PEMBELAJARAN KEBUDAYAAN PRANCIS MELALUI GOOGLE …
Transcript of PEMBELAJARAN KEBUDAYAAN PRANCIS MELALUI GOOGLE …
Jurnal SORA Vol 5, No 1, Mei 2021 (hal 28 – 53)
Tersedia online di jurnalsora.stba.ac.id
28
PEMBELAJARAN KEBUDAYAAN PRANCIS
MELALUI GOOGLE CLASSROOM
Lina Syawalina, Siti Umaya, Dian Agustina Pratama, & Citra Kandiawan
Program Studi Bahasa Prancis STBA YAPARI-ABA Bandung
Abstrak Penelitian yang berjudul "Pembelajaran Kebudayaan Prancis melalui Google Classroom" ini
merupakan penelitian deskriptif yang bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai
proses belajar mengajar dengan menggunakan Google Classroom dalam mata kuliah
Civilisation Française sebagai media pembelajaran alternatif dalam mempelajari kebudayaan
Prancis. Selain itu, penelitian ini juga ditujukan memberikan gambaran dan informasi
mengenai profil tingkat penguasaan pengetahuan budaya mahasiswa selama mengikuti proses
pembelajaran dalam mata kuliah tersebut. Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam
penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa teknik penelitian yaitu observasi langsung,
wawancara, angket, studi pustaka, dan dokumentasi terkait populasi dan sampel yaitu seluruh
karakteristik proses belajar mengajar dengan menggunakan Google Classroom serta seluruh
mahasiswa semester II yang terdaftar mengikuti mata kuliah Civilisation Française. Tim
peneliti berharap bahwa hasil dari penelitian ini dapat memberikan kontribusi terhadap
perbaikan kualitas pengajaran khususnya pengajaran kebudayaan dalam mata kuliah
Civilisation Française di Jurusan Bahasa Prancis STBA Yapari-ABA Bandung dan
peningkatan kompetensi berbahasa Prancis serta penguasaan pengetahuan budaya mahasiswa.
Kata kunci: Google Classroom, Model Pembelajaran Daring, Media Pembelajaran,
Kebudayaan.
Abstract The research titled “Learning French Culture through Google Classroom” is a descriptive
study that aims to provide an overview of the learning process using Google Classroom in the
Civilisation Française course as an alternative learning media in learning French culture. In
addition, this study provides an overview and information about the profile level of the
mastery of the students’ cultural knowledge during the learning process in the course. To
obtain the data, the researchers use several research techniques, namely direct observation,
interview, questionnaire, literature review, and documentation of the population and
samples, that is all chracteristics of the teaching and learning process using Google
Classroom and all registered semester II students who take the course. The research team
hopes that the results of this study can contribute to improving the quality of teaching,
especially cultural teaching in the Civilisation Française course at the French Language
Department of STBA Yapari-ABA Bandung and improving the French language competence
and the mastery of students’ cultural knowledge.
Keywords: Google Classroom, Online Learning Model, Learning Media, Culture.
29
1. Pendahuluan
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang
begitu pesat telah mempengaruhi seluruh aspek kehidupan termasuk dunia pendidikan.
Pemanfaatan teknologi dalam dunia pendidikan dilakukan dalam rangka meningkatkan
efisiensi dan efektifitas proses pembelajaran termasuk pembelajaran dengan sistem daring
(online). Dengan demikian, teknologi informasi dan komunikasi menjadi faktor penting
dalam dunia pendidikan karena teknologi dapat mempercepat pencapaian tujuan pendidikan
terutama pada aspek learning process.
Model pembelajaran abad 21 menuntut integrasi TIK khususnya e-learning sebagai
perangkat yang dapat menjadi daya ungkit terhadap peningkatan mutu pembelajaran.
Penyelenggaraan pendidikan formal maupun non-formal telah mengalami perluasan secara
metodologis dari yang dominan tatap muka mengarah pada pembelajaran bermedia yang
tetap menjaga intensitas pembelajaran meskipun kadar interaktifitas tatap muka langsung
(direct learning) dapat dikurangi. E-Learning menjadi salah satu alternatif pembelajaran yang
semakin populer, bukan hanya karena bersifat kekinian (newsness) akan tetapi memiliki
banyak keunggulan seperti: membelajarkan (self learning), konten pembelajaran menjadi
lebih kaya (enrichment), meningkatkan akses ke sumber belajar berbasis elektronik, akses ke
para pakar (expert) di seluruh dunia, membangun kolaborasi dan relevan untuk sistem open
distance learning (ODL). Semua itu membuat pembelajaran menjadi lebih bermakna
(meaningful learning).
Tantangan bagi pendidikan di abad ke-21 adalah menciptakan pendekatan yang
fleksibel, mudah beradaptasi, dan selaras dengan kehidupan masyarakat di luar kelas dan di
dunia kerja masa depan mereka. Berdasarkan "21st Century Partnership Learning
Framework" (Abdulhak & Riyana, 2017) salah satu kompetensi dan / keahlian yang harus
dimiliki oleh sumber daya manusia abad ke-21 adalah literasi teknologi informasi dan
komunikasi (Information and Communications Technology Literacy), yaitu kemampuan
memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan kinerja dan aktivitas
sehari-hari. Lebih lanjut lagi, Abdulhak dan Riyana menjelaskan dalam bukunya yang
berjudul “E-Learning Konsep dan Implementasi” bahwa pembelajaran abad ke-21
memfasilitasi pemelajar untuk belajar dengan beragam media. Perangkat teknologi yang ada
di masyarakat pada umumnya sudah menggunakan sistem multimedia. Hal ini penting
terutama untuk mengakomodir keberagaman belajar pemelajar dari sisi modalitas belajarnya.
Terjadi perubahan dari isolated work menuju collaborative work. Artinya, bahwa
30
pembelajaran konvensional pada umumnya dilakukan di dalam kelas (classroom setting).
Pemelajar lebih sering belajar individual, diarahkan dan diberikan penugasan oleh pengajar,
pengetahuan diperoleh atas usaha pemelajar dalam mempelajari materi yang terbatas,
sehingga pengalaman belajar tidak berkembang. Di sini diperlukan kolaborasi antarpemelajar
dalam belajar. Hal ini menjadi ciri khas pembelajaran saat ini yang menekankan kerjasama,
kolaborasi, brainstorming dan pembelajaran berbasis proyek (Abdulhak & Riyana, 2017)
Berkenaan dengan pengajaran bahasa asing, khususnya bahasa Prancis, tujuan
pengajaran tidak hanya dititikberatkan pada penguasan empat keterampilan berbahasa yaitu
keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan
menulis, tetapi juga pada pemahaman tentang kebudayaan Prancis. Materi tentang
kebudayaan tersebut diajarkan pada mata kuliah Civilisation Française yang diberikan di
semester II. Mata kuliah ini berisi pengenalan tentang kehidupan orang dan sejarah negara
Prancis, dimulai dari mengenal geografinya hingga budaya Prancis yang bersinambungan
dengan budaya asing dalam hubungan internasional. Hal itu adalah sebagaimana tercantum
dalam Rencana Pembelajaran Semester (RPS) Mata Kuliah Civilisation Française Kurikulum
Tahun 2015 Program Studi Bahasa Prancis STBA Yapari-ABA Bandung (Tim Penyusun
Kurikulum, 2015).
Setelah mengikuti mata kuliah ini, mahasiswa diharapkan dapat memiliki pengetahuan
mengenai karakteristik masyarakat Prancis beserta sejarah dan perkembangan negerinya serta
memiliki kemampuan dalam menganalisis dan mengembangkan komunikasi antarbudaya.
Adapun materi yang diajarkan dalam mata kuliah ini meliputi geografi Prancis (repères
geographiques), sejarah singkat terbentuknya Prancis (repères historiques), kehidupan
kenegaraan dan organisasi politik di Prancis (repères politique), kehidupan perekonomian
dan kemajuan industri di Prancis (repères économique), kehidupan sosial, pendidikan dan
profesi di Prancis (repères sociaux), perkembangan aliran-aliran dalam kesusastraan Prancis
(repères culturelles), karakteristik masyarakat Prancis dari kehidupan kesehariannya (repères
quotidiens), karakteristik Prancis dari agama / keyakinan yang dianut oleh masyarakatnya
(Carlo & Causa, 2003).
Kebudayaan (Civilisation) adalah kumpulan aspek-aspek budaya dan hubungan sosial
pada suatu kelompok masyarakat. Selain itu civilisation juga merupakan kumpulan dari
beberapa karakteristik masyarakat yang dianggap lebih maju. Dengan demikian istilah
civilisation sering diartikan dengan budaya.
31
Menurut Baylon (1996:47) dalam Elmia (2013) kebudayaan dan unsur-unsur
kebudayaan sebagai keseluruhan kebiasaan dan tingkah laku sosial adalah seperti yang
dijelaskan berikut ini:
On peut donc définir la culture comme l’ensemble des pratiques et des comportements
sociaux qui sont inventés et transmis dans la groupe: la langue, les rites et les cultes, la
tradition mythologique mais aussi les vêtements, l’habitat, et l’artisanat en constituent les
elements essentiels. (Baylon 1996: 47, dalam Elmia, 2013)
Kutipan di atas mengandung makna bahwa kebudayaan dapat didefinisikan sebagai
keseluruhan kebiasaan dan tingkah laku sosial yang ditemukan dan diwariskan dalam sebuah
kelompok: bahasa, adat kebiasaan dan pemujaan, tradisi yang bersifat mitologi tapi juga
busana, pemukiman dan kerajinan, menjadi unsur-unsur utama. Jadi, Civilisation Française
dapat dikatakan sebagai budaya orang-orang Prancis yang di dalamnya terdapat seni, adat
istiadat, kebiasaan, kepercayaan, nilai, bahan perilaku dan kebiasaan dalam tradisi yang
merupakan sebuah cara hidup masyarakat Prancis.
Mempertimbangkan luasnya cakupan materi perkuliahan dalam mata kuliah
Civilisation Française ini maka pemilihan media pembelajaran yang dapat membantu
mahasiswa untuk bisa memahami materi dengan lebih mudah dan membuat proses
pembelajaran menjadi lebih menarik sangatlah penting untuk diperhatikan. Menyikapi juga
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin maju maka pemilihan media
pembelajaran dalam mata kuliah Civilisation Française di Jurusan Bahasa Prancis STBA
Yapari-ABA Bandung didasarkan pada upaya pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam
proses belajar. Hal ini sesuai dengan pendapat Hamalik (dalam Arsyad, 2014) bahwa
pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan
keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar,
dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap pemelajar. Penggunaan media
pembelajaran pada tahap orientasi pembelajaran akan sangat membantu keefektifan proses
pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi pelajaran pada saat itu. Selain membangkitkan
motivasi dan minat pemelajar, media pembelajaran juga dapat membantu pemelajar
meningkatkan pemahaman, menyajikan data dengan menarik dan terpercaya, memudahkan
penafsiran data, dan memadatkan informasi.
Adapun media yang digunakan dalam mata kuliah Civilisation Française di Jurusan
Bahasa Prancis masih terbatas. Media yang digunakan biasanya berupa peta, gambar, film,
dan sejenisnya. Oleh karena itu, tim peneliti merasa perlu untuk melengkapi media
32
pembelajaran yang ada dan biasa digunakan dalam mata kuliah Civilisation Française
tersebut dengan media-media pembelajaran lainnya yang berbasis teknologi dan dapat
membantu tercapainya tujuan pengajaran dengan lebih maksimal serta menciptakan suasana
proses belajar mengajar yang lebih menarik.
Untuk mewujudkan tujuan di atas, salah satu media pembelajaran yang digunakan
khususnya dalam pengajaran kebudayaan Prancis di Jurusan Bahasa Prancis STBA Yapari-
ABA Bandung adalah Google Classroom. Menurut (Abdulhak & Riyana, 2017), Google
Classroom adalah sebuah platform edukasi untuk pengajar dan murid berupa sebuah kelas
yang dirancang untuk membantu pengajar dalam membuat dan mengumpulkan tugas dengan
sistem online tanpa harus tatap muka di kelas. Pemilihan Google Classroom sebagai media
alternatif dalam mata kuliah Civilisation Française ini didasarkan pula pada beberapa
pertimbangan berikut ini: (1) penyiapan yang mudah, (2) hemat waktu, (3) meningkatkan
keteraturan, (4) meningkatkan komunikasi, (5) terjangkau dan aman.
Berkenaan dengan latar belakang di atas, permasalahan dalam penelitian ini
dirumuskan dalam bentuk pertanyaan berikut: (1) Apa tujuan penggunaan media
pembelajaran Google Classroom dalam mata kuliah Civilisation Française ?; (2)
Bagaimanakah penerapan media pembelajaran Google Classroom dalam mata kuliah
Civilisation Française ? (3) Bagaimanakah pendapat mahasiswa tentang penggunaan media
pembelajaran Google Classroom dalam mata kuliah Civilisation Française ? (4)
Bagaimanakah pengalaman dan perasaan mahasiswa selama mengikuti proses pembelajaran
kebudayaan Prancis melalui Google Classroom mata kuliah Civilisation Française ?
Mengacu pada rumusan masalah di atas, penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut:
(1) Memberikan gambaran mengenai tujuan penggunaan media pembelajaran Google
Classroom dalam mata kuliah Civilisation Française; (2) Memperoleh gambaran dan
informasi mengenai penerapan proses media pembelajaran kebudayaan dalam mata kuliah
Civilisation Française dengan menggunakan media pembelajaran Google Classroom; (3)
Memperoleh gambaran dan informasi mengenai pendapat mahasiswa tentang penggunaan
media pembelajaran Google Classroom dalam mata kuliah Civilisation Française; (4)
Memperoleh gambaran dan informasi mengenai pengalaman dan perasaan mahasiswa selama
mengikuti proses pembelajaran melalui Google Classroom mata kuliah Civilisation
Française.
Manfaat praktis dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi untuk
memperbaiki kualitas proses belajar mengajar dalam mata kuliah Civilisation Française
khususnya dalam hal penggunaan media pembelajaran dalam upaya pencapaian tujuan
33
pengajaran secara lebih optimal. Secara teoretis, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat
memperkaya referensi mengenai media alternatif dalam pembelajaran kebudayaan Prancis
baik kepada mahasiswa maupun lembaga yang menyelenggarakan pengajaran bahasa Prancis.
Teori lainnya yang mendukung penelitian ini adalah teori tentang media pembelajaran.
Kata media berasal dari bahasa Latin mediua yang secara harfiah berarti 'tengah', 'perantara'
atau 'pengantar'. Heinich dan kawan-kawan (dalam Arsyad, 2014) mengemukakan istilah
medium sebagai perantara yang mengantar informasi antara sumber dan penerima. Jadi,
televisi, film, foto, radio, rekaman audio dan gambar yang diproyeksikan. Apabila media itu
membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan instruksional atau mengandung
maksud-maksud pengajaran maka media itu disebut media pembelajaran. Sementara itu,
Gagne dan Briggs (1975) (dalam Arsyad, 2014) secara implisit mengatakan bahwa media
pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi
pengajaran, yang terdiri dari antara lain buku, tape recorder, kaset, video camera, video
recorder, film, slide (gambar bingkai), foto, gambar, grafik, televisi, dan komputer.
Menurut Sudjana dan Rivai (1997) (dalam Rasyid & Rohani, 2018) dalam metodologi
pengajaran ada dua aspek yang menonjol yakni metode mengajar dan media pengajaran
sebagai alat bantu mengajar. Sejalan dengan itu Sudjana (1998) (dalam Rasyid & Rohani,
2018) mengatakan bahwa setiap kegiatan mengajar ditandai dengan adanya beberapa unsur,
antara lain tujuan, bahan, metode dan alat (media), serta evaluasi. Unsur metode dan alat
(media) merupakan unsur yang tidak dapat dipisahkan dari unsur-unsur lainnya yang
berfungsi sebagai cara atau teknik untuk mengantarkan bahan pelajaran agar sampai kepada
tujuan. Dalam pencapaian tujuan tersebut, peranan media sebagai alat bantu memegang
peranan penting, meskipun masih ada aspek lain yang harus diperhatikan dalam memilih
media, antara lain tujuan pembelajaran, jenis tugas dan respon yang diharapkan pemelajar
kuasai setelah pembelajaran berlangsung, dan konteks pembelajaran termasuk karakteristik
pemelajar. Meskipun demikian dapat dikatakan bahwa salah satu fungsi utama media
pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi,
dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh pengajar.
Berbagai manfaat media pembelajaran telah dibahas oleh banyak ahli. Menurut Kemp
& Dayton (1985: 3-4) dalam Arsyad (2014) hasil penelitian menunjukkan dampak positif
dari penggunaan media sebagai bagian integral pembelajaran di kelas atau sebagai cara utama
pembelajaran langsung sebagai berikut: (1) Penyampaian pelajaran menjadi lebih baku; (2)
Lebih menarik; (3) Lebih interaktif; (4) Lama waktu pembelajaran yang diperlukan dapat
dipersingkat; (5) Kualitas hasil belajar dapat ditingkatkan; (6) Pembelajaran dapat
34
dilaksanakan di mana pun dan kapan pun serta meningkatkan sikap positif pemelajar; (7)
Mengurangi beban pengajar untuk memberi penjelasan berulang-ulang.
Google Classroom adalah sebuah platform edukasi untuk pengajar dan pemelajar
berupa sebuah kelas yang dirancang untuk membantu pengajar dalam membuat dan
mengumpulkan tugas dengan sistem online. Hal ini memungkinkan penghematan waktu.
Selain itu, suatu kelas dapat membuat folder Drive untuk setiap mata pelajaran dan tugas
pada proses pembelajarannya sehingga memungkinkan pemelajar untuk memeriksa setiap
tugas yang sudah atau belum dikerjakan dengan adanya batas waktu pengumpulan.
Google Classroom dipublikasikan pada tanggal 12 Agustus 2014 bertujuan untuk
menggantikan penggunaan kertas menjadi elektronik. Pengajar mempunyai pilihan untuk
melampirkan file sehingga pemelajar dapat melihat, mengedit, atau mendapatkan salinan
individu. Komunikasi antara pengajar dan pemelajar tentang tugas memungkinkan pengajar
untuk memeriksa jika ada koreksi dan mengembalikan kembali atau sekedar hanya dengan
komentar jika tugas kurang lengkap atau jelas (Abdulhak & Riyana, 2017).
Selanjutnya Abdulhak dan Riyana mengemukakan fasilitas yang terdapat di Google
Classoom meliputi antara lain :
a. Kelas. Menambahkan pemelajar, mendesain kelas, mengarsipkan kelas (tugas, materi dan
komentar), menambah pemelajar tambahan dan memiliki kalender kelas.
b. Tugas. Pengajar mampu mengelola tugas, menandai pemelajar yang selesai mengerjakan
tugas, melakukan posting berupa teks, gambar, pdf, video atau situs web, melihat halaman
sumber referensi dengan mudah, dan mengembalikan tugas yang telah diberi nilai pada
pemelajar jika terdapat kesalahan atau perlu direvisi kembali.
c. Nilai. Pengajar dengan mudah mampu mengolah tugas ke buku nilai, dan mampu menilai
kemampuan setiap pemelajar melalui partisipasi aktif serta mampu mengukur kedalaman
berpikir pemelajar melalui diskusi yang dilakukannya melalui suatu forum.
d. Komunikasi. Mampu menyebutkan nama murid dalam pos atau komentar, dan mengatur
post untuk diberi komentar atau tidak. Ketika melakukan suatu diskusi di forum online,
pendidik juga dapat menambahkan suatu link misalnya video di Youtube, materi di
website, dan sebagainya untuk menunjang sumber belajar bagi pemelajar.
e. Akses. Google Classroom tersedia di aplikasi Android dan iOS untuk memudahkan sistem
notifikasi. Dengan aplikasi mobile, fitur yang memudahkan lainnya, yaitu: (a) foto:
pemelajar dapat men-snap foto dan melampirkan tugas mereka. (b). Offline caching:
memungkinkan pemelajar dan pengajar untuk mendapatkan informasi tentang tugas-tugas
35
ketika akses internet tidak tersedia. Stream kelas dan informasi penugasan secara otomatis
ter-update saat aplikasi terhubung dengan koneksi internet.
Abdulhak & Riyana (2017) mengemukakan pertimbangan pemilihan Google
Classroom didasarkan pada beberapa hal yaitu:
a. Penyiapan mudah. Pengajar dapat menambahkan pemelajar secara langsung ke dalam
kelas atau berbagi kode kelasnya untuk bergabung.
b. Hemat waktu. Alur kerja tugas yang mudah dan tanpa kertas memungkinkan pengajar
membuat, memeriksa, dan menilai tugas dengan cepat di satu tempat.
c. Meningkatkan keteraturan. Pemelajar dapat melihat semua tugasnya di halaman tugas dan
materi kelas yang disimpan secara otomatis ke dalam folder di Google Drive atau melalui
Gmail.
d. Meningkatkan komunikasi. Pengajar dapat mengirim pengumuman dan memulai diskusi
langsung sehingga pemelajar dapat saling berbagi sumber belajar atau menjawab
pertanyaan.
e. Terjangkau dan aman. Seperti layanan Google Apps for Education lainnya, kelas tidak
mengandung iklan, tidak pernah menggunakan akun pengajar atau pemelajar untuk tujuan
komersial.
Google Classroom adalah salah satu aplikasi pendidikan online yang memanfaatkan
teknologi sebagai kelas pengganti konvensional dan bertujuan untuk meminimalisir
penggunaan kertas. Serta sebuah inovasi dalam dunia pendidikan. Pengajar dan pemelajar
dapat menciptakan suasana kelas yang dinamis untuk berbagi tugas melalui Google Drive,
Google Docs, dan Gmail. Melalui tools tersebut, pemelajar dapat melihat, memeriksa, dan
mengoreksi setiap tugas yang dikirimkan ke pengajar. Melalui pola interaktif ini, diharapkan
pemelajar mampu mengembangkan kompetensi dan pemahamannya sehingga tujuan
pembelajarannya tercapai. Selain itu, memungkinkan pemelajar untuk menyampaikan setiap
pertanyaan, keluhan, dan kesulitan belajar dengan pengajar agar terjadi komunikasi yang
aktif antara pengajar dan pemelajar pada pembelajaran online (Abdulhak & Riyana, 2017).
2. Metodologi
Untuk menjawab permasalahan dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode
penelitian kualitatif. Metode penelitian kualitatif dinamakan sebagai metode baru, karena
popularitasnya belum lama, dinamakan juga metode postpositivistik karena berlandaskan
pada filsafat postpositivisme. Metode ini disebut juga sebagai metode artistik karena proses
penelitian lebih bersifat seni (kurang terpola) dan disebut sebagai metode interpretive karena
36
data hasil penelitian lebih berkenaan dengan interpretasi terhadap data yang ditemukan di
lapangan (Sugiyono, 2019).
Lebih lanjut Sugiyono mengatakan bahwa metode peneltian kualitatif sering disebut
metode penelitian natrualistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah
(natural setting); disebut juga sebagai metode etnographi, karena pada awalnya metode ini
lebih banyak digunakan untuk penelitian bidang antropologi budaya; disebut sebagai metode
kualitatif karena data yang terkumpul dan analisisnya lebih bersifat kualitatif.
Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat
postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, (sebagai
lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik
penelitian data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif /
kualitatif (Sugiyono, 2019).
Senada dengan Sugiyono Strauss dan Corbin (1997) (dalam Sujarweni, 2019), yang
dimaksud dengan penelitian kualitatif adalah jenis penelitian yang menghasilkan penemuan-
penemuan yang tidak dapat dicapai (diperoleh) dengan menggunakan prosedur-prosedur
statistik atau cara-cara lain dari kuantifikasi (pengukuran). Penelitian kualitatif secara umum
dapat digunakan untuk penelitian tentang kehidupan masyarakat, sejarah, tingkah laku,
fungsionalisasi organisasi, aktivitas sosial, dan lain-lain. Selanjutnya menurut Bogdan dan
Taylor (1992) (dalam Sujarweni, 2019) menjelaskan bahwa penelitian kualitatif adalah salah
satu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa ucapan atau tulisan dan
perilaku orang-orang yag diamati. Pendekatan kualitatif diharapkan mampu menghasilkan
uraian yang mendalam tentang ucapan, tulisan, dan atau perilaku yang dapat diamati dari
suatu individu, kelompok, masyarakat, dan atau organisasi tertentu dalam suatu keadaan
konteks tertentu yang dikaji dari sudut pandang yang utuh, komprehensif dan holistik.
Adapun teori lain yang terkait metode penelitian kualitatif diutarakan oleh beberapa
ahli sebagai berikut (Sujana dan Ibrahim, 2001; Suharsimi Artikunto, 2002; Moleong, 2005;
Johnson, 2005, dan Kasiram, 2008) (dalam Sujarweni, 2019) bahwa karakteristik penelitian
kualitatif menggunakan pola berpikir induktif (empiris – rasional atau bottom-up). Selain itu,
perspektif partisipan sangat diutamakan dan dihargai tinggi karena minat peneliti bayak
tercurah pada bagaimana persepsi dan makna menurut sudut pandang partisipan yang diteliti,
sehingga bisa menemukan apa yang disebut sebagai fakta fenomologis. Penelitian kualitatif
bertujuan untuk memahami, mencari makna di balik data, untuk menemukan kebenaran, baik
kebenaran empiris sensual dan empiris logis. Sehingga subjek data yang diteliti, data yang
dikumpulkan, sumber data yang dibutuhkan, dan alat pengumpul data juga bisa berubah-ubah
37
sesuai dengan kebutuhan. Oleh karena itu, analisis data dapat dilakukan selama penelitian
sedang dan telah berlangsung sehingga hasil penelitian dapat berupa deskripsi dan
interpretasi dalam konteks waktu serta situasi tertentu.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan populasi dan sampel total yaitu seluruh
proses pembelajaran Kebudayaan Prancis melalui Google Classroom dalam mata kuliah
Civilisation Française serta seluruh mahasiswa semester II Tahun Akademik 2017/2018 yang
terdaftar mengikuti Mata Kuliah tersebut.
2.1 Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini tim penelti menggunakan populasi dan sampel total yaitu seluruh
proses pembelajaran kebudayaan Prancis melalui Google Classroom dalam mata kuliah
Civilisation Française serta seluruh mahasiswa semester II yang terdaftar mengikuti mata
kuliah tersebut.
Untuk memperoleh data yang valid tim peneliti menggunakan instrumen pengumpul
data mencakup pedoman observasi, pedoman wawancara, angket, studi pustaka dan
dokumentasi.
2.2 Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh dianalisis dan diinterpretasikan sesuai dengan pendekatan yang
digunakan, baik berupa data kuantitatif maupun kualitatif. Data kualitatif yang diperoleh
melalui wawancara dan observasi dianalisis secara logis. Untuk sampai pada simpulan akhir,
data dikonfirmasi kepada pakar (akademis) dan praktisi, serta dianalisis yang berdasar pada
grand theory. Ini dimaksudkan untuk mereduksi subjektivitas, dengan cara ini diharapkan
diperoleh simpulan akhir penelitian. Untuk menganalisis data yang diperoleh dari angket,
peneliti menggunakan perhitungan persentase dengan rumus perhitungan Supardi (1986)
(dalam Syawalina, 2014) sebagai berikut :
% = 𝑓
𝑁 x 100%
Indikator:
F = Jumlah responden
N = Jumlah sampel
% = Persentasi setiap responden
Untuk menginterpretasikan hasil angket, perhitungan menggunakan kategori berikut:
38
0 % = Tidak ada yang menjawab
1-25 % = Sebagian kecil
26-45 % = Kurang dari 50%
50 % = 50% dari sresponden
51-78 % = Lebih dari 50%
79-99 % = Sebagian besar
100 % = Mayoritas absolut
3. Hasil dan Pembahasan
Mata kuliah Civilisation Française merupakan mata kuliah yang ditujukan untuk
semester II Jurusan Bahasa Prancis STBA Yapari-ABA Bandung. Mata kuliah ini berisi
pengenalan tentang kehidupan orang Prancis serta negeri dan sejarah negaranya dimulai dari
mengenal geografinya, dibicarakan pula budaya Prancis yang bersinambungan dengan
budaya asing dalam hubungan internasional. Dalam dunia informasi dikemukakan media
massa seperti pertelevisian dan pers. Dari informasi yang terdapat dalam sejumlah media,
dapat diketahui tokoh-tokoh terkemuka Prancis. Tujuan mata kuliah antara lain sebagai
berikut: (1) Mahasiswa memperoleh pengetahuan mengenai mengenai karakteristik
masyarakat Prancis beserta sejarah dan perkembangannya negerinya; (2) Mahasiswa
memperoleh pengetahuan mengenai media massa seperti pertelevisian dan pers; (3)
Mahasiswa memperoleh pengetahuan mengenai tokoh-tokoh terkemuka Prancis; (4)
Mahasiswa memperoleh pengetahuan dan kemampuan dalam menganalisis dan
mengembangkan komunikasi antarbudaya;
Dalam upaya mendukung tercapainya tujuan pembelajaran secara optimal maka
digunakan salah satu media pembelajaran yaitu Google Classroom. Adapun tujuan khusus
digunakannya Google Classroom dalam mata kuliah Civilisation Française adalah sebagai
berikut : (1) Sebagai sebuah inovasi dalam pengajaran kebudayaan Prancis; (2) Menunjang
proses pembelajaran. Dengan Google Classroom, dosen dapat mengirimkan silabus yang
berisi rencana kegiatan pembelajaran untuk satu semester ke depan, dapat mengirimkan
materi yang akan diterima oleh semua mahasiswa, dapat memberikan tugas kepada
mahasiswa dengan batas waktu tertentu, mendistribusikan tugas yang sudah dikoreksi,
mengadakan kuis, memberikan pengumuman yang mendadak dan lain sebagainya; (3)
Membantu dosen dalam memonitor aktivitas mahasiswa selama proses pembelajaran di
Google Classroom. Dalam hal ini dosen dapat melihat seluruh aktivitas mahasiswa selama
pembelajaran di Google Classroom dan interaksi antara dosen dengan mahasiswa juga dapat
39
terekam dengan baik; (4) Memberikan alternatif mekanisme penilaian dan memantau
kemajuan setiap mahasiswa melalui tugas yang diberikan oleh dosen kepada mahasiswa di
Google Classroom. Dalam hal ini dosen dan mahasiswa memiliki kesempatan untuk
mendistribusikan, melihat, mengumpulkan, mengedit, mengirimkan kembali tugas yang telah
direvisi oleh dosen secara paperless melalui komentar-komentar yang diberikan baik oleh
mahasiswa maupun dosen serta menilai tugas tanpa terikat oleh batas waktu pelajaran; (5)
Membangun model komunikasi dua arah antara dosen dan mahasiswa. Dalam hal ini dosen
dapat memberikan silabus yang berisi rencana kegiatan pembelajaran untuk satu semester ke
depan, mengirimkan materi pelajaran dan pengumuman yang dapat diterima secara langsung
(real time) oleh mahasiswa dan dapat langsung dikomentari oleh mahasiswa sehingga terjadi
sebuah interaksi yang baik antara dosen dan mahasiswa ; (6) Menciptakan komunikasi yang
aktif dan memberikan metode alternatif untuk menyampaikan setiap pertanyaan, keluhan, dan
kesulitan-kesulitan yang dihadapi selama proses pembelajaran secara online.
Dalam implementasi penggunaan media pembelajaran Google Classroom dalam mata
kuliah Civilisation Française, tim peneliti melakukan observasi secara langsung baik di
dalam kelas maupun di Google Classroom untuk memperoleh data mengenai proses
pembelajaran Civilisation Française dengan menggunakan Google Classroom. Berdasarkan
data-data yang diperoleh selama observasi, tim peneliti dapat menginformasikan proses
pembelajaran di dalam kelas Civilisation Française sebagai berikut:
a. Mata kuliah Civilisation Française yang diberikan di semester II ini diampu oleh seorang
dosen dan diikuti oleh 14 orang mahasiswa sebagai populasi total.
b. Metode pengajaran yang digunakan adalah pendekatan komunikatif dengan beragam
metode/teknik pengajaran yang digunakan yaitu ceramah, remue-méninges, diskusi dan
presentasi (exposé orale) yang sangat berkaitan dengan materi kebudayaan Prancis yang
membutuhkan kemampuan pemelajar untuk mempresentasikan setiap aspek yang terkait
dengan kebudayaan Prancis.
c. Sebelum melaksanakan proses pembelajaran, dosen menyiapkan silabus atau rencana
pembelajaran mata kuliah Civilisation Française (terlampir) yang akan dijelaskan
kepada mahasiswa di awal perkuliahan.
d. Aktivitas dosen di dalam kelas adalah sebagai berikut :
(1) Pada awal pembelajaran, dosen menjelaskan tentang rencana pembelajaran semester
yang meliputi tujuan dan deskripsi mata kuliah, metode/teknik pengajaran, sistem
penilaian serta media pengajaran yang digunakan, salah satunya adalah Google
Classroom. Pada sesi ini, dosen juga mempersilahkan mahasiswa untuk mengajukan
40
pertanyaan terkait proses pembelajaran yang akan mereka ikuti dan membuat
kontrak pengajaran.
(2) Dosen membuat Google Classroom mata kuliah Civilisation Française terlebih
dahulu kemudian menjelaskan semua fitur yang ada pada Google Classroom.
Setelah itu dosen mengundang mahasiswa semester II melalui surel dari masing-
masing mahasiswa atau melalui kode akses kelas.
(3) Dosen meminta mahasiswa untuk memilih satu topik yang sesuai dengan materi
kuliah Civilisation Française dan meminta mereka untuk menyiapkan bahan tayang
dan mempresentasikannya per kelompok secara bergiliran serta mengunggah
rangkuman hasil presentasi dan soal kuis ke dalam Google Classroom.
(4) Selama proses pembelajaran, dosen mengamati presentasi (exposé oral) mahasiswa
dan melakukan diskusi untuk memastikan bahwa mahasiswa telah memahami materi
yang dipaparkan, memberikan komentar mengenai jalannya presentasi serta
membantu mengatasi kesulitan mahasiswa selama proses pembelajaran.
(5) Dosen melakukan penilaian selama proses pembelajaran yang meliputi penilaian
presentasi (exposé oral), tugas, maupun hasil ujian tengah dan akhir semester.
e. Adapun aktivitas mahasiswa meliputi :
(1) Pada awal pembelajaran, mahasiswa mendengarkan penjelasan dosen mengenai
rencana pembelajaran semester yang akan diikuti meliputi tujuan dan deskripsi mata
kuliah, metode/teknik pengajaran, sistem penilaian serta media pengajaran yang
digunakan, salah satunya adalah Google Classroom. Pada sesi ini mahasiswa juga
dapat mengajukan pertanyaan terkait dengan proses pembelajaran yang akan mereka
ikuti dan membuat kesepakatan pengajaran.
(2) Mahasiswa mendengarkan penjelasan dosen mengenai Google Classroom dan mulai
melakukan instalasi Google Classroom pada perangkat hp masing-masing dan
bergabung pada Google Classroom mata kuliah Civilisation Française.
(3) Mahasiswa memilih satu topik sesuai materi kuliah Civilisation Française dan
menyiapkan bahan tayang.
(4) Mahasiswa melakukan presentasi (exposé oral) per kelompok dan melakukan
diskusi dengan dosen maupun teman sekelasnya mengenai tema yang sedang
dibahas. Pada sesi ini mahasiswa juga dapat mengajukan pertanyaan kepada dosen
bila ada hal-hal yang belum mereka pahami.
41
(5) Mahasiswa membuat rangkuman hasil presentasi dan membuat soal kuis
berdasarkan hasil presentasi dan penjelasan dosen serta menggugahnya ke dalam
Google Classroom untuk meminta komentar dan jawaban dari teman sekelasnya.
Adapun kesimpulan yang dapat tim peneliti sampaikan terkait dengan proses
pembelajaran Civilisation Française melalui Google Classroom adalah sebagai berikut :
a. Google Classroom Civilisation Française diikuti oleh 14 orang mahasiswa yang
mengikuti mata kuliah Civilisation Française.
b. Aktivitas dosen dan mahasiswa selama proses pembelajaran meliputi :
(1) Sebelum memulai proses pembelajaran Civilisation Française melalui Google
Classroom, dosen menjelaskan skenario pembelajaran yang akan dilakukan dan
semua fitur yang terdapat dalam Google Classroom;
(2) Setelah Google Classroom mata kuliah Civilisation Française dibuat dan semua
mahasiswa sudah mengunduh aplikasinya, dosen memberikan ucapan selamat
datang di kelas virtual Civilisation Française kepada mahasiswa seperti yang dapat
dilihat pada gambar di bawah ini:
(3) Berdasarkan gambar 1 di atas diperoleh informasi bahwa penggunaan Google
Classroom ini belum berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Hal ini terlihat dari
kosongnya kolom komentar dari status ucapan selamat datang yang telah
disampaikan oleh dosen.
(4) Selanjutnya, dosen mulai masuk kepada aktivitas pembelajaran yaitu dengan
memberikan pengumuman kepada mahasiswa untuk mengunggah bahan tayang
presentasi satu hari sebelum presentasi (exposé oral). Tidak seperti pada
pengumuman sebelumnya, pada sesi ini sudah terlihat adanya reaksi dari mahasiswa
atas pengumuman yang diberikan oleh dosen.
Gambar 1. Ucapan Selamat Datang di Google Classroom
42
Gambar 2. Pengumuman Pertama Terkait Tugas Presentasi
Walaupun pada kolom komentar (gambar 2) masih terlihat kosong tapi mahasiswa
sudah mulai melakukan aktivitas yang diminta oleh dosen (gambar 3), yaitu
mengunggah bahan tayang dan rangkuman hasil presentasi. Bahan tayang tersebut
terdiri dari topik-topik berikut ini: Civilisation Française, Sejarah Prancis, Politik
Prancis, Ekonomi Prancis, Sistem Pendidikan di Prancis, Les Emplois en France.
Setelah semua mahasiswa mengunggah bahan tayang, dosen memberikan komentar
untuk mengapresiasi tugas mahasiswa dan memberikan kesempatan kepada mereka
untuk mengajukan pertanyaan dan menyampaikan komentar terkait bahan tayang
yang telah diunggah serta memberikan pengumuman lainnya untuk mengumpulkan
tugas (gambar 4). Tugas yang diberikan oleh dosen langsung ditanggapi oleh
mahasiswa dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada rekan
sekelasnya terkait dengan bahan tayang maupun rangkuman presentasi yang telah
diunggah di Google Classroom (gambar 5). Pada sesi ini terjadi sebuah interaksi
antara dosen dengan mahasiswa maupun mahasiswa dengan mahasiswa lainnya
sehingga tercipta komunikasi dua arah. Aktivitas-aktivitas tersebut dapat dilihat pada
gambar berikut ini:
Gambar 3. Pengumpulan Tugas Bahan Tayang
43
Gambar 5. Apresiasi dari Dosen atas Tugas Mahasiswa
Gambar 4. Proses interaksi antara mahasiswa dalam bentuk pengajuan pertanyaan
(5) Dalam rangka pengembangan materi, dosen memberikan materi dalam bentuk video
yang diunggah ke dalam Google Classroom. Video tersebut membahas tentang
kehidupan mahasiswa di Prancis (La vie d’étudiant en France), kuliner Prancis (Le
repas gastronomique des Français). Aktivitas itu dapat dilihat pada gambar berikut :
Gambar 6. Pengembangan Materi dari Sumber Lainnya: Youtube
44
Selain video, pengembangan materi lainnya dalam bentuk dokumen yang diambil
dari situs situs pembelajaran bahasa Prancis yang memuat konten yang sesuai dengan
materi kuliah Civilisation Française, seperti yang dapat kita lihat pada gambar berikut ini:
Pada sesi ini terlihat juga adanya interaksi antara dosen dan mahasiswa berupa tanya
jawab yang terkait dengan materi yang telah diunggah oleh dosen. Aktivitas tersebut dapat
dilihat pada gambar berikut ini :
Gambar 7. Pengembangan Materi dari Sumber Lainnya: Situs Pembelajaran Bahasa Prancis
Gambar 8. Pengembangan Materi dari Sumber Lainnya: Situs Pembelajaran Bahasa Prancis
45
(6) Untuk mengetahui tingkat pemahaman mahasiswa mengenai materi yang telah
dibahas baik pada sesi pembelajaran di kelas maupun di dalam Google Classroom,
dosen memberikan kuis di Google Classroom. Aktivitas tersebut dapat dilihat pada
gambar berikut ini :
Gambar 10. Kuis Google Classroom
Gambar 9. Interaksi dosen dan mahasiswa terkait materi yang ditunggah
46
c. Untuk memberikan apresiasi terhadap usaha yang dilakukan oleh mahasiswa selama
proses pembelajaran di Google Classroom maka dosen juga menetapkan skema penilaian
dengan indikator sebagai berikut : keaktifan mahasiswa baik dalam memenuhi tugas
yang diberikan oleh dosen maupun dalam memberikan atau menjawab pertanyaan dari
dosen dan rekan mahasiswa lainnya, ketepatan jawaban saat sesi kuis, ketepatan waktu
dalam menjawab soal kuis dan ketepatan waktu mengumpulkan tugas.
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil observasi di atas maka dapat disimpulkan
bahwa implementasi media Google Classroom dapat berjalan sesuai dengan tujuan yang telah
ditetapkan di awal yaitu menunjang proses pembelajaran, membantu dosen untuk memonitor
aktivitas dan kemajuan mahasiswa selama mengikuti proses pembelajaran baik di dalam
kelas maupun di dalam Google Classroom, memberikan alternatif metode untuk memancing
keaktifan mahasiswa dalam bertanya atau pun mengerjakan tugas yang diberikan oleh dosen
serta membangun komunikasi dua arah antara dosen dan mahsiswa.
Pada akhir proses pembelajaran, tim peneliti menyebarkan kuesioner kepada seluruh
mahasiswa semester II yang mengikuti mata kuliah Civilisation Française untuk mengetahui
pendapat mereka tentang penggunaan media pembelajaran Google Classroom dalam mata
kuliah Civilisation Française. Berikut ini adalah hasil pengolahan dan analisis data kuesioner
yang telah diisi oleh responden:
Tabel 1. Materi Pembelajaran Civilisation Française
No Materi
Pembelajaran
Persepsi Mahasiswa
4 % 3 % 2 % 1 %
1
Kesesuaian Materi
dengan Tujuan
Pembelajaran
2 14,29 12 85,71 0 0 0 0
2
Penyampaian
Materi yang Baik
dan Logis
2 14,29 12 85,71 0 0 0 0
3
Pemahaman Materi
melalui Google
Classroom
0 0 11 78,57 3 21,43 0 0
4
Motivasi untuk
mencari sumber
materi lain
2 14,29 11 78,57 1 7,14 0 0
Berdasarkan Tabel 1 di atas dapat diperoleh informasi sebagai berikut. Pertama,
persepsi mahasiswa terhadap kesesuaian materi yang disampaikan melalui Google Classroom
47
dengan tujuan pembelajaran menunjukkan bahwa sebanyak 12 orang mahasiswa atau sekitar
(85,71%) menyatakan setuju, 2 orang mahasiswa (14,29%) menyatakan sangat setuju.
Dengan menghitung persepsi mahasiswa yang sangat setuju dan setuju dapat disimpulkan
bahwa menurut seluruh mahasiswa terdapat kesesuaian antara materi yang disampaikan
dengan tujuan pembelajaran Civilisation Française. Kedua, sebagian besar mahasiswa
(85,71%) menyatakan bahwa materi disampaikan dengan baik dan logis. Sedangkan 2 orang
mahasiswa (14,29%) menyatakan sangat setuju. Ketiga, untuk aspek pemahaman materi
melalui Google Classroom dapat disimpulkan bahwa sebagian besar mahasiswa yakni
sebanyak 11 orang mahasiswa (78,57%) menyatakan setuju bahwa mereka memahami materi
yang disampaikan melalui Google Classroom. Adapun sisanya sebanyak 3 orang mahasiswa
(21,43%) menyatakan tidak setuju. Keempat, sebagian besar mahasiswa yaitu 11 orang
mahasiswa (78,57%) menyatakan bahwa materi yang disampaikan melalui Google Classroom
memotivasi mereka untuk mencari materi atau hal lainnya dari berbagai sumber. Hal ini
terlihat dari data persepsi mahasiswa yang menunjukkan bahwa 2 orang mahasiswa (14,29%)
menyatakan sangat setuju. Kemudian sisanya 1 orang mahasiswa (7,14%) menyatakan tidak
setuju.
Tabel 2. Tampilan Google Classroom
No Tampilan Google
Classroom
Persepsi Mahasiswa
4 % 3 % 2 % 1 %
1
Google Classroom
mudah dipelajari dan
digunakan
3 21,43 11 78,57 0 0 0 0
2
Tampilan GC sangat
jelas dan mudah
dipahami
3 21,43 11 78,57 0 0 0 0
Berdasarkan tabel 2 di atas diperoleh informasi mengenai persepsi mahasiswa terhadap
tampilan Google Classroom. Pertama, sebagian besar mahasiswa (78,57%) menyatakan
bahwa Google Classroom mudah dipelajari dan digunakan. Hal ini terlihat dari data
kuesioner yang menunjukkan bahwa 11 orang mahasiswa (78,57%) menyatakan setuju dan 3
orang mahasiswa (21,43%) menyatakan sangat setuju. Kedua, data persepsi mahasiswa untuk
aspek tampilan ini menunjukkan pula bahwa 11 orang mahasiswa (78,57%) menyatakan
setuju dan 3 orang mahasiswa (21,43%) menyatakan sangat setuju. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa menurut sebagian besar mahasiswa (78,57%) tampilan Google Classroom
sangat jelas dan mudah dipahami.
48
Tabel 3. Proses Pembelajaran
No Proses Pembelajaran Persepsi Mahasiswa
4 % 3 % 2 % 1 %
1 Mahasiswa dapat belajar secara
mandiri 1 7,14 12 85,71 1 7,14 0 0
2 Mahasiswa dapat menyelesaikan
tugas lebih cepat 0 0 14 100 0 0 0 0
3 Mahasiswa dapat menyelesaikan
tugas dengan lebih mudah 0 0 14 100 0 0 0 0
4
Mahasiswa dapat memperoleh
pengumuman, materi maupun
mengumpulkan tugas secara lebih
fleksibel.
2 14,29 12 85,71 0 0 0 0
5
Mahasiswa dapat memperoleh
pengumuman dengan mudah dan
cepat (real time).
4 28,57 9 64,29 1 7,14 0 0
6
Mahasiswa dapat menyimpan
dokumen (materi maupun tugas)
yang penting dengan lebih mudah.
4 28,57 10 71,43 0 0 0 0
7
Mahasiswa dapat memberikan
komentar untuk perbaikan proses
pembelajaran.
4 28,57 10 71,43 0 0 0 0
8
Mahasiswa dapat memperoleh
masukan langsung dari dosen dan
teman sekelas mengenai kualitas
tugas yang dikerjakan.
6 42,86 8 57,14 0 0 0 0
9 Mahasiswa merasa terbantu dalam
memahami materi pembelajaran. 1 7,14 13 92,86 0 0 0 0
Berdasarkan tabel 3 di atas dapat diperoleh informasi mengenai proses pembelajaran
yang dilalui dengan menggunakan Google Classroom. Pertama, sebagian besar mahasiswa
(85,71%) menyatakan bahwa dengan Google Classroom, mereka dapat belajar secara
mandiri. Hal ini terlihat dari data persepsi mahasiswa yang menunjukkan bahwa 12 orang
mahasiswa (85,71%) menyatakan setuju, 1 orang mahasiswa (7,14%) menyatakan sangat
setuju, dan 1 orang mahasiswa lainnya (7,14%) menyatakan tidak setuju. Kedua, seluruh
mahasiswa (100%) menyatakan bahwa mereka dapat menyelesaikan tugas dengan lebih
cepat. Ketiga, seluruh mahasiswa (100%) juga menyatakan bahwa mereka dapat
menyelesaikan tugas dengan lebih mudah. Keempat, sebanyak 12 orang mahasiswa (85,71%)
menyatakan setuju bahwa mereka dapat memperoleh pengumuman, materi maupun
mengumpulkan tugas secara lebih fleksibel, begitu juga dengan 2 orang mahasiswa lainnya
(14,29%) menyatakan sangat setuju. Kelima, lebih dari 50% mahasiswa (64,29%)
menyatakan bahwa mereka dapat memperoleh pengumuman dengan lebih mudah dan cepat
(real time). Hal ini terlihat dari data persepsi mahasiswa yang menunjukkan bahwa 9 orang
49
mahasiswa (64,29%) menyatakan setuju, 4 orang mahasiswa (28,57%) menyatakan sangat
setuju, dan 1 orang mahasiswa (7,14%) menyatakan tidak setuju. Keenam, lebih dari 50%
mahasiswa (71,43%) menyatakan bahwa mereka dapat menyimpan dokumen (materi maupun
tugas) yang penting dengan lebih mudah. Hal ini terlihat dari data persepsi mahasiswa yang
menunjukkan bahwa 10 orang mahasiswa (71,43%) menyatakan setuju dan 4 orang
mahasiswa (28,75%) menyatakan sangat setuju. Ketujuh, sebanyak 10 orang mahasiswa
(71,43%) menyatakan setuju dan 4 orang mahasiswa (28,75%) menyatakan sangat setuju
bahwa mereka dapat memberikan komentar untuk perbaikan proses pembelajaran.
Kedelapan, sebanyak 8 orang mahasiswa (57,14%) menyatakan setuju dan 6 orang
mahasiswa (42,86%) menyatakan sangat setuju bahwa mereka dapat memperoleh masukan
langsung dari dosen dan teman sekelas mengenai kualitas tugas yang dikerjakan. Kesembilan,
sebanyak 13 orang mahasiswa (92,86%) menyatakan setuju dan 1 orang mahasiswa (7,14%)
menyatakan sangat setuju bahwa mereka merasa terbantu dalam memahami materi
pembelajaran.
Tabel 4. Tingkat Kebermanfaatan Google Classroom
No Tingkat
Kebermanfaatan
Persepsi Mahasiswa
4 % 3 % 2 % 1 %
1 Meningkatkan performa
pembelajaran 0 0 13 92,86 1 7,14 0 0
2 Meningkatkan
produktivitas 0 0 13 92,86 1 7,14 0 0
3 Proses pembelajaran
menjadi lebih efisien 0 0 12 85,71 2 14,29 0 0
4 Proses pembelajaran
menjadi lebih menarik 1 7,14 11 78,57 2 14,29 0 0
5
Sangat bermanfaat dalam
proses pembelajaran
Kebudayaan Prancis
2 14,2
9 10 71,43 2 14,29 0 0
Berdasarkan tabel 4 di atas dapat diperoleh informasi mengenai tingkat kebermanfaatan
Google Classroom sebagai media pembelajaran dalam mata kuliah Civilisation Française.
Pertama, sebagian besar mahasiswa (92,86%) menyatakan setuju bahwa Google Classroom
dapat meningkatkan performa pembelajaran dan sisanya, seorang mahasiswa (7,14%)
menyatakan tidak setuju. Kedua, sebagian besar mahasiswa (92,86%) juga menyatakan setuju
bahwa Google Classroom dapat meningkatkan produktivitas dan seorang mahasiswa (7,14%)
menyatakan tidak setuju. Ketiga, sebagian besar mahasiswa (85,71%) menyatakan setuju
bahwa proses pembelajaran dengan Google Classroom menjadi lebih efisien, dan 2 orang
50
mahasiswa (14,29%) menyatakan tidak setuju. Keempat, lebih dari 50% mahasiswa (78,57%)
menyatakan setuju, sedangkan satu orang mahasiswa (7,14%) menyatakan sangat setuju dan
2 orang mahasiswa lainnya (14,29%) menyatakan tidak setuju bahwa proses pembelajaran
dengan Google Classroom menjadi lebih menarik. Kelima, lebih dari 50% mahasiswa
(71,43%) menyatakan setuju dan 2 orang mahasiswa (14,29%) menyatakan sangat setuju
bahwa Google Classroom sangat bermanfaat dalam proses pembelajaran kebudayaan Prancis.
Sedangkan 2 orang mahasiswa lainnya (14,29%) menyatakan tidak setuju.
Selain kuesioner dalam bentuk pertanyaan tertutup di atas, tim peneliti juga
mengajukan pertanyaan terbuka untuk menggali lebih jauh pengalaman dan perasaan
mahasiswa selama mengikuti proses pembelajaran kebudaan Prancis melalui Google
Classroom. Hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut: 1) Lebih mudah membaca dan
mempelajari materi-materi yang akan maupun sudah di pelajari di kelas; 2) Saya sangat
senang dengan adanya Google Classroom karena Google Classroom memudahkan saya untuk
berinteraksi dan berdiskusi tentang pelajaran Prancis dengan teman sekelas dan dosen; 3)
Menarik; 4) Pengalaman saya yang pasti kalau ada pengumuman penting dari dosen bisa
langsung tau, kalau mau bikin tugas juga jadi lebih cepet; 5) Bisa lebih mengetahui
bagaimana kebudayaan Perancis itu lebih detil, dan apa yang aku ga tau jadi tau; 6) Sangat
terbantu dengan difasilitasi oleh Google Classroom ini, materi yang diperlukan juga dapat
disimpan di data Google Classroom; 7) Google Classroom sangat bermanfaat karena saya
dapat mendapat informasi materi dari dosen dengan cepat. Google Classroom juga sangat
membantu mendapatkan informasi yang saya lupa; 8) Mempelajari kebudayaan Prancis
melalui Google Classroom menjadi lebih mudah dipahami, lebih praktis dan lebih efisien.
4. Simpulan
Berdasarkan teori, data yang diperoleh melalui berbagai teknik pengumpulan data, dan
analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini, tim peneliti dapat membuat kesimpulan
penelitian. Hasil observasi di lapangan menunjukkan bahwa Google Classroom digunakan
sebagai salah satu media dalam mata kuliah Civilisation Française sebagai sebuah inovasi
dalam pengajaran. Selain itu penggunaan media ini juga bertujuan untuk menunjang proses
pembelajaran, membantu dosen dalam memonitor aktivitas mahasiswa selama proses
pembelajaran kebudayaan Prancis, memberikan alternatif mekanisme penilaian untuk
memantau kemajuan mahsiswa, membangun model komunikasi dua arah antara dosen dan
mahasiswa begitu pula antara mahasiswa dengan rekan mahasiswa lainnya, menciptakan pola
komunikasi yang aktif, serta memberikan alternatif metode untuk menyampaikan semua
51
permasalahan yang dihadapi selama proses pembelajaran di kelas maupun di Google
Classroom.
Kemudian, dari hasil observasi dapat diperoleh informasi mengenai proses
pembelajaran kebudayaan Prancis dengan menggunakan Google Classroom. Hasil analisis
data menunjukkan bahwa implementasi media Google Classroom dalam mata kuliah
Civilisation Française berjalan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan di awal
pembelajaran. Dalam hal ini baik dosen maupun mahasiswa sudah mampu menggunakan
semua fitur yang terdapat di Google Classroom untuk melakukan proses pembelajaran
kebudayaan Prancis. Di antaranya adalah menyampaikan pengumuman, mendistribusikan
materi perkuliahan, membuat soal kuis yang harus dijawab oleh mahasiswa,
menginformasikan tugas yang harus dikerjakan oleh mahasiswa, mengunggah dokumen
bahan tayang, maupun tugas yang harus dikumpulkan.
Selain observasi, tim peneliti menyebarkan kuesioner kepada seluruh mahasiswa
semester II yang mengikuti mata kuliah Civilisation Française untuk mengetahui pendapat
mereka tentang penggunaan media Google Classroom dan pengalaman serta perasaan mereka
selama mengikuti proses pembelajaran kebudayaan Prancis dalam Google Classroom. Hasil
analisis data menunjukkan bahwa pertama, untuk aspek materi, menurut sebagian besar
mahasiswa (85,71% menyatakan setuju, 14,29% sangat setuju) bahwa terdapat kesesuaian
antara materi yang disampaikan dengan tujuan pembelajaran dan penyampaian materi dapat
diterima dengan baik dan logis. Sekaitan dengan aspek pemahaman materi, lebih dari 50%
mahasiswa (78,57% setuju dan 21,43% tidak setuju) menyatakan bahwa mereka memahami
materi yang disampaikan melalui Google Classroom. Sementara itu, lebih dari 50%
mahasiswa (78,57% menyatakan setuju, 14,29% sangat setuju dan 7,14% tidak setuju) bahwa
materi yang disampaikan tersebut dapat memotivasi mereka untuk mencari materi atau hal
lainnya dari berbagai sumber. Kedua, untuk aspek tampilan Google Classroom, lebih dari
50% mahasiswa (78,57% setuju dan 21,43% sangat setuju) menyatakan bahwa Google
Classroom mudah dipelajari dan digunakan serta tampilan Google Classroom sangat jelas dan
juga mudah dipahami. Ketiga, untuk aspek proses pembelajaran, sebagian besar mahasiswa
(85,71% setuju, 7,14% sangat setuju dan 7,14% lainnya tidak setuju) bahwa dengan Google
Classroom mereka dapat belajar secara mandiri. Kemudian, seluruh mahasiswa (100% setuju)
bahwa mereka dapat menyelesaikan tugas dengan lebih cepat dan lebih mudah. Selanjutnya,
sebagian besar mahasiswa menyatakan mereka dapat memperoleh pengumuman, materi
maupun mengumpulkan tugas secara lebih fleksibel (85,71% setuju dan 14,29% sangat
setuju). Sehubungan dengan proses pembelajaran, lebih dari 50% mahasiswa (64,29% setuju,
52
28,57% sangat setuju dan 7,14% tidak setuju) menyatakan bahwa pengumuman tersebut
dapat mereka peroleh dengan lebih mudah dan cepat (real time). Dengan menggunakan
Google Classroom, lebih dari 50% mahasiswa juga menyatakan bahwa mereka dapat
menyimpan dokumen (materi maupun tugas) yang penting dengan lebih mudah dan dapat
memberikan komentar untuk perbaikan proses pembelajaran (71,43% menyatakan setuju dan
28,57% sangat setuju). Selanjutnya, lebih dari 50% mahasiswa (57,14% setuju dan 42,86%
sangat setuju) menyatakan bahwa mereka dapat memperoleh masukan langsung dari dosen
dan teman sekelas mengenai kualitas tugas yang dikerjakan. Sedangkan sebagian besar
mahasiswa (92,86% setuju dan 7,14% sangat setuju) menyatakan bahwa mereka merasa
terbantu dalam memahami materi pembelajaran. Keempat, untuk aspek tingkat
kebermanfaatan, sebagian besar mahasiswa (92,86% setuju dan 7,14% tidak setuju) bahwa
Google Classroom dapat meningkatkan performa pembelajaran dan meningkatkan
produktivitas. Kemudian, sebagian besar mahasiswa (85,71% setuju sementara 14,29% tidak
setuju) bahwa proses pembelajaran dengan Google Classroom menjadi lebih efisien.
Sedangkan lebih dari 50% mahasiswa (78,57% menyatakan setuju, 7,14% sangat setuju dan
14,29% tidak setuju) bahwa proses pembelajaran menjadi lebih menarik. Sementara itu, lebih
dari 50% mahasiswa (71,43% setuju, 14,29% sangat setuju dan 14,29% tidak setuju) bahwa
Google Classroom sangat bermanfaat dalam proses pembelajaran kebudayaan Prancis.
Adapun terkait dengan pengalaman dan perasaan mahasiswa selama mengikuti proses
pembelajaran kebudayaan Prancis dalam Google Classroom, sebagian besar mahasiswa
memberikan reaksi positif, di antaranya: a) Lebih mudah membaca dan mempelajari materi-
materi yang akan maupun sudah dipelajari di kelas; b) Sangat senang dengan adanya Google
Classroom karena Google Classroom memudahkan mahasiswa untuk berinteraksi dan
berdiskusi tentang pelajaran Prancis dengan teman sekelas dan dosen; c) Menarik; d)
Memudahkan untuk mengetahui pengumuman penting dari dosen dan membuat tugas
menjadi lebih cepat; e) Mengetahui kebudayaan Prancis secara lebih detail; f) Sangat terbantu
dengan difasilitasi oleh Google Classroom ini, materi yang diperlukan juga dapat disimpan di
data Google Classroom; g) Sangat bermanfaat karena dapat memperoleh informasi materi
dari dosen dengan cepat; h) Mempelajari kebudayaan Prancis melalui Google Classroom
menjadi lebih mudah dipahami, praktis dan lebih efisien.
5. Daftar Pustaka
Abdulhak, I., & Riyana, C. (2017). E-Learning Konsep dan Implementasi. UPI Press.
Arsyad, A. (2014). Media Pembelajaran. Depok : PT. Raja Grafindo Persada.
53
Carlo, C., & Causa, M. (2003). Civilisation Progressive Du Français Niveau Débutant. Paris
: CLE International.
Elmia, H. (2013). Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif pada Mata Kuliah
Civilisation Français. Diakses melalui https://lib.unnes.ac.id/17224/1/2301408032.pdf
Rasyid, I., & Rohani. (2018). Manfaat Media dalam Pembelajaran. AXIOM, VII, No. I.
Diakses melalui https://bit.ly/34S1PIg
Sugiyono. (2019). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung : Penerbit
Alfa Beta.
Sujarweni, W. (2019). Metodologi Penelitian Lengkap, Praktis, dan Mudah Dipahami.
Yogyakarta : Pustaka Baru Press.
Syawalina, L. (2014). Model Pengajaran Bahasa Prancis Spesialisasi Bidang
Kepariwisataan Melalui Penerapan Pendekatan Notional Fungsional, 88. Prosiding
Seminar Nasional 2014 Optimalisasi Peran Bahasa Asing dalam Meningkatkan
Promosi Wisata dan Produk Budaya. Sekolah Tinggi Bahasa Asing Yapari-ABA
Bandung.
Tim Penyusun Kurikulum. (2015). RPS Mata Kuliah Civilisation Français. Sekolah Tinggi
Bahasa Asing Yapari-ABA Bandung.