pemesanan dan distribusi serta konsumsi makan sore pasien gangguan saluran pencernaan

37
Kontribusi Konsumsi Energi dan Kontribusi Konsumsi Energi dan Protein Makan Sore bagi Penderita Protein Makan Sore bagi Penderita Penyakit Saluran Pencernaan Penyakit Saluran Pencernaan (Studi Kasus di Rumah Sakit LANUD Atang Sendjaja (Studi Kasus di Rumah Sakit LANUD Atang Sendjaja Bogor) Bogor) Oleh : Andra Vidyarini J3F107110 Program Keahlian Manajemen Industri Jasa Makanan dan Gizi Direktorat Program Diploma Institut Pertanian Bogor 2010 Pembimbing : Eka Andriani, S.KM

Transcript of pemesanan dan distribusi serta konsumsi makan sore pasien gangguan saluran pencernaan

Page 1: pemesanan dan distribusi serta konsumsi makan sore pasien gangguan saluran pencernaan

Pemesanan & Distribusi serta Kontribusi Konsumsi Pemesanan & Distribusi serta Kontribusi Konsumsi Energi dan Protein Makan Sore bagi Penderita Energi dan Protein Makan Sore bagi Penderita

Penyakit Saluran PencernaanPenyakit Saluran Pencernaan(Studi Kasus di Rumah Sakit LANUD Atang Sendjaja Bogor)(Studi Kasus di Rumah Sakit LANUD Atang Sendjaja Bogor)

Oleh :

Andra Vidyarini J3F107110

Program Keahlian Manajemen Industri Jasa Makanan dan Gizi

Direktorat Program Diploma

Institut Pertanian Bogor

2010

Pembimbing :

Eka Andriani, S.KM

Page 2: pemesanan dan distribusi serta konsumsi makan sore pasien gangguan saluran pencernaan

Penyelenggaraan Makanan Rumah Sakit Pemesanan

dan Distribusi

Makan Sore

Kontribusi Energi dan Protein

Penyakit Saluran Pencernaan

Typus abdominalis

Gastritis

Dyspepsia

Diare AkutKebutuhan EKebutuhan P

Page 3: pemesanan dan distribusi serta konsumsi makan sore pasien gangguan saluran pencernaan

Mempelajari proses pemesanan dan distribusi serta kontribusi energi dan protein makan sore pasien

penyakit saluran pencernaan

Mempelajari prosedur pemesanan makan sore pada pasien penyakit saluran pencernaan

Mempelajari cara distribusi makan sore pada pasien penyakit saluran pencernaan

Menghitung kontribusi makan sore pada pasien penyakit saluran pencernaan

Menghitung kebutuhan, ketersediaan dan konsumsi energi dan protein sehari pasien penyakit saluran

pencernaan.

Menghitung dan menganalisa tingkat ketersediaan dan tingkat konsumsi energi dan protein makan sore

pada pasien penyakit saluran pencernaan

Mengetahui keadaan umum unit gizi Rumah Sakit LANUD Atang Sendjaja.

Page 4: pemesanan dan distribusi serta konsumsi makan sore pasien gangguan saluran pencernaan

Kerangka Pikir

Penyelenggaraan Makanan Rumah Sakit

Pemesanan Makanan

Diet Lambung II

Makan Pagi Selingan Pagi Makan Siang Selingan Sore Makan Sore

Distribusi Makanan

Ketersediaan Energi dan Protein Sehari

Konsumsi Energi dan Protein Kebutuhan Energi dan Protein

Kontribusi E&P Makan Sore Jenis kelamin

UmurFA, FS

Status GiziBBTB

Page 5: pemesanan dan distribusi serta konsumsi makan sore pasien gangguan saluran pencernaan

Pengamatan di lakukan di Rumah Sakit LANUD Atang Sendjaja Bogor pada

tanggal 3 Agustus 2009 hingga 13 November 2009

CONTOH Pasien dirawat di Kelas perawatan II dan III

dengan 16 orang laki-laki dan 16 orang perempuan

Kasus yang diamati berjumlah 32 kasus Penyakit Saluran Pencernaan

Terdiri dari 12 pasien Typus Abdominalis, 8 pasien Dyspepsia, 8 pasien Diare Akut dan 4

pasien Gastritis

Page 6: pemesanan dan distribusi serta konsumsi makan sore pasien gangguan saluran pencernaan

CARA PENGAMBILAN DATACARA PENGAMBILAN DATA

Jenis Data Data Cara Pengambilan Data

Primer

Tinggi dan berat badanPengukuran berat badan dengan menggunakan timbangan injak dan tinggi badan menggunakan tali rafia

Ketersediaan energi dan protein

Menghitung kandungan energi dan protein dengan DKBM berdasarkan standar porsi rumah sakit

Kebutuhan energi dan protein

Menghitung menggunakan rumus Harris Benedict

Konsumsi energi dan protein

Ketersediaan dikurangi sisa makan sore, meliputi makanan pokok, lauk hewani, lauk nabati, sayur serta buah. Kategori sisa makanan 1 (utuh), ¼, ½, ¾, 0 (habis)

SekunderGejala, tanda, dan diagnosa penyakit

Melihat dan mencatat dari hasil rekam medik pasien

Identitas Pasien

Page 7: pemesanan dan distribusi serta konsumsi makan sore pasien gangguan saluran pencernaan

Kebutuhan E sehari

IMT BBI TDE (AMB X FA X FS)

Kebutuhan Protein

Rasio Nitrogen berdasarkan

kenaikan suhu

Gastritis, Dyspepsia, diare : (TDE/175) x 6,25

FS :Typus abdominalis = 1.4Diare Akut = 1.2Gastritis = 1.2Dyspepsia = 1.0

Typus Abdominalis: (TDE/150) x 6,25

Page 8: pemesanan dan distribusi serta konsumsi makan sore pasien gangguan saluran pencernaan

Tingkat Ketersediaan E&P Makan sore terhadap kebutuhan sehari 100

)&(

ehariKebutuhanS

MakansorePEanKetersedia

Tingkat Konsumsi = %100)&(

)&(

MakansorePEanKetersedia

MakansorePEKonsumsi

Kontribusi = %100)&(

ehariKebutuhanS

MakanSorePEKonsumsi

Page 9: pemesanan dan distribusi serta konsumsi makan sore pasien gangguan saluran pencernaan

Kepala Unit Gizi

Tenaga Persiapan

Kepala Unit Dapur

Tenaga Pengolahan Tenaga Distribusi

C 11

B

A

D

2 2

EKeterangan:A.Ruang Persiapan B.Ruang PengolahanC.Ruang PemorsianD.Ruang GantiE.Ruang Kepala Unit Gizi 1. Meja Pemorsian 2. Kompor

Page 10: pemesanan dan distribusi serta konsumsi makan sore pasien gangguan saluran pencernaan

Dokter

Data pasien di ruang perawatan disalin ke

dalam blangko pemesanan makanan

Diberikan kepada petugas distribusi dari instalasi gizi.

Apabila terjadi penambahan pasien untuk makan sore,

diberitahukan melalui telpon oleh perawat ruangan

Sehingga sering terjadi kesalahan pemberian makan pasien dan

keterlambatan pemberian makan untuk pasien baru

Perawat

Dilakukan 1 hari sekali, yaitu pukul 05.00 WIB

Page 11: pemesanan dan distribusi serta konsumsi makan sore pasien gangguan saluran pencernaan

Format Pemesanan Makanan

NO NAMA RUANGAN DIAGNOSA DIIT KETERANGAN

1

2

3

4

5

Page 12: pemesanan dan distribusi serta konsumsi makan sore pasien gangguan saluran pencernaan

Sistem Distribusi

Sistem sentralisasi

16.30 – 17.00Tenaga distribusi

2 orang

Troli distribusi makanan dengan kapasitas 40

plato

Memiliki satu troli distribusi makanan dan tanpa pemanas

Plato/tray diberi label namun sejak bulan September label tidak digunakan sehingga sering tertukar memberikan

makanan pasien

Page 13: pemesanan dan distribusi serta konsumsi makan sore pasien gangguan saluran pencernaan

Alat Hidang VVIP Alat Hidang VIP, Kelas I & II

Alat Hidang Kelas III

Peralatan Hidang

Page 14: pemesanan dan distribusi serta konsumsi makan sore pasien gangguan saluran pencernaan

Jenis Penyakt Jenis Kelamin n

Ruang Perawatan

Kelas II Kelas III

Typus Abdominalis

Laki-laki 8 1 7Perempuan 4 1 3

DyspepsiaLaki-laki 3 - 3Perempuan 5 1 4

Diare AkutLaki-laki 2 - 2Perempuan 6 1 5

GastritisLaki-laki 3 - 3Perempuan 1 - 1Total 4 28

Page 15: pemesanan dan distribusi serta konsumsi makan sore pasien gangguan saluran pencernaan

Jenis DietJenis

PenyakitJenis

Kelamin

Status Gizi

Underweight Normal Overweight

Diet Lunak

DyspepsiaLaki-laki - 2 1Perempuan - 5 -

Jumlah - 7 1

Diare AkutLaki-laki - 2 -Perempuan - 6 -

Jumlah - 8 -

Typus Abdominalis

Laki-laki 1 6 1Perempuan 1 2 1

Jumlah 2 8 2

GastritisLaki-laki 1 2 -Perempuan - 1 -

Jumlah 1 3 -Total 3 26 3

Page 16: pemesanan dan distribusi serta konsumsi makan sore pasien gangguan saluran pencernaan

Pola Menu

Waktu Makan

Kerangka Menu

Kelas Perawatan

VVIP VIP I II III

Makan Sore

Makanan Pokok

1 1 1 1 1

Lauk Hewani

1 1 1 1 1

Lauk Nabati

2 1 1 1 1

Sayur 1 1 1 1 1

Buah 1 1 1 1 1

Minuman 1 - - - -

Page 17: pemesanan dan distribusi serta konsumsi makan sore pasien gangguan saluran pencernaan

Dari kedua grafik diatas, dapat dilihat bahwa kebutuhan energi dan protein dari pasien laki-laki lebih besar bila dibandingkan dengan pasien perempuan. Hal ini karena postur tubuh pasien laki-laki lebih besar bila dibandingkan dengan postur tubuh perempuan.

Kebutuhan Sehari Pasien

Page 18: pemesanan dan distribusi serta konsumsi makan sore pasien gangguan saluran pencernaan

Dari kedua grafik diatas, dapat dilihat bahwa kebutuhan energi dan protein dari pasien laki-laki lebih besar bila dibandingkan dengan pasien perempuan. Hal ini karena postur tubuh pasien laki-laki lebih besar bila dibandingkan dengan postur tubuh perempuan.

Kebutuhan Sehari Pasien

Page 19: pemesanan dan distribusi serta konsumsi makan sore pasien gangguan saluran pencernaan

Dari kedua grafik diatas, dapat dilihat bahwa kebutuhan energi dan protein dari pasien laki-laki lebih besar bila dibandingkan dengan pasien perempuan. Hal ini karena postur tubuh pasien laki-laki lebih besar bila dibandingkan dengan postur tubuh perempuan.

Kebutuhan Sehari Pasien

Page 20: pemesanan dan distribusi serta konsumsi makan sore pasien gangguan saluran pencernaan

Dari kedua grafik diatas, dapat dilihat bahwa kebutuhan energi dan protein dari pasien laki-laki lebih besar bila dibandingkan dengan pasien perempuan. Hal ini karena postur tubuh pasien laki-laki lebih besar bila dibandingkan dengan postur tubuh perempuan.

Kebutuhan sehari Pasien

Page 21: pemesanan dan distribusi serta konsumsi makan sore pasien gangguan saluran pencernaan

Ketersediaan Energi Dan Protein Makan Sore Satu Siklus Menu

Menu Hari ke-

Ketersediaan Energi (Kal)

Ketersediaan Protein (g)

1 379 17,9

2 425 20.8

3 460 21,5

4 441 16,8

5 441 13,7

6 475 22,7

7 408 16,1

Rata-rata 435 18,5

Page 22: pemesanan dan distribusi serta konsumsi makan sore pasien gangguan saluran pencernaan

Ketersediaan Energi dan Protein Makan Sore

Jenis Penyakit JK n Energi (Kal) Protein (g)

typus abdominalis

L 8 777 32.3

P 4 616 25.7

dyspepsiaL 3 487 17.4

P 5 433 15.5

diare akutL 2 586 20.9

P 6 505 18.0

gastritisL 3 564 20.1

P 1 459 16.4

Page 23: pemesanan dan distribusi serta konsumsi makan sore pasien gangguan saluran pencernaan

Ketersediaan Energi dan Protein Makanan Pokok

Jenis Penyakit Energi (Kal) Protein (g)

typus abdominalis 180 3.4

dyspepsia 180 3.4

diare akut 180 3.4

gastritis 180 3.4

Ketersediaan Energi dan Protein Lauk Hewani

Jenis Penyakit Energi (Kal) Protein (g)typus abdominalis 131 7.8

dyspepsia 124 7.2diare akut 128 7.2gastritis 93 7.5

Page 24: pemesanan dan distribusi serta konsumsi makan sore pasien gangguan saluran pencernaan

Ketersediaan Energi dan Protein Lauk Nabati

Jenis Penyakit Energi (Kal) Protein (g)

typus abdominalis 102 5.7

dyspepsia 95 6.8

diare akut 102 5.7

gastritis 77 4.3

Ketersediaan Energi dan Protein Sayur

Jenis Penyakit Energi (Kal) Protein (g)typus abdominalis 77 2.6

dyspepsia 78 3.4diare akut 77 2.6gastritis 33 1.8

Page 25: pemesanan dan distribusi serta konsumsi makan sore pasien gangguan saluran pencernaan

Ketersediaan Energi dan Protein Buah

Jenis Penyakit Energi (Kal) Protein (g)

typus abdominalis 15 0.2

dyspepsia 11 0.2

diare akut 16 0.2

gastritis 22 0.2

Page 26: pemesanan dan distribusi serta konsumsi makan sore pasien gangguan saluran pencernaan

Tingkat Ketersediaan Energi dan Protein Makan Sore

Jenis Penyakit

JK n

Energi Protein

Ketersediaan

(Kal)

Kebutuhan(Kal)

Tk Ketersedi

aan(%)

Ketersediaan (g)

Kebutuhan(g)

Tk Ketersedi

aan(%)

typus abdominalis

L 8 777 2589 30.0 32.3 107.6 30.0

P 4 616 2054 30.0 25.7 85.6 30.0

dyspepsia L 3 487 1624 30.0 17.4 58.0 30.0

P 5 433 1442 30.0 15.5 51.5 30.1

diare akut L 2 586 1950 30.1 20.9 69.6 30.0

P 6 505 1727 29.2 18.0 61.7 29.2

gastritis L 3 564 1879 30.0 20.1 67.1 30.0

P 1 459 1531 30.0 16.4 54.6 30.0

Page 27: pemesanan dan distribusi serta konsumsi makan sore pasien gangguan saluran pencernaan

Konsumsi dan Tingkat Konsumsi Energi dan Protein Makanan Pokok

Jenis Penyakit

JK n

Energi Protein

Ketersediaan(Kal)

Konsumsi

(Kal)

Tk Konsumsi

(%)

Ketersediaan(g)

Konsumsi

(g)

Tk Konsumsi

(%)

typus abdominalis

L 8 777 169 21.8 32.3 3.2 9.9P 4 616 131 21.3 25.7 2.5 9.7

dyspepsiaL 3 487 150 30.8 17.4 2.9 16.7P 5 433 144 33.3 15.5 2.7 17.4

diare akutL 2 586 150 25.6 20.9 2.9 13.9P 6 505 123 24.4 18.0 2.4 13.3

gastritisL 3 564 165 29.3 20.1 3.1 15.4P 1 459 135 29.4 16.4 2.6 15.9

Page 28: pemesanan dan distribusi serta konsumsi makan sore pasien gangguan saluran pencernaan

Konsumsi dan Tingkat Konsumsi Energi dan Protein Lauk Hewani

Jenis Penyakit

JK n

Energi Protein

Ketersediaan(Kal)

Konsumsi

(Kal)

Tk Konsumsi

(%)

Ketersediaan(g)

Konsumsi

(g)

Tk Konsumsi

(%)

typus abdominalis

L 8 777 139 17.9 32.3 8.0 24.8P 4 616 116 18.8 25.7 7.4 28.8

dyspepsiaL 3 487 119 24.4 17.4 4.0 23.0P 5 433 128 29.6 15.5 8.1 52.3

diare akutL 2 586 87 14.8 20.9 5.3 25.4P 6 505 101 20.0 18.0 5.6 31.1

gastritisL 3 564 90 16.0 20.1 6.9 34.3P 1 459 77 16.8 16.4 7.1 43.3

Page 29: pemesanan dan distribusi serta konsumsi makan sore pasien gangguan saluran pencernaan

Konsumsi dan Tingkat KonsumsiEnergi dan Protein Lauk Nabati

Jenis Penyakit

JK n

Energi Protein

Ketersediaan(Kal)

Konsumsi

(Kal)

Tk Konsumsi

(%)

Ketersediaan(g)

Konsumsi

(g)

Tk Konsumsi

(%)

typus abdominalis

L 8 777 101 13.0 32.3 5.1 15.8P 4 616 74 12.0 25.7 5.2 20.2

dyspepsiaL 3 487 50 10.3 17.4 1.7 9.8P 5 433 139 32.1 15.5 2.7 17.4

diare akutL 2 586 111 18.9 20.9 2.3 11.0P 6 505 74 14.7 18.0 4.9 27.2

gastritisL 3 564 58 10.3 20.1 3.6 17.9P 1 459 67 14.6 16.4 3.3 20.1

Page 30: pemesanan dan distribusi serta konsumsi makan sore pasien gangguan saluran pencernaan

Konsumsi dan Tingkat Konsumsi Energi dan Protein Sayur

Jenis Penyakit

JK n

Energi Protein

Ketersediaan(Kal)

Konsumsi

(Kal)

Tk Konsumsi

(%)

Ketersediaan(g)

Konsumsi

(g)

Tk Konsumsi

(%)

typus abdominalis

L 8 777 42 5.4 32.3 1.6 5.0P 4 616 21 3.4 25.7 1.0 3.9

dyspepsiaL 3 487 31 6.4 17.4 1.2 6.9P 5 433 60 13.9 15.5 2.4 15.5

diare akutL 2 586 27 4.6 20.9 1.2 5.7P 6 505 30 5.9 18.0 0.9 5.0

gastritisL 3 564 29 5.1 20.1 1.8 9.0P 1 459 17 3.7 16.4 0.6 3.7

Page 31: pemesanan dan distribusi serta konsumsi makan sore pasien gangguan saluran pencernaan

Konsumsi dan Tingkat Konsumsi Energi dan Protein Buah

Jenis Penyakit

JK n

Energi Protein

Ketersediaan(Kal)

Konsumsi

(Kal)

Tk Konsumsi

(%)

Ketersediaan(g)

Konsumsi

(g)

Tk Konsumsi

(%)

typus abdominalis

L 8 777 14 1.8 32.3 0.2 0.6P 4 616 15 2.4 25.7 0.2 0.8

dyspepsiaL 3 487 7 1.4 17.4 0.1 0.6P 5 433 12 2.8 15.5 0.3 1.9

diare akutL 2 586 14 2.4 20.9 0.3 1.4P 6 505 14 2.8 18.0 0.2 1.1

gastritisL 3 564 17 3.0 20.1 0.2 1.0P 1 459 14 3.1 16.4 0.2 1.2

Page 32: pemesanan dan distribusi serta konsumsi makan sore pasien gangguan saluran pencernaan

Konsumsi dan Tingkat Konsumsi Energi dan Protein Makan Sore

Page 33: pemesanan dan distribusi serta konsumsi makan sore pasien gangguan saluran pencernaan
Page 34: pemesanan dan distribusi serta konsumsi makan sore pasien gangguan saluran pencernaan

Pemesanan makanan dilakukan sebanyak satu kali, yaitu pada pagi hari dan penambahan pasien dilaporkan melalui telepon sehingga sering terjadi kesalahan dalam pemberian makanan.

Sistem distribusi yang digunakan adalah sistem sentralisasi, dengan tenaga distribusi untuk makan sore sebanyak dua orang dan sering terjadi salah pemberian makanan karena hilangnya pelabelan pada makanan.

Pasien typus abdominalis memiliki rata-rata kebutuhan tertinggi bila dibandingkan dengan penyakit lainnya. Hal ini dikarenakan pasien typus abdominalis termasuk penyakit infeksi berat dengan FS 1.4

Ketersediaan energi makan sore berkisar antara 379 Kal hingga 475 Kal dengan rata-rata 432 Kal. Ketersediaan protein berkisar antara 16.1 g hingga 22.7 dengan rata-rata 18.5 g. Ketersediaan energi tertinggi adalah makanan pokok, yaitu 180 Kal, sedangkan ketersediaan protein tertinggi adalah lauk hewani, yaitu 6.8 g pada pasien dyspepsia.

Page 35: pemesanan dan distribusi serta konsumsi makan sore pasien gangguan saluran pencernaan

Konsumsi energi makan sore berkisar antara 278 Kal hingga 461 Kal dan 11.2 g gingga 19.2 g untuk protein. Tingkat Konsumsi tertinggi terdapat pada konsumsi makanan pokok pada pasien dyspepsia perempuan, yaitu 33.3%

Sebagian besar kontribusi makan sore belum memenuhi standar konsumsi makan sore, yaitu 30.0%. Hal ini dikarenakan penyakit saluran pencernaan memiliki keluhan mual, nyeri pada ulu hati, kembung serta rasa cepat kenyang.. Keluhan ini berpengaruh pada berkurangnya nafsu makan pada pasien.

Sebagian besar tingkat ketersediaan energi dan protein makan sore adalah 30.0%. Tingkat ketersediaan energi tertinggi yaitu 30.1% pada penderita diare akut laki-laki.

Page 36: pemesanan dan distribusi serta konsumsi makan sore pasien gangguan saluran pencernaan

Penambahan pasien sebaiknya menggunakan memo tertulis sehingga dapat dipertanggung-jawabkan

Pada saat distribusi menggunakan pelabelan kembali sehingga tidak terjadi salah pemberian makanan. Pelabelan dapat menggunakan kertas label.

Page 37: pemesanan dan distribusi serta konsumsi makan sore pasien gangguan saluran pencernaan