PEMERIKSAAN PSIKIATRI

24
PEMERIKSAAN PSIKIATRI Fransiska Erwin I.A., S.Ked. 1. Keadaan Umum Isi: jenis kelamin, usia, rawat diri Penting untuk menentukan/memperkirakan prognosis pasien Contoh: tampak seorang laki-laki sesuai usia, dengan rawat diri cukup. 2. Kesadaran a. Compos mentis (kesadaran penuh): kemampuan untuk menyadari informasi dan menggunakannya secara efektif dalam mempengaruhi hubungan dirinya dengan lingkungan sekitarnya. b. Somnolen: terkantuk-kantuk c. Stupor: acuh tak acuh terhadap sekelilingnya dan tak ada reaksi terhadap stimuli. d. Koma: ketidaksadaran berat, pasien sama sekali tidak memberikan respon terhadap stimuli. e. Koma vigil: keadaan koma tetapi mata tetap terbuka. f. Kesadaran berkabut: kesadaran menurun yang disertai dengan gangguan persepsi dan sikap g. Delirium: kesadaran menurun disertai bingung, gelisah, takut, dan halusinasi. Penderita menjadi tidak dapat diam. h. Twilight state (dreamy state): kesadaran menurun disertai dengan halusinasi, biasanya terjadi pada epilepsi. 3. Orientasi Isi: orientasi orang, waktu, tempat, dan situasi Beberapa pertanyaan yang dapat diajukan untuk menilai orientasi pasien, misalnya: Mbak, kemarin datang ke sini hari apa/sudah berapa hari?(O- w) Datang sama siapa?(O-o) Kenapa dibawa ke sini?(insight) Waktu dibawa ke sini, mbak baru apa, dimana?(o-t,s) Mbak tadi malam bisa tidur? Bangun jam berapa?(O-w) Yang nunggu mbak tadi malam siapa?(O-o) Tadi mbak sudah jalan- jalan ke mana saja?(O-t) Contoh: Orientasi o/w/t/s = b/j/b/b (b: baik, j: jelek) 4. Sikap, Tingkah Laku

description

stase jiwa

Transcript of PEMERIKSAAN PSIKIATRI

PEMERIKSAAN PSIKIATRIFransiska Erwin I.A., S.Ked.

1. Keadaan Umum Isi: jenis kelamin, usia, rawat diri Penting untuk menentukan/memperkirakan prognosis pasien Contoh: tampak seorang laki-laki sesuai usia, dengan rawat diri cukup.

2. Kesadarana. Compos mentis (kesadaran penuh): kemampuan untuk menyadari informasi dan menggunakannya secara efektif dalam mempengaruhi hubungan dirinya dengan lingkungan sekitarnya.b. Somnolen: terkantuk-kantukc. Stupor: acuh tak acuh terhadap sekelilingnya dan tak ada reaksi terhadap stimuli.d. Koma: ketidaksadaran berat, pasien sama sekali tidak memberikan respon terhadap stimuli.e. Koma vigil: keadaan koma tetapi mata tetap terbuka.f. Kesadaran berkabut: kesadaran menurun yang disertai dengan gangguan persepsi dan sikapg. Delirium: kesadaran menurun disertai bingung, gelisah, takut, dan halusinasi. Penderita menjadi tidak dapat diam.h. Twilight state (dreamy state): kesadaran menurun disertai dengan halusinasi, biasanya terjadi pada epilepsi.

3. Orientasi Isi: orientasi orang, waktu, tempat, dan situasi Beberapa pertanyaan yang dapat diajukan untuk menilai orientasi pasien, misalnya: Mbak, kemarin datang ke sini hari apa/sudah berapa hari?(O-w) Datang sama siapa?(O-o) Kenapa dibawa ke sini?(insight) Waktu dibawa ke sini, mbak baru apa, dimana?(o-t,s) Mbak tadi malam bisa tidur? Bangun jam berapa?(O-w) Yang nunggu mbak tadi malam siapa?(O-o) Tadi mbak sudah jalan-jalan ke mana saja?(O-t) Contoh: Orientasi o/w/t/s = b/j/b/b (b: baik, j: jelek)

4. Sikap, Tingkah Laku Isi: aktivitas (hiperaktif, normoaktif, hipoaktif), kerjasama (kooperatif, nonkooperatif), psikomotor (jika ada) Bentuk kelainan psikomotor yang dapat diamati:a. Echopraxia: menirukan gerakan orang lainb. Katatonia Katalepsi: pasien tidak bergerak dan cenderung mempertahankan posisi tertentu. Fleksibilitas serea: gerakan yang diberikan oleh pemeriksa secara perlahan, dan kemudian dipertahankan oleh pasien. Negativisme: gerakan menentang/tidak mematuhi perintah.c. Katapleksi: tonus otot menghilang sementara dikarenakan emosid. Stereotipi: aktivitas fisik atau bicara yang diulang-ulange. Manerisme: gerakan involunter yang stereotipikf. Otomatis perintah: mengikuti perintah secara otomatisg. Mutisme: tak bersuarah. Agresi: perbuatan menyerang, baik verbal maupun fisik, disertai afek marah/benci.

5. Afek Afek: emosi yang diekspresikan oleh pasien, sehingga penilaiannya obyektif (dapat diamati oleh pemeriksa) Afek dapat dinyatakan dalam beberapa cara:a. Jenis emosi : kemarahan, kesedihan, euphoria (peningkatan ekspresi kegembiraan), elasi (euphoria dengan peningkatan aktivitas psikomotor), eksaltasi (elasi yang disertai waham kebesaran), ekstase (agresi).b. Intensitas dan derajat emosi: datar, tumpul, sempit, luas. Datar: tidak terdapat ekspresi Tumpul: ekspresi yang tampak sangat sedikit (hamper tidak terdapat ekspresi) Sempit/menyempit: pasien terkadang masih dapat mengekspresikan perasaannya. Luas: perasaan dapat diekspresikan secara penuh (normal)c. Keserasian: dilihat dari kesesuaian antara stimulus yang diberikan dengan ekspresi pasien: appropriate, inappropriate.d. Konsistensi perasaan: labil, stabil. Labil bila terjadi perubahan afek yang cepat.

6. Mood Isi: sedih, takut, bahagia, marah, cemas, irritable, disforik. Mood: emosi yang berkepanjangan yang dialami secara subyektif dan dilaporkan oleh pasien. Mood disforik: apabila dirasakan oleh penderita tidak menyenangkan, misalnya irritable, marah, atau depresi.

7. Proses Pikir Dibedakan menjadi bentuk pikir, isi pikir, dan progress pikir.a. Gangguan bentuk pikir:1) Nonrealistik/derealistik: tidak sesuai dengan kenyataan tetapi masih mungkin, misal: saya adalah seorang presiden atau seorang dokter berkata, saya dapat menyembuhkan semua orang yang sakit2) Dereistik: tidak sesuai dengan kenyataan dal lebih didasarkan pada khayalan, misal: saya adalah seorang malaikat atau saya dapat menyembuhkan segala macam penyakit3) Autistik: pikiran yang timbul dari fantasi, berokupasi pad aide yang idesentris. Orang autistic selalu hidup dalam alam/dunianya sendiri, dan secara emosional terlepas dari orang lain.4) Tidak logis (illogical thought), sering juga disebut magical thought: berorientasi pada hal-hal yang bersifat magis.5) Pikiran konkrit (formal thought disorder): pikiran terbatas pada satu dimensi arti, pasien mengartikan kata/kalimat apa adanya, tidak mampu berpikir secara metaforik atau hipotetik. Symptom ini biasa ditemukan pada pasien dengan gangguan mental organic dan skizofrenia. Contoh: meja hijau = meja yang berwarna hijau, daun muda = daun yang masih muda.

b. Gangguan isi pikir:1) Ideas of reference: pasien selalu berprasangka bahwa orang lain sedang membicarakan dirinya dan kejadian-kejadian yang alamiah pun memberi arti khusus/berhubungan dengan dirinya. Contoh: pasien merasa bahwa berita yang dibawakan oleh pembawa berita di televise berkaitan dengannya dan terselip pesan untuknya.2) Waham: keyakinan palsu yang timbul tanpa stimulus dari luar yang cukup Ciri:- Tidak realistic- Tidak logis- Menetap- Egosentris- Diyakini kebenarannya oleh penderita- Tidak dapat dikoreksi- Dihayati oleh penderita sebagai hal yang nyata- Penderita hidup dalam wahamnya itu- Keadaan/hal yang diyakini itu bukan merupakan bagian sosio-kultural setempat. Macamnya:- Waham kebesaran- Waham diancam- Waham cemburu- Waham curiga- Waham bersalah- Waham berdosa (biasanya pasien tampak selalu murung)- Waham tak berguna (sering kali memicu keinginan pasien untuk bunuh diri)- Waham miskin- Waham hipokondria (pasien merasa di dalam tubuhnya ada sesuatu benda yang harus dikeluarkan sebab dapat membahayakan dirinya)- Waham kejar- Waham bizarre, meliputi: Waham sedot pikir (thought of withdrawal): pasien percaya bahwa seeseorang telah mengambil keluar pikirannya Waham sisip piker (thought of insertion): pasien percaya bahwa seseorang telah menyesipkan pikiran ke kepalanya Waham siar piker (thought of broadcasting): pasien percaya bahwa orang lain dapat mengetahui/membaca pikirannya Waham kendali piker (thought of being controlled): pasien percaya bahwa apa yang dirasakan/dilakukannya dipengaruhi/dikendalikan oleh orang lain.3) Obsesi: gagasan (ide), bayangan, atau impuls yang berulang dan persisten.4) Kompulsi: perilaku/perbuatan berulang yang bersifat stereotipik, biasanya menyertai obsesi.5) Fobia: ketakutan yang menetap dan tidak rasional terhadap suatu objek, aktifitas, atau situasi spesifik yang menimbulkan keinginan yang mendesak untuk menghindarinya.6) Anosognosis: pasien menolak kenyataan bahwa ia mengalami gangguan fisik, hal ini terjadi pada pasien yang mengalami luka/trauma dan kerusakan otak yang luas. Contoh: penderita buta mengatakan bahwa ia dapat melihat.

c. Gangguan progress/arus pikir1) Neologisme: pembentukan kata-kata baru yang memiliki arti khusus bagi penderita, sering terdapat pada pasien skizofrenia. Neologisme dapat pula akibat halusinasi akustik sehingga sering merupakan kata yang diulang.2) Word salad: bentuk ekstrim neologisme yang ditandai dengan kalimat yang dibentuk dari kata-kata yang hamper semuanya tidak dapat dimengerti.3) Magical thinking: pasien percaya bahwa segala tingkah laku, ucapan, sikap, serta gerak-geriknya dikendalikan oleh kekuatan magis. Symptom ini menonjol pada pasien dengan obsesif kompulsif dan secara ekstrim terdapat pada skizofrenia.4) Intelektualisasi: pembicaraan yang meloncat-loncat kea rah konsep intelektual, tentang teori yang abstrak dan filosofis. Sering dijumpai pada pasien obsesif kompulsif dan skizofrenia.5) Circumstantiality: gangguan asosiasi karena terlalu banyak ide yang disampaikan. Pada umumnya pasien dapat mencapai tujuannya, tetapi harus secara bertahap. Sering dijumpai pada pasien skizofrenia, epilepsy, dan demensia senilis.6) Tangential thinking: pembicaraan pasien terlepas sama sekali dari pokok pembicaraan dan tidak kembali ke pokok pembicaraan tersebut, sehingga tujuan tidak pernah tercapai. Sering dijumpai pada pasien bipolar fase manic.7) Asosiasi longgar: pasien berbicara dengan kalimat-kalimat yang tidak berhubungan, namun masih dapat dimengerti.8) Inkoherensi: merupakan asosiasi longgar yang berat, terdapat distorsi tatabahasa/susunan kalimat dengan arti istilah yang aneh. Secara khas terdapat pada skizofrenia.9) Flight of ideas: pembicaraan yang melompat-lompat dari satu topic ke topic lain tanpa terputus, dimana masih terdapat benang merah (masih terkait, walau sangat kecil kaitannya).10) Stereotypi kata/kalimat: pengulangan kata/kalimat karena adanya pengulangan buah pikiran. Bila terjadi pengulangan kata = verbigerasi, pengulangan kalimat = perseverasi. Terdapat pada skizofrenia dan GMO.11) Logore: pasien berbicara terus-menerus tanpa henti.12) Echolalia: menirukan kata-kata/kalimat orang lain, cenderung berulang-ulang dan persisten.13) Remming: pasien berbicara dengan sangat lambat dan biasanya dengan nada yang rendah, karena pikirannya timbul perlahan sehingga progresi piker menjadi lambat. Biasanya terdapat pada pasien dengan depresi.14) Blocking: putusnya pikiran yang ditandai dengan putusnya secara sementara atau terhentinya pembicaraan. Sering ditemukan pada skizofrenia.15) Mutisme: pasien tidak member respon terhadap lingkungan, tidak mau berbicara sama sekali. Sering ditemukan pada skizofrenia kataton, depresi berat, histerical aphonia, dan GMO.16) Aphasia: gangguan berbicara/berbahasa karena kerusakakn otak.

8. Persepsi Isi: agnosia, halusinasi, ilusi Agnosia: ketidakmampuan mengenal dan menafsirkan rangsangan sensorik agnosia visual, taktil, sensorik. Halusinasi: persepsi terhadap rangsang yang tak nyata. (tidak terdapat objek)a. Halusinasi dengar (akustik, auditori)b. Halusinasi visual harus dalam keadaan mata penderita terbuka. Biasanya merupakan petunjuk adanya gangguan mental organic.c. Halusinasi bau/olfaktorid. Halusinasi pengecapan/gustatorye. Halusinasi seksualf. Heautoscopie: halusinasi visual khusus, pasien melihat orang yang mirip dirinya berada di depannya atau mendekatinya. Bila dapat dikoreksi, maka disebut pseudo halusinasi.g. Halusinasi kinaestesi (phantom phenomenon): persepsi palsu pada pasien setelah mengalami operasi besar. Contoh: pasien post amputasi kaki berkata bahwa kakinya masih utuh. Ilusi: mispersepsi/misinterpretasi terhadap stimulus sensorik yang real. (ada objek nyata)

9. Hubungan Jiwa Isi: mudah, dapat, atau sukar.a. Mudah: pasien mudah bercerita (member informasi) dan mengungkapkan perasaannya kepada pemeriksa. (mudah diajak berkomunikasi)b. Dapat: pasien dapat memberikan sedikit informasi kepada pemeriksa.c. Sukar: pasien sukar diajak berbicara, tidak mau memberikan informasi/berkomunikasi dengan pemeriksa.

10. Perhatian Isi: mudah/sukar ditarik, mudah/sukar dicantum Mudah ditarik: pasien mudah untuk ditarik perhatiannya dan menjawab pertanyaan pemeriksa. Mudah dicantum: pasien dapat memusatkan perhatian pada topic tertentu dan menjawab pertanyaan sesuai dengan topic pembicaraan pemeriksa.

11. Insight (tilikan diri) Isi: baik/jelek Yaitu pemahaman seseorang terhadap kondisi dan situasi dirinya dalam konteks realitas sekitarnya. (pemahaman pasien terhadap penyakitnya) Derajat insight:I. Penyangkalan total terhadap penyakitnyaII. Ambivalensi terhadap penyakitnyaIII. Menyalahkan faktor lain sebagai penyebab penyakitnyaIV. Menyadari dirinya sakit dan butuh bantuan, namun tidak memahami penyebab sakitnyaV. Menyadari penyakitnya dan faktor-faktor yang berhubungan dengan penyakitnya namun tidak menerapkan dalam perilaku praktisnyaVI. Tilikan yang sehat, yakni sadar sepenuhnya tentang situasi dirinya disertai motivasi untuk mencapai perbaikan.

LAPORAN KASUSSKIZOFRENIA PARANOID (F 20.0)

IDENTITAS PASIENNama : Tn. AFUmur : 27 tahunJenis kelamin : Laki-lakiSuku : BugisAgama : IslamStatus perkawinan : Belum menikahWarga negara : IndonesiaPendidikan : STMPekerjaan : Kuli bangunanAlamat : Desa Pana, Kec. Alla, Kab. EnrekangTanggal masuk RS : 2 April 2010

LAPORAN PSIKIATRIRiwayat psikiatri diperoleh dari catatan medik, autoanamnesis pada tanggal 10 April 2010, dan alloanamnesis pada tanggal 2 April 2010 dari Ny. J, 56 tahun, pekerjaan IRT, pendidikan SD, ibu kandung pasien.

I. RIWAYAT PENYAKITA. Keluhan utamaMengamukB. Riwayat gangguan sekarango Keluhan dan gejala :Dialami sejak 1 tahun yang lalu tetapi tidak terus menerus dan memberat 1 minggu sebelum masuk rumah sakit. Pasien sering keluar meninggalkan rumah tanpa tujuan yang jelas dan sering memukul orang. Pasien mengaku sering mendengar bisikan-bisikan dan kadang melihat bayangan naga. Pasien sering bicara sendiri. Pasien juga merasa sering mengeluh sakit kepala dan badan terasa panas.o Hendaya / disfungsi : Hendaya sosial (+) Hendaya pekerjaan (+) Hendaya dalam penggunaan waktu senggang (+)o Faktor stressor psikososial :Tidak jelaso Hubungan gangguan sekarang dengan riwayat penyakit psikis sebelumnya : adaC. Riwayat gangguan sebelumnyaa. Riwayat penyakit terdahulu:o Trauma kapitis (-)o Infeksi (+) malaria pada tahun 2008.o Kejang (-)b. Riwayat penggunaan zat psikoaktif:NAPZA Merokok (+) 1-2 bungkus sehari sejak kelas 3 SMP Alkohol (+) tidak sering, minum anggur atau tuak. Obat-obatan lainnya (-)c. Riwayat gangguan psikiatri sebelumnya: Pasien pernah dirawat di RS. Dadi dengan keluhan yang sama sebanyak dua kali dan berobat tidak teratur. Dirawat pertama kali pada tanggal 8 Agustus 11 Oktober 2009 dan didiagnosa skizofrenia paranoid. Kemudian dirawat yang kedua kali pada tanggal 25 Oktober 23 Desember 2009 dan di diagnosa kembali sebagai skizofrenia paranoid.D. Riwayat kehidupan pribadi :o Pasien lahir normal, dibantu oleh dukuno Riwayat pertumbuhan fisik sesuai dengan anak lain seusianya.o Pendidikan terakhir tamat STMo Pasien sebelumnya bekerja sebagai kuli bangunan sejak tamat STM.o Pasien agak pendiam tapi mudah bergaul.E. Riwayat kehidupan keluarga :o Anak ke-5 dari 8 bersaudara [,,,,(),,,]o Belum menikaho Hubungan dengan keluarga baik.o Riwayat penyakit yang sama dalam keluarga tidak adaF. Situasi hidup sekarangPasien tinggal serumah bersama dengan ibu serta kedua adik laki-lakinya. Orang tua pasien sudah bercerai dan saudara-saudara pasien yang lain telah menikah dan tinggal bersama suami/istrinya masing-masing.G. Persepsi pasien tentang diri dan kehidupannyaPasien merasa sakit dan membutuhkan pertolongan.

AUTOANAMNESA (10 April 2010)DM : Selamat siang pak.P : Siang dok.DM : Perkenalkan nama saya Vindy, dokter muda yang bertugas disini. Nama bapak siapa?P : Firman dok.DM : Firman tinggal dimana?P : Di Enrekang dok.DM : Siapa yang antar Firman kesini?P : Ibuku dok.DM : Tanggal berapa Firman lahir?P : Kulupami jg dok.DM : Sekarang sudah umur berapa?P : Kalo tidak salah sudah 27 tahun.DM : Kenapa Firman dibawa kesini ?P : Mengamuk ka dok.DM : Apa yang membuat firman mengamuk?P : Karena sakit sekali saya rasa dok.DM : Apanya yang sakit?P : Sering sakit badanku baru panas sekali juga badanku. Biasa kalau ndak tahan ka pergi ka mandi ke sungai.DM : Apa ada juga pengalamannya yang luar biasa? Yang sering dialami belakangan ini?P : Ada. Biasa saya lihat bayangan.DM : Bayangan apa?P : Naga. Biasa kalau dia muncul dia masuki saya. Kalau dia masuk langsung ka pingsan.DM : Jadi Firman tahu kalau dimasuki oleh naga?P : Tahu dok, karena biasanya tidak sadar ka.DM : Apa rasanya kalau lagi dimasuki naga?P : Tidak ada rasanya. Saya lawan saja tapi tidak mampu ka lawan ki, jadi langsung ka pingsan.DM : Bagaimana bentuknya itu naga?P : Besar, warna hijau, dan bintik-bintik.DM : Apa hanya naga yang firman lihat?P : Biasa macan juga. Ganti-ganti.DM : Apa ada lagi pengalaman yang lain? Atau mungkin ada suara-suara aneh yang firman dengar?P : Iya. Sering ka dengar suara-suara aneh.DM : Apa dia bilang?P : Dia ejek ka.DM : Kapan biasa muncul?P : Biasa kalau sendiri ka muncul itu naga dan suara bisikan mengejek. Biasa juga kalau bawa motor ka, sampai-sampai itu naga kayak mau kasih jatuh ka.DM : Bagaimana caranya itu naga mau menjatuhkan Firman?P : Itu naga berusaha untuk jatuhkan ka. Biasanya dia coba untuk menghalang-halangi jalanku baru berusaha untuk tabrak ka supaya jatuh.DM : Jadi kita pernah jatuh?P : Tidak.DM : Apa yang membuat itu naga mau mencelakai Firman?P : Tidak tau juga dok. Tidak tau juga kenapa dia mau celakai ka. Mungkin karena selalu ka lawan ki kalau mau masuk kedalam badanku. Makanya dia marah.DM : Ada keluhan lain?P : Iya dok. Saya pernah kena malaria waktu kerja di Papua.DM : Kapan firman kena sakit malaria?P : Waktu tahun 2008 dok.DM : Apa yang Firman lakukan di Papua?P : Saya kerja. Saya jadi kuli bangunan disana.DM : Berapa tahun Firman kerja di Papua?P : Sekitar 3 tahun ka disana dok.DM : Apa pendidikan terakhirnya?P : STM dokDM : Berapa orang bersaudara?P : Banyak saudaraku, ada 8 orang.DM : Firman anak keberapa?P : Saya anak ke-5 dok.DM : Apa Firman tau artinya panjang tangan?P : Suka mencuri dok.DM : Kalau tong kosong nyaring bunyinya?P : hmm.....orang yang suka banyak bicaranya.DM : Bagaimana kalau bagai air di daun talas?P : Tidak tetap pada pendiriannya dok.DM : Berapa 100-7?P : 93.DM : Terus berapa 93-7?P : Hmm...85 dok. Ehh..86.DM : Kalau 86-7?P : 79.DM : Coba kita ulang angka yang saya sebut...7,3,4,8,2P : 7,3,4,8,2DM : Kalau Firman ketemu dompet dijalan, apa yang akan dilakukan?P : Saya ambil saja. Kan itu yang namanya rejeki.DM : Firman masih ingat namaku?P : Dokter Vindy.DM : Apa firman sudah makan siang?P : Belum dokDM : Sudah minum obatnya?P : Sudah tadi.DM : Oke firman. Terima kasih atas waktunya.P : Sama-sama dok

II. STATUS MENTALA. Deskripsi Umum1. Penampilan : Seorang laki-laki umur 27 tahun, wajah sesuai umur, menggunakan pakaian berwarna ungu gelap dan celana panjang hitam. Rambut botak, kulit sawo matang, penampilan pasien cukup rapi.2. Kesadaran : Berubah3. Perilaku dan aktivitas psikomotor : Cukup tenang.4. Pembicaraan : Spontan, intonasi dan volume suara biasa.5. Sikap terhadap pemeriksa : Cukup kooperratif.B. Keadaan Afektif, Perasaan, dan Empati:1. Afek : Terbatas.2. Keserasian : Kurang serasi3. Empati : Tidak dapat diraba-rasakan.C. Fungsi Intelektual (kognitif)1. Taraf pendidikan, pengetahuan umum dan kecerdasan : Sesuai dengan taraf pendidikan.2. Daya konsentrasi : Cukup.3. Orientasi :o Waktu : Baiko Tempat : Baiko Orang : Baik

4. Daya ingat:o Segera : Baiko Jangka pendek : Baiko Jangka panjang : Baik.5. Pikiran abstrak : Masih di observasi.6. Bakat kreatif : Tidak ditelusuri.7. Kemampuan menolong diri sendiri : Cukup.D. Gangguan Persepsi1. Halusinasi : Halusinasi auditorik berupa suara bisikanHalusinasi visual berupa melihat bayangan naga dan macan.2. Ilusi : Tidak ada3. Depersonalisasi : Ada (merasakan bayangan naga masuk kedalam badannya dan setelah itu pasien menjadi pingsan)4. Derealisasi : Tidak ada.E. Proses Berpikir1. Arus pikiran:a. Produktivitas : Cukupb. Kontiniuitas : Relevan dan koherenc. Hendaya berbahasa : tidak ada.2. Isi pikiran :a. Preokupasi : Tidak ada.b. Gangguan isi pikiran: Waham kejaran (Selalu merasa dikejar oleh seekor naga sampai mau didorong jatuh dari motor)F. Pengendalian Impuls: Cukup (riwayat pengendalian impuls terganggu sebelum masuk RS)G. Daya Nilai1. Norma sosial : Cukup. 2. Uji daya nilai : Terganggu.3. Penilaian realitas : Terganggu.H. Tilikan (insight) : Derajat 6 (Pasien sadar dirinya sakit dan perlu pengobatan)I. Taraf dapat dipercaya : Dapat dipercaya.

III. PEMERIKSAAN DIAGNOSIS LEBIH LANJUTPemeriksaan Fisik :o Status internusT : 110/70 mmHg N : 76 x/menit P : 22 x/menit S : 36,6C- Anemi (-), ikterus (-), sianosis (-)- Toraks : Inspeksi : simetris kiri = kanan Palpasi : MT (-), NT (-) Perkusi : sonor kiri = kanan Auskultasi : BP: pekak, rhonki -/-, wheezing -/-,BJ I/II murni reguler- Abdomen: Inspeksi : datar, ikut gerak napas. Auskultasi : peristaltik (+), kesan normal Palpasi : hepar/lien tak ada pembesaran Perkusi : tympani- Ekstermitas : dalam batas normalo Pemeriksaan status neurologis- GCS : E4M6V5- Rangsang menings : kaku kuduk (-), kernigs sign (-)/(-)- Nervus cranialis : pupil bulat isokor 2,5mm / 2,5mm, refleks cahaya langsung (+)/(+), refleks cahaya tak langsung (+)/(+).- Nervus cranialis lainnya : dalam batas normal- Sensibilitas : dalam batas normal- Motorik: dalam batas normal- SSO : dalam batas normalo Anjuran pemeriksaan penunjang: Tes DDR

IV. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNASeorang laki-laki, 27 tahun masuk rumah sakit dengan keluhan mengamuk yang dialami sejak 1 tahun yang lalu tetapi tidak terus menerus dan memberat 1 minggu sebelum masuk rumah sakit. Pasien mengaku sering mendengar bisikan-bisikan yang mengejek dirinya dan kadang melihat bayangan yang dideskripsikannya sebagai naga dan macan. Menurut pasien, bayangan itu sering memasuki dirinya dan terakhir pada saat di RS Dadi. Biasanya setelah naga atau macan masuk ke dalam tubuhnya, pasien mengaku pingsan. Pasien juga merasa sering mengeluh sakit kepala dan badan terasa panas. Menurut ibunya, pasien sering bicara sendiri dan keluar rumah tanpa tujuan pasti dan sering memukul orang. Pasien pernah bekerja di papua sebagai kuli bangunan dan menderita penyakit malaria pada tahun 2008. Pendidikan terakhir pasien STM. Pernah dirawat dua kali di RS Dadi, terakhir dirawat tanggal 25 Oktober - 23 Desember 2009 dengan keluhan sama. Riwayat minum obat tidak teratur. Pasien belum menikah dan tinggal bersama ibunya. Pasien jarang tidur pada malam hari dan cepat tersinggung. Pada saat wawancara dengan pasien didapatkan pasien cukup tenang. Pemeriksaan dengan pembicaraan spontan, volume dan intonasi biasa. Afek terbatas, taraf pendidikan sesuai dengan pengetahuan. Orientasi baik, terdapat gangguan persepsi halusinasi auditorik dan visual, terdapat juga gangguan depersonalisasi berupa merasakan bayangan naga yang masuk kedalam tubuhnya. Terdapat gangguan proses berpikir berupa waham kejaran. Sikap pasien cukup kooperatif. Pengendalian impuls cukup. Tilikan derajat 6 dan dalam taraf dapat dipercaya.

V. EVALUASI MULTIAKSIALo Aksis IBerdasarkan autoanamnesis dan alloanamnesis didapatkan gejala klinis yang bermakna berupa mengamuk dan sering jalan keluar tinggalkan rumahnya tanpa tujuan jelas. Pasien sering mendengar suara-suara dan kadang-kadang melihat bayangan. Pasien sering bicara sendiri. Pasien pernah memukul orang. Gejala sudah dialami sejak 1 tahun yang lalu. Hal ini menimbulkan disabilitas dalam kehidupannya sehari-hari sehingga digolongkan dalam gangguan jiwa. Pada pasien didapatkan hendaya berat dalam menilai realita, disertai gangguan persepsi (terdapat halusinasi auditorik dan visual, dan depersonalisasi) sehingga dimasukkan dalam gangguan jiwa psikotik. Pada pasien tidak ditemukan kelainan organik sehingga digolongkan gangguan psikotik non-organik (fungsional). Adanya halusinasi auditorik dan waham sehingga digolongkan kedalam skisofrenia. Gejala yang menonjol dari pasien adalah halusinasi auditorik dan visual disertai waham kejar sehingga digolongkan skisofrenia paranoid (F20.0). Adanya keluhan berupa sering sakit kepala dan badan terasa panas disertai adanya riwayat penyakit malaria pada tahun 2008 serta adanya depersonalisasi sehingga di didiagnosa banding dengan Gangguan Mental YTT akibat Kerusakan dan disfungsi Otak dan Penyakit Fisik (F06.9).o Aksis IICiri kepribadian tidak khas.o Aksis IIITidak ada diagnosis.o Aksis IVStressor psikososial tidak jelaso Aksis VGAF 50-41 (gejala berat(serious), disabilitas berat)

VI. DAFTAR PROBLEMo Organobiologik: Terdapat ketidakseimbangan neurotransmitter di otak sehingga membutuhkan farmakoterapi.o Psikologis: Adanya hendaya berat dalam menilai realita sehingga memerlukan psikoterapi dan farmakoterapi.o Sosial: Ditemukan adanya hendaya dalam bidang sosial, pekerjaan dan penggunaan waktu senggang sehingga pasien membutuhkan psikoterapi dan farmakoterapi.

VII. PROGNOSISFaktor pendukung : Adanya gejala positif yang lebih menonjol. Subtipe paranoid. Riwayat yang sama dalam keluarga tidak ada. Tidak ada kelainan neurologis.Faktor penghambat : Riwayat premorbid sosial dan pekerjaan buruk. Pasien belum menikah. Faktor stressor tidak diketahui dengan jelas.Dari faktor diatas maka prognosis dari pasien ini dubia et malam.

VIII. PEMBAHASAN/TINJAUAN PUSTAKASkisofrenia merupakan suatu deskripsi sindrom dengan variasi penyebab yang banyak belum diketahui. Perjalanan penyakit yang luas, serta sejumlah akibat yang tergantung pada perimbangan pengaruh genetik, fisik, dan sosial budaya.Pada umumnya ditandai oleh penyimpangan yang fundamental dan karakteristik dari pikiran dan persepsi, serta oleh afek yang tidak wajar (inappropriate) atau tumpul(blunted). Kesadaran yang jernih (clear consciousness) dan kemampuan intelektual biasanya tetap terpelihara, walaupun kemunduran kognitif tertentu dapat berkembang kemudian.Berdasarkan PPDGJ III, untuk mendiagnosa skisofrenia terdapat ketentuan sebagai berikut: Harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang jelas (dan biasanya dua gejala atau lebih bila gejala-gejala itu kurang tajam atau kurang jelas):1. Thought echo = isi pikiran dirinya sendiri yang bergema dan berulang dalam kepalanya dan isi pikiran ulangan, walaupun isinya sama, namun kualitasnya berbeda.Thought insertion or withdrawal = isi pikiran asing dari luar masuk ke dalam pikirannya (insertion) atau isi pikirannya diambil keluar oleh sesuatu dari luar dirinya (withdrawal)Thought broadcasting = isi pikirannya tersiar keluar sehingga orang lain mengetahuinya.2. Delution of control = waham tentang dirinya dikendalikan oleh sesuatu kekuatan dari luar.Delution of influence = waham tentang dirinya dipengaruhi oleh sesuatu kekuatan dari luar.Delution of perception = pengalaman inderawi yang tidak wajar, yang bermakna sangat khas bagi dirinya, biasanya bersifat mistik atau mukjizat.Delution of passivity = waham tentang dirinya tidak berdaya dan pasrah terhadap kekuatan dari luar.3. Halusinasi auditorik:- Suara halusinasi yang berkomentar secara terus-menerus tentang perilaku pasien.- Mendiskusikan perihal pasien diantara mereka sendiri- Jenis suara halusinasi lain yang berasal dari salah satu bagian tubuh.4. Waham-waham menetap jenis lainnya, yang menurut budaya setempat dianggap tidak wajar dan sesuatu yang mustahil.

Atau paling sedikit dua gejala dibawah ini yang harus selalu ada secara jelas:1. Halusinasi yang menetap dari panca indera apa saja, apabila disertai baik oleh waham yang mengambang maupun yang setengah berbentuk tanpa kandungan afektif yang jelas, ataupun disertai oleh ide-ide berlebihan yang menetap, atau apabila terjadi setiap hati selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan terus menerus.2. Arus pikir yang terputus (break) atau yang mengalami sisipan yang berakibat inkoherensi atau pembicaraan yang tidak relevan atau neologisme.3. Perilaku katatonik.4. Gejala-gejala negatif. Gejala harus berlangsung minimal 1 bulan. Harus ada perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu keseluruhan dari beberapa aspek perilaku pribadi.Pada skisofrenia paranoid, halusinasi auditorik dan/atau waham yang harus menonjol. Halusinasi pembauan atau pengecapan rasa, atau bersifat seksual, atau halusinasi visual mungkin ada tetapi jarang menonjol. Gangguan afektif, dorongan kehendak dan pembicaraan, serta gejala katatonik secara relatif tidak nyata/tidak meninjol.

IX. RENCANA TERAPIo Farmakoterapi : Haloperidol 1,5 mg 3x1o Psikoterapia) Terhadap individu (psikoterapi supportif) berupa konseling dan bimbingan, yaitu memberikan pengertian kepada pasien tentang penyakitnya agar pasien memahami kondisi dirinya.b) Terhadap keluarga, yaitu memberikan penjelasan kepada keluarga dan orang-orang terdekat pasien tentang keadaan pasien dan menciptakan lingkungan yang kondusif agar dapat membantu proses penyembukan pasien.

X. FOLLOW UPMenilai keadaan umum pasien dan perkembangan penyakitnya serta efektifitas terapi dan efek samping dari obat yang diberikan.