PEMIKIRAN PENDIDIKAN MENURUT SYAIKH AZ ZARNUJI (Studi...

127
i PEMIKIRAN PENDIDIKAN MENURUT SYAIKH AZ ZARNUJI (Studi Analisis Kitab Ta’limul Muta’alim) SKRIPSI Disusun Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) Oleh : FENNY RISKYA NIM: 11111112 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2016

Transcript of PEMIKIRAN PENDIDIKAN MENURUT SYAIKH AZ ZARNUJI (Studi...

Page 1: PEMIKIRAN PENDIDIKAN MENURUT SYAIKH AZ ZARNUJI (Studi ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1136/1/SKRIPSIQ BAB 1-5(fix... · ilmu pengetahuan , ... teguh pada al-Qur’an dan

i

PEMIKIRAN PENDIDIKAN MENURUT

SYAIKH AZ ZARNUJI

(Studi Analisis Kitab Ta’limul Muta’alim)

SKRIPSI

Disusun Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

Oleh :

FENNY RISKYA

NIM: 11111112

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2016

Page 2: PEMIKIRAN PENDIDIKAN MENURUT SYAIKH AZ ZARNUJI (Studi ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1136/1/SKRIPSIQ BAB 1-5(fix... · ilmu pengetahuan , ... teguh pada al-Qur’an dan

ii

Page 3: PEMIKIRAN PENDIDIKAN MENURUT SYAIKH AZ ZARNUJI (Studi ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1136/1/SKRIPSIQ BAB 1-5(fix... · ilmu pengetahuan , ... teguh pada al-Qur’an dan

iii

Page 4: PEMIKIRAN PENDIDIKAN MENURUT SYAIKH AZ ZARNUJI (Studi ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1136/1/SKRIPSIQ BAB 1-5(fix... · ilmu pengetahuan , ... teguh pada al-Qur’an dan

iv

Page 5: PEMIKIRAN PENDIDIKAN MENURUT SYAIKH AZ ZARNUJI (Studi ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1136/1/SKRIPSIQ BAB 1-5(fix... · ilmu pengetahuan , ... teguh pada al-Qur’an dan

v

Page 6: PEMIKIRAN PENDIDIKAN MENURUT SYAIKH AZ ZARNUJI (Studi ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1136/1/SKRIPSIQ BAB 1-5(fix... · ilmu pengetahuan , ... teguh pada al-Qur’an dan

vi

MOTTO

Dengan Ilmu, Hidup Menjadi Mudah, Dengan Seni, Hidup Menjadi Indah,

Dengan Agama, Hidup Menjadi Terarah & Bermakna.

Page 7: PEMIKIRAN PENDIDIKAN MENURUT SYAIKH AZ ZARNUJI (Studi ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1136/1/SKRIPSIQ BAB 1-5(fix... · ilmu pengetahuan , ... teguh pada al-Qur’an dan

vii

PERSEMBAHAN

Dengan segala puji bagi Allah

Skripsi yang sederhana ini penulis persembahkan untuk:

1. Bapak-ibu tercinta yang telah mencurahkan pengorbanannya dan yang

senantiasa tidak pernah berhenti memberikan semangat serta do’anya,

sehingga skripsi ini bisa selesai.

2. Ibu Hj. Siti Fatimah Di Kebumen, Banyubiru beserta keluarganya.

3. Terimah kasih yang tak terhingga buat dosen-dosen, terutama

pembimbingku Bapak. Prof. Dr. H. Budihardjo, M.Ag. yang tak pernah

lelah dan senantiasa sabar memberikan bimbingan dan arahan kepadaku

4. Suami tercita yang selalu mendo’akan, memberikan motivasi,

menemaniku mencari buku-buku referensi dan selalu ada waktu untuk

mengantarkan aku kekampus, tanpa beliau skripsi ini tidak akan selesai

secepat ini.

5. Seluruh keluarga besar di Bringin dan di Magelang yang selalau

memberikan do’a, motivasi dan mendukungku, sehingga skripsi ini bisa

selesai dengan lancar.

6. Sahabat-sahabat dan teman-teman seperjuangan yang tidak pernah

berhenti memberikan suport dan keceriaannya, sehingga aku selalu

bahagia bersama kalian dan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.

7. Semua yang telah mendo’akan aku yang tidak dapat penulis sebutkan satu

persatu.

Page 8: PEMIKIRAN PENDIDIKAN MENURUT SYAIKH AZ ZARNUJI (Studi ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1136/1/SKRIPSIQ BAB 1-5(fix... · ilmu pengetahuan , ... teguh pada al-Qur’an dan

viii

KATA PENGANTAR

ميحرلا نمحرلا هللا مسب

ى وكفى ثم الصالة والسالم على سيدنا املصطفى وعلى أله وأصحابه أهل

الحمد هللا الذ

.الصدق والوفى أم بعد

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT. Atas limpahan

rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini,

meskipun dalam wujud yang sederhana. Salam sejahtera semoga

senantiasa terlimpahkan kepada Nabi Agung Muhammad SAW. yang

telah menuntun umatnya dari zaman kejahilan menuju zaman keislaman.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak akan dapat

diselesaikan tanpa dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu

penulis menyampaikan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada :

1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga.

2. Bapak Suwardi, S.Pd, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu

Keguruan.

3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama

Islam.

4. Bapak Prof. Dr. Budihardjo, M. Ag. selaku dosen pembimbing yang

telah memberikan bantuan dan bimbingannya dengan penuh

kesabaran sehingga skripsi ini dapat terselesaikan

Page 9: PEMIKIRAN PENDIDIKAN MENURUT SYAIKH AZ ZARNUJI (Studi ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1136/1/SKRIPSIQ BAB 1-5(fix... · ilmu pengetahuan , ... teguh pada al-Qur’an dan

ix

5. Bapak dan Ibu Dosen IAIN Salatiga yang telah membekali berbagai

ilmu pengetahuan , sehingga penulis mampu menyelesaikan penulisan

skripsi ini

6. Bapak, ibu tercinta dan seluruh keluargaku yang telah memberikan

do’a restu bagi keberhasilan penulis

7. Suami tercinta yang selalu memberikan motivasi dan dorongan dalam

skripsi ini.

8. Semua pihak, terutama sahabat-sahabat dan teman-teman seperjuangan

yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah membantu

dalam penyelesaian penyusunan skripsi ini.

Atas jasa-jasa dan kebaikan beliau di atas, penulis berdo’a semoga

Allah SWT. Menerima amalnya dan memberikan balasan yang lebih baik.

Pada akhirnya penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini

masih jauh dari kesempurnaan, semua itu karena katerbatasan penulis.

Tiada kalimat yang pantas penulis ucapkan kecuali kalimat Al-

hamdulillahi Robbil Alamin. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat baik di

dunia maupun di akhirat. Amiin Ya Rabbal ‘Alamin.

Salatiga, 10 Februari 2016

Penulis,

Fenny Riskya

Page 10: PEMIKIRAN PENDIDIKAN MENURUT SYAIKH AZ ZARNUJI (Studi ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1136/1/SKRIPSIQ BAB 1-5(fix... · ilmu pengetahuan , ... teguh pada al-Qur’an dan

x

ABSTRAK

Riskya, Fenny. 2016. Pemikiran Pendidikan Menurut Syaikh Az-Zarnuji Studi

Analisis Kitab Ta’limul Muta’alim. Skripsi. Jurusan Terbiyah Program

Studi Pendidikan Agama Islam. Institut Agama Islam Negeri Slatiga.

Pembimbing: Prof. Dr. H. Budihardjo, M.Ag.

Kata kunci : Pemikiran, Pendidikan, Kitab Ta’limul Muta’alim

Sebagaimana telah penulis ketahui sangat pentingnya sebuah pendidikan

dalam rangka untuk mencapai interaksi belajar-mengajar, sudah tentu perlu

adanya komunikasi yang jelas antara guru dengan siswa, sehingga terpadunya

kedua kegiatan yang berguna dalam mencapai tujuan pengajaran. Untuk itu,

peneliti ini bertujuan untuk mengetahui dan mengkaji bagaimana pemikiran

pendidikan menurut Syaikh Az-Zarnuji analisis kitab Ta’limul Muta’alim.

Pertanyaan yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah: (1) Bagaimana

konsep dasar tentang pendidikan Islam?, (2) Bagaimana pemikiran Syaikh Az-

Zarnuji tentang pendidikan dalam kitab Ta’lim Muta’allim?, dan (3) Bagaimana

analisis pemikiran Syaikh Az-Zarnuji tentang pendidikan dalam kitab Ta’lim

Muta’allim?. Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka penelitian menggunakan

pendekatan kepustakaan. Metode penelitian yang digunakan dengan jenis

penelitian kepustakaan (library research), sumber data primer adalah kitab

Ta’limul Muta’alim dan sumber sekundernya adalah terjemah Ta’limul

Muta’alim, serta buku-buku lain yang bersangkutan dan relevan.

Adapun teknis analisis data menggunakan metode Deskriptif Analisis dan

Metode content analisis, temuan penelitian ini menunjukkan bahwa Pemikiran

Pendidikan Kitab Ta’limul Muta’alim menurut Syaikh Az-Zarnuji ini sangat

dibutuhkan dalam dunia pendidikan, yang nantinya dapat dibiasakan juga dalam

keluarga, sekolah, pergaulan, maupun sosial kemasyarakatan. Karakteristik

pemikiran beliau dapat digolongkan dalam corak praktis yang tetap berpegang

teguh pada al-Qur’an dan hadits. Kecenderungan lain dalam pemikiran beliau

adalah mengetengahkan nilai-nilai etis yang bernafaskan sufistik. Pendidikan

akhlak yang ditekankan beliau dapat diklarifikasikan menjadi tiga, yakni:

Pertama, akhlak kepada Allah, guru dan murid dalam proses belajar mengajar

diniatkan hanya kepada Allah, Kedua, akhlak kepada sesama manusia, terutama

antara murid dan guru tetapi paling tidak terhadap sesama teman harus saling

menghormati dan menghargai satu sama lain. Ketiga, akhlak kepada ilmu itu

sendiri, bahwasanya ilmu itu adalah cahaya bagi kita dan kedudukan yang paling

tinggi adalah orang yang berilmu.

Dengan hal ini dititik beratkan pada pengertian bahwa belajar merupakan

ibadah untuk mencari ridha Allah yang mengantarkan seseorang memperoleh

kebahagiaan dunia dan akhirat. Karena belajar harus diniatkan untuk

mengembangkan dan melestarikan nilai-nilai Islam. Karena itu pemikiran beliau

disini berusaha membuat dasar pembangunan masyarakat yang berakhlak religius

melalui pembinaan individu. Dari sini diharapkan akan terwujud sebuah tatanan

masyarakat yang berakhlak tinggi dan mulia.

Page 11: PEMIKIRAN PENDIDIKAN MENURUT SYAIKH AZ ZARNUJI (Studi ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1136/1/SKRIPSIQ BAB 1-5(fix... · ilmu pengetahuan , ... teguh pada al-Qur’an dan

xi

DAFTAR ISI

1. JUDUL................................................................................................... i

2. LOGO IAIN........................................................................................... ii

3. PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................................... iii

4. PENGESAHAN KELULUSAN........................................................... iv

5. PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN............................................ v

6. MOTTO.................................................................................................. vi

7. PERSEMBAHAN................................................................................. vii

8. KATA PENGANTAR.......................................................................... viii

9. ABSTRAK............................................................................................. x

10. DAFTAR ISI.......................................................................................... xi

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakan Masalah................................................................ 1

B. Rumusan Masalah........................................................................ 6

C. Tujuan Penelitian......................................................................... 7

D. Kegunaan Penelitian.................................................................... 7

E. Metode Penelitian........................................................................ 8

F. Penegasan Istilah......................................................................... 10

G. Sistematika Penulisan.................................................................. 11

BAB II. KONSEP DASAR TENTANG PENDIDIKAN ISLAM

A. Pengertian Pendidikan................................................................. 14

B. Sumber-Sumber Pendidikan Islam ............................................. 18

C. Unsur-Unsur Pendidikan Islam ................................................... 22

1. Tujuan Pendidikan Islam ...................................................... 22

Page 12: PEMIKIRAN PENDIDIKAN MENURUT SYAIKH AZ ZARNUJI (Studi ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1136/1/SKRIPSIQ BAB 1-5(fix... · ilmu pengetahuan , ... teguh pada al-Qur’an dan

xii

2. Ruang Lingkup Pendidikan Islam ........................................ 31

3. Peserta Didik .......................................................................... 37

4. Orang yang Membimbing (Pendidik)..................................... 37

5. Lingkungan Pendidikan ......................................................... 38

6. Materi Pendidikan Islam ....................................................... 38

7. Interaksi Edukatif ................................................................. 42

8. Metode Pendidikan Islam ..................................................... 42

9. Evaluasi …………………………………………………… 49

BAB III. PEMIKIRAN SYAIKH AZ-ZARNUJI TENTANG

PENDIDIKAN DALAM KITAB TA’LIMUL MUTA’ALIM

A. Biografi Syaikh Az-Zarnuji ...................................................... 50

1. Riwayat Hidup Syaikh Az-Zarnuji...................................... 50

2. Latar Belakang Pendidikan Syaikh Az-Zarnuji ................. 59

3. Latar Belakang Sosial Politik ............................................. 61

B. Karya-Karya Syaikh Az-Zarnuji .............................................. 63

C. Isi Kitab Ta’limul Muta’alim ................................................... 66

D. Pemikiran Pendidikan Syaikh Az-Zarnuji ................................ 70

1. Pembagian Ilmu .................................................................. 72

2. Unsur-Unsur Pendidikan Syaikh Az-Zarnuji …………….. 74

E. Pemikiran Syaikh Az-Zarnuji Tentang Pola Hubungan Guru dan

Murid.......................................................................................... 80

F. Persyaratan Mencari Ilmu .......................................................... 74

Page 13: PEMIKIRAN PENDIDIKAN MENURUT SYAIKH AZ ZARNUJI (Studi ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1136/1/SKRIPSIQ BAB 1-5(fix... · ilmu pengetahuan , ... teguh pada al-Qur’an dan

xiii

BAB IV. ANALISIS PEMIKIRAN SYAIKH AZ-ZARNUJI

TENTANG PENDIDIKAN DALAM KITAB TA’LIMUL

MUTA’ALIM

A. Aplikasi Pemikiran Syaikh Az-Zarnuji Dalam Pendidikan ...... 88

B. Kelebihan dan Kelemahan Syaikh Az-Zarnuji Tentang

Pendidikan................................................................................ 93

C. Inti Pemikiran Syaikh Az-Zarnuji Tentang Pendidikan ……... 95

D. Relevansi Pemikiran Syaikh Az-Zarnuji Terhadap Pemikiran

Modern....................................................................................... 96

BAB V. PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................... 101

B. Saran ......................................................................................... 104

C. Penutup ..................................................................................... 105

11. DAFTAR PUSTAKA

12. LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 14: PEMIKIRAN PENDIDIKAN MENURUT SYAIKH AZ ZARNUJI (Studi ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1136/1/SKRIPSIQ BAB 1-5(fix... · ilmu pengetahuan , ... teguh pada al-Qur’an dan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Islam merupakan agama rahmatan lil’alamin yang dibawa oleh

Rasulullah SAW. Islam sangat memperhatikan segala aspek yang

dikerjakan manusia, mulai dari hal-hal yang terkecil sampai pada hal-hal

yang terbesar. Baik yang berhubungan dengan Allah maupun dengan

manusia. Dalam hal ini Islam memberikan pendidikan kepada manusia dan

sebagai pedoman hidup untuk manusia seluruh alam. Sebagai makhluk

sosial, manusia dalam kehidupannya membutuhkan hubungan dengan

sesama ketika sesuatu yang dilakukan tidak dapat dikerjakan seorang diri.

Kebutuhan yang berbeda-beda dan karena saling membutuhkan, membuat

manusia cenderung untuk melayani kebutuhan manusia lainnya, selain

demi kepentingan pribadi. Allah S.W.T berfirman:

لعلمكم ت رحون االمؤمن ون اخوة فا صلحوا ب ي اخويكم وات مقوا الله *انم Artinya: “Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara,

karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu (yang berselisih) dan

bertaqwalah kepada Allah agar kamu mendapat rahmat”.(Q.S. Al-Hujurat:

10) (Depag, 2011: 516)

Kecenderungan manusia untuk berhubungan melahirkan

komunikasi dua arah malalui bahasa yang mengandung tindakan dan

perbuatan. Dengan kata lain, karena ada aksi maka interaksipun terjadi.

Pendidikan merupakan sebagian dari fenomena interaksi kehidupan sosial

manusia. Menurut K. J. Veeger pada hakekatnya kehidupan sosial itu terdiri dari

jumlah aksi dan reaksi yang tidak terbilang banyaknya, baik antara perorangan

Page 15: PEMIKIRAN PENDIDIKAN MENURUT SYAIKH AZ ZARNUJI (Studi ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1136/1/SKRIPSIQ BAB 1-5(fix... · ilmu pengetahuan , ... teguh pada al-Qur’an dan

2

maupun antar kelompok. Pihak-pihak yang terlibat menyesuaikan diri dengan

salah satu pola perilaku yang kolektif. (Huda, 2008: 1) Menurut Djaramah

interaksi pendidikan (edukatif) ini terjadi dengan sadar yang didasari atas tujuan

untuk mengubah tingkah laku dan perbuatan seseorang. Dengan demikian,

memunculkan istilah guru di satu pihak dan murid di lain pihak. Keduanya berada

dalam interaksi pendidikan dengan posisi, tugas dan tanggung jawab yang

berbeda, namun bersama-sama mencapai tujuan. (Huda, 2008: 38) Dalam proses

belajar-mengajar, guru mempunyai tugas untuk mendorong, membimbing, dan

memberi fasilitas belajar bagi anak didik untuk mencapai tujuan. Dan guru

mempunyai tanggung jawab untuk melihat segala sesuatu yang terjadi untuk

membantu proses perkembangan anak didik.(Slameto, 1991: 99)

Interaksi akan selalu terkait dengan istilah komunikasi atau

hubungan. Dalam proses komunikasi, dikenal adanya unsur komunikasi

dan komunikator. Hubungan antara komunikator dengan komunikasi

terjadi karena menginteraksikan sesuatu yang dikenal dengan istilah

“pesan” (massage). Kemudian untuk menyampikan atau menginteraksikan

pesan itu diperlukan adanya media atau saluran. Maka dari itu, unsut-unsur

yang terlibat dalam komunikasi itu adalah komunikator, komunikan, dan

pesan. (Sardiman, 2001: 7)

Lingkungan pendidikan, anak didik merupakan suatu subyek dan

obyek pendidikan yang memerlukan bimbingan dari orang lain untuk

membantu mengarahkannya mengembangkan potensi yang dimiliki serta

membimbingnya menuju kedewasaan. Seorang pendidik dalam dunia

Page 16: PEMIKIRAN PENDIDIKAN MENURUT SYAIKH AZ ZARNUJI (Studi ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1136/1/SKRIPSIQ BAB 1-5(fix... · ilmu pengetahuan , ... teguh pada al-Qur’an dan

3

pendidikan adalah seorang yang wajib dihormati oleh para anak didik,

karena pendidik yang membimbing jiwa anak didik agar menjadi manusia

sejati, yang mengerti bahwa dirinya adalah hamba Allah SWT. Oleh

karena itu anak didik sebagai pihak yang diajar, dibina dan dilatih untuk

dipersiapkan menjadi manusia yang kokoh iman dan selamanya harus

mempunyai etika dan berakhlakul karimah baik kepada pendidiknya

maupun dengan yang lainnya.

Anak didik yang mempunyai etika mulia juga akan mampu

mewujudkan norma-norma dan nilai-nilai positif yang akan dipengaruhi

keberhasilan di dalam proses pendidikan dan pengajaran. Dengan

mempunyai etika atau akhlak yang mulia dan menuntut ilmu dengan baik

dan benar akan mampu mengetahui mana perbuatan yang baik dan mana

perbuatan yang buruk. Dalam dunia pelajar zaman sekarang banyak

pelajar yang menyimpang etika, sehingga tidak sedikit pelajar yang

berpotensi akhirnya gagal hanya karena salah pergaulan dan salah

memahami cara belajar yang baik dan benar.

Ahmad Tafsir (1994: 77)menyatakan bahwa interaksi dan relasi

antara guru dan murid sangatlah erat sekali sehingga guru dianggap

sebagai bapak spiritual (spiritual father), karena berjasa dalammemberikan

santapan jiwa dengan ilmu. Akan tetapi dalam sejarahnya hubungan guru

dan murid dalam dunia Islam ternyata sedikit demi sedikit mulai berubah,

nilai-nilai norma sedikit demi sedikit mulai berkurang. Semua itu

dikarenakan antara lain sebagai berikut:

Page 17: PEMIKIRAN PENDIDIKAN MENURUT SYAIKH AZ ZARNUJI (Studi ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1136/1/SKRIPSIQ BAB 1-5(fix... · ilmu pengetahuan , ... teguh pada al-Qur’an dan

4

1. Kedudukan guru dalam Islam semakin merosot

2. Hubungan murid dan guru yang bernilai penghormatan

semakin menurun.

3. Kepatuhan murid terhadap guru mengalami erosi.

4. Harga karya semakin menurun

Padahal, guru adalah penyampai kebenaran. Ketabahan dan keikhlasan

mengabdi kepada guru merupakan syarat pokok untuk meraih keberhasilan

menempuh pendidikan. (Tafsir, 1994: 77)

Pembahasan mengenai interaksi guru dan murid, Syaikh Az-

Zarnuji menulis kitabnya Ta’limul Muta’alim:

ت فع به االم بت عظيم العلم واهله اعلم بنم طلب العلم ال ي نال العلم والي ن ه وت عظيماالستاذ وت وقي

“Ketahuilah sesungguhnya orang yang mencari ilmu itu tidak akan

memperoleh ilmu dan tidak akan dapat mengambil manfaatnya

tanpa mau menghormati ilmu dan gurunya. (Az-Zarnuji, 2009:27) Kedudukan akhlak, murid dalam lingkungan pendidikan

menempati tempat yang paling penting sekali. Sebab apabila murid

mempunyai etika yang baik, maka akan sejahtera lahir dan batinnya, akan

tetapi apabila akhlaknya buruk maka rusaklah lahirnya atau batinnya.

Murid ketika berhadapan dengan guru, sang murid harus

senantiasa menghormati. Sekali ia menjadi murid dari seorang guru,

selamanya status itu tidak akan bisa lepas. Dalam kamus kehidupan, tidak

ada istilah “mantan murid” dan “mantan guru”. (Salamullah, 2008: 115)

Salah satu kitab yang membahas tentang pendidikan Islam adalah

Ta’limul Muta’alim. Salah satu keistimewaan dari kitab Ta’limul

Page 18: PEMIKIRAN PENDIDIKAN MENURUT SYAIKH AZ ZARNUJI (Studi ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1136/1/SKRIPSIQ BAB 1-5(fix... · ilmu pengetahuan , ... teguh pada al-Qur’an dan

5

Muta’alim ini terletak pada materi yang dikandungnya. Meskipun kecil

dan dengan judul yang seakan-akan hanya membahas metode belajar,

sebenarnya esensi kitab ini juga mencangkup tujuan, prinsip-prinsip dan

strategi belajar yang didasarkan pada moral religius. Kitab ini tersebar

hampir keseluruh penjuru dunia. Kitab ini juga telah tercetak dan

diterjemahkan serta dikaji di berbagai penjuru dunia, baik di Timur

maupun di Barat.

Di Indonesia, kitab Ta’limul Muta’alimyang dikarang oleh Syaikh

Az-Zarnuji yang dikaji dan dipelajari di setiap lembaga pendidikan klasik

tradisional seperti pesantren, bahkan di pondok pesantren modern. Dari

pembahasan kitab ini, dapat diketahui tentang konsep pendidikan Islam

yang dikemukakan Syaikh Al-Zarnuji yaitu tentang keutamaan ilmu, niat

belajar, cara memilih guru, ilmu, teman dan ketabahan dalam belajar, cara

menghormati ilmu dan guru, dsb. (Baharuddin, 2015: 75)

Kitab Ta’limul Muta’alim ini secara keseluruhan terdiri dari 1 jilid

dan terdapat 273 halaman, serta keseluruhannya merupakan suatu nazam-

nazam atau syair-syair arab yang diterjemahkan dalam bahasa jawa salaf,

bait syair berjumlah 119 bait. Karangan Imam Syaikh Az-Zarnuji yang

berisikan pendidikan Islam yaitu akhlak-akhlak yang mulia dalam

menuntut ilmu, agar kita bisa mencapai keseimbangan dalam pertumbuhan

manusia bisa mendapat ridha Alllah SWT, memperoleh kebahagiaan di

akhirat, berusaha memerangi kebodohan pada diri sendiri dan orang lain,

Page 19: PEMIKIRAN PENDIDIKAN MENURUT SYAIKH AZ ZARNUJI (Studi ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1136/1/SKRIPSIQ BAB 1-5(fix... · ilmu pengetahuan , ... teguh pada al-Qur’an dan

6

mengembangkan dan melestarikan ajaran Islam, serta mensyukuri nikmat

Allah SWT.

Dari diskripsi yang telah penulis paparkan di atas, maka penulis

sangat tertarik untuk mengkaji lebih lanjut tentang pendidikan dalam kitab

Ta’limul Muta’alim, sehingga melalui kerangka berfikir Syaikh Al-Zarnuji

inilah, maka penulis mengangkat judul skripsi “PEMIKIRAN

PENDIDIKAN SYAIKH AZ-ZARNUJI”(Analisis Kitab Ta’limul

Muta’alim).

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana konsep dasar tentang pendidikan Islam itu?

2. Bagaimana pemikiran Syaikh Az-Zarnuji tentang pendidikan dalam

kitab Ta’lim Muta’allim?

3. Bagaimana analisis pemikiran Syaikh Az-Zarnuji tentang pendidikan

dalam kitab Ta’lim Muta’allim?

4.

C. Tujuan Penelitian

Adapun dalam penelitian ini tujuan yang ingin dicapai dalam skripsi ini

adalah sebagai berikut:

1. Untuk menjelaskankonsep dasar tentang pendidikan Islam.

2. Untuk menjelaskan pemikiran Syaikh Az-Zarnuji tentang pendidikan

dalam kitab Ta’lim Muta’allim.

Page 20: PEMIKIRAN PENDIDIKAN MENURUT SYAIKH AZ ZARNUJI (Studi ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1136/1/SKRIPSIQ BAB 1-5(fix... · ilmu pengetahuan , ... teguh pada al-Qur’an dan

7

3. Untuk mengetahui analisis pemikiran Syaikh Az-Zarnuji tentang

pendidikan dalam kitab Ta’lim Muta’allim.

D. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penelitian yang ingin dicapai oleh penulis dalam

penulisan ini yaitu:

1. Untuk menambah wawasan bagi penulis khususnya dan bagi pembaca

pada umumnya.

2. Sebagai sumbangan yang diharapkan dapat memberikan kontribusi

pemikiran dan pengetahuan sesuai dengan bidangnya yaitu ajaran

Islam.

3. Sebagai sumbangan yang dimaksud agar hasil penelitian dapat

memberikan dan membantu wawasan masyarakat di bidang ajaran

Islam yang berkaitan dengan masalah pendidikan Islam

E. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah intelektual biografis.

Hal ini dilakukan untuk mengetahui kehidupan Syaikh Az-zarnuji

dalam hubungannya dengan masyarakat, sifat watak, pengaruh-

pengaruh internal dan eksternal yang membentuk pemikirannya.

(Nazir, 1998: 62) Serta mengetahui sejauh mana posisi dan

kontribusinya dalam perkembangan pendidikan.

Page 21: PEMIKIRAN PENDIDIKAN MENURUT SYAIKH AZ ZARNUJI (Studi ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1136/1/SKRIPSIQ BAB 1-5(fix... · ilmu pengetahuan , ... teguh pada al-Qur’an dan

8

2. Metode Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data, penulis menempuh langkah-langkah

melalui riset kepustakaan (library research), yaitu suatu riset

kepustakaan atau penelitian murni. (Hadi, 1987: 9) Dan metode ini

mengkaji sumber-sumber tertulis yang telah diplublikasikan.

(Arikunto, 1991: 10) Misalnya kitab-kitab buku dan sebagainya yang

ada kaitannya dengan yang diteliti penulis.

Adapun mengenai sumber data primer adalah “Kitab Ta’limul

Muta’alim” dan tanpa menafikan buku-buku lain yang ada

hubungannya dengan sumber data primer.

3. Metode Analisis Data

Dalam analisis data, penulis berusaha untuk mencoba

memberikan arti yang signifikan terhadap analisis, menjelaskan pola

uraian, dan mencari hubungan diantara dimensi-dimensi uraian.

(Moleong, 2001: 103)

Adapaun metode-mtode yang diapakai dalam menganalisis data

sebagai berikut :

a. Metode Deskriptif Analisis

Sanapiah Faisal mendefisinikan metode deskriptif adalah

berusaha mendeskripsikan dan menginterprestasikan apa yang ada,

baik kondisi atau hubungan yang ada, pendapat yang sedang

tumbuh, proses yang sedang berlangsung dan telah berkembang”.

(Faisal, th. h: 19) Sedangkan menurut Ibnu Hajar metode deskriptif

Page 22: PEMIKIRAN PENDIDIKAN MENURUT SYAIKH AZ ZARNUJI (Studi ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1136/1/SKRIPSIQ BAB 1-5(fix... · ilmu pengetahuan , ... teguh pada al-Qur’an dan

9

adalah memberika gambaran yang jelas dan akurat tentang

fenomena yang diselidiki.(Hajar, 1996: 274) Metode ini digunakan

untuk mendeskripsikan dan sekaligus menganalisis pemikiran-

pemikiran Syaikh Az-Zarnuji tentang pendidikan.

b. Metode Content Analysis

Metode content analisis adalah suatu metode untuk

mengungkapkan isi pemikiran tokoh yang diteliti. (Nawawi, 1995:

68) Seodjono memberikan definisi content analisis adalah usaha

untuk mengungkapkan isi sebuah buku yang menggambarkan

situasi penulis dan masyarakatnya pada waktu itu

ditulis.(Soedjono, 1999: 14) Metode ini sangat urgen sekali untuk

mengetahui kerangka berfikir Syaikh Az-zarnuji yang tertuang

dalam kitab Ta’lim Muta’allim tentang pendidikan.

F. Penegasan Istilah

Untuk memperjelas penelitian skripsi ini dan menghindari salah

faham, maka akan dijelaskan istilah-istilah dalam judul di atas sebagai

berikut:

1. Pemikiran Pendidikan

Secara etimologis, pemikiran berasal dari kata dasar “pikir”

yang berarti akal budi, ingatan, angan-angan. Dan ketika kata dasar

tersebut mendapatkan imbuhan awalan ber-, maka akan mempunyai

makna menggunakan akal budi untuk mempertimbangkan dan

Page 23: PEMIKIRAN PENDIDIKAN MENURUT SYAIKH AZ ZARNUJI (Studi ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1136/1/SKRIPSIQ BAB 1-5(fix... · ilmu pengetahuan , ... teguh pada al-Qur’an dan

10

memutuskan sesuatu atau menimbang-nimbang dalam ingatan.

Adapun kata pemikiran sendiri mempunyai pengertian proses, cara

atau perbuatan memikir. (Tim penyusun kamus pembinaan dan

pengembangan bahasa, 1990:682-683)

Sedangkan pendidikan secara etimologi, berasal dari kata

“didik”, mendapat imbuhan me- menjadi mendidik, yang berarti

memelihara dan memberi latihan (ajaran, tuntunan, pimpinan)

mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran. Ketika kata dasar tersebut

mendapat akhiran –an menjadi didikan, yang berarti hasil mendidik.

Ketika mendapat imbuhan pe- menjadi pendidik, yang berarti orang

yang mendidik. Dan ketika kata dasar tersebut mendapat awalan pe-

dan mendapat akhiran –an maka menjadiPendidikan yang mempunyai

pengertian “Proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau

kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya

pengajaran dan pelatihan; proses, cara, perbuatan mendidik. (Kamus

besar Bahasa Indonesia, 1990: 263 )

Dengan demikian pemikiran pendidikan adalah merupakan

usaha yang dilakukan secara sadar untuk membimbing dan

mengarahkan seseorang untuk mencapai suatu tingkah laku yang baik

dan terpuji serta menjadikannya sebagai suatu kebiasaan untuk

mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.

Page 24: PEMIKIRAN PENDIDIKAN MENURUT SYAIKH AZ ZARNUJI (Studi ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1136/1/SKRIPSIQ BAB 1-5(fix... · ilmu pengetahuan , ... teguh pada al-Qur’an dan

11

2. Ta’limul Muta’alim

Merupakan kitab dari salah satu karangan Syaikh Az-zarnuji,

yang berisikan nazam-nazam yangberjumlah 119 sya’ir, 13 pokok

pembahasan atau pasal, yang bermakna tentang cara, tata krama dan

akhlak-akhlak mulia terutama bagi para pencari ilmu agar

mendapatkan ilmu yang bermanfaat, baik di dunia maupun di akhirat

terutama dalam memuliakan guru dan ilmu.

G. Sintematika Penulisan Skripsi

Sistematika penulisan yang dimaksud oleh penulis di sini adalah

gambaran singkat tentang subtansi pembahasan secara garis besar. Agar

dapat memberi gambaran yang lebih jelas tentang keseluruhan isi dari

skripsi, maka penulis membagi sistematika ke dalam lima bab yang

diawali dengan halaman judul, halaman nota pembimbing, halaman

pengesahan, motto, persembahan, kata pengantar, abstrak dan daftar isi

yang selanjutnya diikuti oleh bab ke bab.

Bab I: Pendahuluan yang berisi tentang latar belakang masalah,

rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, metodologi

penelitian, penegasan istilah, dan sistematika penulisan skripsi.

Bab II: Konsep dasar tentang pendidikan yang

menjelaskanpengertian pendidikan, sumber-sumber pendidikan Islam,

tujuan pendidikan Islam, ruang lingkup pendidikan Islam, materi

pendidikan Islam dan metode pendidikan Islam.

Page 25: PEMIKIRAN PENDIDIKAN MENURUT SYAIKH AZ ZARNUJI (Studi ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1136/1/SKRIPSIQ BAB 1-5(fix... · ilmu pengetahuan , ... teguh pada al-Qur’an dan

12

Bab III: Pemikiran Syaikh Az-Zarnuji tentang pendidikan dalam

kitab Ta’limul Muta’alim, dalam bab ini memuat beberapa pembahasan

seperti halnya tentangriwayat hidup Syaikh Az-zarnuji, latar belakang

pendidikan Syaikh Az-Zarnuji dan guru-guruya, latar belakang sosial

politik, karya-karya Syaikh Az-zarnuji, isi kitab Ta’limul Muta’alimdan

pemikiran Syaikh Az-zarnuji tentang pendidikan dalam kitab Ta’limul

Muta’alim

Bab IV: Merupakan bab analisis yang meliputi, aplikasi pemikiran

Syaikh az-Zarnuji dalam pendidikan, kelebihan dan kelemahan pemikiran

Syaikh az-Zarrnuji tentang pendidikan, inti pemikiran Syaikh az-Zarnuji

tentang pendidikan dalam Kitab Ta’limul Muta’alim dan relevansi

pemikiran Syaikh az-Zarnuji terhadap pendidikan modern.

Bab V merupakan bab yang terakhir yang mensajikan kesimpulan,

saran-saran dan penutup.

Page 26: PEMIKIRAN PENDIDIKAN MENURUT SYAIKH AZ ZARNUJI (Studi ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1136/1/SKRIPSIQ BAB 1-5(fix... · ilmu pengetahuan , ... teguh pada al-Qur’an dan

13

BAB II

KONSEP DASAR TENTANG PENDIDIKAN ISLAM

A. Pengertian Pendidikan

Banyak sekali definisi pendidikan yang diperkenalkan dengan

publik. Sehingga terkadang pendidikan mengalami reduksi yang cukup

berarti akibat kurangnya pemahaman pendidikan secara universal.

Karenanya perlu memahami apa itu pendidikan (education).

Pendidikan secara etimologi, berasal dari kata “didik”, mendapat

imbuhan me- menjadi mendidik, yang berarti memelihara dan memberi

latihan (ajaran, tuntunan, pimpinan) mengenai akhlak dan kecerdasan

pikiran. Ketika kata dasar tersebut mendapat akhiran –an menjadi didikan,

yang berarti hasil mendidik. Ketika mendapat imbuhan pe- menjadi

pendidik, yang berarti orang yang mendidik. Dan ketika kata dasar

tersebut mendapat awalan pe- dan mendapat akhiran –an maka menjadi

Pendidikan yang mempunyai pengertian “Proses pengubahan sikap dan

tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan

manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan; proses, cara, perbuatan

mendidik. (Kamus besar Bahasa Indonesia, 1990: 263 )

Sesungguhnya nilai hidup seseorang sangat tergantung pada

keberhasilan atau tertundanya keberhasilan dalam sistem pendidikan yang

mengarahkannya. Karena pendidikan adalah sarana penting yang terarah

dan terencana untuk mewujudkan tujuan dari pendidikan yang tidak akan

pernah terlepas dari pendidik dan peserta didik.

Page 27: PEMIKIRAN PENDIDIKAN MENURUT SYAIKH AZ ZARNUJI (Studi ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1136/1/SKRIPSIQ BAB 1-5(fix... · ilmu pengetahuan , ... teguh pada al-Qur’an dan

14

Menurut Hasan Langgulungdalam bukunya Asas-Asas Pendidikan,

istilah pendidikan dalam bahasa Inggris education, yang berasal dari

bahasa latin educare yang berarti memasukkan sesuatu, barangkali

bermaksud memasukkan ilmu ke kepala seseorang. Jadi di sini ada tiga hal

yang terlibat: ilmu, proses memasukkan dan kepala seseorang.

Lebih jauhnya ia menjelaskan sebenarnya pendidikan dapat dilihat

dari dua segi. Pertama dari sudut pandang masyarakat, dan kedua dari

pandangan individu. Dari segi pandangan masyarakat, pendidikan berarti

pewarisan kebudayaan individu generasi tua ke generasi muda, agar hidup

masyarakat tetap berkelanjutan. Atau masyarakat punya nilai-nilai budaya

yang ingin disalurkan dari generasi ke generasi agar identitas masyarakat

tersebut tetap terpelihara.

Dalam pengertian tersebut kata yang merujuk pada “agar hidup

masyarakat tetap berkelanjutan”. Bisa mengandung (Hifdzul nafs, hifdzul

al din, hifdzul mal, hifdzul aql, hifdzul Nasl)

Bila dilihat dari kaca mata individu, pendidikan berarti

pengembangan potensi-potensi yang terpendam dan tersembunyi. Individu

itu laksana lautan dalam yang penuh mutiara dan bermacam-macam ikan,

tetapi belum tampak. Ia masih berada didasar laut. Ia perlu dipancing dan

digali supaya dapat menjadi makanan dan perhiasan bagi manusia.

Manusia mempunyai berbagai bakat dan kemampuan yang kalau pandai

kita mempergunakannya bisa berubah menjadi emas dan intan, bisa

menjadi kekayaan yang berlimpah-limpah. (Langgulung, 1988: 3-4)

Page 28: PEMIKIRAN PENDIDIKAN MENURUT SYAIKH AZ ZARNUJI (Studi ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1136/1/SKRIPSIQ BAB 1-5(fix... · ilmu pengetahuan , ... teguh pada al-Qur’an dan

15

Sementara Imam Al-Ghazali memberikan definisi tentang pendidikan

adalah menghilangkan akhlak yang buruk dan menanamkan akhlak yang

baik. Dengan demikian pendidikan merupakan suatu proses kegiatan yang

dilakukan secara sistematis untuk melahirkan perubahan-perubahan yang

prograssive pada tingkah laku manusia. (Iqbal, 2015: 90)

Menurut Zakiyah Daradjad pengertian seperti yang lazim dipahami

sekarang belum terdapat di zaman Nabi. Tetapi usaha dan kegiatan yang

dilakukan oleh Nabi dalam menyampaikan seruan agama dengan

berdakwah, menyampaikan ajaran, memberi contoh, melatih ketrampilan

berbuat, memberi motivasi dan menciptakan lingkungan sosial yang

mendukung pelaksanaan ide pembentukan pribadi muslim itu, telah

mencangkup arti pendidikan dalam pengertian sekarang.

Dengan kaitannya yang akan dibahas penulis adalah pendidikan

Islam. Kembali Zakiyah Daradjad memberikan definisi, pendidikan Islam

adalah: membentuk kepribadian Muslim, membentuk sikap dan perilaku

sesuai dengan petunjuk ajaran Islam. (Daradjad, 2011: 27)

Secara tersirat Muhammad Athiyah Al-Abrasyi memberikan

pengertian bahwa pendidikan Islam mempersiapkan manusia supaya hidup

dengan sempurna dan berbahagia, mencintai tanah air, tegap jasmaninya,

sempurna akhlaknya, teratur pikirannya, halus perasaannya, mahir dalam

pekerjaannya, manis tutur katanya baik dengan lisan maupun dengan

tulisan. (Iqbal, 2015: 566)

Page 29: PEMIKIRAN PENDIDIKAN MENURUT SYAIKH AZ ZARNUJI (Studi ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1136/1/SKRIPSIQ BAB 1-5(fix... · ilmu pengetahuan , ... teguh pada al-Qur’an dan

16

KH. MA Sahal Mahfudh juga memberikan definisi pendidikan

agama Islam melalui pengertian pendidikan pesantren adalah, “mendalami

ilmu agama dan berakhlak yang mulia”. Pesantren sebagai lembaga

pendidikan keagamaan yang hidup dan ingin hidup sepanjang masa harus

selalu mengembangkan dan meningkatkan peran dirinya demi kepentingan

masyarakat. (Zubaedi, 2007: 205)

Menurut rumusan Azyumardi Azra, pesantren telah memainkan

tiga peranan: transmission of islamic knowledge (penyampaian ilmu-ilmu

keislaman), maintenance of islamic tradition (pemeliharaan tradisi Islam)

dan reproduction of ulama (pembinaan calon-calon ulama). (Zubaedi,

2007: 16)

Dengan demikian bahwasanya pendidikan mempunyai tanggung

jawab untuk membentuk, mengembangkan karakter dan jiwa-jiwa muslim,

sesuai dengan ajaran Islam. Bahwa setiap warisan budaya Islam tidak

hanya berupa seperangkat aturan dan tata tehnis, akan tetapi juga berupa

nilai-nilai ajaran Islam.

Sesungguhnya nilai hidup seseorang sangat tergantung pada

keberhasilan atau kegagalan sistem pendidikan yang mengarahkannya.

Dengan memahami bahwa setiap orang adalah bagian masyarakat yang

sedikit banyak akan memberikan sumbangsih (negatif maupun positif)

bagi kehidupan bersama, sehingga dapat disimpulkan bahwa pendidikan

satu-satunya sarana terpenting dalam membentuk masyarakat yang ideal.

Page 30: PEMIKIRAN PENDIDIKAN MENURUT SYAIKH AZ ZARNUJI (Studi ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1136/1/SKRIPSIQ BAB 1-5(fix... · ilmu pengetahuan , ... teguh pada al-Qur’an dan

17

B. Sumber-Sumber Pendidikan Islam

Abdurrahman an-Nahlawi dalam bukunya Prinsip-Prinsip dan

Metode Pendidikan Islam berpendapat bahwa pendidikan Islam

merupakan kebutuhan mutlak untuk dapat melaksanakan Islam

sebagaimana yang dikehendaki oleh Allah. Berdasarkan makna ini, maka

pendidikan Islam mempersiapkan diri manusia guna melaksanakan amanat

yang dipikulnya kepada-Nya. Menurut Abdurrahman an-Nahlawi ini

berarti, sumber-sumber Islam dan pendidikan Islam itu sama, yakni yang

terpenting, Al-Qur’an dan Sunnah Rasul. Tidak diragukan lagi, al-Qur’an

telah meninggalkan dampaknya terhadap pribadi Rasulullah saw. Dan para

shabahatnya. Aisyah istri beliau, telah memberikan kesaksiannya tentang

hal itu,. Dikatakannya:

* القرآن خلقه كان

"Akhlak beliau adalah al-Qur’an”. Secara sistematik, kata as-sunnah berarti: perjalanan hidup, metode

dan jalan. Secara ilmiah berarti: kumpulan sabda Rasulullah saw.,

perbuatan, peninggalan, sifat, ikrar, larangan, apa yang disukai dan tidak

disukai, bela negara, ihwal dan kehidupannya.

Pribadi Rasulullah saw. juga merupakan contoh edukatif yang

sempurna bagi manusia. Orang yang mengkaji kepribadian Rasulullah

saw. akan mengetahui, bahwa beliau benar-benar seorang pendidik yang

agung, mempunyai metode pendidikan yang luar biasa dan memperhatikan

segala kebutuhan dan tabiat anak-anak. (An-Nahlawi, 1992: 41, 46-47)

Page 31: PEMIKIRAN PENDIDIKAN MENURUT SYAIKH AZ ZARNUJI (Studi ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1136/1/SKRIPSIQ BAB 1-5(fix... · ilmu pengetahuan , ... teguh pada al-Qur’an dan

18

Sedangkan, sumber-sumber pendidikan Islam menurut Hasan Al-

Banna dapat diformulasikan sebagai berikut: Pertama,Al-Qur’an. Alqur’an

sebagai pendidikan Islam yang pertama dan utama. Dalam keyakinan Al-

Banna bahwasanya Al-Qur’an mesti menjadi dasar moralitas individu, dan

menekankan penerapan syari’ah dalam seluruh permasalahan termasuk

permasalahan pendidikan. Al-Qur’an menduduki tempat paling depan

dalam pengambilan sumber-sumber pendidikan lainnya. Segala kegiatan

dan proses pendidikan Islam haruslah senantiasa berorientasi kepada

prinsip-prinsip dan nilai-nilai Al-Qur’an. Al-Qur’an diturunkan Allah

untuk menunjukkan manusia ke arah yang lebih baik. Allah menjelaskan

ini dalam firman-Nya;

لم المذى اخت لفوا فيه وهدى ومرحة لهقوم ي ؤ * من ون ومآ ان زلنا عليك الكتب االم لت ب يه “Dan kami tidak menurunkan kepadamu al-kitab (Al-Qur’an) ini,

melainkan agar kamu dapat menjelaskan kepada mereka apa yang mereka

perselisihkan itu dan menjadi petunjuk dan rahmat bagi manusia beriman.

(QS. An-Nahl/16: 64) (Depag, 2011: 267)

Karenanya wajar bila segala kegiatan dan proses pendidikan Islam

senantiasa berorientasi kepada prinsip-prinsip Al-Qur’an. Alqur’an

memberikan prinsip yang sangat penting bagi pendidikan, yaitu

penghormatan kepada akal manusia, bimbingan ilmiah, tidak menentang

fitrah manusia, serta memelihara kebutuhan sosial.

Kedua, Al-Sunnah. Sumber pendidikan Islam kedua adalah Sunnah

Nabi. Menurut Al-Banna sunnah Nabi merupakan cerminan prinsip,

manifestasi wahyu dalam segala perbuatan, perkataan dan taqrir Nabi.

Sebagai mana Al-Qur’an, Sunnah Nabi mesti menjadi dasar moralitas

Page 32: PEMIKIRAN PENDIDIKAN MENURUT SYAIKH AZ ZARNUJI (Studi ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1136/1/SKRIPSIQ BAB 1-5(fix... · ilmu pengetahuan , ... teguh pada al-Qur’an dan

19

individu dan menjadi tuntutan yang harus di ikuti. Dalam sunnah Nabi

terkandung unsur-unsur pendidikan yang sangat berarti.

Sehubungan dengan persoalan di atas, Hasbi Ash-Shiddieqy

mengatakan, bahwa sunnah menurut istilah muhaaditsin, ialah segala yang

dinukilkan dari Nabi Saw, baik berupa perkataan, perbuatan maupun

berupa taqrir, pengajaran sifat, kelakuan perjalanan hidup, baik yang

demikian itu sebelum Nabi Saw, diangkat menjadi rasul, maupun

sesudahnya.

Dalam kaitannya dengan lapangan pendidikan, menurut an-

Nahlawi Sunnah Nabi mempunyai dua faedah yang sangat besar yaitu:

1. Menjalankan sistem pendidikan Islam yang terdapat dalam Al-Qur’an

dan menerangkan hal-hal kecil yang terdapat di dalamnya.

2. Menyimpulkan metode pendidikan dari kehidupan Rasulullah Saw,

bersama para sahabatnya, perlakuannya terhadap anak-anak dan

penanaman keimanan ke dalam jiwa yang dilakukannya.

Ketiga, Kata-kata Sahabat. Sumber ketiga pendidikan Islam adalah

kata-kata sahabat. Hal ini disebabkan bahwa para sahabat bergaul dekat

dengan Nabi SAW, akhirnya banyak mengetahui Sunnah Nabi yang

menjadi sumber kedua pendidikan Islam. Karenanya sudah tentu kata-kata

dan perbuatannya sahabat pun dapat dimasukkan sebagai sumber

pendidikan Islam.

Keempat, Nilai-nilai Sosial Masyarakat. Sumber pendidikan Islam

yang keempat adalah nilai-nilai sosial kemasyarakatan yang tidak

Page 33: PEMIKIRAN PENDIDIKAN MENURUT SYAIKH AZ ZARNUJI (Studi ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1136/1/SKRIPSIQ BAB 1-5(fix... · ilmu pengetahuan , ... teguh pada al-Qur’an dan

20

bertentangan dengan ajaran-ajaran Al-Qur’an dan Sunnah Nabi di

atasprinsip mendatangkan kemaslahatan bagi manusia. Dengan sumber ini,

maka pendidikan Islam dapat diletakkan di dalam kerangka sosiologis,

selain menjadi sarana transmisi pewaris kekayaan sosial budaya yang

positif bagi kehidupan manusia.

Kelima, Warisan Pemikiran-pemikiran dalam Islam. Sumber

kelima pendidikan Islam adalah warisan pemikiran-pemikiran dalam

Islam. Dalam hali ini hasil pemikiran para ulama, filosof, cendikiawan

muslim, khususnya dalam bidang pendidikan dapat menjadi referensi

(sumber) pengembangan pendidikan Islam. (Iqbal, 2015: 413-414)

C. Unsur-Unsur Pendidikan

1. Tujuan Pendidikan Islam

Amirah, S.Pd., M.Si. dalam bukunya Mendidik Anak di Era

Digital berpendapat bahwa pendidikan merupakan pilar utama dalam

membangun bangsa. Tinggi rendahnya derajat suatu bangsa ditentukan

kualitas pendidikan masyarakatnya. Karenanya dengan pendidikan yang

tepat akan melahirkan anak-anak didik bangsa yang bermoral, cerdas,

memiliki etos kerja dan inovasi yang tinggi. Oleh sebab itu yang

terpenting dalam sebuah tujuan pendidikan adalah menumbuhkan dan

mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki manusia sehingga

berakhlak mulia, berfikir cerdas, kuat dan kreatif, inisiatif dan responsitif.

Page 34: PEMIKIRAN PENDIDIKAN MENURUT SYAIKH AZ ZARNUJI (Studi ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1136/1/SKRIPSIQ BAB 1-5(fix... · ilmu pengetahuan , ... teguh pada al-Qur’an dan

21

(Amirah, 2010: 3) Karena tujuan adalah sesuatu yang diharapkan tercapai

setelah usaha atau kegiatan selesai. (Daradjad, 2011: 29)

Menurut KH. MA Sahal Muhfudh Tujuan pendidikan Islam

sebagaimana yang terangkum dalam (pendidikan pesantren), ialah

membentuk manusia yang akrom (lebih bertakwa kepada Allah SWT.) dan

shalih (yang mampu mewarisi bumi ini dalam arti luas, mengelola,

memanfaatkan, menyeimbangkan dan melestarikan) dengan tujuan akhir

untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. (Zubaedi, 2007: 206)

KH. MA Sahal Mahfudh menegaskan bahwa “akrom” merupakan

mencapai kelebihan dalam kaitan manusia sebagai makhluk terhadap

Kholik-nya, untuk mencapai kebahagiaan di akhirat, seperti firman Allah

dalam QS. Al-Hujurat ayat 13:

ر , إنم أكر مكم عند الله أت قكم عليم خبي *إنم الله “Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu di sisi

Allah SWT. Ialah orang yang paling bertaqwa diantara kamu”.

(Depag, 2011: 515)

Dalam hal ini, pesantren secara institusional telah menekankan

pandangan terhadap ilmu pengetahuan keagamaan (tafaqquh fiddin).

Sedangkan shaleh berarti manusia yang secara potensial mampu berperan

aktif, berguna dan terampil dalam kaitannya dengan kehidupan sesama

makhluk. (Zubaedi, 2007: 207)

Filosofis sholeh diambil dari surat ke 21 Al-Anbiya’ ayat 105:

نا ف الزمب ور من ب عد الذهكر انم االرض يرث ها عبادي الصملحون * ولقد كت ب “Dan sungguh, telah kami tulis di dalam Zabur setelah (tertulis) di

dalam Az-Zikr (Lauh Mahfuz), Bahwasanya bumi ini akan diwarisi oleh

hamba-hamba-Ku yang sholeh”. (Depag, 2011: 331)

Page 35: PEMIKIRAN PENDIDIKAN MENURUT SYAIKH AZ ZARNUJI (Studi ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1136/1/SKRIPSIQ BAB 1-5(fix... · ilmu pengetahuan , ... teguh pada al-Qur’an dan

22

Berdasarkanpada ayat ini Pendidikan Islam (pesantren) mencoba

memberikan bekal ilmu pengetahuan, yang punya implikasi sosial

menyeluruh dan mendasar. Seperti: ilmu pertanian, ilmu politik teknologi,

perindustrian, ilmu kebudayaan dan lain sebagainya. Menurut kalangan

pesantren, pengkajian ilmu-ilmu semacam itu bersifat kolegial (fardlu

kifayah)

Baik lembaga pesantren maupun pendidikan yang dikelola

pemerintah (madrasah), merupakan proyek besar dari tujuan pendidikan

nasional. Sebagaimana yang tercantum dalam BAB II pasal 3 UUSPN

disebutkan bahwa; pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya

potensi peserta didik agar menjadi manusia beriman dan bertaqwa pada

Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat berilmu, cakap kreatif,

mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung

jawab. (UUD no. 20 th 2003, 2003: 12)

Pada BAB I pasal 4, tujuan pendidikan agama dalam segala tingkat

pengajaran umum adalah sebagai berikut:

1. Menanamkan perasaan cinta dan taat kepada Allah dalam hati

kanak-kanak yaitu dengan mengingatkan hikmat Allah yang

tidak terhitung banyaknya.

2. Menanamkan itikad yang benar dan kepercayaan yang betul

dalam kanak-kanak.

3. Mendidik kanak-kanak dari kecilnya, supaya mengikut suruhan

Allah dan meninggalkan segala laranganNya, baik kepada

Allah maupun kepada masyarakat, yaitu dengan mengisi hati

mereka, supaya takut kepada Allah dan ingin akan pahalaNya.

4. Mendidik kanak-kanak dari kecilnya, supaya membiasakan

akhlak yang mulia dan adat kebiasaan yang baik.

5. Mengajar peajaran-pelajaran, supaya mengetahui macam-

macam ibadah yang wajib dikerjakan dan cara melakukannya,

Page 36: PEMIKIRAN PENDIDIKAN MENURUT SYAIKH AZ ZARNUJI (Studi ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1136/1/SKRIPSIQ BAB 1-5(fix... · ilmu pengetahuan , ... teguh pada al-Qur’an dan

23

serta mengetahui hikmah-hikmahnya dan pengaruhnya untuk

mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat.

6. Memberi petunjuk mereka untuk hidup di dunia dan menuju

akhirat.

7. Memberi contoh dan suri teladan yang baik, serta pengajaran

dan nasihat-nasihat.

8. Membentuk warga negara yang baik dan masyarakat yang baik,

yang berbudi luhur dan berakhlak mulia, serta berpegang teguh

dengan ajaran agama.

Pendeknya tujuan pendidikan agama ialah mendidik anak-anak,

pemuda-pemudi dan orang dewasa supaya menjadi orang muslim sejati,

beriman teguh, beramal salih dan berakhlak mulia, sehingga ia menjadi

salah seorang anggota masyarakat yang sanggup hidup di atas kaki sendiri,

mengabdi kepada Allah dan berbakti kepada bangsa dan tanah airnya,

bahkan sesama umat manusia. (Yunus, 1983: 13)

Kongres se-Dunia ke II tentang pendidikan Islam tahun 1980 di

Islamabad, menyatakan bahwa:

Tujuan pendidikan Islam adalah untuk mencapai keseimbangan

pertumbuhan kepribadian manusia (peserta didik) secara menyeluruh dan

seimbang yang dilakukan melalui latihan jiwa, akal pikiran (intelektual),

diri manusia yang rasional; perasaan dan indera. Kerana itu, pendidikan

hendaknya mencakup pengembangan seluruh aspek fitrah peserta didik;

aspek spiritual, intelektual, imajinasi, fisik, ilmiah dan bahasa, baik secara

individual maupun kolektif dan mendorong semua aspek tersebut

berkembang ke arah kebaikan dan kesempurnaan. Tujuan terakhir

pendidikan muslim terletak pada perwujudan ketundukan yang sempurna

kepada Allah, baik secara pribadi, komunitas, maupun seluruh umat

manusia. (Al-Rasyidin dan Samsul Nizar, 2005: 37)

Sedangkan menurut Omar Muhammad Attoumy Asy-Syaebani

(1992: 60) tujuan pendidikanIslam memiliki empat ciri-ciri pokok, yaitu:

1. Sifat yang bercorak agama dan akhlak

Page 37: PEMIKIRAN PENDIDIKAN MENURUT SYAIKH AZ ZARNUJI (Studi ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1136/1/SKRIPSIQ BAB 1-5(fix... · ilmu pengetahuan , ... teguh pada al-Qur’an dan

24

2. Sifat keseluruhannya yang mencakup segala aspek pribadi

pelajar (subyek didik), dan semua aspek perkembangan dalam

masyarakat.

3. Sifat keseimbangan, kejelasan, tidak adanya pertentangan

antara unsur-unsur dan cara pelaksanaannya.

4. Sifat realistik dan dapat dilaksanakan, penekanan pada

perubahan yang dikehendaki pada tingkah laku dan pada

kehidupan, memperhitungkan perbedaan perbedaan perseorang

an di antara individu, masyarakat dan kebudayaan dimana-

mana dan kesanggupan untuk berubah dan berkembang bila

diperlukan. (Achmadi, 1992: 60-61)

Dengan bekal itulah diharapkan manusia mampu mencapai

kebahagiaannya baik di dunia maupun akhirat bukan semata pencapaian

materialisme (sebagaimana kaum materialistik), ataupun hanya mengejar

urusan akhirat semata (surga neraka) sebagaimana kaum tradisional-

konservative.

Beberapa tokoh pendidikan mengemukakan pendapat mereka,

diantaranya:

1. M. Athiyah al-Abrasyi (1970: 2) mengatakan bahwa tujuan

pendidikan Islam terdiri dari 5 sasaran, yaitu:

a. mendidik budi pekerti dan pendidikan jiwa,

b. memperhatikan agama dan dunia sekaligus

Page 38: PEMIKIRAN PENDIDIKAN MENURUT SYAIKH AZ ZARNUJI (Studi ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1136/1/SKRIPSIQ BAB 1-5(fix... · ilmu pengetahuan , ... teguh pada al-Qur’an dan

25

c. memperhatikan segi-segi manfaat agama, moral dan

kejiwaan,

d. mempelajari ilmu semata-mata untuk ilmu saja. Dalam

buku Kasyfu-Zunnun, Haji Khalifah berkata: “Ilmu

adalah sesuatu yang paling lezat dan paling mulia”.

e. Mempersiapkan pendidik untuk berkarya, berpraktek

dan berproduksi untuk mencari rezeki. (Al-Abrasyi,

1970: 1-4)

2. Abdurrahman an-Nahlawi, mengatakan bahwa tujuan akhir

pendidikan Islam adalah merealisasikan ubudiyah kepada Allah

di dalam kehidupan manusia, baik individu maupun

masyarakat. Hal ini berarti sejalan dengan tujuan diciptakannya

manusia dimuka bumi ini, yakni untuk meribadah kepada Allah

SWT. QS. Adz-Dzariyat 51: 56

نس االم لي عبدون * وما خلقت النم واال

“Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar

mereka beribadah kepada-Ku” (Depag, 2011: 523)

3. Ahmad D. Marimba mengatakan bahwa tujuan akhir

pendidikan Islam adalah terbentuknya kepribadian muslim.

(Marimba, 1962: 47) Sedangkan tentang kepribadian muslim,

yakni kepribadian yang seluruh aspek-aspeknya, baik tingkah

laku luarnya, kegiatan-kegiatan jiwanya, filsafat hidup dan

Page 39: PEMIKIRAN PENDIDIKAN MENURUT SYAIKH AZ ZARNUJI (Studi ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1136/1/SKRIPSIQ BAB 1-5(fix... · ilmu pengetahuan , ... teguh pada al-Qur’an dan

26

kepercayaannya menuju pengabdian kepada Tuhan dengan

wujud penyerahan diri kepada-Nya.

4. Dalam pandangan Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah bahwa tujuan

pendidikan Islam yang utama adalah menjaga (kesucian) fitrah

manusia dan melindunginya agar tidak jatuh ke dalam

penyimpangan serta mewujudkan dalam dirinya

ubudiyah(penghambaan) kepada Allah Ta’ala. Yang demikian

itu dikarenakan bahwa Allah Ta’ala tidak menciptakan hamba-

Nya kecuali untuk beribadah kepada-Nya. (Iqbal, 2015: 472)

Jadi ibadah kepada Allah adalah tujuan utama diciptakannya

seorang hamba. Allah ta’ala berfirman dalam QS. Azd-

Dzariyat/ 51: 56 yang artinya “Dan saya tidak menciptakan jin

dan manusia kecuali agar merek beribadah kepada-Ku”.

(Depag, 2011: 523)

Dalam kaitannya dengan tujuan pendidikan Islam tersebut,

Athiyaah Al-Abrasyi memberikan rumusan-rumusan sebagai berikut:

Pertama, Mencapai akhlak yang sempurna. Tujuan pendidikan

Islam mempunyai tujuan pokok dan tujuan pendukung, dengan kata lain

mempunyai konsentrasi tertentu yang harus ditempuh dan dicapai terlebih

dahulu sebelum konsentrasi lainnya. Dalam hal ini Al-Abrasyi

mengedepankan pencapaian akhlak yang sempurna, sebagai tujuan pokok

pendidikan Islam.

Page 40: PEMIKIRAN PENDIDIKAN MENURUT SYAIKH AZ ZARNUJI (Studi ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1136/1/SKRIPSIQ BAB 1-5(fix... · ilmu pengetahuan , ... teguh pada al-Qur’an dan

27

Kedua, Memperhatikan Agama dan Dunia sekaligus. Tujuan

pendidikan Islam ini mempunyai ruang lingkup yang sangat luas dan

mengandung prinsip keseimbangan bukan hanya berorientasi dan

memikirkan dunia saja atau akhirat saja, melainkan bersama-sama

memikirkan dunia dan akhirat, tanpa memandang sebelah.

Ketiga,Memperhatikan segi-segi manfaat. Segi-segi manfaat

dijadikan tujuan dalam pendidikan Islam karena hal itu berkaitan dengan

tujuan-tujuan sebelumnya, seperti adanya ilmu kedokteran yang berguna

dan bermanfaat untuk menyembuhkan penyakit, ilmu tarbiyah untuk

memperbaiki atau mendidik peserta didik, namun dalam hal ini Al-Abrasyi

lebih menekankan pada bidang agama, akhlak dan kejiwaan serta dasar

pendidikan Islam bukanlah perbedaan mencari rizqi atau bersifat materi

lainnya.” Dari Ibnu Mas’ud: Saya diajar oleh Tuhan dan Ia telah

mendidikku dengan sebaik-baiknya”.

Keempat,Mempelajari ilmu untuk mendapatkan dzat itu sendiri.

Tema yang paling cocok untuk tujuan ini adalah untuk memperoleh

profesionalisme (teoritis). Hal ini dapat dilihat dalam penjelasan beliau

bahwa pendidikan Islam adalah ideal, dimana ilmu diajarkan karena

kelezatan-kelezatan ruhiyah, untuk dapat sampai pada hakekat ilmiyah dan

akhlak yang terpuji. Setiap apa-apa yang ditinggalkan oleh kaum muslimin

dalam bentuk peninggalan-peninggalan ilmiyah, sastra, agama, seni, maka

akan mendapat suatu kekayaan dari yang maha besar dan tidak ada

bandingannya di dunia ini. Hal ini membuktikan bahwa mereka sangat

Page 41: PEMIKIRAN PENDIDIKAN MENURUT SYAIKH AZ ZARNUJI (Studi ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1136/1/SKRIPSIQ BAB 1-5(fix... · ilmu pengetahuan , ... teguh pada al-Qur’an dan

28

memperhatikan ilmu karena ilmu, dan sastra karena sastra, dan seni karena

seni.

Kelima, Pendidikan Kejujuran, Pertukangan untuk mencari rizqi.

Tujuan ini pernah disinggung oleh Ibnu Sina.” Apabila seorang anak

sudah membaca Al-Qur’a, menghafal pokok-pokok bahasa, setelah itu

berulah ia mempelajari apa yang menjadi, pilihannya dalam bidang

pekerjaan, untuk itu haruslah diberi petunjuk serta dipersiapkan dalam

berkarya, praktik, dan berproduksi sehingga ia dapat bekerja, mendapat

rizqi, hidup dengan terhormat, serta memelihara segi-segi keruhanian dan

keagamaan. (Iqbal, 2015: 575-578)

Berdasarkan rumusan di atas, dapat dipahami bahwa pendidikan

Islam merupakan proses mendidik, membimbing dan membina fitrah

secara maksimal peserta didik secara maksimal dan bermuara pada

terciptanya pribadi peserta didik sebagai muslim paripurna (insan kamil).

Melalui sosok pribadi yang demikian, peserta didik diharapkan akan

mampu memadukan fungsi iman, ilmu dan amal. QS. Al-Mujaadilah/58:

11

لكم حوا ف المجلس فافسحوا ي فسح اللم , ي ي ها المذين آمن وآ اذا قيل لكم ت فسم المذين آمن وا منكم با , والمذين اوت وا العلم درجت , واذا قيل انشزوا ي رفع اللم واللم

ر ت عم *لون خبي “Wahai orang-orang yang beriman! Apabila dikatakan kepadamu,

“berilah kelapangan didalam majelis-majelis”, maka lapangkanlah, niscaya

Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apa dikatakan ,”Berdirilah

kamu!, maka berdirilah, niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-

orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu

Page 42: PEMIKIRAN PENDIDIKAN MENURUT SYAIKH AZ ZARNUJI (Studi ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1136/1/SKRIPSIQ BAB 1-5(fix... · ilmu pengetahuan , ... teguh pada al-Qur’an dan

29

beberapa derajat. Dan Allah maha teliti terhadap apa yang kamu

kerjakan”. (Depag , 2011: 543) Secara integral bagi terbinanya kehidupan yang harmonis, baik di dunia

maupun akhirat. (Al-Rasyidin, 2005:38)

2. Ruang Lingkup Pendidikan Islam

Ruang lingkup pendidikan Islam tidak dapat dilepaskan dari

bagaimana ia dibingkai dalam sebuah koridor yang disebut sebagai

kurikulum.

Secara etimologi kurikulum berasal dari bahasa Yunani, yaitu curir

yang artinya pelari dan curere yang berarti jarak yang harus ditempuh oleh

pelari. Istilah ini pada mulanya digunakan dalam dunia olah raga yang

berarti “a litle racecourse” (suatu jarak yang harus ditempuh dalam

pertandingan olah raga). Berdasarkan pengertian ini, dalam konteksnya

dengan dunia pendidikan, memberinya pengertian sebagai “circle of

instruction” yaitu suatu lingkaran pengajaran dimana guru dan murid

terlibat di dalamnya. Sementara pendapat yang lain dikemukakan bahwa

kurikulum ialah arena pertandingan tempat pelajar bertanding untuk

menguasai pelajaran guna mencapai garis penamat berupa diploma, ijazah

atau gelar kesarjanaan. (Al-Rasyidin, 2005: 55)

Dari definisi tersebut Ibnu Khaldun menyimpulkan bahwa

kurikulum itu memepunyai empat unsur pokok, yaitu: tujuan pendidikan

yang ingin dicapai, pengetahuan-pengetahuan, maklumat-maklumat, data

kegiatan-kegiatan, pengalaman-pengalaman dari mana terbentuknya

kurikulum itu, metode pengajaran serta bimbingan kepada murid,

Page 43: PEMIKIRAN PENDIDIKAN MENURUT SYAIKH AZ ZARNUJI (Studi ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1136/1/SKRIPSIQ BAB 1-5(fix... · ilmu pengetahuan , ... teguh pada al-Qur’an dan

30

ditambah metode penilaian yang dipergunakan untuk mengukur kurikulum

dan hasil proses pendidikan. (Iqbal, 2015: 529)

Omar Muhammad al-Taoumy al-Syaibany (2005: 61), membatasi

kurikulum pendidikan Islam dengan ciri-ciri umum sebagai berikut:

1. Mementingkan tujuan agama dan akhlak dalam berbagai hal seperti

tujuan dan kandungan, kaedah, alat dan tekniknya.

2. Meluaskan perhatian dan kandungan hingga mencakup perhatian,

pengembangan serta bimbingan terhadap segala aspek pribadi pelajar

dari segi intelektual, psikologi, sosial dan spiritual.

3. Adanya prinsip keseimbangan antara kandungan kurikulum tentang

ilmu dan seni, pengalaman dan kegiatan pengajaran yang bermacam-

macam.

4. Menekankan konsep menyeluruh dan keseimbangan pada

kandungannya yang tidak hanya terbatas pada ilmu-ilmu teoritis, baik

yang bersifat aqli maupun naqli, tetapi juga meliputi seni halus,

aktivitas pendidikan jasmani, latihan militer, teknik, pertukangan,

bahasa asing dan lain-lain.

5. Keterkaitan antara kurikulum pendidikan Islam dengan minat,

kemampuan, keperluan dan perbedaan individual antara siswa. (Al-

Rasyidin, 2005: 61)

Sedangkan Abdurrahman an-Nahlawi (1992: 273) menyebutkan

ciri-ciri khas kurikulum Islami, yaitu:

Page 44: PEMIKIRAN PENDIDIKAN MENURUT SYAIKH AZ ZARNUJI (Studi ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1136/1/SKRIPSIQ BAB 1-5(fix... · ilmu pengetahuan , ... teguh pada al-Qur’an dan

31

1. Sistem dan perkembangan kurikulum tersebut hendaknya selaras

dengan fitrah insani sehingga memiliki peluang untuk menyucikannya,

menjaganya dar penyimpangan dan menyelamatkannya.

2. Kurikulum dimaksud hendaknya diarahkan untuk mencapai tujuan

akhir pendidikan Islam, yaitu ikhlas, taat dan beribadah kepada Allah.

3. Pertahapan serta pengkhususan kurikulum hendaknya memperhatikan

periodasi perkembangan peserta didik maupun unisitas (ke-khas-

an)nya seperti karakteristik peserta didik dalam berbagai tahapan

perkembangan.

4. Dalam berbagai pelaksanaan, aktivitas, contoh dan nash-Nya,

hendaknya kurikulum memelihara segala kebutuhan nyata kehidupan

masyarakat, sambil tetap bertopang pada jiwa dan citra ideal

Islaminya, seperti rasa syukur serta harga diri sebagai umat Islam serta

tetap mendukung dan menegakkannya.

5. Secara keseluruhan struktur dan organisani kurikulum tersebut

hendaknya tidak bertentangan dan tidak menimbulkan pertentangan,

terarah kepola hidup Islami.

6. Hendaknya kurikulum itu realistik, dalam arti bahwa ia dapat

dilaksanakan sesuai dengan situasi dan kondisi serta batas

kemungkinan yang terdapat di negara yang akan melaksanakannya.

7. Hendaknya metode pendidikan dalam kurikulum bersifat luwes,

sehingga dapat disesuaikan dengan berbagai kondisi dan situasi

setempat.

Page 45: PEMIKIRAN PENDIDIKAN MENURUT SYAIKH AZ ZARNUJI (Studi ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1136/1/SKRIPSIQ BAB 1-5(fix... · ilmu pengetahuan , ... teguh pada al-Qur’an dan

32

8. Hendaknya kurikulum itu Efektif, dalam arti menyampaikan dan

menggugah perangkat nilai edukatif yang membuahkan tingkah laku

yang positif serta meninggalkan dampak efektif (sikap) yang positif

pula dalam jiwa generasi muda.

9. Hendaknya kurikulum itu memperhatikan pula tingkat perkembangan

siswa yang bersangkutan.

10. Hendaknya kurikulum itu memperhatikan aspek-aspek tingkah laku

amaliah Islami. (An-Nahlawi, 1992: 273-277)

Selain memiliki ciri-ciri sebagaimana disebutkan di atas,

kurikulum pendidikan Islam memiliki beberapa prinsip yang harus

ditegakkan. Al-Syaibani dalam hal ini menyebutkan tujuh prinsip

kurikulum pendidikan Islam, yaitu:

Pertama, prinsip pertautan yang sempurna dengan agama, termasuk

ajaran dan lain-lainnya. Setiap bagian yang terdapat dalam kurikulum,

mulai dari tujuan, kandungan, metode mengajar dan sebagainya harus

berdasar pada agama dan akhlak Islam.

Kedua, prinsip menyeluruh (universal) pada tujuan-tujuan dan

kandungan-kandungan kurikulum, yakni mencakup tujuan membina

aqidah, akal dan jasmaninya, dan hal-hal lain yang bemanfaat bagi

masyarakat dalam perkembangan spiritual, kebudayaan, sosial dan

sebagainya.

Ketiga,prinsip keseimbangan yang relatif antara tujuan-tujuan dan

kandungan kurikulum.

Page 46: PEMIKIRAN PENDIDIKAN MENURUT SYAIKH AZ ZARNUJI (Studi ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1136/1/SKRIPSIQ BAB 1-5(fix... · ilmu pengetahuan , ... teguh pada al-Qur’an dan

33

Keempat,prinsip perkaitan antara bakat, minat, kemampuan-

kemampuan dan kebutuhanpelajar.

Kelima,prinsip pemeliharaan perbedaan-perbedaan individual diantara

para pelajar, baik dari segi minat maupun bakatnya.

Keenam, prinsip menerima perkembangan dan perubahan sesuai

dengan perkembangan dan tempat.

Ketujuh, prinsip ketekaitan antara berbagai mata pelajaran dengan

pengalaman-pengalaman dan aktivitas yang terkandung dalam kurikulum.

Selain itu kurikulum pendidikan Islam juga memiliki landasan yang

meliputi dasar agama, dasar filsafat, dasar psikologis dan dasar sosial.

Yaknisecara keseluruhan aspek yang ada dalam kurikulum itu harus

didasarkan pada nilai-nilai yang terkandung dalam agama, filsafat dan

kecenderungan manusia dari segi psikologis dan kehidupannya di

masyarakat. (Nata, 1997: 128)

Sebagaimana yang tercantum pada BAB 10 pasal 36 UUSPN

disebutkan bahwa ketentuan-ketentuan dalam kurikulum adalah:

Ayat (1) Pengembangan kurikulum dilakukan dengan mengacu pada

standar nasional pendidikan untuk mewujudkan tujuan

pendidikan nasional

Ayat (2) Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan

dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesusai dengan

satuan pendidikan, potensi daerah dan peserta didik.

Ayat (3) Kurikulum disusun sesuai dengan jenjang pendidikan

dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia

dengan memperhatikan:

a. Peningkatan iman dan taqwa;

b. Peningkatan akhlak mulia;

c. Peningkatan potensi, kecerdasan dan minat peserta

didik;

d. Keragaman potensi daerah dan lingkungan;

Page 47: PEMIKIRAN PENDIDIKAN MENURUT SYAIKH AZ ZARNUJI (Studi ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1136/1/SKRIPSIQ BAB 1-5(fix... · ilmu pengetahuan , ... teguh pada al-Qur’an dan

34

e. Tuntutan pembangunan daerah dan lingkungan;

f. Tuntutan dunia kerja;

g. Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni;

h. Agama;

i. Dinamika perkembangan global; dan

j. Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan. (UUD

no. 20 th 2003, 2003: 25)

Ibnu Khaldun memaparkan pemikirannya mengenai kurikulum

pendidikan Islam dengan berpijak pada klasifikasi ilmu pengetahuan yang

didasarkan pada materi yang dibahas dan kegunaannya bagi yang

memperlajari. Dalam buku Pemikiran Pendidikan Islam (gagasan para

ulama muslimin) Ibnu Khaldun membagi ilmu menjadi dua macam yaitu,

pertama ilmu-ilmu tradisional yang bersumber Al-Qur’an dan Hadits

(ilmu naqliyah), peran akal hanyalah menghubungkan cabang

permasalahan dengan cabang utama. Kedua, ilmu aqliyah (bersumber pada

akal). Ilmu ini dimiliki semua anggota masyarakat di dunia dan sudah ada

sejak mula kehidupan peradaban umat manusia di dunia.

3. Peserta Didik

Peserta didik berstatus sebagai subjek didik. Pandangan modern

cenderung menyebutkan demikian oleh karena peserta didik adalah

subjek atau pribadi yang otonom, yang ingin diakui keberadaannya.

Ciri khas peserta didik yang perlu dipahami oleh pendidik ialah:

a. Individu yang memiliki potensi fisik dan psikis yang khas,

sehingga merupakan insan yang unik.

b. Individu yang sedang berkembang.

c. Individu yang membutuhkan bimbingan individual dan perlakuan

manusiawi.

Page 48: PEMIKIRAN PENDIDIKAN MENURUT SYAIKH AZ ZARNUJI (Studi ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1136/1/SKRIPSIQ BAB 1-5(fix... · ilmu pengetahuan , ... teguh pada al-Qur’an dan

35

d. Individu yang memiliki kemampuan untuk mandiri.

4. Orang yang membimbing (pendidik)

Yang dimaksud pendidik adalah orang yang bertanggung jawab

terhadap pelaksanaan pendidikan dengan sasaran peserta didik. Peserta

didik mengalami pendidikannya dalam tiga lingkunga yaitu

lingkungankeluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masayarakat.

Sebab itu yang bertanggung jawab terhadap pendidikan ialah orang tua,

guru, pemimpin program pembelajaran, latihan, dan masyarakat.

5. Tempat Peristiwa Bimbingan Berlangsung (lingkungan pendidikan)

Lingkungan pendidikan biasanya disebut tri pusat pendidikan yaitu

keluarga, sekolah dan masyarakat. (Tirtarahardja, 2005: 75)

6. Materi Pendidikan Islam

Dalam suatu pembelajaran materi bukanlah merupakan tujuan,

tetapi sebagai alat untuk mencapai tujuan. Karena itu penentuan materi

pengajaran harus didasarkan pada tujuan, baik dari segi cakupan, tingkat

kesulitan, maupun organisasinya. Hal ini karena materi tersebut harus

mampu mengantarkan peserta didik untuk bisa mewujudkan sosok

individu sebagaimana yang digambarkan dalam tujuan.

Untuk memilih jenis materi ajaran agama Islam, ada beberapa

kriteria yang bisa dijadikan patokan. Penentuan jenis tersebut didasarkan

pada berapa jauh materi tersebut dapat memberikan sumbangan pada

pencapaian tujuan. Secara garis besar, materi tersebut dapat dibedakan

menjadi empat jenis, yaitu:

Page 49: PEMIKIRAN PENDIDIKAN MENURUT SYAIKH AZ ZARNUJI (Studi ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1136/1/SKRIPSIQ BAB 1-5(fix... · ilmu pengetahuan , ... teguh pada al-Qur’an dan

36

a. Dasar, yaitu materi yang penguasaannya menjadi kualifikasi lulusan

dari pengajaran yang bersangkutan. Materi jenis ini diharapkan dapat

secara langsung membantu terwujudnya sosok individu

“berpendidikan” yang diidealkan.

b. Sekuensial, yaitu materi yang dimaksudkan untuk dijadikan dasar

untuk mengembangkan lebih lanjut materi dasar. Materi ini tidak

secara langsung dan tersendirinya akan mengantarkan peserta didik

kepada peningkatan dimensi keberagaman mereka, tetapi sebagai

landasan yang akan mengokohkan materi dasar.

c. Instrumental, yaitu materi yang tidak secara langsung beguna untuk

meningkatkan keberagaman, tetapi penguasaannya sangat membantu

sebagai alat untuk mencapai penguasaan materi dasar keberagaman.

d. Pengembangan personal, yaitu materi yang tidak secara langsung

meningkatkan keberagaman ataupun toleransi keberagaman, tetapi

mampu membentuk kepribadian yang sangat diperlukan dalam

“kehidupan beragama” ( Thoha, th. 17-19)

Pembahasan materi pendidikan Islam juga tidak bisa telepas dari

kajian ilmu pengetahuan dalam pandangan al-Qur’an. Manusia

memperoleh ilmu pengetahuan dari dua sumber, yakni sumber ilahi dan

manusiawi. Ilmu pengetahuan jenis pertama diperoleh manusia langsung

dari Allah SWT melalui wahyu (Qurani dan Kauni), ilham ataupun impian

yang benar, sedangkan ilmu pengetahuan jenis kedua diperoleh manusia

Page 50: PEMIKIRAN PENDIDIKAN MENURUT SYAIKH AZ ZARNUJI (Studi ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1136/1/SKRIPSIQ BAB 1-5(fix... · ilmu pengetahuan , ... teguh pada al-Qur’an dan

37

dari hasil pengamatan dan pengalaman hidup manusia melalui pendidikan,

pengajaran, eksperimen dan riset-riset ilmiah.

Hasan Langgulung mengistilahkan kedua sumber ilmu

pengetahuan tersebut dengan ciptaan (alam jagat) dan wahyu, serta

menyebut hubungan keduanya bersifat komplimenter. Wahyu adalah

ensiklopedi dari alam jagat, sedangkan alam jagad adalah kamus dari

wahyu. Keduanya merupakan kesatuan yang saling melengkapi.

Kebenaran di alam dapat dikonfirmasikan lewat wahyu dan kebenaran

wahyu dapat dibuktikan melalui kenyataan yang ada di alam semesta.

Dalam QS. Yunus. 10 : 57 menjelaskan:

ن رمبهكم وشفآء لهماف الصدور وعظة مه حة لهلمؤمني وهدى ومر , ي ي ها النما س قدجآ ءتكم مم *

“Hai manusia, sungguh telah datang kepadamu pengajaran dari Tuhanmu

dan menyembuhkan apa yang ada dalam dada (hati) lagi petunjuk dan

rahmat bagi orang-orang yang beriman. (QS. Yunus 10: 57) (Depag, 2011:

215) Tentang fungsi al-Qur’an dijelaskan dalam QS. An-Nahl 16: 44:

للنماس مان زهل اليهم ولعلمهم ي ت ف ... رون وان زلنآ اليك الذهكر لت ب يه * كم ... Dan Kami turunkan kepada engkau peringatan (al-Qu’an) supaya

engaku terangkan kepada manusia apa yang diturunkan kepada mereka,

mudah-mudahan mereka memikirkannya. (QS. An-Nahl 16: 44) (Depag,

2011: 272)

Ayat pertama mengandung pesan bahwa Allah SWT menurunkan

mau’idhah dan obat untuk manusia, Mau’idhah yang dimaksud disini

adalah al-Qur’an yang merupakan petunjuk dan jalan kebaikan, yang

Page 51: PEMIKIRAN PENDIDIKAN MENURUT SYAIKH AZ ZARNUJI (Studi ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1136/1/SKRIPSIQ BAB 1-5(fix... · ilmu pengetahuan , ... teguh pada al-Qur’an dan

38

dengannya dapat mengobati (meluruskan) penyimpangan-penyimpangan

perilaku manusia.

Al-Qur’an memuat syari’at agama yang lurus, mengantarkan

manusia kepada kebahagiaan, berisi kabar gembira dan peringatan,

menjelaskan hukum-hukum, pedoman bagi manusia. Al-Qur’an juga

peringatan bagi seluruh alam, seluruh manusia, sebagai aturan dan semua

isinya adalah benar. Sehingga dapat dikatakan al-Qur’an merupakan

materi pendidikan bagi manusia. (Fatchurrohman, 2006: 81-82)

Dinamisnya kehidupan peserta didik yang menuntut adanya

penyesuaian antara matei pendidikan dengan kondisi kehidupan peserta

didik, agar peserta didik dapat berintregasi dengan sekitarnya.

Menegaskan bahwa materi pembelajaran harus senantiasa sesuai dengan

kebutuhan langsung yang dirasakan peserta didik. Isi materi pembelajaran

bersifat luwes dan fleksibel. Karena materi pembelajaran bukan

merupakan hadiah (sesuatu) yang dipaksakan atau potongan-potongan

informasi yang diberikan kepada peserta didik, melainkan penyajian

kembali serangkaian pengetahuan yang tersusun rapi dan sistematis

kepada peserta didik. Materi pendidikan juga harus senantiasa didasarkan

pada situasi kekinian yang konkrit dan mencerminkan kehidupan peserta

didik. Karena pendidikan merupakan proses yang mengantarkan peserta

didik mampu menyelesaikan masalah hari ini, mengantisipasi

permasalahan hari esok dan mengembangkan budaya hari esok.

(Fatchurrohman, 2006: 85-86)

Page 52: PEMIKIRAN PENDIDIKAN MENURUT SYAIKH AZ ZARNUJI (Studi ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1136/1/SKRIPSIQ BAB 1-5(fix... · ilmu pengetahuan , ... teguh pada al-Qur’an dan

39

Sementara itu teori-teori dalam pengembangan ilmu pendidikan

Islam memerlukan berbagai macam cabang ilmu antara lain: ilmu filsafat,

ilmu pendidikan, ilmu psikologi, ilmu ekonomi dan lain-lain. Adapun

langkah-langkah yang diperlukan dalam pengembangan ilmu pendidikan

Islam antara lain: Pertama, harus mampu mengakomodir ilmu

pengetahuan; Kedua, meyakini bahwa ilmu pengetahuan berasal dari

Allah; Ketiga, mengupayakan adanya keseimbangan pendidikan; Keempat,

mengupayakan adanya organisasi dan Kelima, mempunyai ekonomi yang

mapan dan memiliki kemampuan politik.(Arief, 2002: 12)

7. Interaksi antara peserta didik dengan pendidik (interaksi edukatif)

Interaksi edukatif pada dasarnya adalah komunikasi timbal balik

antara peserta didik dengan pendidik yang terarah kepada tujuan

pendidikan. Pencapaian tujuan pendidikan secara optimal ditempuh

melalui proses berkomunikasi intensif dengan manipulasi isi, metode, serta

alat-alat pendidikan. (Tirtarahardja, 2005: 76)

8. Metode Pendidikan Islam

Metode berasal dari bahasa Greek yang terdiri dari dua perkataan,

yaitu meta yang berarti “melalaui” dan hodos, yang artinya “jalan” atau

“cara”. Dengan demikian metode dapat diartikan sebagai cara atau jalan

yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan. (Arifin, 1993: 97)

Dalam proes pendidikan pendidikan Islam, metode mempunyai

kedudukan yang sangat penting dalam upaya pencapaian tujuan, tanpa

metode suatu materi pelajaran tidak akan berproses secara efesien dan

Page 53: PEMIKIRAN PENDIDIKAN MENURUT SYAIKH AZ ZARNUJI (Studi ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1136/1/SKRIPSIQ BAB 1-5(fix... · ilmu pengetahuan , ... teguh pada al-Qur’an dan

40

efektif dalam kegiatan belajar mengajar untuk menuju tujuan pendidikan.

Makadalam menerapkan metode Ibnu Khaldun menjelaskan bahwa ilmu

pengetahuan bisa diperoleh dengan cara:

a. Berfikir (Tafakur)

Berfikir adalah aplikasi akal untuk membantu analisa dan sintesa

melalui alat indra (pendengaran, penglihatan, penciuman dan

perasaan). Proses berfikir ini sebagai af’idah (jama’ fu’ad). Adapun

tingkatan-tingkatan berfikir sebagaimana diungkapkan Ibnu Khaldun:

“Adapun ilmu-ilmu aqliyah adalah alamiyah bagi manusia, karena

manusia adalah makhluk yang berfikir.

b. Keragu-raguan ( Skeptisme)

Manusia pada hakikatnya belum tau apa-apa dan ia menjadi

berilmu melalui aktifitas pencarian terhadap pengetahuan. Sudah

wataknya bahwa manusia itu belum bisa mengerti karena keragu-

raguan yang ada pada ilmunya maka ia berilmu melalui pencarian

pengetahuan dan kemahiran (pengalaman), dia mencapai obyek yang

dicarinya dengan berfikirnya yang berdasarkan syarat-syarat imitative.

Ibnu Khaldun berpendapat bahwa Ilmu pengetahuan dan pengajaran

merupakan hal yang alami dalam peradaban manusia. Kata Ibnu

Khaldun “ Sesungguhnya ilmu pengetahuan dan pengajaran

merupakan hal yang alami dalam peradaban manusia”.

Page 54: PEMIKIRAN PENDIDIKAN MENURUT SYAIKH AZ ZARNUJI (Studi ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1136/1/SKRIPSIQ BAB 1-5(fix... · ilmu pengetahuan , ... teguh pada al-Qur’an dan

41

c. Pembiasaan (Ta’wid)

Pengajaran ilmu pengetahuan adalah suatu kemahiran: “ Bahwa

pengajaran merupakan suatu kemahiran”. Pengajaran muncul dari

kemahiran dan kemahiran ini berbeda dengan pemahaman dan

pengetahuan melalui hapalan, pemahaman akan suatu masalah yang

termasuk bagian dari disiplin ilmu tunggal, bisa kita peroleh sama

bagus hasilnya dengan mereka yang benar-benar mendalami disiplin

ilmu itu baik bagi siswa baru, orang awam maupun para sarjana yang

pandai. (Iqbal, 2005: 536-538)

Kemampuan ini akan bermanfaat bagi menetapkan materi

pendidikan yang sesuai dengan tingkat kemampuan peserta didik. Bila

pendidik memaksakan materi di luar kemampuan peserta didiknya,

maka akan menyebabkan kelesuan mental dan bahkan kebencian

terhadap ilmu pengetahuan yang diajarkan. Bila ini terjadi, maka akan

menghambat proses pencapaian tujuan pendidikan. Oleh karena itu,

diperlukan keseimbangan antara materi pelajaran yang sulit dan mudah

dalam cangkupan materi pendidikan.

Dalam melaksanakan tugasnya, seorang pendidikan hendaknya

mampu menggunakan metode mengajar yang efektif dan

efisien.Dalam hal ini Ibnu Khaldun sebagaimana dikutip Scheleifer

mengemukakan 6 (enam) prinsip utama yang perlu diperhatikan

pendidik, yaitu : (1) prinsip pembiasan; (2) prinsip tadrij (berangsur-

angsur); (3) prinsip pengenalan umum (generalistik); (4) prinsip

Page 55: PEMIKIRAN PENDIDIKAN MENURUT SYAIKH AZ ZARNUJI (Studi ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1136/1/SKRIPSIQ BAB 1-5(fix... · ilmu pengetahuan , ... teguh pada al-Qur’an dan

42

kontinuitas; (5) memperhatikan bakat dan kemampuan peserta didik;

(6) menghindari kekerasan dalam mengajar. (Al-Rasyidin, 2005:95)

Sedangkan metode pembelajaran yang digunakan Ibnu Khaldun

adalah:

1) Metode pertahapan (tadarruj)

2) Metode pengulangan ( Tikrari)

3) Metode kasih sayang (al-Qur’an wa al-Muyanah)

4) Metode peninjauan kematangan usia dalam mengajarkan al-

Qur’an

5) Metode penyesuaian dengan fisik dan psikis peserta didik

6) Metode kesesuaian dengan perkembangan potensi peserta

didik

7) Metode penguasaan satu bidang

8) Metode widya-wisata (Rihlah)

9) Praktek/latihan (Tadrib)

10) Metode menghindari peringkasan buku (Ikhtisar at-Turuk).

(Iqbal, 2015: 548)

Ibnu Sina juga memiliki beberapa konsep metode pembelajaran, yaitu:

Pertama, Metode talqin; perlu digunakan dalam mengajarkan

membaca al-Qur’an, mulai dengan cara memperdengarkan bacaan al-

Qur’an kepada anak didik sebagian demi sebagian.

Kedua, Metode demonstrasi; dapat digunakan dalam pembelajaran

yang bersifat praktis, seperti cara mengajar menulis.

Page 56: PEMIKIRAN PENDIDIKAN MENURUT SYAIKH AZ ZARNUJI (Studi ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1136/1/SKRIPSIQ BAB 1-5(fix... · ilmu pengetahuan , ... teguh pada al-Qur’an dan

43

Ketiga, Metode pembiasaan dan keteladanan; termasuk salah satu

metode pengajaran yang paling efektif, khususnya dalam mengajarkan

akhlak.

Keempat, Metode diskusi; dapat dilakukan dengan cara penyajian

pelajaran dimana siswa dihadapkan kepada suatu masalah yang dapat

berupa pertanyaan yang bersifat problematis untuk dibahas dan

dipecahkan bersama.

Kelima, Metode magang; Para murid Ibnu Sina yang mempelajari

ilmu kedokteran dianjurkan agar menggabungkan teori dengan praktik.

Metode ini akan menimbulkan manfaat ganda, yaitu disamping akan

membuat anak didik mahir dalam suatu bidang ilmu juga akan

mendatangkan keahlian dalam bekerja yang menghasilkan kesejahteraan

secara ekonomis.

Keenam, Metode penugasan; dilakukan dengan menyusun

sejumlah model atau naskah kemudian menyampaikan kepada para murid

untuk dipelajarinya.

Ketujuh,Targhib dan tarhib; dalam pendidikan modern dikenal

istilah reward yang berarti hadiah dan merupakan salah satu alat

pendidikan dan berbentuk reinforcement yang positif, sekaligus sebagai

motivasi yang baik. Namun, dalam keadaan terpaksa, metode hukuman

(targhib) atau punishment dapat dilakukan dengan cara diberi peringatan

atau ancaman terlebih dahulu. (Iqbal, 2015: 11-12)

Page 57: PEMIKIRAN PENDIDIKAN MENURUT SYAIKH AZ ZARNUJI (Studi ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1136/1/SKRIPSIQ BAB 1-5(fix... · ilmu pengetahuan , ... teguh pada al-Qur’an dan

44

Metode-metode yang dikemukakan Ibnu Sina tersebut telah banyak

berpengaruh ke berbagai perguruan Islam dan pendidikan umat di

masanya. Rasulullah saw. dalam pengajarannya juga memiliki metode-

metode yang di terapkan yaitu:

1) Metode Bil Hikmah, Mauizhah Hasanah dan Jidal (Mujadalah)

2) Metode memotivasi bertanya

3) Metode tes dan melempar pertanyaan

4) Metode penyegaran

5) Metode mengenali kapasitas dan dialek audiens

6) Metode mengalihkan realitas indrawi kepada realitas kejiwaan

7) Metode peragaan

8) Metode ungkapan dengan bahasa kiasan

9) Metode gradual

10) Metode mengapresiasi pertanyaan

11) Metode mendekatkan realitas abstrak dalam bentuk konkret

12) Mentode memperkuat pendapat dengan argumen

13) Metode mengarahkan kepada pemikiran yang bernilai tinggi

14) Metode kisah dan cerita

15) Metode pendekatan perumpamaan. (Al-Maliki, 2002: 47)

Syarat-syarat yang harus dijaga dalam menggunakan metode-

metode pendidikan agar dalam proses belajar mengajar itu dapat berjalan

lancar sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai, dalam bukunya Abudin

Page 58: PEMIKIRAN PENDIDIKAN MENURUT SYAIKH AZ ZARNUJI (Studi ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1136/1/SKRIPSIQ BAB 1-5(fix... · ilmu pengetahuan , ... teguh pada al-Qur’an dan

45

Nata, menurut Ibnu Taimiyyah maka yang harus diperhatikan lebih dahulu

adalah hal-hal sebagai berikut:

a) Perhatian terhadap persiapan dan kemampuan pelajar

b) Memperhatikan tahapan dalam belajar

c) Kesempurnaan ilmu dan pengetahuan yaitu adanya perpaduan antara

teori dan praktek

Melalui penjabaran cukup panjang di atas, maka kita menjadi jelas

bahwa metode tersebut diarahkan pada penyesuaian materi pendidikan

dengan kemampuan individual subyek didik. Ibnu Taimiyah menekankan

pentingnya penyesuaian pendidikan dengan daya nalar dan iradat masing-

masing subyek didik yang berbeda dengan yang lainnya. (Iqbal, 2015: 60)

dan pendidikan Islam atau tarbiyah Islamiyyahmasalah metode mendapat

perhatian yang sangat besar. Al-Qur’an dan al-Sunnah sebagai sumber

utama dalam ajaran Islam berisi prinsip-prinsip dan petunjuk-petunjuk

yang dapat dipahami dan diinterprestasikan menjadi konsep-konsep

tentang metode. (Nata, 1997: 108)

9. Evaluasi

Secara harfiah kata evaluasi berasal dari bahasa Inggris Evaluation;

dalam bahasa Arab: at-taqdir; dalam bahasa Indonesia berarti penilaian.

Dengan demikian secara harfiyah evaluasi pendidikan dapat diartikan

sebagai penilaian dalam bidang pendidikan atau penilaian mengenai

hal yang berkaitan dengan kegiatan pendidikan. (Arikunto, 1999: 56)

Ralph Tyler, sebagaimana dikutip oleh Suharsimi Arikunto

(1999:3), mengatakan bahwa evaluasi merupakan sebuah proses

Page 59: PEMIKIRAN PENDIDIKAN MENURUT SYAIKH AZ ZARNUJI (Studi ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1136/1/SKRIPSIQ BAB 1-5(fix... · ilmu pengetahuan , ... teguh pada al-Qur’an dan

46

pengumpulan data untuk menentukan sejauh mana, dalam hal ini

bagaimana tujuan pendidikan sudah tercapai. Jika belum, bagaimana yang

belum dan apa sebabnya. Sedangkan Muhibbin Syah (1999:175), dalam

bukunya “Psikologi Belajar” menyatakan, bahwa evaluasi adalah

penilaian terhadap tingkat keberhasilan siswa mencapai tujuan yang telah

ditetapkan dalam sebuah program

Dari beberapa definisi sebagaimana dikemukakan di atas, dapatlah

diambil suatu kesimpulan bahwa definisi evaluasi itu dapat ditinjau dari

dua sudut pandang, Pertama, evaluasi dalam arti sempit, yaitu penilaian

terhadap proses dan hasil kegiatan belajar siswa dalam mencapai tujuan-

tujuan yang telah ditetapkan. Kedua, evaluasi dalam arti luas, yaitu

penilaian terhadap semua aspek individu siswa, baik yang berupa

achievement test maupun aspek-aspek lain, seperti kepribadian dan

tingkah laku siswa, kejujuran, minat, bakat, sifat, sikap dan sebagainya.

(Arikunto, 1888: 15)

a. Subyek dan Obyek Evaluasi

1) Subyek Evaluasi

Secara sederhana, yang dimaksud dengan subyek evaluasi adalah

pelaku atau orang yang melakukan pekerjaan evaluasi. Untuk menentukan

siapa sebenarnya yang disebut subyek evaluasi, pada dasarnya ditentukan

oleh suatu aturan pembagian tugas atau ketentuan yang berlaku, misalnya:

a) Untuk melaksanakan evaluasi tentang prestasi belajar siswa, maka sebagai

subyek evaluasi adalah guru.

Page 60: PEMIKIRAN PENDIDIKAN MENURUT SYAIKH AZ ZARNUJI (Studi ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1136/1/SKRIPSIQ BAB 1-5(fix... · ilmu pengetahuan , ... teguh pada al-Qur’an dan

47

b) Untuk melaksanakan evaluasi tentang kinerja karyawan di suatu instansi,

maka subyek evaluasi adalah kepala instansi atau petugas yang ditunjuk

untuk itu.

c) Untuk melakukan evaluasi tentang tingkat kedisiplinan guru dalam

mengajar, maka subyek evaluasi adalah kepala sekolah atau wakil kepala

yang ditunjuk.

Dengan kata lain, yang disebut dengan subyek evaluasi adalah

pelaksana evaluasi. Penulis menegaskan dan memilih pengertian ini, sebab

dalam beberapa keterangan adakalanya seseorang yang dikategorikan

sebagai subyek evaluasi dikatakan pula sebagai obyek/sasaran

evaluasi.Sebagai gambaran dari contoh a) di atas, dikatakan bahwa subyek

evaluasi adalah guru, dan siswa sebagai obyek/sasaran

evaluasi.Keterangan ini menyebutkan, bahwa dalam contoh di atas subyek

evaluasi adalah siswa, dan obyek evaluasinya adalah prestasi belajar

siswa, seperti prestasi matematika, kemampuan membaca, kemampuan

menulis, dan lain sebagainya.

2) Obyek Evaluasi

Dari uraian tentang subyek evaluasi di atas, secara singkat dapat

dikatakan bahwa yang disebut dengan obyek evaluasi adalah orang atau

sesuatu yang menjadi sasaran evaluasi. Menurut Suharsimi Arikunto

(1999:20), obyek evaluasi itu meliputi tiga hal, yaitu input, transformasi,

dan out put, yaitu:

Page 61: PEMIKIRAN PENDIDIKAN MENURUT SYAIKH AZ ZARNUJI (Studi ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1136/1/SKRIPSIQ BAB 1-5(fix... · ilmu pengetahuan , ... teguh pada al-Qur’an dan

48

a) Input

Siswa sebagai input dari sebuah lembaga pendidikan, sebelum dia

diterima pada sebuah lembaga pendidikan, biasanya dia dievaluasi terlebih

dahulu dengan segala karakteristik yang dimilikinya. Dalam hal ini,

minimal ada empat aspek yang perlu dievaluasi, yaitu kemampuan,

kepribadian, sikap, dan intelegensinya.

b) Transformasi

Siswa sebagai input yang telah diterima, kemudian diproses dalam

sutu proses transformasi. Dalam proses ini, banyak unsur yang terdapat di

dalamnya yang semuanya merupakan obyek/sasaran evaluasi. Unsur-unsur

tersebut, adalah:

(1) Kurikulum/materi

(2) Metode

(3) Sarana dan media pendidikan

(4) Sistem administrasi

(5) Guru dan personil lainnya.

c) Output

Evaluasi terhadap output lulusan, penting dilakukan untuk

mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan prestasi belajar siswa setelah

mengikuti program pendidikan. Namun perlu diperhatikan, bahwa dalam

evaluasi, output ini hendaknya jangan hanya menitikberatkan pada aspek

kognitif saja, tetapi aspek afektif dan psikomotornya pun harus pula

diperhatikan dan dievaluasi. Sebab ada kecenderungan yang ada saat ini,

Page 62: PEMIKIRAN PENDIDIKAN MENURUT SYAIKH AZ ZARNUJI (Studi ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1136/1/SKRIPSIQ BAB 1-5(fix... · ilmu pengetahuan , ... teguh pada al-Qur’an dan

49

bahwa sekolah (guru) hanya mengevaluasi prestasi belajar saja yang

bersifat kognitif, sedangkan tingkah laku dan keterampilan apa yang

mereka miliki, yang merupakan aspek afektif dan psikomotor, sangat

langka dijamah oleh sekolah (guru). (Arikunto, 1999: 29)

b. Fungsi Dan Tujuan Evaluasi

1) Fungsi Evaluasi

Dengan mengetahui dan memahami makna evaluasi dalam

berbagai seginya, maka fungsi evaluasi dalam pembelajaran menurut

Suharsimi Arikunto (1999:35) adalah sebagai berikut:

a) Evaluasi berfungsi sebagai selektif

Dengan mengadakan evaluasi, guru mempunyai cara untuk

melakuakn seleksi terhadap siswanya. Seleksi itu sendiri mempunyai

berbagai tujuan, antara lain:

(1) Untuk memilih siswa yang dapat diterima di sekolah/kelas tertentu.

(2) Untuk memilih siswa yang dapat melanjutkan ke kelas atau tingkat

berikutnya,

(3) Untuk memilih siswa yang yang berhak mendapat beasiswa, dan lain

sebagainya.

b) Evaluasi berfungsi sebagai pengukur keberhasilan

Fungsi kedua ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana

program pembelajaran telah berhasil diterapkan. Dan hasil evaluasi ini,

akan menjadi umpan balik (feed back) kepada guru sebagai dasar untuk

memperbaiki proses belajar mengajar.

Page 63: PEMIKIRAN PENDIDIKAN MENURUT SYAIKH AZ ZARNUJI (Studi ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1136/1/SKRIPSIQ BAB 1-5(fix... · ilmu pengetahuan , ... teguh pada al-Qur’an dan

50

c) Evaluasi berfungsi sebagai penempatan

Setiap siswa, sejak lahirnya telah membawa bakatnya sendiri-

sendiri, sehingga pelajaran lebih efektif apabila disesuaikan dengan

pembawaan yang ada. Untuk menentukan dengan pasti di kelompok mana

seorang siswa harus ditempatkan, maka digunakan suatu penilaian.

Sekelompok siswa yang mempunyai hasil penilaian yang sama, akan

berada dalam kelompok yang sama pula dalam belajar.

d) Evaluasi berfungsi sebagai diagnostic

Apabila alat yang digunakan dalam evaluasi cukup memenuhi

persyaratan, maka dengan melihat hasilnya, guru akan mengetahui

kelemahan siswa dan juga sebab musababnya. Jadi, dengan mengadakan

evaluasi, sebenarnya guru mengadakan diagnosis kepada siswa tentang

kelebihan dan kelemahannya, sehingga dengan hal ini akan lebih mudah

untuk mencari cara dalam meningkatkan kemampuan siswa dan mengatasi

kelemahannya. (Arikunto, 1999: 37)

2) Tujuan Evaluasi

Berdasarkan pengertian dan fungsi evaluasi pendidikan tersebut di

atas, menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain (2002:58 – 59)

maka evaluasi pendidikan juga mempunyai tujuan, yang dapat dilihat

dalam dua segi, yaitu:

a) Tujuan Umum

(1) Mengumpulkan data-data yang membuktikan taraf kemajuan murid

dalam mencapai tujuan yang diharapkan;

Page 64: PEMIKIRAN PENDIDIKAN MENURUT SYAIKH AZ ZARNUJI (Studi ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1136/1/SKRIPSIQ BAB 1-5(fix... · ilmu pengetahuan , ... teguh pada al-Qur’an dan

51

(2) Memungkinkan pendidik/guru menilai aktivitas/pengalaman yang

didapat;

(3) Menilai metode mengajar yang dipergunakan.

b) Tujuan khusus

(1) Merangsang kegiatan siswa.

(2) Menemukan sebab-sebab kemajuan atau kegagalan.

(3) Memberikan bimbingan yang sesuai dengan kebutuhan,

perkembangan dan bakat siswa yang bersangkutan.

(4) Memperoleh bahan laporan tentang perkembangan siswa yang

diperlukan orang tua dan lembaga pendidikan.

(5) Untuk memperbaiki mutu pelajaran/cara belajar dan metode mengajar.

Pada dasarnya, evaluasi dapat dilakukan dengan secara kuantitatif

maupun kualitatif. Dengan cara kuantitatif, berarti data yang diperoleh

dari hasil evaluasi, disajikan dalam bentuk skor/angka. Sedangkan secara

kualitatif artinya, informasi hasil tes disajikan dalam bentuk pertanyaan-

pertanyaan verbal, seperti sangat baik, baik, cukup, kurang, dan lain

sebagainya.Adapun teknik yang digunakan untuk menghasilkan data yang

bersifat kuantitatif, biasanya digunakan teknik tes. Sedangkan untuk

menghasilkan data yang bersifat kualitatif, digunakan teknik non-tes

Sehubungan dengan itu, guru harus bisa memiliki kemampuan

yang sesuai atau memadai, sehingga dalam mengevaluasi siswa yang

mengikuti proses pembelajaran pada program pendidikan tertentu itu

Page 65: PEMIKIRAN PENDIDIKAN MENURUT SYAIKH AZ ZARNUJI (Studi ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1136/1/SKRIPSIQ BAB 1-5(fix... · ilmu pengetahuan , ... teguh pada al-Qur’an dan

52

nantiya siswa tidak akan mengalami banyak hambatan atau kesulitan

dalam mencapai tujuan pendidikan.

Page 66: PEMIKIRAN PENDIDIKAN MENURUT SYAIKH AZ ZARNUJI (Studi ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1136/1/SKRIPSIQ BAB 1-5(fix... · ilmu pengetahuan , ... teguh pada al-Qur’an dan

53

BAB III

PEMIKIRAN SYAIKH AZ-ZARNUJI TENTANG PENDIDIKAN DALAM

KITAB TA’LIMUL MUTA’ALIM

A. Biografi Syaikh Az-Zarnuji

1. Riwayat Hidup Syaikh Az-Zarnuji

Az-Zarnuji adalah pengarang kitab Ta’limul Muta’alim akan

tetapi nama beliau tidak begitu dikenal dari apa yang ditulisnya. Dalam

hal ini terdapat perbedaan pada beberapa penelitian dengan

memberikan nama lengkap (gelar) pada syaikh Az-Zarnuji.

Sebagaimana dipaparkan oleh Awaludin Pimay, dalam tesisnya

tentang perbedaan nama lengkap (gelar) dari pengarang kitab Ta’limul

Muta’alim ini, sebagai berikut;

“Khoirudin Al-Zarkeli menuliskan nama Az-Zarnuji dengan

Nu’man bin Ibrahim bin Khalil Az-Zarnuji Tajuddin. Seperti dikutip

oleh Tatang M. Amirin, M. Ali Chasan Umar dalam kulit sampul buku

Az-Zarnuji yang diterjemahannya, menyebutkan nama lengkap az-

Zarnuji sebagai Syaikh Nu’am bin Ibrahim bin Khalil Az-Zarnuji,

sementara dalam al-Khalil az-Zarnuji. Busyairi Madjidi yang megutip

dari buku Faud al-Ahwani menyebutkan az-Zarnuji isinya. Nama

dengan Burhanuddin az-Zarnuji. Demikian juga Muchtar Affandi dan

beberapa literature yang dikutip dalam atau Burhan al-Din Az-Zarnuji.

Kecuali itu ditemukan pula sebutan lain untuk az-Zarnuji yaitu Burhan

al-Islam az-Zarnuji”. (Iqbal, 2015: 370)

Mengenai kelahiran atau masa hidup az-Zarnuji hanya dapat

diperkirakan lahir pada sekitar tahun 570 H. Sedangkan berkaitan

dengan pertanyaan dimana Az-Zarnuji hidup, Van Grunebaum dan

Abel memberikan informasi, sebagaimana dikutip oleh Maemonah

dalam tesisnyaReward and Punishment Sebagai Metode Pendidikan

Page 67: PEMIKIRAN PENDIDIKAN MENURUT SYAIKH AZ ZARNUJI (Studi ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1136/1/SKRIPSIQ BAB 1-5(fix... · ilmu pengetahuan , ... teguh pada al-Qur’an dan

54

Anak Menurut Ulama’ Klasik (Studi Pemikiran Ibnu Maskawaih Al-

Ghazali dan Al-Zarnuji) (2009: 52) , mereka berpendapat bahwa az-

Zarnuji adalah seorang sarjana muslim yang hidup di Persia. Lebih

lanjut dia menyatakan bahwa az-Zarnuji ahli hukum dari sekolah

Imam Hanafi yang ada di Khurasan dan Transoxiana, sayangnya tidak

tersedia fakta yang mendukung informasi ini. Meskipun begitu,

seorang penulis muslim membuat spekulasi informasi az-Zarnuji

aslinya berasal dari daerah Afganistan, kemungkinan ini diketahui

dengan adanya nama Burhan al-Din, yang memang disetujui oleh

penulis bahwa hal ini biasanya digunakan di negara ini. Terkait dengan

hal tersebut, beberapa peneliti berpendapat bahwa dilihat dari

nisbahnya nama az-Zarnuji diambil berdasarkan pada daerah dari mana

ia berasal yaitu “daerah Zarand”. Zarand adalah salah satu daerah

diwilayah Persia yang pernah menjadi ibu kota Sidjistan yang terletak

disebelah selatan Heart. (Iqbal, 2015: 370)

Dalam masalah riwayat hidup penulis kitab Ta’lim ini juga

terjadi ketidak jelasan seperti dikemukakan oleh Abdul Qadiri Ahmad,

bahwa sedikit sekali dan dapat dihitung dengan jari, kitab yang

menulis riwayat hidup penulis kitab tersebut. Dan beberapa kajian

terhadap kitab Ta’lim, tidak dapat menunjukkan secara pasti mengenai

waktu kehidupan dan karir yang dicapainya. Sehingga pengetahuan

penulis tentang az-Zarnuji sementara ini berdasar pada studi M.

Plessner yang dimuat dalam encyclopedia of Islam.

Page 68: PEMIKIRAN PENDIDIKAN MENURUT SYAIKH AZ ZARNUJI (Studi ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1136/1/SKRIPSIQ BAB 1-5(fix... · ilmu pengetahuan , ... teguh pada al-Qur’an dan

55

Dalam buku Islam Berbagai Perspektif, Didedikasikan untuk

70 Tahun Prof. H. Munawir Sadzali, MA., Affandi Muchtar mendapat

informasi lain tentang az-Zarnuji berdasar pada data dari Ibn Khalikan.

Yaitu: Menurutnya Imam az-Zarnuji adalah salah seorang guru imam

Rukn Addin Imam Zada (wafat 573/1177-1178) dalam bidang fikih.

Imam Zada juga berguru pada Syeikh Ridau al-Din an Nishapuri

(wafat antara Tahun 500-600) dalam bidang Mujahadah.

Kepopulerannya imam Zada diakui karena prestasinya dalam bidang

ushuluddin bersama dengan kepopuleran ulama lain yang juga

mendapat gelar rukn (sendi). Mereka antara lain Rukn ad-Din at-

Tawusi (wafat: 600). Dan Rukn ad-Din al-Amidi (wafat: 615). Dari

data ini dapat dikatakan bahwa az-Zarnuji hidup sezaman dengan

syaikh Rida ad-Din an-Nisaphuri. (Iqbal, 2015: 371)

Sedangkan tentang kewafatan az-Zarnuji terdapat perbedaan,

ada yang menyatakan az-Zarnuji wafat pada tahun 591 H (1195 M)

(Iqbal, 2015: 371) dan ada pula yang mengatakan beliau wafat pada

840 H/ 1243 M ( Baharudin dan Wahyuni, 2015: 73). Menurut

keterangan Plessnner, bahwasannya ia telah menyusun kitab tersebut

setelah tahun 593 H (1197 M), perkiraan tersebut berdasar adanya

fakta bahwa az-Zarnuji banyak mengutip pendapat dari guru beliau

yang ditulis dalam kitab Ta’lim, dan sebagian guru beliau yang ditulus

dalam kitab tersebut meninggal dunia pada akhir abad ke-6 H, dan

beliau menimba ilmu dari gurunya saat masih muda, selain itu

Page 69: PEMIKIRAN PENDIDIKAN MENURUT SYAIKH AZ ZARNUJI (Studi ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1136/1/SKRIPSIQ BAB 1-5(fix... · ilmu pengetahuan , ... teguh pada al-Qur’an dan

56

ditemukan bukti yang memperkuat pendapat ini yakni tulisan dalam

bukunya al-Fawahir yang menyebutkan az-Zarnuji merupakan ulama’

yang hidup satu periode dengan Nu’man bin Ibrahim az-Zarnuji yang

meninggal pada tahun yang sama, beliaupun meninggal tidak jauh dari

tahun tersebut karena keduanya hidup dalam satu periode dan generasi.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa az-Zarnuji wafat sekitar

tahun 620 H. Atau dalam kata lain az-Zarnuji hidup pada seperempat

akhir abad ke-6 sampai pada dua pertiga dari abad ke07 H. (Iqbal,

2015: 371)

2. Latar Belakang Pendidikan Syaikh Az-Zarnuji dan Guru-Guruya

Az-Zarnuji menuntut ilmu di Bukhara dan Sar Khan, yaitu kota

yang menjadi pusat kegiatan keilmuan, pengajaran dan lain-lainnya.

Masjid-masjid di kota tersebut dijadikan sebagai lembaga pendidikan

dan Ta’lim yang diasuh antara lain oleh Burhanudin al-Maghribi,

Syamsuddin Abd. al-Wadjdi, Muhammad bin Muhammad al- Abd as-

Sattar al-Amidi dan lain-lainnya.

Selain itu az-Zarnuji belajar dari ulama’-ulama’ lain seperti Ali

bin Abi Bikr bin Abdul Jalil al-Farghani al-Marghinani al-Rustami

Ruknul Islam Muhammad bin Abi Bakar (w. 573/1177), Hammad bin

Ibrahim (w. 592/1196), Ruknuddin al-Farghani (w. 594/1098) dan al-

Imam Sadiduddin al-Shirazi.

Page 70: PEMIKIRAN PENDIDIKAN MENURUT SYAIKH AZ ZARNUJI (Studi ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1136/1/SKRIPSIQ BAB 1-5(fix... · ilmu pengetahuan , ... teguh pada al-Qur’an dan

57

Adapun guru-gurunya atau yang pernah hubungan langsung

dengan az-Zarnuji yaitu sebagai berikut: (a). Imam Burhan al-Din Ali

bin Abi Bakr al-Farghinani al-Marghinani, murid Abu Hanifah (w.

593 H/ 1195 M). (b). Imam Fark al-Islam Hasan bin Mansur al-

Farghani Khadikan, ahli fiqih, sastra dan ilmu kalam, Madzhab Hanafi

(w. 592 H/ 1196 M). (c) Imam Zahir al-Din al-Hasan bin Ali al-

Marghinani (w. 600 H/ 1204 M). (d). Imam Fakhr al-Din al-Khasani

(w. 587 H/ 1191 M). (e). Imam Rukn al-Din Muhammad bin Abi Bakr

Imam Khwarzade ( 491- 576 H) (f). Ruknul Islam Muhammad bin Abi

Bakar, Ahli Fikih, sastra dan syair, Madzhab Hanafi (w. 573 H/ 1177

M). (g). Hamad bin Ibrahim; ulama Fikih, sastra dan ilmu kalam, Mad

zahab Hanafi, (w. Tahun 576 H/ 1180M) dan al-Imam Sadiduddin

Asy-Syirazi. Ulama’ fikih Madzhab Hanafi.

Dengan demikian berdasarkan keterangan tersebut dapat

diidentifikasi bahwa pemikiran dan intelektualitas az-Zarnuji sangat

banyak dipengaruhi oleh faham fiqih yang berkembang saat itu,

sebagaimana faham yang dikembangkan oleh para gurunya, yakni

fiqih aliran Hanafiah.

Sebagaimana dikemukakan oleh Muid Khan, dalam studinya

tentang kitab Ta’lim yang dipublikasikan dalam bahasa Inggris,

mengenai karakter pemikiran az-Zarnuji, Muid Khan memasukkan

pemikiran az-Zarnuji kekedalam garis pemikiran Madzhab Hanafiyah,

yang dikuatkan dengan bukti banyaknya ulama’ Hanafiyah yang

Page 71: PEMIKIRAN PENDIDIKAN MENURUT SYAIKH AZ ZARNUJI (Studi ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1136/1/SKRIPSIQ BAB 1-5(fix... · ilmu pengetahuan , ... teguh pada al-Qur’an dan

58

dikutip oleh az-Zarnuji, termasuk Imam Abu Hanifah sendiri. Dari

sekitar 50 ulama’ yang disebut az-Zarnuji, hanya ada dua saja yang

bermadzhab Syafi’iyah, yakni imam Syafi’i sendiri dan imam Yusuf

al-Hamdani (wafat tahun 1140). Menurut Muid Khan ide-ide madzhab

yang dianutnya mempengaruhi pemikirannya tentang pendidikan.

Sehingga Mahmud bin Sulaiman al-Kaffawi yang wafat tahun 990 H/

1562 M, dalam kitabnya al-A’lamul Akhyar min Fuqaha’i Madzahab

al-Nu’ man al-Mukhtar, menempatkan az-Zarnuji dalam peringkat ke-

12 dari daftar Madzahab Hanafi. Di samping ahli dalam bidang

pendidikan tasawuf sangat dimungkinkan, bahwa az-Zarnuji juga

menguasai bidang sastra, fikih, ilmu kalam, dan lain-lain.

3. Latar Belakang Sosial Politik

Dalam waktu yang diperkirakan sebagai masa hidup az-Zarnuji

yakni abad VI H dan memasuki abad VII H atau abad 12-13 M

merupakan zaman kemunduran dan kemerosotan daulah Abbasiyah

sekitar tahun 292-656 H. Pada masa ini dunia Islam telah mengalami

kontak senjata dengan orang-orang Kristen dalam perang salib sejak

tahun 1097 M sampai dengan tahun 1291 M dimana kaum muslimin

dapat merebut kembali akka. Pada periode yang sama daulah

Abbasiyah sedang memasuki periode keempat (447 H/ 1055 M-590 H/

1194 M), masa kekuasaan bani saljuk dalam pemerintahan khalifah

Abbasiyah yang disebut masa pengaruh Turki kedua, dan periode

Page 72: PEMIKIRAN PENDIDIKAN MENURUT SYAIKH AZ ZARNUJI (Studi ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1136/1/SKRIPSIQ BAB 1-5(fix... · ilmu pengetahuan , ... teguh pada al-Qur’an dan

59

kelima (590 H/ 1194 M- 656 H/ 1258), pada masa ini kekuasaan

khalifah telah bebas dari pengaruh dinasti lain, tetapi kekuasaan

khalifah hanya efektif disekitar kota Baghdad.

Menurut Luthfi Jum’ah dalam bukunya Tarikh Falsafatil Islam

Fil Masyriq wal Maghrib disebutkan bahwa pemimpin-pemimpin

militer yang berkebangsaan Turki zaman ini memegang kekuasaan

dalam pemerintahan, sedangkan kekuasaan Khalifah semakin lemah.

Karena itu banyak amir-amir melepaskan diri dari pemerintahan pusat

(Baghdad) dan mendirikan daulat-daulat (kesultanan) yang berdiri

sendiri-sendiri.

Hal senada juga dikemukakan oleh Philip K. Hitti, bahwa dunia

Islam waktu itu sedang mengalami disentegrasi politik. Baghdad

sebagai pusat pemerintahan Islam tidak dapat mengendalikan

kekuasaannya di daerah-daerah. Hal ini diikuti oleh sikap penguasa

daerah yang melepaskan diri dari pemerintahan pusat. Akan tetapi

bahkan ada yang kemudian menguasai pemerintahan pusat (Baghdad),

diantaranya Dinasti Buwaihiyyah (320-447 H/932-1055 M), Dinasti

Saljuk (Saljuk Besar) didirikan oleh Rukh al-Din Abu Thalib Thughrul

Bek ibn Mika’il ibn Saljuk ibn Tuqa, yang menguasai Baghdad dan

memerintah selama 93 tahun (429/522 H/ 1037-1127). Dua dinasti ini

yang memerintah pada masa az-Zarnuji serta Dinasti Ayubiyah (564-

648 H/ 1167-1250 M). (Iqbal, 2015: 473-375)

Page 73: PEMIKIRAN PENDIDIKAN MENURUT SYAIKH AZ ZARNUJI (Studi ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1136/1/SKRIPSIQ BAB 1-5(fix... · ilmu pengetahuan , ... teguh pada al-Qur’an dan

60

B. Karya-Karya Syaih Az-Zarnuji

Peneliti tidak mengetahui secara pasti beberapa jumlah kitab yang

telah ditulis oleh az-Zarnuji dan hanya mengetahui kitab Ta’lim al-

Muta’alim adalah satu-satunya karya Imam az-Zarnuji yang dapat

dijumpai sampai sekarang dan tanpa keterangan tahun penerbitan. Bahkan

beberapa sumber menyebutkan bahwa hanya kitab Ta’lim al-Muta’alim

karya az-Zarnuji. Apakah dia hanya menulis sebuah kitab ini saja, ataukan

juga menulis kitab-kitab yang lainnya tidak ditemukan catatan yang

melaporkan hal itu, teteapi ada indikasi bahwa az-Zarnuji menulis kitab

lain namun sudah musnah karena termasuk yang dimusnahkan akibat

tragedi sejarah. Sejarah menyebutkan tokoh Jengis Khan dan pasukannya

selama 5 tahun (1220-1225 M/ 1617-1622 H) menaklukan dan

menghancurkan Persia timur. Ada kemungkinan karya az-Zarnuji lainnya

ikut musnah kecuali kitab Ta’lim al-Muta’alim sebagai satu-satunya karya

yang terselamatkan.

Kitab Ta’lim al-Muta’alim merupakan bagian dari karya az-Zarnuji

yang masih sampai sekarang ini. Kitab ini diterbitkan pada tahun 996 H,

kitab ini juga diterjemahkan kedalam bahasa Turki oleh Abd. Al-Majid bin

Nusuh bin Isra’il dengan judul Irshad al-Ta’lim fi Ta’lim al-Muta’allim.

Menurut informasi dari Gesechiehteder Arabschen Litteratur, yang biasa

dikenal dengan singkatan G. A. L. Karya Cart Brockelmann, menginforma

sikan berdasarkan data yang ada di perpustakaan, bahwa kitab Ta’lim

pertama kali diterbitkan di Mursid pada tahun 1265 M, kemudian ditulis

Page 74: PEMIKIRAN PENDIDIKAN MENURUT SYAIKH AZ ZARNUJI (Studi ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1136/1/SKRIPSIQ BAB 1-5(fix... · ilmu pengetahuan , ... teguh pada al-Qur’an dan

61

tahun 1286, 1873, di Kairo 1281, 1307, 1418, di Istambul 1292, dan di

Kasan 1898, selain itu kitab Ta’lim menurut G. A. L.telah diberi catatan

atau komentar (syarah), dalam tujuh penerbitan masing-masing atas nama:

(a). Nau’i, tanpa keterangan tahun penerbitan; (b). Ibrahim bin Isma’il

pada tahun 996 H/ 1588; (c). As-Sa’rani 710/ 711; (d). Ishaq ibn. Ar-Rumi

Qili’ 720 dengan judul Mir’atu Atholibin, (e). Qadi B. Zakariya al-Anshari

A’saf; (f). Otman Pazari 1986 denagn judul Tafhim al-Mutafahhim; dan

(g). H. B. Al-Faqir, tanpa keterangan tahun penerbitan.

Kitab Ta’lim al-Muta’alim dikajidan dipelajari hampir setiap

lembaga pendidikan Islam, terutama lembaga pendidikan tradisional

seperti pesantren, bahkan di pondok pesantren modern, karena pada

dasarnya ada beberapa konsep pendidikan az-Zarnuji yang banyak

berpengaruh dan patut diindahkan, yakni: (a). Motivasi dan penghargaan

yang besar terhadap ilmu pengetahuan dan ulama; (b). Konsep filter

terhadap ilmu pengetahuan dan ulama; (c). Pendekatan-pendekatan taknis

pendayagunaan potensi otak, baik dalam terapi alamiyah atau moral-

psikologis.

Sedangkan cara berfikir az-Zarnuji, dapat dikatakan bercorak

spiritual atau bersifat metafisis. Hal ini disebabkan oleh pengaruh sosial-

politik yang berlangsung pada saat az-Zarnuji hidup, dimana di zaman

kaum saljuk kota Baghdad kembali menjadi ibukota kerohanian sebagai

tempat persemayaman. Jadi, corak pemikiran az-Zarnuji banyak

Page 75: PEMIKIRAN PENDIDIKAN MENURUT SYAIKH AZ ZARNUJI (Studi ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1136/1/SKRIPSIQ BAB 1-5(fix... · ilmu pengetahuan , ... teguh pada al-Qur’an dan

62

dipengaruhi oleh ajaran-ajaran ulama Islam seperti al-Ghazali yang hidup

pada masa Abbasiyah.

Secara umum, dalam kitab tersebut berisi; Pertama, Pendahuluan.

Pada pendahuluan beliau menuliskan pujian dan rasa syukur kepada Allah

yang telah melimpahkan melebihkan nikmatnya atas ilmu dan amal atas

semesta alam, dan mengucapkan shalawat kepada Muhammad, tokoh arab,

dan keluarga, sahabat-sahabat beliau yang merupkan sumber ilmu

pengetahuan dan hikmah.

Kemudian az-Zarnuji menuliskan kegelisahan beliau terhadap

penuntut ilmu yang tekun tapi tidak bisa memetik kemanfaatan dan

buahnya. Yaitu, mengamalkan dan menyiarkannya. Karena penuntun tadi

salah jalan dan meninggalkan persyaratan yang menjadi keharusan untuk

dilakukan. Manusia yang salah jalan akan tersesat dan gagal dalam

tujuannya baik besar atau kecil. Maka dengan adanya kitab ini akan

memberikan jalan bagi penuntut ilmu, agar mereka tidak tersesat.

Selanjutnya az-Zarnuji mengharapkan do’a dari gurunya yang alim dan

arif itu untuk para pecinta ilmu semoga diberikannya kebahagiaan di hari

kemudian, setelah belajar dari kitab Ta’lim al-Muta’alim tersebut.

Kedua, Isi. Kitab ini terdiri dari 13 pasal yaitu: (a). Menjelaskan

hakikat ilmu, hukum mencari ilmu, dan keutamaannya; (b). Niat dalam

mencari ilmu; (c). Cara memilih ilmu, guru, teman dan ketekunan; (d).

Cara menghormati ilmu dan guru; (e). Kesungguhan dalam mencari ilmu,

beristiqamah dan cita-cita yang luhur; (f). Ukuran dan urutannya; (g).

Page 76: PEMIKIRAN PENDIDIKAN MENURUT SYAIKH AZ ZARNUJI (Studi ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1136/1/SKRIPSIQ BAB 1-5(fix... · ilmu pengetahuan , ... teguh pada al-Qur’an dan

63

Tawakal; (h). Waktu belajar ilmu; (i). Saling mengasihi dan saling

menasehati; (j). Mencari tambahan ilmu pengetahuan; (k). Bersikap wara’

ketika menuntut ilmu; (l). Hal-hal yang dapat menguatkan hafalan dan

yang melemahkannya; (m). Hal-hal yang mempermudahkan datangnya

rezeki, hal-hal yang menghambat datangnya rezeki, hal-hal yang dapat

memperpanjang dan mengurangi usia.

Ketiga, Penutup. Kitab Ta’lim al-Muta’alim diakhiri dengan bab

yang ke 13 berisi tentang pasal pendatang dan penghalang rizki, serta

pemanjang dan pengurang usia. Setelah itu beliau mengucapkan rasa

syukur kepada Allah yang telah mengajarkan manusia sesuatu yang tidak

diketahuinya, yang memberikan nikmat dan kemulyaannya dengan adanya

petunjuk. Dengan adanya kitab Ta’lim al-Muta’alim yang ditulis oleh

Syaikh Ibrahim bin Ismail az-Zarnuji semoga dapat memberi manfaat

kepada para penunut ilmu.

C. Isi Kitab Ta’limul Muta’alim

Kitab “Ta’limul Muta’alim” yang sedang dikaji ini mempunyai

pengertian sopan santun antara pendidik dan peserta didik. Kitab ini

sampai sekarang masih dipelajari di berbagai lembaga pendidikan,

khususnya pesantren.

Sebagaimana judulnya, kitab ini membahas penjelasan berbagai

akhlak yang berhubungan dengan guru dan murid. Kitab ini terdiri atas 13

pasal, dimulai dari pengenalan terhadap pengarang (ta’rif bi al-mu’alif),

Page 77: PEMIKIRAN PENDIDIKAN MENURUT SYAIKH AZ ZARNUJI (Studi ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1136/1/SKRIPSIQ BAB 1-5(fix... · ilmu pengetahuan , ... teguh pada al-Qur’an dan

64

kemudian khutab kitab dilanjutkan dengan pasal satu, dua, tiga sampai tiga

belas. Pada bagian akhir ditulis rasa syukur kepada Allah yang telah

mengajarkan manusia sesuatu yang tidak diketahuinya, yang memberikan

nikmat dan kemulyaannya dengan adanya petunjuk.

Bab I. Hakikat ilmu, hukum mencari ilmu dan keutamaannya.

Dalam bab ini diterangkan panjang lebar tentang keutamaan orang yang

memiliki ilmu pengetahuan dibanding orang yang tidak memiliki ilmu.

Bab II. Niat dalam mencari ilmu. Dalam bab ini, mencari ilmu

harus diniati dengan niat yang baik sebab dengan niat itu dapat

menghantarkan pada pencapaian keberhasilan. Niat yang sungguh-

sungguh dalam mencari ilmu dan keridlaan Allah akan mendapatkan

pahala. Dalam mencari ilmu tidak diperkenankan dengan niat dengan ilmu

akan mendapatkan harta banyak.

Bab III. Memilih Ilmu, guru, teman dan ketekunan. Dalam bab ini

diterangkan bahwa memilih ilmu yang utama adalah ilmu agama, yang

didahulukan adalah ilmu tauhid. Dalam memilih guru harus alim, wira'i

dan lebih tua.

Bab IV. Cara menghormati ilmu dan guru. Bab ini menerangkan

bahwa memuliakan guru adalah paling utama dibanding memuliakan yang

lain. Sebab dengan gurulah manusia dapat memahami tentang hidup, dapat

membedakan antara yang hak dan batil. Memuliakan tidak terbatas pada

sang guru namun seluruh keluarganya wajib dimuliakan.

Page 78: PEMIKIRAN PENDIDIKAN MENURUT SYAIKH AZ ZARNUJI (Studi ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1136/1/SKRIPSIQ BAB 1-5(fix... · ilmu pengetahuan , ... teguh pada al-Qur’an dan

65

Bab V. Kesungguhan dalam mencari ilmu, beristiqamah dan cita-

cita yang luhur. Bab ini menerangkan bahwa orang yang mencari ilmu itu

harus bersungguh-sungguh dan kontinyu. Orang yang mencari ilmu tidak

boleh banyak tidur yang menyebabkan banyak waktu terbuang sia-sia dan

dianjurkan banyak waktu malam yang digunakan belajar. Untuk

memperoleh ilmu yang berkah harus menjauhi maksiat.

Bab VI. Ukuran dan tertib dalam belajar atau urutannya. Dalam

bab ini diterangkan bahwa permulaan dalam mencari ilmu yang lebih

afdhal adalah hari Rabu. Kemudian ukuran dalam belajar sesuai dengan

kadar kemampuan seseorang dan dalam belajar harus tertib artinya harus

diulang kembali untuk mengingat pelajaran yang telah diajarkan.

Bab VII. Tawakal. Dalam bab ini diterangkan bahwa setiap pelajar

hendaknya selalu bertawakal selama dalam mencari ilmu (dalam

pendidikan). Selama dalam mencari ilmu jangan sering menyusahkan

mengenai rejeki, hatinya jangan sampai direpotkan memikirkan masalah

rejeki. Dalam belajar harus diimbangi dengan tawakal yang kuat.

Bab VIII. Waktu belajar ilmu. Dalam bab ini diterangkan bahwa

waktu menghasilkan ilmu tidak terbatas, yaitu mulai masih dalam ayunan

(bayi) sampai ke liang lahat (kubur), dan waktu yang utama untuk belajar

adalah waktu sahur (menjelang subuh), dan antara maghrib dan isya'.

Bab IX. Belas kasih dan nasihat. Dalam bab ini diterangkan bahwa

orang yang berilmu hendaklah mempunyai sifat belas kasihan kalau

sedang memberi ilmu. Tidak dibolehkan mempunyai maksud jahat dan iri

Page 79: PEMIKIRAN PENDIDIKAN MENURUT SYAIKH AZ ZARNUJI (Studi ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1136/1/SKRIPSIQ BAB 1-5(fix... · ilmu pengetahuan , ... teguh pada al-Qur’an dan

66

hati, sebab sifat itu adalah sifat yang membahayakan dan tidak ada

manfaatnya. Bila kita diolok-olok janganlah dibalas dengan kekerasan.

Bab X. Mencari faedah atau ilmu tambahan. Dalam bab ini

diterangkan bahwa dalam mencari ilmu dan mendapatkan faedah adalah

agar dalam setiap waktu dan kesempatan selalu membawa alat tulis

(pulpen dan kertas) untuk mencatat segala yang didengar, yang

berhubungan dengan faedah ilmu.

Bab XI. Wira’i (berlaku hati-hati terhadap hal-hal yang makruh

dan hal-hal yang syubhat). Dalam bab ini diterangkan bahwa sebagian dari

wara’ adalah menjaga diri dari kekenyangan, terlalu banyak tidur, terlalu

banyak bicara (membicarakan sesuatu yang tidak ada manfaatnya).

Bab XII. Sesuatu yang dapat menguatkan hafalan dan yang

melemahkannya. Dalam bab ini diterangkan bahwa yang menyebabkan

mudah hafal adalah bersungguh-sungguh dalam belajar, rajin, tetap,

mengurangi makan dan mengerjakan salat malam. Adapun yang

menyebabkan mudah lupa adalah maksiat, banyak dosa, susah, prihatin

memikirkan perkara dunia, banyak pekerjaan dan ada sesuatu yang

melekat dalam hati.

Bab XIII. Sesuatu yang memudahkan datangnya rezeki dan

menyempitkan rejeki, memperpanjang dan mengurangi umur. Dalam bab

ini diterangkan bahwa sabda Rasulullah, "Tidak ada yang mampu menolak

takdir kecuali doa. Dan tidak ada yang bisa menambah umur, kecuali

berbuat kebaikan. Orang yang rejekinya sial (sempit), disebabkan dia

Page 80: PEMIKIRAN PENDIDIKAN MENURUT SYAIKH AZ ZARNUJI (Studi ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1136/1/SKRIPSIQ BAB 1-5(fix... · ilmu pengetahuan , ... teguh pada al-Qur’an dan

67

melakukan dosa". Kemudian yang menyebabkan kefakiran adalah tidur

telanjang, kencing telanjang, makan dalam keadaan junub, makan sambil

tidur miring, meremehkan sisa makanan, membakar kulit bawang merah

atau bawang putih, menyapu rumah dengan menggunakan gombal,

menyapu rumah pada waktu malam, menyapu sampahnya tidak dibuang

langsung, berjalan atau lewat didepan orang tua, memanggil ayah ibunya

dengan sebutan namanya, menusuk-nusuk gigi dengan memakai kayu asal

ketemu saja, membasuh tangan dengan tanah atau debu, duduk di atas

tangga pintu, bersandar pada tepi pintu, berwudlu di tempat istirahat,

menjahit pakaian pada waktu sedang dipakai. Kemudian sesuatu yang

dapat menambah umur adalah berbuat kebaikan, tidak menyakiti hati

orang lain, memuliakan orang tua, atau membaca do'a.

D. Pemikiran Pendidikan Syaikh Az-Zarnuji dalam Kitab Ta’limul Al-

Muta’alim

Salah satu karya monumental Syaikh az-Zarnuji yang berbicara

tentang pendidikan adalah kitab Ta’limul Muta’alim yang mengupas

masalah belajar mengajar. Kitab ini diakui sebagai karya yang

monumental dan sangat diperhitungkan keberadaannya. Kitab ini juga

banyak dijadikan bahan penelitian dan rujukan dalam penulisan karya-

karya ilmiah, terutama dalam bidang pendidikan. Kitab ini tidak hanya

digunakan oleh ilmuwan Muslim saja, tetapi juga dipakai oleh para

orientalis dan penulisa barat.

Page 81: PEMIKIRAN PENDIDIKAN MENURUT SYAIKH AZ ZARNUJI (Studi ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1136/1/SKRIPSIQ BAB 1-5(fix... · ilmu pengetahuan , ... teguh pada al-Qur’an dan

68

Keistimewaan lain dari kitab Ta’limul Muta’alim ini terletak pada

materi yang dikandungnya. Meskipun kecil dan dengan judul yang seakan-

akan hanya membahas metode belajar, sebenarnya esensi kitab ini juga

mencakup tujuan, prinsip-prinsip dan strategi yang didasarkan pada moral

religius. Kitab ini tersebar hampir keseluruh penjuru dunia. Kitab ini juga

telah dicetak dan diterjemahkan serta dikaji di berbagai dunia, baik di

Timur maupun di Barat.

Di Indonesia, kitab Ta’limul Muta’alim dikaji dan dipelajari

hampir di setiap lembaga pendidikan klasik tradisional seperti pesantren,

bahkan di pondok pesantren modern. Dari pembahasan kitab ini, dapat

diketahui tentang konsep pendidikan Islam yang dikemukakan az-Zarnuji.

Secara umum kitab ini mencakup tiga belas pasal yang singkat-singkat,

yaitu; (a). Pengertian ilmu dan keutamaannya; (b). Niat belajar; (c).

Memilih guru, ilmu, teman dan ketabahan dalam belajar; (d).

Menghormati ilmu dan ulama; (e). Ketekunan, kontinuitas dan cita-cita

yang luhur; (f). Permulaan dan insensitas belajar serta tata tertibnya; (g).

Tawakal kepada Allah; (h). Masa belajar; (i). Kasih sayang dan memberi

nasihat; (j). Mengambil pelajaran; (k). Wara’ (menjaga diri dari yang

subhat dan haram) pada masa belajar; (l). Penyebab hafal dan lupa; (m).

Masalah rezeki dan usia.

Pasal-pasal tersebut dapat disimpulkan ke dalam tiga cakupan

besar, yaitu pembagianpengetahuan, tujuan pembelajarandan metode

Page 82: PEMIKIRAN PENDIDIKAN MENURUT SYAIKH AZ ZARNUJI (Studi ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1136/1/SKRIPSIQ BAB 1-5(fix... · ilmu pengetahuan , ... teguh pada al-Qur’an dan

69

belajar (the division of knowledge, the purpose of learning dan the method

of study). Ketiga bidang pendidikan inidapat dikemukakan sebagai berikut:

1. Pembagian Ilmu

Syaikh az-Zarnuji membagi ilmu pengetahuan dalam empat

kategori. Pertama,ilmu fardhu ‘ain, yaitu ilmu yang wajib dipelajari

oleh setiap Muslim secara individual. Hal ini didasarkan pada hadits

“Menunut ilmu wajib bagi muslim laki-laki dan perempuan”.

Dalam kamus istilah fiqih, fardlu ‘ain yaitu perbuatan yang

dikerjakan oleh setiap mukallaf, seperti shalat, puasa (dalam bulan

Ramadhan), zakat, haji dan sebagainya. (Mujib, dkk. 1994: 74)

Adapun kewajiban menuntut ilmu yang pertama kali harus

dilaksanakan adalah memperlajari ilmu tauhid, yaitu ilmu yang

menerangkan keesaan Allah beserta sifat-sifat-Nya. Baru kemudian

mempelajari ilmu-ilmu lainnya, seperti fiqih, shalat, zakat, haji dan

lain sebagainya yang kesemuanya berkaitan dengan tata cara beribadah

kepada Allah.(Baharuddin dan Wahyuni, 2015: 76-77)

Kedua, ilmufardhu kifayah; Kewajiban yang bisa dilakukan

oleh hanya sebagian mukallaf. Bila hal itu telah dilakukan oleh

seorangatau beberapa orang mukallaf, maka lainnya bebas dari

kewajiban tersebut. Akan tetapi jika tidak ada seorang pun yang

melakukannya, semuanya mendapat dosa. (Mujib, dkk. 1994: 412)

Page 83: PEMIKIRAN PENDIDIKAN MENURUT SYAIKH AZ ZARNUJI (Studi ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1136/1/SKRIPSIQ BAB 1-5(fix... · ilmu pengetahuan , ... teguh pada al-Qur’an dan

70

ا حفظ ما ي قع ف ب عض اال حا بي ف فرض على سبيل الكفا ية إذا قام به وامم. الب لدة سقط عن الباقي الب عض ف

“Adapun mempelajari amalan agama yang dikerjakan pada

saat-saat tertentu seperti salat jenazah dan lain-lain, itu hukumnya

fardhu kifayah. Jika disuatu daerah sudah ada orang yang mempelajari

ilmu tersebut, maka yang lain bebas dari kewajiban”. (Syaikh az-

Zarnuji, 2009: 9)

Tetapi, bilamana seluruh penduduk kampung tersebut tidak

melaksanakannya, maka seluruh penduduk kampung itu menanggung

dosa. Dengan kata lain, ilmu fardhu kifayah adalah ilmu dimana setiap

umat Islam sebagai suatu komunitas diharuskan menguasainya, seperti

ilmu pengobatan, ilmu astronomi dan lain sebagainya.

Ketiga,ilmu haram;Sesuatu / perkara-perkara yang dilarang

oleh syara’. Berdosa jika mengerjakannya dan berpahala jika

meninggalkannya. (Mujib, dkk. 1994: 99)

فع والرب من قضاء ا للم وعلم النجوم بنزلة المرض ف ت علمه حرام النمه يضر وال ي ن ر مكن .وقدره غي

Sedangkan mempelajari ilmu nujum (ilmu perbintangan yang biasanya

digunakan untuk meramal) itu hukumnya haram, karena ia diibaratkan

penyakit yang sangat membahayakan. Dan mempelajari ilmu nujum

itu hanyalah sia-sia belaka, karena ia tidak bisa menyelamatkan

seseorang dari takdir Tuhan. (Syaikh az-Zarnuji, 2009: 9)

Tetapi dalam kitabnya Syaikh az-Zarnuji menjelaskan;

لة واوقات الصملة ف يجوز ذ . لك اللمهمم االم اذا ت علمم من النجوم قد رما ي عرف به القب Boleh mempelajari ilmu nujum (ilmu falak) untuk mengetahui kiblat

dan waktu-waktu shalat.

Keempat,ilmu jawaz, yaitu ilmu yang hukum mempelajarinya

adalah boleh karena bermanfaat bagi manusia. Misalnya, ilmu

kedokteran, yang dengan mempelajarinya akan diketahui sebab dari

Page 84: PEMIKIRAN PENDIDIKAN MENURUT SYAIKH AZ ZARNUJI (Studi ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1136/1/SKRIPSIQ BAB 1-5(fix... · ilmu pengetahuan , ... teguh pada al-Qur’an dan

71

segala sebab (sumber penyakit). Hal ini diperbolehkan karena

Rasulullah Saw.sendiri juga berobat.

Seperti dalam Kamus Istilah Islam, ilmu Jawaz yaitu boleh.

Pernyataan bebas melakukan sesuatu, tidak terikat dengan kewajiban

atau larangan. (Mujib, dkk. 1994: 139).

2. Unsur-Unsur Pendidikan Syaikh Az-Zarnuji

a. Niat dan Tujuan Belajar

Mengenai niat dan tujuan belajar, Az-Zarnuji mengatakan

bahwa niat yang benar dalam belajar adalah untuk mencari keridhaan

Allah Swt., memperoleh kebahagiaan di dunia dan di akhirat, berusaha

memerangi kebodohan pada diri sendiri dan orang lain,

mengembangkan dan melestarikan ajaran Islam dan mensyukuri

nikmat Allah.

أخب ران مالك عن يي بن سعيد عن حممد بن : حدث ناعبدهللا بن مسلمة قال االعمالبالنهيمة ولكله امرئ : عن عمرانم رسول هللا صلم قال إبراهيم عن علقمة بن وقماص

ورسوله فهجرته ال هللا ورسوله ومن كانت هجرته فمن كانت هجرته ال هللا . مان وىب ها اوامرأة ي ت زومجها فهجرته ال ماهاجراليه .لدن يا يصي

Abdullah ibn Maslamah berkata: Telah memeritahu

kami Malik dari Yahya ibn Said dari Muhammad ibn Ibrahim Alqa

mah Bin Waqas Dari Umar ra., ia berkata: bahwasanya Rasulullah saw

bersabda:”Bahwasanya semua amal itu tergantung niatnya dan

bahwasanya apa yang diperoleh oleh seseorang adalah sesuai dengan

apa yang di niatkannya. Barangsiapa yang hijrah karena Allah dan

Rasul-Nya, maka hijrahnya menuju Allah dan Rasul-Nya. Dab

barangsiapa yang hijrahnya karena mencari dunia atau karena wanita

yang akan dinikahinya maka hijrahnya itu hanya memperoleh apa yang

Page 85: PEMIKIRAN PENDIDIKAN MENURUT SYAIKH AZ ZARNUJI (Studi ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1136/1/SKRIPSIQ BAB 1-5(fix... · ilmu pengetahuan , ... teguh pada al-Qur’an dan

72

diniatkannya dalam hijranya itu”. (H.R. Bukahori ). (Bukhori. 1412

H/1992 M: 24)

Sehubungan dengan hal ini, Az-Zarnuji mengingatkan agar

setiap penuntut ilmu tidak sampai keliru menentukan niat dalam

belajar, misalnya belajar yang diniatkan untuk mencari pengaruh,

mendapatkan kenikmatan duniawi atau kehormatan dan kedudukan

tertentu. Jika masalah niat ini sudah benar, tentu ia akan merasakan

kelezatan ilmu dan amal serta berkuranglah kecintaannya pada harta

dunia, sebagaimana hadits yang artinya, “Sesungguhnya pokok dari

semua pekerjaan bergantung pada niat”. (Baharuddin dan Wahyuni,

2015: 78)

Syeikh Imam Hammad bin Ibrahim bin Ismail Assyafar Al

Anshari membacakan syairnyakepada Abi Hanifah;

معاد علم لل

ب ال

لاد # من ط

ش ضل من الر

از بف

ف

البه سران ط

يا لخ

عباد لن # ف

ضل من ال

يل ف

“Siapa yang menuntut ilmu untuk akhirat, tentu ia akan memperoleh

anugerah kebenaran. Dan kerugian bagi orang yang menunut ilmu

hanya karena mencari kedudukan di masyarakat”.(Syaikh az-Zarnuji,

2009: 15).

b. Peserta Didik (Murid)

Fokus pembahasan banyak ditujukan kepada murid. Syarat –

syarat yang harus dimiliki dan dipenuhi oleh murid, baik itu mengenai

kognitif (intelektual), afektif (sikap, nilai – nilai) dan psikomotor

(kelincahan / keterampilan) dan kehalusan bahasa sesuai dengan tujuan

proses balajar. Murid harus memilih ilmu, guru dan teman. (Az

Zarnuji,tt:13). Seorang murid harus rajin, tekun dan mempunyai cita –

Page 86: PEMIKIRAN PENDIDIKAN MENURUT SYAIKH AZ ZARNUJI (Studi ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1136/1/SKRIPSIQ BAB 1-5(fix... · ilmu pengetahuan , ... teguh pada al-Qur’an dan

73

cita, tertiban belajar, wara' dan menguraikan tentang hal – hal yang

dapat memperkuat, memperlemah hafalan. (Az Zarnuji,tt:41)

c. Pendidik (Guru)

Guru dalam belajar itu adalah seorang yang sangat

dihormati dan ilmu tidak akan bermanfaat tanpa menghormati guru.

Murid memilih guru dengan cara mencari yang alim, yang bersifat

wara’ dan yang lebih tua. (Az Zarnuji, tt: 20)

d. Alat Pendidikan

Yang dimaksud dengan alat pendidikan ialah segala sesuatu

yang dipergunakan langsung atau tidak langsung membantu

terlaksananya pendidikan. (Wasty Soemanto,tt:149). Dengan

demikian, alat – alat pendidikan yang dapat digunakan itu cukup

banyak. Misalnya, buku, alat tulis dan sebagainya. Materi pendidikan

yang tertera dalam berbagai macam bidang studi yang terwujud dalam

bentuk buku pelajaran yang merupakan bagian dari komponen alat

pendidikan amat diperhatikan oleh Az Zarnuji

e. Metode Pembelajaran

Dalam kitab Ta’limul Muta’alim Az-Zarnuji menjelaskan

bahwa metode pembelajaran meliputi dua kategori. Pertama, metode

yang bersifat etik religi. Kedua, metode yang bersifat teknik strategi.

Termasuk ke dalam kategori pertama adalah pemikirannya yang

mengharuskan para pelajar mempraktekkan beberapa jenis amalan

agama tertentu. Kategori ini dikatakan sebagai allogical, dalam arti

Page 87: PEMIKIRAN PENDIDIKAN MENURUT SYAIKH AZ ZARNUJI (Studi ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1136/1/SKRIPSIQ BAB 1-5(fix... · ilmu pengetahuan , ... teguh pada al-Qur’an dan

74

kita tidak dapat mendiskusikannya secara rasional. Sebagai contoh Az-

Zarnuji mengatakan bahwa untuk dapat diberikan rezeki, hendaknya

setiap belajar dianjurkan untuk membaca Subhanallah al-‘azim,

Subhanallah wa bihamdih sebanyak seratus kali.(Iqbal, 2015: 380)

Kedua, metode bersifat teknik strategis meliputi cara memilih

pelajaran, memilih guru, memilih teman dan langkah-langkah dalam

belajar.

1) Cara memilih pelajaran; bagi orang yang mencari ilmu sebaiknya

mendahulukan memilih/ mempelajari ilmu yang dibutuhkan dalam

urusan-urusan agamanya, seperti ilmu tauhid.

ى ب عال

ت

الل

وحيد ويعرف م التم عل د

ان ويق

د وإن ك

ل

ق

اءن ايما ن امل

ليل ف الد

ل ستد ال

رك لا

ون آثما بت

كن يك

ا ل

. صحيحا عندن

Ilmu tauhid harus didahulukan, supaya santri mengetahui sifat-sifat

Allah berdasarkan dalil yang otentik. Karena imannya orang yang

taklid tanpa mengetahui dalilnya, sekalipun sah menurut pendapat

kami, tetapi is berdosa.

2) Cara memilih guru;

سن ورع ولا

م ولا

عل

تار لا

ن يخ

بغى ا

ين

ستاذ ف

تيا ر لا

ا اخ م

... وا

Adapun cara memilih guru carilah yang alim, yang bersifat wara’

dan yang lebih tua.

3) Cara memilih teman;

ستقيم بع امل

ورع وصا حب الط

جد وال

تار ال

يخ

ن

بغي ا

ين

ريك ف

تيار الش

ا اخ م

وا

ن وامل

سال

ك

م ويفر من ال ه

تف

ا ن وامل ت

ف

فسد وال

ا ر وامل

ا

ك

ل ومل

. عط

Seorang santri harus memilih atau berteman dengan orang yang

tekun belajar, bersifat wara’ dan berwatak istiqamah.Dan orang

suka memahami ayat-ayat al-Qur’an dan hadits-hadits Nabi. Dan ia

harus menjauhi teman yang malas, banyak bicara, suka merusak

dan suka menfitnah.

Page 88: PEMIKIRAN PENDIDIKAN MENURUT SYAIKH AZ ZARNUJI (Studi ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1136/1/SKRIPSIQ BAB 1-5(fix... · ilmu pengetahuan , ... teguh pada al-Qur’an dan

75

Seorang penyair berkata:

رينه بصر ق

ل وا

سأ

ت

رء ال

ا رن يقتدى # عن امل

ق

رين بامل

ق

ان ال

ف

به سرعة جن

ر ف

اش

ان ذ

ان ك

ان # ف

ه تهتدى وان ك

ا رن

ق

ير ف

ا خ

ذ

“Jangan bertanya tentang kelakuan seseorang, tapi lihatlah siapa

temannya. Karena orang itu biasanya mengikuti temannya. Kalau

temanmu berbudi buruk, maka menjauhlah segera. Dan bila

berlaku baik maka bertemanlah dengannya, tentu kau akan

mendapat petunjuk”.

Langkah-langkah dalam belajar; mengenai hal ini, termasuk

juga tiga aspek teknik pembelajaran, menurut Grunebaum dan

Abel, terdapat enam hal yang menjadi sorotan Az-Zarnuji, yaitu

(1)Kurikulumdanmateri pelajaran (the curiculum and subject

matter), (2) Pilihanpengaturandanguru (the choice of setting and

teacher), (3) Waktuuntuk belajar (the time for study), (4) Teknik

untukbelajar dan carabelajar(techniquea for learning and manner

of study), (5) Dinamikapembelajaran(dynamics of learning), (6)

Hubungansiswa untuklain (the student’s relationship to other).Dari

informasi tersebut terlihat dengan jelas bahwa Az-Zarnuji telah

berbicara tentang aspek-aspek pendidikan yang amat penting.

Tentang kurikulum terkait dengan pemikirannya tentang

pembagian ilmu pengetahuan sebagaimana disebutkan di atas.

Sedangkan tentang situasi belajar terkait dengan bagaimana

seharusnya seorang pelajar memilih guru dan temannya yang dapat

mendorong terjadinya proses belajar-mengajar yang efektif.

Page 89: PEMIKIRAN PENDIDIKAN MENURUT SYAIKH AZ ZARNUJI (Studi ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1136/1/SKRIPSIQ BAB 1-5(fix... · ilmu pengetahuan , ... teguh pada al-Qur’an dan

76

Strategi pembelajaran dalam konsep Az-Zarnuji ada empat

metode pembelajaran yang disesuaikan dengan perkembangan

murid.

1) Metode menghafal

Guru disarankan untuk memilih pelajaran yang ringkas dan mudah

sehingga bisa dipahami dan dihafal oleh murid, murid disarankan

hendaknya menghafal diluar kepala pelajaran yang didapatkan,

walaupun demikian, cara menghafal ini harus disesuaikan dengan

karakteristik murid.

2) Metode pemahaman setelah menghafal

Murid diupayakan bisa memahami pelajaran dengan cara

mengulang-ngulang yang telah diterangkan, dalam hal ini murid

disarankan untuk memiliki cara agar bisa memahami apa yang

diterangkan oleh gurunya.

3) Metode diskusi

Murid harus sering mendiskusikan suatu masalah atau pendapat

dengan teman-temannya, karena sifatnya dialogis-dialektif,

sehingga menimbulkan suasana yang menyenangkan dengan tetib

dan tenang serta berdasarkan akal jernih untuk memperoleh

jawaban yang menjadi topik pembicaraan.

4) Metode eksplorasi

Setelah melewati tiga tahap tadi, barulah seorang murid disarankan

untuk mengamati dan menelaah tarutama pelajaran-pelajaran yang

Page 90: PEMIKIRAN PENDIDIKAN MENURUT SYAIKH AZ ZARNUJI (Studi ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1136/1/SKRIPSIQ BAB 1-5(fix... · ilmu pengetahuan , ... teguh pada al-Qur’an dan

77

sukar dipahami, seorang pelajar harus terus berfikir dan terus

menambah pengetahuannya darimanapun sumbernya. (Az-Zarnuji,

tth: 38)

f. Lingkungan

lingkungan adalah lapangan – lapangan berupa keluarga,

sekolah dan masyarakat, itu yang dimaksud dengan lingkungan

pendidikan. (Wasty Soemanto,tt:162).

Komponen lingkungan secara khusus menekankan agar anak

didik memilih teman yang rajin, tekun, wara' dan menjauhi teman

yang banyak bicara, suka berbuat keburukan dan gemar membuat

fitnah. (Az Zarnuji,tt:14).Disamping besarnya pengaruh pergaulan

teman – teman betapa kuatnya pengaruh keluarga, terutama kedua

orang tua.

E. Pemikiran Syaikh Az-Zarnuji Tentang Pola Hubungan Guru dan

Murid

Ada beberapa pemikiran Az-Zarnuji dalam kitab Ta’limul al-

Muta’alim yang memberi acuan terhadap pola hubungan guru dan murid.

1. Murid tidak akan memperoleh ilmu yang bermanfaat tanpa adanya

pengagungan dan pemuliaan terhadap ilmu dan orang yang

mengajarnya (guru), menjadi semangat dan dasar adanya

penghormatan murid terhadap guru. Posisi guru yang mengajari

ilmu walaupun hanya satu huruf—dalam konteks keagamaan

Page 91: PEMIKIRAN PENDIDIKAN MENURUT SYAIKH AZ ZARNUJI (Studi ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1136/1/SKRIPSIQ BAB 1-5(fix... · ilmu pengetahuan , ... teguh pada al-Qur’an dan

78

disebut sebagai bapak spiritual sehingga kedudukan guru sangat

terhormat dan tinggi, yang memberi konsekuensi bagi sikap dan

perilaku murid sebagai manifestasi penghormatan terhadap guru

baik dalam lingkungan formal maupun nonformal. Sementara

tingginya ilmu yang dimiliki oleh guru, menjadikan fungsi guru

seperti dokter, menunjukkan nilai kepercayaan dan pentingnya

nasihat bagi murid dalam mencapai tujuan belajar yang optimal.

2. Kontekstualisasi hubungan guru dan murid, menurut az-Zarnuji,

menunjukkan bahwa penempatan guru pada posisi terhormat

terkait oleh sosok guru yang ideal. Yaitu guru yang memenuhi

kriteria dan kualifikasi kepribadian sebagai guru yang memiliki

kecerdasan ruhaniah dan tingkat kesucian tinggi, di samping

kecerdasan intelektual. Dalam bahasa az-Zarnuji, guru ideal adalah

guru yang alim, wira’i dan mempunyai kesalehan sebagai

aktualisasi keilmuan yang dimiliki serta tanggung jawab terhadap

amanat yang diemban untuk menggapai ridha Allah Swt.

Dengan demikian, pemikiran az-Zarnuji berupaya membawa

lingkungan belajar pada tingkat ketekunan dan kewibawaan guru dan

pengajarannya. Sedangkan murid sebagai individu yang belajar,

menunjukkan keseriusan dan kesungguhan dalam belajar sebagai

manifestasi daya juang dalam pencapaian ilmu yang diajarkan oleh guru

dalam rangka mencari ridha Allah SWT. Dan untuk menuai

kemanfaatannya. Karena itu, pola hubungan guru murid yang tercipta

Page 92: PEMIKIRAN PENDIDIKAN MENURUT SYAIKH AZ ZARNUJI (Studi ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1136/1/SKRIPSIQ BAB 1-5(fix... · ilmu pengetahuan , ... teguh pada al-Qur’an dan

79

adalah pola hubungan timbal-balik yang menempatkan posisi guru murid

sesuai proporsi masing-masing menuju tercapainya tujuan pendidikan

yang optimal, yaitu terbentuknya pribadi yang berakhlakul karimah.

Kontekstualisasi terhadap hubungan guru dan murid saat sekarang

adalah pemahaman terhadap pemikiran az-Zarnuji yang signifikan yang

bernafas pada religious ethics. Dengan mengambil nilai-nilai dan pesan

yang terkandung dalam pemikiran az-Zarnuji tersebut, berarti kita telah

menggali dan menghidupkan kembali nilai-nilai etika dalam proses

pendidikan dan sekaligus menjadikannya sebagai dasar pembentukan

akhlak dan landasan dalam membina hubungan yang harmonis antara guru

dengan murid yang berorientasi pada hubungan yang etis-

humanis.(Baharuddin dan Wahyuni, 2015: 78).

F. Persyaratan Mencari Ilmu Menurut Syaikh Az-Zarnuji

Menurut az-Zarnuji, mencari ilmu bernilai ibadah dan

mengantarkan seseorang untuk kebahagiaan duniawi dan ukhrawi.

Kebahagiaan duniawi yang dimaksud adalah sejalan dengan konsep

pemikiran ahli pendidikan yakni proses belajar hendaknya mampu untuk

ilmu yang mencakup tiga ranah yakni kognitif,efektif dan psikomotorik.

Sedangkan dimensi ukhrowi adalah sebagai perwujudan rasa syukur

manusia sebagai hamba Allah yang telah mengaruniai akal.

Ada beberapa hal yang perlu digaris bawahi berkaitan dengan

atmosfir akademik dan nilai estetik relasi antara guru dan murid

Page 93: PEMIKIRAN PENDIDIKAN MENURUT SYAIKH AZ ZARNUJI (Studi ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1136/1/SKRIPSIQ BAB 1-5(fix... · ilmu pengetahuan , ... teguh pada al-Qur’an dan

80

sebagaimana dituangkan dalam Ta’lim al-Muta’alim, yakni pertama, titik

tolak pemikiran pendidikan az-Zarnuji bermula dari pembicaraan tentang

substansi dan esensi kehidupan. Dia cenderung menggunakan term-term

tasawuf dalam pemikiran pendidikannya. Oleh karena itu, az-Zarnuji

sangat menekankan pendidikan akhlak. Baginya, pendidikan yang utama

adalah berangkat dari hal-hal yang substansi, yakni masalah akhlak.

Dengan kata lain dari masalah yang substansi dan esensi ini akan

melahirkan perform yang sejati.

Persyaratan dalam mencari ilmu demi mendapat kesuksesan juga

ditulis az-Zarnuji dalam bentuk syair. Syair tersebut berbunyi’

Tidak akan berhasil seseorang dalam mencari ilmu kecuali denganenam

syarat,

Maka akan aku sampaikan kepadamu keseluruhan syarat-syarat tersebut,

dengan jelas, cerdas, rasa ingin tahu yang tinggi, sabar, mempunyai biaya,

adanya petunjuk dari seseorang guru dan dalam waktu yang lama.

Keenam syarat sukses yang ditulis Syaikh Az-Zarnuji antara lain:

1. Cerdas

Cerdas dalam kitab Ta’limul Muta’alimThariqat al-Ta’alum

berarti سر عة الفطنةyang berarti kecepatan dalam berfikir. Hal ini adalah

kecerdasan akal (intelligence). Cerdas bisa diartikan sebagai sempurna

dalam perkembangan akal dan budi (untuk berfikir, mengerti). Jadi

cerdas bukan hanya menguasai banyak informasi tetapi juga mampu

mengolah informasi menjadi sesuatu hal yang baru atau teori baru.

Page 94: PEMIKIRAN PENDIDIKAN MENURUT SYAIKH AZ ZARNUJI (Studi ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1136/1/SKRIPSIQ BAB 1-5(fix... · ilmu pengetahuan , ... teguh pada al-Qur’an dan

81

2. Rasa Ingin Tahu yang Tinggi

Rasa ingin tahu yang tinggi dalam kitab Ta’limul al-Muta’alim

Thariqat al-Ta’alum حرص اي علي تحصيله berarti yang dihasilkan dari

kecerdasan. Hal ini diartikan sebagai kemauan keras untuk bisa

mengetahui suatu ilmu pengetahuan yang belum diketahui (dikuasai),

sehingga dengan kemauan tersebut akan membuat seseorang menjadi

termotivasi untuk bisa menguasai ilmu pengetahuan tersebut dan

nantinya akan menjadikan dirimu menjadi giat dan gigih serta ulet

dalam menghadapi problem-problem yang ada selama proses belajar.

Rasa ingin tahu yang tinggi akan menimbulkan suatu unsur dalam diri

yang disebut kemauan. Kemauan disebut juga sebagai kekuatan,

kehendak, dapat diartikan sebagai kekuatan untuk memilih dan

merealisasi tujuan dan untuk merealisasi suatu tujuan memerlukan

suatu kekuatan yang disebut kemauan. Seseorang yang

menginginkankesuksesan dalam mencari ilmu haruslah memenuhi

syarat حرص (rasa ingin tahu yang tinggi). Pada dasarnya rasa ingin

tahu yang tinggi mempunyai dua elemen, yaitu elemen dalam (inner

component) dan elemen luar ( outer component).

a. Element dalam (inner component), element ini berupa perubahan

yang terjadi didalam diri seseorang, berupa keadaan tidak puas atau

ketegangan psikologis. Rasa tidak puas ini bisa timbul karena

keinginan-keinginan untuk memperoleh penghargaan, pengakuan

serta berbagai macam kebutuhan lainnya.

Page 95: PEMIKIRAN PENDIDIKAN MENURUT SYAIKH AZ ZARNUJI (Studi ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1136/1/SKRIPSIQ BAB 1-5(fix... · ilmu pengetahuan , ... teguh pada al-Qur’an dan

82

b. Element luar (outer component), element luar dari motivasi adalah

tujuan yang ingin dicapai oleh seseorang. Tujuan orang itu untuk

mencapainya . Seseorang yang diasumsikan mempunyai kebutuhan

akan penghargaan dan pengakuan, maka timbullah tujuan untuk

memenuhi kebutuhan tersebut.

3. Sabar

Kata shabr maknanya habs, yakni menahan. Maka kata sabar

dimaknai “usaha menahan diri dari hal-hal yang tidak disukai dengan

sepenuh kerelaan dan kepasrahan”. (Ahmad, 2004: 85)

Sabar juga yang mempunyai arti واصطبا رعلى محنه وبليا تهberarti

atas rintangannya dan cobaannya. Tahan dalam menghadapi cobaan

(tidak cepat marah, tidak cepat putus asa dan tidak patah hati).

Antara sabar dan syukur ada kriteria seperti keterkaitan antara

nikmat dan cobaan. Setiap orang tidak dapat terlepas dari nikmat dan

cobaan itu dalam menjalankan kehidupan di dunia. Kesabaran itu

dibagi menjadi tiga macam: (a). Sabar dalam ketaatan kepada Allah;

(b). Sabar dari kemaksiatan; (c). Sabar ketika mendapat cobaan.

Sementara itu (ketaatan, kemaksiatan dan cobaan) merupakan

gambaran sebuah kehidupan. Oleh karenanya sabar adalah separuh

keimanan karena setiap cabang-cabang iman memerlukan sifat sabar.

Page 96: PEMIKIRAN PENDIDIKAN MENURUT SYAIKH AZ ZARNUJI (Studi ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1136/1/SKRIPSIQ BAB 1-5(fix... · ilmu pengetahuan , ... teguh pada al-Qur’an dan

83

4. Biaya

Biaya dalam pendidikan merupakan salah satu komponen yang

sangat penting dalam menyelenggarakan pendidikan. Hampir tidakada

pendidikan yang dapat mengabaikan peranan biaya, sehingga dapat

dikatakan bahwa tanpa biaya proses pendidikan tidak akan berjalan.

Biaya dalam pendidikan memiliki arti jenis pengeluaran yang

berkenan dengan penyelenggaraan pendidikan, baik dalam bentuk

uang maupun barang dan tenaga. Dalam pengertian ini, misalnya,

urusan siswa adalah jelas merupakan biaya, tetapi sarana fisik, buku

sekolah dan guru juga adalah biaya. Bagaimana biaya-biaya itu

direncanankan, diperoleh, dialokasikan dan dikelola merupakan

persoalan pembiayaan atau pendanaan pendidikan.

5. Petunjuk Dari Guru

Yang berarti arahan guru atas sisi yang benar. Arahan guru

disini adalah orang yang bertanggung jawab terhadap upaya

perkembangan jasmani dan rohani peserta didik agar mencapai tingkat

kedewasaan, sehingga ia mampu menunaikan tugas-tugas

kemanusiaannya.

Seorang guru yang ideal seharusnya juga mempunyai sifat dan

sikap seperti halnya berikut, antara lain: Adil, percaya dan suka kepada

murid-muridnya, sabar dan rela berkorban, memiliki wibawa terhadap

anak didiknya dan benar-benar menguasai pelajarannya.

Page 97: PEMIKIRAN PENDIDIKAN MENURUT SYAIKH AZ ZARNUJI (Studi ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1136/1/SKRIPSIQ BAB 1-5(fix... · ilmu pengetahuan , ... teguh pada al-Qur’an dan

84

6. Waktu yang Lama

Yang dimaksud dengan waktu yang lama adalah perlu

membutuhkan waktu yang lama sehingga menghasilkan atau

mendapatkan ilmu karena sesungguhnya dasar-dasarnya ilmu sangat

banyak sehingga ilmu tidak bisa didapatkan dalam waktu yang cepat.

Waktu yang lama suatu proses agar benar-benar menguasai suatu ilmu

maka haruslah mempelajari ilmu tersebut, sebab hal-hal yang

berhubungan dengan ilmu tersebut sangat banyak sehingga tidak bisa

ditempuh dalam waktu yang sangat singkat..(Iqbal, 2015: 383-385)

Hal ini dikarenakan suatu ilmu mempunyai suatu rangkaian

yang sangat erat dengan ilmu yang lain. Dan ilmu itu tidak akan

pernah habis apabila dipelajari terus-menerus. Belajar adalah proses

mencari tahu terhadap sesuatu yang ditangkap oleh indera dan mampu

melakukan apa yang diketahuinya. Belajar tidak akan pernah berhenti,

karena itu dimaknai dengan waktu yang lama dan tidak akan pernah

selesai bagi orang yang ingin ditinggikan derajatnya Oleh Allah.

Manusia yang semakin tahu terhadap sesuatu maka semakin kecil

pengetahuan yang mereka punya.

Page 98: PEMIKIRAN PENDIDIKAN MENURUT SYAIKH AZ ZARNUJI (Studi ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1136/1/SKRIPSIQ BAB 1-5(fix... · ilmu pengetahuan , ... teguh pada al-Qur’an dan

85

BAB IV

ANALISIS PEMIKIRAN SYAIKH AZ-ZARNUJI TENTANG

PENDIDIKAN DALAM KITAB TA’LIMUL MUTA’ALIM

A. Aplikasi Pemikiran Syaikh Az-Zarnuji Dalam Pendidikan

Pemikiran Syaikh az-Zarnuji tentang tujuan pendidikan tampaknya

tidak lepas dari tujuan ideal dan tujuan operasional. Tujuan ideal biasanya

disesuaikan dengan tujuan hidup manusia. Pendapat ini dilandaskan pada

asumsi bahwa pendidikan merupakan bagian dan sarana untuk mencapai

tujuan hidup. Oleh karena itu, tujuan pendidikan sama dengan tujuan

hidup. Sedangkan tujuan operasional adalah suatu kondisi yang ingin

dicapai pada setiap tahap dalam proses pendidikan yang sedang

dilangsungkan.

Tujuan pendidikan menurut Syaikh az-Zarnuji memberikan

tekanan yang kuat terhadap akhlak dibanding intelektualitas . Tujuan

pendidikan menurut Syaikh az-Zarnuji ditujukan untuk mencari ridha

Allah, memperoleh kebahagiaan di akhirat, memerangi kebodohan pada

diri sendiri dan orang lain, mengembangkan dan melestarikan ajaran

Islam, serta mensyukuri nikmat Allah. Titik tekannya pada Akhlak dan

aspek-aspek pendidikan itu amat penting dan tampak dalam karyanya

Ta’limul Muta’alim, seperti yang ada pada pasal Niat dan Tujuan

Pembelajaran, Pola Hubungan Guru dan Murid, Metode Pembelajaran dan

persyaratan mencari ilmu.

Syaikh az-Zarnuji berkata, “Tidak ada kedudukan yang lebih tinggi

yang melebihi ilmu, golongan manusia yang paling tinggi derajatnya

Page 99: PEMIKIRAN PENDIDIKAN MENURUT SYAIKH AZ ZARNUJI (Studi ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1136/1/SKRIPSIQ BAB 1-5(fix... · ilmu pengetahuan , ... teguh pada al-Qur’an dan

86

adalah golongan manusia yang paling berilmu. Orang yang berilmu itu

abadi karena dikenang orang, sedangkan orang yang bodoh, bila mati,

tidak ada yang mengenang.”(Syaikh Az-Zarnuji, 2009: 51)

Untuk memperjelas, beliau juga berpendapat bahwa kurangnya

akhlak hanya dapat dihilangkan dengan ilmu. Karena akhlak itu sejajar

dengan iman, tauhid dan syari’at. Tauhid itu menyebabkan iman, barang

siapa tidak mempunyai iman, berarti tidak bertauhid; iman menyebabkan

syari’at, maka barang siapa tidak melaksanakan syari’at, berarti tidak

beriman dan tidak bertauhid; syariat menyebabkan akhlak, maka barang

siapa yang tidak mempunyai akhlak, berarti tidak bersyari’at, tidak

beriman dan tidak bertauhid.

Pendidikan akhlak yang ditekankan beliau dalam kitab tersebut

dapat diklasifikasikan menjadi tiga kategori, yakni akhlak kepada Allah,

akhlak kepada sesama manusia dan akhlak kepada ilmu.

Pertama, akhlak kepada Allah, bahwa hendaknya; a) aktifitas

seorang guru dan murid dalam belajar-mengajar diniatkan kepada Allah

semata, bukan karena tujuan duniawi saja. b) menyerahkan semua urusan

kepada Allah serta memohon pentunjuk-Nya. c) menerima apa adanya

pemberian Allah dan sabar dengan segala kondisi dirinya.

Kedua, akhlak kepada sesama manusia, khusunya akhlak murid

terhadap guru. Dimana guru dipandang sebagai pribadi yang sangat

dihormati, baik dikala beliau masih hidup maupun beliau sudah

meninggal. Selain itu akhlak murid terhadap teman senasib seperjuangan

juga perlu mendapat perhatian. Karena dari sini akan tercipta sebuah

Page 100: PEMIKIRAN PENDIDIKAN MENURUT SYAIKH AZ ZARNUJI (Studi ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1136/1/SKRIPSIQ BAB 1-5(fix... · ilmu pengetahuan , ... teguh pada al-Qur’an dan

87

pemahaman bahwa murid mempunyai akhlak yang baik kepada teman

sesamanya, sikap saling menghormati dan menghargai satu sama lain.

Ketiga,akhlak kepada ilmu, menghormati ilmu salah satunya yaitu

dengan menghormati kitab. Seorang santri dilarang memegang kitab

kecuali dengan keadaan suci. Imam Syamsul A’immah Al Halwani

berkata, “Aku memperoleh ilmu ini karena aku menghormatinya. Aku tidak

pernah mengambil kitab kecuali dalam keadaan suci. Ilmu itu adalah

cahaya, dan wudlu itu juga cahaya. Sedangkan cahaya ilmu tidak akan

bertambah kecuali dengan berwudlu. Para santri juga dilarang meletakkan

kitab di dekat kakinya ketika duduk bersila, dalam menulis kitabnya

tulisannya harus jelas dan memakai tinta merah dalam menulis kitab.

(Syeikh Az-Zarnuji, 2009: 33)

Sampai disini jelas, bahwa tujuan pendidikan menurut Syaikh az-

Zarnuji mengandung 3 makna sekaligus, yaitu membentuk manusia yang

mempunyai akhlak mulia kepada Tuhannya, membentuk manusia yang

berakhlak mulia terhadap sesamanya dan membentuk manusia yang

berilmu yang hanya bertujuan untuk mencari ridha Allah. Dengan kata

lain, tujuan pendidikan menurut Syaikh az-Zarnuji adalah untuk

membentuk manusia yang berakhlak.

Telah dikemukakan di atas bahwa tujuan pendidikan Syaik az-

Zarnuji adalah membentuk manusia yang berakhlak mulia yang

bermanfaat bagi diri sendiri, agama dan lingkungannya. Tamziz membagi

Page 101: PEMIKIRAN PENDIDIKAN MENURUT SYAIKH AZ ZARNUJI (Studi ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1136/1/SKRIPSIQ BAB 1-5(fix... · ilmu pengetahuan , ... teguh pada al-Qur’an dan

88

menjadi tiga dimensi yang hendak dicapai dalam konsep Syaikh az-

Zarnuji. Yakni, dimensi religius, pengalaman dan keilmuan.

Pertama, dimensi religius berarti agama sebagai bagian tak terpisah

dari kehidupan manusia. Ia bukan hanya sebagai pelengkap tetapi lebih

sebagai kebutuhan yang harus dipenuhi. Manusia tidak hanya sebagai

makhluk sosial yang memikirkan hubungan manusia dengan manusia,

melainkan juga dengan Allah sebagai pencipta alam semesta.

Kedua, dimensi pengalaman berarti santri sebagai manusia yang

berilmu harus mengaktualkan ilmunya untuk kebaikan umat. Hal ini

dilakukan sebagai kebaktian dan tugas sebagai seorang yang dianugerahi

ilmu oleh Allah, disamping juga sebagai pengalaman untuk santri itu

sendiri.

Ketiga, dimensi keilmuan berarti santri dianjurkan untuk selalu

mengembangkan ilmunya, tidak hanya ilmu agama saja, melainkan juga

ilmu pengetahuan yang lain, yakni ilmu pengetauan umum. Dengan begitu

santri dapat mengetauhi perubahan yang terjadi di sekelilingnya. (Iqbal,

2015: 379)

Dari uraian Syaikh az-Zarnuji telah memberikan pemikiran yang

baik. Ada tiga pandangan hidup yang bisa ditangkap dari uraian kitab

Ta’limul Muta’alim:

a. Manusia adalah makhluk yang punya potensi keilmuan yang sempurna

dengan akal dan hati, yang sekaligus menempatkan manusia sebagai

Page 102: PEMIKIRAN PENDIDIKAN MENURUT SYAIKH AZ ZARNUJI (Studi ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1136/1/SKRIPSIQ BAB 1-5(fix... · ilmu pengetahuan , ... teguh pada al-Qur’an dan

89

makhluk yang dapat berkembang menuju kehidupan yang lebih baik,

memahami dirinya dan yang lainnya.

b. Manusia adalah makhluk yang berinteraksi dengan yang lain dengan

aktualisasi keilmuan yang dapat dinikmati orang banyak. Manusia

tidak hanya sebagai sosok individu melainkan juga makhluk sosial

yang harus berhubungan dengan orang lain.

c. Manusia adalah makhluk yang harus berbakti kepada Tuhannya. Tidak

sekedar berbentuk ritual keagamaan. Melainkan harus benar-benar

menyadarkan segalanya untuk mencari ridla dan kebaikan di sisi-Nya.

Konsep pandangan hidup yang diberikan Syaikh az-Zarnuji ini

senada dengan persyaratan pandangan hidup yang dikemukakan

Langeveld, tetapi dengan beberapa kelebihan:

a. Pengakuan terhadap manusia sebagai makhluk yang punya

potensi keilmuan dan dapat dikembangkan manuju kehidupan

yang lebih baik.

b. Pengakuan manusia sebagai makhluk yang harus berbakti

kepada Tuhannya.

Dengan dua kelebihan itu, berarti konsep pendidikan yang

dipaparkan kitab Ta’limul Muta’alim mempunyai pandangan yang lebih

luas. Yakni mengandalkan kebaikan duniawi sekaligus memperhitungkan

kebaikan di akhirat kelak. Dengan demikian, konsep pendidikan pesantren

menjadi sangat religius dan khas.

Page 103: PEMIKIRAN PENDIDIKAN MENURUT SYAIKH AZ ZARNUJI (Studi ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1136/1/SKRIPSIQ BAB 1-5(fix... · ilmu pengetahuan , ... teguh pada al-Qur’an dan

90

B. Kelebihan dan Kelemahan Syaikh Az-Zarnuji Tentang Pendidikan

1. Kelebihan Syaikh Az-Zarnuji Tentang Pendidikan

Kitab Ta’limul Muta’alim diakui sebagai karya yang

monumental dan sangat diperhitungkan keberadaannya. Kitab ini juga

banyak dijadikan bahan penelitian dan rujukan dalam penulisan karya-

karya ilmiah, terutama dalam bidang pendidikan. Bukan hanya

digunakan oleh ilmuwan Muslim saja, tetapi juga dipakai oleh para

orientalis dan penulisa barat.

Keistimewaan lain dari kitab Ta’limul Muta’alim ini terletak

pada materi yang dikandungnya. Meskipun kecil dan dengan judul

yang seakan-akan hanya membahas metode belajar, sebenarnya esensi

kitab ini juga mencakup tujuan, prinsip-prinsip dan strategi yang

didasarkan pada moral religius. Kitab ini tersebar hampir keseluruh

penjuru dunia. Kitab ini juga telah dicetak dan diterjemahkan serta

dikaji di berbagai dunia, baik di Timur maupun di Barat. Di Indonesia,

kitab Ta’limul Muta’alim dikaji dan dipelajari hampir di setiap

lembaga pendidikan klasik tradisional seperti pesantren, bahkan di

pondok pesantren modern.

Pendidikan menurut Syaikh az-Zarnuji dalam kitab Ta’limul

Muta’alim ini mengutamakan akhlak seseorang terutama murid kepada

guru, akhlak terhadap sesama dan akhlak kepada ilmu. Dengan materi

yang simple tetapi mudah difahami bagi para pelajar. Sehingga, hampir

semua pesantren menggunakan materi pendidikan akhlak dengan kitab

Page 104: PEMIKIRAN PENDIDIKAN MENURUT SYAIKH AZ ZARNUJI (Studi ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1136/1/SKRIPSIQ BAB 1-5(fix... · ilmu pengetahuan , ... teguh pada al-Qur’an dan

91

Ta’limul Muta’alim. Materi ini telah menggali dan menghidupkan

kembali nilai-nilai etika dalam proses pendidikan dan sekaligus

menjadikannya sebagai dasar pembentukan akhlak dan landasan dalam

membina hubungan yang harmonis antara guru dengan murid yang

berorientasi pada hubungan yang etis-humanis. Karena, orientasi

pendidikannya bertujuan bahagia dunia dan akhirat.

2. Kelemahan Syaikh Az-Zarnuji Tentang Pendidikan

Jika dilihat dari wilayah seting waktu dan tempat dimana

Syaikh az-Zarnuji hidup, maka akan terlihat bahwa ada jarak dan

waktu yang merentangkan antara masa lalu dan masa kini. Yang

menjadi persoalan dan barangkali kalaulah itu boleh disebut sebagai

kelemahan adalah instrumen dan alat yang digunakan untuk

mengembangkan pendidikan tentu tidak bisa diterapkan begitu saja

pada masa kini.

Salah satu contohnya adalah peran dan perilaku dalam

menghormati guru. Jika yang dikemukakan oleh Syaikh az-Zarnuji

dipaparkan secara eksklusif maka yang pada akhirnya terjadi adalah

kepatuhan tanpa syarat. Disinilah pada nantinya pendidikan akan

kehilangan signifikasinya. Jadi kelemahan yang dimungkinkan muncul

dari pemikiran Syaik az-Zarnuji adalah pemahaman yang tekstual

terkait dengan karyanya, akan membuka peluang munculnya sikap

ketergantungan.

Page 105: PEMIKIRAN PENDIDIKAN MENURUT SYAIKH AZ ZARNUJI (Studi ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1136/1/SKRIPSIQ BAB 1-5(fix... · ilmu pengetahuan , ... teguh pada al-Qur’an dan

92

C. Inti Pemikiran Syaikh Az-Zarnuji Tentang Pendidikan Dalam Kitab

Ta’limul Muta’alim

Setelah melihat kondisi umum pendidikan sebagaimana diuraikan

diatas dan memahami konsep Ta’limul Muta’alim, ada beberapa inti

pemikiran yang bisa diambil dari kitab tersebut, antara lain:

1) Orientasi tujuan pendidikan yang jelas ada dua arah, yaitu dunia dan

akhirat

2) Dalam setiap proses belajar mengajar selalu disertai dengan

religiusitas.

3) Optimalisasi religius terhadap ustadz, santri, ilmunya.

Orientasi tujuan pendidikan ke dua arah yang jelas akan membawa

dampak positif bagi keseimbangan kebutuhan jasmani dan rohani yang

akhirnya akan menjadi dasar untuk mencapai kebahagiaan dunia-akhirat.

Dengan begitu, perkembangan pendidikan bukan hanya berorientasi pada

transfer of knowledge semata, melainkan diharapkan lebih dari

pembentukan kepribadian yang mantab dan agamis pada jiwa anak didik.

Sedangkan tentang kegiatan yang selalu disertai kegiatan-kegiatan

religius berarti membuat suasana belajar-mengajar bukan sekedar

penyampaian ilmu pengetahuan saja, tetapi disertai dengan ajaran-ajaran

agama. Kontribusi ini mempunyai peran yang cukup besar untuk

menumbuhkan moral dan spiritual santri.

Berdasarkan keadaan di atas, maka membuat suasana religius dan

membiasakan akhlak yang baik dalam setiap kegiatan belajar mengajar

Page 106: PEMIKIRAN PENDIDIKAN MENURUT SYAIKH AZ ZARNUJI (Studi ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1136/1/SKRIPSIQ BAB 1-5(fix... · ilmu pengetahuan , ... teguh pada al-Qur’an dan

93

merupakan langkah maju menuju cita-cita keseimbangan dunia dan

akhirat.

Tentang optimalisasi ustadz dan santri sebagai kontribusi kitab

Ta’limul Muta’alimmerupakan konsep untuk pengalaman secara maksimal

terhadap ajaran-ajaran Islam. Karena ajaran agama tidak boleh dikuasai

sebagai pengetahuan belaka, akan tetapi merupakan pengalaman yang

mengakar dalam diri dan menjadi kebutuhan jiwa bagi manusia.

Dengan optimalisasi religius pada ustadz dan santri tersebut,

konsep ini berusaha membuat dasar pembangunan masyarakat moral

religius melalui pembinaan individual. Dari sini diharapkan akan

terwujudnya sebuah tatanan masyarakat yang bermoralitas tinggi dan

berbudi pekerti luhur.

D. Relevansi Pemikiran Syaikh Az-Zarnuji Terhadap Pendidikan

Modern

Dunia pendidikan Indonesia saat ini bisa digambarkan dengan pola

hidup masyarakat Indonesia yang sudah memprihatinkan. Dalam hal ini

terdapat dua kelompok. Satu kelompok melihat nilai-nilai lama mulai

runtuh sedang nilai-nilai baru belum muncul untuk menggantikan nilai-

nilai lama. Sedangkan kelompok kedua melihat nilai-nilai lama itu masuk

ke dalam nilai-nilai baru dan membantu menegakkannya. Samsul Nizar

mengungkapkan bahwa keprihatinan bangsa yang tengah dilanda krisis

dalam berbagai aspek kehidupan membuat peran pendidikan khususnya

Page 107: PEMIKIRAN PENDIDIKAN MENURUT SYAIKH AZ ZARNUJI (Studi ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1136/1/SKRIPSIQ BAB 1-5(fix... · ilmu pengetahuan , ... teguh pada al-Qur’an dan

94

sekolah dipertanyakan. (Nizar, 2002: 175) Ini berarti pendidikan belum

mampu membentuk manusia ideal yang dapat diandalkan dalam

masyarakat. Melihat kondisi real yang ada sekarang ini, seperti maraknya

tawuran, konsumsi dan pengedar narkoba yang merajalela dan pergaulan

bebas, membuat peran pendidikan semakin tersudut. Seakan-akan

pendidikan sekolahlah yang bertanggung jawab penuh terhadap berbagai

permasalahan yang menyelimuti generasi bangsa dan masyarakat.

Fenomena seperti ini digambarkan diatas menunjukkan adanya

something wrong dalam praktek pendidikan kita, yaitu kurangnya

perhatian pada aspek moral, yang perlu dicarikan pemecahannya.

Pesantren sebagai model pendidikan yang selama ini kurang mendapatkan

perhatian dari pemerintah dalam mengambil kebijakan bidang pendidikan,

justru sudah membuktikan keberhasilannya dalam mencetak santri yang

saleh dan berakhlak mulia.

Berbicara tentang pendidikan moral, keberhasilan pesantren

merupakan suatu hal yang patut diteladani. Dalam kehidupan sehari-hari

dapat diamati bahwa pesantren telah berhasil mendidik santrinya menjadi

orang yang taat beragama dan berakhlak mulia. Pesantren yang

menggunakan holistik dalam pendidikannya menjadikan semua aktivitas

yang dilaksanakan di dalamnya sebagai suatu kesatuan untuk

mengantarkan santri mencapai tujuan yang dicita-citakan. Ditambah lagi,

waktu pendidikannya yang 24 jam setiap hari membuat pesantren

mempunyai kesempatan untuk membekali lebih banyak kepada santri dari

pada sistem konvensional yang rata-rata hanya menggunakan waktu 6-7

Page 108: PEMIKIRAN PENDIDIKAN MENURUT SYAIKH AZ ZARNUJI (Studi ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1136/1/SKRIPSIQ BAB 1-5(fix... · ilmu pengetahuan , ... teguh pada al-Qur’an dan

95

jam setiap harinya, disamping kiai dan para ustadzahnya dapat mengontrol

kegiatan para santri sepanjang hari.

Menyikapi permasalahan di atas, konsep pendidikan yang tertuang

dalam kitab Ta’lim al-Muta’allim karya Syaikh Az-Zarnuji, relatif bagus

dalam persoalan bimbingan belajar. Hanya saja ketika mempelajari konsep

pendidikan Az Zarnuji dalam kitab Ta’lim Muta’allim harus disertai

dengan pemahaman yang dalam, karena belum tentu apa yang

dikonsepsikan oleh Az Zarnuji dapat pula diterapkan pada saat ini. Seperti

membaca tulisan pada nisan dapat menyebabkan lupa, menyapu di malam

hari dapat menghambat rizki. Hal-hal tersebut sudah tidak bisa lagi

diterapkan karena sudah dipandang tidak logis. Kitab Ta'lim al Muta'allim,

karya Az Zarnuji, apabila dilihat dari isi dan materi yang dibahas

didalamnya, pada hakekatnya masih relevan dengan dunia pendidikan

sekarang ini. Hal ini dapat dilihat bahwa komponen – komponen

pendidikan dan pengajaran yang banyak dikemukakan oleh para pakar

pendidikan pada abad ini sebenarnya sudah tercakup dalam kitab tersebut,

meskipun harus diakui bahwa dari pola urutan pembahasannya masih

kurang sistematis.

Dalam unsur-unsur pendidikan dalam kitab Ta’limul Muta’alim

evaluasi belum dijelaskan secara eksplisit dan implisit, dalam

pengembangan kitab tersebut di pesantren, menurut penulis hanya dengan

metode setoran hafalan kepada kyai, ustadz / ustadzah dan juga

pengembangan materi

yang dipelajari sehari-hari hanya melalui diperhatikan oleh Kyai,

ini dibuktikan pada bab III pada unsur-unsur pendidikan hanya ditemukan

sumber yang membahas lima unsur saja. Tetapi di zaman modern ini

Page 109: PEMIKIRAN PENDIDIKAN MENURUT SYAIKH AZ ZARNUJI (Studi ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1136/1/SKRIPSIQ BAB 1-5(fix... · ilmu pengetahuan , ... teguh pada al-Qur’an dan

96

evaluasi harus ada dan dilaksanakan, karena pendidikan tidak sempurna

tanpa adanya evaluasi, dalam unsur-unsur pendidikan satu dengan lainnya

mempunyai hubungan timbal balik dan tidak boleh dipisah – pisah. Unsur-

unsur pendidikannya yaitu:

1.Tujuan pendidikan ;

2.Anak didik ;

3. Pendidik ;

4. Interaksi Edukatif

5. Materi pendidikan

6.Metode

7.Alat – alat ;

8.Lingkungan.

9.Evaluasi

Sebenarnya bila dikaji lebih lanjut, ada banyak hal-hal yang masih

relevan untuk diterapkan meskipun juga ada beberapa pendapat beliau

yang sudah tidak relevan lagi. Maka, jika kitab ini dikaji di pesantren,

supayatidakmenimbulkan akses yang tidak diinginkan, sebaiknya

Diajarkan oleh seorang guru yang mempunyai pemahaman

mendalam mengenai bimbingan belajar, sehingga ketika mempunyai

gagasan yang dianggap kurang relevan dengan zaman sekarang, bisa

mengadakan reinterpretasi atau merefleksikan dengan masa Syaikh Az-

Zarnuji hidup.

Karya besar ini sebenarnya sangat bisa diterapkan ke arah luar

pesantren baik itu madrasah atau sekolah-sekolah umum. Karena bisa

Page 110: PEMIKIRAN PENDIDIKAN MENURUT SYAIKH AZ ZARNUJI (Studi ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1136/1/SKRIPSIQ BAB 1-5(fix... · ilmu pengetahuan , ... teguh pada al-Qur’an dan

97

diketahui dari analisis konsep pendidikan Az Zarnuji cukup banyak yang

masih relevan dan baik untuk diajarkan dan ditanamkan sejak dini. Seperti,

menghormati guru; anak didik ditanamkan sejak dini untuk bisa berakhlak

baik kepada guru, disiplin dalam belajar, memuliakan ilmu; anak didik

bisa diajarkan sejak dini tidak mengotori kitab, meletakkan kitab atau

buku ditempat yang tepat, juga kesungguhan dalam mencari ilmu,

beristiqamah dan cita-cita yang luhur. Karena, Mencari ilmu itu harus

bersungguh-sungguh dan kontinyu.

Karena itu, pendidikan menurut Syaikh az-Zarnuji dalam kitab

Ta’limul Muta’alim ini telah menggali dan menghidupkan kembali nilai-

nilai etika dalam proses pendidikan dan sekaligus menjadikannya sebagai

dasar pembentukan akhlak dan landasan dalam membina hubungan yang

harmonis antara guru dengan murid yang berorientasi pada hubungan yang

etis-humanis. Membuat suasana religius dan membiasakan akhlak yang

baik dalam setiap kegiatan belajar mengajar untuk melangkah maju

menuju cita-cita keseimbangan dunia dan akhirat.

Page 111: PEMIKIRAN PENDIDIKAN MENURUT SYAIKH AZ ZARNUJI (Studi ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1136/1/SKRIPSIQ BAB 1-5(fix... · ilmu pengetahuan , ... teguh pada al-Qur’an dan

98

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan penelitian, maka dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut:

1. Konsep dasar pendidikan Islam.

Pendidikan Islam itu adalah menghilangkan akhlak yang buruk

dan menanamkan akhlak yang baik untuk membentuk kepribadian

Muslim, membentuk sikap dan perilaku sesuai dengan petunjuk ajaran

Islam. Dengan demikian pendidikan merupakan suatu proses kegiatan

yang dilakukan secara sistematis untuk melahirkan perubahan-

perubahan yang prograssive pada tingkah laku manusia. Sumber-

sumber pendidikan Islam yang terpenting adalah Al-Qur’an dan

Hadits. Dalam pendidikan prinsip-prinsip kurikulum pembelajarannya

agar efektif dan efisien menggunakan berbagai metode. Dengan

demikian bahwasanya pendidikan mempunyai tanggung jawab untuk

membentuk, mengembangkan karakter dan jiwa-jiwa muslim, sesuai

dengan ajaran Islam. Bahwa setiap warisan budaya Islam tidak hanya

berupa seperangkat aturan dan tata tehnis, akan tetapi juga berupa

nilai-nilai ajaran Islam.

Sesungguhnya nilai hidup seseorang sangat tergantung pada

keberhasilan atau kegagalan sistem pendidikan yang mengarahkannya.

Dengan memahami bahwa setiap orang adalah bagian masyarakat yang

Page 112: PEMIKIRAN PENDIDIKAN MENURUT SYAIKH AZ ZARNUJI (Studi ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1136/1/SKRIPSIQ BAB 1-5(fix... · ilmu pengetahuan , ... teguh pada al-Qur’an dan

99

sedikit banyak akan memberikan sumbangsih (negatif maupun positif)

bagi kehidupan bersama, sehingga dapat disimpulkan bahwa

pendidikan satu-satunya sarana terpenting dalam membentuik

masyarakat ideal.

2. Pemikiran Syaikh Az-Zarnuji tentang pendidikan dalam kitab Ta’lim

Muta’allim.

Dalam pembelajaran hendaknya berniat dan mempunyai tujuan

yang jelas, bahwa niat yang benar dalam belajar adalah untuk mencari

keridhaan Allah Swt., memperoleh kebahagiaan di dunia dan di

akhirat, berusaha memerangi kebodohan pada diri sendiri dan orang

lain, mengembangkan dan melestarikan ajaran Islam dan mensyukuri

nikmat Allah.

Adapun kewajiban menuntut ilmu yang pertama kali harus

dilaksanakan adalah memperlajari ilmu tauhid baru kemudian

mempelajari ilmu-ilmu lainnya, seperti fiqih, shalat, zakat, haji dan

lain sebagainya yang kesemuanya berkaitan dengan tata cara beribadah

kepada Allah. Sedangkan pembelajaran mempunyai dua metode;

metode yang bersifat etik religi dan metode yang bersifat teknik

strategi. Metode bersifat teknik strategis meliputi cara memilih

pelajaran, memilih guru, memilih teman dan langkah-langkah dalam

belajar.Keberhasilan belajar seseorang dalam mencari ilmu kecuali

denganenam syarat, keseluruhan syarat-syarat tersebut yaitu; cerdas,

Page 113: PEMIKIRAN PENDIDIKAN MENURUT SYAIKH AZ ZARNUJI (Studi ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1136/1/SKRIPSIQ BAB 1-5(fix... · ilmu pengetahuan , ... teguh pada al-Qur’an dan

100

rasa ingin tahu yang tinggi, sabar, mempunyai biaya, adanya petunjuk

dari seseorang guru dan dalam waktu yang lama.

3. Analisis pemikiran Syaikh Az-Zarnuji tentang pendidikan dalam kitab

Ta’lim Muta’allim

Tujuan pendidikan tampaknya tidak lepas dari tujuan ideal dan

tujuan operasional. Tujuan ideal biasanya disesuaikan dengan tujuan

hidup manusia. Pendapat ini dilandaskan pada asumsi bahwa

pendidikan merupakan bagian dan sarana untuk mencapai tujuan

hidup. Pendidikan akhlak yang ditekankan beliau dalam kitab tersebut

dapat diklasifikasikan menjadi tiga kategori, yakni akhlak kepada

Allah, akhlak kepada sesama manusia dan akhlak kepada ilmu.

Sampai disini jelas, bahwa tujuan pendidikan menurut Syaik

az-Zarnuji mengandung 3 makna sekaligus, yaitu membentuk manusia

yang mempunyai akhlak mulia kepada Tuhannya, membentuk manusia

yang berakhlak mulia terhadap sesamanya dan membentuk manusia

yang berilmu yang hanya bertujuan untuk mencari ridha Allah. Dengan

kata lain, tujuan pendidikan menurut Syaikh az-Zarnuji adalah untuk

membentuk manusia yang berakhlak.

Uraian Syaikh az-Zarnuji telah memberikan pemikiran yang

baik. Ada tiga pandangan hidup yang bisa ditangkap dari uraian kitab

Ta’limul Muta’alim:

d. Manusia adalah makhluk yang punya potensi keilmuan yang sempurna

dengan akal dan hati, yang sekaligus menempatkan manusia sebagai

Page 114: PEMIKIRAN PENDIDIKAN MENURUT SYAIKH AZ ZARNUJI (Studi ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1136/1/SKRIPSIQ BAB 1-5(fix... · ilmu pengetahuan , ... teguh pada al-Qur’an dan

101

makhluk yang dapat berkembang menuju kehidupan yang lebih baik,

memahami dirinya dan yang lainnya.

e. Manusia adalah makhluk yang berinteraksi dengan yang lain dengan

aktualisasi keilmuan yang dapat dinikmati orang banyak. Manusia

tidak hanya sebagai sosok individu melainkan juga makhluk sosial

yang harus berhubungan dengan orang lain.

f. Manusia adalah makhluk yang harus berbakti kepada Tuhannya. Tidak

sekedar berbentuk ritual keagamaan. Melainkan harus benar-benar

menyadarkan segalanya untuk mencari ridla dan kebaikan di sisi-Nya.

Berdasakan keadaan di atas, maka membuat suasana religius dan

membiasakan akhlak yang baik dalam setiap kegiatan belajar mengajar

merupakan langkah maju menuju cita-cita keseimbangan dunia dan

akhirat.

B. Saran

Kajian terhadap kitab-kitab karya ulama besar seperti halnya

Syaikh az-Zarnuji, hendaknya tidak selesai pada taraf pemahaman makna

tekstualnya. Tetapi juga penting untuk diperhatikan pada situasi dan

kondisi apa karya tersebut ditulis. Sehingga yang terjadi pada akhirnya

adalah pembacaan yang kontekstual terhadap karya tertentu, bukan

tekstual.

C. Penutup

Dengan mengucapkan syukur alhamdulillah penulis panjatkan

kehadirat Allah atas rahmat, taufik serta hidayah-Nya yang dilimpahkan

Page 115: PEMIKIRAN PENDIDIKAN MENURUT SYAIKH AZ ZARNUJI (Studi ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1136/1/SKRIPSIQ BAB 1-5(fix... · ilmu pengetahuan , ... teguh pada al-Qur’an dan

102

kepada penulis dalam menyusun skripsi yang sangat sederhana dengan

segala keterbatasannya. Akhirnya, penulis dapat menyelesaikan karya ini.

Meski terasa berat, tetapi bagaimanapun juga penulis cukup berbangga

hati mampu menjadi bagian dari komunitas akademik dan berusaha untuk

menjadi akademisi, meski dalam pengertian yang paling sederhana.

Akhirnya, penulis berharap bahwa karya ini dapat memberikan bahan

bacaan baru dalam kajian pendidikan Islam yang dapat memberikan

manfaat bagi penulis khusunya dan para pembaca pada umumnya.

Tentunya karya ini masih jauh dari sempurna, maka kritik dan saran yang

membangun senantiasa penulis harapkan.

Page 116: PEMIKIRAN PENDIDIKAN MENURUT SYAIKH AZ ZARNUJI (Studi ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1136/1/SKRIPSIQ BAB 1-5(fix... · ilmu pengetahuan , ... teguh pada al-Qur’an dan

DAFTAR PUSTAKA

Achmadi. 1992. Islam Sebagai Paradigma Ilmu Pendidikan. Yogyakarta:

AdityaMedia

Ahmad, Wahid. 2004. Risalah Akhlak. Solo: Era Intermedia

Al-Abrasyi, M. Athiyah. 1970. Dasar-Dasar Pokok Pendidikan Islam.

Jakarta: PT. Bulan Bintang

Al-Maliki, M, Alawi. 2002. Prinsip-Prinsip Pendidikan Rasulullah.

Jakarta: Gema Insani

Al-Rasyidin dan Samsul Nizar. 2002. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta:

Ciputat Press

Amirah. 2010. Mendidik Anak Di Era Digital. Yogyakarta: LaksBang

PRESSindo

An-Nahlawi, Abdurrahman. 1992. Prinsip Prinsip dan Metode Pendidikan

Islam. Bandung: CV. Diponegoro

Arief, Armai. 2002. Penganter Ilmu dan Metodologi Pendidikan Ialam.

Jakarta: Ciputat Pers

Arifin, HM. 1993. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara

Arikunto, Suharsimi. 1991. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta

____________. 1988. Penilaian Program Pendidikan. Jakarta: Bina

Aksara

____________. 1999. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi

Aksara

Az-zarnuji. 2009. Terjemah Ta’limul Muta’alim. Surabaya: Mutiara Ilmu

Baharuddin dan Era Nur Wahyuni. 2015. Teori Belajar dan

Pembelajaran. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media

Bukhori. 1992. Sokhih Bukhori. Birut-Libanon: Darul Kitabul Alamiyah

Daradjat, Zakiyah. 2011. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara

Page 117: PEMIKIRAN PENDIDIKAN MENURUT SYAIKH AZ ZARNUJI (Studi ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1136/1/SKRIPSIQ BAB 1-5(fix... · ilmu pengetahuan , ... teguh pada al-Qur’an dan

Depag RI. Al-Qur’an dan Terjemahnya. Bekasi: Cipta Bagus Sagara

Departemen Agama RI. 2006. Undang Undang dan Peraturan

Pemerintahan RI Tentang Pendidikan. Jakarta: Departemen

Agama RI

Djaramah, Saiful Bahri dan Aswan Zain. 2002. Strategi Belajar Mengajar.

Jakarta: PT. Asdi Mahasatya.

Faisal, Sanapiah. T. Th. Metodologi Penelitian Pendidikan. Surabaya:

Usaha Nasional

Fatchurrohman. 2006. Demokratisasi Pendidikan Dalam Al-Qur’an.

Salatiga: STAIN Salatiga Press

Hadi, Sutrisno. 1987. Metode Riset. Yogyakarta: Fakultas Psikologi

Unversitas Gajah Mada

Hajar, Ibnu. 1996. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kualitatif dalam

Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Persada

Huda, Miftahul. 2000. Interaksi Penddikan 10 Cara Qur’an Mendidik

Anak. Yogyakarta: UIN-Malang Press

Iqbal, Muhammad Abu. 2015. Pemikiran Pendidikan Islam Gagasan-

Gagasab Besar Para Ilmuan Muslim. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Langgulung, Hasan. 1987. Asas-Asas Pendidikan Islam. Jakarta: Pustaka

Al-Husna

Marimba, Ahmad D. 1962. Pengantar Filsafat Pendidikan Islam.

Bandung: PT. Al- Ma’arif

Moleong, Lexy J. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung:

Remaja Rosdakarya

Muhibbin Syah. 1999. Psikologi Belajar. Jakarta: Logos Wacana Ilmu

Mujieb, M. Abdul, dkk. 1994. Kamus Istilah Fikih. Jakarta: PT. Pustaka

Firdaus

Nata, H. Abuddin. 1997. Filsafat Pendidikan Islam 1. Ciputan. Logos

Wacana Ilmu

Nawawi, Hadari. 1995. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta:

Gadjah Mada University Press

Page 118: PEMIKIRAN PENDIDIKAN MENURUT SYAIKH AZ ZARNUJI (Studi ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1136/1/SKRIPSIQ BAB 1-5(fix... · ilmu pengetahuan , ... teguh pada al-Qur’an dan

Nazir, Moh. 1988. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. 2007. Kamus Besar

Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.

Salamulah, M. Alaika . 2008. Akhlak Hubungan Vertikal. Yogyakarta:

Pustaka Insan Madani

Samsul Nizar, Abdul Halim, 2002. Filsafat Pendidikan Islam Pendekatan

Historis Teoritis dan Praktis. Jakarta: Ciputan Pres

Sardiman A. M. 2001. Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar. Jakarta:

Raja Graffindo Persada

Slameto. 1991. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya.

Jakarta: Rineka Cipta

Soedjono. 1999. Metode Penelitian Suatu Pemikiran dan Penerapan.

Jakarta: Rineka Cipta

Sunarto, Achmad dkk. 1992. Tarjamah Shahih Bukhori Jilid 1. Semarang:

CV. Asy Syifa’

Syeikh Az-Zarnuji. 2009. Terjemah Ta’limul Muta’alim. Surabaya:

Mutiara Ilmu

Tafsir, Ahmad. 1992. Ilmu Pendidikan Perspektif Islam. Bandung: Remaja

Rosda Karya

Tirtarahardja, Umar dan S.L. La Sulo. 2005. Pengantar Pendidikan.

Jakarta: Rineka Cipta

Thoha, HM. Chabib. Th. Metodologi Pengajaran Agama. Semarang:

Pustaka Pelajar

Wasty Soemanto, Drs. Dan Dra. Hemdyatsoetopo. Dasar dan Teori

Pendidikan Dunia Tantangan Bagi Para Pemimpin Pendidikan.

Surabaya : Usaha Nasional, tt.

Zubaedi. 2007. Pengembangan Masyarakat Berbasis Pesantren.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Page 119: PEMIKIRAN PENDIDIKAN MENURUT SYAIKH AZ ZARNUJI (Studi ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1136/1/SKRIPSIQ BAB 1-5(fix... · ilmu pengetahuan , ... teguh pada al-Qur’an dan
Page 120: PEMIKIRAN PENDIDIKAN MENURUT SYAIKH AZ ZARNUJI (Studi ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1136/1/SKRIPSIQ BAB 1-5(fix... · ilmu pengetahuan , ... teguh pada al-Qur’an dan
Page 121: PEMIKIRAN PENDIDIKAN MENURUT SYAIKH AZ ZARNUJI (Studi ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1136/1/SKRIPSIQ BAB 1-5(fix... · ilmu pengetahuan , ... teguh pada al-Qur’an dan
Page 122: PEMIKIRAN PENDIDIKAN MENURUT SYAIKH AZ ZARNUJI (Studi ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1136/1/SKRIPSIQ BAB 1-5(fix... · ilmu pengetahuan , ... teguh pada al-Qur’an dan
Page 123: PEMIKIRAN PENDIDIKAN MENURUT SYAIKH AZ ZARNUJI (Studi ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1136/1/SKRIPSIQ BAB 1-5(fix... · ilmu pengetahuan , ... teguh pada al-Qur’an dan
Page 124: PEMIKIRAN PENDIDIKAN MENURUT SYAIKH AZ ZARNUJI (Studi ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1136/1/SKRIPSIQ BAB 1-5(fix... · ilmu pengetahuan , ... teguh pada al-Qur’an dan
Page 125: PEMIKIRAN PENDIDIKAN MENURUT SYAIKH AZ ZARNUJI (Studi ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1136/1/SKRIPSIQ BAB 1-5(fix... · ilmu pengetahuan , ... teguh pada al-Qur’an dan
Page 126: PEMIKIRAN PENDIDIKAN MENURUT SYAIKH AZ ZARNUJI (Studi ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1136/1/SKRIPSIQ BAB 1-5(fix... · ilmu pengetahuan , ... teguh pada al-Qur’an dan
Page 127: PEMIKIRAN PENDIDIKAN MENURUT SYAIKH AZ ZARNUJI (Studi ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1136/1/SKRIPSIQ BAB 1-5(fix... · ilmu pengetahuan , ... teguh pada al-Qur’an dan

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Fenny Riskya

Tempat/Tanggal Lahir : Kab. Semarang, 27 Agustus 1992

Alamat : Dsn. Ngrajek 2 Rt/Rw: 001/003. Ds. Ngrajek

Kec. Mungkid Kab. Magelang

Pendidikan : RA Masithoh Banyubiru lulus tahun 1996

MI Al-Ma’arif Banyubiru lulus tahun 2005

MTs Roudlotul Furqon Banyubiru lulus th 2008

MA Al-Manar lulus tahun 2011

IAIN Salatiga

Demikian daftar riwayat hidup ini, dibuat dengan sebenar-benarnya.

Salatiga, 10 Februari2016

Penulis

Fenny Riskya