PEMBINAAN TARUNA TARUNI AKPOL SEBAGAI UPAYA...

165
PEMBINAAN TARUNA TARUNI AKPOL SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN AQIDAH ISLAMIYAH (STUDI KASUS DI AKADEMI KEPOLISIAN SEMARANG) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 dalam Ilmu Ushuluddin Oleh: EDY PURNOMO 074111004 FAKULTAS USHULUDDIN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2011

Transcript of PEMBINAAN TARUNA TARUNI AKPOL SEBAGAI UPAYA...

Page 1: PEMBINAAN TARUNA TARUNI AKPOL SEBAGAI UPAYA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...iii PENGESAHAN Skripsi saudara Edy Purnomo Nomor Induk Mahasiswa 074111004

PEMBINAAN TARUNA TARUNI AKPOL

SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN AQIDAH ISLAMIYAH

(STUDI KASUS DI AKADEMI KEPOLISIAN SEMARANG)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1

dalam Ilmu Ushuluddin

Oleh: EDY PURNOMO

074111004

FAKULTAS USHULUDDIN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

2011

Page 2: PEMBINAAN TARUNA TARUNI AKPOL SEBAGAI UPAYA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...iii PENGESAHAN Skripsi saudara Edy Purnomo Nomor Induk Mahasiswa 074111004

ii

PEMBINAAN TARUNA TARUNI AKPOL

SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN AQIDAH ISLAMIYAH

(STUDI KASUS DI AKADEMI KEPOLISIAN SEMARANG)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat

guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 dalam Ilmu Ushuluddin

Oleh

EDY PURNOMO

074111004

Semarang, 27 Desember 2011

Disetujui oleh

Pembimbing I Pembimbing II

Dra. Hj. Siti Munawaroh Thowaf, M. Ag Rokhmah Ulfah, M.Ag NIP. 195108081977032001 NIP. 197005131998032002

Page 3: PEMBINAAN TARUNA TARUNI AKPOL SEBAGAI UPAYA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...iii PENGESAHAN Skripsi saudara Edy Purnomo Nomor Induk Mahasiswa 074111004

iii

PENGESAHAN

Skripsi saudara Edy Purnomo

Nomor Induk Mahasiswa 074111004

telah dimunaqosahkan oleh Dewan

Skripsi Fakultas Ushuluddin IAIN

Walisongo Semarang pada tanggal:

27 Desember 2011

Dengan diterima serta disahkan sebagai

salah satu syarat guna memperoleh gelar

Sarjana dalam Ilmu Ushuluddin.

Dekan Fakultas/Ketua Sidang

Dr. Nasihun Amin, M.Ag NIP. 196807011993031003

Pembimbing I Pembimbing II

Dra. Hj. Siti Munawaroh Thowaf., M. Ag Rokhmah Ulfah, M.Ag NIP. 195108081977032001 NIP. 197005131998032002

Penguji I Penguji II

Prof. Dr. H. Ghazali Munir, MA Dra. Yusriyah, M. Ag NIP. 194806261981031001 NIP. 196403021993032001

Sekretaris Sidang

Dr. Zainul Adzfar, M. Ag NIP.197308262002121002

Page 4: PEMBINAAN TARUNA TARUNI AKPOL SEBAGAI UPAYA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...iii PENGESAHAN Skripsi saudara Edy Purnomo Nomor Induk Mahasiswa 074111004

iv

PERSEMBAHAN

Skripsi Ini Penulis Persembahkan Kepada Bapak dan Ibu

Tercinta, Sebagai Ungkapan Terima Kasih Yang Sedalam-

Dalamnya Atas Perjuangan, Dorongan Moral Dan Material

Yang Tiada Minta Balasan.

Page 5: PEMBINAAN TARUNA TARUNI AKPOL SEBAGAI UPAYA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...iii PENGESAHAN Skripsi saudara Edy Purnomo Nomor Induk Mahasiswa 074111004

v

MOTTO

“HIDUP SEKALI HIDUP YANG BERARTI, TERHORMAT DI “HIDUP SEKALI HIDUP YANG BERARTI, TERHORMAT DI “HIDUP SEKALI HIDUP YANG BERARTI, TERHORMAT DI “HIDUP SEKALI HIDUP YANG BERARTI, TERHORMAT DI

TENGAH MATENGAH MATENGAH MATENGAH MASYARAKAT, MULIA DI SISI ALLAH SWT.”SYARAKAT, MULIA DI SISI ALLAH SWT.”SYARAKAT, MULIA DI SISI ALLAH SWT.”SYARAKAT, MULIA DI SISI ALLAH SWT.”

Page 6: PEMBINAAN TARUNA TARUNI AKPOL SEBAGAI UPAYA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...iii PENGESAHAN Skripsi saudara Edy Purnomo Nomor Induk Mahasiswa 074111004

vi

KATA PENGANTAR

EF; اD ا@?=BC ا@?=>;

ـشرف اال نبيـاء رب العـــا مليـن وصـال ة والسـال م على ا احلمــد هللا

د نا حممد وعـلى أله وصحبـه امجـعــني, امـا بعد.ـيواملرسلــني س

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah

melimpahkan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya, akhirnya penulis dapat

menyelesaikan penyusunan skripsi ini yang merupakan tugas dan syarat yang

wajib dipenuhi guna memperoleh gelar kesarjanaan dari Fakultas Ushuluddin

IAIN Walisongo Semarang.

Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita,

Nabi Muhammad saw. yang telah membawa risalah Islam yang penuh dengan

ilmu pengetahuan khususnya ilmu-ilmu keislaman, sehingga dapat menjadi bekal

hidup kita, baik di dunia hingga akhirat kelak.

Ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya penulis sampaikan kepada

semua pihak yang telah memberikan pengarahan, bimbingan dengan moral dan

bantuan apapun yang sangat besar artinya bagi penulis. Ucapan terima kasih

terutama penulis sampaikan kepada:

1. Prof. Dr. H. Muhibbin, M.A., selaku Rektor IAIN Walisongo Semarang.

2. Dr. Nasihun Amin, M.A., selaku dekan Fakultas Ushuluddin IAIN Walisongo

Semarang.

3. Dr. Zainul Adzfar dan Bahroon Ansori, M. Ag selaku kajur dan sekjur Aqidah

dan Filsafat.

4. Ibu Dra. Hj. Siti Munawaroh Thowaf., M. Ag., selaku pembimbing I, Ibu

Rokhmah Ulfah, M. Ag., selaku pembimbing II, penulis mengucapkan terima

kasih atas semua saran, arahan dan bimbingan serta keikhlasan dan

Page 7: PEMBINAAN TARUNA TARUNI AKPOL SEBAGAI UPAYA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...iii PENGESAHAN Skripsi saudara Edy Purnomo Nomor Induk Mahasiswa 074111004

vii

kebijaksanaannya meluangkan waktu dalam membimbing penulis

menyelesaikan penulisan skripsi ini.

5. Segenap bapak dan ibu dosen beserta karyawan di lingkungan Fakultas

Ushuluddin IAIN Walisongo Semarang yang telah memberikan berbagai

pengetahuan yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu, sehingga penulis

mampu menyelesaikan penulisan skripsi ini.

6. Irjen Pol. Drs. H. Amin Saleh, selaku gubernur Akademi Kepolisian yang

telah memberikan ijin penelitian.

7. AKBP Drs. Irzam, M. S. I, yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk

dapat kuliah., AKBP Slamet Loesiono, SIK yang telah memberikan banyak

informasi dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.

8. DR. H. Yusuf Suyono, MA yang telah mengarahkan, membimbing,

mensupport penulis untuk dapat kuliah di IAIN Walisongo ini.

9. Seluruh Staf dan Jajaran Lembaga Pendidikan Akpol yang telah banyak

membantu atas tersusunnya Skripsi ini, terutama terutama Iptu Sutrisno, SH

selaku Paur Watpers beserta staf, bu Nani Mulyani, Pak Pardi, bu Lasmi, mas

Halim, pak Muhtarom.

10. Ayahanda Mukharor dan Ibunda Maemonah terkasih, adikku Siti Yamro’atul

Farida beserta suaminya Taufiq, Dhiah Mustika Sari dan seluruh keluarga

yang telah memberikan dukungan, baik moril maupun materiil yang tulus dan

ikhlas berdo’a demi terselesainya skripsi ini.

11. Seluruh jajaran Pengurus, Pengawas, Penasehat, Pelindung KPRI ”Nusantara”

IAIN Walisongo Semarang yang telah memberikan dukungannya kepada

penulis hingga skripsi ini terselesaikan. Terutama Bapak Drs. Suratman, MM

yang telah memberikan ijin dan kesempatan untuk menyelesaikan kuliahku

ini, kepada bapak Priyono, M. Pd, ibu Soimah, S. Ag, mas Fahmi Jauhari, SE.,

M. Si, mas Supriono, SE, bapak Muntoha, S. Ag., MM, pak Fauzin, S. Ag

terima kasih banyak. Mb Naely Mazia, SKM dan mb. Endang Ariyanti yang

seringkali banyak memberikan support kepada saya terima kasih banyak.

12. Teman-teman se-atap dan seperjuangan, mas Solikin, mas Zainul, Sardi,

Narwan, yang telah banyak memberikan bantuannya.

Page 8: PEMBINAAN TARUNA TARUNI AKPOL SEBAGAI UPAYA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...iii PENGESAHAN Skripsi saudara Edy Purnomo Nomor Induk Mahasiswa 074111004

viii

13. Teman-teman angkatan 2007 terkhusus anak-anak Aqidah dan Filsafat M.

Idrus, Nur Syahid, Fahrul Ansori, baik secara langsung maupun tidak

langsung memberi semangat dan menemani penulis sehingga dapat

menyelesaikan skripsi ini.

14. Kepada sdri. Ayu Setyaningrum yang tak henti-hentinya memberikan support

atas penyusuna skripsi ini.

15. Semua pihak yang telah membantu penulis yang tidak bisa penulis sebutkan

satu persatu.

Semoga yang telah diberikan merupakan amal kebaikan yang dapat

memberikan manfaat bagi semua. Penulis hanya dapat berdoa jazakumullah

ahsasnal jaza’.

Penulis menyadari sepenuhnya terlalu banyak kekurangan dalam

penulisan skripsi ini, namun penulis meyakini, justru dari kekurangan itulah

kesempurnaan bisa diraih. Maka dalam hal ini penulis mengharapkan kritik dan

saran yang konstruktif dari para pembaca demi kesempurnaan skripsi ini.

Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis

khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya. Aamiin.

Semarang,

Penulis

Page 9: PEMBINAAN TARUNA TARUNI AKPOL SEBAGAI UPAYA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...iii PENGESAHAN Skripsi saudara Edy Purnomo Nomor Induk Mahasiswa 074111004

ix

ABSTRAKSI

Pada dasarnya manusia lahir ke dunia ini sudah membawa potensi keagamaan, akan tetapi dalam perjalanannya potensi tersebut tidak selamanya dapat berkembang dengan baik. Agar potensi ini dapat berkembang dengan baik maka perlu adanya usaha pembinaan sejak dini. Terlebih sebagai muslim orientasi kita tidak hanya bahagia di dunia akan tetapi juga selamat di akhirat nanti.

Taruna dan taruni sebagai remaja yang disiapkan menjadi kader pemimpin Polri adalah manusia biasa yang terkadang salah dan lupa. Sehingga dibutuhkan sebuah usaha pembinaan agar mereka senantiasa terarah ke jalan yang benar baik dihadapan hukum atau di hadapan Allah Swt. Terlebih cita-cita lembaga Akademi Kepolisian ini adalah mencetak Perwira Polri yang profesional dibidangnya dan dengan tetap menjaga nilai-nilai agama yaitu aqidah Islamiyah.

Usaha untuk menanamkan nilai-nilai aqidah ini dapat penulis lihat dalam kegiatan pengasuhan agama yang ada, terutama pada setiap Ahad pagi, yaitu kegiatan dimulai dari salat Subuh berjama’ah, dilanjutkan pembacaan yasin, tahlil, asma’ul husna, siraman rohani, do’a bersama, diskusi, dan diakhiri dengan kurve atau bersih-bersih bersama.

Semua usaha pembinaan ini tidak dapat berjalan lancar tanpa didukung oleh beberapa faktor, di antaranya para pembina, masyarakat komplek Akpol, alam sekitar dan yang tidak kalah pentingnya adalah kebijakan Pimpinan lembaga yang pro aktif dalam usaha pembinan agama.

Penelitian ini mengambil rumusan masalah adalah hubungan pembinaan Personel terhadap upaya peningkatan aqidah Islamiyah taruna dan taruni Akademi Kepolisian Semarang? dan sejauhmana peran pembinaan Personel di lingkungan Lembaga Pendidikan Akademi Kepolisian Semarang?

Masalah yang dihadapi Taruna dan Taruni dalam hal ini adalah padatnya jadwal kegiatan yang ada sehingga menguras energi baik fisik maupun psikis. Hal ini mengakibatkan pembinaan yang dijalankan menjadi kurang efektif. Maka tujuan penelitian ini adalah untuk untuk menjelaskan peran pembinaan personel terhadap upaya peningkatan aqidah islamiyah taruna dan taruni Akademi Kepolisian Semarang dan semua faktor yang mempengaruhinya.

Page 10: PEMBINAAN TARUNA TARUNI AKPOL SEBAGAI UPAYA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...iii PENGESAHAN Skripsi saudara Edy Purnomo Nomor Induk Mahasiswa 074111004

x

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN

Penulisan ejaan arab dalam skripsi ini berpedoman pada keputusan menteri agama dan menteri departemen pendidikan Republik Indonesia nomor : 158 tahun 1987. Dan 0543/u/1987. Tentang pedoman transliterasi arab-latin, dengan beberapa modifikasi sebaga berikut :

A. Konsonan tunggal

Huruf arab Nama Huruf latin Nama

أ

ب

ت

ث

ج

ح

خ

د

ذ

ر

ز

س

ش

ص

Alif

Ba

Ta

Sa

Jim

Ha

Kha

Dal

Zal

Ra

Zai

Sin

Syin

Sad

Tidak di lambangkan

B

T

S

J

H

Kh

D

Z

R

Z

S

Sy

Sh

Tidak di lambangkan

Be

Te

As (dengan titik di atas)

Je

Ha (dengan titik di atas)

Ka dan ha

De

Zet (dengan titik di atas)

Er

Zat

Es

Es dan ye

Es dan ha

Page 11: PEMBINAAN TARUNA TARUNI AKPOL SEBAGAI UPAYA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...iii PENGESAHAN Skripsi saudara Edy Purnomo Nomor Induk Mahasiswa 074111004

xi

ض

ط

ظ

ع

غ

ف

ق

ك

ل

م

ن

و

هـ

ء

ي

Dad

Ta

Za

`ain

Gain

Fa

Qaf

Kaf

Lam

Mim

Nun

Wau

Ha

Hamzah

Ya

D

T

Z

_`

G

F

Q

K

L

M

N

W

H

_`

Yang

De (dengan titik di atas)

Te (dengan titik di atas)

Zet (dengan titik di atas)

Koma terbalik di atas

Ge

Ef

Ki

Ka

El

Em

En

We

Ha

Apostruf

Te

B. Konsonan rangkap karena syaddah ditulis rangkap

tuvw Ditulis Muta`addidah د ة

tx Ditulis Qaddaraر

Page 12: PEMBINAAN TARUNA TARUNI AKPOL SEBAGAI UPAYA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...iii PENGESAHAN Skripsi saudara Edy Purnomo Nomor Induk Mahasiswa 074111004

xii

C. Ta` marbutah di akhir kata

1. Bila dimatikan ditulis dengan h.

yCz= Ditulis Hikmah

y{| Ditulis `illah

(ketentuan ini tidak diperlukan bagi kata-kata arab yang sudah terserap dalam bahasa Indonesia, seperti zakat, shalat, dan sebagainya, kecuali bila dikehendaki lafaz aslinya).

2. Bila diikuti dengan kata sandang “ al ” serta bacaan kedua terpisah, maka

ditulis dengan h.

`Ditulis Karamah al-auliya آ?اyw ا� و@>~ء

Ditulis Zakah al-fitri زآ~ة ا@��?

D. Penulisan kata-kata dalam rangkaian kalimat

Ditulis Zawi al-furud ذوي ا@�?ض

y�E@اه� ا Ditulis Ahl al-sunnah

E. Kata sandang alif+lam

Penulisan kata sandang al (ال) disesuaikan dengan huruf yang mengikutinya. Jika huruf yang mengikutinya huruf qamariyyah, maka penulisan

al (ال) tetap seperti semula. Namun jika huruf yang mengikutinya adalah huruf syamsiyyah, maka akan disesuaikan dengan huruf yang mengikutinya. Contoh :

al-Qur`an : ا@�?� ن

@�C� ا : asy-Syams

Catatan : transliterasi tersebut tidak diterapkan secara ketat untuk penulisan

nama orang Indonesia dan orang-orang yang di dalamnya terdapat kata sandang

al (ال) yang diikuti oleh kata “Allah”. Seperti: Abdullah tidak ditulis Abd.

Allah.

Page 13: PEMBINAAN TARUNA TARUNI AKPOL SEBAGAI UPAYA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...iii PENGESAHAN Skripsi saudara Edy Purnomo Nomor Induk Mahasiswa 074111004

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... iii

HALAMAN MOTTO ....................................................................................... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................... v

KATA PENGANTAR ....................................................................................... vi

ABSTRAKSI ...................................................................................................... ix

HALAMAN TRANSLITERASI ARAB-INDONESIA .................................. x

DAFTAR ISI ...................................................................................................... xiii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ......................................................................... xvi

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ........................................................ 1

B. Perumusan Masalah ................................................................ 15

C. Manfaat dan Tujuan Penelitian ............................................... 16

D. Metodologi Penelitian ............................................................. 17

E. Populasi dan Sampel ............................................................... 19

F. Desain Penelitian ..................................................................... 21

BAB II : PROFIL LEMBAGA PENDIDIKAN AKADEMI KEPOLISIAN

A. Sejarah Lembaga Pendidikan Akademi Kepolisian ................. 24

B. Visi dan Misi Lembaga Pendidikan Akademi

Kepolisian……………… ......................................................... 33

C. Tri Brata .................................................................................... 35

D. Sejarah Pembinaan Mental Personel Akademi Kepolisian ...... 39

E. Latar Belakang Sosial Geografis, Ekonomi dan Keagamaan

Taruna dan Taruni Akpol ......................................................... 51

F. Model-Model Pembinaan Personel Lembaga Pendidikan

Akademi Kepolisian ................................................................. 57

Page 14: PEMBINAAN TARUNA TARUNI AKPOL SEBAGAI UPAYA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...iii PENGESAHAN Skripsi saudara Edy Purnomo Nomor Induk Mahasiswa 074111004

xiv

BAB III : TINJAUAN UMUM TENTANG PEMBINAAN AGAMA DAN

AQIDAH ISLAMIYAH

A. Pembinaan Agama .................................................................... 82

1. Pengertian Pembinaan ........................................................ 82

2. Pengertian Agama .............................................................. 84

B. Ilmu Keagamaan Islam ............................................................. 88

1. Aqidah ................................................................................. 88

2. Syari’ah ............................................................................... 94

3. Akhlak ................................................................................. 96

C. Hubungan Aqidah dengan Syari’ah……………… .................. 97

D. Ruang Lingkup Aqidah ............................................................. 98

E. Sumber Aqidah Islamiyah ........................................................ 99

F. Manfa’at Pembelajaran Aqidah ................................................ 101

G. Model-Model Pembinaan ......................................................... 102

H. Materi Dakwah atau Pembinaan Dalam Islam ......................... 105

I. Wasilah (Media) Dakwah Islam ............................................... 107

BAB IV : ANALISIS

A. Efektifitas Pembinaan Agama Bagi Taruna dan Taruni di

Akademi Kepolisian................................................................... 109

B. Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Keberhasilan Dalam

Pembinaan Agama Terhadap Taruna dan Taruni di Akademi

Kepolisian .................................................................................. 118

C. Hal Yang Menarik dari Pembinaan Agama di Akademi

Kepolisian .................................................................................. 125

BAB V : KESIMPULAN, SARAN DAN PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................... 126

B. Saran-saran ................................................................................. 128

C. Penutup ...................................................................................... 131

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN - LAMPIRAN

Page 15: PEMBINAAN TARUNA TARUNI AKPOL SEBAGAI UPAYA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...iii PENGESAHAN Skripsi saudara Edy Purnomo Nomor Induk Mahasiswa 074111004

xv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

1. Nama : Edy Purnomo

2. Tempat Tanggal Lahir : Demak, 01 Desember 1984

3. Alamat : Komplek Akpol Blok F No. 33 Semarang

4. Pendidikan :

a. SD Negeri 02 Tlogorejo Lulus Tahun 1997

b. SLTP Negeri 1Karangawen Lulus Tahun 2000

c. SMK N 4 Semarang Lulus Tahun 2003

d. IAIN Walisongo Semarang Angkatan 2007

Page 16: PEMBINAAN TARUNA TARUNI AKPOL SEBAGAI UPAYA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...iii PENGESAHAN Skripsi saudara Edy Purnomo Nomor Induk Mahasiswa 074111004

1

BAB I

PEMBINAAN TARUNA TARUNI AKPOL

SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN AQIDAH ISLAMIYAH

(STUDI KASUS DI AKADEMI KEPOLISIAN SEMARANG)

A. Latar Belakang Masalah

Manusia lahir ke dunia tidak dalam keadaan kosong akan tetapi manusia

diberi potensi-potensi oleh Tuhan yang harus dikembangkan oleh manusia itu

sendiri baik melalui dirinya sendiri maupun melalui bantuan orang lain. Potensi

yang paling berharga adalah potensi keagamaan. Potensi ini sangat berharga

karena dapat mengarahkan kehidupan manusia yang tidak hanya berdimensi

materiil (jasmani) tetapi juga berdimensi spiritual (rohani) dan tidak hanya

berdimensi jangka pendek (duniawi) tapi juga jangka panjang yang bisa

menembus berbagai waktu (ukhrawi).1

Menurut Woodworth, bayi dilahirkan sudah memiliki beberapa instink

diantaranya instink keagamaan. Belum terlihatnya tindak keagamaan pada diri

anak karena beberapa fungsi kejiwaan yang menopang kematangan berfungsinya

instink itu belum sempurna.2

1 Nasirudin, M. Ag, Laporan Penelitian Individual, Pendidikan Tauhid Model Salafi (Studi

Kasus di Pondok Pesantren Islam Wonolopo Mijen Semarang), (Semarang, 2009), hlm. 1 2 Prof. Dr. H. Jalaluddin, Psikologi Agama (edisi revisi 2002), (Jakarta: PT. RajaGrafindo

Persada, 2002), cet. Ke-6, hlm. 65

Page 17: PEMBINAAN TARUNA TARUNI AKPOL SEBAGAI UPAYA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...iii PENGESAHAN Skripsi saudara Edy Purnomo Nomor Induk Mahasiswa 074111004

2

Dalam kehidupan ini manusia juga membutuhkan sebuah pegangan hidup

yang dapat menopang eksistensinya sebagai makhluk yang bermartabat dan

bermakna secara hakiki, terhormat di tengah masyarakat dan mulia di sisi Allah

Swt. Di antara sandaran atau pegangan yang paling penting dalam kehidupan

manusia adalah nilai (value)3 yang dianggap sebagai sesuatu yang diidam-

idamkan dan diperjuangkan untuk dikejar atau diperoleh seseorang dengan

mengorbankan apa yang dimilikinya baik berupa harta, energi, waktu maupun

kedudukan demi nilai tersebut.4 Nilai yang hakiki tersebut adalah aqidah. Karena

dengan nilai tersebut manusia dapat terbebas dari pengaruh-pengaruh negatif

yang dapat menggagalkan visi dan misi manusia dalam rangka menggapai

kebahagiaan hidup dunia dan akhirat.

Pada asalnya manusia adalah bertauhid, dan bertauhid adalah fitrah yang

dikaruniakan Allah untuk manusia. Allah berfirman:

óΟÏ%r' sù y7yγ ô_ uρ ÈÏe$#Ï9 $Z�‹ ÏΖym 4 |Nt� ôÜÏù «! $# ÉL ©9 $# t�sÜ sù } $ ¨Ζ9$# $pκö� n=tæ 4 Ÿω Ÿ≅ƒÏ‰ö7 s? È, ù=y⇐Ï9 «! $# 4

š�Ï9≡ sŒ ÚÏe$!$# ÞΟ ÍhŠs) ø9 $# �∅ Å3≈ s9 uρ u�sYò2r& Ĩ$ ¨Ζ9$# Ÿω tβθ ßϑn=ôè tƒ ∩⊂⊃∪ : رة ا��وم� }30 {

Artinya : “Maka hadapkanlah wajahmu dengan Lurus kepada agama

Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut

3 Dalam filsafat etika, nilai (velue) berobyek pada kebaikan (virtue) dan keburukan (badness).

Nilai-nilai yang dianggap baik inilah yang akan dikejar dan diperjuangkan seseorang untuk

mendapatkannya sesuai dengan pendangan hidupnya. Baca Aristoteles, Introduction to Nicomachean

Ethic, (Oxford: Oxford University Press, 1978), hlm. ix 4 Ibid, hlm.2

Page 18: PEMBINAAN TARUNA TARUNI AKPOL SEBAGAI UPAYA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...iii PENGESAHAN Skripsi saudara Edy Purnomo Nomor Induk Mahasiswa 074111004

3

fitrah itu. tidak ada perubahan pada fitrah5 Allah. (Itulah) agama yang lurus;

tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui” 6 (QS. Ar Rum ayat:30)

Rasulullah Muhammad Saw. dalam hal ini bersabda;

أ�� ه���ة �� روا� ( كل مولود يولد على الفطرة فأبواه يهودانه وينصرانه وميجسانه

�ن ا���������7) �92�ب ا�&%�ة : : ا�$#�رى �� آ �ب ا

Artinya : “setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah, maka kedua ibu

dan bapaknya lah yang membuatnya menjadi Yahudi, Nasrani, atau Majusi.”

(HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Oleh karena itu aqidah, keyakinan yang sudah tertanam kuat dalam diri ini

harus senantiasa dijaga keberadaannya sebagai bentuk pengabdian kita kepada

Allah Swt dengan berbagai macam cara walaupun harus mengorbankan nyawa

ini. Begitu berharganya potensi keagaman dan nilai aqidah ini, pendidikan atau

siraman rohani mutlak diperlukan. Potensi-potensi yang ada dalam diri manusia

tidak akan berkembang kalau tidak dikembangkan melalui pendidikan baik yang

bersifat formal dalam kelas-kelas maupun lewat mimbar-mimbar pengasuhan

(pengajian), dan sebagainya.

Pengaruh ideologi asing yaitu faham sosialisme liberal, sosialisme radikal,

dan komunis senantiasa merupakan ancaman terhadap ideologi Pancasila. Masih

kurang kesadaran hukum masyarakat, adanya perbenturan nilai-nilai lama dalam

5 Fitrah Allah: Maksudnya ciptaan Allah. manusia diciptakan Allah mempunyai naluri

beragama Yaitu agama tauhid. kalau ada manusia tidak beragama tauhid, Maka hal itu tidaklah wajar.

mereka tidak beragama tauhid itu hanyalah lantaran pengaruh lingkungan.

6Yayasan Penyelenggara Penerjemah/Tafsir al-Qur’an, Al Qur’an dan Terjemahnya,

Departemen Agama 1995, hlm. 645 7 Abu Abdillah Muhammad ibn Isma’il al-Bukhari, Syarh Shahih al-Bukhari, Dar al-Kutub al-

Ilmiyah, Beirut, 2001, Juz 1, hlm. 92

Page 19: PEMBINAAN TARUNA TARUNI AKPOL SEBAGAI UPAYA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...iii PENGESAHAN Skripsi saudara Edy Purnomo Nomor Induk Mahasiswa 074111004

4

masyarakat dengan nilai-nilai baru akibat efek samping kemajuan, yang

dihasilkan pembangunan. Kerukunan hidup umat beragama yang masih mendapat

ancaman dari unsur fanatisme agama yang sempit, dan motif-motif politik.8

Sehingga lama kelamaan keyakinan yang sudah tertanam dalam hati sedikit demi

sedikit terkikis oleh pengaruh-pengaruh negatif pergaulan, lingkungan. Terlebih

dengan pesatnya pertumbuhan teknologi telekomunikasi menjadikan budaya-

budaya asing mudah diakses oleh siapa saja.

Oleh karena hal itu di atas kita harus punya benteng aqidah yang kuat agar

kita tidak terbawa arus globalisasi yang apabila tidak selektif kita akan terjerumus

pada lembah hitam yang jauh akan agama. Hal ini pula tentunya dibutuhkan

semua umat Islam termasuk Taruna dan taruni Akademi Kepolisian yang

notabene adalah para kader pemimpin Polri di masa depan.

Sebagai remaja pada umumnya Taruna dan Taruni tidak dapat lari dari

periode yang sangat menentukan dalam hidupnya ini. Padahal dalam

perkembangan manusia maka masa remaja menduduki tahap progresif. Sesuai

dengan perkembangan jasmani dan rohaninya, maka agama pada remaja turut

dipengaruhi perkembangan itu. Perkembangan agama pada remaja ditandai oleh

beberapa faktor perkembangan jasmani dan rohaninya. Perkembangan itu

menurut W. Starbuck adalah:9

1. Pertumbuhan pikiran dan mental

8 Program Kerja Dinas Pembinaan Mental Polri Tahun 1984-1985, (Jakarta:1984), h. 3

9 Prof. Dr. H. Jalaluddin, Op. Cit., h. 74-77

Page 20: PEMBINAAN TARUNA TARUNI AKPOL SEBAGAI UPAYA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...iii PENGESAHAN Skripsi saudara Edy Purnomo Nomor Induk Mahasiswa 074111004

5

Ide dan dasar keyakinan beragama yang diterima remaja dari masa kanak-

kanak sudah tidak begitu menarik bagi mereka sehingga sikap kritis terhadap

agama mulai timbul. Selain masalah agama mereka juga mulai tertarik pada

masalah kebudayaan, sosial, ekonomi, dan norma-norma kehidupan lainnya.

2. Perkembangan perasaan

Berbagai perasaan mulai berkembang pada remaja. Perasaan sosial, etis,

estetis, mendorong remaja untuk menghayati perikehidupan yang terbiasa

dalam lingkungan. Kehidupan relijius akan mendorong dirinya lebih dekat

kearah yang relijius juga. Sebaliknya remaja yang kurang mendapat

pendidikan agama dan siraman ajaran agama lebih mudah didominasi

dorongan seksual. Didorong perasaan ingin tahu dan perasaan super, remaja

lebih mudah terperosok ke arah tindakan seksual yang negatif.

3. Pertimbangan sosial

Corak keagamaa remaja juga ditandai oleh adanya pertimbangan sosial.

Dalam kehidupan keagamaan mereka timbul konflik antara pertimbangan

moral dan material. Karena kehidupan dunia lebih dipengaruhi kepentingan

materi, maka para remaja lebih cenderung jiwanya untuk bersikap materialis.

4. Perkembangan moral

Perkembangan moral para remaja bertitik tolak dari rasa berdosa dan usaha

untuk mencari proteksi. Tipe moral yang juga terlihat pada para remaja juga

mencakup:

Page 21: PEMBINAAN TARUNA TARUNI AKPOL SEBAGAI UPAYA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...iii PENGESAHAN Skripsi saudara Edy Purnomo Nomor Induk Mahasiswa 074111004

6

a. Self-directive, taat terhadap agama atau moral berdasarkan pertimbangan

pribadi.

b. Adaptive, mengikuti situasi lingkungan tanpa mengadakan kritik.

c. Submissive, merasakan adanya keraguan terhadap ajaran moral dan agama

d. Unadjusted, belum meyakini akan kebenaran ajaran agama dan moral.

e. Deviant, menolak dasar hukum dan keagamaan serta moral.

5. Sikap dan minat

Sikap dan minat remaja terhadap masalah keagamaan boleh dikatakan sangat

kecil dan hal ini tergantung dari kebiasaan masa kecil serta lingkungan agama

yang mempengaruhi mereka.

6. Ibadah

Pandangan para remaja terhadap ajaran agama, ibadah dan masalah do’a

sebagaimana yang telah diteliti oleh Ross dan Oskar Kupky dapat

disimpulkan bahwa 17% remaja mengatakan bahwa sembahyang bermanfaat

untuk komunikasi dengan Tuhan, sedangkan 26% diantarnya menganggap

bahwa sembahyang merupakan media untuk bermeditasi.

Melihat kondisi di atas, Taruna dan Taruni merupakan suatu obyek yang

sangat menarik untuk di teliti. Terlebih upaya membesarkan Polri baik secara

kuantitatif maupun kualitatif menuju Polri yang dicintai dan dibanggakan oleh

masyarakat adalah tujuan yang sangat mulia. Oleh karena itu dalam rangka

memenuhi harapan masyarakat terhadap peran Polri sebagai alat penegak hukum,

Page 22: PEMBINAAN TARUNA TARUNI AKPOL SEBAGAI UPAYA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...iii PENGESAHAN Skripsi saudara Edy Purnomo Nomor Induk Mahasiswa 074111004

7

pengayom, pelindung dan pembimbing masyarakat, serta kebijakan Polri di depan

untuk menangani masalah keamanan dalam negeri dirasakan bahwa pembinaan

personel bagi Taruna dan Taruni sebagai penerus kepemimpinan Polri harus lebih

ditingkatkan secara sistematis dan berlanjut .10

Mengingat Lembaga Pendidikan Akademi Kepolisian adalah sebuah

lembaga yang mencetak kader-kader pemimpin Polri di masa yang akan datang,

dan ini adalah satu-satunya di Indonesia yang berpusat di Candi Baru Semarang.

Hal ini menjadikan Lembaga Pendidikan ini menjadi sorotan publik terkait

tugasnya yaitu mencetak para Perwira Polri yang bermoral, professional dan

mampu beradaptasi dengan perkembangan lingkungan yang serba modern dan

canggih, sehingga keberadaan Polri di tengah masyarakat akan semakin dipercaya

di dalam melaksanakan tugasnya sebagai pemelihara kamtibmas, penegak hukum,

pelindung, pengayom, dan pelayan masyarakat.11

Terkait hal tersebut di atas menjadi sangat berat tugas yang harus diemban

oleh lembaga pendidikan yang menyiapkan para kader-kader pemimpin Polri

tersebut. Lembaga tersebut adalah Akademi Kepolisian Semarang. Pendidikan

Akademi Kepolisian pada dasarnya bertujuan mengembangkan potensi taruna

agar menjadi sosok polisi yang beretika, berketrampilan teknis profesional

10Baca Aktualisasi Pembinaan Mental Fungsi Komando Dalam Rangka Mewujudkan

Penampilan Perorangan, 1998, hlm. iii 11 Sambutan Kapolri Jenderal Drs. Sutanto dalam buku profil Akademi Kepolisian (the profile

of Indonesian Police Academy), 2007,hlm. ii

Page 23: PEMBINAAN TARUNA TARUNI AKPOL SEBAGAI UPAYA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...iii PENGESAHAN Skripsi saudara Edy Purnomo Nomor Induk Mahasiswa 074111004

8

kepolisian, berkesamaptaan jasmani, bernalar ilmiah, berjiwa pemimpin, dan

memiliki integritas yang tinggi.12

Apalagi dalam kaitannya tugasnya nanti sebagai penegak hukum, pelindung,

pengayom, dan pelayan masyarakat. Maka sudah barang tentu prosentase gesekan

terhadap dunia kriminalitas sangatlah besar. Hal tersebut menjadi sebuah

konsekuensi yang harus dibayar mahal oleh mereka. Ketidakmampuan dalam

menjalankan tugas sesuai tuntutan moral, etika, dan agama, serta masyarakat akan

berakibat sangat fatal. Di sini peran aqidah yang kuat menjadi hal yang tidak

dapat ditawar lagi dalam pelaksanaan tugas tersebut. Sehingga dapat berjalan

lancar dan sesuai dengan norma-norma dan hukum yang berlaku baik hukum

masyarakat, negara maupun agama.

Dengan berbagai latar belakang pendidikan agama yang minim membuat

taruna dan taruni Akademi Kepolisian ini menjadi salah satu obyek empuk yang

sangat mudah terpengaruh dengan budaya-budaya yang negatif. Terlebih sebagai

manusia biasa taruna dan taruni Akademi Kepolisian ini tidak hanya dituntut

untuk kerja secara profesional saja akan tetapi sebagai manusia yang beragama

mereka juga dituntut untuk kerja yang bermutu, terarah pada pengabdian kepada

Allah Swt dan kerja yang bermanfaat bagi orang lain.13

Untuk menghasilkan produk pekerjaan yang bermutu, islam memandang

kerja yang dilakukan adalah kerja professional, yaitu kerja yang didukung ilmu

12 Baca profil Akademi Kepolisian (The Profile Of Indonesian Police Academy, 2007), hlm. 87

13 Abuddin Nata, MA, Prof, Dr, H, Metodologi Studi Islam, (Jakarta: Rajawali Press, 1998),

hlm. 93

Page 24: PEMBINAAN TARUNA TARUNI AKPOL SEBAGAI UPAYA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...iii PENGESAHAN Skripsi saudara Edy Purnomo Nomor Induk Mahasiswa 074111004

9

pengetahuan, keahlian, pengalaman, kesungguhan, dan seterusnya. Karena suatu

pekerjaan yang diserahkan bukan pada ahlinya maka tunggulah kehancurannya.

Demikian peringatan dari Nabi.14 Sehingga para calon pemimpin Polri ini tidak

terperangkap dalam kebimbangan, menipu dirinya sendiri dengan perasaan bahwa

dia masih commited dan terikat dengan Islam serta tidak sadar bahwa dirinya

berada dalam satu lembah di mana Islam berada di lembah yang lain dimana

jurang pemisah antara kedua lembah itu laksana jauhnya langit dan bumi.15

Hal ini sangat membahayakan terlebih kaitannya dengan tugas yang

diemban oleh para taruna dan taruni nanti ketika harus bertugas di wilayah.

Sehingga pemantapan aqidah islamiyah sedini mungkin harus dilakukan. Karena

aqidah adalah pokok-pokok ajaran din (islam) dan hukum-hukum yang qath’i

tanpa keraguan lagi, seperti keimanan dan mentauhidkan Allah, beriman kepada

malaikat, beriman kepada kitab-kitab Allah yang telah diturunkan kepada Nabi

dan Rasul-Nya, beriman pada hari akhir (kiamat), beriman pada takdir baik dan

buruk dari Allah serta semua hal yang ghaib yang didasarkan pada dalil-dalil yang

kuat juga kewajiban-kewajiban din dan hukum-hukum yang qath’i. Dengan

demikian, aqidah itu meliputi istilah iman, din, dan islam dalam i’tikad, serta

meliputi syari’at dalam segi pengalaman.16

14 Ibid, hlm. 93

15 Muhammad Abdullah As-Samman, Bagaimana Posisi Kita dalam Islam, (Solo:CV. Pustaka

Mantiq, 1993), cet. Ke-1, hlm. 12 16 Abdul Karim Al-Aqel, Nasher, Dr, Hubungan Akidah dan Syari’at, (Jakarta:Gema Insani

Press, 1996), cet. Ke-1, hlm. 13-14, baca pula Yazid bin Abdul Qadir Jawas ,Syrah ‘Aqidah Ahlus

Sunnah wal Jama’ah , (Po. Box 7803/JACC 13340 A:PT. Pustaka Imam Syafi’i, 2006), cet. Ke-3,

hlm. 27-28

Page 25: PEMBINAAN TARUNA TARUNI AKPOL SEBAGAI UPAYA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...iii PENGESAHAN Skripsi saudara Edy Purnomo Nomor Induk Mahasiswa 074111004

10

Aqidah merupakan suatu kepercayaan atau ideologi yang tersimpul dalam

qalbu, yang menurut Prof. TM. Hasby Ash Shiddieqy adalah sesuatu yang

dipegang teguh dan terhujam kuat di dalam lubuk jiwa dan tidak dapat beralih

daripadanya.17

Secara umum sebagaimana dikatakan Syeikh Muhammad Abu Zahrah

dalam kitabnya al-‘aqidah al-islamiyah adalah sebagaimana ulama’ pada

umumnya yaitu kita bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan Nabi

Muhammad Saw adalah utusan-Nya.18

Begitu pentingnya aqidah islamiyah ini sampai-sampai seseorang yang

mengaku islam yang dalam hal ini adalah taruna dan taruni Akademi Kepolisian

perlu dan bahkan wajib untuk mengetahui dan menjaganya agar tetap murni dan

terjaga. Sehingga menjadi sebuah nilai yang tak tergantikan bagi setiap muslim

termasuk taruna dan taruni Akademi Kepolisian.

Menurut AKBP Drs. Irzam, M.S.I selaku koordinator pengasuhan agama

islam di Akademi Kepolisian yang sempat penulis wawancarai mengungkapkan

bahwa pendidikan pengetahuan agama yang hanya 2 (dua) SKS dirasa belum

cukup untuk memenuhi kebutuhan rohani para kader pemimpin Polri ini.

Sehingga diperlukan pengetahuan agama tambahan yang harus disisipkan diluar

jam tersebut. Memang membutuhkan sebuah usaha keras dalam melaksanakan

17 M. Hamdani B.Dz, Pendidikan Ketuhanan dalam Islam, (Surakarta:Muhammadiyah

University Press, 2001), cet. Ke-1, hlm. 5 18 Syeikh Muhammad Abu Zahrah, Al-‘Aqidah Al-Islamiyah, (al-Azhar, al-Bahutsu al-

Islamiyyah, 1969M/1389H), cet. Ke-3, hlm. 7

Page 26: PEMBINAAN TARUNA TARUNI AKPOL SEBAGAI UPAYA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...iii PENGESAHAN Skripsi saudara Edy Purnomo Nomor Induk Mahasiswa 074111004

11

program ini mengingat jadwal taruna dan taruni Akademi Kepolisian yang

teramat padat.

Semua usaha yang dilakukan yang berkaitan dengan pembinaan personel

taruna dan taruni berupaya meningkatkan kualitas aqidah terhadap mereka.

Karena bagaimanapun pula mereka adalah kader-kader pemimpin masa depan di

Kapolisian kelak. Sedangkan dalam kerangka ideal, seorang pemimpin paling

tidak memiliki tiga syarat. Pertama, ia harus memiliki penerimaan (acceptability)

dikalangan umat itu sendiri sesuai dengan tingkat keberadaannya. Kedua, ia harus

memiliki penghargaan (accountability) dikalangan umat, baik kepenguasaannya

atas ilmu-ilmu keagamaan, maupun kemampuan dalam menjalankan roda

organisasi. Ketiga, ia harus memiliki kredibilitas (credibility) dikalangan

pemerintah dan kelompok-kelompok lain, sehingga dapat menjalin kemitraan

dengan berbagai potensi nasional dan menghadirkan Islam sebagai “rahmatan lil

‘alamin” dalam kontek kekuasaaan dan kemajemukan masyarakat Indonesia.19

Taruna dan taruni Akademi Kepolisian akan mempunyai pengaruh yang

sangat besar baik di jajarannya maupun masyarakat. Hal ini tidak dapat dipandang

sebelah mata. Menjadi kurang seimbang dengan tugas yang harus diembannya di

kemudian hari jikalau porsi pendidikan agama yang didapatkan sangatlah minim.

Dalam waktu itu mereka dididik dan disiapkan untuk menjadi penerus para

pemimpin Polri dimasa datang yang itu merupakan tugas yang sangat berat.

19 M. Din Syamsuddin, Dr, Etika dalam Membangun Masyarakat Madani, (Ciputat:PT. Logos

Wacana Ilmu, 2002), cet. Ke-2, hlm. 157

Page 27: PEMBINAAN TARUNA TARUNI AKPOL SEBAGAI UPAYA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...iii PENGESAHAN Skripsi saudara Edy Purnomo Nomor Induk Mahasiswa 074111004

12

Dalam waktu yang sangat singkat tersebut taruna dan taruni di haruskan

menguasahi materi-materi tentang kepolisian yang tidak sedikit, baik yang

bersifat teori yang diajarkan dalam kelas maupun yang bersifat praktek di

lapangan. Sehingga porsi untuk belajar yang lain khususnya agama sangatlah

minim.

Perlu diketahui bahwa profil lulusan Akademi Kepolisian adalah Sebagai

Manajer Tingkat Pertama (first line supervisor) Tugas Umum Kepolisian yang

Akademisi dan Praktisi dengan Kompetensi :

1. Mampu untuk melaksanakan pemeliharaan keamanan dan ketertiban

masyarakat, penegakkan hukum, perlindungan, pengayoman dan pelayanan

kepada masyarakat dengan menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia.

2. Mampu untuk merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan,

mengendalikan dan mengkoordinasikan tugas pokok kepolisian dalam rangka

menangkal timbulnya gangguan keamanan dan ketertiban serta penyakit

masyarakat dengan menggunakan dan memanfaatkan ilmu pengetahuan yang

relevan dan teknologi informasi.

3. Kemampuan mengintegrasikan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang

dimilikinya dalam rangka pelaksanaan tugas pokok kepolisian yang didukung

oleh kepribadian luhur, mental yang tangguh dan kesamaptaan yang prima.20

20http://www.akpol.ac.id/baru/index.php?option=com_content&view=article&id=88:kurikulum

&catid=42:kurikulum&Itemid=192

Page 28: PEMBINAAN TARUNA TARUNI AKPOL SEBAGAI UPAYA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...iii PENGESAHAN Skripsi saudara Edy Purnomo Nomor Induk Mahasiswa 074111004

13

Yang jadi permasalahan adalah, bagaimana mewujudkan pemimpin yang

ideal tadi, dalam hal ini adalah taruna dan taruni Akademi Kepolisian Semarang

yang notabenya adalah calon pemimpin Polri dimasa depan?

Oleh karena itu pembinaan personel (pengasuhan agama)21 menjadi bagian

yang sangat integral bagi usaha peningkatan aqidah islamiyah taruna dan taruni

Akademi Kepolisian. Terlebih tugas pokok Lembaga Pendidikan Akademi

Kepolisian adalah menyiapkan para pemimpin Polri, di samping harus memiliki

praktek ilmu kepolisian yang dilandasi moral yang baik tetapi juga harus

memiliki FAST (Fathonah, Amanah, Shiddiq, Tabligh). Fathonah berarti

memiliki kecerdasan moral, spiritual, emosional, sosial, dan intelektual. Amanah

berarti dapat dipercaya, Shiddiq berarti benar (bekerja sesuai prosedur), dan

Tabligh berarti berani menyampaikan bahwa yang benar itu benar dan yang salah

itu salah.

Dengan demikian alumnus Akademi Kepolisian diharapkan menjadi

pemimpin yang berperadaban surgawi, penegak hukum dan penegak ketaqwaan

dalam tugas selaku pelindung, pengayom, dan pelayan masyarakat dengan baik

dan benar. Demikian cita-cita yang ingin diwujudkan oleh Lembaga Pedidikan

Akademi Kepolisian tersebut sebagaimana yang disampaikan Gubernur Akademi

21 Sebuah kegiatan yang ditujukan kepada seluruh personel Akademi Kepolisian yang dalam hal

ini adalah Taruna dan Taruni Akademi Kepolisian yang dilakukan pada hari Ahad pagi setiap

seminggu sekali, dengan materi sholawatan, yasinan, tahlilan, asma’ al Husna, serta ceramah-ceramah

keagamaan yang diisi oleh para penceramah yang sudah ditunjuk (kegiatan ini dapat sewaktu-waktu

berubah sesuai dengan kehendak dan instruksi pimpinan lembaga ini)

Page 29: PEMBINAAN TARUNA TARUNI AKPOL SEBAGAI UPAYA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...iii PENGESAHAN Skripsi saudara Edy Purnomo Nomor Induk Mahasiswa 074111004

14

Kepolisian Irjen Pol Drs. M. Ibrahim, SH, MM yang tertuang dalam pengantar

Jadwal Kotib Jum’at 2009.

Hal tersebut di atas sangat sesuai dan selaras dengan firman Allah sebagai

berikut:

öΝ çGΖä. u�ö� yz >π ¨Βé& ôM y_ Ì�÷z é& Ĩ$Ψ=Ï9 tβρâ÷ß∆ ù' s? Å∃ρã�÷è yϑø9 $$ Î/ šχ öθ yγ ÷Ψ s?uρ Çtã Ì� x6Ζßϑø9 $#

tβθ ãΖÏΒ ÷σ è?uρ «! $$Î/ 3 رة ,ل *(�ان� } :110 {

Artinya: “kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia,

menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman

kepada Allah.” 22 (QS. Ali Imron ayat 110)

Menurut tafsir al-Maraghi kata amar ma’ruf dan nahi mungkar

penyebutannya didahulukan dibanding iman kepada Allah SWT, padahal iman

selalu berada di depan dari berbagai jenis ketaatan. Hal ini lantaran amar ma’ruf

dan nahi mungkar merupakan pintu keimanan dan yang memeliharanya. Jadi

didahulukannya kedua hal tersebut dalam penuturan adalah sesuai dengan

kebiasaan manusia, yaitu menjadikan pintu berada di depan segala sesuatu. 23

Lewat ayat ini jelas bahwasannya sebagai umat manusia mempunyai beban

tugas dan tanggungjawab ganda yaitu menyuruh kepada yang ma’ruf dan

mencegah yang mungkar sebagai dimensi kewajiban horizontal sesama manusia

dan beriman kepada Allah sebagai dimensi vertikalnya.

22 Yayasan Penyelenggara Penerjemah/Tafsir al-Qur’an, Al Qur’an dan Terjemahnya,

Departemen Agama 1995, hlm. 94 23Muhammad Musthafa al Maraghi, Terjamah Tafsir al-Maraghi bab 4, (Semarang: PT. Karya

Toha Putra, 1993), cet. Ke-2, hlm. 51

Page 30: PEMBINAAN TARUNA TARUNI AKPOL SEBAGAI UPAYA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...iii PENGESAHAN Skripsi saudara Edy Purnomo Nomor Induk Mahasiswa 074111004

15

Taruna dan taruni sebagai kader pemimpin Polri di masa yang akan datang

mempunyai amanah yang sangat berat terkait ayat di atas. Apalagi Polri adalah

salah satu instrumen Negara yang mempunyai legitimasi dalam hal penegakan

hukum, hal ini berbeda dengan ulama’ yang mereka hanya mempunyai kewajiban

dalam hal perintah untuk menjalankan yang ma’ruf (amar ma’ruf) saja berbeda

dengan Polri yang sekaligus mempunyai kekuatan hukum untuk mencegah yang

mungkar dan bahkan menindak suatu kemungkaran. Ini merupakan sebuah tugas

yang sangat strategis, sehingga tidak jarang dalam pelaksanaannya seringkali

bergesekan secara langsung dengan dunia hitam yang dapat merusak moral dan

aqidah para anggota Polri itu sendiri.

Oleh karena itu penulis meneliti PEMBINAAN TARUNA TARUNI

AKPOL SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN AQIDAH ISLAMIYAH

(STUDI KASUS DI AKADEMI KEPOLISIAN SEMARANG)

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka timbul permasalahan sebagai

berikut:

1. Adakah hubungan pembinaan personel terhadap upaya peningkatan aqidah

Islamiyah taruna dan taruni Akademi Kepolisian Semarang?

2. Sejauhmana peran Pembinaan Personel di lingkungan Lembaga Pendidikan

Akademi Kepolisian Semarang?

Page 31: PEMBINAAN TARUNA TARUNI AKPOL SEBAGAI UPAYA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...iii PENGESAHAN Skripsi saudara Edy Purnomo Nomor Induk Mahasiswa 074111004

16

C. Manfaat dan Tujuan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan di atas, maka tujuan yang hendak dicapai

dari penelitian ini adalah Untuk menjelaskan peran pembinaan personel

terhadap upaya peningkatan aqidah islamiyah taruna dan taruni Akademi

Kepolisian Semarang.

2. Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah:

a. Manfaat Teoritis

1. Penelitian ini diharapkan mampu menambah khasanah ilmu yang

berkaitan dengan Aqidah Islamiyah di Fakultas Ushuludin IAIN

Walisongo Semarang dan Akademi Kepolisian.

2. Memperluas cakrawala pengetahuan tentang Pembinaan Personel

(Aqidah) terhadap peneliti pada khusunya dan mahasiswa Fakultas

Ushuluddin pada umumnya.

b. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pikiran pada

lembaga pendidikan Akpol dalam pembinaan personel dengan

menanamkan nilai-nilai aqidah kepada diri mereka (taruna dan taruni

Akademi Kepolisian) sehingga mampu melaksanakan tugas belajar di

lembaga pendidikan tersebut dengan baik, selamat dari awal sampai akhir

Page 32: PEMBINAAN TARUNA TARUNI AKPOL SEBAGAI UPAYA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...iii PENGESAHAN Skripsi saudara Edy Purnomo Nomor Induk Mahasiswa 074111004

17

lulus dan dilantik menjadi perwira polisi yang tetap menjunjung tinggi

nila-nilai aqidah islamiyah yang sudah didapatkan sebelumnya.

D. Metodologi Penelitian

Dalam penelitian ini menggunakan metodologi penelitian lapangan (field

research) yang dapat juga dianggap sebagai pendekatan luas dalam penelitian

kualitatif atau sebagai metode untuk mengumpulkan data kualitatif. Dan hal ini

merupakan studi eksplorasi untuk mencari kejelasan terhadap subyek langsung

melalui penjelajahan dengan grant tour quention. Di mana peneliti berangkat ke

lapangan untuk mengadakan pengamatan tentang suatu fenomena dalam suatu

keadaan alamiah atau ‘in situ’. Dengan demikian pendekatan ini terkait erat

dengan pengamatan-berperanserta.24

Selain itu peneliti juga menggunakan pendekatan sosiologi dan psikologis.

Pendekatan sosiologis disini sebagaimana dilakukan Emile Durkheim adalah

untuk mencari hubungan antara variable keagamaan dengan variable perilaku

nonkeagamaan. Sedangkan pendekatan psikologis ini dimaksudkan untuk

mengetahui sejauh mana motivasi beragama dan latar belakang keberagamaan

manusia secara individu dan komunal. Dalam pendekatan ini peneliti mencari

makna agama dalam setting psikologis, yaitu bagaimana keadan hati manusia

24 Lexy J Moloeng, MA, Prof. Dr, Meodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung:PT. Remaja

Rosdakarya, 2009), cet. Ke-26, hlm. 26

Page 33: PEMBINAAN TARUNA TARUNI AKPOL SEBAGAI UPAYA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...iii PENGESAHAN Skripsi saudara Edy Purnomo Nomor Induk Mahasiswa 074111004

18

beragama yang yang terefleksikan ke dalam tingkah laku keagamaan atau tingkah

laku yang bukan keagamaan.25

Adapun Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Observasi

Untuk memperoleh akses langsung terhadap obyek yang diteliti, peneliti akan

melakukan observasi langsung terhadap kegiatan Pembinaan Personel di

Lembaga Akademi Kepolisian. Observasi dimaksudkan sebagai langkah awal

penggalian data dengan data instrumen yang lain.

2. Dokumentasi

Mengingat data-data yang dibutuhkan pada penelitian, ada berupa dokumen-

dokumen yang dimiliki Lembaga Pendidikan Akademi Kepolisian maka

peneliti juga menggali data-data tersebut untuk mendapatkan data-data yang

dibutuhkan guna menjelaskan peran pembinaan personel terhadap upaya

peningkatan aqidah Islamiyah Taruna dan Taruni Akademi Kepolisian

Semarang

3. Focused Group Discussion (FGD)

Tekhnik ini dimaksudkan untuk memperoleh data dari suatu kelompok

berdasarkan hasil diskusi yang terpusat pada suatu permasalahan tertentu.26

25 Dadang Kahmad, M. Si, Dr., H, Sosiologi Agama, (Bandung:PT. Remaja Rosdakarya, 2009),

cet. Ke-5, hlm. 90-91 26 Burhan Bungin (Ed.), Metodologi Penelitian Kualitatif (Aktualisasi Metodologis ke Arah

Ragam Varian Kontemporer), (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2001), hlm. 237

Page 34: PEMBINAAN TARUNA TARUNI AKPOL SEBAGAI UPAYA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...iii PENGESAHAN Skripsi saudara Edy Purnomo Nomor Induk Mahasiswa 074111004

19

Untuk memperoleh informasi data yang saling melengkapi dan memadai

mengenai masalah yang diteliti, peneliti akan membentuk kelompok diskusi di

Lembaga Pendidikan Akademi Kepolisian untuk mendiskusikan secara

terarah mengenai substansi peran pembinan personel terhadap upaya

peningkatan aqidah Islamiyah Taruna dan Taruni Akademi Kepolisian

Semarang.

4. Wawancara

Alat ini akan peneliti gunakan untuk wawancara kepada sebagian informan

atau narasumber seperti Koordinator Pengasuhan, Paur Watpers, Pengasuh,

perwakilan Taruna dan Taruni dan beberapa orang yang terkait dengan

pembinaan personel di Lembaga Pendidikan Akademi Kepolisisan, agar

diperoleh informasi mendalam mengenai pemahaman, pandangan, dan respon

mereka. Wawancara ini dilakukan secara intensif dan terarah.

E. Populasi dan Sampel

Menurut Suharsimi Arikunto, populasi adalah keseluruhan subyek

penelitian. Sedangkan sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang akan

diteliti. Apabila yang akan diteliti hanya diambil sebagian dari seluruh subyek

penelitian, dengan model perwakilan, maka penelitian yang berlangsung dapat

dinamakan juga dengan penelitian sampel. Tetapi jika penelitian yang

Page 35: PEMBINAAN TARUNA TARUNI AKPOL SEBAGAI UPAYA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...iii PENGESAHAN Skripsi saudara Edy Purnomo Nomor Induk Mahasiswa 074111004

20

berlangsung menggunakan seluruh subyek penelitian sebagai “bahan”

penelitian, maka penelitian tersebut dinamakan sebagai penelitian populasi.27

Aturan penentuan jumlah sampel dalam penelitian disebutkan oleh

Suharsimi bahwasanya apabila populasi kurang atau sama dengan 100 maka

seluruh populasi adalah sampel dan jika populasi lebih dari 100 maka sampel

dapat diambil mulai dari kisaran 10% - 25% dari jumlah populasi.28 Jumlah

Taruna dan Taruni di Lembaga Pendidikan Akademi Kepolisian keseluruhan

per Juli 2011 adalah 673 orang dengan perincian jumlah taruna Den 45/II

adalah 300 orang, Den 46 sejumlah 323 orang. Dan dari jumlah tersebut yang

beragama Islam sejumlah 506 orang.29

Penulis akan mengambil sample penelitian secara acak baik dari segi

umur, usia, maupun tingkat sebesar 10% dari jumlah Taruna dan Taruni

keseluruhan. Sehingga jika dikalkulasikan, maka jumlah sample dalam

penelitian ini adalah 10% x 506 = 50,6 yang kemudian penulis bulatkan

menjadi 51 taruna. Akan tetapi penulis tambahkan 10 taruna sebagai

pembanding sehingga total sample yang diambil sejumlah 61 taruna.

Analisis data

Analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif analisis, di

mana data yang dikumpulkan adalah berupa kata-kata, gambar, dan bukan

27 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta Rineka

Cipta , 2002), hlm. 108-109. 28 Ibid.

29 Sumber dari Subbag Renmin Akpol, 2011

Page 36: PEMBINAAN TARUNA TARUNI AKPOL SEBAGAI UPAYA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...iii PENGESAHAN Skripsi saudara Edy Purnomo Nomor Induk Mahasiswa 074111004

21

angka-angka.30 Dengan demikian, laporan penelitian akan berisi kutipan-

kutipan data yang memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Analisa

dilaksanakan sebelum ke lapangan, selama di lapangan, saat pengumpulan

data, dan setelah selesai mengumpulkan data.

Dalam deskriptif analisis peneliti mengarahkan pada pengklasifikasian

jenis pembinaan personel dan model-modelnya. Di samping dua

pengklasifikasian tersebut, peneliti juga memetakan peran pembinaan

personel terhadap upaya peningkatan aqidah Islamiyah Taruna dan Taruni

Akademi Kepolisian

F. Desain Penelitian

Penelitian ini disusun dalam sistematika sebagai berikut:

Bab I : Pendahuluan

A. Latar belakang masalah

B. Perumusan Masalah

C. Manfaat dan Tujuan Penelitian

D. Metodologi Penelitian

E. Populasi dan Sampel

F. Desain Penelitian

Bab II : Pembinaan Agama Taruna dan Taruni Akademi Kepolisian

A. Sejarah lembaga pendidikan Akpol

30 Ibid, hlm. 11

Page 37: PEMBINAAN TARUNA TARUNI AKPOL SEBAGAI UPAYA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...iii PENGESAHAN Skripsi saudara Edy Purnomo Nomor Induk Mahasiswa 074111004

22

B. Visi dan misi lembaga pendidikan Akpol

C. Tri Brata dan Catur Prasetya

D. Sejarah pembinaan mental personel Akademi Kepolisian

E. Latar belakang sosial Geografis dan Ekonomi Taruna Akpol

F. Model-model pembinaan personel lembaga pendidikan Akpol.

Bab III : Tinjauan Umum Tentang Aqidah Islamiyah

A. Pembinaan Agama

1. Pengertian Pembinaan

2. Pengertian Agama

B. Ilmu Keagamaan Islam

a. Aqidah

b. Syari’ah

c. Akhlak

C. Pembagian Aqidah

D. Ruang Lingkup Aqidah

E. Sumber Aqidah Islamiyah

F. Manfaat Pembelajaran Aqidah

G. Model-Model Pembinaan

H. Materi Dakwah Dan Pembinaan Dalam Islam

I. Wasilah (Media) Dakwah Islam

Page 38: PEMBINAAN TARUNA TARUNI AKPOL SEBAGAI UPAYA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...iii PENGESAHAN Skripsi saudara Edy Purnomo Nomor Induk Mahasiswa 074111004

23

Bab IV : Analisis

A. Pembinaan Agama Taruna dan Taruni di Akademi Kepolisian

B. Tingkat Keberhasilan dalam Pembinaan Agama terhadap Taruna

dan Taruni di Akademi Kepolisian

C. Hal Yang Menarik dari Pembinaan Agama di Akademi Kepolisian

Bab V: Penutup

A. Kesimpulan

B. Saran

C. Penutup.

Page 39: PEMBINAAN TARUNA TARUNI AKPOL SEBAGAI UPAYA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...iii PENGESAHAN Skripsi saudara Edy Purnomo Nomor Induk Mahasiswa 074111004

24

BAB II

PROFIL LEMBAGA PENDIDIKAN AKADEMI KEPOLISIAN

A. SEJARAH LEMBAGA PENDIDIKAN AKADEMI KEPOLISIAN

1. Masa Kemerdekaan (1945-1965)

Setelah proklamasi kemerdekaan Negara Republik Indonesia pada

tanggal 17 Agustus 1945, dengan mengantisipasi perkembangan situasi,

kemajuan ilmu pengetahuan, dan teknologi para cendekiawan dan pimpinan

Kepolisian pada waktu itu telah mempunyai wawasan jauh ke depan. Polri

membutuhkan kader-kader pimpinan yang profesional, maka dibentuklah

Sekolah Polisi Negara bagian Rendah, Menengah, dan Tinggi di Mertoyudan,

berdasarkan Surat Keputusan Perdana Menteri No. Pol.: 12/19/22 tanggal 17

Juni 1946. Peresmian Sekolah Polisi Negara dilakukan oleh Presiden RI Ir

Soekarno, dihadiri oleh Wakil Presiden Drs. Moch. Hatta, Panglima Besar

Jenderal Soedirman, dan para Menteri serta pejabat teras Kepolisisan RI. Pada

saat peresmian diangkat sebagai Kepala Sekolah Polisi Negara RI Pembantu

Komisaris Besar Polisi Soebarkah.

Untuk kepentingan terlaksananya program pendidikan Sekolah Polisi

Bagian Tinggi di Mertoyudan maka sebagai tenaga pengajar adalah para guru

besar/dosen dari Universitas Gajah Mada Jogjakarta. Mereka terdiri atas Prof

Mr. Soenarjo sekaligus sebagai Dekan, Prof Dr. MR. R. Soepomo, Prof. Mr.

Page 40: PEMBINAAN TARUNA TARUNI AKPOL SEBAGAI UPAYA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...iii PENGESAHAN Skripsi saudara Edy Purnomo Nomor Induk Mahasiswa 074111004

25

Djoko Soetono, Prof. Dr. Prijono, Prof. Mr. Satochid Kertanegara dan Ki

Hadjar Dewantoro. Dari kalangan Kepolisian adalah Komisaris Polisi II J.

Jordan Gamino, Broto Murdokusumo, dan Inspektur Polisi I Paimin Salekan.

Karena dalam pelaksanaan pendidikan terdapat kesulitan sarana transportasi

dan akomodasi dari dosen-dosen tersebut, maka Sekolah Polisi Negara Bagian

Menengah dan Tinggi pada bulan Desember 1946 dipindahkan dari

Mertoyudan ke Patihan Jogjakarta dan namanya menjadi Akademi

Kepolisian.

Dengan adanya pengakuan kedaulatan Rapublik Indonesia pada tanggal

27 Desember 1949, pusat pemerintahan Indonesia dipindahkan dari Jogjakarta

ke Jakarta, diiringi pula oleh perpindahan Akademi Kepolisian ke pusat

pemerintahan di Jakarta pada bulan Juli 1950. Pada tanggal 4 Juli 1950

diadakan rapat gabungan antara djawatan Kepolisian Negara Dewan Kurator,

dan dewan guru besar yang memutuskan pergantian nama Akademi

Kepolisian menjadi Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian disingkat PTIK.

Realisasi pergantian nama dimulai pada tanggal 1 September 950 denga Surat

Keputusan Perdana Menteri No.: 47JPhIII/53.

Pada tanggal 20 Agustus 1954 keluar Surat Keputusan Persana Menteri

No.: 87/PM/II/1954 yang mengubah PTIK menjadi 2 (dua) bagian yang

disebut bagian Persiapan dan bagian Kehlian, dengan sebbutan bagian

Bakaloreat dan bagian Doktoral dengan lama pendidikan seluruhnya 5 tahun

Page 41: PEMBINAAN TARUNA TARUNI AKPOL SEBAGAI UPAYA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...iii PENGESAHAN Skripsi saudara Edy Purnomo Nomor Induk Mahasiswa 074111004

26

yaitu 3 tahun bagian pertama dan 2 tahun bagian kedua. Pembagian dalam 2

masa pedidikan tersebut baru dapat dilaksanakan pada tahun 1961 terhadap

mahasiiswa PTIK angkatan VIII yang diterima pada tahun 1958.

Pada tanggal 12 April 1962 melalui Keputusan Presiden RI No:

134/1962 sebutan Menteri Muda KKN (Kepala Kepolisian Negara) sesuai

Keputusan Presiden No.: 154/1959 tangggal 10 Juli 1959, diubah menjadi

Menteri/Kepala Staf Angkatan Kepolisian Negara. Dengan demikian nama

Keplisian Negara diubah menjadi Angkatan Kepolisian Republik Indonesia

(AKRI). Dan berdasarkan Surat Keputusa tersebut nama Balai Pendidikan di

Sukabumi yang semula disebut SPN kemudian diubah menjadi SAK

singkatan dari Sekolah Angkatan Kepolisian.

Mulai pertengahan tahun 1965 di SAK Sukabumi terjadi perubahan

besar-besaran yang prinsipil. Yaitu sebagai realisasi dari Keputusan Presiden

No.: 290/1964 tertanggal 1964 terjadi integrasi antara Kepolisian dengan

Angkatan Perang dalam satu wadah yang disebut Angkatan Bersenjata

Republik Indonesia (ABRI). Kemudian disusul dengan Surat Keputusan

Presiden/Panglima ABRI No.: 185/Koti/1965 yang bersi integrasi Akademi-

akademi tiap Angkatan dalam Akademi Angkatan Bersenjata Republik

Indonesia disingkat AKABRI.

2. Masa Orde Baru (1965-1988)

Page 42: PEMBINAAN TARUNA TARUNI AKPOL SEBAGAI UPAYA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...iii PENGESAHAN Skripsi saudara Edy Purnomo Nomor Induk Mahasiswa 074111004

27

Untuk dapat menyesuaikan diri dengan Akademi Angkatan yan telah

ada maka Kepolisian yang mempunyai macam-macam corak pendidikan,

seperti PTIK pada bulan Juni 1965 telah mengadakan tindakan perubahan

dalam peralihan sesuai dengan Surat Keutusan Men/Pangab No. Pol.:

468/5b/IV/65/M tanggal 25 Mei 1965. SAK sebgai pusat Pedidikan

Kepolisian di Sukabumi beralih menjadi Akademi Angkatan Kepolisian

(AAK). Komandan SAK yang lama AKBP Drs. R. Moh Soebekti diganti oleh

Brigjen Pol. R. Soemantri Sakimi sebagai Gubernur AAK.

Pada tanggal 1 Oktober 1965 dilaksanakan peresmian dari SAK menadi

AAK oleh Menteri Panglima Angkatan Kepolisian Irjen Pol Soetjipto

Yoedodihardjo. Pada saat pelantikan mahasiswa berjumlah 41 orang

merupakan sisa dari hasil seleksi PTIK Agkatan XI yang semula akan

dimasukkan menjadi mahasiswa PTIK Angkatan XII.

Dengan Surat Keputusan Presiden/Panglima Tertinggi ABRI/Panglima

Besar Komando Operasi Tertinggi No.: 185/Koti/1965 tanggal 16 Desember

1965 tentang peresmian berdirinya Akademi Angkatan Bersenjata, maka

Akademi Angkatan Kepolisian berubah status dan namanya menjadi

AKABRI Bagian Kepolisian, dan berada di bawah pembinaan dan

pengendalian Danjen AKABRI bersama AKABRI bagian yang lain.

Pada tanggal 8 Maret 1968 sesuai dengan Keputusan Men

Hankam/Pangab No.Kep/B/76/1968 tentang penunjukan Kodya Magelang

Page 43: PEMBINAAN TARUNA TARUNI AKPOL SEBAGAI UPAYA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...iii PENGESAHAN Skripsi saudara Edy Purnomo Nomor Induk Mahasiswa 074111004

28

sebagai tempat AKABRI dalam rangka integrasi total, ternyata setelah

memalui kajian secara mendalam disimpulkan bahwa Kodya Magelang

kurang sepebuhnya dapat menampung kebutuhan dan aspirasi suatu Akademi

ABRI pada umumnya, khususnya kurang menjamin sifat-sifat khas

Angkatan/Polri di lingkungan Dep. Hankam. Atas dasar saran staf dan

pengkajian secara mendalam yang diarahkan pada tugas pokok AKABRI,

maka Menhankam/Pangab dalam rapat yang dilaksanakan tanggal 27 Agustus

1973 mengambil keputusan bahwa tempat AKABRI dalam rangka integrasi

penuh/total, ditetapkan berlokasi di Mako AKABRI yaitu untuk AKABRI

Bagian Laut dan AKABRI Bagian Kepolisian di Kodya Semarang, AKABRI

Bagian Umum dan Darat tetap di Magelang, dan AKABRI Bagian Udara

tetap di Jogjakarta.

Sebagai pengukuhan dari Keputusan Men. Hankam/Pangab tersebut,

telah dikeluarkan Skep. Menhankam/Pangab. No.: Skep/B/300/IV/1974

tanggal 4 April 1974 tentang pengesahan pembangunan proyek Akabri

Semarang dan Skep. Manhankam/Pangab. No.: Skep/B/304//IV/1974 tanggal

4 April 1974 tentang penunjukan Danjen AKABRI sebagai Kepala program

Pembangunan Proyek Akabri di Semarang, yang selanjutnya dalam

perencanaan pembangunan dibagi dalam tahapan sebagai berikut ; tahun

1975-1977 pembangunan komplek AKABRI Bagian Kepolisian, tahun 1978-

Page 44: PEMBINAAN TARUNA TARUNI AKPOL SEBAGAI UPAYA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...iii PENGESAHAN Skripsi saudara Edy Purnomo Nomor Induk Mahasiswa 074111004

29

1979 pembangunan komplek Mako AKABRI, dan tahun 1980-1982

pembangunan komplek AKABRI Bagian Laut.

Seluruh komplek AKABRI di Semarang yang berlokasi di daerah Candi

Baru tersebut semula direncanakan akan berada di sebelah utara jalan by pass

(sekarang JL. Tol Jatingaleh-Krapyak). Karena alasan konstelasi tanah dan

lain-lain, maka terpaksa komplek AKABRI terpotong jalan by pass, sedang

untuk menghubungkan komplek yang terpisah tersebut dibutuhkan sebuah

viaduct oleh PUTL.

Pembangunan fisik sesuai rencana dimulai sejak tahun 1975/1976,

dalam pelaksanaannya apabila dinilai volume pembangunan fisik yang dapat

dicapai sampai tahun 1976/1977, maka proyek AKABRI didiperkirakan akan

selesai dalam waktu 20 tahun. Kasum Hankam pada ekspose tanggal 9

November 1976 memutuskan untuk mempercepat pelaksanaan pembangunan

fisik, sehinga AKABRI Bagian Kepolisian dapat melaksanakan kepindahan

dan menyelenggarakan pendidikan di Semarang. Dengan terealisasinya

Komplek AKABRI Bagian Kepolisian, maka secara bertahap sejak awal

tahun 1980 bertepatan dengan hari Bhayangkara ke-34, komplek AKABRI

Bagian Kepolisian di Semarang diresmikan penggunaannya oleh Kapolri

Jenderal Polisi Drs. Awaloedin Djamin, MPA. Pada waktu itu Gubernur

Akpol dijabat oleh Mayjend Pol. R. Soetrasno.

Page 45: PEMBINAAN TARUNA TARUNI AKPOL SEBAGAI UPAYA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...iii PENGESAHAN Skripsi saudara Edy Purnomo Nomor Induk Mahasiswa 074111004

30

Dengan dikeluarkannya Skep Pangab. No.: Kep/01/P/I/1984 tanggal 29

Januari 1984 tentang pokok-pokok organisasi dan fungsi Badan-badan

Pelaksana Pusat ABRI, maka tugas AKABRI ditetapkan sebagai

mengkoordinasikan penyelenggaraan pembinaan pendidikan pembentukan

Perwira yang berjiwa Sapta Marga, memiliki kemapuan dasar matra serta

menguasahi pengetahuan setingkat akademik agar mampu mengembangkan

pribadi, sebagai kader pemimpin di lingkungan ABRI. Dengan Sprin Pangab

No.: Sprin/07/VI/1984 tanggal 17 Juni 1984 tentang Perintah Serah Terima

Pengalihan AKABRI Bagian dari Danjen AKABRI kepada Kas

Angkatan/Kapolri, maka AKABRI Bagian Kepolisian berubah nama dan

statusnya menjadi Akademi Kepolisian yang berada langsung dibawah

Kapolri sesuai dengan Skep Kapolri No. Pol.: Skep/36/I/1985 tanggal 24

Janari 1985.

Dengan terpisahnya Akpol dengan Mako Akademi TNI, maka semenjak

tahun 2000/2001 penyelenggaraan seleksi/werving Taruna Akpol

dilaksanakan oleh Polri, dan pelaksanaan pendidikan dilaksanakan sendiri

oleh Akpol. Atribut dan seragam Taruna, serta segala sesuatu cirri-ciri yan

ada pada Taruna Akpol telah berbeda pula dengan identitas atau atribut

Taruna Akademi TNI.

Page 46: PEMBINAAN TARUNA TARUNI AKPOL SEBAGAI UPAYA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...iii PENGESAHAN Skripsi saudara Edy Purnomo Nomor Induk Mahasiswa 074111004

31

3. Masa Reformasi (1998-SEKARANG)

Pada taun 1998 telah terjadi gerakan reformasi yang dilancarkan oleh

masyarakat khususnya dilakukan oleh mahasiswa, yang berkibat lengsernya

Soeharto sebagai Presiden RI pada tanggal 21 Mei 1998. Dengan terus

bergulirnya arus reformasi yang menuntut terwujudnya tatanan demokratis,

maka pada Sidang Istimewa MPR tahun 1998 telah dikeluarkan ketetapan-

ketetapan yang salah satunya Tap MPR No.: X.MPR/1998 tentang pokok-

pokok reformasi kehidupan nasional sebagai haluan Negara, yang

menginstruksikan kepada Presiden selaku mandataris MPR, antara lain untuk

melaksanakan Agenda Reformasi dibidang hukum dalam bentuk “Pemisahan

secara tugas, fungsi, dan wewenangn aparatur penegak hukum agar dapat

dicapai proporsionalitas, profesionalitas, dan integritas yang utuh.”. atas dasar

ketetapan MPR tersebut dikeluarkan instruksi kebijakan dalam rangka

pemisahan Kepolisian Negara RI dan ABRI yang ditindaklanjuti dengan

Keputusan Menhankam/Pangab No.: Kep/05/P/III/1999 tanggal 31 Maret

1999 tentang pelimpahan wewenang penyelenggaraan pembinaan Kepolisian

Negara RI dari Pangab kepada Menhankam yang realisasinya dilaksanakan

pada tanggal 1 April 1999. Oleh karena secara teknis administrasi Akpol

dibawah kendali Mako AKABRI, maka sebagai tindak lanjut Keputusan

Pangab No.: 05/P/III/1999 tersebut dikeluarkan Skep Kapolri No. Skep.:

389/IV/1999 tanggal 9 April 1999 tentang Akpol mandiri. Maka semenjak

Page 47: PEMBINAAN TARUNA TARUNI AKPOL SEBAGAI UPAYA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...iii PENGESAHAN Skripsi saudara Edy Purnomo Nomor Induk Mahasiswa 074111004

32

tanggal 10 April 1999 Akpol dinyatakan terpisah dari Akademi Militer,

Akademi Angkatan Laut, dan Akademi Angkatan Udara, serta teknis

administrasi juga lepas dari Mako Akademi TNI (dulu Mako AKABRI).

Pada perkembangan selanjutnya, sejak tahun akademi 1999/2000

kurikulum integrasi sudah tidak wajib lagi diikuti oleh Taruna Akpol namun

khusus untuk latihan integrasi Taruna Dewasa/Wreda yang disingkat

Latsitarda, dan Prasetya Perwira disingkat Praspa (pada Polri istilah Praspa

diganti menjadi “pelantikan anggota Kepolisian RI”, sesuai dengan UU No. 2

tahun 2002 tentang Kepolisian Negara RI) dianggap masih relevan dan

banyak segi positifnya bagi Taruna Akpol, maka sampai saat ini masih

dilaksanakan bersama-sama dengan Akademi TNI.

Akpol adalah unsur pelaksana pendidikan pembentukan Perwira Polri

yang berda dibawah Kapolri. Berdasarkan Surat Keputusan Kapolri No.:

Kep/53/X/2002 tanggal 17 Oktober 2002 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Akademi Kepolisian, tugas pokok Akpol Adalah menyelenggaraan

pendidikan pembentukan Perwira Polri yang bersumber dari masyarakat

umum.

Seiring dengan beralihnya status Polri yang tidak lagi merupakan bagian

dari ABRI, maka sejak tanggal 10 April 1999 Akpol yang dipimpijn oleh

Gubernur sebagai badan pelaksana pusat pendidikan pembentukan calon

Perwira Polri yang secara struktural berkedudukan langsung dibawah Kapolri,

Page 48: PEMBINAAN TARUNA TARUNI AKPOL SEBAGAI UPAYA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...iii PENGESAHAN Skripsi saudara Edy Purnomo Nomor Induk Mahasiswa 074111004

33

yang juga menyelenggarakan Pendidikan Pertama Sumber Sarjana (PPSS),

yaitu penddikan Perwira Polri yang direkrut dari sarjana S1 dan D3.

Dalam melaksanakan tugasya, Akpol mempunyai fungsi untuk:

1. Menyelanggarakan pendidikan calon Perwira Polri yang bersumber dari

lulusan Sekolah Menengah Umum atau yang sederajat.

2. Menyelenggararakan pendidikan calon Perwira Polri yang bersumber dari

lulusan D3 atau Sarjana.

3. Menyelenggarakan publikasi dan kerjasama dalam rangka menyaring

peminat/peserta pendidikan calon Perwira baik Akpol/PPSS.

4. Menyelenggarakan kerjasama dengan Akademi TNI dan lembaga

pendidikan lainnya.

5. Pengkajian dan pengembangan sistem pendidikan Akpol termasuk materi

dan kurikulum pendidikan serta metode belajar-mengajar dan pegasuhan.1

B. VISI DAN MISI LEMBAGA PENDIDIKAN AKADEMI KEPOLISIAN

a. VISI

Menjadi lembaga pendidikan kedinasan berwawasan global, berkualitas untuk

terwujudnya perwira polri sebagai first line supervisor dan calon pimpinan

polri yang memiliki atau menguasai dan mampu mengembangkan taktik,

teknik dan administrasi (management bin) kepolisian serta memadukan

1 Profil Akademi Kepolisian (the Indonesian Police Academy), h. 1-17

Page 49: PEMBINAAN TARUNA TARUNI AKPOL SEBAGAI UPAYA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...iii PENGESAHAN Skripsi saudara Edy Purnomo Nomor Induk Mahasiswa 074111004

34

pengetahuan dan kecakapan akademisi dalam rangka pelaksanaan tugas polri

untuk menciptakan harkamtibmas.

b. MISI

Menyelenggarakan kegiatan pembelajaran, pengasuhan dan pelatihan yang

berkualitas dalam rangka membentuk perwira polri yang memiliki

kemampuan sebagai first line supersivor.

1. Menyelenggarakan manajemen SDM Akpol yang transparan dan

akuntabel.

Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana yang menopang

proses pendidikan akpol.

2. Menyelenggarakan penelitian dengan sasaran yang berhubungan dengan

peningkatan profesi dan tugas pokok Kepolisian.

3. Meningkatkan mutu latihan kerja taruna dalam rangka pengabdian kepada

masyarakat dengan titik berat materi pelaksanaan tugas pokok polri bagi

seorang first line supervisor.

4. Menjalin kerja sama secara berkelanjutan dengan Akademi TNI,

perguruan tinggi dan lembaga pendidikan Kepolisian dalam maupun luar

negeri.

5. Menghasilkan lulusan yang menguasai teknik dan administrasi Kepolisian

(managemen pembinaan) dengan memadukan pengetahuan akademis.

Page 50: PEMBINAAN TARUNA TARUNI AKPOL SEBAGAI UPAYA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...iii PENGESAHAN Skripsi saudara Edy Purnomo Nomor Induk Mahasiswa 074111004

35

6. Menghasilkan lulusan yang dapat mengembangkan teknik dan

administrasi Kepolisian (managemen pembinaan) dengan memadukan

pengetahuan akademis.

C. TRI BRATA

a. TRI BRATA

Kami Polisi Indonesia;

1. Berbakti kepada nusa dan bangsa dengan penuh ketaqwaan terhadap

Tuhan yang maha esa.

2. Menjunjung tinggi kebenaran, keadilan dan kemanusiaan dalam

menagakan hukum negara kesatuan republik Indondsia yang berdasarkan

kepada Pancasila dan UUD 1945.

3. Senantiasa melindungi, mengoyomi dan melayani masyarakat dengan

keikhlasan untuk mewujudkan keamanan dan ketertiban.

b. Makna TRI BRATA

Tribrata dalam pengertian lama merupakan dua kata yang ditulis tidak

terpisahkan. Tri artinya tiga dan brata / wrata artinya jalan / kaul. Maka

artinya adalah tiga jalan / kaul.

Sedangkan tribrata dalam pengertian baru telah menjadi satu sukukata

TRIBRATA yang artinya TIGA AZAS KEWAJIBAN.

Page 51: PEMBINAAN TARUNA TARUNI AKPOL SEBAGAI UPAYA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...iii PENGESAHAN Skripsi saudara Edy Purnomo Nomor Induk Mahasiswa 074111004

36

Maka dalam pengucapannyapun tidak boleh lagi ada pemenggalan kata

antara TRI dan BRATA ( TRI -BRATA ) melainkan menjadi satu ucapan kata

yaitu TRIBRATA.

Tribrata adalah nilai dasar yang merupakan pedoman moral dan

penuntun nurani bagi setiap anggota Polri serta dapat pula berlaku bagi

pengemban fungsi Kepolisian lainnya.

1. Kami Polisi Indonesia, mengandung makna sebagai berikut;

a. Bahwa kita Polisi Indonesia adalah berketuhanan Yang Maha Esa,

berbangsa Indonesia, bernegara Indonesia dan bermasyarakat Indonesia.

b. Kita harus bangga bahwa kita menjadi Polisi Indonesia, Polisi Indonesia

yang bangga dengan bangsanya, negaranya dan masyarakatnya.

c. Bangga menjadi Polisi yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

bangga menjadi Polisi yang selalu setia kepada Pimpinan Polri dan

Negara. Juga harus bangga menjadi Polisi yang senantiasa berani

bertanggung jawab atas apa yang rnenjadi tugasnya.

d. Merupakan pernyataan ikatan jiwa korsa yang kuat antar sesama

anggota Polri, untuk selalu memupuk kebersamaan merasa senasib

sepenanggungan. Dengan tidak saling menjungkirbalikkan antar sesama

anggota hanya karena kepentingan pribadinya.

e. Merupakan pernyataan netralitas kita anggota Polri artinya tidak

berpihaknya kita anggota Polri terhadap urusan politik atau kebijakan

Page 52: PEMBINAAN TARUNA TARUNI AKPOL SEBAGAI UPAYA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...iii PENGESAHAN Skripsi saudara Edy Purnomo Nomor Induk Mahasiswa 074111004

37

pemerintah ataupun dalam berbagai perkara yang kita tangani baik

secara institusi maupun pribadi, sepanjang kita masih menjadi anggota

Polri.

2. BRATA PERTAMA: Kami Polisi Indonesia berbakti kepada nusa dan

bangsa dengan penuh ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa,

mengandung makna sebagai berikut:

a. Kita adalah Polisi sekaligus juga sebagai hamba Tuhan. Maka ketika

kita melaksanakan tugas dan fungsi kita sebagai anggota Polisi

disaat itu juga kita harus ingat dan sadar bahwa Tuhan selalu

bersama kita dan sedang mengawasi apa saja yang kita kerjakan.

Maka jadikanlah tugas kita itu sebagai bagian amal ibadah kita

kepada Tuhan.

b. Kita harus memiliki nilai nasionalisme dan kebangsaan, dalam arti

bahwa dalam tugas kita haruslah mendahulukan kepentingan bangsa

dan negara dari pada kepentingan pribadi atau golongan.

c. Kita polisi Indonesia adalah Polisi bangsa Indonesia, Polisi negara

Indonesia dan bukan sebagai alat politik atau alat pemerintah.

3. BRATA KEDUA: Kami Polisi Indonesia menjunjung tinggi nilai

kebenaran, keadilan dan kemanusiaan dalam menegakkan hukum negara

kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-

Undang Dasar 1945, mengandung makna:

Page 53: PEMBINAAN TARUNA TARUNI AKPOL SEBAGAI UPAYA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...iii PENGESAHAN Skripsi saudara Edy Purnomo Nomor Induk Mahasiswa 074111004

38

a. Bahwa kita anggota Polri adalah aparat negara sebagai penegak

hukum, haruslah siap menegakkan hukum baik terhadap diri pribadi

maupun orang lain/masyarakat.

b. Haruslah kita ketahui bahwa negara kita adalah negara hokum bukan

negara kekuasaan.

c. Bahwa kita anggota Polri harus sanggup dan mampu untuk selalu

menjunjung tinggi kebenaran dan keadilan dengan membela yang

benar dengan kebenarannya serta kita harus menghargai dan

menghormati hak-hak orang lain,

d. Kita anggota Polri harus mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas

kita kepada masyarakat, bangsa dan negara.

e. Kita anggota Polri harus mengakui bahwa negara kita adalah Negara

Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan

Undang-Undang Dasar 1945.

4. BRATA KETIGA: Kami Polisi Indonesia senantiasa melindungi,

mengayomi dan melayani masyarakat dengan keikhlasan untuk mewujudkan

keamanan dan ketertiban, mengandung makna:

a. Bahwa kita anggota Polri harus selalu siap melindungi, mengayomi

dan melayani masyarakat dengan penuh keikhlasan, tanpa paksaan

siapapun serta tanpa adanya kepentingan apapun kecuali karena tugas

dan tanggung jawab semata.

Page 54: PEMBINAAN TARUNA TARUNI AKPOL SEBAGAI UPAYA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...iii PENGESAHAN Skripsi saudara Edy Purnomo Nomor Induk Mahasiswa 074111004

39

b. Bahwa kita anggota Polri secara umum tugasnya adalah sebagai

Pelindung dan Pelayan masyarakat.

c. Masyarakat adalah sentral/pusatnya dimanapun kita anggota Polri

mengabdikan diri.

d. Antara kita anggota Polri dan masyarakat yang kita layani adalah

sejajar dimata hukum dan perundang-undangan negara. Artinya kita

tidak boleh semena-mena dan semaunya sendiri, kita tidak boleh

menganggap bahwa masyarakat itu bodoh dan lain-lain. Akan tetapi

jadikanlah masyarakat itu sebagai mitra dalam ketertiban,

kenyamanan, keamanan dan penegakkan hukum.

D. SEJARAH PEMBINAAN MENTAL PERSONEL AKADEMI KEPOLISIAN

Berdasarkan Instruksi Kapolri No. Pol.: INS/19/X/1979 tanggal 5 Oktober

1979 tentang Pedoman Penyusunan Sejarah Kesatuan Polri, DISBINTALPOL

telah mengeluarkan Surat Perintah No Pol.: Sprin/11/V/80/Tal tanggal 5 Mei

1980 untuk menyusun sejarah Dinas Pembinaan Mental Polri.

Dinas Pembinaan Mental Polri ini adalah suatu dinas yang merupakan

BALAKPUS pada Mabes Polri yang mempunyai tugas pokok membina mental

anggota Polri dan keluarganya sehingga akan menghasilkan anggota Polri yang

mampu melaksanakan tugasnya dengan baik. Pembinaan mental itu sendiri ialah

segala usaha, tindakan dan kegiatan untuk membentuk, memelihara, serta

Page 55: PEMBINAAN TARUNA TARUNI AKPOL SEBAGAI UPAYA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...iii PENGESAHAN Skripsi saudara Edy Purnomo Nomor Induk Mahasiswa 074111004

40

memantapkan mental anggtota berdasarkan Pancasila, Sumpah Prajurit, Sapta

Marga, Cadek melalui pembinaan rohani, santiaji dan santikarma serta pembinaan

tradisi sehingga mampu dan mantap dalam melaksanakan tugasnya dengan baik

dan benar.

Perkembangan dan pertumbuhan Dinas Pembinaan Mental Polri.

1. Periode 1945-1952

Sebenarnya kegiatan pembinaan mental sudah dimulai diselenggarakan

sejak adanya Polisi Negara RI, walaupun masa itu belum ada suatu dinas

tertentu yang diberi tugas untuk menanganinya secara formal-organisatoris.

Hal ini dibuktkan dengan turut aktifnya anggota Polri dalam perjuangan fisik

mempertahankan dan menegakkan Negara Proklamasi 17 Agustus 1945.

Karena itu mental pejuang Nasional, mental pejuang Pancasila sudah ada di

dalam kalangan Kepolisian Negara. Kegiatan pembinaan mental pada waktu

itu berhubungan dengan :

a. Peranan perilaku dan sikap para anggota Kepolisian Negara pada masa

periode revolusi fisik, yaitu pada kancah perjuangan melucuti Jepang,

melawan pendaratan pasukan-pasukan Inggris yang diikuti pendaratan

tentara Belanda. Mental perjuangan ini timbul dari jiwa anggota sendiri,

kemudian menjalar kedalam seluruh tubuh Kepolisian Negara pada waktu

itu. Saat itu memang belum ada lembaga dari dinas yang khusus dalam hal

pembinaan mantal.

Page 56: PEMBINAAN TARUNA TARUNI AKPOL SEBAGAI UPAYA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...iii PENGESAHAN Skripsi saudara Edy Purnomo Nomor Induk Mahasiswa 074111004

41

Sejarah membuktikan bahwa memalui suri tauladan itu memmpunyai

pengaruh besar dalam hal pembinaan mental. Terbukti pula akan benarnya

Catur Prasetya, bahwa apabila ada anggota Kepolisian Negara dengan

semangat Tan Satrisna menceburkan diri dalam perjuangan, maka

semangat perjuangan itu akan membangkitkan semangat dan mental

anggota Polri itu sendiri dan lainnya.

b. Keadaan Negara yang sungguh gawat pada waktu itu telah mendorong

angkatan muda Polisi RI dan tiap anggota Kepolisian Negara yang

mempunyai rasa patriotisme, untuk mendirikan perkumpulan atau gerakan

seperti AMRI dan sebagainya. Tentunya hal ini dilatarbelakangi oleh

semangat pengabdian diri pada kepentingan Nasional. Hal ini merupakan

kebulatan untuk melepaskan diri dari kalaziman tradisi Polisi menurut

pengertian Internasional (dunia barat pada umumnya) yaitu Polisi tidak

ikut bertempur. Dengan berdirinya Persatuan Pegawai Polisi, maka

terdapatlah suatu lembaga yang berusaha memelihara mental pejuang para

anggota Kepolisian bagian dari organisasi Polisi.

c. Adanya kebiasaan-kebiasaan para komandan Kesatuan masa itu

memberikan bimbingan dan penerangan-penerangan yang pada

hakekatnya dapat dinilai sebagai kegatan pembinaan mental/jiwa prajurit.

d. Begitu pula peran dinas pendidikan didalam menanamkan tata tertib atau

disiplin Kepolisian kepada calon anggota Polisi. Walaupun pembinaan

Page 57: PEMBINAAN TARUNA TARUNI AKPOL SEBAGAI UPAYA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...iii PENGESAHAN Skripsi saudara Edy Purnomo Nomor Induk Mahasiswa 074111004

42

mental tidak ada pada mata pelajaran, tetapi tiap diri seseorang pengajar

akan turut bertangungjawab mengenai mental para pelajar. Sehingga

tugas-tugas tersebut pada hakekatnya sudah diselenggarrakan juga dalam

lembaga-lembaga pendidikan.

Sehingga jelas bahwa sebelum adanya lembaga Pembinaan Mental Polri

yang bertugas khusus, maka kegiatan-kegiatan pembinaan mental telah

diselenggarrakan di Kepolisian Negara RI.

2. Periode 1953-1954

Dengan makin berkembangnya situasi dan kondisi masyarakat dan

bangsa maka Kepolisian Negara RI khususnya dituntut untuk menyesuaikan

diri. Maka dengan order Kepala Kepolisian Negara No.: 11/XVI/1953

dibentuklah DINAS KESEJAHTERAAN, yang mempunyai tugas dalam tiga

lapangan, yaitu:

a. Kebutuhan Kebendaan

b. Kebutuhan Rohani

c. Kebutuhan Penghiburan

Yang ditujukan bagi anggota dan keluarga Polri.

Salah satu kegiatan dalam rangka tugas mencukupi kebutuhan rohani

ialah dengan dijadikannya bacaan berupa surat kabar, majalah, dan lain-

lainnya yang berguna untuk daerah Jakarta Raya. Rwatan Rohani pada tahun

154 di kalangan Kepolisian Negara RI telah dirintis oleh Kepala Kepolisian

Page 58: PEMBINAAN TARUNA TARUNI AKPOL SEBAGAI UPAYA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...iii PENGESAHAN Skripsi saudara Edy Purnomo Nomor Induk Mahasiswa 074111004

43

Komisariat Jakarta Raya Mayjen Polisi H. Djen Muhamad Suryopranoto

(alm.)

Selanjutnya setelah beliau menjabat sebgai wakil Kepala Kepolisian

Negara (Deputi KKN), di lingkungan Mabes Polisi Negara (MBPN) mulai

dibentuk suatu Ruwatan Rohani khusus bagi anggota Polisi dan keluarganya

pada tahun 1959, dengan peraturan sementara menteri muda Kepolisian ada

tercantum istilah “kesejahteraan rohani” disamping kesejahteraan jasmani.

Saat itu sebagai pipinan Rawatan Rohani masih dirangkap oleh

Pimpinan Dinas Kesejahteraan, dan personel stafnya baru ada 3 (tiga) orang

yaitu; AKP Panusunan Siregar, Brigadir Polisi G.H. Sitompul, dan PHO A.

Sjoekoer Sjahidi.

Pada tahun 1960, bagian ini mempunyai struktur organisasi yang agak

jelas, dimana selaku pimpinan ditunjuk Kompol II Drs. Adam Syamsul Bahri

Prawiranegara. Sedangkan struktur organisasinya adalah sebagai berikut ;

Seksi rohani Sosial membawahi tiga sub seksi yaitu masing-masing sub seksi

penerangan, sub seksi pelayanan, dan sub seksi tata usaha. Saat itu kegiatan

hanya terbatas kapada agama Islam karena belum adanya tenaga rohaniawan

untuk agama lainnya. Sedangkan kegiatannya adalag sebagai berikut:

a. Memberikan penerangan agama (Islam) kepada anggota dan keluarganya.

b. Mengadakan peringatan-peringatan hari besar agama bagi anggota dan

keluarganya.

Page 59: PEMBINAAN TARUNA TARUNI AKPOL SEBAGAI UPAYA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...iii PENGESAHAN Skripsi saudara Edy Purnomo Nomor Induk Mahasiswa 074111004

44

c. Memberikan pelayanan pemakaman anggota/keluarga yang ditimpa

kemalangan.

d. Memberi pelayanan dan pengurusan kepada anggota/keluarga yang

menunaikan ibadah haji.

e. Keterbatasan kegiatan yang dicanangkan karena sarana logistik yang

masih minim.

Dengan terbentuknya PUSLAT KOPLAKRI (KOBANG DIKLAT)

pada tahun 1964, maka bagian ROH SOS dilepaskan dari Dinas

Kesejahteraan dan kemudian masuk ke dalam Pusplat tersebut. Perubahan ini

berdasar kepada SK. MEN. PANGAK. No. Pol.: 11/SK/MK/1964 tanggal 14

Februari 1964. Sebagai kegiatannya ialah melanjutkan kegiatan tahun-tahun

sebelumya. Sedangkan untuk pimpinannya mengalami perubahan yaitu

diganti oleh Kompol Ir. Nasrudin Lukman Tanujiwa. Untuk personel dan

logistiknya juga dibawah Puslat.

3. Periode 1965-1969

a. Masa PUSROH

Dengan SK. MEN/PANGAK RI No. Pol.: 114/SK/MK/1965 tanggal 20

November 1965, bagian Rohani Sosial dilebur menjadi Pusat Rawatan

Rohani Angkatan Kepolisian RI disingkat PUSROH AKRI. Sebagai

pimpinannya ditunjuk Brigjen Pol. H. A. Bastari. Kiranya peleburan ini

dengan motivasi adanya usaha memperdalam bimbingan kepada anggota

Page 60: PEMBINAAN TARUNA TARUNI AKPOL SEBAGAI UPAYA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...iii PENGESAHAN Skripsi saudara Edy Purnomo Nomor Induk Mahasiswa 074111004

45

AKRI kearah pembentukan manusia prajurit yang mempunyai landasan

iman yang kuat dalam rangka pelaksanaan naluri dan character building.

Dinas PUSROH ini mempunyai tugas pokok antara lain :

1. Membantu pimpinan Pusat AKRI dalam rangka pengendalian serta

bimbingan terhadap penyelenggaraan Rawatan Rohani ditingkat pusat.

2. Mengusahakan dan memelihara hubungan sebaik-baiknya dengan

instansi-instansi Pemerintahan dan dinas-dinas yang fungsi dan peran

serta keaktifannya dalam bidang kerohanian/keagamaan.

Sedangkan sebagai fungsi utamanya adalah:

1. Memberikan nasehat dan saran kepada Pimpinan AKRI dalam bidang

yang berhubungan dengan rawatan rohani.

2. Memperdalam usaha bimbingan kepada setiap anggota AKRI kearah

pembentukan manusia prajurit yang memiliki landasan iman yang

kuat.

3. Meningkatkan moral dan sifat Pancasila anggota AKRI.

Mengenai struktur organisasinya, adalah sebagai berikut:

Dalam rangka peningkatan bidang kerohanian/keagamaan dengan

SK. MEN/PANGAK No. Pol.: 95/SK/MK/1966 dibentuklah Rawatan

Rohani di KODAK-KODAK dan kesatuan lainnya. Selanjutnya sebagai

langkah pertama, KAPUSROH mencari tenaga ahli agama/rohaniawan.

Page 61: PEMBINAAN TARUNA TARUNI AKPOL SEBAGAI UPAYA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...iii PENGESAHAN Skripsi saudara Edy Purnomo Nomor Induk Mahasiswa 074111004

46

Hal ini dimaksudkan untuk tugas pemeliharaan rohani dari masing-masing

agama serta untuk pengisian tenaga rohaniawan di daerah-daerah.

Pada tahun 1967, diadakan penyempurnaan dasar-dasar struktur

Organisasi Kepolisian. Penyempurnaan ini berdasarkan kepada Perauran

MEN. PANGAK No. Pol.: 5/Prt/MEN.PANGAK/1967 tanggal 1 Juli

1967. Dalam penyemurnaan itu, PUSROH merupakan salah satu staf.

Kiranya penyempurnaan ini didasari oleh pertimbangan bahwa sejalan

dengan perkembangan ketatanegaran RI serta untuk melaksanakan doktrin

Hankamnas dan perjuangan ABRI “Cadek”.

b. Masa Direktorat Pembinaan Jiwa Revulusi/PUSBINTAL.

Selain ada PUSROH saat itu juga ada Direktorat Pembinaan Jiwa

Revolusi/Pusat Pembinaan Mental. Dimana pembentukan dinas ini

berdasar pada Instruksi Menteri/Panglima Angkatan Kepolisian No. Pol.:

44/INST/MK/1965 tentang Regrouping sementara komponen-komponen

di Departemen Angkatan Kepolisian. Dinas ini termasuk dalam koordinasi

dan supervise asisten MEN. PANGAK di bawah naungan bidang Deputi

MEN/PANGAK Urusan Khusus. Sedangkan sebagai realisasi

pembentukannya dikeluarkan Instruksi No. Pol.: 49/INS/MK/1965 tanggal

1 Juli 1965. Adapun yang melatarbelakangi adalah adanya Operasi Mental

“Tan Satrisna” yang dibentuk tanggal 1 Maret 1965. Sebagai sasaran

Operasi Mental “Tan Satrisna” ialah : Pebinaan Mental anggota Polisi dan

Page 62: PEMBINAAN TARUNA TARUNI AKPOL SEBAGAI UPAYA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...iii PENGESAHAN Skripsi saudara Edy Purnomo Nomor Induk Mahasiswa 074111004

47

keluarganya. Orerasi ini dilaksnakan dengan metode ceramah/indoktrinasi

dengan bahan 7 (tujuh) bahan pokok (MANIPOL USDEK) yang

berlandaskan UUD’45 dan Pancasila.

Dengan Surat Keputusan MEN/PANGAK No. Pol.:

5/PRT/MEN/PANGAK/1967 tentang penyempurnaan dasar-dasar struktur

Organisasi Angkatan Kepolisian dibentuklah Pusat Pembinaan Mental

sebagai perubahan dari Direktorat Pembinaan Jiwa Revolusi.

Dan untuk masing-masing asisten dibantu oleh bagian-bagian sesuai

bidangnya. Baik PUSROH maupun PUSBINTAL bergerak dalam

bidangnya masing-masing. Yang PUSROH dalam bidang agama dan

PUSBINTAL dalam bidang ideologi Pancasila.

c. Masa PUSROHTAL

PUSROHTAL adalah hasil peleburan dari pusroh dan pusbintal.

Peleburan ini berdasarkan SK PANGAK No. Pol.: 20/SK/PANGAK/1969

tanggal 15 Februari 1969 sebagai kelanjutan dari pelaksanaan Peraturan

PANGAK No. Pol.: 1/PRT/PANGAK/1968 tanggal 6 Januari 1969. Dan

semenjak tanggal 13 Mei 1969 secara resmi PUSROHTAL berdiri,

dengan dipimpin oleh Brigjen Pol. Drs. Sugiarto Ruslan disamping

tugasnya sebagai PATI diperbantukan pada Kapolri. Peleburan ini

dimaksudkan untuk menyelaraskan pelaksanaan tugas PUSROH dan

Page 63: PEMBINAAN TARUNA TARUNI AKPOL SEBAGAI UPAYA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...iii PENGESAHAN Skripsi saudara Edy Purnomo Nomor Induk Mahasiswa 074111004

48

PUSBINTAL, sehingga diharapkan dapat tercapainya hasil

penyelenggaran tugas pembinaan yang lebih baik.

4. Periode 1970-1977

Setahun kemudian PUSROHTAL berdiri maka diadakan perubahan

nama dari PUSROHTAL menjadi PUSBINROHTAL, yaitu pada tahun 1970.

Perubahan ini berdasarkan SKEP KAPOLRI No. Pol.:

113/SK/KAPOLRI/1970 tanggal 1 September 1970 PUSBINROHTAL ini

berstatus baru ialah sebagai unsur Komando Induk Administrasi Personel. Hal

ini selaras dengan SKEP MENHAMKAM/PANGAB No.:

KEP/A/385/VIII/1970 yang menyebutkan bahwa Pembinaan Rohani dan

Mental merupakan salah satu segi dari bidang tugas pembinaan personel yang

merupakan salah satu fungsi organik Polri.

5. Peride 1977

Pada pertengahan tahun 1977, yaitu tepatnya pada HUT Bhayangkara

XXXI dengan surat keputusan Kapolri No. Pol.: Skep/50/VII/1977 tanggal 1

Juli 1977 terbentuklah DISBINTALPOL hasil perubahan nama

PUSBINROHTAL. Sesuai dengan keluarnya keputusan MEN.

HANKAM/PANGAB No. KEP/A/53/X/1971 tanggal 14 Oktober 1971

tentang pokok-pokok Organisasi dan Prosedur Pusat Pembinaan Mental ABRI

dan tentang Lembaga-lembaga Pembinaan Mental Angkatan dan Polri dimana

disebutkan bahwa dinas-dinas Rohani padaAngkatan dan Polri dihapuskan

Page 64: PEMBINAAN TARUNA TARUNI AKPOL SEBAGAI UPAYA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...iii PENGESAHAN Skripsi saudara Edy Purnomo Nomor Induk Mahasiswa 074111004

49

dan untuk melaksanakan tugas Pembinaan Rohani dan Mental di Angkatan

dan Polri dibentuk DISBINTAL.

Hal ini dimaksudkan agar terdapat keseragaman dalam peminaan Rohani dan

Mental di Angkatan dan Polri dengan berpedoman kepada segala petunjuk

dari PUSBINTAL ABRI.

Disbintalpol mempunyai tugas pokok dan fungsi utama sebagaimana

dinyatakan dalam lampiran SK. KAPOLRI No. 50 tersebut diatas. Tugas

pokok itu ialah “Membantu Kapolri untuk menyelanggaran pembinaan

mental/spiritual personel Polri dan keluarganya dalam rangka memelihara dan

mempertinggi juwa keprajuritan dan samangat perjuangan ABRI.”

Sebab fungsi utamanya ialah :

a. Menyusun rencana dan program pembinaan mental personel Polri

berdasarkan rencana dan program Polri.

b. Menyelenggarakan pembinaan mental personel Polri dan Keluarganya.

c. Mengendalikan dan mengawasi pelaksanaan program-programnya

sehingga terjamin tercapainya sasaran secara berhasil dan berdaya guna.

d. Mengajukan pertimbangan/saran kepada Kapolri khususnya mengenai hal-

hal yang berhubungan dengan tugasnya. 2

Selanjutnya tugas pokok dan fungsi utama itu dijabarkan dalam bagian-

bagian dimana masing-masing bagian terdiri dari tiga Biro, yaitu biro

Penerangan, biro Peribadatan, dan biro Pembinaan Agama.

2 Sejarah Ringkas Dinas Pembinaan Mental Polri, 1980, h. 2-14

Page 65: PEMBINAAN TARUNA TARUNI AKPOL SEBAGAI UPAYA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...iii PENGESAHAN Skripsi saudara Edy Purnomo Nomor Induk Mahasiswa 074111004

50

Karena keterbatasan informasi yang peneliti dapatkan. Maka sejarah

dinas pembinaan mental polri ini tidak dapat peneliti paparkan secara jelas.

Akan tetapi dari hasil wawancara yang peneliti lakukan terhadap salah satu

mantan staf Ur Watpers Rochmad, S. Pd.I tanggal 25 September 2011 yang

kebetulan beliau pernah menjadi staf pada dinas tersebut sampai tahun 2005

yang kini beliau menjadi Paur Gadik pada Lembaga Pendidikan Akademi

Kepolisian menuturkan bahwa pada periode tahun 1987 – 1995 DISBINTAL

dipimpin oleh AKBP Drs. H. Jauhari, BA, sebagai Kabag Bintal dan periode

1995-1999 digantikan oleh AKP Drs. Yusuf Afandi selaku Kaur Watpers.

Pada masa periode AKP Drs. Yusuf Afandi ini yang sebelumnya bernama

PUSBINTAL berubah menjadi Ur Watpers (Urusan Perawatan Personel) yang

kebetulan dipimpin oleh perwira berpangkat AKP (Job Kompol). Sedangkan

periode 1999-2010 Jabatan Kaur Watpers digantikan oleh AKP Drs. Irzam.

Periode awal hingga menjelang akhir thun 2010 posisi Kaur Watpers

digantikan oleh Kompol Saemuri, S.Pd.I, dan selanjutnya akhir tahun 2010-

sekarang sesuai dengan PERKAP 21 Tahun 2010 posisi Kaur Watpers

menjadi Paur Watpers yang dipimpin oleh seorang Inspektur Satu Polisi

dengan Job jabatan AKP yaitu IPTU Sutrisno, SH.

Perlu diketahui berdasarkan wawancara peneliti terhadap Paur Watpers

Iptu Sutrisno, SH.,tanggal 2 Oktober 2011 Beliau menuturkan bahwa bagian

Ur Watpers dibagi menjadi beberapa tugas diantaranya;

Page 66: PEMBINAAN TARUNA TARUNI AKPOL SEBAGAI UPAYA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...iii PENGESAHAN Skripsi saudara Edy Purnomo Nomor Induk Mahasiswa 074111004

51

1. Menyelenggarakan tugas pokok pembinaan agama baik Islam, Kristen,

Katholik, Hindu maupun Budha yang masing-masing ada penanggung

jawabnya masing-masing.

2. Menyelenggarakan peringatan-peringatan hari-hari besar keagamaan.

3. Menyelenggarakan Tes Kesamataan Jasmani Personel yang dilakukan 2

(dua) kali dalam setahun.

4. Melayani administrasi personel yang berupa ijin atau cuti, termasuk di

dalamnya cuti menunaikan ibadah haji, dan lain-lain.

5. Melayani administrasi dan pembinaan personel yang akan melakukan

nikah atau cerai, dan lain-lain.

E. LATAR BELAKANG SOSIAL GEOGRAFIS, EKONOMI, DAN

KEAGAMAAN TARUNA DAN TARUNI AKPOL

Sebelum penulis memaparkan lebih lanjut alangkah baiknya kita perhatikan

tabel di bawah ini:

Tabel 1

Biodata Taruna dan Taruni

No Nama Umur

(thn)

Pekerjaan

orang tua Daerah asal

1

2

3

Ahmad Yoga

Rully Zulon F

Deni

19

18

20

PNS

Polri

PNS

NTB

Batam

-

Page 67: PEMBINAAN TARUNA TARUNI AKPOL SEBAGAI UPAYA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...iii PENGESAHAN Skripsi saudara Edy Purnomo Nomor Induk Mahasiswa 074111004

52

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

Mulya Sugiharto

Satrio Bagus W

Wahyu Agha Ari SS

Rahandi GP

Taufik G S

M. Hasbi

Sandy Pratama P

Pratama Yuda

Indik Rusmono

Kaisar Ariadi P

Galih Putera S

Ahmad Haris

Jusman Mori

Aris Septianto

Arif Wiranto

M. Salman Fakri

CF Timur

Alwafi Setyana M

Afuza G

Sigid Santoso

Igu Fajar A

Yudhir Dwi P

Afdi K

Willy Y

21

18

19

21

19

19

19

18

21

19

19

19

19

19

18

18

18

17

18

18

18

23

18

18

PNS

Polri

PNS

Polri

Polri

-

Polri

Wiraswasta

Wiraswasta

Guru

TNI-AL

Polri

Tani

Swasta

PNS

Polri

Polri

Swasta

Polri

Swasta

PNS

Pedagang

Swasta

Swasta

Jabar

Jabar

Malang

Yojakarta

Ternate

Palembang

Kaltim

Palembang

Probolinggo

NTB

Jatim

Lampung

Palu

Temanggung

Pati

Aceh

Tuban

Ungaran

Jakarta

Bdr. Lampung

Bogor

Mojokerto

Sumsel

Purwokerto

Page 68: PEMBINAAN TARUNA TARUNI AKPOL SEBAGAI UPAYA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...iii PENGESAHAN Skripsi saudara Edy Purnomo Nomor Induk Mahasiswa 074111004

53

28

29

30

31

32

33

34

35

36

37

38

39

40

41

42

43

44

45

46

47

48

49

50

51

Rendie

Bagus Yudo

Nur Ramadhan M

M. Zulkarnaen

Avrilendi

Aldo Primananda P

Serdika

Anshary F

M. Puteh

R. Prabowo

Deki Marizaldi

Riza

Wido Dwi AZ

Bayu R

Dwi GAlih R

Irfan Molih NA

Hilal

Ivan Prabowo

Aris Satrio S

Hadi Siswsanto

Yuda Prakoso

Sigit Wahyu A

Iqbal Ramadhan

Andre Tri

19

18

18

19

18

18

19

18

18

20

18

18

19

19

20

19

18

18

20

19

18

20

17

19

Polri

Pengusaha

PNS

Swasta

Dosen

PNS

Polri

Polri

Swasta

Swasta

BUMN

PNS

Swasta

PNS

Swasta

PNS

PNS

Polri

Guru

Swasta

Polri

Sekdes

Polri (purn)

Pegawai

Bandung

Pekalongan

Yogyakarta

Aceh

Purwokerto

Lampung

Jatim

Buton

Aceh

Yogyakarta

Padang

-

Ngawi

Lampung

Jatim

Bandung

Pati

Jateng

Palembang

Pati

Banten

Jatim

Bandung

Padang

Page 69: PEMBINAAN TARUNA TARUNI AKPOL SEBAGAI UPAYA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...iii PENGESAHAN Skripsi saudara Edy Purnomo Nomor Induk Mahasiswa 074111004

54

52

53

54

55

56

57

58

59

60

61

Zeska Julian TWS

R. Manggala Agusng

Regan

Zaeni Aji B

Guntur

Rachmad Ridho S

Singgih

M. Hafid F

Bima Sakti

Dian Purnomo

18

18

18

19

18

17

18

19

18

20

TNI-AD

Polri

Swasta

Polri

Polri

Polri

PNS

Polri

Polri

Swasta

Palembang

Jakarta

Swasta

Jateng

Jateng

Makasar

Blora

Jabar

Jakarta

Surabaya

a. Latar Belakang Sosial Geografis

Yang dimaksud kondisi sosial geografis di sini adalah bahwa komposisi

Taruna dan Taruni sendiri diambil dari seluruh daerah yang ada di Indonesia,

dengan kata lain setiap daerah yang ada di Indonesia ini mendapat kesempatan

untuk mengirikan wakilnya untuk menjadi kader pemimpinPolri ini. Dan mereka

dipertemukan dalam satu tempat untuk digodok menjadi Perwira Polri yang

diharapkan.

Melihat kondisi ini tentunya untuk menyeragamkan pemikiran mereka

tidaklah mudah. Hal ini dikarenakan setiap daerah pastilah memiliki adat-istiadat,

dan ritual keagamaan yang berbeda. Kepercayaan yang tumbuh sangat

dipengaruhi dari mana mereka berasal.

Page 70: PEMBINAAN TARUNA TARUNI AKPOL SEBAGAI UPAYA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...iii PENGESAHAN Skripsi saudara Edy Purnomo Nomor Induk Mahasiswa 074111004

55

Keras dan beratnya pendidikan yang ada di lembaga Kepolisian ini

terkadang membuat Taruna dan Taruni mengantispasi dengan hal-hal yang tidak

rasional dan melanggar nilai-nilai aqidah Islam. Suatu contoh kepercayaan

terhadap kekuatan lain selain Allah yang berbentuk jimat, dan lain-lain. Sehingga

perlu usaha keras dalam rangka meluruskan kepercayaan yang kurang sesuai

dengan nilai-nilai aqidah Islamiyah. Di sinilah peran pembinaan agama yang

dilakukan di Lembaga ini, yaitu untuk membekali mereka aqidah yang lurus

sehingga ketika bertugas di lapangan nanti senantiasa menjunjung nilai-nilai

aqidah Islamiyah selain menjalankan tugasnya secara professional.

b. Latar Belakang Sosial Ekonomi

Yang dimaksud keadaan sosial ekonomi di sini adalah latar belakang

kondisi ekonomi keluarga para Taruna dan Taruni itu sendiri. Melihat tabel di

atas makna rata-rata kondisi ekonomi para orang tua Taruna dan Taruni ini di atas

rata-rata masyarakat Indonesia pada umumnya. sehingga dapat dikategorikan

termasuk dari keluarga yang mapan dalam hal penghasilan. Pada intinya tidak ada

masalah yang berarti dalam hal ini.

c. Latar Belakang Sosial Keagamaan

Sebagaimana lembaga ini yang bersifat nasional tentu saja komposisi

keberagamaan di dalamnya sangatlah beraneka ragam. Baik Islam, Kristen,

Katholik, Hindu, dan Budha. Dari jumlah 673 Taruna, yang di dalamnya

termasuk SIPSS 50 orang berarti jumlah Taruna Taruni saat ini adalah 623 orang

Page 71: PEMBINAAN TARUNA TARUNI AKPOL SEBAGAI UPAYA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...iii PENGESAHAN Skripsi saudara Edy Purnomo Nomor Induk Mahasiswa 074111004

56

dimana yang beragama Islam 523 orang, Kristen 60 orang, Katholik 19 orang,

Hindu 20 orang, dan Budha 1 orang.

Secara kuantitas, jumlah Taruna dan Taruni yang beragama Islam memang

sangat membanggakan, akan tetapi kalau dilihat dari kualitas pengalaman dan

kesadaran beragama sangat kurang, sehingga masih perlu pembinaan yang

intensif dari para Pembina atau pengasuh yang ada.

Adapun sarana penunjang pelaksanaan ibadah di Lemdik Akpol dapat

dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel II

Sarana Pelaksanaan Ibadatan di Lemdik Akpol

No. Sarana Jumlah

1.

2.

3.

4.

5.

Masjid

Musholla

Gereja

Kapel

Pura

2 Buah

2 Buah

1 Buah

1 Buah

1 Buah

Jumlah 7 Buah

Dan adapun sarana penunjang lainnya seperti perpustakaan sangatlah

lengkap dan memenuhi syarat untuk mengkaji keilmuan agama. Di Peerpustakaan

Page 72: PEMBINAAN TARUNA TARUNI AKPOL SEBAGAI UPAYA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...iii PENGESAHAN Skripsi saudara Edy Purnomo Nomor Induk Mahasiswa 074111004

57

Akpol ini memang tidak layaknya perpustakaan yang ada di lembaga pendidikan

agama atau pesantren. Akan tetapi ketersediaan buku agama yang ada hanya

bersifat pelengkap dan penunjang akan kebutuhan keberagamaan Taruna Taruni

secara umum. Akan tetapi dilihat dari jumlahnya memang sudah cukup memadahi

yaitu terdapat satu rak khusus buku yang bertemakan agama Islam. Dari rak

tersebut terdapat puluhan judul buku dengan jumlah ratusan eksemplar.

Akan tetapi kembali karena padatnya jadwal kegiatan yang ada membuat

waktu untuk berkunjung dan membaca buku keagamaan ini sangatlah minim.

Taruna Taruni lebih cenderung menggunakan waktu yang ada untuk istirahat.

F. MODEL-MODEL PEMBINAAN PERSONEL LEMBAGA PENDIDIKAN

AKADEMI KEPOLISIAN

Model pembinaan personel di lembaga pendidikan Akademi Kepolisian

yang penulis maksud adalah pengasuhan agama atau pembinaan agama.

Pengasuhan agama yang berjalan di Akpol ini memang tidak layaknya

pengasuhan agama yang ada pada lembaga pendidikan lain seperti pesantren

maupun sekolah formal yang lain. Akan tetapi pembinaan personel di sini adalah

sebuah usaha yang dilakukan oleh lembaga tersebut dalam rangka mencapai visi

dan misi yang sudah ditetapkan di atas. Menjadi sangat urgent peran pembinaan

personel ini mengingat tugas yang akan diemban oleh Taruna dan Taruni Akpol

Page 73: PEMBINAAN TARUNA TARUNI AKPOL SEBAGAI UPAYA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...iii PENGESAHAN Skripsi saudara Edy Purnomo Nomor Induk Mahasiswa 074111004

58

ini di masa yang akan datang, yaitu sebagai pengayom, pelindung, dan pelayan

masyarakat.

Adapun materi yang diberikan dalam acara pembinaan agama ini adalah

sebagai penguat materi yang pada umumnya sudah disampaikan di kelas-kelas

(subject matter curriculum). Adapun materi yang disampaikan sebagai kurikulum

ini diantaranya;

1. Hukum Islam, yang komposisinya adalah hukum Islam di Indonesia, Pokok-

pokok hukum Islam, Hukum perkawinan Islam, Hukum waris Islam, lembaga

peradilan agama, bank Syari’ah.

2. Hukum Perdata, yang komposisinya adalah hukum perkawinan dan waris,

hukum benda, hukum perikatan.

3. Hukum Adat, yang komposisinya adalah pengertian hukum adat, tata susunan

rakyat Indonesia, hukum perkawinan, hukum adat waris, hukum tanah adat,

dan hukum pidana adat.

Di luar yang tercantum di atas masih banyak materi yang disampaikan

dalam mimbar-mimbar pengasuhan atau pembinaan mengingat sifatnya sebagai

penunjang kurikulum standar yang telah ada. Adapun materinya adalah

sebagaimana yang disampaikan oleh para muballigh pada umumnya yaitu

mengenai ilmu-ilmu tentang keislaman baik yang bersifat teoritik dan praktik. Hal

ini peneiti dapatkan dari hasil wawancara dengan salah satu Pembina atau

pengasuh agama yaitu AKBP. Drs. Irzam, M. S. I tanggal 25 September 2011

Page 74: PEMBINAAN TARUNA TARUNI AKPOL SEBAGAI UPAYA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...iii PENGESAHAN Skripsi saudara Edy Purnomo Nomor Induk Mahasiswa 074111004

59

yang penulis temui di sela-sela pengasuhan Ahad pagi yang kebetulan beliau juga

sebagai koordinator pengasuhan agama Islam di lembaga pendidikan Polri ini.

Beliau menuturkan bahwa materi-materi yang disampaikan adalah seputar ilmu-

ilmu keislaman yang mencakup diantaranya mengenai aqidah, syari’ah, akhlak

dan masih banyak lagi yang lainnya. Semua ini dimaksudkan untuk meningkatkan

kualitas keimanan para taruna dan taruni Akademi Kepolisian ini sebagai penerus

tampuk kepemimpinan Polri di masa yang akan datang. Hal ini juga dikuatkan

dengan peneliti temukannya rangkuman-rangkuman hasil pembinaan agama yang

dilaksanakan pada setiap Jum’at dan Ahad pagi yang terbukukan sejak tahun

2007 s.d. sekarang.

Selama ini model pembinaan personel Taruna dan Taruni Akpol ini

memang tidak secara eksplisit masuk dalam kurikulum pendidikan di Akpol

(subject matter curriculum). Akan tetapi program tersebut sudah menjadi

semacam hidden curriculum3 yang telah berjalan dari sejak berdirinya lembaga

ini.

Akan tetapi hal di atas berbeda dengan hasil wawancara penulis pada

tanggal 28 September 2011 dengan Kasubbag Min AKBP Slamet Loesiono, SIK

yang menuturkan bahwa pengasuhan agama tidak dapat dikatakan sebagai hidden

curriculum karena keberadaannya memang sudah diprogramkan oleh lembaga,

dan semua kegitan pengasuhan ini mendapatkan ijin dan fasilitas secara penuh

3 Menurut versi AKBP Drs. Irzam, M.S.I, dalam tesisnya, Profil Pendidikan Agama Islam di

Akademi Kepolisian, thn. 2009

Page 75: PEMBINAAN TARUNA TARUNI AKPOL SEBAGAI UPAYA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...iii PENGESAHAN Skripsi saudara Edy Purnomo Nomor Induk Mahasiswa 074111004

60

dari lembaga. Beliau sempat menggambarkan sebuah grafik kepada peneliti,

adapun grafiknya adalah sebagai berikut;

Adapun penjelasan dari grafik di atas menurut beliau kurang lebih adalah Akpol

sebagai lembaga pendidikan Polri yang mencetak para perwira Polri yang mempunyai

jiwa pelayan, pelindung, dan pengayom masyarakat harus bersifat netral, tidak

memihak pada salah satu pihak sehingga dapat menjalankan tugas sesuai dengan

hukum yang berlaku tanpa melihat ras, suku bangsa, dan agama.

AKPOL

PA POLRI

NETRALITAS

LATIHAN PENGAJARAN PENGASUHAN

/PEMBINAAN

KURIKULUM

SKS

1. FUNGSI TEKNIS

2. MENGHADAPI

BENCANA ALAM

(SAR DARAT-AIR),dll

1. MENTAL

2. JASMANI

3. ROHANI/AGAMA, dll

PERWIRA POLRI • Sumber dari Bag Kortarsis

Lembaga Pendidikan Akpol

Page 76: PEMBINAAN TARUNA TARUNI AKPOL SEBAGAI UPAYA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...iii PENGESAHAN Skripsi saudara Edy Purnomo Nomor Induk Mahasiswa 074111004

61

Dalam mewujudkan angan-angan itu dibutuhkan wawasan dan keterampilan

dibidangnya sehingga dibutuhkan pengajaran dan latihan yang cukup sehingga dapat

menunjang visi dan misi Polri yang sudah dicanangkan. Pengajaran dan latihan ini

menjadi sebuah kewajiban yang tidak dapat dielakkan karena keduanya harus

dikuasai oleh taruna dan taruni sebagai modal nanti ketika bertugas di wilayah.

Sebagai efek baliknya kegagalan dalam mengikuti program tersebut akan

menghambat laju taruna dan taruni dalam menyelesaikan proses pendidikan di

lembaga pendidikan ini yaitu menjadi perwira Polri.

Sedangkan pengasuhan dimaksudkan sebagai penunjang tercapainya tujuan

mulia di atas. Karena bagaimanapun sebagai manusia biasa taruna dan taruni juga

mengalami penat, kebosanan, jenuh dalam menjalani aktifitasnya sehari-hari. Bahkan

sangat menguras energi baik fisik, psikologi, mental, dan rohani. Sehingga

pengasuhan atau pembinaan ini sangatlan butuhkan sebagai upaya memulihkan

kembali kondisi taruna dan taruni ke posisi semula.

Sehingga pembinaan atau pengasuhan agama ini menjadi sebuah kewajiban di

luar kegiatan pendidikan yang ada. Tidak dapat dipungkiri perhatian terhadap

kegiatan pembinaan agama ini sangatlah tinggi. Karena bagaimanapun pula kegiatan

pembinaan agama merupakan suatu hal yang tidak boleh dipandang sebelah mata.

Adapun model-model pembinaan agama pada taruna dan taruni pada umumnya

masih sama dengan apa yang tertuang dalam uraian di atas, pertama bersifat langsung

baik secara lisan yang berupa arahan, himbauan, teguran, bahkan hukuman maupun

Page 77: PEMBINAAN TARUNA TARUNI AKPOL SEBAGAI UPAYA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...iii PENGESAHAN Skripsi saudara Edy Purnomo Nomor Induk Mahasiswa 074111004

62

perintah-perintah langsung yang lain dari Pimpinan atau para pengasuh. Kedua,

melaluai mimbar-mimbar agama yang sudah dijadwalkan di luar kegiatan akademik

oleh bagian yang telah ditunjuk yang dalam hal ini adalah bagian Ur Watpers (Urusan

Perawatan Personel). Yang kemudian staf tersebut berkoordinasi dengan lembaga-

lembaga keagamaan yang terkait dengan tugas tersebut, sebuah contoh kementrian

agama setempat untuk ikut serta dalam pengasuhan atau pembinaan agama terhadap

Taruna dan Taruni.

Karena pembinaan atau pengasuhan agama ini tidak dapat dilaksanakan sendiri

secara penuh maka lembaga ini merangkul lembaga keagamaan di luar Akpol.

Adapun komposisi Pembina atau pengasuh agama yang selama ini berjalan terdiri

dari;

1. Pengasuh setempat (para perwira Polri setempat yang membidangi keagamaan).

2. Tenaga rohaniawan Kementrian Agama Wilayah Jawa Tengah.

3. Tenaga Dosen atau pendidik dari perguruan tinggi agama sekitar.

4. Para Ulama’ sekitar yang telah di tunjuk, dan lain-lain.

Adapun nama-nama Pembina atau pengasuh agama tetap yang selama ini berjalan

adalah sebagai berikut:

No. Nama Instansi Rujukan

1 AKBP. Drs. Irzam,

M.S.I

Akpol Ihya’ Ulumuddin karya Imam

Al-Ghazali, Kaidah-Kaidah

Hukum Islam karya Abdul

Page 78: PEMBINAAN TARUNA TARUNI AKPOL SEBAGAI UPAYA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...iii PENGESAHAN Skripsi saudara Edy Purnomo Nomor Induk Mahasiswa 074111004

63

Wahab Khalaf, Ushul Fiqh

karya Abdul Wahab Kholaf,

Fiqh karya Sayid Sabic

2 Prof. Dr. H.

Djamaluddin Darwis,

MA

IAIN WS

Agama Islam karya Prof Dr.

Hasbi As-Shiddieqy, Agama

Islam karya Prof. Dr. Hamka,

Agama Islam karya Prof Dr.

Harun Nasution

3 Prof. Dr. H. Suparman

Syukur, MA

IAIN WS Risalah Tauhid karya Syeikh

Muhammad Abduh, History of

Arabs karya Philip K. Hitti,

Fasl al-Maqal fima Baina al-

Hikmah wa al-Syari’ah min al-

Ittisal karya Ibn Rusyd

4 Dr. H. Yusuf Suyono,

MA

IAIN WS Al-Iman karya Abdul MAjid

al-Zandani, Al-‘Aqidah al-

Islamiyah karya Abdurrahman

Jabankah, Risalah fit-Tauhid

karya Abdullah bin

Muhammad bin Zahim (imam

Page 79: PEMBINAAN TARUNA TARUNI AKPOL SEBAGAI UPAYA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...iii PENGESAHAN Skripsi saudara Edy Purnomo Nomor Induk Mahasiswa 074111004

64

masjid Nabawi)

5 Dr. H. Ma’mun

Effendi Nur, Lc., Ph. D

UNU Fathul Majid, Risalah at-

Tauhid, Kitab Tauhid, Ushul

al-‘Aqidah al-Islamiyah

6 Drs. H. Muhammad

Sa’idun, M. Ag

Kepala Depag

Sragen

al-‘Aqidah al-Islamiyah karya

syeikh Muhammad Abu

Zahrah, , Tahzib al-akhlaq wa

Tathir al-‘Araq karya Ibn

Miskawaih, Dienul Islam

karya Nasruddin Razak

7 Drs. Ali Imron, M. Ag UNSIQ

Wonosobo

Nashoihul ‘Ibad karya Imam

Nawawi, Tafsir al-Azhar karya

Hamka, Metodologi Studi

Islam karya Prof Dr.

Ramayulis, Tafsir Al-Ibriz

karya Musthofa Bisri Rembang

8 Muhammad

Syarifuddin, S. Ag

Asdos di

Akpol

Risalah Tauhid karya Syekh

Muhammad Abduh, Ihya’

‘Ulumuddin karya Imam Al

Page 80: PEMBINAAN TARUNA TARUNI AKPOL SEBAGAI UPAYA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...iii PENGESAHAN Skripsi saudara Edy Purnomo Nomor Induk Mahasiswa 074111004

65

Ghazali, Kompilasi Hukum

Islam

9 Rochmad, S. Pd. I Staff Gadik

Akpol

Ikhtisar Hukum Islam karya

Abdul Wahid S, Al-Fiqh ‘ala

Madzahib al-Arba’ah karya

Abdurrahman al-Jazairy, Ihya’

Ulumuddin karya Imam Al-

Ghazali

Melihat komposisi tenaga pengasuh di atas tidak diragukan lagi

kemampuannya. Dari latar belakang pendidikan dan pengalaman yang didapatkan

baik dari pendidikan formal atau non formal, dalam maupun luar negeri dari para

pengasuh ini diharapkan dapat memberikan pemahaman keagamaan yang luas,

sehingga Taruna Taruni sebagai obyek pengasuhan mendapatkan materi yang

berkualitas.

Selain itu juga materi yang disampaikanpun sangat berbobot. Walaupun secara

eksplisit para pengasuh tidak memberikan materi dari kitab-kitab di atas secara

langsung akan tetapi hanya beberapa intisari kitab tersebut dengan bahasa yang

mudah dipahami oleh Taruna Taruni. Hal ini dikarenakan mereka lembaga ini bukan

lembaga pendidikan keagamaan. Sehingga penyampaian materi-materi di atas hanya

bersifat penguat dari aqidah yang sudah ada.

Page 81: PEMBINAAN TARUNA TARUNI AKPOL SEBAGAI UPAYA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...iii PENGESAHAN Skripsi saudara Edy Purnomo Nomor Induk Mahasiswa 074111004

66

Selain nama di atas masih banyak ulama’ sekitar yang seringkali diminta untuk

memberikan pembinaan atau mengisi pada momen-momen penting yang lain seperti

acara-acara peringatan hari-hari besar keagamaan.

Kegiatan pembinaan atau pegasuhan yang rutin dilaksanakan pada hari Jum’at

siang, Ahad pagi dan hari-hari tertentu sesuai dengan yang sudah diprogramkan.

Setiap hari Jum’at bersamaan dengan salat Jum’at secara berjama’ah dan dilanjutkan

dengan pembacaan yasin dan tahlil yang dipimpin oleh orang yang sudah ditunjuk

sesuai jadwal. Adapun untuk Ahad pagi kegiatan yang dilaksanakan adalah mulai dari

salat subuh berjama’ah dan dilanjutkan dengan pembacaan yasin, tahlil, asma’ al-

Husna, ceramah dan do’a bersama oleh petugas yang ditunjuk, temu keluarga asuh4,

dan kerja bakti. Adapun kegiatan dihari-hari yang lain misalnya peringatan hari-hari

besar agama, dan lain-lain.

Dalam temu keluarga asuh ini seringkali dimanfaatkan untuk sharing antar

Taruna dan Taruni satu daerah juga dimanfaatkan sebagai sarana membahas materi

apa yang telah di sampaikan oleh penceramah atau Pembina. Dan bahkan digunakan

sebagai saran membahas dilemma-dilema sosial yang ada di masyarakat baik yang

disuguhkan oleh pengauh maupun yang diketahui oleh Taruna atau Taruni itu sendiri.

Selain itu berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan Kasubbag Min pada Kortarsis

ABKP Slamet Loesiono, SIK beliau juga menuturkan bahwa dengan mendasari

4 Sebuah pertemuan yang difungsikan untuk mempererat tali persaudaraan kepada taruna dan

taruni sesama daerah asal pengiriman yang kemudian dalam penelitian ini sekaligus peneliti

manfaatkan sebagai sarana Focus Group Discussion untuk memeroleh data-data berkaitan tema

penelitian.

Page 82: PEMBINAAN TARUNA TARUNI AKPOL SEBAGAI UPAYA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...iii PENGESAHAN Skripsi saudara Edy Purnomo Nomor Induk Mahasiswa 074111004

67

pedoman taruna dan Peraturan Kehidupan Taruna (Perduptar) khusus taruna dan

taruni yang beragama Islam dilaksanakan pengasuhan dan pembinaan sebagai berkut;

1. Salat maghrib berjama’ah

2. Diberi kesempatan melaksanakan salat-salat wajib maupun sunnah sendiri-sendiri

sesuai dengan kebutuhan di kamarnya masing-masing dengan menyesuaikan

dengan kegiatan yang telah ada.

3. Melaksanakan salat Jum’at berjama’ah bergabung dengan personel atau antap

(anggota tetap) dan masyarakat lainnya yang melaksanakan salat Jum’at di masjid

Asy Syuhada’ Akpol, sedangkan taruni melaksanakan salat duhur dan dzikir

bersaa di flat Graha Taruna (baca yasin dan tahlil)

4. Pembacaan surat yasin bersama-sama di masjid Asy Syuhada’ Akpol.

5. Pencerahan oleh pimpinan Akpol (Gubernur atau perwira yang ditunjuk) selesai

pelaksanan salat Jum’at berjama’ah.

6. Melaksnakan kegiatan salat subuh berjama’ah dan dilanjutkan kuliah Ahad pagi

(ceramah atau pengajian).

7. Taruna senior yang sudah berkurang kegiatan latihan lapangan (berbentuk fisik

atau jasmani) dalam program pendidikan sesuai dengan tingkatannya untuk

dianjurkan untuk melaksanakan puasa sunah Senin dan Kamis.

8. Diberi kesempatan salat Jum’at di luar kampus Akpol dengan didukung sarana

angkutan (2 bus besar: + 75-100 orang) di masjid agung Jawa Tengah atau

Baiturrahman simpang lima.

Page 83: PEMBINAAN TARUNA TARUNI AKPOL SEBAGAI UPAYA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...iii PENGESAHAN Skripsi saudara Edy Purnomo Nomor Induk Mahasiswa 074111004

68

9. Mengikuti pengajian keliling (BAI Jateng) ke luar kampus Akpol.

10. Pada bulan Ramadan diberi kesempatan untuk melaksanakan salat tarawih

berjama’ah dan dilanjutkan tadarus di masjid Akpol.

11. Melaksanakan pengumpulan atau pembayaran zakat yang dikoordinir oleh senat

korps taruna.

12. Mengumpulkan dan atau pembelian binatang kurban yang penyembelihannya

dilaksanakan di masjid Asy Syuhada’ Akpol, taruna dan taruni dilibatkan apabila

tidak melaksanakan liburan.

13. Diberi kesempatan melaksanakan perayaan hari besar keagamaan; Maulid Nabi,

Nuzulul Qur’an, Isra’ Mi’raj, ‘Idul Fitri, ‘Idul Adha, dan lain-lain.

14. Diberi kesematan untuk mengikuti lomba-lomba seperti Qori’, sari tilawah,

nasyid, dan lain-lain. Dengan catatan masih dalam kota Semarang.

15. Kegiatan ibadah bersama diberikan perhatian khusus dengan penambahan nilai

sikap perilaku dan diakomodir merupakan kegiatan yang bersifat dinas.

Dari sekian banyak kegiatan pembinaan agama di atas bersifat rutinitas yang

terjadwalkan, terlebih pengasuhan ahad pagi. Pengasuhan atau pembinaan Ahad pagi

ini dimulai dengan salat subuh berjama’ah di masjid Asy Syuhada’ dan dilanjutkan

dzikir bersama, pembacaan Asma’ al-Husna, Yasinan, tahlilan, salawatan, ceramah

oleh petugas yang telah di tunjuk, diteruskan tanya jawab, diskusi kelompok yang

dibarengkan dengan kumpul keluarga asuh, serta kerja bakti membersihkan masjid.

Page 84: PEMBINAAN TARUNA TARUNI AKPOL SEBAGAI UPAYA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...iii PENGESAHAN Skripsi saudara Edy Purnomo Nomor Induk Mahasiswa 074111004

69

Pengasuhan Ahad pagi ini menjadi aternatif yang paling efektif bagi para

Pembina dalam usaha memantapkan kualitas aqidah kader pemimpin Polri ini. Dalam

usaha meningkatkan kualitas aqidah Taruna dan Taruni, Pembina melakukan

beberapa hal yang disisipkan dalam setiap pembinaan berlangsung. Untuk hal yang

bersifat keyakinan atau keimanan maka dilakukan doktrin, suatu contoh bahwa

sebagai seorang muslim kita harus percaya akan rukun iman yang enam. Akan tetapi

apa yang dilakukan oleh Pembina tidak semudah itu karena dari latar belakang ras,

sosial, budaya, adat istiadat Taruna satu sama lainnya berbeda dan dimungkinkan

mereka membawa kepercayaan dari daerah asalnya ke lembaga ini. Sehingga

Pembina memberikan beberapa metode untuk berusaha meluruskan keyakinan-

keyakinan Taruna dan Taruni ini yang kurang lurus atau bahkan melenceng.

Adapun hasil penelitian mengenai keaktifan Taruna dan Taruni dalam

menjalankan ritual-ritual keagamaan di Akademi Kepolisian dapat dilihat di bawah

ini.

Tabel 3

Pembianaan Agama Taruna dan Taruni Akademi Kepolisian Dalam Aktivitas

Keagamaan Sehari-hari

No Variabel Indikator Frekwensi %

1. Keaktifan (rajin)

shalat Fardlu

a. Sangat aktif

b. Aktif

c. Kurang aktif

d. Tidak aktif

7

33

21

11.48

54.10

34.43

Page 85: PEMBINAAN TARUNA TARUNI AKPOL SEBAGAI UPAYA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...iii PENGESAHAN Skripsi saudara Edy Purnomo Nomor Induk Mahasiswa 074111004

70

2. Tujuan shalat Fardlu a. mendapatkan

pahala

b. Menghapus dosa

c. Menenteramkan

jiwa

d. Ikut-ikutan

26

2

32

1

42.62

3.28

52.46

1.64

3. Keaktifan (rajin)

shalat Sunnah

a. Sangat aktif

b. Aktif

c. Kurang aktif

d. Tidak aktif

1

14

42

4

1.64

22.95

68.85

6.56

4. Tujuan shalat

Sunnah

a. Mendapatkan

pahala

b. Menghapuskan

dosa

c. Menenteramkan

jiwa

d. Ikut-ikutan

35

2

23

1

57.38

3.28

37.70

1.64

5. Keaktifan (rajin)

shalat berjamaah

a. Sangat aktif

b. Aktif

c. Kurang aktif

d. Tidak aktif

3

38

20

4.92

62.30

32.79

6. Tujuan shalat

berjamaah

a. Mendapatkan

pahala

b. Menghapuskan

dosa

c. Menenteramkan

jiwa

42

1

17

68.85

1.64

27.87

Page 86: PEMBINAAN TARUNA TARUNI AKPOL SEBAGAI UPAYA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...iii PENGESAHAN Skripsi saudara Edy Purnomo Nomor Induk Mahasiswa 074111004

71

d. Ikut-ikutan 1 1.64

7. Keaktifan (rajin)

shalat Jum’at

a. Sangat aktif

b. Aktif

c. Kurang aktif

d. Tidak aktif

33

28

54.10

45.90

8. Tujuan shalat Jum’at a. Mendapatkan

pahala

b. Menghapuskan

dosa

c. Menenteramkan

jiwa

d. Ikut-ikutan

32

4

25

52.46

6.56

40.98

9. Keaktifan (rajin)

berpuasa Ramadlan

a. Sangat aktif

b. Aktif

c. Kurang aktif

d. Tidak aktif

36

23

2

59.02

37.70

3.28

10. Tujuan berpuasa

Ramadlan

a. Mendapatkan

pahala

b. Menghapuskan

dosa

c. Menenteramkan

jiwa

d. Ikut-ikutan

26

12

23

42.62

19.67

37.70

11. Keaktifan (rajin)

Puasa Sunnah

a. Sangat aktif

b. Aktif

1

12

1.64

19.67

Page 87: PEMBINAAN TARUNA TARUNI AKPOL SEBAGAI UPAYA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...iii PENGESAHAN Skripsi saudara Edy Purnomo Nomor Induk Mahasiswa 074111004

72

c. Kurang aktif

d. Tidak aktif

33

15

54.10

24.59

12. Tujuan Puasa

Sunnah

a. Mendapatkan

pahala

b. Menghapuskan

dosa

c. Menenteramkan

jiwa

d. Ikut-ikutan

35

10

14

2

57.38

16.39

22.95

3.28

13. Keaktifan (rajin)

Zakat Fitrah

a. Sangat aktif

b. Aktif

c. Kurang aktif

d. Tidak aktif

18

40

1

2

29.51

65.57

1.64

3.28

14. Tujuan Zakat Fitrah a. Mendapatkan

pahala

b. Menghapuskan

dosa

c. Menenteramkan

jiwa

d. Ikut-ikutan

39

19

12

1

63.93

31.15

19.67

1.64

15. Keaktifan (rajin)

membaca al-Qur’an

a. Sangat aktif

b. Aktif

c. Kurang aktif

d. Tidak aktif

4

28

28

1

6.56

45.90

45.90

1.64

16. Tujuan membaca a. Mendapatkan

pahala

28

45.90

Page 88: PEMBINAAN TARUNA TARUNI AKPOL SEBAGAI UPAYA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...iii PENGESAHAN Skripsi saudara Edy Purnomo Nomor Induk Mahasiswa 074111004

73

Al-Qur’an b. Menghapuskan

dosa

c. Menenteramkan

jiwa

d. Ikut-ikutan

5

28

8.20

45.90

17. Keaktifan (rajin)

berdo’a

a. Sangat aktif

b. Aktif

c. Kurang aktif

d. Tidak aktif

20

38

2

1

32.79

62.30

3.28

1.64

18. Tujuan berdo’a a. Mendapatkan

pahala

b. Menghapuskan

dosa

c. Menenteramkan

jiwa

d. Ikut-ikutan

12

12

37

19.67

19.67

60.66

19. Keaktifan (rajin)

Tahlil,Yasinan, dan

Pembacan Asmaul

Husna

a. Sangat aktif

b. Aktif

c. Kurang aktif

d. Tidak aktif

7

42

10

2

11.48

68.85

16.39

3.28

20. Tujuan Tahlil,

Yasinan dan

Pembacaan Asmaul

Husna

a. Mendapatkan

pahala

b. Menghapuskan

dosa

c. Menenteramkan

jiwa

37

4

20

60.66

6.56

32.79

Page 89: PEMBINAAN TARUNA TARUNI AKPOL SEBAGAI UPAYA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...iii PENGESAHAN Skripsi saudara Edy Purnomo Nomor Induk Mahasiswa 074111004

74

d. Ikut-ikutan

21. Keaktifan (rajin)

mengikuti Pengajian

Ahad Pagi

a. Sangat aktif

b. Aktif

c. Kurang aktif

d. Tidak aktif

11

27

29

4

18.03

44.26

47.54

6.56

22. Tujuan mengikuti

Pengajian Ahad Pagi

a. Mendapatkan

pahala

b. Menghapuskan

dosa

c. Menenteramkan

jiwa

d. Ikut-ikutan

25

2

30

4

40.98

3.28

49.18

6.56

23. Keaktifan

Pelaksanakan hari

besar Islam

a. Sangat aktif

b. Aktif

c. Kurang aktif

d. Tidak aktif

23

38

37.70

62.30

24. Tujuan

Pelaksanakan hari

besar Islam

a. Mendapatkan

pahala

b. Menghapuskan

dosa

c. Menenteramkan

jiwa

d. Ikut-ikutan

34

5

22

55.74

8.20

36.07

25. Keaktifan dalam

Kurve di Masjid,

a. Sangat aktif

b. Aktif

8

17

13.11

27.87

Page 90: PEMBINAAN TARUNA TARUNI AKPOL SEBAGAI UPAYA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...iii PENGESAHAN Skripsi saudara Edy Purnomo Nomor Induk Mahasiswa 074111004

75

Mushola c. Kurang aktif

d. Tidak aktif

31

3

50.82

4.92

26. Tujuan dalam Kurve

di Masjid, Mushola

a. Mendapatkan

pahala

b. Menghapuskan

dosa

c. Menenteramkan

jiwa

d. Ikut-ikutan

41

5

10

5

67.21

8.20

16.39

8.20

27. Keaktifan membaca

salawatan

a. Sangat aktif

b. Aktif

c. Kurang aktif

d. Tidak aktif

11

38

12

18.03

62.30

19.67

28. Tujuan membaca

salawatan

a. Mendapatkan

pahala

b. Menghapuskan

dosa

c. Menenteramkan

jiwa

d. Ikut-ikutan

23

2

35

1

37.70

3.28

57.38

1.64

Selain melihat tabel di atas penulis juga melakukan wawancara secara

mendalam terhadap beberapa Taruna yang salah satunya adalah sebagai Kasibinrohtal

yaitu Zidni Khusnurrofiq tanggal 30 Oktober 2011, memaparkan bahwa pengasuhan

yang sudah dijalankan memang belum bisa maksimal akan tetapi memang cukup

Page 91: PEMBINAAN TARUNA TARUNI AKPOL SEBAGAI UPAYA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...iii PENGESAHAN Skripsi saudara Edy Purnomo Nomor Induk Mahasiswa 074111004

76

berperan dalam memberikan benteng aqidah terhadap Taruna dan Taruni sekalian.

Hal ini dapat dilihat dari proses berjalannya kegiatan agama sehari-hari. Selain itu

pula dalam pemilihan tim masjid5 yang dilakukan secara kesadaran masing-masing

didapatkan keanggotaan yang cukup signifikan, akan tetapi karena keberadaanya

dibatasi oleh lembaga sehingga dilakukan seleksi ulang untuk didapatkan Taruna dan

Taruni yang benar-benar kopeten dibidang keagamaan ini. Adapun jumlah tim masjid

setiap angkatan diperbolehkan hingga 60 orang dari keseluruhan penerimaan tiap

tahunnya yang kurang lebih sekitar 300 – 400 orang yang terdiri dari Taruna dan

Taruni.

Kemudian wawancara penulis fokuskan terhadap usaha pencapaian ibadah yang

lebih sempurna yang dalam hal ini khusuk, dia menjawab bahwa untuk mencapai

tujuan itu tidaklah mudah terlebih Taruna dan Taruni yang notabene adalah remaja

yang secara psikis dan mental masih labil. Terlebih padatnya jadwal kegiatan yang

ada membuat ritual ibadah yang dijalankan menjadi kurang sempurna. Akan tetapi

ada beberapa Taruna dan Taruni yang telah dapat menjalankan ritual ibadah tersebut

tidak hanya sebagai kewajiban, akan tetapi sebagai kebutuhan. Hal ini dikarenakan

mereka berasal dari latar belakang keluarga dan daerah yang agamis walaupun

prosentasenya sedikit. Hal ini sesuai dengan firman Allah sebagai berikut:

5 Sebuah tim yan dibentuk dalam rangka membantu proses kegiatan pengasuhan atau

pembinaan yang ada mulai dari perencanaan hingga pelaksanaan.

Page 92: PEMBINAAN TARUNA TARUNI AKPOL SEBAGAI UPAYA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...iii PENGESAHAN Skripsi saudara Edy Purnomo Nomor Induk Mahasiswa 074111004

77

§Ν èO $ uΖøOu‘ ÷ρr& |=≈ tGÅ3ø9 $# tÏ% ©!$# $ uΖøŠx�sÜ ô¹$# ôÏΒ $ tΡÏŠ$ t7Ïã ( óΟ ßγ ÷Ψ Ïϑsù ÒΟÏ9$ sß Ïµ Å¡ø�uΖÏj9 Ν åκ÷]ÏΒ uρ Ó‰ÅÁ tF ø) •Β

öΝ åκ÷]ÏΒ uρ 7,Î/$ y™ ÏN≡ u�ö�y‚ ø9 $$ Î/ Èβ øŒ Î* Î/ «! $# 4 š�Ï9≡ sŒ uθ èδ ã≅ôÒ x� ø9 $# ç�� Î7x6 ø9 }32: { �رة ���� ∪⊅⊃∩ #$

Artinya : “kemudian kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami

pilih di antara hamba-hamba Kami, lalu di antara mereka ada yang Menganiaya diri

mereka sendiri dan di antara mereka ada yang pertengahan dan diantara mereka

ada (pula) yang lebih dahulu berbuat kebaikan6 dengan izin Allah. yang demikian itu

adalah karunia yang Amat besar.” 7 (QS. Fathir ayat 32)

Ketaatan beribadah Taruna dan Taruni dapat di lihat pada Tabel Pembinaan

Taruna dan Taruni Akademi Kepolisian dalam aktivitas sehari-hari di atas. Dari tabel

tersebut dapat dilihat bahwa kektifan Taruna dan Taruni dalam menjalankan salat

fardlu mencapai 54,10% dan bahkan sangat aktif mencapai 11,48% dengan motivasi

mendapatkan pahala sebanyak 42,62% serta untuk menenteramkan jiwa sebanyak

52,46%. Walaupun dalam tabel masih terlihat indikator kekurang aktifan Taruna dan

Taruni dalam melaksanakan salat lima waktu ini sebanyak 34, 43%.

Sedangkan dalam hal keaktifan dalam menjalankan puasa ramadhan terlihat

sangat aktif 59,02%, aktif 37,70% dan kuran aktif 3,28%. Adapun motivasi berpuasa

untuk mendapatkan pahala sebanyak 42,62%, menghapus dosa 19,67% dan

menentramkan jiwa sebanyak 37,70%. Hasil ini sangat membanggakan mengingat

puasa adalah perntah wajib. Sehingga dari sini dapat dilihat bahwa Taruna dan Taruni

6 Yang dimaksud dengan orang yang menganiaya dirinya sendiri ialah orang yang lebih banyak

kesalahannya daripada kebaikannya, dan pertengahan ialah orang-orang yang kebaikannya berbanding

dengan kesalahannya, sedang yang dimaksud dengan orang-orang yang lebih dahulu dalam berbuat

kebaikan ialah orang-orang yang kebaikannya Amat banyak dan Amat jarang berbuat kesalahan.

7 Yayasan Penyelenggara Penerjemah/Tafsir al-Qur’an, Al Qur’an dan Terjemahnya,

Departemen Agama 1995, hlm. 700

Page 93: PEMBINAAN TARUNA TARUNI AKPOL SEBAGAI UPAYA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...iii PENGESAHAN Skripsi saudara Edy Purnomo Nomor Induk Mahasiswa 074111004

78

dengan sadar melaksanakan ibadah tersebut karena hal itu merupakan kewajiban yang

harus dijalankan oleh setiap muslim. Adapun motivasi mendapatkan pahala sebanyak

42,62%, menghapus dosa 19,67% dan menentramkan jiwa sebanyak 37,70%. Di sini

dapat dilihat bahwa Taruna dan Taruni semakin memahami akan nilai ibadah yang

dijalankannya.

Adapun keaktifan dalam membayar zakat menunjukkan indikator sangat aktif

29,51%, aktif 65,57%, kurang aktif 1,64%, dan tidak aktif 3,28%. Tujuan membayar

zakat untuk mendapatkan pahala 63,93%, menghapus dosa 31,15%, menenteramkan

jiwa 19,67% dan ikut-ikutan 1,64%. Sedangkan dalam membaca al-Qur’an

menunjukkan indikator sangat aktif 6,56%, aktif 45,90%, kurang aktif 45,90%

sedangkan tidak aktif 1,64%. Untuk keaktifan mengikuti Yasinan, Tahlil, dan

pembacaan asma’ al-Husna, sangat aktif 11,48%, aktif 68,85%, kurang aktif 16,39%,

tidak aktif 3,28%. Sedangkan indikator untuk mendapatkan pahala 60,66%,

menghapus dosa 6,56%, dan menenteramkan jiwa 32,79%. Seterusnya keikutsertaan

pengajian ahad pagi sangat aktif 18,03%, aktif 44,26%, kurang aktif 47,54%, tidak

aktif, 6,56%. Adapun indikatornya adalah untuk mendapatkan pahala 40,98%,

menghapus dosa 3,28%, meneteramkan jiwa 49, 18%, ikut-ikutan 6,56%.selanjutnya

dalam peran serta dalam mengikuti pelaksanan hari-hari besar agama sangat aktif

37,70%, aktif 62,30%, dengan motifasi mendapatkan pahala 55, 74%, menghapus

dosa 8,20%, menenteramkan jiwa 36,07%. Dan selanjutnya keaktifan kurve di masjid

sangat aktif 13,11%, aktif 27,87%, kurang aktif, 50,82%, tidak aktif 4,92% dengan

Page 94: PEMBINAAN TARUNA TARUNI AKPOL SEBAGAI UPAYA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...iii PENGESAHAN Skripsi saudara Edy Purnomo Nomor Induk Mahasiswa 074111004

79

indikator untuk mendpatkan pahala 67,21%, menghapus dosa 8,20%, menenteramkan

jiwa 16,39%, ikut-ikutan 8,20% sedangkan keaktifan dalam membaca salawatan

sangat aktif 18,03%, aktif, 62,30, kurang aktif, 19,67% dengan indikator untuk

mendapatkan paala 37,70%, menghapus dosa 3,28%, menenteramkan jiwa, 57,38%,

dan ikut-ikutan 1,64%.

Akan tetapi secara umum dilihat dari matrik di atas dapat dilhat bahwasannya

Taruna dan Taruni Akpol cukup aktif dalam menjalankan ritual-ritual keagamaan

dengan motivasi mendapatkan pahala dan menentramkan jiwa. Kondisi seperti ini

terwujud tidak lepas dari beberapa komponen yang sangat mendukung, baik dari

intern Taruna dan Taruna sendiri, pengasuh atau pembina, masyarakat komplek

Akpol, kondisi alam yang nyaman, dan kebijakan pimpinan lembaga ini yang pro

dengan kegiatan pengasuhan ini.

Adapun legitimasi diwajibkannya kegiatan pengasuhan atau pembinaan agama

ini adalah turut serta dicantumkannya kegiatan pengasuhan agama ini dalam

Perduptar pasal 11 tentang pegasuhan, yang berbunyi sebagai berikut:

1. Dalam proses pengasuhan Taruna tidak hanya berperan sebagai obyek, tetapi juga

sebagai subyek mulai dari tingkat perencanaan sampai dengan pengendalian dan

pengawasan. Pengasuh lebih mengedepankan peran sebagai motivator dan

fasilitator.

Page 95: PEMBINAAN TARUNA TARUNI AKPOL SEBAGAI UPAYA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...iii PENGESAHAN Skripsi saudara Edy Purnomo Nomor Induk Mahasiswa 074111004

80

2. Kegiatan pengasuhan meliputi kegiatan pengembangan mental kepribadian,

intelektual dan jasmani, yang dilaksanakan secara simultan dan terintregrasi.

Materi pengasuhan dibagi dalam beberapa bidang;

a. Bidang pembinaan mental spiritual dan ideologi.

b. Bidang kebhayangkaraan.

c. Bidang profesionalisme.

d. Bidang kepemimpinan.

e. Bidang penampilan perorangan.

f. Bidang watak kepribadian.

3. Para Taruna diwajibkan berperan aktif mengikuti kegiatan-kegiatan tersebut, yang

pelaksanaannya diatur oleh pengasuh.

4. Pelanggaran terhadap ayat 3 pasal ini dikenakan sanksi tindakan disiplin atau

hukuman disiplin.8

Adapun penilaian Pengasuha Taruna ditujukan kepada 7 aspek, yaitu;

1. Aspek mental spiritual dan ideologi meliputi: ketaqwaan kepada Tuhan YME,

toleransi antar umat beragama, rasa cinta tanah air, menjaga persatuan dan

kesatuan serta kejujuran.

2. Aspek Kebhayangkaraan meliputi: kehormatan, kebanggaan korps, menghormati

HAM, disiplin pribadi, loyalitas pada organisasi dan menjunjung atau memelihara

tradisi positif.

8 Peraturan Kehidupan Taruna (Perduptar) Akademi Kepolisian sesuai Surat Keputusan

Gubernur Akademi Kepolisian No. Pol.: Skep/31/III/2008 tanggal 31 Maret 2008, h. 7

Page 96: PEMBINAAN TARUNA TARUNI AKPOL SEBAGAI UPAYA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...iii PENGESAHAN Skripsi saudara Edy Purnomo Nomor Induk Mahasiswa 074111004

81

3. Aspek profesionalisme meliputi: patuh hukum, tugas pokok Polri, pengembangan

diri, dan mengaplikasikan teori-teori Kepolisian.

4. Aspek kepemimpinan meliputi: ketauladanan, bertanggung jawab, pengambilan

keputusan secara cepat, keterbukaan, interpersonal skill, analisis, manajemen, dan

supervisor.

5. Aspek penampilan perorangan meliputi: kemepuan mengandalikan diri, postur

dan sikap tampang, pakaian dan atribut, kesamaptaan jasmani, kbersihan dan

kelengkapan perorangan, kebersihan dan kerapian tempat tinggal, kebersihan dan

kerapian lingkungan, dan memelihara inventaris dinas.

6. Aspek kualitas sosial budaya meliputi: kemitraan dan komunikasi sosial.

7. Aspek watak kepribadian meliputi: kepribadian dan sikap kerja. 9

9 Ibid, h. 35

Page 97: PEMBINAAN TARUNA TARUNI AKPOL SEBAGAI UPAYA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...iii PENGESAHAN Skripsi saudara Edy Purnomo Nomor Induk Mahasiswa 074111004

82

BAB III

TINJAUAN UMUM TENTANG

PEMBINAAN AGAMA DAN AQIDAH ISLAMIYAH

A. PEMBINAAN AGAMA

1. Pengertian Pembinaan

Pembinaan secara etimologi berasal dari kata “bina” mendapat awalan

pe dan akhirnya an.1 Jadi artinya pembinaan adalah proses, pembuatan, cara

pembinaan, pembaharuan, usaha dan tindakan atau kegiatan yang dilakukan

secara berdaya guna dan berhasil guna dengan baik.

Dalam pelaksanaan pembinaan maka konsep pembinaan hendaknya

didasarkan pada hal-hal yang bersifat efektif dan pragmatis dalam arti dapat

memberikan pemecahan persoalan yang dihadapi sehari-hari dengan sebaik-

baiknya, dan pragmatis dalam arti mendasarkan fakta-fakta yang ada sesuai

dengan kenyataan sehingga bermanfaat karena dapat diterapkan dalam

praktek-praktek.

Sedang pembinaan menurut Masdar Helmi adalah segala hal usaha,

ikhtiar dan kegiatan yang berhubungan dengan perencanaan dan

1Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, ed.3, (Jakarta : Balai

Pustaka, 2001), cet.1, hlm. 152

Page 98: PEMBINAAN TARUNA TARUNI AKPOL SEBAGAI UPAYA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...iii PENGESAHAN Skripsi saudara Edy Purnomo Nomor Induk Mahasiswa 074111004

83

pengorganisasian serta pengendalian segala sesuatu secara teratur dan

terarah.2

Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa pembinaan adalah

segala usaha, ikhtiar dan kegiatan yang dilakukan terus menerus perencanaan,

pengorganisasian, serta pengendalian untuk memperoleh hasil yang berdaya

guna.

Adapun pada dasarnya manusia menghendaki kebahagiaan dan berusaha

untuk menghindari kesusahan atau kemalangan. Akan tetapi dalam perjalanan

apa yang dihadapi tidak semuanya berjalan dengan mulus. Ketidaktercapaian

apa yang diharapkan akan sangat mempengaruhi kondisi seseorang tersebut

baik secara psikis maupun mental. Di sini peran pembinaan ini sangat

diperlukan guna me-refresh kondisi prsikis dan mental seseorang agar

kembali agar tidak mengalami depresi, dan hal ini sangat membantu agar apa

yang direncanakan tadi dapat tercapai dengan baik.

Kesehatan mental adalah kemampuan menyesuaikan diri dalam

menghadapi masalah dan kegoncangan-kegoncangan biasa. Kedua hal

tersebut bagi manusia sangat penting, karena cerminan manusia adalah

terletak pada mentalnya. Jika manusia telah mengalami tidak sehat mentalnya,

menurut hasil penelitian, akan mempengaruhi keseluruhan hidupnya,

pengaruh itu dapat dibagi dalam 4 kelompok besar yaitu : a) perasaan;

misalnya cemas, takut iri-dengki, sedih tak beralasan, marah oleh hal-hal

2Masdar Helmi, Dakwah dalam Alam Pembangunan I, (Semarang Toha Putra, 1973), hlm. 3

Page 99: PEMBINAAN TARUNA TARUNI AKPOL SEBAGAI UPAYA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...iii PENGESAHAN Skripsi saudara Edy Purnomo Nomor Induk Mahasiswa 074111004

84

remeh, bimbang, merasa diri rendah, sombong, tertekan (frustrasi), pesimis,

putus asa, apatis, dan sebagainya. b) pikiran; kemampuan berpikir berkurang,

sukar memusatkan perhatian, mudah lupa, tidak dapat melanjutkan rencana

yang telah dibuat. c) kelakuan; nakal, pendusta, menganiaya diri atau orang

lain, menyakiti badan orang atau hatinya dan berbagai kelakuan menyimpang

lainnya. d) kesehatan badan; penyakit jasmani yang tidak disebabkan oleh

gangguan pada jasmani”.3

2. Pengertian Agama

Secara etimologi, pada umumnya orang menganggap bahwa kata

“agama” ekuivalen dengan kata religion (bahasa Inggris), religie (bahasa

Belanda) dan Al-Din (bahasa Arab), pemaknaan yang demikian bukan berarti

tanpa masalah. Sebab bila diteliti secara mendalam ternyata kata-kata tersebut

memiliki riwayat sendiri-sendiri yang belum tentu menunjukkan persamaan

diskursusnya.

Kata “agama” diyakini berasal dari bahasa Sansekerta : a-gama.

Sering orang menterjemahkan dengan a: tidak dan gama: kacau. Namun

pengertian yang sebenarnya dari istilah ini adalah a: cara atau jalan dan gama:

cara-cara untuk mencapai kepada keridloan Tuhan.4

3 Zakiyah Daradjat, Islam dan Kesehatan Mental ( Pokok-Pokok Keimanan), (Jakarta;Gunung

Mulia, 1982), hlm. 9 4 Endang Saefudin Anshori, Ilmu Filsafat dan Agama, (Surabaya: Bina Ilmu, 1987), hlm. 116

Page 100: PEMBINAAN TARUNA TARUNI AKPOL SEBAGAI UPAYA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...iii PENGESAHAN Skripsi saudara Edy Purnomo Nomor Induk Mahasiswa 074111004

85

Sedangkan menurut terminologi, untuk mendapatkan pengertian

agama yang dapat diterima oleh semua pihak, maka perlu penelitian tentang

religi, secara khusus. Hal ini karena dilihat dari diskurusus yang ada di

dalamnya, kata agama lebih ekuivalen dengan istilah tersebut, daripada istilah

Al-Din. Namun sayangnya hingga saat ini juga belum ada pengertian religion

yang dapat diterima secara umum.

Agama, menurut bahasa sansakerta, agama berarti tidak kacau (a =

tidak, gama = kacau). Dengan kata lain, agama merupakan tuntutan hidup

yang dapat membahaskan manusia dari kekacauan. Di dunia Barat terdapat

suatu istilah umum untuk pengertian agama ini, yaitu : relige, religie, religion,

yang berarti melakukan suatu perbuatan dengan penuh penderitaan atau mati-

matian; perbuatan ini berupa usaha atau sejenis peribadatan yang dilakukan

berulang-ulang.

Agama merupakan “satu kepercayaan dan cara hidup yang

mengandung faktor-faktor antara lain (a) percaya kepada Tuhan sebagai

sumber dari segala hukum dan nilai-nilai hidup, (b) percaya kepada wahyu

Tuhan yang disampaikan kepada rasulnya, (c) percaya dengan adanya

hubungan antara Tuhan dengan manusia, (d) percaya dengan hubungan ini

dapat mempengaruhi hidupnya sehari-hari, (e) percaya bahwa dengan matinya

seseorang , hidup rohnya tidak berakhir, (f) percaya dengan ibadat sebagai

Page 101: PEMBINAAN TARUNA TARUNI AKPOL SEBAGAI UPAYA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...iii PENGESAHAN Skripsi saudara Edy Purnomo Nomor Induk Mahasiswa 074111004

86

cara mengadakan hubungan dengan Tuhan, dan (g) percaya kepada keridlaan

Tuhan sebagai tujuan hidup di dunia ini”.5

Bertitik tolak dari pengertian kata-kata tersebut, menurut Harun

Nasution, intisarinya adalah ikatan. Karena itu, agama mengandung arti ikatan

yang harus dipegang dan dipatuhi manusia. Ikatan dimaksud berasal dari

suatu kekuatan yang lebih tinggi dari manusia sebagai kekuatan gaib yang tak

dapat ditangkap dengan pancaindera, namun mempunyai pengaruh yang besar

sekali terhadap kehidupan manusia sehari-hari.6

Agama menurut Prof. Dr. T.M. Hasbi Ash Shidiqy dalam bukunya Al

Islam mengatakan: Agama adalah suatu kumpulan peraturan yang ditetapkan

untuk menarik dan menuntun para umat yang berakal kuat yang suka tunduk

dan patuh kepada kebaikan supaya mereka memperoleh kebahagiaan dunia,

kejayaan dan kesatuan di akhirat negeri yang abadi, supaya dapat mendiami

surga jannatul khulud, mengecap kelezatan yang tak ada tolok bandingnya

serta kekal selama-selamanya.7

Definisi tersebut di atas mengandung pemahaman bahwa agama

meliputi segi-segi akidah, syari’ah dan amalan-amalan kebajikan serta

pengertian bahwa kepercayaan (keyakinan) yang dimiliki seseorang akan

5 Syamsu Yusuf LN, M. Pd. Psikologi Belajar Agama (Perspektif Pendidikan Agama Islam),

Diterbitkan oleh C.V. Pustaka Bani Quraisy Divisi Buku Umum, Jl. Depok XIV No. 39 Antapani Tengah-Bandung, 2004. hlm. 10-11

6Jalaluddin, Psikologi Agama (Edisi Revisi 2004), Hak penerbitan (Jakarta; PT Raja Grafindo Persada, 2004), hlm. 12.

7T.M.Hasbi Ash Shiddiqy, Al Islam Jilid I, (Jakarta: Bulan Bintang, 1977), hlm. 27.

Page 102: PEMBINAAN TARUNA TARUNI AKPOL SEBAGAI UPAYA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...iii PENGESAHAN Skripsi saudara Edy Purnomo Nomor Induk Mahasiswa 074111004

87

tiada berguna tanpa disertai amal perbuatan. Begitu juga sebaliknya akan

menjadi sia-sia suatu amal kebajikan tanpa disertai pengetahuan (ilmu).

Disamping itu telah jelas bahwa agama merupakan jalan menuju keselamatan

dan kebahagiaan baik di dunia dan di akhirat, sehingga agama mempunyai

peranan yang penting bagi kehidupan manusia. Sebab agama sesungguhnya

mengandung hukum-hukum serta akhlak (moral) yang harus dilaksanakan

oleh pemeluknya.

Dengan demikian agama mempunyai peranan yang besar dalam

mengendalikan kehidupan umat manusia tanpa bimbingan agama akan

menjadi berantakan. Sebagaimana difirmankan Allah SWT dalam surat Yunus

ayat 57 :

$ pκš‰r' ‾≈ tƒ â¨$ ¨Ζ9$# ô‰s% Ν ä3ø?u !$ y_ ×πsà Ïãöθ ¨Β ÏiΒ öΝ à6 În/ §‘ Ö!$ x� Ï© uρ $ yϑÏj9 ’Îû Í‘ρ߉÷Á9 $# “ Y‰èδ uρ

×π uΗ÷qu‘ uρ tÏΨ ÏΒ ÷σ ßϑù=Ïj9 ∩∈∠∪ ���� 57: { ��رة{

Artinya : “Hai manusia, Sesungguhnya Telah datang kepadamu pelajaran dari

Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan

petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman.” 8 (Q.S. Yunus ayat : 57).

Melihat uraian diatas tidak lepas dari misi Islam yang menhendaki

manusia selalu berada pada martabat yang tinggi dan luhur. Selain itu Islam

8 Yayasan Penyelenggara Penerjemah/Tafsir al-Qur’an, Al Qur’an dan Terjemahnya,

Departemen Agama 1995, hlm. 315

Page 103: PEMBINAAN TARUNA TARUNI AKPOL SEBAGAI UPAYA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...iii PENGESAHAN Skripsi saudara Edy Purnomo Nomor Induk Mahasiswa 074111004

88

juga menghendaki agar manusia menjadi anggota yang berdaya guna bagi

masyarakat. 9

B. ILMU KEAGAMAAN ISLAM

Karena pokok permasalahan yang akan dibahas adalah mengenai

pembinaan agama dan kaitannya dalam usaha peningkatan aqidah Islamiyah

maka sebelumnya pelu diketahui beberapa hal yang terkait dengan aqidah itu

sendiri;

1. Aqidah

Secara etimologi aqidah berasal dari kata al-'aqdu (JLNOا) yang berarti ikatan,

at-tautsiiqu (QRTUWOا) yang berarti kepercayaan atau keyakinan yang kuat, al-

ihkaamu (مYZ[\ا) yang artinya mengokohkan (menetapkan), dan ar-rabthu biquw-

wah (ةUL_ _aOا) yang berarti mengikat dengan kuat.10

Sehingga aqidah dapat diartikan sebagai suatu keyakinan atau kepercayaan

yang mengikat jiwa raga kita yang menjadi pegangan dan pedoman hidup kita

(way of life) dalam menempuh jalan raya hidup ini menuju kabahagiaan hidup di

dunia dan di akhirat.11 Aqidah itu mendarah daging dalam diri kita (jasmani dan

ruhani) yang tidak dapat dipisahkan lagi dari kita, di manapun kita berada. Aqidah

9 Shalah Abdul Qadir al-Bakriy, Al-Qur’an dan Pembinaan Insan, (Bandung; PT. Al-Ma’arif,

1983), cet. Ke-1, hlm. 80 10

Yazid bin Abdul Qadir Jawas, Syarah ‘Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah, (Pustaka Imam asy-Syafi’i, 2006), cet. Ke-3, hlm. 27-28

11 T.A. Lathief Rousydiy, Agama Dalam Kehidupan Manusia (Aqidah I), (Medan: Rinbow,

1986), cet. Ke-1, hlm. 133

Page 104: PEMBINAAN TARUNA TARUNI AKPOL SEBAGAI UPAYA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...iii PENGESAHAN Skripsi saudara Edy Purnomo Nomor Induk Mahasiswa 074111004

89

itu di atas segala-galanya dan manusia harus rela berkorban untuk

mempertahankannya.

Secara terminologis (ishthilahan), terdapat beberapa definisi (ta’rif) antara

lain:12

1. Menurut Hasan al-Banna;

Aqa’id (bentuk jamak dari aqidah) adalah beberapa perkara yang wajib

diyakini kebenarannya oleh hatimu, mendatangkan ketentraman jiwa, menjadi

keyakinan yang tidak bercampur sedikitpun dengan keragu-raguan.

2. Menurut Abu Bakar Jabir al-Jazairy;

Aqidah adalah sejumlah kebenaran yang dapat diterima secara umum

(axioma) oleh manusia berdasarkan akal, wahyu dan fitrah. Kebenaran itu

dipatrikan manusia didalam hati serta diyakini kesahihan dan keberadaannya

(secara pasti) dan ditoak segala sesuatu yang bertentangan dengan kebenaran

itu.

Sedangkan Aqidah Islamiyah adalah keimanan yang teguh dan bersifat pasti

kepada Allah dengan segala pelaksanaan kewajiban, bertauhid dan taat kepada-

Nya, beriman kepada Malaikat-malaikat-Nya, Rasul-rasul-Nya, Kitab-kitab-Nya,

hari Akhir, takdir baik dan buruk dan mengimani seluruh apa-apa yang telah

shahih tentang prinsip-prinsip Agama (Ushuluddin), perkara-perkara yang ghaib,

beriman kepada apa yang menjadi ijma' (konsensus) dari Salafush Shalih, serta

12

Yunahar Ilyas, Lc, Drs. H, Kuliah Aqidah Islam, (Yogyakarta: LPPI Universitas Muhammadiyah, 1993), cet. Ke-2, h. 1

Page 105: PEMBINAAN TARUNA TARUNI AKPOL SEBAGAI UPAYA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...iii PENGESAHAN Skripsi saudara Edy Purnomo Nomor Induk Mahasiswa 074111004

90

seluruh berita-berita qath'i (pasti), baik secara ilmiah maupun secara amaliyah

yang telah ditetapkan menurut Al-Qur'an dan As-Sunnah yang shahih serta ijma'

Salaf as-Shalih.13 Sehingga aqidah meliputi istilah iman, din, dan Islam dalam

segi i’tikad, serta meliputi syari’at dalam segi pengamalan.14

Aqidah itu mempengaruhi jiwa manusia lalu sebagai bagian dari manusia itu

sendiri, kemudian aqidah itu dibela, dipertahankan dan diyakini benar. Aqidah

diyakini benar berdasarkan dalil-dalil yang ada. Sedangkan dalil yang

meyakinkan adalah dalil yang tidak mengandung keraguan (syak), persangkaan

yang tidak beralasan, maupun persangkaan yang beralasan kuat (dhan).

Ilmu yang membahas dalil sebagai landasan keyakinan itu disebut ilmu

tauhid. Dan disebut demikian karena ilmu ini membahas dalil yang dipergunakan

untuk membuktikan keesaan Allah. Dan terkadang ilmu ini disebut ilmu kalam

karena substansi ilmu ini adalah teori-teori (kalam) dan cara menetapkan dalil

seperti ilmu mantiq (logika).15

Aqidah adalah dasar, pondasi untuk mendirikan bangunan. Semakin tinggi

bangunan yang akan didirikan harus semakin kokoh pondasi yang dibuat. Kalau

pondasinya lemah bangunan tersebut akan mudah ambruk. Kalau ajaran islam

kita bagi dalam sistematika aqidah, ibadah, akhlak, dan mu’amalat, atau aqidah,

syari’ah, dan akhlak, atau iman, islam, dan ikhsan, maka katiga atau keempat

13

Yazid bin Abdul Qadir Jawas, Op. Cit, hlm. 27-28 14 Nasher Abdul Hakim Al-Aqel, Dr, Hubungan Akidah dan Syariat (terjemah), (Jakarta: Gema

Insani Press, 1996), cet. Ke-1, hlm. 14 15 Nasirudin, M. Ag, Laporan Penelitian Individual, Pendidikan Tauhid Model Salafi (Studi

Kasus di Pondok Pesantren Islam Wonolopo Mijen Semarang), (Semarang, 2009), hlm. 18-19

Page 106: PEMBINAAN TARUNA TARUNI AKPOL SEBAGAI UPAYA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...iii PENGESAHAN Skripsi saudara Edy Purnomo Nomor Induk Mahasiswa 074111004

91

aspek diatas tidak dapat dipisahkan sama sekali, karena satu sama lain saling

terkait.16

Menurut Sayid Sabiq keimanan itu merupakan aqidah dan pokok, yang

diatasnya berdiri syari’at Islam. Kemudian dari pokok itu keluar cabangnya.

Perbuatan itu merupakan syari’at dan cabang-cabang yang dianggap sebagai buah

yang keluar dari keimanan serta aqidah itu. Keimanan dan perbuatan, atau dengan

kata lain aqidah dan syari’at. Keduanya itu antara satu dengan yang lain sambung

menyambung, dan tidak dapat berpisah antara satu dengan yang lainnya.

Keduanya adalah sebagai buah dan pohonnya. Sebagai musabab dengan

sebabnya, atau sebagai natijah (hasil) dengan mukaddimah-nya

(pendahuluannya).17

Di sisi lain terminologi iman tidak hanya sekadar kepercayan dan

pengakuan adanya Allah, tetapi mencakup dimensi pengucapan dan perbuatan

(tasdiq bi al-qalb wa qaul bi al-lisan wa af’al bi al- jawarih). Unsur ketiga

menunjukkan bahwa iman itu menuntut sebuah realisasi nyata. Sehingga orang

yang beriman dituntut untuk beramal saleh sebagai aktualisasi keimanannya itu.18

Sebagai contoh dapat kita temukan dalam firman Allah Swt sebagai berikut:

16 Yunahar Ilyas, Lc, Op. Cit., hlm. 9-10 17 Sayid Sabic, Aqidah Islam (Ilmu Tauhid), (Bandung: CV. Diponegoro, 1993), cet. Ke-XII,

hlm. 13 18

Abuddin Nata, MA, Prof, Dr, H, Metodologi Studi Islam, (Jakarta:Rajawali Press, 1998), hlm. 113-114

Page 107: PEMBINAAN TARUNA TARUNI AKPOL SEBAGAI UPAYA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...iii PENGESAHAN Skripsi saudara Edy Purnomo Nomor Induk Mahasiswa 074111004

92

¨β Î) š Ï%©!$# (#θãΖtΒ# u (#θ è=Ïϑtãuρ ÏM≈ys Î=≈ ¢Á9 $# ã≅ yèôf u‹ y™ ãΝ ßγ s9 ß≈ oΗ÷q§�9 $# # tŠ ãρ . : } 96{ ��رة ���

Artinya : “Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh,

kelak Allah yang Maha Pemurah19

akan menanamkan dalam (hati) mereka rasa

kasih sayang.” 20 (QS. Maryam ayat : 96)

Menurut beliau aqidah adalah iman dan adapun pengertian aqidah

atau iman tersusun dari enam perkara yaitu:21

1. Ma’rifat kepada Allah, ma’rifat degan nama-nama-Nya yang mulia

dan sifat-sifat-Nya yang tinggi. Juga ma’rifat dengan bukti-bukti

wujud dan ada-Nya serta kenyataan sifat keagungan-Nya dalam alam

semesta atau dunia ini.

2. Ma’rifat dengan alam yang ada di balik alam semesta ini yakni alam

yang tidak dapat dilihat.

3. Ma’rifat kepada kitab-kitab Allah yang diturukan kepada para rasul-

Nya.

4. Ma’rifat kepada Nabi-nabi serta rasul-rasul-Nya.

5. Ma’rifat kepada hari akhir dan peristiwa-peristiwa yang terjadi disaat

itu.

19

Dalam surat Maryam ini nama Allah Ar-Rahmaan banyak disebut, untuk memberi pengertian bahwa, Allah memberi ampun tanpa perantara.

20 Yayasan Penyelenggara Penerjemah/Tafsir al-Qur’an, Al Qur’an dan Terjemahnya, Departemen Agama 1995, hlm. 473

21 Sayid Sabic, Ibid, hlm. 16-17, baca pula Kitab Irsyad al-‘Ibad karya syeikh Zainuddin bin

‘Abdul ‘Aziz ibn Zainuddin al-Malabari, terbitan Toha Putera Semarang, hlm. 2

Page 108: PEMBINAAN TARUNA TARUNI AKPOL SEBAGAI UPAYA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...iii PENGESAHAN Skripsi saudara Edy Purnomo Nomor Induk Mahasiswa 074111004

93

6. Ma’rifat kepada takdir (qadla’ dan qadar) yang di atas landasan itulah

berjalannya peraturan segala yang ada di alam semesta ini, baik dalam

penciptaan atau cara mengaturnya.

Dengan demikian seseorang yang memiliki aqidah yang kuat, pasti

akan melaksanakan ibadah dengan tertib, memiliki akhlak yang mulia

dan bermu’amalat dengan baik. Karena ibadah seseorang tidak akan

diterima oleh Allah Swt kalau tidak dilandasi dengan aqidah. Seseorang

tidaklah dinamai berakhlak mulia bila tidak memiliki aqidah yang benar.

Begitu seterusnya bolak-balik dan bersilang.

Seseorang bisa saja merekayasa untuk terhindar dari kewajiban

formal, misalnya zakat, tetapi dia tidak akan dapat menghindar dari

aqidah. Atau seseorang bisa saja berpura-pura menjalankan ajaran formal

islam, akan tetapi nilai ibadah yang dijalankannya menjadi kurang

bernilai karena tidak didasari dengan nilai aqidah yang benar (iman).

Itulah mengapa Rasulullah Saw selama 13 tahun periode Mekah

memusatkan dakwahnya untuk membangun aqidah yang benar dan kokoh.

Memang dalam perjalanannya aqidah atau iman seseorang terkadang naik

dan terkadang turun. Hal ini sesuai dengan sabda Nabi Muhammad Saw., sebagai

berikut;

Page 109: PEMBINAAN TARUNA TARUNI AKPOL SEBAGAI UPAYA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...iii PENGESAHAN Skripsi saudara Edy Purnomo Nomor Induk Mahasiswa 074111004

94

� و������� آ��ب ا���ن���� ( وأن ا!� �ن ��/�ب /.�ن آ,ن ا'�+* () ا' �&% ا"! �رى

180: 1) ا!� �ن22 (

Artinya : “Sesengguhnya Iman itu naik dan turun” (HR. Bukhari)

Oleh karena itu iman kita harus senantiasa dijaga dengan cara senantiasa

menjalankan perintah-perintah Allah dan menjauhi apa yang menjadi larangan-

Nya. Dengan begitu kita akan selamat dalam mengarungi kehidupan di dunia

hingga akhirat nanti. Amin.

b. Syari’ah

Menurut bahasa, syari’at berasal dari asy-syar’u ( deOاaع ) yang berarti

perilaku, penjelasan, sumber, dan jalan. Berdasarkan istilah, terdapat dua

pengertian syariat, yaitu pengertian umum dan pengertian khusus.23 Secara umum

syariat mencakup sesuatu yang disyariatkan oleh Allah SWT dan masalah din,

baik akidah maupun hukum. Dalam hal ini Allah SWT berfirman:

* tí u�Ÿ° Ν ä3s9 z ÏiΒ ÈÏe$!$# $ tΒ 4 œ»uρ ϵÎ/ % [nθ çΡ ü“ Ï%©!$# uρ !$ uΖøŠym ÷ρr& y7 ø‹ s9Î) 13: { ��رة ا"$�رى{

Artinya : “Dia telah mensyari'atkan bagi kamu tentang agama apa yang

telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan

kepadamu.” 24 (QS. Asy Syura ayat 13)

22 Abu Abdillah Muhammad ibn Isma’il al-Bukhari, Syarh Shahih al-Bukhari, Dar al-Kutub al-

Ilmiyah, Beirut, 2001, Juz 1, hlm. 180 23

Nasher Abdul Hakim Al-Aqel, Dr, Op.Cit. hlm. 14-15 24 Yayasan Penyelenggara Penerjemah/Tafsir al-Qur’an, Al Qur’an dan Terjemahnya,

Departemen Agama 1995, hlm. 573

Page 110: PEMBINAAN TARUNA TARUNI AKPOL SEBAGAI UPAYA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...iii PENGESAHAN Skripsi saudara Edy Purnomo Nomor Induk Mahasiswa 074111004

95

¢ΟèO y7≈oΨ ù=yè y_ 4’ n? tã 7πyèƒ Î�Ÿ° z ÏiΒ Ì�øΒ F{$# $yγ ÷è Î7 ¨?$$ sù Ÿω uρ ôìÎ7®Ks? u !# uθ ÷δ r& t Ï%©!$# Ÿω tβθ ßϑn=ôè tƒ ∩⊇∇∪

} 18{ ��رة ا")�'�& :

Artinya : “kemudian Kami jadikan kamu berada di atas suatu syariat

(peraturan) dari urusan (agama itu), Maka ikutilah syariat itu dan janganlah

kamu ikuti hawa nafsu orang-orang yang tidak mengetahui.” 25

(QS. Al-Jatsiyah

ayat 18)

Syariat di sini mencakup segala sesuatu hal yang datang dari Nabi

Muhammad Saw., dari kebenaran dan petunjuk, baik aqidah maupun hukum yang

meliputi peraturan yang lurus secara total.

Secara khusus, syariat adalah sesuatu yang disyariatkan oleh Allah SWT

tentang hukum perintah, dan larangan-larangan-Nya. Dalam hal ini Allah SWT

berfirman:

4 9e≅ä3Ï9 $oΨ ù=yè y_ öΝ ä3ΖÏΒ Zπtã÷�Å° % [`$ yγ ÷Ψ ÏΒuρ 48: { ��رة ا",�+*ة {

Artinya : “...Untuk tiap-tiap umat di antara kamu kami berikan aturan dan

jalan yang terang ” 26 (QS. Al-Maidah ayat 48)

Akan tetapi, yang dimaksud dalam ayat tersebut adalah syari’at, bukan

aqidah sebab aqidah semua umat yang disampaikan oleh setiap Nabinya itu sama,

namun syari`atya yang berbeda-beda sesuai dengan zamannya.

25 Yayasan Penyelenggara Penerjemah/Tafsir al-Qur’an, Al Qur’an dan Terjemahnya,

Departemen Agama 1995, hlm. 817

26 Yayasan Penyelenggara Penerjemah/Tafsir al-Qur’an, Al Qur’an dan Terjemahnya, Departemen Agama 1995, hlm. 168

Page 111: PEMBINAAN TARUNA TARUNI AKPOL SEBAGAI UPAYA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...iii PENGESAHAN Skripsi saudara Edy Purnomo Nomor Induk Mahasiswa 074111004

96

c. Akhlak

Akhlak adalah jamak dari kata khuluq yang berarti adat kebiasaan (al-

‘adat), perangai, tabi’at (al-sajiyyat), watak (al-thab), adab atau sopan santun (al-

muru’at), dan agama (al-din). Menurut ulama’ ahli masa lalu (al-qudamâ), akhlak

adalah kemampuan jiwa untuk melahirkan suatu perbuatan secara spontan, tanpa

pemikiran atau pemaksaan. Atau sering pula dimaksud akhlak adalah perbuatan

yang lahir atas dorongan jiwa berupa perbuatan baik atau buruk.27

Sedangkan menurut Ibnu Mikawaih (w. 421 H/1030 M) adalah sebagai

berikut;28

[Yل O kRlدا nodpqOrو aZt aRu vw YxOYNtا yOا Yxkzرو

Artinya : “sifat yang diterima dalam jiwa yang mendorongnya untuk

melakukan perbuatan tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan”

Hal ini hampir sama dengan pendapat Imam al-Ghazali (1059-1111 M)

yang menyatakan bahwa;29

Yxpl k|}را nodpOا yt k~Rه vl رةY�l a�zو kOUx�_ �NtYOر اJ��

kzورؤ aZt yOا k�Y[ aRu vw

Artinya : “sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan macam-

macam perbuatan dengan gampang dan mudah, tanpa memerlukan pemikiran

dan pertimbangan”

27 Prof. Dr. Suwito, Filsafat Pendidikan Akhlak Ibnu Miskawaih, (Jogjakarta: Belukar, 2004),

cet. Ke-1, hlm. 31 28 Ibn Miskawaih, Tahzib al-akhlaq wa Tathir al-‘Araq (Mesir: al-Maqtaba’ah al-Mishriyah,

1934) cet. Ke-1, hlm. 40 29 Imam al-Ghazali, Ihya’ ‘Ulumuddin jilid III, (Beirut: Dar al-Fikr t.t), hlm. 56

Page 112: PEMBINAAN TARUNA TARUNI AKPOL SEBAGAI UPAYA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...iii PENGESAHAN Skripsi saudara Edy Purnomo Nomor Induk Mahasiswa 074111004

97

C. HUBUNGAN AQIDAH DENGAN SYARI’AH

Ajaran Islam sebagaimana dikemukakan oleh Maulana Muhammad Ali,

dapat dibagi kepada dua bagian, yaitu bagian teori atau yang lazim disebut rukun

iman, dan bagian praktik yang mencakup segala hal yang harus dikerjakan oleh

orang Islam, yaitu amalan-amalan yang harus dijadikan pedoman hidup. Bagian

pertama disebut ushul (pokok) dan bagian kedua disebut furu’. Kata ushul adalah

jamak dari ashl artiya pokok atau asas, adapaun kata furu’artinya cabang. Bagian

pertama disebut pula aqa’id artinya kepercayaan yang kokoh, adapun bagian

kedua disebut ahkam. Yang menurut Imam Syahrastani bagian pertama disebut

ma’rifat dan bagian kedua disebut tha’ah, kepatuhan.30

Dalam bentuk (struktur) Islam, aqidah itu dasar, di atasnya dibangun

syari’at. Maka syari’at itu suatu kesan (jejak langkah) yang mesti mengikuti dan

melayani aqidah. Sebab itu tidak ada syari’at dalam Islam tanpa aqidah,

sebagaimana syari`at tidak bisa subur dan berkembang kalau tidak di bawah

lindungan aqidah. Maka syari’at tanpa aqidah tak ubahnya bagaikan bangunan

yang tergantung di awang-awang, tiada terletak di atas dasar (pondamen) yang

kuat.

Aqidah itu menjadi pokok dan tenaga pendorong bagi syari’at, sedangkan

syari’at meruakan jawaban dan sambutan dari panggilan jiwa yang ditimbulkan

30 Abuddin Nata, MA, Op. Cit., hlm. 83

Page 113: PEMBINAAN TARUNA TARUNI AKPOL SEBAGAI UPAYA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...iii PENGESAHAN Skripsi saudara Edy Purnomo Nomor Induk Mahasiswa 074111004

98

oleh aqidah. Dengan terjadinya jalinan erat ini, terbentanglah jalan menuju

keselamatan, kemenangan dan keberuntungan menurut yang telah disediakan

Tuhan untuk hamba-Nya yang beriman. Maka dengan demikian, orang beriman

dan mempunyai aqidah, tetapi mengesampingkan syari’at (meninggalkan amal

saleh), atau hanya mematuhi syari’at, tetapi tidak menjunjung aqidah, maka orang

itu bukan berjalan disepanjang hukum Islam menuju keselamatan dan kejayaan.31

D. RUANG LINGKUP AQIDAH

Hasan al-Banna menyebutkan empat bidang yang terkait dengan lingkup

pembahasan mengenai aqidah, yaitu;

1. Ilahiyyat, yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan

Illah (Tuhan atau Allah seperti wujudAllah, asma Allah, sifat-sifat wajib

yang ada pada Allah, dan lain-lain)

2. Nubuwwat, yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubunga dengan

rasul-rasul Allah, termasuk kitab suci, mukjiyat, dan lain-lain.

3. Ruhaniyyat, yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan

alam ruh atau metafisika, seperti malaikat, jin, iblis, setan, ruh, dan lain-lain.

31 Prof. Dr. Syeikh Mahmud Syaltut, Akidah Dan Syari`at Islam (terjemah), (Jakarta: Bumi

Aksara, 1994), cet. Ke-3, hlm. XIV-XV

Page 114: PEMBINAAN TARUNA TARUNI AKPOL SEBAGAI UPAYA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...iii PENGESAHAN Skripsi saudara Edy Purnomo Nomor Induk Mahasiswa 074111004

99

4. Sam’iyyat, yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang hanya bisa

diketahui melalui (dalil naqli yaitu al-Qur’an dan as-Sunnah) seperti surga,

neraka, alam barzah, hari kiamat, dan lain-lain.32

Di samping hal di atas beberapa ulama’ juga menunjukkan lingkup

pembahasan mengenai aqidah dengan arkanul iman (rukun iman), hal ini

didasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Umar bin Khatab;

ketika itu Malaikat Jibril datang kepada Nabi SAW dan bertanya: “Coba

ceritakan apa iman itu? Lalu Rasullah SAW menjawab: Iman itu percaya kepada

adanya Allah, Malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para Rasul-Nya, hari Kiamat dan

percaya kepada takdir baik dan buruknya berasal dari Allah SWT.” (HR.

Muslim).

E. SUMBER AQIDAH ISLAMIYAH

Aqidah Islam ditetapkan oleh Allah SWT dan kita sebagai manusia wajib

mempercayainya sehingga kita layak disebut sebagai orang yang beriman atau

mukmin. Namun bukan berarti keimanan itu ditanamkan ke dalam diri seseorang

secara dogmatis, sebab proses keimanan haruslah disertai dalil-dalil. Dalil33 ini

adakalanya bersifat aqli atau naqli, tergantung perkara apa yang diimani. Jika

32 Zaky Mubarok…(et.al), Akidah Islam, (Yogjakarta: UII Press, 2001), cet. Ke-2, hlm. 30-31 33 Dalil dalam bahasa Arab adalah yang menunjukkan kepada sesuatu, baik bersifat inderawi

maupun maknawi, baik ataupun buruk. Adapun menurut istilah para ahli ilmu ushul fiqh adalah sesuatu yang dijadikan sebagai dalil terhadap hukum syara’ yang berkenaan dengan perbuatan manusia yang didasarkan pada pandangan yang benar menganainya, baik secara pasti (qath’i) atau dugaan kuat (zhanni) prof. Abdul Wahhab Khallaf, Ilmu Ushul Fiqh, (Semarang; Toha Putra Group, 1994), cet. Ke-1, hlm. 13

Page 115: PEMBINAAN TARUNA TARUNI AKPOL SEBAGAI UPAYA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...iii PENGESAHAN Skripsi saudara Edy Purnomo Nomor Induk Mahasiswa 074111004

100

sesuatu itu masih dalam jangkauan panca indera maka dalilnya adalah aqli, tetapi

jika sesuatu itu di luar jangkauan panca indera, wajib disandarkan pada dalil

naqli. Dengan demikian dalil aqidah ada dua:

1. Dalil Aqli: dalil yang digunakan untuk membuktikan perkara-perkara yang bisa

diindera sebagai jalan (perantara) untuk mencapai kebenaran yang pasti dari

keimanan. Yang meliputi di dalamnya adalah beriman kepada keberadaan Allah,

pembuktian kebenaran Al-Qur'an, dan pembuktian Nabi Muhammad itu adalah

utusan Allah.

2. Dalil Naqli: berita (khabar) pasti (qath’i) yang diberitakan kepada manusia

berkaitan dengan perkara-perkara yang tidak dapat secara langsung dijangkau

oleh akal manusia, yaitu mengenai beriman kepada Malaikat, Hari Akhir, Nabi-

nabi dan Rasul-Rasul, Kitab-kitab terdahulu, sifat-sifat Allah, dan tentang Taqdir.

Khabar yang qath’i ini haruslah bersumber pada sesuatu yang pasti yaitu Al-

Qur'an dan hadits mutawatir (hadits qath’i).

Dan adapun sumber aqidah Islam adalah al-Qur’an dan Sunnah. Artinya apa

saja yang disampaikan oleh Allah Swt. dalam al-Qur’an dan oleh Rasulullah Saw.

dalam Sunnahnya yang wajib diimani (diyakini dan diamalkan).34

Akal pikiran tidak menjadi sumber aqidah, tetapi hanya berfungsi

memahami nash-nash yang terdapat dalam kedua sumber tersebut dan mencoba

jika diperlukan untuk membuktikan secara ilmiah kebenaran yang disampaikan

34 Yunahar Ilyas, Lc, Drs. H, Op. Cit, hlm. 6

Page 116: PEMBINAAN TARUNA TARUNI AKPOL SEBAGAI UPAYA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...iii PENGESAHAN Skripsi saudara Edy Purnomo Nomor Induk Mahasiswa 074111004

101

oleh al-Qur’an dan Sunnah. Itupun harus disadari bahwasannya kemampuan akal

sangat terbatas, sesuai keterbatasannya sebagai makhluk ciptaan Allah Swt. Akal

tidak mungkin mampu menjangkau masail ghaibiyah (masalah ghaib), bahkan

akal tidak akan mampu menjangkau sesuatu yang tidak terikat antara ruang dan

waktu.

F. MANFAAT PEMBELAJARAN AQIDAH

Tujuan pembelajaran aqidah hendaknya di arahkan kepada;

1. Menanamkan tauhid rububiyah yakni suatu keyakinan bahwa hanya Allah

yang mengatur alam dan isinya ini agar anak memahami aturan-aturan baik

yang bersifat kauniyyah maupun Qur’aniyah dan siap diatur oleh Allah sang

Maha Mengatur.

2. Menanamkan tauhid uluhiyah yakni hanya Allah yang berhak disembah,

dimintai pertolongan agar anak terbebas dari perbuatan yang palsu dan sia-sia.

Berdo’a kepada selain Allah berarti telah terjebak ke dalam perbuatan yang

palsu dan sia-sia.

3. Menanamkan asma dan sifat-sifat Allah pada anak agar terhindar dari sifat-

sifat yang tercela seperti riya’, ‘ujub, takabur, dan sebagainya.

4. Membersihkan diri dari keyakinan dan perbuatan yang menodai tauhid.

Karena kecenderungan manusia dalam perjalanan hidupnya ketika

berinteraksi dengan alam cenderung menyimpang dari tauhid.

Page 117: PEMBINAAN TARUNA TARUNI AKPOL SEBAGAI UPAYA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...iii PENGESAHAN Skripsi saudara Edy Purnomo Nomor Induk Mahasiswa 074111004

102

5. Seseprang yang memiliki aqidah yang mantap maka perilaku kesehariannya

akan lebih terjaga dari perbuatan-perbuatan yang keji dan mungkar.

G. MODEL-MODEL PEMBINAAN

Adapun model pendekatan pembelajaran yang kaitannya dengan nilai dapat

dilaksanakan sebagai berikut:

Pertama, pendekatan indoktrinasi, yaitu suatu pendekatan yang digunakan

oleh Pembina dan pengasuh dengan maksud untuk mendoktrinkan atau

menanamkan materi perkuliahan dengan unsur memaksa untuk dikuasai Taruna

dan Taruni. Hal-hal yang dapat dilaksanakan guru dalam pendekatan ini adalah:

1. Melakukan brainwashing, yaitu Pembina memulai pendidikan nilai dengan

jalan merusak tata nilai yang sudah mapan dalam pribadi Taruna dan Taruni.

2. Penanaman fanatisme, yaitu pembina menanamkan ide-ide baru atau nilai-

nilai yang diangap benar.

3. Penanaman doktrin, yaitu pembina mengenalkan satu nilai yang harus

diterima siswa tanpa harus mempertanyakan hakikat kebenaran itu.

Kedua, pendekatan moral reasoning, yaitu suatu pendekatan yang

digunakan pembina untuk menyajikan materi yang berhubungan dengan moral

melalui alasan-alasan logis untuk menentukan pilihan yang tepat. Hal-hal yang

dapat dilakukan pembina dalam pendekatan ini adalah:

Page 118: PEMBINAAN TARUNA TARUNI AKPOL SEBAGAI UPAYA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...iii PENGESAHAN Skripsi saudara Edy Purnomo Nomor Induk Mahasiswa 074111004

103

1. Penyajian dilema moral yakni Taruna dan Taruni dihadapkan pada isu-isu

moral yang bersifat kontradiktif.

2. Pembagian kelompok diskusi, Taruna dan Taruni dibagi ke dalam beberapa

kelompok kecil untuk mendiskusikan masalah tersebut.

3. Diskusi kelas, hasil diskusi kelompok kecil dibawa ke dalam diskusi kelas

untuk memperoleh dasar pemikiran siswa untuk mengambil pertimbangan dan

keputusan moral.

4. Seleksi nilai terpilih, setiap Taruna maupun Taruni dapat melakukan seleksi

sesuai tingkat perkembangan moral serta dapat melakukan seleksi nilai yang

terpilih sesuai alternatif yang diajukan.

Ketiga, pendekatan forecasting concequence, yaitu pendekatan yang

digunakan pembina dengan maksud mengajak siswa untuk menemukan

kemungkinan akibat-akibat yang ditimbulkan dari suatu perbuatan. Hal-hal yang

dapat dilakukan pembina dalam hal ini:

1. Penyajian kasus-kasus moral-nilai, Taruna dan Taruni diberi kasus noral nilai

yang terjadi pada masyarakat.

2. Pengajuan pertanyaan, Taruna dan Taruni dituntun untuk menemukan nilai

dengan pertanyaan-pertanyaan penuntun mulai pertanyaan yang sederhana

sampai pada pertanyaan tingkat tinggi.

3. Pembandingan nilai yang terjadi dan nilai yang seharusnya.

Page 119: PEMBINAAN TARUNA TARUNI AKPOL SEBAGAI UPAYA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...iii PENGESAHAN Skripsi saudara Edy Purnomo Nomor Induk Mahasiswa 074111004

104

4. Meramalkan konsekuensi, Taruna dan Taruni disuruh meramalkan yang

terjadi dari pemilihan dan penerapan suatu nilai.

Keempat, pendekatan klasifikasi nilai, yaitu suatu pendekatan yang

digunakan Pembina untuk mengajak Taruna dan Taruni menemukan suatu

tindakan yang mengandung unsur-unsur nilai (baik positif maupun negatif) dan

selanjutnya akan ditemukan nilai-nilai yang seharusnya dilakukan. Hal-hal yang

dapat dilakukan guru dalam pendekatan ini adalah:

1. Membantu Taruna dan Taruni untuk menemukan dan mangkatagorisasikan

macam-macam nilai.

2. Proses menentukan tujuan, mengungkapkan perasaan, menggali dan

memperjelas nilai.

3. Merencanakan tindakan.

4. Melaksanakan tindakan sesuai keputusan nilai yang diambil dengan model-

model yang dapat dikembangkan melalui;

a. Moralizing, penanaman moral langsung dengan pengawasan ketat.

b. Laisez faire, siswa diberi kebebasan cara mengamalkan pilihan nilainya

tanpa pengawasan.

c. Modeling, melakukan penanaman nilai dengan memberikan contoh-

contoh agar ditiru.

Kelima, pendekatan Ibrah dan amtsal, yaitu suatu pendekatan yang

digunakan guru dalam menyajikan materi dengan maksud siswa dapat

Page 120: PEMBINAAN TARUNA TARUNI AKPOL SEBAGAI UPAYA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...iii PENGESAHAN Skripsi saudara Edy Purnomo Nomor Induk Mahasiswa 074111004

105

menemukan kisah-kisah dan perumpamaan-perumpamaan dalam suatu peristiwa,

baik yang sudah terjadi maupun yang belum terjadi. Hal-hal yang bisa dilakukan

guru antara lain dengan,

1. Mengajak siswa untuk menemukan melalui membaca teks atau melihat

tayangan media tentang suatu kisah dan perumpamaan.

2. Meminta siswa untuk menceritakannya dari kisah suatu peristiwa, dan

menemukan perumpamaan-perumpamaan orang-orang yang ada dalam kisah

peristiwa tersebut.

3. Menyajikan beberapa kisah suatu peristiwa untuk didiskusikan dan

menemukan perumpamaannya sebagai akibat dari kisah tersebut. 35

H. MATERI DAKWAH ATAU PEMBINAAN DALAM ISLAM

Sebagai upaya transformasi ilmu adakalanya dilakukan dengan metode

dakwah. Secara umum materi dakwah dapat diklasifikasikan menjadi empat

masalah pokok, yaitu:

1. Masalah aqidah (keimanan)

Masalah pokok yang menjadi materi akwah disini adalah aqidah islamiyah.

Karena aspek inilah yang akan membentuk moral (akhlak) manusia.

2. Masalah syari’ah

Hukum atau syari’ah sering disebut sebagai cermin peradaban dalam

pengertian bahwa ketika ia tumbuh matang dan sempurna, maka peradaban

35 Nasirudin, M. Ag, Op. Cit., hlm. 24-28

Page 121: PEMBINAAN TARUNA TARUNI AKPOL SEBAGAI UPAYA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...iii PENGESAHAN Skripsi saudara Edy Purnomo Nomor Induk Mahasiswa 074111004

106

mencerminkan dirinya dalam hukum-hukumnya. Pelaksanaan syari’ah merupakan

sumber yang melahirkan peradaban Islam, yang melestarikan dan melindunginya

dalam sejarah. Syari’ah inilah yang selalu menjadi kekuatan peradaban

dikalangan kaum muslim.

3. Masalah Mu’amalah

Islam merupakan agama yang menekankan urusan mu’amalah lebih besar

daripada urusan ibadah. Islam lebih memperhatikan aspek kehidupan sosial

daripada aspek kehidupan ritual. Ibadah dalam mu’amalah disini dimaksudkan

sebagai ibadah yang mencakup hubungan dengan Allah dalam rangka mengabdi

kepada Allah Swt.

4. Masalah Akhlak

Pembahasan akhlak berkaitan dengan masalah tabiat atau kondisi

temperatur batin yang mempengaruhi perilaku manusia. Sedangkan kebahagiaan

akan dapat terdapai dengan upaya terus menerus dalam mengamalkan perbuatan

terpuji berdasarkan kesadaran dan kemauan. Sehingga al-Farabi berpendapat

bahwa latihan adalah unsur yang terpenting dalam memperoleh akhlak yang

terpuji atau tercela, dan dengan latihan terus menerus terwujudlah kebiasaan.36

Padahal orang yang bertakwa adalah orang yang mampu menggunakan

akalnya dan mengaktualisasikan pembinaan akhlak mulia yang menjadi ajaran

paling dasar dari Islam. Karena tujuan ibadah dalam Islam tidak semata-mata

36 M. Munir, S. Ag., MA dan Wahyu Ilaihi, S. Ag., MA, Manajemen Dakwah, (Jakarta:Prenada

Media, 2006), cet. Ke-1, hlm. 24-27

Page 122: PEMBINAAN TARUNA TARUNI AKPOL SEBAGAI UPAYA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...iii PENGESAHAN Skripsi saudara Edy Purnomo Nomor Induk Mahasiswa 074111004

107

diorientasikan untuk manjauh dari neraka dan masuk surge, tetapi tujuan yang di

dalamnya terdapat dorongan bagi kepentingan dan pembinaan akhlak yang

menyangkut kepentingan masyarakat. Karena masyarakat yang baik dan bahagia

adalah masyarakat yang anggotanya memiliki akhlak yang mulia dan berbudi

pekerti yang luhur.37

I. WASILAH (MEDIA) DAKWAH ISLAM

Wasilah (media) dakwah adalah alat yang digunakan untuk menyampaikan

materi dakwah kepada ma’du (manusia yang menjadi sasaran dakwah). Hamzah

Ya’qub mambagi wasilah dakwah menjadi 5 (lima) macam;

1. Lisan adalah media dakwah yang paling sederhana yag menggunakan lidah

dan suara, dakwah dalam bentuk ini dapat berupa pidato, ceramah, kuliah,

bimbingan, penyuluhan, dan sebagainya.

2. Tulisan adalah media dakwah mlalui tulisan buku, majalah, surat kabar, surat-

menyurat (korespondensi), spanduk, dan sebagainya

3. Lukisan adalah media dakwah melalui gambar, karikatur, dan sebagainya.

37 Harun Nasution, Islam Rasional Gagasan dan Pemikirannya, (Bandung: Mizan, 1989), hlm.

58-60

Page 123: PEMBINAAN TARUNA TARUNI AKPOL SEBAGAI UPAYA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...iii PENGESAHAN Skripsi saudara Edy Purnomo Nomor Induk Mahasiswa 074111004

108

4. Audiovisual adalah media dakwah yang dapat merangsang indera

pendengaran, penglihatan, atau kedua-duanya, seerti televise, film slide, OHP,

internet, dan sebagainya.

5. Akhlak adalah media dakwah melalui perbuatan-perbuatan nyata yang

mencerminkan ajaran Islam yang secara langsung dapat dilihat dan didengarkan

oleh ma’du.38

Dalam hal ini apabila seseorang secara terus menerus melakukan apa yang

menjadi kecenderungannya itu, maka lama kelamaan tindakan itu akan menyatu

dengan dirinya. Dan itulah yang dalam istilah agama disebut akhlak.

Aqidah dan akhlak adalah dua kesadaran yang saling berhubungan. Akhlak

seseorang sangat dipengaruhi aqidahnya. Semakin kuat pondasi aqidah seseorang

maka akan semakin mulia dan mulia akhaknya.

Seorang pendidik atau Pembina agama sudah semestinya tidak mengajarkan

tauhid yang merupakan dari inti aqidah ini hanya sekedar teoritis saja. Akan tetapi

harus diimbangi dengan pendidikan yang lebih menekankan pada pengalaman

langsung melalui pembiasaan. Hal ini sesuai dengan apa yang telah dicontohkan

Rasululah Muhammad Saw., karena beliau tidak diutus melainkan sebagai suri

tauladan yang baik dan penyempurna akhlak. Atau kita sering mendengar dengan

istilah “leadership by sample”.

38 M. Munir, S. Ag., MA dan Wahyu Ilaihi, S. Ag., MA, Op. Cit. hlm. 28

Page 124: PEMBINAAN TARUNA TARUNI AKPOL SEBAGAI UPAYA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...iii PENGESAHAN Skripsi saudara Edy Purnomo Nomor Induk Mahasiswa 074111004

109

BAB IV

ANALISIS

A. Efektifitas Pembinaan Agama Bagi Taruna dan Taruni di Akademi Kepolisian

Sesuai dengan pengamatan dan penelitian yang penulis lakukan terhadap

pembinaan agama Taruna dan Taruni Akademi Kepolisian, di sini dapat penulis

temukan beberapa dampak positif yang mewarnai aktifitas atau amaliyah keagamaan

yang dilakukan Taruna dan Taruni. Beberapa dampak positif itu antara lain :

1. Meningkatnya kualitas Iman dan Taqwa

Ketika kita berbicara tentang meningkatnya kualitas iman seseorang

maka hal ini dapat dilihat dari pengertian iman secara umum itu sendiri yang

sebagaimana telah diulas dalam bab-bab sebelumnya. Iman adalah sebuah

konsep dimana taqwa adalah aplikasi dari keimanan itu sendiri. Ketika

seseorang beriman maka indikasinya adalah dia senantiasa menjalankan

perintah-perintah agama dan menjauhi apa yang menjadi larangan-Nya.

Indikator ini dapat di lihat dari kehidupan sehari-hari Taruna dan Taruni ini.

Walaupun dalam pelaksanaannya masih dalam bayang-bayang kewajiban

yang bersifat memaksa. Akan tetapi lama-kelamaan dengan seiring

berjalannya waktu dan berkembangnya wawasan yang didapatkan maka

keterpaksaan itu berubah menjadi suatu kebutuhan, walaupun prosentasenya

belum begitu signifikan. Akan tetapi hal ini cukup memuaskan mengingat

Page 125: PEMBINAAN TARUNA TARUNI AKPOL SEBAGAI UPAYA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...iii PENGESAHAN Skripsi saudara Edy Purnomo Nomor Induk Mahasiswa 074111004

110

jadwal mereka yang teramat padat dan kondisi fisik dan psikologis mereka

yang masih labil.

Selain itu beranjak dari nilai dan ajaran agama yang diberikan sejak usia

dini, kemudian tumbuh dan berkembang dilingkungan keluarga serta

masyarakat yang sudah agamis-Islamis, belum lagi ditambah dengan gema

pengajian, dakwah yang nyaris tidak pernah terputus menyapa telinga, adalah

wajar jika semua ini pada gilirannya akan membentuk fondasi yang kokoh terhadap

kuatnya iman dan taqwa. Demikianlah yang tampak berlaku di tengah Taruna dan

Taruni Akademi Kepolisian, sehingga ekspresi pola tingkah laku yang muncul ke

permukaan seakan terbingkai dalam kerangka Imtitsaalu Awaamirihi Wajtinabu

Nawaahiihi, yakni mengerjakan perintah-perintah-Nya serta menjadi larangan-

larangan-Nya. Hal ini sangat sesuai dengan apa yang diungkapkan salah mantan

Gubernur Akpol dalam sambutan buku jadwal khutbah Jum’at di Akpol tahun 2009

yaitu alumnus Akademi Kepolisian diharapkan menjadi pemimpin yang

berperadaban surgawi, penegak hukum dan penegak ketaqwaan dalam tugas

selaku pelindung, pengayom, dan pelayan masyarakat dengan baik dan benar.

Kalau kita mau berenung maka sebenarnya hakekat seorang pemipin

adalah pelayan masyarakat. Sehingga dalam hal ini Polri sebagai pengemban

tugas pelayan pelindung dan pengayom masyarakat sudahlah tepat. Walaupun

dalam perjalanannya butuh suatu usaha keras dalam mewujudkan cita-cita

mulia tersebut. Di sinilah pembinaan agama yang diberikan kepada kader

pemimpin Polri ini berperan. Sehinggga lewat sarana inilah mereka digodok

Page 126: PEMBINAAN TARUNA TARUNI AKPOL SEBAGAI UPAYA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...iii PENGESAHAN Skripsi saudara Edy Purnomo Nomor Induk Mahasiswa 074111004

111

dalam kawah candra di muka, ditempa untuk menjadi Perwira Polri yang

professional di bidangnya dan mempunyai benteng aqidah yang kokoh

sehingga tidak mudah terombang-ambing oleh situasi tidak kondusifdi

lapangan.

Di sisi lain walaupun pembinaan agama ini diwajibkan sehingga muncul

sebuah persepsi bahwa kegiatan ini dipaksakan, akan tetapi terbukti hal ini menjadi

kebutuhan para Taruna dan Taruni Akpol. Hal ini dapat dilihat pada betapa gairahnya

para kader pemimpin Polri ini dalam setiap mengikuti pelaksanaan pembinaan agama

yang diselenggarakan oleh lembaga.

2. Taat beribadah

Dengan dilandasi dengan iman dan taqwa yang kuat, yang prosesnya telah

lama melewati perjalanan panjang, yakni sejak dini hingga tumbuh remaja, ibadah

bukanlah suatu yang membebani dan memberatkan. Melainkan sebaliknya ibadah

adalah sesuatu yang indah, yang dapat menghadirkan ketenteraman batin serta

mendatangkan kedamaian jiwa. Terlebih lembaga Pendidikan pencetak Perwira Polri

sesuai dengan hasil wawancara dan pengamatan penulis sangat memberikan

kesempatan yang luas bagi Taruna dan Taruni ini untuk melaksanakan ibadah sesuai

dengan agama masing-masing.

Hal ini dapat dilihat dari kesadaran meraka dalam menjalankan praktek-

praktek ibadah seperti salat wajib maupun sunah, puasa wajib maupun sunah, zakat,

kurban, dan lain sebagainya. terlebih lembaga Akademi Kepolisian begitu

memfasiltasi seluruh kegiatan yang ada khusunya ibadah.

Page 127: PEMBINAAN TARUNA TARUNI AKPOL SEBAGAI UPAYA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...iii PENGESAHAN Skripsi saudara Edy Purnomo Nomor Induk Mahasiswa 074111004

112

Pada dasarnya dalam Islam penghambaan manusia terhadap Tuhannya

merupakan suatu kewajiban bagi mukallaf, hal ini sesuai dengan firman Allah Swt

sebagai berikut:

$ tΒ uρ àM ø)n=yz £ Ågø: $# }§ΡM}$# uρ āω Î) Èβρ߉ç7 ÷èu‹ Ï9 ∩∈∉∪ ت{ ��رة�ار�56: ا�{

Artinya : “dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan

supaya mereka mengabdi kepada-Ku.” 1 (QS. Adz dzariyat : 56)

Ketenangan serta ketenteraman jiwa selalu didambakan dan Taruna

Taruni akan mendapatkan ketika ia melakukan salat, remaja tersebut belum

merasa tenang apabila datang waktu sholat dan ia belum melaksanakan

kewajiban tersebut. Kekhusyu’annya ketika menghadap Tuhan didasari bahwa

Tuhanlah tempat untuk mangadu tentang segala sesuatu dan Tuhan pula yang

mampu untuk memberikan segala kekuatan serta penyelesaian permasalahan

yang dihadapinya, ia tetap ingin dekat dengan Tuhan. Hal ini dapat dilihat

pada firman Allah Swt, sebagai berikut;

(#θ ãΖŠÏè tF ó™$# uρ Î�ö9 ¢Á9 $$Î/ Íο4θ n=¢Á9$# uρ 4 $ pκΞÎ)uρ îοu��Î7 s3s9 āωÎ) ’n? tã t Ïèϱ≈ sƒø: }45: { ��رة ا����ة ∪∋⊇∩ #$

Artinya : “Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. dan

Sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang

yang khusyu'.” 2 (QS. Al-Baqarah ayat 45)

Dari ayat tersebut jelaslah bahwa ketenangan jiwa seseorang setelah

melaksanakan shalat dengan mentaati segala peraturan dan ketentuan yang

1

Yayasan Penyelenggara Penerjemah/Tafsir al-Qur’an, Al Qur’an dan Terjemahnya,

Departemen Agama 1995, hlm. 862 2

Yayasan Penyelenggara Penerjemah/Tafsir al-Qur’an, Al Qur’an dan Terjemahnya,

Departemen Agama 1995, hlm. 16

Page 128: PEMBINAAN TARUNA TARUNI AKPOL SEBAGAI UPAYA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...iii PENGESAHAN Skripsi saudara Edy Purnomo Nomor Induk Mahasiswa 074111004

113

telah ditetapkan Allah, maka akan membawanya kepada kebahagiaan di dunia

dan akhirat. Karena manusia yang salatnya baik, adalah manusia yang tinggi

kadar imannya dan selalu mendapat hidayah, taufiq dari Allah S.W.T.3

Sedangkan dari psikis remaja banyak mengalami permasalahan, seperti yang

dikemukakan oleh Dr. Zakiah Daradjat “Pertumbuhan yang tidak seimbang

antara fisik dan psikis akan menjadi sesuatu yang dapat menjadikan

kegoncangan jiwa remaja” dan kegoncangan keyakinan yang terjadi sesudah

perkembangan kecerdasan selesai itu, tidak dapat dipandang sebagai suatu

kejadian yang berdiri sendiri akan tetapi berhubungan dengan segala

pengalaman dan proses pendidikan yang dilaluinya sejak kecil. Karena

pengalaman-pengalaman itu ikut membina pribadinya.4

Hal ini merupakan prestasi yang cukup membanggakan, akan tetapi

semua ini tidak terlepas dari latar belakang aqidah yang telah dibawa dari

pembiasan semasa kecilnya di lingkungan keluarga. Hal ini ditambah dengan

ketika mereka diterima sebagai Taruna dan Taruni Akpol dimana di lembaga

ini mereka digodok dengan berbagai metode yang sudah disesuaikan.

Sehingga alumnus Akpol ini dapat menjadi perwira Polri yang professional di

bidangnya dan dengan tetap memegang teguh keimanan dan tata moral yang

berlaku baik di masyarakat maupun agama.

3 Nasruddin Razak, Dienul Islam, (Bandung ; Al-Ma’arif, 1989), hlm.180

4 Zakiah Daradjat, Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta; Bulan Bintang, 2005), hlm. 115

Page 129: PEMBINAAN TARUNA TARUNI AKPOL SEBAGAI UPAYA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...iii PENGESAHAN Skripsi saudara Edy Purnomo Nomor Induk Mahasiswa 074111004

114

Dari data pada tabel 3 di atas menunjukkan bahwa aktifitas keagamaan

Taruna dan Taruni Akpol yang cukup bagus, hal ini terbukti dengan keaktifan

dan motifasi dari kegiatan keagamaan yang dijalankan. Dari keaktifan dan

motivasi tersebut dapat dilihat bahwa orientasi Taruna dan Taruni tidak hanya

menggapai kebahagiaan dunia atau akhirat semata, akan tetapi lebih jauh yaitu

mendapatkan kebahagiaan kedua-duanya yaitu dunia dan akhirat. Ini

menunjukkan bahwa orientasi keimanan yang ada pada diri Taruna dan Taruni

menunjukkan tanda-tanda peningkatan. Indikator lainnya terlihat dari semakin

aktifnya mereka dalam mengikuti ritual-ritual keagamaan. Sebagaimana

konsep yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa tingkat keimanan

mempengaruhi pola dan tingkah laku (akhlak) seseorang.

Akan tetapi yang perlu digaris bawahi adalah apa yang masuk dalam

tabel kegiatan keagamaan di atas merupaka suatu hal yang fundamental dalam

Islam seperti salat lima waktu, puasa Ramadhan, membayar zakat, dan lain-

lain. Dengan kata lain hal tersebut menjadi doktrin wajib bagi setiap muslim,

sehingga implikasinya peninggalan terhadap hal tersebut akan mendapatkan

sanksi dosa.

Hal ini menjadi tugas kita bersama terlebih para pimpinan dan Pembina

dalam lembaga Akademi Kepolisian ini yang secara langsung berinteraksi

dengan Taruna dan Taruni. Tingkat pemahaman meraka akan agama harus

Page 130: PEMBINAAN TARUNA TARUNI AKPOL SEBAGAI UPAYA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...iii PENGESAHAN Skripsi saudara Edy Purnomo Nomor Induk Mahasiswa 074111004

115

diperdalam dengan memberikan pembinaan dengan model-model yang mudah

dipahami oleh Taruna dan Taruni sekalian.

Adapun menurut Mc Guire, proses perubahan sikap dari tidak menerima

ke sikap menerima berlangsung melalui 3 (tiga) tahap, yang pertama adanya

perhatian, kedua, adanya pemahaman, ketiga adanya penerimaan.5 Oleh

karena itu tugas Pembina agama minimal ada 2 (dua), yang pertama,

pendidikan agama yang diberikan harus menarikperhatian peserta didik, untuk

menopang pencapaian itu Pembina harus dapat merencanakan materi, metode

serta alat-alat bantu yang memungkinkan Taruna dan Taruni memberikan

perhaiannya. Kedua, para Pembina harus mampu memberikan pemahaman

pada Taruna dan Taruni tentang materi yang diberikan.

3. Akhlak

Sebagaimana telah dijelaskan di depan bahwasannya salah satu inti dari

aqidah Islamiyah adalah pada iman dan amal sholeh. Tidak dapat dikatakan

seseorang mempunyai iman yang baik tanpa beramal sholeh, sebaliknya orang

yang beramal baik tidak akan mendapatkan pahala terkecuali dilandasi dengan

iman. Sehingga apabila seseorang ingin dikatakan mempunyai aqidah yang

baik maka kedua hal tersebut merupakan hal yang harus senantiasa

dijalankan. Terlebih Allah Swt dalam firman-Nya setiap kali menyebut yaa

ayyuha alladzina aamanu senatiasa diikuti dengan kata wa ‘amilu al-

sholihati. Hal ini menandakan bahwa manifestasi keimanan seseorang

5 Prof. Dr. H. Jalaluddin, Op. Cit., hlm. 217

Page 131: PEMBINAAN TARUNA TARUNI AKPOL SEBAGAI UPAYA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...iii PENGESAHAN Skripsi saudara Edy Purnomo Nomor Induk Mahasiswa 074111004

116

terhadap Tuhannya harus menimbulkan efek sesorang tersebut senantiasa

menjaga tingkahlaku, sikap, etika, dan moralnya di hadapan makhluk-Nya.

Telah kita ketahui bersama bahwasannya manusia adalah makhluk sosial

yang tidak dapat hidup tanpa adanya bantuan dari manusia lainnya. Sehingga

dalam pergumulannya setiap hari tidak dapat lepas dari interaksi manusia,

hewan, dan alam semesta ini. Sehingga orang yang beriman dia akan

senantiasa berbuat baik terhadap sesama manusia, dan alam sekitarnya.

Keharusan manusia untuk berakhlak mulia disini juga ditegaskan Allah

Swt melalui utusan-Nya Muhammad Saw yaitu “tidak Aku (Allah) mengutus

kamu (Muhammad) kecuali untuk menyempurnakan Akhlak”. Terlebih nabi

Muhammad Saw diutus Allah sebagai suri tauladan yang baik bagi seluruh

umat manusia.

Kaitannya dengan data yang penulis temukan mengenai kehidupan

Taruna dan Taruni Akpol maka dapat diterangkan bahwa seluruh kegiatan

sehari-hari Taruna dan Taruni Akpol ini telah disetting sedemikian rupa

melalui pedoman yang diterbitkan lembaga ini dalam sebuah buku Peraturan

Kehidupan Taruna (Perduptar).

Dalam buku tersebut semua tata laksanaka kehidupan Taruna dan Taruni

ini telah diatur, mulai dari bangun tidur sampai tidur kembali, termasuk di

dalamnya adalah etika. Baik etika dalam berkomuikasi, makan, tidur,

pengasuhan/pembinaan, etika terhadap alam lingkungan.

Page 132: PEMBINAAN TARUNA TARUNI AKPOL SEBAGAI UPAYA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...iii PENGESAHAN Skripsi saudara Edy Purnomo Nomor Induk Mahasiswa 074111004

117

Selain itu metode pembinaan dan pengasuhan yang digunakan pengasuh

yang cukup memudahkan mereka dalam memahami materi pembinaan yang

disampaikan. Dalam perduptar pasal 11 tentang pengasuhan dijelaskan bahwa

dalam proses pengasuhan Taruna dan Taruni tidak hanya menjadi obyek

melainkan berperan aktif langsung dalam menentukan sikap mulai dari

perencanaan sampai pada pengendalian dan pengawasan. Menilik konsep ini

sesuai dengan model pembelajaran atau pendekatan yang telah penulis

paparkan dalam bab II.

Akan tetapi perlu disadari bahwa setiap model pembinaan agama

memiliki kelebihan dan kelemahan. Akan tetapi sebelum kita melihat akan hal

tersebut perlu diketahui bahwa pada intinya semua komponen yang ada di

Akpol ini baik dari Pembina atau pengasuh itu sendiri, masyarakat komplek

dan semua yang yang terlibat dalam proses pembinaan ini menempati posisi

yang penting. Terlebih para Pembina atau pengasuh yang secara langsung

diberikan mandat untuk menjalankan proses pembinaan itu sendiri.

Seperti telah penulis ungkapkan pada bab sebelumnya bahwa model

pembinaan di Akpol ini memang tidak secara eksplisit tercatat dalam

kurikulum. Akan tetapi apa yang berjalan selama ini menggambarkan apa

yang selama ini telah dilaksanakan pada kurikulum-kurikulum resmi pada

umumnya, seperti model indoktrinasi, moral reasoning, forecasting

Page 133: PEMBINAAN TARUNA TARUNI AKPOL SEBAGAI UPAYA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...iii PENGESAHAN Skripsi saudara Edy Purnomo Nomor Induk Mahasiswa 074111004

118

consequence, dan pendekatan klasifikasi nilai sebagaimana telah penulis

paparkan dalam bab sebelumnya.

Sehingga dari sini dapat kita ketahui bahwa kelebihan dari model

pembinaan ini adalah Taruna dan Taruni tidak dipaksa dalam menerima

sebuah keputusan moral, akan tetapi mereka diarahkan untuk menemukan

nilai yang cocok yang tentunya tidak melanggar norma-norma yang berlaku

baik agama, adat, atau masyarakat. Akan tetapi memang ada kalanya beberapa

hal yang harus dipaksakan terlebih dahulu yaitu mengenai keimanan.

Adapun kelemahannya pada intinya hampir tidak ada kelemahan yang

muncul terjadi di luar metode itu sendiri yaitu pembinaan yang dilakukan

berulang-ulang dalam waktu yang cukup lama yaitu selama pendidikan ( + 3

tahun) menimbulkan kebosanan. Itupun sebenarnya dapat diantisipasi dengan

diberukannya waktu untuk pesiar 3 kali dalam seminggu kepada Taruna

Taruni untuk sekedar me-refresh6 kondisi fisik dan psikis mereka.

B. Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Keberhasilan Dalam Pembinaan Agama

Terhadap Taruna Dan Taruni Di Akademi Kepolisian

Untuk mengetahui adanya keberhasilan pembinaan mental, maka

peranan dari pembina sangat diperlukan bagi remaja. Karena dengan

tertanamnya jiwa pada remaja akan mampu menjadikan religiusitas sebagai

6 Pesiar adalah kegiatan keluar kampus yang dilakukan 3 kali seminggu, yaitu hari Rabo, Sabtu,

dan Ahad setelah melaksanakan kegiatan rutinitas pada hari itu.

Page 134: PEMBINAAN TARUNA TARUNI AKPOL SEBAGAI UPAYA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...iii PENGESAHAN Skripsi saudara Edy Purnomo Nomor Induk Mahasiswa 074111004

119

acuan aktivitasnya. Sehingga Taruna dan Taruni tidak mudah terjerumus

untuk melakukan tindakan yang dapat berakibat mencelakakan dirinya atau

orang lain. Hal ini sesuai dengan pendapatnya H. Weger :

“Agama buat remaja menyajikan kerangka moral untuk membandingkan

tingkah laku seorang sebagai kerangka moral agama bisa merupakan

stabilisator tingkah laku keagamaan. Agama juga menjawab pertanyaan

remaja tentang mengapa dirinya ada di dunia, sehingga demikian agama

bisa memberikan perlindungan dan rasa aman kepada yang sedang

berusaha untuk mengembangkan eksistensi dirinya”.7

Dengan demikian agama merupakan cara penyelesaian masalah atau

menjalankan kegiatan yang positif bagi remaja.

Di Akademi Kepolisian pembina merupakan faktor yang dominan dalam

membina mental kader pemimpin Polri ini. Pembina sangat berpengaruh

terhadap berhasil tidaknya kegiatan keagamaan.

1. Faktor Pendukung

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi atau menunjang keberhasilan

pelaksanaan pembinaan agama adalah :

a. Keteladanan (Leadership by Sample)

Nilai ketaatan dari para pembina dalam menjalankan perintah

agama, seperti aktif beribadah salat di mushola atau di masjid, ini

merupakan bukti suri tauladan bagi Taruna dan Taruni yang notabene

7 . Sarlito Wirawan Sarwono, Psikologi Remaja, Rajawali Pers, Jakarta, Cet II, 2004, hlm.

206

Page 135: PEMBINAAN TARUNA TARUNI AKPOL SEBAGAI UPAYA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...iii PENGESAHAN Skripsi saudara Edy Purnomo Nomor Induk Mahasiswa 074111004

120

adalah peserta didik, karena apa yang dibimbingkan sesuai dengan apa

yang dilaksanakan.

b. Pengasuh atau pembina yang ahli dibidangnya.

Peran pengasuh atau Pembina dalam hal ini tidak dapat

dikesampingkan. Mutu dari pengasuh ini menjadi tolok ukur majunya

proses pembinaan agama yang ada. Pengalaman dan background

pendidikan yang dimiliki pengasuh ini sangat mewarnai pola pikir dari

Taruna Taruni terlebih dalam bidang pemahaman agama yang dalam hal

ini adalah aqidah Islamiyah. Lewat media pengasuhan agama ini

setidaknya terjadi transfer ilmu dan pengalaman dari para pengasuh ke

Taruna sehingga Taruna Taruni yang sebelumya tidak tahu akan menjadi

tahu, dan yang belum paham akan menjadi paham, serta yang sebelumnya

paham akan mendapatkan pemahaman yang lebih luas akan Islam.

Sehingga dalam berislam mereka lebih fleksibel yang tentunya tetap

berpegang pada al-Qur’an dan al-Hadits.

c. Demokratis

Adanya sifat demokratis (terbuka) dari Taruna dan Taruni untuk

meminta bantuan dari para pembina di dalam menyelesaikan masalah

yang dihadapi, dalam hal ini dapat menunjang bagi keberhasilan suatu

pembinaan agama. Karena dengan adanya sifat demokratis pembina

Page 136: PEMBINAAN TARUNA TARUNI AKPOL SEBAGAI UPAYA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...iii PENGESAHAN Skripsi saudara Edy Purnomo Nomor Induk Mahasiswa 074111004

121

memperoleh kemudahan untuk memberikan bantuan atau alternatif

pemecahannya serta jawabannya. Sehingga Taruna dan Taruni apabila

menghadapi persoalan-persoalan dapat segera dipecahkan bersama.

d. Metode yang bersifat kekeluargaan

Keberhasilan dalam pembinaan agama tidak terlepas dari metode

yang diterapkan oleh para pengasuh atau Pembina baik indoktrinasi, moral

reasoning, forecasting concequence,dan lain-lain sebagaimana dijelaskan

dalam bab II. Sehingga dengan metode ini Taruna menjadi aktif dan

kreatif untuk menentukan sikap yang dipandang sesuai dengan nilai-nilai

berlaku baik di masyarakat maupun dihadapan agama.

e. Kondisi masyarakat yang majemuk

Bagaimanapun pula masyarakat juga ikut berperan membentuk

karakter moral dan keberagamaan seseorang. Kondisi masyarakat yang

majemuk yang terdiri dari berbagai suku bangsa, ras, dan agama membuat

Taruna dan Taruni berpikir luas, tidak fanatik sempit.

f. Kondisi alam sekitar yang nyaman

Kondisi alam yang nyaman seakan mamanjakan Taruna dan Taruni

dalam mengikuti setiap kegiatan pembinaan agama. Suasana alam yang

tenang, hijau, udara yang sejuk, lingkungan yang bersih memberikan

motivasi tersendiri bagi Taruna dan Taruni untuk senantiasa giat dalam

belajar baik ilmu yang bersifat umum maupun agama.

Page 137: PEMBINAAN TARUNA TARUNI AKPOL SEBAGAI UPAYA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...iii PENGESAHAN Skripsi saudara Edy Purnomo Nomor Induk Mahasiswa 074111004

122

g. Fasilitas yang memadai

Semua hal yang mendukung kegiatan pembinaan agama di atas tidak

akan berjalan lancar tanpa adanya sarana dan prasarana yang memadai.

Dukungan sarana dan prasarana di Lembaga ini sangatlah lengkap. Mulai

dari tempat ibadah, transportasi, dan sarana prasarana lainnya yang

berkaitan dengan pembinaan agama. Dan sebagainya.

2. Faktor Penghambat

Selain faktor-faktor yang mendukung kegiatan pembinaan, tentunya

ada faktor yang menghambat pula, adapun faktor yang menghambat

adalah sebagai berikut;

a. Terlalu padatnya jadwal Taruna dan Taruni

Jadwal kegiatan Taruna dan Taruni yang sangat padat memang

terkadang membuat kondisi fisik dan psikis. Sehingga dalam pelaksanaan

kegiatan-kegiatan yang bersifat penunjang seperti pengasuhan agama ini

menjadi ternomer duakan. Bagaimana tidak setelah beraktifitas seharian

penuh baik belajar di kelas maupun di luar kelas kondisi fisik dan mental

yang ada sebenarnya kurang begitu siap. Akan tetapi karena kegiatan

pengasuhan agama ini bersifat wajib maka mereka tetap menjalankan

walaupun dengan keadaan terpaksa. Mungkin inilah yang mengakibatkan

kegiatan-kegiatan pembinaan agama yang ada kurang dapat diterima

dengan sempurna.

Page 138: PEMBINAAN TARUNA TARUNI AKPOL SEBAGAI UPAYA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...iii PENGESAHAN Skripsi saudara Edy Purnomo Nomor Induk Mahasiswa 074111004

123

Akan tetapi perlu disadari bahwa secara psikologis pembinaan

agama yang dilakukan secara terus-menerus akan memberikan efek positif

terhadap diri kita. Manusia dalam kehidupan sehari-hari mempunyai

kebutuhan-kebutuhan diantaranya kebutuhan akan jasmani, rohani,

maupun kebutuhan sosial.8 Al-Qur’an sebagai dasar dan sumber ajaran

Islam banyak ditemui ayat-ayat yang berhubungan dengan ketenangan dan

kebahagiaan jiwa sebagai hal yang prinsipil dalam kesehatan mental.

Contohnya ayat yang menerangkan tentang kebahagiaan dan ketenangan

jiwa adalah sebagai berikut;

Æ�tGö/ $# uρ !$ yϑ‹ Ïù š�9t?#u ª!$# u‘# ¤$!$# nοt� Åz Fψ$# ( Ÿω uρ š[Ψ s? y7 t7ŠÅÁ tΡ š∅ ÏΒ $ u‹÷Ρ‘‰9 $# ( Å¡ ôm r& uρ !$ yϑŸ2 z |¡ ôm r& ª!$# š�ø‹ s9 Î) ( Ÿω uρ Æ�ö7 s? yŠ$ |¡ x� ø9 $# ’Îû ÇÚ ö‘F{ $# ( ¨βÎ) ©!$# Ÿω

�=Ïtä† t ωš ø� ßϑø9 }77: { ��رة ا���� ∪∠∠∩ #$

Artinya : “dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah

kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan

bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada

orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan

janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah

tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.” 9(QS. Al-Qashash

ayat 77)

8 Prof Dr H Jalaluddin, Op.Cit., hlm. 154

9Yayasan Penyelenggara Penerjemah/Tafsir al-Qur’an, Al Qur’an dan Terjemahnya,

Departemen Agama 1995, hlm. 623

Page 139: PEMBINAAN TARUNA TARUNI AKPOL SEBAGAI UPAYA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...iii PENGESAHAN Skripsi saudara Edy Purnomo Nomor Induk Mahasiswa 074111004

124

Ayat di atas Allah memerintahkan orang Islam untuk merebut

kebahagiaan akhirat dan kenikmatan dunia dengan jalan berbuat baik dan

menjauhi perbuatan yang mungkar.

Ayat tentang ketenangan jiwa

tÏ% ©!$# (#θ ãΖtΒ# u ’ È⌡ uΚôÜ s?uρ Οßγ ç/θ è=è% Ì� ø. É‹Î/ «!$# 3 Ÿω r& Ì� ò2É‹Î/ «!$# ’È⌡ yϑôÜ s? Ü>θè=à) ø9 $#

}28: { ��رة ا����

Artinya : “orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram

dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah

hati menjadi tenteram.” 10 (QS. al-Ra’d ayat 28)

Dari ayat di atas secara tegas menerangkan, bahwa ketenangan jiwa

dapat dicapai dengan zikir (mengingat) Allah.

b. Adanya kegiatan yang berifat dadakan

Adanya kegiatan yang berkenaan dengan dinas yang harus

melibatkan Taruna dan Taruni di jam-jam pengasuhan atau pembinaan.

Suatu contoh ketika rutinitas jam pengasuhan atau pembinaan

berlangsung, tiba-tiba ada perintah dari Pimpinan yang menghendaki

kehadiran Taruna dan Taruni sebagai suatu kelengkpan yang tidak dapat

ditawar lagi maka secara otomatis pengasuh atau Pembina yang ada di

lapangan langsung mengalihkan pembinaan tersebut kepada kegiatan yang

telah diarahkan pimpinan tersebut.

10

Yayasan Penyelenggara Penerjemah/Tafsir al-Qur’an, Al Qur’an dan Terjemahnya,

Departemen Agama 1995, hlm. 373

Page 140: PEMBINAAN TARUNA TARUNI AKPOL SEBAGAI UPAYA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...iii PENGESAHAN Skripsi saudara Edy Purnomo Nomor Induk Mahasiswa 074111004

125

C. Hal Yang Menarik dari Pembinaan Agama di Akademi Kepolisian

Hal yang menarik dalam pembinaan yang dilaksanakan di Akpol ini

adalah komposisi dari yang diberi pembinaan itu sendiri. Yaitu Taruna Taruni

yang memang disiapkan menjadi kader pemimpin Polri di masa yang akan

datang. Memang pembinaan pada umumnya tidak jauh berbeda yang

membuat berbeda adalah siapa yang menjadi obyeknya sendiri. Sehingga

pembinaan yang dilakukan di lembaga ini sangatlah menjadi sorotan

mengingat yang dibina ini adalah orang yang akan meneruskan pucuk

pimpinan Polri yang bertugas sebagai pengayom, pelindung dan pelayan

masyarakat.

Sehingga ketika melihat hal di atas menimbulkan konsekuensi yang

sangat luar biasa apabila pembinaan ini tidak berjalan dengan baik. Dan perlu

diketahui selain itu mereka adalah calon penegak hukum di Negara ini, yang

diharuskan dapat menjalankan tugasnya secara proporsional sesuai dengan

norma-norma yang berlaku tanpa memandang ras, suku, golongan, dan

agama.

Page 141: PEMBINAAN TARUNA TARUNI AKPOL SEBAGAI UPAYA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...iii PENGESAHAN Skripsi saudara Edy Purnomo Nomor Induk Mahasiswa 074111004

126

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Setelah penulis mengadakan penelitian dan menganalisis data yang

terkumpul, maka selanjutnya penulis sajikan kesimpulan dari hasil penelitian

tentang “PEMBINAAN TARUNA TARUNI AKPOL SEBAGAI UPAYA

PENINGKATAN AQIDAH ISLAMIYAH (STUDI KASUS DI AKADEMI

KEPOLISIAN SEMARANG)” di bawah ini:

1. Ternyata pembinaan mental keagamaan yang dilaksanakan di Akpol ini

walaupun yang terkesan memaksa diawalnya terbukti memberikan kontribusi

yang sangat besar terhadap usaha lembaga ini dalam rangka mencetak kader

perwira Polri yang profesional dibidangnya juga tetap berpegang teguh kepada

nilai-nilai aqidah Islamiyah. Sehingga dengan demikian terbukti bahwa ternyata

pembinaan Personel ini cukup memberikan pengaruh terhadap usaha peningkatan

aqidah Islamiyah Taruna Taruni ini. Hal ini dapat dilihat dari aktifitas keagamaan

sehari-hari yang dilakukan oleh kader pemimpin Polri ini yang tidak lepas dari

nilai-nilai aqidah Islamiyah. Dalam tataran ini aqidah yang tertanam tidak hanya

diyakini dalam hati saja akan tetapi juga dipedomani dalam sikap tingkah laku

keseharian dalam bingkai hablum minallah, hablum minannas, dan hablum minal

‘alam dengan tetap berpegang teguh terhadap al-Qur’an dan al-Hadist.

Page 142: PEMBINAAN TARUNA TARUNI AKPOL SEBAGAI UPAYA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...iii PENGESAHAN Skripsi saudara Edy Purnomo Nomor Induk Mahasiswa 074111004

127

2. Keberhasilan dalam pembinaan ini tidak lepas dari paran yang dilakukan

bagian Urusan Perawatan Personel yang telah mengkoordinir terlaksananya

pembinaan ini. Karena bagian inilah yang memang secara dinas diberikan

kewenangan oleh lembaga untuk menyelenggarakan dan menjadwalkan kegiatan

pembinaan atau pengasuhan agama. Walaupun dalam prakteknya bagian ini juga

merangkul lembaga-lembaga keagamaan sekitar, seperti Kementerian Agama,

BAI JAteng, dan ulama’-ulama’ sekitar. Hal ini di karenakan terbatasnya jumlah

personel yang mengurusi bagian ini baik secara kuantitas maupun kualitas. Sejauh

ini bagian Urusan Perawatan Personel ini telah mengadakan beberapa kegiatan

keagamaan yang rutin baik yang bersifat mingguan, bulanan, dan tahunan. Untuk

yang bersifat mingguan adalah pengasuhan Jum’at siang yang dilakukan

beriringan dengan salat Jum’at berjama’ah, pengajian ahad pagi yang diawali

salat subuh berjama’ah, diteruskan dengan pembacaan salawatan, asma’ al-

Husna, Yasin, Tahlil, ceramah agama, do’a bersama, kumpul keluarga asuh, dan

ditutup dengan kurve (bersih-bersih masjid dan lingkungan sekitar). Adapun yang

bersifat bulanan adalah pengajian personel yang diikuti oleh seluruh antap

(anggota tetap Akpol) dan yang bersifat tahunan adalah peringatan-peringatan

hari besar agama seperti maulid al-Rasul, Isra’ Mi’raj, ‘Idul Adha, Kegiatan

malam bulan ramadhan, ‘Idul Ftri, dan lain sebagainya.

Page 143: PEMBINAAN TARUNA TARUNI AKPOL SEBAGAI UPAYA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...iii PENGESAHAN Skripsi saudara Edy Purnomo Nomor Induk Mahasiswa 074111004

128

B. SARAN-SARAN

a. Taruna dan Taruni

1. Mengingat tugas Lembaga Akademi Kepolisian yang mencetak Perwira

Polri yang bersifat netral maka Taruna dan Taruni harus sadar bahwa

walaupun keyakinan agama yang diyakini berbeda-beda harus tetap

menjunjung nilai-nilai keadilan berdasarkan hukum yang berlaku tanpa

memandang suku, ras, dan agama. Hal ini penting karena masih banyak

komponen masyarakat kita yang mudah terpengaruh fanatik sempit

termasuk juga aparatur Negara.

2. Kaitannya dengan tugas nantinya yaitu sebagai pengayom, pelindung dan

pelayan masyarakat, tentunya bukan tugas yang mudah karena masih

banyak penyimpangan-penyimpangan yang terjadi dari nilai yang

dijunjung di atas. Akan tetapi memang tidak sepenuhnya dapat disalahkan

mengingat situasi dan kondisi di lapangan sangatlah berbeda. Akan tetapi

yang dapat penulis garis bawahi adalah bagaimana sebagai aparatur

Negara nantinya dapat melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya tanpa

diri sendiri, masyarakat, Negara dan bangsa Indonesia.

3. Kepolisian adalah sebuah lembaga Negara yang mempunyai keistimewaan

dari aparatur Negara yang lain. Salah satunya adalah mereka dipersenjatai

dengan beberapa senjata guna memberikan sebuah jaminan keamanan di

Page 144: PEMBINAAN TARUNA TARUNI AKPOL SEBAGAI UPAYA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...iii PENGESAHAN Skripsi saudara Edy Purnomo Nomor Induk Mahasiswa 074111004

129

masyarakat bukan untuk menindas dan memusuhi rakyat. Karena pada

dasarnya Polisi adalah dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.

4. Perlu diketahui pula bahwasannya setiap amal peruatan kita akan

senantiasa dicatat oleh Allah Swt., perbuatan baik maupun buruk nantinya

pasti akan mendapat balasan, baik cepat maupun lambat, baik di dunia

maupun di akhirat, sehingga diperlukan sebuah langkah yang bijak dalam

menjalani tugas yang diemban. Agar kita semua selamat di dunia hingga

akhirat. Dalam hal ini Allah Swt., berfirman;

tΠ öθ u‹ø9 $# ÞΟÏF øƒwΥ #’ n? tã öΝ Îγ Ïδ≡ uθøùr& !$ uΖßϑÏk=s3è?uρ öΝ Íκ‰É‰÷ƒ r& ߉pκô¶ s?uρ Ν ßγ è=ã_ö‘ r& $ yϑÎ/ (#θçΡ% x.

tβθ ç6 Å¡õ3tƒ } : �� رة65{

Artinya: “pada hari ini Kami tutup mulut mereka; dan berkatalah

kepada Kami tangan mereka dan memberi kesaksianlah kaki mereka

terhadap apa yang dahulu mereka usahakan.” 1 (QS. Yasin ayat 65)

Sehingga ketika kita melihat di ayat di atas sudah jelas bahwasannya amal

perbuatan kita sehari-hari akan senantiasa terpantau dan tercatat dengan

baik oleh Allah Swt., yang kemudian nanti akan menjadi perhitungan

tersendiri bagi seseorang apakah orang tersebut layak menghuni surga

atau neraka.

5. Janganlah bosan-bosan dalam menuntuk ilmu baik ilmu umum maupun

agama karena ilmu merupakan jendela dunia. Dengan ilmu hidup akan

1 Yayasan Penyelenggara Penerjemah/Tafsir al-Qur’an, Al Qur’an dan Terjemahnya,

Departemen Agama 1995, hlm.

Page 145: PEMBINAAN TARUNA TARUNI AKPOL SEBAGAI UPAYA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...iii PENGESAHAN Skripsi saudara Edy Purnomo Nomor Induk Mahasiswa 074111004

130

menjadi maju, dan dengan agama hidup menjadi bahagia baik dunia

maupun akhirat.

6. Tetap mempedomani kaidah aqidah Islamiyah dengan tetap terus

meningkatkan kualitas keimanan dan amal shaleh. Jadikan hidup ini

terhormat di tengah masyarakat mulia di sisi Tuhan Allah Swt.

7. Manfaatkan secara maksimal media yang ada diantaranya perpustakaan

Akpol yang cukup banyak menyediakan buku-buku agama.

8. Sehingga setelah dipahami beberapa poin di atas, maka insya Allah

Kepolisian RI akan maju, karena pada dasarnya perlindungan,

pengayoman, pelayanan yang terbaik bagi masyarakat akan membuahkan

hasil sebuah naungan yang luar biasa dari Allah Swt. Amin.

b. Pimpinan dan Pembina Agama

Pada intinya pembinaan agama yang ada sudah berjalan dengan baik,

akan tetapi perlu ditingkatkan kuantitas maupun kualitas baik materi, sarana

dan prasarana serta kebijakan-kebijakan yang pro terhadap pembinaan agama

ini. Yang lebih penting lagi para pimpinan dan Pembina agama yang ada

harus senatiasa mencontoh Nabi dengan mengaplikasikan konsep leadership

by sample atau menjadi suri tauladan yang baik dalam kehidupan sehari-hari.

Pimpinan dan Pembina harus jeli bahwa yang dihadapi adalah para kader

pemimpin Polri di masa yang akan datang. Perannya sebagai pengayom,

pelindung, dan pelayan masyarakat tidak dapat dipandang sebelah mata.

Page 146: PEMBINAAN TARUNA TARUNI AKPOL SEBAGAI UPAYA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...iii PENGESAHAN Skripsi saudara Edy Purnomo Nomor Induk Mahasiswa 074111004

131

Kegagalan dalam pembinaan ini berarti menjadikan akibat yang sangat fatal

bukan hanya bagi Taruna dan Taruni sendiri maupun instansi Kepolisian akan

tetapi lebih luas lagi yaitu masyarakat, nagara, bangsa dan agama.

c. Warga komplek Akpol

Mengingat Taruna dan Taruni adalah tanggung jawab bersama, maka

setidaknya warga yang tinggal di komplek Akpol ini dapat memberikan suri

tauladan yang baik, dengan tetap menjunjung nilai-nilai disiplin baik dalam

bekerja maupun beribadah. Karena tidak dipungkiri Akpol yang komposisinya

terdiri dari berbagai macam suku, ras, agama. Secara otomatis menimbulkan

suatu pemahaman yang berbeda, contohnya dalam hal ibadah. Terjadi banyak

perbedaan cara beribadah warga Akpol ini. Yang mengkhawatirkan adalah

ketika seseorang meyakini agamanya dengan baik maka muncul suatu

pembenaran terhadap apa yang diyakininya secara absolute. Implikasinya

adalah berarti secara tidak langsung menganggap yang lain salah walaupun

masih dalam satu agama atau keyakinan. Hal ini dapat menimbulkan

perpecahan.

Sehingga warga komplek Akpol harus dapat berlapang dada dan

menyadari akan hal ini. Karena bahwasannya Allah Swt telah berfirman:

# sŒ Î)uρ (#θ ãè Ïϑy™ uθ øó‾=9 $# (#θ àÊ t�ôãr& çµ ÷Ζtã (#θ ä9$s%uρ !$uΖs9 $ oΨ è=≈ uΗùår& öΝ ä3s9 uρ ö/ ä3è=≈ uΗùår& íΝ≈ n=y™ öΝ ä3ø‹ n=tæ

Ÿω ÈötF ö;tΡ tÎ=Îγ≈ pgø: رة ∪∋∋∩ #$ }� }55: ا��

Page 147: PEMBINAAN TARUNA TARUNI AKPOL SEBAGAI UPAYA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...iii PENGESAHAN Skripsi saudara Edy Purnomo Nomor Induk Mahasiswa 074111004

132

Artinya : “dan apabila mereka mendengar Perkataan yang tidak

bermanfaat, mereka berpaling daripadanya dan mereka berkata: "Bagi Kami

amal-amal Kami dan bagimu amal-amalmu, Kesejahteraan atas dirimu, Kami

tidak ingin bergaul dengan orang-orang jahil". 2 (QS. Al-Qashas ayat 55)

ö/ ä3s9 ö/ ä3ãΨƒ ÏŠ u’ Í<uρ ÈÏŠ ∩∉∪ رة }6: ا�����ون {

Artinya : “untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku." 3

(QS. Al-

Kafirun ayat 6)

Dengan turunnya ayat diatas maka tidak ada alasan saling menyalahkan

antara satu dengan yang lain baik seagama maupun berbeda agama. Terlebih

lingkungan warga Akpol hidup berdampingan dengan Taruna Akademi

Kepolisian yang di tangan mereka nantinya martabat dan kehormatan Korps

Kepolisian Republik Indonesia dipertaruhkan. Sehingga jadilah warga yang

ikut membangun kesuksesan visi dan misi Polri dengan menjadi warga yang

bisa menjadi suri tauladan yang baik.

C. PENUTUP

Puja dan puji syukur penulis haturkan kehadirat Allah Swt, karena berkat

rahmat, hidayah serta inayah-Nya penyusunan skripsi yang berjudul “Pembinaan

Taruna Taruni Akpol dalam upaya Peningkatan Aqidah Islamiyah (Studi Kasus di

Akademi Kepolisian)” ini dapat selesai.

2 Yayasan Penyelenggara Penerjemah/Tafsir al-Qur’an, Al Qur’an dan Terjemahnya,

Departemen Agama 1995, hlm. 618 3 Yayasan Penyelenggara Penerjemah/Tafsir al-Qur’an, Al Qur’an dan Terjemahnya,

Departemen Agama 1995, hlm. 1112

Page 148: PEMBINAAN TARUNA TARUNI AKPOL SEBAGAI UPAYA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...iii PENGESAHAN Skripsi saudara Edy Purnomo Nomor Induk Mahasiswa 074111004

133

Penulis sadar bahwa hasil yang ada ini sangat jauh dari apa yang

diharapkan. Hal ini karena keterbatasan dari penulis semata. Sehingga kritik dan

saran sangatlah penulis harapkan.

Demikian skripsi ini penulis susun, semoga bermanfaat. Amin

Page 149: PEMBINAAN TARUNA TARUNI AKPOL SEBAGAI UPAYA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...iii PENGESAHAN Skripsi saudara Edy Purnomo Nomor Induk Mahasiswa 074111004

134

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Hakim Al-Aqel, Nasher, Dr, Hubungan Akidah dan Syariat (terjemah),

(Jakarta: Gema Insani Press, 1996),

Abdul Qadir al-Bakriy, Shalah, Al-Qur’an dan Pembinaan Insan, (Bandung; PT. Al-

Ma’arif, 1983)

Abdullah As-Samman, Muhammad, Bagaimana Posisi Kita dalam Islam, (Solo: CV.

Pustaka Mantiq, 1993)

Abu Zahrah, Syeikh Muhammad, Al-‘Aqidah Al-Islamiyah, (al-Azhar: al-Bahuts al-

Islamiyyah, 1969M/1389H)

Aktualisasi Pembinaan Mental Fungsi Komando Dalam Rangka Mewujudkan

Penampilan Perorangan, 1998

Al-Maraghi, Muhammad Musthafa, Terjamah Tafsir al-Maraghi bab 4, (Semarang:

PT. Karya Toha Putra, 1993)

Anshori, Endang Saefudin, Ilmu Filsafat dan Agama, (Surabaya: Bina Ilmu, 1987)

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta Rineka

Cipta , 2002)

Ash Shiddiqy, T.M. Hasbi, Al Islam Jilid I, (Jakarta: Bulan Bintang, 1977)

Bungin (Ed.), Burhan, Metodologi Penelitian Kualitatif (Aktualisasi Metodologis ke

Arah Ragam Varian Kontemporer), (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada,

2001)

Page 150: PEMBINAAN TARUNA TARUNI AKPOL SEBAGAI UPAYA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...iii PENGESAHAN Skripsi saudara Edy Purnomo Nomor Induk Mahasiswa 074111004

135

Daradjat, Zakiah, Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta; Bulan Bintang, 2005),

Daradjat, Zakiyah, Islam dan Kesehatan Mental ( Pokok-Pokok Keimanan),

(Jakarta;Gunung Mulia, 1982)

Hamdani B.Dz, M., Pendidikan Ketuhanan dalam Islam, (Surakarta: Muhammadiyah

University Press, 2001)

Helmi, Masdar, Dakwah dalam Alam Pembangunan I, (Semarang Toha Putra, 1973),

Ibn Miskawaih, Tahzib al-akhlaq wa Tathir al-‘Araq (Mesir: al-Maqtaba’ah al-

Mishriyah, 1934)

Ilyas, Yunahar, Lc, Drs. H, Kuliah Aqidah Islam, (Yogyakarta: LPPI Universitas

Muhammadiyah, 1993),

Imam al-Ghazali, Ihya’ ‘Ulumuddin jilid III, (Beirut: Dar al-Fikr t.t),

Jalaluddin, Prof. Dr. H., Psikologi Agama (edisi revisi 2002), (Jakarta: PT.

RajaGrafindo Persada, 2002)

Jalaluddin, Psikologi Agama (Edisi Revisi 2004), Hak penerbitan (Jakarta; PT Raja

Grafindo Persada, 2004)

Kahmad, Dadang, M. Si, Dr., H, Sosiologi Agama, (Bandung:PT. Remaja

Rosdakarya, 2009)

M. Munir, S. Ag., MA dan Wahyu Ilaihi, S. Ag., MA, Manajemen Dakwah,

(Jakarta:Prenada Media, 2006),

Moloeng, Lexy J, MA, Prof. Dr, Meodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung:PT.

Remaja Rosdakarya, 2009)

Page 151: PEMBINAAN TARUNA TARUNI AKPOL SEBAGAI UPAYA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...iii PENGESAHAN Skripsi saudara Edy Purnomo Nomor Induk Mahasiswa 074111004

136

Mubarok…(et.al), Zaky, Akidah Islam, (Yogjakarta: UII Press, 2001),

Muhammad ibn Isma’il al-Bukhari, Abu Abdillah, Syarh Shahih al-Bukhari, Dar al-

Kutub al-Ilmiyah, Beirut, 2001

Nasirudin, M. Ag, Laporan Penelitian Individual, Pendidikan Tauhid Model Salafi

(Studi Kasus di Pondok Pesantren Islam Wonolopo Mijen Semarang),

(Semarang, 2009)

Nasution, Harun, Islam Rasional Gagasan dan Pemikirannya, (Bandung: Mizan,

1989),

Nata, Abuddin, MA, Prof, Dr, H, Metodologi Studi Islam, (Jakarta: Rajawali Press,

1998)

Peraturan Kehidupan Taruna (Perduptar) Akademi Kepolisian sesuai Surat Keputusan

Gubernur Akademi Kepolisian No. Pol.: Skep/31/III/2008 tanggal 31 Maret

2008,

Profil Akademi Kepolisian (the profile of Indonesian Police Academy, 2007)

Razak, Nasruddin, Dienul Islam, (Bandung ; Al-Ma’arif, 1989)

Rousydiy, T.A. Lathief, Agama Dalam Kehidupan Manusia (Aqidah I), (Medan:

Rinbow, 1986),

Sabic, Sayid, Aqidah Islam (Ilmu Tauhid), (Bandung: CV. Diponegoro, 1993),

Sejarah Ringkas Dinas Pembinaan Mental Polri, 1980,

Sudarsono, SH, Drs, Etika Tentang Kenakalan Remaja, (Jakarta: PT. Bina Aksara,

1989)

Page 152: PEMBINAAN TARUNA TARUNI AKPOL SEBAGAI UPAYA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...iii PENGESAHAN Skripsi saudara Edy Purnomo Nomor Induk Mahasiswa 074111004

137

Suwito, Prof. Dr., Filsafat Pendidikan Akhlak Ibnu Miskawaih, (Jogjakarta: Belukar,

2004),

Syaltut, Syeikh Mahmud, Prof. Dr., Akidah Dan Syari`at Islam (terjemah), (Jakarta:

Bumi Aksara, 1994),

Syamsuddin, M. Din, Dr, Etika dalam Membangun Masyarakat Madani, (Ciputat:PT.

Logos Wacana Ilmu, 2002)

Syeikh Zainuddin bin ‘Abdul ‘Aziz ibn Zainuddin al-Malabari, Irsyad al-‘Ibad

(Semarang: CV. Toha Putera)

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, ed.3, (Jakarta :

Balai Pustaka, 2001

Wahhab Khallaf, Abdul, Prof., Ilmu Ushul Fiqh, (Semarang; Toha Putra Group,

1994),

Wirawan Sarwono, Sarlito, Psikologi Remaja, (Jakarta: Rajawali Pers, 2004)

Yayasan Penyelenggara Penerjemah/Tafsir al-Qur’an, Al Qur’an dan Terjemahnya,

Departemen Agama, 1995

Yazid bin Abdul Qadir Jawas, Syarah ‘Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah, (Pustaka

Imam asy-Syafi’i, 2006),

Yusuf LN, Syamsu, M. Pd. Psikologi Belajar Agama (Perspektif Pendidikan Agama

Islam), Diterbitkan oleh (Bandung: C.V. Pustaka Bani Quraisy Divisi Buku

Umum, 2004)

Page 153: PEMBINAAN TARUNA TARUNI AKPOL SEBAGAI UPAYA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...iii PENGESAHAN Skripsi saudara Edy Purnomo Nomor Induk Mahasiswa 074111004

138

REFERENSI INTERNET

http://www.akpol.ac.id/baru/index.php?option=com_content&view=article&id=88:ku

rikulum&catid=42:kurikulum&Itemid=192

Page 154: PEMBINAAN TARUNA TARUNI AKPOL SEBAGAI UPAYA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...iii PENGESAHAN Skripsi saudara Edy Purnomo Nomor Induk Mahasiswa 074111004

1

DOKUMENTASI

Wawancara dengan Kasubbag Min Kortarsis Akpol

Pengajian Ahad pagi

Page 155: PEMBINAAN TARUNA TARUNI AKPOL SEBAGAI UPAYA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...iii PENGESAHAN Skripsi saudara Edy Purnomo Nomor Induk Mahasiswa 074111004

2

Wawancara penulis dengan beberapa Taruna

Suasana kumpul keluarga asuh sebagai wahana Focus Group Discussion

Page 156: PEMBINAAN TARUNA TARUNI AKPOL SEBAGAI UPAYA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...iii PENGESAHAN Skripsi saudara Edy Purnomo Nomor Induk Mahasiswa 074111004

3

Ceramah koordinator pengasuhan agama Islam yang dihadiri pula oleh Gubernur

Akpol

Wawancara dengan koordinator pengasuhan agama Islam dan Paur Watpers

Page 157: PEMBINAAN TARUNA TARUNI AKPOL SEBAGAI UPAYA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...iii PENGESAHAN Skripsi saudara Edy Purnomo Nomor Induk Mahasiswa 074111004

4

Suasana salat ‘Idul Adha di masjid Asy Syuhada’ Akpol

Arahan oleh Gubernur Akpol

Page 158: PEMBINAAN TARUNA TARUNI AKPOL SEBAGAI UPAYA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...iii PENGESAHAN Skripsi saudara Edy Purnomo Nomor Induk Mahasiswa 074111004

5

Nama :

TTL :

Tingkat/Detasemen :

Daerah asal :

Pekerjaan Orang tua :

A. TABEL KUISIONER

Pembianaan Taruna dan Taruni Akademi Kepolisian Dalam Aktivitas

Keagamaan Sehari-hari

No Variabel Indikator*

1. Keaktifan (rajin)

shalat Fardlu

a. Sangat aktif

b. Aktif

c. Kurang aktif

d. Tidak aktif

2. Tujuan shalat

Fardlu

a. mendapatkan pahala

b. Menghapus dosa

c. Menenteramkan jiwa

d. Ikut-ikutan

3. Keaktifan (rajin)

shalat Sunnah

a. Sangat aktif

b. Aktif

c. Kurang aktif

d. Tidak aktif

4. Tujuan shalat a. Mendapatkan pahala

b. Menghapuskan dosa

Page 159: PEMBINAAN TARUNA TARUNI AKPOL SEBAGAI UPAYA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...iii PENGESAHAN Skripsi saudara Edy Purnomo Nomor Induk Mahasiswa 074111004

6

Sunnah c. Menenteramkan jiwa

d. Ikut-ikutan

5. Keaktifan (rajin)

shalat berjamaah

a. Sangat aktif

b. Aktif

c. Kurang aktif

d. Tidak aktif

6. Tujuan shalat

berjamaah

a. Mendapatkan pahala

b. Menghapuskan dosa

c. Menenteramkan jiwa

d. Ikut-ikutan

7. Keaktifan (rajin)

shalat Jum’at

a. Sangat aktif

b. Aktif

c. Kurang aktif

d. Tidak aktif

8. Tujuan shalat

Jum’at

a. Mendapatkan pahala

b. Menghapuskan dosa

c. Menenteramkan jiwa

d. Ikut-ikutan

9. Keaktifan (rajin)

berpuasa

Ramadlan

a. Sangat aktif

b. Aktif

c. Kurang aktif

d. Tidak aktif

10. Tujuan berpuasa

Ramadlan

a. Mendapatkan pahala

b. Menghapuskan dosa

c. Menenteramkan jiwa

Page 160: PEMBINAAN TARUNA TARUNI AKPOL SEBAGAI UPAYA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...iii PENGESAHAN Skripsi saudara Edy Purnomo Nomor Induk Mahasiswa 074111004

7

d. Ikut-ikutan

11. Keaktifan (rajin)

Puasa Sunnah

a. Sangat aktif

b. Aktif

c. Kurang aktif

d. Tidak aktif

12. Tujuan Puasa

Sunnah

a. Mendapatkan pahala

b. Menghapuskan dosa

c. Menenteramkan jiwa

d. Ikut-ikutan

13. Keaktifan (rajin)

Zakat Fitrah

a. Sangat aktif

b. Aktif

c. Kurang aktif

d. Tidak aktif

14. Tujuan Zakat

Fitrah

a. Mendapatkan pahala

b. Menghapuskan dosa

c. Menenteramkan jiwa

d. Ikut-ikutan

15. Keaktifan (rajin)

membaca al-

Qur’an

a. Sangat aktif

b. Aktif

c. Kurang aktif

d. Tidak aktif

16. Tujuan membaca

Al-Qur’an

a. Mendapatkan pahala

b. Menghapuskan dosa

c. Menenteramkan jiwa

d. Ikut-ikutan

Page 161: PEMBINAAN TARUNA TARUNI AKPOL SEBAGAI UPAYA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...iii PENGESAHAN Skripsi saudara Edy Purnomo Nomor Induk Mahasiswa 074111004

8

17. Keaktifan (rajin)

berdo’a

a. Sangat aktif

b. Aktif

c. Kurang aktif

d. Tidak aktif

18. Tujuan berdo’a a. Mendapatkan pahala

b. Menghapuskan dosa

c. Menenteramkan jiwa

d. Ikut-ikutan

19. Keaktifan (rajin)

Tahlil,Yasinan,

dan Pembacan

Asmaul Husna

a. Sangat aktif

b. Aktif

c. Kurang aktif

d. Tidak aktif

20. Tujuan Tahlil,

Yasinan dan

Pembacaan

Asmaul Husna

a. Mendapatkan pahala

b. Menghapuskan dosa

c. Menenteramkan jiwa

d. Ikut-ikutan

21. Keaktifan (rajin)

mengikuti

Pengajian Ahad

Pagi

a. Sangat aktif

b. Aktif

c. Kurang aktif

d. Tidak aktif

22. Tujuan

mengikuti

Pengajian Ahad

Pagi

a. Mendapatkan pahala

b. Menghapuskan dosa

c. Menenteramkan jiwa

d. Ikut-ikutan

23. Keaktifan a. Sangat aktif

Page 162: PEMBINAAN TARUNA TARUNI AKPOL SEBAGAI UPAYA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...iii PENGESAHAN Skripsi saudara Edy Purnomo Nomor Induk Mahasiswa 074111004

9

Pelaksanakan

hari besar Islam

b. Aktif

c. Kurang aktif

d. Tidak aktif

24. Tujuan

Pelaksanakan

hari besar Islam

a. Mendapatkan pahala

b. Menghapuskan dosa

c. Menenteramkan jiwa

d. Ikut-ikutan

25. Keaktifan dalam

Kurve di Masjid,

Mushola

a. Sangat aktif

b. Aktif

c. Kurang aktif

d. Tidak aktif

26. Tujuan dalam

Kurve di Masjid,

Mushola

a. Mendapatkan pahala

b. Menghapuskan dosa

c. Menenteramkan jiwa

d. Ikut-ikutan

27. Keaktifan

membaca

salawatan

a. Sangat aktif

b. Aktif

c. Kurang aktif

d. Tidak aktif

28. Tujuan membaca

salawatan

a. Mendapatkan pahala

b. Menghapuskan dosa

c. Menenteramkan jiwa

d. Ikut-ikutan

Page 163: PEMBINAAN TARUNA TARUNI AKPOL SEBAGAI UPAYA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...iii PENGESAHAN Skripsi saudara Edy Purnomo Nomor Induk Mahasiswa 074111004

10

Keterangan:

* Beri tanda (X) untuk yang sesuai dengan anda.

B. FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT

1. Faktor Pendukung

……………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………

………………………………

2. Faktor Penghambat

……………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………

………………………………

Page 164: PEMBINAAN TARUNA TARUNI AKPOL SEBAGAI UPAYA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...iii PENGESAHAN Skripsi saudara Edy Purnomo Nomor Induk Mahasiswa 074111004

11

C. KRITIK DAN SARAN

1. Kritik

……………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………

2. Saran

……………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………

Page 165: PEMBINAAN TARUNA TARUNI AKPOL SEBAGAI UPAYA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...iii PENGESAHAN Skripsi saudara Edy Purnomo Nomor Induk Mahasiswa 074111004

12

Terima kasih atas bantuannya

Penulis hanya mengucapkan Jazakumullah khoiron katsiron

Semoga Taruna dan Taruni sekalian dapat menyelesaikan pendidikan di Lembaga

Akademi Kepolisian ini dengan lancar hingga dapat dilantik menjadi Perwira Polri

yang berguna dan bermanfa’at bagi diri, kedua orang tua, masyarakat, negara, bangsa,

dan agama. Amin 3x