Pemeriksaan Imunologi Hepatitis B

7
Pemeriksaan Imunologi Hepatitis B HbsAg timbul dalam darah enam minggu setelah infeksi dan menghilang setelah tiga bulan. Bila persisten lebih dari enam bulan didefinisikan sebagai pembawa (carrier). Pemeriksaan ini juga bermanfaat untuk menetapkan bahwa hepatitis akut yang diderita disebabkan oleh virus B atau superinfeksi dengan virus lain. Anti-HBs timbul setelah tiga bulan terinfeksi dan menetap. Kadar Anti-HBs jarang mencapai kadar tinggi dan pada 10-15% pasien dengan Hepatitis B akut tidak pernah terbentuk antibodi. Anti HBs diinterpretasikan sebagai kebal atau dalam masa penyembuhan. Dulu, diperkirakan HBsAg dan anti HBs tidak mungkin dijumpai bersama-sama, namun ternyata sepertiga carrier HBsAg juga memiliki HBsAntibodi. Hal ini dapat disebabkan oleh infeksi simultan dengan sub-tipe yang berbeda. HbeAg berkorelasi dengan sintesis virus yang tengah berjalan dan infeksius. Pada masa akut HBeAg dapat muncul transient, lebih

Transcript of Pemeriksaan Imunologi Hepatitis B

Page 1: Pemeriksaan Imunologi Hepatitis B

Pemeriksaan Imunologi Hepatitis B

HbsAg timbul dalam darah enam minggu setelah infeksi dan menghilang setelah tiga bulan.

Bila persisten lebih dari enam bulan didefinisikan sebagai pembawa (carrier). Pemeriksaan

ini juga bermanfaat untuk menetapkan bahwa hepatitis akut yang diderita disebabkan oleh

virus B atau superinfeksi dengan virus lain. 

Anti-HBs timbul setelah tiga bulan terinfeksi dan menetap. Kadar Anti-HBs jarang mencapai

kadar tinggi dan pada 10-15% pasien dengan Hepatitis B akut tidak pernah terbentuk

antibodi. Anti HBs diinterpretasikan sebagai kebal atau dalam masa penyembuhan. Dulu,

diperkirakan HBsAg dan anti HBs tidak mungkin dijumpai bersama-sama, namun ternyata

sepertiga carrier HBsAg juga memiliki HBsAntibodi. Hal ini dapat disebabkan oleh infeksi

simultan dengan sub-tipe yang berbeda. 

HbeAg berkorelasi dengan sintesis virus yang tengah berjalan dan infeksius. Pada masa akut

HBeAg dapat muncul transient, lebih pendek daripada HBsAg. Bila persisten lebih dari

sepuluh minggu pasien masuk dalam keadaan kronik. 

Anti-Hbe adalah suatu pertanda infektivitas relatif yang rendah. Munculnya anti-HBe

merupakan bukti kuat bahwa pasien akan sembuh dengan baik. 

HbcAg tidak dapat dideteksi dalam sirkulasi darah, tetapi antibodinya (antiHBc) bisa.

IgM antiHBc menunjukkan hepatitis virus akut. Antibodi ini dideteksi setelah HBsAg

menghilang dari serum pada 5-6% kasus hepatitis B akut. IgM anti-HBc yang persisten

menunjukkan penyakit kronik virus B, biasanya kronik aktif hepatitis. Titer rendah IgG anti-

Page 2: Pemeriksaan Imunologi Hepatitis B

HBc dengan anti-HBs menunjukkan infeksi hepatitis B di masa lampau. Titer tinggi IgG anti-

HBc tanpa anti-HBs menunjukkan infeksi virus persisten. 

HBV-DNA adalah petanda yang paling sensitif untuk replikasi virus. Metode yang digunakan

sudah beraneka ragam. Metode yang digunakan adalah polymerase chain reaction (PCR).

Satu genom viruspun dapat dideteksi. Bahkan HBV-DNA dapat dijumpai pada serum dan

hati setelah HBsAg menghilang, khususnya pada pasien dengan terapi anti-viral. HBV-DNA

serum merupakan indikator yang baik untuk kadar viremia, dan pada beberapa penelitian

berkorelasi dengan kadar transaminase serum serta paralel dengan HBsAg. 

Mutan Hepatitis B

Genom Varian hepatitis B dijumpai pertama kali pada seorang anak Senegal yang mendapat

vaksinasi kemudian dilaporkan lagi pada seorang tentara di Paris yang mendapat tranfusi

darah dan seterusnya mulai dijumpai di Taiwan, New Zeland, Spanyol, Mediteran, Timur

Tengah dan lain-lain. Pada pasien dijumpai HBsAg positif tetapi tidak dijumpai anti-HBc dan

HBeAg. Virus tidak dinetralisasi oleh anti-HBs. Virus ini memiliki epitop permukaan yang

sama yaitu S dan pre-S2 tetapi berbeda pada antigen core. Varian ini disebabkan oleh mutasi

pada regio pre-core sehingga mengganggu pembentukan dan sekresi HBe-Ag yang

merupakan translasi lanjutan dari regio pre-core. Pasien dikorelasikan dengan penyakit hati

progresif dan kadar HBV DNA yang tinggi (pada beberapa kasus HBV-DNA dapat negatif).

Hepatitis fulminan telah dihubungkan dengan mutan ini. Dengan makin mencoloknya

peningkatan jumlah kasus escape mutant hepatitis B virus ini, untuk menunjang penetapan

perjalanan klinis hususnya pada penyakit dengan gejala fulminan, serum HBeAg menjadi

kurang bermanfaat sebagai indikator infeksi dan sudah selayaknya dipilih pemeriksaan HBV-

DNA menggantikannya. 

Page 3: Pemeriksaan Imunologi Hepatitis B

Pemilihan Pemeriksaan HBV-DNA Dibandingkan HbeAg 

Saat ini yang paling sering diminta oleh para sejawat klinisi untuk pemeriksaan imunologi

terhadap penyakit Hepatitis B yaitu HBsAg, Anti HBs-Ag, HBe-Ag, Anti HBe-Ag dan IgM

anti HBc. Pemeriksaan HBV-DNA sangat jarang diminta, mungkin karena harganya yang

dirasa masih cukup mahal. Namun sebenarnya sudah lama dianjurkan pemeriksaan kadar

HBV-DNA serum untuk menggantikan pemeriksaan HBV e antigen (HBe-Ag), terutama

sebagai indikator replikasi virus dan derajat penularan. Dengan pemeriksaan HBV-DNA

dapat diinterpretasi replikasi virus yang sesungguhnya dan efisien serta derajat penularan

yang tinggi. Ketika dulu pemeriksaan HBV-DNA hanya dapat dilaporkan sebagai positif dan

negatif saja, hal ini mungkin belum dirasakan banyak manfaatnya. Tetapi setelah kemudian

ada alternatif pemeriksaan HBV-DNA dengan kadar kuantitatif, dobrakan terhadap

interpretasi dan pemantauan terapi Hepatitis B meletup diikuti ratusan penelitian mutakhir. Di

Indonesia, HBV-DNA telah dapat dilakukan dengan dua alternatif hasil. Kualitatif yaitu

positif atau negatif, serta kuantitatif yaitu kadar HBV-DNA. Metode pemeriksaan kualitatif

dapat dilakukan dengan hybridization capture system, nested polymerase chain reaction dan

TaqMan PCR system. Di beberapa Negara lain, pemeriksaan molekuler Hepatitis B telah

mencakup pula HBV genotyping dan Analisis Sequence Mutant (2,3,4). 

Untuk pemantauan terapi anti-viral, kadar HBV-DNA harus diperiksa sebelum pengobatan

sebagai titik acuan keberhasilan pengobatan. Setelah pengobatan, pemeriksaan reguler

berkala HBV-DNA dilakukan untuk melihat keberhasilan pengobatan. Akhir-akhir ini

pemeriksaan HBV-DNA dalam kaitannya dengan terapi anti-viral banyak diminta dengan

meningkatnya strain Mutant Resisten Lamivudine Hepatitis B (2,3,4). 

Page 4: Pemeriksaan Imunologi Hepatitis B

Telah disebutkan di atas bahwa sebenarnya telah sekitar sepuluh tahun terakhir ini HBe-Ag

menjadi tidak populer yaitu sejak ditemukannya mutant HBV yang tidak memproduksi

antigen HBe (Pasien Hepatitis B tipe Mutant Negative HBe-Ag). Pada kasus keraguanpun

pemeriksaan HBV-DNApun menjadi satu-satunya alternatif test konfirmasi saat ini.

Walaupun demikian, bukan berarti pemeriksaan HBV-DNA dapat menggantikan sepenuhnya

HBeAg, karena bagaimanapun, pemeriksaan HBeAg cukup murah, mudah dikerjakan dan

telah dapat dilaporkan secara semikuantitatif (Elecsys 2010 immunoanalyzer; Roche

Diagnostics, GmbH, Germany) sehingga dapat digunakan untuk pemantauan terapi anti-viral,

terutama pada pasien dengan HBV-DNA dan HBeAg positif (1,2,4). 

Dengan menilai manfaat terutama pada hal-hal khusus tersebut di atas, para sejawat dapat

melakukan pertimbangan pemilihan pemeriksaan HBe-Ag dan HBV-DNA. 

Daftar pustaka

1. Sherlock Sheila. Disease of the Liver and Biliary System. Ed 9. London:Oxford

Backwell Scientific Publications. 1993:269-77.

2. Chau-Ting Yeh. Molecular Monitoring of Hepatitis B and C. Liver Research Unit,

Chang Gung Medical Center Taoyuan, Taiwan. 7th ACCP, Kaohsiung.2002.

3. Do Sim Park, Young Jin Lee, Ji Hyun Cho et al. Monitoring of Semiquantitation of

Hepatitis B Virus E Antigen on Elecsys 2010 Immunoanalyzer in Lamivudine Treated

Patients. Department of Laboratory Medicine, Department of Internal Medicine

School of Medicine, Wonkwang University, Iksan, Korea. 7th ACCP,

Kaohsiung.2002.