnamurthy, 2005). Gadolinium digunakan untuk mendeteksi

anomali fungsi-fungsi organ internal tubuh manusia (Suyono et al., 2017).

Logam tanah jarang dapat bereaksi dengan selenium, sulfur dan fosfor secara

eksotermis. Reaksi yang terjadi dalam proses pemanasan logam tanah jarang

dengan ketiga unsur tersebut dapat merusak wadah, tungku, selungkup udara dan

lain-lain secara serius. Di sisi lain pada suhu rendah logam tanah jarang yang

memiliki massa berat bereaksi dengan sulfur (Gupta dan Krishnamurthy, 2005).

Kandungan logam tanah jarang dalam monasit Bangka sebesar 50-67%

(Trinopiawan et al., 2011). Dalam mineral monasit logam tanah jarang masih

bercampur dengan U, Th dan PO4. Proses pengolahan monasit yaitu dekomposisi

basa menghasilkan residu yang mengandung U, Th dan logam tanah jarang oksida.

Pemisahan logam tanah jarang dari U dan Th dilakukan dengan ekstraksi, resin

penukar ion dan pengendapan (Nuri et al., 2000).

Logam tanah jarang larut dalam asam mineral encer dan hidrogen, namun

kurang larut dalam asam sulfat pekat. Dalam kisaran tertentu laju pelarutan

sebanding dengan konsentrasi asam. Logam tanah jarang bereaksi dengan asam

organik umum tetapi pada tingkat yang lebih lambat dibandingkan dengan asam

mineral dengan konsentrasi yang sama. Campuran asam nitrat pekat dan asam

hidrofluorat 48% dapat digunakan untuk pemisahan tantalum dari logam tanah

jarang, karena hanya tantalum yang larut dalam campuran asam tersebut sedangkan

logam tanah jarang tidak (Gupta dan Krishnamurthy, 2005).

Page 30: PEMISAHAN UNSUR-UNSUR PADA MONASIT DENGAN PENGENDAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53140... · 2020. 10. 22. · DENGAN PENGENDAPAN BERTINGKAT SKRIPSI ANGGI

15

2.5 Aluminium

Aluminium adalah logam yang bisa dijumpai dalam kerak bumi dan terdapat

pada batuan seperti felspar dan mika. Kandungannya mudah diperoleh dalam

bentuk kosida terhidrat seperti bauksit, Al2O3.nH2O, dan kryolit, Na3AlF6 (Cotton

dan Wilkinson, 2007). Aluminium dengan konfigurasi elektronik [10Ne] 3s2 3p1

mempunyai tingkat oksidasi +3 dalam senyawanya. Memiliki titik leleh 660 oC dan

titik didih 2467 oC. Logam ini berwarna putih mengkilat, moderat lunak dan lemah

jika dalam keadaan murni, tetapi keras dan kuat jika dipadukan dengan logam-

logam lain (Sugiyanto dan Retno, 2010).

Logam aluminium mempunyai banyak kegunaan dan beberapa garamnya

seperti sulfat dibuat dalam skala besar. Paduan logam aluminium dengan NH4ClO4

dapat digunakan sebagai bahan bakar untuk mendorong roket yang membawa

pesawat ulang-alik Columbia buatan Amerika Serikat. Senyawa tawas, misalnya

KAl(SO4)2.12H2O bermanfaat sebagai penjernih air dan indutri pencelupan atau

pewarnaan, yang dapat dijumpai dengan mudah di pasaran (Sugiyanto dan Retno,

2010). Aluminium juga biasa digunakan sebagai bahan utama pembuatan alat

masak untuk rumah tangga, namun alat masak tersebut tidak bisa digunakan untuk

bahan-bahan yang bersifat sangat basa (Petrucci, 1985).

Logam aluminium tahan terhadap korosi udara, karena reaksi antara logam

aluminium dengan oksigen udara menghasikan oksidanya, Al2O3 yang merupakan

lapisan nonpori dan membungkus permukaan logam tersebut sehingga tidak terjadi

reaksi lebih lanjut (Sugiyanto dan Retno 2010). Logam aluminum melarut dalam

asam mineral, kecuali asam nitrat pekat, dan dalam larutan hidroksida akan

menghasilkan gas hidrogen. Aluminum membentuk senyawa dengan alkali

Page 31: PEMISAHAN UNSUR-UNSUR PADA MONASIT DENGAN PENGENDAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53140... · 2020. 10. 22. · DENGAN PENGENDAPAN BERTINGKAT SKRIPSI ANGGI

16

(contohnya adalah NaOH) sebagian besar non logam dan menunjukkan sifat kimia

yang beragam. Logam aluminium bersifat amfoterik, bereaksi dengan asam kuat

membebaskan gas hidrogen, dan dengan basa kuat membentuk aluminat dan gas

hidrogen menurut persamaan reaksi (Saito, 2004).

2Al (s) + 6H3O+ (aq) 2Al3+ (aq) + 6H2O (l) + 3H2 (g)...............................(4)

2Al (s) + 2OH- (aq) + 6H2O (l) 2[Al(OH)4]- (aq) + 3H2 (g)............................(5)

2.6 Galium dan Talium

Gallium terdapat hanya pada runtutan batuan Al dan Zn. Talium juga

merupakan unsur yang jarang, diperoleh kembali dari debu asap yang berasal dari

pemanggangan pyrit dan batuan sulfida lainnya. Gallium digunakan dalam keadaan

padat dan ditemukan dalam keadaan gas. Talium terutama dalam bentuk Tl(III)

karboksilat digunakan dalam sintesis organik (Cotton dan Wilkinson, 2007).

Galium adalah unsur yang masih berupa cairan pada suhu di atas 2000 oC, karena

itu bahan ini digunakan untuk termometer suhu tinggi (Petrucci, 1985).

Logam talium memiliki manfaat yang sangat khusus dan produksinya tidak

terlalu banyak. Contohnya, talium (I) bromida dan talium (I) iodida adalah dua dari

sedikit senyawa yang mempunyai sifat transparansi yang sangat tinggi sehingga

dapat digunakan untuk keperluan radiasi inframerah dengan panjang gelombang

yang panjang. Dalam bentuk lembaran dari kedua senyawa ini digunakan untuk

unit-unit detektor inframerah. Sifat kimia talium juga cukup menarik karena talium

memiliki dua tingkat oksidasi yaitu +1 dan +3 (Sugiyanto dan Retno, 2010).

Gallium dan talium biasanya diperoleh dengan elektrolisis larutan garam-

garamnya dalam air. Galium memiliki kemungkinan tersebut karena besarnya

Page 32: PEMISAHAN UNSUR-UNSUR PADA MONASIT DENGAN PENGENDAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53140... · 2020. 10. 22. · DENGAN PENGENDAPAN BERTINGKAT SKRIPSI ANGGI

17

tegangan lebih untuk evolusi hidrogen dari logam ini. Kedua unsur ini lunak, putih

dan merupakan logam yang cukup reaktif dan mudah larut dalam asam. Talium

larut secara lambat dalam H2SO4 dan HCl, karena garam Tl yang terbentuk hanya

larut sebagian. Gallium sama seperti Al dapat larut dalam larutan NaOH. Gallium

dan talium bereaksi cepat dalam suhu ruang dengan halogen-halogen dan dengan

non logam seperti sulfur (Cotton dan Wilkinson, 2007).

2.7 Besi

Keberadaan besi kerak bumi sebesar 62000 ppm merupakan unsur keempat

terbanyak setelah oksigen, silikon dan aluminium. Besi juga banyak terdistribusi

sebagai oksida dan karbonat, yang terpenting adalah hematit (Fe2O3), magnetit

(Fe3O4), limonit (2FeO3H2O), siderit (FeS2), dan chalcopyrites (CuFeS). Logam

besi bersifat lunak dan mudah dibentuk. Memiliki titik lebur 1537 oC dan bersifat

reaktif . Besi dapat larut dalam asam HCl encer dan H2SO4 (Cottom dan Wilkinson,

2007).

Besi dalam keadaan murni bersifat reaktif. Tingkat oksidasi besi tertinggi

adalah +6 tetapi jarang dijumpai, bilangan oksidasi yang paling umum bagi besi

yaitu +2 dan +3. Besi bereaksi dengan udara lembab teroksidasi membentuk besi

(III) oksida hidrat yang dikenal sebagai karat. Karat yang terbentuk mempunyai

ikatan yang lemah hingga mudah hancur terpisah dari permukaan besi. Logam besi

mudah larut dalam asam yang bergantung pada jenis asam yang digunakan. Besi

dengan asam non oksidator dihasilkan besi (II), sedangkan dengan asam oksidator

(contoh HNO3) dihasilkan Fe (III). Passive iron adalah besi yang tidak bereaksi

dalam larutan asam nitrat. Keadaan pasif ini diakibatkan oleh adanya kontak dengan

Page 33: PEMISAHAN UNSUR-UNSUR PADA MONASIT DENGAN PENGENDAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53140... · 2020. 10. 22. · DENGAN PENGENDAPAN BERTINGKAT SKRIPSI ANGGI

18

oksidator seperti asam kromat atau hidrogen peroksida, membentuk suatu lapisan

tipis Fe2O3 (Mudzakir, 2008).

Besi sebagian besar (95%) digunakan sebagai bahan industri logam dan

turunannya seperti industri otomotif, perkapalan, industri komponen bahan

bangunan dan baja. Baja adalah paduan logam dari besi yang paling dikenal. Selain

sebagai logam besi juga digunakan dalam bentuk oksidanya, yaitu oksida besi (III)

digunakan pada produksi komponen magnetik untuk komputer (Mudzakir, 2008).

2.8 Pelarutan

Pelarutan hasil dekomposisi monasit Bangka secara basa yaitu (U, Th, LTJ)

hidroksida menggunakan asam kuat seperti HCl, H2SO4, dan HNO3. Hasil

pelarutan dengan H2SO4 maupun HNO3 yang rnenghasilkan larutan (U, Th, LTJ)

sulfat atau (U, Th, LTJ) nitrat bisa langsung dilakukan proses ekstraksi untuk

pengambilan U dan Th. Akan tetapi pelarutan dengan asam selain HCl tersebut

memerlukan konsumsi asam yang lebih banyak. Pelarutan dengan H2SO4

diperlukan jumlah asam (2-3) kali jumlah HCl. Disamping itu kelarutan (U, Th,

LTJ) hidroksida dalam H2SO4 1ebih kecil dibandingkan dengan HCl (Nuri et al.,

2002).

HCl melarutkan sempurna (U, Th, LTJ) hidroksida pada suhu 79 oC, dengan

perbandingan 1,5 kg asam per kg residu. Proses pelarutan menggunakan HCl

dipengaruhi oleh kondisi saat dekomposisi. Semakin banyak fosfat yang dihasilkan

saat proses dekomposisi semakin mudah pelarutan logam (U, Th, LTJ) hidroksida.

Hal ini berarti ikatan fosfat terlepas dari (U, Th, LTJ) hidroksida (Arief et al., 2002).

Page 34: PEMISAHAN UNSUR-UNSUR PADA MONASIT DENGAN PENGENDAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53140... · 2020. 10. 22. · DENGAN PENGENDAPAN BERTINGKAT SKRIPSI ANGGI

19

Reaksi yang terjadi pada proses pelarutan (U, Th, LTJ) hidroksida dengan HCl

adalah sebagai berikut (Sumarni et al., 2011).

LTJ(OH)3 (s) + 3HCl (aq) → LTJCl3 (aq) + 3H2O (aq).............................(6)

Th(OH)4 (s) + 2HCl (aq) → ThCl2 (aq) + 2H2O (aq).............................(7)

UO2(OH)2 (s) + 2HCl (aq) → UO2Cl2 (aq) + H2O (aq)..............................(8)

Kondisi pelarutan (U, Th, LTJ) hidroksida dengan menggunakan HCI yang

terbaik adalah pada suhu 79-80 oC, kebutuhan HCI 1,5 Ib/lb umpan dan waktu

pelarutan 1 jam (Nuri et al., 2002).

2.9 Pengendapan bertingkat

Pengendapan merupakan pemisahan suatu unsur dengan unsur lainnya

dilakukan dengan mengubah bagian tertentu ke bentuk endapan, sehingga mudah

dipisahkan berdasarkan perbedaan fasenya. Ketika pengendapan terjadi, ukuran

partikel endapan dipengaruhi oleh laju relatif dari dua proses berikut: (1)

pembentukan inti (nuclei), yang disebut nukleasi dan (2) pertumbuhan inti tersebut

untuk membentuk partikel-partikel yang cukup besar untuk mengendap (Day dan

Underwood, 2002).

Metode pengendapan bertingkat merupakan salah satu metode pemisahan

untuk mendapatkan unsur logam tanah jarang. Metode tersebut berupa

pengendapan bertingkat yang mirip dengan metode rekristalisasi bertingkat.

Umumnya proses ini menambahkan hidroksida sehingga dihasilkan endapan

hidroksida. Prinsip dasarnya adalah perbedaan tetapan hasil kali kelarutan unsur

dalam bentuk hidroksidanya. Pemisahan dengan metode pengendapan bertingkat

Page 35: PEMISAHAN UNSUR-UNSUR PADA MONASIT DENGAN PENGENDAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53140... · 2020. 10. 22. · DENGAN PENGENDAPAN BERTINGKAT SKRIPSI ANGGI

20

juga dilakukan dengan menambahkan hidroksida untuk memperoleh hasil

pemisahan yang lebih selektif (Huheey, 1993).

Pengendapan dilakukan karena dapat memurnikan unsur-unsur dalam

monasit terutama logam tanah jarang. Anggaraini et al., (2012) melakukan

pengendapan logam tanah jarang dari digesti monasit dengan asam sulfat dihasilkan

recovery pengendapan logam tanah jarang pada kondisi optimum adalah LTJ

61,21%, U 78,46% dan PO4 93,56%. Kecepatan dan kesempurnaan reaksi

tergantung dari waktu pengendapan, suhu dan perbandingan asam terhadap umpan.

Selama pengendapan unsur-unsur dalam monasit akan bereaksi dengan basa

sebagai berikut:

LTJCl3 (aq) + 3NH4OH (aq) LTJ(OH)3 (s) + 3NH4Cl (aq).........(9)

UO2Cl2 (aq) + 2NH4OH (aq) UO2(OH)2 (s) + 2NH4Cl (aq).......(10)

ThCI4 (aq) + 4NH4OH (aq) Th(OH)4 (s) + 4NH4Cl (aq)........(11)

Reaksi di atas adalah kecepatan pengendapan yang bergerak ke arah produk.

Besarnya kecepatan pengendapan dipengaruhi oleh konsentrasi umpan dan reagen

pengendapan yang digunakan, waktu, derajat keasaman, suhu, luas muka

pengadukan dan sebagianya (Nuri et al,. 2000).

2.10 Spektrofotometer UV-Vis

2.10.1 Prinsip spektrofotometer UV-Vis

Sinar ultraviolet memiliki rentang panjang gelombang ± 10 – 200 nm,

sedangkan untuk daerah visible memiliki rentang panjang gelombang ± 200-400

nm. Bagian dari molekul yang paling cepat bereaksi dengan kedua sinar tersebut

adalah elektron-elektron ikatan dan elektron-elektron nonikatan (elektron bebas).

Page 36: PEMISAHAN UNSUR-UNSUR PADA MONASIT DENGAN PENGENDAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53140... · 2020. 10. 22. · DENGAN PENGENDAPAN BERTINGKAT SKRIPSI ANGGI

21

Sinar ultraviolet dan sinar tampak merupakan energi, yang bila mengenai elektron-

elektron tersebut, maka elektron akan tereksitasi dari keadaan dasar ke tingkat

energi yang lebih tinggi, eksitasi elektron-elektron ini, direkam dalam bentuk

spektrum yang dinyatakan sebagai panjang gelombang dan absorbansi, sesuai

dengan jenis elektron-elektron yang terdapat dalam molekul yang dianalisis. Makin

mudah elektron-elektron bereksitasi makin besar panjang gelombang yang

diabsorbsi, makin banyak elektron yang bereksitasi makin tinggi absorban

(Suhartati, 2017).

Analisis menggunakan Spektrofotometri UV-Vis harus memperhatikan hal-

hal sebagai berikut, karena berhubungan dengan warna (Triyati 1995):

1. Kestabilan warna.

Sedapat mungkin warna yang dihasilkan stabil untuk beberapa lama.

2. Reaksi warna yang spesifik.

Reaksi warna spesifik untuk unsur tertentu, sehingga adanya unsur-unsur lain

tidak mengganggu dan pemisahan tidak perlu dilakukan.

3. Sifat zat warna.

Kalau zat warna yang terbentuk berada dalam keadaan tertutup dan segera

diperiksa karena penguapan akan menyebabkan pemekatan larutan.

4. Sensitif.

Sensitif yaitu dengan perubahan konsentrasi yang kecil, akan menyebabkan

pemekatan larutan.

5. Larutan homogen.

Larutan yang homogen akan mengabsorpsi cahaya di setiap bagian sama

Page 37: PEMISAHAN UNSUR-UNSUR PADA MONASIT DENGAN PENGENDAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53140... · 2020. 10. 22. · DENGAN PENGENDAPAN BERTINGKAT SKRIPSI ANGGI

22

2.10.2 Hukum Lambert-Beer

Metode Spektrofotometri Ultra-violet dan Sinar Tampak berdasarkan pada

hukum Lambert-Beer. Hukum tersebut menyatakan bahwa jumlah radiasi cahaya

tampak, Ultra-violet dan cahaya-cahaya lain yang diserap atau ditransmisikan oleh

suatu larutan merupakan suatu fungsi eksponen dari konsentrasi zat dan tebal

larutan (Triyati, 1995). Hukum Lambert-Beer (Beer's law) adalah hubungan

linearitas antara absorban dengan konsentrasi larutan analit. Biasanya hukum

Lambert-Beer ditulis seperti persamaan berikut (Dachriyanus, 2004).

𝐀= 𝛆.𝐛.𝐂 ............................... (12)

A = absorban (serapan)

ε = koefisien ekstingsi molar (M-1cm-1)

b = tebal kuvet (cm)

C = konsentrasi (M)

Pada percobaan, yang terukur adalah transmitan (T), yang didefinisikan

sebagai berikut:

T = I / Io ............................... (13)

I = intensitas cahaya setelah melewati sampel

Io = intensitas cahaya awal

Gambar 2. Absorpsi cahaya oleh sampel (Dachriyanus, 2004)

Hubungan antara A dan T adalah:

A = -log T = - log (I / Io) ............................... (14)

Page 38: PEMISAHAN UNSUR-UNSUR PADA MONASIT DENGAN PENGENDAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53140... · 2020. 10. 22. · DENGAN PENGENDAPAN BERTINGKAT SKRIPSI ANGGI

23

2.10.3 Instrumentasi

Komponen-komponen pokok dari spektrofotometer UV-Vis adalah sebagai

berikut (Sastrohamidjojo, 2013):

1. Sumber radiasi

Sumber radiasi sinar UV-Vis yang sering digunakan adalah lampu lampu

filament tungsten. Filament dipanaskan oleh sumber arus searah atau baterai.

Filament tungsten menghasilkan radiasi kontinyu dalam daerah antara 380 nm.

Gambar 3. Skema alat spektrofotometer UV-Vis (Sastrohamidjojo, 2013)

2. Monokromator

Monokromator adalah serangkaian alat optik yang menguraikan radiasi

polikromatik menjadi jalur-jalur dengan panjang gelombang tunggal atau

monokromatik.

3. Tempat cuplikan

Cuplikan yang akan dianalisis pada daerah sinar ultraviolet atau sinar

tampak ditempatkan dalam sel atau kuvet. Untuk analisis pada daerah ultraviolet

digunakan quartz atau sel yang dilebur, sedangkan untuk analisis pada daerah

tampak digunakan gelas biasa atau quartz. Sel untuk larutan mempunyai panjang

lintasan dari 1 hingga 10 cm.

Page 39: PEMISAHAN UNSUR-UNSUR PADA MONASIT DENGAN PENGENDAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53140... · 2020. 10. 22. · DENGAN PENGENDAPAN BERTINGKAT SKRIPSI ANGGI

24

4. Detektor

Detektor menyerap tenaga foton yang mengenainya dan mengubah tanaga

tersebut untuk dapat diukur secara kuantitatif seperti sebagai arus listrik atau

sebagai perubahan panas. Detektor mengaktifkan pencatat, dan pencatat

menghasilkan sinyal yang secara kuantitatif berkaitan dengan tenaga cahaya yang

mengenainya. detektor yang digunakan dalam sinar UV-Vis adalah detektor

fotolistrik.

2.11 Inductively Coupled Plasma Optical Spectroscopy (ICP-OES)

2.11.1 Prinsip kerja ICP-OES

Inductively Coupled Plasma Optical Emission Spectroscopy (ICP-OES)

adalah adalah alat yang ampuh untuk penentuan logam dalam berbagai matriks

sampel yang berbeda. Prinsip utamanya adalah ketika energi plasma diberikan

kepada sampel analisis dari luar, unsur-unsur komponen (atom) tereksitasi. Atom

tereksitasi kembali ke posisi energi rendah, sinar emisi (sinar spektrum) dilepaskan

dan sinar emisi yang sesuai dengan panjang gelombang foton diukur. Eksitasi-emisi

sampel menggunakan plasma, yaitu suatu energi yang memiliki kerapatan dan suhu

elektron tinggi (6000-10000 oC). Plasma dihasilkan oleh gas argon yang terionisasi

menggunakan medan elekromagnetik berarus tinggi (Boss dan Fredeen, 2004).

2.11.2 Instrumentasi

Sampel yang diangkut ke dalam instrumen bentuknya dalah cairan. Cairan

di dalam instrumen diubah menjadi aerosol melaluli proses yang dikenal dengan

nebulisasi. Sampel yang telah berubah menjadi aerosol diangkut ke plasma, ia

dihancurkan, diuapkan, diatomisasi, dan tereksitasi atau terionisasi oleh plasma.

Page 40: PEMISAHAN UNSUR-UNSUR PADA MONASIT DENGAN PENGENDAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53140... · 2020. 10. 22. · DENGAN PENGENDAPAN BERTINGKAT SKRIPSI ANGGI

25

Atom dan ion tereksitasi memancarkan radiasi karakteristik mereka yang

dikumpulkan oleh perangkat yang memilah radiasi dengan panjang gelombang.

Radiasi terdeteksi dan diubah menjadi sinyal elektronik. Skema alat ICP-OES dapat

dilihat pada Gambar 4 (Boss dan Fredeen, 2004).

Gambar 4. Skema alat ICP-OES (Boss dan Fredeen, 2004)

Komponen-komponen dalam instrumen ICP-OES adalah sebagai berikut

(Boss dan Fredeen, 2004).

1. Nebulizer

Nebulizer adalah alat yang mengubah cairan menjadi aerosol untuk diangkut

ke plasma. Proses nebulisasi adalah salah satu langkah penting dalam ICP-OES.

Sistem pengantar sampel yang ideal adalah sistem yang mengirimkan semua

sampel ke plasma dalam bentuk yang dapat diuapkan, diatomisasi, diionisasi, dan

dieksitasi. Dalam ICP, hanya tetesan kecil yang dapat digunakan dari hasil nebulasi

tersebut. Kegunaan nebulizer untuk ICP-OES sangat ditentukan oleh

kemampuannya mengubah berbagai macam sampel menjadi tetesan kecil.

Page 41: PEMISAHAN UNSUR-UNSUR PADA MONASIT DENGAN PENGENDAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53140... · 2020. 10. 22. · DENGAN PENGENDAPAN BERTINGKAT SKRIPSI ANGGI

26

2. Spray chamber

Fungsi utama dari spray chamber adalah untuk menghilangkan tetesan besar

dari aerosol. Tujuan kedua dari spray chamber adalah untuk memperlancar

dorongan yang terjadi selama nebulisasi. Secara umum, ruang semprot untuk ICP

dirancang untuk memungkinkan tetesan dengan diameter sekitar 10 cm atau lebih

kecil untuk mengalir ke plasma.

3. Drain

Drain berguna untuk membawa sampel berlebih dari ruang spray chamber

ke wadah limbah. Selain membawa sampel berlebih, sistem drainase tekanan balik

yang diperlukan untuk memaksa sampel gas nebulizer pembawa aerosol sampel

melalui tabung injektor torch dan ke dalam pelepasan plasma. Injeksi ke dalam

plasma akan terganggu jika sistem drainase tidak mengalirkan secara merata atau

memungkinakan gelembung melewatinya, sehingga esmisi yang rumit dapat

terjadi.

4. Torches

Torches berisi tiga tabung konsentris untuk aliran argon dan injeksi aerosol.

Jarak antara dua tabung luar dijaga tetap sempit sehingga gas yang dimasukkan di

antara keduanya muncul dengan kecepatan tinggi. Untuk ICP argon, aliran gas luar

biasanya sekitar 7 - 15 liter per menit. Ruang antara aliran luar dan aliran dalam

mengirimkan gas langsung di bawah toroid plasma. Aliran ini menjaga pelepasan

plasma dari tabung intermediate dan injector dan membuat sampel aerosol masuk

ke dalam plasma lebih mudah.

5. Radio Frequency Generator

Page 42: PEMISAHAN UNSUR-UNSUR PADA MONASIT DENGAN PENGENDAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53140... · 2020. 10. 22. · DENGAN PENGENDAPAN BERTINGKAT SKRIPSI ANGGI

27

Radio Frequency Generator adalah perangkat yang menyediakan daya

untuk menghasilkan dan mempertahankan pelepasan plasma. Daya ini mulai dari

sekitar 700 hingga 1500 watt, ditransfer ke gas plasma melalui koil beban yang

mengelilingi bagian atas torches. Koil beban, yang bertindak sebagai antena untuk

mentransfer daya radio frequency ke plasma, biasanya terbuat dari pipa tembaga

dan didinginkan oleh air atau gas selama operasi.

Page 43: PEMISAHAN UNSUR-UNSUR PADA MONASIT DENGAN PENGENDAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53140... · 2020. 10. 22. · DENGAN PENGENDAPAN BERTINGKAT SKRIPSI ANGGI

28

Page 44: PEMISAHAN UNSUR-UNSUR PADA MONASIT DENGAN PENGENDAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53140... · 2020. 10. 22. · DENGAN PENGENDAPAN BERTINGKAT SKRIPSI ANGGI

28

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat

Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret hingga Desember 2019 di

Laboratorium Bidang Teknologi Penambangan dan Pengolahan, Pusat Teknologi

Bahan Galian Nuklir (PTBGN-BATAN) yang berlokasi di kawasan nuklir Jl. Lebak

Bulus Raya No.9 Pasar Jum'at, Jakarta Selatan.

3.2 Alat dan Bahan

3.2.1 Alat

Alat yang digunakan adalah gelas piala dan alat gelas lainnya, motor

pengaduk, statif, termometer, vakum, cawan petri, kertas saring whattman, lemari

asam, hot plate, labu ukur, pH meter, oven, furnace, mortar, ayakan 325 mesh,

timbangan analitik, Spektrofotometer UV-Vis Shimadzu 2600 dan ICP-OES Perkin

Elmer.

3.2.2 Bahan

Bahan yang digunakan adalah monasit Bangka dengan ukuran butiran 44 µm,

aquades, natrium hidroksida (MERCK), asam klorida pekat teknis 14 N (MERCK),

ammonium hidroksida teknis (MERCK), larutan tri-octhyl-phospin-oxide

(MERCK), asam askorbat (MERCK), asam nitrat (MERCK), larutan kompleks II,

larutan buffer pH 8,35, larutan 2-(5-bromo-2-pyridylozo)-5-diethyl aminophenol

(MERCK) dan larutan thorin (MERCK).

Page 45: PEMISAHAN UNSUR-UNSUR PADA MONASIT DENGAN PENGENDAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53140... · 2020. 10. 22. · DENGAN PENGENDAPAN BERTINGKAT SKRIPSI ANGGI

29

3.3 Diagram alir

Residu

Residu Filtrat

Pelarutan total dengan HCl 14 N

suhu 80 OC selama 2 jam Diendapkan bertingkat

dengan NH4OH pada

variasi pH 0,5; 1; 1,5;

2; 2,5; 3; 3,5; 4; 4,5; 5;

5,5; 6; 6,5; 7; 7,5; 8;

8,5; 9; 9,5; 10

Endapan Filtrat

induk

Didekomposisi pada suhu 140 OC selama 4

jam dengan komposisi monasit:air:NaOH

1:1,5:1,7

Dianalisis dengan ICP-OES

dan spektrofotometer UV-Vis

Dianalisis dengan ICP-OES

dan spektrofotometer UV-Vis

Monasit

Slurry

dekomposisi

Penyaringan

Residu Filtrat

induk

Pencucian dengan air

suhu 100 OC hingga pH 9 Filttrat pencucian

dan garam Na3PO4

Dianalisis dengan ICP-OES

dan spektrofotometer UV-Vis

Dianalisis dengan ICP-OES

dan spektrofotometer UV-Vis

Gambar 5. Diagram alir penelitian

Page 46: PEMISAHAN UNSUR-UNSUR PADA MONASIT DENGAN PENGENDAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53140... · 2020. 10. 22. · DENGAN PENGENDAPAN BERTINGKAT SKRIPSI ANGGI

30

3.4 Prosedur kerja

3.4.1 Dekomposisi metode basa (Sumarni et al,. 2004)

Ditimbang monasit bangka dengan ukuran butir 44 µm sebanyak 250 g.

Dimasukkan air sebanyak 425 mL ke dalam gelas beker ukuran 1000 mL. Air

dipanaskan di atas penangas sampai suhunya kurang lebih 40 oC, kemudian 375

gram padatan NaOH dimasukkan ke dalamnya dan diaduk hingga larut.

Dimasukkan monasit bangka yang telah ditimbang sebanyak 250 g ke dalam

campuran air dan NaOH sambil diaduk, suhu dekomposisi dinaikkan sampai 140

oC. Proses ini dilakukan selama 4 jam. Perhitungan awal untuk waktu 4 jam tersebut

dilakukan ketika suhu mencapai 140 oC. Komposisi bahan untuk sekali

dekomposisi adalah monasit: NaOH: air dengan perbandingan 1:1,5:1,7. Proses

dekomposisi dilakukan sebanyak 12 kali, dan dalam sekali dekomposisi

menggunakan 250 g monasit.

Slurry yang dihasilkan dari proses dekomposisi diencerkan dengan air panas

sebanyak 3 kali berat monasit yaitu sekitar 750 mL. Slurry yang encer disaring

menghasilkan filtrat induk dan residu dekomposisi, kemudian residu dicuci dengan

air panas hingga pH filtrat mencapai 9. Hasil utama adalah residu dekomposisi yang

digunakan untuk proses pelarutan. Hasil sampingnya berupa filtrat pencucian yang

bercampur dengan garam Na3PO4.

3.4.2 Pelarutan total residu dekomposisi dengan HCl (Sumarni et al., 2004)

Residu dekomposisi sebanyak 1000 g dimasukkan ke dalam gelas beker

ukuran 2000 mL, apabila residu kering ditambahkan 30% air ke dalamnya,

kemudian dipanaskan sampai suhu 50 oC sambil diaduk. HCl pekat 14 N

dimasukkan ke dalam larutan dan suhu dipertahankan pada 80 oC, proses ini

Page 47: PEMISAHAN UNSUR-UNSUR PADA MONASIT DENGAN PENGENDAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53140... · 2020. 10. 22. · DENGAN PENGENDAPAN BERTINGKAT SKRIPSI ANGGI

31

dilakukan selama 2 jam. Perbandingan residu dan HCl yang digunakan adalah 1:1,

sehingga HCl dapat melarutkan semua residu.

Residu dan filtrat pelarutan total yang masih bercampur kemudian disaring

untuk memisahkan filtrat dari residunya. Residu yang dihasilkan dikeringkan dalam

oven suhu 100 oC dan dianalisis dengan spektrofotometer UV-Vis dan ICP-OES.

Filtrat yang dihasilkan selanjutnya digunakan untuk proses pengendapan bertingkat

sebagai umpan. Filtrat yang dihasilkan diukur volumenya dan diambil sedikit untuk

dianalisis kandungan dan kadar unsur di dalamnya. Filtrat dianalisis dengan ICP-

OES dan Spektrofotometer UV-Vis.

3.4.3 Pengendapan bertingkat (Suyanti dan Purwani, 2011)

Filtrat hasil pelarutan total diendapkan secara bertingkat menggunakan

reagen NH4OH. Proses pengendapan ini menggunakan variasi pH sebanyak 20

antara lain dimulai dari pH 0,5; 1; 1,5; 2; 2,5; 3; 3,5; 4; 4,5; 5; 5,5; 6; 6,5; 7; 7,5; 8;

8,5; 9; 9,5; 10. Penambahan NH4OH dihentikan apabila pH yang diinginkan telah

tercapai dan larutan didiamkan selama 1 jam hingga menghasilkan endapan.

Endapan yang dihasilkan dipisahkan dengan proses penyaringan menggunakan

corong dan kertas saring. Selanjutnya filtrat hasil penyaringan tersebut diendapkan

kembali dengan NH4OH sesuai pH yang diinginkan, begitu seterusnya sampai

variasi pH terakhir. Endapan yang dihasilkan dari setiap pengendapan dianalisis

dengan spektrofotometer UV-Vis dan ICP-OES.

3.4.4 Analisis uranium dengan spektrofotometer UV-Vis (Sumiarti dan

Guswita, 2018)

Sampel monasit bangka, residu dekomposisi dan filtrat hasil pelarutan total

dipipet sebanyak 2 mL dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi 50 mL,

ditambahkan dengan asam nitrat 0,5 N sampai larut. Asam askorbat 5% sebanyak

Page 48: PEMISAHAN UNSUR-UNSUR PADA MONASIT DENGAN PENGENDAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53140... · 2020. 10. 22. · DENGAN PENGENDAPAN BERTINGKAT SKRIPSI ANGGI

32

2 mL dan 5 mL TOPO 0,05 N ditambahkan ke dalam tabung reaksi tadi. Campuran

tersebut dikocok dengan vortex selama 2 menit, lalu dibiarkan selama 5 menit

sampai fasa organik terpisah dari fasa air dengan baik sehingga membentuk 2

lapisan. Fasa organik atau lapisan atas dipipet sebanyak 2 mL dan dimasukkan ke

dalam labu ukur 25 mL, selanjutnya ditambahkan 1 mL larutan kompleks II, larutan

buffer pH 8,35 dan 2 mL Br-PADAP 0,05%.

Larutan dikocok sampai tercampur rata setiap penambahan reaksi dilakukan.

Larutan didiamkan selama 10 menit, kemudian ditambahkan alkohol sehingga

larutan tepat 25 mL. Spektrum uranil-Br-PADAP diukur dengan spektrofotometer

UV-Vis pada panjang gelombang 574 nm.

3.4.5 Analisis torium dengan spektrofotometer UV-Vis (Sumiarti dan

Guswita, 2018a)

Sampel monasit bangka, residu dekomposisi dan filtrat hasil pelarutan total

1 mL dan dimasukkan ke dalam labu ukur 50 mL, ditambahkan HCl pH 0,8

sebanyak 15 mL. Larutan ditambahkan 5 mL asam askorbat 5% dan dikocok,

selanjutnya ditambahkan 5 mL Torin. Labu ukur ditepatkan volumenya dengan HCl

pH 0,8, kemudian dibiarkan selama 30 menit hingga stabil. Setelah larutan

kompleks stabil, diukur absorbansi dengan spektrofotometer UV-Vis pada panjang

gelombang 545 nm.

3.4.6 Analisis logam tanah jarang dengan ICP-OES (Sumiarti dan Guswita

2018b)

Kurva kalibrasi standar mayor dan minor dibuat dengan cara berikut.

Pembuatan larutan standar mayor, pertama deret standar unsur Ce, Pr, Nd, Sm, Gd,

La, Y, Dy dipipet dengan kadar 0,5; 2; 5; 10; 20; 50 ppm ke dalam masing-masing

labu ukur 25 mL. Larutan standar minor dibuat dengan cara deret standar unsur Eu,

Page 49: PEMISAHAN UNSUR-UNSUR PADA MONASIT DENGAN PENGENDAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53140... · 2020. 10. 22. · DENGAN PENGENDAPAN BERTINGKAT SKRIPSI ANGGI

33

Tb, Ho, Er, Tm, Yb, Lu dipipet dengan kadar 0,5; 2; 5; 10; 20; 50 ppm ke dalam

masing-masing labu ukur 25 mL.

Sampel yang dianalisis adalah monasit bangka, residu dekomposisi dan

filtrat hasil pelarutan total. Preparasi sampel dilakukan dengan cara sampel

diencerkan sesuai dengan kadar standar kalibrasi 0,5–50 ppm. Larutan standar

diukur pada panjang gelombang masing-masing unsur yang sudah diatur pada

metode penetapan unsur logam tanah jarang dengan ICP-OES. Larutan sampel

diukur menggunakan metode standar analisis unsur logam tanah jarang dengan

ICP-OES.

Page 50: PEMISAHAN UNSUR-UNSUR PADA MONASIT DENGAN PENGENDAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53140... · 2020. 10. 22. · DENGAN PENGENDAPAN BERTINGKAT SKRIPSI ANGGI

34

Page 51: PEMISAHAN UNSUR-UNSUR PADA MONASIT DENGAN PENGENDAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53140... · 2020. 10. 22. · DENGAN PENGENDAPAN BERTINGKAT SKRIPSI ANGGI

34

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini membahas tentang pengaruh variasi pH pada pengendapan

bertingkat dan unsur apa saja yang dihasilkan dari proses tersebut. Pengendapan

bertingkat dimulai dengan dekomposisi monasit dilanjutkan pelarutan total.

Pelarutan total menghasilkan residu dan filtrat pelarutan total, filtrat ini yang

digunakan sebagai umpan untuk proses pengendapan bertingkat. Endapan akan

dihasilkan pada beberapa pH yang telah divariasikan. Endapan yang dihasilkan

dianalisis kadar uranium, torium, logam tanah jarang dan unsur pengotornya

dengan Spektrofotometer UV-Vis dan ICP-OES.

4.1 Dekomposisi

Dekomposisi menggunakan NaOH bertujuan untuk mengurangi jumlah

fosfat dalam monasit. Fosfat dapat mengganggu proses pemisahan unsur-unsur

yang ada di dalam monasit. Unsur yang masih bercampur dengan fosfat tidak larut

pada proses pelarutan residu dekomposisi (Nuri et al., 2004). Penelitian ini

menggunakan proses dekomposisi sebagai proses awal pemisahan unsur-unsur di

dalam monasit karena dapat menurunkan jumlah fosfat dan menghasilkan produk

samping yang masih bisa dimanfaatkan yaitu natrium fosfat (Abdel, Rehim. 2002).

Unsur natrium dalam NaOH akan berikatan dengan fosfat dan membentuk

garam Na3PO4, dan unsur hidroksidanya akan berikatan dengan unsur-unsur dalam

monasit. Reaksi yang terjadi pada proses dekomposisi seperti yang terlihat pada

persamaan reaksi sebelumnya yaitu, Persamaan reaksi (1), (2) dan (3) pada halaman

8. (Cuthbert, 1958; Isyuniarto et al., 1999).

Page 52: PEMISAHAN UNSUR-UNSUR PADA MONASIT DENGAN PENGENDAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53140... · 2020. 10. 22. · DENGAN PENGENDAPAN BERTINGKAT SKRIPSI ANGGI

35

Persamaan reaksi tersebut menunjukkan unsur-unsur seperti uranium, torium dan

logam tanah jarang (LTJ) tetap berada di dalam residu dekomposisi dalam bentuk

hidroksidanya. Keberhasilan proses dekomposisi ditandai dengan berkurangnya

berat fosfat dalam jumlah banyak di dalam residu dekomposisi jika dibandingkan

dengan berat fosfat di dalam monasit (Nuri et al., 2004).

Monasit bangka yang digunakan dalam penelitian ini dianalisis kadar unsur

uranium, torium, logam tanah jarang dan pengotornya, hasil analisis dapat dilihat

pada Lampiran 6. Hasil analisis berupa nilai konsentrasi masing-masing unsur yang

selanjutnya digunakan untuk menghitung berat unsur tersebut di dalam monasit,

seperti perhitungan yang dapat dilihat pada Lampiran 5. Berat unsur tersebut

kemudian dibandingkan dengan berat unsur yang ada di dalam residu dekomposisi,

hasilnya terdapat pada Gambar 6.

Gambar 6. Grafik berat unsur dalam monasit dan residu dekomposisi

Berat fosfat di dalam monasit mengalami penurunan seperti yang terlihat pada

Gambar 6, karena senyawa fosfat yang telah berikatan dengan natrium dari NaOH

membentuk garam natrium fosfat. Garam natrium fosfat memiliki fasa padat,

12,84

244,73

1324,53

1472,49

1,47,41197,92

83,25

1428,25

1,420

200

400

600

800

1000

1200

1400

1600

1800

Uranium Tor ium Fosfa t LTJ Pengotor

Ber

at

(g)

Unsur

Monasit

Residu Dekom

Page 53: PEMISAHAN UNSUR-UNSUR PADA MONASIT DENGAN PENGENDAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53140... · 2020. 10. 22. · DENGAN PENGENDAPAN BERTINGKAT SKRIPSI ANGGI

36

terbentuk saat proses penyaringan dan pencucian residu dekomposisi dengan air

suhu 60 oC. Pencucian bertujuan untuk meluruhkan garam natrium fosfat yang ada

di dalam residu, sehingga garam tersebut akan jatuh bersama air pencucian. Garam

natrium fosfat yang larut bersama air pencucian akan terbentuk pada suhu ruang

(Walujo et al., 2004).

Proses dekomposisi menghasilkan residu dan di dalam residu tersebut

terdapat unsur uranium, torium, logam tanah jarang dan fosfat. Nilai recovery

merupakan nilai yang menunjukkan seberapa banyak unsur yang dapat terambil

dari hasil proses yang dilakukan. Nilai ini didapatkan berdasarkan perhitungan yang

dapat dilihat pada Lampiran 6. Nilai recovery untuk unsur uranium, torium, logam

tanah jarang dan fosfat di dalam residu dekomposisi dapat dilihat pada Gambar 7.

Gambar 7. Grafik recovery unsur di dalam residu dekomposisi

Nilai recovery digunakan sebagai indikator keberhasilan proses dekomposisi,

khususnya nilai recovery fosfat di dalam residu dekomposisi. Nilai recovery fosfat

yang mendekati 0% menandakan proses dekomposisi berhasil. Nilai recovery

fosfat di dalam residu sebesar 6,28% seperti yang terlihat pada Gambar 7. Fosfat

57,71

80,88

6,28

96

0

20

40

60

80

100

120

Uranium Torium Fosfat LTJ

% R

ecover

y

Unsur

Page 54: PEMISAHAN UNSUR-UNSUR PADA MONASIT DENGAN PENGENDAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53140... · 2020. 10. 22. · DENGAN PENGENDAPAN BERTINGKAT SKRIPSI ANGGI

37

yang terakumulasi di dalam residu dekomposisi adalah 6,28% dan sebagian besar

lainnya sudah membentuk garam natrium fosfat yang larut dalam air panas saat

proses pencucian (Nuri et al., 2004).

Proses pencucian residu dekomposisi memiliki peran penting untuk

memisahkan fosfat dari residunya. Penelitian Nuri et al., (2004) dan Xu et al.,

(2012) melakukan pencucian residu dekomposisi sampai filtrat pencucian mecapai

pH 9, hal ini dilakukan karena pada pH tersebut PO4 telah hilang dari residu

dekomposisi. Nuri et al., (2004) melakukan pencucian residu dekomposisi

sebanyak 30 kali penuangan air panas untuk mencapai pH 9, pada penelitian ini

tidak menghitung berapa kali air panas yang dituangkan saat pencucian, melainkan

hanya melihat pH filtrat pencucian itu sendiri yang telah mencapai pH 9. Fosfat

yang masih berada dalam residu dekomposisi dikarenakan proses pencucian yang

kurang optimal. Berat monasit yang digunakan jumlahnya cukup banyak sehingga

tidak semua fosfat yang ada dalam residu terkena air pencucian dan luruh bersama

filtrat (Walujo et al. 2004).

Residu dekomposisi memiliki kandungan uranium, torium, logam tanah

jarang, unsur pengotor dan sedikit fosfat seperti yang terlihat pada Gambar 7. Nilai

recovery uranium, torium dan logam tanah jarang dalam residu dekomposisi

menunjukkan berapa persen unsur-unsur tersebut terakumulasi di dalam residu

dekomposisi. Nilai recovery uranium adalah 57,71%, torium 80,88% dan logam

tanah jarang 96%. Penelitian Nuri et al., (2004) dengan kondisi dekomposisi yang

sama dengan penelitian ini menghasilkan nilai recovery pada residu yaitu uranium

78,665%, torium 94,83% dan logam tanah jarang 98,176%. Penelitian lain oleh

Galvin dan Safarzadeh (2018) mendapatkan kondisi optimal dekomposisi

Page 55: PEMISAHAN UNSUR-UNSUR PADA MONASIT DENGAN PENGENDAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53140... · 2020. 10. 22. · DENGAN PENGENDAPAN BERTINGKAT SKRIPSI ANGGI

38

menggunakan KOH dengan kriteria waktu 4 jam, konsumsi KOH:monasit yaitu 3:1

dan suhu pemanggangan 210 oC. Presentase yang dihasilkan U 60%, Th 97% dan

LTJ 85%.

Penelitian ini memiliki nilai % recovery ketiga unsur yang lebih sedikit

dibandingkan dengan penelitian Nuri et al., (2004) dengan kondisi yang sama,

namun jika dibandingkan dengan penelitian Galvin dan Safarzadeh (2018)

penelitian ini memiliki % recovery LTJ yang lebih besar. Hal ini menunjukkan

penggunaan NaOH untuk proses dekomposisi lebih efektif dibandingkan KOH.

Nilai recovery ketiga unsur dalam penelitian ini lebih sedikit dikarenakan

masing-masing unsur dengan fosfat tidak terpisah sepenuhnya. Unsur yang masih

bercampur dengan fosfat ikut larut dengan filtrat dekomposisi saat pencucian atau

masih menyatu dengan 6,28% fosfat yang ada di residu. Hal ini juga mengakibatkan

berat ketiga unsur di dalam residu dekomposisi jadi berkurang (Galvin dan

Safarzadeh 2018).

Uranium dan torium dengan fosfat masih bercampur dikarenakan faktor-

faktor yang mempengaruhi proses dekomposisi. Faktor tersebut di antaranya adalah

suhu, waktu, konsumsi NaOH dan jumlah monasit yang digunakan (Syarip dan

Widodo, 2019). Penelitian ini menggunakan suhu dekomposisi 140 oC, waktu 4 jam

dan konsumsi NaOH dengan monasit menggunakan perbandingan 1,5:1 NaOH 375

g dan monasit 250 g.

Jumlah NaOH yang digunakan dalam percobaan ini maupun penelitian

Galvin dan Safarzadeh (2018) lebih besar dibanding monasit agar Na3PO4 yang

terbentuk lebih banyak. Suhu tinggi yang tidak melebihi titik didih reagen akan

Page 56: PEMISAHAN UNSUR-UNSUR PADA MONASIT DENGAN PENGENDAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53140... · 2020. 10. 22. · DENGAN PENGENDAPAN BERTINGKAT SKRIPSI ANGGI

39

memisahkan unsur dengan fosfat, karena pada suhu rendah fosfat dengan uranium,

torium dan LTJ sulit terurai.

Waktu dekomposisi yang lama memungkinkan banyaknya fosfat yang

terpisahkan dari residu dekomposisi dan kandungan Na3PO4 lebih banyak terbentuk

pada filtrat. Ketiga faktor ini memiliki hubungan yang signifikan, yaitu konsumsi

alkali banyak, suhu tinggi dan waktu dekomposisi lama mampu meningkatkan

penguraian fosfat dan semakin banyak Na3PO4 yang terbentuk (Galvin dan

Safarzadeh 2018).

4.2 Pelarutan total

Pelarutan total bertujuan untuk melarutkan semua unsur yang ada di dalam

residu dekomposisi. Asam klorida digunakan sebagai pelarut karena dapat

melarutkan unsur-unsur hidroksida yang berada di dalam residu dekomposisi.

Reaksi pelarutan total residu dekomposisi seperti yang terlihat pada Persamaan

reaksi (4), (5) dan (6) pada halaman 18. (Sumarni et al., 2011).

Faktor yang mempengaruhi kondisi pelarutan, di antaranya suhu, waktu,

konsentrasi, dan jumlah pelarut. Menurut Sumarni et al., (2011) semakin lama

waktu pelarutan semakin sempurna kontak antara pelarut dan padatan, sehingga

unsur U, Th dan LTJ semakin banyak yang terlarut.

Page 57: PEMISAHAN UNSUR-UNSUR PADA MONASIT DENGAN PENGENDAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53140... · 2020. 10. 22. · DENGAN PENGENDAPAN BERTINGKAT SKRIPSI ANGGI

40

*RPT=Residu Pelarutan Total

FPT=Filtrat Pelarutan Total

Gambar 8. Grafik recovery unsur dalam filtrat dan residu pelarutan total

Nilai recovery untuk ketiga unsur lebih banyak berada pada filtrat

dibandingkan residunya, hal ini sesuai dengan tujuan proses pelarutan itu sendiri.

Penelitian ini menghasilkan nilai recovery uranium 72,23%, torium 70,24% dan

logam tanah jarang 86,02% lebih sedikit jika dibandingkan dengan penelitian

Sumarni et al., (2004) yang menghasilkan % recovery uranium 96,91%, torium

88,27% dan logam tanah jarang 91,99%. Penelitian Sumarni et al., (2004)

melarutkan residu dekomposisi dengan HCl dalam kondisi waktu 2 jam, suhu 80

oC dan konsumsi HCl 120 mL/100 g umpan, sedangkan penelitian ini menggunakan

HCl perbandingan 1:1 dengan umpan. Panda et al., (2014) juga melakukan

pelarutan residu dekomposisi dengan HCl 6 N pada kondisi suhu 90 oC, kepadatan

pulp 60 g /L selama 2 jam menghasilkan recovery LTJ 95%. Dilihat dari penelitian

Panda et al., (2014) suhu yang lebih tinggi menghasilkan recovery LTJ yang lebih

besar meskipun masih sama-sama dalam kisaran nilai 90%.

Pelarutan residu dekomposisi dengan asam nitrat yang dilakukan oleh Nuri

et al., (2002) menghasilkan recovery U 53,14 %, Th 88,98 %, LTJ 70,03 % dan PO4

72,2370,24

86,02

20,2528,17

7,41

0

20

40

60

80

100

120

Uranium Tor ium LTJ

% R

ecove

ry

Unsur

RPT

FPT

Page 58: PEMISAHAN UNSUR-UNSUR PADA MONASIT DENGAN PENGENDAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53140... · 2020. 10. 22. · DENGAN PENGENDAPAN BERTINGKAT SKRIPSI ANGGI

41

53,89 %. Kondisi pelarutan yang digunakan adalah konsentrasi 14 N HNO3,

kebutuhan reduktor 20 mL H2O2, tanpa pemanasan dan waktu pelarutan 1 jam.

Dibandingkan dengan pelarutan menggunakan asam nitrat pelarutan dengan asam

klorida seperti pada penelitian ini menghasilkan lebih banyak recovery untuk ketiga

unsur.

Nilai recovery yang lebih rendah jika dibandingkan dengan penelitian

Sumarni et al., (2004) dan Panda et al., (2014) karena jumlah HCl yang digunakan

lebih sedikit sehingga unsur yang ada di dalam residu dekomposisi masih ada yang

tidak terlarut atau berada dalam residunya. Recovery unsur yang ada di dalam residu

pelarutan total dapat dilihat pada Gambar 8. Faktor lain yaitu masih adanya unsur

yang berikatan dengan fosfat akibat kondisi dekomposisi yang kurang sempurna

sehingga tidak larut dalam HCl (Sumarni et al., 2004). Kondisi dekomposisi yang

kurang sempurna itu dapat dilihat dari nilai recovery fosfat sebesar 6,28% yang

berada dalam residu dekomposisi. Faktor-faktor pelarutan yang telah disebutkan

sebelumnya juga dapat mempengaruhi hasil % recovery.

Suhu yang digunakan dalam penelitian ini adalah 80 oC sama dengan suhu

optimal yang digunakan oleh Sumarni et al., (2004) menggunakan pelarut HCl.

Suhu pelarutan berkaitan dengan titik didih dari pelarut yang digunakan. Dalam

penelitian ini pelarut asam klorida memiliki titik didih 110 oC maka suhu pelarutan

yang digunakan harus di bawah titik didih tersebut. Suhu pelarutan yang tidak

konstan atau melebihi titik didih akan menguapkan pelarut sehingga jumlah unsur

yang larut akan lebih sedikit karena akan semakin sedikit unsur yang berikatan

dengan pelarut (Nuri et al., 2002). Teori termodinamika mengatakan, kecepatan

Page 59: PEMISAHAN UNSUR-UNSUR PADA MONASIT DENGAN PENGENDAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53140... · 2020. 10. 22. · DENGAN PENGENDAPAN BERTINGKAT SKRIPSI ANGGI

42

reaksi sangat dipengaruhi oleh suhu reaksi terutama reaksi endotermis karena reaksi

tersebut membutuhkan energi atau panas untuk mencapai kondisi reaksinya.

Waktu pelarutan adalah faktor selanjutnya yang berkaitan dengan jumlah

unsur yang terlarut. Waktu pelarutan memberikan kesempatan unsur-unsur untuk

dapat terlarut optimal di dalam filtrat pelarutan. Hal lainnya adalah waktu pelarutan

juga memberikan kesempatan pelarut untuk menguap lebih banyak dan bisa jadi

waktu yang digunakan melebihi titik kesetimbangan proses tersebut (Nuri et al.

2002). Percobaan ini menggunakan waktu selama 2 jam, sesuai percobaan Sumarni

et al., (2004) waktu tersebut adalah waktu optimal untuk pelarutan dengan HCl.

Faktor pendukung dari faktor-faktor utama adalah pengadukan, yang dapat

memengaruhi proses penguapan. Pengadukan berkorelasi dengan suhu dan waktu

pelarutan. Semakin cepat pengadukan maka proses penguapan akan semakin cepat.

Hal-hal seperti ini akan merugikan proses pelarutan apabila tidak diperhatikan satu

dan lainnya, karena semua faktor berkorelasi selama proses pelarutan. Kerugian

tersebut dapat dilihat dari sedikitnya nilai recovery di dalam filtrat pelarutan total

(Nuri et al., 2002).

Percobaan ini menggunakan konsentrasi HCl pekat 37% atau sebanding

dengan 12 N, diharapkan dapat melarutkan banyak unsur di dalam residu

dekomposisi karena konsentrasi salah satu yang dapat memengaruhi hasil

pelarutan. Konsentrasi berkaitan dengan reaktivitas reaksi, semakin tinggi

konsentasi pelarut semakin tinggi reaktivitasnya sehingga hasil pelarutannya

semakin optimal (Nuri et al., 2002).

Pelarutan hidroksida logam dengan HCl pada suhu 80 oC dapat berjalan

sempurna apabila kondisi dekomposisi sudah terpenuhi dengan baik di antaranya:

Page 60: PEMISAHAN UNSUR-UNSUR PADA MONASIT DENGAN PENGENDAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53140... · 2020. 10. 22. · DENGAN PENGENDAPAN BERTINGKAT SKRIPSI ANGGI

43

ukuran monasit -325 mesh, suhu 140 oC dan konsentrasi larutan NaOH 50%.

Uranium, torium dan LTJ larut dalam HCl 37% dengan perbandingan 1,5:1 antara

HCl dan umpan residu pada suhu 80 oC (Sumarni et al., 2004). Penelitian Berry et

al., (2017) menyatakan pengaruh kondisi dekomposisi terhadap kelarutan uranium

dan torium dalam asam. Kelarutan uranium dan torium optimal saat kondisi

dekomposisi selama 4 jam, suhu 210 oC dan perbandingan NaOH dengan monasit

adalah 3:1. Kondisi tersebut menghasilkan kelarutan uranium 39 mg/L dan torium

188,8 mg/L.

Kelarutan unsur di dalam asam klorida seperti torium, menandakan bahwa

pH pelarutan total yang mencapai nol koma merupakan pH yang cocok untuk

melarutkannya. Torium dapat terlarut atau berada dalam bentuk ionnya pada pH <

2, sedangkan dalam bentuk hidroksidanya pada pH > 2. Torium banyak terlarut

pada pH yang sangat asam (Kumari et al., 2015). Logam tanah jarang kecuali

torium, berada dalam bentuk ionnya pada pH <6,5 (Subagja, 2014). Uranium dan

pengotor lain dapat terlarut pada pH < 3,5 (Nuri et al., 2004).

4.3 Pengendapan bertingkat

Pengendapan merupakan salah satu cara untuk memisahkan suatu cuplikan

menjadi dua fasa yaitu fasa padat (berupa endapan) dan fasa cair (masih dalam

bentuk larutan). Pengendapan ini terjadi karena zat tersebut berada dalam bentuk

persenyawaan yaitu hasil kali konsentrasi ion-ionnya melebihi harga Ksp senyawa

tersebut. Ksp atau hasil kali kelarutan adalah hasil kali konsentrasi ion-ion dalam

larutan jenuh pada suhu tertentu, setelah masing-masing konsentrasi dipangkatkan

dengan koefisiennya menurut persamaan ionisasinya (Keenan, 1992).

Page 61: PEMISAHAN UNSUR-UNSUR PADA MONASIT DENGAN PENGENDAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53140... · 2020. 10. 22. · DENGAN PENGENDAPAN BERTINGKAT SKRIPSI ANGGI

44

Pengendapan bertingkat dilakukan secara bertahap dengan mengatur pH

sesuai yang diinginkan dengan umpan yang sama. Reagen yang digunakan untuk

mengendapkan unsur U, Th dan LTJ adalah NH4OH sebagai senyawa hidroksida

yang akan mengikat unsur klorida yang terbentuk di dalam filtrat pelarutan sebagai

umpan proses ini dan membentuk NH4Cl, seperti Persamaan reaksi (7), (8) dan (9)

yang telah dituliskan sebelumnya pada halaman 19.

Penelitian ini menggunakan pengendapan bertingkat dengan variasi pH

dimulai dari 0,5 sampai 10 dengan rentang antar pH adalah 0,5. Dihasilkan endapan

pada pH 3;6; 6,5 dan 7, selain keempat pH tersebut endapan tidak terbentuk pada

pH yang lainnya.

Unsur yang terkandung di dalam monasit selain unsur utamanya yaitu U, Th

dan LTJ terdapat unsur-unsur lain yang sering disebut dengan unsur pengotor.

Unsur pengotor di sini dimaksudkan sebagai unsur yang tidak diharapkan ada dalam

setiap pemisahan unsur-unsur utama dalam monasit. Unsur tersebut sedikit banyak

berpengaruh dalam proses pemisahan unsur utama monasit. Penelitian Manurung

(2013) memisahkan logam tanah jarang pada monasit bangka, melaporkan adanya

unsur pengotor seperti Fe, Al, Ti, Si dan Ca pada setiap endapan LTJ yang

dihasilkan.

Variasi pH yang dilakukan menghasilkan empat endapan seperti yang dapat

dilihat pada Tabel 2. di bawah ini beserta jumlah NH4OH yang digunakan. Endapan

paling akhir terbentuk pada pH 7 dan pada pH selanjutnya sampai pH 10 yaitu

variasi pH paling terakhir pada proses ini, sudah tidak terbentuk endapan lagi.

Page 62: PEMISAHAN UNSUR-UNSUR PADA MONASIT DENGAN PENGENDAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53140... · 2020. 10. 22. · DENGAN PENGENDAPAN BERTINGKAT SKRIPSI ANGGI

45

Tabel 2. Berat endapan dan jumlah NH4OH yang digunakan

pH Berat endapan (g) Jumlah NH4OH (mL)

pH 3 25,574 53

pH 6 26,27 90,2

pH 6,5 24,92 98,4

pH 7 12,43 112,9

Berat endapan yang dihasilkan berbeda-beda begitu juga konsumsi NH4OH

seperti yang terlihat pada Tabel 2. Umpan yang digunakan sebanyak 300 mL.

Endapan yang paling banyak yaitu endapan pada pH 6 dengan konsumsi NH4OH

sebanyak 90,24 mL. Hal ini ini menandakan banyaknya unsur yang dapat

mengendap pada pH tersebut. Endapan pH 3 hanya butuh 53 mL NH4OH untuk

menghasilkan berat endapan sedikit lebih kecil dari endapan pH 6. Hal ini

disebabkan oleh banyaknya jumlah unsur-unsur yang memang dapat mengendap

pada pH 3, sehingga dengan konsumsi NH4OH sedikit sudah dapat berinteraksi

membentuk endapan.

Konsumsi NH4OH paling banyak pada endapan pH 6,5 dan berat endapan

yang dihasilkan lebih sedikit dibandingkan endapan pH 3 dan pH 6. Masih

terbentuknya endapan pada pH 6,5 dan pH 7 karena waktu pengendapan yang relatif

sebentar sehingga di dalam umpan masih ada unsur-unsur yang belum terendapkan

dan dapat mengendap di pH berikutnya (Trinopiawan dan Sumiarti, 2012). Berat

endapan semakin sedikit seiring dengan bertambahnya pH, hal ini dikarenakan

unsur-unsur tersebut sudah banyak mengendap di pH sebelumnya.

Endapan mulai terbentuk pada pH 3, karena pada pH tersebut mulai terjadi

interaksi antara unsur-unsur di dalam umpan dengan pereaksi. Hasil reaksi antara

unsur dengan NH4OH akan menghasilkan garam amonium klorida, selain unsur itu

Page 63: PEMISAHAN UNSUR-UNSUR PADA MONASIT DENGAN PENGENDAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53140... · 2020. 10. 22. · DENGAN PENGENDAPAN BERTINGKAT SKRIPSI ANGGI

46

sendiri dalam bentuk hidroksidanya (Torowati, 2010). Torium berada dalam bentuk

hidroksidanya pada pH > 2 dan logam tanah jarang pada pH > 6,5 (Subagja, 2004).

Gambar 9. Grafik recovery unsur di dalam residu pengendapan bertingkat

Endapan pertama terbentuk pada pH 3 dengan recovery uranium 72,31%,

disusul oleh torium 46,33% dan logam tanah jarang paling kecil yaitu 4,62%.

Penelitian yang telah dilakukan oleh PTBGN BATAN didapatkan kondisi optimal

untuk pengendapan U dan Th melalui proses pengolahan basa adalah pada pH 6,3

(Prassanti, 2012). Kondisi optimal tersebut menunjukkan unsur uranium dan torium

banyak mengendap pada pH 6,3, namun tidak menutup kemungkinan pada pH yang

lebih rendah dari itu uranium dan torium sudah dapat terendapkan. Torowati (2010)

menyatakan pengendapan uranium dengan pereaksi NH4OH dapat terjadi pada pH

yang lebih rendah dari pH optimalnya karena terbentuknya garam amonium klorida

yang dapat memperkecil nilai pH pengendapan. Nilai Ksp uranium dalam bentuk

hidroksidanya yaitu UO2(OH)2 sebesar 1,1×10-22. (Syarip dan Widodo, 2019).

Torium mulai mengendap pada pH 2,3 berdasarkan perhitungan teori

menggunakan nilai Ksp Th(OH)4 sebesar 10-55,7 (Syarip dan Widodo, 2019), namun

72,31

21,08

2,13 1,06

46,33

25,821,3

3,284,62

31,75

41,87

14,6

0

10

20

30

40

50

60

70

80

pH 3 pH 6 pH 6,5 pH 7

% R

eco

ver

y

Endapan

Uranium

Thorium

LTJ

Page 64: PEMISAHAN UNSUR-UNSUR PADA MONASIT DENGAN PENGENDAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53140... · 2020. 10. 22. · DENGAN PENGENDAPAN BERTINGKAT SKRIPSI ANGGI

47

pada penelitian ini torium mulai mengendap pada pH 3. Nilai Ksp (hasil kali

kelarutan) uranium dan torium jika direaksikan dengan reagen basa adalah rendah.

Semakin rendah nilai Ksp maka unsur tersebut lebih mudah mengendap (Anggraini

et al., 2015).

Endapan pada pH 6 memiliki nilai recovery uranium sebesar 21,08%, torium

25,8% dan logam tanah jarang 31,75%. Nilai recovery uranium dan torium lebih

kecil dibandingkan endapan pada pH 3 karena unsur tersebut sudah banyak

mengendap pada pH 3, namun masih dapat mengendap di pH yang lebih tinggi dari

3. Uranium dan torium optimal mengendap pada pH 6,3 (Prassanti, 2012).

Endapan pada pH 6,5 nilai recovery uraniumnya sudah sedikit yaitu 2,13%

sedangkan toriumnya masih sebesar 21,3% tidak jauh dari endapan pada pH 6.

Masih adanya torium pada pH 6,5 berkaitan dengan pH optimum pengendapan

torium itu sendiri. Nilai recovery logam tanah jarang pada pH 6,5 adalah yang

paling banyak dibandingkan yang lainnya. Hal ini berkaitan dengan sifat logam

tanah jarang itu sendiri yang mulai mengendap pada pH > 6,5 (Subagja, 2014).

Endapan pada pH 7 memiliki nilai recovery uranium dan torium paling kecil

dibandingkan endapan lainnya, namun untuk logam tanah jarang masih cukup

banyak dibandingkan pada pH 3. Kandungan uranium dan torium lebih sedikit

karena kedua unsur itu telah banyak mengendap di pH sebelumnya dan memang

kedua unsur itu mulai mengendap pada pH yang lebih rendah. Logam tanah jarang

sendiri memiliki nilai sebesar 14,6% karena masih dapat mengendap pada pH

tinggi.

Nilai Ksp logam tanah jarang yang dapat dilihat pada Lampiran 4,

menunjukkan semua logam tanah jarang mengendap pada pH tinggi. Nilai pKsp

Page 65: PEMISAHAN UNSUR-UNSUR PADA MONASIT DENGAN PENGENDAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53140... · 2020. 10. 22. · DENGAN PENGENDAPAN BERTINGKAT SKRIPSI ANGGI

48

semakin kecil atau semakin besar harga Ksp, konsentrasi OH- semakin besar dan

nilai pOH semakin kecil sehingga nilai pH untuk mengendapkan LTJ semakin besar

(Suyanti et al., 2008).

Semua unsur logam tanah jarang dihasilkan pada pengendapan bertingkat

namun hanya delapan unsur yang banyak mengendap pada residu dan jenis tersebut

dapat dilihat pada Gambar 10. Logam tanah jarang memiliki sifat kimia dan fisika

yang hampir mirip antara satu dengan lainnya, mulai dari valensi, jari-jari, nilai Ksp

bahkan warnanya. Sifat-sifat logam tanah jarang dapat dilihat pada Lampiran 4.

Gambar 10. Grafik jenis logam tanah jarang dalam residu pengendapan

bertingkat

Monasit memiliki logam tanah jarang dominan seperti La, Ce, Nd dan Pr yang

terkandung sebanyak kira-kira 90% di dalam mineral dengan sedikit Y dan unsur-

unsur yang lebih berat sisanya (Gupta dan Krishnamurthy, 2005). Mineral yang

mengandung lantanida dalam tingkat oksidasi +3 biasanya miskin Eu yang

disebabkan oleh kecenderungannya yang menghasilkan keadaan +2 (Cotton dan

Wilkinson, 2007).

20,2

1,6

5,57,2

2,41,5

0,2

14,39,3

16,5

24,5

23,5 18,6

15,7

13,8

29,2

16,5

24,5

30,6

26,5

28 30,5

24,5

14,1

10,4 16,4

21,4

24,6

19,3

14,6

11,5

0

5

10

15

20

25

30

35

Ce Dy Gd La Nd Pr Sm Y

Ko

nse

ntr

asi

(p

pm

)

Logam tanah jarang

Endapan pH 3

Endapan pH 6

Endapan pH 6,5

Endapan pH 7

Page 66: PEMISAHAN UNSUR-UNSUR PADA MONASIT DENGAN PENGENDAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53140... · 2020. 10. 22. · DENGAN PENGENDAPAN BERTINGKAT SKRIPSI ANGGI

49

Logam Nd dan La mendominasi komposisi logam tanah jarang di setiap

endapan yang dihasilkan, kecuali pada endapan pH 6,5, La digantikan oleh Sm.

Logam yang paling sedikit pada setiap endapan adalah Y dan Dy. Logam Y dan Dy

mulai mengendap pada pH 8,14 dan 8,18. Rata-rata pH untuk mengendapkan logam

tanah jarang adalah pH 8, namun ada juga pada pH 7 (Cotton dan Wilkinson, 2007).

Logam tanah jarang mulai mengendap pada pH 3 dengan kadar yang paling

sedikit dibandingkam dengan U dan Th. Penelitian Suyanti dan Puwarni (2011)

menghasilkan logam La, Ce dan Nd sebagai LTJ yang paling banyak pada proses

pengendapan bertingkat residu digesti monasit. Ketiga logam tersebut mulai

mengendap pada pH 0,45. Variasi pH yang dilakukan mulai dari 0,45 sampai 0,9

dengan selisih 0,05 antar setiap pH.

Penelitian Kumari et al., (2018) melakukan pengendapan logam tanah jarang

dari filtrat pelarutan monasit dengan asam menggunakan dinatrium oksalat.

Menghasilkan logam tanah jarang Sm, Pr, Nd, Ce dan La mulai mengendap pada

pH < 1, pH yang paling rendah menghasilkan presentase yang rendah namun

mengalami kenaikan seiring bertambahnya pH. Hal ini sejalan dengan penelitian

yang dilakukan yaitu logam tanah jarang dapat mengendap pada pH rendah namun

dalam presentase perolehan yang sedikit. Kenaikan pH mengakibatkan kenaikan

jumlah logam tanah jarang yang terendapkan.

Page 67: PEMISAHAN UNSUR-UNSUR PADA MONASIT DENGAN PENGENDAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53140... · 2020. 10. 22. · DENGAN PENGENDAPAN BERTINGKAT SKRIPSI ANGGI

50

Gambar 11. Konsentrasi unsur pengotor dalam residu pengendapan

bertingkat

Penelitian ini menghasilkan beberapa unsur pengotor yang dominan, baik

yang ada di dalam endapan atau filtrat pengendapan bertingkat. Berdasarkan hasil

pengukuran dengan ICP-OES unsur pengotor dominan adalah Aluminium (Al),

besi (Fe), bismuth (Bi), galium (Ga) dan talium (Tl) dengan konsentrasinya yang

dapat dilihat pada Gambar 11.

Unsur pengotor mengendap pada pH yang berbeda antara satu dengan

lainnya. Unsur Al, Ga dan Tl banyak mengendap pada pH 6,5 dengan

konsentrasinya berturut-turut sebesar 755,25; 1745; dan 202,475 ppm. Unsur Bi

dan Fe banyak mengendap pada pH 3 dengan konsentrasinya berturut-turut sebesar

3672,5 dan 949,5 ppm.

Unsur pengotor mengendap pada pHnya masing-masing didasarkan nilai Ksp

dan pKspnya. Proses pengendapan adalah proses terjadinya padatan karena

melewati nilai Ksp, yang harganya tertentu dan dalam keadaan jenuh. Jika harga

Ksp kecil atau pKsp besar, unsur atau senyawa mudah mengendap, sedangkan jika

22,7

37,9

0

100,9

4,49,8

0,23

34,5

04,5

30,2

17,4

69,8 68,4

89,7

0

34,3

0 2,5

0

20

40

60

80

100

120

A l F e G a B i T l

Ko

nse

ntr

asi

(p

pm

)

Unsur

Endapan pH 3

Endapan pH 6

Endapan pH 6,5

Endapan pH 7

Page 68: PEMISAHAN UNSUR-UNSUR PADA MONASIT DENGAN PENGENDAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53140... · 2020. 10. 22. · DENGAN PENGENDAPAN BERTINGKAT SKRIPSI ANGGI

51

harga Ksp besar atau pKsp kecil, unsur atau senyawa sulit mengendap. Nilai pKsp

dapat memperkirakan pH terjadinya endapan (Suyanti et al., 2008).

Nilai Ksp unsur Al dalam bentuk hidroksidanya setelah bereaksi dengan

NH4OH seperti reaksi di bawah ini, adalah 1,8 × 10-33 (Chang, Raymond. 2006).

Al(OH)3 (s) + 3HCl (aq) AlCl3 (aq) + 3H2O (aq).............................(15)

AlCl3 (aq) + 3NH4OH (aq) Al(OH)3 (s) + 3NH4Cl (aq).......................(16)

Nilai Ksp Al cukup kecil artinya pKspnya besar dan berdasarkan perhitungan teori

pH untuk mengendapkan Al(OH)3 adalah 3. Nilai pH tersebut menunjukkan unsur

Al dalam larutan HCl yang berinteraksi dengan NH4OH dapat mengendap pada pH

tersebut membentuk endapan Al(OH)3. Unsur Al berdasarkan percobaan mulai

mengendap pada pH 3 sesuai dengan perhitungan yang telah dibuat. Unsur ini juga

terbentuk pada pH lainnya dan paling banyak pada endapan pH 6,5.

Nilai Ksp unsur Fe untuk membentuk endapan Fe(OH)3 adalah 1,1 × 10-36.

Reaksi antara Fe yang telah larut dalam HCl bereaksi dengan NH4OH adalah seperti

berikut (Chang, Raymond. 2006).

Fe(OH)3 (s) + HCl (aq) FeCl3 + 3H2O (aq)....................................(17)

FeCl3 (aq) + 3NH4OH (aq) Fe(OH)3 (s) + 3NH4Cl (aq)......................(18)

Nilai pH Fe(OH)3 berdasarkan perhitungan teori untuk dapat mengendap adalah

3,2. Percobaan ini menghasilkan unsur Fe pada endapan pH 3 dan 6,5. Hal ini

menunjukkan Fe mulai terbentuk pada pH 3 sesuai dengan perhitungan teorinya. Fe

juga mengendap pada pH yang lebih tinggi yaitu 6,5 namun tidak ada pada pH 6

dan 7. Unsur Fe telah habis mengendap pada endapan pH 6,5 sehingga pada pH

yang lebih tinggi tidak terbentuk lagi. Unsur Fe paling banyak ada pada endapan

pH 3.

Page 69: PEMISAHAN UNSUR-UNSUR PADA MONASIT DENGAN PENGENDAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53140... · 2020. 10. 22. · DENGAN PENGENDAPAN BERTINGKAT SKRIPSI ANGGI

52

Adanya unsur pengotor dapat mengakibatkan endapan yang dihasilkan pada

pemisahan unsur-unsur dalam monasit menjadi tidak murni karna unsur pengotor

ini ikut mengendap. Penelitian Manurung (2013) berupaya menghasilkan endapan

LTJ dari umpan monasit yang telah didekstruksi, namun dalam percobaannya

menghasilkan unsur-unsur non-LTJ seperti Al, Fe, Ti dan Zr. Unsur pengotor

tersebut menurutnya dapat mempengaruhi kemurnian LTJ karena ikut mengendap.

Semakin banyak pengotor yang mengendap maka semakin sedikit endapan logam

tanah jarang yang dihasilkan.

Penelitian Kumari et al., (2018) melakukan pengendapan unsur pengotor dari

filtrat pelarutan monasit dengan asam menggunakan dinatrium oksalat.

Pengendapan dimulai dari pH 0 sampai pH 5 dengan selisih antar pH nol koma

lima. Menghasilkan unsur pengotor berupa Al, Fe, Pb, Ca dan Cu, dengan Al paling

besar kadarnya dan paling banyak mengendap pada pH 3. Unsur Fe paling banyak

mengendap pada pH 5. Berbeda dengan penelitian ini unsur Al paling banyak

mengendap pada pH 6,5 dan Fe paling banyak mengendap pada pH 3.

Faktor yang dapat mempengaruhi proses pengendapan adalah waktu,

konsumsi reagen dan suhu. Penelitian ini menggunakan suhu ruang, variasi waktu

yang sama pada setiap prosesnya yaitu 1 jam dan konsumsi NH4OH yang

ditambahkan sesuai dengan tercapainya pH. Jumlah NH4OH yang digunakan dapat

dilihat pada Tabel 2.

Waktu pengendapan yang digunakan adalah 1 jam, dalam kurun waktu

tersebut diharapkan interaksi antara unsur-unsur di dalam umpan dengan pereaksi

cukup untuk membentuk endapan. Semakin lama waktu kontak akan semakin

banyak unsur-unsur yang berikatan dengan pereaksi sehingga endapan yang

Page 70: PEMISAHAN UNSUR-UNSUR PADA MONASIT DENGAN PENGENDAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53140... · 2020. 10. 22. · DENGAN PENGENDAPAN BERTINGKAT SKRIPSI ANGGI

53

terbentuk semakin banyak (Trinopiawan dan Sumiarti 2012). Waktu pengendapan

sendiri dipengaruhi oleh kecepatan reaksi pengendapan. Semakin besar kecepatan

reaksi maka waktu yang dibutuhkan untuk mengendapkan umpan semakin cepat

(Anggraini et al., 2015).

Page 71: PEMISAHAN UNSUR-UNSUR PADA MONASIT DENGAN PENGENDAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53140... · 2020. 10. 22. · DENGAN PENGENDAPAN BERTINGKAT SKRIPSI ANGGI

54

Page 72: PEMISAHAN UNSUR-UNSUR PADA MONASIT DENGAN PENGENDAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53140... · 2020. 10. 22. · DENGAN PENGENDAPAN BERTINGKAT SKRIPSI ANGGI

54

BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan maka dapat disimpulkan sebagai

berikut:

1. Variasi pH pada pengolahan monasit menghasilkan endapan pada pH 3,

selanjutnya pada pH 6, pH 6,5 dan pH 7.

2. Unsur uranium dan torium paling banyak mengendap pada pH 3 dengan

recovery U 72,3% dan Th 46,33% serta LTJ pada pH 6,5 dengan recovery

41,87%. Unsur Fe dan Bi paling banyak mengendap pada pH 3 dengan kadar

37,9 ppm dan 100,9 ppm. Unsur Al, Ga dan Tl paling banyak mengendap pada

pH 6,5 dengan kadar 30,2 ppm, 69,8 ppm dan 8 ppm.

5.2 Saran

Saran untuk penelitian selanjutnya perlu dilakukan pengendapan selektif

untuk pengotor yaitu, pengendapan yang dilakukan berdasarkan pH optimal

pengotor untuk mengendap, sehingga jumlahnya dapat dikurangi atau dihilangkan

agar endapan LTJ, U dan Th lebih murni.

Page 73: PEMISAHAN UNSUR-UNSUR PADA MONASIT DENGAN PENGENDAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53140... · 2020. 10. 22. · DENGAN PENGENDAPAN BERTINGKAT SKRIPSI ANGGI

55

DAFTAR PUSTAKA

Abdel, Rehim dan Aly M. 2002. An Innovative Method for Processing Egyptian

Monazite. Journal of Hydrometallurgy 67(1–3): 9–17.

Adventini, Natalia, Dwiana Diah, Muhayatun, dan Damastuti Endah. 2009.

Penentuan Kadar Uranium pada Serbuk UO2 dan U3O8 Menggunakan

Spektrofometri UV-Vis. Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi

Nuklir PTBNR-BATAN: 163–69.

Anggraini, Mutia, Sumarni, Sumiarti, Rusydi S, dan Sugeng Waluyo. 2012.

Pengendapan Unsur Tanah Jarang Hasil Digesti Monasit Bangka

Menggunakan Asam Sulfat. Jurnal Eksplorium 33(2): 121–28.

Anggraini, Mutia, Budi Sarono, dan Sugeng Waluyo. 2015. Pengendapan Uranium

dan Torium Hasil Pelarutan Slag II. Jurnal Eksplorium 36(2): 125–32.

Arief, Erni Rifandiyah, Susilaningtyas, Widowati, Tulardi dan Rusydi. 2002.

“Pelarutan RE Hidroksida Hasil Dekomposisi Monasit Hasil Samping

Penambahan Timah Bangka Dengan HCl Secara Bertingkat.” Seminar IPTEK

Nuklir dan Pengenlolaan Sumber Daya Tambang.

Bastori, Imam, dan Moch Djoko Birmano. 2017. Analisis Ketersediaan Uranium di

Indonesia untuk Kebutuhan PLTN Tipe PWR 1000 MWe. Jurnal

Pengembangan Energi Nuklir 19(2): 95–102.

Berry, L., J. Galvin, V. Agarwal, dan M. S. Safarzadeh. 2017. Alkali Pug Bake

Process for the Decomposition of Monazite Concentrates. Journal of Minerals

Engineering 109: 32–41.

Boss, Charles B, dan Kenneth J Fredeen. 2004. Concepts, Instrumentation, and

Techniques Ind Inductively Cuopled Plasma Optical Emission Spectrometry.

Kedua. U.S.A: The Perkin-Elmer Corporation.

Callow, R. J. 1967. The Industrial Chemistry of the Lanthanous, Yttrium, Thorium

and Uranium. London: Pergamon Press.

Chang, Raymond. 2006. Kimia Dasar Jilid 2. Jakarta: Erlangga.

Cotton dan Wilkinson. 2007. Kimia Anorganik Dasar. Jakarta: Penerbit Universitas

Indonesia (UI-Press).

Page 74: PEMISAHAN UNSUR-UNSUR PADA MONASIT DENGAN PENGENDAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53140... · 2020. 10. 22. · DENGAN PENGENDAPAN BERTINGKAT SKRIPSI ANGGI

56

Cuthbert, F.L. 1958. Thorium Production Technology. Massachusetts: Wisley

Publishing Company.

Dachriyanus. 2004. Ananilisis Struktur Senyawa Organik Secara Spektroskopi.

Padang: Lembaga Pengembangan Teknologi Infromasii dan Komunikasi

(LPTIK) Universitas Andalas.

Day, R A, dan A L. Underwood. 2002. Analsis Kimia Kuantitatif Edisi Keenam.

Jakarta: Erlangga.

Dewita, Erlan. 2012. Analisis Potensi Torium Sebagai Bahan Bakar Nuklir

Alternatif PLTN. Jurnal Pengembangan Energi Nuklir 14(1): 45–56.

Galvin, J., dan M. S. Safarzadeh. 2018. Decomposition of Monazite Concentrate in

Potassium Hydroxide Solution. Journal of Environmental Chemical

Engineering 6(1): 1353–63.

Gupta, G. K., dan N. Krishnamurthy. 2005. Extractive Metallurgy of Rare Earths.

U.S.A: CRC Press LLC.

Hore, Lacy Ian. 2001. Nuclear Energy in the 21st Century. London: World Nuclear

Association.

Huheey, J. E. 1993. Inorganic Chemistry. 4th ed. New York: Harper International.

International Atomic Energy Agency (IAEA). 2008. Vienna, Austria: IAEA.

Isyuniarto, AW Muhadi, and Handini Tri. 1999. “Pelindian Pasir Monasit Dengan

Metode Basa.” Prosiding Perlemuan dan Presentasi Ilmiah 132(132–136).

Keenan, Charles W. 1992. Kimia untuk Universitas Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Kumari, Archana, Rekha Panda, Manis Kumar Jha, J. Jasesh Kumar, Jin Yong Li.

2015. Process Development to Recover Rare Earth Metals from Monazite

Mineral: A Review. Journal of Minerals Engineering 79: 102–15.

Kumari, Archana, Sony Jha, Jay Narayan Patel, Sanchita Chakravarty dan Manis

Kumar Jha. 2018. Processing of Monazite Leach Liquor for the Recovery of

Light Rare Earth Metals (LREMs). Journal of Minerals Engineering 129(9):

9–14.

Page 75: PEMISAHAN UNSUR-UNSUR PADA MONASIT DENGAN PENGENDAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53140... · 2020. 10. 22. · DENGAN PENGENDAPAN BERTINGKAT SKRIPSI ANGGI

57

Manurung, Anna Rohani Roida. 2013. Pengayaan Unsur Tanah Jarang Secara

Destruksi dan Pengendapan dari Pasir Monasit Bangka. Repository Institut

Pertanian Bogor: 4–49.

Mudzakir, Ahmad. 2008. Kimia Anorganik 2. Pertama. Tangerang: Penerbit

Universitas Terbuka.

NEA, dan IAEA. 2016. Uranium 2016 : Resources, Production and Demand.

United States: Nuclear Energy Agency and International Atomic Energy

Agency.

Ngatijo, Pranjono, Torowati, dan Waringin Margi Yusmawan. 2017. Analisis

Kadar Uranium dan Keasaman untuk Menentukan Kebutuhan Sodium

Hidroksida pada Penetralan Limbah Uranium Cair di Laboratorium Kimia

Instalasi Elemen Bakar Eksperimental. Jurnal Pusat Teknologi Bahan Bakar

Nuklir (19): 27–36.

Noviansyah, Denny. 2018. Logam Tanah Jarang (Rare Earths Element). Bandung:

PT Dunia Pustaka Jaya.

Nuri, Hafni Lisa, Faizal R, Sugeng Waluyo, Budi S, Arif S dan Susilaningtyas.

2002. Pelarutan (U, Th, RE) Hidroksida Hasil Dekomposisi Basa Monasit

Bangka dengan Menggunakan Asam Nitrat. Seminar IPTEK Nuklir dan

Pengelolaan Sumber Daya Tambang: 143.

Nuri, Hafni Lisa, Faizal R, Sugeng Waluyo, Susilaningtyas dan Rifandriyah. 2004.

Aplikasi Perlatan Proses Monasit Skala Laboratorium untuk Pengolahan

Monasit Bangka Menjadi Rare Earth Oksida dengan Kapasitas 1 Kg/Hari.

Prosiding Seminar Geologi Nuklir dan Sumberdaya Tambang: 114–24.

Panda, Rekha, Archana Kumari, Manis Kumar Jha, Jhumki Hait, Vinaty Kumar, J.

Rajesh Kumar dan Jin Young Lee. 2014. Leaching of Rare Earth Metals

(REMs) from Korean Monazite Concentrate. Journal of Industrial and

Engineering Chemistry 20(4): 2035–42.

Prassanti, Riesna. 2013. Digesti Monasit Bangka dengan Asam Sulfat. Jurnal

Eksplorium Buletin Pusat Pengembangan Geologi Nuklir 33(1): 41–54.

Puwarni, MV, Suyanti, dan Deddy Hasnurrofiq. 2015. Optimasi dan Kinetika

Dekomposisi Memakai NaOH. Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah-

Penelitian Dasar Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir.

Ralph H. Petrucci. 1985. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern. Jakarta:

Page 76: PEMISAHAN UNSUR-UNSUR PADA MONASIT DENGAN PENGENDAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53140... · 2020. 10. 22. · DENGAN PENGENDAPAN BERTINGKAT SKRIPSI ANGGI

58

Erlangga.

Sagala, F.P., Adiwardoyo, dan Eko Madi Parmanto. 2003. Model Atom, Uranium

Dan Prospeknya Sebagai Energi Masa Depan. Jakarta: Badan Tenaga Nuklir

Nasional, Pusat Diseminasi Iptek Nuklir.

Sahputra, Rachmat. 2015. Efisiensi Pemilihan Kandungan Uranium Tinggi dan

Sulfur Rendah Melalui Analisis Radiometri pada Bijih Uranium BM-179

Kalan-Kalbar. Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengolahan Limbah.

Saito, Taro. 2004. Kimia Anorganik. Tokyo: Iwanami Shoten.

Subagja, Rudi. 2014. Monasit Bangka dan Alternatif Proses Pengolahannya. Jurnal

Metalurgi 29(1): 79–90.

Sugiyanto, H. Kristian, dan D. Suyanti Retno. 2010. Kimia Anorganik Logam.

Yogyakarta: Graha Ilmu.

Suhartati, Tati. 2017. Dasar-Dasar Spektrofotometri UV-Vis dan Spektrofotmetri

Massa untuk Penentuan Struktur Senyawa Organik. Lampung: Aura.

Sumarni, Erni R dan Faizal R. 2004. Pelarutan Residu Hasil Dekomposisi Bijih

Uranium Rirang. Prosiding Seminar Geologi Nuklir dan Sumber Daya

Tambang Tahun 2004 Pusat Pengembangan Bahan Galian dan Geologi

Nuklir BATAN.

Sumarni, Erni Ra, Faizal R, Tukardi, Tajarudin dan Rusydi. 2004. Pelarutan Residu

Hasil Dekomposisi Bijih Uranium Rirang. Prosiding Seminar Geologi Nuklir

dan Sumberdaya Tambang.

Sumarni, Riesna Prassanti, Kurnia Trinopiawan, Sumiarti dan Lisa Hafni Nuri.

2011. Penentuan Kondisi Pelarutan Residu dari Hasil Pelarutan Parsial

Monasit Bangka. Jurnal Eksplorium 32(2): 115–24.

Sumiarti, and Alwi Guswita. 2018a. Standar Operasional Prosedur Penetapan

Thorium Dengan Metode Spektrofotometri.

———. 2018b. Standar Operasional Prosedur Penetapan Unsur LTJ Dengan

Metode ICP-OES.

———. 2018c. Standar Operasional Prosedur Penetapan Uranium Dengan

Metode Spektrofotometri.

Page 77: PEMISAHAN UNSUR-UNSUR PADA MONASIT DENGAN PENGENDAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53140... · 2020. 10. 22. · DENGAN PENGENDAPAN BERTINGKAT SKRIPSI ANGGI

59

Suyanti, MV Purwani, dan Aw Muhadi. 2008. Peningkatan Kadar Neodimium

Secara Proses Pengendapan Bertingkat Memakai Amonia. Jurnal Pusat

Teknologi Akselerator dan Proses Bahan-BATAN: 429-38.

Suyanti dan MV Puwarni. 2011. Pengendapan Torium dari Hasil Olah Pasir

Monasit. Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah Penelitian Dasar Ilmu

Pengetahuan dan Teknologi Nuklir.

Suyanti, Suyanti, dan MV Purwani. 2011. Pengendapan Torium dari Hasil Olah

Pasir Monasit. Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah Penelitian Dasar

Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir.

Suyono, Agus Supriyadi, Agung Wahyu Kencono, dan Bambang Edi Prasetyo.

2017. Kajian Potensi Mineral Ikutan Pada Pertambangan Timah. Jakarta:

Pusat Data dan Teknologi Informasi Energi dan Sumber Daya Mineral.

Syarip, Syarip, dan Susilo Widodo. 2019. Dari Pasir Monasit Ke Torium : Bahan

Baku Bahan Bakar Nuklir dan Radioisotop Medik. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.

Tjokroardono, Soeprapto, Bambang Soetopo, dan Ngadenin. 2002. Tinjauan

Sumberdaya Monasit di Indonesia Sebagai Pendukung LITBANG/Industri

Superkonduktor. Seminar IPTEK Nuklir dan Pengelolaan Sumber Daya

Tambang.

Torowati. 2010. Pengaruh Kandungan Uranium dalam Umpan Terhadap Efisiensi

Pengendapan Uranium. Jurnal Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir: 9–15.

Trinopiawan, Kurnia, Prassanti Riesna, Sumarni, dan Pudjianto Rudi. 2011.

Pemisahan Uranium dari Thorium pada Monasit dengan Metode Ekstraksi

Pelarut Alamine. Jurnal Eksplorium 32(155): 47–52.

Trinopiawan, Kurnia, dan Sumiarti. 2012. Pemisahan Thorium dari Uranium pada

Monasit dengan Metode Pengendapan. Jurnal Eksplorium 33(1): 55–62.

Triyati, Etty. 1995. Spektrofotometer Ultra-Violet dan Sinar Tampak Serta

Aplikasinya dalam Oseanologi. Jurnal Oseana X(1): 39–47.

Walujo, Sugeng, Lisa Hafni Nuri Susilaningtyas, Mukhlis Sarono Budi dan

Widowati. 2004. Pemurnian Natrium Fosfat Hasil Samping Proses

Dekomposisi Bijih Rirang. Prosiding Seminar Geologi Nuklir dan Sumber

Daya Tambang Tahun 2004 Pusat Pengembangan Bahan Galian dan Geologi

Nuklir BATAN.

Page 78: PEMISAHAN UNSUR-UNSUR PADA MONASIT DENGAN PENGENDAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53140... · 2020. 10. 22. · DENGAN PENGENDAPAN BERTINGKAT SKRIPSI ANGGI

60

Wolf, Stephen Frederic. 2006. The Chemistry of the Actinide and Transactinide

Elements. United States: Springer Science.

Xu, Yanhui, Liu Haijiao, Meng Zhijun, Cui Jianguo, Zhao Wenyi dan Li Liangcai.

2012. Decomposition of Bastnasite and Monazite Mixed Rare Earth Minerals

Calcined by Alkali Liquid.” Journal of Rare Earths 2(30):155-158.

Page 79: PEMISAHAN UNSUR-UNSUR PADA MONASIT DENGAN PENGENDAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53140... · 2020. 10. 22. · DENGAN PENGENDAPAN BERTINGKAT SKRIPSI ANGGI

61

LAMPIRAN

Page 80: PEMISAHAN UNSUR-UNSUR PADA MONASIT DENGAN PENGENDAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53140... · 2020. 10. 22. · DENGAN PENGENDAPAN BERTINGKAT SKRIPSI ANGGI

61

Lampiran 1. Pembuatan pereaksi penetapan uranium

1. TOPO 0,05 M

Ditimbang 19,2 gram TOPO, dilarutkan dengan sikloheksana, volume larutan

ditepatkan sampai 1 liter dengan sikloheksana.

2. Asam askorbat 5%

Ditimbang 5 gram asam askorbat, dilarutkan dengan 100 mL aquades.

3. Larutan komplek I

Ditimbang 25 gram triplex IV, 5 gram NaF dan 65 gram asam sulfosalisilat,

dilarutkan dengan 800 mL aquades, kemudian ditambahkan larutan NaOH

sedikit demi sedikit sampai pH larutan menjadi 8,35 lalu diencerkan sampai

1000 mL dengan aqudes.

4. Larutan komplek II

Diencerkan satu volume larutan komplek I dengan satu volume aquades, lalu

pH larutan diatur sampai pH 8,35 dengan larutan NaOH.

5. Buffer pH 8,35

Dilarutkan 134 mL trietanoalamin ke dalam 800 mL aquades lalu pH larutan

diatur sampai 8,35 dengan HClO4, larutan disimpan semalam. Keesokan

harinya pH larutan diatur kembali menjadi 8,35 dengan HClO4, larutan

diencerkan menjadi 1 liter dengan aquades.

6. Bromo PADAP 0,05%

Ditimbang 0,05 gram Bromo-PADAP, dilarutkan dengan 1 liter alkohol.

7. HNO3 2,5 N

Diencerkan 390 mL HNO3 pekat dengan aquades sampai volume menjadi 2500

mL.

Page 81: PEMISAHAN UNSUR-UNSUR PADA MONASIT DENGAN PENGENDAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53140... · 2020. 10. 22. · DENGAN PENGENDAPAN BERTINGKAT SKRIPSI ANGGI

62

Lampiran 2. Pembuatan pereaksi penetapan fosfat

1. Ammonium heptamolibdat 3%

Ditimbang 15 gram ammonium heptamolibdat dilarutkan dengan 500 mL

aquades.

2. Asam askorbat 5%

Ditimbang 5 gram asam askorbat kemudian dilarutkan dengan 100 mL

aquades.

3. Kalium antimonil tartrat 0,17%

Ditimbang 0,85 gram kalium antimonil tartrat dilarutkan dengan 500 mL

aquades.

4. Asam sulfat encer

Diencerkan 20 mL asam sulfat pekat ke dalam 180 mL aquades.

5. Pereaksi campuran

Pereaksi campur dibuat dengan mencampurkan 25 mL larutan ammonium

molibdat, 125 mL asam sulfat encer dan 25 mL larutan kalium antimonil tartrat

0,17%.

Page 82: PEMISAHAN UNSUR-UNSUR PADA MONASIT DENGAN PENGENDAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53140... · 2020. 10. 22. · DENGAN PENGENDAPAN BERTINGKAT SKRIPSI ANGGI

63

Lampiran 3. Pembuatan pereaksi penetapan torium

1. TTA 0,1 M

Ditimbang 2,22 gram TTA dilarutkan dalam 100 mL karbon tetrakloorida.

2. Torin 0,01%

Ditimbang 0,1 gram torin kemudian dilarutkan dalam 1000 mL aquades.

3. Askorbat 5%

Ditimbang 5 gram asam askorbat dalam 100 mL aquades.

4. HCl 3 M

Diencerkan 255 mL HCl dengan aquades menjadi 1000 mL.

5. HCl pH 0,8

Dibuat dengan menambahkan sejumlah volume HCl ke dalam aquades sampai

menunjukkan pH 0,8.

Page 83: PEMISAHAN UNSUR-UNSUR PADA MONASIT DENGAN PENGENDAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53140... · 2020. 10. 22. · DENGAN PENGENDAPAN BERTINGKAT SKRIPSI ANGGI

64

Lampiran 4. Sifat-sifat logam tanah jarang

Z Nama Lambang Konfigurasi

elektron Valensi

Jari-

jari

M3+

(Å)

Warna

M3+ pKSp pH

39 Itrium Y

[Kr]4d

1

5s

2

3 0.88 Tak

berwarna 22.00 8.14

57 Lantanum La [Xe]5d16s2 3 1.06 Tak

berwarna 22.30 8.07

58 Serium Ce [Xe]4f1 5d1

6s2 3,4 1.03

Tak

berwarna 19.82 8.69

59 Praseodimium Pr [Xe]4f3 6s2 3, 4 1.01 Hijau 23.45 7.78

60 Neodimium Nd [Xe]4f46s2

3 0.99 Ungu 21.49 8.27

61 Prometium Pm [Xe]4f5 6s2

3 0 0.98

Merah

jambu 21.00 8.39

62 Samarium Sm [Xe]4f6 6s2

2, 3 0.96 Kuning 22.08 8.12

63 Europium Eu [Xe]4f7 6s2 2, 3 0.95 Merah

jambu 23.03 7.89

64 Gadolinium Gd [Xe]4f7 5d 6s2 3 0.9 Tak

berwarna 22.74 7.96

65 Terbium Tb [Xe]4f9 6s2

3, 4 0.92

Merah

jambu 21.70 8.22

66 Disprosium Dy [Xe]4f10 6s2

3 0.91 Kuning 21.85 8.18

67 Holmium Ho [Xe]4f11 6s2 3 0.89 Kuning 22.30 8.09

68 Erbium Er [Xe]4f12 6s2

3 0.88 Lila 23.39 7.80

69 Tulium Tm [Xe]4f13 6s2

3 0.87 Hijau 23.48 7.78

70 Iterbium Yb [Xe]4f14 6s2

2, 3 0.86

Tak

berwarna 23.60 7.74

71 Lutetium Lu [Xe]4f14 5d

6s2 3 0.85

Tak

berwarna 23.72 7.71

Sumber: Cotton & Wilkinson (2007) dan Bjerrum et al., (1958).

Page 84: PEMISAHAN UNSUR-UNSUR PADA MONASIT DENGAN PENGENDAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53140... · 2020. 10. 22. · DENGAN PENGENDAPAN BERTINGKAT SKRIPSI ANGGI

65

Lampiran 5. Kandungan unsur dalam monasit bangka yang digunakan

Unsur Konsentrasi (ppm) Pengenceran Konsentrasi real

(ppm)

Uranium 21,402 200 4.280,4

Torium 81,578 1000 81.,28

Logam tanah jarang 32,986 12500 490.832,175

Pengotor 18,78 25 456,875

Lampiran 6. Contoh perhitungan berat unsur

1. Berat uranium dalam residu pelarutan total

a. Berat Residu pelarutan total = 0,733 kg

Pengenceran = 50 kali

Konsentrasi U = 16,431 ppm

Konsentrasi real U = 16,431 ppm×50

= 821,55 ppm

b. Berat Uranium

Berat U = 821,55

1.000.000× 0,733 kg

= 0,000602196 kg

2. Berat uranium dalam filtrat pelarutan total

a. Volume filtrat = 0,87 L

Pengenceran = 50 kali

Konsentrasi U = 50,054 ppm

Konsentrasi real U = 50,054 ppm×50

= 2.502,7 ppm atau 2.502,7 mg/L

Page 85: PEMISAHAN UNSUR-UNSUR PADA MONASIT DENGAN PENGENDAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53140... · 2020. 10. 22. · DENGAN PENGENDAPAN BERTINGKAT SKRIPSI ANGGI

66

b. Berat uranium

Berat U = 2.502,7 mg/L

1.000.000 × 0,87 L

= 0,002177349 kg

Lampiran 7. Contoh perhitungan nilai recovery

1. Nilai recovery uranium dalam residu pelarutan total

a. Berat U dalam residu dekomposisi = 0,002973 kg

Berat U dalam residu pelarutan total = 0,000602196 kg

b. Nilai recocery U

% Rec. = 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑈 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑅𝑃𝑇

𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑈 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑅𝐷 × 100%

= 0,000602196

0,002973 𝑘𝑔 × 100%

= 20,25%

2. Nilai recovery uranium dalam filtrat pelarutan total

a. Berat U dalam filtrat pelarutan total = 0,002973 kg

Berat U dalam residu dekomposisi = 0,002177349 kg

b. Nilai recovery U

% Rec. = 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑈 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝐹𝑃𝑇

𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑈 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑅𝐷 × 100%

= 0,002177349 𝑘𝑔

0,002973 𝑘𝑔 × 100%

= 73,23%

Page 86: PEMISAHAN UNSUR-UNSUR PADA MONASIT DENGAN PENGENDAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53140... · 2020. 10. 22. · DENGAN PENGENDAPAN BERTINGKAT SKRIPSI ANGGI

67

Lampiran 8. Contoh perhitungan konsentrasi real logam tanah jarang

1. Konsentrasi real logam tanah jarang di dalam monasit

Logam Faktor

koreksi Pengenceran

Konsentrasi

(ppm)

Konsentrasi

real (ppm)

Ce 1,171 12500 14,58 213414,75

Dy 1,1477 12500 0,76 10903,15

Gd 1,72 12500 0,887 19070,5

La 1,173 12500 6,81 99851,625

Nd 1,166 12500 4,872 71009,4

Pr 1,17 12500 1,345 19670,625

Sm 1,16 12500 1,697 24606,5

Y 1,27 12500 2,035 32305,625

Jumlah 490832,175

2. Konsentrasi real logam tanah jarang di dalam residu dekomposisi

Logam Faktor

koreksi Pengenceran Konsentrasi (ppm)

Konsentrasi

real (ppm)

Ce 1,171 500 445,1 260606,05

Dy 1,1477 500 19,23 11035,1355

Gd 1,72 500 21,54 18524,4

La 1,173 500 209,8 123047,7

Nd 1,166 500 145,6 84884,8

Pr 1,17 500 34,69 20293,65

Sm 1,16 500 43,86 25438,8

Y 1,27 500 45,79 29076,65

Jumlah 572907,1855

3. Konsentrasi real logam tanah jarang di dalam filtrat pelarutan total

Logam Faktor

koreksi Pengenceran

Konsentrasi

(ppm)

Konsentrasi

real (ppm)

Ce 1,171 2500 96,4 282211

Dy 1,1477 2500 4,444 12750,947

Gd 1,72 2500 6,153 26457,9

La 1,173 2500 79,93 234394,725

Nd 1,166 2500 4,872 14201,88

Pr 1,17 2500 1,345 3934,125

Sm 1,16 2500 1,697 4921,3

Y 1,27 2500 2,035 6461,125

Jumlah 585333,002

Page 87: PEMISAHAN UNSUR-UNSUR PADA MONASIT DENGAN PENGENDAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53140... · 2020. 10. 22. · DENGAN PENGENDAPAN BERTINGKAT SKRIPSI ANGGI

68

Lampiran 9. Contoh perhitungan berat unsur logam tanah jarang

1. Berat unsur logam tanah jarang dalam monasit

a. Berat monasit = 3 kg

Konsentrasi real LTJ = 490832,175 ppm

b. Berat logam tanah jarang

Berat LTJ = 𝐾𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑟𝑒𝑎𝑙 𝐿𝑇𝐽

1.000.000 × berat monasit

= 490832,175

1.000.000 × 3 kg

= 1,472496525 kg

2. Berat logam tanah jarang dalam residu dekomposisi

a. Berat residu dekomposisi = 2,493 kg

Konsentrasi real LTJ = 572907,1855 ppm

b. Berat logam tanah jarang

Berat LTJ = 𝐾𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑟𝑒𝑎𝑙 𝐿𝑇𝐽

1.000.000 × berat residu dekomposisi

= 572907,1885

1.000.000 × 0,87 L

= 1,428257613 kg

3. Berat logam tanah jarang dalam filtrat pelarutan total (umpan pengendapan)

a. Berat filtrat pelarutan total = 0,3 L

Konsentrasi real LTJ = 585333,002 ppm

b. Berat logam tanah jarang

Berat LTJ = 𝐾𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑟𝑒𝑎𝑙 𝐿𝑇𝐽

1.000.000 × berat filtrat pelarutan total

= 585333,002

1.000.000 × 0,3 L

= 0,175599901 kg

Page 88: PEMISAHAN UNSUR-UNSUR PADA MONASIT DENGAN PENGENDAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53140... · 2020. 10. 22. · DENGAN PENGENDAPAN BERTINGKAT SKRIPSI ANGGI

69

4. Berat logam tanah jarang dalam endapan pH 3

a. Berat residu dekomposisi = 0,025574 kg

Konsentrasi real LTJ = 317901,4438 ppm

b. Berat logam tanah jarang

Berat LTJ = 𝐾𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑟𝑒𝑎𝑙 𝐿𝑇𝐽

1.000.000 × endapan pH 3

= 317901,4438

1.000.000 × 0,025574 kg

= 0,008130012 kg

Page 89: PEMISAHAN UNSUR-UNSUR PADA MONASIT DENGAN PENGENDAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53140... · 2020. 10. 22. · DENGAN PENGENDAPAN BERTINGKAT SKRIPSI ANGGI

70

Lampiran 10. Contoh perhitungan nilai recovery logam tanah jarang

1. Nilai recovery logam tanah jarang dalam residu dekomposisi

a. Berat LTJ dalam monasit = 1,472496525 kg

Berat LTJ dalam residu dekomposisi = 1,428257613 kg

b. Nilai recocery LTJ

% Rec. = 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐿𝑇𝐽 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑅𝐷

𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐿𝑇𝐽 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑀𝑜𝑛𝑎𝑠𝑖𝑡 × 100%

= 1,428257613

1,472496525 𝑘𝑔 × 100%

= 96,99 %

2. Nilai recovery logam tanah jarang dalam endapan pH 3

a. Berat LTJ dalam filtrat pelarutan total = 0,175599901 kg

Berat LTJ dalam endapan pH 3 = 0,008130012 kg

b. Nilai recocery LTJ

% Rec. = 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐿𝑇𝐽 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑛 𝑝𝐻 3

𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐿𝑇𝐽 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑓𝑖𝑙𝑡𝑟𝑎𝑡 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 × 100%

= 0,008130012 kg

0,175599901 𝑘𝑔 × 100%

= 4,62 %

Page 90: PEMISAHAN UNSUR-UNSUR PADA MONASIT DENGAN PENGENDAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53140... · 2020. 10. 22. · DENGAN PENGENDAPAN BERTINGKAT SKRIPSI ANGGI

71

Lampiran 11. Dokumentasi penelitian

(a) Proses dekomposisi (b) Residu dekomposisi

(c) Filtrat dekomposisi (d) Proses pelarutan total

Page 91: PEMISAHAN UNSUR-UNSUR PADA MONASIT DENGAN PENGENDAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53140... · 2020. 10. 22. · DENGAN PENGENDAPAN BERTINGKAT SKRIPSI ANGGI

72

(e) Filtrat pelarutan total (f) Proses pengendapan

(g) Endapan pH 3