DTSS Teknik Pemeriksaan Pemeriksaan Alat Besar

109
DIKLAT TEKNIS SUBSTANTIF SPESIALISASI TEKNIK PEMERIKSAAN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN PUSDIKLAT BEA DAN CUKAI 2011 Disusun Oleh: Adang Karyana Syahbana, S.ST. (Widyaiswara Madya) Ir. Agung Budi Laksono, S.E., M.M. (Widyaiswara Muda)

Transcript of DTSS Teknik Pemeriksaan Pemeriksaan Alat Besar

Page 1: DTSS Teknik Pemeriksaan Pemeriksaan Alat Besar

DIKLAT TEKNIS SUBSTANTIF SPESIALISASI

TEKNIK PEMERIKSAAN

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN

PUSDIKLAT BEA DAN CUKAI

2011

Disusun Oleh:

Adang Karyana Syahbana, S.ST. (Widyaiswara Madya)

Ir. Agung Budi Laksono, S.E., M.M. (Widyaiswara Muda)

Page 2: DTSS Teknik Pemeriksaan Pemeriksaan Alat Besar

DIKLAT TEKNIS SUBSTANTIF SPESIALISASI

TEKNIK PEMERIKSAAN

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN

PUSDIKLAT BEA DAN CUKAI

2011

Disusun Oleh:

Adang Karyana Syahbana, S.ST. (Widyaiswara Madya)

Ir. Agung Budi Laksono, S.E., M.M. (Widyaiswara Muda)

Page 3: DTSS Teknik Pemeriksaan Pemeriksaan Alat Besar

ModulModulModulModul Teknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan i

Page 4: DTSS Teknik Pemeriksaan Pemeriksaan Alat Besar

ModulModulModulModul Teknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan ii

DAFTAR ISI

halaman KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI ii DAFTAR GAMBAR iv DAFTAR TABEL vi PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL vii PETA KONSEP MODUL viii

A. PENDAHULUAN

1. Deskripsi Singkat ...................................................................................... 1 2. Prasyarat Kompetensi............................................................................... 1 3. Standar Kompetensi.................................................................................. 2 4. Kompetensi Dasar .................................................................................... 2 B. KEGIATAN BELAJAR KEGIATAN BELAJAR 1 Pengertian, Klasifikasi, Fungsi, dan Spesifikasi jenis alat berat

1.1.) Uraian dan Contoh 3 1.1.1.) Pengertian alat-alat berat....................................................... 8 1.1.2.) Klasifikasi alat-alat berat ........................................................ 10 1.1.3.) Fungsi alat-alat berat ............................................................. 17 1.1.4.) Spesifikasi jenis alat berat...................................................... 25

1.2.) Latihan……………………………………………………………………... 47 1.3.) Rangkuman ........................................................................................ 47 1.4.) Tes Formatif 1.................................................................................... 50 1.5.) Umpan Balik dan Tindak Lanjut .......................................................... 52

KEGIATAN BELAJAR 2 Pengertian, Klasifikasi, Fungsi, dan Spesifikasi jenis alat berat

2.1.) Uraian dan Contoh............................................................................... 53 2.1.1.) Persiapan Pemeriksaan Alat berat/Komponen Alat Berat

Secara Umum ........................................................................

55 2.1.2.) Pemeriksaan Alat berat/Komponen Alat Berat Untuk Ekspor......................................................................................

58

2.1.3.) Pemeriksaan Alat berat/Komponen Alat Berat Untuk Impor........................................................................................

61

2.1.4.) Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) Alat Berat/Komponen Alat Berat ................................................................................

69

2.1.5.) Penjelasan design dan Pengenalan alat berat/komponen Alat Berat di Lokasi Pabrik.....................................................

71

2.2.) Latihan……………………………………………………………………... 75 2.3.) Rangkuman ........................................................................................ 76

Page 5: DTSS Teknik Pemeriksaan Pemeriksaan Alat Besar

ModulModulModulModul Teknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan iii

2.4.) Tes Formatif 2 ................................................................................... 82 2.5.) Umpan Balik dan Tindak Lanjut .......................................................... 86

PENUTUP…………………………………………………………………………... 87 TES SUMATIF …………………………………………………………………….. 88 KUNCI JAWABAN (TES FORMATIF DAN TES SUMATIF).......................... 92 DAFTAR ISTILAH .......................................................................................... 93 DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 98

Page 6: DTSS Teknik Pemeriksaan Pemeriksaan Alat Besar

ModulModulModulModul Teknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan iv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1. Dozer ……………………………..……………………............11

Gambar 1.2. Backhoe ………………………….………………………….. 12

Gambar 1.3. Kendaraan Truck ………………….………………………… 13

Gambar 1.4. Loader …………………………………….……………………13

Gambar 1.5. Tandem Roller ………………………………………………. 14

Gambar 1.6. Concrete Mixer Truck ……………………………….……… 15

Gambar 1.7. Aspalt Paver ………………………………………………... 15

Gambar 1.8. Crawlercrane …………………………………….………….. 16

Gambar 1.9. Tower Crane ………………………………………………… 16

Gambar 1.10. Alat Berat Kehutanan ……………………………………… 17

Gambar 1.11. Backhoe Loader ……………………………………….……. 17

Gambar 1.12. Excavator Hidrolic ……………………………………………18

Gambar 1.13. Motor Grader ……………………………………….…………18

Gambar 1.14. Skid Steer Loader ………………………………..………… 19

Gambar 1.15. Skidder ……………………………………………...………….20

Gambar 1.16. Wheel Tractor Scrapper …………………………………… 20

Gambar 1.17. Articuled Dump Truck ……………………………………… 21

Gambar 1.18. Off Highway Truck ……………………………………………22

Gambar 1.19. Wheel Dozer ………………………………………………….22

Gambar 1.20. Track Type Loader …………………………………..……… 23

Gambar 1.21. Wheel Loader …………………………………………….…..23

Gambar 1.22. Track Type Tractor …………………………………..………24

Gambar 1.23. Telehandler …………………………………………….……. 25

Gambar 1.24. Komponen Excavator ………………………………….…… 26

Gambar 1.25. Operasional Unit Excavator …………………………..…… 27

Gambar 1.26. Skema Under Carriage ………………………………..…… 27

Page 7: DTSS Teknik Pemeriksaan Pemeriksaan Alat Besar

ModulModulModulModul Teknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan v

Gambar 1.27. Excavator (1) ………………………………………………….28

Gambar 1.28. Excavator (2) ………………………………………………… 29

Gambar 1.29. Excavator (3) ………………………………………………… 29

Gambar 1.30. Alat Pengangkut …………………………………………….. 29

Gambar 1.31. Operasional Unit Buldozer ………………………………… 30

Gambar 1.32. Komponen Buldozer ………………………………..……… 31

Gambar 1.33. Universal Blade ………………………………………………32

Gambar 1.34. Straight Blade ………………………………………..……… 33

Gambar 1.35. Angling Blade …………………………………………..……. 33

Gambar 1.36. Cushion Blade ………………………………………………. 34

Gambar 1.37. Bowldozer Blade ……………………………………….…… 34

Gambar 1.38. Light Material U Blade ……………………………………… 34

Gambar 1.39. Melakukan Slot Dozing …………………………………..… 35

Page 8: DTSS Teknik Pemeriksaan Pemeriksaan Alat Besar

ModulModulModulModul Teknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan vi

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1. Perbandingan antara Crawel Tractor dan Wheel Tractor Dozer …………………………………………

12

Page 9: DTSS Teknik Pemeriksaan Pemeriksaan Alat Besar

ModulModulModulModul Teknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan vii

PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL

Untuk dapat memahami modul ini secara benar, maka peserta diklat diharapkan

mempelajari modul ini secara urut mulai dari Kegiatan Belajar 1 sampai dengan

Kegiatan Belajar 2.

Cara mempelajari setiap kegiatan belajar adalah mengikuti tahap-tahap

berikut ini:

1. Lihat apa yang menjadi target indikator dari kegiatan belajar tersebut;

2. Pelajari materi yang menjadi isi dari setiap kegiatan belajar (dengan cara

membaca materi minimal 3 kali membaca isi materi kegiatan belajar

tersebut);

3. Lakukan review materi secara umum, dengan cara membaca kembali

ringkasan materi untuk mendapatkan hal-hal penting yang menjadi fokus

perhatian pada kegiatan belajar ini;

4. Kerjakanlah Tes Formatif pada kegiatan belajar yang sedang dipelajari;

5. Lihat kunci jawaban Tes Formatif dari kegiatan belajar tersebut yang terletak

pada bagian akhir modul ini.

6. Cocokkan hasil tes formatif dengan kunci jawaban tersebut, apabila ternyata

hasil Tes Formatif peserta diklat memperoleh nilai minimal 80, maka

kegiatan belajar dapat dilanjutkan pada kegiatan belajar berikutnya, namun

apabila diperoleh angka di bawah 80, maka peserta diklat diharuskan

mempelajari kembali kegiatan belajar tersebut agar selanjutnya dapat

diperoleh angka minimal 80.

7. Kerjakan Tes Sumatif apabila semua Tes Formatif dari seluruh kegiatan

belajar telah dilakukan.

8. Lihat kunci jawaban Tes Sumatif yang terletak pada bagian akhir modul ini

9. Cocokkan hasil tes sumatif dengan kunci jawaban tes sumatif, apabila

ternyata hasil tes sumatif peserta diklat memperoleh nilai minimal 80, maka

peserta diklat dapat dinyatakan lulus dari kegiatan belajar

Page 10: DTSS Teknik Pemeriksaan Pemeriksaan Alat Besar

ModulModulModulModul Teknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan viii

PETA KONSEP

Dalam mempelajari modul ini, agar lebih mudah dipahami maka disarankan

kepada peserta diklat untuk mempelajari peta konsep modul. Dengan demikian

pola pikir yang sistematik dalam mempelajari modul dapat terjaga secara

berkesinambungan selama mempelajari modul.

KEGIATAN BELAJAR KEGIATAN BELAJAR KEGIATAN BELAJAR KEGIATAN BELAJAR –––– 1 1 1 1

Pengertian, Klasifikasi, Fungsi, dan

KEGIATAN BELAJAR KEGIATAN BELAJAR KEGIATAN BELAJAR KEGIATAN BELAJAR –––– 2 2 2 2

Tata Cara Pemeriksaan Fisik Alat Berat dan Kunjungan Ke Lokasi Pabrik

• Pemeriksaan fisik ekspor alat berat

• Pemeriksaan fisik impor alat berat

• Klasifikasi Barang Dalam Pemeriksaan Fisik Barang

• Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP)

ii

Page 11: DTSS Teknik Pemeriksaan Pemeriksaan Alat Besar

ModulModulModulModul Teknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan 1

1. Deskripsi Singkat

Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Berat

secara khusus disusun untuk digunakan oleh para

peserta Diklat Teknis Substantif Spesialis

Pemeriksaan Barang (DTSS-Pemeriksaan Barang).

Dalam kurikulum diklat dijelaskan bahwa mata

pelajaran Teknik Pemeriksaan Barang Alat Berat

merupakan mata pelajaran pendukung dengan jumlah jam pelajaran (JP)

sebanyak 14 JP.

Pada kegiatan belajar 1, pokok bahasan yang diuraikan adalah pengertian

dan fungsi alat berat, spesifikasi jenis alat berat, suku cadang alat berat dan

dilanjutkan dengan kegiatan belajar 2 dalam bentuk kunjungan ke lokasi pabrik

untuk membandingkan antara teori dan praktek

2. Prasyarat Kompetensi

Sebelum mempelajari modul ini peserta diklat harus telah memiliki kompetensi

awal dan minimal kualifikasi sebagai berikut :

a. Lulusan DTSS, DTSD Kepabeanan dan Cukai, dan Prodip I dan III

Kepabeanan Bea dan Cukai

b. Memiliki pangkat minimal Pengatur Muda Tk.I (Gol. II/b) dengan usia

maksimal 50 Tahun

c. Sehat jasmani dan Rohani

d. Memiliki motivasi yang kuat untuk mengikuti Diklat

e. Tidak sedang menjalani atau dalam proses penjatuhan hukuman disiplin

f. Tidak sedang ditunjuk mengikuti Diklat lain

g. Ditunjuk oleh sekretaris DJBC

A. PENDAHULUAN

Page 12: DTSS Teknik Pemeriksaan Pemeriksaan Alat Besar

ModulModulModulModul Teknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan 2

3 Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD)

Standar Kompetensi :

Setelah mempelajari materi modul ini peserta diharapkan mampu melaksanakan

teknik pemeriksaan barang alat besar dengan baik dan benar

3. Kompetensi Dasar :

Kompetensi dasar yang diharapkan kepada peserta setelah mempelajari modul

ini, adalah sebagai berikut :

a. Peserta mampu menjelaskan mengenai pengertian dan fungsi alat berat;

b. Peserta mampu menspesifikasikan jenis alat berat

c. Peserta mampu mengidentifikasi suku cadang alat-alat berat.

4. Relevansi Modul

Relevansi modul terhadap tugas pekerjaan yang akan dijalankan peserta diklat

adalah materi modul ini memberikan wawasan dan sudut pandang mengenai

teknik pemeriksaan barang alat berat sehingga akan semakin melengkapi

pengetahuan dan kemampuan calon Pemeriksa Barang khususnya yang

berkaitan dengan tugas pelayanan pemeriksaan barang alat berat.

Page 13: DTSS Teknik Pemeriksaan Pemeriksaan Alat Besar

ModulModulModulModul Teknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan 3

1.1.) Uraian dan contoh

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), laju pertumbuhan impor

alat berat Indonesia selama 2003–2008 cukup tinggi, baik volume (naik 48%)

maupun nilainya (66%). Pada 2003, nilai impor alat berat tercatat US$167 juta,

dan terus meningkat sehingga per Agustus 2008 sudah mencapai US$833,7 juta.

Jika dilihat dari negara asalnya, impor alat berat selama dua tahun terakhir paling

banyak datang dari Jepang, Thailand, Singapura, Amerika Serikat, dan Cina.

(Warta Ekonomi edisi 05/XXI/2009 halaman 20-21)

Di sisi lain, Indonesia pun mengekspor alat berat. Namun, menurut

Indocommercial, ekspor itu sebagian diduga merupakan re-ekspor, terutama

sejak pemerintah mengizinkan impor alat berat bekas (rekondisi).

Menurut BPS, nilai ekspor alat berat Indonesia sepanjang 2003–2008

tumbuh cukup tinggi, yaitu 27,3%. Pada 2003, nilai ekspor alat berat tercatat

US$46,6 juta, per Agustus 2008 sudah US$107,9 juta.

KEGIATAN BELAJAR - 1 Pengertian, Spesifikasi, dan Suku Cadang Alat Berat

Indikator Keberhasilan Setelah mengikuti mata pelajaran ini peserta diharapkan dapat: 1. Menjelaskan pengertian alat-alat berat 2. Menjelaskan klasifikasi jenis alat berat 3. Mengidentifikasi suku cadang alat berat

B. KEGIATAN BELAJAR

Page 14: DTSS Teknik Pemeriksaan Pemeriksaan Alat Besar

ModulModulModulModul Teknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan 4

Cerahnya bisnis pertambangan, khususnya batu bara, mendongkrak

kinerja pelaku bisnis alat berat, seperti PT United Tractors Tbk. Pada 2008,

United Tractors diperkirakan menguasai 45% pangsa pasar, disusul PT Trakindo

Utama (25%), dan PT Hexindo Adiperkasa Tbk. (20%). Adapun 10% sisanya

diperebutkan oleh 24 perusahaan lainnya. (Warta Ekonomi edisi 05/XXI/2009

halaman 20-21)

Permintaan alat berat dari sektor pertanian/perkebunan juga cukup baik

seiring perluasan lahan perkebunan kelapa sawit di beberapa wilayah, seperti

Sumatera dan Kalimantan. Akan halnya peningkatan permintaan alat berat pada

sektor konstruksi dipicu oleh dimulainya pembangunan proyek-proyek skala kecil

di beberapa daerah, dan pertumbuhan sektor kehutanan karena penambahan

area HTI di sentra kehutanan.

Sektor pertambangan masih paling banyak menyerap alat berat. Pada

2008 lalu, sektor ini menyerap 54% dari total penjualan alat berat atau setara

dengan 5.230 unit. Sementara itu, sektor perkebunan menyerap 24% (2.320

unit), sektor konstruksi 14%, dan kehutanan 8%. Perusahaan alat berat rata-rata

merupakan agen atau kepanjangan tangan dari prinsipalnya di luar negeri.

Misalnya, Hexindo yang berafiliasi dengan Hitachi, United Tractors dengan

Komatsu, Trakindo Utama dengan Caterpillar, PT Intraco Penta dengan Volvo,

Kobelco, Ingersol Rand, Bobcat, serta PT Tatindo Hexaprima dengan Sumitomo.

(Warta Ekonomi edisi 05/XXI/2009 halaman 20-21)

Industri alat berat pada tahun 2010 telah mampu kembali bangkit setelah

terpuruk tahun 2009 yang lalu sebagai imbas krisis finansial dunia yang

menyebabkan banyaknya proyek konstruksi dan properti yang ditunda dan

sulitnya memperoleh pembiayaan untuk pembelian alat berat karena sektor

keuangan saat itu sedang terkena imbas krisis finansial dunia sehingga kucuran

kredit dari lembaga pembiayaan sulit didapat.

(http://www.datacon.co.id/Alatberat-2010Excavator.html)

Industri alat berat sempat mengalami pukulan yang hebat akibat krisis

finansial global pada tahun 2009. Produksi alat berat nasional menurun dari 5914

unit tahun 2008 menjadi hanya 1814 unit tahun 2009. Produsen utama alat berat

Page 15: DTSS Teknik Pemeriksaan Pemeriksaan Alat Besar

ModulModulModulModul Teknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan 5

di Indonesia yaitu Komatsu, Caterpillar dan Hitachi sempat mengalami

penurunan penjualan. (http://www.datacon.co.id/Alatberat-2010Excavator.html)

Jenis produk dan type alat berat yang diproduksi oleh tiga produsen alat

berat di Indonesia, Komatsu paling banyak jenis produksinya yang meliputi

excavator, Buldozer, Motor Grader dan dump truck. Caterpillar Indonesia (Natra

Raya) yang memproduksi merk Caterpillar, memproduksi excavator, buldozer

dan motor grader untuk type yang paling banyak dipakai di Indoesia. Misalnya

excavator yang type 320 C yang bersaing dengan Komatsu type PC-200 yang

berkapasitas sekitar 20 ton.

Dalam rangka menghadapi persaingan yang semakin ketat, Komatsu

meluncurkan produk excavator terbaru yaitu excavator seri PC 200-8, PC 400-8

dan PC 130-8 pada bulan Maret 2010.

Tingkat kandungan dalam negeri industri alat berat pada tahun 2009 lalu

berkisar antara 30% sampai 50%. Angka itu di targetkan meningkat pada tahun

2010 menjadi 50-60%. Local content untuk alat berat jenis ekskavator pada

tahun lalu mencapai 50%, dump truck 30%, buldoser 45%, motor grader 40%,

dan forklift 40%. (http://www.datacon.co.id/Alatberat-2010Excavator.html)

Impor bahan baku alat berat, selama ini berupa center bracket, monitor

panel, mesin, dan komponen hidrolis (hydrautic part). Sedangkan komponen alat

berat seperti cutting plate, ban, baterai, dan under carriage part sudah mampu

dipasok industri penunjang dalam negeri.

Komatsu telah membangun fasilitas pengecoran yang kedua miliknya untuk

memproduksi suku cadang yang berupa besi cor dengan kapasitas 1.800 ton

untuk meningkatkan local content dari ondustri alat beratnya di Indonesia.

Indonesia memiliki tiga produsen alat berat yang memproduksi excavator,

bulldozers, motor graders dan dump trucks. Ketiga perusahaan itu adalah PT

Komatsu Indonesia yang memproduksi lat berat dengan merk Komatsu, PT

Caterpillar Indonesia (dahulu PT Natra Raya) dengan merk Caterpillar, PT

Hitachi Construction Machinery dengan merk Hitachi. Ada produsen lain yaitu

Page 16: DTSS Teknik Pemeriksaan Pemeriksaan Alat Besar

ModulModulModulModul Teknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan 6

PT United Tractors Pandu Engineering yang memproduksi forklift dengan merk

Patria.

PT Komatsu Indonesia berdiri tahun 1982 di Cakung, Jakarta Utara.

Perusahaan ini memililik fasilitas produksi yang terintegrasi disatu tempat

meliputi area seluas 18,2 ha terdiri dari 15.876 m2 untuk fasilitas perakitan,

15.390 m2 untuk fasilitas pabrikasi 11.800 m2 fasiltas foundry plant 1 dan 10,000

m2 foundry plant 2 and 3.

Semula perusahaan ini hanya mengerjakan perakitan alatb berat Kopmatsu

yang komponennya diimpor dari Jepang. Kemudian pada tahun 1987

perusahaan mulai membangun fasilitas pembuatan komponen. Sejak itu

Komatsu Indonesia berhasil meningkatkan local content-nya dan mulai

mengekspor komponen alat berat ke Jepang untuk digunakan oleh Komatsu Ltd.

Selanjutnya pada tahun 1991, Komatsu Indonesia membangun fasilitas foundry

untuk membuat komponen alat berat yang juga digunakan oleh pabrik Komatsu

di seluruh dunia.

Pada tahun 1995 PT Komatsu Indonesia menjadi perusahaan publik,

namun kemudian kembali menjadi go private tahun 2006 setelah saham publik

dibeli kembali oleh Komatsu Ltd termasuk membeli sebagian saham yang

dimiliki oleh PT United Tractor sehingga saham UT tinggal 5%. Kapasitas prodksi

Komatsu mencapai 3600 unit alat berat per tahun termasuk dump truck sebesar

240 unit per tahun.

Sementara itu PT Caterpillar Indonesia (PT Natra Raya) memproduksi alat

berat merk Catgerpillar dirakit di Indonesia oleh PT Caterpillar Indonesia yang

sebelumnya bernama PT Natra Raya yang berlokasi di Cileungsi, Bogor, Jawa

Barat. PT Caterpillar Indonesia sahamnya 80% dimiliki oleh Caterpillar dari

amerika Serikat dan sisanya dimiliki oleh PT Marga Tiara Trakindo. Agen tunggal

Caterpillar di indonmesia adalah PT Trakindo Nusantara.

Di lain pihak PT Hitachi Construction Machinery Indonesia (HCMI) yang

berlokasi di Cibitung, Bekasi, adalah joint venture antara Hitachi Construction

Machinery Co. Ltd of Japan , Itochu Corporation dari Jepang, PT Murinda Iron

Steel, PT Anggaputra Dhananjaya dan Hitachi Construction Machinery

Page 17: DTSS Teknik Pemeriksaan Pemeriksaan Alat Besar

ModulModulModulModul Teknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan 7

Singapore, Pte. Ltd. Dari Singapore. Perusahaan ini berdiri bulan ei 1991 dan

beroperasi semenjak Oktober tahun yang sama.

HCMI memproduksi excavator yang memiliki pasar yang besar di

Indonesia. Sejak tahun 2000 permintaan terhadap excavator meningkat sehingga

HCMI meningkatkan kapasitas produksi dari 700 unit/tahun menjadi 1000 unit

pertahun. HCMI menginvestasikan US$ 10 juta untuk perluasan kapasitas

tersebut. Pada tahun 2007 kapasitas produksi HCMI meningkat kembali menjadi

1200 unit/tahun.

Akibat krisis finansial global yang terjadi pada tahun 2009 yang lalu maka

industri alat berat mengalami pukulan yang cukup berat. Menurut data Himpunan

Industri Alat-alat Berat Indonsia (Hinabi) sepanjang 2009 produksi alat-alat berat

di Indonesia hanya mencapai 1.814 unit, atau turun 69% dibandingkan dengan

produksi tahun sebelumnya sebanyak 5.914 unit.

(http://www.datacon.co.id/Alatberat-2010Excavator.html)

Penjualan alat berat masih mengandalkan sektor pertambangan dengan

kontribusi 70%, perkebunan dan kehutanan sekitar 10%, dan konstruksi 20%.

Namun memasuki tahun 2010, industri alat berat mampu bangkit kembali

sejalan dengan pemulihan ekonomi yang terjadi di Indonesia dan kenyataan

bahwa ekonomi Indonesia mampu menghindari dampak buruk krisis finansial

global dengan terus tumbuh perekonomiannya sekitar 4,5% tahun 2009 dan

diperkirakan bisa mencapai 6% tahun 2010. (http://www.datacon.co.id/Alatberat-

2010Excavator.html)

Penurunan produksi tahun 2009 terutama terjadi pada sektor kontruksi

karena banyaknya proyek konstruksi dan properti yang ditunda pelaksanaanya.

Sementara pembelian oleh sektor pertambangan dan perkebunan terhambat

karena sulitnya pendanaan karena sektor keuangan sempat terganggu akibat

krisis finansial. Sebenarnya sektor pertambangan terutama batubara tidak

banyak terpengaruh oleh krisis finansial karena permintaan pasar batu bara tetap

tinggi.

Tahun 2010 ini, Hinabi memprediksikan produksi alat berat meningkat

menjadi sekitar 4.000 - 5000 unit karena selama semester I tahun 2010 produksi

Page 18: DTSS Teknik Pemeriksaan Pemeriksaan Alat Besar

ModulModulModulModul Teknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan 8

alat berat telah mencapai 2495 unit. (http://www.datacon.co.id/Alatberat-

2010Excavator.html)

Namun, angka produksi sebesar itu, baru menyamai pencapaian produksi

tahun 2007 sebanyak 4.785 unit. Sementara itu, realisasi 2008 yang tercatat

tertinggi sepanjang masa sebesar 5.914 unit.

Kemerosotan produksi pada tahun 2009 membuat tingkat pemanfaatan

kapasitas terpasang (utilisasi) menurun tajam dari 90% pada 2008 menjadi 34%

pada tahun 2009 dari total kapasitas terpasang 6.500 unit per tahun. Dengan

kaspasitas terpasang yang sama, berarti utilisasi industri alat berat tahun 2010

akan naik ke kisaran 70%. (http://www.datacon.co.id/Alatberat-

2010Excavator.html)

Beberapa jenis alat berat yang sudah dirakit di dalam negeri antara.lain

excavator, bulldozer, motor grader, dump truck, serta forklift. Excavator masih

mendominasi produksi alat berat di Indonesia. Selama semester I tahun 2010

dari produksi alat berat sebanyak 2495 unit, sebanyak 1324 unit atau 53%

adalah produksi excavator. Baru disusul oleh buldozer sekitar 23 %.

Produsen terbesar alat berat di Indoneswia adalah Komatsu. Pada tahun

2007 produksi Komatsu mencapai 2400 unit termasuk 1530 unit excavator.

1.1.1.) Pengertian Alat-alat berat

Alat-alat berat (yang sering dikenal di dalam ilmu Teknik Sipil) merupakan

alat yang digunakan untuk membantu manusia dalam melakukan pekerjaan

pembangunan suatu struktur bangunan. Alat berat merupakan faktor penting

didalam proyek, terutama proyek-proyek konstruksi maupun pertambangan dan

kegiatan lainnya dengan skala yang besar. Rostiyanti (2009)

Tujuan dari penggunaan alat-alat berat tersebut adalah untuk memudahkan

manusia dalam mengerjakan pekerjaannya, sehingga hasil yang diharapkan

dapat tercapai dengan lebih mudah dengan waktu yang relatif lebih singkat.

Alat berat yang umum dipakai dalam proyek kostruksi antara lain :

Page 19: DTSS Teknik Pemeriksaan Pemeriksaan Alat Besar

ModulModulModulModul Teknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan 9

- dozer,

- alat gali (excavator) seperti backhoe, front shovel, clamshell;

- alat pengangkut seperti loader, truck dan conveyor belt;

- alat pemadat tanah seperti roller dan compactor, dan lain lain.

Sedangkan pengertian alat berat dalam Buku Tarif Bea Masuk Indonesia

(BTBMI) adalah merupakan ketentuan penjelasan catatan untuk pos 84,30 yang

berkaitan dengan diri-gerak dan multi-fungsi mesin berlaku, mutatis mutandis,

untuk mesin mendorong diri dari pos ini, yang mencakup sebagai berikut:

a. Buldoser dan angledozers. Alat ini terdiri dari basis mendorong, dengan pisau

besar dipasang di depan, dan membentuk unit mekanik terpisahkan. Mereka

digunakan, khususnya, untuk menghilangkan kotoran dan untuk meratakan

kasar. jenis tertentu dirancang terutama untuk bersifat buaya atau untuk

pembukaan lahan.

b. Grader dan Leveller. Alat ini adalah mesin yang dirancang untuk meratakan

bumi atau smoothing (pada permukaan datar atau bank) dengan cara grading

sebuah pisau dapat diatur, biasanya dipasang di dasar roda.

c. Pencakar. Alat ini ini menggabungkan pisau bermata tajam yang dirancang

untuk mengiris lapisan tanah atas yang kemudian masuk ke tubuh scraper

atau dibuang oleh konveyor. Perlu dicatat bahwa pos ini hanya mencakup

pencakar di mana penggerak motor dan craper bentuk unit mekanik

terpisahkan, misalnya, lagu-pencakar meletakkan di mana tubuh scraper

menggabungkan terletak canggih di antara dua rel. Pos ini juga termasuk

pencakar diartikulasikan yang terdiri dari unit penggerak motor (bahkan

dengan hanya poros tunggal) dan sebuah scraper tepat dilengkapi dengan

pisau tetap atau lampiran mobile dengan beberapa blades.

d. Mekanikal sekop yang menggali ke dalam tanah, di atas atau di bawah

tingkat mesin, dengan cara penggalian sebuah ember, mengambil, dan lain-

lain, dioperasikan baik secara langsung dari ujung ledakan atau jib (sekop

excavator, tarik sekop, dll) atau, untuk meningkatkan jangkauan kerja, di

televisi kabel atau dengan cara jack hidrolik tergantung dari jib (draglines).

Dalam jangka panjang excavator (draglines slackline), ember dioperasikan

Page 20: DTSS Teknik Pemeriksaan Pemeriksaan Alat Besar

ModulModulModulModul Teknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan 10

pada kabel berjalan di antara dua struktur bergerak mengatur jarak beberapa

terpisah.

e. Multi-ember ekskavator di mana ember penggali dipasang pada rantai tanpa

ujung atau di roda berputar. Mesin ini sering menggabungkan konveyor untuk

pemakaian tanah digali, dan mereka sudah terpasang pada roda. Model

khusus dirancang untuk menggali atau membersihkan parit, saluran drainase,

selokan untuk digunakan di-cor terbuka (open-pit) pertambangan, dll

f. Shovel loader. Alat ini adalah roda atau mesin penjelajah dengan sebuah

front-mount ember yang mengambil materi melalui gerak mesin, transportasi

dan pembuangan itu. Beberapa "sekop-loader" mampu menggali ke dalam

tanah. Hal ini dicapai dengan ember, ketika dalam posisi horisontal, yang

mampu diturunkan di bawah tingkat satu roda atau track.

g. Loader-transporter yang digunakan di pertambangan. Mesin ini, dilengkapi

dengan ember depan-mount yang mengambil bahan curah dan kotoran

mereka ke dalam tubuh mesin.

h. Mesin pemadat, digunakan dalam pembuatan jalan, untuk kemasan ballast

rel-jalan, dll (tapi lihat ayat (a) pendahuluan Penjelasan Catatan untuk pos

84,30 mengenai terpasang pada mesin kendaraan dari Bab 86).

i. Mesin giling jalan sebagaimana digunakan dalam pembangunan jalan atau

pekerjaan umum lainnya (misalnya, untuk meratakan tanah atau rolling

permukaan jalan).

1.1.2.) Klasifikasi alat-alat berat

Alat berat juga dapat dikategorikan ke dalam beberapa klasifikasi. Klasifikasi

tersebut adalah klasifikasi fungsional alat berat dan klasifikasi operasional alat

Berat.

1. Klasifikasi Fungsional Alat Berat

Yang dimaksud dengan klasifikasi fungsional alat adalah pembagian alat tersebut

berdasarkan fungsi-fungsi utama alat. Berdasarkan fungsinya alat berat dapat

dibagi atas berikut ini. Rostiyanti (2009)

Page 21: DTSS Teknik Pemeriksaan Pemeriksaan Alat Besar

ModulModulModulModul Teknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan 11

a. Alat Pengolah Lahan

Kondisi lahan proyek kadang-kadang masih merupakan lahan asli yang harus

dipersiapkan sebelum lahan tersebut mulai diolah. Jika pada lahan masih

terdapat semak atau pepohonan maka pembukaan lahan dapat dilakukan

dengan menggunakan dozer. Untuk pengangkatan lapisan tanah paling atas

dapat digunakan scraper. Sedangkan untuk pembentukan permukaan supaya

rata selain dozer dapat digunakan juga motor grader.

Gambar.1.1 Dozer

Sumber: http://www.senyawa.com/2010/01/jenis-dan-fungsi-alat-berat.html

Buldoser dapat dibedakan menjadi dua yakni menggunakan roda

kelabang (Crawler Tractor Dozer) dan Buldoser yang menggunakan roda karet

(Wheel Tractor Dozer). Pada dasarnya Buldoser menggunakan traktor sebagai

tempat dudukan penggerak utama, tetapi lazimnya traktor tersebut dilengkapi

dengan sudu sehingga dapat berfungsi sebagai Buldoser yang bisa untuk

menggusur tanah.

Buldoser digunakan sebagai alat pendorong tanah lurus ke dapan maupun

ke samping, tergantung pada sumbu kendaraannya. Untuk pekerjaan di rawa

digunakan jenis Buldoser khusus yang disebut Swamp Bulldozer.

Page 22: DTSS Teknik Pemeriksaan Pemeriksaan Alat Besar

ModulModulModulModul Teknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan 12

Tabel. 1.1 Perbandingan antara Crawler Tractor Dozer dan Wheel Tractor Dozer

Crawler Tractor Dozer Wheel Tractor Dozer

Punya daya dorong besar, terutama pada tanah Daya dorongnya lebih kecil tapi kecepatannya

lunak karena bidang geser besar lebih besar

Dapat digunakan pada tanah lumpur maupun Tak dapat digunakan pada tanah lumpur, jika

berbatu tajam digunakan pada tanah berbatu usia ban menjadi

lebih pendek

Untuk membawa ke lokasi harus diangkut, Dapat dibawa ke lokasi tanpa diangkut

karena jika berjalan di aspal dapat merusak aspal

Memiliki jarak angkut yang pendek (maksumum Jarak angkutnya bisa jauh

30 feet)

Operator cepat lelah Enak dikendarai

Jalan proyek tak perlu dipelihara Jalan proyek harus dipelihara Sumber: Wedhanto (2009)

b. Alat Penggali

Jenis alat ini dikenal juga dengan istilah excavator. Beberapa alat berat

digunakan untuk menggali tanah dan batuan. Yang termasuk didalam kategori ini

adalah front shovel, backhoe, dragline, dan clamshell.

Gambar.1.2 Backhoe

Sumber: http://www.senyawa.com/2010/01/jenis-dan-fungsi-alat-berat.html

c. Alat Pengangkut Material

Crane termasuk di dalam kategori alat pengangkut material, karena alat ini dapat

mengangkut material secara vertical dan kemudian memindahkannya secara

horizontal pada jarak jangkau yang relatif kecil. Untuk pengangkutan material

lepas (loose material) dengan jarak tempuh yang relatif jauh, alat yang digunakan

dapat berupa belt, truck dan wagon. Alat-alat ini memerlukan alat lain yang

membantu memuat material ke dalamnya.

Page 23: DTSS Teknik Pemeriksaan Pemeriksaan Alat Besar

ModulModulModulModul Teknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan 13

Gambar.1.3 Kendaraan Truk

Sumber: http://www.senyawa.com/2010/01/jenis-dan-fungsi-alat-berat.html

d. Alat Pemindahan Material

Yang termasuk dalam kategori ini adalah alat yang biasanya tidak digunakan

sebagai alat transportasi tetapi digunakan untuk memindahkan material dari satu

alat ke alat yang lain. Loader dan dozer adalah alat pemindahan material.

Gambar.1.4

Loader

Sumber: http://www.senyawa.com/2010/01/jenis-dan-fungsi-alat-berat.html

e. Alat Pemadat

Jika pada suatu lahan dilakukan penimbunan maka pada lahan tersebut

perlu dilakukan pemadatan. Pemadatan juga dilakukan untuk pembuatan jalan,

baik untuk jalan tanah dan jalan dengan perkerasan lentur maupun perkerasan

kaku. Yang termasuk sebagai alat pemadat adalah tamping roller, pneumatic-

tired roller, compactor, dan lain-lain.

Pekerjaan pembuatan landasan pesawat terbang, jalan raya, tanggul

sungai dan sebagainya tanah perlu dipadatkan semaksimal mungkin. Pekerjaan

pemadatan tanah dalam skala kecil pemadatan tanah dapat dilakukan dengan

Page 24: DTSS Teknik Pemeriksaan Pemeriksaan Alat Besar

ModulModulModulModul Teknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan 14

cara menggenangi dan membiarkan tanah menyusust dengan sendirinya, namun

cara ini perlu waktu lama dan hasilnya kurang sempurna; agar tanah benar-benar

mampat secara sempurna diperlukan cara-cara mekanis untuk pemadatan tanah.

Pemadatan tanah secara mekanis umumnya dilakukan dengan

menggunakan mesin penggilas (Roller); klasifikasi Roller yang dikenal antara lain

adalah:

• Berdasarkan cara geraknya; ada yang bergerak sendiri, tapi ada juga yang

harus ditarik traktor.

• Berdasarkan bahan roda penggilasnya, ada yang terbuat dari baja (Steel

Wheel) dan ada yang terbuat dari karet (pneumatic).

• Dilihat dari bentuk permukaan roda; ada yang punya permukaan halus

(plain), bersegmen, berbentuk grid, berbentuk kaki domba, dan sebagainya.

• Dilihat dari susunan roda gilasnya; ada yang dengan roda tiga (Three Wheel),

roda dua (Tandem Roller), dan Three Axle Tandem Roller.

• Alat pemadat yang menggunakan penggetar (vibrator).

Gambar.1.5

Tandem Roller

Sumber: http://www.senyawa.com/2010/01/jenis-dan-fungsi-alat-berat.html

f. Alat Pemroses Material

Alat ini dipakai untuk mengubah batuan dan mineral alam menjadi suatu bentuk

dan ukuran yang diinginkan. Hasil dari alat ini misalnya adalah batuan

bergradasi, semen, beton, dan aspal. Yang termasuk didalam alat ini adalah

crusher dan concrete mixer truck. Alat yang dapat mencampur material-material

di atas juga dikategorikan ke dalam alat pemroses material seperti concrete

batch plant dan asphalt mixing plant.

Page 25: DTSS Teknik Pemeriksaan Pemeriksaan Alat Besar

ModulModulModulModul Teknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan 15

Gambar. 1.6. Concrete Mixer Truck

Sumber: http://www.senyawa.com/2010/01/jenis-dan-fungsi-alat-berat.html

g. Alat Penempatan Akhir Material

Alat digolongkan pada kategori ini karena fungsinya yaitu untuk menempatkan

material pada tempat yang telah ditentukan. Ditempat atau lokasi ini material

disebarkan secara merata dan dipadatkan sesuai dengan spesifikasi yang telah

ditentukan. Yang termasuk di dalam kategori ini adalah concrete spreader,

asphalt paver, motor grader, dan alat pemadat.

Gambar. 1.7

Asphalt Paver

Sumber: http://www.senyawa.com/2010/01/jenis-dan-fungsi-alat-berat.html

Page 26: DTSS Teknik Pemeriksaan Pemeriksaan Alat Besar

ModulModulModulModul Teknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan 16

2. Klasifikasi operasional Alat Berat

Alat-alat berat dalam pengoperasiannya dapat dipindahkan dari satu tempat ke

tempat lain atau tidak dapat digerakan atau statis. Jadi klasifikasi alat

berdasarkan pergerakannya dapat dibagi atas berikut ini.

a. Alat dengan Penggerak

Alat penggerak merupakan bagian dari alat berat yang menerjemahkan hasil dari

mesin menjadi kerja. Bentuk dari alat penggerak adalah crawler atau roda

kelabang dan ban karet. Sedangkan belt merupakan alat penggerak pada

conveyor belt.

Gambar. 1.8

Crawlercrane

Sumber: http://www.senyawa.com/2010/01/jenis-dan-fungsi-alat-berat.html

b. Alat Statis

Yang termasuk dalam kategori ini adalah towercrane, batching plant, baik untuk

beton maupun untuk aspal serta crusher plant.

Gambar. 1.9 Tower Crane

Sumber: http://www.senyawa.com/2010/01/jenis-dan-fungsi-alat-berat.html

Page 27: DTSS Teknik Pemeriksaan Pemeriksaan Alat Besar

ModulModulModulModul Teknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan 17

Crane (alat pengangkat) jenisnya ada bermacam-macam: Crane gelegar, crane

kolom putar, crane putar, crane portal, crane menara, crane kabel, dan mobil

crane. Beberapa jenis Crane banyak digunakan dalam proyek-proyek bangunan

sipil yang berkaitan dengan pemindahan tanah adalah mobile crane, sebab crane

ini dapat dengan mudah dipindah-pindahkan, karena pekerjaan pemindahan

tanah secara mekanis membutuhkan mobilitas alat yang relatif tinggi.

1.1.3.) Fungsi alat berat

Dirancang untuk melakukan berbagai aplikasi kehutanan dengan konfigurasi Log

Loader, Harvester/Processor, dan Road Builder.

Gambar. 1.10 Alat Berat Kehutanan

Sumber: Wedhanto (2009)

Backhoe Loader merupakan gabungan dari dua alat berat yang berbeda

fungsinya. Bagian depan dilengkapi dengan bucket dan berfungsi sebagaimana

loader dan bagian belakang dilengkapi dengan perlengkapan yang sama dengan

yang digunakan pada excavator

Gambar. 1.11

BACKHOE LOADER

Sumber: Wedhanto (2009)

Page 28: DTSS Teknik Pemeriksaan Pemeriksaan Alat Besar

ModulModulModulModul Teknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan 18

Gambar. 1.12

EXCAVATOR HIDROLIC

Sumber: Wedhanto (2009)

Alat penggali sering juga disebut Excavator; ada dua tipe Excavator yaitu: (1)

Excavator yang berjalan menggunakan roda kelabang (Crawler Excavator) dan

(2)

Excavator yang menggunakan roda karet dipompa (Wheel Excavator).

Excavator digunakan untuk pekerjaan-pekerjaan seperti :

• Excavating (menggali)

• Loading (memuat material)

• Lifting (mengangkat beban)

• Hammering (menghancurkan batuan)

• Drilling (mengebor), dan lain sebagainya

Perbedaan mendasar antara Excavator dan Mass Excavator terdapat

pada kapasitas implement yang digunakan

Gambar. 1.13 MOTOR GRADER

Sumber: Wedhanto (2009)

Alat perata tanah (Grader) berfungsi untuk meratakan pembukaan tanah

secara mekanis; dusamping itu Grader dapat dipakai pula untuk keperluan lain

Page 29: DTSS Teknik Pemeriksaan Pemeriksaan Alat Besar

ModulModulModulModul Teknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan 19

misalnya untuk penggusuran tanah, pencampuran tanah, meratakan tanggul,

pengurugan kembali galian tanah dan sebagainya; akan tetapi khusus untuk

penggunaan pada pekerjaan pengurugan kembali galian tanah hasilnya kurang

memuaskan.

Beberapa pekerjaan yang dapat dikerjakan oleh Grader antara lain adalah:

• Perataan tanah (Spreading).

• Pekerjaan tahap akhir (finishing) pada “pekerjaan tanah”.

• Pencampuran tanah maupun pencampuran material (Side cast/mixing).

• Pembuatan parit (Crowning Ditching)

• Pemberaian butiran tanah (scarifying)

Pada umumnya Grader digunakan untuk pekerjaan yang berhubungan dengan

pembangunan dan pemeliharaan jalan, diantaranya :

• Grading, Spreading, Ditching

• Scarifying

• Side Sloping

• Dozing

• Ripping

Gambar. 1.14 Skid Steer Loader

Sumber: Wedhanto (2009)

Tergantung attachment (perlengkapan kerja)nya, Skid Steer Loader, disingkat

SSL, dapat digunakan untuk berbagai keperluan, diantaranya :

• Loading, Dozing,

• Digging, • Clamping,

• Grading, Leveling, dan sebagainya.

Page 30: DTSS Teknik Pemeriksaan Pemeriksaan Alat Besar

ModulModulModulModul Teknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan 20

Gambar. 1.15 Skidder

Sumber: Wedhanto (2009) Ada dua jenis Skidder yang digunakan yaitu :

• Wheel Skidder

• Track Skidder

Kegunaan dari Skidder adalah untuk menarik batang kayu. Pekerjaan ini

biasanya banyak dilakukan oleh perusahaan-perusahaan kayu (logging)

Gambar. 1.16 Wheel Tractor Scrapper

Sumber: Wedhanto (2009)

Wheel Tractor Scrapper, disingkat WTS, digunakan untuk memuat,

memindahkan, menyebarkan dan mem-buang material dalam rangka

pemeliharaan jalan. Alat ini digunakan untuk menggali muatannya sendiri, lalu

mengangkut ke tempat yang ditentukan, kemudian muatan itu disebagkan dan

diratakan. Scrapper mampu menggali/ mengupas permukaan tanah sampai

Page 31: DTSS Teknik Pemeriksaan Pemeriksaan Alat Besar

ModulModulModulModul Teknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan 21

setebal + 2,5 mm atau menimbun suatu tempat sampai tebal minimum + 2,5 mm

pula.

Scrapper dapat digunakan untuk memotong lereng tanggul atau lereng

bendungan, menggali tanah yang terdapat diantara bangunan beton, meratakan

jalan raya atau lapangan terbang. Efisiensi penggunaan Scrapper tergantung

pada: (1) kedalaman tanah yang digali, (2) kondisi mesin, dan (3) operator yang

bekerja.

Jika ditinjau dari penggeraknya, jenis Scrapper ada dua macam yakni: (1)

Scrapper yang ditarik Buldoser (Down Scrapper Tractor), dan (2) Scrapper yang

memiliki mesin penggerak sendiri (Self Propelled Scrappers).

Down Scrapper Tractor adalah jenis Scrapper kuno, Scrapper ini bekerja

dengan ditarik oleh Buldoser atau traktor sehingga punya kapasitas produksi

yang kecil, sebab gerakan Buldoser sebagai alat penarik sangat lamban, dan

jarak angkut yang ekonomis kurang dari 67 m. Self Propelled Scrappers adalah

jenis Scrapper yang modern dan saat ini banyak digunakan. Scrapper ini memiliki

mesin penggerak khusus sehingga gerakannya gesit dan lincah. Produksi Self

Propelled Scrappers dapat tinggi, jika digunakan untuk mengangkut jarak yang

sedang (+ 5 km) efektivitasnya dapat menyaingi truck, baik itu dalam produksi

beaya tiap ton (m3) maupun kecepatannya;

Gambar 1.17 Articulated Dump Truck

Sumber: Wedhanto (2009)

Articulated Dump Truck, disingkat ADT, digunakan untuk memindahkan dan

membuang material dengan kapasitas terbatas dan kondisi jalan berlumpur.

Page 32: DTSS Teknik Pemeriksaan Pemeriksaan Alat Besar

ModulModulModulModul Teknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan 22

Gambar 1.18 Off Highway Truck

Sumber: Wedhanto (2009)

Sama halnya dengan ADT, Off Highway Truck juga digunakan untuk

memindahkan material dengan kapasitas yang besar mulai 40T sampai 360T

Gambar.1-19. Wheel Dozer

Sumber: Wedhanto (2009)

Machine ini merupakan wheel loader yang dilengkapi dengan blade, dimana

kegunaanya hampir sama dengan dozer.

Page 33: DTSS Teknik Pemeriksaan Pemeriksaan Alat Besar

ModulModulModulModul Teknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan 23

Gambar.1.20 Track Type Loader

Sumber: Wedhanto (2009)

Track Type Loader digunakan untuk memuat material, sama halnya dengan

wheel loader, hanya saja menggunakan track dan kapasitasnya lebih kecil.

Gambar 1.21. Wheel Loader

Sumber: Wedhanto (2009)

Loader adalah alat pemuat hasil galian/ gusuran dari alat berat lainnya

seperti Buldoser, Grader dan sejenisnya. Pada prinsipnya Loader merupakan

alat pembantu untuk menngangkut material dari tempat-tempat penimbunan ke

alat pengangkut lain. Selain itu Loader dapat digunakan sebagai alat pembersih

lokasi (Cleaning) yang ringan, untuk menggusur bongkaran, menggusur tonggak-

tonggak kayu kecil, menggali pondasi basement dan lain-lain.

Page 34: DTSS Teknik Pemeriksaan Pemeriksaan Alat Besar

ModulModulModulModul Teknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan 24

Loader merupakan alat pengangkut material dalam jarak pendek, bila

digunakan sebagai alat pengangkut maka Loader dapat bekerja lebih aik dari

Buldoser, sebab dengan menggunakan Loader tak ada material yang tercecer.

Jenis Loader ada dua yaitu : (1) Loader dengan roda rantai (Crawler

Loader), dan (2) Loader dengan roda karet (Wheel Loader).

Dalam pemilihan Loader sebagai alat pengangkut, hal yang perlu

diperhitungkan adalah beban harus diperhitungkan jangan sampai berat muatan

melebihi berat dari loader itu sendiri, sebab ada kemungkinan Loader dapat

terjungkal ke depan, lebihlebih jika digunakan Wheel Loader.

Kegunaan dari Wheel Loader adalah untuk memuat material ke dalam ADT

atau OHT. Pada wheel loader kecil dan menengah, bisa juga digunakan untuk

aplikasi lainnya (tergantung dari attachment yang digunakan) seperti : WHA

(Waste Handling Arrangement) Integrated Toolcarrier, Forklift dan sebagainya.

Gambar. 1.22 Track Type Tractor

Sumber: Wedhanto (2009) Track Type Tractor atau Bulldozer atau Dozer adalah alat yang dirancang untuk

mendorong material, meratakan atau menyebarkan material, mengupas

permukaan tanah dan penggunaan lainnya yang sesuai.

Disamping itu ada kegunaan lainnya yang bisa dilakukan oleh machine

ini, tergantung dari attachment yang dipasangkan, yaitu :

• Ripping, bila dilengkapi dengan Ripper

• Skidding, bila dilengkapi dengan Winch

Page 35: DTSS Teknik Pemeriksaan Pemeriksaan Alat Besar

ModulModulModulModul Teknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan 25

Gambar.1- 23 Telehandler

Sumber: Wedhanto (2009) Penggunaan Telehandler tergantung dari attachment yang dipasangkan pada

machine tersebut. Misalnya bisa digunakan sebagai forklift dengan daya jangkau

yang lebih jauh.

1.1.4.) Spesifikasi Jenis Alat Berat

Dalam prakteknya petugas bea dan cukai juga perlu mengetahui spesifikasi dari

alat-alat berat yang ada. Hal ini dimaksudkan agar memperoleh ketepatan dalam

menentukan HS dan tariffnya.

1. Excavator

Bagian-bagian utama dari Excavator antara lain:

• Bagian atas yang dapat berputar (Revolving unit)

• Bagian bawah untuk berpindah tempat (Travelling unit)

• Bagian-bagian tambahan (attachment) yang dapat diganti sesuai dengan

jenis pekerjaan yang akan dikerjakan.

Bagian-bagian tambahan yang penting diketahui adalah: Crane, Shovel, Back

Hoe, Dragline, dan Clam shell. Bagian bawah Excavator ada yang menggunakan

roda rantai (Crawler truck) ada yang dipasang di atas truck (mounted truck).

Page 36: DTSS Teknik Pemeriksaan Pemeriksaan Alat Besar

ModulModulModulModul Teknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan 26

Gambar.1.24 Komponen Excavator

Gambar..1.26

Komponen Excavator

7 inc TFT liquid Crystal display

Hydraulic control

valve

Engine Main Pump

Radiator dan

Oil Cooler

Under carriage

Bucket

Kabin

Sumber: Hinabi

Unit Operasional Excavator

• Operasional kerja menggunakan sistem hidrolik

• Pergerakan arm bucket dan perputaran body kabin (swing) dapat

dikontrol melalui dua tuas utama yang ada di kanan-kiri sheat operator

dalam kabin

• Travelling dikontrol oleh dua tuas yang dilengkapi dengan dua pedal

didepan sheat operator

• Penyetelan operasi mesin ( RPM) dapat melalui display panel di depan

sheat operator

Page 37: DTSS Teknik Pemeriksaan Pemeriksaan Alat Besar

ModulModulModulModul Teknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan 27

Gambar.1.25 Operasional Unit Excavator

Tuas penggerak roda

Tuas penggerak bucket

dan swing (putaran)

Tuas penggerak arm

(hidrolik)

Display panel

control

Gambar.1.26

Id le rSproc ke t

F inal drive

T rac k shoe

Carr ie r Rolle r

T rack Rolle r

Skema Under Carriage

Sumber: Hinabi

Spesifikasi Excavator Komatsu tipe PC 200 (contoh)

• Model Engine : komatsu SAA6D107E-1

• Horse power : 110 Kw 148 HP (net)

• Rated RPM : 2000 rpm

• Main pump : untuk Boom, arm, bucket, swing dan travel

• Max oil flow : 439 Lt/ menit

• Steering control : dua lever ( tuas ) yang dilengkapi pedal

• Max travel speed : 5.5 Km/ jam

• Kapasitas Bucket : 0,5 – 1,2 M3

Page 38: DTSS Teknik Pemeriksaan Pemeriksaan Alat Besar

ModulModulModulModul Teknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan 28

Pelumasan dan bahan bakar (contoh)

• Tanki solar : 400 lt (full tanki)

• Oli mesin : 23 lt

• Final drive : 3.3 lt tiap sisi

• Swing drive : 6.6 lt

• Oli hidrolik : 135 lt

• Greasing : Under carriage, swing, arm, bucket

Pembagian Excavator :

• Alat kendali attachment

– Hydraulic Controlled

– Cable Controlled

• Roda

– Roda Rantai

– Roda Karet

Gambar.1.27

Excavator

Sumber: hinabi

Jenis-jenis attachment yang dapat digabungkan :

• Back Hoe

• Power Shovel

• Dragline

Page 39: DTSS Teknik Pemeriksaan Pemeriksaan Alat Besar

ModulModulModulModul Teknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan 29

• Clamshell

• Loader

Gambar.1.28

Excavator

Sumber: Hinabi

Gambar.1.29

Excavator

Gambar.1.30

Alat Pengangkut

Sumber: Hinabi

2. Buldozer Pada dasarnya merupakan traktor sebagai penggerak utama , yang

ditambahkan dengan dozer tambahan (blade, ripper dll ). Bulldozer adalah salah

satu jenis dozer yang bergerak ke depan, sedangkan jenis lainnya adalah angle

dozer yang bergerak serong 25o

Memiliki gigi track shoe yang lebih panjang dibanding excavator untuk

memperkuat cengkraman ke tanah. Bisa memanfaatkan bebannya sendiri untuk

mendorong (menyeret) sesuatu yang sangat berat. Alat utama berupa blade dan

ripper.

Page 40: DTSS Teknik Pemeriksaan Pemeriksaan Alat Besar

ModulModulModulModul Teknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan 30

Penggunaan Umum

• Pembuatan rintis jalan

• Mendorong dan menarik benda - benda berat

• Menggaruk material ( stock pile) di quarry

• Pertambangan

• Perkebunan :

– Land Clearing/ replanting

– Pembuatan jalan

– Pembuatan teras kontur

– Pembuatan tapak bangunan

Operasional Kerja

• Operasional unit dikendalikan oleh tuas control yang ada di kanan-kiri

sheat operator dalam kabin

• Travelling control dikendalikan oleh tuas sebelah kiri sheat operator

• Blade control dikendalikan oleh tuas yang ada disebelah kanan sheat

operator

Sumber: Hinabi

Sumber: Hinabi

Travel control joystick Blade control joystick

Panel control

Pedal gas

Gambar.1.31

Operasional Unit Bulldozer

Page 41: DTSS Teknik Pemeriksaan Pemeriksaan Alat Besar

ModulModulModulModul Teknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan 31

Spesifiakasi Bulldozer Komatsu D65 (contoh)

• Model enggine : komatsu SAA6D114E-3

• Jumlah Silinder : 6 Cyl

• Tenaga : Net 153 KW 205 HP

• Rated RPM : 1950 RPM

• Undercarriage

– Jumlah Track Roller : 8 Un tiap sisi

– Jumlah Shoe : 45 Un tiap sisi

– Lebar shoe : 915 mm

– Ground contact area : 60115 cm 2

– Ground pressure area : 29.8 Kpa atau 4.32 Psi

Pelumasan dan bahan bakar (contoh)

• Bahan bakar : 514 lt (full tanki)

• Oil mesin : 28 lt

• Oil final drive : 27 lt

• Oil transmisi : 48 lt

• Oil hidrolik : 55 lt

• Grease : untuk under carriage dan nipple

Gambar. 1.32

Komponen Buldozer

Sumber: Hinabi

Page 42: DTSS Teknik Pemeriksaan Pemeriksaan Alat Besar

ModulModulModulModul Teknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan 32

1. Berdasarkan alat geraknya / mounted, Bulldozer dapat dibedakan :

a. Crawler tractor Dozer [ roda rantai ]

b. Wheel tractor Dozer [ roda karet ]

c. Swamp Bulldozer [ untuk daerah rawa ]

2. Berdasarkan alat Kendali pisau dozer dibedakan:

a. cable controlled

b. hydraulic controlled

3. Berdasarkan blade / pisau

a. Universal Blade ( U - Blade )

Universal Blade (U-Blade). Blade ini memungkinkan bulldozer

membawa muatan lebih banyak, karena kehilangan muatan relatif

kecil dalam jarak yang sangat jauh, Jenis blade ini digunakan untuk

reklamasi tanah dan penyediaan tanah.

b. Straight Blade ( S – Blade )

Straigt blade (S-Blade), paling cocok untuk segala jenis lapangan,

blade ini merupakan modifikasi dari U-blade. Manuver lebih mudah

dan dapat menghandel material dengan mudah.

c. Angling Blade ( A – Blade )

Angling blade (A-blade) : dibuat sedemikian rupa agar dapat

berposisi lurus maupun menyudut. Blade ini digunakan untuk

pembuangan kesamping, pembukaan jalan (pionering road).

Gambar..1.33 Universal Blade

Sumber: Hinabi

Page 43: DTSS Teknik Pemeriksaan Pemeriksaan Alat Besar

ModulModulModulModul Teknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan 33

Gambar.1.34. Straight Blade

Sumber: Hinabi

Gambar.1.35

Angling Blade

Sumber: Hinabi

4. Berdasarkan blade / pisau

a. Cushion Blade ( C – Blade )

Blade ini dilengkapi dengan rubber cushion/bantalan karet untuk

meredam tumbukan. Selain untuk mendorong muatan juga dipakai

untuk perawatan jalan

b. Bowl dozer

Blade dibentuk sedemikian rupa untuk membawa/mendorong material

untuk jumlah kehilangan yang sesedikit mungkin dalam jarak yang

cukup jauh, dalam hal ini memungkinkan karena blade dilengkapi

dinding-dinding besi.

c. Light material U Blade ( U – Blade , material ringan )

Page 44: DTSS Teknik Pemeriksaan Pemeriksaan Alat Besar

ModulModulModulModul Teknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan 34

Gambar.1.36 Cushion Blade

Gambar..

Bowl Blade

Sumber: Hinabi

Gambar.1.37 Bowldozer Blade

Sumber: Hinabi

Gambar.1.38 Light Material U Blade

Sumber: Hinabi

4. Operasi Bulldozer :

Pengoperasian bulldozer dapat dilakukan , dengan :

a. Slot Dozing � menaikkan prod. 20%

b. Side by side dozing atau blade to bladedozing � menaikkan prod.15-

20 %

Page 45: DTSS Teknik Pemeriksaan Pemeriksaan Alat Besar

ModulModulModulModul Teknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan 35

Gambar.1.41 Melakukan Slot Dozing

Sumber: Hinabi

Bulldozer digunakan untuk :

a. Land Clearing

b. Stripping ( pengelupasan top soil )

c. Side Hill cut

d. Dozing Rock

e. Down Hill Slot Dozing

f. Membuka jalan kerja & penggususran ( 100 m )

g. Meratakan timbunan tanah

h. dll

3. Scrapper

Pembagian Scrapper berdasarkan :

• Mesin penggerak �

– Scraper bermesin tunggal

– Scraper bermesin ganda

• Type

– Semi trailler

– Full trailler

• Alat kendali

– Hydraulic Controlled

– Cable Controlled

• Roda

Page 46: DTSS Teknik Pemeriksaan Pemeriksaan Alat Besar

ModulModulModulModul Teknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan 36

– Roda Rantai

– Roda Karet

Fungsi Scraper :

• Stripping top soil, mengelupaskan lapisan tanah permukaan yang jelek

• Meratakan kontur sekeliling bangunan

• Menggali saluran

• Menggali dan mengurug badan jalan

• Jarak angkut 100 m - 1000 m merupan jarak ekonomis untuk scraper .

Produksi Scraper :

1. Kapasitas scraper ditentukan oleh volume material yang dimuat dalam

bowl [m3], tanah yang dimuat ini dalam kondisi loose.

2. Produksi scraper dinyatakan dalam jumlah tanah yang dapat dipindahkan

tiap jamnya, dan untuk menghitung cycle time-nya, ada 2 hal yang harus

diperhatikan adalah:

1. Waktu tetap � waktu yang dibutuhkan untuk muat ,

mempercepat gerakan pindah gigi, membuang muatan, memutar

balik, mempersiapkan utnuk mengambil muatan

2. Waktu tidak tetap � waktu untuk berjalan menuju tempat

membuang dan kembali mengambil muatan

Komponen-komponen Alat Berat

Berdasarkan ketentuan umum mengenai klasifikasi bagian (lihat Penjelasan

Umum Catatan untuk Bagian XVI), bagian dari mesin dari pos ini, secara khusus,

bekerja alat (pisau, ember, dll), yang dilengkapi atau tidak dilengkapi dengan

booming dan pneumatik atau hidrolik silinder, cocok untuk pemasangan langsung

untuk dasar mendorong, diklasifikasikan dalam pos 84,31.

Secara umum, tidak hanya mencakup pos tetap atau mesin stasioner,

tetapi juga pada mesin mobile, atau yang tidak bergerak otomatis.

Pengecualian dalam hal ini adalah mesin yang dipasang di kendaraan

yang tepat untuk Bab 86. Penggalian, dll, mesin diklasifikasikan dalam pos 86,04

jika mereka sudah terpasang pada kereta atau truk, atau dari jenis yang cocok

untuk kopling ke dalam kereta berjalan pada jaringan kereta api apapun.

Page 47: DTSS Teknik Pemeriksaan Pemeriksaan Alat Besar

ModulModulModulModul Teknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan 37

Railroad pemberat mesin penggali-screening sering dipasang di gerobak atau

truk sesuai dengan kondisi ini. Di sisi lain, penggalian, dan lain-lain, mesin yang

dipasang di truk atau platform yang tidak memenuhi spesifikasi dari rollingstock

kereta api, tetap diklasifikasikan dalam pos ini. Gerak sendiri kendaraan untuk

pelayanan dan pemeliharaan kereta api rel terdapat dalam pos 86,04.

Pos 84.31 merupakan bagian yang cocok untuk digunakan semata-mata

atau terutama dengan mesin dari pos 84.25 sampai dengan 84.30.

Contoh

Komponen-komponennya

1

1. Silinder Penggerak Bak Silinder penggerak dengan sumber daya oli hidrolik HS No.8412.21.0000 (8431.49.0000)

2

2. Suspensi Belakang Suspensi dengan isi Oli Hidrolik & Gas Nitrogen HS No.8708.80.1400

3

3. Propeller Shaft Penerus daya dari mesin ke gardan (axle) HS No. 8708.50.1900

4

4. Platform untuk Deck Komponen pelat dengan proses stamping dipermukaannya. Untuk lantai disamping Kabin kemudi. HS No. 7326.90.9000

5

5. Kompresor Untuk sistem pendingin udara HS No. 8414.80.9190

6

6. Pompa Hidrolik Relief Pressure 20.6 Mpa Untuk memompa oli ke silinder penggerak bak

Page 48: DTSS Teknik Pemeriksaan Pemeriksaan Alat Besar

ModulModulModulModul Teknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan 38

7

7. Pompa Injeksi BBM Untuk menginjeksi BBM ke sistem commonrail

8. Operator Seat Dilengkapi dengan sabuk pengaman 2 titik

9. Platform RH Platfrom untuk peletakan Filter Udara

10. Tangki Hidrolik Untuk menyimpan oli hidrolik bagi sistem hidrolik silinder

11. Front Support Konstruksi penahan kabin

12. Vessel Bak penampung material angkut

Page 49: DTSS Teknik Pemeriksaan Pemeriksaan Alat Besar

ModulModulModulModul Teknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan 39

Komponen-

komponen

Buldozer

Komponen-

komponen

Excavator

Komponen-

komponen Dump

Truck

Komponen-

komponen

Motor Grader

Komponen-komponen Utama (Impor)

1

2

3

4

1 1 1

2 2 2

3 3 3

4 4 4

Page 50: DTSS Teknik Pemeriksaan Pemeriksaan Alat Besar

ModulModulModulModul Teknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan 40

1

1. Pompa Injeksi BBM Pompa injeksi langsung Hs No.8431.49.9000

2

2. Kabin Kabin operator dengan Tuas kendali hidrolik HS No.8431.49.9000

3

3. Drive Shaft Untuk meneruskan daya dari mesin ke penggerak akhir. HS No.8431.49.9000

4

4. Transmisi Untuk meneruskan daya dari mesin ke drive shaft. HS No.8431.49.9000

5

5. Engine Tipe Diesel dg Turbocharger Daya: 135 HP (nett) HS No.8408.90.5090

6

6. Silinder Hidrolik Penggerak alat kerja (attachment) HS No.8412.21.0000 (8431.49.9000

7

7. Pompa Hidrolik Pompa hidrolik tandem tipe gear pump.Untuk mensuplai oli ke sistem silinder penggerak. HS No.8431.49.9000

8

8. Rear Axle Axle dengan penggerak akhir Sprocket. Hs No.8431.49.9000

Page 51: DTSS Teknik Pemeriksaan Pemeriksaan Alat Besar

ModulModulModulModul Teknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan 41

9

9. Front Counter weight Untuk penyeimbang body grader pada bagian depan

10

10. Tangki Hidrolik Untuk menyimpan oli sistem hidrolik silinder

11

11. Tire Ban performa offroad dengan ukuran 3.00-24-10PR

12

12. Tandem case

Komponen-komponen Utama (Impor)

1

1. Hydraulic Cylinder Penggerak dengan tekanan oli hidrolik HS 8431.49.9000

Page 52: DTSS Teknik Pemeriksaan Pemeriksaan Alat Besar

ModulModulModulModul Teknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan 42

2

2. Track Link / Shoe Plate Rantai penggerak pengganti ban HS 8431.49.9000

3

3. Control Valve Komponen pengontrol aliran oli hidrolik yang menggerakkan Silinder dan Travel Motor HS . 8431.49.9000

4

4. Engine Mesin dengan bahan bakar solar HS No. 8408.90.1010

5

5. Travel Motor Motor penggerak track link HS 8431.49.9000

6

6. Cabin Parts Kabin operator HS 8431.49.9000 Note: imported on un-assemble condition

7

7. Teeth & Adapter Komponen yang berfungsi sebagai pengurai material yang akan diangkat HS No. 8431.49.9000

8. Upper Roller & Lower Roller Platform dari rantai HS 8431.49.9000

Page 53: DTSS Teknik Pemeriksaan Pemeriksaan Alat Besar

ModulModulModulModul Teknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan 43

8

9

9. Track Frame Rangka bawah sebagai platform dari rantai penggerak dan motor penggerak

10

10. Boom Bagian dari mekanisme penggerak Arm

11

11. Arm Bagian dari mekanisme penggerak bucket

12

12. Main Frame Rangka atas sebagai platform mesin, kabin dan komponen lainnya

13

13. Bucket komponen pengeruk material

Komponen-komponen Utama (Impor)

1

1. Case & Frame HS 8431.49.9000

Page 54: DTSS Teknik Pemeriksaan Pemeriksaan Alat Besar

ModulModulModulModul Teknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan 44

2

2. Engine HS 8408.90.5090

3

3. Radiator HS 8431.49.9000

Komponen-komponen Utama (Impor)

1

Track HS 8431.49.9000

2

Track Roller Frame HS 8431.49.9000

3

Roller HS 8431.49.9000

Page 55: DTSS Teknik Pemeriksaan Pemeriksaan Alat Besar

ModulModulModulModul Teknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan 45

Komponen-komponen Utama (Impor)

1

Rear Axle 8431.20.000

2

Fork 8431.20.000

3

Front Axle 8431.20.000

Engine Assy 7612.90.9000

Radiator 7318.16.9000

FORKS FOR FORKLIFT TRUCK

ENGINE

RADIATOR

Page 56: DTSS Teknik Pemeriksaan Pemeriksaan Alat Besar

ModulModulModulModul Teknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan 46

Komponen-komponen Utama (Impor) 1

Rear Axle 8431.20.000

2

Fork 8431.20.000

3

Front Axle 8431.20.000

Engine Assy 7612.90.9000

Radiator 7318.16.9000

FORKS FOR FORKLIFT TRUCK

ENGINE

RADIATOR

Page 57: DTSS Teknik Pemeriksaan Pemeriksaan Alat Besar

ModulModulModulModul Teknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan 47

1.2.) Latihan

Setelah mempelajari kegiatan belajar 1 ini, Saudara diminta untuk me-review

kembali pemahaman Saudara dengan cara menjawab soal-soal latihan berikut.

1) Jelaskan mengapa Alat berat merupakan faktor penting didalam proyek!

2) Jelaskan apa itu Buldozer dan Excavator!

3) Mengapa daya saing suatu negara menjadi salah satu faktor yang mampu

meningkatkan kemajuan perdagangan ? Jelaskan !

4) Jelaskan alat berat berdasarkan fungsinya !

5) Jelaskan klasifikasi alat berdasarkan pergerakannya!

1.3.) Rangkuman

1) Pertumbuhan industri spare part alat berat nasional pada tahun 2010

diproyeksikan mengalami peningkatan hingga 100 persen menjadi 4.400

unit. Peningkatan produksi ini didukung oleh bergairahnya beberapa sektor

ekonomi, seperti perkebunan dan pertambangan. Namun demikian,

peningkatan produksi tersebut belum mampu melewati produksi pada 2008

yang mencapai 5.914 unit dan 2007 yang mencapai 4.700 unit.

2) Alat-alat berat (yang sering dikenal di dalam ilmu Teknik Sipil) merupakan

alat yang digunakan untuk membantu manusia dalam melakukan

pekerjaan pembangunan suatu struktur bangunan. Alat berat merupakan

faktor penting didalam proyek, terutama proyek-proyek konstruksi maupun

pertambangan dan kegiatan lainnya dengan skala yang besar.

3) Tujuan dari penggunaan alat-alat berat tersebut adalah untuk memudahkan

manusia dalam mengerjakan pekerjaannya, sehingga hasil yang

diharapkan dapat tercapai dengan lebih mudah dengan waktu yang relatif

lebih singkat.

4) Pengertian alat berat dalam BTBMI adalah merupakan ketentuan

penjelasan catatan untuk pos 84,30 yang berkaitan dengan diri-gerak dan

multi-fungsi mesin berlaku, mutatis mutandis, untuk mesin mendorong diri

dari pos ini, yang mencakup sebagai berikut: Buldoser dan angledozers;

Grader dan Leveller; Pencakar; Mekanikal sekop; Multi-ember ekskavator;

Shovel loader; Loader-transporter; Mesin pemadat; Mesin giling

Page 58: DTSS Teknik Pemeriksaan Pemeriksaan Alat Besar

ModulModulModulModul Teknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan 48

5) Alat berat juga dapat dikategorikan ke dalam beberapa klasifikasi.

Klasifikasi tersebut adalah klasifikasi fungsional alat berat dan klasifikasi

operasional alat Berat.

6) Klasifikasi fungsional alat adalah pembagian alat tersebut berdasarkan fungsi-fungsi utama alat. Berdasarkan fungsinya alat berat dapat dibagi atas berikut ini.

a. Alat Pengolah Lahan

b. Alat Penggali

c. Alat Pengangkut Material

d. Alat Pemindahan Material

e. Alat Pemadat

f. Alat Pemroses Material

g. Alat Penempatan Akhir Material

7) Klasifikasi operasional alat berat adalah alat-alat berat dalam

pengoperasiannya dapat dipindahkan dari satu tempat ke tempat lain atau

tidak dapat digerakan atau statis. klasifikasi alat berdasarkan pergerakannya

dapat dibagi atas berikut ini.

a. Alat dengan Penggerak

b. Alat Statis

8) Alat penggali sering juga disebut Excavator; ada dua tipe Excavator yaitu: (1)

Excavator yang berjalan menggunakan roda kelabang (Crawler Excavator)

dan (2) Excavator yang menggunakan roda karet dipompa (Wheel

Excavator).

9) Alat perata tanah (Grader) berfungsi untuk meratakan pembukaan tanah

secara mekanis; disamping itu Grader dapat dipakai pula untuk keperluan

lain misalnya untuk penggusuran tanah, pencampuran tanah, meratakan

tanggul, pengurugan kembali galian tanah dan sebagainya; akan tetapi

khusus untuk penggunaan pada pekerjaan pengurugan kembali galian tanah

hasilnya kurang memuaskan.

10) Kegunaan dari Skidder adalah untuk menarik batang kayu. Pekerjaan ini

biasanya banyak dilakukan oleh perusahaan-perusahaan kayu (logging).

Page 59: DTSS Teknik Pemeriksaan Pemeriksaan Alat Besar

ModulModulModulModul Teknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan 49

11) Wheel Tractor Scrapper, disingkat WTS, digunakan untuk memuat,

memindahkan, menyebarkan dan mem-buang material dalam rangka

pemeliharaan jalan.

12) Scrapper dapat digunakan untuk memotong lereng tanggul atau lereng

bendungan, menggali tanah yang terdapat diantara bangunan beton,

meratakan jalan raya atau lapangan terbang.

13) Jenis Scrapper ada dua macam yakni: (1) Scrapper yang ditarik Buldoser

(Down Scrapper Tractor), dan (2) Scrapper yang memiliki mesin penggerak

sendiri (Self Propelled Scrappers).

14) Articulated Dump Truck, disingkat ADT, digunakan untuk memindahkan dan

membuang material dengan kapasitas terbatas dan kondisi jalan berlumpur.

15) Off Highway Truck juga digunakan untuk memindahkan material dengan

kapasitas yang besar mulai 40T sampai 360T.

16) Loader adalah alat pemuat hasil galian/ gusuran dari alat berat lainnya

seperti Buldoser, Grader dan sejenisnya. Pada prinsipnya Loader merupakan

alat pembantu untuk menngangkut material dari tempat-tempat penimbunan

ke alat pengangkut lain. Selain itu Loader dapat digunakan sebagai alat

pembersih lokasi (Cleaning) yang ringan, untuk menggusur bongkaran,

menggusur tonggak-tonggak kayu kecil, menggali pondasi basement dan

lain-lain. Loader merupakan alat pengangkut material dalam jarak pendek,

bila digunakan sebagai alat pengangkut maka Loader dapat bekerja lebih aik

dari Buldoser, sebab dengan menggunakan Loader tak ada material yang

tercecer.

17) Jenis Loader ada dua yaitu : (1) Loader dengan roda rantai (Crawler Loader),

dan (2) Loader dengan roda karet (Wheel Loader).

18) Tractor atau Bulldozer atau Dozer adalah alat yang dirancang untuk

mendorong material, meratakan atau menyebarkan material, mengupas

permukaan tanah dan penggunaan lainnya yang sesuai.

19) Bulldozer adalah salah satu jenis dozer yang bergerak ke depan, sedangkan

jenis lainnya adalah angle dozer yang bergerak serong 25o

20) Berdasarkan alat geraknya/mounted, Bulldozer dapat dibedakan: Crawler

tractor Dozer [roda rantai], Wheel tractor Dozer [roda karet], Swamp

Bulldozer [untuk daerah rawa].

Page 60: DTSS Teknik Pemeriksaan Pemeriksaan Alat Besar

ModulModulModulModul Teknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan 50

21) Berdasarkan alat Kendali pisau dozer dibedakan menjadi cable controlled

dan hydraulic controlled.

22) Berdasarkan blade/pisau, dozer dibedakan menjadi: Universal Blade (U -

Blade), Straight Blade (S – Blade), Angling Blade (A – Blade), Cushion Blade

(C – Blade), Bowl dozer, Light material U Blade ( U – Blade , material ringan)

1.4.) Tes Formatif 1

1) Mesin yang terdiri dari basis mendorong, sering lagu-bertelur, dengan pisau

besar dipasang di depan, dan membentuk unit mekanik terpisahkan. Mereka

digunakan, khususnya, untuk menghilangkan kotoran dan untuk meratakan

kasar. jenis tertentu dirancang terutama untuk bersifat buaya atau untuk

pembukaan lahan…...

a. Grader dan Leveller c. pencakar

b. buldoser dan angledozers d. Mekanikal sekop

2) Mesin yang menggali ke dalam tanah, di atas atau di bawah tingkat mesin,

dengan cara penggalian sebuah ember, ambil, dan lain-lain, dioperasikan

baik secara langsung dari ujung ledakan atau jib (sekop excavator, tarik

sekop, dll) atau, untuk meningkatkan jangkauan kerja, di televisi kabel atau

dengan cara jack hidrolik tergantung dari jib (draglines).

a. Grader dan Leveller c. Pencakar

b. Buldoser dan angledozers d. Mekanikal sekop

3) Roda atau mesin penjelajah dengan sebuah front-mount ember yang

mengambil materi melalui gerak mesin, transportasi dan pembuangan itu.

a. Gerak sendiri shovel loader c. Loader-transporter

b. Multi-ember ekskavator d. Pemadat mesin

4) Fungsi utama yang menangani dan tidak transportasi, dilengkapi dengan

ember depan-mount yang mengambil bahan curah dan kotoran mereka

intothe tubuh mesin. digunakan di pertambangan.

a. Gerak sendiri shovel loader c. Loader-transporter

b. Multi-ember ekskavator d. Pemadat mesin

5) Alat yang biasanya digunakan untuk pembukaan lahan.

a. Dozer c. Backhoe

Page 61: DTSS Teknik Pemeriksaan Pemeriksaan Alat Besar

ModulModulModulModul Teknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan 51

b. Scraper d. Excavator

6) Yang bukan termasuk didalam kategori alat penggali.

a. Shovel. c. Scraper

b. Dragline. D. Clamshell

7) Crane termasuk dikategorikan kedalam...

a. Alat Pemadat c. Alat Pengangkut Material

b. Alat Penggali d. Alat Pengolah Lahan

8) Berikut adalah alat yang digunakan untuk pemadatan, kecuali.

a. Loader c. Pneumatic-tired roller

b. Tamping roller d. Compactor

9) Alat yang fungsinya yaitu untuk menempatkan material pada tempat yang

telah ditentukan.

a. Alat Penempatan Akhir Material c. Alat Pemadat

b. Alat Pemroses Material d. Alat Pemindahan Material

10) Berdasarkan pergerakannya alat batching plant termasuk kedalam alat.

a. Alat Statis c. Alat Penempatan Akhir Material

b. Alat dengan Penggerak d. Alat Pemadat

11) Concrete spreader termasuk kedalam alat.

a. Alat Penempatan Akhir Material c. Alat Pemadat,

b. Alat Pemroses Material d. Alat Pemindahan Material

12) Articulated Dump Truck, merupakan alat yang digunakan untuk

memindahkan dan membuang material dengan kapasitas terbatas dan

kondisi jalan berlumpur.

a. Kapasitas terbatas dan jalan berlumpur

b. Kapasitas terbatas dan jalan berlobang-lobang

c. Kapasitas menengah dan jalan berlumpur

d. Kapasitas menengah dan jalan berlobang-lobang

13) Angle Bulldozer dapat bergerak serong pada sudut …

a. 20o c. 30o

b. 25o d. 45o

14) Di bawah ini adalah macam-macam jenis Bulldozer berdasarkan alat

geraknya, kecuali…

a. Crawler c. Swamp

b. Wheel d. Trowel

Page 62: DTSS Teknik Pemeriksaan Pemeriksaan Alat Besar

ModulModulModulModul Teknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan 52

15) Off Highway Truck dapat digunakan untuk memindahkan material dengan

kapasitas mulai dari...

a. 20T – 100T c. 40T – 100T

b. 40T – 360T d. 100T – 360T

1.5.) Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Untuk mengukur pemahaman anda terhadap kegiatan belajar 1, disarankan agar

anda mencocokkan jawaban tes formatif yang anda buat dengan kunci jawaban

yang kami sediakan. Hitunglah persentase tingkat pemahaman (TP) anda,

dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

100% x Soaln KeseluruhaJumlah Benar YangJawaban Jumlah

TP =

Apabila anda hanya dapat menjawab pertanyaan tersebut kurang atau

sama dengan 80 %, maka sebaiknya anda mengulang kembali materi kegiatan

belajar 1 ini. Selanjutnya, apabila jawaban anda telah memenuhi standar

kualifikasi yang diminta (lebih dari 80%) maka anda dapat melanjutkan pada

kegiatan belajar 2. Skala pengukuran tingkat pemahaman belajar sesuai dengan

tabel berikut :

Tingkat Pemahaman Skala Nilai

90 < TP ≤ 100% Amat Baik

80 < TP ≤ 90% Baik

70 < TP ≤ 80% Cukup

60 ≤ TP ≤ 70% Kurang

TP < 60 Kurang Sekali

Page 63: DTSS Teknik Pemeriksaan Pemeriksaan Alat Besar

ModulModulModulModul Teknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan 53

2.1.) Uraian dan contoh

Pemeriksaan fisik adalah kegiatan yang dilakukan oleh Pejabat Pemeriksa

Barang untuk mengetahui jumlah dan jenis barang impor dan ekspor yang

diperiksa.

Untuk pemeriksaan barang ekspor didasarkan pada Peraturan Dirjen Bea

dan Cukai Nomor P- 27/BC/2010 tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan

Dirjen Bea dan Cukai Nomor P-40/BC/2008 tentang Tata Laksana Kepabeanan

di Bidang Ekspor. Pada pasal 10 dinyatakan bahwa pemeriksaan fisik dilakukan

terhadap Barang Ekspor yang:

a. akan diimpor kembali;

b. pada saat impornya ditujukan untuk diekspor kembali;

c. mendapat fasilitas KITE;

d. dikenai Bea Keluar;

e. berdasarkan informasi dari Direktorat Jenderal Pajak; atau

f. berdasarkan hasil analisis informasi dari Unit Pengawasan terdapat indikasi

yang kuat akan terjadi pelanggaran atau telah terjadi pelanggaran ketentuan

perundang-undangan.

Pemeriksaan fisik atas Barang Ekspor dapat dilaksanakan di :

a. Kawasan Pabean pelabuhan muat;

b. gudang Eksportir; atau

KEGIATAN BELAJAR - 2 Tata Cara Pemeriksaan Fisik Alat Berat dan

Kunjungan Ke Lokasi Pabrik

Indikator Keberhasilan

Setelah mengikuti kegiatan belajar ini peserta diharapkan dapat

melakukan pemeriksaan fisik alat berat dan dapat membandingkan

antara teori dan praktek tentang alat berat.

Page 64: DTSS Teknik Pemeriksaan Pemeriksaan Alat Besar

ModulModulModulModul Teknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan 54

c. tempat lain yang digunakan oleh Eksportir untuk menyimpan barang setelah

mendapat persetujuan Kepala Kantor Pabean.

Sedangkan pemeriksaan fisik barang impor merupakan kegiatan yang

dilakukan oleh pejabat bea dan cukai pemeriksa barang untuk mengetahui

jumlah dan jenis barang impor yang diperiksa guna keperluan pengklasifikasian

dan penetapan nilai pabean. Kegiatan pemeriksaan ini mengacu kepada

Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor. 139/PMK.04/2007 tentang Pemeriksaan

Pabean di Bidang Impor.

Terhadap barang impor dilakukan pemeriksaan pabean berdasarkan

pemberitahuan pabean yang disampaikan oleh importir. Pemeriksaan pabean

meliputi penelitian dokumen dan pemeriksaan fisik barang. Pemeriksaan pabean

dilakukan secara selektif berdasarkan analisis manajemen resiko.

Penelitian dokumen dilakukan oleh pejabat pemeriksa dokumen dan/atau

sistem komputer pelayanan. Penelitian dokumen oleh pejabat pemeriksa

dokumen dilakukan untuk memastikan bahwa pemberitahuan pabean,

diberitahukan dengan benar, dan dokumen pelengkap pabean yang

diwajibkan telah sesuai dengan syarat yang ditentukan. Penelitian dokumen oleh

sistem komputer pelayanan dilakukan untuk memastikan bahwa

pengisian pemberitahuan pabean yang telah disampaikan telah lengkap dan

benar. Pejabat pemeriksa dokumen melakukan penelitian sebagai tindak lanjut

dari hasil penelitian computer, yang didasarkan pada data yang disajikan oleh

sistem komputer pelayanan. Pejabat pemeriksa dokumen melakukan penetapan

berdasarkan hasil penelitian. Pejabat pemeriksa dokumen hanya bertanggung

jawab atas penetapan.

Pemeriksaan fisik barang dilakukan secara selektif terhadap barang ekspor

yang:

a. mendapat fasilitas KITE dengan pembebasan bea masuk dan/atau cukai;

atau

b. dikenai Bea Keluar.

Terhadap barang ekspor yang diekspor oleh eksportir tertentu tidak

dilakukan pemeriksaan fisik. Terhadap barang ekspor yang diekspor oleh

Page 65: DTSS Teknik Pemeriksaan Pemeriksaan Alat Besar

ModulModulModulModul Teknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan 55

eksportir yang merangkap sebagai importir dengan kategori low risk dapat tidak

dilakukan pemeriksaan fisik. Ketentuan tersebut tidak berlaku dalam hal terdapat

indikasi yang kuat akan terjadi pelanggaran atau telah terjadi pelanggaran

ketentuan perundang-undangan.

Penetapan eksportir tertentu dilakukan oleh Direktur Penindakan dan

Penyidikan. Penetapan eksportir tertentu dengan memperhatikan reputasi

eksportir yang meliputi:

a. tidak pernah melanggar ketentuan kepabeanan dan cukai yang dikenai

sanksi administrasi dalam kurun waktu 1 (satu) tahun terakhir;

b. tidak mempunyai tunggakan hutang bea masuk, Bea Keluar, cukai, dan

pajak;

c. telah menyelenggarakan pembukuan berdasarkan rekomendasi Direktur

Audit; dan

d. telah memperoleh rekomendasi dari Direktorat Jenderal Pajak sebagai wajib

pajak patuh.

Terhadap eksportir yang berstatus sebagai importir jalur prioritas atau importir

lain yang mendapat status yang dipersamakan dengan importir jalur prioritas

diperlakukan sebagai Eksportir tertentu. Ketentuan tersebut tidak berlaku dalam

hal terdapat indikasi yang kuat akan terjadi pelanggaran atau terdapat bukti

permulaan yang cukup telah terjadi pelanggaran ketentuan perundang-undangan

yang dilakukan oleh Eksportir yang berstatus sebagai importir jalur prioritas atau

importer yang mendapat status dipersamakan dengan importer jalur prioritas.

2.1.1.) Persiapan pemeriksaan alat berat/komponen alat berat secara umum

Untuk keperluan kepustakaan maka seharusnya pemeriksa alat berat memiliki:

1. Buku Tarif Bea Masuk Indonesia (BTBMI).

Pemeriksa barang hendaknya memperhatikan barang apa yang akan diperiksa

dan menghubungkannya dengan pos-pos pada BTBMI. Hasil pemeriksaan agar

mengacu ke BTBMI sehingga pemeriksaan dapat digunakan secara efektif oleh

Pejabat Pemeriksa Dokumen.

2. Buku pengetahuan barang.

Page 66: DTSS Teknik Pemeriksaan Pemeriksaan Alat Besar

ModulModulModulModul Teknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan 56

Pemeriksa barang perlu melengkapi diri dengan literatur yang berkaitan dengan

identifikasi barang

3. Menggali informasi lain dari situs internet.

Pemeriksa barang haruslah kreatif dalam menggali sumber informasi tentang

barang dalam hal ini alat berat yang akan diperiksa. Situs yang diddapat dari

search engine seperti www.google.com juga sangat membantu pemeriksa

barang dalam melakukan pengayaan informasi tentang barang yang akan

diperiksa

Selain yang bersifat soft skill maka pemeriksa barang juga harus

melengkapi dirinya dengan hard skill atau hard tools. Perlengkapan dimaksud

yaitu:

1. Cutter / pisau saku, berfungsi untuk membuka karton / pengemas barang

(sebagai cadangan apabila pengurus/buruh tidak membawa cutter).

2. Senter kecil, berfungsi sebagai alat penerangan apabila barang tidak

dikeluarkan dari kontainer, misalnya untuk melihat plate, atau

barang/kemasan tertentu dalam kontainer.

3. Alat tulis kantor berupa:

• Spidol (permanent marker) untuk menandai barang

• Ballpoint untuk menulis Laporan Hasil Pemeriksaan

4. Alat pengukur (meteran, macrometer dan sejenisnya) berfungsi untuk

mengukur panjang barang / carton / kemasan.

5. Kacamata / sarung tangan / Topi / Helm pengaman (bila perlu), diperlukan

apabila menghadapi barang yang perlu penanganan khusus.

6. Kalkulator, berfungsi untuk melakukan penghitungan jumlah barang atau

konversi satuan barang.

7. Tas kecil (untuk menyimpan peralatan kerja selama proses pemeriksaan)

Untuk melakukan identifikasi alat berat dalam rangka pemeriksaan dapat

dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :

Page 67: DTSS Teknik Pemeriksaan Pemeriksaan Alat Besar

ModulModulModulModul Teknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan 57

1. Memperhatikan gambar yang tertera di masing-masing penjelasan identifikasi

pengertian alat berat untuk mengenali dan membedakan macam alat berat.

2. Perhatikan pengemas.

Salah satu tanda-tanda mesin dalam keadaan baru atau bekas dapat dilihat

dari konsdisi pengemas barang. Pengemas yang dimaksud yaitu mesin

dimasukkan kedalam kemasan terbuat dari kayu (semacam krat) dan

dibungkus plastik rapi.

Krat/crate yang berisi lepasan-lepasan alat berat pengangkutannya dapat

dimasukkan kedalam kontainer atau tidak, tergantung dari ukuran krat/mesin

yang bersangkutan. alat yang ukurannya besar, melebihi ukuran kontainer

yang ada, biasanya tidak dimasukkan kedalam kontainer.

3. Perhatikan bentuk fisik barang: Ketahui mesin diimpor dalam keadaan baru

atau bekas: Salah satunya dengan melihat apakah terdapat ceceran atau

rembesan oli yang keluar dari seal mesin. Juga diperhatikan apakah

terdapat pengecatan ulang (recolour) untuk mengelabui petugas sehingga

tidak bias dibedakan antara yang baru dengan bekas. Pada knalpot

(silencer) tidak terdapat jelaga yang berlebihan.

4. Perhatikan brosur, leaflet, manual books atau sejenisnya.

Setelah pengemas dibuka maka pada mesin dalam keadaan baru akan

ditemukan adanya brosur, leaflet, manual books atau sejenisnya

5. Temukan/cari name plate barang bersangkutan

Berbeda dengan brosur, leaflet dan manual books maka posisi name plate

pasti melekat pada fisik barang tersebut. Name plate dibuat dari selembar

logam yang ditempel pada body mesin yang bersangkutan, lihat gambar di

bawah ini. Informasi Name plate bisa jadi lebih berharga di banding dengan

brosur. Informasi di name plate menggambarkan informasi sebagai berikut:

a. Nama barang

b. Merk

c. Negara asal

d. Pabrik pembuat

Page 68: DTSS Teknik Pemeriksaan Pemeriksaan Alat Besar

ModulModulModulModul Teknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan 58

e. Spesifikasi barang bersangkutan (voltage/watt/ampere/RPM/PK/Horse

Power)

i. Kemampuan hisap serta kemampuan melontarkan air (untuk pompa

air), atau kemampuan menghisap atau mengisi udara (untuk pompa

udara atau kompresor)

ii. Kemampuan menuai/menebah (untuk mesin tebah) padi per satuan

waktu

iii. Konsumsi bahan bakar yang dipergunakan per satuan waktu

6. Perhatikan antara brosur, name plate dengan fisik barang yang bersangkutan.

Jika terdapat kecocokan antara ketiganya maka dapat dikatakan bahwa

pengimporan barang impoir tersebut sesuai dengan pemberitahuan yang

disampaikan importir

2.1.2.) Pemeriksaan Fisik Alat Berat/Komponen Alat Berat Untuk Ekspor

Terhadap barang ekspor yang mendapat kemudahan ekspor wajib dilakukan

pemeriksaan fisik oleh Kantor Pemeriksaan. Pemeriksaan fisik barang

dilaksanakan di gudang eksportir atau tempat lain yang ditunjuk oleh eksportir.

PM terhadap barang ekspor yang telah dilakukan pemeriksaan fisik diterbitkan

oleh Kantor Pemeriksaan dan dibuat sesuai ketentuan yang berlaku.

Pemeriksaan fisik barang yang mendapat kemudahan ekspor yang akan

dikonsolidasi dapat dilakukan di gudang eksportir atau tempat lain yang ditunjuk

oleh eksportir atau di tempat konsolidasi barang ekspor.

Pemeriksaan fisik barang dilakukan berdasarkan PEB, dokumen pelengkap

pabean dan PPB yang diterbitkan oleh Pejabat di Kantor Pemuatan.

Pemeriksaan fisik barang ekspor meliputi :

a. jenis barang;

b. jumlah barang;

c. spesifikasi teknis barang;

d. nomor, merk, jenis dan jumlah kemasan.

Page 69: DTSS Teknik Pemeriksaan Pemeriksaan Alat Besar

ModulModulModulModul Teknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan 59

Tingkat pemeriksaan fisik barang sebanyak-banyaknya 10%, sekurang-

kurangnya 2 (dua) kemasan. Pemeriksaan fisik barang dilakukan secara

bertahap sesuai jumlah barang ekspor yang tersedia untuk diperiksa dan

eksportir/kuasanya wajib memberitahukan kepada Pemeriksa sebelum

pemeriksaan dilakukan.

Terhadap barang ekspor tertentu dapat dilakukan pemeriksaan laboratorium.

PM terhadap barang ekspor yang telah dilakukan pemeriksaan fisik,

ditandatangani Pemeriksa. Pada kemasan barang ekspor yang diperiksa,

Pemeriksa wajib membubuhkan TPPBC.

Dalam hal jenis barang ekspor yang diberitahukan dalam PEB belum

tersedia pada saat akan diperiksa, pemeriksaan fisik barang ditangguhkan

hingga eksportir menyiapkan jenis barang yang sesuai dengan yang

diberitahukan dalam PEB.

Dalam hal eksportir tetap akan melaksanakan ekspor barang yang jenisnya

berbeda dengan yang diberitahukan dalam PEB, eksportir wajib membatalkan

PEB bersangkutan dengan mengajukan PEB baru yang jenis barangnya sesuai

dengan barang yang akan diperiksa.

Dalam hal jumlah barang ekspor yang diberitahukan dalam PEB berbeda

dengan jumlah barang ekspor yang akan diperiksa, pemeriksaan fisik barang

tetap dilaksanakan dengan ketentuan :

• eksportir membuat pemberitahuan perubahan jumlah barang dan total nilai

FOB;

• Pemeriksaan mencantumkan hasil pemeriksaan fisik barang pada PEB

sesuai dengan jumlah barang yang diperiksa dan menandatangani PM.

Terhadap Eksportir Daftar Putih dapat dikecualikan dari ketentuan yang ada.

Dalam hal Eksportir Daftar Putih terkena Nota Hasil Intelijen/Nota Informasi

(NHI/NI), maka wajib dilakukan pemeriksaan fisik. Eksportir Daftar Putih

ditetapkan oleh Direktur Verifikasi dan Audit.

Page 70: DTSS Teknik Pemeriksaan Pemeriksaan Alat Besar

ModulModulModulModul Teknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan 60

Terhadap barang ekspor yang dilakukan pemeriksaan fisik barang wajib

dilakukan pengawasan stuffing oleh Pegawai Pengawasan Stuffing. Pengawasan

Stuffing dilakukan dengan cara :

• meneliti kemasan barang dan TPPBC;

• menghitung kemasan yang di-stuffing.

Terhadap peti kemas yang telah selesai diawasi stuffing-nya dilakukan

penyegelan. Pegawai Pengawasan Stuffing mencantumkan nomor peti kemas,

jenis, nomor segel dan tanggal penyegelan serta menandatangani PM. Untuk

dapat memasukkan sebagian petikemas ke Kawasan Pabean sebagaimana

dimaksud pada ayat (1), Eksportir mengajukan permohonan kepada Kepala

Kantor Pabean atau pejabat bea dan cukai yang ditunjuknya sesuai contoh

sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran IV Peraturan Direktur Jenderal ini (P-

30/BC/2009 tentang perubahan kedua atas peraturan Dirjen Bea dan Cukai

nomor P-40/BC/2008 tentang tata laksana kepabeanan di bidang ekspor).

Pemasukan sebagian petikemas ke Kawasan Pabean dilakukan dengan

menggunakan PEB, NPPD, dan setelah mendapat izin dari Kepala Kantor

Pabean atau pejabat bea dan cukai yang ditunjuknya dan telah mendapat

keterangan tertulis dari surveyor tentang telah selesainya pemeriksaan atas

barang ekspor yang akan dimasukkan ke Kawasan Pabean.

Mekanisme Pemeriksaan Fisik Alat Berat/Komponen Alat Berat Untuk

Ekspor

1. Pejabat di Kantor Pemeriksaan

i. Menerima PPB dan PEB melalui faksimili atau melalui sarana komunikasi

lainnya dari Kantor Pemuatan;

ii. Mencantumkan nama Pemeriksa untuk melakukan pemeriksaan dan

menetapkan tingkat pemeriksaan pada PPB;

iii. Menerbitkan Surat Tugas;

iv. Menyerahkan kepada Pemeriksa :

a. PPB;

b. Formulir PM;

c. Surat Tugas.

Page 71: DTSS Teknik Pemeriksaan Pemeriksaan Alat Besar

ModulModulModulModul Teknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan 61

v. Menerima dari Pemeriksa PPB dan menatausahakannya.

2. Pemeriksa :

i. Menerima dari Pejabat Kantor Pemeriksaan :

a. PPB;

b. Formulir PM;

c. Surat Tugas;

ii. Menerima dari eksportir/kuasanya :

• PEB yang telah mendapat Nomor Pendaftaran dan telah

ditandatangani serta dibubuhi cap perusahaan;

• Invoice dan packing list;

• Dokumen pelengkap pabean lainnya yang diwajibkan;

• PPB.

iii. Melakukan pemeriksaan fisik barang sesuai instruksi pemeriksaan yang

tercantum pada PPB;

iv. Meneliti pemenuhan ketentuan kepabeanan dibidang ekspor;

v. Mencantumkan hasil pemeriksaan fisik barang pada bagian belakang

PEB dan menandatangani PM;

vi. Menyerahkan kepada eksportir/kuasanya :

a. PEB yang telah berisi hasil pemeriksaan fisik barang;

b. Invoice dan Packing list;

c. Dokumen pelengkap pabean lainnya yang diwajibkan.

vii. Menyerahkan PPB kepada Pejabat Kantor Pemeriksaan.

2.1.3.) Pemeriksaan Fisik Alat Berat/Komponen Alat Berat Untuk Impor

Ketentuan impor barang modal bukan-baru (bekas) diperpanjang masa

berlakunya menyusul diterbitkannya Permendag Nomor 63/M-

DAG/PER/12/2009. Permendag ini berlaku efektif mulai 1 Januari 2010 hingga

31 Desember 2010 dan merupakan perpanjangan dari ketentuan sebelumnya

yaitu Permendag Nomor 57/M-DAG/PER/12/2008 tanggal 24 Desember 2008.

Page 72: DTSS Teknik Pemeriksaan Pemeriksaan Alat Besar

ModulModulModulModul Teknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan 62

Kebijakan memperpanjang masa berlaku Ketentuan Impor Barang Modal

Bukan Baru ditujukan untuk mengimbangi daya beli sektor industri di tanah air

yang masih lemah akibat belum kondusifnya perekonomian Indonesia.

Perusahaan rekondisi/remanufakturing, selain mengimpor untuk kebutuhan di

dalam negeri juga dapat mengekspor hasil proses rekondisi/remanufakturingnya

dan memenuhi pesanan pemakai langsung.

Perusahaan yang melanggar ketentuan yang berlaku akan dikenakan

sanksi, yaitu pencabutan Angka Pengenal Importir (API) dan/atau pidana sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Berkaitan dengan impor alat berat, terdapat ketentuan bahwa atas impor

bahan baku dan bagian tertentu untuk pembuatan bagian alatalat besar serta

bagian tertentu untuk perakitan alat-alat besar sebagaimana ditetapkan dalam

Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 99/KMK.05/2000

tanggal 31 Maret 2000 oleh industri alat-alat besar diberikan fasilitas keringanan

bea masuk dengan ketentuan sebagai berikut :

1. Atas impor bahan baku dan bagian tertentu untuk pembuatan bagian alat-alat

besar serta bagian tertentu untuk perakitan alat-alat besar diberikan

keringanan bea masuk sehingga tarif akhir bea masuknya menjadi 5 % (lima

persen).

2. Dalam hal tarif bea masuk yang tercantum dalam Buku Tarif Bea Masuk

Indonesia (BTBMI) 5 % (lima persen) atau kurang, maka yang berlaku adalah

tarif bea masuk dalam BTBMI.

Atas bahan baku dan bagian tertentu untuk pembuatan bagian alat-alat

besar serta bagian tertentu untuk perakitan alat-alat besar yang telah

mendapatkan fasilitas keringanan bea masuk, apabila pada saat

pengimporannya tidak memenuhi ketentuan tentang jumlah, jenis, spesifikasi

barang yang tercantum dalam daftar barang, dipungut bea masuk dan pungutan

impor lainnya dan tidak dikenakan denda;

Atas bahan baku dan bagian tertentu untuk pembuatan bagian alat-alat

besar serta bagian tertentu untuk perakitan alat-alat besar yang telah

Page 73: DTSS Teknik Pemeriksaan Pemeriksaan Alat Besar

ModulModulModulModul Teknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan 63

mendapatkan fasilitas keringanan bea masuk hanya dapat digunakan untuk

kepentingan industri yang bersangkutan.

Penyalahgunaan bahan baku dan bagian tertentu untuk pembuatan bagian

alat-alat besar serta bagian tertentu untuk perakitan alat-alat besar akan

mengakibatkan batalnya

fasilitas bea masuk yang diberikan, sehingga bea masuk yang terhutang harus

dibayar dan dikenakan sanksi administrasi berupa denda sebesar 100 % (seratus

persen) dari kekurangan bea masuk.

Tujuan Pemeriksaan Fisik Barang adalah dalam rangka memperoleh data barang

secara lengkap, agar dapat digunakan untuk:

a. mencegah adanya uraian barang yang tidak jelas/benar (misdescription);

b. mencegah adanya barang yang tidak diberitahukan (unreported);

c. mencegah kesalahan pemberitahuan negara asal barang;

d. mencegah pemasukan barang larangan dan pembatasan;

e. menetapkan klasifikasi dan Nilai Pabean dengan benar

Untuk mempermudah pemahaman peserta akan pekerjaan pemeriksaan fisik

yang dilakukannya dan bagaimana keterkaitannya dengan bagian lain, maka di

bawah ini digambarkan bagan alur pemeriksaan barang.

Pemeriksaan fisik Barang untuk setiap PIB dilakukan oleh 1 (satu) orang

Pejabat Pemeriksa Barang yang ditunjuk secara langsung melalui Sistem

Aplikasi atau oleh Pejabat Pemeriksa Dokumen. Pejabat Pemeriksa Dokumen

dapat menunjuk Pejabat Pemeriksa Barang lebih dari satu orang, dalam hal

jumlah dan atau jenis barang yang akan diperiksa mempunyai tingkat kesulitan

yang tinggi, sehingga apabila diperiksa oleh satu orang Pejabat Pemeriksa

Barang membutuhkan waktu yang cukup lama, dan menghambat kecepatan

penyelesaian suatu importasi.

Page 74: DTSS Teknik Pemeriksaan Pemeriksaan Alat Besar

ModulModulModulModul Teknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan 64

Gambar.2.1

Bagan Alur Penetapan Tarif Impor dan Posisi Pekerjaan Pemeriksaan

Barang

PIB Download P I B

Mandatory check/Content Check

Payment Verification

Analyzing Point

Nomor Pendaft. PIB

Penetapan Jalur

SPPB

Berkas PIB

Pendok

PFPD

INP / DNP

Penetapan

Keberatan

SPKPBM

SSPCP/Jaminan

Hi Co Scan

BPIB

Jalur MerahJalur Hijau

7 Hr

SPJM

Pendok

Periksa Fisik

LHP

PFPD

INP/DNP

Penetapan

SPPB

Tidakmasuk

analyzing point dan

payment verification/jalur

prioritas

Tidakmasuk

payment verification

7 Hr

Sumber: Modul Pemeriksaan Dokumen Dengan Komputer

SPPB : Surat Persetujuan Pengeluaran Barang

SPJM : Surat Pemberitahuan Jalur Merah

NIK : Nomor Identitas Kepabeanan

Dalam hal PIB mendapat jalur merah, maka respon Surat Pemberitahuan

Jalur Merah (SPJM) dan instruksi pemeriksaan diterbitkan. Instruksi Pemeriksaan

menunjuk nama pemeriksa barang. Pemeriksa barang yang ditunjuk adalah

pegawai yang bertugas sebagai pemeriksa barang dan namanya sudah dientry

oleh petugas Operator Konsul dengan status hadir.

Apabila jumlah PIB jalur merah lebih banyak daripada jumlah pemeriksa

barang, maka satu orang pemeriksa barang dapat ditunjuk untuk memeriksa fisik

barang lebih dari satu PIB.

Di sini pekerjaan

pemeriksaan fisik

barang

Page 75: DTSS Teknik Pemeriksaan Pemeriksaan Alat Besar

ModulModulModulModul Teknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan 65

Selanjutnya dilakukan pemeriksaan fisik barang :

a. Importir harus menyerahkan hard copynya dan ikut serta menyaksikan

pemeriksaan fisik barang.

b. Dalam hal lebih dari 3 hari sejak terbitnya SPJM, importir tidak datang

untuk pelaksanaan pemeriksaan fisk barang maka dapat dilakukan

pemeriksaan jabatan. Biaya yang timbul akaibat pemeriksaan jabatan di

tanggung oleh DJBC. Sementara kerugian atau kerusakan yang terjadi

akibat pemeriksaan jabatan ditanggung oleh pemilik barang.

c. Hasil Pemeriksaan fisik dituangkan dalam LHP dan harus direkam oleh

pemeriksa ke dalam aplikasi impor. Dan bila LHP belum direkam maka

dokumen belum bisa diperiksa pleh Pejabat Fungsional Pemeriksa

Dokumen (PFPD) atau Kepala Seksi Pabean untuk KPBC yang tidak ada

PFPDnya.

Pemeriksaan fisik barang impor dilakukan oleh pejabat pemeriksa fisik

berdasarkan instruksi pemeriksaan yang diterbitkan oleh pejabat bea dan cukai

atau system komputer pelayanan. Pemeriksaan fisik barang dilakukan di :

a. Tempat Penimbunan Sementara (TPS) atau tempat lain yang disamakan

dengan TPS;

b. Tempat Penimbunan Pabean (TPP);atau

c. Tempat Penimbunan Berikat (TPB).

Apabila dalam pemeriksaan fisik barang impor dibutuhkan pengetahuan

teknis tertentu, pejabat bea dan cukai dapat meminta bantuan pihak lain yang

memiliki pengetahuan teknis tersebut.

Dalam hal dilakukan pemeriksaan fisik, importir atau kuasanya mendapat

pemberitahuan pemeriksaan fisik dari pejabat bea dan cukai atau dari sistem

komputer pelayanan. Importir atau kuasanya wajib menyiapkan dan

menyerahkan barang impor untuk diperiksa, membuka setiap bungkusan,

kemasan, atau peti kemas yang akan diperiksa serta menyaksikan

pemeriksaan tersebut. Kewajiban tersebut harus dilaksanakan paling lama 3

(tiga) hari kerja setelah tanggal pemberitahuan pemeriksaan fisik.

Page 76: DTSS Teknik Pemeriksaan Pemeriksaan Alat Besar

ModulModulModulModul Teknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan 66

Dalam hal berdasarkan pemeriksaan pabean terdapat :

a. Barang impor yang tidak diberitahukan;atau

b. Barang yang dilarang atau dibatasi untuk diimpor, maka pejabat pemeriksa

dokumen menyerahkan pemberitahuan pabean beserta dokumen pelengkap

pabeannya tersebut kepada pejabat bea dan cukai yang bertanggung jawab

dibidang pengawasan untuk dilakukan penyelidikan.

Tingkat Pemeriksaan Alat Berat/Komponen Alat Berat :

a. Tingkat Pemeriksaan 10 (sepuluh) %, adalah pemeriksaan fisik barang

dengan jumlah kemasan yang dibuka adalah jumlah yang dapat mewakili

10% dari setiap jenis barang yang tertulis dalam fotocopy invoice dan atau

packing list dengan jumlah minimal 2 (dua) Koli;

b. Tingkat Pemeriksaan 30 (tiga puluh) %, adalah pemeriksaan fisik barang

dengan jumlah kemasan yang dibuka adalah jumlah yang dapat mewakili

30% dari setiap jenis barang yang tertulis dalam fotocopy invoice dan atau

packing list dengan jumlah minimal 2 (dua) Koli;

c. Tingkat Pemeriksaan 100 (seratus) %, adalah pemeriksaan fisik barang

dengan jumlah kemasan yang dibuka adalah seluruh kemasan setiap jenis

barang;

Mekanisme Pemeriksaan Alat Berat/Komponen Alat Berat Impor

a. Alat berat/komponen alat berat impor yang diangkut dalam petikemas

(container), Pejabat Pemeriksa Barang :

1) mencocokkan nomor, ukuran, jumlah dan jenis petikemas barang impor

yang akan diperiksa;

2) memeriksa segel petikemas barang impor yang akan diperiksa;

3) mengawasi stripping barang dari dalam petikemas;

4) menghitung jumlah kemasan dan mencocokkan jenis kemasan dari

setiap petikemas barang impor yang akan diperiksa:

i. Dalam hal jumlah dan jenis kemasan kedapatan sesuai:

(1) untuk party barang impor yang terdiri dari 1 (satu) jenis barang

yang dikemas dalam kemasan standar (standard of packing),

kemasan yang dibuka untuk dilakukan pemeriksaan fisik barang

Page 77: DTSS Teknik Pemeriksaan Pemeriksaan Alat Besar

ModulModulModulModul Teknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan 67

adalah sebesar 10 % (sepuluh persen) atau 30 % (tiga puluh

persen) dari jumlah kemasan yang terdapat dalam setiap

petikemas barang impor yang akan diperiksa;

(2) untuk party barang impor yang lebih dari 1 (satu) jenis barang,

kemasan yang dibuka untuk dilakukan pemeriksaan fisik barang

adalah sebesar 10 % (sepuluh persen) atau 30 % (tiga puluh

persen) dari tiap jenis barang yang terdapat dalam setiap

petikemas barang impor yang akan diperiksa;

(3) apabila hasil pemeriksaan fisik barang, kedapatan jumlah dan

atau jenis barang tidak sesuai, maka pemeriksaan fisik barang

ditingkatkan menjadi 100 % (seratus persen);

(4) Terhadap jenis barang yang memerlukan penanganan khusus

(diangkut dengan reefer container) pemeriksaan dapat dilakukan

di gudang/tempat penimbunan milik importir;

ii. Dalam hal jumlah dan atau jenis kemasan kedapatan tidak sesuai,

maka pemeriksaan fisik barang ditingkatkan menjadi 100 % (seratus

persen).

b. Alat berat/komponen alat berat impor diangkut dalam kemasan lain dari

petikemas, Pejabat Pemeriksa Barang:

1) Mencocokkan nomor, merek, ukuran dan jenis kemasan barang impor

yang akan diperiksa;

2) Menghitung/mencocokkan jumlah dan jenis kemasan barang impor yang

akan diperiksa :

a) Dalam hal jumlah dan jenis kemasan kedapatan sesuai:

(1) untuk party barang impor yang terdiri dari 1 (satu) jenis barang

yang dikemas dalam kemasan standar (standard of packing),

pemeriksaan fisik barang dilakukan sebesar 10 % (sepuluh

persen) atau 30 % (tiga puluh persen) dari jumlah kemasan

barang impor yang akan diperiksa;

(2) untuk party barang impor yang lebih dari 1 (satu) jenis barang,

pemeriksaan fisik barang dilakukan sebesar 10 % (sepuluh

persen) atau 30 % (tiga puluh persen) dari tiap jenis barang

yang akan diperiksa;

Page 78: DTSS Teknik Pemeriksaan Pemeriksaan Alat Besar

ModulModulModulModul Teknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan 68

(3) apabila hasil pemeriksaan fisik barang, kedapatan jumlah dan

atau jenis barang tidak sesuai, maka pemeriksaan fisik barang

ditingkatkan menjadi 100 % (seratus persen).

b) Apabila jumlah dan atau jenis kemasan kedapatan tidak sesuai,

maka pemeriksaan fisik barang ditingkatkan menjadi 100 % (seratus

persen).

c. Dalam melakukan pemeriksaan fisik barang, disamping menghitung jumlah

barang dan mencocokkan jenis barang dengan copy invoice dan atau

packing list yang telah ditandasahkan oleh Pejabat Penerima Dokumen,

Pejabat Pemeriksa Barang wajib memeriksa data teknis atau spesifikasi

barang yang diperiksa, dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

1) jumlah satuan barang dari setiap jenis barang yang diperiksa;

2) merk, tipe, ukuran, data teknis atau spesifikasi barang yang diperiksa;

3) memberikan paraf pada kemasan yang telah dibuka dan telah dilakukan

pemeriksaan fisik;

4) dalam hal jumlah satuan dan atau jenis barang kedapatan tidak sesuai,

pemeriksaan fisik barang ditingkatkan menjadi 100 % (seratus persen);

5) dalam hal copy invoice dan atau packing list tidak dapat digunakan

sebagai dasar pemeriksaan fisik barang, maka pemeriksaan ditingkatkan

menjadi 100 % (seratus persen).

e. Dalam hal jenis barang atau data teknis atau spesifikasi barang yang

diperiksa tidak jelas, diajukan contoh barang dan atau photo barang untuk

keperluan penetapan klasifikasi dan atau penetapan nilai pabean;

f. Pengambilan contoh barang dilakukan dengan membuat Berita Acara

Pengambilan Contoh Barang yang ditandatangani oleh Importir/PPJK,

dengan tetap memperhatikan sifat barang yang peka terhadap pengaruh luar

sehingga tidak dapat diambil contohnya (untuk itu dimintakan keterangan

yang berasal dari negara asal barang).

Page 79: DTSS Teknik Pemeriksaan Pemeriksaan Alat Besar

ModulModulModulModul Teknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan 69

Tata Kerja Pengambilan Contoh dan/atau Foto Alat Berat/Komponen Alat

Berat

Pejabat Pemeriksa Alat Berat/Komponen Alat Berat:

a. Memberitahu importir atau kuasanya tentang pengambilan contoh dan foto

alat berat/komponen alat berat;

b. Menunjuk kemasan dimana barang contoh dan foto alat berat/komponen alat

berat harus diambil;

c. Menerima contoh dan foto alat berat/komponen alat berat dari importir atau

kuasanya;

d. Memperhatikan dan memastikan contoh dan foto alat berat/komponen alat

berat yang diajukan sudah memenuhi syarat dan kualifikasi untuk dapat

digunakan dalam penetapan klasifikasi dan penetapan nilai pabean;

e. Memberikan paraf dan mencantumkan tanggal pemeriksaan pada contoh

barang;

f. Mengisi dan menandatangani Berita Acara Pemeriksaan Fisik Barang Impor

g. Meminta kepada importir atau kuasanya untuk menandatangani Berita Acara

Pemeriksaan Fisik Barang Impor;

h. Menyerahkan lembar ke-2 Berita Acara Pengambilan Contoh alat

berat/komponen alat berat kepada importir atau kuasanya;

i. Menyerahkan contoh dan foto alat berat/komponen alat berat bersama

dengan lembar ke-1 Berita Acara Pengambilan Contoh Barang kepada staf

Seksi Kepabeanan dan Cukai bersama-sama dengan packing list dan LHP.

2.1.4.) Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) Alat Berat/Komponen Alat Berat

Pejabat Pemeriksa Barang menuangkan hasil pemeriksaan fisik barang ke dalam

LHP

yang memuat :

1. Uraian jenis barang secara lengkap dan jelas, yang meliputi :

a) uraian barang, sesuai dengan penyebutan umum barang tersebut;

b) merek dan tipe barang, apabila ada;

c) spesifikasi teknis sesuai dengan kegunaan barang, misalnya :

2. kualitas barang sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI);

3. kondisi barang (baru, bekas, scrap);

Page 80: DTSS Teknik Pemeriksaan Pemeriksaan Alat Besar

ModulModulModulModul Teknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan 70

keterangan lain yang dapat memperjelas pengenalan barang.

4. Jumlah barang dalam satuan yang umum digunakan untuk barang

bersangkutan;

5. Jenis kemasan barang;

6. Kesimpulan tentang kesesuaian jumlah dan jenis barang yang diperiksa

dengan copy invoice dan atau packing list;

7. Dalam hal hasil pemeriksaan memerlukan penelitian lebih lanjut dari

Laboratorium, memberikan keterangan tentang hal tersebut pada LHP;

8. Dalam hal hasil pemeriksaan memerlukan keterangan dari instansi terkait,

memberikan keterangan tentang hal tersebut pada LHP;

9. Dalam hal hasil pemeriksaan merupakan hasil pemeriksaan bersama,

memberikan keterangan tentang hal tersebut pada LHP;

10. Memberikan catatan nomor PIB, nomor petikemas/kemasan, tanggal

pemeriksaan dan mencantumkan nama dan NIP serta membubuhkan tanda

tangan pada contoh barang dan atau foto barang.

Laporan Hasil Pemeriksaan fisik (LHP) secara umum memuat isian beberapa

unsur sebagai berikut :

a) Nomor dan Tanggal PIB

b) Tempat dan tanggal dilakukannya pemeriksan fisik

c) nama importir atau kuasanya yang menyaksikan pemeriksan fisik,

d) Waktu (menit, jam dan tanggal) mulai dan akhir pemeriksaan fisik serta kalau

terdapat jeda waktu pemerikaan fisik karena kendala teknis seperti hujan

atau sebab lainnya;

e) Tingkat pemeriksaan, termasuk perubahan tingkat pemeriksaan menjadi

100% beserta alasannya;

f) Nomor dan ukuran petikemas (container) yang diperiksa dalam hal barang

dimuat dalam petikemas (container);

g) Jumlah, nomor dan jenis kemasan barang impor yang diperiksa;

h) Uraian jumlah dan jenis barang secara lengkap dan jelas, yang meliputi :

i. jumlah barang dalam satuan yang umum digunakan untuk barang

bersangkutan;

ii. uraian barang, sesuai dengan penyebutan umum barang bersangkutan;

iii. merk dan tipe barang (apabila ada);

Page 81: DTSS Teknik Pemeriksaan Pemeriksaan Alat Besar

ModulModulModulModul Teknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan 71

iv. spesifikasi teknis sesuai dengan kegunaan barang;

v. kondisi barang (baru atau bukan baru);

vi.keterangan lain yang dapat memperjelas pengenalan barang dalam rangka

pengklasifikasian dan peneletian nilai pabean.

i) Keterangan tambahan dalam hal :

i. pengambilan contoh barang dan/atau foto barang dan/atau dokumen

tentang spesifikasi produk yang menyertai barang;

ii. pemeriksaan fisik memerlukan penelitian lebih lanjut dari Laboratorium;

iii. pemeriksaan fisik memerlukan keterangan dari instansi terkait;

iv. pemeriksaan fisik merupakan hasil pemeriksaan bersama;

v. pemeriksaan fisik tidak dapat dilakukan berserta alasannya,

j) Kesimpulan tentang jumlah dan jenis barang yang diperiksa sesuai dengan

perintah

pemeriksaan sebagaimana dituangkan dalam istruksi pemeriksaan.

k) Nama dan NIP Pejabat Pemeriksa Barang.

Dalam hal Kantor Pelayanan telah menerapkan PDE Kepabeanan, Pejabat

Pemeriksa barang menuangkan hasil pemeriksaan fisik (LHP) kedalam sistem

aplikasi pelayanan.

2.1.5.) Penjelasan design dan pengenalan alat berat/komponen alat berat di

lokasi pabrik

Dalam kunjungan ke lokasi pabrik alat-alat berat akan dijelaskan mengenai

rancangan macam-macam alat berat, sehingga peserta akan dapat memperluas

cakrawala pemahamannya mengenai teori-teori yang pada kegiatan belajar satu

telah didapatkannya.

Dengan demikian peserta akan memperoleh pengetahuan yang lebih rinci

berkaitan dengan alat-alat berat guna mereka melakukan pemeriksaan.

Pengenalan akan di arahkan pada komponen-komponen seperti di bawah ini:

1. Komponen Engine yang terdiri dari :

a. Engine Assy (Assembly / komplit)

b. Komponen yang ada di Engine, yaitu fuel injection pump, starting motor,

alternator, turbocharger, compressor, power steering pump, oil pump,

water pump, dll.

Page 82: DTSS Teknik Pemeriksaan Pemeriksaan Alat Besar

ModulModulModulModul Teknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan 72

2. Komponen Chasis terdiri dari :

a. Transmission

b. Torque Converter

c. Coupling

d. Axle

e. Final Drive

f. Travel Motor

g. Main Pump

h. Hydraulic Pump

i. Cylinder Assy (Arm, Boom, Bucket, Blade, dll)

j. Dll

3. Komponen Work Equipment / Attachment terdiri dari :

a. Hydraulic Winch

b. Hydraulic Breaker

c. Bucket

d. Log Clamp

e. Ripper

Pada prinsipnya komponen di atas tidak dirancang untuk rusak dan

mengakibatkan harus dilakukan penggantian komponen tersebut. Beberapa

alasan yang mengakibatkan harus dilakukan penggantian komponen, antara lain

:

1. Fungsi dari alat berat tersebut berubah, misalkan Excavator sebelumnya

berfungsi untuk mengeruk tanah menjadi pemecah batu, maka harus

dilakukan penggantian work equipment / attachment dari bucket menjadi

hydraulic breaker.

2. Mis-application (salah aplikasi dari alat berat), hal ini sering terjadi

dikarenakan kecerobohan dari operator atau pimpinan lapangan. Misalkan

bucket pada excavator dipergunakan untuk memecah batu yang besar maka

dapat mengakibatkan kerusakan di bucket, arm, boom dan cylinder.

3. Mis-operation (salah pengoperasian dari alat berat), sama halnya mis-

application kejadiannya dikarenakan kecerobohan. Misalkan excavator

seharusnya bekerjanya lebih banyak statis dipergunakan untuk banyak jalan

Page 83: DTSS Teknik Pemeriksaan Pemeriksaan Alat Besar

ModulModulModulModul Teknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan 73

(travelling), maka dapat mengakibatkan kerusakan di final drive atau travel

motor.

4. Mis-maintenance (salah melakukan pemeliharaan dari alat berat), hal ini

umumnya kecerobohan baik dari pihak mekanik maupun operator. Sebagai

contoh, tidak sedikit kejadian engine block pecah terkena connecting rod.

5. Accident (kecelakaan), kejadian kecelakaan atas alat berat di Indonesia

sudah menjadi sesuatu yang biasa karena keselamatan karyawan maupun

alat berat bukan merupakan perhatian utama. Misalkan alat berat tertimpa

pohon, terguling dari tebing, terbenam di lumpur, dll.

Salah satu contoh kecerobohan yang terjadi tetapi berakibat fatal, bukan

hanya terjadi di lapangan saja tetapi workshop / bengkel. Contohnya apabila palu

tertinggal di axle atau kunci tertinggal di final drive, akan mengakibatkan

terjadinya kehancuran gigi – gigi dari gear. Kelihatannya sesuatu yang tidak

masuk akal dan sesuatu yang keterlaluan, tetapi itulah kenyataan sebenarnya

yang terjadi.

Tidak jarang pula kebutuhan akan komponen tidak dipenuhi, namun

komponen yang tersedia dapat dipergunakan dengan sedikit ataupun banyak

modifikasi. Misalkan engine yang tersedia harus dilakukan modifikasi dengan

memakai suku cadang dari engine yang rusak yaitu dengan cara mengganti

housing flywheel, intake manifold, exhaust manifold, atau mengubah dudukan

engine mounting, dll. Disinilah perlunya technical knowledge dalam melakukan

modifikasi, tetapi tidak perlu khawatir bahwa banyak mekanik yang dapat dan

sering melakukannya.

Diharapkan dengan penjelasan-penjelasan rancangan alat berat oleh

pengelola pabrik kepada peserta, maka pemahaman peserta akan semakin

meningkat mengenai komponen-komponen alat berat.

Kemudian dilakukan pengenalan pada bentuk fisik alat-alat berat, yang

dapat dibagi ke dalam macam-macam alat sebagai berikut:

a. Alat Pengolah Lahan

Kondisi lahan proyek kadang-kadang masih merupakan lahan asli yang harus

dipersiapkan sebelum lahan tersebut mulai diolah. Jika pada lahan masih

terdapat semak atau pepohonan maka pembukaan lahan dapat dilakukan

Page 84: DTSS Teknik Pemeriksaan Pemeriksaan Alat Besar

ModulModulModulModul Teknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan 74

dengan menggunakan dozer. Untuk pengangkatan lapisan tanah paling atas

dapat digunakan scraper. Sedangkan untuk pembentukan permukaan supaya

rata selain dozer dapat digunakan juga motor grader.

b. Alat Penggali

Jenis alat ini dikenal juga dengan istilah excavator. Beberapa alat berat

digunakan untuk menggali tanah dan batuan. Yang termasuk didalam kategori ini

adalah front shovel, backhoe, dragline, dan clamshell.

c. Alat Pengangkut Material

Crane termasuk di dalam kategori alat pengangkut material karena alat ini dapat

mengangkut material secara vertical dan kemudian memindahkannya secara

horizontal pada jarak jangkau yang relative kecil. Untuk pengangkutan material

lepas (loose material) dengan jarak tempuh yang relative jauh, alat yang

digunakan dapat berupa belt, truck dan wagon. Alat-alat ini memerlukan alat lain

yang membantu memuat material ke dalamnya.

d. Alat Pemindahan Material

Yang termasuk dalam kategori ini adalah alat yang biasanya tidak digunakan

sebagai alat transportasi tetapi digunakan untuk memindahkan material dari satu

alat ke alat yang lain. Loader dan dozer adalah alat pemindahan material.

e. Alat Pemadat

Jika pada suatu lahan dilakukan pembunan maka pada lahan tersebut perlu

dilakukan pemadatan. Pemadatan juga dilakukan untuk pembuatan jalan, baik

untuk jalan tanah dan jalan dengan perkerasan lentur maupun perkerasan kaku.

Yang termasuk sebagai alat pemadat adalah tamping roller, pneumatic-tired

roller, compactor, dan lain-lain.

f. Alat Pemroses Material

Alat ini dipakai untuk mengubah batuan dan mineral alam menjadi suatu bentuk

dan ukuran yang diinginkan. Hasil dari alat ini misalnya adalah batuan

bergradasi, semen, beton, dan aspal. Yang termasuk didalam alat ini adalah

crusher dan concrete mixer truck. Alat yang dapat mencampur material-material

Page 85: DTSS Teknik Pemeriksaan Pemeriksaan Alat Besar

ModulModulModulModul Teknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan 75

di atas juga dikategorikan ke dalam alat pemroses material seperti concrete

batch plant dan asphalt mixing plant.

g. Alat Penempatan Akhir Material

Alat digolongkan pada kategori ini karena fungsinya yaitu untuk menempatkan

material pada tempat yang telah ditentukan. Ditempat atau lokasi ini material

disebarkan secara merata dan dipadatkan sesuai dengan spesifikasi yang telah

ditentukan. Yang termasuk di dalam kategori ini adalah concrete spreader,

asphalt paver, motor grader, dan alat pemadat.

Setelah peserta diperkenalkan dengan macam-macam alat berat,

selanjutnya peserta akan diperkenalkan macam-macam alat berat namun ditinjau

dari sudut alat yang menggerakkannya. Alat-lat tersebut adalah:

a. Alat dengan Penggerak

Alat penggerak merupakan bagian dari alat berat yang menerjemahkan hasil dari

mesin menjadi kerja. Bentuk dari alat penggerak adalah crawler atau roda

kelabang dan ban karet. Sedangkan belt merupakan alat penggerak pada

conveyor belt.

b. Alat Statis

Yang termasuk dalam kategori ini adalah towercrane, batching plant, baik untuk

beton maupun untuk aspal serta crusher plant.

2.2.) Latihan

1) Apa tujuan dilakukannya pemeriksaan fisik barang untuk ekspor? Dan

dimana saja dapat dilakukan pemeriksaan fisik barang ekspor?

2) Bagaimana mekanisme pemeriksaan fisik barang ekspor?

3) Apa tujuan pemeriksaan fisik barang impor dan dimana saja tempat

dilakukannya pemeriksaan fisik barang impor?

4) Bagaimana mekanisme pemeriksaan fisik barang impor?

5) Bagaimana melakukan tahapan melakukan klasifikasi barang untuk

keperluan pos tariff?

Page 86: DTSS Teknik Pemeriksaan Pemeriksaan Alat Besar

ModulModulModulModul Teknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan 76

2.3.) Rangkuman

1) Pemeriksaan fisik ekspor barang adalah kegiatan yang dilakukan oleh

Pejabat Pemeriksa Barang untuk mengetahui jumlah dan jenis barang impor

dan ekspor yang diperiksa.

2) Pemeriksaan fisik dilakukan terhadap Barang Ekspor yang:

a. akan diimpor kembali;

b. pada saat impornya ditujukan untuk diekspor kembali;

c. mendapat fasilitas KITE;

d. dikenai Bea Keluar;

e. berdasarkan informasi dari Direktorat Jenderal Pajak; atau

f. berdasarkan hasil analisis informasi dari Unit Pengawasan terdapat

indikasi yang kuat akan terjadi pelanggaran atau telah terjadi

pelanggaran ketentuan perundang-undangan.

3) Pemeriksaan fisik atas Barang Ekspor dapat dilaksanakan di :

a. Kawasan Pabean pelabuhan muat;

b. gudang Eksportir; atau

c. tempat lain yang digunakan oleh Eksportir untuk menyimpan barang

setelah mendapat persetujuan Kepala Kantor Pabean.

4) Pemeriksaan fisik barang impor merupakan kegiatan yang dilakukan oleh

pejabat bea dan cukai pemeriksa barang untuk mengetahui jumlah dan jenis

barang impor yang diperiksa guna keperluan pengklasifikasian

dan penetapan nilai pabean.

5) Pemeriksaan pabean meliputi penelitian dokumen dan pemeriksaan fisik

barang.

6) Pemeriksaan pabean dilakukan secara selektif berdasarkan analisis

manajemen resiko.

7) Penelitian dokumen dilakukan oleh pejabat pemeriksa dokumen dan/atau

sistem komputer pelayanan. Penelitian dokumen oleh pejabat pemeriksa

dokumen dilakukan untuk memastikan bahwa pemberitahuan pabean,

diberitahukan dengan benar, dan dokumen pelengkap pabean yang

diwajibkan telah sesuai dengan syarat yang ditentukan. Penelitian dokumen

oleh sistem komputer pelayanan dilakukan untuk memastikan bahwa

Page 87: DTSS Teknik Pemeriksaan Pemeriksaan Alat Besar

ModulModulModulModul Teknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan 77

pengisian pemberitahuan pabean yang telah disampaikan telah lengkap dan

benar. Pejabat pemeriksa dokumen melakukan penelitian sebagai tindak

lanjut dari hasil penelitian computer, yang didasarkan pada data yang

disajikan oleh sistem komputer pelayanan. Pejabat pemeriksa dokumen

melakukan penetapan berdasarkan hasil penelitian. Pejabat pemeriksa

dokumen hanya bertanggung jawab atas penetapan.

8) Pemeriksaan fisik barang ekspor dilakukan secara selektif terhadap barang

ekspor yang: (i) mendapat fasilitas KITE dengan pembebasan bea masuk

dan/atau cukai; atau (ii) dikenai Bea Keluar.

9) Terhadap barang ekspor yang diekspor oleh eksportir tertentu tidak dilakukan

pemeriksaan fisik. Penetapan eksportir tertentu dilakukan oleh Direktur

Penindakan dan Penyidikan. Penetapan eksportir tertentu dengan

memperhatikan reputasi eksportir yang meliputi:

a. tidak pernah melanggar ketentuan kepabeanan dan cukai yang dikenai

sanksi administrasi dalam kurun waktu 1 (satu) tahun terakhir;

b. tidak mempunyai tunggakan hutang bea masuk, Bea Keluar, cukai, dan

pajak;

c. telah menyelenggarakan pembukuan berdasarkan rekomendasi Direktur

Audit; dan

d. telah memperoleh rekomendasi dari Direktorat Jenderal Pajak sebagai

wajib pajak patuh.

10) Terhadap barang ekspor yang mendapat kemudahan ekspor wajib dilakukan

pemeriksaan fisik oleh Kantor Pemeriksaan. Pemeriksaan fisik barang

dilaksanakan di gudang eksportir atau tempat lain yang ditunjuk oleh

eksportir. PM terhadap barang ekspor yang telah dilakukan pemeriksaan fisik

diterbitkan oleh Kantor Pemeriksaan dan dibuat sesuai ketentuan yang

berlaku.

11) Pemeriksaan fisik barang dilakukan berdasarkan PEB, dokumen pelengkap

pabean dan PPB yang diterbitkan oleh Pejabat di Kantor Pemuatan.

Pemeriksaan fisik barang ekspor meliputi :

a. jenis barang;

b. jumlah barang;

c. spesifikasi teknis barang;

Page 88: DTSS Teknik Pemeriksaan Pemeriksaan Alat Besar

ModulModulModulModul Teknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan 78

d. nomor, merk, jenis dan jumlah kemasan.

12) Laporan hasil pemeriksaan fisik barang dalam LPBC, meliputi :

a. jenis barang;

b. jumlah barang;

c. spesifikasi teknis barang;

d. nomor, merk, jenis dan jumlah kemasan.

e. Pemenuhan ketentuan kepabeanan dibidang ekspor;

f. Klasifikasi barang berdasarkan HS;

g. Total nilai FOB.

13) Tingkat pemeriksaan fisik barang sebanyak-banyaknya 10%, sekurang-

kurangnya 2 (dua) kemasan. Pemeriksaan fisik barang dilakukan secara

bertahap sesuai jumlah barang ekspor yang tersedia untuk diperiksa dan

eksportir/kuasanya wajib memberitahukan kepada Pemeriksa sebelum

pemeriksaan dilakukan.

14) Terhadap barang ekspor tertentu dapat dilakukan pemeriksaan laboratorium.

PM terhadap barang ekspor yang telah dilakukan pemeriksaan fisik,

ditandatangani Pemeriksa. Pada kemasan barang ekspor yang diperiksa,

Pemeriksa wajib membubuhkan TPPBC.

15) Dalam hal jenis barang ekspor yang diberitahukan dalam PEB belum tersedia

pada saat akan diperiksa, pemeriksaan fisik barang ditangguhkan hingga

eksportir menyiapkan jenis barang yang sesuai dengan yang diberitahukan

dalam PEB.

16) Dalam hal eksportir tetap akan melaksanakan ekspor barang yang jenisnya

berbeda dengan yang diberitahukan dalam PEB, eksportir wajib

membatalkan PEB bersangkutan dengan mengajukan PEB baru yang jenis

barangnya sesuai dengan barang yang akan diperiksa.

17) Dalam hal jumlah barang ekspor yang diberitahukan dalam PEB berbeda

dengan jumlah barang ekspor yang akan diperiksa, pemeriksaan fisik barang

tetap dilaksanakan dengan ketentuan :

a. eksportir membuat pemberitahuan perubahan jumlah barang dan total

nilai FOB;

b. Pemeriksaan mencantumkan hasil pemeriksaan fisik barang pada PEB

sesuai dengan jumlah barang yang diperiksa dan menandatangani PM.

Terhadap Eksportir Daftar Putih dapat dikecualikan dari ketentuan yang ada.

Page 89: DTSS Teknik Pemeriksaan Pemeriksaan Alat Besar

ModulModulModulModul Teknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan 79

18) Dalam hal Eksportir Daftar Putih terkena Nota Hasil Intelijen/Nota Informasi

(NHI/NI), maka wajib dilakukan pemeriksaan fisik. Eksportir Daftar Putih

ditetapkan oleh Direktur Verifikasi dan Audit.

19) Terhadap barang ekspor yang dilakukan pemeriksaan fisik barang wajib

dilakukan pengawasan stuffing oleh Pegawai Pengawasan Stuffing.

Pengawasan Stuffing dilakukan dengan cara :

a. meneliti kemasan barang dan TPPBC;

b. menghitung kemasan yang di-stuffing.

20) Terhadap peti kemas yang telah selesai diawasi stuffing-nya dilakukan

penyegelan. Pegawai Pengawasan Stuffing mencantumkan nomor peti

kemas, jenis, nomor segel dan tanggal penyegelan serta menandatangani

PM.

21) Tujuan Pemeriksaan Fisik Barang impor adalah dalam rangka memperoleh

data barang secara lengkap, agar dapat digunakan untuk:

a. mencegah adanya uraian barang yang tidak jelas/benar (misdescription);

b. mencegah adanya barang yang tidak diberitahukan (unreported);

c. mencegah kesalahan pemberitahuan negara asal barang;

d. mencegah pemasukan barang larangan dan pembatasan;

e. menetapkan klasifikasi dan Nilai Pabean dengan benar

22) Dalam hal PIB mendapat jalur merah, maka respon Surat Pemberitahuan

Jalur Merah (SPJM) dan instruksi pemeriksaan diterbitkan. Instruksi

Pemeriksaan menunjuk nama pemeriksa barang. Pemeriksa barang yang

ditunjuk adalah pegawai yang bertugas sebagai pemeriksa barang dan

namanya sudah dientry oleh petugas Operator Konsul dengan status hadir.

23) Apabila jumlah PIB jalur merah lebih banyak daripada jumlah pemeriksa

barang, maka satu orang pemeriksa barang dapat ditunjuk untuk memeriksa

fisik barang lebih dari satu PIB. Selanjutnya dilakukan pemeriksaan fisik

barang :

d. Importir harus menyerahkan hard copynya dan ikut serta menyaksikan

pemeriksaan fisik barang.

e. Dalam hal lebih dari 3 hari sejak terbitnya SPJM, importir tidak datang

untuk pelaksanaan pemeriksaan fisk barang maka dapat dilakukan

pemeriksaan jabatan. Biaya yang timbul akaibat pemeriksaan jabatan di

Page 90: DTSS Teknik Pemeriksaan Pemeriksaan Alat Besar

ModulModulModulModul Teknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan 80

tanggung oleh DJBC. Sementara kerugian atau kerusakan yang terjadi

akibat pemeriksaan jabatan ditanggung oleh pemilik barang.

f. Hasil Pemeriksaan fisik dituangkan dalam LHP dan harus direkam oleh

pemeriksa ke dalam aplikasi impor. Dan bila LHP belum direkam maka

dokumen belum bisa diperiksa pleh Pejabat Fungsional Pemeriksa

Dokumen (PFPD) atau Kepala Seksi Pabean untuk KPBC yang tidak ada

PFPDnya.

24) Pemeriksaan fisik barang dilakukan di : (i) Tempat Penimbunan Sementara

(TPS) atau tempat lain yang disamakan dengan TPS; (ii) Tempat

Penimbunan Pabean (TPP); atau (iii) Tempat Penimbunan Berikat (TPB).

25) Tingkat Pemeriksaan sebesar 10 (sepuluh) %, adalah pemeriksaan fisik

barang dengan jumlah kemasan yang dibuka adalah jumlah yang dapat

mewakili 10% dari setiap jenis barang yang tertulis dalam fotocopy invoice

dan atau packing list dengan jumlah minimal 2 (dua) Koli;

26) Tingkat Pemeriksaan 30 (tiga puluh) %, adalah pemeriksaan fisik barang

dengan jumlah kemasan yang dibuka adalah jumlah yang dapat mewakili

30% dari setiap jenis barang yang tertulis dalam fotocopy invoice dan atau

packing list dengan jumlah minimal 2 (dua) Koli;

27) Tingkat Pemeriksaan 100 (seratus) %, adalah pemeriksaan fisik barang

dengan jumlah kemasan yang dibuka adalah seluruh kemasan setiap jenis

barang;

28) Dalam hal barang impor diangkut dalam petikemas (container), Pejabat

Pemeriksa Barang :

a. mencocokkan nomor, ukuran, jumlah dan jenis petikemas barang impor

yang akan diperiksa;

b. memeriksa segel petikemas barang impor yang akan diperiksa;

c. mengawasi stripping barang dari dalam petikemas;

d. menghitung jumlah kemasan dan mencocokkan jenis kemasan dari setiap

petikemas barang impor yang akan diperiksa:

29) Dalam hal barang impor diangkut dalam kemasan lain dari petikemas,

Pejabat Pemeriksa Barang:

a. Mencocokkan nomor, merek, ukuran dan jenis kemasan barang impor

yang akan diperiksa;

Page 91: DTSS Teknik Pemeriksaan Pemeriksaan Alat Besar

ModulModulModulModul Teknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan 81

b. Menghitung/mencocokkan jumlah dan jenis kemasan barang impor yang

akan diperiksa :

30) Dalam hal barang impor dalam bentuk curah, Pejabat Pemeriksa Barang :

a. menghitung/mengukur jumlah atau volume barang;

b. mencocokkan jenis barang dengan copy invoice dan packing list yang

telah dilegalisir oleh Pejabat Penerima Dokumen.

31) Dalam melakukan pemeriksaan fisik barang, disamping menghitung jumlah

barang dan mencocokkan jenis barang dengan copy invoice dan atau

packing list yang telah ditandasahkan oleh Pejabat Penerima Dokumen,

Pejabat Pemeriksa Barang wajib memeriksa data teknis atau spesifikasi

barang yang diperiksa, dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

a. jumlah satuan barang dari setiap jenis barang yang diperiksa;

b. merk, tipe, ukuran, data teknis atau spesifikasi barang yang diperiksa;

c. memberikan paraf pada kemasan yang telah dibuka dan telah dilakukan

pemeriksaan fisik;

d. dalam hal jumlah satuan dan atau jenis barang kedapatan tidak sesuai,

pemeriksaan fisik barang ditingkatkan menjadi 100 % (seratus persen);

e. dalam hal copy invoice dan atau packing list tidak dapat digunakan

sebagai dasar pemeriksaan fisik barang, maka pemeriksaan ditingkatkan

menjadi 100 % (seratus persen).

33) Dalam hal jenis barang atau data teknis atau spesifikasi barang yang

diperiksa tidak jelas, diajukan contoh barang dan atau photo barang untuk

keperluan penetapan klasifikasi dan atau penetapan nilai pabean;

34) Pengambilan contoh barang dilakukan dengan membuat Berita Acara

Pengambilan Contoh Barang yang ditandatangani oleh Importir/PPJK,

dengan tetap memperhatikan sifat barang yang peka terhadap pengaruh luar

sehingga tidak dapat diambil contohnya (untuk itu dimintakan keterangan

yang berasal dari negara asal barang).

35) Langkah-langkah apa yang harus dilakukan untuk dapat mengklasifikasi

suatu barang dengan benar:

a. Langkah pertama adalah melakukan identifikasi barang.

b. Langkah kedua yaitu melakukan klasifikasi barang. Pada saat ini sistem

pengklasifikasian barang di Indonesia didasarkan pada Harmonized

Page 92: DTSS Teknik Pemeriksaan Pemeriksaan Alat Besar

ModulModulModulModul Teknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan 82

System dan dituangkan dalam bentuk suatu daftar tarif yang dikenal

dengan sebutan Buku Tarif Bea Masuk Indonesia (BTBMI).

36) Pejabat Pemeriksa Barang menuangkan hasil pemeriksaan fisik barang ke

dalam LHP yang memuat :

a. Uraian jenis barang secara lengkap dan jelas, yang meliputi :

• uraian barang, sesuai dengan penyebutan umum barang tersebut;

• merek dan tipe barang, apabila ada;

• spesifikasi teknis sesuai dengan kegunaan barang, misalnya :

b. kualitas barang sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI);

c. kondisi barang (baru, bekas, scrap);

d. keterangan lain yang dapat memperjelas pengenalan barang.

e. Jumlah barang dalam satuan yang umum digunakan untuk barang

bersangkutan;

f. Jenis kemasan barang;

g. Kesimpulan tentang kesesuaian jumlah dan jenis barang yang diperiksa

dengan copy invoice dan atau packing list;

2.4.) Tes Formatif

1) Pemeriksaan fisik dilakukan terhadap Barang Ekspor berikut, kecuali…

a. akan diimpor kembali;

b. akan diekspor kembali;

c. akan dikenai Bea Keluar;

d. akan dikenai Bea Masuk;

2) Berikut adalah tempat pemeriksaan fisik atas Barang Ekspor, kecuali…

a. kawasan pabean pelabuhan muat;

b. gudang perwakilan importir

c. gudang Eksportir;

d. tempat lain yang digunakan oleh Eksportir untuk menyimpan barang

setelah mendapat persetujuan Kepala Kantor Pabean.

3) Terhadap barang ekspor yang diekspor oleh eksportir tertentu tidak dilakukan

pemeriksaan fisik. Penetapan eksportir tertentu dilakukan oleh Direktur

Penindakan dan Penyidikan. Berikut adalah dasar penetapan eksportir

tertentu, kecuali…

Page 93: DTSS Teknik Pemeriksaan Pemeriksaan Alat Besar

ModulModulModulModul Teknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan 83

a. tidak pernah melanggar ketentuan kepabeanan dan cukai yang dikenai

sanksi administrasi dalam kurun waktu 1 (satu) tahun terakhir;

b. tidak pernah melanggar ketentuan kepabeanan dan cukai yang dikenai

sanksi administrasi dalam kurun waktu 6 (enam) bulan terakhir;

c. tidak mempunyai tunggakan hutang bea masuk, Bea Keluar, cukai, dan

pajak;

d. telah menyelenggarakan pembukuan berdasarkan rekomendasi Direktur

Audit;

4) Pemeriksaan fisik barang dilakukan berdasarkan PEB, dokumen pelengkap

pabean dan PPB yang diterbitkan oleh Pejabat di Kantor Pemuatan. Berikut

cakupan pemeriksaan fisik barang ekspor, kecuali…

a. kualitas barang;

b. jenis barang;

c. jumlah barang;

d. spesifikasi teknis barang;

5) Berikut adalah isi laporan hasil pemeriksaan fisik barang dalam LPBC,

kecuali…

a. jenis barang, jumlah barang, spesifikasi teknis barang;

b. nomor, merk, jenis dan jumlah kemasan.

c. Total bea masuk

d. Pemenuhan ketentuan kepabeanan dibidang ekspor;

6) Dalam hal jumlah barang ekspor yang diberitahukan dalam PEB berbeda

dengan jumlah barang ekspor yang akan diperiksa, pemeriksaan fisik barang

tetap dilaksanakan dengan ketentuan. Mana pernyataan yang salah berikut

ini…

a. eksportir membuat pemberitahuan perubahan jumlah barang;

b. eksportir membuat pemberitahuan perubahan total nilai FOB;

c. pemeriksaan mencantumkan hasil pemeriksaan fisik barang pada PEB

sesuai dengan jumlah barang yang diperiksa dan menandatangani PM.

d. petugas bea dan cukai memanggil eksportir yang bersangkutan untuk

konfirmasi

7) Eksportir Daftar Putih ditetapkan oleh………

a. Kakanwil dimana wilayah eksportir berada

b. Kepala kantor bea dan cukai dimana wilayah eksportir berada

Page 94: DTSS Teknik Pemeriksaan Pemeriksaan Alat Besar

ModulModulModulModul Teknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan 84

c. Direktur verifikasi dan audit.

d. Direktur penyidikan

8) Terhadap barang ekspor yang dilakukan pemeriksaan fisik barang, wajib

dilakukan pengawasan stuffing oleh Pegawai Pengawasan Stuffing.

Pengawasan Stuffing dilakukan dengan cara berikut, kecuali…

a. meneliti kebenaran stuffing

b. meneliti kemasan barang

c. meneliti TPPBC;

d. menghitung kemasan yang di-stuffing.

9) Terhadap peti kemas yang telah selesai diawasi stuffing-nya dilakukan

penyegelan. Pegawai Pengawasan Stuffing mencantumkan hal-hal berikut

ini, kecuali…..

a. Nomor peti kemas

b. Tanggal pengiriman

c. Jenis peti kemas;

d. Nomor segel.

10) Tujuan Pemeriksaan Fisik Barang impor adalah dalam rangka memperoleh

data barang secara lengkap, agar dapat digunakan untuk …

a. mencegah adanya uraian barang yang tidak jelas/benar (misdescription);

b. mencegah kesalahan pemberitahuan negara tujuan barang

c. mencegah adanya barang yang tidak diberitahukan (unreported);

d. mencegah pemasukan barang larangan dan pembatasan;

11) Apabila jumlah PIB jalur merah lebih banyak daripada jumlah pemeriksa

barang, maka satu orang pemeriksa barang dapat ditunjuk untuk memeriksa

fisik barang lebih dari satu PIB. Mana pernyataan salah berikut ini………

a. Importir harus menyerahkan hard copynya dan ikut serta menyaksikan

pemeriksaan fisik barang.

b. Dalam hal lebih dari 3 hari sejak terbitnya SPJM, importir tidak datang

untuk pelaksanaan pemeriksaan fisk barang maka dapat dilakukan

pemeriksaan jabatan.

c. Biaya yang timbul akibat pemeriksaan jabatan di tanggung oleh DJBC.

d. Hasil Pemeriksaan fisik dituangkan dalam LHP dan harus direkam oleh

pemeriksa ke dalam aplikasi ekspor. Dan bila LHP belum direkam maka

dokumen belum bisa diperiksa pleh Pejabat Fungsional Pemeriksa

Page 95: DTSS Teknik Pemeriksaan Pemeriksaan Alat Besar

ModulModulModulModul Teknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan 85

Dokumen (PFPD) atau Kepala Seksi Pabean untuk KPBC yang tidak ada

PFPDnya.

12) Berikut adalah tempat pemeriksaan fisik barang dilakukan, kecuali…

a. Tempat Penimbunan Sementara

b. Tempat Penimbunan Khusus;

c. Tempat Penimbunan Pabean;

d. Tempat Penimbunan Berikat.

13) Tingkat Pemeriksaan sebesar 10 (sepuluh) %, adalah pemeriksaan fisik

barang dengan jumlah kemasan yang dibuka adalah jumlah yang dapat

mewakili 10% dari setiap jenis barang yang tertulis dalam dokumen berikut,

kecuali…

a. fotocopy invoice

b. packing list dengan jumlah 1 (satu) Koli;

c. packing list dengan jumlah 2 (dua) Koli;

d. packing list dengan jumlah 3 (tiga) Koli;

14) Tingkat Pemeriksaan 30 (tiga puluh) %, adalah pemeriksaan fisik barang

dengan jumlah kemasan yang dibuka adalah jumlah yang dapat mewakili

30% dari setiap jenis barang yang tertulis dalam dokumen berikut, kecuali…..

a. fotocopy invoice

b. packing list dengan jumlah 1 (satu) Koli;

c. packing list dengan jumlah 2 (dua) Koli;

d. packing list dengan jumlah 3 (tiga) Koli;

15) Dalam hal barang impor diangkut dalam petikemas (container), Pejabat

Pemeriksa Barang :

a. mencocokkan nomor, ukuran, jumlah dan jenis petikemas barang impor

yang akan diperiksa;

b. melakukan pemeriksaan importir;

c. mengawasi stripping barang dari dalam petikemas;

d. menghitung jumlah kemasan dan mencocokkan jenis kemasan dari setiap

petikemas barang impor yang akan diperiksa:

Page 96: DTSS Teknik Pemeriksaan Pemeriksaan Alat Besar

ModulModulModulModul Teknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan 86

2.5) Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Untuk mengukur pemahaman anda terhadap materi modul ini, disarankan

agar anda mencocokkan jawaban tes formatif yang anda buat dengan kunci

jawaban yang kami sediakan. Hitung persentase tingkat pemahaman (TP) anda

pada kegiatan belajar 3 ini, dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

100% x Soaln KeseluruhaJumlah Benar YangJawaban Jumlah

TP =

Apabila anda hanya dapat menjawab pertanyaan tersebut kurang atau

sama dengan 80 %, maka sebaiknya anda mengulang kembali materi kegiatan

belajar 2. Selanjutnya, apabila jawaban anda telah memenuhi standar kualifikasi

yang diminta (lebih dari 80%) maka anda dapat melanjutkan untuk mengerjakan

soal-soal test sumatif. Skala pengukuran tingkat pemahaman belajar sesuai

dengan tabel berikut :

Tingkat Pemahaman Skala Nilai

90 < TP ≤ 100% Amat Baik

80 < TP ≤ 90% Baik

70 < TP ≤ 80% Cukup

60 ≤ TP ≤ 70% Kurang

TP < 60 Kurang Sekali

s

Page 97: DTSS Teknik Pemeriksaan Pemeriksaan Alat Besar

ModulModulModulModul Teknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan 87

Teknik pemeriksaan alat berat adalah suatu bidang kegiatan yang erat

kaitannya dengan tugas-tugas pemeriksaan barang pada Direktorat Jenderal Bea

dan Cukai (DJBC). Sebagai bagian dari institusi DJBC hendaknya Anda memiliki

pemahaman yang tepat mengenai konsep pemeriksaan barang, khususnya alat

berat agar pemasukkan pajak Negara dari transaksi alat berat ini dapat berjalan

secara optimal tanpa merugikan pihak-pihak pelaku perdagangan internasional

terkait. Tujuannya adalah agar Anda dapat mengerti mengenai konsep

pemeriksaan barang dan bagaimana keterkaitannya dengan unit-unit terkait

lainnya, serta dapat melakukan pemeriksaan secara baik. Dengan demikian

Anda dapat melakukan tindakan yang tepat dalam setiap pengambilan

keputusan.

Akhirnya semoga modul ini bermanfaat khususnya bagi peserta Diklat dan

umumnya bagi pegawai Direktorat Jenderal Bea dan Cukai yang mempelajari

modul ini. Apabila Anda masih membutuhkan penjelasan terhadap materi

pelajaran dalam modul ini, silahkan mengkonsultasikannya kepada fasilitator

atau waidyaiswara yang membawakan materi pelajaran Teknik Pemeriksaan Alat

Berat ini.

PENUTUP

Page 98: DTSS Teknik Pemeriksaan Pemeriksaan Alat Besar

ModulModulModulModul Teknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan 88

Sebagai tolok ukur pemahaman Anda terhadap modul Teknik Pemeriksaan

Alat Berat, silahkan Anda kerjakan soal-soal latihan berikut. Tingkat

Pemahaman (TP) dapat Anda hitung sendiri menggunakan rumus yang

telah disampaikan pada bagian sebelumnya.

1) Alat yang biasanya digunakan untuk pembukaan lahan.

a. dozer c. backhoe b. scraper d. excavator

2) Yang bukan termasuk didalam kategori alat penggali. a. shovel.

b. dragline.

c. scraper.

d. clamshell.

3) Crane termasuk dikategorikan kedalam...

a. Alat Pemadat c. Alat Pengangkut Material

b. Alat Penggali d. Alat Pengolah Lahan

4) Berikut adalah alat yang digunakan untuk pemadatan, kecuali.

a. Loader c. pneumatic-tired roller b. tamping roller d. compactor

5) Alat yang fungsinya yaitu untuk menempatkan material pada tempat yang

telah ditentukan.

a. Alat Penempatan Akhir Material c. Alat Pemadat b. Alat Pemroses Material d. Alat Pemindahan Material

6) Berdasarkan pergerakannya alat batching plant termasuk kedalam alat.

a. Alat Statis c. Alat Penempatan Akhir

Material b. Alat dengan Penggerak d. Alat Pemadat

7) Concrete spreader termasuk kedalam alat.

a. Alat Penempatan Akhir Material c. Alat Pemadat,

TES SUMATIF

Page 99: DTSS Teknik Pemeriksaan Pemeriksaan Alat Besar

ModulModulModulModul Teknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan 89

b. Alat Pemroses Material d. Alat Pemindahan Material

8) Jadi klasifikasi alat berdasarkan pergerakannya dapat dibagi atas berikut ini.

a. Alat dengan Penggerak dan Alat Statis

b. Alat Statis dan Alat Pemadat

c. Alat dengan Penggerak dan Alat Penempatan Akhir Material

d. Alat Pemroses Material dan Alat Pemadat

9) Dump Truck termasuk kedalam alat.

a. alat gusur

b. alat gali muat

c. Alat muat

d. Alat angkut.

10) Bucket Whell Excavator termasuk kedalam alat.

a. alat gali-muat-angkut c. Alat muat

b. alat bor d. alat perata

11) Backhoe termasuk kedalam alat

a. alat gali-muat-angkut c. Alat muat

b. Alat angkut d. alat gusur

12) Yang termasuk kedalam Alat Penempatan Akhir Material. a. concrete spreader c. concrete batch plant

b. asphalt mixing plant d. pneumatic-tired roller

13) . Nama dari alat tersebut adalah a. clamshell c. dozer,

b. Loader d. pneumatic-tired roller

14) Fungsi dari gambar no 13 adalah.

a. untuk menempatkan material pada tempat yang telah ditentukan

b. untuk menggali tanah dan batuan

c. Untuk pengangkatan lapisan tanah paling atas

d. untuk menempatkan material pada tempat yang telah ditentukan

Page 100: DTSS Teknik Pemeriksaan Pemeriksaan Alat Besar

ModulModulModulModul Teknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan 90

15) Termasuk kedalam alat apakah gambar no.13.

a. Alat Penggali

b. Alat Pengolah Lahan

c. Alat Pengangkut Material d. Alat Pemindahan Material.

16) Gambar dari suspensi belakang …...

a. c.

b. d.

17) Gambar dari Pompa Injeksi BBM.

a. c.

b. d.

18) Fungsi dari Kompresor.

a. Untuk sistem pendingin udara

b. Untuk memompa oli ke silinder penggerak bak

c. Untuk menginjeksi BBM ke sistem commonrail

d. Penerus daya dari mesin ke garden (axle)

19) Fungsi dari Platform RH.

a. Untuk menyimpan oli hidrolik bagi sistem hidrolik silinder

b. Untuk lantai disamping Kabin kemudi

c. peletakan Filter Udara d. Untuk menyimpan oli hidrolik bagi sistem hidrolik silinder

20) Gambar dari front support. a.

b. c. d.

21) Vessel adalah … .

a. Bak penampung material angkut.

Page 101: DTSS Teknik Pemeriksaan Pemeriksaan Alat Besar

ModulModulModulModul Teknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan 91

b. Konstruksi penahan kabin.

c. Untuk menyimpan oli hidrolik bagi sistem hidrolik silinder. d. untuk peletakan Filter Udara.

22) Fungsi dari Tandem Case.

a. Pelindung rantai penggerak akhir roda

b. Untuk penyeimbang body grader pada bagian depan

c. Untuk mensuplai oli ke sistem silinder penggerak d. Untuk meneruskan daya dari mesin ke drive shaft

23) Gambar Arm.

a. c.

b. d.

24) Nama dari .

a. Main Frame c. Boom b. Bucket d. Track Frame

25) Gambar Travel Motor.

a. c. ,

b. d.

Page 102: DTSS Teknik Pemeriksaan Pemeriksaan Alat Besar

ModulModulModulModul Teknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan 92

Kunci Jawaban

Test Formatif

KB. 1

1. B 6. S 11. D

2. S 7. S 12. B

3. S 8. B 13. C

4. B 9. B 14. B

5. B 10. B 15. C

KB.2

1. D 6. D 11. D

2. B 7. C 12. B

3. B 8. A 13. B

4. A 9. B 14. B

5. C 10. B 15. B

Tes Sumatif

1 C 6 C 11 C 16 C 21 C

2 B 7 C 12 D 17 B 22 B

3 A 8 C 13 D 18 B 23 A

4 D 9 A 14 A 19 D 24 B

5 A 10 A 15 B 20 B 25 A

Page 103: DTSS Teknik Pemeriksaan Pemeriksaan Alat Besar

ModulModulModulModul Teknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan 93

DAFTAR ISTILAH

Alat-alat berat (yang sering dikenal di dalam ilmu Teknik Sipil) merupakan alat

yang digunakan untuk membantu manusia dalam melakukan pekerjaan

pembangunan suatu struktur bangunan.

Articulated Dump Truck, disingkat ADT, digunakan untuk memindahkan dan

membuang material dengan kapasitas terbatas dan kondisi jalan

berlumpur.

Bea Keluar adalah pungutan negara berdasarkan undang-undang mengenai

kepabeanan yang dikenakan terhadap barang ekspor.

Berdasarkan alat Kendali pisau dozer dibedakan menjadi cable controlled dan

hydraulic controlled.

BTBMI singkatan Buku Tarif Bea Masuk Indonesia.

Bulldozer adalah salah satu jenis dozer yang bergerak ke depan, sedangkan

jenis lainnya adalah angle dozer yang bergerak serong 25o.

Bulldozer dapat dibedakan: Crawler tractor Dozer [roda rantai], Wheel tractor

Dozer [roda karet], Swamp Bulldozer [untuk daerah rawa].

Crawler loader adalah Loader dengan roda rantai.

Daerah Pabean adalah wilayah Republik Indonesia yang meliputi wilayah darat,

perairan dan ruang udara di atasnya, serta tempat-tempat tertentu di Zona

Ekonomi Eksklusif dan landas kontinen yang di dalamnya berlaku undang-

undang mengenai kepabeanan.

Daerah pabean adalah wilayah Republik Indonesia yang meliputi wilayah darat,

perairan dan ruang udara di atasnya, serta tempat-tempat tertentu di Zona

Ekonomi Eksklusif dan landas kontinen yang di dalamnya berlaku Undang-

Undang ini.

Down Scrapper Tractor adalah Scrapper yang ditarik Buldoser.

Page 104: DTSS Teknik Pemeriksaan Pemeriksaan Alat Besar

ModulModulModulModul Teknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan 94

Ekspor adalah kegiatan mengeluarkan barang dari Daerah Pabean.

Grader alat perata tanah yang berfungsi untuk meratakan pembukaan tanah

secara mekanis; disamping itu Grader dapat dipakai pula untuk keperluan

lain misalnya untuk penggusuran tanah, pencampuran tanah, meratakan

tanggul, pengurugan kembali galian tanah dan sebagainya; akan tetapi

khusus untuk penggunaan pada pekerjaan pengurugan kembali galian

tanah hasilnya kurang memuaskan.

Impor adalah kegiatan memasukkan barang ke dalam Daerah Pabean.

Kantor Pabean adalah kantor dalam lingkungan Direktorat Jenderal Bea dan

Cukai tempat dipenuhinya kewajiban pabean sesuai dengan ketentuan

undang-undang mengenai kepabeanan.

Kantor pabean adalah kantor dalam lingkungan Direktorat Jenderal Bea dan

Cukai tempat dipenuhinya kewajiban pabean sesuai dengan ketentuan

Undang-Undang ini.

Kawasan pabean adalah kawasan dengan batas-batas tertentu di pelabuhan

laut, bandar udara, atau tempat lain yang ditetapkan untuk lalu lintas

barang yang sepenuhnya berada di bawah pengawasan Direktorat

Jenderal Bea dan Cukai.

Kemudahan Impor Tujuan Ekspor (KITE) adalah pemberian pembebasan

dan/atau pengembalian Bea Masuk (BM) dan/atau Cukai serta PPN dan

PPnBM tidak dipungut atas impor barang dan/atau bahan untuk diolah,

dirakit, atau dipasang pada barang lain yang hasilnya terutama untuk

tujuan ekspor.

Kepabeanan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan pengawasan

atas lalu lintas barang yang masuk atau keluar daerah pabean serta pemungutan

bea masuk dan bea keluar.

Kewajiban pabean adalah semua kegiatan di bidang kepabeanan yang wajib

dilakukan untuk memenuhi ketentuan dalam Undang-Undang Kepabeanan

.

Page 105: DTSS Teknik Pemeriksaan Pemeriksaan Alat Besar

ModulModulModulModul Teknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan 95

klasifikasi alat berdasarkan pergerakannya dapat dibagi atas alat dengan

Penggerak dan alat statis.

Klasifikasi fungsional alat adalah pembagian alat tersebut berdasarkan fungsi-

fungsi utama alat.

Klasifikasi operasional alat berat adalah alat-alat berat dalam pengoperasiannya

dapat dipindahkan dari satu tempat ke tempat lain atau tidak dapat

digerakan atau statis.

Loader adalah alat pemuat hasil galian/ gusuran dari alat berat lainnya seperti

Buldoser, Grader dan sejenisnya. Pada prinsipnya Loader merupakan alat

pembantu untuk menngangkut material dari tempat-tempat penimbunan ke

alat pengangkut lain. Selain itu Loader dapat digunakan sebagai alat

pembersih lokasi (Cleaning) yang ringan, untuk menggusur bongkaran,

menggusur tonggak-tonggak kayu kecil, menggali pondasi basement dan

lain-lain. Loader merupakan alat pengangkut material dalam jarak pendek,

bila digunakan sebagai alat pengangkut maka Loader dapat bekerja lebih

aik dari Buldoser, sebab dengan menggunakan Loader tak ada material

yang tercecer.

Off Highway Truck juga digunakan untuk memindahkan material dengan

kapasitas yang besar mulai 40T sampai 360T.

Pembebasan adalah pembebasan Bea Masuk (BM) dan/atau Cukai atas impor

barang dan/atau bahan untuk diolah, dirakit, atau dipasang pada barang

lain dengan tujuan untuk diekspor atau diserahkan ke Kawasan Berikat.

Pemberitahuan pabean adalah pernyataan yang dibuat oleh orang dalam rangka

melaksanakan kewajiban pabean dalam bentuk dan syarat yang ditetapkan

dalam Undang-Undang Kepabeanan.

Pemberitahuan Pabean Ekspor adalah pernyataan yang dibuat oleh orang dalam

rangka melaksanakan kewajiban pabean di bidang ekspor, dalam bentuk

dan syarat yang ditetapkan dalam undang-undang mengenai kepabeanan.

PFPD merupakan Pejabat Fungsional Pemeriksa Dokumen (PFPD)

Page 106: DTSS Teknik Pemeriksaan Pemeriksaan Alat Besar

ModulModulModulModul Teknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan 96

Pos pengawasan pabean adalah tempat yang digunakan oleh pejabat bea dan

cukai untuk melakukan pengawasan terhadap lalu lintas barang impor dan

ekspor.

Scrapper dapat digunakan untuk memotong lereng tanggul atau lereng

bendungan, menggali tanah yang terdapat diantara bangunan beton,

meratakan jalan raya atau lapangan terbang.

Self Propelled Scrappers adalah Scrapper yang memiliki mesin penggerak

sendiri.

Skidder adalah untuk menarik batang kayu. Pekerjaan ini biasanya banyak

dilakukan oleh perusahaan-perusahaan kayu (logging).

Tingkat Pemeriksaan 100 (seratus) %, adalah pemeriksaan fisik barang dengan

jumlah kemasan yang dibuka adalah seluruh kemasan setiap jenis barang;

Tingkat Pemeriksaan 30 (tiga puluh) %, adalah pemeriksaan fisik barang dengan

jumlah kemasan yang dibuka adalah jumlah yang dapat mewakili 30% dari

setiap jenis barang yang tertulis dalam fotocopy invoice dan atau packing

list dengan jumlah minimal 2 (dua) Koli;

Tingkat Pemeriksaan sebesar 10 (sepuluh) %, adalah pemeriksaan fisik barang

dengan jumlah kemasan yang dibuka adalah jumlah yang dapat mewakili

10% dari setiap jenis barang yang tertulis dalam fotocopy invoice dan atau

packing list dengan jumlah minimal 2 (dua) Koli;

TPB adalah Tempat Penimbunan Berikat

TPP adalah Tempat Penimbunan Pabean (TPP);

TPS adalah Tempat Penimbunan Sementara (TPS)

Tractor atau Bulldozer atau Dozer adalah alat yang dirancang untuk mendorong

material, meratakan atau menyebarkan material, mengupas permukaan

tanah dan penggunaan lainnya yang sesuai.

Page 107: DTSS Teknik Pemeriksaan Pemeriksaan Alat Besar

ModulModulModulModul Teknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan 97

Universal Blade ( U - Blade ), Straight Blade (S – Blade), Angling Blade (A –

Blade), Cushion Blade (C – Blade), Bowl dozer, Light material U Blade ( U

– Blade , material ringan)

Wheel loader adalah loader dengan roda karet.

Wheel Tractor Scrapper, disingkat WTS, digunakan untuk memuat,

memindahkan, menyebarkan dan mem-buang material dalam rangka

pemeliharaan jalan.

Page 108: DTSS Teknik Pemeriksaan Pemeriksaan Alat Besar

ModulModulModulModul Teknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan 98

DAFTAR PUSTAKA

Modul Teknik Klasifikasi Barang, Tim Penyusun Modul Pusdiklat Bea dan Cukai, 2008

Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor P-07/BC/2007 tentang Pemeriksaan fisik barang impor.

Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor P-27/BC/2010 tentang Perubahan Ketiga atas peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor P-40/BC/2008 tentang Tata Laksana Kepabeanan di Bidang Ekspor.

Rasyid, Muhammad Rusli, 2008, Analisis Produsktivitas Alat-alat Berat Proyek: Studi Kasus Proyek Pengembangan Bandar Udara Hasanuddin, Maros, Makassar

Rostiyanti, Susy Fatena (2009), Alat Berat Untuk Proyek Konstruksi, PT. Rineka Cipta

Siswanto, Budi Tri (2008), Teknik Alat Berat untuk Sekolah menegah Kejuruan, Jilid 1, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional

Surat Edaran Direktur Jenderal bead an Cukai Nomor SE-05/BC/2003 tentang Petunjuk Teknis Pemeriksa Fisik Barang Impor

Warta Ekonomi edisi 05/XXI/2009 halaman 20-21

Wedhanto, Sonny, (2009), Alat Berat dan Pemindahan Tanah Mekanis (Diktat Kuliah Untuk Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Universitas Negeri Malang).

Page 109: DTSS Teknik Pemeriksaan Pemeriksaan Alat Besar

ModulModulModulModul Teknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat BesarTeknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan 99

LAMPIRAN

BERITA ACARA PEMERIKSAAN FISIK BARANG IMPOR

Nomor : Tanggal: Terhadap impor barang dengan data sebagai berikut :

1. No/Tgl PIB : .........................., ...../...../2000.. 2. Lokasi Pemeriksaan : 3. Tgl/waktu penunjukan pemeriksa: ..../......./200. .....:...... 4. waktu pemeriksaan :

a) Jam/Tgl dimulai pengeluaran kemasan (stripping) : .............., ..../..../200.. b) Jam/Tgl selesai pengeluaran kemasan (stripping) : .............., ..../..../200.. c) Jam/Tgl dimulai pemeriksaan barang : .............., ..../..../200.. d) Jam/Tgl selesai pemeriksaan barang : .............., ..../..../200..

5. Foto : tidak / ya* ( ...... lembar) 6. Contoh barang

a) jenis : b) jumlah : c) diminta kembali oleh importir/kuasanya : ya / tidak *

7. Kendala pemeriksaan a) Importir/kuasanya tidak ada di tempat pemeriksaan: X b) Barang tidak berada di tempat pemeriksaan : X c) Buruh tidak siap : X d) Peralatan tidak tersedia : X (sebutkan: ...................) e) Lain-lain : .................................................................................... .................................................................................... ....................................................................................

8. Keterangan : .................................................................................... ....................................................................................

Mengetahui: Importir/Kuasanya* Pejabat Pemeriksa Barang ...................................... . ........................................

NIP Pengusaha TPS** ....................................... * coret yang tidak perlu ** diisi bila berkaitan dengan TPS