demam sore hari.docx

8
YURRI KAMALA 1102014290 FK B SK 1 DEMAM SORE HARI LI.1. MM. DEMAM LO 1.1 Definisi demam Demam mengacu pada peningkatan suhu tubuh yang berhubungan langsung dengan tingkat sitokin pirogen yang diproduksi untuk mengatasi berbagai rangsang, misalnya terhadap toksin bakteri, peradangan, dan rangsangan pirogenik lain. Bila produksi sitokin pirogen secara sistemik masih dalam batas yang dapat ditoleransi maka efeknya akan menguntungkan tubuh secara keseluruhan, tetapi bila telah melampaui batas kritis tertentu maka sitokin ini membahayakan tubuh. (Sherwood, 2001) LO 1.2 Klasifikasi demam 1.Demam Septik: Pada tipe ini, suhu badan berangsur naik ke tingkat yang tinggi sekali pada malam hari dan turun kembali ke tingkat diatas normal pada pagi hari. Sering disertai keluhan menggigil dan berkeringat. Jika turun hingga ke normal maka disebut demam hektik. 2.Demam remiten: ditemukan pada demam tifoid fase awal dan berbagai penyakit virus. Demam ini ditandai oleh penurunan suhu tiap hari tetapi tidak mencapai normal. Perbedaan suhu yang dicatat dapat mencapai dua derajat. Pola ini merupakan tipe demam yang paling sering ditemukan dalam praktek pediatri dan tidak spesifik untuk penyakit tertentu. Variasi diurnal biasanya terjadi, khususnya bila demam disebabkan oleh proses infeksi. 3.Demam intermiten: Demam dengan variasi diurnal >1ᴼC, suhu terendah mencapai suhu normal misalnya endokarditis bakterialis, malaria, bruselosis. Pada demam ini suhu kembali normal setiap hari, umumnya pada pagi hari, dan puncaknya pada sianghari. Pola ini merupakan jenis demam terbanyak kedua yang ditemukan di praktek klinis. 4.Demam Kontinu: Demam dengan variasi diurnal di antara 1, 0- 1, 5ᴼF. Demam ini meliputi penyakit pneumonia tipelobar,

Transcript of demam sore hari.docx

Page 1: demam sore hari.docx

YURRI KAMALA1102014290FK BSK 1 DEMAM SORE HARI

LI.1. MM. DEMAMLO 1.1 Definisi demam

Demam mengacu pada peningkatan suhu tubuh yang berhubungan langsung dengan tingkat sitokin pirogen yang diproduksi untuk mengatasi berbagai rangsang, misalnya terhadap toksin bakteri, peradangan, dan rangsangan pirogenik lain. Bila produksi sitokin pirogen secara sistemik masih dalam batas yang dapat ditoleransi maka efeknya akan menguntungkan tubuh secara keseluruhan, tetapi bila telah melampaui batas kritis tertentu maka sitokin ini membahayakan tubuh. (Sherwood, 2001)

LO 1.2 Klasifikasi demam1.Demam Septik: Pada tipe ini, suhu badan berangsur naik ke tingkat yang tinggi sekali pada malam hari dan turun kembali ke tingkat diatas normal pada pagi hari. Sering disertai keluhan menggigil dan berkeringat. Jika turun hingga ke normal maka disebut demam hektik.

2.Demam remiten: ditemukan pada demam tifoid fase awal dan berbagai penyakit virus. Demam ini ditandai oleh penurunan suhu tiap hari tetapi tidak mencapai normal. Perbedaan suhu yang dicatat dapat mencapai dua derajat. Pola ini merupakan tipe demam yang paling sering ditemukan dalam praktek pediatri dan tidak spesifik untuk penyakit tertentu. Variasi diurnal biasanya terjadi, khususnya bila demam disebabkan oleh proses infeksi.

3.Demam intermiten: Demam dengan variasi diurnal >1ᴼC, suhu terendah mencapai suhu normal misalnya endokarditis bakterialis, malaria, bruselosis. Pada demam ini suhu kembali normal setiap hari, umumnya pada pagi hari, dan puncaknya pada sianghari. Pola ini merupakan jenis demam terbanyak kedua yang ditemukan di praktek klinis.

4.Demam Kontinu: Demam dengan variasi diurnal di antara 1, 0-1, 5ᴼF. Demam ini meliputi penyakit pneumonia tipelobar, infeksi kuman Gram-negatif, riketsia, demam tifoid, gangguan sistem saraf pusat, tularemia, dan malaria falciparum. Demam ini ditandai oleh peningkatan suhu tubuh yang menetap dengan fluktuasi maksimal 0,4ᴼC selama periode 24 jam. Fluktuasi diurnal suhu normal biasanya tidak terjadi atau tidak signifikan. Pada tingkat demam yang terus menerus tinggi disebut hiperpireksia.

5.Demam Siklik: Pada tipe ini, kenaikan suhu badan selama beberapa hari yang diikuti oleh periode bebas demam untuk beberapa hari yang kemudian diikuti oleh kenaikan suhu seperti semula.

LO 1.3 Patogenesis demamInfeksi/peradangan + neutrofil sekresi pirogen endogen + prostagladin titik patokan di hypotalamus meningkat terjadi respon dingin produksi panas suhu tubuh ke titik patokan yang baru demam

Demam terjadi karena pelepasan pirogen dari dalam leukosit yang sebelumnya telah terangsang oleh pirogen eksogen yang berasal dari mikroorganisme atau reaksi imunologik yang bukan infeksi.

Page 2: demam sore hari.docx

Pirogen adalah protein yang identik dengan interleukin-1. Dalam hipotalamus zat ini merangsang pelepasan asam arakidonat serta meningkatkan sintesis prostagladin E2 yang menyebabkan pireksia.

Pengaruh autonom akan mengakibatkan vasokonstriksi perifer sehingga pengeluaran panas menurun dan pasien merasa demam. Suhu badan tinggi karna meningkatnya aktivitas metabolisme yang mengakibatkan produksi panas . pasien merasa demam.

LO 1.4 Manifestasi demamGangguan pusat regulasi suhu sentral sehingga tinggi nya temperatur suhu, sakit otot,

pilek, batuk, sakit tenggorokan, Keringatan,Menggigil, Sakit kepala,Nyeri otot, Nafsu makan munurun, Lemas, Dehidrasi, Jika demam meningkat menjadi 39 derajat celcius akan menyebabkan halusinasi dan kejang.

LI.2. MM. DEMAM TIFOIDLO.2.1 Definisi demam tifoidDemam tifoid adalah Infeksi akut pada saluran pencernaan yang disebabkan oleh salmonella thypi. Menurut gaffky bahwa penularan penyakit ini melalui air dan bukan udara. (Widoyono ; Penyakit tropis edisi 2 ; EMS)

LO.2.2 epidemiologi demam tifoidInsiden demam tifoid tergolong tinggi pada wilayah Asia Tengah, Asia Selatan, Asia

Tenggara , dan kemungkinan Afrika Selatan.(insiden > 100 kasus per 100.000 populasi pertahun). Ditjen Bina Upaya Kesehatan Masyarakat Departmen Kesehatan RI tahun 2010, melaporkan demam tifoid menempati urutan ke-3 dari 10 pola penyakit terbanyak pasien rawat inap di rumah sakit di Indonesia (41.081 kasus).

Di Indonesia, insidens demam tifoid banyak dijumpai pada populasi 3-19 tahun. Dan ini berkaitan dengan rumah tangga. Biasanya ada anggota keluarga dengan riwayat terkena demam tifoid, tidak adanya sabun untuk mencuci tangan, menggunakan piring yang sama untuk makan, tidak adanya tempat BAB dalam rumah. insidens berkaitan dengan sanitasi lingkungan, misal: pada daerah perkotaan insidensnya lebih tinggi daripada daerah pedesaan.

LO.2.3 Patogenesis demam tifoid

Page 3: demam sore hari.docx

LI..3. Memahami dan Menjelaskan tentang Salmonella TyphiLO..3.1.Menjelaskan morfologi

- Berbentuk batang, tidak berspora, bersifat negatif pada pewarnaan Gram.- Ukuran Salmonella bervariasi 1 – 3,5 µm x 0,5 – 0,8 µm.- Besar koloni rata-rata 2 – 4 mm.- optimal 37,5 derajat C) dan pH pertumbuhan 6 – 8.- Mudah tumbuh pada medium sederhana, misalnya garam empedu.- Tidak dapat tumbuh dalam larutan KCN.- Membentuk asam dan kadang-kadang gas dari glukosa dan manosa.- Menghasikan H2S.- Antigen O: bagian terluar dari lipopolisakarida dinding sel dan terdiri dari

unit polisakarida yang berulang. Beberapa polisakarida O-spesifik mengandunggula yang unik. Antigan O resisten terhadap panas dan alkohol dan biasanyaterdeteksi oleh aglutinasi bakteri. Antibodi terhadap antigen O terutamaadalah IgM.

- Antigen Vi atau K: terletak di luar antigen O, merupakan polisakarida danyang lainnya merupakan protein. Antigen K dapat mengganggu aglutinasidengan antiserum O, dan dapat berhubungan dengan virulensi. Dapatdiidentifikasi dengan uji pembengkakan kapsul dengan antiserum spesifik.

- Antigen H: terdapat di flagel dan didenaturasi atau dirusak oleh panas danalkohol. Antigen dipertahankan dengan memberikan formalin pada beberapa bakteri yang motil. Antigen H beraglutinasi dengan anti-H dan IgG. Penentudalam antigen H adalah fungsi sekuens asam amino pada protein flagel(flagelin). Antigen H pada permukaan bakteri dapat mengganggu aglutinasidengan antibodi antigen O.

- Organisme dapat kehilangan antigen H dan menjadi tidak motil.- Kehilangan antigen O dapat menimbulkan perubahan bentuk koloni yang halus

menjadi kasar.

Page 4: demam sore hari.docx

LO.3.2.Menjelaskan klasifikasi TyphiKingdom : Bakteria Phylum : ProteobakteriaClassis : Gamma proteobakteriaOrdo : EnterobakterialesFamilia : EnterobakteriakceaeGenus : SalmonellaSpecies : Salmonella thyposa

Klasifikasi salmonella sangat rumit karena organisme tersebut merupakan rangkaian kesatuan dan bukan tertentu.Anggota genus Salmonella awalnya diklasifikasikan berdasarkan epidemiologi, jangkauan pejamu, reaksi biokimia, dan struktur antigen O, H,dan Vi. Terdapat lebih dari 2500 serotip Salmonella, termasuk lebih dari 1400 dalam kelompok hibridasi DNA grup I yang dapat menginfeksi manusia. Hampir semua Salmonella yang menyebabkan penyakit pada manusia dapat diidentifikasikan dilaboraturium klinis melalui pemeriksaan biokimia dan serologik.Serotip tersebut adalahsebagai berikut:-Salmonella paratyphi A (serogrup A)-Salmonella paratyphi B (serogrup B)-Salmonella cholerasuis (serogrup C1)-Salmonella typhi (serogrup D)

Penentuan serotipe didasarkan atas reaktivitas antigen O dan antigen H bifasik.Berdasarkan penelitian hibridisasi DNA, klasifikasi taksonomik resmi meliputi genusSalmonella dengan subspecies dan genus Arizona dengan subspesies.Contoh rumus antigenik salmonella

LO.3.3.Menjelaskan siklus hidupPenyebaran dan Siklus hidup:• Infeksi terjadi dari memakan makanan yang tercontaminasi dengan feses yang terdapat bakteri Sal. Typhimurium dari organisme pembawa (hosts).• Setelah masuk dalam saluran pencernaan maka Sal. Typhimurium menyerang dinding usus yang menyebabkan kerusakan dan peradangan.• Infeksi dapat menyebar ke seluruh tubuh melalui aliran darah karena dapat menembusdinding usus tadi ke organ-organ lain seperti hati, paru-paru, limpa, tulang-tulang sendi, plasenta dan dapat menembusnya sehingga menyerang fetus pada wanita atau hewan betina yang hamil, dan ke membran yang menyelubungi otak.• Subtansi racun diproduksi oleh bakteri ini dan dapat dilepaskan dan mempengaruhi keseimbangan tubuh.• Di dalam hewan atau manusia yang terinfeksi Sal. typhimurium, pada fesesnya terdapat kumpulan Sal. Typhimurium yang bisa bertahan sampai berminggu-minggu atau berbulan- bulan.• Bakteri ini tahan terhadap range yang lebar dari temperature sehingga dapat bertahan hidup

Page 5: demam sore hari.docx

 berbulan-bulan dalam tanah atau air.Makanan yang mengandung Salmonella belum tentu menyebabkan infeksi Salmonella,tergantung dari jenis bakteri, jumlah dan tingkat virulensi (sifat racun dari suatu mikroorganisma, dalam hal ini bakteri Salmonella).Misalnya saja Salmonella enteriditis baru menyebabkan gejala bila sudah berkembang biak menjadi 100000. Dalam jumlah ini keracunan yang terjadi bisa saja menyebabkan kematian penderita. Salmonella typhimurium dengan jumlah 11.000 sudah dapat menimbulkan gejala. Jenis Salmonella lain ada yang menyebabkan gejala hanya dengan jumlah 100 sampai 1000, bahkan dengan jumlah 50 sudah dapat menyebabkan gejala. Perkembangan Salmonella pada tubuh manusia dapat dihambat oleh asam lambung yang ada pada tubuh kita. Disamping itu dapat dihambat pula oleh bakteri lain. Gejala dapat terjadi dengan cepat pada anak-anak, bagaimanapun pada manusia dewasa gejala datang dengan perlahan. Pada umumnya gejala tampak setelah 1-3 minggu setelah bakteri ini tertelan.Gejala terinfeksi diawali dengan sakit perut dan diare yang disertai juga dengan panas badan yang tinggi, perasaan mual, muntah, pusing-pusing dan dehidrasi. Gejala yang timbul dapat berupa: tidak menunjukkan gejala (long-term carrier), adanya perlawanan tubuh dan mudah terserang penyakit denga gejala: inkubasi (7-14 hari setelah tertelan) tidak menunjukkan gejala, lalu terjadi diare.

LO.3.4.Menjelaskan gangguan klinis oleh Salmonella Ty

Ciri-ciri klinis beberapa penyakit yang disebabkan oleh salmonella, yaitu:Gastroenteritis:Merupakan infeksi pada usus dan terjadi lebih dari 18 jam setelah bakteri patogen itumasuk ke dalam host. Ciri-cirinya adalah demam, sakit kepala, muntah, diare, sakit padaabdomen(abdominal pain)yang terjadi selama 2 - 5 hari.

Page 6: demam sore hari.docx

Diagnosis demam Tifoid