PEMERIKSAAN FISIK DADA DAN PARU KKJ.docx

download PEMERIKSAAN FISIK DADA DAN PARU KKJ.docx

of 5

Transcript of PEMERIKSAAN FISIK DADA DAN PARU KKJ.docx

PEMERIKSAAN FISIK DADA DAN PARU

INSPEKSI1. Kelainan dinding dadaa.parut bekas operasib.pelebaran vena-vena supervisial akibat bendungan venac.spider naevid.ginekomastiae.retraksi otot-otot interkostal

2. Kelainan bentuk dadaN : d laterolateral > d anteroposteriora.dada paralitikum (malnutrisi) : dada kecil, sela iga sempit, iga lebih miring, angulus costae d laterolateral, tulang punggung melengkung (kifosis), angulus costae >900c.kifosis : kurvatura vertebra melengkung secara berlebihan kearah anterior. Kelainan terlihat jelas bila pemeriksaan dilakukan dari arah lateral pasiend.skoliosis : kurvatura vertebra melengkung secara berlebihan kearah lateral. Kelainan terlihat jelas bila pemeriksaan dari posteriore.pectus excavatum : os sternum mencekung ke dalamf.pigeon chest/dada burung/pectus carinatum : os sternum menonjol ke depan

3. Jenis pernapasana. torakal (peritonitis, tumor abdomen)b.abdominal (PPOK lanjut)c.kombinasi1.torako-abdominal (pr)2.abdomino-torakal (lk)-Perhatikan apakah ada pemakaian otot bantu pernapasan (TB paru lanjut /PPOK)-Adakah terlihat bagian dada yg tertinggal dlm pernapasand.pursed lips breathing : pernapasan seperti menghembus sesuatu melalui mulut (PPOK)e.pernapasan cuping hidung (pneumonia)

4.Pola pernapasana.normal : irama pernapasan yg berlangsung teratur ditandai fase ins & eks yg silih bergantib.takipnea : napas cepat & dangkalc.hiperpnea/hiperventilasi : napaas cepat & dalamd.bradipnea : napas yg lambate.pernapasan cheyne stokes : irama pernapasan yg ditandai adanya periode apnea disusul periode hiperpnea (pernapasan mula2 kecil amplitudonya kemudian cepat membesar & kemudian mengecil lagi). Siklus ini terjadi berulang-ulangf.pernapasan biot (ataxic breathing) : pernapasan yg tdk teratur baik dlm hal frekuensi maupun amplitudonya (cedera otak, obesitas, pd waktu tidur)g.sighing respiration : pola pernapasan normal diselingi tarikan napas yg dalam

PALPASIPemeriksaan vocal fremitusCara : meletakkan kedua telapak tangan pada permukaan dinding dada, kemudian pasien diminta menyebutkan angka 77 atau 99, sehingga getaran suara yg ditimbulkan akan lebih jelas. Rasakan dg teliti getaran suara yg ditimbulkannya (tactile fremitus). Bandingkan secara bertahap dari atas ke tengah dst ke bawah baik pd paru bagian depan maupun belakang. Pada saat pemeriksaan ke2 telapak tangan harus selalu disilang secara bergantian.Interprestasi :a.normalb.melemah : empiema, hidrotoraks, atelektasisc.mengeras : infiltrat pd parenkim paru (pneumonia, TB paru aktif)

PERKUSIPemeriksaan perkusi perbandingan secara bergantian kiri dan kanan (zigzag).Bunyi ketukan yg terdengar dpt bermacam-macam :a. Sonor : udara dlm paru (alveoli) cukup banyak = normalb. Hipersonor : udara dlm paru/dada menjadi jauh lebih banyak (emfisema, kavitas besar, pneumotoraks)c. Redup : bagian padat lebih banyak daripada udara (infiltrat/konsolidasi akibat pneumonia, efusi pleura)d. Pekak : tdk mengandung udara (tumor paru, efusi pleura masif)e. Timpani : akibat getaran udara di dlm lambung

@ Paru bagian depan1. Menentukan batas paru-heparPerkusi sepanjang linea midclavicula dextra sampai didapatkan adanya perubahan bunyi dari sonor menjadi redup. Perubahan ini menunjukkan batas antara paru dan hepar. Tentukan batas tsb dg menghitung mulai dari ICS ke 2 dextra, dan umumnya didapatkan setinggi ICS ke 6. Selanjutnya dilakukan tes peranjakan antara ins & eks. Letakkan 2 jari tangan kiri tepat di bawah batas tsb. Pasien diminta utk menarik napas dlm & kemudian ditahan, sementara itu dilakukan perkusi pada ke 2 jari tsb. Dalam keadaan normal akan terjadi perubahan bunyi dari redup menjadi sonor kembali. Dalam keadaan normal didapatkan peranjakan sebesar 2 jari.

2. Menentukan batas paru-lambungPerkusi sepanjang linea axilaris anterior sinistra sampai didapatkan perubahan bunyi dari sonor ke timpani. Biasanya didapatkan setinggi ICS ke 8.

@Paru bagian belakangDilakukan juga pemeriksaan perkusi perbandingan secara zigzag. Utk menentukan batas paru belakang bawah kanan & kiri dilakukan dg pemeriksaan perkusi sepanjang garis skapularis kanan & kiri. Dlm keadaan normal didptkan hasil perkusi yg sonor di ke2 lapang paru.Skapula sebaiknya dikesampingkan dg cara meminta pasien menyilang ke2 lengannya di dada. Biasanya batasnya setinggi vertebra torakalis 10 utk paru kiri & paru kanan 1 jari lebih tinggi.

AUSKULTASI@Suara napas pokok1. Vesikuler : suara napas pokok yg lembut dg frekuensi rendah dimana ins lebih panjang dibandingkan eks.2. Bronkial : suara napas pokok yg keras & berfrekuensi tinggi dimana eks lebih panjang dibandingkan ins. Dpt didengar di daerah manubrium sterni.3. Bronkovesikuler : suara napas dg intensitas & frekuensi yg sedang dimana ins & eks sama panjang. Di dpt kan pd ddg anterior setinggi ICS I & II.

@Suara napas tambahan1. Ronki basah : suara napas yg terputus2, biasanya terdengar saat ins akibat udara yg melewati cairan dlm sal.napas.a. Ronki basah halus : adanya cairan pd bronkiolus.b. Ronki basah kasar : bersifat nyaring.2. Ronki kering : suara napas yg kontinyu, frekuensi yg relatif rendah karena udara mengalir melalui sal.napas yg menyempit. 3. Wheezing/mengi : ronki kering yg frekuensinya tinggi & panjang, biasa terdengar pd serangan asma.4. Pleural friction rub/bunyi gesekan pleura : akibat peradangan pleura viseral & parietal. Terdengar pd akhir ins & awal eks.5. Amforik : suara napas yg di dptkan bila terdpt kavitas besar yg letaknya perifer & berhubungan dg bronkus. Terdengar seperti tiupan dlm botol kosong.

PEMERIKSAAN FISIK JANTUNG

INSPEKSIMelihat pulsasi di area apeks, trikuspidal, pulmonal, aorta.

PALPASIMenggunakan ujung2 jari /telapak tangan, meraba area2 apeks, trikuspidal, septal, pulmonal, dan aorta.Yg diperiksa :Ictus cordis : pulsasi di apeks. Normalnya berdiameter 2cm & terletak pd 2 jari medial dari linea midclavicula sinistra.

PERKUSI1. BATAS JANTUNG KANANSetelah mendapatkan batas paru-hepar, diukur 2 jari kearah kranial. Pd titik ini dimulai lagi perkusi dg arah jari tegak lurus terhadap costae. Kemudian dilakukan perkusi kearah medial utk mencari perubahan suara dari sonor ke redup. Normalnya pada ICS IV linea sternalis dextra.

2. BATAS JANTUNG KIRI Setelah mendapatkan batas paru-hepar, diukur 2 jari kearah cranial. Pd titik ini dimulai lagi perkusi dg arah jari tegak lurus sejajar iga, memotong garis aksila anterior kiri. Kemudian dilakukan perkusi kearah medial utk mencari perubahan suara dari sonor ke redup. Normalnya pada ICS V linea midclavicula sinistra.

3. BATAS JANTUNG ATASCari linea midsternalis sinistra, kemudian perkusi kearah kaudal, sampai terjadi perubahan suara dari sonor ke redup. Normalnya pd ICS II linea sternalis sinistra .

4. PINGGANG JANTUNGDitentukan terlebih dahulu linea parasternalis kiri . Kemudian lakukan perkusi kearah kaudal. Cari perubahan suara dari sonor ke redup. Normal pd ICS III linea parasternalis sinistra.

AUSKULTASILokasi titik pemeriksaan auskultasi :1. Apeks : utk mendengar BJ yg berasal dr katup mitral2. ICS IV-V linea sternalis sin et dex utk mendengarkan BJ dari katup trikuspidal3. ICS II linea parasternalis sin utk mendengarkan BJ yg berasal dari katup pulmonal4. ICS II linea parasternalis dex utk mendengarkan BJ yg berasal dr katup aorta.

Bunyi jantung normal terdiri atas BJ I (LUB) & BJ II (DUB). Area apeks & trikuspidal BJ I lebih keras, sedangkan di area pulmonal & aorta BJ I lebih lemah daripada BJ II. BJ I merupakan penutupan katup mitral & trikuspidal, sedangkan BJ II karena menutupnya katup aorta & pulmonal. Utk menentukan yg mana BJ I adalah dg meraba a.radialis/a.karotis/iktus kordis. Fase antara BJ I & BJ II disebut sistolik, sedangkan fase antara BJ II & BJ I disebut diastolik. Fase sistolik lebih pendek daripada fase diastolik.

@Bunyi jantung tambahan1. BJ III : BJ yg terdengar tdk lama setelah BJ II & terdengar di apeks. Merupakan bunyi yg dihasilkan karena aliran darah yg mendadak dg jumlah banyak dr atrium kiri ke ventrikel kiri, pd permulaan diastol (insufisiensi mitral)2. BJ IV : BJ yg terdengar sesaat sebelum BJ I. Merupakan bunyi akibat kontraksi atrium yg kuat dlm memompakan darah ke ventrikel. Hal ini terjadi karena terdpt bendungan di ventrikel shg atrium harus memompa lbh kuat utk mengosongkan atrium (gagal jantung).3. Split BJ II : BJ II terpecah dg intensitas yg sama & jarak ke2nya dekat. Terjadi karena penutupan katup2 pulmonal & aorta tdk jatuh bersamaan shg tdk sinkron.4. Opening snap : terbukanya katup mitral yg kaku dg mendadak, shg terdengar bunyi dg intensitas tinggi sesudah BJ II.5. Aortic click : Bunyi yg dihasilkan karena katup aorta yg membuka secara cepat (stenosis aorta)6. Pericardial rub : Terjadi gesekan antara pericardium viseral & parietal. Bunyinya kasar & dpt didengar di area trikuspidal & apical & bisa terdengar pd fase sistolik/diastolik/keduanya.

@Irama Jantunga. Normal adalah regular, dg denyut jantung 60-100/menitb. Irreguler : terdengar ekstra sistol (irama dasarnya regulertetapi diselingi oleh denyut jantung ekstra)c. Irama gallop (derap kuda) : Irama jantungnya cepat & BJ terdiri atas 3 atau 4 komponen, yaitu BJ I BJ II dan BJ III atau BJ IV BJ I- BJ II atau keduanya BJ IV- BJ I- BJ II- BJ III. Biasanya dpt didengar di apeks pd kasus gagal jantung.

@Bising jantungPd tiap kali melakukan auskultasi pd titik2 area harus diperhatikan apakah ada bising jantung.Khusus utk bising sistolik perlu diperhatikan bahwa tdk semuanya akibat dr kelainan organik katup jantung. Ada kemungkinan karena over volume missal pada anemia berat & ibu hamil.