PEMBUATAN BODY LOTION DENGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20312195-S43405-Pembuatan...

73
PEMBUATAN BODY LOTION DENGAN MENGGUNAKAN EKSTRAK DAUN HANDEULEUM (GRAPTOPHYLLUM PICTUM (LINN) GRIFF) SEBAGAI EMOLIENT SKRIPSI Diajukan untuk melengkapi sebagian persyaratan menjadi Sarjana Teknik di Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Indonesia RIZKY KURNIAWAN 0906604426 DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA SEMESTER GENAP 2012 Pembuatan body..., Rizky Kurniawan, FT UI, 2012

Transcript of PEMBUATAN BODY LOTION DENGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20312195-S43405-Pembuatan...

Page 1: PEMBUATAN BODY LOTION DENGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20312195-S43405-Pembuatan body.pdf · Penulis menyadari bahwa dalam makalah skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan.

PEMBUATAN BODY LOTION DENGAN MENGGUNAKAN EKSTRAK

DAUN HANDEULEUM (GRAPTOPHYLLUM PICTUM (LINN) GRIFF)

SEBAGAI EMOLIENT

SKRIPSI

Diajukan untuk melengkapi sebagian persyaratan menjadi Sarjana Teknik di

Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Indonesia

RIZKY KURNIAWAN

0906604426

DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA

SEMESTER GENAP 2012

Pembuatan body..., Rizky Kurniawan, FT UI, 2012

Page 2: PEMBUATAN BODY LOTION DENGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20312195-S43405-Pembuatan body.pdf · Penulis menyadari bahwa dalam makalah skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan.

ii Universitas Indonesia

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi dengan judul :

PEMBUATAN BODY LOTION DENGAN MENGGUNAKAN EKSTRAK

DAUN HANDEULEUM (GRAPTOPHYLLUM PICTUM (LINN) GRIFF)

SEBAGAI EMOLIENT

Dibuat untuk melengkapi sebagian persyaratan menjadi Sarjana Teknik di Departemen

Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Indonesia, yang mana bukan merupakan tiruan

ataupun duplikasi dari skripsi yang sudah dipublikasikan dan atau pernah dipakai untuk

mendapatkan gelar kesarjanaan di lingkungan Universitas Indonesia maupun Perguruan

Tinggi atau instansi manapun, kecuali bagian yang sumber informasinya dicantumkan

sebagaimana mestinya.

Depok, Juni 2012

Rizky Kurniawan

0906604426

Pembuatan body..., Rizky Kurniawan, FT UI, 2012

Page 3: PEMBUATAN BODY LOTION DENGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20312195-S43405-Pembuatan body.pdf · Penulis menyadari bahwa dalam makalah skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan.

iii Universitas Indonesia

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi ini diajukan oleh : Nama : Rizky Kurniawan NPM : 0906604426 Program Studi : Teknik Kimia Judul Skripsi : PEMBUATAN BODY LOTION DENGAN

MENGGUNAKAN EKSTRAK DAUN HANDEULEUM (GRAPTOPHYLLUM PICTUM (LINN) GRIFF) SEBAGAI EMOLIENT

Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik pada Program Studi Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia DEWAN PENGUJI Pembimbing : Ir. Rita Arbianti, MSi ( ........................................) Penguji : Prof. Dr. Ir. Anondho Wijanarko (........................................) Penguji : Dr. Ing. Ir. Misri Gozan, M.Tech (........................................) Penguji : Bambang Heru Susanto, ST, MT (.......................................)

Ditetapkan di : Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Indonesia

Tanggal : Juni 2012

Pembuatan body..., Rizky Kurniawan, FT UI, 2012

Page 4: PEMBUATAN BODY LOTION DENGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20312195-S43405-Pembuatan body.pdf · Penulis menyadari bahwa dalam makalah skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan.

iv Universitas Indonesia

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas karunianya,

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya. Berkat

rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah skripsi dengan judul

“PEMBUATAN BODY LOTION DENGAN MENGGUNAKAN EKSTRAK

DAUN HANDEULEUM (GRAPTOPHYLLUM PICTUM (LINN) GRIFF)

SEBAGAI EMOLIENT”untuk memenuhi tugas skripsi, salah satu syarat untuk

mencapai gelar Sarjana Teknik pada Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik

Universitas Indonesia.

Penulis menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai

pihak, dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan skripsi ini, sangatlah sulit

bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis

mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

(1) Dr. Ir. Widodo W. Purwanto, DEA selaku Ketua Departemen Teknik Kimia.

(2) Ir. Rita Arbianti, Msi selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan

waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan saya dalam penyusunan

skripsi ini;

(3) Dr. Ir. Setiadi M.Eng selaku dosen pembimbing akademik yang telah

menyediakan waktu dan membantu permasalahan akademik perkuliahan

selama ini;

(4) Ir. Yuliusman M.Eng selaku koordinator skripsi Teknik Kimia FTUI;

(5) Para dosen Departemen Teknik Kimia FTUI yang telah memberikan ilmu dan

wawasannya;

(6) Orangtua yang selalu memberi dukungan dan semangat selama mengerjakan

seminar ini dirumah;

(7) Istri tercinta yang selalu memberi dukungan dan semangat selama

mengerjakan skripsi ini dirumah;

(8) Semua pihak yang telah membantu penyusunan makalah skripsi ini secara

langsung maupun tidak langsung;

Pembuatan body..., Rizky Kurniawan, FT UI, 2012

Page 5: PEMBUATAN BODY LOTION DENGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20312195-S43405-Pembuatan body.pdf · Penulis menyadari bahwa dalam makalah skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan.

v Universitas Indonesia

(9) Teman-teman seperjuangan Ekstensi Teknik Kimia angkatan 2009 yang telah

bersama-sama mendukung skripsi ini

Penulis menyadari bahwa dalam makalah skripsi ini masih terdapat banyak

kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang

membangun sehingga dapat menyempurnakan skripsi ini dan melaksanakan

perbaikan di masa yang akan datang. Semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi

para pembaca dan bagi dunia pendidikan dan ilmu pengetahuan.

Depok, Juni 2012

Rizky Kurniawan

0906604426

Pembuatan body..., Rizky Kurniawan, FT UI, 2012

Page 6: PEMBUATAN BODY LOTION DENGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20312195-S43405-Pembuatan body.pdf · Penulis menyadari bahwa dalam makalah skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan.

vi Universitas Indonesia

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan di bawah

ini:

Nama : Rizky Kurniawan

NPM : 0906604426

Program Studi : Teknik Kimia

Departemen : Teknik Kimia

Fakultas : Teknik

Jenis karya : Skripsi

demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada

Universitas Indonesia Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive Royalty-

Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul :

PEMBUATAN BODY LOTION DENGAN MENGGUNAKAN EKSTRAK

DAUN HANDEULEUM (GRAPTOPHYLLUM PICTUM (LINN) GRIFF)

SEBAGAI EMOLIENT

beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti

Noneksklusif ini Universitas Indonesia berhak menyimpan,

mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database),

merawat, dan memublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama

saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Kampus Universitas Indonesia Depok

Pada tanggal : Juni 2012

Yang menyatakan

( Rizky Kurniawan )

Pembuatan body..., Rizky Kurniawan, FT UI, 2012

Page 7: PEMBUATAN BODY LOTION DENGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20312195-S43405-Pembuatan body.pdf · Penulis menyadari bahwa dalam makalah skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan.

vii Universitas Indonesia

ABSTRAK

Nama : Rizky Kurniawan

Program Studi : Teknik Kimia

Judul : PEMBUATAN BODY LOTION DENGAN MENGGUNAKAN EKSTRAK DAUN HANDEULEUM (GRAPTOPHYLLUM PICTUM (LINN) GRIFF) SEBAGAI EMOLIENT

Manfaat daun handeuleum (Graptophyllum pictum (L.) Griff) adalah sebagai pelembab kulit (emolient) dimana komponen terpentingnya adalah lipid. Ekstrak didapatkan dengan metode ekstraksi ultrasonik dimana yield tertinggi didapatkan dengan menggunakan komposisi pelarut 100% Etanol pada waktu ekstraksi 60 menit. Ekstrak yang didapatkan memiliki nilai iodine 0,42; Viskositas 25cP; pH 5,99 dan densitas sebesar 0,855 gr/cm3 kandungan kimianya adalah neophytadiene, alpha tocopherol, squalene, gamma tocopherol, dodecane dan tetradecane. Komposisi ekstrak dalam formulasi body lotion yaitu 4% dengan viskositas 5800 cP; pH 7,87; densitas 0,9936 gr/cm3; dan total mikroba kurang dari 30 koloni/gram nilai ini sesuai dengan SNI 16-4399-1996.

Kata kunci: Daun handeuleum, Ekstraksi ultrasonik, body lotion

ABSTRACT

Benefits handeuleum leaves (Graptophyllum pictum (L.) Griff) is a emollient that the most important components is lipid. Extraction using ultrasonic extraction method with the highest yield using 100% ethanol solvent on extraction time 60 minutes. Extract obtained had the iodine value of 0.42; Viscosity 25cP; pH 5.99 and density of 0.855 gr/cm3 chemical content is neophytadiene, alpha tocopherol, squalene, gamma tocopherol, dodecane and tetradecane. Composition extract in formulation body lotion is 4% with a viscosity of 5800 cP; pH 7.87; 0.9936 gr/cm3 density, and total microbial less than 30 colonies / gram this value according to SNI 16-4399-1996.

Keywords: Handeuleum leaf, ultrasonic extraction, body lotion

Pembuatan body..., Rizky Kurniawan, FT UI, 2012

Page 8: PEMBUATAN BODY LOTION DENGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20312195-S43405-Pembuatan body.pdf · Penulis menyadari bahwa dalam makalah skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan.

viii Universitas Indonesia

DAFTAR ISI

JUDUL ........................................................................................................................ i PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ..................................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................... iii KATA PENGHANTAR ............................................................................................ iv HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ..................................................................... vi ABSTRAK ................................................................................................................. vii DAFTAR ISI ............................................................................................................. viii DAFTAR TABEL ....................................................................................................... x DAFTAR GAMBAR ................................................................................................. xi DAFTAR GRAFIK .................................................................................................... xii BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... . 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................................ 1 1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................... 2 1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................................ 3 1.4 Batasan Masalah.............................................................................................. 3 1.5 Sistematika Penulisan ..................................................................................... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................. 5

2.1 Body Lotion ..................................................................................................... 5 2.1.1. Definisi body lotion ........................................................................ 5 2.1.2. Bahan penyusun body lotion ........................................................... 7

2.1.2.1 Asam stearat ......................................................................... 9 2.1.2.2 Gliseril stearat ....................................................................... 9 2.1.2.3 Petroleum Jelly ..................................................................... 10 2.1.2.4 Minyak mineral .................................................................... 10 2.1.2.5 Isopropil palmitat ................................................................. 10 2.1.2.6 Gliserin ................................................................................. 11 2.1.2.7 Trietanolamin ....................................................................... 11 2.1.2.8 Air ........................................................................................ 12 2.1.2.9 Metil paraben ....................................................................... 12 2.1.2.10 Pewangi .............................................................................. 12

2.2 Emolient ......................................................................................................... 13 2.2.1 Jenis-Jenis Emolient ..................................................................... 13 2.2.2 Isi dan Klasifikasi Emolient ......................................................... 14

2.3 Mekanisme Pengaturan Hidrasi Kulit ............................................................ 15 2.4 Lipid ............................................................................................................... 17 2.5 Asam Lemak .................................................................................................. 18 2.6 Tumbuhan Daun Handeuleum (Graptophyllum pictum L.) ........................... 20

2.6.1 Morfologi Tumbuhan Daun Handeuleum .................................... 20 2.6.2 Sistematika Tumbuhan Daun Handeuleum .................................. 21 2.6.3 Manfaat Tumbuhan Daun Handeuleum ....................................... 22 2.6.4 Kandungan Kimia Tumbuhan Handeuleum................................. 23

2.7 Ekstraksi ......................................................................................................... 23 2.8 Ekstraksi Ultrasonik ....................................................................................... 25 2.9 Penelitian yang telah dilakukan ...................................................................... 28

Pembuatan body..., Rizky Kurniawan, FT UI, 2012

Page 9: PEMBUATAN BODY LOTION DENGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20312195-S43405-Pembuatan body.pdf · Penulis menyadari bahwa dalam makalah skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan.

ix Universitas Indonesia

2.9.1 Ringkasan Penelitian…… ............................................................ 30

BAB III METODOLOGI PENELITIAN................................................................... 31 3.1 Variabel bebas dan Variabel Terikat .............................................................. 32 3.2 Bahan dan Alat ............................................................................................... 32 3.3 Prosedur Penelitian ......................................................................................... 34

3.3.1 Pengeringan daun handeuleum .................................................... 34 3.3.2 Ekstraksi Daun Handeuleum ........................................................ 34 3.3.3 Analisis Ekstrak Daun Handeuleum ............................................ 35

3.3.3.1 Analisis Bilangan Iodine .................................................... 35 3.3.3.2 Viskositas ............................................................................ 36 3.3.3.3 pH ........................................................................................ 36 3.3.3.4 Densitas ............................................................................... 37

3.3.4 Pembuatan Body Lotion…… ....................................................... 37 3.3.5 Analisis Body Lotion…… ............................................................ 39

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................... 40

4.1 Analisis Prosedur Penelitian ............................................................................ 40 4.1.1 Preparasi Sample Daun Handeuleum .................................................... 40 4.1.2 Ekstraksi dengan Metode Sonikasi ....................................................... 41 4.1.3 Pemisahan dan Penguapan .................................................................... 42 4.1.4 Pembuatan Body Lotion ........................................................................ 43

4.2 Pengaruh Konsentrasi Larutan Ekstrak dan Waktu Ekstraksi Terhadap Hasil Ekstraksi Sonikasi............................................................................................ 43

4.3 Karakteristik Fisik Daun Handeuleum ............................................................ 45 4.4 Pengaruh Komposisi Ekstrak Daun Handeuleum terhadap Karakteristik

Fisik Body Lotion............................................................................................. 47 4.4.1 Pengaruh komposisi ekstrak daun handeuleum terhadap pH body

lotion ..................................................................................................... 47 4.4.2 Pengaruh komposisi ekstrak daun handeuleum terhadap viskositas

body lotion ............................................................................................. 49 4.4.3 Pengaruh komposisi ekstrak daun handeuleum terhadap densitas

body lotion ............................................................................................. 50

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................... 52 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... xiii LAMPIRAN .............................................................................................................. xviii

Pembuatan body..., Rizky Kurniawan, FT UI, 2012

Page 10: PEMBUATAN BODY LOTION DENGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20312195-S43405-Pembuatan body.pdf · Penulis menyadari bahwa dalam makalah skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan.

x Universitas Indonesia

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Syarat mutu pelembab kulit ............................................................................. 7

Tabel 2.2 Asam lemak yang banyak ditemukan dalam lipid .......................................... 19

Tabel 2.3 State of the art jurnal di Indonesia .................................................................. 29

Tabel 2.4 State of the art dari Jurnal Internasional ......................................................... 29

Tabel 3.1 Komposisi Body Lotion (persen berat) ........................................................... 39

Tabel 4.1 Hasil Analisa Ekstrak Daun Handeuleum ....................................................... 45

Tabel 4.2 Hasil Analisa GCMS ....................................................................................... 46

Pembuatan body..., Rizky Kurniawan, FT UI, 2012

Page 11: PEMBUATAN BODY LOTION DENGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20312195-S43405-Pembuatan body.pdf · Penulis menyadari bahwa dalam makalah skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan.

xi Universitas Indonesia

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Tanaman Daun Handeuleum ..................................................................... 22

Gambar 2.2 Proses rapatan dan regangan dalam kaitannya dengan osilasi kavitasi ..... 26

Gambar 2.3 Peralatan Ekstraksi Ultrasonik ................................................................... 28

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian .............................................................................. 31

Gambar 3.2 Diagram Alir Pembuatan Body Lotion ........................................................ 38

Gambar 4.1 Kromatogram Hasil GCMS ......................................................................... 46

Pembuatan body..., Rizky Kurniawan, FT UI, 2012

Page 12: PEMBUATAN BODY LOTION DENGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20312195-S43405-Pembuatan body.pdf · Penulis menyadari bahwa dalam makalah skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan.

xii Universitas Indonesia

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 Yield ekstrak yang dihasilkan pada variasi komposisi larutan ekstrak .......... 44

Grafik 4.2 Yield ekstrak yang dihasilkan pada variasi waktu ekstraksi .......................... 45

Grafik 4.3 pH Body Lotion .............................................................................................. 48

Grafik 4.4 Viskositas Body Lotion .................................................................................. 49

Grafik 4.5 Densitas Body Lotion ..................................................................................... 51

Pembuatan body..., Rizky Kurniawan, FT UI, 2012

Page 13: PEMBUATAN BODY LOTION DENGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20312195-S43405-Pembuatan body.pdf · Penulis menyadari bahwa dalam makalah skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan.

1 Universitas Indonesia

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bahan alam berupa tumbuh-tumbuhan merupakan keanekaragaman hayati

yang masih sedikit menjadi subjek penelitian di Indonesia, disebabkan

pemanfaatan tumbuhan hanya berdasarkan pengalaman yang diwariskan secara

turun-temurun. Sehingga pemanfaatan tumbuhan hanya bisa dimanfaatkan untuk

beberapa tujuan saja. Semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi,

maka penggunaan tanaman menjadi semakin berkembang. Kondisi inilah yang

memacu usaha untuk menggali informasi kandungan senyawa kimia dan

bioaktivitas tumbuhan melalui penelitian ilmiah menjadi sangat penting.

Salah satu tanaman yang ada di Indonesia berkhasiat adalah tanaman

handeuleum (Graptophyllum pictum (L.) Griff)., Daun handeuleum berkhasiat

sebagai peluruh kencing (diuretik), mempercepat pemasakan bisul, pencahar

ringan (laksatif), dan pelembut kulit (emolient) (Dalimartha, 1999). yang sekarang

ini hanya dimanfaatkan sebgai obat wasir, tetapi selain dimanfatkan sebagai obat

wasir ternyata daun handeuleum juga bisa berguna sebagai emolient. Oleh karena

itu diperlukan penelitian untuk penggunaan daun handeuleum sebagai emolient

untuk pembuatan body lotion. Istilah pelembab dan emolient sering dikacaukan

sehingga timbul bermacam definisi. Istilah pelembab menggambarkan terjadinya

penambahan air ke kulit, sehingga menurunkan kekasaran kulit atau peningkatan

kadar air secara aktif ke kulit. Pengertian emolient adalah bahan oklusif yang

membantu hidrasi kulit dengan cara mengoklusi permukaan kulit dan menahan air

di stratum corneum (Purwandhani, 2000).

Emolient berfungsi sebagai oklusif atau membentuk lapisan yang

mempunyai kemampuan untuk mengganti lapisan hidrofilik alamiah sehingga

mengurangi terjadinya kulit kering. Emolient dapat bekerja pada kulit normal maupun

dengan kelainan sehingga dapat digunakan untuk pengobatan kelainan kulit pada

umumnya. Efek emolient adalah melembabkan kulit , anti inflamasi, antimitotik dan

anti pruritus (Purwandhani, 2000). Komponen terpenting pada emolient adalah lipid.

Pembuatan body..., Rizky Kurniawan, FT UI, 2012

Page 14: PEMBUATAN BODY LOTION DENGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20312195-S43405-Pembuatan body.pdf · Penulis menyadari bahwa dalam makalah skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan.

2

Universitas Indonesia

Lipid bisa berasal dari tumbuhan dan hewan, minyak mineral atau sintetik. Asam lemak

yang digunakan berantai karbon 8-18 dan dapat jenuh maupun tidak jenuh. Telah

banyak metode yang digunakan untuk mengekstrak lipid dari daun dengan yield

yang lebih besar dan dalam waktu yang singkat.

Salah satu upaya untuk mengoptimalkan peningkatan produksi Lipid dari

daun handeuleum adalah penggunaan teknologi yang tepat untuk menghasilkan

produksi yang optimal. Salah satunya adalah penggunaan metode ekstraksi. Sudah

banyak ekstraksi yang dikembangkan untuk mengekstrak daun seperti ekstraksi

menggunakan pelarut (bligh and dryer, 1959) dan pemecahan dinding sel dengan

sonikator (Cynthia, 2011).

Dari penelitian-penelitian sebelumnya diketahui bahwa metode

menggunakan sonikator terbukti menghasilkan yield lipid yang lebih besar.

Metode ekstraksi ultrasonic dengan memanfaatkan gelombang ultrasonik dengan

frekuensi 53 kHz dapat menghancurkan sel daun sehingga mempercepat proses

perpindahan massa senyawa bioaktif dari dalam sel ke pelarut sehingga bisa

menghasilkan total yield lipid yang cukup besar dengan waktu yang lebih singkat.

Maka untuk penelitian kali ini digunakan daun Handeuleum yang

diekstraksi menggunakan ekstraksi ultrasonic untuk dibandingkan total perolehan

lipidnya. Lipid hasil ekstraksi akan dianalisa menggunakan GCMS untuk

diketahui total asam lemak yang terbentuk. Sehingga diharapkan nantinya dapat di

kembangkan lebih lanjut untuk produksi emolient dari daun handeuleum yang bisa

digunakan sebagai bahan baku body lotion.

1.2 Rumusan Masalah

Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana pengaruh waktu ekstraksi ultrasonic terhadap yield ekstrak

daun handeuleum yang dihasilkan?

2. Bagaimana pengaruh komposisi pelarut pada ekstraksi ultrasonic

terhadap yield ekstrak daun handeuleum yang dihasilkan?

3. Bagaimana karakteristik body lotion yang dihasilkan dengan

menggunakan ekstrak daun handeuleum sebagai emolient?

Pembuatan body..., Rizky Kurniawan, FT UI, 2012

Page 15: PEMBUATAN BODY LOTION DENGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20312195-S43405-Pembuatan body.pdf · Penulis menyadari bahwa dalam makalah skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan.

3

Universitas Indonesia

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mendapatkan yield yang tinggi dari ekstrak daun handeuleum

menggunakan ekstraksi ultrasonik pada waktu ekstraksi yang berbeda

2. Untuk mendapatkan yield yang tinggi dari ekstrak daun handeuleum

menggunakan ekstraksi ultrasonik pada komposisi pelarut yang berbeda

3. Untuk mendapatkan karakteristik body lotion yang terbaik sesuai dengan

standart SNI

1.4 Batasan Masalah

1. Penelitian akan dilakukan di Laboratorium Bioproses Departemen

Teknik Kimia.

2. Pengujian kandungan dalam lipid yang berasal dari daun handeuleum

dibatasi hanya oleh pH, viskositas, densitas, bilangan iodine dan GCMS.

3. Metode Ekstraksi yang digunakan adalah ekstraksi ultrasonik

4. Variasi operasi yang akan dibandingkan adalah:

a. yield lipid yang dihasilkan dari metode ekstraksi ultrasonik.

b. Variasi waktu pada ekstraksi ultrasonik

c. Variasi pelarut/solvent pada ekstraksi ultrasonik

5. Variasi komposisi body lotion yang dibandingkan adalah :

a. Penampilan, nilai pH, viskositas, dan densitas yang dihasilkan dari

tiap komposisi body lotion

b. Variasi komposisi ekstrak daun handeuleum, white oil, dan iso

propil palmitat

1.5 Sistematika Penulisan

Sistematika yang akan digunakan pada penulisan makalah skripsi kali ini

adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi mengenai penjelasan latar belakang diadakannya penelitian,

rumusan masalah yang dibahas, tujuan penelitian yang ingin dicapai,

Pembuatan body..., Rizky Kurniawan, FT UI, 2012

Page 16: PEMBUATAN BODY LOTION DENGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20312195-S43405-Pembuatan body.pdf · Penulis menyadari bahwa dalam makalah skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan.

4

Universitas Indonesia

batasan masalah dari penelitian yang akan dilakukan serta penjelasan

mengenai sistematika penulisan makalah skripsi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Berisi dasar teori penelitian yang akan digunakan untuk menjelaskan

masalah.

BAB III METODELOGI PENELITIAN

Berisi tentang metode yang digunakan dalam penelitian ini.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Berisi tentang hasil penelitian yang dilakukan dan perbandingan dengan

literatur

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Berisi kesimpulan yang didapat dari penelitian dan saran untuk menunjang

perbaikan dalam penelitian

Pembuatan body..., Rizky Kurniawan, FT UI, 2012

Page 17: PEMBUATAN BODY LOTION DENGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20312195-S43405-Pembuatan body.pdf · Penulis menyadari bahwa dalam makalah skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan.

5 Universitas Indonesia

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini dijelaskan mengenai beberapa topik yang mendasari peneliian

yang akan dilakukan. Beberapa informasi yang akan dibahas adalah body lotion,

emolient, lipid, asam lemak, daun handeuleum, ekstraksi, ekstraksi ultrasonic.

2.1 Body Lotion

2.1.1. Definisi Body Lotion

Lotion merupakan salah satu bentuk emulsi, didefinisikan sebagai

campuran dari dua cairan yang tidak saling bercampur, yang distabilkan dengan

sistem emulsi dan jika ditempatkan pada suhu ruang, berbentuk cairan yang dapat

dituang (Rieger 1994). Menurut Silva et al. (2006), emulsifikasi merupakan

proses pendispersian suatu larutan ke dalam larutan yang tidak saling bercampur.

Emulsi berbentuk droplet dan ukurannya dipengaruhi oleh laju pengadukan

selama proses emulsifikasi.

Dua cairan yang tidak saling bercampur cenderung membentuk tetesan-

tetesan jika diaduk secara mekanis. Jika pengocokan dihentikan, tetesan akan

bergabung menjadi satu dengan cepat dan kedua cairan tersebut akan memisah.

Lamanya terjadi tetesan tersebut dapat ditingkatkan dengan menambahkan suatu

pengemulsi. Biasanya hanya ada satu fase yang bertahan dalam bentuk tetesan

untuk jangka waktu yang cukup lama. Fase ini disebut fase dalam (fase terdispersi

atau fase diskontinu) dan fase ini dikelilingi fase luar atau fase kontinu. Ada dua

bentuk emulsi dalam bahan dasar kosmetik, yaitu emulsi yang mempunyai fase

dalam minyak dan fase luar air, sehingga disebut emulsi minyak dalam

air,biasanya diberi tanda “m/a”. Sebaliknya, emulsi yang mempunyai fase dalam

air dan fase luar minyak disebut emulsi air dalam minyak dan dikenal sebagai

“a/m”(Rieger 1994).

Pada emulsi kosmetik, dua fase secara terpisah dipanaskan pada suhu yang

sama, kemudian fase yang satu dituangkan ke fase lainnya dan dipanaskan pada

temperatur yang sama dengan pengadukan. Pengadukan terus dilakukan sampai

emulsi dapat didinginkan pada suhu kamar. Fase-fase tersebut dicampur pada

Pembuatan body..., Rizky Kurniawan, FT UI, 2012

Page 18: PEMBUATAN BODY LOTION DENGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20312195-S43405-Pembuatan body.pdf · Penulis menyadari bahwa dalam makalah skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan.

6

Universitas Indonesia

suhu 70-75 °C karena pada temperatur ini, pencampuran fase cair dapat terjadi

dengan baik. Temperatur dapat diturunkan beberapa derajat jika titik leleh fase

lemak cukup rendah (Idson dan Lazarus 1994).

Waktu, variasi temperatur, dan proses pencampuran mempunyai pengaruh

yang kompleks pada proses emulsifikasi. Pengocokan dibutuhkan untuk

emulsifikasi sehingga terbentuk tetesan-tetesan. Pada pengocokan selanjutnya,

kemungkinan terjadi koalisi antara tetesan-tetesan menjadi semakin sering,

sehingga dapat terjadi penggabungan. Oleh karena itu, disarankan untuk

menghindari waktu pengocokan yang terlalu lama, pada waktu dan sesudah

pembentukan emulsi. Selama penyimpanan, ketidakstabilan emulsi dapat

dibuktikan oleh pembentukan krim, agregasi bolak-balik, atau agregasi yang tidak

dapat balik (Rieger 1994).

Kestabilan emulsi berhubungan dengan viskositas. Semakin tinggi

viskositas suatu bahan, maka bahan tersebut akan semakin stabil karena

pergerakan partikel cenderung sulit (Schmitt 1996). Pada emulsi m/a, bulatan

gumpalan emulsi menyebabkan peningkatan viskositas secara tiba-tiba.Viskositas

emulsi akan mengalami perubahan untuk beberapa lama (5-15 haripada

temperatur kamar). Biasanya penurunan viskositas dengan waktu mencerminkan

peningkatan ukuran partikel karena penggumpalan dan menunjukkan shelf-life

yang buruk (Rieger 1994).

Lotion pelembab berfungsi mempertahankan kelembaban dan daya tahan

air pada lapisan kulit sehingga dapat melembutkan dan menjaga kehalusan

kulit(Mitsui 1997). Fungsi utama body lotion untuk perawatan kulit adalah

sebagai pelembut (Emolient). Hasil akhir yang diperoleh tergantung dari daya

campur bahan baku dengan bahan lainnya untuk mendapatkan kelembaban,

kelembutan, dan perlindungan dari kekeringan (Schmitt 1996). Syarat mutu

pelembab kulit terdapat pada SNI 16-4399-1996.

Pembuatan body..., Rizky Kurniawan, FT UI, 2012

Page 19: PEMBUATAN BODY LOTION DENGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20312195-S43405-Pembuatan body.pdf · Penulis menyadari bahwa dalam makalah skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan.

7

Universitas Indonesia

Tabel 2.1 Syarat mutu pelembab kulit

No. Kriteria Satuan Syarat

1 Penampakan - Homogen

2 pH - 4,5-8

3 Bobot jenis gr/cm3 0,95-1,05

4 Viskositas cP 2000-50.000

5 Cemaran mikroba Koloni/gram Maksimum 102

Sumber : Badan Standardisasi Nasional (1996)

2.1.2. Bahan penyusun Body Lotion

Body lotion merupakan campuran dari air, pelembut, humektan, bahan

pengental, pengawet, dan pewangi (Mitsui 1997). Air merupakan komponen yang

paling besar persentasenya dalam pembuatan body lotion. Air yang digunakan

dalam pembuatan lotion adalah air murni yang berfungsi sebagai

pelarut(Departemen Kesehatan 1993).

Emolient (pelunak, zat yang mampu melunakkan kulit) didefinisikan

sebagai sebuah media yang jika digunakan pada lapisan kulit kering akan

mempengaruhi kelembutan kulit. Bahan ini mengisi ruang antar sel kulit,

membantu menggantikan lemak sehingga dapat melembutkan dan

melumasi(Mariani 2007). Farage (2007) menyatakan bahwa emolient yang

digunakandalam body lotion dapat mengurangi resiko terjadinya penyakit kulit

sepertidermatitis. Lotion dengan emolient dapat membuat kulit terasa nyaman,

kering,dan tidak berminyak.

Rasa nyaman setelah pemakaian body lotion disebabkan emolient memiliki

titik cair yang lebih tinggi dari suhu kulit. Oleh karena itu, dalam membuat

formula body lotion harus diperhatikan fungsi utama dari body lotion yaitu

melembutkan, mudah dan cepat menyerap pada permukaan kulit, tidak

meninggalkan lapisan tipis, tidak menimbulkan rasa lengket pada kulit setelah

pemakaian, tidak mengganggu pernafasan, antiseptis, memiliki bau yang

khas(menyegarkan), serta memiliki warna menarik dan tetap. Bahan-bahan yang

berfungsi sebagai emolient adalah minyak mineral, ester isopropil, turunan

lanolin, trigliserida, dan asam lemak (Schmitt 1996).

Pembuatan body..., Rizky Kurniawan, FT UI, 2012

Page 20: PEMBUATAN BODY LOTION DENGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20312195-S43405-Pembuatan body.pdf · Penulis menyadari bahwa dalam makalah skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan.

8

Universitas Indonesia

Humektan merupakan salah satu bagian terpenting pada body lotion karena

merupakan zat yang melindungi emulsi dari kekeringan dengan mempertahankan

kandungan air produk saat pemakaian pada permukaan kulit. Humektan

berpengaruh terhadap kulit yaitu melembutkan kulit dan mempertahankan

kelembaban kulit agar tetap seimbang. Humektan ditambahkan pada body lotion

dan produk dengan tipe emulsi minyak dalam air lainnya untuk mengurangi

kekeringan ketika disimpan pada suhu ruang (Mitsui 1997). Humektan yang dapat

digunakan dalam body lotion yaitu gliserin, propilen glikol, dan sorbitol dengan

kisaran penggunaan 0,5-15% (Schmitt 1996).

Bahan pengental (thickener) digunakan untuk mengatur kekentalan dan

mempertahankan kestabilan produk dengan mencegah terpisahnya partikel dari

emulsi. Umumnya water soluble polymers yang digunakan sebagai bahan

pengental diklasifikasikan sebagai polimer natural, semi sintetis polimer, dan

polimer sintetis (Mitsui 1997). Pengental polimer seperti gum-gum alami,derivatif

selulosa, dan karbomer lebih sering digunakan dalam emulsi dibandingkan dalam

formulasi berbasis surfaktan. Penggunaan thickener dalam pembuatan body lotion

biasa digunakan dalam proporsi yang kecil yaitu di bawah2,5% (Schmitt 1996).

Emulsifier atau pengemulsi merupakan bahan yang penting dalam

pembuatan body lotion karena memiliki gugus polar maupun non polar dalam satu

molekulnya, sehingga pada satu sisi akan mengikat minyak yang non polar dan

disisi lain juga akan mengikat air yang polar. Hal ini berhubungan dengan

hidrofillipofil balance yaitu keseimbangan antara komponen yang larut air dan

larut minyak (Schmitt 1996). Emulsifier akan membentuk lapisan tipis (film) yang

menyelimuti partikel dan mencegah partikel tersebut bersatu dengan partikel

sejenisnya. Emulsi mengandung lebih dari satu emulsifier karena kombinasi dari

beberapa emulsifier akan menambah kesempurnaan sifat fisik maupun kimia dari

emulsi. Untuk mendapatkan sistem emulsi yang stabil, dipilih emulsifier yang

larut dalam fase yang dominan, yaitu fase pendispersi. Asam stearat, gliseril

monostearat, dan setil alkohol merupakan emulsifier yang dapat digunakan dalam

produk emulsi (Suryani et al. 2000).

Gliserin atau sorbitol yang merupakan sumber karbon dan substansi lain

seperti turunan asam amino dan protein biasanya ditambahkan pada pembuatan

Pembuatan body..., Rizky Kurniawan, FT UI, 2012

Page 21: PEMBUATAN BODY LOTION DENGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20312195-S43405-Pembuatan body.pdf · Penulis menyadari bahwa dalam makalah skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan.

9

Universitas Indonesia

body lotion. Bahan-bahan ini merupakan sumber nitrogen bagi mikroorganisme.

Oleh karena itu, dibutuhkan suatu pengawet untuk menghambat pertumbuhan

mikroorganisme dan untuk menghindari deteriorasi produk (Mitsui

1997).Pengawet dapat ditambahkan pada produk sebesar 0,1-0,2%. Pengawet juga

harusditambahkan pada suhu yang tepat pada saat proses pembuatan, yaitu antara

35-45 oC agar tidak merusak bahan aktif yang terdapat dalam pengawet tersebut.

Pengawet yang baik memiliki persyaratan, yaitu efektif mencegah tumbuhnya

berbagai macam organisme yang dapat menyebabkan penguraian bahan, dapat

larut dalam berbagai konsentrasi yang digunakan, dan tidak menimbulkan bahaya

pada kulit. Pengawet yang biasanya digunakan dalam kosmetika yaitu

metilparaben dan propil paraben (Schmitt 1996).

Pewangi ditambahkan pada lotion sebagai upaya meningkatkan nilai

produk. Jumlah pewangi yang ditambahkan harus serendah mungkin, yaitu

berkisar antara 0,1-0,5%. Pada proses pembuatan body lotion, pewangi

dicampurkan pada suhu 35 oC agar tidak merusak emulsi yang sudah terbentuk

(Schmitt 1996). Berikut ini merupakan bahan-bahan yang dapat digunakan dalam

formulasi body lotion.

2.1.2.1 Asam stearat

Asam stearat (C17H35COOH) merupakan komponen fase lemak yang

berfungsi sebagai emulsifier untuk memperoleh konsistensi suatu produk. Dengan

penambahan asam stearat, produk bersifat lunak dan menghasilkan kilauan yang

khas (Idson dan Lazarus 1994). Asam stearat diproduksi dengan mengekstraksi

cairan asam dari asam lemak yang berasal dari lemak sapi. Selain itu, proses

destilasi asam lemak yang berasal dari minyak kacang kedelai atau minyak biji

kapas juga dapat dilakukan untuk memproduksi asam stearat (Mitsui 1997). Asam

stearat mudah larut dalam kloroform, eter, etanol, dan tidak larut dalam air

(Departemen Kesehatan 1993).

2.1.2.2 Gliseril stearat

Gliseril stearat (C21H42O4) merupakan komponen fase lemak yang

berfungsi sebagai emolient dan emulsifier (Idson dan Lazarus 1994). Gliseril

stearat merupakan suatu poliol ester yang pada umumnya bukan merupakan

produk alami, namun merupakan suatu campuran mono dan diester dari asam

Pembuatan body..., Rizky Kurniawan, FT UI, 2012

Page 22: PEMBUATAN BODY LOTION DENGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20312195-S43405-Pembuatan body.pdf · Penulis menyadari bahwa dalam makalah skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan.

10

Universitas Indonesia

stearat dan palmitat. Gliseril stearat adalah suatu zat berbentuk flakes seperti lilin

yang larut dalam pelarut organik dengan titik leleh 56-58 oC. Emulsi yang

dihasilkan pada komponen ini stabil pada pH 7. Konsentrasi yang berlebihan dari

bahan ini harus dihindari karena dapat menghasilkan gel pada body lotion. Lotion

yang diformulasikan menggunakan Gliseril stearat biasanya sangat tebal dan berat

(Schmitt 1996).

2.1.2.3 Petroleum Jelly

Petroleum Jelly (C33H70) dapat digunakan dalam pembuatan krim atau

lotion yang berfungsi untuk menghaluskan dan melembutkan kulit (emolient).

Minyak ini merupakan pelembut kulit yang sangat baik karena bersifat tidak aktif

dan tidak menembus kulit. Sunsmart (1996) menyatakan bahwa Petroleum Jelly

sering digunakan dalam formulasi kosmetika dan efek pemakaiannya

dipertimbangkan sebagai occlusive emolient. Selain itu, bahan ini dapat berfungsi

sebagai antioksidan dan pengemulsi. Petroleum Jelly memiliki warna dari

transparan sampai kekuningan dan merupakan campuran semi solid hidrokarbon,

dapat terbakar, titik leleh berkisar beberapa derajat dibawah 100 oF (37 oC), serta

tidak larut dalam air, larut dalam kloroform, benzene dan karbon disulfida

(Anonima 2007).

2.1.2.4 Minyak mineral

Minyak mineral (CnH2n+2) merupakan cairan yang tidak berwarna,

jernih, dan tidak berbau, serta tidak larut dalam alkohol atau air. Terdapat dua

jenis minyak mineral yang penting, yaitu parafin cair (viskositas 110-220 mPa.s)

dan parafin cair ringan (viskositas 25-80 mPa.s). Minyak-minyak mineral untuk

kosmetik merupakan fraksi bertitik didih tinggi yang diperoleh dari distribusi

minyak kasar yang dimurnikan dan dijernihkan dengan asam sulfat. Minyak ini

merupakan pelembut kulit yang baik karena bersifat tidak aktif dan tidak

menembus kulit. Oleh karena itu, minyak-minyak ini memiliki kompabilitas yang

sangat baik terhadap kulit (Schmitt 1996).

2.1.2.5 Isopropil palmitat

Isopropil palmitat (C19H38O2) adalah ester dari isopropil alkohol dan

asam palmitat, mempunyai nama resmi 1-metil etil heksadekanoat. Pada suhu

ruang, isopropil palmitat merupakan cairan jernih tidak berwarna sampai

Pembuatan body..., Rizky Kurniawan, FT UI, 2012

Page 23: PEMBUATAN BODY LOTION DENGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20312195-S43405-Pembuatan body.pdf · Penulis menyadari bahwa dalam makalah skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan.

11

Universitas Indonesia

berwarna kekuningan, tidak berbau, dan bersifat kental. Viskositas yang terukur

adalah antara 5 sampai 10 mPa.s pada 25 °C. Suhu didih dari isopropil palmitat

adalah 160 °C pada 266 Pa (2 mm Hg). Titik beku terukur antara 13-15 °C dan

umumnya memadat pada suhu di bawah 16 °C (Anonimb 2007). Isopropil

palmitat terdiri dari ester yang terbentuk dari isopropil alkohol dan asam lemak

jenuh dengan BM tinggi yakni 298,51. Bahan ini merupakan cairan tidak

berwarna, mudah dituang, berbau lemah, serta larut dalam aseton, minyak jarak,

kloroform, etanol 95% dan parafin cair. Namun, isopropil palmitat tidak larut

dalam air, gliserin, dan propilen glikol (Departemen Kesehatan 1993).

Aplikasi isopropil palmitat umumnya sebagai emolient dengan

karakteristik penyebaran yang baik. Secara luas produk ini digunakan dalam

produk kosmetika, seperti sabun cair, krim, lotion, produk perawatan wajah,

produk perawatan rambut, deodoran, pewarna bibir, dan bedak (Anonimb 2007).

2.1.2.6 Gliserin

Humektan terpenting dalam pembuatan body lotion adalah gliserin

(C3H5(OH)3) yang diperoleh dari proses saponifikasi trigliserida dan sorbitol.

Sifat melembabkan timbul dari gugus-gugus hidroksil yang dapat berikatan

hydrogen dengan air sehingga mencegah penguapan air. Komposisi gliserin yang

digunakan pada formulasi berkisar antara 3-10% (Mitsui 1997). Penggunaan

gliserin berfungsi untuk mencegah lotion menjadi kering dan mencegah

pembentukan kerak selama pengemasan dalam botol. Selain itu, gliserin juga

berfungsi dalam memperbaiki konsistensi dan mutu lotion, yaitu mencegah

terhapusnya lotion jika digunakan pada kulit sehingga memungkinkan lotion

dapat menyebar tanpa digosok. Penambahan gliserin menyebabkan sediaan

menjadi lebih pekat (Idson dan Lazarus 1994).

2.1.2.7 Trietanolamin

Trietanolamin (CH2OH(CH2)3N) atau TEA merupakan cairan tidak

berwarna atau berwarna kuning pucat, jernih, tidak berbau atau hampir tidak

berbau, dan higroskopis. Cairan ini dapat dicampur dengan air dan etanol (95%)

namun sukar larut dalam eter (Departemen Kesehatan 1993). TEA dapat

digunakan sebagai penyeimbang pH dalam sediaan kosmetika (Anonimc 2008).

Pembuatan body..., Rizky Kurniawan, FT UI, 2012

Page 24: PEMBUATAN BODY LOTION DENGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20312195-S43405-Pembuatan body.pdf · Penulis menyadari bahwa dalam makalah skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan.

12

Universitas Indonesia

2.1.2.8 Air

Air merupakan komponen yang paling besar persentasenya dalam

pembuatan body lotion. Air merupakan bahan pelarut dan bahan baku yang tidak

berbahaya, tetapi air mempunyai sifat korosi. Air mengandung beberapa bahan

pencemar sehingga air yang digunakan untuk produk kosmetik harus dimurnikan

terlebih dahulu (Mitsui 1997). Air murni yaitu air yang diperoleh dengan cara

penyulingan, proses penukaran ion, dan osmosis sehingga tidak lagi mengandung

ion-ion dan mineral-mineral. Air murni hanya mengandung molekul air saja. Air

merupakan cairan jernih, tidak berwarna, tidak berasa, berfungsi sebagai pelarut,

dan memiliki pH 5,0-7,0 (Departemen Kesehatan 1993).

2.1.2.9 Metil paraben

Metil paraben (C8H8O3) merupakan zat berwarna putih atau tidak

berwarna, berbentuk serbuk halus, tidak berbau, dan rasa sedikit membakar. Zat

ini dapat larut dalam etanol 95%, eter, dan air namun sukar larut dalam benzen

dan karbontetraklorida (Departemen Kesehatan 1993). Metil paraben dapat

digunakan dalam sediaan kosmetika dengan konsentrasi maksimum 1% (Mitsui

1997). Metil paraben sering digunakan dalam body lotion karena dapat mencegah

pertumbuhan bakteri dan jamur. Kelemahan dari metil paraben yaitu kurang

efektif terhadap bakteri gram negatif dibandingkan terhadap jamur dan ragi (Idson

dan Lazarus 1994). Pengawet ini tidak bersifat toksik dan tidak menyebabkan

iritasi kulit tetapi dapat menyebabkan alergi untuk kulit sensitive (Anonimd

2008).

2.1.2.10 Pewangi

Pewangi yang biasa digunakan dalam formulasi body lotion adalah minyak

esensial (essential oil). Minyak esensial merupakan bahan yang sensitif terhadap

panas, sehingga harus ditambahkan pada temperatur yang rendah. Minyak ini

biasanya digunakan dalam jumlah yang kecil sehingga tidak menyebabkan iritasi

(Rieger 2000).

Pembuatan body..., Rizky Kurniawan, FT UI, 2012

Page 25: PEMBUATAN BODY LOTION DENGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20312195-S43405-Pembuatan body.pdf · Penulis menyadari bahwa dalam makalah skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan.

13

Universitas Indonesia

2.2 Emolient

Istilah pelembab dan emolient sering dikacaukan sehingga timbul

bermacam definisi. Istilah pelembab menggambarkan terjadinya penambahan air

ke kulit, sehingga menurunkan kekasaran kulit atau peningkatan kadar air secara

aktif ke kulit. Pengertian emolient adalah bahan oklusif yang membantu hidrasi

kulit dengan cara mengoklusi permukaan kulit dan menahan air di stratum

corneum. (Purwandhani, 2000)

2.2.1 Jenis-jenis Emolient

Penggolongan pelembab berdasarkan atas mekanisme hidrasi langsung dan

tidak langsung .

1. Tidak langsung

a. Bahan Oklusi

• sebagai pelembab

• anti inflamasi

• anti mitotik

• anti pruritus

b. Bahan pembentuk lipofilik

• asam lemak esensial

• seramid

2. Langsung

a. Bahan pembentuk lapisan hidrofilik

• glikosaminoglikan ( asam hyaluronat, kondroitin sulfat )

• kolagen

• khitin dan khitosan

• polimer hidrofilik

b. Humektan : bahan higroskopis yang menyebabkan lapisan epidermis

mampu menyerap dan menyimpan air.

Pembuatan body..., Rizky Kurniawan, FT UI, 2012

Page 26: PEMBUATAN BODY LOTION DENGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20312195-S43405-Pembuatan body.pdf · Penulis menyadari bahwa dalam makalah skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan.

14

Universitas Indonesia

• gliserin

• sorbitol

• propilen glikol

• ester poligliseril

• asam laktat

c. Natural moisturizing factor ( NMF )

• natrium pirolidon karbosiklat

• urea

• asam amino

• asam alfa hidroksi (Purwandhani, 2000)

2.2.2 Isi dan Klasifikasi Emolient

Emolient berfungsi sebagai oklusif atau membentuk lapisan yang

mempunyai kemampuan untuk mengganti lapisan hidrofilik alamiah, sehingga

mengurangi TEWL. Emolient dapat bekerja pada kulit normal maupun dengan

kelainan, sehingga dapat digunakan untuk pengobatan kelainan kulit pada

umumnya. Efek emolient adalah melembabkan kulit, anti inflamasi, antimitotik

dan antipruritus. Komponen terpenting pada emolient adalah lipid. Lipid bisa

berasal dari tumbuhan dan hewan, minyak mineral atau sintetik. Asam lemak yang

digunakan berantai karbon 8-18 dan dapat jenuh maupun tidak jenuh.

(Purwandhani, 2000)

Klasifikasi emolient sebagai berikut :

1. Lemak hewani : lemak sapi, lemak domba

Lanolin ( lemak domba penghasil wool) dahulu banyak digunakan tetapi

dapat menyebabkan sensitifitas, saat ini dipakai bermacam lanolin yang telah

diubah susunan kimianya. Penelitian Clark dkk (1981) menyebutkan komponen

utama penyebab iritasi dalam lanolin adalah alkohol.

2. Lemak tumbuhan

Minyak tumbuhan / biji-bijian asli yang belum dimodifikasi dimasukkan

dalam formulasi emolient (contohnya minyak kacang, bunga matahari, zaitun).

Minyak tumbuhan asli tersebut ternyata lebih disenangi pasien tetapi sangat

Pembuatan body..., Rizky Kurniawan, FT UI, 2012

Page 27: PEMBUATAN BODY LOTION DENGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20312195-S43405-Pembuatan body.pdf · Penulis menyadari bahwa dalam makalah skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan.

15

Universitas Indonesia

berminyak kebanyakan dipakai untuk minyak mandi rendam.

3. Minyak mineral

Minyak yang digunakan untuk emolient merupakan hasil destilasi vaselin

dan mengandung komponen organik dalam jumlah besar, terutama hidrokarbon

alifatik rantai panjang dan bercabang. Proses pembuatan termasuk destilasi,

ekstraksi pelarut, kristalisasi dan netralisasi alkali dan bleaching menghasilkan

petroleum jelly dan light liquid parafin ( white oil ). Untuk pelembab medis

digunakan parafin oil.

4. Minyak sintesis

Yang sering digunakan dan tampaknya cukup ideal ialah minyak silikon

sintesis.

5. Lilin Lemak

Yaitu campuran lipid semi solid kompleks yang juga merupakan turunan

dari minyak hewan, tumbuhan atau mineral. Yang paling banyak dipakai lilin

lebah dari sarang lebah, lilin carnauba dan pohon palem carnauba dan lilin

parafin.

Kulit kering yang disertai inflamasi memerlukan aplikasi kortikosteroid.

Pemberiannya dilakukan sebelum aplikasi moisterizer atau emolient.

(Purwandhani, 2000).

2.3 Mekanisme Pengaturan Hidrasi Kulit

Terdapat keseimbangan antara keluar dan masuknya cairan di stratum

corneum. Masuknya cairan endogen berasal dari proses difusi dari dermis ke

permukaan kulit dan juga sekresi kelenjar keringat. Pemasukan secara eksogen

meningkat ketika kelembaban relatif tinggi. Keseimbangan terjadi bila

kelembaban relatif lingkungan ialah 85%, dibawah konsentrasi tersebut terjadi

kehilangan air transepidermal (trans epidermal water loss/TEWL) dan diatas

konsentrasi tersebut terjadi sebaliknya. (Purwandhani, 2000)

Kehilangan cairan juga dihubungkan dengan berbagai keadaan misalnya

cuaca berangin, suhu lingkungan yang tinggi maupun rendah, udara yang kering,

penggunaan bahan yang mengandung surfaktan, bahan alkali (sabun), pelarut

organik (contohnya eter, aseton, alokohol), enzim proteolitik dan lipolitik, proses

Pembuatan body..., Rizky Kurniawan, FT UI, 2012

Page 28: PEMBUATAN BODY LOTION DENGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20312195-S43405-Pembuatan body.pdf · Penulis menyadari bahwa dalam makalah skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan.

16

Universitas Indonesia

penuaan, serta berbagai kelainan kulit. (Purwandhani, 2000)

Jacobi menyatakan bahwa kemampuan kulit untuk menyimpan

kelembaban berhubungan dengan adanya bahan yang larut dalam air, dinamakan

faktor X atau faktor pelembab alami (natural moisturizing factor/NMF)

(Purwandhani, 2000).

Kelembaban bergantung pada 3 faktor yaitu:

1. Kecepatan cairan mencapai stratum korneum dari lapisan bawah (kelenjar

ekrin, transfer trans epidermal)

2. Kecepatan penguapan cairan

3. Kemampuan stratum korneum untuk menahan cairan bergantung kepada

integritas lapisan hidrolipid, adanya NMF, cukup tersedianya air interseluler,

integritas membran sel dan semen interseluler yang berasal dari lipid

penunjang.

Komposisi lapisan hidrolipid terdiri atas air, ion, asam amino, urea,

squalene, trigliserida, kolesterol bebas dan esternya, asam lemak dan lemak lilin.

Lapisan hidrolipid berasal dari sebum dan sekresi keringat. (Purwandhani, 2000)

Spiet dan Pasher (1956) menemukan bahwa SC terdiri dari 58% keratin,

30% NMF dan 11% lipid. NMF terdiri dari asam amino bebas, asam urokanant,

asam pirilidonkarbosiklat, urea, elektrolit, garam dan fraksi gula yang

indeterminant. Komposisi semen interseluler terdiri atas sfingolipid 49%, asam

lemak 26% (asam linoleat) dan kolesterol 20%. (Purwandhani, 2000)

Pada keadaan normal, air mengalir secara difusi dari dermis menuju ke

epidermis melalui dua cara yaitu melalui stratum corneum (sc) dan ruang

interseluler. Oleh sebab itu normal air akan keluar dari tubuh melalui epidermis,

keadaan tersebut dikenal dengan istilah trans epidermal water loss (TEWL).

Normal TEWL berkisar 0,1 –0,4 mg/cm2 per jam. Proses difusi pasif terjadi

karena terdapatnya perbedaan kandungan air dari stratum basalis (60 – 70%),

stratum granulosum (40 - 60%) dan stratum corneum kurang dari 15% sehingga

air mengalir dari stratum basalis ke stratum corneum. Dengan demikian maka SC

merupakan barier hidrasi yang sangat penting dalam mempertahankan

kelembaban kulit. Pada kulit yang sakit seperti pada psoriasis dan eczemal

(terdapat kelainan epidermis), barier kulit melemah sehingga kec TEWL

Pembuatan body..., Rizky Kurniawan, FT UI, 2012

Page 29: PEMBUATAN BODY LOTION DENGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20312195-S43405-Pembuatan body.pdf · Penulis menyadari bahwa dalam makalah skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan.

17

Universitas Indonesia

meningkat 10 kali lebih besar dari normal. Di lain pihak SC terdiri dari sel- sel tak

berinti yang banyak mengandung protein (profilaggrin, filaggrin dan garnul

keratohyalin) dan ruang interseluler yang banyak mengandung lipid dan membran

SC (ceramide, FFA dan cholesterol) dan bahan pelembab alami (natural

moistuerizing factor = NMF) yang mempunyai kemampuan mengikat air sangat

kuat. Di samping itu enzyme–enzyme yang ada di ruang interseluler juga dapat

menyebabkan perubahan komposisi lipid interseluler sehingga dapat

mempengaruhi TEWL. Ceramide merupakan komponen utama lipid interseluler

SC dan banyak mengandung asam linoleat. Ikatan antara ceramide dan air akan

membentuk emulsi yang halus sehingga nampak halus dan lembut. Pada keadaan

tertentu, cuaca bersuhu rendah dengan kelembaban relatif rendah, ikatan antara

ceramide dan air tersebut akan mengkristal sehingga kulit menjadi kering kasar

dan kusam. Pada proses penuaan SC masih intak akan tetapi fungsi barier

mengalami penurunan. Hal ini disebabkan karena jumlah faktor pelembab alami

yang rendah sehingga menyebabkan penurunan kapasitas mengikat air lebih

kurang 75% dari normal, akibatnya TEWL meningkat. (Purwandhani, 2000).

2.4 Lipid

Lipid mengacu pada golongan senyawa hidrokarbon alifatik nonpolar dan

hidrofobik. Karena nonpolar, lipid tidak larut dalam pelarut polar seperti air, tetapi

larut dalam pelarut nonpolar, seperti alkohol, eter atau kloroform. Fungsi biologis

terpenting lipid di antaranya untuk menyimpan energi, sebagai komponen

struktural membran sel, dan juga sebagai pensinyalan molekul. Lipid adalah

senyawa organik yang diperoleh dari proses dehidrogenasi endotermal rangkaian

hidrokarbon. Lipid bersifat amfifilik, artinya lipid mampu membentuk struktur

seperti vesikel, liposom, atau membran lain dalam lingkungan basah. Lipid

biologis seluruhnya atau sebagiannya berasal dari dua jenis subsatuan atau "blok

bangunan" biokimia: gugus ketoasil dan gugus isoprena(Edelman,1981). Dengan

menggunakan pendekatan ini, lipid dapat dibagi ke dalam delapan kategori:asam

lemak, gliserolipid, gliserofosfolipid, sfingolipid, sakarolipid, dan poliketida

(diturunkan dari kondensasi subsatuan ketoasil); serta lipid sterol dan lipid prenol

(diturunkan dari kondensasi subsatuan isoprena).

Pembuatan body..., Rizky Kurniawan, FT UI, 2012

Page 30: PEMBUATAN BODY LOTION DENGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20312195-S43405-Pembuatan body.pdf · Penulis menyadari bahwa dalam makalah skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan.

18

Universitas Indonesia

Meskipun istilah lipid kadang-kadang digunakan sebagai sinonim dari

lemak. Lipid juga meliputi molekul-molekul seperti asam lemak dan turunan-

turunannya (termasuk tri-, di-, dan monogliserida dan fosfolipid, juga metabolit

yang mengandung sterol, seperti kolesterol. Meskipun manusia dan mamalia

memiliki metabolisme untuk memecah dan membentuk lipid, beberapa lipid tidak

dapat dihasilkan melalui cara ini dan harus diperoleh melalui makanan

(Edelman,1981).

2.5 Asam lemak

Asam lemak adalah penyusun sebagian besar lipid. Walaupun lebih dari

100 asam lemak diketahui terdapat di alam, namun yang berperan dalam nutrisi

terutama dalam bentuk lemak (fat).

Asam-asam lemak terdiri dari sebuah gugusan tunggal COOH dan sebuah

rantai karbon lurus tidak bercabang dengan formula umum CH3(CH2)nCOOH ,

misalnya:

n = 0 adalah asam asetat

n = 1 adalah asam propionat

n = 2 adalah asam butirat dan seterusnya sampai n = 24; dan dapat

digolongkan menjadi dua, yaitu :

1. Asam lemak saturated (jenuh) yaitu asam lemak ikatan tunggal atau tidak

ada ikatan rangkap. Penamaannya memakai sufiks -anoic atau – anoat

Formula dapat disederhanakan menjadi : CnH2nO2

2. Asam lemak unsaturated (tak jenuh) yang mengandung ikatan rangkap

terdiri dari :

o Ikatan rangkap tunggal yang disebut dengan asam lemak mono

unsaturated. Penamaannya memakai sufiks -dienoic atau - dienoat.

o Lebih dari satu ikatan rangkap yang yang disebut asam lemak

polyunsaturated (PUFA). Penamaannya memakai sufiks -trienoic (3

ikatan rangkap) atau - trienoat, dsb. (Edelman, 1981)

Tingkat kejenuhan berpengaruh terhadap sifat-sifat fisik dan susunan

lemak, biasanya asam lemak unsaturated adalah lebih reaktif dan mempunyai titik

cair lebih rendah dibandingkan asam lemak saturated.

Pembuatan body..., Rizky Kurniawan, FT UI, 2012

Page 31: PEMBUATAN BODY LOTION DENGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20312195-S43405-Pembuatan body.pdf · Penulis menyadari bahwa dalam makalah skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan.

19

Universitas Indonesia

Lokasi ikatan rangkap pada rantai karbon dari asam lemak unsaturated

menyebabkan perbedaan besar bagaimana asam lemak tersebut dimetabolisme.

Pada dasarnya kelompok asam lemak polyunsaturated (PUFA) dapat dibagi

kedalam 3 kelompok besar yaitu seri oleic (�-9), seri linoleic (�-6) dan seri

linolenic (�-3), ketiga jenis asam lemak tersebut merupakan anggota kelompok

dengan rantai terpendek, sedangkan jenis asam lemak yang lain diturunkan dari

ketiga kelompok tersebut. �-9 artinya ikatan rangkapnya terletak pada C ke-9 dan

kelipatannya. Untuk lebih jelasnya contoh dari asam lemak saturated dan

unsaturated serta penulisannya disajikan dalam Tabel 2.2.(Edelman,1981)

Tabel 2.2 Asam lemak yang banyak ditemukan dalam lipid

Ket : C4 : 0 : 4 atom C, tanpa ikatan rangkap

W : ikatan rangkap dihitung dari gugus metil terminal Posisi w yang sama, famili

sama, contoh C 20 : 4w6 dapat disintesis dari C 18 : 2w6. (Edelman,1981)

Pembuatan body..., Rizky Kurniawan, FT UI, 2012

Page 32: PEMBUATAN BODY LOTION DENGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20312195-S43405-Pembuatan body.pdf · Penulis menyadari bahwa dalam makalah skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan.

20

Universitas Indonesia

2.6 Daun Handeuleum (Graptophyllum pictum L.)

2.6.1 Morfologi Tumbuhan Daun Handeuleum

Tanaman Wungu asalnya dari Irian dan Polynesia, dapat ditemukan dari

dataran rendah sampai pegunungan dengan ketinggian 1.250m dpl. Perdu atau

pohon kecil, dengan tinggi 1,5-3 m, batang berkayu. Kulit dan daun berlendir dan

baunya kurang enak. Cabang bersudut tumpul, berbentuk galah dan beruas rapat.

Daun tunggal, bertangkai pendek, letaknya berhadapan bersilang, bulat telur

sampai lanset, ujung dan pangkal runcing, tapi bergelombang, pertulangan

menyirip, panjang 8-20 cm, lebar 3-13 cm, permukaan atas warnanya ungu

mengilap. Perbungaan majemuk, keluar diujung batang, tersusun dalam rangkaian

berupa tandan yang panjangnya 3-12 cm, warnanya merah keunguan. Buahnya

buah kotak, bentuknya lonjong, warnanya ungu kecoklatan. Biji kadang-kadang 2,

bentuknya bulat, warnanya putih. Tumbuhan wungu sering ditemukan tumbuh liar

di pedesaan atau ditanam sebagai tanaman hias dan tanaman pagar. Tumbuh baik

pada tempat-tempat terbuka yang terkena sinar matahari, dengan iklim kering atau

lembap.

Ada tiga varietas, yaitu berdaun ungu, berdaun hijau dan belang-belang

putih. Yang digunakan sebagai obat adalah varietas berdaun ungu yang

dinamakan Graptophyllum pictum(L.) Griff.var luridosanguineum Sims.

Tumbuhan ini berbunga sepanjang tahun, namun di Jawa jarang sekali

menghasilkan buah. Perbanyakan dengan stek batang (Dalimartha, 1999).

Batang daun tumbuhan wungu mengandung kalsium oksalat, asam formic,

dan lemak. Daun berkhasiat sebagai peluruh kencing (diuretik), mempercepat

pemasakan bisul, pencahar ringan (laksatif), dan pelembut kulit (emolient).

Sedangkan bunganya berkhasiat sebagai pelancar haid (Dalimartha, 1999).

Pembuatan body..., Rizky Kurniawan, FT UI, 2012

Page 33: PEMBUATAN BODY LOTION DENGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20312195-S43405-Pembuatan body.pdf · Penulis menyadari bahwa dalam makalah skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan.

21

Universitas Indonesia

2.6.2 Sistematika Tumbuhan Daun Handeuleum

Dalam sistematika (taksonomi) tumbuhan handeuleum diklasifikasikan

sebagai berikut;

Sinomin : Graptophyllum hortense. Nees.

Klasifikasi

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Kelas : Dicotyledonae

Ordo : Tubiflorae

Famili : Acanthaceae

Genus : Graptophyllum

Spesies : Graptophyllum pictum

Nama umum : Wungu

Nama daerah : Daun wungu (Jawa), pudin (Sumatera), temen (Nusa

Tenggara), daun putri (ambon).

Habitus : Perdu atau pohon kecil, tinggi 1,5 - 3 m.

Batang : Berkayu, cabang bersudut tumpul, berbentuk galah dan

beruas rapat, kulit dan daun berlendir

Daun : Tunggal, bertangkai pendek, letaknya berhadapan bersilang,

bulat telur sampai lanset, ujung dan pangkal runcing, tepi

bergelombang, pertulangan menyirip, panjang 8 – 20 cm,

lebar 3 –13 cm, permukaan atas warnanya ungu mengilap.

Pembuatan body..., Rizky Kurniawan, FT UI, 2012

Page 34: PEMBUATAN BODY LOTION DENGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20312195-S43405-Pembuatan body.pdf · Penulis menyadari bahwa dalam makalah skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan.

22

Universitas Indonesia

Bunga : Majemuk, keluar diujung batang, tersusun dalam rangkaian

berupa tandan yang panjangnya 3 – 12 cm, warnanya merah

keunguan.

Buah : Kotak, bentuknya lonjong, warnanya ungu kecoklatan.

Biji : Berbentuk bulat, warnanya putih, kadang-kadang Pipih

berkulit tebal, putih.

Gambar 2.1 Tanaman Daun Handeuleum

2.6.3 Manfaat Tumbuhan Handeuleum

Tumbuhan handeuleum (daun) berkhasiat sebagai peluruh kencing

(diuretik), mempercepat pemasakan bisul, pencahar ringan (laksatif), dan

pelembut kulit (emolient). Sedangkan bunganya berkhasiat sebagai pelancar haid

(Dalimartha, 1999). Dari studi literatur yang dilakukan, telah diteliti bahwa di

dalam rebusan daun tumbuhan handeuleum tersebut dapat menghilangkan gejala

hemoroid eksternum derajat II (Sardjono O, dkk, 1995). Umi Kalsum, dkk juga

telah meneliti peran senyawa alkaloida yang terdapat dalam ekstrak etanol daun

tumbuhan wungu yang memiliki efek analgesik/anti inflamasi dan penghambat

pembentukan prostaglandin. Namun demikian penelitian mengenai daun

tumbuhan wungu sampai saat ini hanya uji efek farmakologisnya saja (Umi

Kalsum,dkk, 1996).

Pembuatan body..., Rizky Kurniawan, FT UI, 2012

Page 35: PEMBUATAN BODY LOTION DENGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20312195-S43405-Pembuatan body.pdf · Penulis menyadari bahwa dalam makalah skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan.

23

Universitas Indonesia

2.6.4 Kandungan Kimia Tumbuhan Handeuleum (Graptophyllum pictum L.)

Daun tumbuhan ini mengandung alkaloida yang tidak beracun, glikosida,

steroida, saponin, klorofil dan lendir. Batang daun tumbuhan handeuleum

mengandung kalsium oksalat, asam formik, dan lemak.(Dalimartha, 1999).

2.7 Ekstraksi

Ekstraksi adalah pemisahan suatu zat dari campurannya berdasarkan

perbedaan koefisien distribusi zat terlarut dalam 2 larutan yang berbeda fasa dan

tidak saling bercampur. Ekstraksi ini dilakukan dengan pertimbangan beberapa

faktor yaitu

� Kemudahan dan kecepatan proses,

� Kemurnian produk yang tinggi,

� Rendah polusi,

� Efektifitas dan selektifitas yang tinggi.

Ekstraksi ini tidak melibatkan perubahan fasa sehingga tidak

membutuhkan energi yang menambah biaya opersional. Prinsip metode ekstraksi

adalah berdasarkan pada perbedaan koefisien distribusi zat terlarut dalam dua

larutan yang berbeda fasa dan tidak saling bercampur. Bila suatu zat terlarut

terdistribusi di antara dua larutan yang tidak saling bercampur, berlaku hukum

mengenai konsentrasi zat terlarut dalam kedua fasa pada kesetimbangan.

Peristiwa ekstraksi adalah pemisahan komponen dari suatu campuran cair

dengan mengontakkan pada cairan lain. Sering disebut juga ekstraksi cair atau

ekstraksi pelarut (solvent extraction). Prinsip kerjanya adalah pemisahan

berdasar perbedaan kelarutan. Pelarut melarutkan sebagian bahan padatan

sehingga bahan terlarut yang diinginkan dapat diperoleh.

Salah satu hal kunci yang sangat menentukan dalam pertimbangan desain

proses ekstraksi adalah pemilihan solven yang akan digunakan (Gertenbach,

2002). Hal-hal yang perlu diperhatikan di antaranya:

Pembuatan body..., Rizky Kurniawan, FT UI, 2012

Page 36: PEMBUATAN BODY LOTION DENGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20312195-S43405-Pembuatan body.pdf · Penulis menyadari bahwa dalam makalah skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan.

24

Universitas Indonesia

1. Reproksivitas: kemampuan untuk melakukan kontak antara pelarut

dengan suatu zat terlarut

2. Selektivitas : kemampuan suatu pelarut untuk melarutkan salah satu

komponen zat terlarut. Bandingkan rasio kesetimbangan solute tiap phasa

3. Koefisien distribusi : nilai ratio y/x dalam kesetimbangannya yang

menunjukkan kemampuan zat terlarut terdistribusi dalam pelarut. Nilai 1

menunjukkan zat terlarut sangat mudah terdistribusi dalam pelarut. y/x

pada kesetimbangan ; nilai koefisien semakin besar semakin disukai

4. Ketidaklarutan (Insolubility): pelarut tidak boleh larut dalam cairan

karier

5. Recoverability: kemampuan pelarut untuk dapat dimurnikan lagi

(recover). Pertimbangkan hambatan (misal:. azeotrop)

6. Kerapatan (Density): menunjukkan konsentrasi zat terlarut dalam

solvent. Penurunan densitas zat C berarti kelarutannya semakin banyak

dalam pelarut. Harus ada perbedaan densitas antar komponen sehingga

fasa-fasa dapat dipisahkan dengan pengendapan

7. Tegangan permukaan (Interfacial Tension): menunjukkan kemampuan

dua jenis cairan untuk bercampur. Jika tegangan permukaan terlalu tinggi

maka cairan akan sulit bercampur

8. Reaktivitas Kimia: adanya kemampuan untuk bereaksi secara kimiawi

antara 2 cairan sehingga dapat diketahui apakah dua larutan dapat

dicampurkan tanpa bereaksi (inert). Tujuannya adalah agar kita dapat

mengetahui apakah campurannya nanti dapat diipsahkan kembali setelah

ekstraksi. Pelarut haruslah stabil dan tak beraksi (inert)

9. Viskositas, Tekanan uap, titik beku: nilai rendah memudahkan

penyimpanan

10. Sifat lain: toksisitas, flammabilitas serta nilai ekonomi adalah sifat-sifat

yang perlu diperhatikan untuk menentukan pemilihan pelarut atau

pengekstraksi (Gertenbach, 2002).

Pembuatan body..., Rizky Kurniawan, FT UI, 2012

Page 37: PEMBUATAN BODY LOTION DENGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20312195-S43405-Pembuatan body.pdf · Penulis menyadari bahwa dalam makalah skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan.

25

Universitas Indonesia

Ekstraksi pelarut adalah salah satu metode pemisahan tertua yang dikenal

sejak zaman paleolitikum. Ilmu tentang ekstraksi pelarut telah berkembang

dalam jangka waktu yang panjang dan banyak kemajuan telah dibuat dalam

pemahaman solvasi dan sifat campuran cair yang digunakan dalam proses

ekstraksi (Gertenbach, 2002).

2.8 Ekstraksi Ultrasonik

Gelombang ultrasonik merupakan gelombang longitudinal yang memiliki

frekuensi 20 kHz ke atas. Gelombang ultrasonik merupakan rambatan energi dan

momentum mekanik, sehingga membutuhkan medium untuk merambat sebagai

interaksi dengan molekul. Medium yang digunakan antara lain padat, cair dan gas

(Tipler, 1990).

Penggunaan gelombang ultrasonik (sonikasi) dalam pembentukan materi

berukuran nano sangatlah efektif. Gelombang ultrasonik banyak diterapkan pada

berbagai bidang antara lain dalam instrumentasi, kesehatan dan sebagainya. Salah

satu yang terpenting dari aplikasi gelombang ultrasonik adalah pemanfaaatannya

dalam menimbulkan efek kavitasi akustik. Efek ini akan digunakan dalam

pembuatan bahan berukuran nano dengan metode emulsifikasi (Nakahira, 2007).

Ketika gelombang ultrasonik menjalar pada fluida, terjadi siklus rapatan

dan regangan. Tekanan negatif yang terjadi ketika regangan menyebabkan

molekul dalam fluida tertarik dan terbentuk kehampaan, kemudian membentuk

gelembung yang akan menyerap energi dari gelombang suara sehingga dapat

memuai. Gelembung berosilasi dalam siklus rapatan dan regangan seperti yang

ditunjukkan oleh Gambar 2.2.

Pembuatan body..., Rizky Kurniawan, FT UI, 2012

Page 38: PEMBUATAN BODY LOTION DENGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20312195-S43405-Pembuatan body.pdf · Penulis menyadari bahwa dalam makalah skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan.

26

Universitas Indonesia

Sound pressure

Compression waves

Changes in bubble size

time

Gambar 2.2 Proses rapatan dan regangan dalam kaitannya dengan osilasi kavitasi.

Selama osilasi, sejumlah energi berdifusi masuk atau keluar gelembung.

Energi masuk terjadi ketika regangan dan keluar ketika rapatan, di mana energi

yang keluar lebih kecil daripada energi yang masuk, sehingga gelembung memuai

sedikit demi sedikit selama regangan kemudian menyusut selama rapatan. Ukuran

kritis gelembung ini disebut ukuran resonan yang tergantung pada fluida dan

frekuensi suara. Dalam kondisi ini, gelembung tidak dapat lagi menyerap energi

secara efisien. Tanpa energi input, gelembung tidak dapat mempertahankan

dirinya, fluida di sekitarnya akan menekannya dan gelembung akan mengalami

ledakan hebat, yang menghasilkan tekanan sangat besar hingga dianalogkan

dengan tekanan di dasar lautan dan suhu yang sangat tinggi dianalogkan dengan

suhu pada permukaan matahari. Gelembung inilah yang disebut sebagai

gelembung kavitasi.

Fenomena kavitasi ini terjadi pada satu titik dalam fluida.Tekanan dalam

kavitasi diubah menjadi panas dengan sangat cepat, sedangkan fluida di sekitar

kavitasi memiliki suhu yang jauh lebih rendah. Ketika panas dilepaskan saat

kavitasi pecah, fluida di sekitarnya akan dengan sangat cepat mendingin dalam

waktu kurang dari mikrosekon. Pemanasan dan pendinginan dalam waktu yang

singkat ini memiliki kecepatan perubahan suhu 109 oC/s. Aliran turbulen dan

gelombang kejut akibat kavitasi menyebabkan terjadinya tumbukan antar partikel

dan pemanasan lokal pada titik tumbukan (Suslick, 1994).

Dalam penelitian ini, efek kavitasi digunakan dalam proses emulsifikasi

yang melibatkan polimer di dalamnya. Efek ultrasonik pada polimer adalah

pemutusan dan pembentukan ikatan, sehingga memungkinkan terjadi perubahan

Pembuatan body..., Rizky Kurniawan, FT UI, 2012

Page 39: PEMBUATAN BODY LOTION DENGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20312195-S43405-Pembuatan body.pdf · Penulis menyadari bahwa dalam makalah skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan.

27

Universitas Indonesia

struktur. Dalam proses kavitasi terbentuk gelembung yang berasal dari salah satu

fasa yang didispersikan dalam fasa yang lain, di mana gelembung kavitasi

merupakan fasa minyak yang didispersikan dalam fasa air karena memiliki

volume yang lebih rendah. Dengan efek pecahnya kavitasi, maka emulsifikasi

yang disebabkan oleh penjalaran ultrasonik akan efektif dengan terdispersinya

fasa minyak yang mengandung agregat nanosfer dalam fasa air, sehingga nanosfer

yang telah terbentuk dapat terdispersi stabil. Bentuk dan ukuran gelembung akan

mempengaruhi bentuk dan ukuran nanopartikel yang terbentuk (Hielscher, 2005).

Gelombang kejut dapat memisahkan penggumpalan partikel (agglomeration) dan

terjadi dispersi sempurna dengan penambahan pengemulsi/surfaktan sebagai

penstabil.

Ukuran gelembung kavitasi saat kesetimbangan (R0) terkait dengan proses

ultrasonik dipengaruhi oleh beberapa parameter, diantaranya waktu (t), tekanan

akustik (PA), kerapatan fluida (ρ), jarak radial (r), viskositas fluida (µ) dan

frekuensi angular resonansi radial (ωr) yang ditunjukkan dengan Persamaan 1.

Dalam penelitian ini, parameter yang dipelajari keterkaitannya dengan ukuran

gelembung kavitasi yaitu waktu sonikasi.

………………………………….(2.1)

Persamaan di atas sesuai dengan persamaan dasar gelombang teredam, dan

adanya elemen frekuensi angular resonansi radial (ω) menunjukkan bahwa dalam

sistem juga terjadi resonansi (Neppiras, 1980). Dalam proses sonikasi terjadi

siklus peredaman gelombang di mana terjadi penurunan energi mekanik terhadap

waktu dan resonansi, ketika frekuensi gelombang mendekati frekuensi gelembung

kavitasi , gelembung akan pecah (Tipler, 1990).

Suspensi dalam larutan menghasilkan kecepatan tumbuk antar partikel

yang dapat merubah morfologi permukaan, komposisi, dan reaktivitas (Suslick,

1990). Semakin lama proses sonikasi ini akan menyamaratakan energi yang

Pembuatan body..., Rizky Kurniawan, FT UI, 2012

Page 40: PEMBUATAN BODY LOTION DENGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20312195-S43405-Pembuatan body.pdf · Penulis menyadari bahwa dalam makalah skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan.

28

Universitas Indonesia

diterima partikel di seluruh bagian sisi larutan, sehingga ukuran partikel semakin

homogen.

Hal ini menyebabkan proses perpindahan massa senyawa bioaktif dari

dalam sel tanaman ke pelarut menjadi lebih cepat. Sonikasi mengandalkan energi

gelombang yang menyebabkan proses kavitasi, yaitu proses pembentukan

gelembung-gelembung kecil akibat adanya transmisi gelombang ultrasonik untuk

membantu difusi pelarut ke dalam dinding sel tanaman (Dean. 1998).

Gambar 2.3 Peralatan Ekstraksi Ultrasonik

2.9 Penelitian yang telah dilakukan

Penelitian mengenai ekstraksi daun handeuleum telah banyak dilakukan.

Mayoritas dari penelitian tersebut, bertujuan sebagai obat-obatan dengan

parameter-parameter ekstraksi yang berbeda. Penelitian-penelitian tersebut di bagi

dalam 2 bagian :

1. Penelitian di Indonesia

2. Penelitian Internasional.

Pembuatan body..., Rizky Kurniawan, FT UI, 2012

Page 41: PEMBUATAN BODY LOTION DENGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20312195-S43405-Pembuatan body.pdf · Penulis menyadari bahwa dalam makalah skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan.

29

Universitas Indonesia

Tabel 2.3 State of the art dari Jurnal di Indonesia

state of the art indonesia jurnal (Graptophyllum pictum (Linn) Griff) M

anfa

at

Obat Wasir (Fith et al,2011 )etanol

70% (Nina,

Andrianti,2008)etanol

Menurunkan ketebalan endometrium dan miometrium uterus

(Lutfi Mega Asterina,2010)etanol

Uji bioaktifitas flavonoid

(Sofia Lenny, 2005)etanol; (Morina adfa, 2005)metanol

Maserasi Soxhlet ultrasonic metode ekstraksi

Tabel 2.4 State of the art jurnal Internasional

state of the art indonesia jurnal (Graptophyllum pictum (Linn) Griff)

Ben

efit

Anti inflammatory (Ozaki et al, 1989)ethanol

merangsang kelahiran, dan bisa digunakan untuk kontra sepsi yang efeknya menghalangi implantasi, sel telur yang sudah dibuahi sperma

(S.O.Olagbende dada et

al,2010)distilled water

Ostheoporosis

(Retno wdyawati,

2011) ethanol, water, hexane,

ethyl acetate, n-buthanol

Maserasi soxhlet ultrasonic metode ekstraksi

Pembuatan body..., Rizky Kurniawan, FT UI, 2012

Page 42: PEMBUATAN BODY LOTION DENGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20312195-S43405-Pembuatan body.pdf · Penulis menyadari bahwa dalam makalah skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan.

30

Universitas Indonesia

2.9.1 Ringkasan Penelitian

Dari penelitian internasional dan dalam negeri yang sudah dilakukan

terutama untuk metode ekstraksi banyak sekali yang menggunakan metode

ekstaksi solvent konvensional yaitu maserasi. Sedangkan menggunakan soxhlet

dan ekstaksi menggunakan gelombang ultrasonik masih sedikit sekali yang

menggunakan metode tersebut. Dan dari beberapa penelitian tersebut belum ada

yang memanfaatkan ekstrak daun handeuleum sebagai emolient dalam pembuatan

body lotion.

Pembuatan body..., Rizky Kurniawan, FT UI, 2012

Page 43: PEMBUATAN BODY LOTION DENGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20312195-S43405-Pembuatan body.pdf · Penulis menyadari bahwa dalam makalah skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan.

31

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini akan dijelaskan mengenai diagram alir penelitian, alat dan

bahan penelitian, variable penelitian, dan prosedur penelitian.

Gambar 3.1.Diagram Alir Penelitian

PENGERINGAN DAUN HANDEULEUM

Pengeringan dilakukan secara alami dengan diangin-anginkan

EKSTRAKSI DAUN HANDEULEUM

Ekstraksi menggunakan ekstraksi ultrasonik dengan beberapa variabel proses yaitu :

1. Variabel waktu : 20, 30, 40, 50, 60 menit 2. Variabel pelarut menggunakan campuran pelarut etanol 96 %

dengan n-hexane dengan perbandingan 0:100% ; 25%:75% ; 50%:50% ; 75%:25% ; 100% : 0%

ANALISIS

Uji bilangan iod, GCMS, viskositas, pH, dan densitas

PEMISAHAN EKSTRAK Pemisahan menggunakan pemanasan sesuai dengan titik didih pelarut

PEMBUATAN BODY LOTION

Membuat body lotion dengan mengganti emolient iso propil palmitat dengan ekstrak daun handeuleum

ANALISIS BODY LOTION

Uji viskositas, pH, dan densitas

Pembuatan body..., Rizky Kurniawan, FT UI, 2012

Page 44: PEMBUATAN BODY LOTION DENGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20312195-S43405-Pembuatan body.pdf · Penulis menyadari bahwa dalam makalah skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan.

32

Universitas Indonesia

Model penelitian ini adalah ekperimen yang dilakukan dengan ekstraksi

daun handeuleum dengan menggunakan metode ekstraksi ultrasonik kemudian

dipisahkan menggunakan pemanasan sesuai dengan titik didih pelarut. Pelarut

yang digunakan untuk ekstraksi adalah etanol 96% dan n-hexane. Lalu, penelitian

utamanya menyangkut lima hal yaitu persiapan, ekstraksi, pengujian ekstrak,

pembuatan body lotion dan pengujian body lotion. Setelah itu dilakukan analisa

dan evaluasi hasil penelitian dan terakhir dibuat kesimpulan.

3.1 Variabel Bebas dan Variabel Terikat

Variabel bebas yang divariasikan pada penelitian ini adalah :

1. Waktu ekstraksi daun handeuleum menggunakan ekstraksi ultrasonik

selama 20 ; 30 ; 40 ; 50 ; 60 menit

2. Komposisi pelarut yang digunakan untuk ekstraksi daun handeuleum

dengan rasio pelarut etanol 96% dan n-hexane 0%:100%, 25%:75%,

50%:50%, 75%:25%, 100%:0%

Adapun variabel terikat pada penelitian ini adalah parameter yang akan diamati

pada ekstrak daun handeuleum yakni bilangan iodine, GCMS, viskositas, densitas,

dan pH.

3.2 Bahan dan Alat

Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah :

1. Daun handeuleum

2. Etanol 70%

3. N-Hexane

4. Stearic Acid

5. Gliseril Stearat

6. Petroleum Jelly

7. White Oil

8. Iso Propil Palmitat

9. Trietanolamine

10. Glycerin

11. Metil Paraben

12. Aquadest

Pembuatan body..., Rizky Kurniawan, FT UI, 2012

Page 45: PEMBUATAN BODY LOTION DENGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20312195-S43405-Pembuatan body.pdf · Penulis menyadari bahwa dalam makalah skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan.

33

Universitas Indonesia

13. Parfume

14. Chloroform

15. Larutan Wijs

16. KI 20%

17. Larutan Thio 0,1 N

18. Indikator Amylum

Alat-alat yang digunakan pada penelitian ini adalah :

1. Ultrasonik waterbath

2. Beaker glass

3. Botol 1 ml

4. Corong

5. Pengaduk

6. Pemanas elektik dengan stirer

7. Gelas ukur

8. Timbangan

9. Pipet

10. Pipet volume

11. Density meter

12. Cawan

13. Statif

14. Erlenmeyer

15. Kertas Saring

16. Viskometer Brookfield

17. Buret

Pembuatan body..., Rizky Kurniawan, FT UI, 2012

Page 46: PEMBUATAN BODY LOTION DENGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20312195-S43405-Pembuatan body.pdf · Penulis menyadari bahwa dalam makalah skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan.

34

Universitas Indonesia

3.3 Prosedur Penelitian

3.3.1 Pengeringan daun handeuleum

Tujuan dari tahap ini adalah Mengkondisikan daun handeuleum dengan

kadar air yang rendah sehingga memudahkan untuk diekstrak. Prosedur

yang dilakukan sebagai berikut:

1. Bersihkan daun dengan lap kering dan pastikan sudah tidak ada batang

daunnya

2. Jemur di tempat yang tidak terkena sinar matahari langsung dan kering

3. Angkat daun ketika sudah berwarna kecoklatan

4. Menghancurkan daun sampai halus dengan menggunakan blender

sehingga akan diperoleh serbuk kering daun handeuleum.

5. Menyimpan serbuk daun dalam tempat tertutup pada temperature ruang.

Selanjutnya, serbuk daun ini siap untuk diekstraksi.

3.3.2 Ekstraksi Daun Handeuleum

Tahapan ini bertujuan untuk mendapatkan ekstrak daun handeuleum

dengan pelarut yang berbeda dan waktu ekstraksi sehingga bisa diketahui

pelarut dan waktu ekstraksi yang terbaik untuk mengekstrak daun

handeuleum. Prosedur yang digunakan adalah sebagai berikut :

1. Mencampurkan 2 gr serbuk daun kering handeuleum dengan 100 ml

campuran etanol 96% : n-hexane dan diekstraksi dengan sonikasi

(temperature ruang, 53 kHz, 60 menit). Memvariasikan konsentrasi

larutan ekstrak dengan waktu yang paling lama dari variasi waktu

ekstraksi yang digunakan, yaitu 60 menit. Variasi konsentrasi larutan

ekstrak dilakukan pada rasio 0%:100%, 25%:75%, 50%:50%,

75%:25%, 100%:0% (etanol 96% : n-hexane)

2. Menyaring hasil ekstrak dengan menggunakan kertas saring

3. Menguapkan sebagian pelarut dari ekstrak menggunakan hot plate yang

dijaga suhunya pada temperature 40-50OC

4. Memindahkan sample, yang sebagian pelarutnya sudah menguap ke

cawan petri.

Pembuatan body..., Rizky Kurniawan, FT UI, 2012

Page 47: PEMBUATAN BODY LOTION DENGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20312195-S43405-Pembuatan body.pdf · Penulis menyadari bahwa dalam makalah skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan.

35

Universitas Indonesia

5. Menguapkan seluruh pelarut dari ekstrak dengan menggunakan hot

plate yang dijaga suhunya pada temperatur 40-50OC.

6. Setelah didapatkan sample dengan yield yang paling baik dari variasi

konsentrasi larutan ekstrak kemudian melanjutkan prosedur ekstraksi

sonikasi dengan memvariasikan waktu ekstraksi. Variasi waktu

ekstraksi dilakukan pada 20, 30, 40, 50 dan 60 menit.

3.3.3 Analisis Ekstrak Daun Handeuleum

Tahapan ini bertujuan untuk mendapatkan data yang akan digunakan

sebagai bahan pertimbangan kereaktifan dan kelayakan ekstrak daun

handeuleun untuk digunakan sebagai bahan pembuatan body lotion.

3.3.3.1 Analisis Bilangan Iodine

Tujuan dari tahap ini adalah untuk mengetahui bilangan iodine dari ekstrak

daun handeuleum. Dengan metode ASTM D5768-02 sebagai berikut :

1. Timbang 5.0 ± 0.1 g contoh ke dalam erlemeyer tutup asah 250 ml

2. Tambahkan 15 ml Chloroform dengan gelas ukur

3. Tambahkan 25 ml larutan Wiys dengan vol pipet

4. Simpan ditempat gelap selama 30 menit

5. Dikocok pelan selama 2 menit, setelah itu tambahkan 10 ml KI 20%

dengan vol pipet

6. Tambahkan 50 ml aquadest dengan gelas ukur

7. Titrasi dengan larutan Thio 0,1 N hingga warna kuning

8. Tambahkan Indikator Amylum beberapa tetes

9. Titrasi kembali dengan larutan Thio 0,1 N hingga warna biru menjadi

putih setelah dikocok keras

10. Titrasi selesai setelah larutan berubah menjadi jernih (V2 ml)

11. Lakukan blanko (V1).

Pembuatan body..., Rizky Kurniawan, FT UI, 2012

Page 48: PEMBUATAN BODY LOTION DENGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20312195-S43405-Pembuatan body.pdf · Penulis menyadari bahwa dalam makalah skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan.

36

Universitas Indonesia

Perhitungan : Bilangan Iodine = (V1 - V2) x N x 12,69

Berat gram

contoh

Dimana : V1 = mL Thio 0,1 N untuk blanko

V2 = mL Thio 0,1 N untuk titrasi kembali.

N = Normalitet Thio 0,1 N 3.3.3.2 Viskositas

Viskositas produk diukur dengan menggunakan viskometer brookfield.

Sejumlah sampel yang telah dilarutkan, dimasukan ke dalam wadah

kemudian diukur viskositasnya dengan menggunakan viskometer.

Viskositasnya (cp) adalah angka hasil pengukuran. Prosedur kerja yang

digunakan adalah sebagai berikut :

1. Nyalakan Alat Viskometer

2. Jadikan suhu sample 25 oC

3. Set alat pada speed 5 rpmdengan menggunakan Spindle 93

4. Masukan sample ke beaker glass kemudian posisikan spinle tepat di

tengah sample kemudian tekan start,biarkan putaran sampi stabil

kira-kira sekitar 2 menit,baca hasil pengukuran yang tertera pada alat

viscometer

3.3.3.3 pH

Uji derajat keasaman dilakukan dengan menggunakan pH meter yang

sebelumnya telah dikalibrasi menggunakan larutan buffer 4,01 dan 6,86.

Pengukuran dilakukan secara langsung dengan mencelupkan mata pH ke

dalam sampel yang sudah diencerkan, lalu ditunggu sampai angka yang

muncul pada pH meter stabil.

Prosedur yang digunakan adalah sebagai berikut :

1. Hidupkan alat dengan menekan ON pada alat pH meter.

2. Bersihkan elektroda, dibilas dengan aquadest dan diseka dengan

tissue.

3. Celupkan elektroda ke dalam larutan yang akan diperiksa pHnya.

Pembuatan body..., Rizky Kurniawan, FT UI, 2012

Page 49: PEMBUATAN BODY LOTION DENGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20312195-S43405-Pembuatan body.pdf · Penulis menyadari bahwa dalam makalah skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan.

37

Universitas Indonesia

4. Tunggu sampai hasilnya stabil.

5. Catat pH-nya.

3.3.3.4 Densitas

Pengukuran densitas dilakukan dengan menggunakan alat density meter.

Prosedur yang digunakan adlah sebagai berikut :

1. Nyalakan alat Density Meter

2. Set suhu pada 200C (pada suhu yang tepat untuk analisa)

3. Bersihkan cell alat density meter dengan cara memasukan (inject)

alkohol.

4. Masukan sample menggunakan syringe kedalam alat density meter.

5. Perhatikan cell,jangan sampai ada gelembung udara.

6. Tekan enter, baca SG yang didapat.

7. Bersihkan kembali cell, cuci dengan alkohol dan air.

3.3.4 Pembuatan Body Lotion

Prinsip pembuatan body lotion adalah pencampuran beberapa bahan yang

disertai pengadukan dan pemanasan yang sempurna. Bahan dipisahkan

menjadi dua bagian, yaitu bahan yang larut minyak dan bahan yang larut

air. Bahan-bahan yang termasuk fase minyak antara lain asam stearat,

gliseril stearat, petroleum jelly, white oil, dan isopropil palmitat. Bahan-

bahan yang termasuk fase air antara lain gliserin, trietanolamin, dan air.

Fase minyak dicampur sampai homogen disertai pemanasan 70-75OC

sehingga terbentuk sediaan A. Fase air pun dicampur sampai homogen

disertai pemanasan 70-75 oC sehingga terbentuk sediaan B. Setelah

homogen, kedua sediaan tersebut dicampur pada suhu 70 °C. Pada suhu 37

°C, metil paraben dimasukkan ke dalam sediaan C, kemudian pewangi

ditambahkan pada suhu 35 °C. Setelah penambahan pewangi, pengadukan

terus dilakukan selama satu menit sehingga terbentuk body lotion. Diagram

alir pembuatan body lotion terdapat pada Gambar 3.2.

Pembuatan body..., Rizky Kurniawan, FT UI, 2012

Page 50: PEMBUATAN BODY LOTION DENGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20312195-S43405-Pembuatan body.pdf · Penulis menyadari bahwa dalam makalah skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan.

38

Universitas Indonesia

Gambar 3.2 Diagram Alir Pembuatan Body Lotion

Fase Air

• Gliserin • TEA • Air

Fase Minyak

• Asam stearat • Gliseril stearat • Isopropil palmitat • White Oil • Petroleum Jelly • Ekstrak Daun

Handeuleum

Pengadukan dan pemanasan suhu 70 ~ 75 ⁰C

Pengadukan dan pemanasan suhu 70 ~ 75 ⁰C

SEDIAAN A SEDIAAN B

Pencampuran

pada suhu 70⁰C

SEDIAAN C

• Metil paraben

• Pewangi

Pengadukan

BODY LOTION

Pembuatan body..., Rizky Kurniawan, FT UI, 2012

Page 51: PEMBUATAN BODY LOTION DENGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20312195-S43405-Pembuatan body.pdf · Penulis menyadari bahwa dalam makalah skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan.

39

Universitas Indonesia

Pada pembuatan body lotion dilakukan dengan variasi komposisi bahan sebagai

berikut:

Tabel 3.1 Komposisi Body Lotion (persen berat)

Bahan Baku A B C D E F Asam Stearat 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 Sliseril Stearat 1 1 1 1 0 0 Ekstrak Daun Handeuleum 0 2 3 4 5 6 Petroleum Jelly 1 1 1 1 1 0 White Oil 2 2 1 0 0 0 Isopropil Palmitat 2 0 0 0 0 0 Air 84,5 84,5 84,5 84,5 84,5 84,5 Gliserin 5 5 5 5 5 5 Trietanolamine 1 1 1 1 1 1 Metil Paraben 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 Pewangi 0,7 0,7 0,7 0,7 0,7 0,7

3.3.5. Analisis Body Lotion

Setelah body lotion terbentuk dilakukan pengecekan pH, viskositas, dan

densitas untuk mengetahui komposisi body lotion yang paling baik sesuai

dengan SNI 16-4399-1996.

Pembuatan body..., Rizky Kurniawan, FT UI, 2012

Page 52: PEMBUATAN BODY LOTION DENGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20312195-S43405-Pembuatan body.pdf · Penulis menyadari bahwa dalam makalah skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan.

40

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini, akan dipaparkan mengenai analisis dari prosedur kerja

beserta data hasil penelitian yang telah diperoleh.

4.1 Analisis Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian yang dilakukan meliputi preparasi sample daun

handeuleum, ekstraksi dengan metode sonikasi, uji ekstrak dengan beberapa

analisis yaitu bilangan iodine, GCMS, viskositas, densitas dan pH. Pembuatan

body lotion dengan mengganti isopropil palmitat dengan ekstrak daun

handeuleum. Uji body lotion dengan membandingkan body lotion yang ada di

pasaran.

4.1.1 Preparasi Sample Daun Handeuleum

Sample yang diuji adalah daun handeuleum atau dalam bahasa indonesia

biasa disebut juga daun ungu. Daun tunggal, bertangkai pendek, letaknya

berhadapan bersilang, bulat telur sampai lanset, ujung dan pangkal runcing, tapi

bergelombang, pertulangan menyirip, panjang 8-20 cm, lebar 3-13 cm, permukaan

atas warnanya ungu mengilap. Setelah dipetik, daun handeuleum dibersihkan

dengan air agar kotoran yang menempel pada daun tidak terikut dalam proses

selanjutnya. Daun yang telah dibersihkan kemudian dikeringkan pada suhu kamar

dan tidak langsung terkena cahaya matahari agar daun tidak rusak dan membusuk.

Tujuan pengeringan adalah untuk menghilangkan kandungan air yang terdapat di

dalam sel daun. Daun dikeringkan selama 14 hari dengan keadaan terawasi.

Waktu pengeringan ini dipilih karena setelah 14 hari daun dianggap telah kering

atau langsung dapat dihancurkan dengan tangan, dan tidak terlalu lama sehingga

daun tidak membusuk.

Daun yang telah kering kemudian akan dihancurkan menjadi serbuk daun

dengan menggunakan blender, agar proses penghancurannya lebih cepat. Proses

Pembuatan body..., Rizky Kurniawan, FT UI, 2012

Page 53: PEMBUATAN BODY LOTION DENGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20312195-S43405-Pembuatan body.pdf · Penulis menyadari bahwa dalam makalah skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan.

41

penghancuran daun tidak boleh terlalu halus karena dikhawatirkan diameter

serbuk daun yang diinginkan untuk ekstraksi dapat hilang. Diameter yang

digunakan untuk proses ekstraksi adalah 0.3 mm. Hal ini dikarenakan dengan

semakin kecil diameter serbuk daun, maka luas permukaan kontak antara serbuk

daun dengan pelarut akan semakin besar, sehingga akan semakin banyak senyawa

yang terekstrak dari daun ke dalam pelarut yang digunakan dalam proses ekstraksi

setelah itu serbuk daun ini disimpan dalam tempat tertutup agar terlindungi dari

kontaminan. Selanjutnya, serbuk daun ini digunakan untuk proses ekstraksi

(Wassil, 1955).

4.1.2 Ekstraksi dengan Metode Sonikasi

Proses ekstraksi merupakan proses perpindahan senyawa aktif antioksidan

dari daun handeuleum ke pelarut yang digunakan. Pelarut yang digunakan untuk

proses ekstraksi adalah etanol 96% dan n-hexane karena tidak bersifat racun bila

digunakan dalam proses pengolahan makanan serta mudah diperoleh.

Proses ekstraksi ini menggunakan metode sonikasi dan alat yang

digunakan adalah ultrasonic cleaner atau sonikator dengan frekuensi 53 kHz.

Ekstraksi dilakukan dengan memvariasikan dua variabel, yaitu komposisi

campuran pelarut dan waktu ekstraksi. Variabel yang dilakukan ekstraksi pertama

kali adalah komposisi campuran pelarut etanol 96%/n-hexane (100%/0% ;

75%/25% ; 50%/50% ; 25%/75% ; 0%/100%) dengan lama ekstraksi 60 menit.

Waktu ekstraksi ini merupakan waktu yang paling lama dari variasi selanjutnya

sehingga proses ekstraksi akan menghasilkan ekstrak yang lebih banyak bila

dibandingkan dengan waktu ekstraksi lainnya karena semakin lamanya kontak

antara serbuk daun dengan pelarut yang digunakan (Wassil, 1955).

Sonikator yang mengantarkan frekuensi sebesar 53 kHz menggunakan

suatu cairan, yaitu air, untuk mengirimkan energi berupa gelombang ultrasonik

dari daerah emisi ke beaker berisi serbuk daun yang akan diekstrak ke dalam

etanol. Transfer massa senyawa aktif dari daun handeuleum ke etanol dapat

terjadi karena adanya efek kavitasi. Kavitasi yaitu pembentukan, pertumbuhan,

dan peledakan gelembung dalam cairan (Hielscher, 2005). Peledakan gelembung

Pembuatan body..., Rizky Kurniawan, FT UI, 2012

Page 54: PEMBUATAN BODY LOTION DENGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20312195-S43405-Pembuatan body.pdf · Penulis menyadari bahwa dalam makalah skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan.

42

akan menghasilkan microbubbles yang disertai dengan transfer massa senyawaan

yang akan diekstrak dari padatan ke microbubbles. Di dekat permukaan padatan

(serbuk daun), bentuk gelembung menjadi tak asimetris dan menghasilkan jet

yang berkekuatan ~ 400 km/jam dalam waktu yang sangat cepat (skala mikro

sekon). Jet ini akan memukul padatan dengan kecepatan yang luar biasa, sehingga

akan menyebabkan kerusakan yang hebat pada permukaan padatan, sehingga

dinding padatan menjadi rusak dan terjadi perpindahan senyawa aktif ke dalam

etanol yang digunakan sebagai pelarutnya (Kenneth, 2006).

4.1.3 Pemisahan dan Penguapan

Setelah proses ekstraksi, sampel dipisahkan dari padatan (serbuk daun)

dengan menggunakan kertas saring untuk diambil filtratnya. Filtrate ini adalah

larutan yang mengandung pelarut (etanol) dan senyawa yang diinginkan dari hasil

proses ekstraksi. Setelah melalui proses pemisahan, sampel kemudian diuapkan

dengan menggunakan hot plate dengan temperature yang dijaga yaitu 40OC

setelah larutan menjadi pekat kemudian sampel dipindahkan kedalam cawan petri

agar proses penguapan lebih cepat karena luas permukaan pada wadah ini lebih

besar. Proses evaporasi dilakukan lagi agar etanol dapat teruapkan seluruhnya

sehingga hanya dihasilkan ekstrak yang berupa pasta berwarna hijau kecoklatan.

Suhu pemanasan pada hot plate dijaga pada suhu 40-50°C, yaitu di bawah titik

didih etanol (78.3°C), agar senyawa yang terkandung dalam filtrate tidak rusak

(tidak berubah strukturnya).

Sampel yang berupa pasta ini kemudian ditimbang dengan menggunakan

timbangan analitis (skala 4 digit) untuk mengetahui berat ekstrak yang dihasilkan

dari proses ekstraksi dengan variasi yang telah ditentukan sebelumnya.

Pembuatan body..., Rizky Kurniawan, FT UI, 2012

Page 55: PEMBUATAN BODY LOTION DENGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20312195-S43405-Pembuatan body.pdf · Penulis menyadari bahwa dalam makalah skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan.

43

4.1.4 Pembuatan Body Lotion

Prinsip pembuatan body lotion adalah pencampuran beberapa bahan yang

disertai pengadukan dan pemanasan yang sempurna. Bahan dipisahkan menjadi

dua bagian, yaitu bahan yang larut minyak dan bahan yang larut air. Bahan-bahan

yang termasuk fase minyak antara lain asam stearat, gliseril stearat, petroleum

jelly, white oil, dan isopropil palmitat. Bahan-bahan yang termasuk fase air antara

lain gliserin, trietanolamin, dan air.

Fase minyak dicampur sampai homogen disertai pemanasan 70-75 oC sehingga

terbentuk sediaan A. Pada sediaan ini divariasikan dengan penambahan ekstrak

daun handeuleum yang menggantian bahan-dahan yang berfungsi sebagai

emolient seperti isopropil palmitat, paraffin cair, petrolatum dan gliseril

monostearat. Fase air pun dicampur sampai homogen disertai pemanasan 70-75 oC

sehingga terbentuk sediaan B. Setelah homogen, kedua sediaan tersebut dicampur

pada suhu 70 °C. Pada suhu 37 °C, metil paraben dimasukkan ke dalam sediaan

C, kemudian pewangi ditambahkan pada suhu 35 °C. Hal ini dilakukan karena

pewangi yang digunakan adalah minyak esensial dan Minyak esensial merupakan

bahan yang sensitif terhadap panas, sehingga harus ditambahkan pada temperatur

yang rendah. Minyak ini biasanya digunakan dalam jumlah yang kecil sehingga

tidak menyebabkan iritasi (Rieger 2000). Setelah penambahan pewangi,

pengadukan terus dilakukan selama satu menit sehingga terbentuk body lotion.

4.2 Pengaruh Konsentrasi Larutan Ekstrak dan Waktu Ekstraksi Terhadap

Hasil Ekstraksi Sonikasi

Hasil ekstraksi pada variasi komposisi larutan ekstrak dapat dilihat pada

grafik berikut.

Pembuatan body..., Rizky Kurniawan, FT UI, 2012

Page 56: PEMBUATAN BODY LOTION DENGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20312195-S43405-Pembuatan body.pdf · Penulis menyadari bahwa dalam makalah skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan.

44

Grafik 4.1 Yield ekstrak yang dihasilkan pada variasi komposisi larutan ekstrak

Dari Grafik 4.1 dapat dilihat bahwa berat ekstrak cenderung semakin

meningkat dengan semakin banyaknya % etanol dalam campuran larutan yang

digunakan pada proses ekstraksi. Etanol bersifat polar sedangkan n-hexane

bersifat non-polar. Hal ini menunjukkan bahwa senyawa polar yang terdapat pada

daun lebih banyak dari pada senyawa non polar. Dimana etanol mengekstrak

senyawa-senyawa polar dalam daun yang mempunyai komposisi lebih banyak

sedangkan n-hexane mengekstrak senyawa-senyawa non polar pada daun yang

mempunyai komposisi lebih sedikit. Sehingga komposisi pelarut dengan

menggunakan ethanol lebih banyak menghasilkan yield yang lebih besar.

Variasi waktu ekstraksi dilakukan pada 20, 30, 40, 50 dan 60 menit

dengan seluruh sampel memiliki campuran pelarut yang sama yaitu 100 % etanol.

Variasi waktu ekstraksi tersebut jangka waktunya tidak lebih besar karena

kelebihan metode sonifikasi adalah metode ekstraksinya yang lebih cepat

dibandingkan dengan metode lain (Guerin, 1999). Berat ekstrak yang dihasilkan

dari ekstraksi dengan variasi waktu ekstraksi terangkum dalam diagram berikut

ini.

0

2

4

6

8

10

12

14

100%:0% 75%:25% 50%:50% 25%:75% 0%:100%

% R

en

de

me

n

Komposisi Pelarut Ethanol:n-hexane

Pembuatan body..., Rizky Kurniawan, FT UI, 2012

Page 57: PEMBUATAN BODY LOTION DENGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20312195-S43405-Pembuatan body.pdf · Penulis menyadari bahwa dalam makalah skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan.

45

Grafik 4.2 Yield ekstrak yang dihasilkan pada variasi waktu ekstraksi

Pada Grafik 4.2 diatas dapat dilihat bahwa waktu 60 menit menghasilkan

berat ekstrak yang paling banyak dibandingkan dengan waktu ekstraksi yang lain.

Ini berarti bahwa waktu ekstraksi yang semakin lama akan menghasilkan ekstrak

yang semakin banyak, karena kontak antara serbuk daun dengan etanol akan

semakin lama, sehingga transfer massa solute dari serbuk daun tersebut ke pelarut

akan semakin besar (Wassil, 1955).

4.3 Karakteristik Fisik Ekstrak Daun Handeuleum

Tabel 4.1 Hasil Analisa Ekstrak Daun Handeuleum

Analisis Hasil Spesifikasi

Bilangan Iodine 0.42 Max 1 Viskositas (cP) 25 10 - 5000 pH 5.99 3.5 – 10.0 Densitas (gr/cm3) 0.855 0.85 – 0.856

Dari hasil percobaan bilangan iodine yang diperoleh telah memenuhi

spesifikasi yang telah ditetapkan. Yaitu bilangan iodine pada ekstrak daun

handeuleum sebesar 0.42. Hal ini menunjukkanbesarnya tingkat ketidakjenuhan

suatu minyak atau lemak. Hal ini mengindikasikan bahwa minyak yang terdapat

pada ekstrak daun handeuleum merupakan minyak yang mempunyai ketidak

0

2

4

6

8

10

12

14

20 30 40 50 60

% R

en

de

me

n

Waktu Ekstraksi (Menit)

Pembuatan body..., Rizky Kurniawan, FT UI, 2012

Page 58: PEMBUATAN BODY LOTION DENGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20312195-S43405-Pembuatan body.pdf · Penulis menyadari bahwa dalam makalah skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan.

46

jenuhan yang sangat rendak. Minyak yang mempunyai ketidakjenuhan rendah

cocok untuk digunakan sebagai body lotion karena tidak mudah teroksidasi.

Sedangkan untuk karakteristik fisik pH, viskositas dan densitas adalah

parameter untuk melihat kemudahan dan keamanan dalam penanganan ekstrak

daun handeuleum pada saat transportasi maupun produksi. Apabila pH, viskositas

dan densitas masih dalam batas spesifikasi industrial grade maka ekstrak daun

handeuleum tersebut saat produksi maupun transportasi tidak memerlukan

perlakuan khusus.

Hasil analisa menggunakan GCMS adalah sebagai berikut :

Tabel 4.2 Hasil Analisa GCMS

Gambar 4.1 Kromatogram Hasil GCMS

Berdasarkan tabel di atas, tabel 4.2, senyawa penyusun dengan kandungan

terbesar adalah Neophytadiene, yaitu sebesar 24,96 %. Hal ini tidak sesuai dengan

Komponen Formula Area

Neophytadiene Vitamin E (alpha-Tocopherol)

C20H38 24.96% C29H50O2 13.73% C28H48O2 11.52%

C30H50 12.26% C12H26 1.70% C14H30 1.32%

Vitamin E (gamma tocopherol) Squalene Dodecane Tetradecane

Pembuatan body..., Rizky Kurniawan, FT UI, 2012

Page 59: PEMBUATAN BODY LOTION DENGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20312195-S43405-Pembuatan body.pdf · Penulis menyadari bahwa dalam makalah skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan.

47

penelitian yang dilakukan oleh Wuryaningsih Hilyati dan Yan Irawan (2003) yang

menyatakan bahwa kandungan asam lemak terbesar pada ester minyak kelapa

yang digunakan sebagai emolient adalah 97,40 % isopropil myristat, 96,70 %

isopropil palmitat dan 94.45% iso propel laurat.

Dari hasil GCMS juga dapat diketahui bahwa yang salah satu komponen

yang berfungsi sebagai emolient adalah squalene. Hal ini didukung oleh penelitian

Christopher B.Fox (2009) yang mengatakan bahwa Squalene telah digunakan

dalam berbagai aplikasi. Seiring dengan squalene terhidrogenasi analog, squalene

secara luas digunakan dalam industri kosmetik sebagai emolient. Dan ekstrak

daun handeuleum ini juga mempunyai kelebihan sebagai emolient pada body

lotion dibandingkan emolient yang digunakan di pasaran sekarang ini dikarenakan

ekstrak daun handeuleum juga mempunyai banyak kandungan vitamin E sebagai

anti oksidan.

4.4 Pengaruh Komposisi Ekstrak Daun Handeuleum Terhadap Karakteristik

Fisik Body Lotion

Body lotion yang dihasilkan dengan komposisi bahan baku yang berbeda

dilakukan pengecekan fisik seperti pH, viskositas dan densitas. Hasil yang

diperoleh sebagai berikut :

4.4.1 Pengaruh komposisi ekstrak daun handeuleum terhadap pH body lotion

Derajat keasaman atau pH merupakan parameter penting pada produk

kosmetika karena pH yang sangat tinggi atau rendah dapat mengakibatkan kulit

teriritasi. Oleh sebab itu, pH produk kosmetika sebaiknya dibuat sesuai dengan

pH kulit, yaitu antara 4,5-7,5 (Wasitaatmadja 1997).

Pembuatan body..., Rizky Kurniawan, FT UI, 2012

Page 60: PEMBUATAN BODY LOTION DENGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20312195-S43405-Pembuatan body.pdf · Penulis menyadari bahwa dalam makalah skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan.

48

Grafik 4.3. pH Body Lotion

Nilai pH lotion yang dihasilkan ditunjukkan pada Grafik 4.3 menunjukkan

bahwa pH body lotion yang dihasilkan berkisar antara 7,66-8.01. Nilai tersebut

berada dalam kisaran nilai pH yang terdapat pada SNI 16-4399-1996 sebagai

syarat mutu pelembab kulit (4,5-8), sehingga body lotion yang dihasilkan relatif

aman digunakan. Selain itu, nilai pH body lotion yang dihasilkan berada pada

kisaran body lotion komersial. Nilai pH tertinggi terdapat pada body lotion dengan

5% ekstrak daun handeuleum tanpa penggunaan white oil, isopropil palmitan, dan

gliseril monostearat. sedangkan nilai pH terendah terdapat pada body lotion

dengan penggunaan ekstrak daun handeuleum sebanyak 6% tanpa penggunaaan

petroleum jelly, white oil, isopropil palmitat, dan gliseril monostearat. Ekstrak

daun handeuleum yang digunakan memiliki pH 5,99 sehingga semakin tinggi

penggunaan ekstrak daun handeuleum maka pH body lotion semakin menurun dan

juga apabila bahan-bahan seperti petroleum jelly yang mempunyai pH tinggi tidak

ditambahkan.

Kulit memiliki epidermis yang merupakan pelindung dasar terhadap

kehilangan air dan nutrisi. Bagian atas epidermis yaitu stratum corneum dengan

lapisan film pelindung yang disebut mantel asam (Siegenthaler 2005).

Levin dan Maibach (2007) menyatakan bahwa kerusakan mantel asam

akibat perubahan pH menyebabkan kulit menjadi kering, pecah-pecah, sensitif,

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

A B C D E F Citra

pH

Komposisi Ekstrak dalam Body Lotion

Standart Max

Hasil pengecekan pH

Standart Min

Pembuatan body..., Rizky Kurniawan, FT UI, 2012

Page 61: PEMBUATAN BODY LOTION DENGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20312195-S43405-Pembuatan body.pdf · Penulis menyadari bahwa dalam makalah skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan.

49

mudah terinfeksi bakteri dan penyakit kulit. Semakin jauh perubahan pH, maka

kulit akan semakin teriritasi. Dengan demikian, diduga produk body lotion yang

dihasilkan relative aman karena memiliki nilai pH yang tidak terlalu jauh dengan

pH fisiologis kulit.

4.4.2 Pengaruh komposisi ekstrak daun handeuleum terhadap viskositas body

lotion

Viskositas merupakan parameter penting dalam suatu emulsi karena

kestabilan emulsi dipengaruhi oleh viskositas emulsi tersebut. Semakin tinggi

viskositas produk, maka laju pemisahan fase terdispersi dan fase pendispersi

semakin kecil. Hal ini menyebabkan produk semakin stabil (Suryani et al. 2000).

Analisis viskositas dalam penelitian ini menggunakan viskometer brookfield

dengan spindel nomor 93 dan 2 berkecepatan putar 5 rpm. Bahan pengental

digunakan dengan tujuan untuk mencegah terpisahnya partikel dari emulsi

sehingga dapat mempertahankan kestabilan produk. Penggunaan bahan pengental

dalam pembuatan body lotion biasanya dalam proporsi kecil, yaitu dibawah 2,5%

(Schmitt 1996). Hasil analisis terhadap viskositas body lotion berkisar antara 64-

22800 cP. Nilai viskositas ini memenuhi SNI 16-4399-1996 sebagai syarat mutu

pelembab kulit, yaitu antara 2000-50.000 cP, kecuali untuk body lotion tanpa

penggunaan gliseril stearat dan petroleum jelly. Nilai viskositas body lotion yang

dihasilkan ditunjukkan pada Grafik 4.4.

Grafik 4.4. Viskositas Body Lotion

0

10000

20000

30000

40000

50000

60000

A B C D E F Citra

vis

ko

sita

s (c

p)

Komposisi Ekstrak dalam Body Lotion

Standart Max

Hasil pengecekan

viskositas

Standart Min

Pembuatan body..., Rizky Kurniawan, FT UI, 2012

Page 62: PEMBUATAN BODY LOTION DENGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20312195-S43405-Pembuatan body.pdf · Penulis menyadari bahwa dalam makalah skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan.

50

Viskositas body lotion pada Grafik 4.4 terlihat bahwa viskositas tertinggi

terdapat pada body lotion yang tidak menggunakan ekstrak daun handeuleum. Hal

ini disebabkan semua bahan-bahan yang digunakan adalah berasal dari mineral oil

yang bisa mengemulsi sesama mineral oil dengan baik dan mineral oil merupakan

polimer linear dengan berat molekul tinggi, sehingga sangat mudah menyerap air

(Winarno 1996). Oleh karena itu, penggunaan ekstrak daun handeuleum dalam

formulasi body lotion tidak bisa menggantikan bahan-bahan mineral oil yang

selain berfungsi sebagai emolient juga berfungsi sebagai emulsifier seperti

petroleum jelly dan gliseril stearat dapat meningkatkan viskositas.

Nilai viskositas terendah terdapat pada body lotion tanpa penggunaan

petroleum jelly dan gliseril stearat karena tidak adanya bahan emulsifier yang

terdapat dalam formulasi. Kekentalan body lotion ini diperoleh dari gliseril stearat

yang jika diformulasikan akan membuat lotion menjadi lebih berat (Schmitt

1996). Selain itu, adanya penambahan gliserin dalam formulasi menyebabkan

sediaan menjadi lebih pekat (Idson dan Lazarus 1994). Body lotion dengan

komposisi ekstrak daun handeuleum sebesar 2 – 4% masih menghasilkan

viskositas dengan range 5800 – 17600 hal ini disebabkan adanya penggunaan

gliseril stearat dan petroleum jelly yang berperan sebagai bahan pengental.

Gliseril stearat dan petroleum jelly yang digunakan sebesar 1%. Semakin tinggi

konsentrasi gliseril stearat dan petroleum jelly yang ditambahkan, maka emulsi

yang terbentuk akan semakin tebal dan padat, sehingga kemungkinan akan terjadi

granulasi (Wilkinson dan Moore 1982).

Berdasarkan hasil analisis, nilai viskositas semakin mennurun dengan

bertambahnya konsentrasi ekstrak daun handeuleum yang digunakan diikuti

dengan tidak digunakannya bahan-bahan yang berfungsi sebagai emulsifier seperti

gliseril stearat dan petroleum jelly pada formulasi body lotion. Dengan semakin

menurunnya konsentrasi gliseril stearat dan petroleum jelly, maka viskositas

produk yang dihasilkan akan semakin rendah (Klose dan Glicksman 1972).

4.4.2 Pengaruh komposisi ekstrak daun handeuleum terhadap densitas body lotion

Densitas adalah perbandingan berat dari volume sampel dengan berat air

yang volumenya sama pada suhu tertentu. Pengukuran densitas dilakukan dengan

Pembuatan body..., Rizky Kurniawan, FT UI, 2012

Page 63: PEMBUATAN BODY LOTION DENGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20312195-S43405-Pembuatan body.pdf · Penulis menyadari bahwa dalam makalah skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan.

51

tujuan untuk mengetahui tingkat kestabilan suatu produk emulsi. (Suryani, et. al

(2000)) menjelaskan bahwa apabila rasio antara fasa pendispersi dan fasa

terdispersi tidak sesuai maka semakin rendah tingkat kestabilan suatu sediaan

emulsi.

Pada penelitian ini, pengukuran densitas produk dilakukan dengan

menggunakan density meter. Hal ini dikarenakan produk yang dihasilkan berupa

pasta agak padat sehingga tidak memungkinkan untuk memasukkannya ke dalam

piknometer. Prinsip dari pengukuran density meter ini adalah memasukkan

sample ke dalam voleme tertentu dengan menggunakan syringe kemudian alat

akan mengukur berat dari sample yang dimasukkan ke dalam alat kemudian

mengkonversi menjadi densitas dengan membagi berat sample dengan volume

yang ditempati sample. Hasil yang terbaca akan benar apabila tidak terdapat

gelembung udara pada volume yang ditempati sample tersebut.

Nilai rata-rata densitas body lotion dengan ekstrak daun handeuleum yang

dihasilkan adalah antara 0.9994 – 1.0015, nilai ini berada dalam kisaran SNI

tentang spesifikasi body lotion, dimana densitas untuk produk body lotion yang

baik adalah 0.95 – 1.05. Grafik perbandingan nilai densitas body lotion dengan

ekstrak daun handeuleum dengan komposisi yang berbeda disajikan pada Grafik

4.5.

Grafik 4.5. Densitas Body Lotion

0.9

0.92

0.94

0.96

0.98

1

1.02

1.04

1.06

A B C D E F Citra

de

nsi

tas

Komposisi Ekstrak dalam Body Lotion

Standart Max

Hasil pengecekan

densitas

Standart Min

Pembuatan body..., Rizky Kurniawan, FT UI, 2012

Page 64: PEMBUATAN BODY LOTION DENGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20312195-S43405-Pembuatan body.pdf · Penulis menyadari bahwa dalam makalah skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan.

52

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

1. Yield ekstrak daun handeuleum paling tinggi sebesar 12.967% pada

komposisi pelarut 100% etanol dengan waktu ekstraksi 60 menit.

2. Karakteristik ekstrak daun handeuleum yang dihasilkan memiliki nilai

iodine 0.42, Viskositas 25cP, pH 5,99 dan densitas sebesar 0.855 gr/cm3

hal ini sesuai dengan standart Industrial grade. Adapun kandungan kimia

dari daun handeuleum adalah neophytadiene 24.96%, alpha tocopherol

13,73%, squalene 12.26%, gamma tocopherol 11,52%, dodecane 1,7%

dan tetradecane 1,32%.

3. Komposisi ekstrak daun handeuleum dapat digunakan dalam formulasi

body lotion yaitu 4%. Body lotion ini memiliki viskositas 5800 cP; pH

7,87; densitas 0,9936 gr/cm3; dan total mikroba kurang dari 30

koloni/gram sesuai dengan SNI 16-4399-1996.

5.2. Saran

Perlu digunakan bahan emulsi alami yang bisa menggantikan emulsifier

gliseril stearat dan Petroleum jelly. Selain itu, perlu dilakukan uji keamanan kulit,

kelembaban, penambahan bahan aktif alami dengan fungsi tertentu. Melakukan

pengecekan kadar kelembaban dengan alat moisture checker.

Pembuatan body..., Rizky Kurniawan, FT UI, 2012

Page 65: PEMBUATAN BODY LOTION DENGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20312195-S43405-Pembuatan body.pdf · Penulis menyadari bahwa dalam makalah skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan.

xiii

DAFTAR PUSTAKA

Anonima. 2007. Petrolatum. http://en.mimi.hu/beauty/petrolatum.html.[2

Oktober 2007].

______b. 2007. Perkembangan teknologi untuk nilai tambah sawit.

http://seafast.ipb.ac.id. [2 Oktober 2007].

______c. 2008. Triethanolamine. http://www.cremedevie.com/peg-20.html. [16

Febuari 2008].

______d. 2008. Methyl paraben. http://www.wikipedia/methylparaben.htm. [25

Mei 2008].

Bligh E G & Dyer W J. 1959. “ A rapid method of total lipid extraction and

purification. Can. J. Biochem.” Physiol. 37: 911-917, 1959.

Christopher B. Fox. 2009. “Squalene Emulsions for Parenteral Vaccine and

Drug Delivery.”Molecules Journal ISSN 1420-3049

Dalimartha, S., 1999, Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Jilid I, Trubus

Agriwidya, Jakarta Departemen Kesehatan RI. 1979.

Dean,John R.,(1998),” Extraction Methods for Environmental Analysis”, John

Wiley & Sons Ltd.,London.

Departemen Kesehatan. 1993. Kodeks Kosmetik Indonesia. Ed. II VoL.I.

Jakarta: Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan.

Edelman, J. and J.M. Chapman. 1981. Basic Biochemistry. Third Edition.

Morrison and Gibb Ltd., London.

Farage M. 2007. Evaluating lotion transfer to skin from feminine protection

products. Journal Compilation. Skin Research and Technology 14:121-

126.

Fith Khaira Nursal, Ari Widayanti. 2011. Formulasi Sediaan Suppositoria

Estrak Etanol Daun Handeuleum (Graptophyllum pictum (L.) Griff)

Dalam Basis Oleum Cacao. FMIPA Universitas Muhammadiyah Prof.Dr

HAMKA.

Pembuatan body..., Rizky Kurniawan, FT UI, 2012

Page 66: PEMBUATAN BODY LOTION DENGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20312195-S43405-Pembuatan body.pdf · Penulis menyadari bahwa dalam makalah skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan.

xiv

Gertenbach, D.D., 2002, Solid-Liquid Extraction Technologies for

Manufacturing Neutraceutical, CRC Press.

Guerin, Turlough F (1999). “The Extraction of Aged Polycyclic Aromatic

Hydrocarbon (PAH) Residues from A Clay soil Using Sonication and A

Soxhlet Procedure : A Camparative Study.” Journal of Environmental

Monitoring, Vol.1,p.63-67.

Hielscher, Thomas (2005). “Ultrasonic of Nano-Size Dispersions and

Emulsions.” Paris : ENS’05.

Idson B, Lazarus J. 1994. Semipadat. Di dalam: Siti Suyatmi, penerjemah;

Lachman L, Lieberman HA, Kanig JL, editor. Teori dan Praktek

Farmasi Industri II. Ed ketiga. Jakarta: UI Press.

Kenneth, S. Suslick (1994). Diakses 24 Mei 2006. The Chemistry of

Ultrasound. www.scs.uiuc.edu/suslick/britannica.html.

Klose RE dan Glicksman M. 1972. Gums. Di dalam Furia TE, editor. Hand

Book of Food Additive. 2nd Ed. Ohio: CRC Press Inc.

Levin J, Maibach H. 2007. Human skin buffering capacity: an overview.

Journal Compilation. Skin Research and Technology 14:121-126.

Lutfi Mega Asterina. 2010. Pemanfaatan Ekstrak Etanol Daun Wungu

(Graptophyllum pictum (L) Griff) Untuk Mencegah Hiperplasa

Endometrium dan Miometrium Mencit (Mus musculu) Ovariektomi

Bilateral. Biologi.

Mariani R. 2007. Alginat dibutuhkan kalangan industri.

http://www.pikiranrakyat.com/cetak/1204/09/cakrawala/lain05.htm. [20

November 2007].

Mitsui. 1997. New Cosmetic Science. New York: Elsevier.

Pembuatan body..., Rizky Kurniawan, FT UI, 2012

Page 67: PEMBUATAN BODY LOTION DENGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20312195-S43405-Pembuatan body.pdf · Penulis menyadari bahwa dalam makalah skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan.

xv

Morina Adfa. 2005. Survey Ednobotani, Studi Senyawa Flavonoid dan Uji

Brine Shrimp Beberapa Tumbuhan Obat Tadisional Suku Serawai di

Propinsi Bengkulu. Jurnal Gradien Vol. 1 No.1 Januari 2005 : 43-50.

Nakahira A, Nakamura S, Horimoto M. 2007. Synthesis of Modified

Hydroxyapatite (HAP) Substituted with Fe Ion for DDS Application.

Osaka : IEEE Transactions on Magnetic 43(6):2465-2467.

Neppiras, E. A. 1980 Phys. Rep. 61, 159-251.

Nina Andrianti. 2008. Pengaruh Penambahan Bentonit Terhadap Sifat Fisik

Suppositoria Ekstrak Daun Ungu (Graptophyllum pictum, (Linn), Griff)

Dengan Basis Berlemak (Oleum Cacao). FMIPA UII.

Ozaki Y, Sekita S, Soedigdo S, Harada M. 1989. Antiinflammatory effect of

Graptophyllum pictum (L.) Griff. PubMed Jurnal.

Purwandhani E, Effendi EHF. Pelembab & emolien untuk kelainan kulit pada

bayi dan anak dalam MDVI vol 27 no4 September 2000 :20s-26s.

Retno Widyowati. 2011. Alkaline Phosphatase Activity of Graptophyllum

Pictum and Sphilanthes Acmella Fractions Against MC3T3-E1 Cells As

Marker Of Osteoblast Differentiation Cells. ISSN-0975-1491.

Rieger MM. 1994. Emulsi. Di dalam: Siti Suyatmi, penerjemah; Lachman L,

Lieberman HA, Kanig JL, editor. Teori dan Praktek Farmasi Industri II.

Ed ketiga. Jakarta: UI Press. Terjemahan dari: The Theory and Practise

of Industrial Pharmacy.

Rieger M. 2000. Harry’s Cosmeticology. 8th Ed. New York: Chemical

Publishing Co Inc.

Schmitt WH. 1996. Skin Care Products. Di dalam Williams DF and Schmitt

WH, editor. Chemistry and Technology of The Cosmetics and Toiletries

Industry. 2nd Ed. London: Blackie Academe and Profesional.

Pembuatan body..., Rizky Kurniawan, FT UI, 2012

Page 68: PEMBUATAN BODY LOTION DENGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20312195-S43405-Pembuatan body.pdf · Penulis menyadari bahwa dalam makalah skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan.

xvi

Siegenthaler D. 2005. Importance of your skin’s pH.

http://ezinearticles.com/skincare/pH.htm. [3 Juli 2008].

Silva CM, Riberio AJ, Figueiredo M, Ferreira D, Veiga F. 2006.

Microencapsulation of hemoglobin in chitosan-coated alginate

microspheres prepared by emulsification internal gelation. AAPS Journal

7:E903-E912.

Sovia Lenny, Cut Fatimah Zuhra. 2005. Isolasi dan Uji Bioaktifitas

Kandungan Kimia Utama Puding Merah dengan Metode Uji Brine

Shrimp. Jurnal Komunikasi Penelitian Volume 17 (5) 2005.

S. O. Olagbende-Dada, S.O. Ogbonnia, H.A.B.Coker and G. E. Ukpo. 2011.

Blood Glucose Lowering Effect of Aqueous Extract of Graptophyllum

Pictum (Linn) Griff. On Alloxan-induced Diabetic Rats and its Acute

Toxicity in Mice. African Journal of Biotechnology Vol. 10(6), pp. 1039-

1043.

Sunsmart. 1996. Petrolatum: a usefull classic. Journal Cosmetics and

Toiletries. Sunsmart Inc. Newyork.

Suryani A, Sailah, Eliza H. 2000. Teknologi Emulsi. Jurusan Teknologi

Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian

Bogor.

Suslick KS. 1994. The Chemistry of Ultrasound from The Yearbook of Science

and The Future. Chicago : Encyclopedia Britannica. 138-155.

Tipler PA. 1990. FISIKA Untuk Sains dan Teknik Edisi 3,jilid 1. Jakarta :

Erlangga. Terjemahan dari : PHYSICS for Scientists and Engineers,

Third Edition.

Umi Kalsum,dkk.1996. Depkes RI, Penelitian Tanaman Obat di Beberapa

Perguruan Tinggi di Indonesia.

Wasitaatmadja SM. 1997. Penuntun Ilmu Kosmetik Medik. Jakarta: UI Press.

Wassil, K. Jan, Unit Operation (London : Chapman & Hall, 1955)

Wilkinson JB, Moore RJ. 1982. Harry’s Cosmeticology. London.

Pembuatan body..., Rizky Kurniawan, FT UI, 2012

Page 69: PEMBUATAN BODY LOTION DENGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20312195-S43405-Pembuatan body.pdf · Penulis menyadari bahwa dalam makalah skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan.

xvii

Winarno FG. 1996. Teknologi Pengolahan Rumput Laut. Jakarta: Pustaka Sinar

Harapan.

Wulyaningsih Hilyati, Yan Irawan. 2003. Sintesa Ester Asam Lemak dengan

Alkohol Sekunder sebagai Emolient. Pusat Penelitian Kimia LIPI.

Pembuatan body..., Rizky Kurniawan, FT UI, 2012

Page 70: PEMBUATAN BODY LOTION DENGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20312195-S43405-Pembuatan body.pdf · Penulis menyadari bahwa dalam makalah skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan.

xviii

LAMPIRAN

Lampiran 1 Perhitungan yield Ekstrak Daun Handeuleum

1.1 Variabel Komposisi Pelarut dengan Waktu Ekstraksi 60 Menit

Etanol : n-hexane 100%:0% 75%:25% 50%:50% 25%:75% 0%:100%

Berat Daun 1.0056 1.0039 1.0048 1.0045 1.0014

Berat wadah 128.9346 126.0582 127.2928 126.0775 158.4757

Berat Wadah+ekstrak setelah

pemanasan 129.065 126.1622 127.3888 126.1598 158.5213

Berat Ekstrak 0.1304 0.104 0.096 0.0823 0.0456

% yield = ����� ������

����� ��� ��� �������� 100%

= �.����

�.����� 100% � 12.97 %

% yield dengan variable komposisi pelarut :

Etanol : n-hexane 100%:0% 75%:25% 50%:50% 25%:75% 0%:100%

% yield 12.97 10.36 9.55 8.19 4.55

1.2 Variabel Waktu Reaksi dengan Komposisi Pelarut 100% Etanol

Waktu Ekstraksi (menit) 60 50 40 30 20

Berat Daun 1.0056 1.0053 1.007 1.0013 1.0045

Berat wadah 128.9346 154.8702 156.2312 157.1626 126.0775

Berat Wadah+ekstrak

setelah pemanasan 129.065 154.992 156.3446 157.2668 126.1735

Berat Ekstrak 12.96738 12.11524 11.2631 10.41096 9.558823

% yield = ����� ������

����� ��� ��� �������� 100%

= �.����

�.����� 100% � 12.97 %

% yield dengan variable komposisi pelarut :

Waktu Ekstraksi (menit) 60 50 40 30 20

% yield 12.97 12.12 11.26 10.41 9.56

Pembuatan body..., Rizky Kurniawan, FT UI, 2012

Page 71: PEMBUATAN BODY LOTION DENGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20312195-S43405-Pembuatan body.pdf · Penulis menyadari bahwa dalam makalah skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan.

xix

Lampiran 2 Perhitungan Analisa Bilangan Iodine

V1 = 25.3 ml

V2 = 25 ml

� !"#$"# %&' #( �)*1 + *2, � - � 12.69

�(/"0 $/"1 2&#0&3

� )25.3 + 25, � 0.09979832019 � 12.69

0.905� 0.42

Lampiran 3 Hasil Analisa Body Lotion

Bahan Baku A B C D E F Citra pH 7.71 7.76 7.92 7.87 8.01 7.66 7.6 Viskositas 22800 17600 8200 5800 528 64 5300 Densitas 0.9994 0.9935 0.9929 0.9936 1.0011 1.0015 0.9926

Lampiran 4 Foto Ekstrak Daun Handeuleum

Gambar ekstrak daun handeuleum dengan variable komposisi pelarut

Pembuatan body..., Rizky Kurniawan, FT UI, 2012

Page 72: PEMBUATAN BODY LOTION DENGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20312195-S43405-Pembuatan body.pdf · Penulis menyadari bahwa dalam makalah skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan.

xx

Lampiran 5 Foto Pembuatan Body Lotion

5.1 Pembuatan Sediaan A (Fase Padat)

Stearic Acid Glyseril Stearat White Oil

Petroleum Jelly

Sediaan A (Stearic Acid + Glyseril stearat +White Oil + Petroleum Jelly +

Isopropil palmitat/Ekstrak Daun Handeuleum

Pembuatan body..., Rizky Kurniawan, FT UI, 2012

Page 73: PEMBUATAN BODY LOTION DENGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20312195-S43405-Pembuatan body.pdf · Penulis menyadari bahwa dalam makalah skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan.

xxi

5.2 Pembuatan Sediaan B (Fase Cair)

Glycerin Trietanolamine

Sediaan B (Glycerin + Trietanolamine + Air Demin) Campuran Sediaan Adan B

Body lotion dengan komposisi ekstrak daun handeuleum yang berbeda

Pembuatan body..., Rizky Kurniawan, FT UI, 2012