Pemeriksaan, DD, WD Skenario 5

36
Pemeriksaan, DD, WD Skenario 5

description

Pemeriksaan, DD, WD Skenario 5

Transcript of Pemeriksaan, DD, WD Skenario 5

Page 1: Pemeriksaan, DD, WD Skenario 5

Pemeriksaan, DD, WD Skenario 5

Page 2: Pemeriksaan, DD, WD Skenario 5

PEMERIKSAAN

-Psikiatri-Fisik

Page 3: Pemeriksaan, DD, WD Skenario 5

Anamnesis

I. Data pribadiII. Keluhan utamaIII. Riwayat gangguan sekarang: 1. Onset 2. Faktor presipitasiIV. Penyakit / gangguan sebelumnya a. Gangguan psikiatri

b. Gangguan medikc. Pengguna zat psikoaktifd. Skema perjalanan gangguan

Page 4: Pemeriksaan, DD, WD Skenario 5

V. Riwayat Kehidupan Pribadia. Riwayat perkembangan fisikb. Riwayat perkembangan kepribadian

1. Masa anak-anak2. Masa remaja3. Masa dewasa

c. Riwayat pendidikand. Riwayat pekerjaan e. Kehidupan beragamaf. Riwayat kehidupan seksual dan perkawinan

Page 5: Pemeriksaan, DD, WD Skenario 5

VI. Riwayat Keluarga1. Gambar silsilah keluarga2. Identitas anggota keluarga

VII. Situasi Kehidupan Sosial Sekarang

Page 6: Pemeriksaan, DD, WD Skenario 5

Pemeriksaan status mental

• Adalah kesimpulan menyeluruh yang mendeskripsikan hasil observasi dan kesan dari pasien selama wawancara

• Status mental pasien dapat berubah dengan waktu

Page 7: Pemeriksaan, DD, WD Skenario 5

Status Mental

A. Diskripsi Umuma. Penampilanb. Kesadaranc. Perilaku dan aktifitas psikomotor

(selama wawancara).d. Sikap terhadap pemeriksae. Pembicaraan (kuantitatif/kualitatif)

Page 8: Pemeriksaan, DD, WD Skenario 5

B. Alam Perasaan

Afek adalah penilaian terhadap keadaan emosi pasien yang terdiri dari: Tingkatan afek, atau spektrum mood yang ditunjukkan pasien. A. penuh (normal) yaitu emosi yang berubah sesuai dengan keadaan yang dibicarakanB. terbatas, yang sering tampak sedih (pasien depresi) dan dapat juga tiba-tiba meningkat (pasien manik)C. datar, yaitu pasien yang menunjukkan sedikit sekali emosi, terutama pada pasien skizoprenia. Kelabilan, yaitu kecepatan perubahan mood pasien. Kesesuaian, yaitu seberapa sesuai keadaan emosi dengan

subyek pembicaraan. Jika pasien membicarakan kesedihan malah bergembira berarti termasuk tidak sesuai

Page 9: Pemeriksaan, DD, WD Skenario 5

C. Ganguan Persepsi

a. Halusinasi b. Ilusic. Depersonalisasid. Derealisasi

Page 10: Pemeriksaan, DD, WD Skenario 5

Halusinasi : presepsi sensoris tanpa adanya input sensoris. Dapat terjadi pada sebuah indra sensoris antara lain halusinasi auditorius (mendengar sesuatu tanpa ada sumber bunyi), halusinasi visual (melihat sesuatu yang tidak ada).

Ilusi : presepsi yang salah terhadap input sensoris. Misalnya menganggap batu yang dilihat sebagai buah.

Derealisasi : Perasaan bahwa lingkungannya asing, tidak nyata

Depersonalisasi : Merasakan diri sendiri (tubuhnya) sbg tidak nyata (asing, tidak dikenali).

Page 11: Pemeriksaan, DD, WD Skenario 5

D. Sensorium dan kognisi (Fungsi Intelektual)

a. Taraf pendidikanb. Pengetahuan umumc. Kecerdasand. Konsentrasie. Perhatianf. Orientasig. Daya ingath. Pikiran abstrak i. Visuospasialj. Bakat kreatif k. Kemampuan menolong diri sendiri

Page 12: Pemeriksaan, DD, WD Skenario 5

E. Proses Pikir

a. Bentuk pikirb. Arus pikirc. Isi pikir

Page 13: Pemeriksaan, DD, WD Skenario 5

Proses Berpikir

Adl bentuk (adanya ide aneh; normalnya realistis ditanya menjawab sesuai pertanyaan), arus, isi.o Linear : menjawab langsung sesuai pertanyaan o Circumstance : jawaban berputar-putar dari pertanyaan yang sebenarnya o Tangensial : jawaban tidak berhubungan dengan pertanyaano Flight of idea : pikiran pasien melompat-lompat dari ide satu ke ide lainnya yang sulit untuk diikuti o Asosiasi longgar : pasien menunjukkan ide-ide yang tidak berhubungan o Pikiran blocking : pikiran pasien tiba-tiba terhenti tanpa tujuan yang jelas o Berfikir kongkrit : pasien tidak dapat berfikir abstrak, sehingga responnya sering ekstrim. o Preservasi : perilaku, sikap dan pola bicara yang berulang. Sering merupakan tanda dari disfungsi sistem saraf

Page 14: Pemeriksaan, DD, WD Skenario 5

Isi Pikir

o Waham : keyakinan pribadi yang salah (tidak sesuai dengan pendekatan rasional) yang dipertahankan. o Waham paranoid : termasuk keyakinan bahwa pasien sedang dikejar kelompok tertentu. o Waham kebesaran : keyakinan bahwa pasien lebih berbakat, terkenal daripada keadaan yang sesungguhnya. o Waham somatik : keyakinan bahwa ada sesuatu yang salah pada bagian tubuhnya, atau ia menderita penyakit tertentu. o Waham bersama : terjadi bila salah satu anggota keluarga juga mengalami waham yang sama. o Paranoid : perasaan kecurigaan secara umum, kecenderungan untuk menganggap sesuatu yang diluar dirinya berbahaya. o Ide bunuh diri : pikiran yang selalu mengarah pada rasa ingin bunuh diri. o Ide membunuh : pikiran untuk membunuh orang lain. o Ide referensi : pasien merasa pernah mengalami hal tertentu atau pergi ke tempat tertentu.

Page 15: Pemeriksaan, DD, WD Skenario 5

F. Kesadaran dan kognisi

G. Pengendalian impuls → RTA (kemampuan seseorang untuk menilai realitas)

H. Daya nilai (kemampuan untuk menilai situasi secara benar & bertindak yg sesuai dgn situasi tersebut)

I. Tilikan (pemahaman pasien terhadap penyakitnya)

J. Taraf dapat dipercaya

Page 16: Pemeriksaan, DD, WD Skenario 5

Pemeriksaan Diagnostik lebih lanjut

• Pemeriksaan Fisik • Pemeriksaan Penunjang • Ikhtisar Penemuan Bermakna• Evaluasi Multiaksial

Page 17: Pemeriksaan, DD, WD Skenario 5

Pemeriksaan Fisik

Page 18: Pemeriksaan, DD, WD Skenario 5
Page 19: Pemeriksaan, DD, WD Skenario 5
Page 20: Pemeriksaan, DD, WD Skenario 5
Page 21: Pemeriksaan, DD, WD Skenario 5
Page 22: Pemeriksaan, DD, WD Skenario 5
Page 23: Pemeriksaan, DD, WD Skenario 5

DD

Page 24: Pemeriksaan, DD, WD Skenario 5

1. Delirium• Delirium adalah suatu sindrom dengan gejala pokok

adanya gangguan kesadaran yang biasanya tampak dalam bentuk hambatan pada fungsi kognitif.

• Delirium mempunyai berbagai macam penyebab. Semuanya mempunyai pola gejala serupa yang berhubungan dengan tingkat kesadaran dan kognitif pasien.

• Penyebab utama dapat berasal dari penyakit susunan saraf pusat seperti ( sebagai contoh epilepsi ), penyakit sistemik, dan intoksikasi atau reaksi putus obat maupun zat toksik. Penyebab delirium terbanyak terletak di luar sistem pusat, misalnya gagal ginjal dan hati.

Page 25: Pemeriksaan, DD, WD Skenario 5

Gambaran klinis Delirium• Kesadaran

Dua pola umum kelainan kesadaran telah ditemukan pada pasien dengan delirium, satu pola ditandai oleh hiperaktivitas yang berhubungan dengan peningkatan kesiagaan. Pola lain ditandai oleh penurunan kesiagaan. Pasien dengan delirium yang berhubungan dengan putus zat seringkali mempunyai delirium hiperaktif, yang juga dapat disertai dengan tanda otonomik, seperti kemerahan kulit, pucat, berkeringat, takikardia, pupil berdilatasi, mual, muntah, dan hipertermia. Pasien dengan gejala hipoaktif kadang-kadang diklasifikasikan sebagai depresi, katatonik atau mengalami demensia.

• Orientasi Orientasi terhadap waktu, tempat dan orang harus diuji pada seorang pasien dengan delirium.Orientasi terhadap waktu seringkali hilang bahkan pada kasus delirium yang ringan. Orientasi terhadap tempat dan kemampuan untuk mengenali orang lain (sebagai contohnya, dokter, anggota keluarga) mungkin juga terganggu pada kasus yang berat Pasien delirium jarang kehilangan orientasi terhadap dirinya sendiri.

Page 26: Pemeriksaan, DD, WD Skenario 5

• Bahasa dan Kognisi Pasien dengan delirium seringkali mempunyai kelainan dalam bahasa. Kelainan dapat berupa bicara yang melantur, tidak relevan, atau membingungkan (inkoheren) dan gangguan kemampuan untuk mengerti pembicaraan.

Fungsi kognitif lainnya yang mungkin terganggu pada pasien delirium adalah fungsi ingatan dan kognitif umum. Kemampuan untuk menyusun, mempertahankan dan mengingat kenangan mungkin terganggu, walaupun ingatan kenangan yang jauh mungkin dipertahankan.

Disarnping penurunan perhatian, pasien mungkin mempunyai penurunan kognitif yang dramatis sebagai suatu gejala hipoaktif delirium yang karakteristik.Pasien delirium juga mempunyai gangguan kemampuan memecahkan masalah dan mungkin mempunyai waham yang tidak sistematik, kadang kadang paranoid.

Page 27: Pemeriksaan, DD, WD Skenario 5

• Persepsi Pasien dengan delirium seringkali mempunyai ketidakmampuan umum untuk membedakan stimuli sensorik dan untuk mengintegrasikan persepsi sekarang dengan pengalaman masa lalu mereka.Halusinasi relatif sering pada pasien delirium.Halusinasi paling sering adalah visual atau auditoris walaupun halusinasi dapat taktil atau olfaktoris.Ilusi visual dan auditoris adalah sering pada delirium.

• Suasana Perasaan Pasien dengan delirium mempunyai kelainan dalam pengaturan suasana Gejala yang paling sering adalah kemarahan, kegusaran, dan rasa takut yang tidak beralasan. Kelainan suasana perasaan lain adalah apati, depresi, dan euforia.

Page 28: Pemeriksaan, DD, WD Skenario 5

2. Demensia• Suatu gangguan mental organik yang biasanya diakibatkan

oleh proses degeneratif yang progresif dan irreversible yang mengenai arus pikir.

• Demensia merupakan sindroma yang ditandai oleh berbagai gangguan fungsi kognitif tanpa gangguan kesadaran.

• Fungsi kognitif yang dipengaruhi pada demensia adalah inteligensi umum, belajar dan ingatan, bahasa, memecahkan masalah, orientasi, persepsi, perhatian, dan konsentrasi, pertimbangan, dan kemampuan sosial. Kepribadian pasien juga terpengaruh.

Page 29: Pemeriksaan, DD, WD Skenario 5

Gambaran Klinis Demensia• Gangguan Daya Ingat

Gangguan ingatan biasanya merupakan ciri yang awal don menonjol pada demensia. Pada awal perjalanan demensia, gangguan daya ingat adalah ringan dan paling jelas untuk peristiwa yang baru terjadi.

• Orientasi Karena daya ingat adalah penting untuk orientasi terhadap orang, waktu dan tempat, orientasi dapat terganggu secara progresif selama perialanan penyaki Demensia.Sebagai contohnya, pasien dengan Demensia mungkin lupa bagaimana kembali ke ruangannya setelah pergi ke kamar mandi. Tetapi, tidak masalah bagaimana beratnya disorientasi, pasien tidak menunjukkan gangguan pada tingkat kesadaran.

Page 30: Pemeriksaan, DD, WD Skenario 5

• Gangguan Bahasa Proses demensia yang mengenai korteks dapat mempengaruhi kemampuan berbahasa pasien. Kesulitan berbahasa ditandai oleh cara berkata yang samar-samar, tidak tepat, atau berputar-putar.

• Perubahan Kepribadian Merupakan gambaran yang paling mengganggu bagi keluarga pasien yang terkena.Pasien demensia mempunyai waham paranoid.Gangguan frontal dan temporal kemungkinan mengalami perubahan keperibadian yang jelas, mudah marah dan meledak – ledak.

• Psikosis Diperkirakan 20 -30% pasien demensia tipe Alzheimer, memiliki halusinasi, dan 30 – 40% memiliki waham, terutama dengan sifat paranoid atau persekutorik dan tidak sistematik.

Page 31: Pemeriksaan, DD, WD Skenario 5

WD

Gangguan Mental Organik et causa Tumor Otak

Page 32: Pemeriksaan, DD, WD Skenario 5

Gangguan Mental Organik et causa Tumor Otak

• Secara umum, gangguan otak organik didefinisikan sebagai gangguan dimana terdapat suatu patologi yang dapat diidentifikasi seperti tumor otak.Sedangkan gangguan fungsional adalah gangguan otak dimana tidak ada dasar organik yang dapat diterima secara umum (contohnya Skizofrenia, depresi)

• Dari sejarahnya, bidang neurologi telah dihubungkan dengan pengobatan gangguan yang disebut organik dan Psikiatri dihubungkan dengan pengobatan gangguan yang disebut fungsional.

Page 33: Pemeriksaan, DD, WD Skenario 5

• Menurut PPDGJ III gangguan mental organik meliputi berbagai gangguan jiwa yang dikelompokkan atas dasar penyebab yang lama dan dapat dibuktikan adanya penyakit, cedera atau ruda paksa otak, yang berakibat disfungsi otak.

• Disfungsi otak dibagi :1. Primer, seperti pada penyakit, cedera, dan ruda paksa yang langsung atau diduga mengenai otak.2. Sekunder, seperti pada gangguan dan penyakit sistemik yang menyerang otak sebagai salah satu dari beberapa organ atau sistem tubuh

Page 34: Pemeriksaan, DD, WD Skenario 5

Gejala Klinis• Adanya penyakit, kerusakan atau disfungsi otak atau

penyakit fisik sistemik yang diketahui berhubungan dengan salah satu sindrom mental.

• Adanya hubungan waktu antara perkembangan penyakit yang mendasari dengan timbulnya sindrom mental.

• Kesembuhan dari gangguan mental setelah perbaikan atau dihilangkan penyebab yang mendasarinya.

• Tidak ada bukti yang mengarah pada penyebab alternatif dari sindrom mental ini (seperti pengaruh kuat dari riwayat keluarga atau pengaruh stress sebagai pencetus)

Page 35: Pemeriksaan, DD, WD Skenario 5

DiagnosisAksis I :

F06 Gangguan Mental Lainnya Akibat Kerusakan dan Disfungsi Otak dan Penyakit Fisik

Aksis II : Tidak ada (none)

Aksis III : Bab II C00-D48 Neoplasma (Tumor Otak)

Aksis IV : Akses ke pelayanan kesehatan

Aksis V : 60-51 = gejala sedang (moderate), disabilitas sedang

Page 36: Pemeriksaan, DD, WD Skenario 5

DAFTAR PUSTAKA1. Kaplan.H.I, Sadock. B.J, Sinopsis Psikiatri : Ilmu Pengetahuan Perilaku

Psikiatri Klinis, edisi ketujuh, jilid satu. Binarupa Aksara, Jakarta 1997. hal 502-540.

2. Ingram.I.M, Timbury.G.C, Mowbray.R.M, Catatan Kuliah Psikiatri, Edisi keenam, cetakan ke dua, Penerbit Buku kedokteran, Jakarta 1995. hal 28-42.

3. Kapita Selekta Kedokteran, Edisi ketiga, jilid 1. Penerbit Media Aesculapsius Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta 2001. hal 189-192.

4. Diagnosis Gangguan Jiwa, rujukan ringkas dari PPDGJ-III, editor Dr, Rusdi Maslim.1993. hal 3

5. Maramis. W.F, Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa, Cetakan ke VI, Airlangga University Press, Surabaya 1992. hal 179-211. 6. Michael H.Ebert, et.al. Current Diagnosis & Treatment Psychiatry. 2nd ed. Singapore 2008. Hal 188-229.