Pemeriksaan Psikiatrik
-
Upload
kusumagama28 -
Category
Documents
-
view
215 -
download
1
description
Transcript of Pemeriksaan Psikiatrik
Pemeriksaan Psikiatrik
A. Riwayat Psikiatrik
1. Keluhan Utama
Keluhan utama adalah alasan pasien datang memeriksakan dirinya atau
mencari pengobatan, yang dicatat sesuai dengan kata-kata pasien sendiri.
Dengan demikian dapat diketahui pula tingkat kemampuan pasien untuk
mengobservasi dan mengevaluasi diri.
Apabila keluhan utama tersebut berbeda dengan kesan pemeriksa terhadap
kondisi pasien, masalah yang diutarakan pasien yang harus didahulukan
daripada masalah yang ‘sesungguhnya’ menurut dokter.
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Klarifikasi tentang keluhan utama. Informasi yang disampaikan antara
lain, mengenai gambaran detil dan akurat tentang kesulitan atau gangguan
yang dialami, awitan (onset) dan lama penyakit, perjalanan gejala-gejala
itu konstan, hilang-timbul, atau makin memburuk; faktor yang
mencetuskan dan yang meringankan gejala; Peristiwa yang baru terjadi
seperti keluarga yang sakit atau meninggal, masalah perkawinan, keluarga,
keuangan, hukum, pekerjaan dan masalah sosial yang mungkin
berhubungan dengan timbulnya gejala; serta pertolongan apa yang sudah
diupayakan. Hal yang perlu ditanyakan juga adalah penggunaan alkohol
atau zat lainnya, seberapa banyak, frekuensi dan kapan penggunaan
terakhir.
3. Riwayat Medik Lampau
Tujuan pemeriksaan ini adalah penyaring penyakit medis dan
menemukan penyebab medis dari penyakit psikiatrik. Yang utama di sini
adalah riwayat penyakit medis yang relevan terhadap keluhan utama,
termasuk penyakit medis sekarang dan pengobatannya serta penyakit
keturunan, juga digambarkan riwayat pembedahan yang pernah dialami.
4. Riwayat Keluarga
Mengetahui siapa saja keluarga pasien yang menderita gangguan jiwa
akan bermanfaat untuk memperoleh gambaran diagnostik seutuhnya,
karena banyak gangguan jiwa bersifat familial dan mempunyai komponen
genetik. Untuk masing-masing anggota keluarga dapatkan informasi
berikut: umur, jika meninggal: tahun, umur, dan penyebab meninggalnya;
adanya masalah psikiatrik, penyalahgunaan zat, atau masalah medis yang
utama; juga hubungan interpersonal orang tersebut dengan pasien.
5. Riwayat Perkembangan dan Sosial
a. Riwayat kehamilan dan persalinan : kelainan semasa dalam
kandungan dan proses kelahiran.
b. Riwayat perkembangan dan pendidikan : kesulitan dalam melatih
kebiasaan keterlambatan mencapai tonggak perkembangan
(developmental milestones), perpisahan dari orang tua dan reaksinya,
kondisi kesehatan, pola asuh yang diterapkan; umur saat masuk
sekolah, sekolah apa saja yang dijalani, bagaimana prestasinya,
aktivitas di sekolah, hubungan dengan teman dan guru. Ditanyakan
juga riwayat perkembang seksual. Kalau ada kecurigaan atau pasien
mengutarakannya, tanyakan masalah orientasi seksual, aktivitas
homoseksual, dan kecurigaan akan penularan HIV.
c. Riwayat pekerjaan dan perkawinan : pekerjaan saja apa yang
pernah dialami, alasan pindah pekerjaan, kondisi keuangan, prestasi di
pekerjaan; usia saat menikah, berapa lama saling mengenal sebelum
menikah, pernikahan sebelumnya.
d. Riwayat sosial dan forensik : kebiasaan sosial, pemakaian NAPZA,
hobi dan pengisian waktu luang, hubungan antarmanusia, kondisi
perumahan, relasi sosial; catatan hukum, kasus kriminal dan
penahanan, hukuman penjara.
B. Pemeriksaan Status Mental
1. Penampilan dan Perilaku
Bagaimana penampilan pasien secara fisik dan psikis, apakah tampak
sesuai dengan umur yang tercatat, apakah rapi, berbau, kotor, baju tidak
sepadan, warna rambut. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah raut dan
ekspresi wajah, kontak mata dengan pemeriksa, ciri-ciri tertentu, kesan
kesehatan umum, dan status gizi. Penampilan psikis, misalnya tidak
tenang, lamban bereaksi, pandangan kosong, sangat gembira dan lainnya.
Perilaku dan aktivitas motorik: postur, mannerism, dan tingkah laku
pasien juga diamati. Jangan terlewatkan tanda-tanda intoksikasi atau efek
samping obat. Beberapa hal khusus seperti akathisia, hiperaktivitas,
bradikinesia, wajah topeng, distonia, gerakan khoreoatetosis perlu
diperhatikan.
2. Mood dan Afek
Mood adalah emosi yang mendalam dan bertahan lama, bersifat
subjektif dan didasarkan atas laporan pasien. Tanyakan tentang mood
pasien selama beberapa hari, minggu atau bulan terakhir. “Bagaimana
perasaan anda belakangan ini?” Jika pasien tidak menangkap maksud
pertanyaan itu, tanyakan “Apakah anda merasa sedih, gembira, cemas,
atau marah akhir-akhir ini?”
Afek adalah ekspresi perasaan yang dapat diobservasi. Perhatikan
perilaku nonverbal seperti gerakan wajah, intonasi suara, dan gerakan
tubuh. Amati juga rentangan afek yang diperlihatkan pasien. Apakah ada
afek yang dominan. Penting untuk dievaluasi apakah ada kesesuaian atau
keserasian antara afek dan pembicaraan (verbalisasi) topik yang sedang
didiskusikan dalam konteks pemikiran pasien.
3. Proses Pikir
a. Pembicaraan : Perhatikan respons pasien untuk menilai pembicaraan.
Apakah pasien menaikkan suaranya waktu menjawab, apakah jawaban
pasien hanya sepatah dua kata atau berkepanjangan, serta beberapa
cepat atau lambat ia berbicara. Perlu dicatat juga apakah ada afasia
atau disartria.
b. Bentuk pikiran (form of thought) : cara bagaimana buah pikiran
terhubungkan. Pikiran yang normal adalah bertujuan dan terangkai
berurutan dengan hubungan yang logis. Gangguan bentuk pikiran
ditunjukkan pasien sepanjang wawancara. Penilaian dilakukan
berdasarkan observasi ciri-ciri dan aliran respons pasien selama
wawancara.
c. Isi pikiran : kadangkala pasien secara spontan menunjukkan gangguan
isi pikiran. Tetapi sering kali kita harus mengajukan pertanyaan khusus
tentang isi pikiran. Mulailah dengan pertanyaan tentang hal yang
normal, bukan tentang gangguan isi pikiran, untuk menghindari reaksi
negatif pasien. Dapat diketahui apakah pasien mengalami waham
(delusi), obsesi, kompulsi, fobia, pikiran bunuh diri atau homisid.
4. Persepsi
Untuk menentukan apakah pasien mengalami halusinasi tanyakan :
“Apakah anda mendengar suara orang pada saat tidak ada orang di sekitar
anda?” “ Apakah anda dapat melihat hal-hal yang tidak dapat dilihat orang
lain?” Tanyakan secara terperinci tentang halusinasi tersebut untuk
meyakinkan bahwa itu adalah benar suatu halusinasi. Tanyakan apakah
ada halusinasi perintah, “Apa yang dikatakan suara itu?” Tanyakan apa
yang dilakukan pasien sebagai reaksi atas halusinasi tersebut, misalnya
“Waktu suara itu menyuruh anda melakukan sesuatu, apa yang Anda
lakukan?”
Selain halusinasi pendengaran (auditorik) dan penglihatan (visual),
pasien mungkin mengalami halusinasi pengecapan (gustatorik, perabaan
(taktil), atau pembauan (olfaktori).
Untuk memeriksa depersonalisasi, bisa ditanyakan: “ Apakah Anda
merasa diri Anda berubah seperti bukan diri Anda lagi?” dan untuk
derealisasi: “Apakah Anda merasa lingkungan di sekitar Anda berubah
entah sebab apa?”
5. Kemampuan Kognitif
a. Kesadaran. Kondisi khusus yang perlu diperhatikan adalah kesadaran
berkabut (clouding of consciousness) atau keadaan kebingunan
(confusional state).
b. Orientasi. Tentukan orientasi pasien terhadap waktu, tempat, dan
orang. Apakah pasien dapat menentukan saat itu pagi atau siang, jam,
tanggal, bulan dan tahun berapa; dimana dia berada sekarang, serta
mengenali diri sendiri dan orang lain.
c. Perhatian dan konsentrasi. Konsentrasi adalah kemampuan untuk
mengarahkan dan mempertahankan perhatian. Konsentrasi dapat dites
dengan serial 7 atau 3. Pasien diminta menghitung 100 dikurangi 7,
kemudian hasilnya dikurangi lagi dengan 7, demikian berturut-turut
sampai 5 kali. Jika mengalami kesulitan, digunakan pengurangan 3 (100
dikurangi 3, hasilnya dikurangi 3 lagi dan seterusnya).
d. Memori. Tentukan apakah ada gangguan memori segera, jangka
pendek dan jangka panjang.
e. Pengetahuan umum dan inteligensi. Ditanyakan hal-hal umum yang
biasanya diketahui oleh orang dengan tingkat pendidikan seperti pasien
dan kemampuan aritmatika.
f. Fungsi eksekutif dalam aspek kemampuan pemahaman
(comprehension), pemecahan masalah (problem solving), pertimbangan
(reasoning), pengambilan keputusan (judging), antisipasi (anticipation),
perencanaan (planning), pemahaman abstrak dan kemampuan
visuospatial.
6. Pertimbangan dan Tilikan (insight)
Tilikan menunjukkan kemampuan seseorang untuk memahami faktor-
faktor yang mempengaruhi situasi yang dihadapinya. Atau lebih khusus
kemampuan untuk mengerti bahwa ia sakit dan mempunyai konsep yang
realistik tentang penyebab serta kemungkinan pengobatan penyakit
tersebut. Kemampuan seseorang untuk mengobservasi diri sendiri dan
menunjukkan empati juga merupakan tolak ukur tilikan dan pertimbangan.
Sumber : Maramis, W.F. dan Maramis, A.A. 2009. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa
Edisi 2. Surabaya: Airlangga University Press.