Makalah pranata pemilu prancis

18
PEMILU EKSEKUTIF DAN LEGISLATIF DI PRANCIS SERTA HUBUNGAN KEDUA PEMILU TERSEBUT MAKALAH Diselesaikan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pranata Masyarakat Prancis Oleh Hana Maulida 1106063023 Ratu Nurwenda Sari Putri, 1106080276 Dyah Krisanti Utami, 1106022370 Rizky Resina, 1106022641 PROGRAM STUDI PRANCIS FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN BUDAYA UNIVERSITAS INDONESIA 2012

Transcript of Makalah pranata pemilu prancis

PEMILU EKSEKUTIF DAN LEGISLATIF DI PRANCIS SERTA

HUBUNGAN KEDUA PEMILU TERSEBUT

MAKALAH

Diselesaikan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pranata Masyarakat Prancis

Oleh

Hana Maulida 1106063023

Ratu Nurwenda Sari Putri, 1106080276

Dyah Krisanti Utami, 1106022370

Rizky Resina, 1106022641

PROGRAM STUDI PRANCIS

FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN BUDAYA

UNIVERSITAS INDONESIA

2012

Bab I

Pendahuluan

Pemilihan umum merupakan suatu acara yang biasa dilaksanakan oleh negara yang

memegang prinsip demokrasi sebagai landasan dalam kehidupan bernegara. Acara ini

dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu. Pemilihan umum atau yang biasa disingkat

dengan pemilu ini dilaksanakan baik di tingkat pemerintahan yang terendah sampai di tingkat

pemerintahan tertinggi suatu negara. Semua hal ini tergantung pada sistem yang dianut oleh

negara masing-masing.

Prancis adalah suatu negara yang menganut sistem demokrasi sosial yang memiliki

sistem pemerintahan semi-presidensial. Sebagai negara yang menganut sistem demokrasi,

Prancis tentunya melaksanakan pemilu dalam kegiatan bernegarannya. Dengan mengetahui

hal ini, kita bisa melihat bahwa setidaknya Prancis mengadakan pemilu untuk memilih

Presiden.

Sistem demokrasi yang dianut Prancis juga menunjukan adanya lembaga perwakilan

rakyat dalam sistem pemerintahannya. Lembaga tersebut adalah Assemblée Nationale dan

Sénat. Sistem bikameral yang dianut oleh badan legislatif di Prancis mendatangkan dua

kemungkinan untuk menunjuk orang-orang yang duduk di kedua lembaga tersebut.

Kemungkinan yang pertama adalah kedua lembaga melangsungkan pemilu untuk menunjuk

siapa saja yang duduk di lembaga tersebut. Sedangkan kemungkinan yang kedua, hanya salah

satu lembaga saja yang melangsungkan pemilu.

Melihat pada kenyataan tersebut, keunikan sistem pemerintahan semi-presidensial

yang menimbulkan terjadinya bicéphale1 dan sistem bikameral yang dianut badan legislatif di

Prancis, membuat pembahasan tentang pemilihan umum di Prancis menjadi suatu

pembahasan yang menarik untuk dipelajari. Maka dari itu lah, pada makalah ini Kami akan

membahas pemilihan umum eksekutif dan legislatif di Prancis yang secara garis besar telah

menggambarkan berbagai macam pemilu di tigkat pemerintah di Prancis.

Adapun isi dari makalah kami terdiri dari pendahuluan, pembahasan, dan penutup.

Pada bagian pendahuluan kami memaparkan latar belakang, rumusan masalah dan

sistematika penulisan. Sedangkan, pada bagian pembahasan, kami membaginya menjadi tiga

1 Bicéphale adalah adanya seorang persiden sekaligus seorang perdana menteri dalam menjalankan roda

pemerintahan suatu negara.

bagian yang terdiri dari tiga bab; bagian pertama (bab kedua dari makalah ini) memaparkan

tentang prinsip dan sistem pemilu di Prancis, bagian kedua (bab ketiga dalam makalah)

memaparkan tentang pemilu eksekutif, dan bagian ketiga (bab keempat dalam makalah ini)

membahas tentang pemilu legislatif. Adapun bagian penutup yang merupakan kesimpulan

dari makalah kami.

Bab II

Prinsip dan Sistem Pemilu di Prancis

A. Prinsip Pemilu di Prancis

Setiap negara pasti memiliki prinsip pemilihan umumnya masing-masing, begitu juga

dengan Prancis. Prancis memiliki empat prinsip dalam pemilihan umum, yaitu:

a. Bersifat Universal

Universal berarti menyeluruh. Maksud dari universal disini adalah memilih

merupakan sebuah hak bagi warga negara Prancis. Mereka yang telah berusia

minimal 18 tahun memiliki hak untuk ikut serta dalam pemilihan umum.

b. Personal

c. Bebas

Setiap orang bebas untuk menentukan pilihan mereka dalam pemilihan umum.

d. Rahasia

Rahasia disini berarti bahwa setiap orang tidak berhak mencari tahu siapa

kandidat yang dipilih oleh seorang yang lain dan setiap orang tidak boleh

mempengaruhi seorang yang lain untuk memilih kandidat tertentu.

B. Sistem Pemilu di Prancis

Ada berbagai sistem yang digunakan dalam pemilihan umum. Sistem

pemilihan umum yang digunakan di Prancis dikenal dengan istilah scrutin majoritaire.

Scrutin majoritaire adalah suatu sistem pemilu dimana seorang pemenang dari pemilu

tersebut ditentukan berdasarkan suara terbanyak. Sistem ini bisa dibagi lagi menjadi

dua mekanisme pelaksanaan; satu putaran (single tour) dan dua putaran (à deux tours).

Namun, Prancis tidak pernah memakai mekanisme pemilu satu putaran. Prancis

memakai mekanisme pemilu dua putaran di setiap pemilu yang diadakannya.

Sistem dua putaran menjadikan pemilu dilaksanakan selama dua kali dengan

setiap putaran memiliki persyaratan tersendiri bagi kandidat untuk menang dalam

pemilu. Seorang calon Presiden dapat langsung terpilih menjadi seorang Presiden

dalam pemilu putaran pertama jika ia berhasil mendapatkan suara sebanyak lima

puluh persen ditambah satu suara. Namun, hal ini jarang sekali terjadi dikarenakan

pada putaran pertama kandidat yang ikut berpartisipasi dalam pemilu berjumlah

banyak. Sehingga kemungkinan bagi seorang kandidat mendapatkan suara mutlak

kecil.

Jika pada pemilu putaran pertama tidak ada seorang kandidat yang

mendapatkan suara mutlak, maka pemilu akan putaran kedua akan terjadi. Persyaratan

bagi seorang kandidat dapat melaju ke putaran kedua berbagi macam. Dalam pemilu

presiden, dua kandidat yang mendapatkan suara terbanyak pada putaran pertama akan

melaju pada putaran kedua. Berbeda halnya untuk pemilu anggota Assemblée

Nationale, dan pemilu di tingkat département, region, dan commune. Pada pemilu

anggota Assemblée Nationale, kandidat dapat melaju ke putaran kedua adalah

kandidat yang berhasil mendapatkan minimal 12,5% suara dari jumlah pemilih

terdaftar. Hal yang sama terjadi pada pemilu di tingkat département, region, dan

commune. Hanya jumlah prosentase suara untuk melaju ke putaran kedua berbeda. Di

tingkat département, region, dan commune, kandidat yang dapat melaju ke putaran

kedua adalah mereka yang mendapatkan 10% suara dari jumlah pemilih yang

terdaftar. Pada pemilu putaran kedua, kandidat yang mendapatkan suara terbanyaklah

yang menang.

Bukan hanya mekanisme pemilu yang dilaksanakan satu atau dua putaran

tetapi model kertas suara dapat memperlihatkan sistem pemilu yang digunakan.

Terdapat dua model kertas suara; uninominal dan plurinominal. Surat suara

uninominal (nama tunggal) jika hanya ada satu kursi yang harus terisi per konstituensi.

Jadi, kita memilih langsung kandidatnya. Sedangkan, surat suara plurinominal

berbentuk seperti daftar. Hal ini jika terdapat lebih dari satu kursi yang harus diisi per

konstituensi.

Dari sistem ini semua, nama sistem dalam suatu pemilu dapat dibentuk.

Pemilu presiden, anggota Assemblée Nationale, tingkat département dan region

memiliki sistem yang dinamakan scrutin uninominal majoritaire à deux tours dan

untuk pemilu di tingkan commune memiliki sistem dengan nama scrutin plurinominal

majoritaire à deux tour.

BAB III

Pemilu Eksekutif

3.1 Pemilu Eksekutif dan Sistemnya

Pemilu eksekutif diadakan untuk memilih Président de la République dan Prémier

Minister. Dibawah Republik ke 5, dan sejak amandemen 6 November 1962 diterima dari

referendum 28 October 1962, Président de la République dipilih langsung oleh rakyat.

Semenjak undang-undang no. 2000-964 tanggal 2 October 2000 (loi constitutionnelle n°

2000-964 du 2 octobre 2000) masa jabatan presiden berubah menjadi 5 tahun dan

semenjak itu pula pemilu presiden diadakan lima tahun sekali.

Sistem pemilihan Presiden di Prancis menggunakan jenis scrutin uninominal

majoritaires à deux tours, dimana pemilihan dilaksanakan dalam dua putaran. Pemilu

hanya akan berlangsung satu putaran jika terdapat kandidat yang mendapatkan suara

sebanyak 50% + 1 suara (suara mutlak). Namun, jika tidak ada kandidat yang

mendapatkan suara mutlak, maka pemilu diadakan dalam dua putaran. Dua kandidat yang

mendapatkan suara terbanyak yang akan maju ke pemilu putaran kedua. Di dalam putaran

kedua, kandidat yang mendapat suara terbanyak akan menjadi presiden.

Biasanya, putaran kedua akan diadakan dua minggu setelah pemilu putaran pertama

selesai. Waktu pelaksanaan pemilu selalu diadakan pada hari Minggu dan dilaksankan

pada bulan April.

3.2 Syarat Menjadi Presiden

Untuk menjadi Prseiden Prancis tidaklah mudah. Ada beberapa syarat dasar yang

harus dipenuhi. Berikut merupakan syarat-syarat untuk menjadi Presiden Prancis.

1. Merupakan Warga Negara Prancis.

Semua orang yang mempunyai kewarganegaraan Prancis dapat mencalonkan diri

sebagai presiden Prancis.

2. Berumur setidaknya 23 tahun.

Calon Presiden harus berumur minimal 23 tahun. Jadi, setiap orang yang sudah

berumur 23 tahun boleh mendaftarkan diri menjadi calon Presiden Prancis.

3. Telah terdaftar sebagai pemilih.

Kandidat juga harus mendaftarkan dirinya sebagai pemilih. Jadi, mereka dapat

menggunakan hak pilihnya sebagai warga negara Prancis.

4. Mendapat dukungan berupa tanda tangan dari 500 pejabat terpilih, seperti locaux,

maires, conseillers généraux, députés, dan sénateur kurang lebih dari 30

départements yang tersebar di Prancis dan diserahkan ke Conseil Constitutionnelle.

Tujuannya adalah untuk megeliminasi calon kandidat yang tidak serius. Kandidat

yang tidak dapat memenuhi 500 tanda tangan tersebut, secara otomatis akan

dieliiminasi.

Selain itu, para kandidat juga harus :

1. Menyerahkan laporan harta kekayaan kepada Dewan Konstitusi (Conseil

constitusionnelle). Hal itu dilakukan untuk menjamin transparansi yang lebih besar

dalam politik. Laporan ini harus mencakup juga properti pribadi yang dimiliki oleh

kandidat. Laporan ini harus diperbaharui dalam waktu dua bulan sebelum atau pada

bulan berikutnya setelah berakhirnya masa jabatan presiden .

2. Mempunyai akun untuk kampanye yang telah diaudit oleh CCEP ( National

Committee on Campaign Account and Politic Financing). Akun untuk kampanye

harus ditetapkan dan harus diserahkan dalam waktu dua bulan setelah pemilu. Pada

awalnya, hanya Dewan Konstitusi diberi wewenang untuk memverifikasi kebenaran

tersebut tapi karena hukum organik dari 5 April 2006, CCEP ( National Committee on

Campaign Account and Politic Financing) melakukan pengecekan ini.

Sebagai orang yang mempunyai kewarganegaraan Prancis, mereka diberikan hak

untuk ikut berpartisipasi dalam pemilu, dan hak itu bukan merupakan kewajiban. Berikut

merupakan syarat untuk menjadi pemilih.

1. Berusia 18 tahun

2. Merupakan warga negara Prancis atau mengalami proses naturalisasi setelah tinggal 5

tahun di Prancis.

3. Mempunyai hak-hak sipil (bukan narapidana atau kelainan jiwa).

4. Tercatat dalam daftar pemilih. Pemilih mendaftarkan dirinya sesuai tempat tinggalnya

ke Mairie.

Warga yang ingin berpartisipasi dalam pemilu harus terdaftar pada daftar pemilih

commune.

3.3 Waktu untuk Kampanye

Di Prancis, waktu untuk kampanye untuk setiap kandidat tidak kurang dari 20 hari

dan tidak lebih dari 35 hari sebelum berakhirnya jangka waktu Presiden di kantor.

Kampanye secara resmi dimulai pada saat Conceil Constitutionelle mengumumkan daftar

nama calon kandidat, setidaknya 15 hari sebelum pemilihan pertama, dan berhenti hari

Jumat sebelum pemungutan suara pertama pada tengah malam. Lalu, pada putaran kedua,

dua nama kandidat akan diumumkan dan kampanye putaran kedua akan dimulai.

Kampanye pada putaran kedua juga berakhir pada hari Jumat malan sebelum pemilihan

umum putaran kedua digelar. Total waktu kampanye untuk putaran pertama dan kedua

adalah 30 hari.

Lalu, di Prancis terdapat sebuah lembaga yang mengatur jalannya kampanye di

televisi dan radio, yaitu Conceil Superieure de l’Audiovisuel (CSA). Lembaga ini

bertugas untuk mengatur produksi, pemrograman, dan siaran pada kampanye pemilihan

umum Presiden. Mereka wajib untuk memperluaskan kampanye masing-masing kandidat.

Semua kandidat mempunyai waktu kampanye yang sama untuk kampanye lewat radio

dan televisi. Masing-masing kandidat mempunyai waktu 1 jam 30 menit untuk pemilu

putaran pertama, dan 2 jam untuk pemilu putaran kedua.

3.4 Dana untuk Kampanye

Sejak tahun 1995, perusahaan tidak bisa lagi memberikan kontribusi pada pembiayaan

kampanye presiden, dengan pengecualian dari partai atau kelompok politik. Denda uang

dan pidana disediakan jika terjadi pelanggaran. Dana untuk kampanye dapat diperoleh

dengan dua cara, yaitu :

1. Menggunakan dana publik

Kampanye menggunakan dana publik diatur di dalam konstitusi no. 62-1292

of 6 November 1962, dan telah diamandemen pada 5 April 2006 (loi organique n° 62-

1292 du 6 novembre 1962, modifiée le 5 avril 2006) dari les lois institutionnelles

menyangkut tentang pendanaan partai politik tahun 1988, 1990 dan 1995.

2. Menggunakan dana pribadi

Dana pribadi dapat berasal dari partai politik dan para kandidat masing-masing.

Setiap kandidat harus membuat akun kampanye dan harus menjaganya karena akun

tersebut berhubungan dengan pendapatan dan pengeluaran mereka. Para kandidat

tidak mungkin secara pribadi mengelola akun mereka. Oleh karena itu, mereka harus

memberikan nama perantara keuangan (trustee). Akun tersebut harus diserahkan

kepada Dewan Konstitusi dalam dua bulan setelah pemungutan suara kedua sehingga

para kandidat dapat memastikan kalau mereka telah terdaftar di nama urutan calon

Presiden.

Pengeluaran dibatasi hingga € 13.700.000 untuk setiap kandidat pada pemungutan

suara pertama dan € 18.300.000 untuk mereka pada pemungutan suara kedua. Sumbangan

perorangan dibatasi sebesar € 4.574 dan semua sumbangan sama dengan atau lebih € 152,50

harus dilakukan dengan cek. Pada tahun 1995, sumbangan dari perusahaan swasta dilarang.

Hukuman keuangan dan kriminal yang akan dikenakan jika hukum tersebut dilanggar.

3.5 Mekanisme Pemilu

Seperti halnya pemilu di Indonesia, pemilu di Prancis juga menggunakan cara

manual dalam pemilunya. Mereka datang ke TPS, memilih, dan menandatangani

buku absen pemilih sebagai bukti kalau mereka telah memilih. Mekanisme secara

garis besar ini akan kami uraikan dalam langkah-langkah mekanisme pemilu di

Prancis sebagai berikut:

1. Pada hari pemilihan, masyarakat Prancis pergi ke tempat pemungutan suara

(biasanya di tempat walikota atau sekolah) dengan membawa kartu identitas dan

kartu pendaftaran pemilih nya.

Gambar 3.1. Kartu Pemilih

2. Pemilih mengambil amplop berwarna biru dan surat suara yang berisikan nama-

nama calon.

3. Pemilih masuk ke dalam bilik (isoloir) untuk memilih salah satu kandidat.

Pemilih menandatangani nama salah satu kandidat pada kandidat yang mereka

pilih. Kemudian, si pemilih memasukan surat suara ke dalam amplop biru.

Gambar 3.2. Bilik (Isoloir)

4. Pemilih keluar dari bilik dan memasukan amplop biru yang berisi surat suara ke

dalam kotak suara yang berada di sebelah tempat penandatanganan pemilih.

Kemudian, pemilih menandatangani daftar pemilih yang tersedia di TPS.

Gambar 3.3 memasukan amplop kedalam kotak suara

Gambar 3.4 menandatangani daftar pemilih

BAB IV

Pemilu Legislatif

Di Prancis, lembaga legislatif dibagi menjadi dua bagian, yaitu Assemblée Nationale

dan Sénat. Pada bab ini, kami akan membahas cara pemilihan anggota untuk kedua badan

tersebut. Anggota Assemblée Nationale dipilih secara langsung oleh warga negara Prancis

melalui pemilu. Sedangkan, Sénat dipilih secara tidak langsung. Anggota Sénat dipilih

dengan cara “electoral college” yang anggotanya dipilih oleh anggota Assemblée Nationale,

delegasi dari pemerintahan di tingkat département, region, dan commune. Meskipun begitu,

pemilihan anggota di tingkat département, region, dan commune dilaksanakan melalaui

sistem pemilihan langsung. Maka dari itu, kami akan membahas pemilu di tingkat

département, region, dan commune pada bagian pemilu département, region, dan commune

sebagai bagian dari cara untuk memilih anggota Sénat.

A. Pemilu Anggota Assemblée Nationale.

Anggota Assemblée Nationale dipilih langsung oleh rakyat melalui pemilu legislatif

yang diadakan selama lima tahun sekali. Anggota Assemblée Nationale disebut dengan istilah

député. Terdapat 577 député dalam Assemblée Nationale yang mewakili seluruh 577

circonscription (daerah pemilihan) yang tersebar di seluruh wilayah Prancis, baik di 96

départements yang berada di wilayah France Métropolitaine maupun di wilayah outre-mer

(Guadeloupe, Martinique, Guyane, Réunion, Saint-Pierre-et-Miquelon, Mayotte, Wallis et

Futuna, Polynésie française, Nouvelle-Calédonie, dan Saint-Barthélemy).

Pada pemilu legislatif tahun 2012, terdapat penambahan sebelas circonscription di

luar wilayah Prancis, yaitu enam di benua Eropa, dua di benua Amerika, dua di benua Afrika,

dan satu di benua Asia. Penambahan circonscription ini berarti warga Negara Prancis yang

tinggal di luar negeri juga memiliki député mereka sendiri dalam Assemblée Nationale.

Pemilu legislatif dilakukan dengan metode ‘scrutin uninominal majoritaire à deux

tours’ yang berarti pemilu dengan cara memilih langsung kandidat yang ada, dan pemilu

diadakan dalam dua putaran apabila dalam putaran pertama tidak ada kandidat yang berhasil

mendapatkan suara mayoritas yaitu seperempat dari jumlah suara yang masuk. Kandidat yang

berhak melaju ke putaran kedua adalah kandidat yang berhasil mendapatkan jumlah suara

setidaknya 12.5% dari jumlah pemilih terdaftar.

Dalam pemilihan umum, kampanye tentu saja dibutuhkan untuk mempromosikan

kandidat kepada masyarakat untuk mendapatkan jumlah suara agar bisa memenangkan

pemilu. Kampanye untuk pemilu legislatif dilaksanakan dalam 20 hari sebelum pemilu

putaran pertama dan apabila dibutuhkan putaran kedua maka dilaksanakan lagi pada satu

minggu yang sama dengan putaran kedua. Pengeluaran untuk kampanye dibatasi oleh UU,

yaitu sebesar €38.000 perkandidat. Kandidat juga diperbolehkan mendapat bantuan dana dari

seorang individu paling tinggi sejumlah €4.600. Segala bentuk iklan berbayar yang

mengiklankan kandidat baik di media cetak maupun elektronik dilarang.

Untuk menjadi kandidat, ada syarat-syarat yang harus dipenuhi, yaitu

berkewarganegaraan Prancis, baik pria atau wanita, baik warga asli maupun melalui proses

naturalisasi. Kandidat minimal berusia 18 tahun, memiliki hak pilih, dan tidak berada di

bawah perwalian.

Kandidat boleh diusung oleh satu partai maupun mencalonkan diri secara independen.

Kandidat harus mendaftarkan namanya di prefecture dalam jangka waktu satu bulan sebelum

pemilu diadakan dan selambat-lambatnya pada hari Jumat sebelum hari pemilihan pada pukul

18.00. Ketika mendaftar, kandidat menandatangani pernyataan berisi nama lengkap, jenis

kelamin, tempat tanggal lahir, tempat tinggal, serta nama kandidat pengganti jika terjadi

kekosongan kursi. Kekosongan kursi ini dapat terjadi apabila kandidat utama meninggal

dunia, ditunjuk menjadi anggota Gouvernement, Conseil constitutionnel, maupun Défenseur

des droits (pembela hak asasi manusia).

Selain menjadi kandidat, menjadi pemilih pun harus memenuhi beberapa syarat, yaitu

pria atau wanita berkewarganegaraan Prancis yang berumur 18 tahun atau lebih, memiliki

hak-hak sipil, dan tercatat dalam daftar pemilih. Untuk dapat memilih dalam pemilu, pemilih

harus terlebih dahulu mendaftarkan dirinya di kantor walikota selambat-lambatnya sampai

akhir tahun sebelum tahun pemilu diadakan. Saat mendaftar, pemilih wajib mengisi formulir

pendaftaran yang berisi data diri, membawa kartu identitas dan membawa justificatif de

domicile (bukti yang menyatakan bahwa seseorang memiliki tempat tinggal di Prancis).

Pemilu diadakan selalu pada hari Minggu karena di Prancis pemilu merupakan hak,

sehingga masyarakat Prancis berhak memutuskan apakah ingin memilih atau tidak. Karena

pada hari pemilihan, masyarakat Prancis yang akan memilih harus mendatangi tempat-tempat

pemungutan suara, bisa di kantor walikota, sekolah, dsb. Pemilih kemudian mengambil kertas

suara dari kandidat-kandidat député dan sebuah amplop. Pemilih kemudian masuk ke dalam

isoloir (ruangan kecil untuk memilih). Di dalam isoloir, pemilih hanya memasukkan satu

kertas suara yaitu kandidat yang ia pilih ke dalam amplop. Pemilih mengambil kertas suara

dari beberapa kandidat tujuannya adalah untuk menjaga kerahasiaan pilihan. Setelah itu,

amplop yang telah berisi kertas suara dimasukkan ke dalam kotak suara. Pemilih kemudian

menandatangani namanya yang tertera di dalam daftar pemilih untuk membuktikan bahwa ia

telah memilih dan untuk menghindari terjadinya kecurangan-kecurangan.

B. Pemilihan Anggota Sénat dan Pemilu di tingkat département, region,

dan commune.

Sénat merupakan bagian dari lembaga legislatif Prancis. Para anggota senat bertugas

di Luxembourg. Pemilihan anggota tidak dilakukan secara langsung oleh rakyat melainkan

dipilih oleh para anggota département, region, dan commune dimana anggota dari ketiga

lembaga tersebut dipilih secara langsung oleh rakyat. Anggota senat berjumlah 348 dan

memiliki masa jabatan selama 6 tahun. Mulai September tahun 2008, separuh dari jumlah

keseluruhan anggota sénat dipilih setiap 3 tahun sekali sehingga setiap 3 tahun akan diadakan

pemilihan untuk memilih separuh dari jumlah keseluruhan anggota senat.

a) Pemilu di Tingkat Département

Pemilu ini diadakan untuk memilih anggota dewan département untuk duduk

di kursi assemblée nationale dari suatu wilayah tertentu. Sejak tahun 1982, wakil-

wakil tersebut dipilih langsung oleh rakyat Prancis, untuk sebuah periode yang

diperbaharui dari 6 tahun. Sistem pemilihan kepala département menggunakan

sistem majoritaires à deux tours, dimana pemilihan berlangsung dalam dua

putaran. Kandidat bisa menang pada pemilu putaran pertama jika mereka

mendapatkan suara terbanyak. Pada pemilu putaran kedua, kandidat dapat menang

jika mereka berhasil mendapat suara dari ¼ dari kursi di dalam assemblée

nationale.

b) Pemilu di Tingkat Region

Dewan regional dibentuk berdasarkan hukum di Prancis pada tanggal

22 Desember 1789. Setiap region memilih seorang dewan umum yang dipilih

untuk jangka waktu sepanjang 6 tahun oleh rakyat Prancis secara langsung.

Sistem pemilu dewan regional menggunakan majoritaires à deux tours,

dimana pemilu berlangsung dua putaran. Untuk dapat terpilih pada pemilu

putaran pertama, para kandidat harus mendapat kan suara mayoritas dan ¼

suara. Di dalam putaran kedua, jika kandidat tidak mendapatkan suara

mayoritas, maka mereka harus memperoleh 12,5% suara untuk dapat

memenangkan pemilu tersebut.

c) Pemilu di Tingkat Commune

Anggota pemerintahan di tingkat commune dipilih secara langsung

dengan masa jabatan enam tahun. Model pemilu yang diselenggarakan

tergantung pada jumlah penduduk di commune tersebut. Pada commune yang

berpenduduk kurang dari 3.500 dan yang memiliki penduduk lebih dari itu

memiliki sistem yang berbeda. Hal lain terjadi pada kota-kota besar yang

memiliki penduduk yang banyak seperti Paris, Lyon, dan Marseille yang

memiliki prosedur tersendiri dalam melangsungkan pemili di tingkat ini.

Bab V

Hubungan Pemilu Eksekutif dan Pemilu Legislatif

Pemilu eksekutif berupa pemilu presiden dilangsungkan terlebih dahulu, sekitar bulan

april sampai mei, daripada pemilu legislatif yang dalam hal ini adalah pemilu anggota

Assemblée Nationale, sekitar bulan juni. Pemilu eksekutif yang dilangsungkan terlebih tentu

membawa dampak pada pamilu legislatif yang dilaksanakan setelahnya. Dampak tersebut

dapat dilihat pada cara penyusunan sistem kabinet di Prancis.

Dalam menyusun kabinet pemerintahan di Prancis, seorang presiden akan menunjuk

perdana menteri dari partai yang mendapatkan kursi mayoritas di Assemblée Nationale yang

merupakan hasil dari pemilu legislatif. Kemudian, perdana menteri yang telah ditunjuk ini

akan menyusun kabinet yang berisikan para menteri untuk menjalankan roda pemerintahan

selama satu tahun. Sistem penyusunan kabinet yang seperti ini menjadikan pemilu presiden

diadakan terlebih dahulu daripada pemilu legislatif.

Hal lain yang turut mendukung alasan pelaksanaan pemilu presiden dilaksanakan

terlebih dahulu daripada pemilu legislatif adalah menghindari terjadinya cohabitation dalam

pemerintahan. Cohabitation adalah suatu keadaan dimana presiden dan perdana menteri

berasal dari partai yang berbeda. Karena dengan pelaksanaan pemilu presiden yang terlebih

dahulu maka masyarakat Prancis telah mengetahui dari partai mana presiden terpilih berasal.

Hal ini akan membuat, kemungkinan besar, kursi mayoritas di Assemblée Nationale juga

didapatkan oleh partainya presiden. Sehingga cohabitation tidak akan terjadi dan ditambah

lagi dengan pemilu presiden dan pemilu legislatif dilangsungkan di tahun yang sama. Hal ini

membuat peluang terjadinya cohabitation semakin kecil.

Bab VI

Penutup

Di Prancis, terdapat dua pemilihan umum yang dilaksanakan setiap lima tahun sekali,

yaitu pemilihan umum eksekutif untuk memilih Presiden, dan pemilihan umum legislatif

untuk memilih anggota Assemblée Nationale, dengan masa jabatan masing-masing selama

lima tahun. Baik Presiden maupun anggota Assemblée Nationale dipilih secara langsung oleh

warga Negara Prancis. Pemilu eksekutif dilaksanakan lebih dahulu sebelum dilaksanakannya

pemilu legislatif. Karena pemilu eksekutif dilaksanakan terlebih dahulu, secara otomatis

Presiden terpilih lebih dahulu dibandingkan dengan anggota Assemblée Nationale. Karena

masyarakat sudah melihat aliran mana yang dianut oleh Presiden terpilih, biasanya mayoritas

pemenang pemilu legislatif berasal dari aliran yang sama dengan Presiden. Presiden

kemudian memilih Perdana Menteri yang berasal dari aliran mayoritas pemenang pemilu

legislatif atau anggota Assemblée Nationale terpilih. Setelah itu Presiden dan Perdana

Menteri bersama-sama membentuk kabinet.

Di sisi lain, badan legislatif yang ada di Prancis bukan hanya Assemblée Nationale

saja tetapi juga sénat. Namun, sénat tidak dipilih melalui pemilu secara langsung melainkan

dipilih dengan cara “electoral college” yang anggotanya dipilih oleh anggota Assemblée

Nationale, delegasi dari pemerintahan di tingkat département, region, dan commune. Untuk

pemilu di tingkat département, region, dan commune, pemilu dilaksanakan dengan sistem

yang berbeda.

Daftar Pustaka

http://www.interieur.gouv.fr/sections/a_votre_service/elections/les_elections_en_fran

ce/modalites-d-elections/modalites-election-france

http://www.diplomatie.gouv.fr/en/france/institutions-and-politics/elections-in-

france/article/legislative-elections

http://www.assemblee-

nationale.fr/connaissance/fiches_synthese/septembre2012/fiche_14.asp

http://lajeunepolitique.com/the-basics/the-electoral-system/

http://www.lepetitjournal.com/homepage/expat/48389-dtfrans-de-langer.html

http://www.diplomatie.gouv.fr/fr/IMG/pdf/Les_11_circonscriptions_electorales_pour

_l_election_des_deputes_representant_les_Francais_etablis_hors_de_France.pdf?

http://www.service-public.fr/actualites/002243.html

http://www.france-politique.fr/election-politique.htm

http://www.france.fr/en/institutions-and-values/article/french-presidential-election

http://www.loc.gov/law/help/campaign-finance/france.php

http://www.senat.fr/lng/en/senators/the_senatorial_elections.html