PEMBERIAN TERAPI DZIKIR TERHADAP PENURUNAN...

105
PEMBERIAN TERAPI DZIKIR TERHADAP PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA ASUHAN KEPERAWATAN Ny. N DENGAN DIABETES MELITUS TIPE II DI RSUD SALATIGA DI SUSUN OLEH : ELIN ROHAYANTI P-13084 PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2016

Transcript of PEMBERIAN TERAPI DZIKIR TERHADAP PENURUNAN...

Page 1: PEMBERIAN TERAPI DZIKIR TERHADAP PENURUNAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-elinrohaya... · Teman-teman mahasiswa satu angkatan khususnya kelas ... menyatakan

PEMBERIAN TERAPI DZIKIR TERHADAP PENURUNAN

KADAR GLUKOSA DARAH PADA ASUHAN

KEPERAWATAN Ny. N DENGAN

DIABETES MELITUS TIPE II

DI RSUD SALATIGA

DI SUSUN OLEH :

ELIN ROHAYANTI

P-13084

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2016

Page 2: PEMBERIAN TERAPI DZIKIR TERHADAP PENURUNAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-elinrohaya... · Teman-teman mahasiswa satu angkatan khususnya kelas ... menyatakan

i

PEMBERIAN TERAPI DZIKIR TERHADAP PENURUNAN

KADAR GLUKOSA DARAH PADA ASUHAN

KEPERAWATAN Ny. N DENGAN

DIABETES MELITUS TIPE II

DI RSUD SALATIGA

Karya Tulis Ilmiah

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Dalam Menyelesaikan Program Diploma III Keperawatan

DI SUSUN OLEH:

ELIN ROHAYATI

NIM. P.13 084

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2016

Page 3: PEMBERIAN TERAPI DZIKIR TERHADAP PENURUNAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-elinrohaya... · Teman-teman mahasiswa satu angkatan khususnya kelas ... menyatakan

ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Elin Rohayanti

Nim : P13084

Program Study : D III Keperawatan

Judul Karya Tulis Ilmiah : Pemberian Terapi Zikir terhadap Penurunan Kadar

Glukosa Darah pada Asuhan Keperawatan Ny. N

dengan Diabetes Militus Type II.

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini

benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan

atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.

Apabila di kemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah

hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut sesuai

dengan ketentuan akademik yang berlaku.

Surakarta Jum’at , 13 Mei 2016

Yang Membuat Pernyataan

ELIN ROHAYANTI

NIM. P13084

Page 4: PEMBERIAN TERAPI DZIKIR TERHADAP PENURUNAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-elinrohaya... · Teman-teman mahasiswa satu angkatan khususnya kelas ... menyatakan

iii

Page 5: PEMBERIAN TERAPI DZIKIR TERHADAP PENURUNAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-elinrohaya... · Teman-teman mahasiswa satu angkatan khususnya kelas ... menyatakan

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat tuhan yang maha kuasa karena

berkat, rahmat dan karunianya, sehingga penulis mampu menyelesaikan karya

tulis ilmiah yang berjudul “Pemberian Terapi Zikir terhadap Penurunan Kadar

Glukosa Darah pada Asuhan Keperawatan Ny. N dengan Diabetes Militus Tipe

II”.

Dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini penulis banyak mendapatkan

bimbingan dan dukungan dan berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini

penulis mengucapkan terimakasih dan penghargaan yang setinggi – tingginya

kepada yang terhormat:

1. Ns. Wahyu Rima Agustin M. Kep, selaku Ketua STIkes Kusuma Husada

Surakarta yang telah memberikan kesempatan untuk menimba ilmu di STIkes

Kusuma Husada Surakarta.

2. Ns. Meri Okatriani M.Kep, selaku Ketua Program Studi DIII Keperawatan

yang telah memberikan kesempatan untuk menimba di STIKes Kusuma

Husada Surakarta.

3. Ns. Alfyana Nadya R. M.Kep, selaku Sekretaris Program Studi DIII

Keperawatan yang telah memberikan kesempatan dan arahan untuk dapat

menimba ilmu di STIKes Kusuma Husada Surakarta.

4. Ns. Galih Setia Adi, M. Kep selaku dosen pembimbing sekaligus sebagai

penguji kedua yang telah membimbing penulis dengan cermat, memberikan

masukan-masukan, inspirasi, perasaan nyaman dalam membimbing serta

memfasilitasi penulis demi kesempurnaan studi kasu sini.

5. Ns. Fakhrudin Nasrul Sani, M. Kep selaku dosen penguji satu yang telah

membimbing dengan cermat, membimbing penulis dengan cermat,

memberikan masukan-masukan , inspirasi, perasaan nyaman dalam

membimbing serta memfasilitasi penulis demi kesempurnaan studi kasus ini.

Page 6: PEMBERIAN TERAPI DZIKIR TERHADAP PENURUNAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-elinrohaya... · Teman-teman mahasiswa satu angkatan khususnya kelas ... menyatakan

v

6. Semua dosen program studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada

Surakara yang telah memberikan bimbingan dengan sabar dan wawasannya

serta ilmu yang bermanfaat.

7. Direktur RSUD Kota Salatiga yang telah memberikan kesempatan pada

penulis untuk melaksanakan asuhan keperawatan pada Ny. N di RSUD Kota

Salatiga.

8. Sri Uut, S. Kep, Ns selaku pembimbing lahan di RSUD Kota Salatiga yang

telah memberikan banyak masukan dan membimbing penulis dalam

menyelesaikan asuhan keperawatan selama di RSUD Kota Salatiga

9. Kedua orang tuaku (Muhammad Ngarobi dan Mamik Riyani) dan kedua Adik

(Ahmad Dwi Fani dan Evelin Nurlita E) yang selalu memberikan kasih

sayang, dukungan dan do’a serta menjadi inspirasi dan memberikan semangat

untuk menyelesaikan pendidikan DIII Keperawatan.

10. Teman-teman mahasiswa satu angkatan khususnya kelas 3B Program DIII

Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta dan berbagai pihak yang

tidak dapat disebutkan satu-persatu yang telah memberikan dukungan moril

dan spiritual.

Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk perkembangan ilmu

keperawatan dan kesehatan. Amin.

Surakarta, Mei 2016

Penulis

Page 7: PEMBERIAN TERAPI DZIKIR TERHADAP PENURUNAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-elinrohaya... · Teman-teman mahasiswa satu angkatan khususnya kelas ... menyatakan

vi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ....................................... i

LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... iii

KATA PENGANTAR ................................................................................... v

DAFTAR ISI ................................................................................................. vii

DAFTAR GAMBAR..................................................................................... ix

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. x

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ....................................................................... 1

B. Tujuan Penulisan ................................................................... 4

C. Manfaat Penulisan ................................................................. 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori ........................................................................ 7

1. Diabeter Melitus Tipe 2 ................................................... 7

2. Diagnosa Keperawatan .................................................... 24

3. Intervensi ......................................................................... 25

4. Implementasi ................................................................... 35

5. Evaluasi ........................................................................... 36

6. Pengertian Kadar Gula Darah .......................................... 36

7. Dzikir ............................................................................... 37

B. Kerangka Teori ...................................................................... 41

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Subyek aplikasi riset ............................................................... 42

B. Tempat dan Waktu ................................................................. 42

C. Media dan alat yang digunakan .............................................. 42

D. Prosedur tindakan berdasarkan aplikasi riset ......................... 42

E. Alat ukur evaluasi dari aplikasi tindakan berdasarkan

riset ......................................................................................... 44

Page 8: PEMBERIAN TERAPI DZIKIR TERHADAP PENURUNAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-elinrohaya... · Teman-teman mahasiswa satu angkatan khususnya kelas ... menyatakan

vii

BAB IV LAPORAN KASUS

A. Identitas Pasien ....................................................................... 45

B. Pengkajian .............................................................................. 45

C. Perumusan Masalah ................................................................ 55

D. Prioritas Diagnosa .................................................................. 56

E. Intervensi keperawatan ........................................................... 56

F. Impementasi Keperawatan ..................................................... 58

G. Evaluasi .................................................................................. 63

BAB V PEMBAHASAN

A. Pengkajian .............................................................................. 67

B. Diagnosa keperawatan ............................................................ 71

C. Intervensi keperawatan ........................................................... 74

D. Impementasi Keperawatan ..................................................... 77

E. Evaluasi .................................................................................. 80

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ............................................................................. 86

B. Saran ....................................................................................... 91

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 9: PEMBERIAN TERAPI DZIKIR TERHADAP PENURUNAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-elinrohaya... · Teman-teman mahasiswa satu angkatan khususnya kelas ... menyatakan

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Teori ........................................................................... 41

Gambar 3.1 Rentan Optimal GDS Normal ................................................... 44

Gambar 4.1 Genogram Ny. N ........................................................................ 47

Page 10: PEMBERIAN TERAPI DZIKIR TERHADAP PENURUNAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-elinrohaya... · Teman-teman mahasiswa satu angkatan khususnya kelas ... menyatakan

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Usulan Judul Aplikasi Jurnal

Lampiran 2 Lembar Konsultasi

Lampiran 3 Surat Pernyataan

Lampiran 4 Daftar Riwayat Hidup

Lampiran 5 Jurnal

Lampiran 6 Asuhan Keperawatan

Lampiran 7 Format Pendelegasian Pasien

Lampiran 8 Look Book

Lampiran 9 Lembar Observasi

Page 11: PEMBERIAN TERAPI DZIKIR TERHADAP PENURUNAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-elinrohaya... · Teman-teman mahasiswa satu angkatan khususnya kelas ... menyatakan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Diabetes militus (DM) merupakan penyakit gangguan metabolism

menahun / kronik yang ditandai dengan peningkatan kadar glukosa darah

(hiperglikemi) yang disebabkan karena jumlah insulin cukup bahkan kadang-

kadang lebih akan tetapi kurang efektif, kondisi ini disebut dengan resistensi

insulin (Waspadji, 2012). Berbagai penelitian epidimologi menunjukan

adanya kecenderungan peningkatan angka ensidensi dan prevalensi DM di

berbagai penjuru dunia termasuk juga di Indonesia (Parkeni, 2011).

Meningkatnya jumlah penderita DM dapat disebabkan oleh banyak faktor,

diantaranya adalah faktor keturunan / genetik, obesitas, perubahan gaya

hidup, pola makan yang salah, kurangnya aktifitas fisik, proses menua,

kehamilan, perokok dan stress (Soegondo dll, 2011).

Berdasarkan perolehan data International Diabetes Federation (IDF)

tingkat prevelensi global penderita DM tipe II pada taun 2012 sebesar 8,4

persen dari populasi penduduk dunia, dan mengalami peningkatan menjadi

382 kasus padataun 2013 (IDF, 2013). Indonesia merupakan Negara urutan

ke 4 dengan kejadian diabetes militus tipe II tertinggi dengan jumlah 8,5 juta

penderita. Dari rata-rata kejadian DM tipe II di Indonesia Dinas kesehatan

jawa tengah melaporkan bahwa provinsinya menempati urutan pertama

tertinggi penderita DM tipe II kususnya wilayah semarang sebanyak 509,319

Page 12: PEMBERIAN TERAPI DZIKIR TERHADAP PENURUNAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-elinrohaya... · Teman-teman mahasiswa satu angkatan khususnya kelas ... menyatakan

2

Jiwa (Profil Dinas Kesehatan Jawa Tengah, 2011). Dan menurut Organisasi

Kesehatan Dunia (WHO) memprediksi jumlah penderita DM tipe II akan

meningkat menjadi 21,3 juta pada taun 2030 (WHO, 2009).

Menurut Smeltzer dan Bare (2008) DM tipe II yaitu diabetes yang

tidak tergantung oleh insulin atau bisa disebut NIDDM (non-insulin

dependent diabetes mellitus). DM tipe II merupakan keadaan hiperglikemik

kronik yang ditandai oleh gangguan metabolic ganda progresif yaitu

resistensi insulin dan gangguan sekresi insulin oleh sel beta pangkreas

(Soegondo dll, 2011).

Diabetes mellitus sering dikatakan penyakit yang tidak bisa

disembuhkan karena merupakan penyakit komplikasi paling banyak yang

berkaitan dengan peningkatan glukosa darah sehingga berakibat pada

rusaknya pembuluh darah, saraf, dan struktur internal lainnya. Hal inilah yang

membuat para penderita DM mengalami stress karena mereka selalu dihadap

kan dengan rasa takut akan cacat fisik bahkan kematian (Tandra, 2009).

Stress erat hubungannya dengan timbulnya diabetes. Penelitian nugroho

(2011) menyatakan ada hubungannya antara tingkat stress terhadap kadar

gula darah pada penderita diabetes mellitus. Selama stress hormon-hormon

yang mengarah pada kadar gula darah akan meningkat seperti epineprin,

kartisol, glucagon, ACTH, kartikosteroid, dan tiroid.

Penatalaksanaan non medis pada penderita DM tipe II untuk

mencegah peningkatan kadar glukosa darah akibat stress yang dialaminya

adalah dengan menghindari atau mengurangi stressor serta mengembangkan

Page 13: PEMBERIAN TERAPI DZIKIR TERHADAP PENURUNAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-elinrohaya... · Teman-teman mahasiswa satu angkatan khususnya kelas ... menyatakan

3

ketrampilan koping pada penderita DM yang bersifat adaptif. Pada penderita

DM perlu dilakukan pengelolaan terhadap stress yang dikenal dengan istilah

manajemen stres. Secara umum manajemen stress mencangkup kebiasaan

promosi kesehatan yang dapat mengurangi dampak stress pada kesehatan

fisik dan mental, dengan cara olahraga teratur, humor, nutrisi, diet yang baik,

istirahat yang cukup dan menekankan tehnik relaksasi yang tepat

(Moyad, 2009).

Ada beberapa jenis tehnik terapi antara lain adalah terapi nafas

dalam, meditasi, visualisasi, pijat, tawa, yoga, biofeedback, dan taichi

(Complementary and Alternative Medicine/CAM). Dari berbagai jenis terapi

tersebut tehnik terapi dzikir merupakan salah satu tehnik yang paling mudah

untuk dilaksanakan. Terapi dzikir merupakan salah satu bentuk mind-body

medicine yang dapat digunakan untuk menurunkan kadar gula darah dan

dapat membuat pasien menjadi lebih tenang dan nyaman (Lorentz, 2006).

Terapi dzikir juga akan membuat individu merasa rileks dan dapat

meningkatkan ventilasi alveoli, memelihara pertukaran gas, mengurangi

stress fisik maupun emosional pada individu, dan apabila kondisi sudah rileks

maka psikisnya juga akan merasa tenang (Smelzer & bare, 2008).

Penelitian Purnawinandi (2012) menentukan adanya hubungan yang

signifikan antara intervensi perawatan spiritual dengan pasien, baik secara

fisiologis maupun psikologis. Salah satu bentuk aktivitas spiritual adalah

dzikir (Yosep, 2007). Dzikir termasuk komponen dari doa yang dimaknai

dengan mengingat Allah, dalam bentuk lisan, gerakan hati atau gerakan

Page 14: PEMBERIAN TERAPI DZIKIR TERHADAP PENURUNAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-elinrohaya... · Teman-teman mahasiswa satu angkatan khususnya kelas ... menyatakan

4

anggota tubuh. Dzikir akan membuat seseorang merasa tenang sehingga

kemudian menekan system saraf simpatis dan mengaktifkan kerja system

saraf pasimpatis (Saleh, 2010). Beberapa penelitian telah menunjukan bahwa

praktik spiritual seperti dzikir dan doa akan menimbulkan emosi yang positif,

dan akan membantu menurunkan stress seseoran gatau klien untuk selalu

merasa sehat (Zamry, 2012).

Peran perawat sebagai educator adalah berperan besar dalam

manajemen stress pada penderita DM. Salah satu menejemen stres yang akan

diambil pada penelitian ini yaitu dengan memberikan dzikir terhadap kadar

gula darah. Proses pemberian terapi dzikir ini dilakukan 2 kali sehari pada

pagi dan sore hari selama 4 hari berturut-turut dengan waktu 15 menit

B. Tujuan penulisan

1. Tujuan umum

Mengetahui pengaruh pemberian terapi dzikir terhadap kadar gula darah

pada Ny.N dengan diabetes mellitus tipe II di Rumah Sakit Umum

daerah Salatiga

2. Tujuan kusus

a. Penulis mampu melakukan pengkajian pada pasien dengan Diabetes

mellitus tipe II

b. Penulis mampu merumuskan diagnose keperawatan pada pasien

dengan Diabetes mellitus tipe II

Page 15: PEMBERIAN TERAPI DZIKIR TERHADAP PENURUNAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-elinrohaya... · Teman-teman mahasiswa satu angkatan khususnya kelas ... menyatakan

5

c. Penulis mampu menyusun intervensi pada pasien Diabetes mellitus

tipe II

d. Penulis mampu melakukan implementasi pada pasien Diabetes

mellitus tipe II

e. Penulis mampu melakukan evaluasi pada pasien dengan Diabetes

mellitus tipe II

f. Penulis mampu menganalisa hasil pemberian terapi dzikir terhadap

penurunan kadar gula darah pada Ny. X dengan Diabetes mellitus

tipe II

C. Manfaat penulisan

Dari penulisan ini diharapkan dapat memberikan sesuatu yang bermanfaat

bagi :

1. Institusi Rumah Sakit

Agar hasil penelitian ini dapat dijadikan intervensi tindakan serta

pelayanan dalam pemberian terapi dzikir terhadap kadar gula darah pada

pasien diabetes mellitus tipe II

2. Institusi Pendidikan

Menjadi rujukan untuk meningkatkan tindakan terapi mandiri

keperawatan dalam proses pembelajaran asuhan keperawatan pasien

dengan Diabetes mellitus tipe II

Page 16: PEMBERIAN TERAPI DZIKIR TERHADAP PENURUNAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-elinrohaya... · Teman-teman mahasiswa satu angkatan khususnya kelas ... menyatakan

6

3. Profesi keperawatan

Memberikan sumbangan pemikiran, wawasan dan informasi keperawatan

tentang Asuhan Keperawatan dengan diabetes mellitus tipe II

4. Pembaca

Sebagai sumber informasi mengenai pemberian terapi dzikir terhadap

penurunan kadar gula darah pada pasien diabetes mellitus tipe II

5. Penulis

Untuk mengetahui tindakan pemberian terapi dzikir serta memberikan

wawasan yang luas mengenai pengelolaan pasien khususnya dengan

diabetes mellitus tipe II

Page 17: PEMBERIAN TERAPI DZIKIR TERHADAP PENURUNAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-elinrohaya... · Teman-teman mahasiswa satu angkatan khususnya kelas ... menyatakan

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Diabetes melitus

a. Definisi

Diabetes melitus adalah sekelompok kelainan heterogen

yang ditandai oleh kenaikan kadar gula dalam darah atau

hiperglikemia (Smeltzer & Bare 2008). Diabetes melitus adalah

penyakit hiperglikemia yang ditandai dengan ketiadaan absolut

insulin atau penurunan relatif isensitivitas sel terhadap insulin.

Hiperglikemia biasa disebabkan karna difisiensi insulin, seperti yang

dijumpai pada diabetes tipe I, atau karena penurunan responsivitas

sel terhadap insulin, seperti yang dijumpai pada diabetes melitus tipe

II (Corwin, 2009).

Diabetes melitus merupakan penyakit kronik yang

kompleks yang melibatkan kelainan metabolisme karbohidrat,

protein, dan lemak (Sujono, 2008). Diabetes Melitus adalah suatu

sindrom klinis kelainan metabolik yang ditandai oleh adanya

hiperglikemia yang disebabkan oleh defek sekresi insulin, defek

kerja insulin atau keduanya serta keadaan dimana tubuh tidak

menghasilkan atau memakai insulin sebagaimana mestinya (Sudoyo,

2007).

Page 18: PEMBERIAN TERAPI DZIKIR TERHADAP PENURUNAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-elinrohaya... · Teman-teman mahasiswa satu angkatan khususnya kelas ... menyatakan

8

b. Klasifikasi

Menurut Smeltzer (2008), klasifikasi diabetes melitus adalah:

1) Tipe I : IDDM (Insulin Dependent Diabetes Mellitus)

Masa awitan kurang dari 30 tahun, berat badan normal, kadar

insulin darah rendah, sel-sel beta dari pankreas yang normal

menghasilkan insulin, dihancurkan oleh pankreas autoimun.

2) Tipe II : NIDDM (Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus

Masa awitan lebih dari 30 tahun, obesitas, kadar insulin

darah normal atau meningkat diakibatkan oleh penurunan

sensitivitas terhadap insulin (resisten terhadap insulin) atau

akibat menurunnya jumlah pembentukan insulin.

3) Diabetes Melitus yang berkaitan dengan keadaan atau sindrom

lain. Bergantung pada kemampuan pankreas untuk

menghasilkan insulin. Pasien mungkin memerlukan terapi

dengan obat oral atau insulin.

4) Diabetes Mellitus Gestasional (GDM)

Awitan selama kehamilan, biasanya terjadi pada

trimester kedua atau ketiga, disebabkan oleh hormon yang

disekresikan plasenta dan menghambat kerja insulin. Risiko

terjadinya komplikasi perinatal diatas normal, khususnya

makrosomia (bayi yang secara abnormal berukuran besar).

Diatasi dengan diit dan insulin (jika diperlukan), untuk

mempertahankan secara ketat kadar glukosa darah normal.

Page 19: PEMBERIAN TERAPI DZIKIR TERHADAP PENURUNAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-elinrohaya... · Teman-teman mahasiswa satu angkatan khususnya kelas ... menyatakan

9

Faktor risiko mencakup: obesitas, usia diatas 30 tahun, riwayat

diabetes dalam keluarga, pernah melahirkan bayi yang besar

(lebih dari 4 ½ kg).

c. Etiologi

Menurut Smeltzer (2008), penyebab diabetes Melitusyaitu sebagai

berikut:

1) Diabetes Melitus tipe I, disebabkan oleh:

a) Faktor genetik.

Penderita diabetik tidak mewarisi tipe I itu sendiri,

tapi mewarisi suatu kecenderungan genetik kearah

terjadinya Diabetes Melitus tipe I, kecenderungan genetik

ini ditemukan pada individu yang memiliki antigen Human

Leucocyite Antigen (HLA). HLA merupakan kumpulan gen

yang bertanggung jawab atas antigen transplantasi dan proses

imun lainnya. Resiko terjadinya diabetes melitus tipe I dari

kedua tipe HLA ini.

b) Faktor lingkungan (Non Genetik)

Karena distribusi sel β, contoh: virus atau toksin

tertentu dapat terproses autoimun yang menimbulkan

distribusi sel β.

Page 20: PEMBERIAN TERAPI DZIKIR TERHADAP PENURUNAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-elinrohaya... · Teman-teman mahasiswa satu angkatan khususnya kelas ... menyatakan

10

2) Diabetes Mellitus tipe II, disebabkan oleh:

a) Faktor genetik

b) Diperkirakan memegang peranan dalam proses terjadinya

resistensi insulin.

c) Usia

d) Resistensi insulin cenderung meningkat pada usia diabetes

yaitu 65 tahun.

e) Obesitas

Obesitas merupakan pancetus diabetes terpenting. Pada

kegemukan, tubuh akan mengalami gangguan dalam

menggunakan insulin yang dibuat tubuh itu sendiri.

Keadaan ini yang dinamakan “resisten insulin”.

f) Riwayat keluarga

Apabila salah satu anggota dalam keluarga ada yang

menderita diabes tipe II maka anggota keluarga lainnya

akan lebih besar kemungkinannnya untuk mendapatkan

diabetes. Akan tetapi biasanya ada sesuatu yang

mencetuskannya menjadi diabetes.

g) Kurang olahraga

Kurang olahraga merupakan faktor pemicu terjadinya

penyakit dibetes pada seseorang, setelah terjadinya faktor

utama seperti riwayat keluarga.

Page 21: PEMBERIAN TERAPI DZIKIR TERHADAP PENURUNAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-elinrohaya... · Teman-teman mahasiswa satu angkatan khususnya kelas ... menyatakan

11

h) Diet

Pemasukan kalori, karbohidrat dan gula yang diproses

secara berlebihan yang dapat merubah fungsi sel β sehingga

terdapat gangguan sekresi insulin.

Sedangkanmenurut (Riyadi, 2008), etiologi dari diabetes melitus tipe

II antara lain:

1) Kelainan genetik

Diabetes dapat menurun silsilah keluarga yang mengidap

diabetes. Kelainan genetik ini terjadi karena Deoksiribo Nukleat

Asam (DNA) pada orang diabetes mellitus tipe II ikut

diinformasikan pada gen berikutnya.

2) Usia

Umumnya manusia mengalami penurunan fisiologis

yang secara dramatis menurun dengan cepat pada usia setelah 40

tahun. Penurunan ini yang akan berisiko pada penurunan fungsi

endokrin pankreas untuk memproduksi insulin.

3) Gaya hidup stress

Stress juga akan meningkatkan kerja metabolisme dan

meningkatkan kebutuhan akan sumber energi yang berakibat

pada kenaikan kerja pankreas.

Page 22: PEMBERIAN TERAPI DZIKIR TERHADAP PENURUNAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-elinrohaya... · Teman-teman mahasiswa satu angkatan khususnya kelas ... menyatakan

12

4) Pola makan yang salah

Malnutrisi dapat merusak pankreas, serta pola makan

yang tidak teratur dan cenderung terlambat juga akan berperan

pada ketidakstabilan kerja pankreas.

5) Obesitas

Obesitas mengakibatkan sel-sel β pankreas mengalami

hipertropi yang akan berpengaruh terhadap penurunan insulin

6) Infeksi

Masuknya bakteri atau virus kedalam pankreas akan

berakibat rusaknya sel-sel β pankreas sehingga terjadi

penurunan fungsi penkreas.

d. Patofisiologi

Pada diabetes melitus tipe 1 terdapat ketidak mamuan

untuk menghasilkan insulin karena sel-sel beta pankreas telah

dihancurkan oleh autoimun. Hiperglikemia terjadi akibat produksi

glukosa yang tidak teratur oleh hati, disamping itu glukosa yang

berasal dari makanan tidak bisa disimpan dalam hati meskipun tetap

berada dalam darah dan menimbulkan hiperglikemia.

Jika konsentrasi glukosa darah cukup tinggi maka ginjal

tidak dapat menyerap kembali semua glukosa yang tersaring keluar.

Akibatnya glukosa tersebut muncul dalam urin (glukosoria). Ketika

glukosa yang berlebihan diekskresikan dalam urine, ekskresi ini akan

disertai pengeluaran cairan dan elektrolit dalam yang berlebihan.

Page 23: PEMBERIAN TERAPI DZIKIR TERHADAP PENURUNAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-elinrohaya... · Teman-teman mahasiswa satu angkatan khususnya kelas ... menyatakan

13

Keadaan ini dinamakan diorisis osmotic. Sebagian akibat dari

kehilangan cairan berlebihan, pasien akan mengalami peningkatan

dalam berkemih (Poliuria) dan rasa haus yang berlebih (Polidipsia).

Definisi insulin juga dapat mengganggu metabolism protein

dan lemak yang dapat mengakibatkan penurunan berat badan,

mengakibatkan kenaikan pola makan (polifagia) akibat menurunnya

simpanan kalori. Gejala yang lainnya adalah kelelahan dan

kelemahan, rasa lemah dan lelah dalam tubuh akibat katabolisme

protein di otot dan ketidak mampuan sebagian besar sel untuk

menggunakan glukosa sebagai energi (Corwin, 2009).

Dalam keadaan normal insulin mengendalikan

glikogenolisis dan glukoneogenesis, namun pada penderita defisiensi

insulin proses ini akan terjadi tanpa hambatan dan lebih lanjut akan

menimbulkan hiperglikemia. Disamping itu akan terjadi pemecahan

lemak yang disebut ketogenesis yang menimbulkan tanda gejala

seperti nyeri abdomen, mual, muntah, hiperventilasi, nafas berbau

aseton dan bila tidak segera ditangani akan menimbulkan penurunan

kesadaran atau coma, bahkan kematian (Corwin, 2009).

Pada diabetes mellitus tipe 2 sering kali memperlihatkan

gejala yang tidak spesifik sehingga pemeriksaan pada penderita

diabetes mellitus tipe 2 sering kali terlambat. Terdapat 2 masalah

utama yang berhubungan dengan insulin, yaitu resistensi insulin dan

sekresi insulin. Resistensi insulin pada diabetes melitus tipe 2

Page 24: PEMBERIAN TERAPI DZIKIR TERHADAP PENURUNAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-elinrohaya... · Teman-teman mahasiswa satu angkatan khususnya kelas ... menyatakan

14

disertai dengan penurunan reaksi intrasel, dengan demikian insulin

menjadi tidak efektif untuk menstimulasi glukosa oleh jaringan.

Untuk mengatasi resistensi insulin dan untuk mencegah

terbentuknya glukosa dalam darah, harus terdapat peningkatan

jumlah insulin yang disekresikan. Pada penderita toleransi glukosa

terganggu keaadaan ini terjadi akibat sekresi insulin yang berlebihan

dan kadar glukosa akan dipertahankan pada tingkat yang normal.

Namun demikian jika sel-sel beta tidak mampu mengimbangi akan

kebutuhan insulin maka kadar glukosa akan meningkat dan terjadilah

diabetes melitus tipe 2. Meskipun terjadi gangguan sekresi insulin

yang merupakan ciri khas diabetes melitus tipe 2, namun masih

terdapat jumlah insulin yang cukup adekuat untuk mencegah

pemecahan lemak dan produksi badan keton yang menyertainya.

Meskipun demikian Diabetes melitus tipe 2 yang tidak terkontrol

akan dapat menimbulkan masalah akut lainnya ( Corwin, 2009).

e. Manifestasi Klinis

Manifestasi klinis diabetes melitus tipe II adalah rasa haus

yang berlebihan, sering kencing terutama pada malam hari, banyak

makan serta berat badan yang turun dengan cepat. Selain itu

terdapat keluhan lain yaitu kelemahan, kesemutan pada jari tangan

dan kaki, cepat lapar, gatal-gatal, penglihatan jadi kabur, gairah seks

menurun, luka sulit untuk sembuh. Bahkan ada pasien yang sama

sekali tidak merasakan adanya keluhan (Suyono,2007).

Page 25: PEMBERIAN TERAPI DZIKIR TERHADAP PENURUNAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-elinrohaya... · Teman-teman mahasiswa satu angkatan khususnya kelas ... menyatakan

15

Sedangkan menurut Corwin, (2009) manifestasi klinis dari

diabetes melitus tipe II antara lain :

1) Poliuria adalah peningkatan pengeluaran urin.

2) Polidipsia adalah peningkatan rasa haus akibat pengeluaran

cairan dan elektrolit yang berlebihan.

3) Rasa lelah dan kelemahan otot akibat katabolisme protein di otot

dan ketidakmampuan sebagian besar sel untuk menggunakan

glukosa sebagai energi.

4) Polifagia adalah peningkatan rasa lapar akibat keadaan pasca

absortif yang kronik, katabolisme protein dan lemak, kelaparan

relatif sel-sel.

5) Peningkatan angka infeksi akibat peningkatan konsentrasi

glukosa di sekresi mukus, gangguan fungsi imun, dan penurunan

aliran darah pada penderita diabetes kronik.

f. Penatalaksanaan Klinik

Tujuan utama terapi diabetes melitus tipe II adalah mencoba

menormalkan aktivitas insulin dan kadar glukosa darah dalam upaya

untuk mengurangi komplikasi vaskuler serta neuropati. Tujuan

terapeutik pada setiap tipe diabetes adalah mencapai kadar glukosa

darah normal (Smeltzer, 2008).

Page 26: PEMBERIAN TERAPI DZIKIR TERHADAP PENURUNAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-elinrohaya... · Teman-teman mahasiswa satu angkatan khususnya kelas ... menyatakan

16

Terdapat lima komponen dalam penatalaksanaan diabetes

menurut Smeltzer (2008) antara lain :

1) Diet

Diet dan pengendalian berat badan merupakan dasar dari

penatalaksanaan DM dengan tujuan :

a) Memberikan semua unsur makanan essensial

b) Mencapai dan mempertahankan BB yang sesuai

c) Memenuhi kebutuhan energi

d) Mencegah fluktuasi kadar glukosa darah setiap harinya

e) Menurunkan kadar kemak darah jika meningkat.

2) Latihan

Efek latihan dapat menurunkan kadar glukosa darah dan

mengurangi resiko penyakit kardiovaskuler.

3) Pemantauan

Dengan melakukan pemantauan kadar glukosa darah secara

mandiri, penderita DM dapat mengukur terapinya untuk

mengendalikan kadar glukosa darah secara optimal. Cara ini

memungkinkan deteksi dini dan pencegahan hipoglikemi serta

hiperglikemia lainnya.

4) Terapi (jika diperlukan)

Pada DM tipe I, tubuh kehilangan kemampuan untuk

memproduksi insulin. Dengan demikian insulin eksogeneus

harus diberikan dalam jumlah tak terbatas. Pada DM tipe II,

Page 27: PEMBERIAN TERAPI DZIKIR TERHADAP PENURUNAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-elinrohaya... · Teman-teman mahasiswa satu angkatan khususnya kelas ... menyatakan

17

insulin mungkin diperlukan terapi jangka panjang untuk

mengendalikna kadar glukosa darah jika diet dan obat

hipoglikemia oral tidak berhasil mengontrolnya.

5) Pendidikan

Pendidikan mengenai penyuntikan insulin perlu diberikan

kepada klien dan keluarganya.

g. Pemeriksaan Penunjang

Menurut Doenges (2006), pemeriksaan diagnostik diabetes melitus

tipe II, antara lain:

1) Glukosa darah menunjukkan peningkatan, dengan nilai 200-100

mg/dl atau lebih.

2) Aseton plasma (keton) menunjukkan hasil yang positif secara

mencolok.

3) Asam lemak bebas menunjukkan hasil kadar lipit atau kolesterol

meningkat.

4) Osmolalitas serum menunjukkan peningkatan, akan tetapi

biasanya kurang dari 330 mOsm/L.

5) Elektrolit :

a) Natrium kemungkinan normal, meningkat atau menurun.

b) Kalium biasanya normal atau peningkatan semu

(perpindahan seluler), selanjutnya akan menurun.

c) Fosfor menunjukksn hasil lebih sering menurun.

Page 28: PEMBERIAN TERAPI DZIKIR TERHADAP PENURUNAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-elinrohaya... · Teman-teman mahasiswa satu angkatan khususnya kelas ... menyatakan

18

6) Hemoglobin Glikosilat menunjukan peningkatan, kadarnya

meningkat 2-3 kali lipat dari normal yang mencerminkan

kontrol DM yang kurang selama 4 bulan terakhir dan karenanya

sangat bermanfaat dalam membedakan DKA dengan kontrol

tidak adekuat versus DKA yang berhubungan dengan insiden.

7) Gas Darah Arteri biasanya menunjukkan pH rendah dan

penurunan pada HCO3 (asidosis metabolik), dengan kompensasi

alkalosis respiratorik.

8) Trombosit darah menunjukkan hasil Ht mungkin meningkat

(dehidrasi); leokositosis, hemokonsentrasi, merupakan respon

terhadap stress atau infeksi.

9) Ureum/Kreatinin kemungkinan meningkat atau normal

(dehidrasi atau penurunan fungsi ginjal).

10) Amilase darah kemungkinan meningkat yang mengindikasikan

adanya pankreatitis akut sebagai penyebab dari DKA.

11) Insulin darah kemungkinan menurun atau bahkan sampai tidak

ada (pada tipe I), yang mengindikasikan insufisiensi insulin atau

gangguan dalam penggunaannya (endogen/eksogen).

12) Resisten insulin dapat berkembang sekunder terhadap

pembentukan antibodi (autoantibodi).

13) Pemeriksaan fungsi tiroid menunjukkan peningkatan aktivitas

hormon tiroid dapat meningkatkan glukosa darah dan kebutuhan

akan insulin.

Page 29: PEMBERIAN TERAPI DZIKIR TERHADAP PENURUNAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-elinrohaya... · Teman-teman mahasiswa satu angkatan khususnya kelas ... menyatakan

19

14) Urin menunjukkan gula dan aseton positif; berat jenis dan

osmolaritas mungkin meningkat.

15) Kultur dan sensifitas kemungkinan adanya infeksi pada saluran

kemih, infeksipernapasan dan infeksi pada luka.

h. Komplikasi

Menurut Corwin (2008), komplikasi dari diabetes melitus

antara tipe I dan II antara lain :

1) Komplikasi Akut Diabetes melitus tipe II

a) Hipoglikemia

Merupakan kadar glukosa darah yang abnormal rendah.

Gejala hipoglikemi dapat dikelompokkan menjadi 3, yaitu :

(1) Hipoglikemia Ringan, gejalanya meliputi perspirasi,

tremor, takikardia, palpitasi, kegelisahan dan rasa

lapar.

(2) Hipoglikemia Sedang, gejalanya meliputi

ketidakmampuan berkonsentrasi, penurunan daya ingat,

patirasa di daerah bibir serta lidah, bicara pelo, gerakan

tidak terkoordinasi, perubahan emosional, perilaku

tidak rasional, penglihatan ganda dan perasaan ingin

pingsan.

(3) Hipoglikemia Berat, gejalanya meliputi disorientasi,

serangan kejang, sulit dibangunkan saat tdur atau

bahkan kehilangan kesadaran.

Page 30: PEMBERIAN TERAPI DZIKIR TERHADAP PENURUNAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-elinrohaya... · Teman-teman mahasiswa satu angkatan khususnya kelas ... menyatakan

20

b) Diabetes ketoadosis

Disebabkan oleh tidak adanya insulin atau tidak cukupnya

jumlah insulin yang nyata. Gejala klinis pada keadaan ini

adalah dehidrasi, kehilangan elektrolit dan asidosis.

c) Sindrom Hiperglikemik Hiperosmolar Nonketotik

Merupakan keadaan yang didominasi oleh

hiperosmolaritas dan hiperglikemia dan disertai perubahan

tingkat kesadaran. Keadaan ini paling sering terjadi pada

individu yang berusia 50-70 tahun dan tidak memiliki

riwayat diabetes atau hanya menderita diabetes tipe II yang

ringan. Gejala klinis pada keadaan ini adalah hipotensi,

dehidrasi berat, takikardi dan tanda – tanda neurologis

bervariasi (perubahan sensori, kejang–kejang, hemiparesis).

2) Komplikasi Kronis (Jangka Panjang) Diabetes melitus tipe II

a) Komplikasi Makrovaskuler

Mengenai pembuluh darah besar, pembuluh darah jantung

dan pembuluh darah otak. Yang dapat terjadi pada Arteri

Koroner, Serebrovaskuler dan vaskuler perifer.

b) Komplikasi Mikrovaskuler

Mengenai pembuluh darah kecil, yang dapat terjadi

Retinopati diabetik, komplikasi oftalmologi yang lain

(katarak, perubahan lensa, hipoglikemia, kelumpuhan otot

ekstraokuler dan glaukoma), serta nefropati.

Page 31: PEMBERIAN TERAPI DZIKIR TERHADAP PENURUNAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-elinrohaya... · Teman-teman mahasiswa satu angkatan khususnya kelas ... menyatakan

21

c) Neuropati Diabetes

Merupakan penyakit yang menyerang semua tipe saraf,

termasuk saraf perifer (sensorimotor), otonom dan spinal.

i. Asuhan Keperawatan Diabetes melitus tipe II

1) Pengkajian

Pengkajian adalah adalah pemikiran dasar dari proses

keperawatan yang bertujuan untuk mengumpulkan informasi

atau data tentang pasien, agar dapat mengidentifikasi, mengenali

masalah-masalah, kebutuhan kesehatan dan keperawatan klien,

baik fisik, mental, sosial, dan lingkungan (Dermawan, 2012)

Hal yang perlu dikaji pada klien dengan diabetes melitus tipe II

antara lain :

a) Aktivitas dan istirahat

Gejala : Lemah, letih, susah berjalan/bergerakKram

otot, tonus otot menurun,gangguan istirahat

dan tidur.

Tanda : takhicardi/takhipnea pada waktu melakukan

aktivitas dan koma.

b) Sirkulasi

Gejala : Riwayat hipertensi, penyakit jantung seperti

Infark Miokard Akut (IMA),

kaludikasi,kebas, dan kesemutan pada

Page 32: PEMBERIAN TERAPI DZIKIR TERHADAP PENURUNAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-elinrohaya... · Teman-teman mahasiswa satu angkatan khususnya kelas ... menyatakan

22

ekstremitas bawah, ulkus pada kaki,

penyembuhan yang lama.

Tanda : Takikardia,hipertensi, nadi yang menurun,

disritmia, kulit kering, merah, dan bola mata

cekung.

c) Integritas Ego

Gejala : Stress, tergantung pada orang lain.

Tanda : Ansietas, peka rangsang.

d) Eliminasi

Gejala : Poliuri, nokturia, nyeri, rasa terbakar,

kesulitan berkemih, nyeri tekan abdomen,

diare.

Tanda : Urin encer, pucat, kuning, poliuri, urin

berkabut, bau busuk, abdomen keras, adanya

acites, bising usus lemah dan menurun.

e) Makanan/Cairan

Gejala : Hilangnya nafsu makan, mual/muntah, tidak

mengikuti diet, penurunan berat badan lebih,

haus, penggunaan diuretik.

Tanda : Kulit kering/bersisik, turgor kulit jelek,

distensiabdomen, pembesaran tiroid,

mual/muntah.

f) Neurosensori

Page 33: PEMBERIAN TERAPI DZIKIR TERHADAP PENURUNAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-elinrohaya... · Teman-teman mahasiswa satu angkatan khususnya kelas ... menyatakan

23

Gejala : Pusing, sakit kepala, kesemutan, parestesia,

gangguan penglihatan.

Tanda : disorientasi, mengantuk, letargi, gangguan

memori, kacau mental, koma, aktivitas

kejang.

g) Nyeri/Kenyamanan

Gejala : Abdomen yang tegang/nyeri

Tanda : Wajah meringis dengan palpitasi, tampak

sangat berhati-hati.

h) Pernapasan

Gejala : Merasa kekurangan oksigen, batuk

dengan/tanpa sputum purulen.

Tanda : Lapar udara, batuk, takhipnea, ronchi,

wheezing dan sesak nafas.

i) Keamanan

Gejala : Kulit kering, gatal, lesi/ulkus kulit.

Tanda : Demam, diaforesis, kulit rusak, lesi,

menurunnya kekuatan umum/rentang gerak,

parestesia/paralisis otot termasuk otot-otot

pernapasan.

Page 34: PEMBERIAN TERAPI DZIKIR TERHADAP PENURUNAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-elinrohaya... · Teman-teman mahasiswa satu angkatan khususnya kelas ... menyatakan

24

j) Seksualitas

Gejalan : Adanya peradangan pada daerah vagina,

serta orgasme menurun pada wanita dan

terjadi impoten pada pria.

2. Diagnosa Keperawatan

Menurut NANDA (2012) diagnosa keperawatan diabetes mellitus

tipe II antara lain :

a. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan diuresis osmotik

(hiperglikemia), polidipsia, poliuria.

b. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

ketidakmampuan untuk menggunakan glukosa, yang menyebabkan

kehilangan berat badan, ketidakcukupan insulin (penurunan dan

penggunaan glukosa oleh jaringan mengakibatkan peningkatan

metabolisme protein atau lemak), mual atau muntah, defisiensi

protein dalam tubuh.

c. Nyeri berhubungan dengan asidosis metabolik yang menyebabkan

nyeri abdomen.

d. Infeksi berhubungan dengan komplikasi kronik DM: ulkus.

e. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan insufisiensi insulin,

kehilangan kalori, peningkatan energi.

f. Harga diri rendah berhubungan dengan perubahan fungsi/struktur

tubuh.

Page 35: PEMBERIAN TERAPI DZIKIR TERHADAP PENURUNAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-elinrohaya... · Teman-teman mahasiswa satu angkatan khususnya kelas ... menyatakan

25

3. Intervensi

Perencanaan adalah suatu proses di dalam pemecahan masalah

yang merupakan kemutusan awal tentang apa yang akan dilakukan,

bagaimana dilakukan, kapan dilakukan, siapa yang melakukan tindakan

keperawatan (Dermawan, 2012). Menurut Wilkinson (2006) perencanaan

asuhan keperawatan dibuat sesuai dengan ONEC yaitu O (Observation),

N (Nursing), E (Education), C (Colaboration).

Penulisan hasil dan tujuan harus berdasarkan “SMART” meliputi

specifik, yaitu tujuan yang harus dicapai harus spesifik dan tidak

menimbulkan arti ganda, Measurable, yaitu dimana tujuan keperawatan

harus dapat diukur, kususnya tentang prilaku pasien (dapat dilihat,

didengar, dirasakan, dan dibau), Achiveble, yaitu tujuan harus dapat

dicapai dan hasil yang diharapkan ditulis oleh perawat sebagai standar

mengukur respon klien terhadap asuhan keperawatan,

Reasonable/Realistis, yaitu dimana tujuan harus dapat

dipertanggungjawabkan secara ilmiah, tujuan dan hasil diharapkan

singkat dan realistis dan dapat memberikan pada perawat serta klien rasa

pencapaian, , Time yaitu batas pencapaian harus mempunyai waktu yang

jelas.

Berdasarkan diagnosa keperawatan menurut NANDA (2012)

yang muncul pada pasien diabetes melitus tipe II meliputi :

a. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan diuresis osmotik

(hiperglikemia), polidipsia, poliuria.

Page 36: PEMBERIAN TERAPI DZIKIR TERHADAP PENURUNAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-elinrohaya... · Teman-teman mahasiswa satu angkatan khususnya kelas ... menyatakan

26

1) Tujuan : Mencapai keseimbangan cairan serta elektrolit

dalam tubuh, mengendalikan kadar glukosa

darah yang optimal.

2) Kriteria hasil : Mendemonstrasikan hidrasi adekuat

dibuktikan oleh tanda vital stabil, nadi perifer

teraba, turgor kulit dan pengisian kapiler baik,

haluaran urine tepat secara individu, dan kadar

elektrolit dan basa dalam batas normal.

3) Intervensi :

a) Pantau tanda-tanda vital pasien.

Rasional : hipovolemia dapat dimanifestasikan oleh

hipotensi dan takikardi. Perkiraan berat

ringannya hipovolemia dapat dibuat ketika

tekanan darah sistolik pasien turun lebih dari

10 mmHg dari posisi berbaring ke posisi

duduk atau berdiri.

b) Observasibalance cairan dan pengeluaran.

Rasional : membantu dan memperkirakan kekurangan

volume total, tanda dan gejala mungkin sudah

ada pada beberapa waktu sebelumnya.

c) Ukur berat badan setiap hari.

Rasional : memberikan hasil pengkajian yang terbaik dari

status cairan yang sedang berlangsung dan

Page 37: PEMBERIAN TERAPI DZIKIR TERHADAP PENURUNAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-elinrohaya... · Teman-teman mahasiswa satu angkatan khususnya kelas ... menyatakan

27

selanjutnya dalam memberikan cairan

pengganti.

d) Pertahankan pemberian cairan kurang lebih 2500 ml/hari

dalam batas yang dapat ditoleransi oleh jantung jika

pemasukan cairan melalui oral sudah dapat diberikan.

Rasional : pertahankan hidrasi, volume sirkulasi

e) Kolaborasiberikan terapi cairan sesuai indikasi; Normal

salin atau setengah normal salin dengan atau tanpa

dekstrosa

Rasional : tipe dan jumlah dari cairan tergantung pada

derajat kekurangan cairan dan respon

pasien secara individual.

b. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

ketidakmampuan untuk menggunakan glukosa, yang menyebabkan

kehilangan berat badan, ketidakcukupan insulin (penurunan dan

penggunaan glukosa oleh jaringan mengakibatkan peningkatan

metabolisme protein atau lemak), mual atau muntah, defisiensi

protein dalam tubuh.

1) Tujuan : Mengendalikan kadar glukosa darah yang

optimal, meningkatkan kembali berat badan,

mencapai keseimbangan metabolik.

2) Kriteria Hasil : Mencerna jumlah kalori atau nutrien yang

tepat, menunjukkan tingkat energi

Page 38: PEMBERIAN TERAPI DZIKIR TERHADAP PENURUNAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-elinrohaya... · Teman-teman mahasiswa satu angkatan khususnya kelas ... menyatakan

28

sebelumnya, mendemonstrasikan berat badan

stabil atau penambahan ke arah rentang

biasanya atau yang diinginkan dengan hasil

laboratorium normal.

3) Intervensi :

a) Timbang berat badan setiap hari atau sesuai dengan indikasi

Rasional : Mengkaji pemasukan makanan yang adekuat

(termasuk absorbsi dan utilisasinya)

b) Tentukan program diit dan pola makan pasien dan

bandingkan dengan dengan makanan yang dapat dihabiskan

pasien.

Rasional : Mengidentifikasi kekurangan dan

penyimpangan kebutuhan terapeutik

c) Observasi tanda hipoglikemia, seperti perubahan tingkat

kesadaran, kulit lembab atau dingin, denyut nadi cepat,

lapar, peka rangsang, cemas, sakit kepala, pusing,

sempoyongan.

Rasional : Karena metabolisme karbohidrat terjadi (gula

darah akan berkurang) dan sementara tetap

diberikan insulin maka hipoglikemia dapat

terjadi.

d) Kolaborasi pengobatan insulin secara teratur dengan metode

IV secara kontinu.

Page 39: PEMBERIAN TERAPI DZIKIR TERHADAP PENURUNAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-elinrohaya... · Teman-teman mahasiswa satu angkatan khususnya kelas ... menyatakan

29

Rasional : Insulin reguler memiliki awitan cepat dan

karenanya dengan cepat pula dapat

membantu memindahkan glukosa ke dalam

sel.

e) Kolaborasi berikan kira-kira 60% karbohidrat, 20% protein

dan 20% lemak dalam penataan makan/pemberian makanan

tambahan.

Rasional : Komplek karbohidrat (seperti jagung, wortel,

brokoli, buncis, gandum dll) menurunkan

kadar glukosa kolesterol darah dan

meningkatkan rasa kenyang.

c. Nyeri berhubungan dengan asidosismetabolik yang menyebabkan

nyeri abdomen.

1) Tujuan : Nyeri dapat terkontrol

2) Kriteria Hasil : Mengungkapkan nyeri hilang atau terkontrol,

mempu mendemonstrasikan penggunaan ketrampilan relaksasi

dan distraksi yang dapat mengurangi rasa nyeri.

3) Intervensi :

a) Kaji tanda-tanda adanya nyeri baik verbal maupun nonverbal,

catat lokasi, intensitas dan lamanya.

Rasional : Bermanfaat dalam mengevaluasi nyeri,

menentukan pilihan intervensi, menentukan

efektifitas terapi.

Page 40: PEMBERIAN TERAPI DZIKIR TERHADAP PENURUNAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-elinrohaya... · Teman-teman mahasiswa satu angkatan khususnya kelas ... menyatakan

30

b) Letakkan pasien dalam posisi semifowler.

Rasional : mengurangi rasa nyeri serta posisi semifowler

dapat mengurangi tegangan otot abdominal

c) Anjurkan pasien untuk menggunakan teknik relaksasi dan

distraksi.

Rasional : membantu memfokuskan kembali dan membantu

pasien untuk mengatasi nyeri/rasa tidak nyaman

secara lebih efektif.

d) Berikan kompres dingin jika diindikasikan.

Rasional : menurunkan edema jaringan dan menurunkan

persepsi terhadap nyeri.

e) Kolaborasi dalam pemberian obat analgetik.

Rasional : menurunkan nyeri dan rasa tidak nyaman serta

meningkatkan istirahat.

d. Infeksi berhubungan dengan komplikasi kronik DM: ulkus.

1) Tujuan : tanda-tanda infeksi akan hilang dengan

dibuktikan oleh keadaan status imun pasien,

pengetahuan yang penting: pengendalian infeksi

dan pengendalian resiko.

2) Kriteria Hasil :

a) Mengidentifikasi intervensi untuk mencegah atau

menurunkan risiko infeksi.

Page 41: PEMBERIAN TERAPI DZIKIR TERHADAP PENURUNAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-elinrohaya... · Teman-teman mahasiswa satu angkatan khususnya kelas ... menyatakan

31

b) Mendemonstrasikan tehnik, perubahan gaya hidup untuk

mencegah terjadinya infeksi.

3) Intervensi :

a) Observasi tanda-tanda infeksi dan peradangan, seperti

demam, kemerahan adanya pus pada luka, sputum purulen,

urine warna keruh atau berkabut.

Rasional : Pasien mungkin masuk dengan infeksi yang

biasanya telah mencetuskan keadaan

ketoasidosis atau dapat mengalami infeksi

nosokomial.

b) Pertahankan tehnik aseptik pada prosedur invasif (seperti

pemasangan infus, kateter Folley dan sebagainya).

Rasional : Kadar glukosa tinggi dalam darah menjadi

media tumbuh kuman.

c) Berikan perawatan kulit yang teratur dan massase daerah

tulang yang tertekan, jaga kulit tetap kering, linen kering

dan tetap kencang (tidak berkerut).

Rasional : Sirkulasi perifer bisa terganggu yang

menempatkan pasien pada peningkatan risiko

terjadinya kerusakan pada kulit / iritasi kulit

dan infeksi.

d) Lakukan pemeriksaan kultur dan sensitifitas sesuai dengan

indikasi.

Page 42: PEMBERIAN TERAPI DZIKIR TERHADAP PENURUNAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-elinrohaya... · Teman-teman mahasiswa satu angkatan khususnya kelas ... menyatakan

32

Rasional : untuk mengidentifikasi organisme sehingga

dapat memilih/memberikan antibiotik terapi

yang terbaik.

e) Kolaborasi pemberian antibiotik sesuai indikasi.

Rasional : Penanganan awal dapat membantu mencegah

timbulnyasepsis.

e. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan insufisiensi insulin,

kehilangan kalori, peningkatan energi.

1) Tujuan : Kelemahan fisik pasien kurang, pasien

mengungkapkan peningkatan tingkat energi.

2) Kriteria Hasil : Keadaan umum pasien membaik, pasien tidak

merasa lemah, pasien dapat melakukan

aktivitasnya secara mandiri dapat

menunjukkan perbaikan untuk berpartisipasi

pada aktivitas yang di inginkan.

3) Intervensi :

a) Kaji respon pasien terhadap aktivitas, pertahankan adanya

kelemahan dan keletihan.

Rasional : Endokarditis dapat terjadi sehingga

mempengaruhi curah jantung.

b) Pantau nadi, frekuensi pernafasan dan irama jantung

sebelum atau sesudah aktivitas.

Page 43: PEMBERIAN TERAPI DZIKIR TERHADAP PENURUNAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-elinrohaya... · Teman-teman mahasiswa satu angkatan khususnya kelas ... menyatakan

33

Rasional : Membantu menurunkan derajat dekompensasi

jantung dan tekanan darah.

c) Ubah posisi miring di tempat tidur, bantu latihan gerak pasif

atau aktif.

Rasional : Memperbaiki sirkulasi atau menurunkan waktu

satu area yang mengganggu aliran darah.

d) Berikan bantuan dalam aktivitas atau ambulasi bila perlu ,

memungkinkan untuk melakukannya sebanyak mungkin.

Rasional : Membantu bila perlu, harga diri ditingkatkan

bila pasien melakukan sesuatu sendiri.

e) Anjurkan pasien untuk menghentikan aktivitas bila

palpitasi, nyeri dada, nafas pendek, kelemahan, atau pusing

terjadi.

Rasional : Regangan/stres kardiopulmonal berlebihan

dapat menimbulkan dekompensasi atau

kegagalan.

f. Harga diri rendah berhubungan dengan perubahan fungsi/struktur

tubuh.

1) Tujuan : pasien dapat mengembalikan rasa percaya

dirinya, anggota tubuh tidak mengalami

perubahan fungsi.

2) Kriteria Hasil : mengungkapkan penerimaan terhadap

keadaan diri sendiri, menunjukkan

kemampuan adaptasi terhadap perubahan

Page 44: PEMBERIAN TERAPI DZIKIR TERHADAP PENURUNAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-elinrohaya... · Teman-teman mahasiswa satu angkatan khususnya kelas ... menyatakan

34

yang terjadi dengan merencanakan tujuan

yang realistik dan berpartisipasi aktif dengan

orang lain.

3) Intervensi :

a) Atur periode singkat untuk bicara tanpa diganggu dan

dorong pasien untuk mengungkapkan perasaan tentang

keadaanya.

Rasional : membina hubungan dan meningkatkan

keterbukaan dengan pasien serta membantu

dalam mengevaluasi berapa banyak masalah

yang dapat diubah oleh pasien.

b) Anjurkan pasien untuk menggunakan ketrampilan

manajemen stres, misal : relaksasi.

Rasional : meminimalkan perasaan stress, frustasi,

meningkatkan, kemampuan koping dan

meningkatkan kemampuan untuk

mengendalikan diri.

c) Dorong pasien untuk membuat daftar bantuan orang

terdekat dalam menghadapi stress.

Rasional : pasien tidak akan merasa sendirian jika dia

bercerita pada orang lain dan meminta

bantuan dalam memecahkan masalahnya

serta dapat menumbuhkan rasa berguna

dalam berhubungan dengan orang lain.

Page 45: PEMBERIAN TERAPI DZIKIR TERHADAP PENURUNAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-elinrohaya... · Teman-teman mahasiswa satu angkatan khususnya kelas ... menyatakan

35

d) Dorong pasien untuk membuat pilihan dan berpartisipasi

dalam perawatan diri sendiri.

Rasional : dapat membantu meningkatkan tingkat

kepercayaan diri, memperbaiki harga diri,

menurunkan pikiran terus menerus terhadap

perubahan, dan meningkatkan perasaan

terhadap pengendalian diri.

e) Sarankan untuk mengunjungi seseorang yang penyakitnya

telah terkontrol dan gejalanya telah berkurang.

Rasional : dapat menolong pasien untuk melihat hasil

dari pengobatan yang telah dilakukan.

4. Implementasi

Implementasi adalah pelaksana rencana keperawatan oleh

perawat dan pasien, merupakan proses keempat dari tahap keperawatan

yang dimulai setelah perawat menyusun rencana keperawatan. Fokus

utama dari komponen inplementasi adalah pemberian asuhan

keperawatan yang aman. Implementasi perencanaan berupa penyelesaian

tindakan yang diperlukan untuk memenuhi kriteria hasil seperti yang

digambarkan dalam rencana tindakan, tindakan dapat dilaksanakan oleh

perawat, anggota keluarga, tim kesehatan lain, atau kombinasi dari tim

yang disebutkan diatas (Dermawan, 2012).

Page 46: PEMBERIAN TERAPI DZIKIR TERHADAP PENURUNAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-elinrohaya... · Teman-teman mahasiswa satu angkatan khususnya kelas ... menyatakan

36

5. Evaluasi

Tahap evaluasi adalah tahap mengukur pencapaian tujuan klien

dan menentukan keputusan dengan cara membandingkan data yang

terkumpul dengan tujuan dan pencapaian tujuan (Nursalam, 2009).

Tipe pernyataan tahapan evaluasi dapat dilakukan secara evaluasi

formatif (evaluasi yang dilakukan selama proses keperawatanaa) dan

evaluasi sumatif (evaluasi akhir) serta penulisan evaluasi keperawatan

berdasarkan SOAP, S (Subjective data atau data subjektif), O (Objective

data atau data objektif), A (Analsis atau Analisis), P (Plan of care atau

rencana tindak lanjut asuhan keperawatan) (Dermawan, 2012).

6. Pengertian kadar glukosa darah

a. Definisi

Glukosa merupakan bentuk bikarbonat yang paling sederhana

yang di absobsi kedalam cairan darah melalui sistem pencernaan.

Kadar glukosa darah ini biasanya akan meningkat setelah makan dan

biasanya akan turun pada pagi hari sebelum orang makan.

Kadar glukosa darah diatur melalui umpan balik negatif

untuk mempertahankan keseimbangan di dalam tubuh

(Price & Wilson, 2006).

Kadar glukosa didalam darah dimonitor oleh pangkreas, bila

konsentrasi glukosa menurun karena dikonsumsi untuk memenuhi

kebutuhan energi tubuh, pangkreas melepas glukagon, hormon yang

menargetkan sel- sel dihati kemudian sel- sel ini mengubah glikogen

menjadi glukosa (proses ini disebut glikogenesis). Glukosa

Page 47: PEMBERIAN TERAPI DZIKIR TERHADAP PENURUNAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-elinrohaya... · Teman-teman mahasiswa satu angkatan khususnya kelas ... menyatakan

37

dilepaskan kedalam aliran darah, hingga meningkatkan kada glukosa

darah (Ignatavicius & Walkman, 2006 dalam mashudi, 2011).

Konsentrasi glukosa darah sangat penting dipertahankan pada

kadar yang ckup tinggi dan setabil sekitar 70 – 120 mg/dl untuk

mempertahankan fungsi otak dan suplai jaringan secara obtimal.

Kadar glukosa darah juga perlu dijaga agar tidak meningkat terlalu

tinggi (Hiperglikemia) peningkatan glukosa juga berpengaruh

terhadap tekanan osmotik cairan ekstra seluler (Waspadji, 2009

dalam mashudi 2011).

7. Dzikir

a. Pengertian

Dzikir adalah mengingat Allah dengan segala sifat-sifatNya,

pengertian dzikir tidak terbatas pada bacaan dzikir itu sendiri (dalam

arti sempit), melainkan meliputi segala bacaan sholat maupun

prilaku kebaikan lainnya sebagaimana yang diperintahkan dalam

agama (Hawari, 2008).

b. Manfaat Dzikir

Diantara manfaat dzikir antara lain :

1) Mampu mengusir setan

2) Mendapatkan Ridho dari Allah SWT

3) Menyelamatkan kegelisahan dan kecemasan kalbu

4) Menghidupkan mahabbah dengan Allah

Page 48: PEMBERIAN TERAPI DZIKIR TERHADAP PENURUNAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-elinrohaya... · Teman-teman mahasiswa satu angkatan khususnya kelas ... menyatakan

38

5) Kesibukan lisan karna dzikir yang berkesinambungan dapat

menghindarkan kita dari dosa

6) Melenyapkan rasa cemas dalam hati karna persoalan dunia yang

tidak terpecahkan.

c. Diantara manfaat Dzikir

d. Langkah-langkah melakukan dzikir

Langkah-langkah pemberian dzikir ini merupakan modifikasi

pemberian relaksasi dari benson dengan melibatkan faktor keyakinan

pada pasien, yaitu :

1) Memilih kata sesuai keyakinan dan kata tersebut digunakan

sebagai fokus pengantas meditasi, dan kata tersebut sebaiknya

memiliki arti terutama kata yang dapat menimbulkan munculnya

kondinsitransen-densi, diharapkan kata tertentu tersebut dapat

meningkatkan respon relaksasi pasien dengan memberikan

kesempatan untuk memilih faktor keyakinan tertentu yang dapat

memberikan pengaruh, contoh : dengan beristigfar atau

melafadzkan takbir. Pemilihan kata untuk meditasi dzikir

sebaiknya dipilih kata yang singkat agar bisa diucapkan dalam

hati ketika menghembuskan nafas secara normal, metode dzikir

yang digunakan kali ini adalah kata istigfar “Astagfirullah”

karena kata ini sangat singkat dan dapat langsung menuju

kepada objek transendensi.

Page 49: PEMBERIAN TERAPI DZIKIR TERHADAP PENURUNAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-elinrohaya... · Teman-teman mahasiswa satu angkatan khususnya kelas ... menyatakan

39

2) Atur posisi tubuh yang nyaman sebelum memulai relaksasi

dzikir, carilah posisi yang nyaman dan sehingga posisi tidak

mengganggu pikiran, posisi bisa dilakukan degan setengah

duduk di tempat tidur, bersila, ataupun berbaring ditempat tidur.

Lingkungan diatur sedemikian rupa agar tidak mengganggu

proses dzikir misalnya kebisingan, bau-bauan yang tidak sedap

atau pakaian yang terlalu ketat.

3) Kemudian pejamkan mata secara perlahan dan secara

wajar,karna pemejaman secara paksaan akan membuat otot-otot

menjadi tidak rileks.

4) Lemaskan otot-otot dimulai dari kaki, betis, paha, perut dan

seterusnya hingga kepala. Caranya dengan merasakan otot yang

akan dirilekan kemudian otot tersebut diperintahkan untuk

dirilekskan, contoh : kita akan melemaskan kaki, maka kita

memerintahkan kaki kita untuk “Lemas..Lemas..”, sambil

merasakan dan membiarkan otot kaki perlahan melemas dan

rileks.

5) Perhatikan nafas kemudian mulailah menggunakan kata yang

berfokus pada keyakinan. Bernafaslah perlahan dengan wajar

dan jangan memaksakan iramanya dan ditahap ini mulai

mengulang-ulang kata yang dipilih diawal sambil mengeluarkan

nafas.

Page 50: PEMBERIAN TERAPI DZIKIR TERHADAP PENURUNAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-elinrohaya... · Teman-teman mahasiswa satu angkatan khususnya kelas ... menyatakan

40

6) Pertahankan sikap karena ini penting untuk membangkitkan

respon relaksasi. Saat mulai duduk dan mengulang kata yang

dipilih untuk dzikir, bermacam-macam fikiran akan muncul

yang akan mengalihkan fikiran dzikir kita. Tehnik untuk

menghindarinya adalah dengan tidak memikirkannya dan tidak

memaksa untuk menghilangkan gangguan tersebut.

Page 51: PEMBERIAN TERAPI DZIKIR TERHADAP PENURUNAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-elinrohaya... · Teman-teman mahasiswa satu angkatan khususnya kelas ... menyatakan

41

B. Kerangka Teori

Gambar 2.1 Kerangka teori

Parkeni, 2011

Penyebab Diabetes

Melitus Tipe II:

- Gaya Hidup

- Kebiasaan merokok

- Stress

- Faktr usia

- Mengkonsumsi

alkohol

Penyakit Diabetes

Militus

Pemberian terapi

dzikir

Kadar Glukosa Darah

Meningkat

Kadar Glukosa

Darah Menurun

Page 52: PEMBERIAN TERAPI DZIKIR TERHADAP PENURUNAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-elinrohaya... · Teman-teman mahasiswa satu angkatan khususnya kelas ... menyatakan

42

BAB III

METODE PENYUSUNAN KTI APLIKASI RISET

A. Subjek Aplikasi Riset

Subjek aplikasi riset adalah pemberian terapi dzikir terhadap penurunan kadar

glukosa darah pada pasien Ny.N dengan diabetes mellitus tipe II .

B. Tempat Dan Waktu

Aplikasi riset ini dilakukan di RSUD Salatiga diruang penyakit dalam wanita

flamboyan 3 pada tanggal 4 – 17 januari 2016

C. Media Dan Alat Yang Digunakan

Dalam aplikasi riset ini bahan yang digunakan adalah tempat tidur dan

glukometer.

D. Prosedur tindakan berdasarkan aplikasi riset

Langkah-langkah pemberian dzikir ini merupakan kombinasikan tehnik

relaksasi dengan melibatkan factor keyakinan dari benson (2006) ,yaitu :

1. Memilih kata sesuai keyakinan dan kata tersebut digunakan sebagai focus

pengantar meditasi, dan kata tersebut sebaiknya memiliki arti terutama

kata yang dapat menimbulkan munculnya kondinsitransen-densi,

diharapkan kata tertentu tersebut dapat meningkatkan respon relaksasi

pasien dengan memberikan kesempatan untuk memilih faktor keyakinan

tertentu yang dapat memberikan pengaruh, contoh : dengan

Page 53: PEMBERIAN TERAPI DZIKIR TERHADAP PENURUNAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-elinrohaya... · Teman-teman mahasiswa satu angkatan khususnya kelas ... menyatakan

43

Beristigfar atau melafadzkan takbir. Pemilihan kata untuk meditasi dzikir

sebaiknya dipilih kata yang singkat agar bias diucapkan dalam hati ketika

menghembuskan nafas secara normal, metode dzikir yang digunakan kali

ini adalah kata istigfar “Astagfirullah” karena kata ini sangat singkat dan

dapat langsung menuju kepada objek transendensi.

2. Atur posisi tubuh yang nyaman sebelum memulai relaksasi dzikir, carilah

posisi yang nyaman dan sehingga posisi tidak mengganggu pikiran,

posisi bias dilakukan degan setengah duduk di tempat tidur, bersila,

ataupun berbaring ditempat tidur. Lingkungan diatur sedemikian rupa

agar tidak mengganggu proses dzikir misalnya kebisingan, bau-bauan

yang tidak sedap atau pakaian yang terlalu ketat.

3. Kemudian pejamkan mata secara perlahan dan secara wajar, karna

pemejaman secara paksaan akan membuat otot-otot menjadi tidak rileks.

4. Lemaskan otot-otot dimulai dari kaki, betis, paha, perut dan seterusnya

hingga kepala. Caranya dengan merasakan otot yang akan dirilekan

kemudian otot tersebut diperintahkan untuk dirilekskan, contoh : kita

akan melemaskan kaki, maka kita memerintahkan kaki kita untuk

“Lemas..Lemas..”, sambil merasakan dan membiarkan otot kaki perlahan

melemas dan rileks.

5. Perhatikan nafas kemudian mulailah menggunakan kata yang berfokus

pada keyakinan. Bernafaslah perlahan dengan wajar dan jangan

memaksakan iramanya dan ditahap ini mulai mengulang-ulang kata yang

dipilih diawal sambil mengeluarkan nafas.

Page 54: PEMBERIAN TERAPI DZIKIR TERHADAP PENURUNAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-elinrohaya... · Teman-teman mahasiswa satu angkatan khususnya kelas ... menyatakan

44

6. Pertahankan sikap karena ini penting untuk membangkitkan respon

relaksasi. Saat mulai duduk dan mengulang kata yang dipilih untuk

dzikir, bermacam-macam fikiran akan muncul yang akan mengalihkan

fikiran dzikir kita. Tehnik untuk menghindarinya adalah dengan tidak

memikirkannya dan tidak memaksa untuk menghilangkan gangguan

tersebut.

E. ALAT UKUR

Glukometer dan gambar table rentan normal GDS.

Gambar 3.1 Rentan Optimal GDS Normal

Gammadynacare labs 2011

Page 55: PEMBERIAN TERAPI DZIKIR TERHADAP PENURUNAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-elinrohaya... · Teman-teman mahasiswa satu angkatan khususnya kelas ... menyatakan

45

BAB IV

LAPORAN KASUS

A. Identitas Pasien

Pasien seorang perempuan berusia 49 tahun dengan inisial Ny.N

beragama Islam, bertempat tinggal di Mangunsari Salatiga, pendidikan

SMTA dengan diagnosa medis Diabetes Mellitus 2, masuk rumah sakit pada

tanggal 31 Desember 2015 jam 14:22, selama sakit yang bertanggung jawab

atas nama Tn.M 44 tahun pekerjaan petani, pendidikan SMA bertempat

tinggal di Mangunsari Salatiga hubungan dengan pasien adalah saudara.

B. Pengkajian

Pengkajian pada tanggal 06 Januari 2016 jam 07.30 WIB dengan

metode Autoanamnesa dan Alloanamnesa melalui pengamatan, observasi

langsung, pemeriksaan fisik, memahami catatan medis, dan catatan perawat.

Keluhan yang utama yang di rasakan pasien adalah sesak nafas tampak

pernafasan cuping hidung, ada otot bantu nafas diafragma dan intercosta,

respirasi 26 x/menit. Dengan riwayat penyakit sekarang pasien mengatakan

sesak nafas selama 2 minggu sebelum masuk rumah sakit pasien mengatakan

nafsu makan meningkat (cepat lapar, lemas) saat makan terkadang merasa

mual, aktivitas dibantu keluarga, pasien juga mengatakan mempunyai riwayat

diabetes mellitus dan tidak pernah memeriksakan kadar glukosa darahnya

secara rutin sehingga keluarga membawa pasien ke IGD RSUD kota Salatiga

Page 56: PEMBERIAN TERAPI DZIKIR TERHADAP PENURUNAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-elinrohaya... · Teman-teman mahasiswa satu angkatan khususnya kelas ... menyatakan

46

di IGD pasien di periksa oleh Dokter dan dilakukan pengkajian oleh perawat

didapatkan keadaan umum baik kesadaran Composmentis, akral hangat,

diberi oksigen 0,2 liter, dan didapatkan tanda tanda vital : tekanan darah

130/80 mmHg, respirasi 26 kali/menit, Suhu 36,5Co, nadi 80kali/menit, dan

di cek gula darah sewaktu360mg/dl. Pasien terpasang infus RL 20 tpm,

injeksi IV cefriaxsone 1 gram. Kemudian oleh dokter dianjurkan rawat inap

di rumah sakit. Setelah keluarga setuju pasian di pindah ke bangsal

flamboyan 3 dan mendapatkan perawatan.

1. Pengkajian Riwayat Keperawatan

Riwayat Penyakit dahulu, pasien mengatakan pernah di rawat di

rumah sakit dengan penyakit Diabetes Mellitus ditahun 2011, dan saat

anak-anak pasien pernah sakit flu,batuk, dan demam tetapi tidak sampai

di rawat inap dirumah sakit pasien tidak pernah mengalami kecelakaan

ataupun operasi. Pasien tidak memiliki alergi terhadap obat dan makanan.

Riwayat kesehatan lingkungan, merupakan lingkungan yang bersih

terdapat ventilasi, air bersih dan cukup.

Riwayat kesehatan keluarga pasien mengatakan didalam

keluarganya ada yang menderita penyakit seperti dirinya yaitu almarhum

ibunya dan pasien juga mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang

menderita penyakit menurun maupun menular seperti asma, TBC,

Hepatitis, Hipertensi dll.

Page 57: PEMBERIAN TERAPI DZIKIR TERHADAP PENURUNAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-elinrohaya... · Teman-teman mahasiswa satu angkatan khususnya kelas ... menyatakan

47

keterangan:

: Perempuan / Laki-laki

: Meninggal

: Menikah

: Pasien

: Tinggal Satu Rumah

2. Pengkajian Pola Kesehatan Fungsional

Pola presepsi dan pemeliharaan kesehatan, pasien mengatakan

kesehatan sangat berarti, dan paling berharga dibanding apapun, pasien

juga mengatakan jika ada salah satu keluarga yang sakit selalu

memeriksakan ke puskemas atau dokter.

Pola nutrisi, pasien mengatakan sebelum sakit makan 3 kali

sehari makanan yang di konsumsi sayur, lauk, nasi, satu porsi habis

minum air putih dan teh dan tidak ada keluhan, selama sakit makan 3 kali

Page 58: PEMBERIAN TERAPI DZIKIR TERHADAP PENURUNAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-elinrohaya... · Teman-teman mahasiswa satu angkatan khususnya kelas ... menyatakan

48

sehari makanan yang di konsumsi nasi, sayur, lauk, habis setengah porsi

minum susu dan air putih dari RS keluhanya tidak ada.

Pola eliminasi BAB sebelum sakit pasien mengatakan biasanya

BAB 1 sampai 2 kali sehari dengan konsistensi lunak, berbau khas warna

kuning kecoklatan dan selama sakit pasien mengatakan BAB 1 kali

sehari dengan konsistensi lunak, berbau khas berwarna kuning

kecoklatan.

Pola eliminasi BAK sebelum sakit mengatakan kira kira BAK 5

sampai 6 kali sehari, berjumlah kurang lebih 1200cc sampai 1600cc

berwarna kuning dan tidak ada keluhan, selama sakit mengatakan BAK 9

sampai 10 kali sehari berjumlah kurang lebih 1800cc sampai 1900cc

berbau khas berwarna kuning tidak ada keluhan.

Pola aktifiktas dan latihan, sebelum sakit pasien bisa melakukan

makan atau minum, mandi, toleting, berpakaian, mobilisasi di tempat

tidur, berpindah dan ROM semuanya bisa pasien lakukan secara mandiri,

sedangkan selama sakit pasien dalam melakukan aktivitas atau latihan

harus dibantu orang lain ataupun alat.

Pola kognitif dan perceptual, pasien mengatakan sebelum sakit

pengliatan jelas, pendengaran normal, indra perasa (pengecapan) normal,

perabaan serta penciuman masih normal dan tetepa berkomunikasi

dengan baik, selama sakit fungsi dari panca indra masih normal sama

seperti sebelum pasien sakit.

Page 59: PEMBERIAN TERAPI DZIKIR TERHADAP PENURUNAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-elinrohaya... · Teman-teman mahasiswa satu angkatan khususnya kelas ... menyatakan

49

Pola istirahat dan tidur, sebelum sakit pasien mangatakan tidak

pernah tidur siang, dan tidur malam selama kurang lebih 8 jam dan tidak

mengalami gangguan. Selama sakit kurang lebih pasien tidur malam 6

sampai 7 jam dan tidak bisa tidur siang dan pasien mengatakan kurang

nyaman dengan lingkungan rumah sakit karena banyak pengunjung

sehingga pasien merasa terganggu.

Pola presepsi dan konsep diri, pasien mengatkan sebelum sakit

dapat melakukan aktivitasnya secara mandiri dan tidak tergantung pada

orang lain, dan selama sakit pasien melakukan aktivitas di bantu alat dan

orang lain (keluarga).

Pola seksual dan reproduksi, pasien mengatakan sebelum sakit

tidak memiliki gangguan reproduksi ataupun gangguan seksual dengan

suaminya dan sudah mempunyai 3 orang anak, dan selama sakit pasien

tidak pernah melakukan hubungan dengan suaminya dan tidak ada

gangguan reproduksi.

Pola mekanisme koping, pasien mengatakan sebelum sakit tidak

pernah mempunyai masalah dengan keluarganya, jikapun ada masalah

selalu di selesaikan dan dimusyawarahkan dengan keluarga secara baik,

dan selama sakit pasien mengatakan tidak pernah ada masalah dengan

keluarganya jikapun ada keluhan ataupun masalah segera cerita kepada

anak perempuanya.

Page 60: PEMBERIAN TERAPI DZIKIR TERHADAP PENURUNAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-elinrohaya... · Teman-teman mahasiswa satu angkatan khususnya kelas ... menyatakan

50

Pola nilai dan keyakinan sebelum sakit pasien mengatakan jarang

melakukan sholat 5 waktu dan selama sakit pasien mengatakan hampir

tidak pernah melakukan sholat 5 waktu.

3. Hasil Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik yang dilakukan oleh penulis pada pasien,

didapatkan data yaitu : keadaan umum baik, kesadaran composmetis,

GCS (E;4, V:5, M:6). Pemeriksaan tanda-tanda vital tekanan darah

130/80 mmHg, suhu tubuh 36,50C, denyut nadi 80 x/menit irama teratur,

pernafasan 26 x/menit irama teratur.

Pemeriksaan head to toe pada pemeriksa kepala didapatkan

bentuk mesochepal, kondisi rambut dan kulit kepala kotor dan lembab,

rambut berwarna hitam sedikit beruban dan pendek. Pemeriksaan mata

didapatkan sclera tidak ikterik, simetris antara kanan dan kiri,

konjungtiva tidak anemis, reflek terhadap cahaya +/+, pupil isokor dan

tidak menggunakan alat bantu penglihatan. Pada pemeriksaan telinga

didapatkan bahwa keadaan bersih, simetris kanan dan kiri, ketajaman

pendengaran tidak ada gangguan, dan tidak menggunakan alat bantu

pendengaran. Pada pemeriksaan hidung didapatkan hidung dalam

keadaan bersih, tidak ada secret di dalam hidung, tidak ada polip. Pada

leher bentuk simetris, tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada

distensi vena leher, nadi karotis terada kuat, reflek menelan baik tidak

ada gangguan, dan tidak ada kaku kuduk. Warna bibir merah, keadaan

Page 61: PEMBERIAN TERAPI DZIKIR TERHADAP PENURUNAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-elinrohaya... · Teman-teman mahasiswa satu angkatan khususnya kelas ... menyatakan

51

bibir bersih, lidah bersih, mukosa bibir tidak kering, bentuk simetris dan

tidak ada stomatitis.

Pada pemeriksaan jantung dengan teknik Inspeksi (melihat) yaitu

bentuk dada terlihat simetri tidak ada pembesaran pada dada sebelah kiri,

tidak ada jejas.Palpasi (meraba) didapatkan hasil ictuscordis tidak

tampak, ictusordis teraba kuat di ICS 4 dan 5. Pekusi (mengetuk)

didapatkan suara jantung terdengar pekak. Auskultasi (mendengarkan)

yaitu hasilnya bunyi jantung regular I (Lub) dan bunyi jantung II (Dub)

dan tidak terdengar bunyi tambahan.

Pemeriksaan fisik paru-paru dengan teknik Inspeksi (melihat)

didapatkan hasil yaitu paru-paru terlihat ada hasil yaitu paru-paru terlihat

simetris kanan dan kiri, tidak terlihaat ada luka dan jejas. Palpasi

(meraba) di dapatkan vocal fremitus kanan dan kiri sama, ekspansi paru

kanan dan kiri sama, pengembangan dada kanan dan kiri sama. Perkusi

(mengetuk) didapatkan terdengar suara sonor pada seluruh lapang paru.

Auskultasi (mendengarkan) yaitu bunyi nafas vesikuler (inspirasi lebih

besar dari ekspirasi), terdengar suara tambahan wheezing.

Pemeriksaan Abdomen dengan teknik Inspeksi (melihat) yaitu

bentuk perut terlihat simetris tidak buncit, warnna terlihat kecoklatan

sawo matang, tidak ada luka, tidak ada penonjolan umbilicus. Pada

pemeriksaan yang menggunkan taknik auskultasi (mendengarkan)

didapaktan bahwa peristaltic usus 16 x/menit. Pada pemeriksaan dengan

teknik perkusi (mengetuk) terdapat pada kuadran I suara redup, pada

Page 62: PEMBERIAN TERAPI DZIKIR TERHADAP PENURUNAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-elinrohaya... · Teman-teman mahasiswa satu angkatan khususnya kelas ... menyatakan

52

kuadran II suara timpani, dan pada kuadran III dan IV terdengar suara

timpani. Kemudian pemeriksaan dengan teknik palpasi (meraba) yaitu

tidak ada pembesaran hati dan tidak ada nyeri takan.

Pemeriksaan genetalia hasilnya bersih, tidak terpasang selang

kateter. Pemeriksaan anus bersih, tidak ada hemoroid. Pemeriksaan

ekstermitas atas dan bawah kekuatan otot kanan dan kiri 4, terpasang

infuse di tangan kanan, tidak ada cacat ataupun luka, capillaryrefile

kurang dari 2 detik, peradapan akral hangat. Pemeriksaan Integumen

tidak ada oedema, tidak ada jejas,warna kulit kecoklatan sawo matang,

turgor kulit kembali dalam 2 detik.

4. Pemeriksaan Penunjang

Dari hasil pemeriksaan laboratorium tanggal 06 Januari 2016

didapatkan Glukosa darah sewaktu 360 mg/ dl (nilai normal 70-150 mg/

dl), hemoglobin 11.8 gr/dl (nilai normal 14.00-18.00 gr/dl), Hematokrit

32.2 % (nilai normal 40.00 – 54.00%), leokosit 4.37 (nilai normal 4,5-

11gr/dl), trombosit 383% (nilai normal 150-450%), MCV 82,3 FL(nilai

normal 86-108 FL). MCH 27,3 Pg (nilai normal 28.0-31.0 Pg, MCHC

33,2 g/dl (nilai normal 30.0-35.00 g/dl), eritrosit 2,89 % (nilai normal

4,50-5,50%), ureum 97mg/dl (nilai normal 10-50mg/dl), creatinin

1,8mg/dl (nilai normal 1,0-1,3mg/dl), Hdl cholesterol 42mg/dl (nilai

normal > 45), cholesterol total 181mg/dl (nilai normal < 200), SGOT 17

(nilai normal < 37 ), SGPT 8 (nilai normal <42)

Page 63: PEMBERIAN TERAPI DZIKIR TERHADAP PENURUNAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-elinrohaya... · Teman-teman mahasiswa satu angkatan khususnya kelas ... menyatakan

53

Dari hasil pemeriksaan laboratorium tanggal 07 Januari 2016

didapatkan Glukosa darah sewaktu 279 mg/ dl (nilai normal 70-150 mg/

dl), hemoglobin 11.8 gr/dl (nilai normal 14.00-18.00 gr/dl), Hematokrit

32.2 % (nilai normal 40.00 – 54.00%), leokosit 4.37 (nilai normal 4,5-

11gr/dl), trombosit 383% (nilai normal 150-450%), MCV 82,3 FL(nilai

normal 86-108 FL). MCH 27,3 Pg (nilai normal 28.0-31.0 Pg, MCHC

33,2 g/dl (nilai normal 30.0-35.00 g/dl), eritrosit 2,89 % (nilai normal

4,50-5,50%), ureum 97mg/dl (nilai normal 10-50mg/dl), creatinin

1,8mg/dl (nilai normal 1,0-1,3mg/dl), Hdl cholesterol 42mg/dl (nilai

normal > 45), cholesterol total 181mg/dl (nilai normal < 200), SGOT 17

(nilai normal < 37 ), SGPT 8 (nilai normal <42)

Dari hasil pemeriksaan laboratorium tanggal 08 Januari 2016

didapatkan Glukosa darah sewaktu 259 mg/ dl (nilai normal 70-150 mg/

dl), hemoglobin 11.8 gr/dl (nilai normal 14.00-18.00 gr/dl), Hematokrit

32.2 % (nilai normal 40.00 – 54.00%), leokosit 4.37 (nilai normal 4,5-

11gr/dl), trombosit 383% (nilai normal 150-450%), MCV 82,3 FL(nilai

normal 86-108 FL). MCH 27,3 Pg (nilai normal 28.0-31.0 Pg, MCHC

33,2 g/dl (nilai normal 30.0-35.00 g/dl), eritrosit 2,89 % (nilai normal

4,50-5,50%), ureum 97mg/dl (nilai normal 10-50mg/dl), creatinin

1,8mg/dl (nilai normal 1,0-1,3mg/dl), Hdl cholesterol 42mg/dl (nilai

normal > 45), cholesterol total 181mg/dl (nilai normal < 200), SGOT 17

(nilai normal < 37 ), SGPT 8 (nilai normal <42)

Page 64: PEMBERIAN TERAPI DZIKIR TERHADAP PENURUNAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-elinrohaya... · Teman-teman mahasiswa satu angkatan khususnya kelas ... menyatakan

54

5. Terapi

Terapi obat yang diberikan pada tanggal 06 januari 2016 dengan

jenis obat : novorapid diberikan dengan dosis 14 unit pada pagi, 14 unit

pada siang, fungsi novorapid dapat memperlambat absobsi makanan atau

meningkatkan kebutuhan insulin, Metformin di berikan 500mg, 3x1 atau

/8 jam fungsi dari metformin adalah sebagai terapi pendamping insulin

bagi penderita diabetes mellitus, infus RL diberikan 20 tpm fungsi dari

RL adalah pengganti cairan tubuh yang hilang, ceftriaxone diberikan

1gram/8jam. Fungsi dari ceftriaxone adalah penyembuhan untuk gram

positif dan negative pada saluran nafas.

Terapi obat yang diberikan pada tanggal 08 januari 2016 dengan

jenis obat : novorapid diberikan dengan dosis 14 unit pada pagi, 14 unit

pada siang, fungsi novorapid dapat memperlambat absobsi makanan atau

meningkatkan kebutuhan insulin, metformin di berikan 500mg, 3x1 atau

/8 jam fungsi dari metformin adalah sebagai terapi pendamping insulin

bagi penderita diabetes mellitus, infus RL diberikan 20 tpm fungsi dari

RL adalah pengganti cairan tubuh yang hilang, ceftriaxone diberikan

1gram/8jam. Fungsi dari ceftriaxone adalah penyembuhan untuk gram

positif dan negative pada saluran nafas.

Terapi obat yang diberikan pada tanggal 08 jnuari 2016 dengan

jenis obat : novorapid diberikan dengan dosis 14 unit pada pagi, 14 unit

pada siang, fungsi novorapid dapat memperlambat absobsi makanan atau

meningkatkan kebutuhan insulin, metformin di berikan 500mg, 3x1 atau

Page 65: PEMBERIAN TERAPI DZIKIR TERHADAP PENURUNAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-elinrohaya... · Teman-teman mahasiswa satu angkatan khususnya kelas ... menyatakan

55

/8 jam fungsi dari metformin adalah sebagai terapi pendamping insulin

bagi penderita diabetes mellitus, infus RL diberikan 20 tpm fungsi dari

RL adalah pengganti cairan tubuh yang hilang, ceftriaxone diberikan

1gram/8jam. Fungsi dari ceftriaxone adalah penyembuhan untuk gram

positif dan negative pada saluran nafas.

C. Perumusan masalah

Perencanaan masalah keperawatan pada tanggal 06 januari 2016 jam

07:45, penulis menegakkan diagnose keperawatan ketidakefektifitan pola

nafas berhubungan dengan hiperventilasi. Diagnosa tersebut di tunjang

dengan data subjektif pasien mengatakan sesak nafas, data obyektif

pernafasan cuping hidung, ada otot bantu nafas intercosta dan diafragma,

respirasi 26 x/menit. Jam 08:15 WIB di dapat data subjektif pasien

mengatakan lemas, aktifitas masih dibantu keluarganya, data objektif ADL

masih di bantu keluarga, pasien berbaring di tempat tidur, TD 130/80 mmHg,

suhu 36,50C. Nadi 80 x/menit ,RR 26 x/menit, sehinggi penulis dapat

menegakan diagnose keperawatan intoleransi aktivitas berhubungan dengan

kelemahan umum, jam 08:35 WIB data subjektif pasien mengatakan tidak

mengerti bagaimana cara memeriksa atau mengetahui kadar glukosa darah,

data objektif pasien bingung, GDS 360 mg/ dl, kulit pasien baik tidak ada

luka, penulis dapat menegakkan diagnose keperawatan resiko ketidak stabilan

kadar glukosa darah berhubungan dengan glukosa darah tidak adekuat.

Page 66: PEMBERIAN TERAPI DZIKIR TERHADAP PENURUNAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-elinrohaya... · Teman-teman mahasiswa satu angkatan khususnya kelas ... menyatakan

56

D. Prioritas Diagnosa

Berdasarkan analisa data diatas penulis dapat memprioritaskan

diagnose keperawatan, yaitu prioritas diagnose keperawatan yang utama

adalah ketidak efektifan pola nafas berhubungan dengan hiperventilasi,

prioritas ke dua adalah intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan

umum, prioritas ketiga adalah resiko ketidak stabilan kadar glukosa darah

berhubungan dengan pemantauan glukosa darah tidak adekuat.

E. Intervensi keperawatan

Tujuan dan kriteria hasil pada diagnosa utama adalah setelah

dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam di harapkan pola nafas

pasien menjadi efektif dengan kriteria hasil RR 16-20 x/menit, tidak ada

pernafasan cuping hidung, tidak menggunakan otot bantu nafas, pasien

terlihat tenang. Berdasarkan tujuan dan kriteria hasil tersebut penulis

membuat perencanaan tindakan keperawatan yaitu observasi status

pernafasan, rasional untuk mengetahui seberapa kebutuhan oksigen pasien,

ajarkan teknik relaksasi nafas dalam : rasional agar pasien dapat mengurangi

atau mengontrol sesak nafas, memberikan informasi mengenai pentingnya

oksigen bagi tubuh : rasional agar pasien mengerti bahwa oksigen sangat

penting bagi tubuh dan dapat meningkatkan kinerja otak, monitor aliran

oksigen sesuai kebutuhan pasien 2-3 liter : rasional untuk membantu

memenuhi kebutuhan oksigen sesuai kebutuhan pasien, posisikan setengah

duduk(semi fowler) : rasional untuk mengurangi sesak nafas, kolaborasikan

Page 67: PEMBERIAN TERAPI DZIKIR TERHADAP PENURUNAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-elinrohaya... · Teman-teman mahasiswa satu angkatan khususnya kelas ... menyatakan

57

dengan dokter untuk pemberian oksigen 2 sampai 3 liter : rasional untuk

memberikan oksigen sesuai kebutuhan pasien,.

Tujuan dan kriteria hasil pada prioritas diagnos keperawatan yang

kedua adalah setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam

diharapkan intoleransi aktivitas dapat teratasi dengan kriteria hasil TTV

dalam batas normal Tekanan darah 120/80 mmHg, Nadi 60-80 x/menit, Suhu

36,50-37.5

0C, Respirasi 16-20 x/menit, pasien mampu melakukan aktifitas

secara mandiri, pasien tidak lemas. Berdasarkan tujuan dan criteria hasil

tersebut penulis membuat perencanaan tindakan keperawatan antara lain

monitor TTV ; rasional untuk mengetahui keadaan umum pasien, kaji adanya

faktor yang menyebabkan kelelahan : rasional untuk mengetahui penyabab

kelelahan dan untuk melakukan tindakan selanjutnya, anjurkan pasien berlatih

aktivitas secara mandiri seperti berjalan ke kamar mandi sendiri : rasional

untuk melatih pasien dapat beraktivitas secara mandiri.

Tujuan dan kriteria hasil pada prioritas diagnosa keperawatan yang

tiga adalah setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam

diharapkan kadar glukosa darah pasien dapat normal dengan kriteria hasil

GDS dalam batas normal 70-150 mg/dl, pasien dapat mempertahankan kadar

glukosa dasar tetap stabil. Berdasarkan tujuan dan kriteria hasil tersebut

penulis membuat perencanaan tindakan keperawatan anatara lain cek kadar

glukosa darah rutin: rasional untuk mengetahui perkembangan kadar glukosa

darah, berikan informasi dan pengetahuan tentang tehnik terapi dzikir sebagai

penurun kadar glukosa darah dengan cara menyakinkan pasien terhadap terapi

dzikir : rasional untuk memberikan pasien informasi agar pasien mengerti

mengenai terapi dzikir sebagai penurun kadar glukosa darah, ajarkan teknik

Page 68: PEMBERIAN TERAPI DZIKIR TERHADAP PENURUNAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-elinrohaya... · Teman-teman mahasiswa satu angkatan khususnya kelas ... menyatakan

58

terapi dzikir dengan cara : rasional agar pasien mengerti atau memahami

gerakan teknik terapi dzikir yang diajarkan, kolaborasi dengan tim dokter

untuk pemberikan obat injeksi insulin 14 unit 2x1: rasional utuk

mempertahankan kadar glukosa darah pasien tetap stabil, dan untuk

pemberian obat sesuai dosis berikan diit yang tepat : rasional untuk

mempertahankan kadar glukosa darah tetap seimbang.

F. Implementasi

Tindakan keperawatan yang dilakukan oleh penulis pada hari rabu

Tanggal 06 januari 2016 jam 07:45 penulis melakukan implementasi

berdasarkan intervensi yang telah dibuat. Pada prioritas diagnosa keerawatan

ketidak efektifan pola nafas berhubungan dengan hiperventilasi, tindakan

yang dilakukan pada tanggal 06 Januari 2016, jam 07:45 adalah mengajarkan

teknik relaksasi nafas dalam, respon subyektif : pasien mengatakan bersedia

diajarkan tehnik relaksasi nafas dalam, respon objektif : pasien tampak

mampu mendemonstrasikan dan kooperatif. Jam 08:00 memberikan informasi

mengenai pentingnya oksigen bagi tubuh, respon subjektif: pasien

mengatakan bersedia menerima informasi dari perawat respon objektif :

pasien tampak mengerti dan menganggukan kepalanya. Jam 08:15

memberikan posisi setengah duduk : respon subjektif : pasien mengatakan

bersedia di posisikan setengah duduk, pasien mengatakan lebih nyaman

dengan posisi setengah duduk, respon objektif : pasien tampak rileks dengan

posisi setengah duduk, respirasi 26x/menit.

Page 69: PEMBERIAN TERAPI DZIKIR TERHADAP PENURUNAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-elinrohaya... · Teman-teman mahasiswa satu angkatan khususnya kelas ... menyatakan

59

Diagnosa yang kedua, intoleransi aktivitas berhubungan dengan

kelemahan tindakan keperawatan yang penulisan berikan pada tanggal 06

januari 2016 jam 09:00 adalah mengukur tanda tanda vital : respon subjektif :

pasien mengatakan bersedia dipriksa dan pasien mengatakan lemas, ADL

(Actvity Dealy Living) makan, minum, berpakaian dantoileting di bantu

keluarga, respon objektif : tekanan darah : 130/70 mmHg. Nadi : 82 x/menit ,

Respirasi : 26x/menit, Suhu : 360C. jam 09:15 mengkaji adanya faktor yang

menyebabkan kelelaha respon subjektif: pasien mengatakan bolak-balik ke

kamar mandi, aktivitasnya masih di bantu keluargnya, respon objektif : pasien

tampak lemas. Jam 09:45 mengajarkan pasien untuk berlatih aktivitas secara

mandiri seperti berjalan ke kamar mandi sendiri respon subjektif : pasien

mengatakan bersedia diajarkan cara beraktivitas secara mandiri, respon

objektif : pasien masih tampak lemas dan belum bisa berlatih secara mandiri.

Diagnosa yang ketiga resiko ketidak stabilan kadar glukosa darah

berhubungan dengan pemantauan glukosa darah tidak adekuat tindakan

keperawatan yang penulis berikan pada tanggal 06 januari 2016 jam 10:00

memeriksa kadar glukosa darah sewaktu, respon subjektif : pasien bersedia di

periksa kadar glukosanya, respon objektif : GDS pasien 360mg/dl. Jam 10:15

memberikan informasi dan pengetahuan tentang tehnik terapi dzikir sebagai

penurun kadar glukosa darah, respon subjektif : pasien mengatakan bersedia

diberi pengetahuan dan informasi tehnik terapi dzikir oleh perawat, respon

objektif : pasien tampak mengerti dengan penjelasan yang diberikan perawat.

Jam 10:30 mengajarkan cara melakukan terapi dzikir untuk penurunan kadar

glukosa darah, respon subjektif : pasien mengatakan bersedia diberi dan

diajarkan terapi dzikir, respon objektif : pasien tampak mengerti dan bias

Page 70: PEMBERIAN TERAPI DZIKIR TERHADAP PENURUNAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-elinrohaya... · Teman-teman mahasiswa satu angkatan khususnya kelas ... menyatakan

60

mengaplikasikannya. Jam 12:00 kolaborasi tim dokter untuk memberikan

injeksi insulin 14 unit, respon subjektif : pasien bersedia di injeksi insulin,

respon objektif : obat masuk melalui injeksi IM, tidak terjadi alergidi bagian

yang di injeksi. Jam 13:00 menganjurkan pasien untuk melakukan diit sesuai

ketentuan dari rumah sakit, respon subjektif : pasien mengatakan mengerti

tentang anjuran diit dari rumah sakit, respon objektif : pasien tampak

menganggukkan kepalanya. Jam 14:15 memeriksa kembali kadar glukosa

darah pasien, respon subjektif : pasien mengatakan bersedia dipriksa, respon

objektif GDS 343mg/dl .

Pada tanggal 07 januari 2016 tindakan keperawatan yang penulis

berikan pada diagnosa keperawatan ketidakefektifan pola nafas berhubungan

dengan hiperventilasi. Jam 07:30 mengobservasi status pernafasan pasien

responsubjektif : pasien mengatakan sesak nafas sedikit berkurang, respon

objektif : pasien terpasang oksigen 2 liter respirasi 24 x/menit. Jam 07:45

mengukur tanda-tanda vital respon subjektif :pasien bersedia di TTV, respon

objektif : tekanan darah 120/80 mmHg. Nadi 80 x/menit, suhu 360C, Jam

08:00 Memberikan posisi setengah duduk, respon subjektif : pasien

mengatakan bersedia dan mengerti posisi setengah duduk, respon objektif :

pasien tampak rileks oksigen terpasang 2 liter, respirasi 23 x/menit.

Diagnosa ke dua intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan

tindakan keperawatn tindakan keperawatan yang penulis berikan pada tanggal

07 januari 2016 Jam 08:45 mencegah terjadinya kelelahan, respon subjektif :

pasien mengatakan masih sering bolak balik kamar mandi tetapi sesekali

sudah bisa secara mandiri, respon objektif pasien tampak lebih terlihat sehat

dan tidak lemas. Jam 09:00 menganjurkan pasien untuk sering berlatih

Page 71: PEMBERIAN TERAPI DZIKIR TERHADAP PENURUNAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-elinrohaya... · Teman-teman mahasiswa satu angkatan khususnya kelas ... menyatakan

61

beraktivitas secara mandiri dengan bertahap, respon subjektif pasien

mengatakan mengerti dengan anjuran dari perawat, respon objektif pasien

tampak sesekali beraktivitas dan kekamar mandi secara mandiri.

Dignosa yang ketiga resiko ketidakstabilan kadar glukosa darah

berhubungan dengan pemantauan glukosa darah tidak adekuat tindakan

keperawatan yang penulis berikan pada tanggal 07 januari 2015 jam 10:00

adalah memeriksa kadar glukosa darah pasien, respon subjektif : pasien

mengatakan bersedia di periksa, respon objektif : kadar glukosa darah

sewaktu pasien 306 mg/dl. Jam 10:30 menganjurkan pasien untuk melakukan

terapi dzikir yang telah diajarkan, respon subjektif pasien mengatakan

bersedia melakukan terapi dzikir yang telah diajarkan, respon objektif pasien

nampek sudah bisa melakukan terapi dzikir secara mandiri. Jam 11:00

menganjurkan pasien tetap mematuhi diit yang diberikan dari rumah sakit,

respon subjektif pasien mengatakan bersedia dan selalu patuh dengan diit dari

rumah sakit, respon objektif pasien tampak mengerti dan mau meminum susu

deabetasol dari program rumah sakit. Jam 12:00 mengkolaborasikan dengan

tim dokter untuk pemberian injeksi insulin 14 unit, respon subjektif : pasien

bersedia di injeksi IM, respon objektif : obat masuk melalui IM, pada area

yang di injeksi tidak mengalami alergi. Jam 13:00 mengecek / memeriksa

kembali kadar glukosa darah pasien, respon subjektif pasien mengatakan

bersedia dipriksa kadar glukosa darahnya, respon objektif GDS 279 mg/dl.

Jam 13:30 menganjurkan pasien untuk menerapkan terapi dzikir secara

mandiri dan rutin dipagi dan sore hari, respon subjektif pasien mengatakan

bersedia melakukan terapi dzikir secara mandiri, respon objektif pasien

tampak kooperatif dan bisa mengaplikasikannya secara mandiri.

Page 72: PEMBERIAN TERAPI DZIKIR TERHADAP PENURUNAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-elinrohaya... · Teman-teman mahasiswa satu angkatan khususnya kelas ... menyatakan

62

Pada tanggal 08 januari 2016 tindakan keperawatan yang penulis

berikan pada dignosa keperawatan ketidakefektifan pola nafas berhubungan

dengan hierventilasi, jam 07:45 Mengobsevasi status pernafasan respon

subjektif pasien mengatakan sudah tidak sesak nafas,respon objektif pasien

nampak lebih rileks dan tidak terpasang selang oksigen, respirasi 22 x/menit.

Diagnosa kedua intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan

tindakan keperawatan yang penulis berikan pada tanggal 08 januari 2016 Jam

08:00 mengukur tanda-tanda vital, respon subjektif pasien bersedia di TTV

respon objektif tekanan darah 130/80 mmHg, Nadi 80x/menit, Respirasi 20

x/menit, Suhu 360C.

Diagnosa yang ketiga resiko ketidakstabilan kadar glukosa darah

berhuungan dengan pemantauan glukosa darah tidak adekuat tindakan

keperawatan yang penulis berikan berikan pada tanggal 08 januari 2016 Jam

09:30 Memeriksa kadar glukosa darah pasien, respon subjektif pasien

mengatakan bersedia dipriksa kadar glukosa darah, respon objektif kadar

glukosa darah pasien 305 mg/dl. Jam 10:30 menganjurkan pasien untuk

melakukan terapi dzikir secara mandiri dipagi dan sore hari rutin, respon

subjektif pasien mengatakan bersedia dan sudah melakukan terapi dzikir

dipagi dan sore hari secara mandiri, respon objektif pasien tampak sudah bisa

mengaplikasikan terapi dzikir secara mandiri dan tanpa dampingan perawat.

Jam 11:10 menganjurkan pasien selalu mematuhi diit yang dianjurkan rumah

sakit, respon subjektif pasien mengatakan mengerti anjuran diit dari rumah

sakit, respon objektif pasien masi nampak rutin minum susu deabetasol dari

rumah sakit. Jam 12:00 memberikan injeksi insulin 14 unit, respon subjektif

pasien mengatakan bersedia di injeksi insulin, respon objektif injeksi insulin

Page 73: PEMBERIAN TERAPI DZIKIR TERHADAP PENURUNAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-elinrohaya... · Teman-teman mahasiswa satu angkatan khususnya kelas ... menyatakan

63

masuk 14 unit melalui IM, tidak ada alergi di area yang di injeksi. Jam 13:00

memeriksa da mengecek kadar glukosa darah pasien, respon subjektif pasien

mengatakan bersedia dipriksa gula darahnya, respon objektif GDS 259 mg/dl.

Jam 14:05 menganjurkan pasien tetap melakukan terapi dzikir secara mandiri

yang telah diajarkan perawat, respon subjektif pasien mengatakan bersedia

melakukan terapi dzikir, respon objektif pasien tampak sudah bisa melakukan

dan mengaplikasikan terapi dzikir dipagi dan sore hari secara mandiri,pasien

juga nampak terlihat lebih segar dan rileks.

G. Evaluasi

Setelah dilakukan perencanaan keperawatan dan tindakan

keperawatan, evaluasi hasil dari masalah keperawatan pertama, ketidak

efektifan pola nafas berhubungan dengan hiperventilasi, pada hari rabu

tanggal 06 januari 2016 Jam 14:00 Adalah subjektif : pasien mengatakan

mengalami sesak nasaf kurang lebih 2 minggu sebelum masuk rumah sakit,

Objektif : nafas pasien tidak teratur , respirasi 26 x/menit, pasien terpasang

oksigen 2 liter, analisa : masalah belum teratasi, rencana : lanjutan

interventasi, observasi status pernafasan, ajarkan relaksasi nafas dalam,

posisikan setengah duduk, kolaborasi dengan tim dokter untuk pemberian

terapi oksigen 2-3 liter.

Evaluasi hasil dari masalah keperawatan yang kedua, intoleransi

aktivitas berhubungan dengan kelemahan pada hari rabu 06 januari 2016 jam

14:00 adalah subjektif: pasien mengatakan badannya lemas karena bolak-

balik ke kamar mandi, aktifitas dan latihan di bantu keluarga, objektif :

Page 74: PEMBERIAN TERAPI DZIKIR TERHADAP PENURUNAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-elinrohaya... · Teman-teman mahasiswa satu angkatan khususnya kelas ... menyatakan

64

tekanan darah 130/80 mmHg, Nadi 80 x/menit, Respirasi 26 x/menit, Suhu

360C. analisa : masalah belum teratasi. Planning : lanjutkan intervensi,

observasi TTV, kaji adanya factor penyebab kelelahan, ajarkan pasien

berlatih aktivitas secara mandiri.

Evalusi hasil dari masalah keperawatan yang ketiga, resiko

ketidakstabilan kabar glukosa darah berhubungan dengan pemantauan

glukosa darah tidak adekuat pada hari rabu tanggal 06 januari 2016 Jam 14:00

adalah subjektif : pasien mengatakan sebelum masuk rumah sakit mengalami

nafsu makan meningkat, cepat lapar, dan pasien juga mengatakan jika

mempunyai peyakit diabetes mellitus tetapi jarang memeriksakan kadar

glukosa darahnya secara rutin, Objektif : pasien nampak terlihat bingung,

turgor kulit baik, tidak nampak luka GDS 360 mg/dl. Analisa : masalah

belum teratasi, rencana : lanjutan intervensi, kaji kadar glukosa darah

sewaktu, beri pengetahuan tentang tehnik terapi dzikir untuk penurunan kadar

glukosa darah, ajarkan bagaimana cara mengaplikasikan terapi dzikir,

pemeberian diit yang tepat, kolaborasi dengan tim dokter mengenai

pemberian obat insulin sesuai dosis.

Setelah dilakukan perencanaan keperawatan dan tindakan

keperawatan, evaluasi hasil dari masalah keperawatan pertama,

ketidakefektifitas pola nafas berhubungan dengan hiperventilasi pada hari

kamis tanggal 07 januari 2016 adalah Subjektif : pasien mengatakan sesak

nafas sedikit berkurang, Objektif : pasien masih terpasang O2 liter, Tekanan

darah : 120/80 mmHg, Nadi 82 x/menit, respirasi 24 x/menit, Suhu 360C.

Analisa : masalah teratasi sebagian, rencana : lanjutan intervensi, observasi

Page 75: PEMBERIAN TERAPI DZIKIR TERHADAP PENURUNAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-elinrohaya... · Teman-teman mahasiswa satu angkatan khususnya kelas ... menyatakan

65

status pernafasan, ajarkan relaksasi nafas dalam, posisikan setelah duduk,

kolaborasikan dengan dokter mengenai pemberian terapi oksigen 2-3 liter.

Evaluasi hasil dari masalah keperawatan yang kedua, intoleransi

aktivitas berhubungan dengan kelemahan pada hari kamis tanggal 07 januari

2016 Jam 14:00 Adalah subjektif : pasien mengatakan masih sering bolak-

balik ke kamar mandi tetapi sesekali pasien sudah secara mandiri, pasien juga

mengatakan masi sedikit merasa lemas. Objektif : pasien tampak masi sedikit

lemas dan berbaring ditempat tidur, tekanan darah 120/80 mmHg, respirasi

24x/menit, Nadi 82x/meni, Suhu 360C. Analisa : Masalah belum teratasi.

Rencana : lanjutkan intervensi TTV, anjurkan pasien berlatih dalam aktivitas

secara mandir.

Evaluasi hasil dari masalah keperawatan yang ketiga, resiko

ketidakstabilan kadarglukosa darah berhubungan dengan pemantauan glukosa

darah tidak adekuat pada hari kamis tanggal 07 januari 2016 jam 14:00

subjektif: pasien mengatakan mempunyai penyakit diabetes mellitus dan

jarang memeriksakan gula darahnya pasien mengatakan bersedia di periksa,

Objektif : GDS jam 10:00 306 mg/dl dan jam 13:00 279 mg/dl, masalah

belum teratasi, rencana : lanjutakan intervensi, periksa kadar glukosa darah,

anjurkan pasien melakukan terapi dzikir secara mandiri dan rutin dipagi dan

sore hari , anjurkan pasien mematuhi diit sesuai ketentuan rumah sakit,

kolaborasi dengan dokter mengenai pemberian obat insulin.

Setelah dilakukan perencanaan keperawatan dan tindakan

keperawatan, evaluasi hasil dari masalah keperawatan pertama,

ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan hiperventilasi pada hari

jumat tanggal 08 januari 2016 Jam 14:00 Subjektif :pasien mengatakan sudah

Page 76: PEMBERIAN TERAPI DZIKIR TERHADAP PENURUNAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-elinrohaya... · Teman-teman mahasiswa satu angkatan khususnya kelas ... menyatakan

66

tidak sesak nafas, Objektif : oksigen sudah tidak terpasang, Tekanan darah

130/80 mmHg, Nadi 80 x/menit, Respirasi 20 x/menit, Suhu 360C. Analisa :

masalah teratasi, rencana intervensi dipertahankan.

Evaluasi hasil dari masalah keperawatan yang kedua, intoleransi

aktivitas berhubungan dengan kelemahan pada hari jumat tanggal 08 januari

2016 jam 14:00 Subjektif : pasien mengatakan badannya sudah enakan,

aktivitas dan latihan : mandiri, Objektif : pasien sehat, TD 130/80 mmHg,

Nadi 80x/menit, Respirasi, 20x/menit, Suhu 360C. analisa : masalah teratasi .

Rencana : Intervensi dipertahankan.

Evaluasi hasil dari masalah keperawatan yang ketiga hari jumat,

resiko ketidakstabilan kada glukosa darah nerhubungan dengan pemantauan

glukosa darah tidak adekuat tanggal 08 januari 2016 Jam 14:00 Adalah

Subjektif : pasien mengatakan mempunyai penyakit diabetes mellitus dan

jarang memeriksakan kadar glukosa darahnya pasien juga mengatakan

bersedia diajarkan dan diberi terapi dzikir, Objektif : pasien sangat antusias

dan mampu melakukan terapi dzikir secara mandiri, pasien nampak rileks,

hasil GDS 259 mg/dl. Analisa : masalah belum teratasi, Rencana : lanjutkan

intervensi, periksa kadar glukosa darah rutin, pemberian diit yang tepat dan

sesuai, anjurkan pasien berterapi dzikir rutin dipagi dan sore hari secara

mandiri, kolaborasikan dengan dokter mengenai pemberian obat insulin.

Page 77: PEMBERIAN TERAPI DZIKIR TERHADAP PENURUNAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-elinrohaya... · Teman-teman mahasiswa satu angkatan khususnya kelas ... menyatakan

67

BAB V

PEMBAHASAN

Pada bab ini penulis akan membahas tetang aplikasi jurnal pemberian

terapi nonfarmakologi yaitu ”Pemberian Terapi Zikir” teradap penurunan kadar

glukosa darah pada pasien diabetes milletus pada asuhan keperawatan Ny.N

dengan diabetes milletus tipe II di RSUD kota salatida bangsal flamboyan III.

Pembahasan pada bab ini terutama membahas adanya kesesuaian maupun

kesenjangan antara teori dengan kasus.

A. Pengkajian

Langkah pertama dari proses keperawatan yaitu pengkajian, dimulai

perawat dengan menerapkan pengetahuan. Pengkajian keperawatan adalah

proses sistematis dari pengumpulan, verikasi dan komunikasi data tentang

klien. Fase proses keperawatan ini mencakup dua langkah pengumpulan data

yaitu pengumpulan data primer (klien) dan sumber sekunder keluarga,

kesehatan, dan analisis data sebagai dasar unutuk diagnosa keperawatan

(Potter dan Perry, 2006).

Hasil pengkajian pada Ny.N dilakukan pada hari rabu tanggal 06

Januari 2016 pukul 07.30 WIB, didapat data subjektif pasien mengatakan

sesak nafas mempunyai riwayat diabetes milletus, data objektif pernapasan

cuping hidung, ada otot bantu nafas terpasang oksigen 2 liter, respirasi 26

kali/menit. Pada pasien dibetesmiletus adalah pasien merasa kekurangan

oksigen, batuk dengan atau tanpa seputum, frekuensi nafas meningkat

Page 78: PEMBERIAN TERAPI DZIKIR TERHADAP PENURUNAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-elinrohaya... · Teman-teman mahasiswa satu angkatan khususnya kelas ... menyatakan

68

(Rikesdas, 2013). Keluhan Ny.N sesak nafas, frekunsi nafas meningkat

adalah sesuai teori tersebut.

Hasil pengkajian data fokus yang terdapat pada teori dan ditemukan

pada kasus adalah sebagai berikut. Riwayat penyakit dahulu, pasien

mengatakan pernah dirawat di rumah sakit dengan penyakit diabetes miletus.

Hal tersebut sesuai dengan teori (Arisman, 2011) yang mengatakan bahwa

meningkatnya glukosa darah merupakan faktor resiko terhadap penyakit

diabetes melitus.

Riwayat kesehatan keluarga, pasien mengatakan didalam angota

keluarganya menpunyai penyakit menurun yaitu dibetes miletus. Hal tersebut

sesuai dengan teori (Arisman, 2011) yang menyatakan bahwa saudara

kandung mengidap penyakit yang sama, terbukti sekitar 40% penderita

diabetes terlahir dari keluarga yang juga menderita penyakit diabetes milletus.

Pola eliminasi BAK pasien mengatakan kira – kira BAK 9 -10 kali

sehari,pancarannya kuat, berjumah kurang lebih 1800 cc – 1900 cc, berbau

khas, berwarna kuning, dan tidak ada keluhan. Poliuria terjadi karena kadar

glukosa darah meningkat sampai melampaui daya serap ginjal terhadap

glukosa sehingga terjadi diuresis osmotik yang mana gula banyak menarik

cairan dan elektrolit sehingga klien mengeluh banyak kencing (Smeltzer,

2002). Data ini terdapat pada kasus dan sesuai keluahan Ny. N bahwa pasien

mengatakan sering berkemih.

Pemeriksaan laboraturium yang dilakukan pada Ny. N hasilnya pada

tanggal 06 januari 2016 didapatkan glukosa darah sewaktu 360 mg/dl (nilai

Page 79: PEMBERIAN TERAPI DZIKIR TERHADAP PENURUNAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-elinrohaya... · Teman-teman mahasiswa satu angkatan khususnya kelas ... menyatakan

69

normal 80 – 150 mg/dl), sedangkan hasil pemeriksaan laboraturium tgl 07

januari 2016 didapatkan glukosa darah sewaktu 279 mg/dl (nilai normal 80 –

150 mg/dl) dan hasil pemeriksaan pada tanggal 08 januari 2015 didapatkan

glukosa darah sewaktu 259 mg/dl (nilai normal 80 – 150 mg/dl).

Pasien dapat dikatakan diabetes apabila kadar glukosa darah lebih

tinggi dari kondisi normal : (80 -150 mg/dl). Dari hasil pemeriksaan

laboraturium tersebut hasil pemeriksaan GDS pada tanggal 06 januari 2016

didapatkan 360 mg/dl (nilai normal 80 – 150 mg/dl), sedangkan tanggal 07

januari 2016 didapatkan hasil GDS 279 mg/dl (nilai normal 80 – 150 mg/dl),

dan tanggal 08 januari 2016 didapatkan hasil GDS 259 mg/dl (niali normal 80

-150 mg/dl). Dapat dikatakan diabetes apabila kadar glukosa darah lebih

tinggi dari kondisi normal : ( 80 -150 mg/dl)(Susanto, 2009). Data yang

didapat pada Ny. N sesuai dengan teori diatas yang menyatakan bahwa kadar

glukosa darah pasien melebihi batas normal.

Pada pengkajian didapatkan bahwa Ny. N dengan diagnosa diabetes

melitus tipe 2, diabetes melitus tipe 2 disebabkan gagal relatif sel beta dan

resistensi insulin . Resistensi insulin adalah turunnya kemampuan insulin

untuk merangsang pengambilan glukosa oleh jaringan perifer dan untuk

menghambat produksi glukosa oleh hati. Faktor resiko yang berhubungan

dengan proses terjadinya diabetes melitus tipe 2 adalah usia, obesitas riwayat

dan keluarga (Nurarif, 2013).

Page 80: PEMBERIAN TERAPI DZIKIR TERHADAP PENURUNAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-elinrohaya... · Teman-teman mahasiswa satu angkatan khususnya kelas ... menyatakan

70

Terapi Ny.N tanggal 06 Januari 2016 dengan jenis obat : novorapid

diberikan dengan dosis 14 unit pada pagi, 14 unit pada sore, fungsi novorapid

dapat memperlambat absobsi makan atau meningkatkan kebutuhan insulin,

Metformin diberikan 500mg, 3x1 atau/8jam fungsi dari Metformin adalah

sebagai terapi pendamping insulin, infus RL diberikan 20 tpm fungsi dari RL

adalah pengganti cairan tubuh yang hilang, ceftriaxone untuk gram positif

daan negative pada saluran nafas.

Terapi Ny.N tanggal 07 Januari 2016 dengan jenis obat : novorapid

diberikan dengan dosis 14 unit pada pagi, 14 unit pada sore, fungsi novorapid

dapat memperlambat absobsi makan atau meningkatkan kebutuhan insulin,

Metformin diberikan 500mg, 3x1 atau/8jam fungsi dari metformin adalah

sebagai terapi pendamping insulin, infus RL diberikan 20 tpm fungsi dari RL

adalah pengganti cairan tubuh yang hilang, ceftriaxone untuk gram positif

daan negative pada saluran nafas.

Terapi Ny.N tanggal 08 Januari 2016 dengan jenis obat : novorapid

diberikan dengan dosis 6 unit pada pagi, 6 unit pada siang, 4 unit pada sore,

fungsi novorapid dapat memperlambat absobsi makan atau meningkatkan

kebutuhan insulin, metformin diberikan 500mg, 3x1 atau/8jam fungsi dari

metformin adalah sebagai terapi pendamping insulin, infus RL diberikan 20

tpm fungsi dari RL adalah pengganti cairan tubuh yang hilang, ceftriaxone

untuk gram positif daan negative pada saluran nafas.

Insulin mutlak diperlukan oleh penderita diabetes tipe 1 karena sel-sel

beta pankreasnya telah rusak sehingga tidak mampu lagi memproduksi

Page 81: PEMBERIAN TERAPI DZIKIR TERHADAP PENURUNAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-elinrohaya... · Teman-teman mahasiswa satu angkatan khususnya kelas ... menyatakan

71

insulin. Dosis yang diperlukan umumnya bekisar antara 0,6 – 0,9 Ul/kg/hari .

Penderita diabetes tipe 1 tidak dianjurkan meminum obat antibiotika oral.

Sedangkan untuk penderita diabetes melitus tipe 2, suntikan insulin

sering kali diperlukan bila obat antibiotika oral sudah tidak memberikan efek

yang diinginkan. Saat ini kombinasi menggunakan obat terapi pendamping

insulin seperti metformin dengan insulin semakin banyak digunakan

(Subroto, 2006).

B. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah cara mengidentifikasi, memfokuskan

dan mengatasi kebutuhan spesifik pasien serta respon terhadap masalah aktual

dan risiko tinggi (Darmawan, 2012).

Diagnosa keperawatan memberikan dasar untuk pemilihan intervensi

keperawatan untuk mencapai hasil yang merupakan tanggung gugat perawat

yang secara legal dapat mengidentifikasi dan dapat memberikan intervensi

secara pasti untuk mengurangi, mencegah perubahan setatus kesehatan

(Darmawan, 2012).

Diagnosa yang ditemukan atau yang muncul pada pasien pada hasil

pengkajian yang pertama yaitu, ketidakefektifan pola nafas berhubungan

dengan hiperventilasi, kedua intoleransi aktifitas berhubungan dengan

kelemahan umum, ketiga resiko ketidak stabilan kadar glukosa darah

berhubungan dengan pemantauan glukosa darah yang tidak tepat (adekuat).

Page 82: PEMBERIAN TERAPI DZIKIR TERHADAP PENURUNAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-elinrohaya... · Teman-teman mahasiswa satu angkatan khususnya kelas ... menyatakan

72

Penulis memprioritaskan diagnosa yang utama adalah ketidakefektifan

pola nafas berhubungan dengan hiperventilasi karena data subjektif pasien

mengatakan sesak nafas kurang lebih 2 minggu sebelum dirawat dirumah

sakit, data objektif pasien terpasang oksigen , ada pernafasan cuping hidung

dan ada otot bantu nafas respirasi 26x/menit. Ketidak efektifan pola nafas

adalan inspirasi atau ekspirasi yang tidak memberi ventilasi yang adekuat

(Wilkinson, 2012).

Hiperventilasi merupakan suatu kodisi ventilasi yang berlebih, yang

dibutuhkan untuk mengeliminasi karbon dioksida normal divena, yang

diproduksi melalui metabolisme seluler. Hiperventilasi dapat disebabkan oleh

ansietas, infeksi, obat- obatan, hipoksia. Tanda dan gejalanya dari

hiperventilasi adalah : nafas pendek, takikardi, penglihatan kabur, sakit

kepala ringan (Potter & Perry, 2006). Batasan karakteristiknya adalah

perubahan kedalaman pernafasan, pernafasan cuping hidung, penggunaan otot

bantu pernafasan (Nurarif, 2013).

Intoleransi aktivitas adalah ketidak cukupan energi psikologis atau

fisiologis untuk melanjutkan atau menyelesaikan aktifitas kehidupan sehari-

hari yang harus atau yang ingin dilakukan (Herdman, 2012). Batasan

karakteristiknya respon tekanan darah abnormal , frekuensi jantung abnormal

terhadap aktivitas, ketidaknyamanan setelah beraktivitas, menyatakan merasa

letih, merasakan merasa lemah (Rikesdas, 2013). Sehingga keluhan yang

terdapat pada Ny. N sesuai dengan teori yang ada.

Page 83: PEMBERIAN TERAPI DZIKIR TERHADAP PENURUNAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-elinrohaya... · Teman-teman mahasiswa satu angkatan khususnya kelas ... menyatakan

73

Ketiga resiko ketidakstabilan kadar glukosa darah berhubungan dengan

pemantauan kadar glukosa darah tidak tepat (adekuat), karena didapatkan

data subjektif pasien mempunyai riwayat penyakit diabetes melitus tetapi

jarang memeriksakan kadar gula darahnya, data objektifnya pasien nampak

terlihat bingung, kulit pasien baik dan tidak ada luka. Pemeriksaan

laboraturium didapatkan GDS 360 mg/dl, 279 mg/dl, 259 mg/dl (nilai normal

80 – 150 mg/dl). Dapat dikatakan diabetes jika kadar gula darah sewaktu >

200 mg/dl .dan karena pasien tidak pernah memeriksakan kadar gula

darahnya dengan rutin maka terjadilah resiko ketidak stabilan kadar glukosa

darah, resiko ketidak stabilan kadar glukosa darah adalah resiko variasi kadar

glukosa darah dalam rentan normal. Sedangkan batasan karakteristiknya

adalah pemantauan glukosa darah tidak tepat, kurang pengetauan tentang

manajemen diabetes, asupan diit, dan stress ( Nurarif, 2013). Sehingga

keluhan yang terdapat pada Ny. N sesuai dan tidak jauh dari teori yang ada.

Alasan penulis memprioritaskan masalah ketidak efektifan pola nafas

berhubungan dengan hiperventilasi sebagai prioritas utama, karena

berdasarkan keaktualan maslah yang sesuai dengan tipe-tipe diagnose

keperawatan, menurut Herarki maslow bahwa terdapat 5 tipe diagosa yaitu

actual, resiko, kemungkinan, kesejahteraan dan sindrom. Diagnosa actual

adalah menyajikan keadaan yang secara klinis divalidasi melalui batasan

karakteristik yang dapat diidentifikasi, karena sesak nafas dapat mengganggu

rasa aman dan nyaman serta masalah yang utama maka harus didahulukan

Page 84: PEMBERIAN TERAPI DZIKIR TERHADAP PENURUNAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-elinrohaya... · Teman-teman mahasiswa satu angkatan khususnya kelas ... menyatakan

74

daripada maslah yang lain yang merupakan kebutuhan paling dasar yang

harus diprioritaskan (Potter dan Perry, 2006).

C. Intervensi Keperawatan

Perencanaan adalah suatu proses di dalam pemecahan masalah yang

merupakan kemutusan awal tentang apa yang akan dilakukan, bagaimana

dilakukan, kapan dilakukan, siapa yang melakukan tindakan keperawatan

(Dermawan, 2012). Menurut Wilkinson (2006) perencanaan asuhan

keperawatan dibuat sesuai dengan ONEC yaitu O (Observation), N (Nursing),

E (Education), C (Colaboration). Tujuan keperawatan adalan pernyataan yang

menjelaskan suatu tidakan yang dapat diukur berdasarkan kemampuan

perawat (Dernawan, 2012).

Penulisan hasil dan tujuan harus berdasarkan “SMART” meliputi

specifik, yaitu tujuan yang harus dicapai harus spesifik dan tidak

menimbulkan arti ganda, Measurable, yaitu dimana tujuan keperawatan harus

dapat diukur, kususnya tentang prilaku pasien (dapat dilihat, didengar,

dirasakan, dan dibau), Achiveble, yaitu tujuan harus dapat dicapai dan hasil

yang diharapkan ditulis oleh perawat sebagai standar mengukur respon klien

terhadap asuhan keperawatan, Reasonable/Realistis, yaitu dimana tujuan

harus dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah, tujuan dan hasil

diharapkan singkat dan realistis dan dapat memberikan pada perawat serta

klien rasa pencapaian, Time yaitu batas pencapaian harus mempunyai waktu

yang jelas.

Page 85: PEMBERIAN TERAPI DZIKIR TERHADAP PENURUNAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-elinrohaya... · Teman-teman mahasiswa satu angkatan khususnya kelas ... menyatakan

75

1. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan hiperventilasi

Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam diharapkan

ketidak efektifan pola nafas teratasi dengan kriteria hasil: RR 16-20

x/menit, tidak ada pernafasan cuping hidung, tidak menggunakan otot

bantu nafas, pasien terlihat tenang. Berdasarkan tujuan dan kriteria hasil

tersebut penulis membuat perencanaan tindakan keperawatan

berdasarkan ONEC (Observation, Nursing Intervantion, Education,

Colaboration): Observation:observasi status pernafasan, rasional untuk

mengetahui seberapa kebutuhan oksigen pasien, monitor aliran oksigen

sesuai kebutuhan pasien 2-3 liter : rasioal untuk membantu memenuhi

kebutuhan oksigen sesuai kebutuhan pasien, Nursing Intervantion :

ajarkan teknik relaksasi nafas dalam : rasional agar pasien dapat

mengurangi atau mengontrol sesak nafas, posisikan setengah duduk (semi

fowler) : rasional untuk mengurangi sesak nafas, Education :memberikan

informasi mengenai pentingnya oksigen bagi tubuh : rasional agar pasien

mengerti bahwa oksigen sangat penting bagi tubuh dan dapat

meningkatkan kinerja otak, Colaboration : kolaborasikan dengan dokter

untuk pemberian oksigen 2-3liter : rasional untuk memberikan oksigen

sesuai kebutuhan pasien.

2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam

diharapkan intoleransi aktivitas dapat teratasi dengan kriteria hasil

berdasarkan NOC (Nursing Outcomes Classification): TTV dalam batas

Page 86: PEMBERIAN TERAPI DZIKIR TERHADAP PENURUNAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-elinrohaya... · Teman-teman mahasiswa satu angkatan khususnya kelas ... menyatakan

76

normal Tekanan darah 120/80 mmHg, Nadi 60-80 x/menit, Suhu 36,50-

37.50C, Respirasi 16-20 x/menit, pasien mampu melakukan aktifitas

secara mandiri, pasien tidak lemas. Berdasarkan tujuan dan criteria hasil

tersebut penulis membuat perencanaan tindakan keperawatan sesuai

ONEC (Observation, Nursing Intervantion, Education, Colaboration):

Observation:monitoring TTV ; rasional untuk mengetahui keadaan

umum pasien,Nursing Intervantion:kaji adanya factor yang menyebabkan

kelelahan : rasional untuk mengetahui penyabab kelelahan dan untuk

melakukan tindakan selanjutnya, Education: Ajarkan pasien berlatih

aktivitas secara mandiri : rasional untuk melatih pasien dapat beraktivitas

secara mandiri.

3. Resiko ketidak stabilan kadar glukosa darah berhubungan dengan

pemantauan kadar glukosa darah yang tidak tepat (adekuat) Tujuan dan

kriteria hasil pada prioritas diagnosa keperawatan yang tiga adalah

setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan

kadar glukosa darah pasien dapat normal dengan kriteria GDS dalam

batas normal 70-150 mg/dl, pasien dapat mempertahankan kadar glukosa

dasar tetep stabil. Berdasarkan tujuan dan kriteria hasiltersebut penulis

membuat perencanaan tindakan keperawatan sesuai ONEC (Observation,

Nursing Intervantion, education, Colaboration) anatara lain Observation:

cek kadar glukosa darah rutin: rasional untuk mengetahui perkembangan

kadar glukosa darah, Nursing Intervantion: Berikan teknik terapi dzikir

dengan caranya : rasional agar pasien mengerti atau memahami geraka

Page 87: PEMBERIAN TERAPI DZIKIR TERHADAP PENURUNAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-elinrohaya... · Teman-teman mahasiswa satu angkatan khususnya kelas ... menyatakan

77

teknik terapi dzikir, Education: berikan informasi dan pengetahuan

tentang tehnik terapi dzikir sebagai penurun kadar glukosa darah :

rasional untuk memberikan pasien informasi agar pasien mengerti

mengenai terapi dzikir sebagai penurun kadar glukosa darah,

Colaboration: kolaborasi dengan tim dokter untuk pemebrikan obat :

rasional utuk mempertahankan kadar glukosa darah pasien tetap stabil,

dan untuk pemberian obat sesuai dosis berikan diit yang tepat : rasional

untuk mempertahankan kadar glukosa darah tetap seimbang.

D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Implementasi adalah pelaksana rencana keperawatan oleh perawat dan

pasien, merupakan proses keempat dari tahap keperawatan yang dimulai

setelah perawat menyusun rencana keperawatan. Fokus utama dari komponen

implementasi adalah pemberian asuhan keperawatan yang aman.

Implementasi perencanaan berupa penyelesaian tindakan yang diperlukan

untuk memenuhi kriteria hasil seperti yang digambarkan dalam rencana

tindakan, tindakan dapat dilaksanakan oleh perawat, anggota keluarga, tim

kesehatan lain, atau kombinasi dari tim yang disebutkan diatas (Dermawan,

2012).

Pembahasan ini penulis berusaha menerangkan hasil aplikasi riset

keperawatan pemberian terapi dzikir terhadap Ny. N dengan Diabetes melitus

tipe 2. Penulis melakukan implementasi berdasarkan dari intervensi yang

telah disusun dengan memperhatikan aspek tujuan dan kriteria hasil dalam

Page 88: PEMBERIAN TERAPI DZIKIR TERHADAP PENURUNAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-elinrohaya... · Teman-teman mahasiswa satu angkatan khususnya kelas ... menyatakan

78

rentang normal yang diharapkan. Tindakan keperawatan yang penulis lakukan

selama tiga hari kelolaan pada asuhan keperawatan Ny. N dengan Diabetes

melitus yaitu:

Tindakan keperawatan yang dilakukan oleh penulis pada hari Rabu

Tanggal 06 Januari 2016 penulis melakukan implementasi berdasarkan

intervensi yang telah dibuat. Pada prioritas diagnose keperawatan

ketidakefektifitan pola nafas berhubungan dengan hiperventilasi, tindakan

yang dilakukan adalah mengajarkan teknik relaksasi nafas dalam, tindakan

tehnik relaksasi nafas dalam dapat memberi efek yang baik dalam tubuh yaitu

penurunan nadi, tekanan darah, pernfasan, penurunan konsumsi oksigen,

penurunan ketegangan otot, penurunan metabolism (Andarmoyo, 2013)

memberikan informasi mengenai pentingnya oksigen bagi tubuh, oksigen

merupakan kebutuhan dasar paling vital dalam proses metabolisme untuk

mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel-sel tubuh,maka ari itu

pemberiaan informasi tentang ogsigen terhadap pasien sangat perlu diberikan

agar pasien mengetahui pentingnya ogsigen bagi tubuh (Tarwanto, 2006).

memberikan posisi setengah duduk (semi fowler), untuk mempertahankan

kenyamanan pasien dan membantu mengurangi sesak nafas (Bare, 2010).

Penulis menggunakan teknik non farmakologis untuk mengatasi

ketidak efektifan pola nafas untuk mencapai hasil sesuai dengan intervensi

yang penulis susun. Teknik non farmakologis yang penulis lakukan yaitu

dengan mengajarkan teknik relaksasi nafas dalam, dengan penggunaan teknik

relaksasi maka saraf simpatis akan dihambat, sementara saraf parasimpatis

Page 89: PEMBERIAN TERAPI DZIKIR TERHADAP PENURUNAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-elinrohaya... · Teman-teman mahasiswa satu angkatan khususnya kelas ... menyatakan

79

meningkat sehingga mengakibatkan ketegangan otot bantu pernafasan akan

berkurang, Aktifnya saraf-saraf parasimpatis akan menyebabkan pasien

mearasakan ketenangan sehingga pola nafas lebih teratur (Solehati dan

Kosasih, 2015).

Diagnosa yang kedua, intoleransi aktivitas berhubungan dengan

kelemahan tindakan keperawatan yang penulisan berikan pada tanggal 06, 07,

08 Januari 2016 adalah mengukur tanda tanda vital, tanta-tanda vital

merupakan bagian dari pengkajian fisik terlengkap sebagai cara tepat untuk

melihat kondisi klien atau menentukan setatus kesehatan seseorang dan

sebagai cara yang tepat dan efesien untuk memantau kondidi klien (Potter and

Perry,2006) mengkaji adanya faktor yang menyebabkan kelelaha,kelelahan

merupakan keadaan yang disertai dalam penurunan beraktivitas (Sumaamur,

2006), mengajarka pasien untuk berlatih aktivitas secara mandiri.

Diagnosa yang ketiga resiko ketidakstabilan kadar glukosa darah

berhubungan dengan pemantauan glukosa darah tidak adekuat tindakan

keperawatan yang penulis berikan selama 3 hari dan dimulai pada tanggal 06

Januari 2016 memeriksa kadar glukosa darah sewaktu, memberikan informasi

dan pengetahuan tentang tehnik terapi dzikir sebagai penurun kadar glukosa

darah, mengajarkan cara melakukan terapi dzikir untuk penurunan kadar

glukosa darah, menurut (Suhaimie, 2005) terapi dzikir merupakan bentuk

mint body medicine yang dilskuksn melalui do’a dengan cara mengingat

Allah dan rosulnya, hati merasa tenang dan rileks. Saat pasien merasa rileks

maka hormon-hormon yang memicu peningkatan kadar glukosa darah akan

Page 90: PEMBERIAN TERAPI DZIKIR TERHADAP PENURUNAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-elinrohaya... · Teman-teman mahasiswa satu angkatan khususnya kelas ... menyatakan

80

menurun dan melakukan perbaikan, kolaborasi dengan tim dokter untuk

memberikan injeksi insulin 14 unit, pemberian nevorapid dapat

memperlambat absorbs makanan atau meningkatkan kebutuhan insulin

(Kasim, 2012), menganjurkan pasien untuk melakukan diit sesuai ketentuan

dari rumah sakit, diet diabetes mellitus merupakan pengaturan pola makanan

bagi penderita diabetes mellitus berdasarkan jumlah, jenis dan jadwal

pemberian makanan (Sulistyowati, lilis, 2011), memeriksa kembali kadar

glukosa darah pasien, Pasien atau seseorang dapat dikatakan menderita

diabetes mellitus apabila kadar gula darahnya melebihi normal 80 – 150

mg/dl (Suirauka IP, 2012).

Hari pertama pemberian terapi dzikir hasil yang didapat penulis

adalah, GDS 343 mg/dl. Sebelum dilakukan terapi dzikir GDS pasien 360

mg/dl, hal ini menandakan bahwa terapi dzikir dapat memberikan pengaruh

penurunan terhadap kadar glukosa darah pada pasien diabetes mellitus

E. Evaluasi

Tahap evaluasi adalah tahap mengukur pencapaian tujuan klien dan

menentukan keputusan dengan cara membandingkan data yang terkumpul

dengan tujuan dan pencapaian tujuan (Nursalam, 2009).

Tipe pernyataan tahapan evaluasi dapat dilakukan secara evaluasi

formatif (evaluasi yang dilakukan selama proses keperawatanaa) dan evaluasi

sumatif (evaluasi akhir) serta penulisan evaluasi keperawatan berdasarkan

SOAP, S (Subjective data atau data subjektif), O (Objective data atau data

Page 91: PEMBERIAN TERAPI DZIKIR TERHADAP PENURUNAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-elinrohaya... · Teman-teman mahasiswa satu angkatan khususnya kelas ... menyatakan

81

objektif), A (Analsis atau Analisis), P (Plan of care atau rencana tindak lanjut

asuhan keperawatan) (Dermawan, 2012).

Obyektif adalah data obyektif, data berdasarkan hasil pengukuran atau

observasi perawat secara langsung kepeada klien dan yang dirasakan klien

setelah dilakukan tindakan keperawatan. Analisis adalah interpretasi dari data

subyektif dan data obyektif, merupakan suatu masalah atau diagnosis

keperawtan yang masih terjadi atau juga dapat dituliskan masalah/diagnosis

baru yang terjadi akibat perubahan status kesehatan klien yang telah

teridentifikasi datanya dalam data subyekstif dan obyektif. Planning adalah

perencanaan keperawatan yang akan dilanjutkan, dihentikan, dimodifikasi,

atau ditambahkan dari rencana tindakan keperawatan yang telah ditentukan

sebelumnya (Rohmah, 2009).

Evaluasi hari pertama setelah dilakukan perencanaan keperawatan dan

tindakan keperawatan dari masalah keperawatan pertama, ketidak efektifan

pola nafas berhubungan dengan hiperventilasi, pada hari rabu tanggal 06

januari 2016 Jam 14:00 Adalah subjektif : pasien mengatakan mengalami

sesak nasaf kurang lebih 2 minggu sebelum masuk rumah sakit, Objektif :

nafas pasien tidak teratur, respirasi 26 x/menit, pasien terpasang oksigen 2

liter, analisa : masalah belum teratasi, rencana : lanjutan interventasi,

observasi status pernafasan, ajarkan relaksasi nafas dala, posisikan setengah

duduk, kolaborasi dengan tim dokter untuk pemberian oksigen 2-3 liter.

Evaluasi hasil dari masalah keperawatan yang kedua, intoleransi

aktivitas berhubungan dengan kelemahan pada hari rabu 06 januari 2016 jam

Page 92: PEMBERIAN TERAPI DZIKIR TERHADAP PENURUNAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-elinrohaya... · Teman-teman mahasiswa satu angkatan khususnya kelas ... menyatakan

82

14:00 adalah subjektif: pasien mengatakan badannya lemas karena bolak-

balik ke kamar mandi, aktifitas dan latihan di bantu keluarga, objektif :

tekanan darah 130/80 mmHg, Nadi 80 x/menit, Respirasi 26 x/menit, Suhu

360C. analisa : masalah belum teratasi. Planning : lanjutkan intervensi,

observasi TTV, kaji adanya factor penyebab kelelahan, ajarkan pasien

berlatih aktivitas secara mandiri

Evalusi hasil dari masalah keperawatan yang ketiga, resiko

ketidakstabilan kabar glukosa darah berhubungan dengan pemantauan

glukosa darah tidak adekuat pada hari rabu tanggal 06 januari 2016 Jam 14:00

adalah subjektif : pasien mengatakan sebelum masuk rumah sakit mengalami

nafsu makan meningkat, cepat lapar, dan pasien juga mengatakan jika

mempunyai peyakit diabetes mellitus tetapi jarang memeriksakan kadar

glukosa darahnya secara rutin, Objektif : pasien nampak terlihat bingung,

turgor kulit baik, tidak nampak luka GDS 360 mg/dl. Analisa : masalah

belum teratasi, rencana : lanjutan intervensi, kaji kadar glukosa darah

sewaktu, beri pengetahuan tentang tehnik terapi dzikir untuk penurunan kadar

glukosa darah, ajarkan bagaimana cara mengaplikasikan terapi dzikir,

pemeberian diit yang tepat, kolaborasi dengan tim dokter mengenai

pemberian obat nevorapid 14 unit.

Setelah dilakukan perencanaan keperawatan dan tindakan

keperawatan, evaluasi hasil dari masalah keperawatan prtama,

ketidakefektifitas pola nafas berhubungan dengan hiperventilasi pada hari

kamis tanggal 07 januari 2016 adalah Subjektif : pasien mengatakan sesak

Page 93: PEMBERIAN TERAPI DZIKIR TERHADAP PENURUNAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-elinrohaya... · Teman-teman mahasiswa satu angkatan khususnya kelas ... menyatakan

83

nafas sedikit berkurang, Objektif : pasien masih terpasang O2 liter, Tekanan

darah : 120/80 mmHg, Nadi 82 x/menit, respirasi 24 x/menit, Suhu 360C.

Analisa : masalah teratasi, rencana : lanjutan intervensi, observasi status

pernafasan, ajarkan relaksasi nafas dalam, posisikan setelah duduk,

kolaborasikan dengan dokter mengenai pemberian oksigen 2-3 liter/menit.

Evaluasi hasil dari masalah keperawatan yang kedua, intoleransi

aktivitas berhubungan dengan kelemahan pada hari kamis tanggal 07 januari

2016 Jam 14:00 Adalah subjektif : pasien mengatakan masih sering bolak-

balik ke kamar mandi tetapi sesekali pasien sudah secara mandiri, pasien juga

mengatakan masi sedikit merasa lemas. Objektif : pasien tampak masi sedikit

lemas dan berbaring ditempat tidur, tekanan darah 120/80 mmHg, respirasi

24x/menit, Nadi 82x/meni, Suhu 360C. Analisa : Masalah teratasi. Rencana :

lanjutkan intervensi TTV, anjurkan pasien berlatih dalam aktivitas secara

mandiri.

Evaluasi hasil dari masalah keperawatan yang ketiga, resiko

ketidakstabilan kadarglukosa darah berhubungan dengan pemantauan glukosa

darah tidak adekuat pada hari kamis tanggal 07 januari 2016 jam 14:00

subjektif: pasien mengatakan mempunyai penyakit diabetes mellitus dan

jarang memeriksakan gula darahnya pasien mengatakan bersedia di periksa,

Objektif : GDS jam 10:00 306 mg/dl dan jam 13:00 279 mg/dl, masalah

belum teratasi : lanjutakan intervensi, periksa kadar glukosa darah, anjurkan

pasien melakukan terapi dzikir secara mandiri dan rutin dipagi dan sore hari ,

Page 94: PEMBERIAN TERAPI DZIKIR TERHADAP PENURUNAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-elinrohaya... · Teman-teman mahasiswa satu angkatan khususnya kelas ... menyatakan

84

anjurkan pasien mematuhi diit sesuai ketentuan rumah sakit, kolaborasi

dengan dokter mengenai pemberian obat nevorapid 14 unit.

Setelah dilakukan perencanaan keperawatan dan tindakan

keperawatan, evaluasi hasil dari malasah keperawatan pertama,

ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan hiperventilasi pada hari

jumat tanggal 08 januari 2016 Jam 14:00 Subjektif :pasien mengataka sudah

tidak sesak nafas, Objektif : oksigen sudah tidak terpasang, Tekanan darah

130/80 mmHg, Nadi 80 x/menit, Respirasi 20 x/menit, Suhu 360C. Analisa :

masalah teratasi, rencana intervensi dipertahankan.

Evalusi hasil dari masalah keperawatan yang kedua, intoleransi

aktivitas berhubungan dengan kelemahan pada hari jumat tanggal 08 januari

2016 jam 14:00 Subjektif : pasien mengatakan badannya sudah enakan,

aktivitas dan latihan : mandiri, Objektif : pasien sehat, TD 130/80 mmHg,

Nadi 80x/menit, Respirasi, 20x/menit, Suhu 360C. analisa : masalah teratasi .

Rencana : Intervensi dipertahankan.

Evaluasi hasil dari masalah keperawatan yang ketiga hari jumat, resiko

ketidakstabilan kada glukosa darah nerhubungan dengan pemantauan glukosa

darah tidak adekuat tanggal 08 januari 2016 Jam 14:00 Adalah Subjektif :

pasien mengatakan mempunyai penyakit diabetes mellitus dan jarang

memeriksakan kadar glukosa darahnya pasien juga mengatakan bersedia

diajarkan dan diberi terapi dzikir, Objektif : pasien sangat antusias dan

mampu melakukan terapi dzikir secara mandiri, pasien nampak rileks, hasil

GDS 259 mg/dl. Analisa : masalah teratasi sebagian. Rencana : lanjutkan

Page 95: PEMBERIAN TERAPI DZIKIR TERHADAP PENURUNAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-elinrohaya... · Teman-teman mahasiswa satu angkatan khususnya kelas ... menyatakan

85

intervensi, periksa kadar glukosa darah rutin, pemberian diit yang tepat dan

sesuai, anjurkan pasien berterapi dzikir rutin dipagi dan sore hari secara

mandiri, kolaborasikan dengan dokter dalam pemberian terapi insulin 14 unit

pada pagi, dan 14 unit pada sore hari.

Berdasarkan jurnal yang dipakai oleh penulis dengan judul Pemberian

terapi dzikir terhadap penurunan kadar glukosa darah pada pasien diabetes

mellitus tipe 2, hal ini efektif dan sesuai dengan teori yang dilakukan selama

2 minggu. Setelah dilakukan tindakan terapi dzikir sebanayak 2 kali sehari

selama 3 hari dihasilkan kadar gula darah paling rendah 259 mg/dl dan paling

tinggi 360 mg/dl. Dan hasil yang didaat penulis selama penelitian 3 hari

meunjukan adanya penurunan gula darah yang signifikan, walaupun hasil

yang penulis dapat mengalami penurunan dan kenaikan kadar glukosa darah

dikarenakan ketidak aktifan pasien dalam beribadah terutama sholat 5 waktu,

sehingga membuat pasien tampak ragu dengan terapi dzikir yang diberikan

terhadap pasien.

Page 96: PEMBERIAN TERAPI DZIKIR TERHADAP PENURUNAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-elinrohaya... · Teman-teman mahasiswa satu angkatan khususnya kelas ... menyatakan

86

BAB VI

KESIMPILAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

1. Pengkajian

Pasien mengatakan sesak nafas selama 2 minggu sebelum masuk

rumah sakit, pasien mengatakan napsu makan meningkat (cepat lapar,

lemas) saat makan terkadang merasa mual, merasa lemas, aktivitas

dibantu keluarga, tanda tanda vital : tekanan darah 130/80 mmHg,

respirasi 26 kali/menit, Suhu 36,5Co, nadi 80kali/menit, pasien juga

mengatakan mempunyai riwayat penyakit diabetes melitus dan tidak

pernah secara rutin memeriksakan kadar gula darahnya karna tidak tau.

Hasil pemeriksaan GDS 360 mg/dl, kulit pasien baik dan tidak terdapat

luka.

2. Diagnosa

Berdasarkan perumusan diagnosa keperawatan Ny. N penulis

dapat memprioritaskan diagnosa keperawatan, yaitu prioritas diagnosa

keperawatan yang pertama adalah ketidak efektifan pola nafas

berhubungan dengan hiperventilasi, prioritas kedua adalah intoleransi

aktifitas berhubungan dengan kelemahan umum, prioritas ketiga adalah

resiko ketidak setabilan kadar glukosa darah berhubungan dengan

pemantauan glukosa darah tidak adekuat.

Page 97: PEMBERIAN TERAPI DZIKIR TERHADAP PENURUNAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-elinrohaya... · Teman-teman mahasiswa satu angkatan khususnya kelas ... menyatakan

87

3. Intervensi

Tujuan dan kriteria hasil pada diagnosa pertama adalah setelah

dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam di harapkan pola nafas

pasien menjadi efektif dengan kriteria hasil RR 16-20 x/menit, tidak ada

pernafasan cuping hidung, tidak menggunakan otot bantu nafas, pasien

terlihat tenang. Berdasarkan tujuan dan kriteria hasil tersebut penulis

membuat perencanaan tindakan keperawatan yaitu observasi status

pernafasan, rasional untuk mengetahui seberapa kebutuhan oksigen

pasien, ajarkan teknik relaksasi nafas dalam : rasional agar pasien dapat

mengurangi atau mengontrol sesak nafas, memberikan informasi

mengenai pentingnya oksigen bagi tubuh : rasional agar pasien mengerti

bahwa oksigen sangat penting bagi tubuh dan dapat meningkatkan

kinerja otak, monitor aliran oksigen sesuai kebutuhan pasien 2-3 liter :

rasioal untuk membantu memenuhi kebutuhan oksigen sesuai kebutuhan

pasien, posisikan setengah duduk (semi fowler) : rasional untuk

mengurangi sesak nafas, kolaborasikan dengan dokter untuk pemberian

oksigen : rasional untuk memberikan oksigen sesuai dosis dan kebutuhan

pasien.

Tujuan dan kriteria hasil pada prioritas diagnose keperawatan

yang kedua adalah setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24

jam diharapkan intoleransi aktivitas dapat teratasi dengan kriteria hasil

TTV dalam batas normal Tekanan darah 120/80 mmHg, Nadi 60-80

x/menit, Suhu 36,50-37.5

0C, Respirasi 16-20 x/menit, pasien mampu

Page 98: PEMBERIAN TERAPI DZIKIR TERHADAP PENURUNAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-elinrohaya... · Teman-teman mahasiswa satu angkatan khususnya kelas ... menyatakan

88

melakukan aktifitas secara mandiri, pasien tidak lemas. Berdasarkan

tujuan dan kriteria hasil tersebut penulis membuat perencanaan tindakan

keperawatan antara lain monitoring TTV ; rasional untuk mengetahui

keadaan umum pasien, kaji adanya faktor yang menyebabkan kelelahan :

rasional untuk mengetahui penyabab kelelahan dan untuk melakukan

tindakan selanjutnya, anjurkan pasien berlatih aktivitas secara mandiri :

rasional untuk melatih pasien dapat beraktivitas scara mandiri.

Tujuan dan kriteria hasil pada prioritas diagnosa keperawatan

yang tiga adalah setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24

jam diharapkan kadar glukosa darah pasien dapat normal dengan kriteria

hasil GDS dalam batas normal 70-150 mg/dl, pasien dapat

mempertahankan kadar glukosa dasar tetep stabil. Berdasarkan tujuan

dan kriteria hasil tersebut penulis membuat perencanaan tindakan

keperawatan anatara lain cek kadar glukosa darah rutin: rasional untuk

mengetahui perkembangan kadar glukosa darah, berikan informasi dan

pengetahuan tentang tehnik terapi dzikir sebagai penurun kadar glukosa

darah : rasional untuk memberikan pasien informasi agar pasien mengerti

mengenai terapi dzikir sebagai penurun kadar glukosa darah, ajarkan

teknik terapi dzikir dengan caranya : rasional agar pasien mengerti atau

memahami geraka teknik terapi dzikir yang diajarkan, kolaborasi dengan

tim dokter untuk pemebrikan obat : rasional utuk mempertahankan kadar

glukosa darah pasien tetap stabil, dan untuk pemberian obat nevorapid 14

Page 99: PEMBERIAN TERAPI DZIKIR TERHADAP PENURUNAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-elinrohaya... · Teman-teman mahasiswa satu angkatan khususnya kelas ... menyatakan

89

unit, berikan diit yang tepat : rasional untuk mempertahankan kadar

glukosa darah tetap seimbang

4. Implementasi

implementasi diagnosa keperawatan yang pertama ketidak

efektifan pola nafas berhubungan dengan hiperventilasi : mengobsevasi

pernafasan, mengajarkan teknik relaksasi nafas dalam, memberikan

informasi mengenai pentingnya oksigen bagi tubuh, memberikan posisi

setengah duduk.

Diagnosa yang kedua, intoleransi aktivitas berhubungan dengan

kelemahan tindakan keperawatan yang penulis berikan : adalah

mengukur tanda-tanda vital, mengkaji adanya faktor yang menyebabkan

kelelaha, mengajarka pasien untuk berlatih aktivitas secara mandiri.

Diagnosa yang ketiga resiko ketidakstabilan kadar glukosa darah

berhubungan dengan pemantauan glukosa darah tidak adekuat tindakan

keperawatan yang penulis berikan : memeriksa kadar glukosa darah

sewaktu, memberikan informasi dan pengetahuan tentang tehnik terapi

dzikir sebagai penurun kadar glukosa darah, mengajarkan cara

melakukan terapi dzikir untuk penurunan kadar glukosa darah, kolaborasi

tim dokter untuk memberikan injeksi insulin 14 unit, menganjurkan

pasien untuk melakukan diit sesuai ketentuan dari rumah sakit,

memeriksa kembali kadar glukosa darah pasien.

Page 100: PEMBERIAN TERAPI DZIKIR TERHADAP PENURUNAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-elinrohaya... · Teman-teman mahasiswa satu angkatan khususnya kelas ... menyatakan

90

5. Evaluasi

Hasil evaluasi malasah keperawatan pertama, ketidak efektifan

pola nafas berhubungan dengan hiperventilasi Subjektif :pasien

mengataka sudah tidak sesak nafas, Objektif : oksigen sudah tidak

terpasang, Tekanan darah 130/80 mmHg, Nadi 80 x/menit, Respirasi 20

x/menit, Suhu 360C. Analisa : masalah teratasi, rencana intervensi

dipertahankan

Evaluasi hasil dari masalah keperawatan yang kedua, intoleransi

aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum Subjektif : pasien

mengatakan badannya sudah enakan, aktivitas dan latihan : mandiri,

Objektif : pasien sehat, TD 130/80 mmHg, Nadi 80x/menit, Respirasi,

20x/menit, Suhu 360C. analisa : masalah teratasi . Rencana : Intervensi

dipertahankan.

Evaluasi hasil dari masalah keperawatan yang ketiga resiko

ketidakstabilan kadar glukosa darah nerhubungan dengan pemantauan

glukosa darah tidak adekuat adalah Subjektif : pasien mengatakan

mempunyai penyakit diabetes melitus dan jarang memeriksakan kadar

glukosa darahnya pasien juga mengatakan bersedia diajarkan dan diberi

terapi dzikir, Objektif : pasien sangat antusias dan mampu melakukan

terapi dzikir secara mandiri, pasien nampak rileks, hasil GDS 259 mg/dl.

Analisa : masalah teratasi sebagian. Rencana : lanjutkan intervensi,

periksa kadar glukosa darah rutin, pemberian diit yang tepat dan sesuai,

Page 101: PEMBERIAN TERAPI DZIKIR TERHADAP PENURUNAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-elinrohaya... · Teman-teman mahasiswa satu angkatan khususnya kelas ... menyatakan

91

anjurkan pasien berterapi dzikir rutin dipagi dan sore hari secara mandiri,

kolaborasikan dengan dokter mengenai pemberian obat.

6. Analisa Hasil Tindakan

Berdsarkan hasil yang diaplikasikan penulis diketahui bahwa

kadar glukosa darah pada Ny. N mengalami penurunan dan kenaikan hal

ini dikarenakan pasien sebagai responden tidak terlalu baik dalam

masalah keagamaan atau keimanannya, terutama dalam beribadah sholat

5 waktu. Sehingga hasil yang didapat kurang maksimal, bila saja pasien

baik dalam ibadahnya terutama sholatnya, maka kemungkinan hasil yang

didapatkan akan lebih maksimal.

B. SARAN

Setelah penulis melakukan asuhan keperawatan pada Ny. N dengan

Diabetes mellitus tipe 2, penulis akan memberikan usulan dan masukan yang

positif khususnya dibidang kesehaatan antara lain:

1. Bagi institusi pelayanan kesehatan (Rumah Sakit)

Diharapkan rumah sakit khusunya RSUD kota Salatiga dalam hal

ini cermat dan teliti dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada

klien, mempertahankan hubungan kerjasama yang baik antara tim

kesehatan dan klien sehingga dapat meningkatkan mutu dan kualitas

pelayanan kesehatan Rumah Sakit khususnya pada pasien Diabetes

mellitus tipe 2.

Page 102: PEMBERIAN TERAPI DZIKIR TERHADAP PENURUNAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-elinrohaya... · Teman-teman mahasiswa satu angkatan khususnya kelas ... menyatakan

92

2. Bagi tenaga kesehatan kususnya bagi bidang keperawatan

Hendaknya perawat memiliki tanggung jawab dan ketrampilan

yang lebih dan selalu memperbarui pengetahuan serta keterampilannya,

kususnya pada pemberian terapi non farmakologi yang dilakukan secara

mandiri.

3. Bagi institusi pendidikan

Dapat meningkatkan mutu pelayanan pendidikan yang lebih

berkualitas dengan mengupayakan aplikasi riset dalam setiap tindakan

keperawatan yang dilakukan sehingga mampu menghasilkan perawat

yang professional, terampil, inovatif dan bermutu dalam memberikan

asuhan keperawatan yang komprehensif berdasarkan ilmu dan kode etik

keperawatan.

4. Bagi penulis

Setelah dilakukan tindakan keperawatan pada pasien dengan

diabetes melitus tipe 2 diharapkan penulis akan dapat lebih mengetahui

cara pengaplikasian terapi dzikir yang baik dan benar terutama pada

pasien diabetes melitus tipe 2 yang mengalami kenaikan kadar glukosa

darah yang berlebih dan diharapkan akan menambah wawasan dalam

menangani masalah keperawatan diabetes melitus tipe 2.

Page 103: PEMBERIAN TERAPI DZIKIR TERHADAP PENURUNAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-elinrohaya... · Teman-teman mahasiswa satu angkatan khususnya kelas ... menyatakan

DAFTAR PUSTAKA

Arisman. 2011. Buku Ajar Ilmu Gizi, Obesitas, Diabetes Mellitus, dan

Disipidemia. jakarta : Buku Kedokteran EGC

Benson H. 2006. Trancesolutions The Relaxation Response.

Corwin, Elizabeth J., 2009, Buku Saku Patofisiologi, Jakarta : EGC

Darmawan, D. 2012. Proses Keperawatan Perencaan Konsepdan Kerangka

Kerja. Yogyakarta : Gosyen Publishing

Darmawan. 2012. Hiperglikemia & Aterosklerosis Arteri Karotis Internal pada

Penderita Stroke Iskesmik. Media Medika Indonesia

Doenges, M.E, Moorhouse M.F dan Geissler A.C, 2006, Rencana Asuhan

Keperawatan,

Hawari. 2008. Do’a dan Dzikir sebagai Pelengkap Terapi Medis. Jakarta: Diana

Bakti Primayasa

Herdman, T Heather. 2010. Diagnosis Keperawatan : Definisi dan Klasifikasi

2009-2010. Jakarta : EGC

IDF. 2013. IDF Di’abetes Atlas Sixth Edition, International Diabetes Federation.

Ignatavicius & Workman. 2006. Medical Surgical Nursing Critical Thingking For

Collaborative Care. Elsevier Sauders : Ohia

ISO. 2011. Informasi Spesialitel Obat. Jakarta : PT. ISSFI

Jakarta : EGC Smeltzer, S.C dan Bare G.D, 2008, Buku Ajar Keperawatan

Medikal Bedah, Jakarta : EGC

Kasim. 2012. Terapi Insulin untuk Pasien Diabetes Rawat Inap. Dinkes

Lorenz., Medeline. 2006. Stress and psychoneuroimmunoiogy revisited : using

mind body interventions to reduce stress, alternative journal of nursing.

Mansjoer, Arifet all, 2005, Kapita Selekta Kedokteran Edisi III, Penerbit Media

Aesculapius, FKUI, Jakarta

Page 104: PEMBERIAN TERAPI DZIKIR TERHADAP PENURUNAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-elinrohaya... · Teman-teman mahasiswa satu angkatan khususnya kelas ... menyatakan

Moyad, M. D. 2009. Complementary and Alternative Therapies, dalam Black, J.

M., Medical-Surgical Nursing ; Clinical Management For Positive

Outcomes. 8 th edition. Elservier Saunders

Nugroho, S. A. 2011. Hubungan Antara Tingkat Stress terhadap Kadar Gula

Darah Penderita Diabetes Mellitus di wilayah kerja Puskesmas

Sukoharjo 1 kabupaten Sukoharjo

Nurarif.2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan bedasarkan Diagnosa Medis &

NANDA NIC NOC. Yogyakarta : Mediaction

Nursalam. 2009. Konsep dan Penerapan Metodelogi Ilmu Keperawatan. Jakarta :

PT. Rineka Cipta

Parkeni. 2011. Konsesus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe 2

di Indonesia : PB. Parkeni

Potter, Patricia, A, 2006, Buku Ajar Fundamental Keperawatan, Konsep, Proses,

dan Praktik, Penerbit EGC, Jakarta.

Price, Sylvia A., 2006, Patofisiologi :Konsep Klinik Proses-Proses Penyakit,

Jakarta : EGC

Purnawinandi, I. G. 2012. Intervensi Perawatan Spiritual dan Tingkat Stress

Pasien Diabetes Mellitus di Rumah Sakit Prof. R.D. Kandau Manado.

Universitas Klabat : JKU

Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar). 2012. Jakarta: Badan Penelitian &

Pengembangan Kesehatan, Departemen Kesehatan, Republik Indonesia.

Riyadi, Sujono. 2008. Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan

Eksokrin dan Endokrin pada Pankreas. Jakarta : EGC

Riyadi. 2008. Diabetes edisi I. Jakarta : PT Dian Rakyat

Rohmah, Nikmatur. 2009. Proses Keperawatan Teori dan Aplikasi. Ar-Ruzz

Media, Yogyakarta

Saleh, A. Y. 2010. Berdzikir Untuk Kesehatan Syaraf. Jakarta : Penerbit Zaman

Soegondho, Sidartawan, 2011, Diabetes Mellitus, Kencing Manis, Sakit Gula,

Jakarta : FKUI

Subroto. 2006. Anti Diabetika Oral dalam Pengobatan Diabetes Mellitus Tipe II.

Jakarta: BPOM

Page 105: PEMBERIAN TERAPI DZIKIR TERHADAP PENURUNAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-elinrohaya... · Teman-teman mahasiswa satu angkatan khususnya kelas ... menyatakan

Suhaimie, M.Y. 2005. Dzikir dan Do’a. Malang: Universitas Muhammadiyah

Malang

Sulistyowati, Lilis. 2011. Diit Dibetes Mellitus. Kediri : Jurnal STIKES

Suraoka, Ip. 2012. Penyakit Degenerativf. Yogyakarta : Nurhamedika

Suyono, Slamet. 2002. Pedoman Diit Diabetes Mellitus. Jakarta : Balai Penerbit

FKUI

Tandra. 2009. Kiss Diabetes Goodbye. Surabaya : Jaring Pena

Tjokroprawiro, Askandar. 2003. Diabetes Mellitus ; Klasifikasi, Diagnosis,

Jakarta : PT Gramedia Pustaka Umum

Waspadji, S., Soebekti, I., Yuniar EM., & Sukardji, K. 2012. Petunjuk Praktis

bagi Penyandang Diabetes Tipe II. Jakarta: Fakultas Kedokteran

Universitas Indonesia

Wilkinson, M.J. 2006, Buku Saku Diagnosa Keperawatan dengan Intervensi NIC

dan Kriteria Hasil NOC (alih bahasa), Penerbit EGC, Jakarta

Zamri, A. M. 2012. Cara Islami Meraih Kesehatan Jasmmmani & Rohani.

Bandung: Marja