KAJIAN STRUKTURALISME GENETIK DALAM NOVEL DZIKIR-DZIKIR ...

73
0 KAJIAN STRUKTURALISME GENETIK DALAM NOVEL DZIKIR-DZIKIR CINTA KARYA ANAM KHOIRUL ANAM SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar OLEH IRMAYANTI 10533 7066 12 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2016

Transcript of KAJIAN STRUKTURALISME GENETIK DALAM NOVEL DZIKIR-DZIKIR ...

Page 1: KAJIAN STRUKTURALISME GENETIK DALAM NOVEL DZIKIR-DZIKIR ...

0

KAJIAN STRUKTURALISME GENETIK DALAM NOVELDZIKIR-DZIKIR CINTA KARYA ANAM KHOIRUL ANAM

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjanapada Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Fakultas Keguruan dan Ilmu PendidikanUniversitas Muhammadiyah Makassar

OLEH

IRMAYANTI10533 7066 12

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIAFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR2016

Page 2: KAJIAN STRUKTURALISME GENETIK DALAM NOVEL DZIKIR-DZIKIR ...

HALAMAN JUDUL

KAJIAN STRUKTURALISME GENETIK DALAM NOVELDZIKIR-DZIKIR CINTA KARYA ANAM KHOIRUL ANAM

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjanapada Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Fakultas Keguruan dan Ilmu PendidikanUniversitas Muhammadiyah Makassar

Oleh

IRMAYANTI10533 7066 12

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2016

Page 3: KAJIAN STRUKTURALISME GENETIK DALAM NOVEL DZIKIR-DZIKIR ...
Page 4: KAJIAN STRUKTURALISME GENETIK DALAM NOVEL DZIKIR-DZIKIR ...

MOTO DAN PERSEMBAHAN

Moto

“Keberhasilan adalah sebuah proses. Niatmu adalah awal

keberhasilan. Peluh keringatmu adalah penyedapnya. Tetesan air

matamu adalah pewarnanya. Doamu dan doa orang-orang

disekitarmu adalah bara api yang mematangkannya. Kegagalan

disetiap langkahmu adalah pengawetnya. Maka dari itu,

bersabarlah! Allah selalu menyertai orang-orang yang penuh

kesabaran dalam proses menuju keberhasilan. Sesungguhnya

kesabaran akan membuatmu mengerti bagaimana cara mensyukuri

arti sebuah keberhasilan”

Kupersembahkan karya ini untuk. .

Ayahanda dan Ibunda Tercinta

yang tak pernah lelah mendoakan

dan menjadi pijar dalam kehidupanku,

Sebagai sumber inspirasiku, serta kepada

Saudara dan sanak keluarga yang selalu

Memberi semangat. . .

Page 5: KAJIAN STRUKTURALISME GENETIK DALAM NOVEL DZIKIR-DZIKIR ...

KATA PENGANTAR

Lewat anyaman Syukur, penulis meletakkan pilihan paling awal kata

sebagai ungkapan, bangga, gembira, serta suka cita kepada Allah Swt, yang telah

menganugerahkan penulis ruang dan waktu. Salam dan salawat cinta kasih kepada

Nabi Muhammad saw beserta keluarga dan para sahabat yang tetap istiqamah di

jalan Allah.

Setiap orang dalam berkarya selalu mencari kesempurnaan, tetapi

terkadang kesempurnaan itu terasa jauh dari kehidupan seseorang. Dengan

demikian tulisan ini, kehendak hati ingin mencapai kesempurnaan, tetapi

kapasitas penulis dalam keterbatasan. Segala daya dan upaya penulis kerahkan

untuk membuat tulisan ini selesai dengan baik dan bermanfaat dalam dunia

pendidikan, khususnya dalam ruang lingkup Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Makassar.

Motivasi dari berbagai pihak sangat membantu dalam perampungan

tulisan ini. Oleh karen itu, dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan

banyak terimah kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua

pihak yang turut serta memberikan bantuan baik berupa materi maupun moral,

khususnya kepada kedua orang tua tercinta, Ayahanda Abd. Rahman dan Ibunda

tercinta Halmiah yang telah berjuang, berdoa, mengasuh, membesarkan, mendidik

dan membiayai penulis dalam pencarian ilmu.

KATA PENGANTAR

Lewat anyaman Syukur, penulis meletakkan pilihan paling awal kata

sebagai ungkapan, bangga, gembira, serta suka cita kepada Allah Swt, yang telah

menganugerahkan penulis ruang dan waktu. Salam dan salawat cinta kasih kepada

Nabi Muhammad saw beserta keluarga dan para sahabat yang tetap istiqamah di

jalan Allah.

Setiap orang dalam berkarya selalu mencari kesempurnaan, tetapi

terkadang kesempurnaan itu terasa jauh dari kehidupan seseorang. Dengan

demikian tulisan ini, kehendak hati ingin mencapai kesempurnaan, tetapi

kapasitas penulis dalam keterbatasan. Segala daya dan upaya penulis kerahkan

untuk membuat tulisan ini selesai dengan baik dan bermanfaat dalam dunia

pendidikan, khususnya dalam ruang lingkup Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Makassar.

Motivasi dari berbagai pihak sangat membantu dalam perampungan

tulisan ini. Oleh karen itu, dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan

banyak terimah kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua

pihak yang turut serta memberikan bantuan baik berupa materi maupun moral,

khususnya kepada kedua orang tua tercinta, Ayahanda Abd. Rahman dan Ibunda

tercinta Halmiah yang telah berjuang, berdoa, mengasuh, membesarkan, mendidik

dan membiayai penulis dalam pencarian ilmu.

KATA PENGANTAR

Lewat anyaman Syukur, penulis meletakkan pilihan paling awal kata

sebagai ungkapan, bangga, gembira, serta suka cita kepada Allah Swt, yang telah

menganugerahkan penulis ruang dan waktu. Salam dan salawat cinta kasih kepada

Nabi Muhammad saw beserta keluarga dan para sahabat yang tetap istiqamah di

jalan Allah.

Setiap orang dalam berkarya selalu mencari kesempurnaan, tetapi

terkadang kesempurnaan itu terasa jauh dari kehidupan seseorang. Dengan

demikian tulisan ini, kehendak hati ingin mencapai kesempurnaan, tetapi

kapasitas penulis dalam keterbatasan. Segala daya dan upaya penulis kerahkan

untuk membuat tulisan ini selesai dengan baik dan bermanfaat dalam dunia

pendidikan, khususnya dalam ruang lingkup Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Makassar.

Motivasi dari berbagai pihak sangat membantu dalam perampungan

tulisan ini. Oleh karen itu, dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan

banyak terimah kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua

pihak yang turut serta memberikan bantuan baik berupa materi maupun moral,

khususnya kepada kedua orang tua tercinta, Ayahanda Abd. Rahman dan Ibunda

tercinta Halmiah yang telah berjuang, berdoa, mengasuh, membesarkan, mendidik

dan membiayai penulis dalam pencarian ilmu.

Page 6: KAJIAN STRUKTURALISME GENETIK DALAM NOVEL DZIKIR-DZIKIR ...

Ucapan terimah kasih kepada Pembimbing I Drs. H. Tjoddin SB, M.Pd.

dan pembimbing II Dr. Sitti. Suwadah Rimang, M.Hum yang telah meluangkan

waktu untuk mencurahkan segenap perhatian, arahan, dorongan dan semangat

serta pandangan-pandangan dengan penuh rasa kesabaran sehingga dapat

membuka wawasan berpikir yang sangat berarti bagi penulis sejak penyusunan

proposal hingga skripsi ini selesai.

Ucapan terimah kasih kepada Dr. H. Abd. Rahman Rahim, S.E., M.M.

Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar. Dr. Andi Sukri Syamsuri, M.Hum.,

Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah

Makassar. Dr. Munirah., M.Pd., Ketua prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Indonesia dan Syekh Adiwijaya Latief. S.Pd., M.Pd., Sekretaris prodi Pendidikan

Bahasa dan Sastra Indonesia. Bapak dan ibu dosen Universitas Muhammadiyah

Makassar yang telah membekali ilmu pengetahuan yang sangat bermafaat bagi

penulis.

Penulis menyadari bahwa sebagai hamba Allah swt, tidak akan terlepas

dari segala kekhilafan dan keterbatasan. Terima kasih atas segala kritikan

pembaca, semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca. Akhirnya penulis berharap

semoga segala aktivitas senantiasa bernilai ibadah di sisi Allah swt.

Makassar, Agustus 2016

Penulis

Page 7: KAJIAN STRUKTURALISME GENETIK DALAM NOVEL DZIKIR-DZIKIR ...
Page 8: KAJIAN STRUKTURALISME GENETIK DALAM NOVEL DZIKIR-DZIKIR ...

ABSTRAK

IRMAYANTI, 2016. Kajian Strukturalisme Genetik dalam Novel Dzikir-Dzikir Cinta Karya Anam Khoirul Anam.Skripsi. Jurusan Pendidikan Bahasa danSastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UniversitasMuhammadiyah Makassar, dibimbing oleh H. Tjoddin SB dan Sitti SuwadahRimang.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan strukturalisme genetikdalam Novel Dzikir-Dzikir Cinta Karya Anam Khoirul Anam. Metode yangdigunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif.

Penelitian ini berbentuk deskriptif kualitatif yaitu memaparkan danmenyampaikan data secara objektif. Mendeskripsikan Strukturalisme Genetikdalam Novel Dzikir-Dzikir Cinta karya Anam Khoirul Anam sebagai objekpenelitian. Sumber data adalah Novel Dzikir-Dzikir Cinta karya Anam KhoirulAnam. Diterbitkan oleh Diva Press tahun 2006 di Yogyakarta. Teknikpengumpulan data yang digunakan yaitu (1) Mengidentifikasi isi Novel Dzikir-Dzikir Cinta Karya Anam Khoirul Anam. (2) Mengklasifikasi data yang termasukdalam lingkupp Strukturalisme Genetik yang terdapat dalam novel Dzikir-DzikirCinta (3) Menganalisis data yang termasuk Strukturalisme genetik. Adapun fokuspenelitian yang akan dianalisis secara naratif adalah strukturalisme genetik darisegi intrinsik novel, pandangan dunia pengarang serta sosial Budaya dalam novelDzikir Dzikir Cinta.

Hasil penelitian ini adalah strukturalisme genetik yang terkandung dalamnovel Dzikir-Dzikir Cinta karya Anam Khoirul Anam. Pertama, ada enamklasifikasi unsur intrinsik yang meliputi tema, penokohan, alur, latar, sudutpandang, dan amanat. Kedua, seorang pengaran adalah anggota kelas sosial, makalewat suatu kelaslah ia berhubungan dengan perubahan sosial. Ketiga, Sosialbudaya adalah segala sesuatu yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, moral,hukum, adat istiadat dan kebiasaan-kebiasaan yang diperoleh manusia melaluiakal budinya sebagai makhluk sosial.

Kata kunci: Kajian Strukturalisme genetik dan novel Dzikir-Dzikir Cinta

Page 9: KAJIAN STRUKTURALISME GENETIK DALAM NOVEL DZIKIR-DZIKIR ...

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i

HALAMAN PENGESAHAN............................................................................... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................................................... iii

SURAT PERNYATAAN ...................................................................................... iv

SURAT PERJANJIAN ......................................................................................... v

MOTO DAN PERSEMBAHAN .......................................................................... vi

ABSTRAK ............................................................................................................. vii

KATA PENGANTAR........................................................................................... viii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................................ 1B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 5C. Tujuan Penelitian ........................................................................................ 5D. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

A. Tinjauan Pustaka ......................................................................................... 81. Penelitian yang Relevan........................................................................ 82. Pengertian Sastra................................................................................... 93. Pengertian Novel ................................................................................... 124. Unsur unsur yang Membangun Novel .................................................. 135. Pendekatan Strukturalisme Genetik ...................................................... 16

B. Kerangka Pikir ........................................................................................... 22

BAB III METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian......................................................................................... 25B. Fokus Penelitian .......................................................................................... 25C. Defenisi Istilah ............................................................................................ 26D. Data dan Sumber Data ................................................................................ 26

Page 10: KAJIAN STRUKTURALISME GENETIK DALAM NOVEL DZIKIR-DZIKIR ...

E. Teknik Pengumpulan Data.......................................................................... 27F. Teknik Analisis Data................................................................................... 27

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ........................................................................................... 29B. Pembahasan................................................................................................. 54

BAB V PENUTUP

A. Simpulan ..................................................................................................... 59B. Saran............................................................................................................ 60

DAFTARPUSTAKA............................................................................................. 61

LAMPIRAN-LAMPIRAN

BIOGRAFI PENGARANG

SINOPSIS

RIWAYAT HIDUP PENULIS

Page 11: KAJIAN STRUKTURALISME GENETIK DALAM NOVEL DZIKIR-DZIKIR ...

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Karya sastra biasanya menampilkan suatu gambaran kehidupan yang

berdasarkan fakta sosial budaya, karya sastra pada dasarnya bukan hanya

sebagai hasil tiruan realitas kehidupan tetapi merupakan penafsiran-penafsiran

terhadap realitas yang terjadi di masyarakat (Aminuddin, 1987 : 8). Daiches

(1964) mengacu pada Aristoteles yang melihat sastra sebagai suatu karya yang

“ menyampaikan suatu jenis pengetahuan yang tidak bisa disampaikan dengan

cara yang lain”, yakni suatu cara yang memberikan kenikmatan yang unik dan

pengetahuan yang memperkaya wawasan pembacanya.

Sastra merupakan karya imajinatif yang menggambarkan kehidupan

bermasyarakat yang dapat dinikmati, dipahami, dan dapat dimanfaatkan oleh

kalangan masyarakat. Hasil dari imajinatif yang dilakukan oleh pengarang

tersebut dituangkan kedalam bentuk karya sastra. Bentuk karya sastra tersebut

misalnya drama, cerpen, puisi dan novel. Dalam penciptaan karya sastra

tersebut tidak hanya melalui imajinatif yang dilakukan oleh pengarang, tetapi

juga dari hasil pengalaman batin pengarang. Pengalaman batin pengarang

tersebut berupa peristiwa atau problem dunia yang menarik sehingga muncul

gagasan dan imajinasi yang dituangkan dalam bentuk tulisan. Biasanya,

masalah yang diketengahkan adalah masalah-masalah yang sering terjadi.

1

Page 12: KAJIAN STRUKTURALISME GENETIK DALAM NOVEL DZIKIR-DZIKIR ...

2

Pradopo (1994: 26) memandang karya sastra sebagai penggambaran

dunia dan kehidupan manusia, kriteria utama yang dikenakan pada karya

sastra adalah “kebenaran” penggambaran atau apa yang ingin digambarkan

pengarang kedalam karyanya. Melalui penggambaran tersebut pembaca dapat

menangkap penggambaran seseorang pengarang mengenai dunia sekitarnya,

apakah itu sudah sesuai dengan hati nuraninya atau belum.

Satu hal yang tidak terlepas dari penciptaan karya satra adalah latar

belakang pengarang itu. Beberapa hal yang dapat melatar belakangi pada saat

karya sastra itu diproses misalnya, kondisi kejiwaan si pengarang sendiri,

faktor religi, latar belakang sosial budaya atau masalah politik.

Sastra sebagai salah satu karya seni diciptakan oleh pengarang, dengan

maksud dapat dipahami, dinikmati, dan dimanfaatkan oleh masyarakat

pembaca. Untuk itu, tidaklah keliru jika dikatakan bahwa karya sastra itu

merupakan renungan terhadap segala masalah kehidupan manusia.

Keberadaannya lebih memperhatikan kondisi sosial dan mencoba

mengungkapkan masalah-masalah sosial pada suatu zaman tertentu, seperti

diungkapkan oleh (Wellek dan Austin, 1962 : 111) dalam kesusastraan.

Perlu diperhatikan bahwa fungsi sastra berubah dari zaman ke zaman,

sesuai kondisi dan kepentingan masyarakat pendukungnya. Sastra lisan

mempunyai fungsi sosial yang jelas dalam masyarakat tradisional sebagai

bagian dari ritual, seperti ritual berbalas pantun untuk mengantar pengantin di

berbagai kelompok adat di Indonesia, atau sebagai mantra penolak hujan dan

penolak bala (Budianta, 2008: 8).

Page 13: KAJIAN STRUKTURALISME GENETIK DALAM NOVEL DZIKIR-DZIKIR ...

3

Perkembangan novel di Indonesia sekarang ini cukup pesat, terbukti

dengan banyaknya novel-novel baru telah diterbitkan. Novel tersebut

mempunyai bermacam-macam tema dan isi yang lebih banyak

mengetengahkan kisah-kisah romantisme anak muda. Tema dalam karya satra

sejak dahulu hingga sekarang banyak mengetengahkan tentang masalah-

masalah sosial yang terjadi pada umumnya.

Novel sebagai karya fiksi menawarkan sebuah dunia yang berisi model

kehidupan yang diidealkan, dunia imajiner yang dibangun melalui berbagai

unsurnya. Semua unsur tersebut sengaja didegradasikan oleh pengarang dibuat

mirip, dimitasikan dengan dunia nyata lengkap dengan peristiwa-peristiwa dan

latarnya.

Goldman (dalam Faruk (1994: 18) mendefenisikan novel sebagai cerita

mengenai pencarian yang terdegradasi akan nilai-nilai yang otentik itu hanya

dapat dilihat dari kecenderungan dunia-dunia problematika yang hero. Nilai-

nilai tersebut hanya ada dalam kesadaran pengarang dengan bentuk yang

konseptual dan abstrak.

Melalui karya , seorang pengarang menawarkan hal-hal tertentu yang

berkaitan dengan kehidupan, yang mengajak pembaca untuk melihat,

merasakan, dan menghayati hal-hal yang berkaitan dengan kehidupan tersebut

dengan cara memandang permasalahan itu sebagaiman ia memandangnya.

Setelah membaca novel, mungkin sekali pembaca akan merasakan sesutau

yang belum dirasakan sebelumnya, mungkin berupa keharuan ikut merasakan

penderitaan atau kebahagiaan seperti yang dialami tokoh atau berbagai sifat

Page 14: KAJIAN STRUKTURALISME GENETIK DALAM NOVEL DZIKIR-DZIKIR ...

4

emotif lain yang dapat menyebabkan pembaca mengalami perubahan dalam

menyikapi hidup dan kehidupan ini (Nurgiyantoro, 1995: 71)

Karya sastra yang tercipta pada kurun waktu tertentu dapat menjadi

penggerak keadaan dan situasi yang terjadi pada penciptaan karya satra itu,

baik sosial budaya , agama politik ekonomi, dan pendidikan. Selain itu, karya

sastra dapat digunakan sebagai dokumen sosial budaya yang menangkap

realitas dari masa tertentu.

Lewat novelnya yang berjudul Dzikir-Dzikir Cinta karya Anam

Khoirul Anam, mengangkat masalah kehidupan sosial yang berkenaan dengan

masalah-masalah budaya yang timbul akibat adanya pergolakan hidup tentang

cinta, kepercayaan serta kedudukan wanita dan laki-laki yang terdapat

didalamnya.

Rusli adalah seorang santri dari Jawa Timur yang datang menimba

ilmu di pondok pesantren asuhan Kiai Mahfud, Jawa Tengah. Karena perangai

dan memiliki pribadi yang baik. Rusli mendapat kepercayaan dari Kiai

Mahfud dalam segala hal melebihi senior-seniornya yang ada di pesantern.

Salah satunya menjaga Fatimah putri sang Kiyai. Seperti pemuda pada

umumnya, meskipun berada di pondok, Seiring berjalannya waktu Rusli jatuh

cinta dan menjalinnya hubungannya dengan seorang gadis yang bernama

Sukma, teman Fatimah . Namun Cintanya harus kandas lantaran Kiai Mahfud

meminta Rusli untuk menikahi putrinya yang bernama Fatimah.

Banyak hal yang terjadi setelah Rusli menikahi Fatimah. Rusli tak

sepenuhnya menjadi milik Fatimah lantaran Rusli masih tidak bisa melupakan

Page 15: KAJIAN STRUKTURALISME GENETIK DALAM NOVEL DZIKIR-DZIKIR ...

5

orang dicintainya yaitu Sukma. Penderitaan yang teramat sangat yang

dirasakan oleh Rusli dan Sukma.

Novel Dzikir-Dzikir Cinta karya Anam Khoirul Anam merupakan

sebuah karya sastra yang tidak hanya cukup dinikmati saja. Melainkan perlu

mendapat tanggapan ilmiah. Peneliti merasa tertarik untuk mengkajinya

khususnya dengan menggunakan pendekatan strukturalisme genetik.

Penelitian ini diangkat dengan judul “Kajian Strukturalisme Genetik dalam

Novel Dzikir-Dzikir Cinta Karya Anam Khoirul Anam Tinjauan

Strukturalisme Genetik”.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimanakah struktur yang membangun novel Dzikir-Dzikir Cinta karya

Anam Khoirul Anam?

2. Bagaimanakah pandangan dunia pengarang dan latar belakang sosial

budaya dalam novel Dzikir-Dzikir Cinta karya Anam Khoirul Anam?

C. Tujuan Penelitian

1. Mendeskripsikan struktur yang membangun novel Dzikir-Dzikir Cinta

karya Anam Khoirul Anam.

2. Mendeskripsikan tentang pandangan dunia pengarang dan latar belakang

sosial budaya dalam novel Dzikir-Dzikir Cinta karya Anam Khoirul

Anam.

Page 16: KAJIAN STRUKTURALISME GENETIK DALAM NOVEL DZIKIR-DZIKIR ...

6

D. Manfaat Penelitian

Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat mencapai tujuan

secara optimal, menghasilkan laporan yang sistematis dan dapat bermanfaat

secara umum. Adapun manfaat yang didapatkan dari penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Manfaat teoretis

Secara teoretis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan

informasi yang lebih rinci dan mendalam tentang Strukturalisme genetik

dalam novel Dzikir-Dzikir Cinta karya Anam Khoirul Anam. Penelitian ini

dapat dijadikan fererensi teoretis pada kajian penelitian tentang sastra

khususnya novel. Penelitian ini juga diharapkan dapat memperluas

pengetahuan terutama jurusan pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Di

samping itu, bermanfaat berupaya mengembangkan mutu dan hasil

pembelajaran.

2. Manfaat praktis

Beberapa manfaat secara praktis dari penelitian ini, yaitu sebagai berikut:

a. Bagi peneliti, penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan

mengenai sastra, serta untuk memeroleh pengalaman menganalisis

Strukturalisme genetik dalam novel Dzikir- Dzikir Cinta karya Anam

Khoirul Anam.

b. Bagi pembaca, Penelitian Strukturalisme genetik dalam novel Dzikir-

Dzikir Cinta karya Anam Khoirul Anam ini dapat digunakan sebagai

Page 17: KAJIAN STRUKTURALISME GENETIK DALAM NOVEL DZIKIR-DZIKIR ...

7

bahan bacaan perbandingan dengan penelitian-penelitian lain yang telah

ada sebelumnya dalam menganalisis strukturalisme genetik.

c. Bagi peneliti lanjut, penelitian ini sebagai langkah awal untuk memotivasi

pembaca maupun peneliti agar menghasilkan penelitian baru yang dapat

bermanfaat bagi orang lain, dan juga bagi peneliti.

Page 18: KAJIAN STRUKTURALISME GENETIK DALAM NOVEL DZIKIR-DZIKIR ...

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

A. Tinjauan Pustaka

1. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang membahas tentang analisis strukturalisme genetik

dalam novel Dzikir-Dzikir Cinta Karya Anam Khoirul Anam, sejauh

pengetahuan penulis belum pernah dilakukan. Namun ada beberapa penelitian

yang dapat dijadikan sebagai bahan referensi.

Penelitian mengenai strukturalisme pernah dilakukan oleh Febry H.

Harianja (2014) yang berjudul Analisis Struktural Pada Novel 5 Cm Karya

Donny Dhirgantoro. Hasil penelitian disimpulkan bahwa novel 5 cm .

terdapat unsur-unsur intrinsik yang meliputi alur, perwatakan, latar, sudut

pandang, tema, dan amanat. Pengaruh latar belakang pengarang terlihat

kesamaan dengan tokoh-tokoh yang dibangun pada novel 5 cm.

Penelitian mengenai strukturalisme genetik pernah dilakukan oleh

Muliati (2013) yang berjudul Analisis Struktural-Genetik Pada Novel “Saya

Nujood Usia 10 Dan Janda Karya Nujood Ali . Berdasarkan hasil penelitian

disimpulkan bahwa Nujood adalah seorang figur pejuang wanita yang berhasil

melepaskan diri dari jerat perkawinan paksa di bawah umur, latar yang

digunakan dalam novel berdasarkan realitas masyarakat melalui tokoh Nujood

hadir sebagai tokoh hero yang memperjuangkan hak kaum perempuan, latar

belakang pengarang menciptakan novel yakni tidak menginginkan adanya

8

Page 19: KAJIAN STRUKTURALISME GENETIK DALAM NOVEL DZIKIR-DZIKIR ...

9

penindasan terhadap kaum perempuan, hubungan pengarang dengan novel

yakni Nujood dikenal sebagai pejuang wanita setelah menulis kisah dan

pandangan dunianya tentang emansipasi wanita melalui novel.

Penelitian mengenai strukturalisme genetik pernah juga dilakukan oleh

Andi Dwi Handoko (2010) Novel Orang-Orang Proyek Kaitannya Dengan

Trilogi Novel Ronggeng Dukuh Paruk Karya Ahmad Tohari. Berdasarkan

hasil penelitian dapat disimpulkan (1) menemubungan penciptaan unsur

intrinsik dalam novel Orang-Orang Proyek Kaitannya Dengan Trilogi Novel

Ronggeng Dukuh Paruk (2) pandangan sosial Ahman Tohari dalam novel

Orang-Orang Proyek Kaitannya Dengan Trilogi Novel Ronggeng Dukuh

Paruk adalah humanisssme universal Yng terdiri dari pendapat keagamaan,

kesenian, sosial budaya, politik, nilai moral dan (3) struktur sosial dalam novel

Orang-Orang Proyek Kaitannya Dengan Trilogi Novel Ronggeng Dukuh

Paruk dibagi menjadi dua yaitu lembaga pemerintah dan agama dengan ada

homologi antara struktur teks dan struktur sosial.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh beberapa peneliti dapat

disimpulkan bahwa, Peneliti pertama jelas terlihat hanya membahas ruang

lingkup unsur intrinsik saja, peneliti kedua membahas (latar belakang), dan

peneliti ketiga membahas unsur intrinsik, pandangan sosial dan struktur sosial

sedangkan penelitian yang dilakukan oleh penulis titik fokusnya terhadap

unsur intrinsik .Selain itu pandangan dunia pengarang dan latar belakang

sosial budaya yang terdalam karya sastra( novel)

Page 20: KAJIAN STRUKTURALISME GENETIK DALAM NOVEL DZIKIR-DZIKIR ...

10

2. Pengertian Sastra

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) arti kata sastra adalah

“karya tulis yang jika dibandingkan dengan tulisan lain, memiliki berbagai ciri

keunggulan, seperti keaslian, keartistikan, keindahan dalam isi dan

ungkapannya”. Karya sastra berarti karangan yang mengandung nilai-nilai

kebaikan yang ditulis dengan bahasa yang indah. Sastra memberikan wawasan

yang umum tentang masalah manusiawi, sosial, maupun intelektual, dengan

caranya yang khas. Pembaca sastra dimungkinkan untuk menginterpretasikan

teks sastra sesuai dengan wawasannya sendiri.

Menurut Wellek dan Warren (1989) sastra adalah sebuah karya seni

yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1) Sebuah ciptaan, kreasi, bukan imitasi

2) Luapan emosi yang spontan

3) Bersifat otonom

4) Otonomi sastra bersifat koheren (ada keselarasan bentuk dan isi)

5) Menghadirkan sintesis terhadap hal-hal yang bertentangan

6) Mengungkapkan sesuatu yang tidak terungkapkan dengan bahasa sehari-

hari.

Sastra bukanlah seni bahasa belaka, melainkan suatu kecakapan

dalam menggunakan bahasa yang berbentuk dan bernilai sastra. Jelasnya

faktor yang menentukan adalah kenyataan bahwa sastra menggunakan

bahasa sebagai medianya. Berkaitan dengan maksud tersebut, sastra selalu

bersinggungan dengan pengalaman manusia yang lebih luas daripada yang

Page 21: KAJIAN STRUKTURALISME GENETIK DALAM NOVEL DZIKIR-DZIKIR ...

11

bersifat estetik saja. Sastra selalu melibatkan pikiran pada kehidupan sosial,

moral, psikologi, dan agama. Berbagai segi kehidupan dapat diungkapkan

dalam karya sastra.

Dibawah ini dipaparkan pengertian sastra menurut para ahli (dalam

Hasan, 2013 ) yaitu:

a. Menurut Mursal Sastra atau Kesusastraan adalah pengungkapan dari fakta

artistik dan imajinatif sebagai manifestasi kehidupan manusia. (dan

masyarakat) melalui bahasa sebagai medium dan memiliki efek yang

positif terhadap kehidupan manusia (kemanusiaan).

b. Semi (1988: 8 ) Sastra. adalah suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni

kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya menggunakan

bahasa sebagai mediumnya.

c. Panuti Sudjiman (1986: 68) Sastra sebagai karya lisan atau tulisan yang

memiliki berbagai ciri keunggulan seperti keorisinalan, keartistikan,

keindahan dalam isi, dan ungkapanya.

d. Ahmad Badrun (1983: 16) Kesusastraan adalah kegiatan seni yang

mempergunakan bahasa dan garis simbol-simbol lain sebagai alai, dan

bersifat imajinatif.

e. Plato Sastra adalah hasil peniruan atau gambaran dari kenyataan

(mimesis). Sebuah karya sastra harus merupakan peneladanan alam

semesta dan sekaligus merupakan model kenyataan. Oleh karena itu, nilai

sastra semakin rendah dan jauh dari dunia ide.

Page 22: KAJIAN STRUKTURALISME GENETIK DALAM NOVEL DZIKIR-DZIKIR ...

12

Sastra dapat memberikan kesenangan atau kenikmatan kepada

pembacanya. Seringkali dengan membaca sastra muncul ketegangan-

ketegangan (suspense). Dalam ketegangan itulah diperoleh kenikmatan estetis

yang aktif. Adakalanya dengan membaca sastra kita terlibat secara total

dengan apa yang dikisahkan. Dalam keterlibatan itulah kemungkinan besar

muncul kenikmatan estetis. Menurut Luxemburg dkk (1989) sastra juga

bermanfaat secara rohaniah. Dengan membaca sastra, kita memperoleh

wawasan yang dalam tentang masalah manusiawi, sosial, maupun intelektual

dengan cara yang khusus.

Berdasarkan uraian di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa sastra

adalah hasil cipta manusia dengan menggunakan media bahasa tertulis

maupun lisan, bersifat imajinatif, disampaikan secara khas, dan mengandung

pesan yang bersifat relatif.

3. Pengertian Novel

Kata novel berasal dari bahasa Itali novella yang secara harfiah berarti

“sebuah barang baru yang kecil‟, dan kemudian diartikan sebagai „cerita

pendek dalam bentuk prosa‟. Abrams (dalam Nurgiyantoro, 2009: 9). Dalam

bahasa Latin kata novel berasal novellus yang diturunkan pula dari kata noveis

yang berarti baru. Dikatakan baru karena dibandingkan dengan jenis-jenis

lain, novel ini baru muncul kemudian (Tarigan, 1995: 164). Lebih jauh

Nurgiyantoro (2009: 10) menambahkan bahwa dewasa ini novel di

deskripsikan sebagai sebuah karya prosa fiksi yang cukup panjang dan tidak

terlalu panjang namun tidak terlalu pendek.

Page 23: KAJIAN STRUKTURALISME GENETIK DALAM NOVEL DZIKIR-DZIKIR ...

13

Dari berbagai pendapat diatas, disimpulkan bahwa novel adalah karya

fiksi yang menceritakan peristiwa atau nilai dalam masyarakat yang

merupakan hasil pengamatan pengarang terhadap realita hidup.

Sebagaimana karya sastra yang lain, novel menawarkan berbagai

macam permasalahan yang dialami dalam kehidupan manusia. Novel, atau

seringkali disebut sebagai karya fiksi, merupakan bentuk penceritaan

kehidupan manusia dan kemanusiaan yang bersifat fragmentaris, teknik

pengungkapannya padat, dan pembentu strukturnya bersifat padu. Koherensi

dan kepaduan unsur cerita membentuk suatu totalitas merupakan faktor

penentu keindahan dan keberhasilan novel sebagai karya sastra fiksi.

(Nurgiyantoro, 1995: 4).

Novel mempunyai bentuk bersifat pembeberan, sesuai dengan

hakikatnya dalam menampilkan masalah yang kompleks. Berdasarkan cerita

yang dibeberkan atau dikembangkan itulah, pembaca berusaha menafsirkan

dasar utama cerita, berdasarkan detil-detil unsur yang ditemui dalam karya

sastra. Samin. 2016). (online).

4. Unsur-Unsur yang Membangun Novel

Pada dasarnya karya satra dibangun atas dua unsur yang berbeda

dalam penjabarannya. Unsur tersebut adalah unsur intrinsik dan unsur

ekstrinsik.

Page 24: KAJIAN STRUKTURALISME GENETIK DALAM NOVEL DZIKIR-DZIKIR ...

14

a. Unsur Itrinsik

Unsur intrinsik adalah unsur yang membangun karya sastra dari

dalam. Unsur inilah yang menjadi ciri khas sebuah karya sama seperti

novel. Unsur intrinsik yang dimaksud adalah:

1) Tema

Tema adalah pokok pemikiran, ide atau gagasann serta yang akan

disampaikan oleh penulis dalam tulisannya. Tema dapat diarttikan sebagai

pengungkapan maksud tujuan, tujuan yang dirumuskan secara singkat dan

wujudnya berupa satu kalimat.

2) Alur

Alur adalah unsur strukur yang berwujud jalinan peristiwa dalam

karya sastra, yang memperlihatkan kepaduan (koherensi) tertentu yang

diwujudkan antara lain oleh hubungan sebab akibat, tokoh, tema atau,

ketiganya.

3) Penokohan atau Perwatakan

Tokoh cerita adalah pelaku sebuah cerita baik fiksi maupun non

fiksi yang menggambarkan dan mengembangkan karakter tokoh-tokoh

dalam cerita. Ia merupakan tokoh yang paling banyak diceritakan, baik

sebagai pelaku kejadian maupun yang dikenai kejadian.

4) Latar (Setting)

Latar atau setting yang disebut juga landas tumpu, mengarah

kepada pengertian tempat, hubungan waktu, dan lingkungan sosial tempat

Page 25: KAJIAN STRUKTURALISME GENETIK DALAM NOVEL DZIKIR-DZIKIR ...

15

terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan. Latar adalah keterangan

mengenai ruang, waktu, dan suasana.

5) Sudut pandang

Sudut pandang atau posisi pengarang dalam cerita tersebut.

Apakah ia ikut terlibat langsung dalam cerita itu atau hanya sebagai

pengamat yang berdiri diluar cerita. Suroto (dalan Sariana Yanti, 2015

:21). Ini dapat dilihat dalam penggunaan kata ganti “aku” dan “dia” dalam

karangan.

6) Amanah

Amanah adalah gagasan yang mendasari karya sastra atau pesan

yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca atau pendengar. Pada

dasarnya karya sastra adalah perwujudan pengarang ekspresi, tanggapan

terhadap suatu permasalahan yang menarik bagi karya itu. Pengarang

menuangkan ide, tanggapan, kesan, dan pesan bahkan melalui karya

sastra, sastrawan menggambarkan solusi dari sebuah permasalahan.

Dari pernyataan diatas bahwa jelas dalam karya sastra ada pesan

khusus penulis yangt ingin disampaikan kepada pembaca. Pesan khusus

yang dimaksud adalah kesan yang dapat dijadikan pegangan agar lebih arif

dalam meniti hidup, seandainya, pembaca mengalami menemui, dan

menghadapi permasalahan yang sama dengan cerita dalam karya itu. pesan

khusus itulah yang disebut amanah

Page 26: KAJIAN STRUKTURALISME GENETIK DALAM NOVEL DZIKIR-DZIKIR ...

16

b. Unsur Ekstrinsik

Secara leksikal kata ekstrinsik berasal dari luar, tidak termasuk dalam

intinya. Akan tetapi, dalam karya sastra hal-hal yang berada di luar karya

sastra secara tidak langsung dapat memengaruhi bangunan atau organisme

karya sastra itu. Faktor ekstrinsik cukup berpengaruh/bahkan untuk karya

pengarang tertentu cukup menentukan totalitas karya sastra yang dihasilkan.

Unsur ekstrinsik merupakan sebuah cerita rekaan tetap dipandang sebagai

sesuatu yang penting.

Unsur ekstrinsik adalah unsur yang membangun karya sastra dari luar.

Yang termasuk dalam unsur ekstrinsik adalah psikologi, sosial, moral budaya,

filsafat, lingkungan dan agama.

Unsur ekstrinsik dalam penelitian ini di khususkan pada unsur nilai-

nilai moral yang terkandung dalam novel Dzikir-Dzikir Cinta karya Anam

Khoirul Anam karena penulis beranggapan bahwa setiap karya sastra tidak

terlepas dari nilai unsur ekstrinsik yang membangun dari luar karya sastra

tersebut. Membahas tentang nilai moral, kita tidak lepas dari nilai sosial

karena implementasi dari nilai moral di gunakan dalam kehidupan sosial.

Contoh nilai sosial yang erat kaitannya adalah kasih sayang, ketaatan,

kemanusiaan, atau mempunyai sifat yang baik, memiliki budi luhur atau

pekerti yang baik, serta kemauan keras dan tanggung jawab yang berupa;

perwujudan kesadaran dan kewajiban.

Page 27: KAJIAN STRUKTURALISME GENETIK DALAM NOVEL DZIKIR-DZIKIR ...

17

5. Pendekatan Strukturalisme Genetik

Goldman menyebutkan teorinya sebagai teori strukturalisme genetik.

Ia percaya bahwa karya sastra merupakan sebuah struktur. Akan tetapi,

struktur itu bukanlah sesuatu yang statis, melainkan merupakan produk dari

proses sejarah yang terus berlangsung, proses strukturasi dan destrukturasi

yang hidup dan dihayati oleh masyarakat karya sastra yang bersangkutan.

Sebagai sebuah teori, strukturalisme genetik merupakan sebuah pernyataan

yang dianggap sahih mengenai kenyataan. Pernyataan itu dikatakan sahih jika

di dalamnya terkandung gambaran mengenai tata kehidupan yang bersistem

dan terpadu, yang didasarkan pada sebuah landasan ontologi yang berupa

kodrat keberadaan kenyataan itu dan Pada landasan epistemologi yang berupa

seperangkat gagasan yang sistematik mengenai cara memahami atau

mengetahui kenyataan yang bersangkutan. Keseluruhan persyaratan di atas

tercakup dalam enam konsep dasar yang membangun teori termaksud adalah,

yaitu fakta kemanusiaan, subjek kolektif, strukturasi, pandangan dunia,

pemaahaman dan penjelasan Goldman (dalam Faruk 2010: 56)

a. Fakta Kemanusiaan

Fakta kemanusiaan merupakan landasan ortologis dari strukturalisme-

genetik. Adapun yang dimaksud dengan fakta tersebut adalah segala hasil

aktifitas atau perilaku manusia baik yang verbal maupun yang fisik., yang

berusaha dipahami oleh ilmu pengetahuan. Fakta itu dapat berwujud aktivitas

sosial tertentu seperti sumbangan bencana alam, aktifitas politik tertentu

Page 28: KAJIAN STRUKTURALISME GENETIK DALAM NOVEL DZIKIR-DZIKIR ...

18

seperti Pemilu, maupun kreasi kultural seperti filsafat, seni rupa, seni musik,

seni patung, dan seni sastra (Faruk 2010: 57)

Goldman menganggap semua fakta kemanusiaan merupakan suatu

struktur yang berarti. Yang dimaksudkannya adalah bahwa fakta-fakta itu

sekaligus mempunyai struktur tertentu dan arti tertentu. Oleh karen itu,

pemahaman mengenai fakta –fakta kemanusiaan harus mempertimbangkan

struktur dan artinya. Adapun tujuan yang menjadi arti dari fakta-fakta

kemanusiaan itu sendiri tumbuh sebagai respons dari subjek kolektif maupun

individual terhadap situasi dan kondisi yang ada dalam diri dan sekitarnya,

pembangunan suatu percobaan dari subjek untuk mengubah situasi yang ada

agar cocok bagi aspirasi-aspirasi subjek itu Goldman (dalam Faruk 2010: 57-

58).

b. Subjek Kolektif

Fakta kemanusiaan, seperti telah disinggung di muka bukanlah sesuatu

yang muncul begitu saja, melainkan merupakam hasil aktivitas manusia

sebagai subjek kolektif. Perbedaan itu sesuai dengan jenis fakta kemanusiaan.

Subjek individual merupakan subjek fakta individual (libidinal), sedangkan

subjek kolektif merupakan subjek fakta sosial (historis) (Faruk 2010: 83 )

Subjek demikianlah yang juga menjadi subjek karya sastra yang besar

sebab karya sastra semacam itu merupakan hasil aktivitas yang objeknya

sekaligus alam semesta dan kelompok manusia. Karya sastra yang besar

berbicara tentang alam semesta dan hukum-hukumnya serta persoalan-

persoalan yang tumbuh darinya Goldman (dalam Faruk: 83)

Page 29: KAJIAN STRUKTURALISME GENETIK DALAM NOVEL DZIKIR-DZIKIR ...

19

c. Pandangan Dunia

Pandangan dunia itu adalah sebuah pandangan dengan koherensi

menyeluruh, merupakan perspektif yang koheren dan terpadu mengenai

manusia, hubungan antar manusia dan alam semesta secara keseluruhan.

Koherensi dan keterpaduan tersebut tentu saja menjadi niscaya karena

pandangan dunia tersebut dibangun dalam perspektif sebuah kelompok

masyarakat yang berada dalam posisi tertentu dalam struktur sosial secara

keseluruhan, merupakan respons kelompok masyarakat terhadap lingkungan

sosial yang juga tertentu. Pandangan dunia priyayi, sebagaimana yang

digambarkan di atas, dapat menjadi contoh yang jelas mengenai keterpaduan

itu. Seluruh alam semesta, yang natural maupun supernatural, seluruh aktivitas

manusia, dari aktivitas sosial, verbal, sampai dengn aktivitas fisikal, dibingkai

oleh dua oposisi antara dua konsep dasar, yaitu oposisi antara yang halus

dengan yang kasar. (Faruk 2010: 70)

d. Struktur Karya Sastra

Karya sastra yang besar merupakan produk strukturasi dari subjek

kolektif seperti yang dikemukakan di atas. Oleh karena itu, karya sastra

mempunyai struktur yang koheren dan terpadu. Dalam konteks strukturalisme-

genetik, seperti yang terlihat dari konsep-konsep kategori di atas, konsep

struktur karya sastra berbeda dari konsep struktur yang umum dikenal (Faruk

2010: 71).

Di dalam esainya yang berjudul ”The Epistemology Of Sociology”

(1981: 55-74) Goldmann mengemukakanj dua pendapat mengenai karya sastra

Page 30: KAJIAN STRUKTURALISME GENETIK DALAM NOVEL DZIKIR-DZIKIR ...

20

merupakan ekspresi pandangan dunia secara imajiner. Kedua, bahwa dalam

usahanya mengekspresikan pandangan dunia itu, pengarang menciptakan

semesta tokoh-tokoh, objek-objek, dan relasi-relasi secara imajiner. Dengan

mengemukakan dua hal tersebut Goldmann dapat membedakan karya sastra

dari filsafat dan sosiologi.

Dari kedua pandangan itu jelas bahwa Goldmann mempunyai konsep

struktur yang bersifat tematik yang menjadi pusat perhatiaanya adalah relasi

antara tokoh dengan tokoh dan tokoh dengan objek yang ada disekitarnya.

e. Dialektika Pemahaman-Penjelasan

Untuk mendapatkan pengetahuan mengenai karya sastra dengan kodrat

keberadaan (ontologi) semacam itu Goldmann kemudian mengembangkan

sebuah metode yang disebutkannya sebagai metode dialektika. Menurut

Goldmann (1997: 8) metode itu merupakan metode yang khas yaang berbeda

dari metode positivistik, metode intuitif, dan metode biografis yang

psikologis.

Konsep “pemahaman penjelas“ dan “ keseluruhan-bagian“ terkait

dengan metode yang digunakan oleh teori strukturalisme genetik. Karya sastra

harus dipahami sebagai struktur yang menyeluruh. “Pemahaman“ sastra

sebagai struktur menyeluruh akan mengarahkan pada “ penjelasan“ hubungan

sastra dengan sosio-budaya sehingga karya sastra memiliki arti.

Strukturalisme genetik sebagai teori dengan demikian menawarkan

sebuah metode analisis data. Berkaitan dengan analisis data tersebut, konsep

“pemahaman-penjelas“ dan “bagian-keseluruhan“ memberikan prosedur

Page 31: KAJIAN STRUKTURALISME GENETIK DALAM NOVEL DZIKIR-DZIKIR ...

21

sebagi berikut. Pertama, data novel dianalisis bagian per bagian. Untuk

memeroleh pemaknaan, bagian-bagian harus dipandang dalam hubungannya

sebagai keseluruhan. Dalam analisis ini, perhatian utama peneliti adalah

hubungan antara tokoh dengan tokoh lain maupun hubungan tokoh dengan

lingkungannya.

Dengan demikian terlihat problem yang dihadapi masing-masing

tokoh. Kedua, agar hubungan bagian keseluruhan novel tersebut dapat

dipahami, maka peneliti harus memberikan penjelasan. Penjelasan dilakukan

dengan cara menghubungkan struktur novel dengan struktur sosial pengarang

yang meliputi kehidupan sosial pengarang dan sejarah yang secara sinkronis

dianggap mengongdisikan pengarang menulis novel. Khaerul. 2010.

Strukturalisme genetik. (online).

f. Sosial Budaya

Sosial budaya terdiri darai dua kata, pertama defenisi sosial, menurut

kamus besar bahasa indonesia segala sesuatu yang mengenai masyarakat atau

kemasyarakatan atau dapat juga berarti suka memperhatikan kepentingan

umum. Bodhya yang artinya pikiran dan akal budi. Budaya adalah segala hal

yang dibuat oleh manusia berdasarkan pikiran dan akal budinya yang

mengandung cinta, rasa, dan karsa. Dapat berupa kesenian, pengetahuan,

moral, hukum, kepercayaan, adat istiadat ataupun ilmu. Maka defenisi sosial

budaya adalah segala hal yang diciptakan oleh manusia dengan pemikiran dan

budi nuraninya dalam kehidupan masyarakat. Atau lebih singkatnya manusia

Page 32: KAJIAN STRUKTURALISME GENETIK DALAM NOVEL DZIKIR-DZIKIR ...

22

membuat sesuatu berdasar budi dan pikirannya yang diperuntukkan dalam

kehidupan bermasyarakat.

Dalam studi budaya sebagai bidang akademis, “teori kebudayaan”

adalah sarana atau alat untuk menjelaskan sifat-sifat, ciri-ciri kebudayaan, dan

implikasinya pada kehidupan bermasyarakat. Secara garis besar ada tiga isu

utama dalam bidang ini. Pertama, masalah isi dimana teori merupakan alat

untuk memahami apa yang membentuk kebudayaan seperti nilai, aturan,

narasi, ideologi, patologi, wacana, akal sehat, dan banyak hal lain. Kedua,

implikasi sosial, dimana teori berusaha menunjukkan model-model pengaruh

kebudayaan terhadap struktur sosial dan kehidupan sosial. Ketiga, soal

hubungan antara kebudayaan dan individu: antara tindakan/ aksi, pelaku/agen,

dan diri (Soetrisno dan Putranto, 2005: 259).

Jadi, hubungan konteks sosial dan budaya sangat erat, sosial

mencondongkan perhatiannya pada masyarakat dan budaya sendiri hasil dari

gambaran sosial masyarakat secara kolektif dan menjadi sebuah rujukan

bersama.

B. Kerangka Pikir

Kerangka pemikiran merupakan proses tentang alur pikir seseorang

dalam menganalisis dan memecahkan suatu persoalan atau masalah-masalah

yang akan dihadapi, serta memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan

yang diajukan dalam perumusan masalah.

Page 33: KAJIAN STRUKTURALISME GENETIK DALAM NOVEL DZIKIR-DZIKIR ...

23

Penelitian ini menganalisis karya sastra berupa novel. Novel yang

dianalisis adalah novel berjudul Dzikir-Dzikir Cinta Karya Anam Khoirul

Anam. Penganalisisan novel menggunakan pendekatan strukturalisme genetik.

Strukturalisme genetik merupakan pendekatan yang menganalisis unsur

intrinsik sutau karya sastra secara menyeluruh tanpa mengabaikan pandangan

dunia pengarang dan struktur sosial yang menjadi pondasi awal terciptanya

karya sastra.

Penerapan pendekatan strukturalisme genetik ditempuh dengan cara

menganalisis hubungan-hubungan yang terjalin antar unsur intrinsik atau

struktur teks dan memasukkan pandangan dunia pengarang. Analisis

pandangan dunia pengarang bertujuan memperoleh gambaran yang jelas

mengenai kondisi sosiologis yang turut memengaruhi terciptanya cerita dalam

novel Dzikir-Dzikir Cinta karya Anam Khoirul Anam.

Penganalisisan pada penelitian ini meliputi pengalisisan struktur novel

berupa unsur intrinsik maupun unsur yang berada diluar karya. Setelah

langkah tersebut selesai, peneliti menganalisis pandangan dunia pengarang

dan sosial budaya dalam novel tersebut.

Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas dapat dilihat bagan

kerangka pikir berikut:

Page 34: KAJIAN STRUKTURALISME GENETIK DALAM NOVEL DZIKIR-DZIKIR ...

24

Bagan Kerangka Pikir

Novel Dzikir-DzikirCinta

Analisisstrukturalisme

Genetik

Unsur Intrinsik Pandangan Duniapengarang

Sosial Budaya

Analisis

Hasil

Karya sastra

Page 35: KAJIAN STRUKTURALISME GENETIK DALAM NOVEL DZIKIR-DZIKIR ...

25

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian adalah suatu strategi atau cara yang disusun secara

sistematis dengan perencanaan yang matang untuk memecahkan suatu

masalah, dengan dukungan data yang difokuskan pada satu permasalahan saja

sebagai landasan dalam mengambil sutau kesimpulan. Penelitian ini tidak

hanya sekadar menerapkan proses yang sistematis akan tetapi juga dilakukan

dengan menggunakan metode ilmiah.

Desain penelitian pada hakikatnya merupakan strategi yang mengatur

ruang atau teknis penelitian agar memeroleh data maupun kesimpulan hasil

penelitian. Adapun metode penelitian yang digunakan adalah metode

deskriptif kualitatif. Metode deskriptif kualitatif yaitu, mengumpulkan,

mengolah, mereduksi, menganalisis dan menyajikann data secara objektif atau

sesuai dengan kenyataan yang ada di lapangan untuk memeroleh data.

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan judul penelitian kajian strukturalisme genetik dalam novel

Dzikir-Dzikir Cinta karya Anam Khoirul Anam maka fokus penelitian ini

adalah strukturalisme genetik yang terdapat dalam novel tersebut dimana

fokus penelitian yang di gunakan adalah fokus tunggal.

25

Page 36: KAJIAN STRUKTURALISME GENETIK DALAM NOVEL DZIKIR-DZIKIR ...

26

C. Definisi Istilah

Defenisi istilah digunakan untuk menghindari perbedaan terhadap

istilah yang digunakan dalam penelitian ini, sehingga hal yang dalam

penelitian ini menjadi jelas. Dalam penelitian ini, masalah pokok adalah

menganalisis strukturalisme genetik pada novel Dzikir-Dzikir Cinta Karya

Anam Khoirul Anam. Adapun istilah yang dimaksud sebagai berikut:

1. Kajian adalah Hasil mengkaji. Kata kajian adalah kata yang perlu ditelaah

lebih jauh lagi maknanya karena tidak bisa langsung dipahami oleh semua

orang.

2. Strukturalisme-Genetik pada prinsipnya adalah teori sastra yang

berkeyakinan bahwa karya sastra tidak semata-mata merupakan suatu

struktur yang statis dan lahir dengan sendirinnya, melainkan merupakan

hasil kajian strukturasi struktur kategoris pikiran subjek penciptanya atau

subjek kolektif tertentu yang terbangun kibat interaksi antara subjek itu

dengan situasi dan ekonomi tertentu.

3. Sosial budaya adalah segala sesuatu yang mencakup pengetahuan,

kepercayaan, hukum, moral, adat istiadat, dan kebiasaan-kebiasaan yang

diperoleh manusia melalui akal budinya sebagai mahluk sosial.

D. Data dan Sumber Data

1. Data

Data yang dimaksud dalam penelitian ini adalah keterangan yang

dijadikan objek kajian, yakni kata, kalimat/ungkapan yang mendukung

Page 37: KAJIAN STRUKTURALISME GENETIK DALAM NOVEL DZIKIR-DZIKIR ...

27

genetik. Data yang dimaksud adalah yang menyangkut dengan strukturalisme

genetik dalam novel Dzikir-Dzikir Cinta karya Anam Khoirul Anam.

2. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini, yakni novel yang berjudul Dzikir-

Dzikir Cinta karya Anam Khoirul Anam.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang penulis gunakan untuk memeroleh

data dan informasi mengenai strukturalisme genetik yaitu dengan melakukan

penulisan pustaka (percetakan). Adapun langkah-langkah yang ditempuh

penulis dalam teknik pengumpulan data adalah sebagai berikut:

1. Mencari dan mengumpulkan standar acuan yang dijadikan acuan dalam

penelitian penelitian secara sistematis dan struktur agar tidak menjadi

kesalahan akan subjek yang diteliti.

2. Membaca novel Dzikir-Dzikir Cinta secara keseluruhan.

3. Memahami isi novel yang telah di baca dan berkaitan erat dengan masalah

strukturalisme genetik.

4. Menganalisis paragraf demi paragraf, bab demi bab, dan melakukan

pengklasifikasian.

5. Mengelompokkan data yang di dalamnya mengandung strukturalisme

genetik.

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data penelitian sastra selalu berkait dengan teori,

konsep, dan metode. Teori yang dipergunakan peneliti sesuai dengan prinsip-

Page 38: KAJIAN STRUKTURALISME GENETIK DALAM NOVEL DZIKIR-DZIKIR ...

28

prinsip teknik analisis data berdasarkan teori Strukturalisme Genetik. Sasaran

penelitian dengan teori strukturalisme genetik adalah memahami pandangan

pengarang tentang masyarakat dalam teks karya sastra.

Data yang diperoleh dalam penelitian ini, dianalisis berdasarkan

pendekatan strukturalisme genetik dengan langkah-langkah sebagai berikut

ini:

a. Membaca berulang-ulang seluruh isi novel Dzikir-Dzikir Cinta Karya

Anam Khoirul Anam.

b. Mengidentifikasi unsur intrinsik yang terdapat pada novel Dzikir-Dzikir

Cinta karya Anam Khoiru Anam.

c. Identifikasi dan analisis data pandangan dunia pengarang novel Dzikir-

Dzikir Cinta karya Anam Khoirul Anam.

d. Identifikasi dan analisis data yang berhubungan dengan sosial Budaya

yang terdapat dalam novel Dzikir-Dzikir Cinta karya Anam Khoirul

Anam.

e. Mengadakan pemeriksaan keabsahan data berdasarkan aspek 1 yang

dianalisis sebagai hasil penelitian.

f. Apabila hasil penelitian sudah dianggap sesuai, maka hasil tersebut

dianggap sebagai hasil akhir.

Page 39: KAJIAN STRUKTURALISME GENETIK DALAM NOVEL DZIKIR-DZIKIR ...

29

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Pada bab ini akan diuraikan secara terperinci hasil penelitian terhadap

novel Dzikir-Dzikir Cinta Karya Anam Khoirl Anam, dengan menggunakan

pendekatan analisis deskriptif. Hasil penelitian ini akan dikemukakan

beberapa data yang diperoleh sebagai bukti hasil penelitian. Data akan

disajikan pada bagian ini adalah data yang memuat aspek strukturalisme

genetik sebagai salah satu unsur pembentuk novel tersebut. Berdasarkan

pendekatan yang digunakan oleh penulis dala menganalisis novel Dzikir-

Dzikir Cinta Karya Anam Khiorul Anam maka diharapkan dapat

mengungkapkan secara terperinci dan jelas.

Analisis data dilakukan dalam tiga bagian. Pertama, analisis data yang

berhubungan dengan struktur novel Dzikir-Dzikir Cinta karya Anam Khoirul

Anam yaitu unsur intrinsik yg meliputi tema, alur, penokohan/perwatakan,

latar/setting, sudut pandang dan amanat. Kedua, analisis data yang

berhubungan dengan kehidupan sosial pengarang Anam Khoirul Anam yang

berhubungan dengan novel Dzikir-Dzikir Cinta. Ketiga, analisis data yang

berhubungan dengan sosial budaya masyarakat yang terdapat dalam novel

Dzikir-Dzikir Cinta karya Anam Khorul Anam.

29

Page 40: KAJIAN STRUKTURALISME GENETIK DALAM NOVEL DZIKIR-DZIKIR ...

30

1. Unsur Intrinsik

a. Tema

Seorang pengarang yang mengemukakan hasil karya tentu ada sesuatu

yang ingin disampaikan kepada pembacanya. Sesuatu yang menjadi gagasan

pokok yang menjadi pemikiran itulah yang disebut tema. Tema dalam sebuah

cerita tidak disampaikan secara langsung, namun secara emplisit melalui cerita

dengan kata lain tema tersembunyi dalam cerita.

Seperti halnya dengan novel “Dzikir-Dzikir Cinta” tema tidak

disampaikann secara langsung, akan tetapi harus membaca cerita kata demi

kata, agar bisa mengetahui makna yang terkandung di dalam cerita.

Penulis dalam menulis karya sastra ini, bukan hanya lahir sekadar

bercerita, melainkan juga ingin menyampaikan pesan tertentu kepada

pembaca. Novel Dzikir-Dzikir Cinta pada dasarnya mengemukakan tentang

masalah agama dan dikembangkan dengan menceritakan masalah percintaan

para tokohnya. Jadi tema yang mendasari novel ”Dzikir-Dzikir Cinta” yaitu

masalah agama dan cinta. Kutipan dapat dilihat sebgai berikut:

Konteks:

“Kenapa aku selalu merindukan suranya tiap malam-malamku?Sehabis aku bermunajat kepada-Mu? Apakah benih cinta bersemiseiring musim gugur? Benarkah rasa ini adalah rasa karena cinta?Apakah aku tegolong manusia yang sesat hanya karena terpesonapada sebuah keindahan ciptaan-Mu? Aku harap semua ini tidakmembuatku lalai akan keindahan sejati-Mu. Semoga menyadarikeindahan mahluk-Mu juga berarti aku mengingat keagungan-Mu?”(hal. 191 paragraf ke-2)

Kutipan di atas menggambarkan bahwa cinta bukan hanya terpaut pada

pesona lahiriah, melainkan pada substansi cinta itu sendiri, yaitu kemampuan

Page 41: KAJIAN STRUKTURALISME GENETIK DALAM NOVEL DZIKIR-DZIKIR ...

31

untuk sebanyak mungkin mendistribusikan kasih sayang demi kebaikan

kemanusiaan. Cinta sesungguhnya dapat dijadikan medium bagi kecintaan kita

kepada Tuhan.

b. Alur ( Plot )

Plot yang digunakan dalam novel “ Dzikir-Dzikir Cinta” adalah plot

maju mundur atau alur sorot balik, yaitu urutan kronologis peristiwa-peristiwa

yang disajikan dalam cerita disela dengan peristiwa yang terjadi sebelumnya.

Sorot balik ini ditampilkan di dalam dialog, di dalam mimpi, atau sebagai

lamunan tokoh yang menelusuri kembali jalan hidupnya atau teringat kembali

suatu jalan peristiwa yang masa lalu.

Adapun urutan-urutan penyajian peristiwa secara kronologis dalam

novel Dzikir-Dzikir Cinta Karya Anam Khoirul Anam, dapat diuraikan

sebagai berikut:

a) Eksposisi

Dalam bab pertama novel Dzikir-Dzikir Cinta karya Anam Khoirul

Anam diawali dengan paparan, yaitu pemaparan tentang sebuah desa yang

tenteram dan damai. Dapat dilihat pada kutipan sebagai berikut:

Konteks:

“SENJA tampak sayu di balik lipatan kabut. SuasanaKampungkuning tampak remang dan lengang, meski maatahari belumsepenuhnya tenggelam. Ia masih membiaskan warna-warnamempesona, teduh memandikan jiwa yang sepi. ketakjuban memancardi antara lanskap yang kian tirus, berurai sendu. Ceracau burung yanghinggap di atas dahan nan landai meriuhkan suasana. Di senja kala itu,langit tampak mendung sembab. Burai, kabut hitam putih menyelimutiberbukitan yang membuhul diantara celah-celah ranting pepohonan.Gerimis turun berlarik-larik dari langit, seperti sekawanan anak panahyang dihujamkan ke perut bumi.”(hal 21 paragraf ke-1)

Page 42: KAJIAN STRUKTURALISME GENETIK DALAM NOVEL DZIKIR-DZIKIR ...

32

Paparan selanjutnya yaitu tentang tokoh Rusli yang datang dari Jawa

Timur untuk menimba ilmu di pondok pesantren Al-masnawiyyah dan

paparan tentang tokoh Sukma yang saleha dan taat beribadah seperti

dalam kutipan sebagai berikut:

Konteks: (1)

“Pemuda itu berjalan ke arah utara, tepat setelah ia turun dariangkutan kota. Di pundaknya terdapat ransel yang terlihat saratdengan muatan. Dengan mengenakan busana khas santri ia menyusurijalan setapak di hadapannya.”(hal. 35 paragraf ke-1)

Konteks: (2)

“Tepat di depan bola matanya sebuah sajadah tergelar. Lalu gadis itumengambil rukuhnya. Ia kenakan lalu, menghadap ke rah kiblat.Dengan tenag dan kusyu ia melakukan ritual suci, Tahajjud. Setelahmelakukan shalat beberapa rakaat. Gadis itu mengambil kitab suci Al-qur’an. Syahdu suaranya melafal.” (hal 88 paragraf ke-1)

b) Ransangan

Ransangan timbul ketika muncul tokoh yang menjadi penengah antara

hubungan Rusli dan Sukma. Ia adalah Fatimah putri kiyai Mahfud. Dalam

novel ” Dzikir-Dzikir Cinta” telah terjadi beberapa konfliks atau pertikaian,

yaitu konfliks yang terjadi pada tokoh tambahan dan yang terjadi pada tokoh

utama. Maka konfliks kecil yang terjadi terdapat pada kutipan sebagi berikut:

Konteks: (1)

“Tampak keringat dingin membanjir dari kedua jidat mereka, pucatpasi. Masya Allah! Astagfirullahal adzim! Nudzubillahi min dzalik!Astaga! Dimana Tuhan dan rasa mau ketika itu? bukankah Tuhantelah melarang percabulan semacam itu sebelum kau mengenal nama?Dan, Tuhan pun seakan memalingkan wajah pada seoerangPezina.”(hal.52 paragraf ke-1)

Page 43: KAJIAN STRUKTURALISME GENETIK DALAM NOVEL DZIKIR-DZIKIR ...

33

Kutipan data tersebut menjelaskan konfliks yang terjadi antara Hasim

dan Ki Ageng Panembahan. Konflik tersebut disebabkan karena Hasim

dipergoki ciuman dengan putri ki Ageng Panembahan.

Konteks: (2)

“Dengan mengendarai speda motor mereka bersikap angkuh padapartisipan pendukung Gus Mu’ali yang sedang konvoi. Tanpa alasanyang jelas tiba-tiba salah satu preman memukuli partisipan denganbalok. Tak ayal jika cucuran darah muncrat dari jidatnya. Ia terlukaparah.( hal. 257 paragraf ke-2)

Data di atas menunjukkan bahwa konflik yang terjadi disebabkan

beberapa preman yang dengan tiba-tiba menyerang tanpa sebab.

c) Konflik atau Tikaian

Adapun konfliks utama yang membangun novel “Dzikir-Dzikir

Cinta” adalah pertarungan antara wacana otoritas Kiyai yang kemudian

melahirkan konsep barokah dengan kenyataan rasa cinta yang harus

menampik otoritas itu. Adapun kutipannya sebagai berikut:

Konteks: (1)

”Sepanjang perjalanan pikirannya jadi kacau. Ia makin bimbang.Bingung. Jika ia menolak ajakan dari Kiyai Lathif, ia takut tidakmendapat barokah dari ilmunya. Ia juga merasa takut jika nanti iamenolak ajakan itu akan mendapat murka dari Abahnya. Tapi,bagaimana dengan harapan cintanya pada Rusli? Apakah begitu sajaia pupuskan hanya untuk menuruti sebuah keinginan seseorang yangtak pernah ia harap dan tak pernah ia cintai, dan tak pernah akan bisamasuk dalam wadag hatinya?”(hal. 318 paragraf ke-4)

Kutipan di atas menjelaskan Fatimah didera dilema yang amat akut

antara keharusan menerima kiyai walau hatinya tidak pernah ada cinta, dan

Page 44: KAJIAN STRUKTURALISME GENETIK DALAM NOVEL DZIKIR-DZIKIR ...

34

kejujuran untuk menolak meski penolakannya melahirkan rasa ketakutan

tidak mendapatkan barokah.

Konteks: (2)

“...dan aku dibuat semakin kaget dan tak berdaya saat kiyai Mahfudmengemukakan rencana untuk menjodohkan aku dengan putrinya,Fatimah. Bukankah ini membuatku tak berdaya, membuatku semakinjauh dari kesadaranku? Terlebih lagi ketika kiyai mengatakan bahwaselama ini Fatimah, putrinya, telah jatuh cinta kepadaku. Aku sendiriheran, sejak kapan?”(hal.337 paragraf ke-2)

Kutipan di atas menunjukkan bahwa sebab ulah kejujuran Fatimah yang

mengakui bahwa ia mencintai Rusli, maka Kiyai Mahfud menjodohkan

Fatimah dengan Rusli dan Rusli pun tak bisa mengelak atas perjodohannya

itu. dengan demikian Rusli telah mengecewakan kekasihnya yaitu Sukma.

d) Leraian

Konteks:

”Di depan kiyai Mahfud dan juga Gus Mu’ali. Rusli dan Sukma salingberpeluk melepas kerinduan yang sekian tahun tak mampu merekasampaikan. Keduanya saling hanyut dalam haru biru. Ada siramanbahagia dalam pelukan itu. ada secercah bahagia menyelimutikeduanya. Pelukan mesra itu serasa menjadi pengganti dari apa yangbergemuruh dalam jiwa sekian waktu lamanya.”(hal. 369-370 paragraf ke-2)

Puncak klimaks tercapai ketika Rusli dan Sukma dipertemukan, yaitu

setelah meninggalnya Fatimah dalam keadaan melahirkan. Rusli kemudian

menikahi Sukma atas suruhan Kiyai Mahfud dan Gus Mu’ali.

e) Penyelesaian

Konteks :

“Rul, sekarang kami telah bersatu di alam kami. Kami hidup bahagia.Aku menemuimu karena aku ingin menyampaikan kebahagiaan inipadamu. Tolong jika kamu bertemu dengan abah sampaikan salamku

Page 45: KAJIAN STRUKTURALISME GENETIK DALAM NOVEL DZIKIR-DZIKIR ...

35

dan juga kabar ini, dan tak lupa sampaikan pula pada Gus Mu’ali.Mungkin jika tanpa bantuannya, aku takkan pernah bisa sepertisekarang ini, bisa memiliki dua isteri, meski semuanya hanya bisakurasakan di alam lain dari kehidupan dunia.”(hal. 376 paragraf ke-3)

Penyelesaian diakhiri dengan kematian (menyedihkan). Rusli

meninggal ketika pulang pengajian. Ia ditabrak truk. Begitu pun Sukma, ia

meninggal karena tak tahan melihat nasib suaminya. Ia meninggal dalam

keadaan mengandung.

c. Penokohan atau Perwatakan

Tokoh-tokoh dalam novel Dzikir-Dzikir Cinta adalah manusia yang

berperan mengikuti alur di dalam ceritanya. Semua tokoh-tokoh saling

menjalin hubungan satu sama lainnya, meskipun hubungan yang terjalin itu

tidak selalu erat dan berdampingan. Tokoh utama Protagonis yaitu: Rusli dan

Sukma. Tokoh-tokoh lainnya (tambahan) yaitu: Fatimah, Kiyai Mahfud, Gus

Mu’ali, Kiyai Lathif, Kiyai Husen, Nikmah, Asrul, Pak Tabah, Nyi Tabah,

Pak Harto, Subhan, dan lain-lain.

a) Rusli

Rusli adalah gambaran seorang pemuda yang wataknya selalu baik. Ia

adalah pemuda jujur, tawaddu, dipercaya, ramah, tidak congkak, serta tidak

banyak tingkah. Hal tersebut dapat dilihat pada kutipan berikut ini:

Konteks: (1)

“Entah mengapa, di pondok tersebut Rusli seakan- akan sudahmenjadi tangan kanan Kiyai Mahfud. Padahal kemampuannya jauhbila dibandingkan dengan santri-santri yang lebih senior. Hanya sajaia memang lebih tawaddu’ dan tidak banyak polah. Selain itu pula iaselalu patuh jika mendapat perintah dari pak Kiyai. Selain itu, Ruslijuga mengandalkan kejujuran dan sikap ramahnya dalam bergaul pada

Page 46: KAJIAN STRUKTURALISME GENETIK DALAM NOVEL DZIKIR-DZIKIR ...

36

siapapun. Selalu andap ansor pada yang lebih tua dan sayang padamereka yang lebih muda. Tidak congkak atau angkuh. Bahkan iasempat dinasehati oleh teman-temannya sesama santri, “kamu itumbok ia sekali-kali marah, wong digojloki, dipojokkan, kok kamumalah senyum-senyum.” (hal. 119-120 paragraf ke-5)

Konteks:(2)

“Ah, kenapa tadi malam aku nyenyak sekali hingga aku kelewat batas,“ia masih tidak terima akan kelelaiannya itu. bukan karena inginmendengarkan suara Sukma namun ia menyesal juga karena tidak bisamelakukan shalat sunnat Tahajjud.”(hal.147 paragraf ke-4)

Data di atas menunjukkan bahwa Rusli adalah tokoh santri yang saleh,

taat beribadah, ia selalu berusaha menjalankan ibadah dengan ikhlas dan

istiqomah, baik ibadah yang wajib maupun yang sunnat.

b) Sukma

Ia adalah gadis yang cantik, penuh wibawa, cerdas, bersifat petualang,

berani menanggung resiko, berkomitmen tinggi, sabar, dan tabah dalam

mengarungi kehidupan. Selain itu juga ia adalah gadis yang salehah, taat

beribadah, dan bahkan sampai menjadi seorang sufiah.

Konteks: (1)

“Di pondok Gus Mu’ali barangkali hanya Sukma saja yang tampakberbeda. Meskipun wajahnya terbilang canti, ia tetap bersahaja didepan teman-temannya. Dan satu hal yang paling penting, dia cerdas,penuh wibawa. Sifat kedewasaan yang ada pada dirinya jugamenjadikannya selalu dijadikan tempat berbagi, kendati usianya relatifmuda. Bahkan ia seperti dianggap lebih dewasa dalam memberikansolusi atas permasalahan yang dihadapi teman-temannta. Seperti ‘ibu’di asrama puteri tersebut. Feminim dan keibuan. Ia sangat cakap biladiajak bicara. Nada bicaranya yang lemah lembut turut meneduhkansetiap gelembung jiwa.”(hal. 101 paragraf ke-2)

Page 47: KAJIAN STRUKTURALISME GENETIK DALAM NOVEL DZIKIR-DZIKIR ...

37

Konteks: (2)

“Di pondok kamu adalah permata bagi teman-teman. Di samping kaucantik, kau juga memiliki kemahiran dalam banyak hal. Dulu semasihSMU, kau menjadi juara satu lomba tarik suara. Pada akhirnya,kemhiran itu menjadikanmu qoriah terbaik. Kau adalah si suara emas,begitulah julukannmu, kau juga merpati jelita.”(hal. 344 paragraf ke-3)

Data (1) dan (2) menunjukkan bahwa Sukma adalah gadis yang cantik,

cerdas, cakap, penuh wibawa, pemimpin, dan keibuan.

Konteks: (3)

“Meski ia cantik dan banyak orang yang mengejarnya, namun bukantipe wanita yang suka mengumbar kecantikannya. Ia bukan wanitagampangan. Ia bukan wanita yang mudah berpindah hati pada lainorang. Dan, inilah wujud darib sebuah kesetiaan. Biarlah rendamanluka membusuk namun ia yakin bahwa luka itu tanpa disengaja. Iamenerima kenyataan itu dengan lapang dada.”(hal. 340 paragraf ke-2)

Pada data menggambarkan bahwa Sukma tipe perempuan yang setia

dalam bercinta. Meski kekasihnya telah dimiliki oleh orang lain, ia tetap

menggengam cintanya. Ia memutuskan untuk hanya mencintai satu orang

dalam hidupnya. Hal itu ia lakukan lebih kepada kesetiaannya terhadap

cinta. Ia selalu tabah dan lapang dada dalam ujian hidup termasuk ujian

dalam bercinta.

Konteks: (4)

“Dari kesendirian jiwa. Ia ingin melupakan urusan duniawi yangselalu membuatnya resah. Ia ingin menyepi bukan berarti membencikehidupan akan tetapi ia ingin membersihkan jiwanya, bersih darisemua hal yang akan menjadikannya nista. Ia telah terasuki oleh syairsufi Rabiah. Bahwa hidup milik sang Pencipta dan segala hal yang adapada dirin ya adalah milik sang Pencipta.”( hal. 342 paragraf ke-1)

Page 48: KAJIAN STRUKTURALISME GENETIK DALAM NOVEL DZIKIR-DZIKIR ...

38

c) Fatimah

Konteks:

“Akang masih mencintainya, kan? Akang masih mengharapkehadirannya di sisi Akang, kan? Jika memang akang maumenikahinya aku rela. Aku rela demi menebus kesalahanku pada cintakalian.”(hal. 349 paragraf ke-5)

Data di atas menggambarkan bahwa Fatimah adalah gadis belia yang

berparas cantik. Ia wanita yang berhati baik.

d) Kiyai Mahfud

Konteks:

“O, malah kebetulan sekali saya malah bersyukur bisa menampungorang yang ingin menuntut ilmu. Di samping mendapat pahala, kamijuga bisa menyampaikan ilmu yang kami kuasai,” spontan Kiyaimenjawab. Tanpa basa-basi. Tersungging senyum tipis di bibirnya.”( hal. 38 paragraf ke-4)

Data di atas menunjukkan bahwa Kiyai Mahfud adalah tokoh yang berhati

baik. Ia adalah seorang kiyai yang mengamalkan ilmunya kepada siapa

saja yang mau menuntut ilmu.

e) Gus Mu’ali

Konteks:

“Sebagai rasa syukur atas keberhasilan menjadi Kepala Daerah, makalangkah wal yang menjadi program kerja adalah mengurangi lajupertumbuhan anak jalanan.”(hal. 294 paragraf ke-3)

Dari data di atas terlihat jelas bahwa sosok Gus Mu’ali yang memiliki jiwa

sosial yang tinggi.

f) Asrul

“Asrul mencoba menerapkan pola pendidikan yang lebihmodern”(hal. 380 paragraf ke-2)

Page 49: KAJIAN STRUKTURALISME GENETIK DALAM NOVEL DZIKIR-DZIKIR ...

39

Berdasarkan data digambarkan bahwa Asrul sosok yang memiliki otak

yang cerdas karena selain mengajarkan kitab kuning. Di pondok juga di

gunakan sebagai sekolah umum. Asrul ingin membentuk lembaga pendidikan

yang sifatnya umum dan juga mengembangkan pondok modern atas gagasan

yang ia inginkan.

g) Nikmah

Konteks:

“Karena hanya Nikmah lah satu-satunya sahabat muslimnya. SahabatSukma yang bisa menerima dirinya. Semua teman-teman Sukmaadalah penganut Nasrani.”(hal. 223 paragraf ke-1)

Pada data di atas menunjukkan bahwa Nikmah adalah teman yang setia

karena disaat sukma dalam masalah yang berat hanya dia lah yang menjdi

tempat untuk berbagi.

h) Pak Tabah (ayah Rusli)

Konteks:

“Semula ayah Rusli tidak memerdulikan desas-desus perselingkuhanistrinya, perempuan yang melahirkan Rusli. Ia berkeyakinan bahwaistrin ya adalah istri yang baik, istri yang selalu mempertahankankehormatan rumah tangganya.” (hal.150 paragraf ke-1)

Terlihat jelas bahwa pak Tabah adalah seorang lelaki yang tak mudah

percaya dengan gosip yang beredar dan tak menghiraukan perkataan orang

lain.

i) Nyi Tabah (ibu Rusli)

“Dasar...! Bojo klijengan!”“Pak Tabah menyeret istrinya keluar rumah. Ia sama sekali tidakmemerdulikan lelaki yang telah merusak pagarayu orang lain itu.”( hal. 152 paragraf ke- 1)

Page 50: KAJIAN STRUKTURALISME GENETIK DALAM NOVEL DZIKIR-DZIKIR ...

40

Dari data di atas dapat di simpulkan bahwa ibu tabah adalah seorang

perempuan yang tidak setia dan berkhianat.

j) Kiyai Husen

Konteks:

“Kenapa mukamu memar begitu, Rus?” tanya Kiyai Husen ketikamengajarkan kita Jurumiyaah, ba’da shalat shubuh.“Tidak apa-apa, Kiyai. Hanya terjatuh saja.”“Tadi malam kamu belum apa-apa. Kok sekarang lebam wajahmu itu.kamu jatuh dari man?”“Dari sepeda waktu ngantar teman cari makan sahur tadi.”.( hal. 282 paragraf ke- 3)

Data di atas menunjukkan bahwa Kiyai Husen sosok yang penuh

perhatian terhadap santrinya. Ia berusaha mengetahui sebab mengapa wajah

Rusli yang lebam.

k) Pak Harto (ayah tiri Rusli)

Konteks:

“Masak, sudah diajari berulang-ulang kamu tidak bisa-bisa juga.Makanya belajar! Jangan banyak mainnya. Bapak nganti jenkelngarakne awakmu, Le”(hal.180 paragraf ke-4)

Berdasarkan data dapat disimpulkan bahwa pak Harto merupakan

sosok yang gampang marah (pemarah).

l) Subhan

“Kedigdayaan itu ternyata dislah artikan oleh Subhan. Ilmu itudigunakan untuk mencari sasaran pelampiasan hasrat nafsu birahi.Ketika jiwanya terlepas- dalam posisi kanuragan ngerogoh sukmo itu.jiwanya hinggap di kamar santriwati dan terjadilah ‘hal itu’.”( hal.81paragraf ke-2)

Data di atas dapat disimpulkan bahwa Subhan tidak bisa menjaga

amanah.

Page 51: KAJIAN STRUKTURALISME GENETIK DALAM NOVEL DZIKIR-DZIKIR ...

41

d. Latar atau setting

Latar dalam cerita adala situasi tempat, ruang dan waktu terjadinya

sebuah cerita. Penggunaan latar dalam cerita, memberikan pijakan kongkret

dan jelas kepada pembaca. Hal ini memberikan kesan realistis kepada

pembaca, menciptakan suasana tertentu seolah-olah sungguh ada dan terjadi.

Dengan demikian, pembaca merasa dipermudah mengoperasikan daya

imajinasi di samping memungkinkan berperan kritis sehubungan dengan

pengetahuannya tentang latar. Pembaca dapat merasa dan menilai kebenaran

ketepatan dan aktualisasi latar yang diceritakan.

Latar dalam novel Dzkir-Dzikir cinta terdiri dari latar tempat, latar

waktu, dan latar sosial. Secara terperinci latar tersebut meliputi lokasi

geografis, pemandangan, pekerjaan, atau kesibukan sehari-hari para tokoh,

waktu berlakunya kejadian, lingkungan agama, moral, intelektual, sosial, dan

emosional para tokoh.

a) Latar Tempat

Latar tempat yangt digunakan novel Dzikir-Dzikir Cinta yaitu: kamar

tidur, kamar mandi, hutan, alun-alun, kantor, masjid, gudang, rumah, dan di

dalam bus. Hal itu dapat dilihat pada data berikut:

Konteks: (1)

“Seperti biasa ia akan meletakkan semua peralatan di gudangpenyimpanan peralatan” ( hal. 51)

Konteks :(2)

“Gadis itu melangkah menuju pancuran. Ia buka kran. Berkumur.membasuh mukanya. membasuh kedua tangannya. Ubun-ubunya.

Page 52: KAJIAN STRUKTURALISME GENETIK DALAM NOVEL DZIKIR-DZIKIR ...

42

Telinganya. kedua kakinya. Lalu, setelah usai, wajahnya menengadahke atas diidringi kedua tangannya pula.” ( hal. 87)

Konteks :(3)“Di garis tepi perasaan cemas, takut, takut dan was-was. Tanpa sadarbola matanya tertumpu pada beberapa potong’ pakaian dalam’ yangmasih menggelantung di belakang pintu toilet. Pikirannya kemudianberputar pada sosok yang baru saja keluar dari kamar itu. tak biasanyasantriwati di pondok tersebut meninggalkan’bungkus sensitifnya’ dikamar mandi.” (hal. 134 paragraf ke-3)

Konteks :(4)

“Akan tetapi apalah daya, akhirnya Pak Tabah memilih untukmengasingkan diri di hutan. Ia berinisiatif demikian karena tidak inginmenambah masalah dalam hidup.”( hal. 154)

Konteks: (5)

“Kang, sekarang Akang ditunggu mbak Sukma di seberang jalan sana.Itu rumah yang berwarna biru!” ( hal. 208)

Konteks: (6)

“Arak-arakan masa memadati Alun-alun Selatan. Dengan lantangseorang penyeru menyuarakan yel-yel”. ( hal. 253)

Konteks :(7)

“ Tak ada yang berubah dalam udara kamar itu. tetap saja hening yangsenyap. lengang nan sunyi”

“Tapi, apakah aku salah mencintainya? Terlampau jauhkah akumemahami semua ini. Apakah aku terlalu berlebihan dan terlaluberharaf akan sesuatu yang tidak pasti? ( hal. 308)

Konteks: (8)

“ Seperti biasa jika sore hari anak-anak akan ngaji di surau seorangustadz. Seperti biasa pula mereka akan pulang ke rumah setelah sholatIsya’.” ( hal. 311)

Page 53: KAJIAN STRUKTURALISME GENETIK DALAM NOVEL DZIKIR-DZIKIR ...

43

Konteks :(9)

“Sepulang dari mengisi pengajian itu mendadak di perempatan jalan,sepeda motor yang ia kendarai ditabrak truk yang mengangkut berasdari Surabaya.” ( hal. 378)

Data di atas menggambar dengan jelas setting tempat yang terdapat

dalam novel Dzikir-Dzikir Cinta.

b) Latar Waktu

Latar waktu dalam novel Dzikir-Dzikir Cinta mencakup waktu

berlakunya kejadian, suasana dan keadaan bathin tokoh ketika berlangsungnya

kejadian yaitu: senja hari, malam hari, siang hari, dan pagi hari yang

berlangsung dalam minggu, bulan, dan tahun. Lebih jelsnya mengenai latar

waktu yang terdapat dalam novel Dzikir-Dzikir Cinta dapat dilihat pada

kutipan-kutipan sebagai berikut:

Konteks: (1)

“Senja tampak sayu di balik lipatan kabut. Suasana kampung kuningtampak remang dan lengang, meski matahari belum sepenuhnyatenggelam. Ia masih membiaskan warna-warna mempesona, teduhmemandikan jiwa yang sepi.”(hal. 21 paragraf ke-1)

Konteks: (2)

“Dingin malam semakin senyapkan suasana lolongan jangkrikmendendangkan lagu sendu. Angin malam menghantarkan busur-busur mimpi. Jarum jam sudah menunjukkan angka duabelas malam.Akhirnya kedua mata Fatimah terlena juga Terantuk.”(hal 311 paragraf ke-2)

Konteks (3)

“Matahari telah menampakkan sinarnya di balik rerimbunan bukit.Suasana remang. Dingin pagi dai lereng-lerengg Kampungkuning.Menjadikan pagi itu sebuah nuansa yang menusuk-nusuk kulit.”(hal 359 paragraf ke-1)

Page 54: KAJIAN STRUKTURALISME GENETIK DALAM NOVEL DZIKIR-DZIKIR ...

44

Pada data (1), (2) dan (3) dapat dilihat bahwa pengarang novel Dzikir-

Dzikir Cinta menggambarkan dengan jelas setting waktu dalam novel ini

yang terlihat jelas pada bagian awal novel.

Konteks: (3)

“Gebyar orang-orang berkampanye semakin riuh. Tanpa sadar bahwasenja telah menutup sebagian wajah matahari dii balik lipatan bukit.Arak-arakan partisipan Gus Mu’ali meninggalkan lapangan. Namunbelum lima menit acara konvoi usai. Tiba-tiba seombongan premandatang dengan membawa benda-benda keras. Dengan mengendaraisepeda motor mereka bersikap angkuh pada partisipan pendukung GusMu’ali yang sedang konvoi.”( hal. 257 paragraf ke-2)

Data di atas menunjukkan suasana yang tedapat dalam novel Dzikir-Dzikir

Cinta yaitu suasana sepi, remang, lengang, ramai, gaduh, ribut, dan sunyi.

Konteks: (4)

“Kedahsyatan cinta yang ia rasakan telah mengguncang-guncangjiwanya. Di antara derai bahagia, ia tak mampu menahan keharuanjiwanya hingga menyebabkan tubuhnya lemah. Kekuatan cinta telahSmenguras energi jiwanya. Makin lama kekuatan itu makin sesakkandada. Semakin sesak hingga mengaburkan pandangannya. Gelap.Sukma terjatuh dan tak sadarkan diri.” (hal. 371 paragraf ke-2)

Data menunjukkan keadaan batin tokoh yang ikut mewarnai latar waktu

yaitu sedih, haru panik, bimbang, gagap, malu, risih, cemas, tegang,

bingung dan takut.

c) Latar sosial

Latar sosial dalm novel Dzikir-Dzikir Cinta mencakup gambaran

keadaan masyarakat, adat kebiasaan masyarakat, bahasa, dan lain-lain

yang melatari peristiwa. Adat kebiasaan Kampungkuning dapat dilihat

pada kutipan-kitipan sebagai berikut :

Page 55: KAJIAN STRUKTURALISME GENETIK DALAM NOVEL DZIKIR-DZIKIR ...

45

Konteks:(1)

“Seperti biasa, dan memang menjadi adat kebiasaan bagi pendudukyang tinggal di Kampungkuning, saar sore menjelang merekaberbondong-bondong tanpa dikomando menuju musholla-mushollaatau masjid-masjid, yang menurut hati kecil paling mereka sukai.Namun, entah mengapa, kebanyakan mereka memilih musholla ataulanggar daripada mesjid.”(hal.24 paragraf ke-2)

Konteks:(2)

“Sebuah kebiasaan lain penduduk Kampungkuning adalahmenyempatkan diri, paling tidak dua bulan sekali, untuk mengadakankumpulan warga guna meneropong perkembangan yang terjadi dikampung halaman mereka. Kegiatan itu hanya melibatkan aparaturdesa saja namun juga melibatkan tokoh agama setempat. Danbiasanya, kegiatan ini mereka lakukan di luar peringatan hari besaragama.”(hal.28 paragraf ke-3)

Data (1) dan (2) menggambarakam keadaan masyarakat di kampung

kuning, yaitu sebuah desa yang aman, tentram, dan damai. Penduduknya

beragama Islam. Hubungan antar aparatur desa yang sangat baik. Setiap

ada permasalahan di masyarakat selalu dipecahkan melalui musyawarah.

Konteks: (3)

“Aku nguji awakmu supoyo awakmu orak rugi sak mburiburine. Akungerti yen awakmu benar-benar tresno marang anakku. Mulane akunguji sepiro jeroneng tresnamu. Naming iku ra dadi pinurbo lan coba.Donyo iki ora sepiro di banding karo akhir. Iku alasanko nyapo ngujiawakmu, Sin. Urip iku ojo kalah karo urusan donyo thok, yen bisakudu imbang antarane donyo lan akherate. Pancen abot ngelakoni ikukabeh, nangena yen awakmu reko doyo pasti iso.”(hal. 58 paragraf ke-6)

Berdasarkan kutipan di atas menunjukkan bahwa gambaran keadaan

masyarakat didukung oleh bahasa daerah yang dipergunakan tokoh

merupakan latar sosial dalam novel Dzikir-Dzikir Cinta.

Page 56: KAJIAN STRUKTURALISME GENETIK DALAM NOVEL DZIKIR-DZIKIR ...

46

e. Sudut Pandang

Sudut pandang merupakan cara pengarang menampilkan para pelaku

dalam cerita yang dipaparkannya. Dalam novel Dzikir-Dzikir Cinta sudut

pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang ketiga. Sudut pandang

orang ketiga yakni pengarang menggunakan kata ganti ia, dia, mereka, dan –

nya. Lebih jelasnya disajikan dalam kutipan berikut ini;

Konteks:(1)

“PEMUDA itu berjalan ke arah utara, tepaat setelah ia turun dariangkutan kota. Di pundaknya terdapat ransel yang terlihat saratdengan muatan. Dengan menggunakan busana khas santri iamenyusuri jalan setapak di hadapannya.”(hal. 35 paragraf ke-1)

Konteks:(2)

“Para santri begitu takzim mendengarkan segala pitutur yangdisampaikan oleh Kiyai. Semua perhatian tertuju kepada lembaran-lambaran kitab kuning yang ada di hadapan mereka. Satu demi satupikiran mereka mencoba mengeja, memahami, menafsirkan, segalaapa yang disampaikan oleh pak Kiyai.”(hal. 67 paragraf ke-1)

Konteks: (3)

“Hari-hari yang ia habiskan bersama mereka, teman-temansependeritaan, serasa telah mengubur dalam-dalam semua masalalunya yang kelam. Masa lalu yang teramat pahit. Masa lalu yangmembawanya ke pesantren Gus Mu’ali.”( hal. 105 paragraf ke-2)

Konteks: (4)

“Ia terus berjalan menapaki sembilu-sembilu malam. Kelebatan sinarlampu memendar pada aura bumi.” ( hal.123 paragraf ke-1)

Konteks: (5)Bahkan ada dua rasa takut yang menyelinap dalam dirinya. Pertama,ia takut jika ia berterus terang telah jatuh cinta pada Rusli akanmengakibatkan murka pada Kiyai Latif dan ia akan mendapatkantakdzir darinya. Yang kedua, ia takut jika ia berterus terang akan

Page 57: KAJIAN STRUKTURALISME GENETIK DALAM NOVEL DZIKIR-DZIKIR ...

47

menyakiti Kiyainya yang menyebabkan hubungan baik antara KiyaiLatif dan Abahnya akan hancur, selain itu juga ia tidak inginmemperkeruh hubungan antara dirinya dengan Kiyainya.”

( hal.317 paragraf ke-3)

Dari data di atas terlihat jelas bahwa pengarang menggunakan kata ganti ia

dan mereka.

f. Amanat

Amanat dalam sebuah cerita berarti gagasan, ide, atau falsafah.

Amanat dapat berupa larangan, gagasan, anjuran, ataupun perintah. Amanat

ini terselubung dalam cerita. Amanat yang terkandung dalam novel Dzikir-

Dzikir Cinta dapat dilihat pada kutipan-kutipan antara lain sebagai berikut:

Konteks:(1)

“Keyakinan kami mengajarkan bahwa, dengan hidup sederhana, kamibisa merasakan betapa besar nikmat yang telah diberikan kepadakami. Dan dari semua itu, kami selalu diajarkan untuk selalubersyukur atas nikmat tersebut meski hanya sedikit.”(hal. 219. Paragraf ke-3)

Data di atas bermakna bahwa hiduplah secara sederhana dan selalu

bersyukur terhadap nikmat walau hanya sedikit.

Konteks: (2)

“Tuhan dan rasa malu ketika itu? Bukankah Tuhan telah melarangpencabulan semacam itu sebelum kau mengenal nama? Dan, Tuhanpun seakan memalingkan wajah pada seorang pezina. Ciuman atasdasar nafsu tergolong zina.(hal. 52 paragraf ke-1)”

Data di atas bermakna bahwa ciuman atas dasar nafsu tergolong zina.

Bahkan, Tuhan menganggap itu perbuatan keji dan menganiaya. Ingat!

Semanis apapun dosa yang kita perbuat, ia tetap bagian dari neraka dan

kita harus bertanggung jawab atasnya.

Page 58: KAJIAN STRUKTURALISME GENETIK DALAM NOVEL DZIKIR-DZIKIR ...

48

Konteks: (3)

“Ia menyakinkan diri untuk segera melakukan taubatan nasuha. Benarapa yang disampaikan Gus Mu’ali,” jika engkau ingin menjernihkanpikiran mak hilangkanlah pikiran-pikiran dan masalah keduniaanterlebih hawa nafsu. Dunia hanya menjadi belenggu kemurnianhatimu.”( hal.98 paragraf ke-2)

Pada data bermakna bahwa jika engkau ingin menjernihkan pikiran maka

hilangkanlah pikiran-pikiran dan masalah keduniaan terlebih hawa nafsu.

Dunia hanya menjadi belenggu kemurniaan hatimu.

Konteks: (4)

“Jika seseorang memberikan kebaikan hatinya, maka kebaikanpulalah yang akan diterima sebagai balasan. Namun sebaliknya, jikahati telah memberi dan menabur kebencian maka kebencian pulalahyang akan ia petik kelak.”( hal. 105 paragraf ke-1)

Kita harus berbuat baik terhadap sesama meskipun orang berbuat yang

tidak baik kepada kita. Dengan berbuat baik kelak kita akan mendapat

balasannya, begitupun sebaliknya.

Konteks:(5)

“Entah mengapa, di pondok tersebut, Rusli seakan-akan sudahmenjadi tangan kanan Kiyai Mahfud. Padahal kemampuannya jauhbila dibandingkan dengan santri-santri yang lebih senior. Hanya sajaia memang lebih tawaddu’ dan tidak banyak polah. Selain itu pula iaselalu patuh jika mendapat perintah dari pak Kiyai, selain itu, Ruslijuga mengandalkan kejujuran dan sikap ramahnya dalam bergaul padasiapapun. Selalu andap ansor pada yang lebih tua dan sayang padamereka yang lebih muda.”( hal. 119-120) paragraf ke-5)

Kejujuran, ketawadduan, dan kesabaran adalah modal dalam bergaul.

Konteks: (6)

“Ingin bahagia banyak jalannya, namun bukan dengan tipu daya,karena segala yang ada di dunia hanya sementara dan fana. Terlalusia-sia di dunia jika harus menjadi budak dunia. Semua yang diterimadi dunia adalah amanah, bahkan hidup itu sendiri. Bahkan amanah

Page 59: KAJIAN STRUKTURALISME GENETIK DALAM NOVEL DZIKIR-DZIKIR ...

49

membutuhkan tanggungjawab. Kelak tanggungjawab itu diminta.”(hal. 237 paragraf ke-2)

Jika menjadi pemimpin seharusnya bertanggungjawab terhadap amanah

yang diberikan.

Konteks: (7)

“Kenapa kau selalu merindukan suaranya tiap malam-malamkusehabis aku bermunajat kepada-Mu? Apakah benih cinta telah bersemiseiring musim gugur? Benarkah rasa ini adalah rasa cinta? Apakahaku tergolong manusia yang sesat hany karena terpesona terpesonapada ssebuah keindahan ciptaan-Mu? Aku harap semua ini tidakmembuatku lalai akan keindahan sejati-Mu. Semoga menyadarikeindahan mahluk-Mu juga berarti aku mengingat keagungan-Mu.”(hal. 191 paragraf ke-2)

Jika mencintai seseorang jangan sampai lupa diri (lupa kepada Allah), kita

harus serahkan rasa cinta itu kepada Allah SWT.

Konteks: (8)

“Jika memang Fatimah suka dan kalau memang sudah jodoh, makasebagai orangtua, saya hanya bisa memberi restu, bahkan saya merasaberuntung jika mendapat menantu panjanengan. Akan tetapi, agamapun mengajarkar kalau seorang gadis berhak memutuskan dengansiapa ia akan menjalani rumah tangganya. Jadi, hal itu sudah menjadihaknya untuk memilih dan juga punya tanggungjawab penuh padapilihannya,”lanjut Kiyai Mahfud. “sebaiknya, biar Fatimah saja yangmemberikan keputusan terhadap lamaran panjanengan. Kulo anamungngestoni mawon.”( hal. 321 paragraf ke-3)

Kita tidak boleh memaksakan kehandak termasuk dalam hal mengawinkan

anak gadis dengan paksa. Sebab agama mengajarkan kalau seorang gadis

berhak memutuskan dengan siapa ia akan menjalani rumah tangganya.

Jadi, hal itu sudah menjadi haknya untuk memilih dan juga punya

tanggungjawab penuh dalam pilihannya.

Page 60: KAJIAN STRUKTURALISME GENETIK DALAM NOVEL DZIKIR-DZIKIR ...

50

Berdasarkan beberapa kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa dalam

novel Dzikir-Dzikir Cinta karya Anam Khoirul Anam begitu banyak pesan

yang ingin disampaikan oleh pengarang bahwa kita hidup di dunia hanya

sementara hendaknya kita selalu mengingat kepada Allah Swt, hendaknya kita

selalu bersyukur sebesar atau sekecil apapun rezeki yang kita dapatkan.

Perintah untuk berbuat baik kepada sesama manusia serta harus bertanggung

jawab atas amanah yang diberikan kepada kita. Selain itu pesan bahwa

kesabaran akan berbuah manis akhirnya.

2. Pandangan Dunia Pengarang

Berpijak pada teori, penulis novel memang berdomisili di lingkungan

pesantren, sebagiamana karya sastra yang tercipta, berlatar pesantren. Bahkan

secara terus terang penulis mengatakan bahwa karya yang ada di tangan

penelaah kini Dzikir-Dzikir Cinta merupakan sebagian dari kisah hidupnya.

Keberanian untuk mengungkap sisi lain pesantren. Tentunya tanpa menafikan

peran pesantren dalam pembentuk moral bangsa.

Selain itu sastra merupakan cerminan masyarakat, digunakan untuk

melihat refleksi masyarakat di dalamnya. Kisah yang ada pada novel ini juga

merupakan refleksi dari kehidupan sehari-hari santri dan merupakan kritik

tajam yang sekan-akan meletakkan posisi santri sebagai manusia biasa yang

tidak di dalam jiwanya terdapat gejolak darah muda, ingin mencintai dan

dicintai. Dititik ini tedapat permainan romantisme yang meliputi eksploitasi

Page 61: KAJIAN STRUKTURALISME GENETIK DALAM NOVEL DZIKIR-DZIKIR ...

51

rasa, luapan rasa cinta diiringi dengan kebahagiaan dan kesedihan. Untuk

lebih jelasnya dapat dilihat pada kutipan sebagai berikut:

Konteks: (1)

“Mereka tidak melakukan pertemuan cinta mereka yang terlarangsecara terang-terangan, tapi dengan sembunyi-sembunyi. Terkadangmereka melakukan pertemuan itu di dalam gudang yang letaknyasangatberjauhan dengan lokasi pondok.”(hal. 48)

Pada bagian cerita di atas menunjukan bahwa terdapat pula santri yang

nekat melakukan pelanggaran. Meski mereka telah mengetahui hukum dalam

menjalin hubungan dengan lawan jenis, tetapi tetap saja mereka lakukan.

Meski sebenarnya memiliki perasaan istimewa kepada lawan jenis tidak

pernah dilarang, tetapi perbuatan karena perasaan itulah yang dilarang.

Kontek: (2)

“Anu…saya…saya di…saya di-sodomi Kang Mamat…” kalimat ituterbata-bata diselingi isak tangis.”(ha.129)

Konteks: (3)

“Pada suatu malam, ketika ia tengah tertidur lelap, ia merasa ada yangmenggerayangi kakinya. Memang saat itu ia merasa lelah sekalikarena seharian tadi membuang energinya mencangkul di kebun,membuat lahan untuk ditanami pohon ketela. Merasa ada yang ganjildari ujung kakinya, sontak ia terbangun. Ia memang sangat sensitive,meski dalam keadaan tertidur. Ia tahu bahwa ia akan menjadi korban,hanya saja ia tak menampakkan mimic marah.”(hal.130)

Konteks: (4)

“Di antara kesdaranku pada lembaran-lembaran buku yang kubacamalam itu, lelaki yang Kata orang: dia saraf (gila!) itu, mendadakmenyingkapkan sarungnya yang tanpa sekat celana dalam. Tanparagu. Tanpapikir jauh. Mendadak tangannya menjulur menuju sesuatuyang terlalu vital di selangkangannya. Apa yang ia lakukan? Tiba-tibaia mendesah, meremas dan memegangi segenggam daging, yanglegam kecoklatan, lalumenarik-ulur, maju-mundur.”(hal. 131)

Page 62: KAJIAN STRUKTURALISME GENETIK DALAM NOVEL DZIKIR-DZIKIR ...

52

Para santri pada dasarnya juga manusia biasa yang memiliki

perasaan. Secara psikologis, manusia juga butuh perasaan untuk mencintai

dan dicintai. Bagi beberapa santri yang dapat menahan atau mengendalikan

perasaannya, maka hal seperti ini tidaklah menjadi masalah. Namun berbeda

halnya bagi santri yang tidak dapat menahan rasa itu, hingga akhirnya

melakukan hal-hal yang melanggar ajaran agama. Seperti yang terlihat pada

beberapa kutipan diatas

Konteks: (5)

“Dengan gerak reflek akhirnya kedua tubuh itu berpelukan erat.Berpeluk hingga rasa rindu itu terlepas seperti kepak merpati yangdilepaskan dari genggaman. Jauh memintal benang-benang biru dilangit-langit hingga terbentuklah garis-garis bintang meski sedikitredup biasnya, goresan-goresan yang berbingkai asmara menggulungsepi.”(hal. 214)

Namun Rusli tetaplah hanya seorang manusia yang terkadang tak

kuasa menahan rasa. Setelah berbicara dari hati ke hati dan ternyata mereka

memiliki perasaan yang sama, mereka berpelukan. Hanya itu.

Pandangan dunia pengarang dalam novel Dzikir-Dzikir Cinta

berdasarkan analisis mengenai permasalahan kisah yang ada pada novel ini

merupakan refleksi dari kehidupan sehari-hari santri dan merupakan kritik

tajam yang sekan-akan meletakkan posisi santri sebagai manusia biasa yang

tidak di dalam jiwanya terdapat gejolak darah muda, ingin mencintai dan

dicintai.

Page 63: KAJIAN STRUKTURALISME GENETIK DALAM NOVEL DZIKIR-DZIKIR ...

53

3. Latar Belakang Sosial Budaya

Manifestasi dunia rekaan pengarang diangkat dari realitas sosial,

menggambarkan kondisi, perilaku dan sikap hidup masyarakat di wilayah

tertentu, dari kelompok etnis terntu, dan memiliki kebudayaan tertentu pula.

Novel Dzikir-Dzikir Cinta, dengan demikian juga merupakan cerminan

pengarang dan dunianya. Dengan kata lain Dzikir-Dzikir Cinta merupakan

manifestasi dunia rekaan Anam.

Anam Khoirul Anam adalah orang Jawa yang dilahirkan di Jawa dan

dibesarkan dalam masyarakat Jawa. Sebagai orang Jawa tentu saja ia

memahami siapa orang orang Jawa, apa yang dilakukan, apa yang dianut,

bagaimana sikap dan pandangan hidupnya, terutama masyarakat tempat ia

dilahirkan dan dibesarkan. Selain itu ia adalah penganut Islam (santri) yang

mampu menanfsirkan ajara Islam bukan hanya sebagai konsep abstrak,

melainkan juga sebagai pedoman sikap dan perilaku sehari-hari. Didukung

oleh sikap kritis dan sensitif serta pengalaman hidup yang cukup, Anam

berhasil menyusun konsep kepengarangan yang dapat dikatakan ‘khas’

dikatakan demikian karena Anam memiliki sikap semua kenyataan yang baik

maupun yang buruk yang mewujud di hadapan kita pada hakikatnya adalah

ayat Tuhan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada kutipan sebagai berikut:

Konteks: (1)

“Seperti biasa, dan memang menjadi adat kebiasaan bagi pendudukyang tanggal di Kampungkuning, saat sore menjelang merekaberbondong-bondong tanpa dikomando menuju musholla-mushollaatau masjid-masjid, yang menurut hati kecil paling mereka sukai.Namun, entah mengapa, kebanyakan mereka memilih musholla ataulanggar dari pada masjid.”(hal. 24 paragraf ke- 2)

Page 64: KAJIAN STRUKTURALISME GENETIK DALAM NOVEL DZIKIR-DZIKIR ...

54

Konteks (2)

“Sebuah kebiasaan lain penduduk Kampungkuning adalahmenyempatkan diri, paling tidak dua bulan sekali, untuk mengadakan

kumpulan warga guna meneropong perkembangan yang terjadi di

kampung halaman mereka. Kegiatan itu tidak hanya melibatkan

aparatur desa saja namun juga melibatkan tokoh agama setempat. Dan

biasanya, kegiatan ini mereka lakukan di luar peringatan hari besar

agama.” (hal. 28 paragraf ke-3)

Konteks :(3)

“opo cukup iku thok? Opo keluargamu mbesok emong mbok wehenitresno karo kejujuan? Wong yen omah-omah ora cukup mung kanggo

tura-tura, ora mung kanggo ‘kumpul sesenengan’ thok! Wong yenomah-omah kudu piloro lan resok.”( hal. 56 paragraf ke-4)

Konteks:(4)

“Aku nguji awakmu supoyo awakmu ora rugi sak mburiburine. Aku ngerti

yen awakmu bener-bener tresno marang anakku. Mulane aku nguji sepiro

jeroneng tresnamu. Naming iku ra dadi pinurbo lan coba. Donyo iki

ora sepiro di banding karo hari akhir. Iku alasanku nyapo nguji

awakmu, Sin. Urip iku ojo kalah karo urusan donyo thok, yen bisa

kudu imbang antarane donyo lan akherate. Pancen abot ngelakoni iku

kabeh, nangena yen awakmu reko doyo pasti iso. (hal. 58 )

Data di atas terlihat jelas bahwa sosial budaya dalam novel Dzikir-

Dzikir Cinta terdapat kebiasaan masyarakat selaian itu cerminan budaya Jawa

juga sangat terlihat jelas pada novel salah satunya dengan penggunaan bahasa

Jawa yang sangat kental pada beberapa paragraf. Hal tersebut pula yang

menggambarkan bahwa dalam novel Dzikir-Dzikir Cinta latar belakang sosial

budayanya sangat dipengaruhi oleh penulis yang merupakan orang Jawa.

Page 65: KAJIAN STRUKTURALISME GENETIK DALAM NOVEL DZIKIR-DZIKIR ...

55

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Setelah dianalisis dan di deskripsikan sesuai dengan analisis data

dalam penelitian, diperoleh gambaran struktur yang membangun, pandangan

dunia pengarang dan latar belakang sosial budaya dalam novel Dzikir-Dzikir

Cinta Karya Anam Khoirul Anam. Oleh karena itu, hasil temuan akan

diuraikan sebagai berikut:

Strukturalisme genetik diartikan sebagai sebuah pendekatan yang

menyatukan analisis struktural dengan spiritualisme dan moralitas. Oleh

karena itu strukturalisme genetik menaruh perhatian pada teks sastra dan latar

belakang tempat sastra tersebut dilahirkan, serta subjek pengarang yang

menghasilkannya.

Kisah dalam novel ini pada intinya mengajarkan kita untuk memohon

kepada Allh swt. Tawakkal secara terus menerus denga niat yang ikhlas untuk

tetap sabar menjalani kehidupan ini. Dalam novel ini pula mengajarkan

tentang mengaji, shalat, zikir, menutup aurat, dan berdoa demi mencapai apa

yang disebut taubat. Kalau betul-betul menghayati novel Dzikir Dzikir Cinta,

ada rasa haru yang akan tersirat dihati para pembaca. amanah yang terdapat5t

di dalamnya dapat menggugah lubuk hati dan juga memberikan pelajaran

keagamaan yang sangat berharga, bahwa hanya berpegang teguh kepada Al-

qur’an dan sunnah Rasulullah, manusia akan selamat di dunia dan akhirat.

Berdasarkan penyajian tanggapan dari unsur intrinsik dalam novel

Dzikir-Dzikir Cinta karya Anam Khoirul Anam. Dapat digambarkan

bagaimana dengan jelas pengarang mampu menghadirkan dan

Page 66: KAJIAN STRUKTURALISME GENETIK DALAM NOVEL DZIKIR-DZIKIR ...

56

menggambarkan kehidupan santri secara gamblang dan mampu memberi

interpretasi yang sama terhadap pembaca. pengarang mampu menghadirkan

suau fakta imajinatif yang mana hal itu sangat memengaruhi pembaca.

pembaca seolah-olah dapat merasakan apa yang dibayangkan oleh pengarang.

Anam Khoirul Anam sebagai pengarang memiliki kemampuan menangkap

gejala-gejala dalam masyarakat, dalam arti sebuah fakta realitas menjadi

berhasil diolah menjadii sebuah fakta yang imajinatif.

Keberadaan hidup manusia tidak lepas dari kehidupan sosial dan

kebudayaan, cerita novel Dzikir-Dzikr Cinta memberikan gambaran berupa

karya yang berkisar kehidupan pesantren ini lahir pada september 2006,

mengenai tahun lahirnya karya ini juga merupakan cermin dari sebuah zaman,

bahwa pada tahun tersebut globalisasi yang melanda negeri ini juga berimbas

pada kehidupan di pesantren, walau masih banyak nilai-nilai yang sama sekali

tidak bergeser pada tempatnya, tapi santri sebagai anak zaman tentu saja tidak

akan sama dalam hal pemikiran dengan santri generasi lalu, karena hidup di

zaman yang berbeda. Contoh kecilnya, dewasa ini banyak santri yang suka

mendengarkan musik masa kini, baik beraliran pop, jazz, dangdut, bahkan

rock. Bukan hanya mendendangkan gambus, shalawat nabi dan berbagai jenis

aliran musik islami lainnya. Dari sini dapat dilihat modernisasi juga menjalar

pada kehidupan pesantren meski tidak “sebulat” pada generasi muda non

pesantren yang kehidupannya riilnya sudah di warnai dengan beragam imbas

dari globalisasi seperti gaya hidup sangat pragmatis, cair, hedonis, dan

buntutnya adalah konsumtif.

Page 67: KAJIAN STRUKTURALISME GENETIK DALAM NOVEL DZIKIR-DZIKIR ...

57

Berbeda bila Dzikir-Dzikir Cinta lahir sebelum tahun 1980, hal yang

tidak mungkin terjadi. Kajian tentang pesantren berkisar sebelum tahun 1980-

an masih menjadi hal langka sehingga keberadaannya masih sedemikian asing

bagi perbincangan sehari-hari. Konsekuensi logisnya saat kajian tentang

pesantren menjadi hal langka yang berakibat kurang dikenalnya pesantren di

ranah masyarakat luas, bagaimana jadinya bila isu yang lahir langsung berupa

isu negatif. Kemungkinan terbesarnya, pesantren akan mendapat cibiran

masyarakat terutama di kalangan masyarakat yang belum mengenal “sisi

dalam” pesantren dan peran sertanya di kancah perjuangan mempertahankan

Negara kita tercinta.

Karya Dzikir-Dzikir Cinta mencerminkan kisah romantisme di

pesantren, sebagaimana sudah di singgung sebelumnya, dari mulai hubungan

emosional rasa antar santriwan dan santriwati yang dilakukan secara

sembunyi-sembunyi, sebuah kontras memang. Di dalam pondok pesantren

memandang lawan jenis itu dilarang, apalagi mencintai. Haram adalah bahasa

orang pesantren. Zina dilarang mencintai santriwati, meski boleh menyayangi.

Hubungan cinta hanya dikenal dalam ikatan pernikahan. Begitulah slogan

yang di gembar gemborkan dalam dunia pesantren. Namun pada hakekatnya,

ada pergolakan batin disana. Ada usaha memunafiki kejujuran hati yang

hakiki di dalam pengkhianatan terhadap cinta.

Sebagaimana telah dibicarakan sebelumnya bahwa dalam karya ini

mengungkap sisi lain pesantren berdasarkan keberanian dan kejujuran

penulisnya, kisah-kisah tersebut memang fenomena yang kerap terjadi

Page 68: KAJIAN STRUKTURALISME GENETIK DALAM NOVEL DZIKIR-DZIKIR ...

58

pesantren. Namun pada hakikatnya dunia sastra adalah dunia imajinatif, fakta

dalam karya sastra pada hakikatnya fiksionalitas. Ia merupakan hasil

pencampuran antara pengalaman, imajinasi, kecendekiaan dan wawasan

pengarang. Pengalaman yang diperoleh pengarangan/penulis karya sastra telah

mengalami beberapa proses, meliputi perenungan, penghayatan, lalu di

evaluasi. Lantas dengan kemampuan imajinasi dan keluasan wawasan

pengetahuannya, pengarang mengungkapkan kembali dengan bahasa sebagai

media. Jadi, sejauh manapun karya sastra sebagai cermin memantulkan bias,

cerita dalam karya tersebut hanya menjadi sebuah dunia rekaan.

Kesimpulannya meski terdapat sisi-sisi nyata dari novel Dzikir-Dzikir Cinta,

kisah nyata yang di alami lalu di ungkapkan kembali oleh pengarang, namun

hanya merupakan sebu0ah cerita yang sudah melalui beberapa proses yang

telah di sebutkan tadi, dan proses akhirnya melahirkan dunia rekaan

pengarang semata.

Adapun disebabkan ruang lingkup santri yang semuanya laki-laki

maupun sebaliknya. Banyak terjadi hal yang tidak diinginkan, hubungan antar

sesama yang seharusnya tidak pernah boleh terjadi. Kisah ini juga beriringan

dengan fakta di lingkungan pesantren. Banyak kasus serupa terjadi, hanya saja

bagi putri kiayi yang mencintai khadam/abdi ndalem ayahnya itu jarang sekali

terjadi di dunia nyata. Meski tidak menutup kemungkinan bila hal itu terjadi.

Page 69: KAJIAN STRUKTURALISME GENETIK DALAM NOVEL DZIKIR-DZIKIR ...

59

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan uraian tentang hasil penelitian dan pembahasan yang telh

dijelaskan sebelumnya maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:

a. Unsur intrinsik yang merupakan unsur yang membangun karya sastra dari

dalam. Pada novel Dzikir-Dzikir Cinta Karya Anam Khoirul Anam

meliputi enam aspek yaitu; tema, alur/plot, penokohan, latar (setting),

sudut pandang dan amanat.

b. Pandangan Dunia pengarang dalam novel Dzikir-Dzikir Cinta karya Anam

Khoirul Anam yaitu dengan jelas pengarang mampu menghadirkan dan

menggambarkan kehidupan santri secara gamblang dan mampu memberi

interpretasi yang sama terhadap pembaca. pengarang mampu

menghadirkan suau fakta imajinatif yang mana hal itu sangat

memengaruhi pembaca. pembaca seolah-olah dapat merasakan apa yang

dibayangkan oleh pengarang. Anam Khoirul Anam sebagai pengarang

memiliki kemampuan menangkap gejala-gejala dalam masyarakat, dalam

arti sebuah fakta realitas menjadi berhasil diolah menjadii sebuah fakta

yang imajinatif

c. Sosia Budaya jika dihubungkan dengan latar belakang pengarang yakni

setiap masalah yang di gambarkan dalam novel Dzikir-Dzikir Cinta Karya

Anam Khoirul Anam memiliki hubungan yang erat. Hal ini diketahui

59

Page 70: KAJIAN STRUKTURALISME GENETIK DALAM NOVEL DZIKIR-DZIKIR ...

60

berdasarkan latar belakang pengarang novel Dzikir-Dzikir Cinta. Ia adalah

penganut Islam (santri) yang mampu menanfsirkan ajara Islam bukan

hanya sebagai konsep abstrak, melainkan juga sebagai pedoman sikap dan

perilaku sehari-hari.

B. Saran

Berdasarkan hasil yang yang telah dicapai maka disarankan:

1. Bagi mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

hendaknya melestarikan sastra dan mengembangkannya dengan melalui

pendekatan Strukturalisme maupun pendekatan lainnya.

2. Bagi penikmat sastra khususnya mahasiswa yang ingin memahami suatu

karya sastra diharapkan supaya aktif memelajari dan menganalisis karya-

karya sastra, utamanya novel agar kemampuan mengapresiasi yang

dimiliki dapat berkembang.

3. Sudah sepatutnya uraian dalam tulisan ini tidak hanya sekadar kritik

ilmiah bagi penulis dan pembaca, tetapi dapat memberikan hikmah ilmiah

dan dapat dijadikan pelajaran berharga menyukapi permasalahan dalam

kehidupan.

4. Kiranya dalam penelitian ini merupakan motivasi bagi pembaca untuk

mengkaji aspek-aspek lain dari novel berbobot lainnya sebagai suatu

motivasi. Jika perlu ada baiknya kalangan mahasiswa Pendidikan Bahasa

dan Sastra Indonesia memberdayakan pengkajian semacam ini sebagai

suatu bentuk kegiatan apresiasi

Page 71: KAJIAN STRUKTURALISME GENETIK DALAM NOVEL DZIKIR-DZIKIR ...

61

DAFTAR PUSTAKA

Aminuddin.2015. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung: Sinar BaruAlgensindo Bandung.

Basrowi. 2005. Pengantar Sosiologi. Bogor. Ghalia indah.

Budianta, Melani., dkk. 2008. Membaca Sastra Pengantar Memahami Sastrauntuk Perguruan Tinggi. Jogjakarta : Indonesiatera.

Depdiknas. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Faruk. 1994. Pengantar Sosiologi Sastra: Dari Strukturalisme Genetik SampaiPost- Modernisme. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

-----------2010. Pengantar Sosiologi Sastra: Dari Strukturalisme Genetik SampaiPost- Modernisme. Edisi Revisi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

----------2012. Metode Penelitian Sastra: Sebuah Penjelajah Awal. Yogyakarta.Pustaka Pelajar.

Goldmann. 1981 . The Epistemology Of Sociology. England: Basil Blackwell.

Hasan. 2013. Pengertian sastra secara umum dan menurut para ahli (online).(http:jenggala.blogspot.com/2013/01/pengertian-sastra-secara-umum.html.08 Juni 2016).

Khaerul. 2010. Strukturalisme genetik. (online).

https://khaerulsobar.wordpress.com/pengetahuan-umum/strukturalisme-genetik/ 15 April 2016

Khoirul Anam, Anam. 2006. Dzikir-Dzikir Cinta. Yogyakarta. @Diva Press.

Luxemburg, dkk., 1989, Pengantar Ilmu Sastra . (Terjemahan Dick Hartoko).Jakarta: Gramedia.

Nurgiyantoro, Burhan. 1995. Teori Pengkajian Prosa Fiksi. Yogyakarta: GadjahMada University Press.

61

Page 72: KAJIAN STRUKTURALISME GENETIK DALAM NOVEL DZIKIR-DZIKIR ...

62

----------------. 2009. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: GMUP.

Pradopo. 2008. Beberapa Teori Sastra, Metode Kritik, Dan Penerapannya.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Rimang, Siti Suwadah. 2012. Kajian Sastra Teori dan Praktik. Yogyakarta: AuraPustaka.

Samin.2016. Novel (Pengertian, Ciri, Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik, Jenis).(online).http://artikelmateri.blogspot.co.id/2016/03/novel-adalah-pengertian-unsur-intrinsik-ekstrinsik.html 20 Mei 2016

Sutrisno, Mudji dan Hendar Purtanto. 2007. Teori-teori Kebudayaan. Yogyakarta:Kanisius.

Tarigan, Henry Guntur. 1995. Teori Kesustraan. Jakarta: Gramedia.

Wellek, Rene dan Austin Warren. 1989. Teori Kesusastraan. Jakarta: Gramedia

Page 73: KAJIAN STRUKTURALISME GENETIK DALAM NOVEL DZIKIR-DZIKIR ...

RIWAYAT HIDUP PENULIS

Irmayanti, Lahir pada tanggal 08 Mei 1992 di

Desa Laliko, Kecamatan Campalagian Kabupaten

Polewali Mandar Provinsi Sulawesi Barat..

Merupakan buah kasih sayang dari Ayahanda

Abd.Rahman dan Ibunda Halmiah sebagai anak

kedua dari tiga bersaudara.

Pendidikan formal SD 028 Laliko tahun 1999 hingga tahun 2005

kemudian masuk SMP Negeri 1 Campalagian 2005 tamat tahun 2008 , kemudian

melanjutkan sekolah ke SMA Negeri 1 Campalagian selesai tahun 2011, Namun

baru pada tahun 2012 penulis kembali melanjutkan pendidikan di Universitas

Muhammadiyah Makassar, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.

Berkat rahmat Allah swt yang disertai iringan doa kedua orang tua dan

saudara. Perjuangan panjang penulis yang penuh suka dan duka di dalam

mengikuti pendidikan di Universitas Muhammadiyah Makassar sehingga dapat

menyelesaikan skripsi dengan judul “Kajian Strukturalisme Genetik dalam Novel

Dzikir-Dzikir Cinta Karya Anam Khoirul Anam.”