IMPLEMENTASI HUKUM NUSYUZ DALAM SURAT AN- NISA’...

113
i IMPLEMENTASI HUKUM NUSYUZ DALAM SURAT AN- NISA’ AYAT 34 PADA MASYARAKAT DESA PASEKAN KECAMATAN AMBARAWA KABUPAREN SEMARANG SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam Oleh: ACHMAD SAEFUDIN ZUHRI NIM: 222-12-001 JURUSAN HUKUM KELUARGA ISLAM FAKULTAS SYARI'AH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2018

Transcript of IMPLEMENTASI HUKUM NUSYUZ DALAM SURAT AN- NISA’...

Page 1: IMPLEMENTASI HUKUM NUSYUZ DALAM SURAT AN- NISA’ …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5052/1/skripsiQ bab 1.pdf · MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO Sebagai manusia harus bisa mengerti

i

IMPLEMENTASI HUKUM NUSYUZ DALAM SURAT AN-

NISA’ AYAT 34 PADA MASYARAKAT DESA PASEKAN

KECAMATAN AMBARAWA KABUPAREN SEMARANG

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

Oleh:

ACHMAD SAEFUDIN ZUHRI

NIM: 222-12-001

JURUSAN HUKUM KELUARGA ISLAM

FAKULTAS SYARI'AH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2018

Page 2: IMPLEMENTASI HUKUM NUSYUZ DALAM SURAT AN- NISA’ …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5052/1/skripsiQ bab 1.pdf · MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO Sebagai manusia harus bisa mengerti

ii

Page 3: IMPLEMENTASI HUKUM NUSYUZ DALAM SURAT AN- NISA’ …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5052/1/skripsiQ bab 1.pdf · MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO Sebagai manusia harus bisa mengerti

iii

IMPLEMENTASI HUKUM NUSYUZ DALAM SURAT AN-

NISA’ AYAT 34 PADA MASYARAKAT DESA PASEKAN

KECAMATAN AMBARAWA KABUPAREN SEMARANG

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

Oleh:

ACHMAD SAEFUDIN ZUHRI

NIM: 222-12-001

JURUSAN HUKUM KELUARGA ISLAM

FAKULTAS SYARI'AH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2018

Page 4: IMPLEMENTASI HUKUM NUSYUZ DALAM SURAT AN- NISA’ …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5052/1/skripsiQ bab 1.pdf · MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO Sebagai manusia harus bisa mengerti

iv

NOTA PEMBIMBING

Lamp : 4 (empat) eksemplar

Hal : pengajuan Naskah Skripsi

Kepada Yth.

Dekan Fakultas Syari‟ah IAIN Salatiga

Di Salatiga

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Disampaikan dengan hormat, setelah dilaksanakan bimbingan arahan dan

koreksi, maka naskah sekripsi mahasiswa :

Nama : Achmad Saefudin Zuhri

NIM : 222-12-001

Judul : IMPLEMENTASI HUKUM NUSYUZ DALAM

SURAT AN-NISA’ AYAT 34 PADA MASYARAKAT

DESA PASEKAN KECAMATAN AMBARAWA

KABUPATEN SEMARANG

dapat diajukan kepada Fakultas Syari‟ah IAIN Salatiga untuk diujikan

dalam sidang munaqosyah.

Demikian nota pembimbing ini dibuat, untuk menjadi perhatian dan

digunakan sebagaimana mestinya.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Salatiga, 13 September 2018

Pembimbing

Dr. Muh. Irfan Helmy, Lc., M.A

NIP. 19740104 200003 1 003

Page 5: IMPLEMENTASI HUKUM NUSYUZ DALAM SURAT AN- NISA’ …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5052/1/skripsiQ bab 1.pdf · MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO Sebagai manusia harus bisa mengerti

v

KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

FAKULTAS SYARI’AH

Jl. NakulaSadewo V No. 9 Tlpn. (0298) 3419400 SalatigaKodePos 50721

Website : http://www.iainsalatiga.ac.id e-mail : [email protected]

PENGESAHAN

Skripsi Berjudul:

IMPLEMENTASI HUKUM NUSYUZ DALAM SURAT AN-NISA’ AYAT

34 PADA MASYARAKAT DESA PASEKAN KECAMATAN AMBARAWA

KABUPAREN SEMARANG

Oleh:

Achmad Saefudin Zuhri

222-12-001

telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Fakultas Syari‟ah

Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, pada hari Kamis, tanggal 20

September 2018 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar

sarjana dalam hukum Islam.

Dewan Sidang Munaqasyah

Ketua Sidang : Dr. Ilyya Muhsin, M.Si. .........................

Sekretaris Sidang : Dr. H. Muh. Irfan Helmy, Lc., M.A. .........................

Penguji I : Heni Satar Nurhaida, S.H., M.Si. .........................

Penguji II : Tri Wahyu Hidayati, M.Ag. .........................

Salatiga,1 Oktober 2018

Dekan Fakultas Syari‟ah

Dr. Siti Zumrotun, M. Ag.

NIP: 19670115 199803 2 002

Page 6: IMPLEMENTASI HUKUM NUSYUZ DALAM SURAT AN- NISA’ …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5052/1/skripsiQ bab 1.pdf · MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO Sebagai manusia harus bisa mengerti

vi

PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Achmad Saefudin Zuhri

NIM : 222-12-001

Jurusan : Hukum Keluarga Islam (Ahwal Al-Syakhsiyyah)

Fakultas : Syari‟ah

Judul Skripsi : IMPLEMENTASI HUKUM NUSYUZ DALAM SURAT

AN-NISA’ AYAT 34 PADA MASYARAKAT DESA

PASEKAN KECAMATAN AMBARAWA

KABUPATEN SEMARANG

Menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri,

bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang

terdapat dalam skripsi ini dikutip dan dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Salatiga, 13 September 2018

Yang menyatakan

Achmad Saefudin Zuhri

NIM : 222-12-001

Page 7: IMPLEMENTASI HUKUM NUSYUZ DALAM SURAT AN- NISA’ …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5052/1/skripsiQ bab 1.pdf · MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO Sebagai manusia harus bisa mengerti

vii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

Sebagai manusia harus bisa mengerti tidak hanya ingin dimengerti

PERSEMBAHAN

Untuk Murobbil Jismi kedua orang tuaku,

Murobir ruhi semua Kyai, Dosen, guru yang telah mendidikku,

Sahabat-sahabat seperjuanganku,

Istriku tercinta yang selalu mendukungku,

dan anakku tersayang yang selalu menyemangatiku.

Page 8: IMPLEMENTASI HUKUM NUSYUZ DALAM SURAT AN- NISA’ …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5052/1/skripsiQ bab 1.pdf · MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO Sebagai manusia harus bisa mengerti

viii

KATA PENGANTAR

Segala puji penulis sampaikan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga skripsi dengan judul “

Implementasi Hukum Nusyuz Dalam Surat An-nisa‟ ayat 34 Pada Masyarakat

Desa Pasekan Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang” dapat

diselesaikan. Shalawat dan salam semoga terus terlimpahkan kepada

Rasulullah SAW, para sahabat dan para pengikutnya yang setia. Dan semoga

kita layak mendapatkan syafa‟at Beliau kelak pada hari perhitungan amal.

Aaamiiin...

Skripsi ini tentu saja tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari

berbagai pihak, untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku rektor IAIN Salatiga.

2. Ibu Dr. Siti Zumrotun, M. Ag selaku Dekan Fakultas Syari‟ah IAIN

Salatiga.

3. Bapak Sukron Ma‟mun, S.H.I., M.Si selaku Ketua Jurusan Hukum

Keluarga Islam (Ahwal Al-Syakhsiyyah) IAIN Salatiga.

4. Bapak Dr. H. Muh. Irfan Helmy, Lc., M.A selaku dosen pembimbing

skripsi.

5. Semua Civitas IAIN Salatiga.

6. Kedua orang tuaku yang senantiasa mendoakan perjuangan anaknya.

7. Semua guru-guruku yang telah membimbing dan mendidikku.

Page 9: IMPLEMENTASI HUKUM NUSYUZ DALAM SURAT AN- NISA’ …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5052/1/skripsiQ bab 1.pdf · MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO Sebagai manusia harus bisa mengerti

ix

8. Istri dan anakku tercinta yang selalu mendukung dan menyemangatiku.

9. Teman-temanku semua yang telah membantu dan mendukungku.

10. Semua pihak yang telah berjasa dalam menyelesaikan skripsi ini sampai

selesai.

Akhir kata, penulis mendoakan semoga semua pihak yang telah

membantu penulis menyelesaikan skripsi ini selalu mendapat limpahan

rahmat, berkah dan hidayah Allah SWT. Semoga penulis juga mendapatkan

ilmu yang bermanfa‟at, barokah dunia sampai akhirat. Aaamiin...

Salatiga, 13 September 2018

Penulis

Achmad Saefudin Zuhri

NIM : 222-12-001

Page 10: IMPLEMENTASI HUKUM NUSYUZ DALAM SURAT AN- NISA’ …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5052/1/skripsiQ bab 1.pdf · MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO Sebagai manusia harus bisa mengerti

x

ABSTRAK

Zuhri, Achmad Saefudin. 2018, Implementasi Hukum Nusyuz Dalam Surat

An-Nisa‟ Ayat 34 Pada Masyarakat Desa Pasekan Kecamatan

Ambarawa Kabupaten Semarang. Skripsi. Fakultas Syari‟ah. Jurusan

Ahwal Al-Syakhsiyyah. Institut Agama Islam Negeri Salatiga.

Pembimbing : Dr. H. Muh. Irfan Helmy, Lc, MA.

Kata Kunci : implementasi hukum nusyuz, surat an-nisa‟ ayat 34

Masyarakat yang kurang begitu mengetahui dengan istilah hukum nusyuz,

implementasi dan penyelesainnya secara otomatis juga tidak mengacu

terhadap Al-Qur‟an surat An-Nisa‟ ayat 34. Seperti terjadi di Desa Pasekan

Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang bahwa masih banyak masyarakat

yang belum memahami tentang nusyuz sehingga banyak terjadi perselisihan di

dalam rumah tangga akan tetapi tidak disadari bahwa hal itu adalah nusyuz.

Ketertarikan peneliti bermula ketika melihat dan mengamati masyarakat

sehingga muncul pemikiran banyak orang mengamati hukumnya tapi tidak

sampai dalam memikirkan penerapan hukumnya. Pertanyaan yang ingin

dijawab melalui penelitian ini adalah bagaimana pemahaman, penerapan,

penyelesaian hukum nusyuz dan penyebab terjadinya nusyuz dimasyarakat

Desa Pasekan Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang?.

Untuk menjawab pertanyaan tersebut, penelitian ini menggunakan metode

kualitatif interaktif yaitu merupakan study yang mendalam menggunakan

teknik pengumpulan data langsung dari orang dalam lingkungan alamiahnya.

Peneliti menginterpretasikan bagaimana orang mencari makna daripadanya.

Peneliti melakukan pengamatan (observasi) dan wawancara (interview).

Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa masyarakat pada umumnya

tidak memahami akan istilah hukum nusyuz, penerapan dan penyelesainnya

sehingga mereka dalam menyelesaikan nusyuz dengan cara mereka sendiri

bahkan banyak juga yang tidak menyadari kejadian nusyuz sehingga dianggap

hal biasa dan tidak ada upaya dalam menyelesaikannya. Faktor utamanya

kejadian nusyuz dikarenakan faktor ekonomi dan kurangnya pemahaman

agama islam.

Page 11: IMPLEMENTASI HUKUM NUSYUZ DALAM SURAT AN- NISA’ …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5052/1/skripsiQ bab 1.pdf · MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO Sebagai manusia harus bisa mengerti

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... iii

NOTA PEMBIMBING ................................................................................... iv

PENGESAHAN .......................................................................................v

PERNYATAAN KEASLIAN ......................................................................... vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................. vii

KATA PENGANTAR .................................................................................. viii

ABSTRAK .......................................................................................x

DAFTAR ISI ..................................................................................... xi

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ................................................................1

B. Rumusan Masalah .........................................................................7

C. Tujuan Penelitian ...........................................................................7

D. Manfaat Penelitian .........................................................................7

E. Penegasan Istilah ...........................................................................8

F. Tinjauan Pustaka .........................................................................10

G. Metodologi Penelitian .................................................................12

1. Jenis Penelitian .....................................................................13

2. Pendekatan Penelitian ...........................................................15

3. Lokasi Penelitian ..................................................................17

Page 12: IMPLEMENTASI HUKUM NUSYUZ DALAM SURAT AN- NISA’ …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5052/1/skripsiQ bab 1.pdf · MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO Sebagai manusia harus bisa mengerti

xii

4. Sumber dan Jenis Data .........................................................17

5. Metode Pengumpulan Data ..................................................19

6. Metode Pengolahan Data ......................................................20

7. Metode Analisis Data ...........................................................21

H. Sistematika Pembahasan .............................................................22

BAB II. TINJAUAN HUKUM NUSYUZ MENURUT PARA AHLI DAN

KOMPILASI HUKUM ISLAM

A. Nusyuz .........................................................................................25

1. Pengertian Nusyuz .................................................................25

2. Dasar Hukum Nusyuz ...........................................................27

3. Bentuk-Bentuk Nusyuz .........................................................30

4. Akibat Hukum Perbuatan Nusyuz .........................................34

5. Penyelesaian Nusyuz .............................................................36

B. Hak Suami Terhadap Istri Nusyuz ...............................................51

1. Hak Ditaati ............................................................................52

2. Hak memberi pelajaran .........................................................53

3. Hak Mencegah Nafkah .........................................................53

4. Hak Mentalak .......................................................................54

Page 13: IMPLEMENTASI HUKUM NUSYUZ DALAM SURAT AN- NISA’ …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5052/1/skripsiQ bab 1.pdf · MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO Sebagai manusia harus bisa mengerti

xiii

BAB III. DESKRIPSI DATA PENELITIAN

A. Gambaran Umum Desa Pasekan Kecamatan Ambarawa Kabupaten

Semarang .....................................................................................56

1. Lokasi Penelitian ..................................................................56

2. Kondisi Wilayah Penelitian ..................................................56

a. Batas Wilayah ................................................................56

b. Luas Wilayah .................................................................57

3. Kondisi Masyarakat ..............................................................57

a. Jumlah Penduduk ...........................................................57

b. Etnis ...............................................................................58

c. Agama atau Aliran Kepercayaan ...................................58

d. Pendidikan ......................................................................60

e. Kondisi Sosial Ekonomi.................................................61

B. Profil Informan ............................................................................61

C. Pemahaman Masyarakat Desa Pasekan Tentang Hukum Nusyuz

1. Tokoh Agama .......................................................................64

2. Tokoh Pemerintahan .............................................................65

3. Masyarakat Umum ...............................................................66

D. Faktor-Faktor Penyebab Nusyuz masyarakat Desa Pasekan

1. Tokoh Agama .......................................................................68

2. Tokoh Pemerintahan .............................................................69

3. Masyarakat Umum ...............................................................70

Page 14: IMPLEMENTASI HUKUM NUSYUZ DALAM SURAT AN- NISA’ …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5052/1/skripsiQ bab 1.pdf · MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO Sebagai manusia harus bisa mengerti

xiv

E. Penerapan dan Penyelesaian Hukum Nusyuz Masyarakat Desa

Pasekan

1. Tokoh Agama .......................................................................72

2. Tokoh Pemerintahan .............................................................74

3. Masyarakat Umum ...............................................................75

BAB IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Pemahaman Masyarakat Desa Pasekan Kecamatan Ambarawa Tentang

Hukum Nusyuz ...................................................................................78

1. Tokoh Agama ..............................................................................78

2. Tokoh Pemerinyahan ...................................................................79

3. Masyarakat Umum ......................................................................79

B. Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Nusyuz masyarakat Desa Pasekan

Kecamatan Amabarawa .....................................................................81

1. Tokoh Agama ..............................................................................81

2. Tokoh Pemerintahan ...................................................................81

3. Masyarakat Umum ......................................................................82

C. Penerapan dan Penyelesaian Hukum Nusyuz Masyarakat Desa Pasekan

Kecamatan Ambarawa .......................................................................83

1. Tokoh Agama ..............................................................................83

2. Tokoh Pemerintahan ...................................................................84

3. Masyarakat Umum ......................................................................84

4.

Page 15: IMPLEMENTASI HUKUM NUSYUZ DALAM SURAT AN- NISA’ …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5052/1/skripsiQ bab 1.pdf · MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO Sebagai manusia harus bisa mengerti

xv

BAB V. PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................................86

B. Saran ..................................................................................................88

DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................89

Page 16: IMPLEMENTASI HUKUM NUSYUZ DALAM SURAT AN- NISA’ …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5052/1/skripsiQ bab 1.pdf · MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO Sebagai manusia harus bisa mengerti

1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkawinan adalah salah satu tahap paling penting dalam kehidupan

setiap muslim, karena hanya melalui perkawinan seseorang bisa dinilai

sah untuk memasuki kehidupan rumah tangga. Di samping itu perkawinan

juga merupakan langkah awal dalam membangun stabilitas sosial dalam

masyarakat. Ketika suatu pasangan mengikrarkan dirinya untuk sanggup

menempuh kehidupan rumah tangga maka keduanya telah memasuki

tahap kehidupan yang baru. Membangun mahligai rumah tangga berarti

menyatukan dua watak yang berbeda, bekerja sama untuk memenuhi

kebutuhan jasmani dan rohani masing-masing, bersama-sama mentaati

perintah agama, dan bermasyarakat serta bernegara dengan baik. (Adhim,

1999: 129)

Untuk mencapai tahap perkawinan tidak hanya dibutuhkan

kematangan fisik saja, namun yang tidak kalah penting adalah kesiapan

mental terutama komitmen dalam mengemban tanggung jawab serta

kewajiban sebagai suami atau istri nantinya. Dengan demikian tampak

bahwa konsekuensi yang akan ditanggung oleh seseorang terlihat begitu

besar jika melakukan keteledoran dalam rumah tangganya. Sebaliknya,

jika hubungan perkawinan berjalan dengan harmonis, maka effective side

effect seperti tolong menolong akan didapat. (Adhim, 1999: 154)

Page 17: IMPLEMENTASI HUKUM NUSYUZ DALAM SURAT AN- NISA’ …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5052/1/skripsiQ bab 1.pdf · MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO Sebagai manusia harus bisa mengerti

2

Islam memberikan perhatian yang sangat besar dalam persoalan

rumah tangga, terutama berkenaan dengan rasa keadilan dan

penghormatan terhadap hak serta kewajiban suami-istri yang terbina

dalam struktur keluarga. Islam menyatakan bahwa baik laki-laki maupun

perempuan setara derajatnya dihadapan Allah SWT. Hanya satu yang

menjadi pembeda di antara keduanya, yaitu kadar ketakwaan kepada

Allah SWT. Islam memerintahkan masing-masing suami istri untuk

memperlakukan pasangannya dengan baik dan penuh dengan kelembutan

. Islam menyeru para suami untuk melaksanakan hal tersebut dengan

pertimbangan bahwa ia adalah pemimpin dan pemilik wewenang untuk

menceraikan istri dengan wasiat yang indah dibawah ini. (Firdaus, 2011 :

264)

فيه خيرا كثيرا وعبشروهه ببلمعروف فإن كرهتمو هه فعسى أن تكرهوا شيئب ويجعل للا

91

“Dan bergaullah dengan mereka secara patut. Kemudian jika kamu

tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak

menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang

banyak” (QS. An-Nisa:19).

Namun demikian kenyataan seringkali menunjukkan bahwa

hubungan suami istri tidak selalu harmonis. Kadang-kadang suatu

pasangan gagal dalam menyelamatkan biduk rumah tangganya karena

menghadapi masalah yang dianggap berada di luar kemampuannya.

Page 18: IMPLEMENTASI HUKUM NUSYUZ DALAM SURAT AN- NISA’ …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5052/1/skripsiQ bab 1.pdf · MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO Sebagai manusia harus bisa mengerti

3

Kadang-kadang wanita mengabaikan hak Suaminya atau kurang

maksimal dalam melakukan kewajibannya terhadap rumah dan anak-

anaknya. (Mahmud, tt: 265) Hal seperti ini seringkali muncul karena

ketidak sanggupan dari salah satu pihak, bisa suami atau istri, untuk

melaksanakan kewajiban masing-masing. Apabila ketidaksanggupan itu

datang dari salah satu pihak saja, yakni dari pihak suami atau istri, maka

hal tersebut termanifestasi dalam sebuah perilaku yang disebut dengan

nusyuz. (Yahya, 2008: 30) Perilaku nusyuz merupakan persoalan awal

dalam rumah tangga sebelum menjalar kepada persoalan berikutnya yang

lebih parah, yaitu masalah syiqaq. Pada permasalahan nusyuz, sikap

mengacuhkan pasangan baru terjadi pada salah satu pihak suami atau istri.

(as-Sadlan, tt : 30)

Dalam QS An_nisa ayat 34 ada tiga tahap dalam penyelesaian nusyuz

. Yang berbunyi :

فقىا ي ا أ بعضهى عهى بعض وب م للا ا فض عهى انساء ب ايى جال قى انر

انحات قاتات حافظات أيىانهى فانص ا حفظ للا نهغيب ب فعظىه شىزه تي تخافى وانل

ضاجع واضربىه في ان عهياا واهجروه كا للا سبيلا إ أطعكى فل تبغىا عهيه فإ

ا ﴾٤٣:النساء﴿ كبيرا

Artinya : “Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita,

oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas

sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah

menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang

saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya

Page 19: IMPLEMENTASI HUKUM NUSYUZ DALAM SURAT AN- NISA’ …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5052/1/skripsiQ bab 1.pdf · MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO Sebagai manusia harus bisa mengerti

4

tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka). Wanita-wanita

yang kamu khawatirkan nusyuznya, maka nasehatilah mereka dan

pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka.

Kemudian jika mereka mentaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari

jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi

Maha Besar.”(QS. An-Nisa‟ : 34 )

Tahap Yang harus dilakukan dalam penyelesaian yang pertama yaitu

“Maka Nasehatilah Mereka” nasehatilah mereka apa saja yang Allah

wajibkan kepada mereka berupa pergaulan yang baik kepada suami, dan

pengakuan akan kedudukannya terhadap Istri. Sebagaimana Nabi SAW

bersabda yang artinya:

Jika aku dibolehkan memerintahkan untuk sujud kepada yang lain

pastilah aku perintahkan istri untuk sujud kepada suaminya.

Pengobatan yang tahap kedua yaitu :

“......... Dan pisahkanlah mereka dari tempat tidur mereka.....”

Menurut Imam Al-Qurtubi ini pendapat yang bagus, karena apabila

suami berpaling dari ranjang istrinya (tidak menggaulinya), maka jika si

istri itu mencintai suaminya, hal itu akan membuat dia susah sehingga dia

akan kembali untuk berbaikan. Dan jika ia membencinya maka akan

Page 20: IMPLEMENTASI HUKUM NUSYUZ DALAM SURAT AN- NISA’ …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5052/1/skripsiQ bab 1.pdf · MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO Sebagai manusia harus bisa mengerti

5

muncul pertentangan dari istri, hingga bahwa akan Nampak penentangan

datang dari pihak istri. Adapun batas memisahkan diri dari istri itu

menurut ulama adalah satu bulan,(kadir, 2008 : 401) sebagaimana yang

dilakukan Nabi SAW ketika Nabi bercerita rahasia kepada Hafshah lalu ia

menyebarkannya kepada Aisyah lalu keduanya berdemonstrasi kepada

beliau. Dan tidak sampai pada waktu empat bulan yang Allah jadikan

sebagai batas orang yang melakukan Li‟an.

Pengobatan yang tahap terakhir adalah“dan pukullah mereka.”Allah

memerintahkan agar memulainya dengan Nasehat dahulu kemudian pisah

ranjang, bila belum berhasil maka pukullah, karena itulah yang dapat

memperbaikinya dan yang dapat mendorongnya untuk memenuhi hak

suaminya. (Imam, tt: 401) Sedangkan pukulan disini adalah pukulan

pendidikan bukan pukulan yang menyakitkan, tidak mematahkan tulang

dan tidak menyebabkan luka seperi meninju dan yang semisalnya, karena

tujuannya untuk memperbaiki bukan untuk yang lain.

Pada era zaman sekarang yang semua serba canggih, dengan

penawaran Al-Qur‟an dalam menyelesaikan nusyuz banyak orang yang

mungkin tidak memperhatikan hal itu. Banyak penelitian tentang

hukumnya akan tetapi tidak memperhatikan bagaimana penerapan

hukumnya dimasyarakat, oleh karena itu peneliti memilih meneliti

penerapan hukumnya dibanding meneliti hukumnya. Peneliti memilih

mengadakan penelitian hal itu di Desa Pasekan, Kecamatan Ambarawa,

Kabupaten Semarang. Karena di Desa tersebut merupakan masyarakat

Page 21: IMPLEMENTASI HUKUM NUSYUZ DALAM SURAT AN- NISA’ …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5052/1/skripsiQ bab 1.pdf · MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO Sebagai manusia harus bisa mengerti

6

semi, artinya dikatakan Desa akan tetapi gaya hidup masyarakat sudah

seperti kehidupan kota walaupun keadaan Desa tersebut merupakan

pedesaan.

Atas dasar Latar Belakang tersebut peneliti ingin mengetahui lebih

dalam tentang “Implementasi hukum nusyuz dalam surat An-nisa’

ayat 34 pada masyarakat desa Pasekan kecamatan Ambarawa

Kabupaten Semarang” .

Page 22: IMPLEMENTASI HUKUM NUSYUZ DALAM SURAT AN- NISA’ …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5052/1/skripsiQ bab 1.pdf · MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO Sebagai manusia harus bisa mengerti

7

B. Rumusan Masalah

Berdasarlatar belakang masalah di atas, maka diambil rumusan

masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pemahaman hukum nusyuz dikalangan masyarakat desa

Pasekan Kecamatan Ambarawa?

2. Mengapa terjadi nusyuz dimasyarakat Desa Pasekan Kecamatan

Ambarawa?

3. Bagaimana penerapan dan penyelesaian hukum nusyuz di masyarakat

Desa Pasekan?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas tujuan penelitian ini adalah :

1. Mengetahui pemahaman masyarakat Desa Pasekan tentang hukum

nusyuz dalam surat an-nisa‟ ayat 34.

2. Mengetahui faktor penyebab terjadinya nusyuz di masyarakat Desa

Pasekan.

3. Mengetahui penerapan dan penyelesaian hukum nusyuz di masyarakat

Desa Pasekan.

D. Manfa`at Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini dilaksanakan adalah :

Page 23: IMPLEMENTASI HUKUM NUSYUZ DALAM SURAT AN- NISA’ …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5052/1/skripsiQ bab 1.pdf · MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO Sebagai manusia harus bisa mengerti

8

1. Menambah khazanah ilmu pengetahuan dalam bidang hukum

keluarga, terutama persoalan yang menyangkut adab dalam berumah

tangga yang sesuai dengan hukum Fiqih dan hukum positif Indonesia.

2. Memberi kontribusi positif bagi umat Islam dalam upaya

mewujudkan tujuan nikah yaitu terbentuknya keluarga yang

harmonis.

E. Penegasan Istilah

1. Implementasi,

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Implementasi adalah

pelaksanaan atau penerapan. Nurdin Usman berpendapat bahwa

implementasi bermuara pada aktivitas, aksi, tindakan, atau adanya

mekanisme suatu sistem. Implementasi bukan sekedar aktivitas, tetapi

suatu kegiatan yang terencana dan untuk mencapai tujuan kegiatan.(

Usman, 2002 : 70 )

2. Masyarakat

Masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi

menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontinu, dan

yang terikat oleh suatu rasa identitas bersama (koentjaraningrat, 2012

: 122). Sedangkan menurut Djojodiguno masyarakat adalah suatu

kebulatan daripada segala perkembangan dalam hidup bersama antar

manusia dengan manusia.

Page 24: IMPLEMENTASI HUKUM NUSYUZ DALAM SURAT AN- NISA’ …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5052/1/skripsiQ bab 1.pdf · MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO Sebagai manusia harus bisa mengerti

9

3. Hukum

Menurut Van Kan hukum adalah keseluruhan peraturan hidup yang

bersifat memaksa untuk melindungi kepentingan manusia di dalam

masyarakat. Sedang pengertian hukum dalam islam yaitu secara

bahasa artinya menetapkan sesuatu atas sesuatu, sedangkan menurut

istilah, ialah : “khittoh (titah) Allah, atau sabda Nabi Muhammad

yang berhubungan dengan segala amal perbuatan mukallaf, baik titah

itu mengandung tuntutan suruhan, larangan atau membolehkan

sesuatu atau menjadikan sesuatu sebab, syarat atau memperbolehkan

sesuatu, atau menjadikan sesuatu sebab, syarat atau penghalang

(mani‟) bagi sesuatu hukum” (Rivai, 1993 : 12)

4. Nusyus

Nusyuz adalah suatu tindakan bangkit melawan suami dengan

kebencian dan mengalihkan pandangan dari suaminya. (Azzam, 2009

: 128)

Kata Nusyuz dalam Kamus Bahasa Indonesia disamakan dengan

kata Nusyu yang artinya perbuatan tidak taat dan membangkang dari

seorang istri terhadap suami (tanpa alasan) yang tidak dibenarkan

oleh hukum. Nusyuz secara bahasa berasal dari Nasyazat-Nusyuzan

Almar‟atu ala Zaujiha artinya wanita mendurhakai suaminya.

Menurut istilah, nusyuz adalah pelanggaran yang dilakukan oleh

seorang istri terhadap kewajibannya yang ditetapkan oleh Allah agar

Page 25: IMPLEMENTASI HUKUM NUSYUZ DALAM SURAT AN- NISA’ …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5052/1/skripsiQ bab 1.pdf · MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO Sebagai manusia harus bisa mengerti

10

taat kepada suaminya. Sehingga istri seolah-olah menempatkan

dirinya lebih tinggi daripada suaminya padahal menurut biasanya dia

mengikuti atau mematuhi suaminya itu. Singkatnya ia telah durhaka

kepada suaminya.

Dalam Agama, perkataan nusyuz itu, dipakai laki-laki dan

wanita, yaitu kalau seorang lelaki berlaku kasar atau marah kepada

istrinya, sehingga tidak mau tidur bersama-sama, dinamakan laki-laki

itu nusyuz kepada istrinya.

F. Tinjauan Pustaka

Sebelum penulis meneliti tentang masalah ini, sebagai bahan acuan

dan perbandingan peneliti telah menemukan beberapa skripsi yang

berkaitan dengan dengan penulisan skripsi ini, antara lain berjudul :

1. Perlindungan Terhadap Istri Sebagai Korban Kekerasan Dalam

Rumah Tangga Perspektif Hukum Islam dan UU No. 23 Tahun 2004,

diteliti oleh Shofa Qonita. ( Mahasiswa UIN malang )

Hasil dari penelitian tersebut adalah kekerasan yang terjadi

Dalam masyarakat juga karena pemahaman yang salah terhadap suatu

ayat ataupun hadits seperti yang terdapat dalam surat Al-Nisa‟ ayat

34, yaitu : Wadzribuuhunna sering dijadikan alasan atau landasan

untuk melakukan kekerasan terhadap istri. Masih dalam ayat yang

sama lafadz qawwamun, yang berarti suami berkewajiban

mengayomi, memberi perhatian,dan melakukan pergaulan yang baik

Page 26: IMPLEMENTASI HUKUM NUSYUZ DALAM SURAT AN- NISA’ …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5052/1/skripsiQ bab 1.pdf · MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO Sebagai manusia harus bisa mengerti

11

terhadap istri atau pada sebagian masyarakat justru dimaknai sebagai

kekuasaan untuk melakukan kesewenang-wenangan terhadap istri.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Shofa Qonita, yaitu

bahwa upaya untuk menanggulangi masalah perlindungan kekerasan

dalam rumah tangga perspektif hukum Islam dan Undang-undang No.

23 Tahun 2004 dilihat dari jenis hukumnya. ( Qonita, 2005 )

2. Skripsi Dwi Meitayani yang berjudul “Konsep Nusyuz dalam

madzhab Syafi‟i Perspektif keadilan Gender”. Oleh Dwi Meitayani (

Mahasiswa STAIN Purwokerto ).

Hasil penelitian menunjukan prinsip-prinsip kesetaraan gender.

Prosedur penanganan nusyuz seorang istri tampak begitu diperhatikan

sementara cara menangani nusyuz suami terlampau sederhana.

Lahirnya pendapat Imam Syafi‟i terilhami oleh kondisi sosial budaya

masyarakat tempat Imam Syafi‟i menetap yang seperti kebanyakan

lingkungan sosial pada masa lalu memang menempatkan perempuan

pada posisi yang inferior bahkan marginal. ( Meitayani, 2005 )

3. Pandangan Imam Al Syafi‟i Tentang Nusyuz Dalam Perspektif

Gender, Oleh Imam Bagus Susanto ( Mahasiswa UIN Malang )

Tema dalam penelitian ini terfokus pada Pendapat Imam Syafi‟i

tentang Hukum Nusyuz Dalam Perspektif Gender, serta istinbat

hukum Imam Syafi‟i tentang Nusyuz Dalam Perspektif Gender. (

Susanto, 2012 : 61 )

Page 27: IMPLEMENTASI HUKUM NUSYUZ DALAM SURAT AN- NISA’ …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5052/1/skripsiQ bab 1.pdf · MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO Sebagai manusia harus bisa mengerti

12

4. Nusyuz Studi Komparatif Antara Imam Syafi‟i dan Amina Wadud,

oleh Husni Mubarok ( Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga )

Kesimpulan penelitian tersebut adalah Imam Syafi‟i dan Amina

Wadud sama-sama mengartikan nusyuz istri dari An nisa‟ ayat 34,

perbedaannya terletak pada ketentuan ketaatan Imam Syafi‟i

mengartikan kepatuhan sebagai kepatuhan total istri kepada suami.

Sedangkan Amina Wadud, mengartikan qanitat bukan sebagai

kepatuhan, apalagi dikaitkan dengan kepatuhan pada suami. Dalam

penyelesaian nusyuz pun mereka berbeda pendapat, hal ini karena

karakter intlektual fiqih mereka berbeda. Penelitian tersebut

menghasilkan perbandingan mengenai konsep nusyuz antara Imam

Syafi‟i dan Amina Wadud. ( Mubarok, 2009 )

Keempat skripsi diatas lebih jauh membahas tentang nusyuz,

perbedaan dengan skripsi ini adalah lebih memusatkan bagaimana

penerapan hukum nusyuz yang terkandung dalam QS. An-Nisa 34

dimasyarakat desa pasekan.

G. Metodologi Penelitian

Secara umum penelitian diartikan sebagai suatu proses pengumpulan

dan analisis data yang dilakukan secara sistematis dan logis untuk

mencapai tujuan-tujuan tertentu. Pengumpulan dan analisis data

menggunakan metode-metode ilmiah, baik yang bersifat kuantitatif

ataupun kualitatif, ekspremental atau non ekspremental, interaktif atau

Page 28: IMPLEMENTASI HUKUM NUSYUZ DALAM SURAT AN- NISA’ …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5052/1/skripsiQ bab 1.pdf · MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO Sebagai manusia harus bisa mengerti

13

non interaktif. Metode-metode tersebut telah dikembangkan secara

intensif, melalui uji coba sehingga telah memiliki prosedur yang baku.

Metode penelitian ada kalanya juga disebut “metodologi penelitian”

(sebenarnya kurang tepat tetapi banyak digunakan), dalam makna yang

lebih luas bisa berarti “disain” atau rancangan penelitian. Rancangan ini

berisi rumusan tentang objek atau subyek yang akan diteliti, teknik-teknik

pengumpulan data, prosedur pengumpulan dan analisis data berkenaan

dengan fokus masalah tertentu (Sukmadinata, 2005 : 5)

Pada dasarnya metode penelitian merupakan suatu cara ilmiah untuk

mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2010 :

2). Penelitian berangkat dari suatu permasalahan yang bertujuan menjadi

sistem kedisiplinan ilmu, yang pada umumnya tujuan penelitian bersifat

penemuan, pembuktian dan pengembangan. Sehingga permasalahan yang

digunakan dapat mempunyai kecocokan dengan metode penelitian.

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian empiris atau

lapangan. Adapun pengertian dari penelitian empiris merupakan

penelitian yang pada awalnya adalah data skunder, untuk

kemudian dilanjutkan dengan penelitian terhadap data primer

dilapangan, atau terhadap masyarakat (Soekanto, 2006 : 52).

Penelitian hukum empiris juga menggunakan data skunder

sebagai data awalnya, yang kemudian dilanjutkan dengan data

primer atau data lapangan. Akibat dari jenis datanya (data

Page 29: IMPLEMENTASI HUKUM NUSYUZ DALAM SURAT AN- NISA’ …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5052/1/skripsiQ bab 1.pdf · MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO Sebagai manusia harus bisa mengerti

14

skunder dan data primer), maka alat pengumpul datanya terdiri

dari studi dokumen, pengamatan (observasi), dan wawancara

(interview) (Asikin, tt : 134)

Pada penelitian hukum empiris atau sosiologis selalu diawali

dengan studi dokumen, sedangkan pengamatan (observasi)

digunakan pada penelitian yang hendak mencatat atau

mendeskripsikan prilaku (hukum) masyarakat. Wawancara

(interview) digunakan pada penelitian yang mengetahui misalnya

: presepsi, kepercayaan motivasi, informasi, yang sangat pribadi

sifatnya. Penetapan sampling harus dilakukan, terutama jika

hendak meneliti prilaku (hukum) warga masyarakat dan

pengelolaan datanya dapat dilakukan baik secara kualitatif atau

kuantitatif.

Akhirnya, kegunaan penelitian hukum empiris adalah untuk

mengetahui bagaimana hukum itu dilaksanakan termasuk proses

penegakan hukum (law enforcement). Karena penelitian jenis ini

dapat mengungkapkan permasalahan-permasalahan yang ada

dibalik pelaksanaan dan penegakan hukum. Di samping itu, hasil

penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan dalam penyusunan

suatu peraturan perundang-undangan (Asikin, tt : 135)

Penelitian Hukum Empiris mempunyai dua tujuan yang

pertama, menggambarkan dan mengungkap, dan kedua

menggambarkan dan menjelaskan. Kebanyakan penelitian

Page 30: IMPLEMENTASI HUKUM NUSYUZ DALAM SURAT AN- NISA’ …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5052/1/skripsiQ bab 1.pdf · MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO Sebagai manusia harus bisa mengerti

15

empiris memberikan penjelasan mengenai peristiwa dengan

mencari makna yang sesungguhnya dengan menurut persepsi

partisipan. Maka dengan hal ini peneliti bisa mengungkap fakta

yang sesungguhnya, berhubungan dengan implementasi atau

penerapan hukum nusyus dalam al-Qur‟an surat an-Nisa‟ ayat 34

menurut masyarakat desa Pasekan kecamatan Ambarawa, dan

dapat mengetahui cara penyelesaian nusyuz dalam kehidupan

rumah tangga di Desa Pasekan.

2. Pendekatan Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang telah disebutkan dalam

penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan penelitian

kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah suatu penelitian yang

ditujukan untuk mendiskripsikan dan menganalisis fenomena,

peristiwa, aktifitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran

orang secara individual, maupun kelompok (Sukmadinata, 2005 :

60). Beberapa deskripsi digunakan untuk menemukan prinsip-

prinsip dan penjelasan yang mengarah kepada penyimpulan.

Penelitian kualitatif bersifat induktif, peneliti membiarkan

permasalahan-permasalahan muncul dari data atau dibiarkan

terbuka untuk interpretasi. Data dihimpun dengan pengamatan

yang seksama, mencakup deskripsi dalam konteks yang

mendetail disertai catatan-catatan hasil wawancara yang

mendalam, serta hasil analisis dokumen dan catatan-catatan.

Page 31: IMPLEMENTASI HUKUM NUSYUZ DALAM SURAT AN- NISA’ …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5052/1/skripsiQ bab 1.pdf · MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO Sebagai manusia harus bisa mengerti

16

Penelitian Kualitatif memiliki dua tujuan utama, yaitu

pertama, menggambarkan dan mengungkap, dan yang kedua

menggambarkan dan menjelaska. Kebanyakan penelitian

kualitatif bersifat deskriptif dan eksplanatori. Beberapa penelitian

memberikan deskripsi tentang situasi yang kompleks, dan arah

bagi penelitian selanjutnya. Penelitian memberikan eksplanasi

(kejelasan) tentang hubungan antara peristiwa dengan makna

terutama menurut persepsi partisipan (Sukmadinata, 2005 : 60)

Pada pendekatan penelitian kualitatif ini, peneliti

menggunakan metode kualitatif interaktif. Metode kualitatif

interaktif merupakan studi yang mendalam menggunakan teknik

pengumpulan data langsung dari orang dalam lingkungan

alamiahnya. Peneliti menginterpretasikan bagaimana orang

mencari makna daripadanya.

Dengan pendekatan kualitatif tersebut, peneliti dapat

mendeskripsikan data dari hasil pengamatan dan penelitian yang

telah dilakukan di Desa Pasekan Kecamatan Ambarawa

Kabupaten Semarang. Yaitu yang berhubungan dengan

permasalahan dalam hal pemahaman dan penerapan hukum

nusyuz yang terkandung dalam Al-Qur‟an Surat an-Nisa‟ ayat 34

dan penyelesainnya pada masyarakat Desa Pasekan.

Page 32: IMPLEMENTASI HUKUM NUSYUZ DALAM SURAT AN- NISA’ …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5052/1/skripsiQ bab 1.pdf · MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO Sebagai manusia harus bisa mengerti

17

3. Lokasi Penelitian

Cara terbaik yang perlu ditempuh dalam penentuan penelitian

ialah dengan jalan mempertimbangkan teori substansi yaitu

pergilah dan jajahilah lapangan untuk melihat apakah terdapat

kesesuaian dengan kenyataan yang berada di lapangan (Moleong,

2002 : 86). Lokasi penelitian yang dilakukan oleh peneliti

merupakan di Desa Pasekan, Kecamatan Ambarawa, kabupaten

semarang.

Adapun alasan pengambilan lokasi tersebut, dikarenakan di

Desa Pasekan kecamatan Ambarawa ditemukan banyak kejadian

yang dikategorikan nusyuz. Maka dengan hal ini peneliti bisa

mengungkap fakta yang sesungguhnya, berhubungan dengan

permasalahan dalam hal implementasi/penerapan hukum nusyuz

yang terkandung dalam Al-Qur‟an surat an-Nisa ayat 34 serta

mengetahui pemahaman dan penyelesaian nusyus menurut

masyarakat Desa Pasekan dengan berbagai latar belakang

masyarakat.

4. Sumber dan Jenis Data

Sumber data adalah sesuatu yang sangat penting dalam suatu

penelitian. Yang dimaksud dengan sumber data utama dalam

penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan, selebihnya

Page 33: IMPLEMENTASI HUKUM NUSYUZ DALAM SURAT AN- NISA’ …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5052/1/skripsiQ bab 1.pdf · MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO Sebagai manusia harus bisa mengerti

18

adalah tambahan seperti dokumen dan lain-lain (Moleong, 2002 :

157)

a. Data primer ini diperoleh dengan menggunakan metode

wawancara dengan sumber pertama tanpa perantara.

Dalam hal ini peniliti mewancarai tiga tipologi

masyarakat yaitu tokoh agama, tokoh pemerintahan dan

masyarakat biasa. Tokoh agama yaitu yang dilakukan

dengan orang yang berinisial UUB, UMS, UMN, UTJ,

UMR. Tokoh pemerintahan dengan orang yang berinisial

WA, PY, TS, BR, JS. Selanjutnya dari masyarakat biasa

yaitu dengan orang yang berinisial KD, MM, SY, SN,

AM.

b. Sumber data sekunder atau data tangan kedua adalah :

data yang diperoleh oleh peneliti dari subyek

penelitiannya. Data sekunder biasanya berwujud data

dokumentasi atau data laporan yang sudah tersedia

(Azwar, 1998 : 91). Data sekunder adalah data yang

mendukung adanya data utama. Data sekunder dapat juga

diperoleh melalui literatur atau buku-buku yang berkaitan

dengan pokok pembahasan, diantaranya yaitu

perkawinan idaman, Syaikh Mahmud Al-Misri, Fiqh

Sunnah oleh Sayyid sabiq, dan buku-buku lain yang

berkaitan dengan pembahasan nusyuz.

Page 34: IMPLEMENTASI HUKUM NUSYUZ DALAM SURAT AN- NISA’ …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5052/1/skripsiQ bab 1.pdf · MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO Sebagai manusia harus bisa mengerti

19

5. Metode Pengumpulan Data

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu.

Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak yaitu pewancara yang

mengajukan pertanyaan dan terwawancara yang memberikan

jawaban atas pertanyaan itu (Moleong, 2002 : 186). Jenis

wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah semi

terstruktur, kemudian satu persatu diperdalam dalam mengorek

keterangan lebih jauh (Arikunto, 2006 : 227)

Jenis wawancara semi terstruktur ini peneliti gunakan agar

dalam proses wawancara peniliti tidak kebingungan dalam

berdialog. Juga berfungsi untuk memperoleh jawaban yang lebih

luas dari informasi yang diberikan informan. Dalam wawancara

ini, peneliti telah menentukan beberapa informan, dalam hal ini

peneliti melakukan wawancara langsung dengan tiga tipologi

masyarakat yaitu dengan masyarakat Desa pasekan yang

berinisial UUB, UMS, UMN, UTJ, UMR sebagai tokoh agama

islam. WA, PY, TS, BR, JS sebagai tokoh pemerintahan. KD,

MM, SY, SN, AM, sebagai masyarakat biasa. Hal tersebut

dilakukan untuk mendapatkan informasi yang sangat inti dari

implementasi/penerapan, pemahaman hukum nusyuz yang

terkandung dalam surat an-Nisa ayat 34 serta penyelesaian

perselisihan dalam rumah tangga di Desa Pasekan kecamatan

Page 35: IMPLEMENTASI HUKUM NUSYUZ DALAM SURAT AN- NISA’ …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5052/1/skripsiQ bab 1.pdf · MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO Sebagai manusia harus bisa mengerti

20

Ambarawa. Adapun jenis data yang diperoleh pada saat

wawancara secara langsung terhadap informan penelitian.

6. Metode Pengolahan Data

Metode pengolahan data pada dasarnya tergantung pada jenis

datanya, upaya yang dilakukan bekerja yang diperoleh dari

sumber data primer, sumber data sekunder, pendapatan dari

dengan data, pengorganisasian data, memilah-memilahnya

menjadi satuan dapat dikelola, mensitesiskannya, mencari dan

menemukan pola, apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan

memutuskan apa yang dapat diceritakan orang lain. Setelah data

dikumpulkan dari lapangan dengan lengkap, maka tahap

berikutnya adalah pengolahan dan menganalisis data (Sunggono,

2003 : 125). Metode pengolahan data dalam penelitian ini sebagai

berikut :

a. Edit (Editing)

Sebelum diolah data yang telah diperoleh perlu diedit

terlebih dahulu. Dengan kata lain data atau keterangan

yang dikumpulkan yang perlu dibaca sekali lagi dan

diperbaiki jika masih terdapat hal-hal yang salah atau

yang masih meragukan (Nazir, 2009 : 358)

b. Klasifikasi (Clasifiying)

Klasifikasi adalah klasifikasi (pengelompokan), data

hasil dokumentasi diklarifikasi berdasarkan kategori

Page 36: IMPLEMENTASI HUKUM NUSYUZ DALAM SURAT AN- NISA’ …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5052/1/skripsiQ bab 1.pdf · MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO Sebagai manusia harus bisa mengerti

21

tertentu (Moleong, 2005 : 104-105). Proses

pengelompokan data yang diperlukan. Seluruh data yang

berasal dari wawancara dan dokumentasi.

c. Verifikasi (Verifiying)

Adalah suatu tindakan untuk mencari kebenaran

tentang data-data yang diperoleh, sehingga pada nantinya

dapat meyakinkan kepada penbaca tentang kebenarannya

penelitian tersebut (Kusuma, 2000 : 85)

d. Konklusi (Concluding)

Langkah terakhir adalah kongklusi atau menarik

kesimpulan, dalam artian cara penganalisa data-data

secara prehensif serta menghubungkan makna data yang

diperoleh peneliti. Penyimpulan data-data harus

dilakukan secara cermat dengan mengecek kembali data-

data yang telah diperoleh (Kusuma, 2000 : 89).

Khususnya tentang penerapan konsep hukum nusyuz di

Desa Pasekan.

7. Metode Analisis Data

Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan

mengurutkan data kedalam pola, kategori dan satuan uraian dasar

sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan kerja

seperti yang disarankan oleh data (Moleong, 2002 : 280-281).

Page 37: IMPLEMENTASI HUKUM NUSYUZ DALAM SURAT AN- NISA’ …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5052/1/skripsiQ bab 1.pdf · MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO Sebagai manusia harus bisa mengerti

22

Dari rumusan tersebut diatas dapatlah kita menarik bahwa

analisis data bermaksud pertama-tama mengorganisasikan data.

Data yang terkumpul banyak sekali dan terdiri dari catatan dan

tanggapan peneliti, gambar, foto, dokumen, berupa laporan

biografi artikel dan sebagainya. Pekerjaan analisis data dalam hal

ini ialah mengatur, mengurutkan, mengelompokkan, memberikan

kode, dan mengkategorisasikannya. Pengorganisasian dan

pengelolaan data tersebut bertujuan untuk menemukan tema dan

hipotesis kerja yang pada akhirnya diangkat menjadi teori

subtantif.

Adapun metode analisis data yang digunakan pada penelitian

ini adalah analisis deskriptif kualitatif yakni metode penelitian

yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau

lisan dari orang-orang dan perilaku yang akan diamati. Sehingga

dapat menggambarkan keadaan atau status fenomena mengenai

Implementasi atau penerapan hukum nusyuz yang tekandung

pada QS. An-Nisa‟ ayat 34 dan penyelesainnya pada masyarakat

Desa Pasekan, Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang

H. Sistematika Pembahasan

Penyusunan skripsi ini disistematikan dalam bab-bab tertentu yang

antara bab satu dengan yang lainnya mempunyai keterkaitan. Dan untuk

Page 38: IMPLEMENTASI HUKUM NUSYUZ DALAM SURAT AN- NISA’ …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5052/1/skripsiQ bab 1.pdf · MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO Sebagai manusia harus bisa mengerti

23

menghasilkan suatu membahasan yang runtut maka dari bab-bab dibagi

dalam sub-sub bab.

Bab pertama berisi pendahuluan yang menguraikan meliputi latar

belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan

penelitian, tinjauan pustaka, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

Yang secara kongkrit menggambarkan keseluruhan isi penyusunan

skripsi.

Sedangkan bab yang kedua berisi Tinjauan hukum tentang nusyuz

yang mencakup pengertian dan dasar hukum, bentuk-bentuk nusyuz,

akibat hukum perbuatan nusyuz dan penyelesaian nusyuz yang dilakukan

oleh suami dan isteri serta mencakup implementasi. Hal ini perlu

dibahas karena menguraikan secara lengkap dalam bab dua yang

berkaitan dengan judul penyusunan skripsi.

Selanjutnya bab ketiga yang berisi Laporan penelitian meliputi

gambaran umum Desa Pasekan, profil informan, Pemahaman Masyarakat

tentang nusyuz, sebab-sebab terjadinya nusyuz, penerapan dan

penyelesaian hukum nusyuz masyarakat Desa Pasekan

Adapun bab keempat Analisis hasil penelitian meliputi, pembahasan

pemahaman hukum nusyuz masyarakat Desa Pasekan Kecamatan

Ambarawa, sebab-sebab terjadinya nusyuz dan implementasi/penerapan

hukum nusyuz serta penyelesainnya di desa Pasekan kecamatan

Ambarawa

Page 39: IMPLEMENTASI HUKUM NUSYUZ DALAM SURAT AN- NISA’ …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5052/1/skripsiQ bab 1.pdf · MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO Sebagai manusia harus bisa mengerti

24

Bab kelima merupakan bab yang terakhir yang berisi penutup dari

penyusunan skripsi meliputi kesimpulan dan saran-saran.

Page 40: IMPLEMENTASI HUKUM NUSYUZ DALAM SURAT AN- NISA’ …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5052/1/skripsiQ bab 1.pdf · MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO Sebagai manusia harus bisa mengerti

25

BAB II

TINJAUAN HUKUM NUSYUZ MENURUT PARA AHLI DAN

KOMPILASI HUKUM ISLAM

A. Nusyuz

1. Pengertian Nusyuz

Nusyuz secara etimologis berarti tempat yang tinggi. Adapun

secara terminologis maknanya pembangkangan seorang wanita

terhadap suaminya dalam hal-hal yang diwajibkan Allah untuk

ditaatinya. Seakan wanita itu merasa paling tinggi, bahkan lebih

tinggi dari suaminya. ( Firdaus, 2011 : 359 )

Menurut Ahmad Warson Munawwir dalam kamusnya memberi

arti nusyuz dengan arti sesuatu yang menonjol di dalam, atau dari

suatu tempatnya. Jika konteksnya dikaitkan dengan hubungan suami

istri maka ia mengartikan sebagai sikap istri yang durhaka,

menentang dan membenci kepada suaminya. ( Munawwir, 1997 :

1418 ). Sedangkan menurut Ustman al-Khusyt, memaknai Nusyuz

yaitu istri yang tidak mau berdandan, membangkang suami diatas

ranjang, keluar rumah tanpa izin suami, dan meninggalkan kewajiban

agama. ( al-Khusyt, 2007 : 105 )

Menurut para fuqoha, nusyuz mempunyai beberapa pengertian

diantaranya : menurut fuqoha Hanafiyah seperti yang dikemukakan

Shaleh Ghanim mendefinisikannya dengan ketidaksenangan yang

Page 41: IMPLEMENTASI HUKUM NUSYUZ DALAM SURAT AN- NISA’ …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5052/1/skripsiQ bab 1.pdf · MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO Sebagai manusia harus bisa mengerti

26

terjadi diantara suami istri. Ulama madzhab Maliki berpendapat

bahwa nusyuz adalah saling menganiaya suami istri. Sedangkan

menurut Ulama Syafi‟iyyah, nusyuz adalah perselisihan diantara

suami istri. Sementara itu Ulama Hambaliyah berpendapat bahwa

nusyuz adalah ketidaksenangan dari pihak istri atau suami yang

disertai dengan pergaulan yang tidak harmonis.(Sadlan, 2004 : 25-26)

Istri yang melakukan nusyuz dalam Kompilasi Hukum Islam

didefinisikan sebagai sebuah sikap ketika istri tidak mau

melaksanakan kewajibannya yaitu kewajiban utama berbakti lahir dan

batin kepada suami dan kewajiban lainnya adalah menyelenggarakan

dan mengatur keperluan rumah tangga sehari hari dengan sebaik

baiknya. ( KHI, pasal 83(1) dan 84(1) )

Para ulama membedakan antara nusyuz dan syiqaq, karena nusyuz

dilakukan oleh salah satu pasangan dari suami istri. Nusyuz berawal

dari salah satu pihak, baik istri maupun suami bukan kedua-duanya

secara bersama-sama, karena hal tersebut bukan lagi merupakan

nusyuz melainkan dikategorikan sebagai syiqaq. (Aziz, 1996: 1353 ).

Kamal Muchtar, peminat dan pemerhati hukum islam tentang

perwakinan, mendefinisikan sebagai perselisihan suami istri yang

diselesaikan oleh dua orang hakam (Juru damai). ( Aziz, 1996 : 1708

)

Gus Dur pernah menyatakan bahwa ia ingin meluruskan

pandangan tentang posisi perempuan agar hak laki-laki dan hak

Page 42: IMPLEMENTASI HUKUM NUSYUZ DALAM SURAT AN- NISA’ …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5052/1/skripsiQ bab 1.pdf · MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO Sebagai manusia harus bisa mengerti

27

perempuan menjadi semakin berimbang. Ia memetik firman Allah

dalam Al-Qur‟an, “Sesungguhnya aku ciptakan kalian sebagai laki-

laki dan perempuan”, adapun perbedaan keduanya hanya bersifat

biologis. Oleh karena itu, menurut Gus Dur, persamaan hak antara

laki-laki dan prempuan adalah nilai Islami. ( Ibad, 2011 : 75 )

2. Dasar Hukum Nusyuz

Dalam kehidupan rumah tangga tidak selalu sesuai apa yang

diharapkan oleh setiap pasangan. Kecekcokan, ketegangan,

pertengkaran, perselisihan, perdebatan, saling mengejek bahkan

saling memaki kerap kali terjadi, semua itu hal yang lumrah terjadi

dalam perjalanan membina rumah tangga. Akan tetapi sudah

semestinya dapat diselesaikan secara arif dengan jalan

bermusyawarah, saling berdialog secara terbuka. Pada kenyataannya

sering terjadi persoalan dalam rumah tangga meskipun sekecil apapun

dapat mengganggu keharmonisan rumah tangga, sehingga dapat

memunculkan hal yang biasa kita kenal dalam hukum islam dengan

istilah nusyuz.

Hal ini dapat kita temukan dalam ayat Al-Qur‟an surah An Nisa‟

ayat 34 yang berbunyi :

أيىانهى فقىا ي ا أ بعضهى عهى بعض وب م للا ا فض عهى انساء ب ايى جال قى انر

Page 43: IMPLEMENTASI HUKUM NUSYUZ DALAM SURAT AN- NISA’ …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5052/1/skripsiQ bab 1.pdf · MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO Sebagai manusia harus bisa mengerti

28

ا حفظ للا انحات قاتات حافظات نهغيب ب فانص شىزه تي تخافى وانل فعظىه

ضاجع واضربىه في ان عهياا واهجروه كا للا سبيلا إ أطعكى فل تبغىا عهيه فإ

ا ﴾٤٣:النساء﴿ كبيرا

Artinya : “Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum

wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-

laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-

laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka

wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri

ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara

(mereka). Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, maka

nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka,

dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka mentaatimu, maka

janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya.

Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.”(QS. An-Nisa‟ :

34 )

Ayat di atas sering kali dikutip dan dijadikan sebagai landasan

tentang nusyuznya istri terhadap suami, meskipun secara tersurat

tidak dijelaskan permulaan terjadinya nusyuz istri terhadap suami

melainkan hanya sebatas solusi atau proses penyelesaian terjadinya

nusyuz yang ditawarkan oleh ayat tersebut. Atau dapat ditarik

kesimpulan dari isi kandungan ayat di atas adalah :

a. Kepemimpinan dalam rumah tangga

b. Hak dan kewajiban suami istri

c. Solusi atau penyelesian nusyuz yang dilakukan oleh istri

Dalam ayat lain juga disebutkan, tepatnya surah An-Nisa ayat

128 yang artinya :

Page 44: IMPLEMENTASI HUKUM NUSYUZ DALAM SURAT AN- NISA’ …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5052/1/skripsiQ bab 1.pdf · MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO Sebagai manusia harus bisa mengerti

29

“dan jika seorang wanita khawatir akan nusyuz atau sikap tidak

acuh dari suaminya. Maka tidak mengapa bagi keduanya

mengadakan perdamaian yang sebenar-benarnya dan perdamaian itu

lebih baik (bagi mereka) walaupun manusia itu menurut tabiatnya

kikir, dan jika kamu bergaul dengan istrimu secara baik dan

memelihara dirimu (dari nusyuz dan sikap tak acuh). Maka

sesungguhnya Allah adalah Maha mengetahui apa yang kamu

kerjakan”.(QS An-Nisa : 128)

Ayat di atas sering dikutip sebagai dasar tentang nusyuznya

suami, walaupun pada realitanya maupun dalam literature-literatur

kajian fiqh persoalan tentang nusyuznya suami kurang mendapat

perhatian.

Dalam Kompilasi Hukum Islam (KHI) dalam mengatur masalah

nusyuz tampaknya mengikuti alur pikiran jumhur ulama bahwa

nusyuz hanya ditujukan kepada istri, hal ini terlihat dari bunyi pasal

80 ayat (7) dan pasal 84 ayat (1). Aturan mengenai persoalan nusyuz

dipersempit hanya pada nusyuznya istri saja serta akibat hukum yang

ditimbulkannya. Mengawali pembahasannya dalam persoalan nusyuz

KHI berangkat dari ketentuan awal tentang kewajiban bagi istri, yaitu

bahwa dalam kehidupan rumah tangga kewajiban utama bagi seorang

istri ialah berbakti lahir dan batin kepada suami dalam bataas-batas

yang dibenarkan oleh hukum islam. Istri dianggap nusyuz jika ia tidak

mau melaksanakan kewajiban-kewajiban sebagaimana dimaksud

tersebut. Walaupun dalam masalah menentukan ada atau tidak adanya

nusyuz istri tersebut menurut KHI harus di dasarkan atas bukti yang

sah ( KHI, Pasal 83 ayat 1 dan pasal 84 ayat 1 dan 4).

Page 45: IMPLEMENTASI HUKUM NUSYUZ DALAM SURAT AN- NISA’ …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5052/1/skripsiQ bab 1.pdf · MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO Sebagai manusia harus bisa mengerti

30

3. Bentuk-Bentuk Nusyuz

Berdasarkan pada pasal 84 Kompilasi Hukum Islam sebagai salah

satu pedoman / kaidah tertulis dalam hal perkawinan, telah mengatur

tentang nusyuz istri yang menyatakan bahwa :

a. Istri dapat dianggap nusyuz jika ia tidak mau melaksanakan

kewajiban kewajiban sebagaimana yang dimaksud dalam pasal

83 ayat (1) kecuali dengan alasan yang sah.

b. Selama istri dalam nusyuz, kewajiban suami terhadap istrinya

tersebut pada pasal 80 ayat (4) huru a dan b tidak berlaku kecuali

hal-hal untuk kepentingan anaknya.

c. Kewajiban suami tersebut pada ayat (2) di atas berlaku kembali

sesudah istri tidak nusyuz.

d. Ketentuan ada atau tidak adanya nusyuz dari istri harus di

dasarkan atas bukti yang sah.

Dari pengertian nusyuz sebagaimana yang telah dijelaskan di atas

sebagai sikap pembangkangan terhadap kewajiban-kewajiban dalam

kehidupan perkawinan ( Basyir, 1995 : 81 ), sebenarnya para ulama

telah mencoba melakukan klasifikasi tentang bentuk-bentuk

perbuatan nusyuz itu sendiri. Dan diantara tingkah laku maupun

ucapan yang dianggap sebagai perbuatan nusyuz istri antara lain :

a. Apabila istri menolak untuk pindah kerumah kediaman bersama

tanpa sebab yang dapat dibenarkan secara syar‟i.

Page 46: IMPLEMENTASI HUKUM NUSYUZ DALAM SURAT AN- NISA’ …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5052/1/skripsiQ bab 1.pdf · MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO Sebagai manusia harus bisa mengerti

31

b. Keluar dari tempat tinggal bersama tanpa seizin suaminya, akan

tetapi madzhab Syafi‟i dan Hambali berpendapat bahwa apabila

keluarnya istri itu untuk keperluan suaminya maka tidak termasuk

nusyuz, akan tetapi jika keluarnya istri itu bukan karena

kebutuhan suami maka istri itu dianggap nusyuz.

c. Istri menolak untuk tidur bersama suaminya. Dalam suatu hadis

dijelaskan tentang kewajiban seorang istri kepada suaminya,

untuk tidak menolak apabila diajak oleh suaminya untuk

melakukan hubungan suami-istri, yang artinya yaitu:

“Jika seorang suami mengajak istrinya untuk berhubungan

suami- istri, kemudian si istri menolaknya, maka malaikat akan

melaknatnya hingga pagi”(Sunan Abi Daud :2141)

Istri yang menolak untuk tidur bersama suaminya, tanpa

suatu alasan yang sah maka ia dianggap nusyuz, sesuai dengan

dalil yang berbunyi:

متى إمتنعت من فراشه او خرجت من منزله بغير إذنه:انشىز

“Nusyuz itu ialah apabila si istri tidak mau seranjang atau

keluar rumah tanpa ijin suami”(Sarbini, tt : 295).

d. Membangkangnya seorang istri untuk hidup dalam satu rumah

dengan suami dan dia lebih senang hidup di tempat lain yang

tidak bersama suami. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam kitab

Tafsir Al-Bahrul Muhit dengan ungkapannya yaitu bahwa

perbuatan nusyuz adalah :

Page 47: IMPLEMENTASI HUKUM NUSYUZ DALAM SURAT AN- NISA’ …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5052/1/skripsiQ bab 1.pdf · MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO Sebagai manusia harus bisa mengerti

32

انشىز هى إيتاعها ي انقاو فى بيته وإقايتها فى يكا اليريد

اال قاية فيه

“Nusyuz adalah lalainya istri dalam menjalankan kewajiban

di rumah suaminya dan keluarnya istri dari rumah tanpa

keinginan atau tanpa seizin suami” (al Jamal, 1993 : 251)

Untuk mengenali bentuk bentuk perbuatan nusyuz dapat juga

mengkaitkannya dengan kata yang artinya menghilangkan, dalam arti

perempuan yang hilang rasa kasih sayangnya terhadap suami baik

dohir maupun batinnya, sehingga seorang istri tersebut selalu

meninggalkan kehendak dan kemauan perintah suami, sehingga

suami merasa benci dan tiada kepedulian kepadanya ( al Jamal, 1993 :

452 )

Secara lebih khusus Wahbah al-Zuhaili mengemukakan bahwa

nusyuz istri adalah lebih pada relasi seksual. Artinya ketika istri tidak

disibukkan oleh perbagai alasan yang menjadi kewajibannya, atau

tidak terbayang-bayangi oleh kekerasan yang mungkin dilakukan oleh

suaminya (az-Zuhaili, 1997 : 6851).

Sedangkan menurut Yusuf Musa berpendapat bahwa ciri-ciri

nusyuz istri adalah :

a. Ia menolak untuk diajak pindah ke rumah suami tanpa alasan

yang sah.

b. Istri mau untuk tinggal di rumah kediaman bersama, tetapi

kemudian dia pergi dan tidak kembali tanpa alasan yang

dibenarkan syara‟.

Page 48: IMPLEMENTASI HUKUM NUSYUZ DALAM SURAT AN- NISA’ …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5052/1/skripsiQ bab 1.pdf · MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO Sebagai manusia harus bisa mengerti

33

c. Keduanya tinggal di rumah istri, tetapi istri melarang sang suami

untuk memasuki rumahnya. ( Musa, 1956 : 222 )

Menurut Shaleh bin Ghanim, bentuk-bentuk perbuatan nusyuz

yang berupa perkataan atau ucapan adalah seperti tutur sapa seorang

istri kepada suaminya yang semula lembut, tiba tiba berubah jadi

kasar dan tidak sopan. Bila dipanggil suami, istri tidak menjawab,

atau menjawab dengan nada terpaksa, atau pura-pura tidak

mendengar dan mengulur-ulur jawaban, berbicara dengan suara keras

dan nada tinggi, berbicara dengan laki-laki lain yang tidak

mahramnya, baik langsung maupun tidak (lewat telepon atau

bersurat-suratan), dengan tujuan yang tidak dibenarkan syara‟,

mencaci-maki, berkata kotor dan melaknat, menyebarkan berita

keburukan suami dengan tujuan melecehkannya dihadapan orang lai,

tidak menepati janji terhadap suami, menuduh suami berbuat mesum

dan meminta cerai tanpa alasan yang jelas (Ghanim, tt : 31-32)

Sebaigamana istri, nusyuz suami pun dapat berupa ucapan,

perbuatan atau juga dapat berupa kedua-duanya sekaligus.

Sebagaimana diuraikan secara rinci oleh Shaleh bin Ghanim sebagai

berikut ( Ghanim, tt : 33-34 ) :

a. Mendiamkan istri, tidak diajak bicara. Meskipun bicara tapi

selalu menggunakan kata-kata kasar dan menyakitkan.

b. Mencela dengan menyebut-nyebut keaiban jasmani atau jiwanya.

Page 49: IMPLEMENTASI HUKUM NUSYUZ DALAM SURAT AN- NISA’ …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5052/1/skripsiQ bab 1.pdf · MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO Sebagai manusia harus bisa mengerti

34

c. Berburuk sangka terhadap istri, dan tidak mengajak istri tidur

bersama.

d. Menyuruh istri melakukan maksiat dan melanggar larangan

Allah.

Sementara itu, bentuk nusyuz yang berupa perbuatan dapat

berupa :

a. Tidak menggauli istrinya tanpa udzur atau sebab-sebab yang

jelas.

b. Menganiaya istri, baik dengan pukulan, hinaan, atau celaan

dengan tujuan hendak mencelakakan istri.

c. Tidak memberi nafkah sandang, pangan dan lain-lain.

d. Menjauhi istri karena penyakit yang dideritanya.

e. Besenggama dengan istri melalui duburnya.

4. Akibat Hukum Perbuatan Nusyuz

Menurut Muhammad 'Ali al-Sabuni (2001, 370-371), apabila

terjadi nusyuz yang dilakukan oleh istri maka Islam memberikan cara

yang jelas dalam mengatasinya adalah sebagai berikut :

a. Memberikan nasihat dan bimbingan dengan bijaksana dan tutur

kata yang baik.

b. Memisahi ranjang dan tidak mencampurinya (mengaulinya).

c. Pukulan yang sekiranya tidak menyakitkan, misalnya dengan

siwak dan sebagainya, dengan tujuan sebagai pembelajaran

baginya.

Page 50: IMPLEMENTASI HUKUM NUSYUZ DALAM SURAT AN- NISA’ …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5052/1/skripsiQ bab 1.pdf · MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO Sebagai manusia harus bisa mengerti

35

d. Kalau ketiga cara diatas sudah tidak berguna (masih belum bisa

mengatasi istri yang nusyuz), maka dicari jalan dengan bertahkim

(mengangkat hakim) untuk menyelesaikannya. Sesuai QS. An-

Nisa ayat 35 yang artinya :

“Dan jika kamu khawatirkan ada persengketaan antara

keduanya, maka kirimlah seorang hakam dari keluarga laki-laki

dan seorang hakam dari keluarga perempuan. Jika kedua orang

hakam itu bermaksud mengadakan perbaikan, niscaya Allah

memberi taufik kepada suami-isteri itu. Sesungguhnya Allah

Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”(QS. An-Nisa:35)

Mengenai tiga tindakan yang harus dilakukan suami terhadap istri

yang nusyuz berdasarkan pada surat an-Nisa' Ayat 34 di atas tersebut,

ulama fiqh berbeda pendapat dalam pelaksanaanya, apakah harus

berurutan atau tidak. Menurut jumhur, termasuk mazhab Hambali,

tindakan tersebut harus berurutan dan disesuaikan dengan tingkat dan

kadar nusyuznya. Sedangkan mazhab Syafi‟i, termasuk Imam

Nawawi, berpendapat bahwa dalam melakukan tindakan tersebut

tidak harus berjenjang, boleh memilih tindakan yang diinginkan

seperti tindakan pemukulan boleh dilakukan pada awal istri nusyuz.

(Aziz, 1996 : 1355). Hal itu dengan catatan jika dirasa dapat

mendatangkan manfaat atau faedah jika tidak maka tidak perlu, malah

yang lebih baik adalah memaafkannya (Nawawi, tt : 7).

Sebagai akibat hukum yang lain dari perbuatan nusyuz menurut

jumhur ulama, mereka sepakat bahwa istri yang tidak taat kepada

suaminya (tidak ada tamkin sempurna dari istri) tanpa adanya suatu

alasan yang dapat dibenarkan secara syar‟i atau secara „aqli maka istri

Page 51: IMPLEMENTASI HUKUM NUSYUZ DALAM SURAT AN- NISA’ …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5052/1/skripsiQ bab 1.pdf · MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO Sebagai manusia harus bisa mengerti

36

dianggap nusyuz dan tidak berhak mendapatkan nafkah. Dalam kitab

Fat-hul qarib dijelaskan ويسقظ با نشىز قسها وفقتها maksudnya “Dan

menjadi gugurlah sebab nusyuz, yaitu hak menerima gilirannya dan

nafaqahnya”. Dalam hal suami beristri lebih dari satu (poligami)

maka terhadap istri yang nusyuz selain tidak wajib memberikan

nafkah, suami juga tidak wajib memberikan giliranya. Tetapi ia masih

wajib memberikan tempat tinggal (Basyir, 1995 : 81).

Menurut mazhab Hanafi, apabila seorang istri mengikatkan

(tertahan) dirinya di rumah suaminya dan dia tidak keluar tanpa seizin

suaminya, maka istri seperti ini dianggap taat. Sedangan bila ia keluar

rumah atau menolak berhubungan badan dengan alasan yang tidak

dapat dibenarkan secara syar‟i maka ia disebut nusyuz dan tidak

mendapatkan nafkah sedikitpun, karena sebab wajibnya nafkah

menurut ulama Hanafiyah adalah tertahannya seorang istri di rumah

suami (Mughniyah, 1964 : 102).

5. Penyelesaian Nusyuz

Kita mengetahui bahwa nusyus bisa terjadi pada perempuan dan

juga laki-laki. Akan tetapi, watak perempuan berbeda dengan laki-

laki. Oleh karena itu, penyembuhannya juga berbeda secara teori,

karena berbedanya bentuk nusyuz antara mereka (as-Subki, 2010 :

302). Seorang suami dalam banyak kesempatan sebagai kepala

keluarga boleh mengambil tindakan pendisiplinan demi kemaslahatan

Page 52: IMPLEMENTASI HUKUM NUSYUZ DALAM SURAT AN- NISA’ …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5052/1/skripsiQ bab 1.pdf · MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO Sebagai manusia harus bisa mengerti

37

dan keutuhan keluarganya. Namun, tindakan pendisiplinan itu bukan

untuk menyakiti melainkan untuk menjaga keutuhan rumah tangga.

Menurut al Imam Fakhruddin ar-Razi, keberhasilan pernikahan

tidak tercapai kecuali jika kedua belah pihak memperhatikan hak

pihak lain. Mencurahkan semua kemampuan untuk menghilangkan

sebab-sebab perselisihan sangat diperlukan. Karena keluarga

merupakan nucleus terbentuknya masyarakat dalam pandangan Islam.

Selama nucleus tersebut baik, maka terbentuklah masyarakat yang

mapan dan kuat (Al Khayyath, 2007 : 16). Di antara unsur yang

paling pokok dalam pergaulan antara suami dan istri adalah unsur

kasih sayang, rasa tenang, dan saling mengasihi (Al Khayyath, 2007 :

209).

Baik nusyuz yang datang dari istri maupun suami, keduanya

memiliki cara-cara penyelesaiannya, yaitu :

a. Apabila nusyuz dari pihak suami maka penyelesaiannya seperti

ditegaskan dalam QS. 4: 128 istri diberi hak mengadakan

perjanjian dengan suaminya guna kebaikan hubungan keduanya.

Isinya terserah pada kesepakatan bersama, misalnya suaminya

berjanji dengan ikrar tidak akan mengulangi lagi. Dalam surat an-

Nisa: 128 terdapat petunjuk bagaimana istri harus bersikap.

Hendaknya istri mengadakan musyawarah, pendekatan, dan

perdamaian dengan suaminya.

Page 53: IMPLEMENTASI HUKUM NUSYUZ DALAM SURAT AN- NISA’ …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5052/1/skripsiQ bab 1.pdf · MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO Sebagai manusia harus bisa mengerti

38

Dengan mengutip pendapat Imam Malik, Yunahar Ilyas

(1997: 129) mengemukakan langkah-langkah yang bisa ditempuh

istri guna menghadapi nusyuz suami. Menurut Imam Malik, istri

boleh mengadukan suaminya kepada hakim. Hakimlah yang akan

memberi nasehat kepada suami. Apabila tidak berhasil hakim

dapat melarang istri untuk taat pada suami, tetapi suami tetap

wajib memberi nafkah. Dan hakim juga membolehkan sang istri

pisah ranjang, bahkan tidak kembali kerumah suaminya. Setelah

pelaksanaan hukuman tersebut dan sang suami belum juga

memperbaiki diri, hakim boleh memutuskan perceraian jika sang

istri menginginkannya. Pendapat Imam Malik ini seimbang

dengan sikap yang harus diambil oleh suami bila menghadapi

nusyuz istrinya. Hanya bedanya untuk kasus nusyuz suami yang

melaksanakan tiga tahapan itu hakim, bukan sang istri sendiri.

Menurut hemat penulis, tahapan pertama itu bisa saja dilakukan

oleh istri bersamaan dengan musyawarah, seperti yang dianjurkan

oleh al-Quran surat an-Nisa ayat 128 di atas, sebelum kasusnya

diajukan kepada hakim. Akan tetapi, kalau nasehat istri tidak

digubris suami dan musyawarah tidak menghasilkan perbaikan,

barulah istrinya mengadukan kasusnya kepada hakim (Ilyas, 1997

: 129).

b. Dalam hal terjadi nusyuz Istri, Islam sebagaimana disyaratkan

dalam surat an-Nisa: 34, telah mengajarkan agar seorang suami

Page 54: IMPLEMENTASI HUKUM NUSYUZ DALAM SURAT AN- NISA’ …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5052/1/skripsiQ bab 1.pdf · MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO Sebagai manusia harus bisa mengerti

39

menempuh tiga tahapan, yaitu menasehati, pisah tidur, dan

terakhir, memukul yang tidak berakibat fatal (ghair mubarrah).

Jika diketahui bahwa istrinya telah bersikap nusyuz itu maka

suaminya harus bertindak sebagai berikut :

1) Menasehati dengan baik

Maka hendaklah ia menasehati istrinya dengan lemah

lembut, dan mengingatkannya terhadap apa yang telah

diwajibkan Allah kepadanya. Lalu hendaklah ia memberinya

harapan akan pahala dari Allah lantaran mentaatinya dan agar

ia termasuk kedalam golongan wanita-wanita salehah yang

taat kepada Allah dan menjaga kehormatan suaminya saat

tidak ada. Lalu hendaklah ia mengingatkan akan hukum

Allah jika bermaksiat kepada-Nya, dan bahwasanya apabila

ia tetap dengan nusyusnya ia berhak untuk memisahkan

tempat tidurnya dan kemudian memukulnya (Kamal, 2007 :

537). Langkah ini menjadi pilar utama bagi keutuhan dan

keharmonisan keluarga. Akan tetapi nasehat yang baik

terkadang tidak berguna, mengingat adanya hawa nafsu yang

lebih dominan atau adanya kekaguman yang terlalu

berlebihan terhadap keindahan. Istri terkadang lupa kalau

dirinya adalah partner bagi laki-laki dalam keluarga

(Manshur, 2012 : 318). Nasehat yang baik mempunyai

Page 55: IMPLEMENTASI HUKUM NUSYUZ DALAM SURAT AN- NISA’ …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5052/1/skripsiQ bab 1.pdf · MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO Sebagai manusia harus bisa mengerti

40

pengaruh yang besar terhadap jiwa dan hati nurani. Firman

Allah QS. Fusshilat ayat 34 yang artinya :

Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah

(kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba

orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan

seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia (QS.

Fusshilat:34)

Imam Qurthubi mengatakan, “Maksudnya, berilah

wanita-wanita itu nasehat dari kitabullah”. Jadi jelaskanlah

apa saja yang diwajibkan Allah atas diri mereka agar

berinteraksi dan memperlakukan suami dengan baik (Anis, tt

: 104). Suami hendaknya memberi nasehat ketika istri sedang

sendirian. Karena dikhawatirkan ada intervensi dari pihak

luar terhadap masalah intern keluarga. Suami juga perlu

mengingatkan bahwa jika istri meneruskan nusyuz, maka hal

itu akan menghancurkan mahligai rumah tangga (Anis, tt :

107).

2) Menjauhi istri (hajr) di tempat tidur

Hajr berasal dari kata hijrah yang berarti memutuskan.

Allah berfirman,” Pisahkanlah mereka di tempat tidur

mereka.” (an-Nisa: 34). Suami menakut nakuti istrinya

tersebut dengan cara menjauhinya dan tidak melakukan

Page 56: IMPLEMENTASI HUKUM NUSYUZ DALAM SURAT AN- NISA’ …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5052/1/skripsiQ bab 1.pdf · MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO Sebagai manusia harus bisa mengerti

41

hubungan intim dengannya, dengan harapan dia tidak akan

tahan menghadapi cara ini (Kamal, 2007 : 741). Ibnu Abbas

R.A berkata, “al Hajr berarti suami tidak menyetubuhi dan

menggumuli istrinya di ranjangnya, melainkan dia hanya

memalingkan punggungnya terhadap istrinya di ranjangnya”

(Syakir, 2014 : 126). Kata madhja‟ berarti tempat tipu

muslihat dan daya tarik yang dijadikan oleh perempuan

pelaku nusyuz sebagai kekuatannya. Jika suami mampu

membentengi diri dari tipu daya tersebut maka istri yang

diduga melakukan nusyuz telah kehilangan senjata utamanya

(Mansyur, 2012 : 318). Pada akhirnya istri akan kembali

tidak nusyuz lagi. Langkah ini memiliki ketentuan khusus

yang harus diperhatikan suami agar tidak menimbulkan

madharat yang lebih besar lagi. Seperti jangan sampai

diketahui oleh anak-anak, karena akan mempengaruhi

psikologis mereka atau menyembunyikan dari orang asing

agar tidak menimbulkan kesan atau praduga yang salah. Akan

tetapi terkadang langkah ini pun tidak berhasil, maka perlu

diambil langkah yang berikutnya, meskipun lebih keras tapi

bisa ditoleransi ketimbang hancurnya bangunan rumah

tangga akibat nusyuz. Perlakuan suami seperti ini diharapkan

akan menarik istri untuk bertanya sebab-sebab suami

Page 57: IMPLEMENTASI HUKUM NUSYUZ DALAM SURAT AN- NISA’ …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5052/1/skripsiQ bab 1.pdf · MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO Sebagai manusia harus bisa mengerti

42

meninggalkannya ditempat tidur. Sehingga istri bisa

instrospeksi terhadap dirinya.

Pisah ranjang adalah hukuman psikologis yang sangat

berat. Tak pelak, hukuman yang paling berat bagi manusia

adalah hukuman yang menyentuh kelebihannya, yang

membuat dirinya ragu akan eksistensinya, dan menghantam

sesuatu yang paling dibanggakannya. Sesudah jelas hatinya

meragukan eksistensi kewanitaannya. Ia melihat laki-laki

yang lebih kuat itu berhak untuk ditakuti dan ditaati, dan ia

merasa dirinya lemah karena tak bisa lagi membanggakan

diri dengan senjata keindahan dan rayuannya melalaui hukum

psikologis ini, wanita terpaksa meletakkan senjata. Saat

senjata pamungkas tak lagi manjur, bisa dipastikan ia menjadi

pihak yang terkalahkan. Dengan begitu ia tak berani

berbangga diri. Kebanggaan wanita adalah jika keindahan

dan rayuannya berhasil menaklukkan lelaki. Kebanggaan itu

sirna jika keindahan dan rayuannya justru menghinakan

dirinya (Anis, tt : 204). Suami hanya dibenarkan melakukan

hajr terhadap istrinya di dalam rumah. Berdasarkan sabda

Nabi saw yang artinya:

Dari Mu‟awiyah bin Haidah, ia berkata: Saya bertanya

kepada Rasulullah: “Apakah hak istri atas suaminya?

”Beliau menjawab: “Kamu harus memberinya makan

Page 58: IMPLEMENTASI HUKUM NUSYUZ DALAM SURAT AN- NISA’ …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5052/1/skripsiQ bab 1.pdf · MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO Sebagai manusia harus bisa mengerti

43

apabila kamu makan, harus memberinya pakaian apabila

kamu berpakaian, tidak boleh memukul mukanya dan tidak

boleh menjelek jelekannya, serta tidak boleh mendiamkannya

kecuali dalam rumahnya. (HR Abu Dawud) (Syakir, 2014 :

126)

3) Jika tidak berhasil maka istrinya boleh dipukul dengan tidak

berat.

Kalau diteliti dari aspek kebahasaan, kata dharaba, tidak

hanya berarti memukul. Memang arti asal kata itu adalah

memukul sesuatu dengan yang lain. Tapi kemudian bisa

memiliki arti memotong, memenggal, membunuh, meliputi,

berpergian, membuat, menjelaskan, memberi perumpamaan,

menutupi dan semacamnya. Dari sekian banyak arti ini,

secara global kata tersebut mempunyai dua arti. Pertama,

melakukan tindakan yang lunak. Untuk makna ini, memiliki

arti memberi contoh, menutupi, berpergian, membimbing dan

semacamnya. Kedua, melakukan tindakan keras dan kasar.

Dalam pengertian ini, dharaba berarti membunuh,

memenggal, melukai dan sejenisnya. Untuk menjelaskan

kalimat yang banyak arti seperti ini, harus melihat dan

mempertimbangkan berbagai faktor berbagai faktor serta

indikasi lainnya (Yasid, 2005 : 399). Berkaca dari perjalanan

Page 59: IMPLEMENTASI HUKUM NUSYUZ DALAM SURAT AN- NISA’ …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5052/1/skripsiQ bab 1.pdf · MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO Sebagai manusia harus bisa mengerti

44

hidup Rasulullah beliau adalah orang yang sangat

menghargai kaum wanita. Salah satu misi beliau adalah

meningkatkan harkat martabat perempuan.

Penafsiran ulama mengenai kata dharaba adalah bahwa

pukulan yang dimaksud ini bukanlah pukulan untuk

menyakiti tapi untuk mendidik. Dalam kenyataannya tidak

semua perempuan mudah untuk diluruskan suaminya, ada

model perempuan yang hanya bisa diluruskan dengan

pemaksaan secara fisik. Di dalam memukul perlu

diperhatikan hal-hal berikut (Kamal, 2007 : 574) :

a) Pukulan itu tidak boleh sampai melukai.

b) Tidak boleh sampai melukai dalam memukul.

c) Tidak memukul wajah, dan dijaga agar pukulan itu tidak

mengenai bagian-bagian vital yang dapat

membahayakan.

Dalam Ihya Ulum al Din, Al Ghazali mengatakan apabila

istri berbuat nusyuz sedangkan laki-laki adalah pemimpin

bagi perempuan, maka suaminya mesti mendidik dan

membuatnya taat, meski dengan cara paksa. Demikian juga

ketika istrinya sengaja meninggalkan shalat, ia harus

memaksanya agar mau mengerjakan shalat, akan tetapi cara

mendidiknya harus dilakukan bertahap (Manshur, 2012 :

320). Apabila perselisihan dan perseteruan semakin

Page 60: IMPLEMENTASI HUKUM NUSYUZ DALAM SURAT AN- NISA’ …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5052/1/skripsiQ bab 1.pdf · MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO Sebagai manusia harus bisa mengerti

45

memanas, diutuslah dua juru damai, seorang dari keluarga

suami dan seorang dari keluarga istri, untuk melakukan

perbaikan masalah setelah meneliti kondisi masing-masing

suami istri dan mengetahui sebab konflik (az-Zuhaili, 2012 :

286).

Tiadalah seorangpun yang ragu bahwa memukul itu

lebih sedikit madharatnya terhadap keadaan dari terjadinya

perceraian bagi perempuan yang bercerai berai dalam lingkup

keluarga (as-Subki, 2010 : 308). Adapun memukul dengan

siwak dan sejenisnya lebih sedikit bahayanya daripada

menjatuhkan cerai pada istri. Karena dengan perceraian

berarti meruntuhkan bangunan keluarga dan

menceraiberaikan keutuhannya. Jika dikiaskan dengan

bahaya yang lebih besar maka hukuman ini menjadi yang

lebih ringan dengan kebaikan dan keindahan (as-Subki, 2010

: 314).

Demikian dalam konteks nusyus, al-Quran sama sekali

tidak pernah menekankan agar istri mentaati suami.

Sebagaimana kaum feminis muslim lainnya, kata dharaba

dalam surat an-Nisa 34 tidak selalu dipandang dengan

memukul, akan tetapi juga bisa dimaknai dengan

maknamakna lainnya, misalnya “memberi contoh”. Barlas

menyatakan bahwa tindakan pemukulan pada dasarnya

Page 61: IMPLEMENTASI HUKUM NUSYUZ DALAM SURAT AN- NISA’ …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5052/1/skripsiQ bab 1.pdf · MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO Sebagai manusia harus bisa mengerti

46

bertentangan dengan pandangan dan ajaran tentang

kesetaraan di dalam seksualitas yang diajarkan oleh Al-

Qur‟an bahwa perkawinan harus didasarkan pada cinta,

permaafan, keharmonisan, dan ketenangan. Sebagai manusia

biasa, istri-istri rasul juga pernah berbuat salah dan menyakiti

hati. Tapi Rasul tidak pernah memukul dan melakukan

tindakan kekerasan pada mereka. Rasul tidak melakukan

jalan kekerasan untuk membuat istri-istri beliau patuh. Rasul

mengedepankan pendekatan kejiwaan daripada harus

melakukan tindakan kekerasan kepada istri-istri beliau

(Yasid, 2005 : 340). Interpretasi Ibnu Abbas ketika

menafsirkan adh dharab sebagai ”menyentuhkan kayu siwak

pada wanita” (Anis, tt : 202)

Terkait dengan kata dharaba, kebanyakan muslim

mengartikan sebagai sanksi berupa pemukulan terhadap istri.

Namun, Wadud, menjelaskan bahwa kata dharaba bisa berarti

“memukul” dan bisa pula berarti “memberi contoh,” dan kata

itu tidak dengan kata dharraba, yang berarti ”memukul

dengan keras dan berulang ulang.” Dengan demikian, ayat

tersebut harus dibaca” sebagai larangan berperilaku kejam

terhadap istri.” Meskipun hal ini bukanlah satu satunya cara

untuk mengartikan kata dharaba, dan sekalipun kita

menafsirkannya sebagai kebolehan untuk memukul istri,

Page 62: IMPLEMENTASI HUKUM NUSYUZ DALAM SURAT AN- NISA’ …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5052/1/skripsiQ bab 1.pdf · MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO Sebagai manusia harus bisa mengerti

47

tetapi cukup beralasan bila kita mengartikannya sebagai

bentuk pembatasan, seperti yang dilakukan oleh Wadud. Ada

dua alasan yang mendasarinya. Pertama, kita dapat

menyimpulkannya dari contoh lain dalam al-Quran, yaitu

tentang Ya‟qub dan istrinya, sebagaimana yang dijelaskan

oleh para penafsir. Dalam al-Qur‟an, Tuhan menyuruh

Ya‟qub agar mengambil (dengan tangannya) “seikat rumput,

maka pukullah dengan itu dan janganlah kamu melanggar

sumpah”(Q.S.38: 44).

Beberapa penafsir berpendapat bahwa Ya‟qub disuruh

untuk menggunakan ranting pohon. Kedua, kita juga dapat

menarik kesimpulan bahwa Al-Qur‟an menggunakan kata

dharaba dalam pengertian batasan, bukan perintah, dengan

cara menganalisis konteks historis dari ajaran tersebut. Pada

masa ketika laki-laki tidak memerlukan izin untuk

memperlakukan istrinya secara tidak patut, ayat tersebut tidak

bisa dipahami sekedar sebagai pemberian izin, dalam konteks

semacam itu, ayat tersebut jelas merupakan pembatasan

karena al-Quran menjadikan dharaba sebagai jalan terakhir,

bukan jalan pertama atau kedua. Dan, jika al-Quran sendiri

berusaha menghentikan perlakuan kasar terhadap istri pada

masa yang misoginis itu, maka tidak ada alasan bagi kita

untuk menganggap ayat itu sebagai pembenaran atas

Page 63: IMPLEMENTASI HUKUM NUSYUZ DALAM SURAT AN- NISA’ …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5052/1/skripsiQ bab 1.pdf · MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO Sebagai manusia harus bisa mengerti

48

perlakuan kasar terhadap istri, terutama pada masa yang kita

klaim beradab ini (Yasin, 2005 : 325).

Husein menyatakan bahwa sesungguhnya banyak

kemungkinan untuk mengartikan kata dharaba. Makna

”pukullah mereka dengan tangan” sebagaimana yang banyak

digunakan oleh ulama fiqih, menurut Husein, bukanlah

makna yang tepat karena bertentangan dengan semangat anti

kekerasan dalam rumah tangga, sebagaimana yang bisa

ditarik kesimpulannya dari hadis shahih ”sebaik baik kamu

adalah yang paling baik terhadap istrinya, aku adalah yang

terbaik terhadap istriku.”

Dalam hal ini, Husein tampak condong untuk

mengambil pendirian Muhamad Sahrur (2004 : LVII) yang

mengartikan kata tersebut sebagai “bertindak tegaslah

terhadap mereka” yang bisa dilaksanakan dengan proses

arbitrase, walaupun bukannya tanpa catatan sama sekali.

Pemukulan istri sangat diterima oleh masyarakat pada waktu

itu. Nabi berusaha sebaik mungkin untuk memberikan

keadilan pada perempuan tapi itu tidak mudah. Idealnya al-

Quran tidak akan pernah menyetujui dominasi laki-laki

terhadap perempuan dalam bentuk apapun.

Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan

bahwa durhakanya sang istri ada tiga tingkatan:

1) Ketika tampak tanda-tanda kedurhakaannya suami

berhak memberi nasehat kepadanya.

2) Sesudah nyata kedurhakaannya suami berhak untuk

berpisah tidur dengannya.

Page 64: IMPLEMENTASI HUKUM NUSYUZ DALAM SURAT AN- NISA’ …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5052/1/skripsiQ bab 1.pdf · MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO Sebagai manusia harus bisa mengerti

49

3) Kalau dia masih durhaka suami berhak memukulnya

(Sahrani, 2010 : 187).

Namun bila dengan langkah ketiga ini masalah belum

dapat diselesaikan baru dibolehkan suami menempuh jalan

lain yang lebih lanjut, termasuk perceraian. Firman Allah

yang artinya: “Jika dia sudah taat kepadamu janganlah

mencari cari jalan untuknya” (QS. An-Nisa‟ : 34)

Mengandung arti suami tidak boleh menempuh cara

apapun selain dari itu termasuk menceraikannya. Dari

pemahaman terhadap ayat di atas jelaslah bahwa Allah tidak

menghendaki adanya perceraian kecuali setelah tidak

menemukan cara lain untuk mencegahnya (Syarifudin, 2009 :

193). Al Quran menegaskan, seandainya tujuan tersebut

sudah tercapai tetapi langkah-langkah itu tetap diambil, maka

pelakunya telah berbuat dhalim. “Janganlah mencari cari

jalan untuk menyusahkannya.” Al Quran kemudian

menekankan larangan berbuat dhalim dengan mengatakan

bahwa Allah maha tinggi lagi maha besar. Sesungguhnya

Allah Mahatinggi lagi Maha besar (Manshur, 2012 : 322).

Apabila kekhawatiran perempuan tersebut terbukti, maka

tidak ada pilihan baginya, kecuali salah satu di antara dua hal

berikut:

1) Menerima terhadap apa yang terjadi. Pilihan inilah yang

banyak dilakukan oleh kebanyakan kaum perempuan di

negara kita, di bawah penamaan dan dalih yang berbeda-

Page 65: IMPLEMENTASI HUKUM NUSYUZ DALAM SURAT AN- NISA’ …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5052/1/skripsiQ bab 1.pdf · MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO Sebagai manusia harus bisa mengerti

50

beda. Akan tetapi, ia boleh tidak menerima apa yang

terjadi berdasarkan firmannya: ”Maka tidak mengapa

bagi keduanya mengadakan perdamaian yang sebenar

benarnya, dan perdamaian itu lebih baik bagi mereka.

Dan ini mengantarkan pada pilihan kedua.”

2) Menolak apa yang terjadi. Pilihan ini terjadi ketika

seorang perempuan tidak menerima tindakan sewenang

wenang dan nusyuz sang suami, atau terhadap

pengabaian dan sikap tak acuh terhadap diri dan anak

anaknya. Dalam keadaan demikian ayat tersebut

memberikan pedoman apa yang seharusnya dilakukan

olehnya, yaitu perdamaian antara keduanya, yakni

dengan mempertemukan pandangan jernih masing-

masing melalui dialog yang menentramkan hati, dan

dalam perdamaian tersebut terdapat kebaikan (Shahrur,

2015 : 459).

Adapun yang dimaksud shulh sebagai suatu solusi

sebagaimana disebutkan dalam ayat itu adalah perundingan

yang membawa kepada perdamaian, sehingga suami tidak

sampai menceraikan istrinya, diantaranya dengan kesediaan

istri untuk dikurangi hak materi dalam bentuk nafaqah atau

kewajiban non materi dalam arti kesediaan untuk

memberikan giliran bermalamnya untuk digunakan suami

Page 66: IMPLEMENTASI HUKUM NUSYUZ DALAM SURAT AN- NISA’ …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5052/1/skripsiQ bab 1.pdf · MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO Sebagai manusia harus bisa mengerti

51

kepada istrinya yang lain. Cara ini pun termasuk salah satu

langkah untuk menghindari perceraian (Syarifudin, 2009 :

194)

B. Hak Suami terhadap Istri Nusyuz

Dalam menyikapi istri yang nusyuz, yang terpenting juga adalah harus

dapat melihat persoalan tersebut secara subtantif. Artinya, melihat

persoalan itu sebagai suatu permasalahan hukum yang harus memiliki

unsur-unsur tertentu untuk bisa disebut sebagai perbuatan hukum. Yang

dalam hal ini harus memenuhi tiga unsur; pertama, unsur formil, yaitu

adanya undang-undang atau nas yang mengatur hal itu. Kedua, unsur

matriil. yaitu adanya sifat melawan hukum, dengan berbuat atau tidak

berbuat sesuatu. Ketiga, unsur moril, yaitu pelakunya dapat dimintai

pertanggung jawaban secara hukum (Munajat, 2004 : 10).

Jika dikaitkan dengan persoalan nusyuz maka untuk mengetahui

apakah suatu perbuatan „ketidaktaatan‟ tertentu seorang istri dapat

dikategorikan sebagai sikap nusyuz atau tidak maka hal itu dapat dilihat

dari ada tidaknya dasar hukum yang menjelaskannya. Begitu pula

perbuatan tersebut harus bersifat melawan hukum. Artinya, bahwa

perbuatan tersebut harus bersifat telah pasti terjadinya, tidak hanya

berdasarkan praduga atau perkiraan semata. Oleh karena itu untuk

mengetahui telah terjadinya perbuatan nusyuz para mufassir berangkat

dari pemaknaan atas kata "خىف "dalam rangkaian kalimat awal Ayat surat

Page 67: IMPLEMENTASI HUKUM NUSYUZ DALAM SURAT AN- NISA’ …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5052/1/skripsiQ bab 1.pdf · MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO Sebagai manusia harus bisa mengerti

52

an-Nisa‟ (4): 34 ( تي تخافى yang menurut mereka memiliki dua arti (وانل

yaitu ظ (prasangka) dan عهى (pengetahuan), walaupun sebagian mufassir

ada yang lebih condong menggunakan arti yang pertama seperti al-Jamal

dan ar-Razi (ar-Rozi, tt : 93 dan as-Syahir, tt : 43)

Begitu pula masuk dalam pengertian subtansi hukum perbuatan

nusyuz di sini adalah segi kualitatif, kuantitatif dan latar belakang pemicu

perbuatan itu sendiri. Hal ini tentu saja karena jenis, sifat dan bentuk dari

perbuatan nusyuz tersebut sangat beragam, sehigga diperlukan

pengkategorian secara spesifik untuk dapat menentukan masuk dalam

klompok apa bentuk perbuatan itu, ringan, sedang ataukah berat.

Sehingga dalam menyikapinya pun suami dapat dinilai apakah ia telah

berlebihan atau tidak. Dalam hal ini hak-hak suami dalam menyikapi istri

yang berbuat nusyuz adalah sebagai berikut :

1. Hak Ditaati

QS an-Nisaa‟ : 34 mengajarkan bahwa kaum laki-laki (suami)

berkewajiban memimpin kaum perempuan (istri) karena laki-laki

mempunyai kelebihan atas kaum perempuan (dari segi kodrat

kejadianya), dan adanya kewajiban laki-laki memberi nafkah untuk

keperluan keluarganya. Istri-istri yang salehah adalah yang patuh

kepada Allah dan kepada suami-suami mereka serta memelihara harta

benda dan hak-hak suami, meskipun suami-suami mereka dalm

keadaan tidak hadir, sebagai hasil pemeliharaan Allah serta taufik-

Nya kepada istri-istri itu.

Page 68: IMPLEMENTASI HUKUM NUSYUZ DALAM SURAT AN- NISA’ …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5052/1/skripsiQ bab 1.pdf · MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO Sebagai manusia harus bisa mengerti

53

2. Hak Memberi Pelajaran

Apabila terjadi kekhawatiran suami bahwa istrinya bersikap

membangkang (nusyuz), hendaklah diberi nasehat secara baik-baik.

Apabila dengan nasehat, pihak istri belum juga mau taat, hendaklah

suami berpisah tidur sama istri. Apabila masih belum juga mau taat,

suami dibenarkan memberi pelajaran dengan jalan memukul (yang

tidak melukai dan tidak pada bagian muka).

3. Hak Mencegah Nafkah

Para ulama mazhab sepakat bahwa istri yang melakukan nusyuz

tidak berhak atas nafkah, tetapi mereka berbeda pendapat tentang

batasan nusyuz yang mengakibatkan gugurnya nafkah tersebut

(Mughniyah, 1996 : 402). Demikian pula menurut Sayyid Sabiq,

bahwa suami berhak menta'zir istrinya yang nusyuz, seperti dengan

pencegahan nafkah disamping melakukan tindakan-tindakan yang

telah ditentukan dalam al-Qur'an, seperti yang telah dijelaskan

sebelumnya (Sabiq, 1990 : 229).

Menurut Muhammad Ali Sabikh, apabila seorang istri berlaku

nusyuz yaitu istri yang durhaka terhadap suami atau keluar rumah

tanpa seizin suami dan tidak dapat dibenarkan secara syar‟i maka

menggugurkan haknya untuk mendapatkan nafkah, Menggugurkan

nafkahnya yang berupa kebendaan dan Gugur pula nafkah yang

terhutang (Sabikh, 1965 : 28).

Page 69: IMPLEMENTASI HUKUM NUSYUZ DALAM SURAT AN- NISA’ …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5052/1/skripsiQ bab 1.pdf · MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO Sebagai manusia harus bisa mengerti

54

Dengan berdasarkan atas kaidah fiqh alasan gugurnya kewajiban

suami memberi nafkah tersebut dapat dianggap suatu yang logis

karena kedurhakaan istri kepada suaminya dalam rumah tangga itu

harus dihilangkan, hal ini sesuai kaidah fiqh yang artinya :

“kemudharatan yang lebih berat harus dihilangakan dengan

yang lebih ringan” (Rahman, 1976 : 82)

4. Hak Mentalak

Di dalam Undang-undang No.1 Tahun 1974 pasal 34 dijelaskan

bahwa perkawinan dapat putus karena kematian, Perceraian; dan Atas

keputusan pengadilan. Dijelaskan lebih lanjut dalam Pasal selanjutnya

yaitu pasal 39 ayat 2 bahwa untuk melakukan perceraian harus ada

alasan, bahwa antara suami-istri itu tidak akan dapat hidup rukun

sebagai suami-istri.

Suami-istri yang sudah tidak dapat hidup rukun lagi karena

terjadinya nusyuz oleh salah satu pihak atau kedua-duanya secara

bersamaan (syiqaq) dan telah diupayakan sekuat tenaga untuk

menyelesaikanya secara damai, baik oleh kedua belah pihak yang

bersangkutan sendiri atau melalui pihak ketiga sebagai mediator,

maka dalam kondisi seperti ini sudah tidak ada cara lain kecuali

memutuskan hubungan tali perkawinan suami-istri tersebut agar

situasi tidak semakin parah dan dapat memicu terjadinya tindak

kekerasan (Ghanim, tt : 69)

Page 70: IMPLEMENTASI HUKUM NUSYUZ DALAM SURAT AN- NISA’ …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5052/1/skripsiQ bab 1.pdf · MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO Sebagai manusia harus bisa mengerti

55

Menurut pendapat prof. Mahmud Yunus bahwa sebab-sebab yang

memperbolehkan menjatuhkan talak dengan tiada dibenci oleh Allah

ialah :

a. istri berbuat zina

b. istri nusyuz setelah diberi nasihat dengan segala daya upaya

c. istri suka mabuk, penjudi atau melakukan kejahatan yang

menggangu keamanan rumah tangga, dan lain-lain, sebab yang

berat yang tidak memungkinkan berdirinya rumah tangga dengan

damai dan teratur (Yunus, 1983 : 113).

Berdasarkan telaah yang telah dilakukan peneliti berkaitan

dengan persoalan nusyuz secara umum, maka terdapat minimal tiga

hak atau kewenangan yang dimiliki suami, dan selama ini dianggap

sebagai hak bersifat mutlak (absolut) karena adanya beberapa alasan

yang mendukungnya. Hal ini tentu saja berakar dari pemahaman dan

penafsiran atas ayat an-Nisa‟ (4): 34 secara keseluruhan terutama

menyangkut konsep kedudukan dan relasi suami istri dalam rumah

tangga.

Page 71: IMPLEMENTASI HUKUM NUSYUZ DALAM SURAT AN- NISA’ …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5052/1/skripsiQ bab 1.pdf · MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO Sebagai manusia harus bisa mengerti

56

BAB III

DESKRIPSI DATA PENELITIAN

A. Gambaran Umum Desa Pasekan Kecamatan Ambarawa Kabupaten

Semarang

1. Lokasi Penelitian

Lokasi yang diteliti oleh peneliti yaitu di Desa Pasekan

Kecamatan Ambarawa kabupaten Semarang. Oleh karena itu untuk

lebih mengetahui kondisi dan keadaan lokasi penelitian dalam

mewujudkan adanya kesesuaian realitas sosial dengan data yang ada,

maka perlu untuk dideskripsikan mengenai profil lokasi penelitian

berdasarkan data profil Desa Pasekan Kecamatan Ambarawa

Kabupaten Semarang.

2. Kondisi Wilayah Penelitian

a. Batas Wilayah

Batas Wilayah Lokasi Penelitian

BATAS DESA KECAMATAN

Sebelah utara Baran Ambarawa

Sebelah selatan Tlogo Jambu

Sebelah timur Panjang Ambarawa

Sebelah barat Banyukuning Bandungan

Sumber data statistik Desa Pasekan

Page 72: IMPLEMENTASI HUKUM NUSYUZ DALAM SURAT AN- NISA’ …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5052/1/skripsiQ bab 1.pdf · MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO Sebagai manusia harus bisa mengerti

57

b. Luas Wilayah

Luas wilayah Desa Pasekan berdasarkan dari data kantor

Desa Pasekan adalah 758.587 Ha.

3. Kondisi Masyarakat

a. Jumlah Penduduk

Berdasarkan data tahun 2018, jumlah penduduk Desa

Pasekan Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang tercatat

sebesar 7.326 jiwa dengan perincian tabel sebagai berikut :

Jumlah Penduduk Desa Pasekan

USIA LAKI-

LAKI

PEREMPUAN JUMLAH

0-5 267 226 493

6-10 304 292 596

11-15 262 241 503

16-20 275 225 500

21-25 271 297 568

26-30 291 322 613

31-35 340 290 630

36-40 320 279 599

41-45 273 256 529

46-50 250 253 503

51-55 269 212 421

56-60 221 234 455

Page 73: IMPLEMENTASI HUKUM NUSYUZ DALAM SURAT AN- NISA’ …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5052/1/skripsiQ bab 1.pdf · MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO Sebagai manusia harus bisa mengerti

58

61-KEATAS 436 479 915

JUMLAH 3.720 3.606 7.326

Sumber data statistik Desa Pasekan

b. Etnis

Semua etnis masyarakat Desa Pasekan adalah Jawa. Sehingga

bahasa keseharian yang digunakan adalah bahasa Jawa.

c. Agama atau Aliran Kepercayaan

Agama yang dianut oleh penduduk Desa Pasekan Kecamatan

Ambarawa Kabupaten Semarang antara lain : Islam, Kristen,

Katolik, Penganut Ketuhanan Yang Maha Esa. Berdasarkan data

dari Kantor Desa Pasekan dengan perencian sebagai berikut :

Keagamaan dan Kepercayaan penduduk Desa

Pasekan

NO AGAMA JUMLAH PENGANUT

1 Islam 6.707

2 kristen 91

3 Katholik 45

4 Penganut Tuhan

YME

6

Sumber data statistik Desa Pasekan

Sarana ibadah umat beragama di Desa Pasekan Kecamatan

Ambarawa Kabupaten Semarang terdiri dari masjid 12 buah,

mushola/langgar 15 buah.

Page 74: IMPLEMENTASI HUKUM NUSYUZ DALAM SURAT AN- NISA’ …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5052/1/skripsiQ bab 1.pdf · MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO Sebagai manusia harus bisa mengerti

59

Sarana Peribadatan Penduduk Desa Pasekan

NO Jenis Prasarana Jumlah

1 Masjid 12

2 Mushola/Langgar 15

Sumber Data Statistik Desa Pasekan

Melihat dari segi keagamaan masyarakat Desa Pasekan,

mayoritas beragama Islam walaupun belum semua yang

beragama Islam taat pada agama, akan tetapi masyarakat tak

jarang mengadakan kegiatan keagamaan berupa pengajian rutin,

misal pengajian lapanan yang dilaksanakan kurang lebih sekali

dalam 35 hari, pengajian halal bihalal, pengajian muslimatan,

pengajian peringatan hari hari besar Islam, pengajian dalam

rangka selamatan desa, jama‟ah yasin tiap malam jum‟at dan

sebagainya. Agama islam di Desa Pasekan termasuk masih baru

berkembang apabila dibanding daerah-daerah lain akan tetapi saat

sekarang sudah banyak perkembangan, banyak juga pemuda yang

di pondok pesantren. Pendidikan keagamaan seperti TPQ dan

pengajian-pengajian bagi pemuda juga sudah banyak dilakukan di

setiap Dusun masyarakat Desa Pasekan. Sebagian kecil yang

menganut kepercayaan Ketuhanan Yang Maha Esa, mereka yakin

dengan Islam akan tetapi tidak melaksanakan syari‟at-syari‟at

Islam seperti sholat, puasa dll. Pada dasarnya kepercayaan

mereka berprinsip sebagai manusia harus berbuat baik terhadap

Page 75: IMPLEMENTASI HUKUM NUSYUZ DALAM SURAT AN- NISA’ …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5052/1/skripsiQ bab 1.pdf · MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO Sebagai manusia harus bisa mengerti

60

sesama dan kelak akan menerima balasan yang setimpal.

Walaupun masyarakat Desa Pasekan tidak hanya beragama Islam

akan tetapi mereka hidup rukun berdampingan dibuktikan dengan

sering mengadakan upacara adat istiadat secara bersamaan, hidup

berdampingan gotong royong dan damai dalam menjalani hidup

bertetangga.

d. Pendidikan

Pendidikan formal masyarakat Desa Pasekan Kecamatan

Ambarawa Kabupaten Semarang dari yang tidak sekolah sampai

sarjana semua ada. Berdasarkan data dari kantor Desa Pasekan

perincian pendidikan formal masyarakat Desa Pasekan sebagai

berikut :

Pendidikan Penduduk Desa Pasekan

NO TINGKATAN JUMLAH

1 SD 3164

2 SMP 1082

3 SMA 537

4 AKADEMI 14

5 SARJANA 32

Sumber data statistik Desa Pasekan

Page 76: IMPLEMENTASI HUKUM NUSYUZ DALAM SURAT AN- NISA’ …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5052/1/skripsiQ bab 1.pdf · MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO Sebagai manusia harus bisa mengerti

61

e. Kondisi Sosial Ekonomi

Masyarakat Desa Pasekan Kecamatan Ambarawa Kabupaten

Ambarawa merupakan masyarakat yang terdiri dari bermacam-

macam latar belakang, akan tetapi kehidupan social masyarakat

Desa Pasekan secara umum hidup rukun dan damai. Kerukunan

kehidupan masyarakat di Desa tersebut dengan ditandai dengan

semangat gotong royong yang tinggi setiap mengadakan kegiatan

seperti kerja bakti membersihkan jalan desa, membersihkan

saluran air, kerja bakti perbaikan jalan, kerja bakti setiap mau

mengadakan pengajian akbar atau selamatan desa dll. Masyarakat

Desa Pasekan masih kental dengan adat istiadat Jawa.

Kondisi ekonomi di Desa Pasekan pada dasarnya bermacam-

macam, namun sebagian besar masyarakat Desa Pasekan

berpropesi sebagai buruh bangunan, ada juga pedagang, tani,

sopir, karyawan pabrik dll.

B. Profil Informan Masyarakat Desa Pasekan

Dalam paparan penilitian ini mencakup implementasi, pemahaman

dan penyelesaian hukum nusyuz yang terkandung dalam surat An-Nisa‟

ayat 34 di Desa Pasekan Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang.

Page 77: IMPLEMENTASI HUKUM NUSYUZ DALAM SURAT AN- NISA’ …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5052/1/skripsiQ bab 1.pdf · MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO Sebagai manusia harus bisa mengerti

62

Profil Informan

NO Nama Informan Keterangan

1 UUB Usia 45 tahun, Beliau

alumni pondok pesantren

MHM Lirboyo Kediri,

sebagai tokoh agama Desa

Pasekan, beliau juga ketua

sekaligus sebagai pengajar

TPQ Nuril Mubin.

2 UMS Usia 40 tahun, Beliau

alumni pondok pesantren

dawar Boyolali, sebagai

tokoh agama juga imam

masjid di Dusun

Praguman Desa Pasekan

dan juga sebagai guru

ngaji di masjid tersebut.

3 UMN Usia 50 tahun, Beliau

sebagai tokoh agama Desa

Pasekan, juga ta‟mir

masjid Baitur Rohman

dusun Tambakselo dan

juga ketua jama‟ah yasin

ibu-ibu.

4 UTJ Usia 40 tahun, beliau

sebagai tokoh agama Desa

Pasekan sekaligus imam

mushola ar-Rohman dusun

Tambakselo dan juga

sebagai Guru ngaji.

5 UMR Usia 45 tahun, beliau

sebagai tokoh agama Desa

Pasekan sekaligus imam

mushola dusun

Tambakselo dan juga

sebagai Guru ngaji.

6 WA Usia 28 tahun, Beliau

sebagai kepala Dusun

Tambakselo Desa

Pasekan.

7 PY Usia 30 tahun, beliau

sebagai BPD Desa

Pasekan.

Page 78: IMPLEMENTASI HUKUM NUSYUZ DALAM SURAT AN- NISA’ …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5052/1/skripsiQ bab 1.pdf · MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO Sebagai manusia harus bisa mengerti

63

8 TS Usia 43 tahun, Beliau

sebagai Ketua RT 06 Desa

Pasekan.

9 BR Usia 52 tahun, Beliau

sebagai Bendahara

Lembaga Dusun dan juga

seorang guru SD.

10 JS Usia 39 tahun, beliau

sebagai ketua Lembaga

Dusun.

11 KD Usia 42 tahun, Beliau

sebagai warga masyarakat

umum Desa Pasekan yang

bekerja sebagai tukang

bangunan.

12 MM Usia 46 tahun, Beliau

sebagai warga masyarakat

umum Desa Pasekan yang

bekerja sebagai tukang

bangunan.

13 SY Usia 35 tahun, Beliau

sebagai warga masyarakat

umum Desa Pasekan yang

bekerja sebagai kuli

bangunan.

14 SN Usia 49 tahun, Beliau

sebagai warga masyarakat

umum Desa Pasekan yang

bekerja sebagai tani.

15 AM Usia 60 tahun, Beliau

sebagai warga masyarakat

umum Desa Pasekan yang

bekerja sebagai tukang

bangunan.

Page 79: IMPLEMENTASI HUKUM NUSYUZ DALAM SURAT AN- NISA’ …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5052/1/skripsiQ bab 1.pdf · MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO Sebagai manusia harus bisa mengerti

64

C. Pemahaman Masyarakat Desa Pasekan Tentang Hukum Nusyuz

1. Tokoh Agama

a. Sebagai tokoh agama dan ketua TPQ Nuril Mubin di Desa

Pasekan UUB mengatakan :

Menurut pendapat saya nusyuz itu pembakangan yang

dilakukan seorang istri kepada suaminya atau sebaliknya.

Masyarakat sini yaa orang-orang tertentu yang paham nusyuz

bahkan banyak yang belum pernah sama sekali mendengar

istilah nusyuz apalagi paham, dengar saja dereng nate mas

(wawancara, 4 September 2018).

b. Sebagai tokoh agama dan imam masjid sekaligus guru ngaji UMS

mengatakan :

Nusyuz itu yaa tidak patuhnya seorang istri terhadap

suaminya, mungkin karena ada suatu sebab. Kalau mayarakat

sini yang paham yaa mungkin orang-orang yang pernah ngaji di

pesantren, itu saja belum mesti tau, karena memang istilah

nusyuz jarang sekali didengar apalagi dikalangan masyarakat

sini (wawancara, 27 Agustus 2018).

c. Sebagai tokoh agama, Ta‟mir masjid Baiturrohman dan juga

ketua jamaah yasin ibu-ibu UMN mengatakan :

Saya baru dengar ada istilah nusyuz, memangnya nusyuz itu

apa, o kalau diterangkan begitu saya paham dan ternyata itu

sering terjadi dalam rumah tangga saya. Tapi kulo bten mudeng

kalo itu namine nusyuz, setau saya ngoten niku geh istri yang

berani sama suaminya saja tidak tau istilahnya (wawancara 26

Agustus 2018).

d. Sebagai tokoh agama dan imam mushola sekaligus guru ngaji di

Desa Pasekan UTJ mengatakan :

Nopo geh mas nusyuz niku, mungkin kalo diterangkan sedikit

saya paham dan pernah mengalami juga. Kalo masyarakat geh

Page 80: IMPLEMENTASI HUKUM NUSYUZ DALAM SURAT AN- NISA’ …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5052/1/skripsiQ bab 1.pdf · MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO Sebagai manusia harus bisa mengerti

65

tetep katah seng mbten paham, saya mawon yaa baru dengar ini

istilah nusyuz (wawancara, 28 Agustus 2018).

e. Sebagai tokoh agama dan imam musholla sekaligus guru ngaji di

Desa Pasekan UMR mengatakan :

Kulo nembe mireng nusyuz niku nopo geh mas, masyarakat

mriki geh tetep katah seng bten ngertos mas, kulo geh nembe

mireng niki og mas, cobi maksude nopo to nusyuz niku mas, cobi

diterangke (wawancara 6 September 2018).

2. Tokoh Pemerintahan

a. Sebagai tokoh pemerintahan WA tentang pemahaman nusyuz

mengatakan :

Saya tidak tau pak istilah nusyuz itu apa, saya juga baru

dengar ada istilah tentang nusyuz, memangnya nusyuz itu

membahas apa to pak. Masyarakat sini yaa tentunya banyak yang

kurang tau tentang nusyuz seperti saya ini pak, apalagi yang tua

tua tidak sekolah apa ngaji, saya aja yang masih terbilang muda

juga ga paham istilah nusyuz pak (wawancara, 5 September

2018).

b. Sebagai tokoh pemerintahan PY tentang pemahaman nusyuz

mengatakan :

Saya selama hidup di Desa Pasekan baru kali ini pak

mendengar kata nusyuz, saya dari kecil yaa ngajinya cuma di

Desa paling ngaji membaca Al-Qur‟an itu. Nusyuz itu bahasa

Arab geh pak, mungkin kalau diterangkan maksudnya geh saya

paham pak. Kalo masyarakat seusia saya kemungkinan besar ya

ga paham maksud nusyuz juga, karena kebanyakan masyarakat

sini khususnya seusia saya ya ngajinya cuma di Desa saja kayak

saya itu (wawancara, 4 September 2018).

c. Sebagai tokoh pemerintahan (Ketua RT) TS tentang pemahaman

nusyuz mengatakan :

Nusyuz niku cekcoknya rumah tangga geh mas, saya pernah

dengar dulu waktu ngaji, kalo ga salah masalah dalam rumah

tangga itu. Kalo masyarakat sini saya yaqin banyak yang tidak

Page 81: IMPLEMENTASI HUKUM NUSYUZ DALAM SURAT AN- NISA’ …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5052/1/skripsiQ bab 1.pdf · MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO Sebagai manusia harus bisa mengerti

66

tau tentang nusyuz mas, walaupun sebenarnya banyak yang

mengalami hal itu tapi bten paham (wawancara, 4 September

2018).

d. Sebagai tokoh pemerintahan (Bendahara Dusun) BR tentang

pemahaman nusyuz mengatakan :

Nusyuz niku nopo geh mas, saya belum paham istilah kata

nusyuz. Mungkin kalo diterangkan terlebih dahulu saya paham

dan bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diperlukan mas.

Masyarakat sini yaa kalau menurut saya banyak yang ga paham

dengan kata-kata nusyuz, setau saya itu bahasa masih asing di

telinga masyarakat sini mas (wawancara, 3 September 2018).

e. Sebagai tokoh pemerintahan (Ketua Lembaga Dusun) JS tentang

pemahaman nusyuz mengatakan :

Setau saya dulu pernah dengar-dengar kalau ga salah nusyuz

itu istri yang durhaka nopo geh...intinya yaa seperti itu menurut

pengetahuan saya mas, tapi secara jelasnya saya kurang paham

mas. Mayarakat sini setau saya yaa ga jauh bebeda dengan saya

mas bahkan kemungkinan lebih banyak yang ga paham walaupun

tetap ada sebagian yang mengalami hal nusyuz mas (wawancara,

27 Agustus 2018).

3. Masyarakat Umum

a. Sebagai masyarakat umum KD tentang pemahaman hukum

nusyuz mengatakan :

Kulo dereng paham mas nusyuz niku nopo. Mungkin geh bten

paham istilahe niku mas. Masyarakat sini saya kira juga belum

sami paham mas nusyuz niku nopo (wawancara, 4 September

2018).

b. Sebagai masyarakat umum MM tentang pemahaman hukum

nusyuz mengatakan :

Sepintas riyen saya pernah dengar nusyuz niku istri yang

marah, intine ngoten tapi ga tau juga itu salah apa benar mas,

kalau diterangkan secara rinci insyaAllah paham kulo mas saget

ngarani nusyuz niku pripun. Masyarakat sini geh katah seng bten

Page 82: IMPLEMENTASI HUKUM NUSYUZ DALAM SURAT AN- NISA’ …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5052/1/skripsiQ bab 1.pdf · MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO Sebagai manusia harus bisa mengerti

67

paham mas, saya disini belum pernah mendengar kata-kata

nusyuz niku kok, tapi kalau suami istri yang marah-marahan

banyak mas Cuma mereka tidak tau kalau seperti itu dinamakan

nusyuz mas (wawancara, 4 September 2018).

c. Sebagai masyarakat umum SY tentang pemahaman hukum

nusyuz mengatakan :

Kulo mboten ngertos mas nusyuz niku nopo, coba

diterangkan saja mas maksude nusyuz itu apa. Masyarakat sini

ya saya kira sama lah seperti saya tidak paham juga maksud kata

nusyuz niku (wawancara, 5 September 2018).

d. Sebagai masyarakat umum SN tentang pemahaman hukum

nusyuz mengatakan :

Kulo niku mboten sekolah mboten ngaji mas, mboten ngertos

maksude niku nopo, dulu ngajinya yaa latihan membaca al-

Qur‟an niku mas teng ndeso jaman riyen dados geh mboten

paham mas, cobi diterangke mawon mas supaya saya paham

maksude pripun. Wong wong mriki geh katah seng mboten paham

kados kulo niki mas, gaweane geh nyambut gawe niku ten tegal

sawah (wawancara, 3 september 2018).

e. Sebagai masyarakat umum AM tentang pemahaman hukum

nusyuz mengatakan :

Kulo niku mboten paham ngoten niku mas, nembe mireng

jenenge nusyuz niku. Maksude nopo niku to mas. Masyarakat ten

mriki do mboten nggateake hukum-hukum ngoten niku mas.

Mungkin geh sakjane pun do sami nate nglampahi seng jenenge

nusyuz niku (wawancara, 5 September 2018).

Page 83: IMPLEMENTASI HUKUM NUSYUZ DALAM SURAT AN- NISA’ …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5052/1/skripsiQ bab 1.pdf · MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO Sebagai manusia harus bisa mengerti

68

D. Faktor-Faktor Penyebab Nusyuz Masyarakat Desa Pasekan

1. Tokoh Agama

a. Sebagai tokoh agama dan ketua TPQ Nuril Mubin di Desa

Pasekan UUB tentang penyebab-penyebab terjadinya nusyuz

masyarakat Desa Pasekan mengatakan :

Kalau menurut saya ya memang sudah sewajarnya dalam

rumah tangga itu terjadi nusyuz atau tepatnya percekcokan

karena memang pasti dalam berumah tangga itu memang untuk

menghadapi masalah, tapi yang jadi masalah dalam

mengatasinya itu (wawancara, 4 September 2018).

b. Sebagai tokoh agama dan Imam Masjid sekaligus guru ngaji di

Desa Pasekan UMS tentang penyebab-penyebab terjadinya

nusyuz masyarakat Desa Pasekan mengatakan :

Kebanyakan nusyuz itu terjadi pada masyarakat sini ya

karena faktor tuntutan ekonomi (wawancara, 27 agustus 2018).

c. Sebagai tokoh agama dan ta‟mir masjid sekaligus ketua jamaah

yasinan ibu-ibu di Desa Pasekan UMN tentang penyebab-

penyebab terjadinya nusyuz masyarakat Desa Pasekan

mengatakan :

Nusyuz ten mriki itu tidak lepas dari faktor ekonomi mas

(wawancara, 26 agustus 2018).

d. Sebagai tokoh agama dan imam musholla sekaligus guru ngaji di

Desa Pasekan UTJ tentang penyebab-penyebab terjadinya nusyuz

masyarakat Desa Pasekan mengatakan :

Page 84: IMPLEMENTASI HUKUM NUSYUZ DALAM SURAT AN- NISA’ …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5052/1/skripsiQ bab 1.pdf · MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO Sebagai manusia harus bisa mengerti

69

Geh karena kurangnya pemahaman akan hal agama mas

terutama tentang tugas sebagai suami istri (wawancara, 8

Agustus 2018).

e. Sebagai tokoh agama dan imam musholla sekaligus guru ngaji di

Desa Pasekan UMR tentang penyebab-penyebab terjadinya

nusyuz masyarakat Desa Pasekan mengatakan :

Ngoten niku ki karena dalam menghadapi kehidupan rumah

tangga mboten paham ilmu agama terutama mas (wawancara, 6

September 2018).

2. Tokoh Pemerintahan

a. Sebagai tokoh pemerintahan WA tentang penyebab-penyebab

terjadinya nusyuz masyarakat Desa Pasekan mengatakan :

Ya menurut pengalaman saya memang tuntutan kehidupan

sehingga menjadikan pertengkaran dalam rumah tangga itu dan

memang kurangnya akan pemahaman agama (wawancara, 5

September 2018).

b. Sebagai tokoh pemerintahan (BPD) PY tentang penyebab-

penyebab terjadinya nusyuz masyarakat Desa Pasekan

mengatakan :

Itu karena tuntutan faktor ekonomi kalau menurut saya dan

akhirnya banyak wanita yang ikut bekerja kalau disini dipabrik

itu sehingga kurang komunikasi (wawancara, 4 September 2018).

c. Sebagai tokoh pemerintahan (ketua RT) TS tentang penyebab-

penyebab terjadinya nusyuz masyarakat Desa Pasekan

mengatakan :

Ya kurangnya pengertian dalam rumah tangga karena

kesibukan yang rata-rata disini suami istri kerja semua

(wawancara, 4 September 2018).

Page 85: IMPLEMENTASI HUKUM NUSYUZ DALAM SURAT AN- NISA’ …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5052/1/skripsiQ bab 1.pdf · MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO Sebagai manusia harus bisa mengerti

70

d. Sebagai tokoh pemerintahan (Bendahara Dusun) BR tentang

penyebab –penyebab terjadinya nusyuz masyarakat Desa Pasekan

mengatakan :

Kalau disini itu ya faktor pemahaman akan hal nusyuz itu

yang kurang, artinya belum memahami akan hak dan kewajiban

suami istri (wawancara, 3 September 2018).

e. Sebagai tokoh pemerintahan (Ketua Lembaga Dusun) JS tentang

penyebab-penyebab terjadinya nusyuz masyarakat Desa Pasekan

mengatakan :

Kalau menurut saya nusyuz itu terjadi karena tuntutan

kehidupan atau persaingan yang ketat yang menimbulkan iri

sehingga rumah tangga itu sering terjadi percekcokan dan

didukung kurangnya pemahaman masyarakat akan hukum

agama. Maka terjadilah nusyuz karena memang persaingan

kehidupan yang begitu tinggi pada masyarakat ditambah tidak

paham akan hal hukum terutama hukum islam(wawancara, 27

agustus 2018).

3. Masyarakat Umum

a. Sebagai masyarakat umum KD tentang penyebab-penyebab

terjadinya nusyuz masyarakat Desa Pasekan mengatakan :

Kalau menurut saya memang masyarakat sini itu ketika

menikah belum memahami hal yang berkaitan dengan ilmu

rumah tangga sehingga rentan terjadi percekcokan dalam rumah

tangga (wawancara, 4 September 2018).

b. Sebagai masyarakat umum MM tentang penyebab-penyebab

terjadinya nusyuz masyarakat Desa Pasekan mengatakan :

Menurut saya hal itu karena kurangnya pendidikan agama

sehingga tidak paham dalam mengatur rumah tangga yang baik

(Wawancara, 4 September 2018).

Page 86: IMPLEMENTASI HUKUM NUSYUZ DALAM SURAT AN- NISA’ …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5052/1/skripsiQ bab 1.pdf · MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO Sebagai manusia harus bisa mengerti

71

c. Sebagai masyarakat umum SY tentang penyebab-penyebab

terjadinya nusyuz masyarakat Desa Pasekan mengatakan :

Karena dalam hal pernikahan banyak yang niatnya tidak

sesuai artinya persiapan untuk berumah tangga yang memang

belum matang (wawancara, 5 September 2018).

d. Sebagai masyarakat umum SN tentang penyebab-penyebab

terjadinya nusyuz masyarakat Desa Pasekan mengatakan :

Karena masyarakat itu sendiri yang kurang bahkan tidak

mau aktif dalam mengikuti pengajian-pengajian sehingga tidak

bertambah akan ilmu agama sehingga tidak ada upaya untuk

menjaga rumah tangganya dengan baik (Wawancara, 3

September 2018).

e. Sebagai masyarakat umum AM tentang penyebab penyebab

terjadinya nusyuz masyarakat Desa Pasekan mengatakan :

Niku nek menurut pengamatan kulo faktor terbesar geh

faktor ekonomi yang ditambah dengan pemahaman agama

ingkang kurang mas (wawancara, 5 September 2018).

Page 87: IMPLEMENTASI HUKUM NUSYUZ DALAM SURAT AN- NISA’ …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5052/1/skripsiQ bab 1.pdf · MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO Sebagai manusia harus bisa mengerti

72

E. Penerapan dan Penyelesaian Hukum Nusyuz Masyarakat Desa

Pasekan

1. Tokoh Agama

a. Sebagai tokoh agama dan ketua TPQ Nuril Mubin di Desa

Pasekan UUB tentang penerapan dan penyelesaian hukum nusyuz

masyarakat Desa Pasekan mengatakan :

Menurut pengamatan dan setau saya masyarakat Desa

Pasekan sini kalau mengalami hal nusyuz yaa tidak sepenuhnya

menerapkan sesuai apa yang disarankan dalam Al-Qur‟an,

karena memang pemahamannya belum bisa sepenuhnya, mereka

dalam menangani hal itu biasanya akan minta tulung atau

istilahnya sambat atau mengeluh pada tokoh agama atau orang

yang dianggap mampu untuk menangani hal itu atau membantu

menasehati dan memberikan solusinya, ngoten niku mas

(wawancara, 4 September 2018).

b. Sebagai tokoh agama dan Imam Masjid sekaligus guru ngaji di

Desa Pasekan UMS tentang penerapan dan penyelesaian hukum

nusyuz masyarakat Desa Pasekan mengatakan :

Nusyuz niku belum begitu bisa dimengerti masyarakat mriki

mas, jadi dalam penerapannya ya tidak begitu paham bagaimana

seharusnya. Tapi biasanya menurut pengalaman saya kalau ada

masyarakat yang sudah bingung mengatasi masalah rumah

tangganya mereka akan sowan atau minta solusi kepada kyai

atau orang yang dianggap tua atau lebih berpengalaman dalam

hal itu (wawancara, 27 Agustus 2018).

c. Sebagai tokoh agama dan ta‟mir masjid sekaligus ketua jamaah

yasinan ibu-ibu di Desa Pasekan UMN tentang penerapan dan

penyelesaian hukum nusyuz masyarakat Desa Pasekan

mengatakan :

Page 88: IMPLEMENTASI HUKUM NUSYUZ DALAM SURAT AN- NISA’ …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5052/1/skripsiQ bab 1.pdf · MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO Sebagai manusia harus bisa mengerti

73

Kalau saya dalam menangani hal nusyuz yaa adanya ngalah

kaleh garwane niku mas, nanti kan sembuh sendiri walaupun

sebenarnya hal itu akan selalu terulang kembali. Kalau saya

menerapkan seperti yang panjenangan terangkan tadi bagi saya

sulit untuk menasehati istri karena kalau saya bilang satu kata

saja biasanya istri sudah menjawab banyak kata, jadi yaa

menurut saya alangkah baiknya diam saja nrimo mas, apalagi

kok harus pisah ranjang yaa saya sendiri malah bingung mas. Itu

menurut pengalaman saya mas, kalau orang-orang mungkin yaa

diam saja gitu karena juga tidak paham dengan apa yang

dianjurkan dalam Al-Qur‟an (wawancara, 26 Agustus 2018).

d. Sebagai tokoh agama dan imam musholla sekaligus guru ngaji di

Desa Pasekan UTJ tentang penerapan dan penyelesaian hukum

nusyuz masyarakat Desa Pasekan mengatakan :

Menyelesaikan nusyuz khususnya kalau saya itu cara

menasehatinya dengan mengajak istri untuk mengaji bersama

yang membahas tentang pernikahan, rumah tangga misalnya

dengan bersama-sama membaca kitab akhlaqunnisa‟,

„uqudullujain, dengan begitu sang istri tidak merasa dinasehati

jadi mudah masuk. Itu kalau saya mas dalam mengatasi masalah

nusyuz karena menurut saya begitu lebih mudah. Mungkin kalo

masyarakat yang sedikit punya bekal ilmu agama begitu lebih

enak, tapi itu hanya pemikiran saya saja wong saya juga

sebenarnya belum paham anjuran al-Qur‟an dalam

menyelesaikan nusyuz, itu semua pengalaman yang saya alami

selama menjalani rumah tangga (wawancara, 8 Agustus 2018).

e. Sebagai tokoh agama dan imam musholla sekaligus guru ngaji di

Desa Pasekan UMR tentang penerapan dan penyelesaian hukum

nusyuz masyarakat Desa Pasekan mengatakan :

Kulo mboten patek mangertos niku mas, pengalaman kulo

geh dalam keluarga hanya diam-diam saja dalam setiap masalah

nanti berlalu dengan sendirinya, mboten begitu memperhatikan

untuk menanganinya, tapi mungkin memang kebetulan keluarga

saya dingin-dingin saja. Kalau masyarakat sini yang memang

tidak begitu pengalaman geh mungkin sami kaleh kulo ngoten

niku, tidak ada upaya dalam menanganinya (wawancara, 6

September 2018).

Page 89: IMPLEMENTASI HUKUM NUSYUZ DALAM SURAT AN- NISA’ …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5052/1/skripsiQ bab 1.pdf · MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO Sebagai manusia harus bisa mengerti

74

2. Tokoh Pemerintahan

a. Sebagai tokoh pemerintahan WA tentang penerapan dan

penyelesaian hukum nusyuz masyarakat Desa Pasekan

mengatakan :

Saya kok belum ngerti pak penerapan nusyuz niku,

pemahaman nusyuz saja saya masih bingung pak, tapi saya kira

orang yang pemahamannya seperti saya ini masih banyak pak di

sini (wawancara, 5 September 2018).

b. Sebagai tokoh pemerintahan (BPD) PY tentang penerapan dan

penyelesaian hukum nusyuz masyarakat Desa Pasekan

mengatakan :

Kalau menurut pengalaman saya ya dengan memarahi istri

itu kalau dia tidak sesuai atau istilahnya durhaka gitu ya sama

suami, jadi langsung saya peringatkan gitu. Kalau masyarakat

pada umumnya mungkin ya macam-macam dalam

penyelesainnya, memang karena sebenarnya pemahaman

masyarakat tentang nusyuz masih sangat minim sekali mas di sini

itu (wawancara, 4 September 2018).

c. Sebagai tokoh pemerintahan (ketua RT) TS tentang penerapan

dan penyelesaian hukum nusyuz masyarakat Desa Pasekan

mengatakan :

Di sini itu jarang mas yang memperhatikan itu, ya karena

kesibukan masyarakat sini yang mayoritas pekerja semua.

Sebenarnya itu sangat penting pemahaman hal nusyuz itu karena

bersangkutan dalam membina rumah tangga dan pastinya

sebenarnya banyak yang mengalami hal itu, tapi jarang sekali

ada yang membahas hukum nusyuz apalagi menerangkan. Oleh

karena itu dalam penerapannya yaa menurut keinginan orangnya

sendiri, jelas tidak mengacu dalam ajaran hukum islam

(wawancara, 4 September 2018).

Page 90: IMPLEMENTASI HUKUM NUSYUZ DALAM SURAT AN- NISA’ …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5052/1/skripsiQ bab 1.pdf · MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO Sebagai manusia harus bisa mengerti

75

d. Sebagai tokoh pemerintahan (Bendahara Dusun) BR tentang

penerapan dan penyelesaian hukum nusyuz masyarakat Desa

Pasekan mengatakan :

Saya kira dalam penerapannya hukum nusyuz itu ya tidak

begitu, karena memang masyarakat sini masih kurang atau

belum memahami hukum nusyuz. Kalau saya pribadi biasanya

dengan mengingatkan “piye ngajine dinggo”, begitu mas

pegamatan saya (wawancara, 3 September 2018).

e. Sebagai tokoh pemerintahan (Ketua Lembaga Dusun) JS tentang

penerapan dan penyelesaian hukum nusyuz masyarakat Desa

Pasekan mengatakan :

Untuk saya pribadi bila terjadi nusyuz ya langsung saya

ingatkan secepat mungkin, intinya sebagai laki-laki harus bisa

tegas. Kalau menurut pengamatan saya pribadi karena memang

masyarakat sini pada umumnya kurang tau akan nusyuz bahkan

tidak tau sama sekali apa itu nuyuz sehingga bila terjadi problem

dalam rumah tangga cara penyelesainnya sering terjadi dengan

kekerasan rumah tangga, yang intinya dengan main kasar,

marah-marah entah dengan membanting suatu benda, bahkan

karena memang tidak paham itu tadi akhirnya berujung

perceraian, bukannya diatasi dengan musyawarah baik-baik atau

dinasihati sesuai perintah agama Islam. Begitu menurut

pengamatan saya pada umumnya masyarakat Desa sini yang

memang sangat kurang sekali pemahaman akan hal nusyuz. Yang

lebih mengherankan setelah terjadi pertengkaran mereka seolah-

olah pisah, tapi kembali lagi entah waktu dekat atau lama, dan

itu terulang-ulang kembali. Hal itu tidak sedikit terjadi di

masyarakat pada umumnya (wawancara, 27 agustus 2018).

3. Masyarakat Umum

a. Sebagai masyarakat umum KD tentang penerapan dan

penyelesaian hukum nusyuz masyarakat Desa Pasekan

mengatakan :

Berhubung saya itu tidak memahami hal nusyuz, kalau hal itu

terjadi sama saya ya saya hadapi dengan diam saja, itu menurut

Page 91: IMPLEMENTASI HUKUM NUSYUZ DALAM SURAT AN- NISA’ …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5052/1/skripsiQ bab 1.pdf · MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO Sebagai manusia harus bisa mengerti

76

saya yang efektif tidak menimbulkan masalah yang lebih besar

dengan suami diam untuk mengalah, kalau saya mau menasehati

juga bingung cara menasehatinya, wong saya dengar kata-kata

nusyuz ya karena ada wawancara ini (wawancara, 4 September

2018).

b. Sebagai masyarakat umum MM tentang penerapan dan

penyelesaian hukum nusyuz masyarakat Desa Pasekan

mengatakan :

Kalau saya alhamdulillah sedikit-sedikit dulu ngaji, jadi yaa

dalam mengatasinya dengan kepala dingin dengan sedikit

mengalah dan pelan-pelan dinasehati, walaupun itu mungkin

lama dalam penyelesainnya tapi menurut saya insyaAllah itu

cara yang baik untuk membimbing istri supaya nusyuznya tidak

fatal. Kalau dalam masyarakat ya macem-macem mengatasinya,

tapi karena memang pemahaman akan hal nusyuz niku taseh

minim di sini ya banyak yang tidak memperhatikan hal itu

(Wawancara, 4 September 2018).

c. Sebagai masyarakat umum SY tentang penerapan dan

penyelesaian hukum nusyuz masyarakat Desa Pasekan

mengatakan :

Pendapat saya ya itu tadi berhubung memang saya belum tau

akan hal nusyuz, tapi setelah ada wawancara ini saya jadi sedikit

tau maksud nusyuz dan hal itu ternyata memang sebenarnya

banyak terjadi dimasyarakat. Kalau menurut pengalaman saya

dalam berumah tangga menangani hal nusyuz ya dengan

didiamkan atau mengajak musyawarah antara suami istri tapi

menurut pengamatan saya masyarakat sini juga tidak jauh

berbeda akan pemahaman nusyuz, yang intinya belum paham ya

kemungkinan hanya dengan diam itu (wawancara, 5 September

2018).

d. Sebagai masyarakat umum SN tentang penerapan dan

penyelesaian hukum nusyuz masyarakat Desa Pasekan

mengatakan :

Page 92: IMPLEMENTASI HUKUM NUSYUZ DALAM SURAT AN- NISA’ …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5052/1/skripsiQ bab 1.pdf · MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO Sebagai manusia harus bisa mengerti

77

Nusyuz itu jarang sekali mas dipahami oleh masyarakat

mriki pada umumnya. Pendapat kulo kalau orang itu sering

mengikuti pengajian-pengajian seng enten ndeso mriki geh

insyaAllah masalah nusyuz saget terselesaikan dengan

sendirinya, tapi kalau wong niku tidak paham nusyuz dan tidak

ikut pengajian-pengajian geh paling-paling hanya dengan diam

tidak ada upaya untuk mengatasinya (Wawancara, 3 September

2018).

e. Sebagai masyarakat umum AM tentang penerapan dan

penyelesaian hukum nusyuz masyarakat Desa Pasekan

mengatakan :

Wah geh menurut kulo wong memang banyak seng mboten

paham nusyuz niku nopo, seperti saya bilang tadi saya ya baru

dengar niki. Geh kebanyakan kalau terjadi nusyuz ngatasine geh

nek mboten diam yaa dengan memarahinya itu (wawancara, 5

September 2018).

Page 93: IMPLEMENTASI HUKUM NUSYUZ DALAM SURAT AN- NISA’ …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5052/1/skripsiQ bab 1.pdf · MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO Sebagai manusia harus bisa mengerti

78

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Sebelum mengetahui akan penerapan hukum nusyuz, tentunya

pemahaman hukum nusyuz itu sendiri harus digali atau diteliti terlebih dahulu,

peneliti mendahulukan para tokoh agama karena memang secara umum tokoh

agama itulah paling tidak yang dianggap tau akan hal tersebut oleh

masyarakat pada umumnya. Selanjutnya peneliti mewancarai dengan para

tokoh pemerintahan, karena paling tidak para tokoh pemerintahan Desa itulah

yang memimpin masyarakat, oleh sebab itu keterangan dari para tokoh

pemerintahan itu sangatlah penting untuk digali. Selanjutnya peneliti

mewancarai masyarakat umum karena ingin tau langsung keterangan dari

masyarakat umum yang mewakili warga masyarakat Desa Pasekan.

A. Pemahaman Masyarakat Desa Pasekan Kecamatan Ambarawa

Tentang Hukum Nusyuz

1. Tokoh Agama

Hasil wawancara dengan lima tokoh agama, dua diantaranya

paham akan hukum nusyuz karena memang beliau berlatar belakang

dari pondok pesantren, dua diantaranya lagi justru balik bertanya

karena memang baru dengar dengan istilah nusyuz. Sedangkan yang

satunya lagi sama sekali belum paham, setelah saya uraikan tentang

pengertian dari nusyuz ternyata beliau sendiri ternyata malah sering

mengalami akan terjadinya nusyuz dalam keluarganya. Pendapat

Page 94: IMPLEMENTASI HUKUM NUSYUZ DALAM SURAT AN- NISA’ …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5052/1/skripsiQ bab 1.pdf · MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO Sebagai manusia harus bisa mengerti

79

mereka tentang pemahaman masyarakat, semuanya berpendapat

bahwa pada umumnya masyarakat belum memahami dengan hukum

nusyuz.

2. Tokoh Pemerintahan

Dari hasil wawancara dengan tokoh pemerintahan dua

diantaranya sedikit paham atau lebih tepatnya pernah mendengar akan

hal nusyuz sewaktu ngaji, akan tetapi juga belum paham sepenuhnya.

Sedangkan tiga diantaranya sama sekali belum paham. Memang latar

belakang pendidikan keagamaan dari semua tokoh pemerintahan

hanya didapat dari ngaji di Desa, yang mayoritas dengan pengajaran

membaca Al-Qur‟an. Pendapat mereka akan pemahaman masyarakat

juga memperkirakan bahwa pemahaman akan hal nusyuz tidak jauh

berbeda dengan mereka sendiri, yakni belum memahami akan hal

nusyuz bahkan banyak yang belum pernah mendengar akan istilah

nusyuz.

3. Masyarakat umum

Sedangkan wawancara dengan lima orang yang dikategorikan

masyarakat umum, hanya satu yang pernah dengar dengan istilah

nusyuz, itupun sepintas pernah dengar bahwa nusyuz itu istri yang

marah, tidak beda dengan tokoh pemerintahan bahwa pernah

mendengar sewaktu ngaji dulu. Empat yang lainnya belum pernah

mendengar sama sekali kata nusyuz dan belum memahami sama

sekali. Setelah peneliti menguraikan maksud dari nusyuz, lima orang

Page 95: IMPLEMENTASI HUKUM NUSYUZ DALAM SURAT AN- NISA’ …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5052/1/skripsiQ bab 1.pdf · MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO Sebagai manusia harus bisa mengerti

80

yang diwawancarai berpendapat bahwa masyarakat pada umumnya

juga belum memahami tentang hukum nusyuz.

Dengan begitu secara umum masyarakat pada umumnya di Desa

Pasekan belum paham tentang hukum nusyuz, bahkan masih banyak

yang belum mendengar sama sekali. Tapi ada juga yang mengalami

nusyuz yang tidak menyadarinya, dikarenakan memang mereka juga

tidak paham dengan nusyuz.

Pemahaman Masyarakat Desa Pasekan Tentang Nusyuz

NO Informan Paham

(Pernah Dengar)

Tidak Paham

(Belum Dengar)

1 5 Orang Tokoh

Agama

2 Orang 3 Orang

2 5 Orang Tokoh

Pemerintahan

2 Orang 3 Orang

3 5 Orang Masyarakat

Umum

1 Orang 4 Orang

Jumlah 5 Orang 10 Orang

Dari 15 orang yang peneliti wawancarai, yang dikategorikan

paham atau pernah dengar saja ada 5 orang. Sedangkan yang 10 orang

tidak paham dan belum pernah dengar. Sedangkan pendapat mereka

(15 orang) tentang pemahaman masyarakat Desa Pasekan tentang

hukum nusyuz, semua mengatakan bahwa masyarakat pada umumnya

belum paham dan bahkan belum pernah mendengar istilah hukum

nusyuz.

Page 96: IMPLEMENTASI HUKUM NUSYUZ DALAM SURAT AN- NISA’ …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5052/1/skripsiQ bab 1.pdf · MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO Sebagai manusia harus bisa mengerti

81

B. Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Nusyuz Masyarakat Desa

Pasekan Kecamatan Ambarawa

1. Tokoh Agama

Dari lima tokoh agama yang peniliti wawancarai dua diantaranya

berpendapat bahwa terjadinya nusyuz karena faktor ekonomi. Dua

diantaranya lagi berpendapat karena kurang pahamnya akan ilmu

agama, khususnya tentang hak dan kewajiban suami istri. Dan yang

satunya berpendapat sebenarnya terjadinya nusyuz merupakan hal

kewajaran dalam rumah tangga, tapi yang dipermasalahkan dalam

mengatasi atau menanganinya tidak paham. Dari tiga macam

pendapat mereka yang berbeda memang termasuk sebagai faktor

utama dalam terjadinya nusyuz. Mereka berpendapat dilandasi dengan

pengalaman yang dialami mereka masing-masing.

2. Tokoh Pemerintahan

Hasil wawancara dengan lima orang tokoh pemerintahan, ada

yang berpendapat karena tuntutan ekonomi, suami istri yang bekerja

semua sehingga kurangnya komunikasi dalam rumah tangga yang

menyebabkan perselisihan. Akan tetapi pada dasarnya memang faktor

dari kurangnya pemahaman ilmu agama yang membahas hukum

dalam rumah tangga, sehingga dalam membina rumah tangga tidak

bisa berjalan dengan baik.

Page 97: IMPLEMENTASI HUKUM NUSYUZ DALAM SURAT AN- NISA’ …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5052/1/skripsiQ bab 1.pdf · MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO Sebagai manusia harus bisa mengerti

82

3. Masyarakat Umum

Dari lima orang yang dikategorikan masyarakat umum, dua

diantaranya berpendapat bahwa faktor penyebab nusyuz dikarenakan

kurangnya pemahaman ilmu dalam rumah tangga sebelum melangkah

pada pernikahan, hal itu memang benar dan banyak terjadi

dimasyarakat. Tidak dipungkiri memang seharusnya penyuluhan

agama tentang hal pernikahan itu sangat penting, misalkan dilakukan

oleh pihak KUA dengan mengadakan penyuluhan di desa-desa.

Sedangkan yang lainnya berpendapat karena faktor ekonomi dan

masyarakat tidak mau aktif dalam kajian-kajian keagamaan yang ada.

Faktor Penyebab Terjadinya Nusyuz Masyarakat Desa Pasekan

NO Pendapat Informan Faktor

Ekonomi

Kurangnya

Ilmu

Agama

Kurang

pemahaman

ilmu rumah

tangga

sebelum

menikah

1 5 Orang

Tokoh Agama

2 Orang 3 Orang 0

2 5 Orang

Tokoh Pemerintahan

4 Orang 1 Orang 0

3 5 Orang

Masyarakat Umum

1 Orang 2 Orang 2 Orang

Jumlah 7 Orang 6 Orang 2 Orang

Dari 15 orang yang peniliti wawancarai tentang faktor penyebab

terjadinya nusyuz ada 3 macam pendapat, 7 orang berpendapat karena

faktor ekonomi/tuntutan kehidupan, 6 orang berpendapat karena

kurangnya ilmu agama, sedangkan yang dua orang berpendapat

Page 98: IMPLEMENTASI HUKUM NUSYUZ DALAM SURAT AN- NISA’ …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5052/1/skripsiQ bab 1.pdf · MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO Sebagai manusia harus bisa mengerti

83

karena kurangnya pemahaman ilmu rumah tangga sebelum menikah.

Artinya faktor utama penyebab terjadinya nusyuz masyarakat Desa

Pasekan Kecamatan Ambarawa yaitu karena faktor ekonomi/tuntunan

kehidupan dan karena kurangnya pemahaman agama dalam

masyarakat.

C. Penerapan dan Penyelesaian Hukum Nusyuz Masyarakat Desa

Pasekan Kecamatan Ambarawa

1. Tokoh Agama

Dari lima tokoh agama yang peneliti wawancarai dalam

penerapan dan penyelesaian hukum nusyuz, memang karena

kurangnya pemahaman masyarakat Desa Pasekan tentang nusyuz

sehingga mereka berbeda beda dalam menyelesaikannya. Diantaranya

dengan meminta solusi kepada tokoh agama atau kepada orang yang

dianggap tua dan mampu untuk membantunya. Ada juga yang hanya

mendiamkan saja atau menerima karena memang bingung untuk

mengatasinya. Dan ada juga dengan mengajak ngaji bersama-sama

bahkan ada yang tidak ada upaya untuk mengatasi. Dalam

penyelesainnya berbeda-beda memang dari awal pemahaman

masyarakat tentang nusyuz masih kurang, sehingga tidak mengacu

terhadap hukum yang ada dalam Al-Qur‟an.

Page 99: IMPLEMENTASI HUKUM NUSYUZ DALAM SURAT AN- NISA’ …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5052/1/skripsiQ bab 1.pdf · MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO Sebagai manusia harus bisa mengerti

84

2. Tokoh Pemerintahan

Sedangkan pendapat dan pengamatan dari para tokoh

pemerintahan tentang penerapan dan penyelesaian hukum nusyuz

dalam masyarakat Desa Pasekan, seperti para tokoh agama mereka

berpendapat dikarenakan kurangnya pemahaman tentang hukum

nusyuz sehingga dalam menyelesaikannya tidak punya landasan

artinya dengan cara mereka sendiri-sendiri, ada yang dengan cara

marah, ada juga yang hanya dengan mengingatkan saja, bahkan tak

sedikit yang hanya mendiamkan yakni tidak ada upaya untuk

menyelesaikannya.

3. Masyarakat Umum

Pengamatan dari lima masyarakat umum yang diwawancarai

tentang penerapan dan penyelesaian hukum nusyuz masyarakat Desa

Pasekan tidak jauh berbeda dengan tokoh pemerintahan. Bahwa pada

umumnya masyarakat Desa Pasekan yang berangkat dari kurang

pahamnya hukum nusyuz, maka dalam penerapan dan penyelesainnya

kebanyakan dengan diam saja atau tidak ada upaya untuk

menyelesaikannya.

Karena dampak kurang pemahaman akan hal nusyuz, tujuan

pernikahan sulit untuk tercapai. Seharusnya pihak terkait seperti KUA

atau Kemenag setempat mengadakan safari penyuluhan agama

khususnya pemahaman tentang pernikahan, hak dan kewajiban suami

Page 100: IMPLEMENTASI HUKUM NUSYUZ DALAM SURAT AN- NISA’ …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5052/1/skripsiQ bab 1.pdf · MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO Sebagai manusia harus bisa mengerti

85

istri harus benar-benar dipahami. Permasalahan besar berangkat dari

yang kecil, oleh karena itu membangun dan membina rumah tangga

yang baik sangat penting untuk mewujudkan bangsa ini lebih baik.

Penerapan dan Penyelesaian Nusyuz Masyarakat Deasa Pasekan

NO Pendapat

Informan

5 Orang

Tokoh

Agama

5 Orang

Tokoh

Pemerintahan

5 Orang

Masyarakat

Umum

Jumlah

1 Minta Solusi

Tokoh Agama

2 Orang 0 0 2 Orang

2 Menasehati

Dengan /

Mengajak Ngaji

1 Orang 0 1 Orang 2 Orang

3 Mengingatkan

saja

0 1 Orang 0 1 Orang

4 Mengingatkan

Dengan Tegas

0 1 Orang 0 1 Orang

5 Mendiamkan

saja Dengan

Mengalah

1 Orang 0 0 1 Orang

6 Tidak ada upaya

Untuk

Menyelesaikan/

Dengan cara

semaunya

1 Orang 3 Orang 4 Orang 8 Orang

Dari kesimpulan tabel di atas bahwa dalam penerapan dan

penyelesaian nusyuz masyarakat Desa Pasekan kebanyakan dengan

cara semaunya atau tidak ada upaya untuk menyelesaikan. Sedangkan

yang ada upaya menyelesaikan, hanya sampai tahap menasehati saja.

Hal itu memang dikarenakan akan kurang pahamnya masyarakat akan

hal nusyuz sehingga mereka dalam menyelesaikan nusyuz tidak

mengacu pada surat an-Nisa‟ ayat 34.

Page 101: IMPLEMENTASI HUKUM NUSYUZ DALAM SURAT AN- NISA’ …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5052/1/skripsiQ bab 1.pdf · MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO Sebagai manusia harus bisa mengerti

86

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah mengkaji dan memaparkan pembahasan sekripsi ini, maka

dari hasil penelitian tersebut dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Pemahaman masyarakat Desa Pasekan, Kecamatan Ambarawa,

Kabupaten Semarang tentang hukum nusyuz yang terkandung dalam

Al-Qur‟an surat An-Nisa‟ ayat 34 yaitu bahwa masyarakat Desa

Pasekan sebagain besar belum memahami tentang hukum nusyuz atau

istilah kata nusyuz. Terbukti ketika diwawancari apa itu nusyuz

mayoritas masyarakat yang diwawancarai bingung dalam

menjawabnya, yakni belum paham dengan istilah nusyuz. Walaupun

sebenarnya banyak masyarakat yang mengalami hal nusyuz dalam

rumah tangganya.

2. Faktor Faktor penyebab nusyuz masyarakat Desa Pasekan Kecamatan

Ambarawa Kabupaten Semarang yaitu dominan disebabkan oleh

faktor ekonomi yakni tuntutan kehidupan yang tinggi dan disebabkan

faktor kurang pahamnya akan nusyuz yakni pemahaman akan hal hak

dan kewajiban suami istri yang tidak diperhatikan, hal itu karena

pengetahuan agama yang kurang.

3. Implementasi atau penerapan dan penyelesaian hukum nusyuz di

masyarakat Desa Pasekan, Kecamatan Ambarawa, Kabupaten

Page 102: IMPLEMENTASI HUKUM NUSYUZ DALAM SURAT AN- NISA’ …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5052/1/skripsiQ bab 1.pdf · MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO Sebagai manusia harus bisa mengerti

87

Semarang yaitu bahwa Masyarakat Desa Pasekan dalam menerapkan

hukum nusyuz juga tidak memandang Al-Qur‟an surat an-Nisa‟ ayat

34, dikarenakan kurang pahamnya masyarakat akan hal hukum

nusyuz. Begitu juga dalam menyelesaikan atau menangani nusyuz

masyarakat Desa Pasekan juga tidak mengacu pada Al-Qur‟an surat

an-nisa‟ ayat 34, hal itu tak lain juga disebabkan masyarakat yang

kurang paham akan hal nusyuz. Akan tetapi masyarakat dalam

menangani hal nusyuz juga bermacam-macam, walaupun sedikit ada

pengacuan terhadap surat an-Nisa‟ ayat 34 tersebut, tapi hal itu tidak

disadarinya. Cara masyarakat dalam menghadapi atau menangani

nusyuz antara lain dengan :

a. Meminta solusi kepada tokoh agama atau orang yang dianggap

mampu.

b. Menasehati dengan mengajak ngaji bersama-sama.

c. Mengingatkan saja.

d. Langsung mengingatkan dengan tegas.

e. Mendiamkan saja karena dirasa tidak mampu untuk menasehati

atau mengingatkan, yang akhirnya menerima apa adanya.

f. Tidak memperhatikan akan hal nusyuz yakni dianggap biasa

tanpa ada upaya menyelesaikannya.

Page 103: IMPLEMENTASI HUKUM NUSYUZ DALAM SURAT AN- NISA’ …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5052/1/skripsiQ bab 1.pdf · MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO Sebagai manusia harus bisa mengerti

88

B. Saran

Dari pembahasan skripsi ini dapat dipahami secara jelas bahwa

pemahaman, implementasi atau penerapan dan penyelesaian hukum

nusyuz dimasyarakat masih kurang, artinya hukum itu ada tapi banyak

masyarakat yang belum paham akan hal itu. Oleh karena itu untuk para

pakar hukum islam khususnya terutama dalam hal nusyuz untuk dapat

meneliti kembali akan penerapan hukum nusyuz, karena kebanyakan

meneliti hukumnya akan tetapi tidak memperhatikan dalam

penerapannya.

Untuk pemerintah diharapakan dalam mewujudkan negara yang

tentram bahagia, diawali dengan memperhatikan kedamaian dalam rumah

tangga, misalkan dengan mengatur persiapan dalam pernikahan supaya

tujuan nikah dapat terwujud dengan baik.

Bagi masyarakat terutama untuk masyarakat Desa Pasekan

Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang untuk lebih lagi

memperhatikan akan hal hak dan kewajiban suami istri, supaya dapat

membina rumah tangga dengan baik, yang akhirnya dapat mwujudkan

kedamaian dalam rumah dan jauh dari hal nusyuz.

Page 104: IMPLEMENTASI HUKUM NUSYUZ DALAM SURAT AN- NISA’ …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5052/1/skripsiQ bab 1.pdf · MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO Sebagai manusia harus bisa mengerti

89

DAFTAR PUSTAKA

Adhim, Muhammad Fauzil.1999. Kupinang engkau dengan Hamdalah.

Yogyakarta: Mitra Pustaka.

Al Qurtubi, Syaikh Imam Al Jami‟ li Ahkam Al Qur‟an. Tanpa tahun. Tafsir

Al-Qurtubi. Terjemahan oleh Ahmad Rijal Kadir. 2008. Jakarta:

Pustaka azam .

Al-Jamal, Muh. Yusuf Asy-Syahir. 1993. Tafsir Al-bahr Al-muhit. Beiruit:

Dar al-Alamiyah.

Al-Khayyath, Muhammad Haitsam. 2007. Problematika Muslimah di Era

Modern. Jakarta: Erlangga.

Al-Khusyt, Muhammad Utsman. 2007. Membangun Harmonisme Keluarga.

Jakarta: Qisthi Press.

Al-mashri, Syaikh Mahmud.Tanpa tahun. Perkawinan idaman.Terjemahan

oleh Imam Firdaus. 2011. Jakarta: Qisthi Press.

Al-Qur‟an dan terjemahan. Proyek Pengadaan Kitab Suci Al-Qur‟an.

Departemen Agama RI.

Amirudin & Zainal Asikin. Tanpa Tahun. Pengantar Metode Penelitian

hukum. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Anis, Abdussami‟. Tanpa Tahun. Metode Rosulullah Mengatasi Problematika

Rumah Tangga. Jakarta: Qisthi Press.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur penelitian:Suatu Pendekatan Praktek.

Jakarta : PT Rineka Cipta.

Ar-Rozi, Fahruddin. Tanpa Tahun. Tafsir al-Kabir al-Musamma bi Mafatihi

al-Gaib. Beirut: Dar al-Fikr.

As-Sabuni, Ali. 2001. Rowaiul Bayan Tafsir Ayat al-Ahkam min Al-Qur‟an.

Jakarta: Dar al-Kutub al-Islamiyah.

As-Sadlan, Shaleh bin Ghanim. Tanpa tahun. Nusyuz. Terjemahan oleh Abu

Hudaifah Yahya. 2008. Nusyuz Petaka Rumah Tangga. Jakarta: Nurul

Qolbi.

Page 105: IMPLEMENTASI HUKUM NUSYUZ DALAM SURAT AN- NISA’ …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5052/1/skripsiQ bab 1.pdf · MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO Sebagai manusia harus bisa mengerti

90

As-Subki, Ali Yusuf. 2010. Fiqih Keluarga Pedoman Berkeluarga Dalam

Islam. Jakarta: Amzah.

Astuti. Wawancara. Kab. Semarang. Tanggal 5 September 2018.

Aziz, Dahlan Abdul. 1996. Ensiklopedi Hukum Islam. Jakarta: PT Ichtiar

Baru Van Hoeve.

Azwar, Saifuddin. 1998. Metode Penelitian. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Azzam, Abdul Aziz Muhammad & Abdul Wahab. 2009. Fiqih Munakahat

Khitbah, Nikah dan Talak. Jakarta: Sinar Grafika Offset.

Az-Zuhaili, Wahbah. 1997. al-Fiqh al-Islam wa Adillatuhu. Beirut: Dar al-

Fikr.

Basyir, Ahmad Azhar. 1995. Hukum Perkawinan Islam. Yogyakarta: UII

Press.

Busroni. Wawancara. Kab. Semarang. Tanggal 3 Setember 2018.

Ibad, M.N. 2011. Kekuatan Perempuan Dalam Perjuangan Gus Dur-Gus

Miek. Yogyakarta: Pustaka Pesantren.

Ilyas, Yunahar. 1997. Feminisme dalam Kajian Tafsir Al-Qur‟an Klasik dan

Kontemporer. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Kamal, Abu Malik. 2007. Fiqih Sunnah Wanita. Jakarta: al-„Itishom Cahaya

Umat.

Kasdiyanto. Wawancara. Kab. Semarang. Tanggal 4 September 2018.

Koentjaraningrat. 2012. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta.

Kusuma, Ahwal. 2000. Proposal Penelitian di Perguruan Tinggi. Bandung:

Sinar Baru Aldasindo.

Manshur, Abd al-Qodir. 2012. Buku Pintar Fiqih Wanita. Jakarta: Zaman.

Mariman. Wawancara. Kab. Semarang. Tanggal 6 September 2018.

Marsum. Wawancara. Kab. Semarang. Tanggal 5 september 2018.

Meitayani, Dwi. 2005. Konsep Nusyuz dalam Madzhab Syafi‟i Perspektif

Keadilan Gender. Skripsi Stain Purwokerto: tidak diterbitkan.

Page 106: IMPLEMENTASI HUKUM NUSYUZ DALAM SURAT AN- NISA’ …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5052/1/skripsiQ bab 1.pdf · MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO Sebagai manusia harus bisa mengerti

91

Moleong, Lexy J. 2002. Metode penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja

Rosda Karya.

Mubarok, Husni. 2009. Nusyuz Studi Komparatif Antara Imam Syafi‟i dan

Amina Wadud. Skripsi UIN Suka Yogyakarta: Tidak diterbitkan.

Mufid. Wawancara. Kab. Semarang. Tanggal 4 September 2018.

Mughniyyah, Muhammmad Jawad. 1964. Al-Ahwal asy-Syakhsiyyah. Beirut:

Dar al-Ilm Li al-Malayin.

Muhamad, Husein. 2004. Islam Agama Ramah Perempuan Pembela Kiai

Pesantren. Yogyakarta Lkis.

Munajat, Mahrus. 2004. Dekontruksi Hukum Pidana Islam. Yogyakarta:

Logung Pustaka.

Munawwir, Achmad Warsun. 1997. Al-Munawwir. Yogyakarta: Pustaka

Progesif.

Musa, Muhammad Yusuf. 1956. Ahkam al-Ahwal asy-Syakhsiyyah fi Fiqh al-

Islami. Mesir: Dar al-Kitab al-Arabi.

Nawawi, Muhammad. Tanpa Tahun. Syarh Uqud al-Lujjayn fi Huquq az-

Zaujain. Surabaya: Mutiara Ilmu.

Nazir, Moh. 2009. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia.

Ngadeli. Wawancara. Kab. Semarang. Tanggal 26 Agustus 2018.

Nuansa Aulia(Ed). 2012. Kompilasi Hukum Islam: Hukum Perkawinan,

Kewarisan dan Perwakafan. Bandung: CV. Nuansa Aulia.

Priyadi. Wawancara. Kab. Semarang. Tanggal 4 September 2018.

Qonita, Shofa. 2005. Perlindungan Terhadap Istri Sebagai Korban Kekerasan

Dalam Rumah Tangga Perspektif Hukum Islam dan UU No 23 Tahun

2004. Skripsi UIN Malang: tidak diterbitkan.

Riva‟i, Muh. 1993. Ushul Fiqih. Bandung : PT Al Ma‟arif.

Sabikh, Muhammad Ali. 1965. Al-ahkam Syari‟ah fi Ahwal as-Syakhsiyyah.

Sabiq, As-Sayyid. 1910. Fiqh As-Sunnah. Al-Qohiroh: Fath al-I‟lam al-

„Arabi.

Page 107: IMPLEMENTASI HUKUM NUSYUZ DALAM SURAT AN- NISA’ …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5052/1/skripsiQ bab 1.pdf · MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO Sebagai manusia harus bisa mengerti

92

Sahlan. Wawancara. Kab. Semarang. Tanggal 27 Agustus 2018.

Sahrani, Sohari. 2010. Fikih Munakahat Kajian Fiqh Lengkap. Jakarta:

Rajawali.

Sarbini, Muhammad Alkatib. Tanpa Tahun. Mughni Al-Muhtaj. Mesir:

Musthofa Al-bab Al-halabi.

Shahrur, Muhamad. 2015. Metodologi Fiqih Islam Kontemporer. Yogyakarta:

Kalimedia.

Soekanto, Soerjono. 2006. Pengantar Penelitian Hukum. Jakarta : UI-Press.

Suaefi. Wawancara. Kab. Semarang. Tanggal 27 Agustus 2018.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif R&D. Bandung:

Penerbit Alfabeta.

Sukirno. Wawancara. Kab. Semarang. Tanggal 3 September 2018.

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2005. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung :

PT Remaja Rosda Karya.

Sunggono, Bambang. 2003. Metode Penelitian Hukum. Jakarta : Raja

Grafindo Persada.

Susanto, Imam Bagus. 2012. Pandangan Imam Al-Syafi‟i Tentang Nusyuz

Dalam Perspektif Gender. Skripsi UIN Malang: Tidak diterbitkan.

Sutiyok. Wawancara. Kab. Semarang. Tanggal 5 September 2018.

Syakir, Ahmad. 2014. Mukhtashar Tafsir Ibnu katsir. Jakarta: Darus Sunnah.

Syarifuddin, Amir. 2009. Hukum Perkawinan Islam di Indonesia: Antara

Fiqih Munakahat dan Undang-Undang Perkawinan. Jakarta:

Kencana.

Syuaisyi, Syaikh Hafizh Ali. Tanpa tahun. Tuhfatul Ursyi wa Bahjatu An-

nufus. Terjemahan oleh Shiddiq, Abdul Rosyad. 2005. Kado

Pernikahan. Jakarta : Pustaka Al-kaustar.

Trimo. Wawancara. Kab. Semarang. Tanggal 4 September 2018.

Tumijan. Wawancara. Kab. Semarang. Tanggal 28 Agustus 2018.

Ubaidillah, Wawancara. Kab. Semarang. Tanggal 4 September 2018

Page 108: IMPLEMENTASI HUKUM NUSYUZ DALAM SURAT AN- NISA’ …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5052/1/skripsiQ bab 1.pdf · MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO Sebagai manusia harus bisa mengerti

93

Usman, Nurdin. 2002. Konteks Implementasi Berbasis Kurikulum. Bandung:

CV Sinar Baru.

Yasid. 2005. Fiqh Realitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Yasin, Cecep Lukman. 2005. Cara al-Qur‟an Membebaskan Wanita. Jakarta:

Serambi Ilmu Semesta.

Yunus, Muhammad. 1983. Hukum Perkawinan Dalam Islam. Jakarta:

Hidakarya Agung.

Page 109: IMPLEMENTASI HUKUM NUSYUZ DALAM SURAT AN- NISA’ …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5052/1/skripsiQ bab 1.pdf · MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO Sebagai manusia harus bisa mengerti
Page 110: IMPLEMENTASI HUKUM NUSYUZ DALAM SURAT AN- NISA’ …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5052/1/skripsiQ bab 1.pdf · MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO Sebagai manusia harus bisa mengerti
Page 111: IMPLEMENTASI HUKUM NUSYUZ DALAM SURAT AN- NISA’ …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5052/1/skripsiQ bab 1.pdf · MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO Sebagai manusia harus bisa mengerti
Page 112: IMPLEMENTASI HUKUM NUSYUZ DALAM SURAT AN- NISA’ …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5052/1/skripsiQ bab 1.pdf · MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO Sebagai manusia harus bisa mengerti
Page 113: IMPLEMENTASI HUKUM NUSYUZ DALAM SURAT AN- NISA’ …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5052/1/skripsiQ bab 1.pdf · MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO Sebagai manusia harus bisa mengerti