Pemberdayaan Ekonomi Ummat Melalui Gerakan Holistis ( Zainal Arifin)

23
A. Pendahuluan A.1. Pengertian Pemberdayaan ekonomi umat, didasari dari pemahaman, bahwa suatu masyarakat dikatakan berdaya jika memiliki salah satu atau lebih dari beberapa variabel. Pertama, memiliki kemampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar hidup dan perekonomian yang stabil. Kedua, memiliki kemampuan beradaptasi dengan perubahan lingkungan. Ketiga, memiliki kemampuan menghadapi ancaman dan serangan dari luar. Keempat, memiliki kemampuan berkreasi dan berinovasi dalam mengaktualisasikan diri dan menjaga ko-eksistensinya bersama bangsa dan negara lain. Pemberdayaan ekonomi umat, merupakan upaya untuk membangun daya (masyarakat) dengan mendorong, memotivasi, dan membangkitkan kesadaran akan potensi ekonomi yang dimilikinya serta berupaya untuk mengembangkannya. Keberdayaan masyarakat adalah unsur dasar yang memungkinkan suatu masyarakat bertahan. Dalam pengertian yang dinamis, yaitu mengembangkan diri dan mencapai kemajuan. Keberdayaan masyarakat menjadi sumber dari apa yang dikenal sebagai Ketahanan Nasional. Pembahasan mengenai perekonomian umat, ada beberapa kemungkinan yang perlu diperhatikan. Pertama, ekonomi umat itu hampir identik dengan ekonomi pribumi 1

Transcript of Pemberdayaan Ekonomi Ummat Melalui Gerakan Holistis ( Zainal Arifin)

Page 1: Pemberdayaan Ekonomi Ummat Melalui Gerakan Holistis ( Zainal Arifin)

A. Pendahuluan

A.1. Pengertian

Pemberdayaan ekonomi umat, didasari dari pemahaman, bahwa suatu

masyarakat dikatakan berdaya jika memiliki salah satu atau lebih dari beberapa

variabel. Pertama, memiliki kemampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar hidup

dan perekonomian yang stabil. Kedua, memiliki kemampuan beradaptasi dengan

perubahan lingkungan. Ketiga, memiliki kemampuan menghadapi ancaman dan

serangan dari luar. Keempat, memiliki kemampuan berkreasi dan berinovasi

dalam mengaktualisasikan diri dan menjaga ko-eksistensinya bersama bangsa dan

negara lain.

Pemberdayaan ekonomi umat, merupakan upaya untuk membangun daya

(masyarakat) dengan mendorong, memotivasi, dan membangkitkan kesadaran

akan potensi ekonomi yang dimilikinya serta berupaya untuk

mengembangkannya. Keberdayaan masyarakat adalah unsur dasar yang

memungkinkan suatu masyarakat bertahan. Dalam pengertian yang dinamis,

yaitu mengembangkan diri dan mencapai kemajuan. Keberdayaan masyarakat

menjadi sumber dari apa yang dikenal sebagai Ketahanan Nasional.

Pembahasan mengenai perekonomian umat, ada beberapa kemungkinan

yang perlu diperhatikan. Pertama, ekonomi umat itu hampir identik dengan

ekonomi pribumi Indonesia. Sementara itu umat Islam sendiri merupakan 87%

dari total penduduk. Konsekuensi dari pengertian ini adalah bahwa jika dilakukan

pembangunan nasional yang merata secara vertikal maupun horisontal, maka hal

ini berarti juga pembangunan ke perekonomian umat Islam.

Kedua, yang dimaksud perekonomian umat itu adalah sektor-sektor yang

dikuasai oleh muslim-santri. Batasan ini mempunyai masalah tersendiri, karena

sulit membedakan mana yang Islam dan mana pula yang abangan.

Arti ekonomi umat yang lain adalah badan-badan yang dibentuk dan

dikelola oleh gerakan Islam. Indikator ini mengacu kepada perusahaanperusahaan

yang dikembangkan oleh gerakan Nasrani yang telah berhasil membangun diri

sebagai konglomerasi dan bergerak di bidang-bidang seperti perbankan,

1

Page 2: Pemberdayaan Ekonomi Ummat Melalui Gerakan Holistis ( Zainal Arifin)

perkebunan, perdagangan ekspor-impor, perhotelan, penerbitan, percetakan dan

industri lainnya.

Holistik adalah saduran kata dari bahasa Inggris yaitu “Holistic” yang

menekankan pentingnya keseluruhan dan saling keterkaitan dari bagian-

bagiannya. Jika kata holistik ini dipakai dalam rangka pelayanan kepada orang

lain yang membutuhkan maka mempunyai arti layanan yang diberikan kepada

sesama atau manusia secara utuh, baik secara fisik, mental, sosial dan spiritual

mendapat perhatian yang seimbang.

Jadi dapat dikerucutkan bahwa pemberdayaan ekonomi umat dengan

gerakan holistis, berarti upaya untuk meningkatkan harkat dan martabat lapisan

masyarakat Islam dari kondisi tidak mampu, serta melepaskan diri dari perangkap

kemiskinan dan keterbelakangan ekonomi dengan gerakan atau system ekonomi

yang menyeluruh. Dengan kata lain, sebagai upaya membangun kemandirian

umat di bidang ekonomi melalui gerakan yang mampu memberikan pelayanan

secara utuh, baik secara fisik, mental, social, ekonomi secara seimbang.

B. Pembahasan

Dalam hal pemberdayaan ekonomi ummat dengan gerakan holistis ini

pasti tidak lepas dengan system ekonomi islam yang memiliki dasar system

ekonomi yang berlandaskan pada tauhid, sebagaimana yang diutarakan oleh

seorang pakar ekonomi yang bernama Saefudin, yaitu sebagai berikut:

1.   Kepemilikan (ownership)

2.   Keseimbangan (equilibrium)

3.   Keadilan (justice)

Secara lebih mendetil ketiga nilai dasar tersebut dapat diuraikan sebagai

berikut:

1.  Kepemilikan (ownership) dalam ekonomi Islam merupakan:

     a.   Pemilikan terletak pada kemanfaatannya dan bukan menguasai secara

mutlak terhadap sumber-sumber ekonomi. Seorang muslim yang tidak

2

Page 3: Pemberdayaan Ekonomi Ummat Melalui Gerakan Holistis ( Zainal Arifin)

memproduksi manfaat dari sumber-sumber yang diamanatkan Allah padanya

akan kehilangan hak atas sumber-sumber tersebut.

     b.  Pemilikan terbatas sepanjang usia hidup manusia di dunia, dan bila orang

itu mati, harus didistribusikan (alihkan kpemilikannya) kepada ahli warisnya

menurut ketentuan Islam.

2. Keseimbangan (equlibrium).

 Pengaruh faktor keseimbangan terlihat pada berbagai praktek ekonomi

muslim, misalnya kesederhanaan (tawassuth), berhemat dan menjauhi

pemborosan (mubazzir). Konsep keseimbangan ini tidak hanya timbangan

kebaikan hasil usahanya diarahkan untuk di dunia dan di akhirat saja, tetapi

berkait juga dengan kepentingan (kebebasan) perorangan dengan kepentingan

umum yang harus dipelihara, dan keseimbangan antara hak dan kewajiban harus

direalisasikan.

3.   Keadilan (justice).

Kata keadilan disebut lebih dari 1000 kali menunjukkan betapa  nilai

dasar ini memiliki bobot yang sangat dimuliakan dalam Islam, selain itu kata

yang paling banyak disebut dalam Al-quran setelah Allah dan ilmu pengetahuan,

ialah keadilan.  Baik yang berkaitan dengan aspek sosial, politik maupun

ekonomi. Seorang ulama kontemporer yang bernama Yusuf Al-Qardhawi

menyatakan, bahwa “Ruh sistem Islam merupakan pertengahan yang adil”

Pemberdayaan ekonomi ummat dengan gerakan holistis, gerakan holistis

untuk pemberdayaan ekonomi ummat adalah sebagai berikut :

1. Zakat

Sumber utama pendapatan dalam pemerintahan negara Islam pada periode

klasik serta negara-negara Islam pada umumnya merupakan zakat, yang notabene

merupakan salah satu dari rukun Islam. Namun zakat bukanlah pajak untuk

3

Page 4: Pemberdayaan Ekonomi Ummat Melalui Gerakan Holistis ( Zainal Arifin)

menjamin penerimaan negara. Sebab, distribusi hasil pengumpulan zakat harta

ditunjukkan pada delapan kelompok sasaran (mustahiq) sebagaiman yang

dijelaskan dalam firman Allah SWT yang artinya:

“zakat itu untuk orang-orang fakir, orang miskin, pengurus zakat, orang muallaf

hatinya, untuk memerdekakan budak (hamba), orang yang berhutang, orang

yang berjuang dijalan Allah dan untuk orang musafir sebagai suatu keperluan

dari Allah. Allah maha mengetahui lagi bijaksana.”

Sistem zakat dalam ekonomi Islam merupakan sebagai garda terdepan

sistem fiskal. Zakat memiliki fungsi alokasi, distribusi, dan sekaligus stabilisasi

dalam perekonomian. Jika dikelola dengan baik, zakat akan menjadi salah satu

solusi dari sasaran akhir perekonomian suatu negara. Yakni terciptanya

kesejahteraan bagi masyarakat. Paling tidak ada beberapa effect jika zakat

dikelola dengan baik :

a.          Zakat Mendorong Pemilik Modal Untuk Mengelola Hartanya

Zakat mal itu dikenakan pada harta diam yang dimiliki seseorang setelah

satu tahun, harta yang produktif dan digunakan untuk produksi tidak dikenakan

zakat.      

b.          Meningkatkan Etika Bisnis

Kewajiban zakat dikenakan pada harta yang diperoleh dengan cara yang

halal. Zakat memang menjadi pembersih harta, tetapi tidak membersihkan harta

yang diperoleh secara batil. Maka hal ini akan mendorong pelaku usaha agar

memperhatikan etika bisnis.

c.            Pemerataan Pendapatan

Pengelolan zakat yang baik dan alokasi yang tepat sasaran akan

mengakibatkan pemerataan pendapatan. Dengan zakat distribusi pendapatan lebih

merata, dan tiap orang akan memiliki akses lebih terhadap distribusi pendapatan. 

d.          Pengembangan Sektor Riil

Salah satu cara dalam pendistribusian zakat bisa dilakukan dengan

memberikan bantuan modal usaha bagi para mustahiq. Pendistribusian zakat

dengan cara ini akan mendorong para mustahiq untuk melakukan usaha pada

sektor rill. Hal ini akan memberikan dua efek yaitu meningkatnya penghasilan

dari mustahiq dan juga akan berdampak ekonomi secara makro.

4

Page 5: Pemberdayaan Ekonomi Ummat Melalui Gerakan Holistis ( Zainal Arifin)

2. Wakaf (Uang)

Peraturan Pemerintah No.28 tahun 1977 tentang Perwakafan Tanah Milik

masih memahami wakaf sebatas tanah milik. Di dalam pasal 1 ayat (1) PP

tersebut dijelaskan, ‘wakaf adalah perbuatan hukum seseorang atau badan hukum

yang memisahkan sebagian dari harta kekayaan yang berupa tanah milik dan

melembagakannya untuk kepentingan peribadatan atau keperluan umum lainnya

sesuai dengan ajaran agama Islam’.

Sepintas wakaf uang itu sama dengan lembaga penghimpun keuangan lain

semacam zakat, infak dan sedekah (ZIS). Titik perbedaan wakaf uang dengan

lembaga keuangan Islam lain adalah pada uang pokoknya yang akan

diinvestasikan terus-menerus, baru kemudian keuntungan investasi itu dipakai

untuk mendanai kebutuhan rakyat miskin. Sedangkan pada ZIS uangnya bisa saja

langsung dibagi-bagikan kepada pihak-pihak yang berhak.

Salah satu keunggulan wakaf uang ialah bersifat fleksibel dan tidak

mengenal batas pendistribusian. Di luar itu, wakaf uang juga memiliki beberapa

manfaat dan keunggulan, yaitu: (1) jumlah wakaf bisa bervariasi memungkinkan

lebih banyak orang berwakaf; (2) aset-aset wakaf berupa tanah-tanah kosong bisa

dimanfaatkan, baik dengan mendirikan bangunan maupun diolah menjadi lahan

pertanian; (3) bisa dimanfaatkan untuk membantu lembaga pendidikan yang

kekurangan dana; dan (4) umat Islam bisa mandiri dalam mengembangkan

lembaga pendidikannya. 

Menurut Achmad Tohirin, sebagaimana dikutip Abdul Ghofur Anshori

dalam mempraktekan wakaf uang harus diperhatikan tiga hal. Pertama,

bagaimana metode penghimpunan dana yang efektif sehingga dana umat dapat

termobilisasi, model sertifikasi adalah alternatif yang paling memadai. Kedua,

pengelolaan dana yang terhimpun secara baik sehingga memberi hasil yang

optimal, yakni dengan cara diinvestasikan pada usaha-usaha produktif. Ketiga,

hasil investasi wakaf uang dapat didistribusikan untuk program penyantunan

(charity), pemberdayaan (enpowerment), investasi sumber daya insani, dan

investasi infrastruktur.

5

Page 6: Pemberdayaan Ekonomi Ummat Melalui Gerakan Holistis ( Zainal Arifin)

Distribusi hasil wakaf  uang memang bisa diarahkan pada program

penyantunan (charity) kaum miskin, tapi sebaiknya itu dilakukan bila keadaannya

benar-benar mendesak. Sebab, dengan program itu sekali pakai modal akan

habis. Sebisa mungkin keuntungan investasi wakaf uang dipakai untuk program

pemberdayaan (enpowerment) rakyat miskin sehingga modal dapat digunakan

secara berkelanjutan, bahkan kalau memungkinkan modal itu bisa diputar ke

orang lain yang juga membutuhkan, baik dalam rangka memperkuat kapasitas

distributif ataupun sebagai modal awal untuk memulai sebuah usaha (kapasitas

produktif).

Strategi pemberdayaan ekonomi bagi umat yang tidak memiliki kapasitas

produktif, tidak mempunyai keahlian (skill), modal dan tanah sehingga mereka

belum memiliki usaha, dapat ditempuh melalui langkah-langkah sebagai berikut:

1. Pelatihan usaha, bertujuan untuk memberikan wawasan yang luas tentang

kewirausahaan secara aktual dan komprehensif sehingga mampu

memunculkan motivasi dan soirit berwirausaha.

2.   Pemagangan. Setelah memiliki pemahaman dan motivasi kewirausahaan,

maka dibutuhkan keterampilan. Itu bisa diperoleh melalui kegiatan magang di

dunia usaha yang akan diterjuninya. Learning by doing.

3. Penyusunan proposal. Menyusun proposal secara realistis berdasarkan

pengalaman empiris perlu dimiliki untuk mengindari penyimpangan sehingga

bisa meminimalisir kerugian.

4.   Permodalan sangat penting untuk memulai dan mengembangkan usaha. Dalam

hal ini harus dicari lembaga keuangan yang dapat meminjami uang dengan

bunga/bagi hasil seringan mungkin. Jangan sampai keuntungan yang diperoleh

habis untuk membayar utang.

5. Pendampingan, berfungsi sebagai pengarah dalam melaksanakan kegiatan

usahanya sehingga mampu menguasai dan mengembangkan usahanya dengan

mantap.

6.  Membangun jaringan bisnis. Tahapan ini sangat berguna untuk memperluas

pasar sehingga produk-produknya dapat dipasarkan ke daerah-daerah lain.

Dengan jaringan ini akan melahirkan net-working bisnis umat Islam yang

tangguh. 

6

Page 7: Pemberdayaan Ekonomi Ummat Melalui Gerakan Holistis ( Zainal Arifin)

Sedang untuk strategi pemberdayaan ekonomi umat yang telah memiliki

rintisan usaha, menurut Musa Asy’ari, dilakukan melalui langkah-langkah

sebagai berikut:

1. Membantu akses permodalan, diawali dari pembimbingan penyusunan

proposal yang memadai sehingga mampu meyakinkan pihak lembaga

keuangan untuk mengucurkan dananya.

2.  Menertibkan administrasi keuangan. Masalah administrasi adalah titik lemah

para pelaku usaha kecil dan menengah; tidak ada catatan transaksi jual-beli,

campur aduk keuangan usaha dengan rumah tangga dan lain-lain. Harus ada

bimbingan untuk menertibkan administrasi keuangan sehingga bisa diaudit

sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi modern.

3.   Memperbaiki manajemen usaha. Meski usahanya masih kecil, jumlah

karyawan sedikit, dan jangkauan pemasaran masih lokal, namun harus dikelola

dengan manajemen yang sehat.

4. Memperluas pemasaran. Pemasaran menjadi kendala yang serius bagi usaha

kecil dan menengah dalam melempar produk-produknya ke masyarakat,

karena tidak tersedia dana iklan. Oleh karena itu ethos kerja harus senantiasa

dipompa, informasi tentang peluang-peluang pasar baru harus di sediakan, dan

pengembangan jejaring sesama usaha kecil dan menengah.

5. Teknis produksi, maksudnya kualitas produk harus dijaga terus-menerus

seirama dengan tuntutan pasar. Kualitas produk harus benar-benar dijaga

meskipun sudah laku di pasar.

6. Teknologi, baik teknologi produksi maupun teknologi informasi harus

dimanfaatkan secara optimal sehingga dapat menstimulasi peningkatan

kualitas produksi.

3. Bank Syariah

Perbankan Syariah atau perbankan Islam adalah suatu sistem perbankan

yang dikembangkan berdasarkan syariah (hukum) Islam. Usaha pembentukan

sistem ini didasari oleh larangan dalam agama Islam untuk memungut maupun

meminjam dengan bunga atau yang disebut dengan riba serta larangan investasi

untuk usaha-usaha yang dikategorikan haram (misal : usaha yang berkaitan

7

Page 8: Pemberdayaan Ekonomi Ummat Melalui Gerakan Holistis ( Zainal Arifin)

dengan produksi makanan/minuman haram, usaha media yang tidak Islami dll),

dimana hal ini tidak dapat dijamin oleh sistem perbankan konvensional.

Berdirinya Bank Syariah dalam upaya pengembangan Usaha Kecil

Menengan di Indonesia awalnya tidak terlepas dari peran yang telah dilakukan

oleh Bank- Bank yang lain yang telah ada sebelumnya di Negara kita ini. Dimana

Bank- Bank tersebut kebanyakan mereka hanya mau meminjamkan uang atau

membuka kredit kepada orang yang sudah punya “uang” dalam arti penghasilan

dan aset., kesalahan pola berfikir inilah yang dirubah oleh Muhammad Yunus

yang awalnya semua itu dikemas dengan berdirinya Grammen Bank.

Grammen Bank (Grammen berarti pedesaan) yang lebih kita kenal selama

ini ujut konkriknya dalam konteks Bank Syariah. Dimana institusi ini didirikan

pada tahun 1976 dengan idealisme menciptakan sistem pelayanan keuangan bagi

masyarakat miskin berlandaskan rasa saling percaya, akuntabilitas, partisipasi

dan kreativitas. Kegiatan yang bersifat proyek itu ditransformasikan menjadi

bank di bawah aturan hukum yang khusus dibuat untuk kreasi pemikiran

pengentasan masyarakat dari kemiskinan

Ketika kita mencoba melihat dalam satu decade terakhir ini, bisnis

perbankan konvensional di Indonesia mulai tersaingi dengan kehadiran Bank

Syariah. Bank Syariah menawarkan alternative jasa perbankan dengan system

imbalan berupa bagi hasil ( profit and loss sharing principle ) atau Profit Margin

yaitu keuntungan yang diharapkan oleh Bank Syariah, system ini menerapkan

prinsip keadilan antara pihak Bank maupun nasabah. Bermula dari jasa

penghimpunan dana masyarakat dalam bentuk tabungan dengan prinsip syariah,

kini Bank syariah mulai merambah bisnis pembiayaan untuk modal usaha

maupun pembayaran yang bersifat konsumtif.

Filosofi Model Bank Syariah adalah Credit is fundamental right (Kredit

adalah hak bagi setiap orang) untuk mendapatkannya termasuk orang miskin

guna memberikan kesempatan untuk meningkatkan pendapatan dan memenuhi

semua keperluan hidupnya dalam hal ini diujutkan dalam benrtuk terciptanya

Usaha Kecil Menengah yang berusaha mengobtimalkan sumber daya yang ada

8

Page 9: Pemberdayaan Ekonomi Ummat Melalui Gerakan Holistis ( Zainal Arifin)

dalam masyarakat kecil itu sendiri yang selama ini belum tersentuh oleh langkah

Pemerintah.

Prinsip Filosofi Dasar Bagi Pengembangan Bank Syariah dalam upaya

pengembangan Usaha Kecil Menegah yang ada dalam masyarakat adalah,

bantuan yang diberikan tanpa jaminan atau penjamin, target kelompok adalah

masyarakat kecil miskin yang kurang mampu yang mempunyai potensi untuk

mengembangkan usaha perekonomiannya serta ketentuan lain yang juga

diterapkan adalah jika anggota meninggal dunia, mereka dibebaskan dari

pembayaran kredit

Dalam menjalankan program pelayanan kredit mikronya, Bank Syariah

mengorganisasir masyarakat miskin yang menjadi peminjamnya dalam

kelompok-kelompok kecil yang terdiri atas lima anggota. Tujuannya,

memperkuat para peminjam sehingga mereka mempunyai kapasitas untuk

merencanakan dan melaksanakan pengambilan keputusan di tingkat mikro.

Centre (kumpulan kelompok) juga dibentuk sebagai media penghubung dengan

kantor cabang di mana petugas lapangan Bank Syariah harus menghadiri

pertemuan centre setiap minggu. Sementara dalam hal penyaluran kredit, tetap

diprioritaskan pada kelompok masyarakat yang benar- benar membutuhkan dana

untuk menunjang keberhasilan usahanya. Upaya Bank Syariah dalam

pengembangan Usaha Kecil Menengah yang ada dalam masyarakat kita dalam

hal pemberian bantuan, Bank Syariah mengfokuskan prioritasnya kepada

pemberian kredit tidak didasarkan atas kedermawanan atau belas kasihan, sebab

akan menyebabkan terjadinya ketergantungan pada pihak lain. Serta bantuan

kredit yang telah diberikan harus dapat menyiapkan persyaratan dan prosedur

kredit yang sesuai dengan kondisi masyarakat (fleksibel).

Disamping itu bantuan kredit yang diberikan oleh Bank Syariah tidak

mensyaratkan adanya agunan atau jaminan anggota. Yang lebih menariknya dari

kebijakan Bank Syariah ini dalam upya memberikan bantuan dana kepada

masyarakat kecil adalah terkait dengan pengelolaan bantuan kredit itu sendiri

harus dilakukan secara terbuka dan profesional dengan berprinsip dari, oleh dan

9

Page 10: Pemberdayaan Ekonomi Ummat Melalui Gerakan Holistis ( Zainal Arifin)

untuk anggota. Dan juga dalam pelaksanaan programnya, berusaha memanfaatan

kelompok-kelompok yang sudah ada di masyarakat sebagai sarana penyalur

bantuan kredit.

Bagi industri perbankan yang dalam hal ini adalah Perbankan Syariah,

proses penyaluran pembiayaan yang mereka lakukan terhadap sektor UKM lebih

menguntungkan dibandingkan sektor non UKM. Seba, sektor UKM memiliki

ketahanan bisnis lebih kuat. Disamping itu factor pendukung lainnya yang juga

akan menguntungkan Perbankan Syariah yaitu terkait dengan pembiayaan UKM

yang saat sekarang ini mendapat alokasi bantuan yang besar dari pemerintah

terkait dengan pengembangan UKM tersebut, karena alokasi pembiayaan yang

cukup besar tersebut lahir dan dipicu oleh keinginan pemerintah agar industri

perbankan nasional memiliki kontribusi lebih besar dalam mendorong

perkembangan sektorUKM.

Beranjak dari semua itu, bahwasanya UKM ini berpotensi cukup besar

bagi perkembangan Perbankan Syariah karena bisa kita lihat bersama dengan

mengingat kembali dari masa krisis moneter ke pasca krisis moneter, UKM itu

terbukti selalu menjadi tulang punggung perekonomian kita. Sektor UKM

memiliki daya tahan yang lebih kuat dalam menghadapi krisis, dibandingkan

sektor lain. Hanya memang, pemerintah masih kurang memberikan dukungan.

Karena itulah bank syariah seharusnya juga masuk ke sana. Kami optimistis,

bisnis perbankan syariah, dengan mendukung pengembangan UKM, akan lebih

besar dan akan selalu eksist kedepannya.

4. BMT Pemberdayaan Ekonomi Berbasis masjid

BMT berbasis masjid (BBM) secara operasional adalah BMT yang

proses pendiriannya dibidani dari, oleh, dan untuk takmir masjid. Takmir

masjid mendirikan BMT adalah untuk memberikan contoh pengamalan syariah

di bidang mu'amalah sekaligus untuk pemberdayaan ekonomi jemaah masjid.

BMT adalah lembaga yang memberikan dukungan terhadap peningkatan

10

Page 11: Pemberdayaan Ekonomi Ummat Melalui Gerakan Holistis ( Zainal Arifin)

kualitas ekonomi pengusaha mikro dan pengusaha kecil bawah berlandaskan

system syariáh. Lembaga ini terdiri dari dua bagian yang disebut dengan Baitul

Mal dan Baitul Tamwil. Baitul mal adalah lembaga yang kegiatannya menerima

dan menyalurkan dana zakat, infaq dan sadaqoh. Sedangkan Baitul Tamwil

mengembangkan usaha produktif dan investasi dalam meningkatkan kualitas

usaha ekonomi pengusaha kecil bawah dan mikro diantaranya dengan cara

memotivasi kegiatan menabung dan pembiayaan usaha ekonomi. Sedangkan

apabila dilihat dari status badan hukumnya, BMT merupakan organisasi

keuangan informasl dalam bentuk Kelompok Simpan Pinjam (KSP)

atauKelompok Swadaya

Masyarakat (KSM) (Mohammad, 1989:17-18).

Dari uaraian di atas dapat disimpulkan bahwa BMT adalah lembaga

keuangan yang dalam operasionalisasinya menganut system syariáh dan

fungsi utama yang diharapkan akan dapat membantu meningkatkan

perekonomian masyarakat bawah karena BMT mempunyai peranan sebagai

pengumpul dana bisnis maupun dana ibadah. BMT dapat digambarkan sebagai

wadah untuk mengumpulkan harta yang bersumber dari potensi masyarakat,

yang kemudian dimanfaatkan dan dikelola sesuai dengan tuntunan syariah, dari,

oleh dan untuk masyarakat sendiri dalam rangka meningkatkan taraf

kesejahteraan dan memperkuat ekonomi umat. Dengan demikian maka jelas

bahwa BMT adalah lembaga keuangan berkarakter syariah.

Kegiatannya bertujuan pada penguatan dan pengembangan usaha rakyat

dalam rangka meningkatkan kesejahteraan sosial. Namun demikian, BMT

bukanlah semata-mata lembaga sosial, tetapi juga lembaga ekonomi yang

dihalalkan untuk mencari profit melalui cara- cara yang tidak bertentangan

dengan syariah Islam (TIM Perumus BMT LPM UII, 1995: 1-3).

11

Page 12: Pemberdayaan Ekonomi Ummat Melalui Gerakan Holistis ( Zainal Arifin)

C. Penutup

C.1. Kesimpulan

Ada berbagai macam pengertian dari pemberdayaan ekonomi ummat

dengan gerakan holistic, tapi dari sekian pengertian yang ada dapat diambil

sebuah pengertian bahwa pemberdayaan ekonomi ummat dengan gerakan holistis

adalah berarti upaya untuk meningkatkan harkat dan martabat lapisan masyarakat

dari kondisi tidak mampu, serta melepaskan diri dari perangkap kemiskinan dan

keterbelakangan ekonomi dengan gerakan atau system ekonomi yang

menyeluruh. Dengan kata lain, sebagai upaya membangun kemandirian umat di

bidang ekonomi melalui gerakan yang mampu memberikan pelayanan secara

utuh, baik secara fisik, mental, social, dan ekonomi secara seimbang.

Gerakan yang berperan dalam peberdayaan ekonomi ummat antara lain :

Zakat, Infa‘, Bank Syariah, BMT pemberdayaan ekonomi berbasis masjid.

Pertama adalah sistem zakat dalam ekonomi Islam merupakan sebagai garda

terdepan sistem fiskal. Zakat memiliki fungsi alokasi, distribusi, dan sekaligus

stabilisasi dalam perekonomian. Jika dikelola dengan baik, zakat akan menjadi

salah satu solusi dari sasaran akhir perekonomian suatu negara.

BAZ merupakan kependekan dari Badan Amil Zakat. Institusi  ini

sebelumnya biasa disebut dengan BAZIS (Badan Amil Zakat Infaq dan Sadaqah).

Sedangkan pengertian BAZIS secara istilah antara lain ditemukan dalam Surat

Keputusan Bersama (SKB) Menteri Dalam Negeri dan Menteri Agama Nomor 29

Tahun 1991/47 Tahun 1991 Tentang Pembinaan Badan Amil Zakat, Infaq, dan

Sadaqah. Dalam pasal  1 SKB tersebut disebutkan bahwa yang dimaksud dengan

BAZIS merupakan  Lembaga Swadaya Masyarakat yang mengelola penerimaan,

12

Page 13: Pemberdayaan Ekonomi Ummat Melalui Gerakan Holistis ( Zainal Arifin)

pengumpulan, penyaluran, dan pemanfaatan zakat, infaq, dan shadaqah secara

berdayaguna dan berhasil guna.

Wakaf uang itu sepintas sama dengan lembaga penghimpun keuangan

lain semacam zakat, infak dan sedekah (ZIS). Titik perbedaan wakaf uang

dengan lembaga keuangan Islam lain adalah pada uang pokoknya yang akan

diinvestasikan terus-menerus, baru kemudian keuntungan investasi itu dipakai

untuk mendanai kebutuhan rakyat miskin. Sedangkan pada ZIS uangnya bisa saja

langsung dibagi-bagikan kepada pihak-pihak yang berhak.

Bank Syariah, Prinsip Filosofi Dasar Bagi Pengembangan Bank Syariah

dalam upaya pengembangan Usaha Kecil Menegah yang ada dalam masyarakat

adalah, bantuan yang diberikan tanpa jaminan atau penjamin, target kelompok

adalah masyarakat kecil miskin yang kurang mampu yang mempunyai potensi

untuk mengembangkan usaha perekonomiannya serta ketentuan lain yang juga

diterapkan adalah jika anggota meninggal dunia, mereka dibebaskan dari

pembayaran kredit

BMT berbasis masjid (BBM) secara operasional adalah BMT yang

proses pendiriannya dibidani dari, oleh, dan untuk takmir masjid. Takmir

masjid mendirikan BMT adalah untuk memberikan contoh pengamalan syariah

di bidang mu’amalah sekaligus untuk pemberdayaan ekonomi emaah masjid.

BMT adalah lembaga yang memberikan dukungan terhadap

peningkatan kualitas ekonomi pengusaha mikro dan pengusaha kecil bawah

berlandaskan system syariáh. Lembaga ini terdiri dari dua bagian yang disebut

dengan Baitul Mal dan Baitul Tamwil. Baitul mal adalah lembaga yang

kegiatannya menerima dan menyalurkan dana zakat, infaq dan sadaqoh.

Sedangkan Baitul Tamwil mengembangkan usaha produktif dan investasi dalam

meningkatkan kualitas usaha ekonomi pengusaha kecil bawah dan mikro

diantaranya dengan cara memotivasi kegiatan menabung dan pembiayaan usaha

ekonomi. Sedangkan apabila dilihat dari status badan hukumnya, BMT

merupakan organisasi keuangan informasl dalam bentuk Kelompok Simpan

Pinjam (KSP) atauKelompok Swadaya

13

Page 14: Pemberdayaan Ekonomi Ummat Melalui Gerakan Holistis ( Zainal Arifin)

Masyarakat (KSM) (Mohammad, 1989:17-18).

Daftar Rujukan

Firdaus, Bank muamalat, (online), (beritaterkini.com/makalah/bank

syariah.html), diakses 15 maret 2013.

Firdaus Arofah, Pengertian Holistis, (online), (Arofah

Firdaus.blog.com/artikel/pengertian gerakan holistis.html),

diakses 10 maret 2013.

Hotmatua Daulay dan Mulyanto (ed.), Membangun SDM dan Kapabilitas

Teknologi Umat, (Bandung: ISTECS, 2001).

H.A.Djazuli, Yadi Janwari, Lembaga-lembaga Perekonomian Umat (Cet.I;

Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2002)

Musa Asy’ari, Islam Etos Kerja dan Pemberdayaan Ekonomi Umat

(Yogyakarta:Lesfi,1997).

Rajasa Hata, Zakat dan Pemberdayaan Ekonomi Ummat, (online),

(ZIS.com/artikel/pemberdayaan ekonomi ummat dengan gerakan

holistis.html), diakses 10 maret 2013.

Salamah Umi, Bank Syariah dan Pemberdayaan Ekonomi Ummat, (online),

(kompasiana.com/artikel/pemberdayaan ekonomi ummat.html),

diakses 10 maret 2013.

Dewantaro Hajar, Pengembangan BMT Berbasis Masjid, (Yogyakarta: Al-

Marawid, 2005)

14

Page 15: Pemberdayaan Ekonomi Ummat Melalui Gerakan Holistis ( Zainal Arifin)

15