PEMBUATAN SENYAWA ALKANA

18
LAPORAN TETAP PRAKTIKUM TEKNIK PENGOLAHAN PANGAN TEKNOLOGI SNACKFOOD PRODUK EKSTRUSI Dosen Pembimbing: Yuniar, S.T,M T Disusun oleh : Kelompok 3 1. Depi Oktari 2. Hilda Rosalina 3. Intan Ramdyasari 4. Leny Erisna Putr i Renata 5. Kiki Maria Nababan 6. M Redho Adtya P 7. Woro Eristya Anjani Kelas : 4 KIA Politeknik Negeri Sriwijaya Palembang Tahun Ajaran 20123/2013

description

laporan

Transcript of PEMBUATAN SENYAWA ALKANA

Page 1: PEMBUATAN SENYAWA ALKANA

LAPORAN TETAP PRAKTIKUM TEKNIK PENGOLAHAN PANGAN

TEKNOLOGI SNACKFOOD PRODUK EKSTRUSI

Dosen Pembimbing: Yuniar, S.T,M T

Disusun oleh : Kelompok 3

1. Depi Oktari

2. Hilda Rosalina

3. Intan Ramdyasari

4. Leny Erisna Putr i Renata

5. Kiki Maria Nababan

6. M Redho Adtya P

7. Woro Eristya Anjani

Kelas : 4 KIA

Politeknik Negeri Sriwijaya Palembang

Tahun Ajaran 20123/2013

Page 2: PEMBUATAN SENYAWA ALKANA

PEMBUATAN SENYAWA ALKANA

I. TUJUAN

1.      Mengetahui cara pembuatan sentawa hidrokarbon alifatis jenuh (alkana).

2.      Mengetahui sifat-sifat dari bahan yang digunakan.

3.      Menuliskan reaksi dan mekanismenya.

II.        ALAT DAN BAHAN

1.      Alat yang digunakan :

-          Bunsen                                                   -     Penjepit

-          Tabung reaksi + rak tabung reaksi         -     Corong

-          Kapas                                                     -     Mortar dan pistil

-          Sendok makan

2.      Bahan yang digunakan :

-          NaOH

-          Natrium Benzoat (C6H5COONa)

-          Natrium Asetat

III. DASAR TEORI

a. Pengertian

Alkana merupakan kelompok hidrokarbon yang paling sederhana  yaitu senyawa -

senyawa yang hanya mengandung karbon dan hidrogen. Alkana hanya mengandung ikatan C-

H dan ikatan tunggal C-C. Rumus umum senyawa alkana adalah:

C2H 2n+2

Alkana disebut juga golongan paraffin: afinitas kecil(=sedikit gaya gabung). Alkana

mempunyai berbagai wujud berdasarkan jumlah atom karbon yang ada dalam molekulnya :

1. C1 – C4 : pada t dan p normal adalah gas

2. C4 – C17 : pada t dan p normal adalah cair

3. > C18 : pada t dan p normal adalah padat

 Sifat-Sifat Fisik

1. Titik Didih

a. Fakta-Fakta

Page 3: PEMBUATAN SENYAWA ALKANA

Titik-titik didih yang ditunjukkan pada gambar di atas semuanya adalah titik didih

untuk isomer-isomer "rantai lurus" dimana terdapat lebih dari satu atom karbon. Perhatikan

bahwa empat alkana pertama di atas berbentuk gas pada suhu kamar. Wujud padat baru bisa

terbentuk mulai dari struktur C17H36. Alkana dengan atom karbon kurang dari 17 sulit

diamati dalam wujud padat karena masing-masing isomer memiliki titik lebur dan titik didih

yang berbeda. Jika ada 17 atom karbon dalam alkana, maka sangat banyak isomer yang bisa

terbentuk. Sikloalkana memiliki titik didih yang sekitar 10 - 20 K lebih tinggi dibanding

alkana rantai lurus yang sebanding.

b. Penjelasan-Penjelasan

Perbedaan keelektronegatifan antara karbon dan hidrogen tidak terlalu besar, sehingga

terdapat polaritas ikatan yang sangat tinggi. Molekul-molekul sendiri memiliki polaritas yang

sangat kecil. Bahkan sebuah molekul yang simetris penuh seperti metana tidak polar sama

sekali.

Ini berarti bahwa satu-satunya gaya tarik antara satu molekul dengan molekul

tetangganya adalah gaya dispersi Van der Waals. Gaya ini sangat kecil untuk sebuah molekul

seperti metana, tapi akan meningkat apabila molekul bertambah lebih besar. Itulah sebabnya

mengapa titik didih alkana semakin meningkat seiring dengan bertambahnya ukuran molekul.

Semakin bercabang rantai suatu isomer, maka titik didihnya akan cenderung semakin rendah.

Gaya dispersi Van der Waals lebih kecil untuk molekul-molekul yang berantai lebih pendek,

dan hanya berpengaruh pada jarak yang sangat dekat antara satu molekul dengan molekul

tetangganya. Molekul dengan banyak cabang tapi berantai pendek lebih sulit berdberdekatan

satu sama lain dibanding molekul yang sebagai contoh, titik didih tiga isomer dari C5H12.

Titik didih yang sedikit lebih tinggi untuk sikloalkana kemungkinan diakibatkan

karena molekul-molekul bisa saling mendekati akibat struktur cincin yang membuatnya lebih

rapi dan kurang "mengerut".

Page 4: PEMBUATAN SENYAWA ALKANA

2. Kelarutan

a. Fakta-fakta

Kelarutan alkana tidak berbeda dengan kelarutan sikloalkana. Alkana hampir tidak

dapat larut dalam air, tapi larut dalam pelarut organik. Alkana dalam bentuk cair merupakan

pelarut yang baik untuk berbagai senyawa kovalen yang lain.

b. Penjelasan-penjelasan

1.Kelarutan dalam air

Apabila sebuah zat molekular larut dalam air, maka terjadi hal-hal berikut:

- gaya tarik antar-molekul dalam zat menjadi hilang. Untuk alkana, gaya tarik tersebut adalah

gaya dispersi Van der Waals.

- gaya tarik antar-molekul dalam air menjadi hilang sehingga zat bisa bercampur dengan

molekul-molekul air.Dalam air, gaya tarik antar-molekul yang utama adalah ikatan hidrogen.

2.Kelarutan dalam pelarut-pelarut organik

Pada kebanyakan pelarut organik, gaya tarik utama antara molekul-molekul pelarut

adalah gaya Van der Waals - baik gaya dispersi maupun gaya tarik dipol-dipol.

Ini berarti bahwa apabila sebuah alkana larut dalam sebuah pelarut organik, maka

gaya tarik Van der Waals terputus dan diganti dengan gaya Van der Waals yang baru.

Pemutusan gaya tarik yang lama dan pembentukan gaya tarik yang baru saling

menghapuskan satu sama lain dari segi energi sehingga tidak ada kendala bagi kelarutannya.

3. Kereaktifan kimiawi Alkana

Alkana mengandung ikatan tunggal C-C yang kuat dan ikatan C-H yang juga kuat.

Ikatan C-H memiliki polaritas yang sangat rendah sehingga tidak ada molekulnya yang

membawa jumlah ion positif atau negatif yang signifikan untuk menarik molekul

lainnya.Olehnya itu alkana-alkana memiliki reaksi yang cukup terbatas.

Beberapa hal yang bisa dilakukan pada alkana:

· alkana bisa dibakar, yakni memusnahkan seluruh molekulnya;

· alkana bisa direaksikan dengan beberapa halogen yakni memutus ikatan C-H;

· alkana bisa dipecah, yakni dengan memutus ikatan C-C.

Page 5: PEMBUATAN SENYAWA ALKANA

PEMBUATAN ALKANA :

1. Secara Komersil

Pemecahan (cracking)

Pemecahan (cracking) adalah istilah yang digunakan untuk menguraikan molekul-

molekul hidrokarbon yang besar menjadi molekulmolekul yang lebih kecil dan lebih

bermanfaat. Penguraian ini dicapai dengan menggunakan tekanan dan suhu tinggi tanpa

sebuah katalis, atau suhu dan tekanan yang lebih rendah dengan sebuah katalis. Sumber

molekul-molekul hidrokarbon yang besar biasanya adalah fraksi nafta atau fraksi minyak gas

dari penyulingan minyak mentah (petroleum) menjadi beberapa fraksi. Fraksi-fraksi ini

diperoleh dari proses penyulingan dalam bentuk cair, tetapi diuapkan ulang kembali sebelum

dipecah. Tidak ada reaksi unik yang terjadi pada proses pemecahan. Molekulmolekul

hidrokarbon dipecah secara acak menghasilkan campuran campuran hidrokarbon yang lebih

kecil, beberapa diantaranya memiliki ikatan rangkap karbon-karbon. Sebagai contoh, salah

satu reaksi yang mungkin terjadi untuk hidrokarbon C15H32 adalah:

Atau reaksi yang lebih rinci, yang menunjukkan secara lebih jelas apa yang terjadi pada

berbagai atom dan ikatan, dapat dilihat pada gambar berikut:

Pemecahan (cracking) terbagi menjadi 2 cara:

a. Pemecahan katalisis

Pemecahan moderen menggunakan zeolit sebagai katalis.

b. Pemecahan termal

Pada pemecahan termal, digunakan suhu yang tinggi (biasanya antara 450°C sampai

750°C) and tekanan tinggi (sampai sekitar 70 atmosfir) untuk menguraikan hidrokarbon-

hidrokarbon yang besar menjadi hidrokarbon yang lebih kecil.

Page 6: PEMBUATAN SENYAWA ALKANA

Reaksi-reaksi dari radikal bebas akan menghasilkan berbagai produk.

2. Secara Laboratorium

a. Hidrogenasi senyawa Alkena dan Alkuna

b. Reduksi Alkil Halida

c. Reduksi metal dan asam

d. Sintesa Dumas

Garam Na-Karboksilat jika dipanaskan bersama-sama dengan NaOH, maka akan terbentuk

alkana

CH3-COONa + NaOH → CH4 + Na2CO3

Na-asetat metana

CH3CH2CH2-COONa + Na → CH3CH2CH3 + Na2CO3

Na-butirat Pronana

e. Reaksi Wurtz

Suatu reaksi pembuatan parafin hidrokarbon (alkana) dengan mengrefluks alkil halida

(haloalkana) dengan logam natrium dalam eter kering. Pereduksi selain alkalimetal dapat

digunakan Mg, Ni(CO)4, dan t-BuLi.

 

Page 7: PEMBUATAN SENYAWA ALKANA

Reaksi pada alkana

1. Pembakaran

Pembakaran sempurna alkana menghasilkan gas CO2 dan H2O (uap air), sedangkan

pembakaran tidak sempurna menghasilkan gas CO dan uap air, atau jelaga (partikel karbon).

2.Substitusi atau pergantian

Atom H dari alkana dapat digantikan oleh atom lain, khususnya golongan halogen.

Penggantian atom H oleh atom atau gugus lain disebut reaksi substitusi.Salah satu reaksi

substitusi terpenting dari alkana adalah halogenasi yaitu penggantian atom H alkana dengan

atom halogen, khususnya klorin (klorinasi).Klorinasi dapat terjadi jika alkana direaksikan

dengan klorin.

3. Perengkahan atau cracking

Perengkahan adalah pemutusan rantai karbon menjadi potonganpotongan yang lebih

pendek. Perengkahan dapat terjadi bila alkana dipanaskan pada suhu dan tekanan tinggi tanpa

oksigen. Reaksi ini juga dapat dipakai untuk membuat alkena dari alkana. Selain itu juga

dapat digunakan untuk membuat gas hidrogen dari alkana.

Penggunaan alkana:

1. Metana : zat bakar, sintesis, dan carbon black (tinta,cat,semir,ban)

2. Propana, Butana, Isobutana : zat bakar LPG (Liquified Petrolium Gases)

3. Pentana, Heksana, Heptana : sebagai pelarut pada sintesis Fraksi tertentu dari Destilasi

langsung Minyak Bumi/mentah TD (oC)

Sisa destilasi :

1.      Minyak mudah menguap, minyak pelumas, lilin dan vaselin

2.      Bahan yang tidak mudah menguap, aspal dan kokas dari minyak bumi

Sikloalkana

Page 8: PEMBUATAN SENYAWA ALKANA

Sikloalkana juga hanya mengandung ikatan C-H dan ikatan tunggal C-C, hanya saja

atom atom karbon tergabung dalam sebuah cincin. Sikloalkana yang paling kecil adalah

siklopropana.

Jika anda menghitung jumah karbon dan hidrogen pada gambar di atas, anda akan

melihat bahwa jumlah atom C dan H tidak lagi memenuhi rumus umum CnH2n+2. Dengan

tergabungnya atom-atom karbon dalam sebuah cincin, ada dua atom hidrogen yang hilang.

Dua atom hidrogen yang hilang memang tidak diperlukan lagi, sebab rumus umum untuk

sebuah sikloalkana adalah CnH2n. Jangan anda berpikir bahwa molekul-molekul yang

terbentuk dari rumus ini adalah molekul-molekul biasa. Semua sikloalkana mulai dari

siklopentana keatas terdapat sebagai "cincin yang berkerut".

Sikloheksana misalnya, memiliki sebuah struktur cincin yang terlihat seperti di bawah

ini:

Struktur ini dikenal sebagai bentuk "kursi" dari sikloheksana – sesuai dengan

bentuknya yang sedikit menyerupai sebuah kursi. Sikloalkana memiliki titik didih yang

sekitar 10 - 20 K lebih tinggi dibanding alkana rantai lurus yang sebanding.

Page 9: PEMBUATAN SENYAWA ALKANA

IV.        PROSEDUR KERJA

1.      Percobaan pertama

a.       Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.

b.      Menumbuk satu sendok makan NaOH dan satu sendok makan Natrium Asetat dengan

menggunakan mortar dan pistil.

c.       Mengambil satu sendok makan campuran yang telah halus ke dalam tabung reaksi dengan

menggunakan corong.

d.      Menutup tabung reaksi dengan kapas.

e.       Memanaskan tabung reaksi di atas bunsen sampai keluar gelembung.

f.       Mengamati cairan yang terbentuk dan bau yang dihasilkan dari pembakaran.

2.      Percobaan kedua

a.       Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.

b.      Menumbuk satu sendok makan NaOH dan satu sendok makan Natrium Benzoat dengan

menggunakan mortar dan pistil.

c.       Mengambil satu sendok makan campuran yang telah halus ke dalam tabung reaksi dengan

menggunakan corong.

d.      Menutup tabung reaksi dengan kapas.

e.       Memanaskan tabung reaksi di atas bunsen sampai keluar gelembung.

f.       Mengamati cairan yang terbentuk dan bau yang dihasilkan dari pembakaran.

Page 10: PEMBUATAN SENYAWA ALKANA

V. DATA PENGAMATAN

Perlakuan Pengamatan

Menimbang 1 sendok NaOH, Natrium

benzoat, Natrium Asetat

- 1 sendok NaOH = 4,2 gr

- 1 sendok Natrium Asetat = 4,2 gr

- 1 sendok natrium benzoat = 4,2 gr

Menggerus setiap bahan NaOH digerus hingga halus dan

mencampurkan masing-masing bahan yaitu

natrium benzoat dan natrium asetat

Memasukkan bahan kedalam tabung reaksi Campuran dimasukkan kedalam tabung

reaksi sebanyak 1 sendok

Memanaskan campuran bahan Campuran bahan tadi dipanaskan diatas api

bunsen sampai keluar gelembung

Pemanasan pada tabung 1 yaitu NaOH +

Natrium Asetat

Gelembung yang terdapat pada tabung reaksi

bewarna agak kehitam-hitaman

Pemanasan pada tabung 2 yaitu NaOH +

Natrium Benzoat

Gelembung yang terdapat pada tabung reaksi

bewarna putih

VI. ANALISA PERCOBAAN

Page 11: PEMBUATAN SENYAWA ALKANA

Berdasarkan percobaan Pembuatan Senyawa Alkana yang telah dilakukan dapat

dianalisa bahwa sebagai hidrokarbon jenuh, alkana memiliki jumlah atom H

yang maksimum. Alkana juga dinamakan parafin (dari parum affinis), karena sukar bereaksi

dengan senyawa-senyawa lainnya. Kadang-kadang alkana juga disebut sebagai hidrokarbon

batas, karena batas kejenuhan atom-atom H telah tercapai.

Pada percobaan kali ini kami melakukan pembuatan senyawa alkana atau senyawa

jika direaksikan dengan senyawa lain akan membentuk senyawa alkana. Pada percobaan ini

kami melibatkan campuran antara NaOH dan CH3COONa, NaOH dan Natrium Benzoat.

Percobaan yang pertama kami mencampurkan NaOH dan Natrium Asetat. NaOH dan

Natrium Asetat masing-masing sebanyak 1 sendok makan, sebelum mencampurkan kedua

bahan tersebut kami menghaluskan NaOH karena bentuknya yang mengkristal. Selanjutnya

campuran bahan tersebut dimasukkan kedalam tabung reaksi dan menutupnya dengan kapas

dengan tujuan agar bau yang dihasilkan setelah proses pemanasan tidak begitu menyengat.

Setelah proses pemanasan, senyawa didalamnya akan mengalami reaksi oksidasi atau

pembakaran yang akan menghasilkan CO2 dan H2O. Campuran bahan tersebut berubah

warna menjadi hitam yang sebelumnya bewarna putih dan terdapat sedikit gelembung disertai

bau menyengat. Dalam percobaan ini, reaksi kimia yang dihasilkan adalah :

CH3COONa + NaOH → Na2CO3 + CH4

Senyawa CH4 adalah gugus alkana, yaitu metana

Percobaan kedua, kami melakukan metode yang sama seperti pada percobaan pertama hanya

saja bahan yang kami gunakan berbeda dengan percobaan pertama, bahan yang kami

gunakan pada percobaan kedua ini adalah NaOH dan Asam Benzoat. Dari percobaan ini

diamati bahwa campuran bahan tersebut berubah warna menjadi putih bening yang

sebelumnya bewarna putih dan terdapat sedikit gelembung. Hal itu karena adanya reaksi

pembakaran atau oksidasi yang menghasilkan CO2 dan H2O.

Dalam percobaan ini, kami tidak berhasil karena tidak menghasilkan senyawa alkana,

sesuai dengan tujuan pada percobaan ini tetapi menghasilkan senyawa Benzena.

C6H5COONa + NaOH → Na2CO3 + C6H6

VII. KESIMPULAN

Page 12: PEMBUATAN SENYAWA ALKANA

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa :

1. Senyawa alkana yang dihasilkan adalah CH4 pada percobaan pertama

2. Percobaan kedua kami tidak berhasil menghasilkan senyawa alkana, tetapi

menghasilkan senyawa benzena

DAFTAR PUSTAKA

Page 13: PEMBUATAN SENYAWA ALKANA

Jobsheet. 2013. “Buku Penuntun Praktikum Satuan Proses 2”. POLSRI : Palembang

http://yuniethafafa.blogspot.com/2012/04/pembuatan-alkana.html

GAMBAR ALAT

Page 14: PEMBUATAN SENYAWA ALKANA

Bunsen Tabung Reaksi Penjepit

Sendok Mortar