2011 DTSS PCA Dasar Dasar Pemeriksaan

74
DIKLAT TEKNIS SUBSTANTIF SPESIALISASI POST CLEARANCE AUDIT KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN PUSDIKLAT BEA DAN CUKAI 2011 Disusun Oleh: Tim Penyusunan Modul Pusdiklat Bea dan Cukai

description

yi

Transcript of 2011 DTSS PCA Dasar Dasar Pemeriksaan

Page 1: 2011 DTSS PCA Dasar Dasar Pemeriksaan

DIKLAT TEKNIS SUBSTANTIF SPESIALISASI

POST CLEARANCE AUDIT

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN

PUSDIKLAT BEA DAN CUKAI

2011

Disusun Oleh:

Tim Penyusunan Modul

Pusdiklat Bea dan Cukai

Page 2: 2011 DTSS PCA Dasar Dasar Pemeriksaan

DIKLAT TEKNIS SUBSTANTIF SPESIALISASI

POST CLEARANCE AUDIT

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN

PUSDIKLAT BEA DAN CUKAI

2011

Disusun Oleh:

Tim Penyusunan Modul

Pusdiklat Bea dan Cukai

Page 3: 2011 DTSS PCA Dasar Dasar Pemeriksaan

i

Page 4: 2011 DTSS PCA Dasar Dasar Pemeriksaan

ii

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ………………………………..................................................... i

Daftar Isi ……………………......…………........……………………….......…… ii

Petunjuk Penggunaan Modul ………………………….……………………..…… iv

Peta Konsep…………………………………………………………………….….. v

DASAR-DASAR PEMERIKSAAN

A. PENDAHULUAN………………………………………………….............…... 1

1.1. Deskripsi Singkat …………………………………………...........…... 1

1.2. Prasyarat Kompetensi………………………………………………….. 1

1.3. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar…….....................……...2

1.4. Relevansi Modul .................................………………………...……… 3

B. KEGIATAN BELAJAR

1. Kegiatan Belajar 1

GAMBARAN UMUM, STANDAR PROFESIONAL, DAN KODE ETIK AUDITOR

1.1. Uraian dan Contoh ……………………........................………………...4

a. Pengertian Pemeriksaan ………………………..........…....…. 4

b. Perbedaan Auditing dan Accounting (Akuntansi) ….........…. 7

c. Jenis-Jenis Audit …………………….………………….....…… 9

d. Computer Audit …………………………………………….……

e. Profesi Akuntandi Indonesia dan di Negara lain…….……….

12

12

f. Standar Profesi Akuntan Publik…………………………......... 14

g. Kode Etik Akuntan di Indonesia …………….......................... 16

1.2. Latihan ............................................................................................

1.3. Rangkuman………………………………………………….................

17

17

1.4. Tes Formatif 1……………………………………...............………… 20

1.5. Umpan Balik dan Tindak Lanjut………………………………………… 24

2. Kegiatan Belajar 2

TEKNIK DAN KERTAS KERJA AUDIT

2.1. Uraian dan Contoh …………..................................………………...

a. Teknik Audit..............................................................................

23

23

Page 5: 2011 DTSS PCA Dasar Dasar Pemeriksaan

iii

a) Arti dan Pentingnya Teknik Audit……….....................……… 23

b) Macam Teknik Audit …….……………..................………… 24

c) Macam-macam Bukti ………………….............…………… 31

b. Kertas Kerja Audit ....................................................................

a) Pengertian Kertas Kerja Audit..............................................

b) Tujuan Kertas Kerja Audit......................................................

2.2. Latihan..............................................................................................

2.3. Rangkuman……………………………..........……………...................

33

33

34

37

37

2.4. Tes Formatif 2…………………………….…………………………..… 38

2.5. Umpan Balik dan Tindak Lanjut…………......………........................ 41

3. Kegiatan Belajar 3

TAHAPAN AUDIT

3.1. Uraian dan Contoh …………............................………………...…… 42

- Perencanaan Audit....................................................................... 42

- Pelaksanaan Audit....................................................................

- Pelaporan Audit.........................................................................

44

45

3.2. Latihan .............................................................................................

3.3. Rangkuman…………………………...........…………………....………

53

53

3.4. Tes Formatif 4…………………………...…………………….......…… 56

3.5. Umpan Balik dan Tindak Lanjut………...............…………………… 59

PENUTUP…………………………………………………………………………… 60

TES SUMATIF………………………………………………………………………. 61

KUNCI JAWABAN………………………………………………………………….. 66

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………… 67

Page 6: 2011 DTSS PCA Dasar Dasar Pemeriksaan

iv

PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL

Modul ini terdiri dari tiga kegiatan belajar (KB), yaitu :

• KB 1 : Gambaran Umum, Standar Profesional dan Kode Etik Auditor

• KB 2 : Teknik dan Kertas Kerja Audit

• KB 3 : Tahapan Audit

KB pertama berisi materi-materi yang berkaitan dengan pengetahuan

audit secara umum, KB kedua berkaitan dengan teknik dan kertas kerja audit,

sedangkan KB tiga berkaitan dengan tahapan-tahapan dalam proses audit.

Standar kompetensi yang ingin di capai adalah setelah mempelajari mata

diklat ini peserta diharapkan dapat memahami konsep audit secara umum. Oleh

karena itu agar anda dapat memahami materi-materi di atas secara efektif

pertama-tama anda perlu mempelajari terlebih dahulu materi pengenalan laporan

keuangan.

Page 7: 2011 DTSS PCA Dasar Dasar Pemeriksaan

v

PETA KOSEP

PELAPORAN HASIL AUDIT

DASAR DASAR AUDIT

PERENCANAAN AUDIT

PELAKSANAAN AUDIT

LAPORAN KEUANGAN

GAMBARAN UMUM AUDIT

STANDAR PROFESI DAN KODE ETIK

AUDITOR

TEKNIK-TEKNIK AUDIT

KERTAS KERJA AUDIT

Page 8: 2011 DTSS PCA Dasar Dasar Pemeriksaan

MODUL DASARMODUL DASARMODUL DASARMODUL DASAR----DASAR AUDITDASAR AUDITDASAR AUDITDASAR AUDIT

DIKLAT POST CLEARANCE AUDIT Page 1

PENDAHULUAN

1.1. Deskripsi Singkat

Pembaca yang budiman,

Kami sangat menghargai kemauan Saudara untuk mempelajari modul ini,

semoga kesungguhan Saudara dalam mempelajari modul ini akan bermanfaat

bagi Saudara, baik dalam Pendidikan dan Pelatihan maupun dalam pelaksanaan

tugas nantinya.

Modul ini membahas hal-hal dasar yang harus diketahui oleh seorang

auditor (auditor) secara umum dalam melakukan audit (auditing), mulai dari

persiapan audit sampai dengan pembuatan laporan audit. Modul ini disusun

sedemikian rupa untuk memudahkan Saudara mempelajari materi-materi yang

diberikan. Dalam hal ini penulis berasumsi bahwa Saudara sama sekali belum

pernah mempelajari audit (auditing). Untuk itu penulis sengaja menampilkan

contoh-contoh audit yang dilakukan terhadap laporan keuangan oleh akuntan

publik, sampai dengan audit kepatuhan oleh instansi pemerintah.

1.2. Prasyarat Kompetensi

Untuk mempelajari modul ini, idealnya anda telah ditunjuk sebagai peserta Diklat

Post Clearance Audit dan telahmemenuhi persyaratan sebagai berikut:

1. Pangkat minimal golongan II/c;

2. Lulusan Prodip III Kepabeanan dan Cukai, DTSD kurikulum s.d. 2005,

DTSS kurikulum 2006 dan 2007;

3. Usia maksimal 45 tahun;

4. Sehat jasmani dan rohani;

A

Page 9: 2011 DTSS PCA Dasar Dasar Pemeriksaan

MODUL DASARMODUL DASARMODUL DASARMODUL DASAR----DASAR AUDITDASAR AUDITDASAR AUDITDASAR AUDIT

DIKLAT POST CLEARANCE AUDIT Page 2

5. Tidak sedang menjalani atau dalam proses penjatuhan hukuman

disiplin;

6. Tidak sedang mengikuti diklat lain;

7. Ditunjuk oleh Sekretaris DJBC.

1.3. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

Standar kompetensi yang ingin di capai adalah setelah mempelajari mata

diklat ini anda diharapkan dapat memahami konsep audit secara umum. Oleh

karena modul ini berisi materi-materi umum yang harus diketahui oleh seorang

auditor, maka keberhasilan Saudara dalam mempelajari dan menyerap materi-

materi modul ini sangat berarti bagi Saudara dalam mempelajari modul-modul

selanjutnya, misalnya Audit Kepabeanan dan Cukai.

Diharapkan setelah mempelajari modul ini Saudara akan :

- Mampu memahami dan mampu menjelaskan pengertian audit,

perbedaannya dengan akuntansi, jenis-jenis audit dan juga tentang profesi

akuntan.

- Mampu memahami dan mampu menjelaskan tentang standar profesional

akuntan publik dan kode etik akuntan di Indonesia.

- Mampu memahami dan mampu menjelaskan arti penting dan macam dari

teknik audit.

- Mampu memahami dan mampu menjelaskan pengertian dan tujuan kertas

kerja audit.

- Mampu memahami dan mampu menjelaskan hal-hal yang harus

dilaksanakan dalam perencanaan audit.

- Mampu memahami dan mampu menjelaskan hal-hal yang harus

dilaksanakan dalam pelaksanaan audit.

- Mampu memahami dan mampu menjelaskan hal-hal yang harus

dilaksanakan dalam pelaporan audit.

- Mampu memahami dan mampu menjelaskan tentang pemahaman laporan

keuangan dan arti pentingnya bagi auditor.

Page 10: 2011 DTSS PCA Dasar Dasar Pemeriksaan

MODUL DASARMODUL DASARMODUL DASARMODUL DASAR----DASAR AUDITDASAR AUDITDASAR AUDITDASAR AUDIT

DIKLAT POST CLEARANCE AUDIT Page 3

1.4. Relevansi Modul

Relevansi modul terhadap pelaksanaan tugas yang akan dilakukan peserta diklat

adalah sebagai berikut:

1. Materi modul ini diharapkan mampu memberikan pemahaman dan

wawasan yang lengkap tentang dadar-dasar pemeriksaan

2. Penyajian materi modul ini telah disesuaikan dengan kebutuhan peserta

diklat sehingga lebih mudah sipelajari dan dipahami.

3. Materi modul ini dilengkapi dengan soal-soal yang berkaitan dengan

dasar-dasar pemeriksaan yang biasa dilakukan oleh pemeriksa atau

auditor.

Page 11: 2011 DTSS PCA Dasar Dasar Pemeriksaan

MODUL DASARMODUL DASARMODUL DASARMODUL DASAR----DASAR AUDITDASAR AUDITDASAR AUDITDASAR AUDIT

DIKLAT POST CLEARANCE AUDIT Page 4

KEGIATAN BELAJAR (KB) 1

Gambaran Umum, Standar Profesional

dan Kode Etik Auditor

1.1. Uraian dan Contoh

a. Pengertian Audit

Terdapat beberapa pengertian tentang audit/audit sebagai bahan

perbandingan, diantaranya adalah sebagai berikut;

Menurut Wikipedia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia via internet

“Audit atau audit dalam arti luas bermakna evaluasi terhadap suatu organisasi,

sistem, proses, atau produk. Audit dilaksanakan oleh pihak yang kompeten,

obyektif, dan tidak memihak, yang disebut auditor. Tujuannya adalah untuk

melakukan verifikasi bahwa subyek dari audit telah dilaksanakan atau berjalan

sesuai dengan standar, regulasi, dan praktik yang telah disetujui dan diterima.”

B KB 1

INDIKATOR KEBERHASILAN: Setelah mempelajari KB 2 anda diharapkan dapat:

- Menjelaskan tentang pengertian audit (audit). - Membedakan antara auditing dengan accounting (akuntansi) . - Menyebutkan dan menjelaskan jenis-jenis audit - Menjelaskan tentang profesi akuntan di Indonesia dan Negara lain. - Menjelaskan tentang standar profesi akuntan public (SPAP). - Menjelaskan tentang Kode Etik Akuntan di Indonesiat

Page 12: 2011 DTSS PCA Dasar Dasar Pemeriksaan

MODUL DASARMODUL DASARMODUL DASARMODUL DASAR----DASAR AUDITDASAR AUDITDASAR AUDITDASAR AUDIT

DIKLAT POST CLEARANCE AUDIT Page 5

Menurut Longman dictionary of contemporary English

“Audit (verb) is to officially examine a company's financial records in order to

check that they are correct”

Menurut Sukrisno Agoes (2004), dalam “Auditing (Audit Akuntan oleh Kantor

Akuntan Publik)”

Dalam kaitannya dengan Audit Akuntan oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) lebih

dikenal dengan istilah Auditing. Menurut Sukrisno Agoes pengertian auditing

adalah:

“Suatu audit yang dilakukan secara kritis dan sistematis, oleh pihak yang

independen, terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen,

beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya, dengan

tujuan untuk dapat memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan

keuangan tersebut.”

Ada beberapa hal penting dari pengertian tersebut, antara lain;

Pertama , yang diperiksa adalah laporan keuangan yang telah disusun oleh

manajemen beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya.

Dalam penjelasannya dinyatakan bahwa laporan keuangan yang diperiksa

meliputi Neraca, Laporan Laba Rugi, Laporan Perubahan Ekuitas, dan Laporan

Arus Kas. Catatan pembukuan terdiri dari buku harian (buku kas/bank, buku

penjualan, buku pembelian, buku serba serbi), buku besar, sub buku besar

(piutang, utang, aktiva tetap, kartu persediaan). Sedangkan bukti-bukti

pendukung meliputi bukti penerimaan dan pengeluaran kas/bank, faktur

penjualan, journal voucher, dan lain-lain. Dokumen lain yang harus diperiksa

adalah notulen rapat direksi dan pemegang saham, akte pendirian, kontrak,

perjanjian kredit, dan lain-lain.

Kedua , audit dilakukan secara kritis dan sistematis. Disebutkan bahwa kritis

artinya audit tersebut harus dipimpin oleh seorang yang mempunyai gelar

akuntan (registered accountant) dan mempunyai izin praktik sebagai akuntan

publik dari Menteri Keuangan. Pelaksana audit harus mempunyai pendidikan,

pengalaman, dan keahlian di bidang akuntansi, perpajakan, sistem akuntansi dan

audit akuntan. Jika tidak maka kecermatan, kehati-hatian dan kewaspadaan

terhadap kemungkinan-kemungkinan terjadinya penyimpangan atau kesalahan

tidak dapat dilakukan. Sistematis artinya audit harus direncanakan sebelum

Page 13: 2011 DTSS PCA Dasar Dasar Pemeriksaan

MODUL DASARMODUL DASARMODUL DASARMODUL DASAR----DASAR AUDITDASAR AUDITDASAR AUDITDASAR AUDIT

DIKLAT POST CLEARANCE AUDIT Page 6

pelaksanaannya dengan membuat audit plan (rencana audit). Antara lain

dicantumkan kapan audit dimulai, berapa lama jangka waktu audit diperkirakan,

kapan laporan harus selesai, berapa orang audit staff yang ditugaskan, masalah-

masalah yang diperkirakan akan dihadapi di bidang auditing, akuntansi

(accounting), perpajakan dan lain-lain. Juga harus menetapkan batas materialitas

dan memperhitungkan resiko audit.

Ketiga , audit oleh pihak yang independen. Menurut Sukrisno Agoes auditor

sebagai pihak di luar perusahaan yang diperiksa, tidak boleh mempunyai

kepentingan tertentu di dalam perusahaan tersebut (misal sebagai pemegang

saham, direksi atau dewan komisaris), atau mempunyai hubungan khusus (misal

keluarga dari pemegang saham, direksi atau dewan komisaris, mengemban

kepercayaan dari masyarakat, bekerja secara objective, tidak memihak ke pihak

manapun dan melaporkan apa adanya.

Keempat , tujuan audit akuntan adalah untuk dapat memberikan pendapat

mengenai kewajaran laporan keuangan yang diperiksa.

Lebih lanjut dijelaskan bahwa laporan keuangan yang wajar adalah yang disusun

berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku umum (di Indonesia: Prinsip

akuntansi yang berlaku umum adalah yang dikodifikasi dalam Standar Akuntansi

Keuangan, di USA: Generally Accepted Accounting Principles), diterapkan

secara konsisten dan tidak mengandung kesalahan yang material (besar atau

signifikan). Akuntan publik tidak dapat menyatakan bahwa laporan keuangan itu

benar, karena auditnya dilakukan secara sampling (test base) sehingga mungkin

saja terdapat kesalahan dalam laporan keuangan tetapi jumlahnya tidak material

(kecil atau immaterial) sehingga tidak mempengaruhi kewajaran laporan

keuangan secara keseluruhan.

Menurut Undang-undang Nomor 15 tahun 2004 tentang Audit Pengelolaan dan

Tanggung Jawab Keuangan Negara

Dalam pasal 1 ayat 1 Undang-undang tersebut dinyatakan;

”Audit adalah proses identifikasi masalah, analisis dan evaluasi yang dilakukan

secara independen, obyektif dan profesional berdasarkan standar audit, untuk

menilai kebenaran, kecermatan, kredibilitas, dan keandalan informasi, mengenai

pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara.”

Dalam pasal 1 ayat 3 nya dinyatakan;

Page 14: 2011 DTSS PCA Dasar Dasar Pemeriksaan

MODUL DASARMODUL DASARMODUL DASARMODUL DASAR----DASAR AUDITDASAR AUDITDASAR AUDITDASAR AUDIT

DIKLAT POST CLEARANCE AUDIT Page 7

”Auditor adalah orang yang melaksanakan tugas audit pengelolaan dan

tanggung jawab keuangan negara untuk dan atas nama BPK.”

Dalam penjelasan Undang-undang tersebut dinyatakan bahwa audit yang

menjadi tugas BPK (Badan Auditor Keuangan) adalah audit atas pengelolaan

dan tanggung jawab mengenai keuangan negara yang mencakup seluruh unsur

keuangan negara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 Undang-undang Nomor

17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara.

Terdapat tiga jenis audit yang menjadi kewenangan BPK, antara lain:

1) Audit keuangan, adalah audit atas laporan keuangan pemerintah pusat

dan daerah. Ini dilakukan dalam rangka memberikan pernyataan opini

tentang tingkat kewajaran informasi yang disajikan dalam laporan

keuangan pemerintah.

2) Audit kinerja, adalah audit atas aspek ekonomi dan efisiensi, serta audit

atas aspek efektivitas yang lazim dilakukan bagi kepentingan manajemen

oleh aparat pengawasan intern pemerintah. Tujuan audit ini untuk

mengidentifikasikan hal-hal yang perlu menjadi perhatian lembaga

perwakilan dan bagi pemerintah dimaksudkan agar kegiatan yang dibiayai

dengan keuangan negara/daerah diselenggarakan secara ekonomis dan

efisien serta memenuhi sasarannya secara efektif.

3) Audit dengan tujuan tertentu, adalah audit yang dilakukan dengan tujuan

khusus, di luar audit keuangan dan audit kinerja. (termasuk audit atas hal-

hal lain yang berkaitan dengan keuangan dan audit investigatif).

Seluruh audit tersebut pelaksanaannya didasarkan pada suatu standar audit

yang disusun oleh BPK dengan mempertimbangkan standar di lingkungan

profesi audit secara internasional setelah melakukan konsultasi dengan pihak

pemerintah serta organisasi profesi di bidang audit.

b. Perbedaan Auditing dan Accounting (Akuntansi)

Terdapat perbedaan yang mendasar antara auditing dengan accounting.

Menurut Sukrisno Agoes (2004;7) bahwa Auditing mempunyai sifat analitis,

karena auditor (akuntan publik) memulai auditnya dari angka-angka dalam

laporan keuangan (financial statement), lalu dicocokkan dengan neraca saldo

(trial balance), buku besar (general ledger), buku harian (special journals), bukti-

bukti pembukuan (documents) dan sub buku besar (sub-ledger).

Page 15: 2011 DTSS PCA Dasar Dasar Pemeriksaan

MODUL DASARMODUL DASARMODUL DASARMODUL DASAR----DASAR AUDITDASAR AUDITDASAR AUDITDASAR AUDIT

DIKLAT POST CLEARANCE AUDIT Page 8

Transaksi yangmempunyainilai uang

SubsidiaryLedger

Buktipembukuan

Specialjournal

Generalledger

TrialBalance

WorkSheet

LaporanKeuangan

Accounting (Konstruksi)

Auditing (Analisis)

Pencatatan transaksi dan penyusunan

Laporan Keuangan

GAAP(penghubung)

Auditing

Accounting

EvaluasiLaporan Keuangan

Sumber: Konrath, (2002:9)

Sedangkan accounting (akuntansi) mempunyai sifat konstruktif, karena

disusun mulai dari bukti-bukti pembukuan, buku harian, buku besar dan sub buku

besar, neraca saldo sampai laporan keuangan. Akuntansi disusun dan dibuat

oleh pegawai perusahaan (bagian akuntansi) dengan berpedoman pada Standar

Akuntansi Keuangan sedangkan auditing dilakukan oleh auditor (auditor) yang

apabila dari akuntan publik (khususnya financial audit) dengan berpedoman pada

Standar Profesional Akuntan Publik, Aturan Etika IAI Kompartemen Akuntan

Publik dan Standar Pengendalian Mutu.

Perbedaan auditing dengan accounting dapat digambarkan sebagai berikut

(Sukrisno Agoes, 2004:7);

Gambar 1.1.

Perbedaan Auditing dan Accounting

Gambar 1.2. Accounting and Auditing Contrast

Page 16: 2011 DTSS PCA Dasar Dasar Pemeriksaan

MODUL DASARMODUL DASARMODUL DASARMODUL DASAR----DASAR AUDITDASAR AUDITDASAR AUDITDASAR AUDIT

DIKLAT POST CLEARANCE AUDIT Page 9

c. Jenis-jenis Audit

Menurut Sukrisno Agoes (2004;9) ditinjau dari luasnya audit, audit dapat

dibedakan atas:

1) General Audit (Audit Umum)

Suatu audit umum atas laporan keuangan yang dilakukan oleh KAP

Independen dengan tujuan untuk memberikan pendapat mengenai

kewajaran laporan keuangan secara keseluruhan. Audit ini harus dilakukan

sesuai Standar Profesional/Akuntan Publik dan memperhatikan Kode Etik

Akuntan Indonesia, Aturan Etika KAP yang telah disahkan oleh Ikatan

Akuntan Indonesia serta Standar Pengendalian Mutu.

2) Special Audit (Audit Khusus)

Suatu audit terbatas (sesuai permintaan auditee) yang dilakukan oleh KAP

Independen, dan pada akhir auditnya auditor tidak perlu memberikan

pendapat terhadap kewajaran laporan keuangan secara keseluruhan.

Pendapat yang diberikan terbatas pada pos atau masalah tertentu yang

diperiksa, karena prosedur audit yang dilakukan juga terbatas. Misalnya KAP

diminta untuk memeriksa apakah terdapat kecurangan terhadap penagihan

piutang usaha di perusahaan.

Dalam kasus tersebut prosedur audit terbatas untuk memeriksa piutang,

penjualan dan penerimaan kas. Pada akhir audit KAP hanya memberikan

pendapat apakah terdapat kecurangan atau tidak terhadap penagihan

piutang usaha di perusahaan. Jika memang ada kecurangan, berapa besar

jumlahnya dan bagaimana modusnya.

Ditinjau dari jenis audit, audit dapat dibedakan atas;

1) Management Audit (Operational Audit)

Suatu audit terhadap kegiatan operasi suatu perusahaan, termasuk

kebijakan akuntansi dan kebijakan operasional yang telah ditentukan oleh

manajemen, untuk mengetahui apakah kegiatan operasional tersebut sudah

dilakukan secara efektif, efisien dan ekonomis.

Pendekatan audit yang dilakukan adalah dengan menilai efisiensi, efektivitas

dan keekonomisan masing-masing fungsi yang terdapat dalam perusahaan.

Misalnya fungsi penjualan dan pemasaran, fungsi produksi, fungsi

Page 17: 2011 DTSS PCA Dasar Dasar Pemeriksaan

MODUL DASARMODUL DASARMODUL DASARMODUL DASAR----DASAR AUDITDASAR AUDITDASAR AUDITDASAR AUDIT

DIKLAT POST CLEARANCE AUDIT Page 10

pergudangan dan distribusi, fungsi personalia (sumber daya manusia),

fungsi akuntansi dan fungsi keuangan.

Biasanya audit prosedur yang dilakukan mencakup:

• Analytical review procedure, yaitu membandingkan laporan keuangan

periode berjalan dengan periode yang lalu, budget dengan realisasinya

serta analysis ratio (misal menghitung ratio likuiditas, rentabilitas, dan

aktivitas baik untuk tahun berjalan maupun tahun lalu, dan

membandingkannya dengan ratio industri)

• Evaluasi atas management control system yang terdapat di

perusahaan. Antara lain tujuannya untuk mengetahui apakah terdapat

sistem pengendalian manajemen dan internal control yang memadai

dalam perusahaan, untuk menjamin keamanan harta perusahaan, dapat

dipercayainya data keuangan dan mencegah terjadinya pemborosan dan

kecurangan-kecurangan.

• Compliance Test (Pengujian Ketaatan), yaitu untuk menilai efektifitas

internal control dan sistem pengendalian manajemen dengan melakukan

audit secara sampling atas bukti-bukti pembukuan, sehingga dapat

diketahui apakah transaksi bisnis perusahaan dan pencatatan

akuntansinya sudah dilakukan sesuai dengan kebijakan yang telah

ditentukan manajemen perusahaan.

Dalam management audit terdapat 4 (empat) tahapan, yaitu;

a) Preliminary Survey (Survei Pendahuluan)

Untuk mendapatkan gambaran bisnis perusahaan. Dilakukan tanya

jawab dengan manajemen dan staf perusahaan serta dengan

menggunakan questionnaires.

b) Review and Testing of Management Control System (Penelaahan dan

Pengujian Atas Sistem Pengendalian Manajemen)

Untuk mengevaluasi dan menguji efektifitas pengendalian manajemen

perusahaan. Dengan menggunakan management control

questionnaires (ICQ), flow chart dan penjelasan narrative serta

dilakukan tes atas beberapa transaksi (walk through the documents)

c) Detailed Examination (Pengujian Terinci)

Melakukan audit terhadap transaksi perusahaan dengan tujuan untuk

mengetahui apakah prosesnya sesuai kebijakan manajemen. Auditor

Page 18: 2011 DTSS PCA Dasar Dasar Pemeriksaan

MODUL DASARMODUL DASARMODUL DASARMODUL DASAR----DASAR AUDITDASAR AUDITDASAR AUDITDASAR AUDIT

DIKLAT POST CLEARANCE AUDIT Page 11

harus melakukan observasi kegiatan dari fungsi-fungsi yang terdapat di

perusahaan.

d) Report Development (Pengembangan Laporan)

Auditor membuat laporan mirip dengan management letter, karena

isinya audit findings (temuan audit) mengenai penyimpangan yang

terjadi terhadap kriteria (standard) yang berlaku yang mengakibatkan

inefisiensi, inefektifitas dan pemborosan dan kelemahan dalam sistem

pengendalian manajemen (management control system) di perusahaan.

Auditor juga memberikan saran-saran perbaikan.

Management audit dapat dilakukan oleh internal auditor, KAP, maupun

management consultant. Yang penting tim management audit harus

mencakup berbagai disiplin ilmu misalnya akuntan, ahli manajemen

produksi, pemasaran, keuangan, sumber daya manusia, dan lain-lain.

2) Compliance Audit (Audit Ketaatan)

Untuk mengetahui apakah sudah mentaati peraturan-peraturan dan

kebijakan-kebijakan yang berlaku, baik yang ditetapkan oleh pihak intern

perusahaan (manajemen/dewan komisaris) maupun pihak ekstern

(Pemerintah, Bapepam, Bank Indonesia, Direktorat Jenderal Pajak,

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, dan lain-lain).

3) Internal Audit (Audit Intern)

Audit oleh bagian internal audit perusahaan, baik terhadap laporan

keuangan dan catatan akuntansi perusahaan, maupun ketaatan terhadap

kebijakan manajemen yang telah ditentukan.

Biasanya audit lebih rinci dibandingkan audit umum yang dilakukan oleh

KAP. Internal auditor tidak memberikan opini terhadap kewajaran laporan

keuangan karena dianggap oleh pihak-pihak luar bahwa internal auditor

tidak independen.

Biasanya berisi temuan audit (auditor findings) mengenai penyimpangan dan

kecurangan yang ditemukan, kelemahan pengendalian intern, serta saran-

saran perbaikannya.

Page 19: 2011 DTSS PCA Dasar Dasar Pemeriksaan

MODUL DASARMODUL DASARMODUL DASARMODUL DASAR----DASAR AUDITDASAR AUDITDASAR AUDITDASAR AUDIT

DIKLAT POST CLEARANCE AUDIT Page 12

d. Computer Audit

Audit oleh KAP terhadap perusahaan yang memproses data akuntansinya

dengan EDP (Electronic Data Processing) System.

Metode yang dilakuan auditor adalah ;

1). Audit arround the computer

Auditor memeriksa input dan output dari EDP System tanpa melakukan

test terhadap proses dalam sistem tersebut.

2). Audit through the computer

Audit selain hal tersebut diatas, juga melakukan test terhadap proses

sistem tersebut. Pengetesan merupakan complience test dengan

menggunakan generalized audit software dan memasukkan dummy

data (data palsu) untuk mengetahui apakah data palsu tersebut

diproses sesuai dengan system yang seharusnya. Dalam mengevaluasi

internal control atas EDP system, auditor mengunakan internal control

questionnaires untuk EDP system.

Internal control dalam EDP system terdiri dari:

General control, yaitu berkaitan dengan organisasi EDP departement,

prosedur dokumentasi, testing dan otorisasi dari original system dan setiap

perubahan yang akan dilakukan terhadap sistem tersebut. Juga yang

berkaitan dengan control yang terdapat dalam hardwarenya.

Aplication control, berkaitan dengan pelaksanaan tugas khusus yang

dilakukan oleh EDP department. Misalnya membuat daftar gaji.

Dimaksudkan untuk meyakinkan bahwa data yang diinput, processing data,

output dalam bentuk print out telah dilakukan secara akurat sehingga

menghasilkan informasi yang akurat dan dapat dipercaya.

e. Profesi Akuntan di Indonesia dan di Negara Lain

Perlu sekilas kiranya sebagai wawasan diberikan pengetahuan tentang

beberapa profesi akuntan baik di Indonesia maupun di negara lain. Agar dapat

bermanfaat pada saat implementasi audit di lapangan.

Pemakaian gelar akuntan dilindungi oleh Undang-Undang Pemakaian

Gelar Akuntan tahun 1954. Mereka yang berhak menggunakan gelar tersebut

adalah lulusan fakultas ekonomi negeri jurusan akuntansi (UI, Gama, Unpad,

Undip, Unsrat, Unibraw, Unud, Andalas, Syah Kuala), lulusan STAN (Dilpoma

Page 20: 2011 DTSS PCA Dasar Dasar Pemeriksaan

MODUL DASARMODUL DASARMODUL DASARMODUL DASAR----DASAR AUDITDASAR AUDITDASAR AUDITDASAR AUDIT

DIKLAT POST CLEARANCE AUDIT Page 13

IV), dan lulusan fakultas ekonomi swasta yang telah lulus ujian negara dan UNA

Dasar serta UNA Profesi.

Untuk mendapatkan gelar akuntan, harus mengikuti pendidikan profesi

akuntan di perguruan tinggi tertentu dan mengambil antara 20-30 SKS dan harus

mendaftar ke Departemen Keuangan untuk mendapatkan nomor registrasi

dimulai dari A dan D. (sudah sekitar 50.000 an)

Untuk dapat melakukan praktek sebagai akuntan publik, akuntan harus

memenuhi persyaratan yang ditentukan oleh Departemen Keuangan. Antara lain

harus lulus Ujian Sertifikasi Akuntan Publik (USAP) yang diselenggarakan oleh

IAI dan Departemen Keuangan. (sampai dengan 2002 yang sudah lulus USAP

dan bersertifikat akuntan publik berjumlah 50 an orang)

Seorang yang sudah memiliki nomor register, dapat memilih profesi sebagai;

- akuntan publik (eksternal auditor); dengan memiliki atau bekerja di KAP

- internal auditor; bekerja di internal audit department perusahaan swasta atau

satuan pengawas intern di BUMN

- government auditor; bekerja di BPKP, BPK atau inspektorat jenderal suatu

departemen

- financial accountant; bekerja di bagian akuntansi keuangan

- cost accountant; bekerja dibagian akuntansi biaya

- management accountant; bekerja di bagian akuntansi manajemen

- tax accountant; bekerja di bagian perpajakan suatu perusahaan atau di

direktorat jenderal pajak

- akuntan pendidik; bekerja sebagai pengajar/dosen

Di negara lain seperti Amerika , untuk medapatkan gelar Certified Public

Accountant (CPA) harus lulus ujian yang diselenggarakan oleh AICPA (American

Institute of Certified Public Accountant), untuk mendapatkan gelar CIA (Certified

Internal Auditor) harus lulus ujian yang diselenggarakan oleh IIA (Institute of

Internal Auditor), untuk mendapatkan gelar CMA (Certified Management

Accountant) harus lulus ujian yang diselenggarakan oleh IMA (Institute of

Management Accountant)

Di Inggris, untuk mendapat gelar CA (Charactered Accountant) harus

lulus ujian yang diselenggarakan oleh UK Accountant Association. Di Singapore,

untuk mendapatkan gelar CA (Charactered Accountant) harus lulus ujian yang

diselenggarakan oleh Singapore Accountant Association

Page 21: 2011 DTSS PCA Dasar Dasar Pemeriksaan

MODUL DASARMODUL DASARMODUL DASARMODUL DASAR----DASAR AUDITDASAR AUDITDASAR AUDITDASAR AUDIT

DIKLAT POST CLEARANCE AUDIT Page 14

f. Standar Profesional Akuntan Publik

Menurut Sukrisno Agoes (2004;28), dalam Konggres ke VII IAI tahun

1994 telah disahkan Standar Profesional Akuntan Publik yang secara garis besar

isinya sebagai berikut:

1. Uraian mengenai standar profesional akuntan publik

2. Berbagai pernyataan standar auditing yang telah diklasifikasikan

3. Berbagai pernyataan standar atestasi yang telah diklasifikasikan

4. Pernyataan jasa akuntansi dan review.

Standar Profesional Akuntan Publik per 1 Januari 2001 terdiri dari lima

standar, yaitu:

1. Pernyataan Standar Auditing (PSA) yang dilengkapi dengan Interpretasi

Pernyataan Standar Auditing (IPSA)

2. Pernyataan Standar Atestasi (PSAT) yang dilengkapi dengan Interpretasi

Pernyataan Standar Atestasi (IPSAT)

3. Pernyataan Standar Jasa Akuntansi dan Review (PSAR) yang dilengkapi

dengan Interpretasi Pernyataan Standar Jasa Akuntansi dan Review (IPSAR)

4. Pernyataan Standar Jasa Konsultasi (PSJK) yang dilengkapi dengan

Interpretasi Pernyataan Standar Jasa Konsultasi (IPSJK)

5. Pernyataan Standar Pengendalian Mutu (PSPM) yang dilengkapi dengan

Interpretasi Pernyataan Standar Pengendalian Mutu (IPSPM)

Menurut PSA No.01 (SA Seksi 150), standar auditing berbeda dengan

prosedur auditing. ”Prosedur” berkaitan dengan tindakan yang harus dilakukan,

sedangkan ”standar” berkaitan dengan kriteria atau ukuran mutu kinerja tindakan

tersebut dan berkaitan dengan tujuan yang akan dicapai melalui penggunaan

prosedur tersebut. Standar auditing mencakup mutu profesional auditor dan

pertimbangan (judgement) yang digunakan dalam pelaksanaan audit dan

penyusunan laporan audit.

Terdapat sepuluh standar auditing yang telah ditetapkan oleh IAI

sebagaimana Gambar 2.1., yaitu;

Page 22: 2011 DTSS PCA Dasar Dasar Pemeriksaan

MODUL DASARMODUL DASARMODUL DASARMODUL DASAR----DASAR AUDITDASAR AUDITDASAR AUDITDASAR AUDIT

DIKLAT POST CLEARANCE AUDIT Page 15

Gambar 2.1. Hirarki Standar Auditing

Landasan Konseptual Landasan Konseptual

Landasan Operasional Landasan Operasional

Sumber : SPAP Per 1 Januari 2001 (IAI 2001 : 001.12)

Standar Umum :

1. Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian

dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor.

2. Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi dalam

sikap mental harus dipertahankan oleh auditor.

3. Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib

menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama.

Standar Auditing

Standar Umum Standar Pekerjaan Lapangan

Standar Pelaporan

Keahlian dan pelatihan teknis yang memadai Independensi dalam sikap mental Penggunaan kemahiran profesional dengan cermat dan seksama

Perencanaan dan supervisi audit Pemahaman yang memadai atas pengendalian intern Bukti audit kompeten yang cukup

Pernyataan tentang kesesuaian laporan keuangan dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum Pernyataan mengenai ketidakkonsistensian penerapan prinsip akuntansi yang berlaku umum Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan Pernyataan pendapat atas laporan keuangan secara keseluruhan

Pernyataan Standar Auditing (PSA)

Pernyataan Standar Auditing (PSA)

Pernyataan Standar Auditing (PSA)

Interpretasi Pernyataan Standar

Auditing (PSA)

Interpretasi Pernyataan Standar

Auditing (PSA)

Interpretasi Pernyataan Standar Auditing (PSA)

Page 23: 2011 DTSS PCA Dasar Dasar Pemeriksaan

MODUL DASARMODUL DASARMODUL DASARMODUL DASAR----DASAR AUDITDASAR AUDITDASAR AUDITDASAR AUDIT

DIKLAT POST CLEARANCE AUDIT Page 16

Standar Pekerjaan Lapangan :

4. Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten

harus disupervisi dengan semestinya.

5. Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus diperoleh untuk

merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian yang

akan dilakukan.

6. Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi,

pengamatan, permintaan keterangan, dan konfirmasi sebagai dasar

memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang diaudit.

Standar Pelaporan :

7. Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun

sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku secara umum di Indonesia.

8. Laporan auditor harus menunjukkan, jika ada, ketidakkonsistenan

penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan periode

berjalan dibandingkan dengan penerapan prinsip akuntansi tersebut dalam

periode sebelumnya.

9. Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang

memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor.

10. Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai

laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa pernyataan

demikian tidak dapat diberikan. Jika pendapat secara keseluruhan tidak

dapat diberikan, maka alasannya harus dinyatakan.

g. Kode Etik Akuntan di Indonesia

Selain Standar Profesional Akuntan Publik, seorang akuntan juga harus

memenuhi Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik yang merupakan aturan

normal yang wajib dipenuhi oleh akuntan publik.

Berkaitan dengan Kode Etik Akuntan Indonesia pada prinsipnya menurut

Sukrisno Agoes (2004;40) adalah suatu pedoman bagi para anggota IAI untuk

bertugas secara bertanggung jawab dan obyektif. Karena jasa yang diberikan

kepada pihak lain berupa pengetahuan dan keahliannya sehingga auditor harus

memiliki rasa tanggung jawab kepada pihak-pihak yang dipengaruhi oleh jasanya

itu.

Page 24: 2011 DTSS PCA Dasar Dasar Pemeriksaan

MODUL DASARMODUL DASARMODUL DASARMODUL DASAR----DASAR AUDITDASAR AUDITDASAR AUDITDASAR AUDIT

DIKLAT POST CLEARANCE AUDIT Page 17

Secara garis besar kode etik akuntan di Indonesia dapat dilihat pada

Kerangka Kode Etik IAI sebagaimana digambarkan pada Gambar 2.2 sebagai

berikut :

Gambar 2.2. Kerangka Kode Etik IAI

IAI - PUSAT

IAI - KAP

RAPAT

ANG-

GOTA

KAP

PENGURUS

IAI – KAP

DEWAN

SPAP

Sumber : SPAP IAI 2001 : 20000.7

Tanggung Jawab Profesi Kepentingan Umum (Publik)

Integritas Obyektivitas

Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional

Kerahasiaan Perilaku Profesional

PRINSIP ETIKA

ATURAN ETIKA

100 Independensi

Integritas Obyektivitas

200 Standar Umum Prinsip

Akuntansi

300 Tanggung

Jawab Kepada Klien

400 Tanggung

Jawab Kepada Rekan

500 Tanggung Jawab Dari Praktik Lain

INTERPRETASI ATURAN ETIKA

TANYA DAN JAWAB

Page 25: 2011 DTSS PCA Dasar Dasar Pemeriksaan

MODUL DASARMODUL DASARMODUL DASARMODUL DASAR----DASAR AUDITDASAR AUDITDASAR AUDITDASAR AUDIT

DIKLAT POST CLEARANCE AUDIT Page 18

1.2. Latihan

Untuk menambah pemahaman anda tentang kegiatan belajar 1, anda dapat

mencoba untuk menjawab soal-soal berikut secara singkat.

1. Jelaskan beberapa pengertian audit!

2. Apakah ada perbedaan antara auditing dengan accounting ? Jelaskan !

3. Cobalah berikan ringkasan tentang jenis-jenis audit !

4. Jelaskan secara prinsip tentang audit kepabeanan apabila dikaitkan

dengan auditing oleh Kantor Akuntan Publik !

5. Coba Saudara buat contoh kondisi yang menyebabkan auditor tidak bisa

bertindak secara independen dalam melakukan audit!

1.3. Rangkuman

Banyak pengertian yang dikemukakan tentang audit/ audit. Pada intinya

pengertian-pengertian tersebut memiliki makna yang hampir sama, yang

membedakan adalah pelaksana dan tujuan auditnya. Pengertian audit/ audit

dalam arti luas adalah evaluasi terhadap suatu organisasi, sistem, proses atau

produk. Audit dilaksanakan oleh pihak yang kompeten, obyektif dan tidak

memihak yang disebut auditor. Tujuannya adalah untuk melakukan verifikasi

bahwa subyek dari audit telah dilaksanakan atau berjalan sesuai dengan standar,

regulasi dan praktik yang telah disetujui dan diterima.

Perbedaan mendasar antara auditing dengan accounting adalah :

- Auditing mempunyai sifat analitis, karena auditor (akuntan publik) memulai

auditnya dari angka-angka dalam laporan keuangan, lalu dicocokkan dengan

neraca saldo, buku besar, buku harian, bukti-bukti pembukuan dan sub buku

besar.

- Auditing dilakukan oleh auditor.

- Auditing berpedoman pada Standar Akuntan Publik, Aturan Etika IAI

Kompartemen Akuntan Publik dan Standar Pengendalian Mutu (untuk audit

oleh akuntan publik).

Page 26: 2011 DTSS PCA Dasar Dasar Pemeriksaan

MODUL DASARMODUL DASARMODUL DASARMODUL DASAR----DASAR AUDITDASAR AUDITDASAR AUDITDASAR AUDIT

DIKLAT POST CLEARANCE AUDIT Page 19

- Accounting mempunyai sifat konstruktif, karena disusun mulai dari bukti-bukti

pembukuan, buku harian, buku besar dan sub buku, neraca saldo sampai

laporan keuangan.

- Accounting disusun dan dibuat oleh pegawai perusahaan (bagian akuntansi).

- Accounting berpedoman pada Standar Akuntansi Keuangan.

Jenis-jenis audit ditinjau dari luasnya adalah : general audit (audit umum)

dan special audit (audit khusus). Jika ditinjau dari jenis auditnya, audit dibagi atas

: management audit (operational audit), compliance audit (audit ketaatan),

internal audit (audit intern) dan computer audit.

Yang berhak menyandang gelar akuntan adalah mereka yang telah lulus

dari fakultas ekonomi negeri jurusan akuntansi (UI, Gama, Unpad, Undip, Unsrat,

Unibraw, Unud, Andalas, Syah Kuala), lulusan STAN (Diploma IV), dan lulusan

fakultas ekonomi swasta yang telah lulus ujian negara dan UNA Dasar serta UNA

Profesi, serta telah mengikuti pendidikan profesi akuntan di perguruan tinggi

tertentu dan mengambil antara 20-30 SKS dan harus mendaftar ke Departemen

Keuangan untuk mendapatkan nomor registrasi.

Untuk dapat melakukan praktek sebagai akuntan publik, akuntan harus

lulus Ujian Sertifikasi Akuntan Publik (USAP) yang diselenggarakan oleh IAI dan

Departemen Keuangan.

Standar Auditing untuk Akuntan Publik terdiri dari :

A. Standar Umum :

1. Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian

dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor.

2. Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi

dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor.

3. Dalam pelaksaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib

menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama.

B. Standar Pekerjaan Lapangan :

3. Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten

harus disupervisi dengan semestinya.

Page 27: 2011 DTSS PCA Dasar Dasar Pemeriksaan

MODUL DASARMODUL DASARMODUL DASARMODUL DASAR----DASAR AUDITDASAR AUDITDASAR AUDITDASAR AUDIT

DIKLAT POST CLEARANCE AUDIT Page 20

4. Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus diperoleh untuk

merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian

yang akan dilakukan.

5. Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi,

pengamatan, permintaan keterangan, dan konfirmasi sebagai dasar

memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang

diaudit.

C. Standar Pelaporan :

6. Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah

disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku secara umum di

Indonesia.

7. Laporan auditor harus menunjukkan, jika ada, ketidakkonsistenan

penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan

periode berjalan dibandingkan dengan penerapan prinsip akuntansi

tersebut dalam periode sebelumnya.

8. Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang

memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor.

Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai

laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa pernyataan

demikian tidak dapat diberikan. Jika pendapat secara keseluruhan tidak dapat

diberikan, maka alasannya harus dinyatakan.

1.4. Tes Formatif 1

Soal pilihan berganda

1. Mana dari pernyataan berikut yang salah:

a. Dalam audit, auditor melakukan pengujian atas laporan keuangan

yang telah disusun oleh manajemen beserta catatan-catatan

pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya.

b. Audit dilakukan secara kritis dan sistematis.

c. audit dilaksanakan oleh pihak yang kompeten dan independen.

d. Pada dasarnya setiap audit bertujuan untuk memberikan pendapat

mengenai kewajaran laporan keuangan auditee.

Page 28: 2011 DTSS PCA Dasar Dasar Pemeriksaan

MODUL DASARMODUL DASARMODUL DASARMODUL DASAR----DASAR AUDITDASAR AUDITDASAR AUDITDASAR AUDIT

DIKLAT POST CLEARANCE AUDIT Page 21

2. Terdapat tiga jenis audit yang menjadi kewenangan BPK, antara lain:

a. Audit keuangan, audit kinerja dan audit dengan tujuan tertentu

b. Audit keuangan, audit ketaatan dan audit investigasi

c. Audit Kinerja, audit ketaatan dan audit investigasi

d. Audit dengan tujuan tertentu, audit ketaatan dan audit investigasi.

3. Suatu audit terhadap kegiatan operasi suatu perusahaan, termasuk

kebijakan akuntansi dan kebijakan operasional yang telah ditentukan oleh

manajemen, untuk mengetahui apakah kegiatan operasional tersebut

sudah dilakukan secara efektif, efisien dan ekonomis disebut:

a. Audit keuangan

b. Audit kinerja

c. Audit ketaatan

d. Audit investigasi

4. Langkah-langkah dalam audit kinerja atau audit manajemen adalah

sebagai berikut

a. Perencanaan audit, pengujian system pengendalian manajemen,

pelaporan audit dan tindak lanjut.

b. Survei pendahuluan, penelaahan dan pengujian atas sistem

pengendalian manajemen, Pengujian Terinci, Penyusunan Laporan

hasil audit.

c. Pengumpulan data, analisis data, pengembangan temuan dan

pelaporan hasil audit.

d. Perencanaan audit, survey pendahuluan, pelaksanaan audit dan

tindak lanjut temuan.

5. Pengujian yang bertujuan untuk menilai efektifitas internal control dan

sistem pengendalian manajemen dengan melakukan audit secara

sampling atas bukti-bukti pembukuan, sehingga dapat diketahui apakah

transaksi bisnis perusahaan dan pencatatan akuntansinya sudah

dilakukan sesuai dengan kebijakan yang telah ditentukan manajemen

perusahaan disebut:

Page 29: 2011 DTSS PCA Dasar Dasar Pemeriksaan

MODUL DASARMODUL DASARMODUL DASARMODUL DASAR----DASAR AUDITDASAR AUDITDASAR AUDITDASAR AUDIT

DIKLAT POST CLEARANCE AUDIT Page 22

a. Tes Substantif

b. Sampling audit

c. Tes ketaatan

d. Prosedur analistis.

6. Prosedur audit yang dilakukan auditor dengan cara membandingkan

laporan keuangan periode berjalan dengan periode yang lalu, budget

dengan realisasinya serta analysis ratio (misal menghitung ratio likuiditas,

rentabilitas, dan aktivitas baik untuk tahun berjalan maupun tahun lalu,

dan membandingkannya dengan ratio industri) disebut:

a. Sampling audit

b. Tes ketaan

c. Prosedur analistis.

d. Evaluasi sistem pengendalian manajemen.

7. Dalam management audit, untuk mendapatkan gambaran bisnis

perusahaan biasanya auditor melakukan tanya jawab (wawancara) atau

menggunakan kuesioner. Gambaran bisnis perusahaan tersebut

dikumpulkan pada tahapan :

a. Preliminary Survey (Survei Pendahuluan)

b. Penelaahan dan Pengujian Atas Sistem Pengendalian Manajemen

c. Pengujian Terinci

d. Pengembangan Laporan

8. Management audit dapat dilakukan pihak-pihak berikut, kecuali :

a. Konsultan Pajak

b. Internal auditor

c. Kantor Akuntan Publik

d. Konsultan Management

9. Metode audit, di mana auditor memeriksa input dan output dari EDP

System tanpa melakukan test terhadap proses dalam sistem tersebut

disebut :

Page 30: 2011 DTSS PCA Dasar Dasar Pemeriksaan

MODUL DASARMODUL DASARMODUL DASARMODUL DASAR----DASAR AUDITDASAR AUDITDASAR AUDITDASAR AUDIT

DIKLAT POST CLEARANCE AUDIT Page 23

a. Audit through the computer

b. Audit by computer

c. Audit arround the computer

d. Audit with computer

10. Internal control dalam EDP system terdiri dari:

a. General control dan aplication control

b. Administrative control, Internal control dan external control

c. Adminstratif, financial dan general control

d. General control dan external control

11. Aturan normal yang wajib dipenuhi oleh akuntan publik di dalam

menjalankan tugasnya agar mereka dapat bekerja secara bertanggung

jawab dan obyekti diatur dalam:

a. Standar Auditing

b. Kode Etik

c. Pernyataan standar auditing

d. Prosedur auditing.

12. Standar auditing terdiri dari :

a. Standar umum, standar pekerjaan lapangan dan standar pelaporan.

b. Standar umum, standar pelaksanaan audit dan standar pelaporan.

c. Standar perencanaan audit, standar pelaksanaan audit dan standar

pelaporan

d. Standar umum, standar perencanaan dan pelaksanaan audit dan

standar pelaporan.

13. Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib

menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama.

Hal tersebut merupakan salah satu butir pernyataan pada:

a. Standar umum

b. Standar pekerjaan lapangan

c. Standar pelaksanaan audit

d. Standar pelaporan.

Page 31: 2011 DTSS PCA Dasar Dasar Pemeriksaan

MODUL DASARMODUL DASARMODUL DASARMODUL DASAR----DASAR AUDITDASAR AUDITDASAR AUDITDASAR AUDIT

DIKLAT POST CLEARANCE AUDIT Page 24

14. Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten

harus disupervisi dengan semestinya. Hal tersebut merupakan salah satu

butir pernyataan pada:

a. Standar umum

b. Standar perencanaan auditing

c. Standar pekerjaan lapangan

d. Standar pelaksanaan audit

15. Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi,

pengamatan, permintaan keterangan, dan konfirmasi sebagai dasar

memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang

diaudit. Hal tersebut merupakan salah satu butir pernyataan pada:

a. Standar perencanaan auditing

b. Standar pekerjaan lapangan

c. Standar pelaksanaan audit

d. Standar pelaporan

1.5. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Cocokkan hasil jawaban dengan kunci yang terdapat di bagian belakang

modul ini. Hitung jawaban Anda dengan benar. Kemudian gunakan rumus

untuk mengetahui tingkat pemahaman terhadap materi.

TP = Jumlah Jawaban Yang Benar X 100%

Jumlah keseluruhan Soal

Apabila tingkat pemahaman Anda dalam memahami materi yang sudah

dipelajari mencapai :

91% s.d. 100% : Amat baik

81% s.d. 90,99% : Baik

71% s.d. 80,99% : Cukup

61% s.d. 70,99% : Kurang

bila tingkat pemahaman belum mencapai 81% ke atas (kategori “baik”), maka

disarankan mengulangi materi.

Page 32: 2011 DTSS PCA Dasar Dasar Pemeriksaan

MODUL DASARMODUL DASARMODUL DASARMODUL DASAR----DASAR AUDITDASAR AUDITDASAR AUDITDASAR AUDIT

DIKLAT POST CLEARANCE AUDIT Page 25

KEGIATAN BELAJAR 2

Teknik dan Kertas Kerja Audit

2.1. Uraian dan Contoh

a. TEKNIK AUDIT

a) Arti dan Pentingnya Teknik Audit

Teknik audit adalah cara-cara yang ditempuh auditor untuk memperoleh

pembuktian dalam membandingkan keadaan yang sebenarnya dengan keadaan

yang seharusnya.

Pada dasarnya seorang auditor dalam proses membandingkan apa yang

sebenarnya dengan apa yang seharusnya, harus mengumpulkan bukti-bukti, baik

bukti mengenai keadaan yang sebenarnya maupun bukti-bukti mengenai

keadaan yang seharusnya. Dalam hubungan ini perlu disadari tindakan

membuktikan tidaklah selalu mudah dilakukan. Selain bukti-bukti itu tidak mudah

dipahami oleh auditor, sering kali bukti-bukti tersebut tidak mudah diperoleh pada

saat audit. Dengan demikian perlu ditempuh berbagai cara agar bukti-bukti itu

dapat diperoleh dan dipahami oleh auditor.

Mengingat pembuktian di dalam audit adalah mutlak diperlukan,

sedangkan hal itu hanya bisa diperoleh dengan cara-cara tertentu, maka jelaslah

bahwa teknik audit harus dipelajari secara mendalam oleh auditor. Dengan kata

lain teknik audit memegang peranan penting dalam audit.

INDIKATOR KEBERHASILAN: Setelah mempelajari KB2 para peserta diharapkan dapat:

- Menjelaskan arti dan pentingnya teknik audit. - Menjelaskan macam-macam teknik audit dan implementasinya - Menjelaskan pengertian kertas kerja audit - Menjelaskan tujuan kertas kerja audit.

KB 2

Page 33: 2011 DTSS PCA Dasar Dasar Pemeriksaan

MODUL DASARMODUL DASARMODUL DASARMODUL DASAR----DASAR AUDITDASAR AUDITDASAR AUDITDASAR AUDIT

DIKLAT POST CLEARANCE AUDIT Page 26

Kadang-kadang istilah “teknik audit” dicampur baurkan dengan istilah

“prosedur audit”. Yang dimaksud prosedur audit adalah langkah-langkah yang

ditempuh untuk mencapai suatu tujuan audit. Di dalam suatu langkah audit dapat

digunakan lebih dari satu teknik audit.

b) Macam Teknik Audit

Terdapat berbagai macam teknik audit yang bisa diterapkan dalam

melaksanakan suatu audit. Teknik audit tersebut antara lain adalah inspeksi,

observasi, tanya jawab, konfirmasi, analisis, perbandingan, audit bukti-bukti

tertulis (vouching dan verifikasi), rekonsiliasi, trasir, rekomputasi, dan scanning.

Berikut ini diuraikan masing-masing teknik audit tersebut sebagai berikut :

Inspeksi

Inspeksi merupakan cara memeriksa dengan menggunakan panca indera

terutama mata, untuk memperoleh pembuktian atas suatu keadaan atau suatu

masalah pada suatu saat tertentu (misalnya tentang eksistensi, jumlah dan jenis

barang).

Inspeksi sebaiknya dilakukan oleh dua orang auditor. Auditor harus

mencoba mengusahakan agar ada wakil instansi atau pihak ketiga yang

menyertai inspeksi itu, yang dapat membenarkan/menguatkan kesimpulan

auditor. Sesuai keperluannya, auditor dapat meminta wakil instansi atau pihak

ketiga agar turut menandatangani berita acara mengenai inspeksi tersebut. Hal

ini dimaksudkan untuk menghindarkan timbulnya bantahan mengenai

kecermatan inspeksi yang dilakukan oleh auditor. Contoh inspeksi adalah audit

fisik.

Observasi

Observasi atau pengamatan adalah cara memeriksa dengan

menggunakan panca indera terutama mata, yang dilakukan secara kontinyu

selama kurun waktu tertentu untuk membuktikan sesuatu keadaan atau masalah.

Kadang-kadang observasi dikaitkan dengan melihat dari jarak jauh atau tanpa

disadari oleh pihak yang diamati.

Teknik observasi akan membantu melancarkan serta memperjelas

pengertian auditor mengenai kegiatan yang diperiksa. Observasi yang efektif

tergantung pada daya imaginatif dan keingintahuan yang besar dari auditor.

Page 34: 2011 DTSS PCA Dasar Dasar Pemeriksaan

MODUL DASARMODUL DASARMODUL DASARMODUL DASAR----DASAR AUDITDASAR AUDITDASAR AUDITDASAR AUDIT

DIKLAT POST CLEARANCE AUDIT Page 27

Observasi secara cermat terhadap suatu kegiatan kadang kala dapat

mengungkapkan kelemahan serius yang memerlukan audit lebih lanjut. Misalnya,

pengeluaran barang dari kawasan berikat ke DPIL yang diindikasikan tanpa

dilindungi dokumen.

Tanya Jawab

Tanya jawab dapat dilakukan dengan dua cara : lisan atau tertulis.

Walaupun banyak informasi/bukti yang dapat diperoleh melalui tanya jawab ini

namun hasilnya dipandang bersifat subyektif, karenanya auditor perlu

mengusahakan bukti penunjang dengan menggunakan teknik-teknik audit

lainnya.

Lisan (Wawancara)

Wawancara yang baik adalah wawancara yang menghasilkan pembuktian

yang diperlukan dalam waktu yang relatif singkat. Oleh karena itu auditor

hendaknya merancang wawancara sedemikian rupa sehingga dapat

mengungkapkan hal-hal yang diperlukan secara lengkap.

Orang yang bertanggung jawab atas kegiatan merupakan sumber

informasi yang penting. Dalam hal ini auditor seharusnya mempertimbangkan

dengan seksama pengetahuan pihak yang diwawancarai atau pokok persoalan

yang dibicarakan, motifnya, dan apakah informasi yang disampaikan sesuai

dengan informasi lain yang telah diperoleh oleh auditor. Hal yang perlu

diperhatikan adalah belum tentu pihak yang menempati kedudukan yang tinggi

dapat merupakan jaminan atas keabsahan informasi yang disampaikan olehnya,

karena mungkin ia belum lama menempati posisi tersebut atau pun ia tidak

memiliki pengetahuan langsung mengenai masalah yang ditanyakan, yang

barangkali justru dipunyai oleh bawahannya. Auditor juga bisa mewawancarai

ahli-ahli yang merupakan pihak luar, tapi wawancara hendaknya diarahkan untuk

menjamin bahwa keterangan para ahli tersebut dapat diandalkan, dan

meneguhkan sifat dapat dipercayainya pembuktian.

Wawancara harus direncanakan dengan cermat. Auditor harus

mengetahui tujuan wawancara dan informasi apa yang harus diperolehnya.

Auditor harus mempertimbangkan dengan siapa ia hendak melakukan

wawancara. Untuk menghindari reaksi yang negatif, pejabat yang mempunyai

posisi/kedudukan tinggi lebih baik diwawancari oleh orang yang cukup tinggi pula

Page 35: 2011 DTSS PCA Dasar Dasar Pemeriksaan

MODUL DASARMODUL DASARMODUL DASARMODUL DASAR----DASAR AUDITDASAR AUDITDASAR AUDITDASAR AUDIT

DIKLAT POST CLEARANCE AUDIT Page 28

kedudukannya dalam organisasi audit. Wawancara sebaiknya dilakukan oleh dua

orang auditor, agar terdapat jaminan yang lebih besar bahwa catatan mengenai

wawancara mencerminkan dengan tepat informasi yang diperoleh.

Auditor hendaknya melakukan wawancara dengan sikap dan perilaku

yang sopan. Cara pendakatan pertama sangat penting artinya bagi kelancaran

jalannya wawancara. Oleh karena itu auditor harus memperkenalkan diri dengan

cara yang layak dan menjelaskan tujuan/ maksud diadakannya wawancara agar

pihak yang diwawancarai memahami apa yang diinginkan darinya. Sewaktu

mewawancarai, auditor harus mengendalikan pembicaraan agar hemat waktu

dan tepat terarah pada fakta atau informasi yang berhubungan dengan maksud

wawancara. Yang perlu diingat adalah auditor hendaknya bersikap sebagai

pencari informasi, dan tidak seperti seorang investigator, apalagi terlibat dalam

perdebatan atau pertengkaran.

Pada akhir wawancara, informasi penting yang diperoleh harus

diikhtisarkan dan dimintakan penugasan secara tertulis dari pihak yang

diwawancarai.

Tujuan utama penugasan adalah :

- Untuk menjamin kelengkapan audit tentang informasi lisan tersebut.

- Membangkitkan kesan kepada pihak yang diwawancarai, bahwa auditor

memandang penting informasi yang disampaikannya.

- Melindungi diri auditor sendiri terhadap kemungkinan timbulnya kontroversi di

kemudian hari mengenai informasi yang telah diperolehnya.

Contoh penegasan oleh pihak yang diwawancarai dapat berbentuk sebagai

berikut :

-----------------------------------------------------------------------------------------------------

Saya yang membaca catatan hasil wawancara ini, dan

membenarkan bahwa catatan ini dengan layak memaparkan hal-hal yang

dibicarakan serta pernyataan-pernyataan yang saya ucapkan dalam wawancara

tersebut.

Tanda Tangan

Nama

Jabatan

Tanggal

-----------------------------------------------------------------------------------------------------

Page 36: 2011 DTSS PCA Dasar Dasar Pemeriksaan

MODUL DASARMODUL DASARMODUL DASARMODUL DASAR----DASAR AUDITDASAR AUDITDASAR AUDITDASAR AUDIT

DIKLAT POST CLEARANCE AUDIT Page 29

Cara Tertulis

Cara tanya jawab yang mudah dan praktis adalah dengan tertulis. Setelah

responden ditentukan, kemudian dikirim surat pengantar beserta daftar

pertanyaan (kuesioner) yang memuat masalah yang akan ditanyakan.

Kelemahan dari cara tertulis adalah bahwa pada dasarnya daftar pertanyaan

tidak fleksibel, dan tidak ada verifikasi. Tingkat keandalan informasi yang

diperoleh melalui wawancara. Oleh karena daftar pertanyaan harus digunakan

secara hati-hati, dan jika tidak terdapat bukti penguat, maka bukti demikian

belum mencukupi untuk digunakan sebagai pendukung kesimpulan hasil audit.

Konfirmasi

Konfirmasi merupakan upaya untuk memperoleh informasi/ penugasan

dari sumber lain yang independen, baik secara lisan maupun tertulis. Konfirmasi

dapat dilakukan terhadap berbagai hal, misalnya :

- Konfirmasi mengenai pembayaran nilai transaksi.

- Konfirmasi pembayaran bea masuk dan PDRI.

- Konfirmasi polis asuransi.

Jenis Konfirmasi

Konfirmasi dapat dilakukan secara tertulis, atau secara lisan. Konfirmasi

secara lisan dilakukan secara langsung kepada pihak yang bersangkutan dengan

mengajukan pertanyaan atau wawancara. Konfirmasi secara tertulis dapat dibagi

dua macam, yaitu konfirmasi positif dan negatif. Konfirmasi positif adalah

konfirmasi dimana pihak yang bersangkutan diminta untuk memberikan jawaban

dalam batas waktu yang ditetapkan, baik jawaban menolak maupun jawaban

menyetujui. Sedangkan dalam konfirmasi negatif, pihak yang bersangkutan

diminta memberikan jawaban dalam batas waktu yang ditentukan apabila

menolak isi surat konfirmasi. Jika lewat batas waktu yang ditentukan maka

dianggap menyetujui isi surat konfirmasi .

Analisis

Analisis artinya memecah atau menguraikan suatu keadaan atau masalah

ke dalam beberapa bagian atau elemen dan memisahkan bagian tersebut untuk

dihubungkan dengan keseluruhan atau dibandingkan dengan yang lain. Dengan

Page 37: 2011 DTSS PCA Dasar Dasar Pemeriksaan

MODUL DASARMODUL DASARMODUL DASARMODUL DASAR----DASAR AUDITDASAR AUDITDASAR AUDITDASAR AUDIT

DIKLAT POST CLEARANCE AUDIT Page 30

analisis auditor dapat melihat hubungan penting antara satu unsur dengan unsur-

unsur lainnya. Pada umumnya dengan analisis akan diketahui hubungan-

hubungan atau hal-hal yang normal atau tidak normal. Analisis ini penting namun

tidak handal, sebab hasil analisis hanya memberikan indikator saja, kebenaran

masih harus dibuktikan dengan cara lain.

Perbandingan

Perbandingan adalah usaha untuk mencari kesamaan atau perbedaan

antara dua atau lebih gejala atau keadaan. Dalam audit kegiatan keuangan

misalnya, audit melakukan pekerjaan membandingkan seperti : Membandingkan

antara saldo buku dengan hasil audit fisik.

Hasil pekerjaan membandingkan biasanya dilanjutkan dengan melakukan analisa

sebab-sebab terjadinya penyimpangan.

Audit Bukti-Bukti Tertulis (Vouching dan Verifikasi)

Vouching adalah memeriksa authentik tidaknya serta lengkap tidaknya

bukti yang mendukung suatu transaksi. Sedangkan verifikasi adalah istilah yang

digunakan dalam arti untuk memeriksa ketelitian perkalian, penjumlahan,

pembukuan, pemilikan dan eksistensinya.

Tujuan vouching dan verifikasi adalah untuk memastikan bahwa :

- Bukti tersebut telah disetujui oleh pihak yang berwenang.

- Bukti tersebut sesuai dengan tujuannya.

- Jumlah yang tertera dalam bukti tersebut benar.

- Pencatatan dilakukan secara benar.

- Pemilikan dan eksistensinya sah.

Rekonsiliasi

Rekonsiliasi adalah penyesuaian antara dua golongan data yang

berhubungan (tetapi masing-masing dibuat oleh pihak-pihak yang

independen/terpisah) untuk mendapatkan data yang benar. Contoh rekonsiliasi

adalah penyesuaian saldo simpanan rekening Koran/giro di bank menurut

salinan rekening Koran bank dengan saldo menurut catatan

perusahaan/bendaharawan.

Page 38: 2011 DTSS PCA Dasar Dasar Pemeriksaan

MODUL DASARMODUL DASARMODUL DASARMODUL DASAR----DASAR AUDITDASAR AUDITDASAR AUDITDASAR AUDIT

DIKLAT POST CLEARANCE AUDIT Page 31

Trasir

Trasir adalah cara memeriksa dengan jalan menelusuri proses suatu

keadaan, kegiatan, atau pun masalah sampai pada sumber atau bahan/ bukti

pembukuannya. Sebagai contoh, dalam meneliti proses pembelian barang impor,

maka auditor akan melihat buku pembelian, kemudian menelusuri ke bukti-

buktinya yaitu purchase order, sales contract dan invoice.

Rekomputasi

Rekomputasi adalah menghitung kembali kalkulasi yang telah ada untuk

menetapkan kecermatannya. Sebagai contoh antara lain adalah :

- Menghitung kembali penjumlahan sisi pengeluaran/penerimaan dari Buku

Kas.

- Menghitung kembali harga pembelian/kontrak yang tertera pada faktur

pembelian atau pada kontrak.

Scanning

Scanning berarti melakukan penelaahan secara umum dan cepat untuk

menemukan hal-hal yang memerlukan audit lebih lanjut. Misalnya, membaca

dengan cepat setiap lembaran catatan/pembukuan perusahaan untuk

menemukan hal-hal yang penting atau tidak lazim. Hal-hal yang ditemukan

melalui scanning akan diteliti lebih lanjut secara mendetail melalui teknik audit

lainnya.

c) Macam-macam Bukti

Menurut Konrath (2002: 114 & 115) menurut tipenya ada 6 macam bukti

audit, yaitu :

Physical Evidence

Physical evidence atau bukti fisik adalah bukti yang terdiri dari segala

sesuatu yang bisa dihitung, dipelihara, diobservasi atau diinspeksi, dan terutama

berguna untuk mendukung tujuan eksistensi atau keberadaan. Contoh: bukti-

Page 39: 2011 DTSS PCA Dasar Dasar Pemeriksaan

MODUL DASARMODUL DASARMODUL DASARMODUL DASAR----DASAR AUDITDASAR AUDITDASAR AUDITDASAR AUDIT

DIKLAT POST CLEARANCE AUDIT Page 32

bukti fisik yang diperoleh dari kas opname, observasi dari perhitungan fisik

persediaan, audit fisik surat berharga dan inventarisasi aktiva tetap.

Confirmation Evidence

Confirmation evidence atau bukti konfirmasi adalah bukti yang diperoleh

mengenai eksistensi, kepemilikan atau penilaian, langsung dari pihak ketiga di

luar klien. Contoh: jawaban konfirmasi piutang, utang, barang konsinyasi, surat

berharga yang disimpan biro administrasi efek dan konfirmasi dari penasihat

hukum klien.

Documentary Evidence

Documentary evidence atau bukti dokumen adalah bukti yang terdiri dari

catatan-catatan akuntansi dan seluruh dokumen pendukung transaksi. Contoh :

faktur pembelian, copy faktur penjualan, journal voucher, general ledger dan sub

ledger. Bukti ini berkaitan dengan asersi manajemen mengenai completeness

dan dan eksistensi serta berkaitan dengan audit trail yang memungkinkan auditor

untuk mentrasir dan melakukan vouching atas transaksi-transaksi dan kejadian-

kejadian dari dokumen ke buku besar dan sebaliknya.

Mathematical Evidence

Mathematical evidence atau bukti matematis adalah bukti dari hasil

perhitungan, perhitungan kembali dan rekonsiliasi yang dilakukan auditor.

Contoh : footing, cross footing dan extension dari rincian persediaan,

perhitungan dan alokasi beban penyusutan, perhitungan beban bunga, laba/rugi

penarikan aktiva tetap, PPh dan accruals. Untuk rekonsiliasi misalnya audit

rekonsiliasi bank, rekonsiliasi saldo piutang usaha dan utang menurut buku

besar dan sub buku besar, rekonsiliasi inter company accounts dan lain-lain.

Analytical Evidence

Analytical evidence atau bukti analitis adalah bukti yang diperoleh melalui

penelaahan analitis terhadap informasi keuangan klien. Penelaahan analitis ini

harus dilakukan pada waktu membuat perencanaan audit, sebelum melakukan

substantive test dan pada akhir pekerjaan lapangan (audit field work). Prosedur

analitis bisa dilakukan dalam bentuk :

Page 40: 2011 DTSS PCA Dasar Dasar Pemeriksaan

MODUL DASARMODUL DASARMODUL DASARMODUL DASAR----DASAR AUDITDASAR AUDITDASAR AUDITDASAR AUDIT

DIKLAT POST CLEARANCE AUDIT Page 33

- Trend (horizontal) analysis, yaitu membandingkan angka-angka laporan

keuangan tahun berjalan dengan tahun-tahun sebelumnya dan menyelidiki

kenaikan/ penurunan yang signifikan baik dalam jumlah rupiah amupun

persentase.

- Common size (vertical) analysis.

- Ratio analysis, misalnya menghitung rasio likuiditas, rasio profitabilitas, rasio

leverage dan rasio manajemen aset.

Hearsay Evidence

Hearsay (oral) evidence atau bukti oral adalah bukti dalam bentuk

jawaban lisan dari klien atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan auditor.

Contoh : jawaban atas pertanyaan-pertanyaan auditor mengenai pengendalian

intern, ada tidaknya contingent liabilities, persediaan yang bergerak lambat atau

rusak, kejadian penting sesudah tanggal neraca dan lain-lain.

Dari 6 macam bukti di atas, yang paling reliable atau paling tinggi

reliabilitasnya adalah physical evidence. Selanjutnya makin ke bawah sampai

dengan hearsay evidence adalah makin rendah reliabilitasnya.

b. KERTAS KERJA AUDIT

a) Pengertian Kertas Kerja Audit

Dalam menjalankan auditnya (general audit) auditor KAP harus

berpedoman kepada SPAP (khususnya standar auditing, standar pengendalian

mutu, kode etik IAI dan aturan etika IAI Kantor Akuntan Publik). Semua prosedur

audit yang dilakukan dan temuan-temuan audit harus didokumentasikan dalam

kertas kerja audit.

Sama halnya dengan auditor kepabeanan dan cukai, dalam menjalankan

auditnya harus berpedoman kepada tata lakasana audit di bidang kepabeanan

dan cukai, standar audit, program audit, dan kode etik pegawai DJBC yang diatur

dalam Keputusan Menteri maupun Dirjen Bea dan Cukai. Semua prosedur audit

yang dilakukan dan temuan-temuan audit juga harus dituangkan dalam kertas

kerja audit.

Menurut Sukrisno Agoes (2004;105) Kertas kerja audit (Audit Working

Papers) adalah semua berkas-berkas yang dikumpulkan auditor dalam

menjalankan auditnya, yang berasal dari auditee, dari analisis yang dibuat oleh

auditor dan atau dari pihak ketiga.

Page 41: 2011 DTSS PCA Dasar Dasar Pemeriksaan

MODUL DASARMODUL DASARMODUL DASARMODUL DASAR----DASAR AUDITDASAR AUDITDASAR AUDITDASAR AUDIT

DIKLAT POST CLEARANCE AUDIT Page 34

Berkas yang berasal dari auditee, misalnya;

a. laporan keuangan, buku, catatan, dan dokumen yang menjadi bukti dasar

pembukuan yang berkaitan dengan transaksi kegiatan di bidang kepabeanan

dan di bidang cukai

b. surat yang berkaitan dengan kegiatan usaha termasuk data elektronik

c. surat yang berkaitan dengan kegiatan di bidang kepabeanan dan di bidang

cukai

Analisis yang dibuat auditor, misalnya:

1. Pengujian saldo buku dengan sediaan barang

2. Pengujian jumlah/jenis barang

Berkas yang diperoleh dari pihak ketiga, misalnya:

1. Data dari Dit IKC/Dit Fasilitas/Kanwil BC/KPPBC

2. Jawaban konfirmasi dari Bank/supplier/pihak-pihak terkait

b) Tujuan Kertas Kerja Audit

Kertas kerja audit yang merupakan dokumentasi auditor atas prosedur-

prosedur audit yang dilakukannya, test-test yang diadakan, informasi-informasi

yang didapat dan kesimpulan yang dibuat atas audit, analisis, dan surat-surat

konfirmasi. Kertas kerja audit mempunyai tujuan antara lain:

1. Sebagai bukti bahwa auditor telah melakukan audit sesuai standar audit dan

program audit.

Dalam kertas kerja audit harus terlihat bahwa apa yang diatur dalam standar

audit dan program audit sudah diikuti dengan baik oleh auditor.

2. Mendukung temuan dan rekomendasi hasil audit.

Temuan dan rekomendasi yang disampaikan harus sesuai dengan

kesimpulan audit yang berdasarkan kertas kerja audit.

3. Sebagai salah satu dasar penilaian kinerja auditor sehingga dapat dievaluasi

sesudah selesai penugasan.

4. Sebagai pegangan bagi tim audit untuk periode audit berikutnya

Sebagai bahan untuk mencheck saldo awal, sebagai bahan untuk dipelajari

bagi tim audit berikutnya, untuk mengetahui masalah-masalah yang terjadi di

periode audit yang lalu dan berguna untuk penyusunan audit plan periode

audit berikutnya.

Page 42: 2011 DTSS PCA Dasar Dasar Pemeriksaan

MODUL DASARMODUL DASARMODUL DASARMODUL DASAR----DASAR AUDITDASAR AUDITDASAR AUDITDASAR AUDIT

DIKLAT POST CLEARANCE AUDIT Page 35

Contoh KKA

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK

INDONESIA

Lampir

an : I

DIREKTORAT JENDERAL BEA

DAN CUKAI

KKA

No. : 1

KANTOR WILAYAH

…………………….

Disusu

n oleh

:

Audit

or

Nama

Perusahaan

: CV.

ABC Paraf :

NPWP :

Direvie

w oleh

: Ketua

auditor

Alamat

: Jl. Karya No. 234

Palangkaraya Paraf :

Kegiatan

Audit

: Rekapitulasi Pemberitahuan Impor

barang

Disetuj

ui oleh : PTA

Periode

Audit

: 1 September 2004 s.d. 31 Agustus

2006 Paraf :

Page 43: 2011 DTSS PCA Dasar Dasar Pemeriksaan

MODUL DASARMODUL DASARMODUL DASARMODUL DASAR----DASAR AUDITDASAR AUDITDASAR AUDITDASAR AUDIT

DIKLAT POST CLEARANCE AUDIT Page 36

N

O

PIB SE

RI

HS

COD

E

TARI

F

URAIA

N

JENIS

BARAN

G

NEGAR

A JM

L

SA

T

NDPB

M

CI

F

NIL.

PAB

PUNGUTAN

KET

NO TGL ASAL

BM PP

N

PP

H

Page 44: 2011 DTSS PCA Dasar Dasar Pemeriksaan

MODUL DASAR-DASAR AUDIT

DIKLAT POST CLEARANCE AUDIT Page 37

2.2. Latihan

Untuk menambah pemahaman anda tentan kegiatan belajar 3, anda dapat mencoba

untuk menjawab soal-soal berikut secara singkat.

1. Sebutkan perbedaan antara teknik audit dengan prosedur audit!

2. Mengapa teknik audit harus dipelajari secara mendalam oleh auditor?

3. Untuk mengetahui kebenaran sebuah bukti pembayaran (telegraphic transfer) untuk

pembayaran ke luar negeri bisa dilakukan dengan beberapa macam teknik audit.

Coba sebutkan disertai dengan alasannya.

4. Hal-hal yg dilakukan dlm pelaksanaan audit harus dituangkan ke dalam KKA. Apa

tujuan dari pembuatan KKA tsb? Dokumentasi seperti apa yg harus dituangkan ke

dalam KKA? Apa syarat dari KKA?

5. Coba buat suatu contoh KKA yang menunjukkan telah dilakukannya teknik audit sbb:

a. Konfirmasi

b. Perbandingan

2.3. Rangkuman

Teknik audit merupakan cara-cara yang ditempuh oleh auditor untuk memperoleh

pembuktian dalam membandingkan keadaan yang sebenarnya dengan keadaan yang

seharusnya. Pembuktian dalam audit adalah mutlak diperlukan. Hal itu hanya bisa

diperoleh dengan cara-cara tertentu yaitu dengan teknik audit. Oleh karena itu teknik

audit memegang peranan penting dalam audit.

Ada berbagai macam teknik audit, antara lain : inspeksi, observasi, tanya jawab,

konfirmasi, analisis, perbandingan, vouching, verifikasi, rekonsiliasi, trasir, rekomputasi

dan scanning. Untuk membuktikan sesuatu hal dalam audit bisa dilakukan satu macam

atau lebih teknik audit. Makin banyak macam teknik audit yang bisa membuktikan

sesuatu hal, maka akan makin menguatkan bagi auditor tentang temuannya.

Menurut tipenya ada 6 macam bukti audit, yaitu : physical evidence, confirmation

evidence, documentary evidence, mathematical evidence, analytical evidence dan

hearsay evidence.

Kertas kerja audit adalah semua berkas-berkas yang dikumpulkan auditor dalam

menjalankan auditnya, yang berasal dari auditee, dari analisis yang dibuat oleh auditor

dan atau dari pihak ketiga.

Tujuan dari kertas kerja audit adalah :

1. Sebagai bukti bahwa auditor telah melaksanakan audit sesuai standar audit dan

program audit.

Page 45: 2011 DTSS PCA Dasar Dasar Pemeriksaan

MODUL DASAR-DASAR AUDIT

DIKLAT POST CLEARANCE AUDIT Page 38

2. Mendukung temuan dan rekomendasi hasil audit.

3. Sebagai salah satu dasar penilaian kinerja auditor.

4. Sebagai pegangan bagi tim audit untuk periode audit berikutnya.

2.4. Tes Formatif

Soal pilihan berganda

1. Cara-cara yang ditempuh auditor untuk memperoleh pembuktian dalam

membandingkan keadaan yang sebenarnya dengan keadaan yang seharusnya

disebut:

a. Prosedur audit

b. Program audit

c. Teknik audit

d. Pelaksanaan audit

2. Langkah-langkah yang ditempuh untuk mencapai suatu tujuan audit disebut:

a. Prosedur audit

b. Tahapan audit

c. Teknik audit

d. Pelaksanaan audit

3. Upaya auditor untuk memperoleh informasi/ penugasan dari sumber lain yang

independen, baik secara lisan maupun tertulis disebut:

a. Konsolidasi

b. Konfrantasi

c. Wawancara

d. Konfirmasi

4. Dalam audit kepabeanan konfirmasi dapat dilakukan terhadap berbagai hal

berikut, kecuali:

a. Konfirmasi mengenai pembayaran nilai transaksi.

b. Konfirmasi pembayaran bea masuk dan PDRI.

c. Konfirmasi polis asuransi.

d. Konfirmasi pembayaran gaji.

5. Konfirmasi dimana pihak yang bersangkutan diminta untuk memberikan jawaban

dalam batas waktu yang ditetapkan, baik jawaban menolak maupun jawaban

menyetujui disebut:

Page 46: 2011 DTSS PCA Dasar Dasar Pemeriksaan

MODUL DASAR-DASAR AUDIT

DIKLAT POST CLEARANCE AUDIT Page 39

a. Konfirmasi negatif

b. Konfirmasi positif

c. Konfirmasi afirmatif.

d. Konfirmasi deduktif.

6. Cara memeriksa dengan menggunakan panca indera terutama mata, yang

dilakukan secara kontinyu selama kurun waktu tertentu untuk membuktikan

sesuatu keadaan atau masalah disebut:

a. Inspeksi

b. Konfirmasi

c. Observasi

d. Rekonsiliasi

7. Penyesuaian antara dua golongan data yang berhubungan (tetapi masing-

masing dibuat oleh pihak-pihak yang independen/terpisah) untuk mendapatkan

data yang benar disebut:

a. Akuntansi

b. Konsolidasi

c. Konfirmasi

d. Rekonsiliasi

8. Teknik Vouching bertujuan untuk memastikan hal-hal berikut, kecuali:

a. Apakah bukti telah disetujui oleh pihak yang berwenang.

b. Apakah bukti telah sesuai dengan tujuannya.

c. Apakah jumlah yang tertera dalam bukti tersebut benar.

d. Apakah pencatatan telah dilakukan secara lengkap dan menyeluruh.

9. Berikut adalah macam-macam bukti audit, kecuali

a. Bukti fisik

b. Bukti konsultasi

c. Bukti dokumen

d. Bukti matematis

10. Jenis bukti yang paling reliable atau paling tinggi reliabilitasnya adalah:

a. Bukti fisik

b. Hasil konfirmasi

c. Bukti dokumen

d. Bukti analistis

Page 47: 2011 DTSS PCA Dasar Dasar Pemeriksaan

MODUL DASAR-DASAR AUDIT

DIKLAT POST CLEARANCE AUDIT Page 40

11. Semua berkas-berkas yang dikumpulkan auditor dalam menjalankan auditnya,

yang berasal dari auditee, dari analisis yang dibuat oleh auditor dan atau dari

pihak ketiga disebut:

a. Kertas Kerja Audit

b. Bukti audit

c. Program audit

d. Teknik audit.

12. Berikut adalah berkas yang berasal dari auditee, kecuali:

a. Laporan keuangan, buku, catatan, dan dokumen yang menjadi bukti dasar

pembukuan yang berkaitan dengan transaksi kegiatan di bidang kepabeanan

dan di bidang cukai

b. Surat yang berkaitan dengan kegiatan usaha termasuk data elektronik

c. Surat yang berkaitan dengan kegiatan di bidang kepabeanan dan di bidang

cuka.

d. Hasil konfirmasi piutang.

13. Berikut adalah jenis pengujian analisis yang dilakukan oleh auditor, kecuali:

a. Analisis studi kelayakan obyek audit

b. Analisis trend penjualan

c. Analisis ratio

d. Analisis Perbandingan antara elemen-elemen laporan keuangan

14. Berikut adalah berkas yang diperoleh dari pihak ketiga, kecuali:

a. Data dari Dit IKC/Dit Fasilitas/Kanwil BC/KPPBC

b. Jawaban konfirmasi dari Bank/supplier/pihak-pihak terkait

c. Wawancara dengan customer auditee

d. Tanya jawab dengan manajemen auditee.

15. Kertas kerja audit mempunyai tujuan sebagai berikut, kecuali:

a. Sebagai bukti bahwa auditor telah melakukan audit sesuai standar audit dan

program audit.

b. Mendukung temuan dan rekomendasi hasil audit.

c. Sebagai salah satu dasar penilaian kinerja auditor sehingga dapat dievaluasi

sesudah selesai penugasan.

d. Sebagai pegangan bagi tim audit untuk periode audit berikutnya

Page 48: 2011 DTSS PCA Dasar Dasar Pemeriksaan

MODUL DASAR-DASAR AUDIT

DIKLAT POST CLEARANCE AUDIT Page 41

2.5. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Cocokkan hasil jawaban dengan kunci yang terdapat di bagian belakang modul ini.

Hitung jawaban Anda dengan benar. Kemudian gunakan rumus untuk mengetahui

tingkat pemahaman terhadap materi.

TP = Jumlah Jawaban Yang Benar X 100%

Jumlah keseluruhan Soal

Apabila tingkat pemahaman Anda dalam memahami materi yang sudah dipelajari

mencapai :

91% s.d. 100% : Amat baik

81% s.d. 90,99% : Baik

71% s.d. 80,99% : Cukup

61% s.d. 70,99% : Kurang

bila tingkat pemahaman belum mencapai 81% ke atas (kategori “baik”), maka

disarankan mengulangi materi.

Page 49: 2011 DTSS PCA Dasar Dasar Pemeriksaan

MODUL DASAR-DASAR AUDIT

DIKLAT POST CLEARANCE AUDIT Page 42

3. KEGIATAN BELAJAR 3

Tahapan Audit

3.1. Uraian dan Contoh

Perencanaan Audit

a. Menentukan Sasaran Audit

Dalam melakukan audit harus jelas sasarannya sehingga jelas pula batas-

batasnya, karena hal itu akan menyangkut tanggung jawab auditor. Jadi harus jelas

obyek mana yang akan diperiksa, seluruh obyek atau hanya sebagian saja : bagian apa

yang akan diperiksa, bagian bahan baku, barang jadi, pembelian, atau audit khusus,

misalnya transaksi pembelian/penjualan, subkontrak, dan sebagainya. Oleh karena itu,

dalam penugasan audit sasaran, batasan-batasan, serta tanggung jawab auditor harus

dipahami.

INDIKATOR KEBERHASILAN: Setelah mempelajari KB3 para peserta diharapkan dapat:

- Menentukan sasaran audit. - Menentukan para pelaksana audit - Menyiapkan dan mempelajari berkas audit. - Menyiapkan formulir-formulir yang digunakan dalam audit. - Menyusun jadwal audit. - Menilai struktur pengendalian interen. - Menentukan luasnya pengujian - Menetapkan prosedur dan program audit dan menentukan

pengujian yang diperlukan. - Menyusun kertas kerja audit - Menuntaskan masalah-masalah yang dijumpai dalam audit - Memahami bentuk-bentuk laporan audit. - Menentukan dan menjelaskan jenis-jenis pendapat akuntant

KB 3

Page 50: 2011 DTSS PCA Dasar Dasar Pemeriksaan

MODUL DASAR-DASAR AUDIT

DIKLAT POST CLEARANCE AUDIT Page 43

b. Menentukan Para Pelaksana Audit

Dalam menetapkan tim auditor yang akan ditugaskan untuk melakukan audit,

haruslah diperhatikan kemampuan para pelaksananya, yang sesuai dengan obyek yang

diperiksa serta sasaran auditnya. Misalnya, untuk audit nilai transaksi, akan lebih baik

bila petugas auditor tersebut harus mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan kriteria

audit nilai transaksi. Untuk auditor fasilitas kepabeanan dan cukai, tentu pengetahuan

mengenai masalah fasilitas kepabeanan dan cukai akan sangat membantu kelancaran

dan efektifitas pelaksanaan audit. Harus diingat bahwa sebagai auditor, pengetahuan

yang utama adalah pengetahuan tentang audit. Ia ahli di dalam bidang audit, dan bukan

ahli di dalam bidang pelaksanaan.

c. Mempersiapkan Berkas Audit

Mempersiapkan berkas audit meliputi : menyediakan berkas/ dokumen yang

berhubungan dengan audit yang akan dilakukan. Dokumen-dokumen tersebut antara

lain : peraturan/ketentuan tentang obyek yang akan diperiksa, misalnya surat-surat

keputusan, struktur organisasi dan pejabat-pejabatnya, pedoman kerja dan lain

sebagainya. Kalau sebelumnya obyek pernah diperiksa, maka dalam berkas audit selain

memuat hal-hal yang diperlukan di atas, juga memuat kertas kerja audit yang pernah

dilakukan. Penyiapan berkas yang rapi merupakan awal kelancaran audit yang akan

dilakukan.

d. Mempelajari Berkas Audit

Adalah suatu keharusan bahwa sebelum melakukan audit, auditor mempelajari

berkas-berkas mengenai obyek yang diperiksa. Dengan mempelajari tersebut akan

diperoleh gambaran mengenai obyek yang akan diperiksa, sehingga memudahkan

penyusunan rencana audit. Sudah barang tentu bahwa dalam menyusun program audit

harus dipelajari kenyataan yang ada pada obyek yang diperiksa.

e. Menyiapkan Formulir-Formulir untuk Audit

Menyiapkan formulir-formulir yang akan digunakan dalam audit dimaksudkan

bahwa untuk setiap audit dibuatkan formulir-formulir yang seragam. Misalnya : surat

tugas, surat permintaan data, berita acara-berita acara, dan sebagainya. Formulir-

formulir untuk menyusun program audit, kertas kerja audit, surat konfirmasi dan formulir-

formulir lain yang diperlukan sesuai dengan obyek dan sasaran audit.

Page 51: 2011 DTSS PCA Dasar Dasar Pemeriksaan

MODUL DASAR-DASAR AUDIT

DIKLAT POST CLEARANCE AUDIT Page 44

f. Menyusun Jadual Audit

Menyusun jadual audit dalam tahap audit, dimaksudkan untuk memperkirakan

waktu yang akan diperlukan untuk audit, dihadapkan dengan waktu yang tersedia untuk

tugas audit. Perlu direncanakan kapan audit akan dimulai, kapan harus selesai,

bagaimana pembagian tugas di antara anggota tim audit, dan bagaimana urutan

pelaksanaannya. Pada tahap ini tidak berarti jadual audit secara terinci sudah dapat

dipersiapkan. Jadual yang terinci baru dapat disusun setelah dilakukan pengamatan ke

obyek yang diperiksa. Program audit yang bersifat sementara dapat dipersiapkan pada

tahap ini.

Semua persiapan tersebut dapat dilakukan di kantor sendiri berdasarkan

data/informasi yang ada mengenai obyek yang diperiksa.

Pelaksanaan Audit

a. Mempelajari dan Menilai Struktur Pengendalian Intern

Pelaksanaannya meliputi :

- Mempelajari struktur pengendalian yang ada, termasuk untuk mengetahui apakah

sistem yang ada tersebut dilaksanakan/ditaati.

- Menilai kekuatan dan kelemahannya.

- Dari kelemahan yang ada, diperkirakan kemungkinan-kemungkinan kesalahan yang

dapat terjadi (potential error).

- Pengujian untuk memastikan sampai seberapa jauh kemungkinan kesalahan

tersebut menimbulkan kesalahan nyata (riil). Demikian juga terhadap pengendalian

yang sudah kuat perlu diuji apakah memang kuat.

b. Menentukan Luasnya Pengujian

Dalam melakukan audit, Saudara tidak melakukan pengujian terhadap seluruh

transaksi dan seluruh bukti-bukti. Saudara perlu mengingat faktor biaya dengan manfaat

melakukan pengujian menyeluruh tersebut. Jika demikian, berapa luas pengujian yang

akan dilakukan? Jawaban atas pertanyaan tersebut tidak dapat diberikan secara pasti.

Ini akan tergantung dari pertimbangan auditor masing-masing, dan pertimbangan

tersebut didasarkan atas hasil penilaian terhadap pengendalian intern, yaitu seberapa

tingkat ”keterandalan struktur pengendalian intern” tersebut.

Secara umum dapat dikatakan bahwa pengujian yang luas dan intensif diarahkan

pada bidang/bagian yang pengendalian internnya lemah. Sedangkan terhadap

bidang/bagian yang pengendalian internnya kuat dapat dilakukan pengujian secara uji

petik saja.

Page 52: 2011 DTSS PCA Dasar Dasar Pemeriksaan

MODUL DASAR-DASAR AUDIT

DIKLAT POST CLEARANCE AUDIT Page 45

c. Menetapkan Prosedur Audit Yang Tepat

Dalam tahap persiapan telah dibicarakan bahwa program audit “sementara”

dapat disusun sebelum melaksanakan audit. Ini biasanya berupa program audit yang

berisi prosedur-prosedur audit yang standar. Oleh karena itu dalam pelaksanaan harus

ditetapkan/disusun program audit yang benar-benar akan dilaksanakan, yang memuat

prosedur-prosedur audit yang tepat sesuai dengan kondisi pengendalian intern dan

sesuai dengan tujuan audit.

Program audit merupakan instruksi kepada para pelaksana untuk melaksanakan

prosedur-prosedur audit yang telah ditetapkan. Program audit juga berfungsi sebagai

alat untuk membimbing dan mengawasi para pelaksana.

Secara umum program audit akan meliputi hal-hal sebagai berikut :

- Audit atas pembukuan.

- Audit bukti-bukti

- Audit prosedur dan kejadian-kejadian penting yang terjadi dalam masa yang

diperiksa.

- Audit fisik.

b. Menyusun Kertas Kerja Audit (KKP)

Kertas Kerja Audit (KKP) adalah catatan yang dibuat dan data yang dikumpulkan

auditor secara sistematis pada saat melaksanakan audit. Berhubung KKP tersebut

mencerminkan prosedur yang ditempuh auditor, pengujian-pengujian yang telah

dilakukan dan hasil auditnya, maka setiap auditor wajib membuat KKP pada saat

melaksanakan tugasnya.

Program Kerja Audit dan Kertas Kerja Audit akan dibahas secara terinci dalam

modul pelatihan tersendiri.

Pelaporan Audit

a. Bentuk Laporan Audit

Pada akhir auditnya, dalam suatu general audit, KAP akan memberikan suatu

laporan akuntan yang terdiri dari:

a. Lembaran opini, yang merupakan tangung jawab akuntan publik. Akuntan

memberikan pendapatnya terhadap “kewajaran” laporan keuangan yang disusun

oleh manajemen dan merupakan tanggung jawab manajemen.

Page 53: 2011 DTSS PCA Dasar Dasar Pemeriksaan

MODUL DASAR-DASAR AUDIT

DIKLAT POST CLEARANCE AUDIT Page 46

b. Laporan keuangan terdiri dari: Neraca; Laporan Laba Rugi; Laporan Perubahan

Ekuitas; Laporan Arus Kas; Catatan atas laporan keuangan, yang antara lain berisi

bagian umum (menjelaskan latar belakang perusahaan), kebijakan akuntansi dan

penjelasan atas pos-pos neraca dan laba rugi; Informasi tambahan berupa lampiran

mengenai perincian pos-pos yang penting (seperti piutang, aktiva tetap, utang, beban

umum dan administrasi serta beban penjualan).

Tanggal laporan akuntan harus sama dengan tanggal selesainya pekerjaan

lapangan dan tanggal surat pernyataan langganan, karena menunjukkan sampai dengan

tanggal berapa akuntan bertanggung jawab untuk menjelaskan hal-hal penting yang

terjadi.

b. Jenis-jenis Pendapat Akuntan

Menurut Standar Profesional Akuntan Publik (PSA 29 SA Seksi 508), ada lima

jenis pendapat akuntan, yaitu:

1). Pendapat wajar tanpa pengecualian (Unqualifi ed Opinion)

Jika auditor tidak menemukan adanya kesalahan material atas penyimpangan dari

prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Ini berarti bahwa laporan

keuangan menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi

keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas, dan arus kas suatu entitas sesuai

dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.

(lihat contoh di halaman 53 - 58).

2). Pendapat wajar tanpa pengecualian dengan bahas a penjelasan yang

ditambahkan dalam laporan audit bentuk baku (Unqual ified opinion with

explanatory language).

Jika terdapat keadaan tertentu yang mengharuskan auditor menambahkan

paragraf/bahasa penjelasan lain dalam laporan audit, walaupun tidak

mempengaruhi pendapat wajar tanpa pengecualian yang dinyatakan oleh auditor.

Keadaan tersebut misalnya:

a. pendapat wajar sebagian didasarkan atas laporan auditor independen lain

b. untuk mencegah agar laporan keuangan tidak menyesatkan karena keadaan-

keadaan yang luar biasa, laporan keuangan disajikan menyimpang dari suatu

prinsip akuntansi yang dikeluarkan oleh IAI

c. di antara dua periode akuntansi terdapat suatu perubahan material dalam

penggunaan prinsip akuntansi atau dalam metode penerapannya

d. data keuangan kuartalan tertentu yang diharuskan oleh Bapepam namun tidak

disajikan atau tidak direview

Page 54: 2011 DTSS PCA Dasar Dasar Pemeriksaan

MODUL DASAR-DASAR AUDIT

DIKLAT POST CLEARANCE AUDIT Page 47

e. informasi lain dalam suatu dokumen yang berisi laporan keuangan yang diaudit

secara material tidak konsisten dengan informasi yang disajikan dalam laporan

keuangan.

(lihat contoh di halaman 53 - 58)

3). Pendapat tidak wajar (Adverse Opinion)

Terjadi jika auditor berpendapat bahwa laporan keuangan secara keseluruhan

(posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas, dan arus kas suatu entitas) tidak

disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di

Indonesia. Auditor harus menjelaskan semua alasan yang mendukung pendapatnya

dan dampak utama hal yang menyebabkan pemberian pendapat itu.

(lihat contoh di halaman 53 - 58)

4). Pendapat wajar dengan pengecualian (Qualifie d Opinion)

Ini berarti bahwa laporan keuangan menyajikan secara wajar, dalam semua hal

yang material, posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas, dan arus kas suatu

entitas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku di Indonesia kecuali untuk

dampak hal yang berkaitan dengan yang dikecualikan. Pendapat ini dinyatakan

dalam kondisi:

a. Tidak adanya bukti kompeten yang cukup atau adanya pembatasan terhadap

lingkup audit yang mengakibatkan auditor berkesimpulan bahwa ia tidak dapat

menyatakan pendapat wajar tanpa pengecualian dan berkesimpulan tidak

menyatakan tidak memberikan pendapat.

b. Auditor yakin, atas dasar auditnya, bahwa laporan keuangan berisi

penyimpangan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, yang

berdampak material, dan berkesimpulan untuk tidak menyatakan pendapat

tidak wajar.

Auditor juga harus menjelaskan semua alasan yang menguatkan pendapatnya.

(lihat contoh di halaman 53 - 58 )

5). Pernyataan tidak memberikan pendapat (Discla imer Opinion)

Apabila auditor tidak berhasil mengumpulkan bukti-bukti yang cukup untuk

menyatakan pendapat wajar tanpa pengecualian atas laporan keuangan, dan jika

hal itu mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap laporan keuangan secara

keseluruhan, maka auditor harus memberikan pernyataan tidak memberikan

pendapat (disclaimer opinion). Pernyataan seperti ini dapat disebabkan oleh :

Page 55: 2011 DTSS PCA Dasar Dasar Pemeriksaan

MODUL DASAR-DASAR AUDIT

DIKLAT POST CLEARANCE AUDIT Page 48

- Adanya pembatasan atas luasnya audit. Misalnya perkiraan piutang yang tidak

boleh diperiksa merupakan salah satu aktiva yang sangat besar, sehingga bukan

saja perkiraan ini yang dikecualikan melainkan seluruh neraca diragukan

kelayakannya. Dalam hal ini auditor harus memberikan pernyataan tidak

memberikan pendapat mengenai kelayakan neraca.

- Adanya ketidakpastian yang luar biasa mengenai jumlah suatu atau beberapa

perkiraan tertentu, misalnya dalam hal menunggu putusan pengadilan mengenai

pembayaran suatu klaim. Contoh lain adalah ketidakpastian mengenai angka-

angka dalam laporan keuangan karena struktur pengendalian intern yang lemah.

- Auditor tidak dapat bersikap independen.

(lihat contoh di halaman berikut ini) :

Page 56: 2011 DTSS PCA Dasar Dasar Pemeriksaan

MODUL DASAR-DASAR AUDIT

DIKLAT POST CLEARANCE AUDIT Page 49

Page 57: 2011 DTSS PCA Dasar Dasar Pemeriksaan

MODUL DASAR-DASAR AUDIT

DIKLAT POST CLEARANCE AUDIT Page 50

Page 58: 2011 DTSS PCA Dasar Dasar Pemeriksaan

MODUL DASAR-DASAR AUDIT

DIKLAT POST CLEARANCE AUDIT Page 51

Page 59: 2011 DTSS PCA Dasar Dasar Pemeriksaan

MODUL DASAR-DASAR AUDIT

DIKLAT POST CLEARANCE AUDIT Page 52

Page 60: 2011 DTSS PCA Dasar Dasar Pemeriksaan

MODUL DASAR-DASAR AUDIT

DIKLAT POST CLEARANCE AUDIT Page 53

Page 61: 2011 DTSS PCA Dasar Dasar Pemeriksaan

MODUL DASAR-DASAR AUDIT

DIKLAT POST CLEARANCE AUDIT Page 54

Page 62: 2011 DTSS PCA Dasar Dasar Pemeriksaan

MODUL DASAR-DASAR AUDIT

DIKLAT POST CLEARANCE AUDIT Page 55

3.2. Latihan

Untuk menambah pemahaman anda tentan kegiatan belajar 3, anda dapat mencoba

untuk menjawab soal-soal berikut secara singkat.

1. Salah satu langkah dalam perencanaan audit adalah menyusun jadual audit.

Demikian juga yang dilakukan oleh auditor kepabeanan dan cukai, mereka biasa

membuat RKA (Rencana Kerja Audit). Coba cari contohnya dan pelajari hal-hal

apa saja yang mereka rencanakan dalam RKA tersebut. Uraikan!

2. Bagaimana peranan dari kegiatan mempelajari dan menilai struktur pengendalian

intern terhadap pelaksanaan audit secara keseluruhan?

3. Jelaskan perbedaan antara program audit sementara dengan program audit yang

benar-benar akan dilaksanakan!

4. Jika terdapat pembatasan atau pengecualian dalam laporan keuangan, seorang

auditor dapat memberikan pendapat wajar tanpa pengecualian (unqualified

opinion), wajar dengan pengecualian (qualified opinion), atau pernyataan tidak

memberikan pendapat (disclaimer opinion). Mengapa demikian? Jelaskan!

3.3. Rangkuman

Dalam perencanaan audit, kegiatan yang dilaksanakan oleh auditor adalah:

1. Menentukan sasaran audit, hal itu dilakukan untuk mengetahui dengan jelas

sasaran audit, batasan-batasan, serta memahami tanggung jawab auditor.

2. Menunjuk para pelaksana, dalam hal ini perlu disesuaikan antara obyek audit

dengan kemampuan para pelaksana audit.

3. Mempersiapkan berkas audit, yaitu menyediakan berkas/ dokumen yang

berhubungan dengan audit yang akan dilakukan.

4. Mempelajari berkas audit, untuk mengetahui gambaran mengenai obyek yang

diperika.

5. Menyiapkan formulir-formulir untuk audit, disesuaikan dengan obyek dan sasaran

audit.

6. Menyusun jadual audit, untuk memperkirakan waktu yang diperlukan dalam audit.

Dalam pelaksanaan audit, auditor harus melaksanakan apa yang telah

direncanakan dan mengatasi masalah-masalah yang timbul dalam pelaksanaannya.

Secara umum kegiatan yang harus dilaksanakan dalam tahap pelaksanaan audit

meliputi :

Page 63: 2011 DTSS PCA Dasar Dasar Pemeriksaan

MODUL DASAR-DASAR AUDIT

DIKLAT POST CLEARANCE AUDIT Page 56

- Mempelajari dan menilai struktur pengendalian manajemen atau struktur

pengendalian intern.

- Menentukan luasnya pengujian yang akan dilaksanakan.

- Menetapkan prosedur audit yang dapat dilaksanakan dan melakukan pengujian-

pengujian yang diperlukan.

- Menyusun kertas kerja audit.

- Menuntaskan masalah-masalah yang dijumpai salam audit.

Setelah menyelesaikan sebuah general audit, Kantor Akuntan Publik akan menerbitkan

sebuah laporan akuntan yang terdiri dari :

- Lembaran opini, yang berisi pendapat KAP tersebut tentang ”kewajaran” laporan

keuangan yang disusun oleh manajemen dan merupakan tanggung jawab

manajemen.

- Laporan keuangan yang telah diperiksanya.

Dalam laporan akuntan, pendapat yang diberikan oleh KAP terdiri dari 5 jenis, yaitu :

- Pendapat wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion)

- Pendapat wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelasan yang ditambahkan

dalam laporan audit bentuk baku (unqualified opinion with explanatory language)

- Pendapat tidak wajar (adverse opinion)

- Pendapat wajar dengan pengecualian (qualified opinion)

- Pernyataan tidak memberikan pendapat (disclaimer opinion)

3.4. Tes Formatif 3

Soal pilihan berganda

1. Dalam menentukan sasaran dan ruang lingkup audit, auditor perlu memperhatikan

hal-hal berikut, kecuali:

a. Besarnya kecilnya organisasi

b. Potensi terjadinya error dan/atau fraud.

c. Waktu dan personil yang tersedia

d. Dampak atau akibat yang ditimbulkan.

2. Dalam menetapkan tim auditor yang akan ditugaskan untuk melakukan audit, harus

dipertimbangkan hal-hal berikut, kecuali

a. Kemampuan calon auditor

b. Independensi calon auditor

c. Pengalaman calon auditor

d. Pengetahuan calon auditor atas bidang-bidang yang akan diaudit.

Page 64: 2011 DTSS PCA Dasar Dasar Pemeriksaan

MODUL DASAR-DASAR AUDIT

DIKLAT POST CLEARANCE AUDIT Page 57

3. Dalam tahap awal audit, auditor perlu melakukan penyiapan berkas audit. Berikut

berkas-berkas yang perlu dipersiapkan auditor, kecuali:

a. Peraturan/ketentuan tentang obyek yang akan diperiksa, misalnya surat-surat

keputusan, struktur organisasi dan pejabat-pejabatnya.

b. Pedoman kerja atau prosedur operasi standar

c. Kertas kerja audit yang pernah dilakukan.

d. Daftar sampel yang akan diambil.

4. Berikut adalah keuntungan bila sebelum melakukan audit, auditor mempelajari

berkas-berkas mengenai obyek yang diperiksa, kecuali:

a. Diperolehnya gambaran mengenai obyek yang akan diperiksa

b. Mendapatkan area-area yang bermasalah.

c. Memudahkan penyusunan rencana audit.

d. Proses audit akan lebih efisien dan efektif

5. Berikut adalah formulir-formulir yang akan digunakan dalam audit, kecuali:

a. Formulir untuk menyusun program audit,

b. Formulir kertas kerja audit,

c. Formulir surat konfirmasi

d. Formulir Faktur.

6. Jadual audit terinci baru dapat disusun setelah dilakukan:

a. Pengamatan ke obyek yang diperiksa

b. Pengumpulan berkas audit

c. Pengujian bukti

d. Pembuatan temuan sementara.

7. Dengan mempelajari dan menguji sistem pengendalian, maka auditor dapat

mengetahui hal-hal berikut, kecuali:

a. Apakah sistem yang ada telah dilaksanakan/ditaati.

b. Menilai kekuatan dan kelemah sistem pengendalian.

c. Memperkirakan kemungkinan-kemungkinan kesalahan yang dapat terjadi

(potential error).

d. Memastikan tingkat kesalahan yang sebenarnya.

8. Luasnya pengujian detail terutama sangat tergantung pada:

a. Efektifitas sistem pengendalian

b. Jumlah auditor

c. Waktu yang tersedia

d. Banyaknya pekerjaan audit.

Page 65: 2011 DTSS PCA Dasar Dasar Pemeriksaan

MODUL DASAR-DASAR AUDIT

DIKLAT POST CLEARANCE AUDIT Page 58

9. Program audit “sementara” dapat disusun:

a. Sebelum melaksanakan audit.

b. Sebelum melakukan sampling audit.

c. Sebelum melakukan pengujian sistem pengendalian interen.

d. Sebelum melakukan audit detail.

10. Program audit ’sementara’ biasanya merupakan program audit yang berisi:

a. Rencana kerja audit.

b. Prosedur audit secara detail

c. Prosedur-prosedur audit yang standar.

d. Prosedur audit yang harus dilaksanakan.

11. Mana dari pernyataan-pernyataan berikut yang kurang benar:

a. Program audit merupakan instruksi kepada para pelaksana untuk

melaksanakan prosedur-prosedur audit yang telah ditetapkan.

b. Program audit juga berfungsi sebagai alat untuk membimbing dan

mengawasi para pelaksana.

c. Program audit harus berisi prosedur-prosedur audit yang akan dilaksanakan

untuk mengumpulkan bukti-bukti yang diperlukan.

d. Setiap langkah-langkah program audit wajib dilaksanakan oleh tim audit.

12. Secara umum program audit akan meliputi hal-hal sebagai berikut, kecuali :

a. Audit atas pembukuan

b. Audit bukti-bukti

c. Audit kejadian-kejadian penting yang terjadi setelah masa yang diperiksa.

d. Audit fisik.

13. Mana dari pernyataan berikut yang tidak benar berkaitan dengan Kertas Kerja Audit

(KKA):

a. KKA adalah catatan yang dibuat dan data yang dikumpulkan auditor pada

saat melaksanakan audit.

b. KKA dibuat oleh auditor setelah menjalankan seluruh tahapan audit.

c. KKA hendaknya dibuat secara sistematis agar mudah dipahami.

d. KKA berisi prosedur yang ditempuh auditor, pengujian-pengujian yang telah

dilakukan dan hasil auditnya.

Page 66: 2011 DTSS PCA Dasar Dasar Pemeriksaan

MODUL DASAR-DASAR AUDIT

DIKLAT POST CLEARANCE AUDIT Page 59

14. Komponen utama Laporan keuangan perusahaan terdiri dari:

a. Neraca, Laporan Laba Rugi, danLaporan Arus Kas.

b. Neraca, Laporan Laba Rugi, Laporan Perubahan Ekuitas, dan Laporan Arus

Kasdan .

c. Neraca, Laporan Laba Rugi, Laporan Perubahan Utang-piutang, dan Laporan

Arus Kas.

d. Neraca, Laporan Laba Rugi, dan Laporan Arus Kas.

15. Penyusunan laporan keuangan perusahaan merupakan tanggung jawab:

a. Manajemen

b. Akuntan publik

c. Auditor internal

d. Akuntan perusahaan

3.5 Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Cocokkan hasil jawaban dengan kunci yang terdapat di bagian belakang modul ini.

Hitung jawaban Anda dengan benar. Kemudian gunakan rumus untuk mengetahui

tingkat pemahaman terhadap materi.

TP = Jumlah Jawaban Yang Benar X 100%

Jumlah keseluruhan Soal

Apabila tingkat pemahaman Anda dalam memahami materi yang sudah dipelajari

mencapai :

91% s.d. 100% : Amat baik

81% s.d. 90,99% : Baik

71% s.d. 80,99% : Cukup

61% s.d. 70,99% : Kurang

bila tingkat pemahaman belum mencapai 81% ke atas (kategori “baik”), maka

disarankan mengulangi materi.

Page 67: 2011 DTSS PCA Dasar Dasar Pemeriksaan

MODUL DASAR-DASAR AUDIT

DIKLAT POST CLEARANCE AUDIT Page 60

PENUTUP

Kegiatan intelijen Bea Cukai merupakan kegiatan yang mutlak harus dilakukan dalam

rangka mendukung penerapan manajemen resiko dalam sistem pengawasan terhadap

tatalaksana kepabeanan. Agar aparatur Bea Cukai dapat melaksanakan tugas pengawasan

tersebut dengan baik, maka perlu dibekali dengan pemahaman dan teori-teori yang mendukung

tugas-tugas tersebut. Gambaran dan pemahaman yang tepat mengenai Kegiatan Intelijen Taktis

akan membawa anda menjadi seorang pelaksana pemeriksa yang profesional dan berkompeten

dalam ruang lingkup tugas di bidang pengawasan. Kami berharap modul Kegiatan Intelijen Taktis

ini dapat memberikan wawasan dan pemahaman yang cukup untuk Anda semua yang akan

menjadi ujung tombak pelaksanaan tugas dan fungsi Bea Cukai.

Akhirnya, semoga modul ini bermanfaat khususnya bagi peserta Diklat Teknis Substantif

Spesialis Intelijen Taktis dan umumnya bagi pegawai Direktorat Jenderal Bea dan Cukai di

seluruh Indonesia. Ingatlah bahwa keberhasilan orang-orang hebat di bidang apapun bukan

semata-mata merupakan anugerah dari yang Maka Kuasa saja, namun sukses dan

kompetensi yang unggul dibangun dari kemauan untuk belajar sepanjang masa (longlife

Learning).

Page 68: 2011 DTSS PCA Dasar Dasar Pemeriksaan

MODUL DASAR-DASAR AUDIT

DIKLAT POST CLEARANCE AUDIT Page 61

TES SUMATIF

1. Terdapat tiga jenis audit yang menjadi kewenangan BPK, antara lain:

a. Audit keuangan, audit kinerja dan audit dengan tujuan tertentu

b. Audit keuangan, audit ketaatan dan audit investigasi

c. Audit Kinerja, audit ketaatan dan audit investigasi

d. Audit dengan tujuan tertentu, audit ketaatan dan audit investigasi.

2. Suatu audit terhadap kegiatan operasi suatu perusahaan, termasuk kebijakan

akuntansi dan kebijakan operasional yang telah ditentukan oleh manajemen, untuk

mengetahui apakah kegiatan operasional tersebut sudah dilakukan secara efektif,

efisien dan ekonomis disebut:

a. Audit keuangan

b. Audit kinerja

c. Audit ketaatan

d. Audit investigasi

3. Langkah-langkah dalam audit kinerja atau audit manajemen adalah sebagai berikut

a. Perencanaan audit, pengujian system pengendalian manajemen, pelaporan

audit dan tindak lanjut.

b. Survei pendahuluan, penelaahan dan pengujian atas sistem pengendalian

manajemen, Pengujian Terinci, Penyusunan Laporan hasil audit.

c. Pengumpulan data, analisis data, pengembangan temuan dan pelaporan

hasil audit.

d. Perencanaan audit, survey pendahuluan, pelaksanaan audit dan tindak lanjut

temuan.

4. Pengujian yang bertujuan untuk menilai efektifitas internal control dan sistem

pengendalian manajemen dengan melakukan audit secara sampling atas bukti-bukti

pembukuan, sehingga dapat diketahui apakah transaksi bisnis perusahaan dan

pencatatan akuntansinya sudah dilakukan sesuai dengan kebijakan yang telah

ditentukan manajemen perusahaan disebut:

a. Tes Substantif

b. Sampling audit

c. Tes ketaatan

d. Prosedur analistis.

Page 69: 2011 DTSS PCA Dasar Dasar Pemeriksaan

MODUL DASAR-DASAR AUDIT

DIKLAT POST CLEARANCE AUDIT Page 62

5. Management audit dapat dilakukan pihak-pihak berikut, kecuali :

a. Konsultan Pajak

b. Internal auditor

c. Kantor Akuntan Publik

d. Konsultan Management

6. Metode audit, di mana auditor memeriksa input dan output dari EDP System tanpa

melakukan test terhadap proses dalam sistem tersebut disebut :

a. Audit through the computer

b. Audit by computer

c. Audit arround the computer

d. Audit with computer

7. Internal control dalam EDP system terdiri dari:

a. General control dan aplication control

b. Administrative control, Internal control dan external control

c. Adminstratif, financial dan general control

d. General control dan external control

8. Hal-hal yang diatur dalam kode etik profesi akuntan publik meliputi hal-hal berikut,

kecuali :

a. Perilaku profesional.

b. Integritas dan obyektifitas.

c. Kompetensi dan Kehati-hatian profesional.

d. Tanggung jawab profesi pada kepentingan auditee.

9. Kertas kerja audit merupakan dokumentasi auditor atas hal-hal berikut, kecuali:

a. Prosedur-prosedur audit dan test-test yang telah dilakukan

b. Informasi-informasi yang didapat dan kesimpulan yang dibuat.

c. Daftar Rencana Obyek Audit

d. Analisis data dan surat-surat konfirmasi.

10. Cara-cara yang ditempuh auditor untuk memperoleh pembuktian dalam

membandingkan keadaan yang sebenarnya dengan keadaan yang seharusnya

disebut:

a. Prosedur audit

b. Program audit

c. Teknik audit

d. Pelaksanaan audit

Page 70: 2011 DTSS PCA Dasar Dasar Pemeriksaan

MODUL DASAR-DASAR AUDIT

DIKLAT POST CLEARANCE AUDIT Page 63

11. Langkah-langkah yang ditempuh untuk mencapai suatu tujuan audit disebut:

a. Prosedur audit

b. Tahapan audit

c. Teknik audit

d. Pelaksanaan audit

12. Upaya auditor untuk memperoleh informasi/ penugasan dari sumber lain yang

independen, baik secara lisan maupun tertulis disebut:

a. Konsolidasi

b. Konfrantasi

c. Wawancara

d. Konfirmasi

13. Dalam audit kepabeanan konfirmasi dapat dilakukan terhadap berbagai hal berikut,

kecuali:

a. Konfirmasi mengenai pembayaran nilai transaksi.

b. Konfirmasi pembayaran bea masuk dan PDRI.

c. Konfirmasi polis asuransi.

d. Konfirmasi pembayaran gaji.

14. Teknik Vouching bertujuan untuk memastikan hal-hal berikut, kecuali:

a. Apakah bukti telah disetujui oleh pihak yang berwenang.

b. Apakah bukti telah sesuai dengan tujuannya.

c. Apakah jumlah yang tertera dalam bukti tersebut benar.

d. Apakah pencatatan telah dilakukan secara lengkap dan menyeluruh.

15. Jenis bukti yang paling reliable atau paling tinggi reliabilitasnya adalah:

a. Bukti fisik

b. Hasil konfirmasi

c. Bukti dokumen

d. Bukti analistis

16. Semua berkas-berkas yang dikumpulkan auditor dalam menjalankan auditnya, yang

berasal dari auditee, dari analisis yang dibuat oleh auditor dan atau dari pihak ketiga

disebut:

a. Kertas Kerja Audit

b. Bukti audit

c. Program audit

d. Teknik audit.

Page 71: 2011 DTSS PCA Dasar Dasar Pemeriksaan

MODUL DASAR-DASAR AUDIT

DIKLAT POST CLEARANCE AUDIT Page 64

17. Berikut adalah jenis pengujian analisis yang dilakukan oleh auditor, kecuali:

a. Analisis studi kelayakan obyek audit

b. Analisis trend penjualan

c. Analisis ratio

d. Analisis Perbandingan antara elemen-elemen laporan keuangan

18. Jika auditor tidak menemukan adanya kesalahan material atas penyimpangan dari

prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, maka auditor akan memberikan

opini (pendapat):

a. Pendapat wajar tanpa pengecualian

b. Pendapat wajar dengan pengecualian

c. Pendapat tidak wajar

d. Pernyataan tidak memberikan pendapat

19. Jika auditor mendapatkan bahwa laporan keuangan secara keseluruhan (posisi

keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas, dan arus kas suatu entitas) tidak

disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di

Indonesia, maka auditor akan memberikan opini:

a. Pendapat wajar tanpa pengecualian

b. Pendapat wajar dengan pengecualian

c. Pendapat tidak wajar

d. Pernyataan tidak memberikan pendapat

20. Apabila auditor tidak berhasil mengumpulkan bukti-bukti yang cukup untuk

menyatakan pendapat wajar tanpa pengecualian atas laporan keuangan, dan jika hal

itu mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap laporan keuangan secara

keseluruhan, maka auditor harus memberikan opini:

a. Pendapat wajar tanpa pengecualian

b. Pendapat wajar dengan pengecualian

c. Pendapat tidak wajar

d. Pernyataan tidak memberikan pendapat

21. Opini ’Disclimer’ diberikan bila kondisi-kondisi berikut dipenuhi, kecuali:

a. Auditor kurang banyak menguji sampel.

b. Adanya pembatasan atas luasnya audit.

c. Adanya ketidakpastian yang luar biasa mengenai jumlah suatu atau beberapa

perkiraan tertentu.

d. Auditor tidak dapat bersikap independen.

Page 72: 2011 DTSS PCA Dasar Dasar Pemeriksaan

MODUL DASAR-DASAR AUDIT

DIKLAT POST CLEARANCE AUDIT Page 65

22. Luasnya pengujian detail terutama sangat tergantung pada:

a. Efektifitas sistem pengendalian

b. Jumlah auditor

c. Waktu yang tersedia

d. Banyaknya pekerjaan audit.

23. Program audit ’sementara’ biasanya merupakan program audit yang berisi:

a. Rencana kerja audit.

b. Prosedur audit secara detail

c. Prosedur-prosedur audit yang standar.

d. Prosedur audit yang harus dilaksanakan.

24. Mana dari pernyataan-pernyataan berikut yang kurang benar:

a. Program audit merupakan instruksi kepada para pelaksana untuk

melaksanakan prosedur-prosedur audit yang telah ditetapkan.

b. Program audit juga berfungsi sebagai alat untuk membimbing dan

mengawasi para pelaksana.

c. Program audit harus berisi prosedur-prosedur audit yang akan dilaksanakan

untuk mengumpulkan bukti-bukti yang diperlukan.

d. Setiap langkah-langkah program audit wajib dilaksanakan oleh tim audit.

25. Mana dari pernyataan berikut yang tidak benar berkaitan dengan Kertas Kerja Audit

(KKA):

a. KKA adalah catatan yang dibuat dan data yang dikumpulkan auditor pada

saat melaksanakan audit.

b. KKA dibuat oleh auditor setelah menjalankan seluruh tahapan audit.

c. KKA hendaknya dibuat secara sistematis agar mudah dipahami.

d. KKA berisi prosedur yang ditempuh auditor, pengujian-pengujian yang telah

dilakukan dan hasil auditnya.

Page 73: 2011 DTSS PCA Dasar Dasar Pemeriksaan

MODUL DASAR-DASAR AUDIT

DIKLAT POST CLEARANCE AUDIT Page 66

KUNCI JAWABAN

TES FORMATIF

KB 1 KB 2 KB 3

1. d 1. c 1. a

2. a 2. a 2. c

3. b 3. d 3. d

4. b 4. d 4. b

5. c 5. b 5. d

6. c 6. c 6. a

7. a 7. d 7. d

8. a 8. d 8. a

9. c 9. b 9. a

10. a 10. a 10. c

11. b 11. a 11. d

12. a 12. d 12. c

13. a 13. a 13. b

14. c 14. a 14. b

15. b 15. c 15. a

TES SUMATIF

1. a

2. b

3. b

4. c

5. a

6. c

7. a

8. d

9. c

10. c

11. a

12. d

13. d

14. d

15. a

16. a

17. a

18. a

19. c

20. d

21. a

22. a

23. c

24. d

25. b

Page 74: 2011 DTSS PCA Dasar Dasar Pemeriksaan

MODUL DASAR-DASAR AUDIT

DIKLAT POST CLEARANCE AUDIT Page 67

DAFTAR PUSTAKA

Agoes, Sukrisno, Auditing (Audit Akuntan) oleh Kantor Akuntan Publik, Edisi Ketiga,

2006.

Tuanakota, Theodorus M, Auditing: Petunjuk Audit Akuntan Publik, 1982.

Wijaya, Amin, Internal Auditing (Suatu Pengantar), 2000.

Akmal, Audit Intern (Internal Audit), 2006.

Regar, Moenaf H, Mengenal Profesi Akuntan & Memahami Laporannya, 2007.

Ashari, Darsono, Pedoman Praktis Memahami Laporan Keuangan, 2005.

Munawir, Analisa Laporan Keuangan, Munawir, 1992.