pembelajaran biologi menggunakan metode proyek dengan lab real ...

142
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PEMBELAJARAN BIOLOGI MENGGUNAKAN METODE PROYEK DENGAN LAB REAL DAN AUDIOVISUAL DITINJAU DARI KEINGINTAHUAN SISWA DAN KEMAMPUAN KERJASAMA (Studi Kasus Siswa Kelas X SMA Negeri I Polanharjo Klaten Tahun Pelajaran 2009/2010 pada Materi Fungi) TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Derajat Magister Program Studi Pendidikan Sains Oleh : HESTY HANDAYANI S830908016 PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

Transcript of pembelajaran biologi menggunakan metode proyek dengan lab real ...

Page 1: pembelajaran biologi menggunakan metode proyek dengan lab real ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PEMBELAJARAN BIOLOGI MENGGUNAKAN METODE

PROYEK DENGAN LAB REAL DAN AUDIOVISUAL

DITINJAU DARI KEINGINTAHUAN SISWA DAN

KEMAMPUAN KERJASAMA

(Studi Kasus Siswa Kelas X SMA Negeri I Polanharjo Klaten

Tahun Pelajaran 2009/2010 pada Materi Fungi)

TESIS

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Derajat Magister

Program Studi Pendidikan Sains

Oleh :

HESTY HANDAYANI

S830908016

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 2: pembelajaran biologi menggunakan metode proyek dengan lab real ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

PENGESAHAN

PEMBELAJARAN BIOLOGI MENGGUNAKAN METODE PROYEK DENGAN LAB REAL DAN AUDIOVISUAL

DITINJAU DARI KEINGINTAHUAN SISWA DAN KEMAMPUAN KERJASAMA

(Studi Kasus Siswa Kelas X SMA Negeri I Polanharjo Klaten

Tahun Pelajaran 2009/2010 pada Materi Fungi)

Disusun oleh:

Hesty Handayani

S830908016

Telah disetujui oleh Tim Penguji

Jabatan Nama Tanda tangan Tanggal Ketua Prof. Dr. H. Widha Sunarno, M.Pd

………………….

………. NIP. 195201161980031001 Sekretaris Prof. Dr. Ashadi

………………….

………. NIP. 195101021975011001 Anggota Penguji

1. Prof. Drs. Sutarno, M.Sc, PhD ………………….

………. NIP. 19600809198612101

2. Dr. Sarwanto, M.Si ………………….

………. NIP. 196909011994031002

Mengetahui Direktur Ketua

Program Pascasarjana Program Studi Pendidikan Sains

Prof. Drs. Suranto, M.Sc, PhD Prof. Dr. H. Widha Sunarno, M.Pd NIP. 195708201985031004 NIP. 195201161980031001

Page 3: pembelajaran biologi menggunakan metode proyek dengan lab real ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

Page 4: pembelajaran biologi menggunakan metode proyek dengan lab real ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

ABSTRAK

Hesty Handayani. S830908016. 2010. “Pembelajaran Biologi Menggunakan Metode Proyek dengan Lab Real dan Audiovisual Ditinjau dari Keingintahuan Siswa dan Kemampuan Kerjasama.” Tesis: Program Studi Pendidikan Sains Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) pengaruh metode proyek dengan lab real dan audiovisual terhadap prestasi belajar, (2) pengaruh keingintahuan siswa terhadap prestasi belajar, (3) pengaruh kemampuan kerjasama terhadap prestasi belajar, (4) interaksi antara keingintahuan siswa dengan metode proyek lab real dan audiovisual terhadap prestasi belajar, (5) interaksi antara kemampuan kerjasama dengan metode proyek lab real dan audiovisual terhadap prestasi belajar, (6) interaksi antara keingintahuan dan kemampuan kerjasama terhadap prestasi belajar, (7) interaksi antara metode proyek dengan lab real dan audiovisual, keingintahuan dan kemampuan kerjasama terhadap prestasi belajar, pada materi fungi.

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2009 menggunakan metode eksperimen. Populasi adalah semua siswa kelas X SMA Negeri I Polanharjo Klaten. Sampel diambil secara cluster random sampling, sampel terdiri dari dua kelas yaitu kelas kelas X 4 sebagai kelas eksperimen I dan kelas X1 sebagai kelas eksperimen II. Data dikumpulkan dengan metode tes dan angket. Data dianalisis dengan Anava tiga jalan dan dilanjutkan dengan uji Scheffe.

Dari hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa (1) terdapat pengaruh metode proyek dengan lab real dan audiovisual terhadap prestasi belajar, Pvalue: 0.004 (kognitif), Pvalue: 0.000 (afektif dan psikomotorik), (2) terdapat pengaruh keingintahuan siswa terhadap prestasi belajar, Pvalue: 0.000 (kognitif dan psikomotorik), Pvalue: 0.032 (afektif), (3) terdapat pengaruh kemampuan kerjasama terhadap prestasi belajar, Pvalue: 0.011 (kognitif), Pvalue: 0.003 (afektif), Pvalue: 0.005 (psikomotorik), (4) tidak ada interaksi antara keingitahuan siswa dengan metode proyek lab real dan audiovisual terhadap prestasi belajar, Pvalue: 0.719 (kognitif), Pvalue: 0.185 (afektif), Pvalue: 0.854 (psikomotorik), (5) terdapat interaksi antara kemampuan kerjasama dengan metode proyek lab real dan audiovisual terhadap prestasi belajar, Pvalue: 0.015 (kognitif), Pvalue: 0.028 (psikomotorik), (6) tidak ada interaksi antara keingintahuan dan kemampuan kerjasama terhadap prestasi belajar, Pvalue: 0.117 (kognitif), Pvalue: 0.941 (afektif), Pvalue: 0.264 (psikomotorik) (7) tidak ada interaksi antara metode proyek dengan lab real dan audiovisual, keingintahuan dan kemampuan kerjasama terhadap prestasi belajar, P value: 0.115 (kognitif), Pvalue: 0.056 (afektif), Pvalue: 0.050 (psikomotorik). Implikasi terhadap pembelajaran yaitu pembelajaran lebih menarik, bermakna dan menjadikan siswa lebih aktif dalam proses belajar. Kata kunci: Metode Proyek, lab real, audiovisual, keingintahuan, kemampuan

kerjasama

Page 5: pembelajaran biologi menggunakan metode proyek dengan lab real ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan rahmat dan hidayah-NYA sehingga penelitian ini dapat tersusun

dengan baik. Penelitian ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan pada

program studi Pendidikan Sains Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penelitian ini dapat tersusun berkat bimbingan, arahan dan bantuan dari

pembimbing serta berbagai pihak. Pada kesempatan ini penyusun menyampaikan

terima kasih kepada :

1. Rektor Universitas Sebelas Maret Surakarta, yang telah berkenan memberi

kesempatan untuk menempuh studi S2 program studi pendidikan sains

Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Direktur Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta yang

memberikan perijinan dan fasilitas untuk penyusunan penelitian.

3. Prof. Dr. H. Widha Sunarno, M.Pd, selaku ketua prodi pendidikan sains

yang telah memberikan bantuan berupa bimbingan, arahan dan fasilitas

akademik sehingga penelitian ini dapat tersusun.

4. Prof. Drs. Sutarno, M.Sc, Ph.D selaku dosen pembimbing I yang telah

memberikan bantuan, bimbingan dan arahan khususnya dalam materi

penelitian

5. Dr. Sarwanto, M.Si selaku pembimbing II yang telah memberikan banyak

bantuan, arahan dan bimbingan dalam menyelesaikan penelitian.

6. Segenap Dosen Pascasarjana Program Studi Pendidikan Sains yang telah

membantu kelancaran penyusunan penelitian.

Page 6: pembelajaran biologi menggunakan metode proyek dengan lab real ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

7. Petugas dan pegawai administrasi Pascasarjana Universitas Sebelas Maret

Surakarta yang telah membantu fasilitas akademik demi kelancaran dalam

penyusunan penelitian.

8. Teman-teman mahasiswa S2 Pendidikan Sains angkatan September 2008

dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah

membantu kelancaran penyusunan penelitian.

Semoga Allah SWT memberikan ridho-NYA kepada semua pihak dan

mudah-mudahan penelitian ini bermanfaat bagi penyusun dan pembaca pada

umumnya dan khususnya masyarakat pendidikan.

Surakarta, Maret 2010

Penyusun

Page 7: pembelajaran biologi menggunakan metode proyek dengan lab real ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN .............................................. iv

PERNYATAAN ............................................................................................... v

ABSTRAK ....................................................................................................... vi

KATA PENGANTAR ...................................................................................... viii

DAFTAR ISI ................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ........................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xvi

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xvii

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ................................................................ 7

C. Pembatasan Masalah ............................................................... 7

D. Rumusan Masalah ................................................................... 8

E. Tujuan Penelitian ..................................................................... 9

F. Manfaat Penelitian .................................................................. 9

BAB II. KAJIAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS

A. Kajian Teori ............................................................................. 11

Page 8: pembelajaran biologi menggunakan metode proyek dengan lab real ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

1. Teori Belajar ........................................................................ 11

a. Belajar menurut Ausubel............................................... 11

b. Perkembangan Intelektual oleh Piaget.......................... . 12

2. Model Pembelajaran ........................................................... 14

a. CTL ................................................................................ 14

b. Metode Proyek ............................................................... 17

3. Media Pembelajaran ........................................................... 21

a. Lab Real................................................ .......................... 21

b. Audiovisual.................... ................................................ 22

4. Keingintahuan .................................................................... 24

5. Sikap sosial dan Kerjasama ................................................. 27

6. Sosiometri ............................................................................. 30

7. Peran guru ............................................................................. 32

8. Prestasi Belajar ..................................................................... 33

9. Materi Fungi ......................................................................... 36

B. Penelitian yang Relevan .......................................................... 39

C. Kerangka Berpikir .................................................................... 43

D. Hipotesis ................................................................................... 48

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan waktu penelitian .................................................... 50

B. Metode penelitian ...................................................................... 51

C. Populasi dan sampel .................................................................. 51

Page 9: pembelajaran biologi menggunakan metode proyek dengan lab real ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

D. Rancangan penelitian ................................................................ 52

E. Variabel penelitian .................................................................... 53

F. Teknik pengumpulan data ......................................................... 55

1. Instrumen pelaksanaan penelitian .................................. 55

2. Instrumen pengambilan data .......................................... 55

3. Uji coba instrumen

a. Uji coba tes kognirif ............................................... 55

b. Uji coba angket ....................................................... 60

c. Analisis Sosiometri ................................................. 62

G. Teknik Analisis Data ................................................................. 63

1. Uji Prasyarat Analisis .................................................... 63

a. Uji Normalitas ........................................................ 64

b. Uji Homogenitas ..................................................... 65

2. Uji Analisis .................................................................... 66

a. Analisis Parametrik ............................................... 66

1) Pengujian Hipotesis ......................................... 66

2) Asumsi ............................................................. 66

3) Model ............................................................... 66

4) Hipotesis .......................................................... 67

5) Komputasi ........................................................ 69

6) Keputusan Uji ................................................... 73

7) Rangkuman ANAVA tiga jalan ........................ 73

Page 10: pembelajaran biologi menggunakan metode proyek dengan lab real ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

8) Menentukan Kaidah Pengujian Hipotesis ......... 74

9) Uji Lanjut ANAVA .......................................... 76

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHA ....................................... 79

A.Deskripsi data ....................................................................... 79

1. Data nilai prestasi belajar siswa ............................... 79

2. Deskripsi data keingintahuan siswa ......................... 86

3. Deskripsi data kemampuan kerjasama ..................... 89

B. Pengujian prasyarat analisis ................................................. 91

1. Uji Normalitas .......................................................... 91

2. Uji Homogenitas ....................................................... 93

C. Pengujian hipotesis penelitian ............................................. 94

1. Rangkuman hasil Anava 3 jalan ............................... 94

2. Uji lanjut Anava ....................................................... 97

D. Pembahasan hasil penelitian ................................................ 99

E. Kelemahan dan keterbatasan penelitian ............................... 111

BAB V. KESIMPULAN .................................................................................. 113

A.Kesimpulan ........................................................................... 113

B. Implikasi hasil penelitian ..................................................... 114

C. Saran-saran .......................................................................... 115

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 116

LAMPIRAN .................................................................................................... 123

Page 11: pembelajaran biologi menggunakan metode proyek dengan lab real ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 : Nilai biologi UH dan UHS............................................................ 4

Tabel 2 : Waktu penelitian............................................................................. 50

Tabel 3 : Desain Faktorial............................................................................. 52

Tabel 4 : Hasil validitas butir soal.......................................................... 56

Tabel 5 : Hasil tingkat kesukaran butir soal.................................................. 58

Tabel 6 : Hasil daya beda butir soal............................................................... 59

Tabel 7 : Hasil validitas butir soal keingintahuan........................................... 61

Tabel 8 : Hasil validitas butir soal aspek afektif............................................. 61

Tabel 9 : Hasil analisis sosiometri.................................................................. 63

Tabel 10 : Rancangan analisis statistik............................................................. 69

Tabel 11 : Letak Hasil Rangkuman Analisis Variansi.................................... 73

Tabel 12 : Rangkuman data prestasi belajar hasil penelitian berdasarkan

metode proyek dengan lab real dan audiovisual............................ 79

Tabel 12.1: Sebaran data prestasi belajar aspek kognitif yang diajar dengan

Metode proyek lab real................................................................... 80

Tabel 12.2: Sebaran data prestasi belajar aspek kognitif yang diajar dengan

Metode proyek audiovisual............................................................. 81

Page 12: pembelajaran biologi menggunakan metode proyek dengan lab real ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

Tabel12.3: Sebaran data prestasi belajar aspek afektif yang diajar dengan

Metode proyek lab real................................................................... 82

Tabel 12.4: Sebaran data prestasi belajar aspek afektif yang diajar dengan

Metode proyek audiovisual............................................................. 83

Tabel 12.5: Sebaran data prestasi belajar aspek psikomotorik yang diajar

dengan metode proyek lab real....................................................... 84

tabel 12.6: Sebaran data prestasi belajar aspek psikomotorik yang diajar

dengan Metode proyek audiovisual............................................... 85

Tabel 13 : Deskripsi data keingintahuan siswa berdasarkan metode

proyek dengan lab real dan audiovisual.......................................... 86

Tabel 13.1: Sebaran data keingintahuan siswa kelas lab real.......................... 87

Tabel 13.2: Sebaran data keingintahuan siswa kelas audiovisual.................... 88

Tabel 14 : Deskripsi data kemampuan kerjasama berdasarkan metode

proyek dengan lab real dan audiovisual.......................................... 89

Tabel 14.1: Sebaran data kemampuan kerjasama kelas lab real....................... 89

Tabel 14.2: Sebaran data kemampuan kerjasama kelas audiovisual................. 90

Tabel 15 : Hasil uji normalitas prestasi belajar................................................. 91

Tabel 16 : Hasil uji normalitas keingintahuan dan kemampuan kerjasama...... 92

Tabel 17 : Hasil uji homogenitas prestasi belajar............................................. 93

Tabel 18 : hasil uji homogenitas keingintahuan dan kemampuan kerjasama... 93

Tabel 19 : Rangkuman hasil anava 3 jalan aspek kognitif............................... 94

Tabel 20 : Rangkuman hasil anava 3 jalan aspek afektif................................ 95

Page 13: pembelajaran biologi menggunakan metode proyek dengan lab real ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

Tabel 21 : Rangkuman hasil anava 3 jalan aspek psikomotorik...................... 96

Tabel 22 : Rangkuman komparasi ganda untuk aspek kognitif....................... 97

Tabel 23 : Rangkuman komparasi ganda untuk aspek afektif.......................... 98

Tabel 24 : Rangkuman komparasi ganda untuk aspek psikomotorik............... 98

Page 14: pembelajaran biologi menggunakan metode proyek dengan lab real ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1 : Kerucut pengalaman Edgar Dale.................................................... 24

Gambar 2 : Attitude sebagai hasil evaluasi....................................................... 28

Gambar 3 : Diagram batang data kognitif, metode proyek lab real.................. 81

Gambar 4 : Diagram batang data kognitif, metode proyek audiovisual............ 82

Gambar 5 : Diagram batang data afektif, metode proyek lab real..................... 83

Gambar 6 : Diagram batang data afektif, metode proyek audiovisual.............. 84

Gambar 7 : Diagram batang data psikomotorik, metode proyek lab real.......... 85

Gambar 8 : Diagram batang data psikomotorik, metode proyek audiovisual... 86

Gambar 9 : Diagram batang data keingintahuan siswa kelas lab real............... 87

Gambar 10: Diagram batang data keingintahuan siswa kelas audiovisual........ 88

Gambar 11: Diagram batang data kemampuan kerjasama kelas lab real.......... 90

Gambar 12: Diagram batang data kemampuan kerjasama kelas audiovisual.... 91

Page 15: pembelajaran biologi menggunakan metode proyek dengan lab real ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 : Silabus ...................................................................................... 123

Lampiran 2 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran fungi

Dengan Lab Real ...................................................................... 124

Lampiran 3 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran fungi

Dengan Media Audiovisual ...................................................... 133

Lampiran 4 : Kisi- kisi tes prestasi belajar dan tes kognitif ............................ 142

Lampiran 5 : Kunci jawaban tes kognitif ........................................................ 150

Lampiran 6 : kisi-kisi dan Angket Aspek Afektif uji coba ........................... 159

Lampiran 7 : Lembar observasi penilaian psikomotorik ................................ 163

Lampiran 8 : Kisi- kisi dan Angket psikomotorik ........................................ 164

Lampiran 9 : Angket Afektif (penelitian) ....................................................... 168

Lampiran 10 : Kisi-kisi dan Angket keingintahuan uji coba ............................ 171

Lampiran 11 : Angket keingintahuan (penelitian)............................................ 181

Lampiran 12 : Angket sosiometri ..................................................................... 188

Lampiran 13 : Analisis butir soal tes kognitif uji coba ..................................... 189

Lampiran 14 : Analisis angket keingintahuan uji coba ..................................... 197

Lampiran 15 : Data induk penelitian ................................................................ 203

Lampiran 16 : Uji normalitas keingintahuan .................................................... 206

Lampiran 17 : Uji normalitas kemampuan kerjasama ...................................... 207

Lampiran 18 : Uji normalitas kognitif .............................................................. 210

Page 16: pembelajaran biologi menggunakan metode proyek dengan lab real ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xviii

Lampiran 19 : Uji normalitas afektif ................................................................ 212

Lampiran 20 : Uji normalitas psikomotorik ...................................................... 214

Lampiran 21 : Uji homogenitas keingintahuan ................................................. 216

Lampiran 22 : Uji homogenitas kemampuan kerjasama ................................... 218

Lampiran 23 : Uji homogenitas kognitif ........................................................... 220

Lampiran 24 : Uji homogenitas afektif ............................................................. 222

Lampiran 25 : Uji homogenitas psikomotorik .................................................. 224

Lampiran 26 : Pengujian hipotesis anava 3 jalan (kognitif) ............................. 226

Lampiran 27 : Pengujian hipotesis anava 3 jalan (afektif)................................ 237

Lampiran 28 : Pengujian hipotesis anava 3 jalan (psikomotorik) ..................... 245

Page 17: pembelajaran biologi menggunakan metode proyek dengan lab real ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kualitas kehidupan bangsa sangat ditentukan oleh faktor pendidikan,

pembaruan pendidikan dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan

nasional, sehingga pendidikan harus adaptif terhadap perubahan zaman.

Kurikulum 2004 berbasis kompetensi (KBK) yang diperbaharui dengan

Kurikulum 2006 (KTSP), telah berlaku selama 5 tahun dan semestinya

dilaksanakan secara utuh pada setiap sekolah. Namun pada kenyataannya,

pelaksanaan pembelajaran di sekolah masih kurang memperhatikan ketercapaian

kompetensi siswa. Hasil pendidikan hanya tampak dari kemampuan siswa

menghafal fakta-fakta dan sebagian besar siswa tidak mampu menghubungkan

antara konsep dengan implementasi konsep dalam kehidupan sehari-hari. Sekolah,

yang pengajarannya dikelola secara tradisional tidak membantu peserta didik

dalam menerapkan pemahamannya terhadap cara seseorang harus belajar dan

menerapkan sesuatu yang dipelajari pada situasi baru. Pembelajaran seperti ini

kemudian disebut sebagai pembelajaran konvensional yaitu pembelajaran yang

‘kering’ karena tidak menyertakan lingkungan bahkan tidak pula memanfaatkan

multimedia yang sebenarnya telah tersedia baik di alam maupun pada media

buatan, seperti yang tergambar dalam dunia pendidikan di Indonesia.

Perkembangan kognitif sebagian besar bergantung pada kemampuan

peserta didik berinteraksi dengan lingkungannya. Menurut Neila Ramdhani (2008)

1

Page 18: pembelajaran biologi menggunakan metode proyek dengan lab real ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

bahwa “sesungguhnya manusia tumbuh, beradaptasi dan berubah melalui

perkembangan fisik, perkembangan kepribadian, perkembangan sosio emosional

dan perkembangan kognitif”. Belajar lebih bermakna jika anak mengalami sendiri

konsep yang dipelajarinya, bukan mengetahuinya. Kemudian, pengetahuan

tersebut dihubungkan dengan struktur kognitif mereka. Pembelajaran bermakna

dapat diterapkan melalui beberapa model pembelajaran, seperti cooperative

learning, problem based learning dan contextual teaching and learning, karena

model pembelajaran tersebut mengajak siswa untuk aktif secara kognitif, afektif

dan psikomotorik dalam pembelajaran. Pengajaran yang berorientasi target

penguasaan materi terbukti berhasil dalam mengingat jangka pendek, tetapi gagal

dalam membekali anak memecahkan persoalan dalam kehidupan jangka panjang.

Hal ini disebabkan siswa dikonsentrasikan hanya untuk menguasai isi, tanpa

dikaitkan dengan konteks kehidupan sehari-hari.

Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (USPN) No. 20 Tahun 2003

pasal 3 yang berbunyi:

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokrasi serta bertanggung jawab. Undang-undang tersebut mengisyaratkan adanya upaya-upaya untuk

mengembangkan kemampuan siswa agar mereka lebih berilmu, cakap, kreatif dan

tanggung jawab. Tokoh pendidikan nasional Ki Hajar Dewantoro mengemukakan

tiga prinsip pembelajaran yaitu ing ngarso sung tulodo (jadi pemimpin-guru

Page 19: pembelajaran biologi menggunakan metode proyek dengan lab real ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

jadilah teladan bagi siswanya), ing madyo mangun karso (dalam pembelajaran

membangun ide siswa dengan aktivitas sehingga kompetensi siswa terbentuk), tut

wuri handayani (jadilah fasilitator kegiatan siswa dalam mengembangkan life skill

sehingga mereka menjadi pribadi mandiri). Dengan perkataan lain, student-

oriented adalah solusi tepat untuk pelaksanaan kurikulum 2006, bukan dengan

teacher-oriented. Metode yang tepat untuk pembelajaran biologi yaitu metode

proyek, metode eksperimen, metode diskusi, GI dan STAD. Implikasi terhadap

pembelajaran adalah kegiatan pembelajaran identik dengan aktivitas siswa secara

optimal, tidak cukup dengan mendengar dan melihat, tetapi harus dengan hands-

on, minds-on, konstruktivis dan daily life (kontekstual).

Pengetahuan dan keterampilan yang kokoh dan bermakna-guna (meaningful-use) dapat dikonstruk melalui tugas-tugas dan pekerjaan yang otentik. Keotentikan kegiatan kurikuler terdukung oleh proses kegiatan perencanaan (designing) atau investigasi yang open-ended, dengan hasil atau jawaban yang tidak ditetapkan sebelumnya oleh perspektif tertentu. Siswa dapat didorong dalam proses membangun pengetahuan melalui pengalaman dunia nyata dan negosiasi kognitif antar personal yang berlangsung di dalam suasana kerja kolaboratif (Waras Kamdi, 2007). Kerja proyek dapat dilihat sebagai bentuk open-ended contextual activity-

based learning dan merupakan bagian dari proses pembelajaran yang memberikan

penekanan kuat pada pemecahan masalah sebagai suatu usaha kolaboratif yang

dilakukan dalam proses pembelajaran dalam periode tertentu. Menurut Waras

Kamdi (2007), ”Hakekat kerja proyek adalah kolaboratif” maka pengembangan

ketrampilan tersebut berlangsung di antara siswa. Kerja kelompok suatu proyek,

tergantung pada kekuatan individu dan cara belajar yang diacu untuk memperkuat

kerja tim sebagai suatu keseluruhan. Oleh karena itu, dibutuhkan sikap sosial yang

tinggi dalam kelompok agar kerja proyek dapat berhasil. Sikap sosial dalam

Page 20: pembelajaran biologi menggunakan metode proyek dengan lab real ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

berkelompok terwujud dalam kemampuan kerjasama. Kerjasama yang aktif dari

anggota kelompok sangat mendukung untuk memecahkan masalah yang mereka

hadapi selama proyek. Proyek dapat mereduksi kompetisi di dalam kelas dan

mengarahkan siswa lebih kolaboratif dari pada kerja secara individu. Proyek juga

dapat menggeser fokus pembelajaran dari mengingat fakta ke eksplorasi ide.

Suasana belajar yang kondusif saat siswa melakukan metode proyek, dapat

memunculkan keingintahuan yang tinggi untuk memahami kegiatan yang

dilakukan. Keingintahuan memberikan sumbangan besar terhadap keberhasilan

belajar peserta didik.

Mengajar dalam arti menyajikan ide, masalah atau pengetahuan dalam

bentuk yang sederhana sehingga dapat dipahami peserta didik, bentuk sederhana

yang dimaksud dapat dikemas dengan mudah ketika rancangan pembelajaran

menyertakan lingkungan dan memanfaatkan multimedia. Pembelajaran yang

menyertakan lingkungan dan memanfaatkan multimedia untuk diterapkan di kelas

dapat mengantarkan peserta didik belajar lebih bermakna (meaning full learning)

dan belajar lebih menyenangkan (joyfull learning). Suasana pembelajaran seperti

ini dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik.

Keberhasilan proses pembelajaran untuk aspek kognitif, dapat dilihat dari

prestasi nilai UH1 (Ulangan Harian), UH2 dan TAS kelas X (2008/2009) untuk

mata pelajaran biologi pada tabel 1.

Page 21: pembelajaran biologi menggunakan metode proyek dengan lab real ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

Tabel 1. Nilai Biologi UH dan UAS semester 1 TP 2008/2009 kelas X

Kelas Kelas X-1 Kelas X-2 Kelas X-3 Kelas X-4 Kelas X-5 UH 1 70.4 69.5 71.3 71.1 69.2 Sd 1.27 1.23 1.50 1.77 1.28 Rentang 35-90 25-83 35-90 30-88 25-88 UH 2 54.2 55 62.6 60.3 52.9 Sd 1.20 1.30 1.45 1.41 1.20 Rentang 35-90 43-83 30-90 28-88 35-83 UAS 64.2 62.8 68 69.7 60.7 Sd 0.68 0.67 0.72 0.73 0.65 Rentang 50-78 50-80 50-80 46-85 50-87.8

(Sumber: Data statistik bagian pengajaran SMA 1 Polanharjo, Klaten).

Berdasarkan tabel 1, dapat dilihat bahwa terdapat nilai rata-rata yang berada

dibawah kriteria ketuntasan minimal. Hal tersebut dapat disebabkan penggunaan

metode atau model pembelajaran yang kurang tepat, dalam arti tidak

memberdayakan potensi siswa. Hasil pendidikan hanya tampak dari kemampuan

siswa menghafal fakta, tetapi siswa tidak memahami secara mendalam subtansi

dari materi tersebut.

Penyajian materi belum sepenuhnya memanfaatkan lab real atau media

audiovisual, sehingga kurang menumbuhkan sikap ilmiah pada siswa. Fungi

merupakan materi pada siswa kelas X semester 1. Diperlukan kemampuan untuk

memahami konsep yang benar, kreatif dalam menstranfer pemahaman secara

abstrak menjadi nyata dan mampu menganalisis struktur fungsi dari fungi tersebut.

Media untuk memahami konsep fungi sebenarnya sudah tersedia di alam sekitar,

tetapi guru belum memanfaatkan media tersebut dan hanya mengajak siswa untuk

memahami materi secara abstrak.

Materi biologi untuk siswa SMA kelas X yaitu virus, monera, protista dan

fungi. Penyajian materi dengan mempertunjukkan gambar struktur fungsi objek

Page 22: pembelajaran biologi menggunakan metode proyek dengan lab real ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

tersebut sangat membantu siswa dalam memahami materi, apabila objek tidak

dapat disajikan langsung kedalam kelas, guru dapat menggunakan media yang

berisi animasi struktur fungsi objek tersebut. Banyak terdapat media pembelajaran

yang dapat dimanfaatkan guru dalam menyampaikan materi karena media yang

disebarluaskan sudah melalui koreksi oleh ahli media. Materi yang digunakan

dalam penelitian ini adalah fungi, materi ini penting untuk dipelajari karena

terdapat keterkaitan dengan kehidupan sehari-hari.

Salah satu model pembelajaran yang dapat menjembatani kekurangan

tersebut adalah CTL. Menurut Depdiknas (2003: 5) Contextual Teaching and

Learning (CTL) adalah “konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara

materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata dan mendorong siswa membuat

hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapan dalam

kehidupan mereka sehari-hari”. Pembelajaran kontekstual adalah pembelajaran

yang dimulai dengan sajian atau tanya jawab lisan (ramah, terbuka, negosiasi)

yang terkait dengan dunia nyata kehidupan siswa (daily life modeling). Hal

tersebut memberikan manfaat dari materi yang disajikan, motivasi belajar muncul,

dunia pikiran siswa menjadi konkret dan suasana menjadi kondusif-nyaman dan

menyenangkan. Hasil penelitian Shamsid dan Smith (2006) menunjukkan bahwa

“From these findings, it appears that contextual teaching and learning practices take place regularly in a majority of consumer sciences classrooms. This was especially true with the practices of having students actively engaged, learning related to real life, and learning from each other”

(Dari hasil penelitian, muncul bahwa CTL mengambil bagian dalam sebagian

besar orang-orang yang belajar tentang Sains didalam kelas, hal ini dibenarkan

Page 23: pembelajaran biologi menggunakan metode proyek dengan lab real ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

dengan praktek dari para siswa yang belajar aktif, belajar melalui kehidupan nyata

dan belajar dari orang lain). Model pembelajaran CTL diharapkan lebih bermakna

bagi siswa karena proses pembelajaran berlangsung alamiah dalam bentuk

kegiatan siswa bekerja dan mengalami. Dalam konteks itu, siswa perlu mengerti

makna belajar, manfaat dan cara mencapainya.

Landasan filosofi CTL adalah konstruktivisme, yaitu ”belajar bukan hanya

menghafal tetapi juga mengkonstruksi pengetahuan”(Sugiyanto, 2008: 19). Dalam

penerapannya konstruktivisme masih mengalami kekurangan, seperti hasil

penelitian yang dilakukan oleh Ari Widodo (2007) bahwa ”penerapan prinsip-

prinsip konstruktivisme dalam pembelajaran masih sangat terbatas serta urutan

pembelajaran kurang menampakkan urutan sebagaimana yang disarankan oleh

konstruktivis”. Oleh sebab itu, dalam menerapkan prinsip-prinsip konstruktivisme

atau CTL guru perlu memberikan bimbingan yang memadai agar pembelajaran

tidak menimbulkan kesulitan bagi siswa.

B. Identifikasi Masalah

Berikut ini adalah identifikasi masalah berdasarkan uraian latar belakang

masalah.

1. Pelaksanaan pembelajaran di sekolah, masih kurang memperhatikan

ketercapaian kompetensi siswa.

2. Siswa dikonsentrasikan untuk menguasai isi, tanpa dikaitkan dengan konteks

kehidupan sehari-hari.

Page 24: pembelajaran biologi menggunakan metode proyek dengan lab real ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

3. Siswa tidak mampu menghubungkan antara konten yang dipelajari dengan

implementasi pengetahuan tersebut.

4. Pembelajaran konvensional tidak menyertakan lingkungan dan tidak

memanfaatkan multimedia.

5. Keberhasilan proses belajar masih dititikberatkan pada aspek kognitif.

6. Banyak faktor internal siswa yang mempengaruhi prestasi belajar, seperti

motivasi, minat, kemampuan kerjasama dan keingintahuan siswa.

7. Model pembelajaran cooperative learning, problem based learning dan

contextual teaching learning dapat digunakan untuk menyampaikan materi

biologi.

8. Metode proyek, metode eksperimen. diskusi, GI, STAD dapat digunakan

untuk menyampaikan materi biologi.

9. Materi kelas X semester I yaitu virus, monera, protista dan fungi.

C. Pembatasan Masalah

Berikut ini beberapa masalah yang akan dikaji dalam penelitian,

berdasarkan identitas masalah pada latar belakang.

1. Model pembelajaran yang digunakan adalah CTL (Contextual Teaching And

Learning).

2. Metode pembelajaran yang digunakan adalah metode proyek dengan lab real

dan audiovisual.

Page 25: pembelajaran biologi menggunakan metode proyek dengan lab real ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

3. Kemampuan kerjasama dan keingintahuan sebagai daya dorong dalam

keberhasilan belajar.

4. Materi pelajaran difokuskan pada materi jamur/fungi.

D. Perumusan Masalah

Berikut ini beberapa rumusan masalah berdasarkan uraian latar belakang

masalah.

1. Apakah ada pengaruh metode proyek dengan lab real dan audiovisual

terhadap prestasi belajar?

2. Apakah ada pengaruh keingintahuan siswa terhadap prestasi belajar?

3. Apakah ada pengaruh kemampuan kerjasama terhadap prestasi belajar?

4. Apakah ada interaksi antara keingintahuan dengan metode proyek melalui lab

real dan audiovisual terhadap prestasi belajar?

5. Apakah ada interaksi antara kemampuan kerjasama dengan metode proyek

melalui lab real dan audiovisual terhadap prestasi belajar?

6. Apakah ada interaksi antara keingintahuan siswa dan kemampuan kerjasama

terhadap prestasi belajar?

7. Apakah ada interaksi antara metode proyek dengan lab real dan audiovisual,

keingintahuan siswa dan kemampuan kerjasama terhadap prestasi belajar?

Page 26: pembelajaran biologi menggunakan metode proyek dengan lab real ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

E. Tujuan Penelitian

Berikut ini adalah tujuan penelitian yang dikemukakan berdasarkan

rumusan masalah.

1. Mengetahui pengaruh metode proyek dengan lab real dan audiovisual

terhadap prestasi belajar.

2. Mengetahui pengaruh keingintahuan siswa terhadap prestasi belajar.

3. Mengetahui pengaruh kemampuan kerjasama terhadap prestasi belajar.

4. Mengetahui interaksi antara keingintahuan siswa dengan metode proyek

melalui lab real dan audiovisual terhadap prestasi belajar.

5. Mengetahui interaksi antara kemampuan kerjasama dengan metode proyek

melalui lab real dan audiovisual terhadap prestasi belajar.

6. Mengetahui interaksi antara keingintahuan siswa dan kemampuan kerjasama

terhadap prestasi belajar.

7. Mengetahui interaksi antara metode proyek dengan lab real dan audiovisual,

keingintahuan siswa dan kemampuan kerjasama terhadap prestasi belajar.

Page 27: pembelajaran biologi menggunakan metode proyek dengan lab real ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini, diharapkan dapat memiliki manfaat sebagaimana

berikut ini.

1. Manfaat teoritis

Manfaat dari penelitian ini, dapat menambah dan mengembangkan ilmu

pengetahuan dalam mendukung teori-teori yang berhubungan dengan masalah

pada penelitian serta menumbuhkan kreativitas guru dalam mengembangkan

metode pembelajaran guna meningkatkan mutu pendidikan.

2. Manfaat praktis

a. Memberi masukan yang penting pada guru tentang alternatif pengajaran

dengan model pembelajaran dan metode yang tepat dalam penyampaian

mata pelajaran biologi.

b. Pembelajaran metode proyek diharapkan dapat digunakan untuk

meningkatkan mutu pendidikan khususnya prestasi belajar siswa.

c. Hasil penelitian ini diharapkan dapat diterapkan di sekolah-sekolah

khususnya pada materi yang berhubungan dengan lingkungan maupun

kehidupan nyata.

Page 28: pembelajaran biologi menggunakan metode proyek dengan lab real ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

BAB II

KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS

A. Kajian Teori

1. Teori Belajar

a. Belajar Menurut Ausubel

Inti dari teori Ausubel tentang belajar ialah belajar bermakna. Menurut

Ratna Wilis (1989: 117) ”Belajar bermakna merupakan suatu proses mengaitkan

informasi baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif

seseorang”. Struktur kognitif adalah fakta-fakta, konsep-konsep dan generalisasi-

generalisasi yang telah dipelajari dan diingat oleh siswa. Tingkat pertama dalam

belajar, informasi dapat dikomunikasikan pada siswa dalam bentuk belajar

penerimaan yang menyajikan informasi itu dalam bentuk final. Tingkat kedua,

siswa menghubungkan atau mengaitkan informasi pada pengetahuan (berupa

konsep atau yang lain) yang telah dimilikinya, dalam hal ini terjadi belajar

bermakna. Hal ini berarti, apabila siswa hanya menghafal materi tanpa dikaitkan

dengan konsep yang telah ada dalam struktur kognitifnya, disebut belajar hafalan.

Faktor-faktor utama yang mempengaruhi belajar bermakna menurut

Ausubel dalam Ratna Wilis (1989: 116) ialah: 1) struktur kognitif yang ada, sifat-

sifat struktur kognitif menentukan validitas dan kejelasan arti-arti yang timbul

waktu informasi baru masuk kedalam struktur kognitif, 2) stabilitas, jika struktur

kognitif stabil, jelas dan diatur dengan baik maka arti-arti yang sahih dan jelas

Page 29: pembelajaran biologi menggunakan metode proyek dengan lab real ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

atau tidak meragukan akan timbul dan cenderung bertahan. Tetapi sebaliknya, jika

struktur kognitif tidak stabil, meragukan dan tidak beratur maka struktur kognitif

itu cenderung menghambat belajar, 3) kejelasan pengetahuan dalam suatu bidang

tertentu dan pada waktu tertentu.

Pembelajaran yang bermakna dapat terwujud melalui metode proyek,

seperti yang dideskripsikan oleh Blumenfeld et.al. dalam Waras Kamdi (2007)

bahwa ”pembajaran berbasis proyek adalah unit pembelajaran bermakna dengan

mengintegrasikan konsep-konsep dari sejumlah komponen pengetahuan atau

disiplin atau lapangan studi”. Belajar melalui proyek, membuat pengalaman

belajar meningkat karna siswa didorong lebih aktif melakukan kegiatan dan

mengkonstruk pengetahuan mereka sendiri. Pembelajaran bermakna dan

ketrampilan yang bermakna-guna (meaningfull-use) dapat dibangun melalui

tugas-tugas dan pekerjaan otentik. Hal tersebut diperoleh melalui interaksi siswa

dengan lingkungan. Pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar melalui lab

real dan audiovisual, membuat pembelajaran bermakna karena siswa melakukan

aktifitas dalam belajar, menggunakan kemampuan berpikir kritis serta siswa

mengadakan eksplorasi dengan lingkungan untuk pemenuhan keingintahuan dan

bekerja sama menyelesaikan tugas.

b. Perkembangan Intelektual Menurut Piaget

Perkembangan dan pertumbuhan kognitif anak menurut Piaget dalam

Syaiful Sagala (2007: 24), yaitu: 1) proses assimilation, dalam proses ini

menyesuaikan atau mencocokkan informasi yang baru dengan apa yang telah

diketahui, 2) proses accommodation, anak menyusun dan membangun kembali

Page 30: pembelajaran biologi menggunakan metode proyek dengan lab real ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

atau mengubah apa yang telah diketahui sebelumnya sehingga informasi yang

baru itu dapat disesuaikan dengan lebih baik. Jadi, perkembangan kognitif adalah

hasil dari penggabungan assimilation dengan accommodation. Menurut Ratna

Wilis (1989), bahwa “adaptasi merupakan kesetimbangan antara asimilasi dan

akomodasi, apabila dengan proses asimilasi tidak bisa beradaptasi dengan

lingkungan maka terjadi ketidaksetimbangan, kemudian terjadi akomodasi yang

menyebabkan struktur yang sudah ada mengalami perubahan/struktur baru

timbul”. Struktur kognitif dapat berubah bila individu berhadapan dengan hal baru

yang tidak dapat diorganisasikan kedalam struktur yang telah ada.

Proses berpikir manusia menurut Piaget dalam Bell (1981), merupakan

suatu perkembangan yang bertahap dari berpikir intelektual kongkret ke abstrak

melalui empat tahap perkembangan, yaitu: 1) periode sensori motor (0-2 tahun).

Karateristik periode ini merupakan gerakan-gerakan sebagai akibat reaksi

langsung dari rangsangan, 2) periode pra-operasional (2-7 tahun). Operasi yang

dimaksud adalah suatu proses berpikir atau logik dan merupakan aktivitas mental,

bukan aktivitas sensori motor. Periode ini, cara berpikir anak tidak didasarkan

kepada keputusan yang logis melainkan didasarkan kepada keputusan yang dapat

dilihat seketika. Periode ini sering disebut juga periode pemberian simbol,

misalnya suatu benda diberi nama/simbol, 3) periode operasi kongkret (7-12)

tahun. Periode ini cara berpikir anak sudah menjadi operasional. Periode ini

disebut operasi kongkret sebab berpikir logiknya didasarkan atas manipulasi fisik

dari objek-objek. Operasi kongkret menunjukkan kenyataan adanya hubungan

dengan pengalaman empirik-kongkret yang lampau dan masih mendapat kesulitan

Page 31: pembelajaran biologi menggunakan metode proyek dengan lab real ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

dalam mengambil kesimpulan yang logis dari pengalaman-pengalaman yang

khusus, 4) periode operasi formal (>12 tahun). Menurut Ratna Wilis (1989)

bahwa “periode ini anak tidak perlu berpikir dengan pertolongan benda/peristiwa

konkret karena anak mempunyai kemampuan berpikir abstrak”. Anak pada

periode ini sudah memberikan alasan dengan menggunakan lebih banyak simbol

atau gagasan dalam berpikir. Anak dapat mengoperasikan argumen-argumen

tanpa dikaitkan dengan benda-benda empirik, mampu menyelesaikan masalah

dengan lebih baik dan kompleks dari pada anak yang masih dalam tahap periode

operasi kongkret.

Implikasi teori Piaget adalah penerapan metode pembelajaran proyek

dengan media lab real dan audiovisual sesuai untuk siswa SMA yang termasuk

periode operasi formal karena menuntut kemampuan berpikir secara abstrak,

menalar secara logis, mengumpulkan informasi dan manarik kesimpulan dari

informasi yang tersedia. Cara maupun kemampuan anak mengkonstruksi ilmu

berbeda-beda berdasarkan kematangan intelektual anak. Belajar lebih berhasil

apabila disesuaikan dengan tahap perkembangan kognitif peserta didik. Peserta

didik hendaknya diberi kesempatan untuk melakukan eksperimen dengan obyek

fisik, yang ditunjang oleh interaksi dengan teman sebaya dan dibantu oleh

pertanyaan tilikan dari guru.

Media lab real mampu melatih siswa untuk mempergunakan pemikiran

abstrak dan konkret dengan memanfaatkan semua panca indera untuk memperoleh

informasi dan membangun pengetahuan, dengan mengadakan eksplorasi terhadap

objek dan lingkungan objek tersebut. Semakin banyak panca indera yang

Page 32: pembelajaran biologi menggunakan metode proyek dengan lab real ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

digunakan, maka semakin banyak pula informasi yang diperoleh. Pada dasarnya

pengetahuan diperoleh, sebagai akibat interaksi langsung siswa secara terus-

menerus dengan lingkungan. Media audiovisual mampu melatih siswa

menggunakan pemikiran abstrak, dengan mengadakan observasi terhadap materi

yang disajikan. Semakin abstrak media pencapaian maka semakin bagus karena

cara berpikir anak SMA operasional abstrak.

c. Belajar menurut Vygotsky

Pengetahuan dan pengertian dikonstruksi bila seseorang terlibat secara

sosial dalam dialog dan aktif dalam percobaan dan pengalaman. Pebelajar tidak

hanya memerlukan akses pengalaman fisik tetapi juga interaksi dengan

pengalaman yang dimiliki oleh individu lain. Menurut Lutfizulfi (2009), Vygotsky

mengemukakan ada empat prinsip kunci dalam pembelajaran, yaitu: 1) penekanan

pada hakekat sosio-kultural pada pembelajaran (the sosiocultural of learning),

pentingnya interaksi sosial dengan orang lain dalam proses pembelajaran, 2) zona

perkembangan terdekat (zone of proximal development), tingkat perkembangan

potensial yang lebih tinggi yang bisa dicapai siswa jika ia mendapat bimbingan

atau bantuan dari seseorang yang lebih dewasa atau lebih berkompeten, 3)

pemagangan kognitif (cognitive appreticeship) yaitu yaitu suatu proses seorang

siswa yang belajar setahap demi setahap akan memperoleh keahlian dalam

interaksinya dengan seorang ahli, dan 4) perancahan (scaffolding), yaitu

pemberian sejumlah besar bantuan kepada seorang siswa selama tahap-tahap awal

pembelajaran dan kemudian secara perlahan bantuan tersebut dikurangi dengan

memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengambil alih tanggung jawab

Page 33: pembelajaran biologi menggunakan metode proyek dengan lab real ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

setelah siswa mampu mengerjakan sendiri. Berdasarkan uraian diatas, dapat

disimpulkan bahwa perkembangan dan pembelajaran terjadi didalam konteks

sosial yakni berinteraksi dengan orang lain atau orang yang berkompeten dalam

bidang tertentu. Dengan pertolongan orang dewasa (guru dan orang tua), siswa

dapat melakukan dan memahami lebih banyak hal dibandingkan dengan jika

siswa hanya belajar sendiri. Terdapat dua implikasi utama teori Vygotsky, yaitu:

1) menghendaki pengaturan kelas berbentuk pembelajaran kooperatif antar siswa

atau terdapat kerjasama antar siswa, 2) menumbuhkan semangat dan tanggung

jawab siswa secara mandiri dan kelompok.

Perkembangan kemampuan seseorang menurut Vygotsky dalam

Topatopeng (2009), dapat dibedakan ke dalam dua tingkat, yaitu 1) tingkat

perkembangan aktual, tampak dari kemampuan seseorang untuk menyelesaikan

tugas-tugas atau memecahkan berbagai masalah secara mandiri. Hal ini disebut

sebagai kemampuan intramental, dan 2) tingkat perkembangan potensial, tampak

dari kemampuan seseorang untuk menyelesaikan tugas-tugas dan memecahkan

masalah ketika dibawah bimbingan orang dewasa atau ketika berkolaborasi

dengan teman sebaya yang lebih kompeten. Hal ini disebut sebagai kemampuan

intermental. Jadi, perkembangan aktual dan potensial siswa menjadi matang

melalui interaksinya dengan orang dewasa atau kolaborasi dengan teman sebaya

yang lebih kompeten.

Pembelajaran lebih terarah apabila guru menerapkan strategi pembelajaran

yang dapat mengoptimalkan potensi siswa, sehingga proses belajar tidak bersifat

transfer ilmu tetapi mengkonstruksi pengetahuan. Pengetahuan dikonstruksi

Page 34: pembelajaran biologi menggunakan metode proyek dengan lab real ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

secara kolaboratif antar individu dan keadaan tersebut dapat disesuaikan oleh

setiap individu. Proses dalam kognisi diarahkan memalui adaptasi intelektual

dalam konteks sosial budaya. Menurut Susanto (1999), menyebutkan bahwa

“kritik terhadap teori belajar kognitif Piaget dikemukakan oleh Vigotsky yang

memandang tahap-tahap perkembangan anak tidak fixed”, yang berarti tahap

perkembangan anak dapat dipercepat dengan syarat pada saat belajar anak

mendapat bantuan yang sesuai. Oleh sebab itu, lingkungan dan interaksi sosial

sangat berpengruh terhadap perkembangan pendidikan dan pola pikir siswa.

Teori ini sesuai dengan metode proyek karena melibatkan siswa untuk

investigasi masalah dan bekerjasama dalam menyelesaikan masalah. Pada

penelitian ini guru memberikan motivasi dan bimbingan agar konsep yang

diperoleh siswa tidak menyimpang. Guru juga memberikan umpan balik dengan

memberikan permasalahan atau koreksi pada sesi demonstrasi kelompok sehingga

siswa lebih termotivasi untuk melengkapi pengetahuan. Dengan metode ini

diharapkan siswa dapat belajar mandiri atau belajar dalam kelompok dan peka

terhadap informasi dilingkungan sekitar.

2. Model Pembelajaran CTL (Contextual Teaching and Learning)

Pembelajaran konstektual menurut Nurhadi (2004: 13) adalah “konsep

belajar, guru menghadirkan situasi dunia nyata ke dalam kelas dan mendorong

siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan

penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari”. Proses pembelajaran

berlangsung secara alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami,

Page 35: pembelajaran biologi menggunakan metode proyek dengan lab real ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

perpaduan materi pelajaran dengan konteks keseharian siswa menghasilkan dasar-

dasar pengetahuan yang mendalam, siswa kaya pemahaman masalah dan cara

untuk menyelesaikannya.

Pembelajaran kontekstual ini memungkinkan siswa menguatkan,

memperluas dan menerapkan pengetahuan dan ketrampilan akademik mereka

dalam berbagai macam tatanan dalam sekolah dan luar sekolah. Pengajaran dan

pembelajaran kontekstual menekankan berpikir tingkat tinggi, transfer

pengetahuan melalui disiplin ilmu, mengumpulkan, menganalisis, mensintesis

informasi dan data dari berbagai sumber dan sudut pandang. Menurut Johnson,

Elaine B (2008: 65), sistem CTL mencakup delapan komponen yaitu “membuat

keterkaitan-keterkaitan yang bermakna, melakukan pekerjaan yang berarti,

melakukan pembelajaran yang diatur sendiri, bekerja sama, berpikir kritis dan

kreatif, membantu individu untuk tumbuh dan berkembang, mencapai standar

yang tinggi dan menggunakan penilaian autentik”.

Komponen dalam pembelajaran kontekstual menurut Nurhadi (2004: 31-

51) ada tujuh komponen, yaitu: a) konstruktivisme (constructivism), siswa belajar

sedikit demi sedikit dari konteks yang terbatas, siswa mengkonstruk sendiri

pemahamannya dan pemahaman yang mendalam tersebut diperoleh melalui

pengalaman belajar yang bermakna, b) bertanya (questioning), mendorong siswa

untuk mengetahui sesuatu, mengarahkan siswa untuk memperoleh informasi,

melatih siswa untuk berpikir kritis dan digunakan untuk menilai kemampuan

siswa berpikir kritis, c) menemukan (inquiry), siklus yang terdiri dari mengamati,

bertanya, menganalisis dan merumuskan teori, baik perorangan maupun

Page 36: pembelajaran biologi menggunakan metode proyek dengan lab real ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

kelompok. Tahap pertama pengamatan, kemudian berkembang untuk memahami

konsep/fenomena serta mengembangkan dan menggunakan ketrampilan berpikir

kritis, d) masyarakat belajar (learning community), berbagi pengalaman dan

bekerja sama dengan orang lain untuk menciptakan pembelajaran yang lebih baik,

e) pemodelan (modeling), membahasakan gagasan yang dipikirkan,

mendemonstrasikan guru menginginkan para siswanya untuk belajar dan

melakukan sesuatu yang guru inginkan agar siswa-siswanya melakukan, f)

refleksi (reflection), cara-cara berpikir tentang sesuatu yang telah kita pelajari.

Menelaah dan merespon terhadap kejadian, aktifitas dan pengalaman. Mencatat

yang telah kita pelajari, merasakan ide-ide baru dan refleksi berupa jurnal, diskusi

dan karya seni, g) penilaian autentik (authentic assesment), menilai dengan

berbagai cara dan dari berbagai sumber. Mengukur pengetahuan dan ketrampilan

siswa. Mempersyaratkan penerapan pengetahuan atau pengalaman. Tugas-tugas

yang kontekstual dan relevan serta proses dan produk kedua-duanya dapat diukur.

Kelas dikatakan menggunakan pendekatan konstektual jika menerapkan ketujuh

komponen tersebut dalam pembelajarannya.

Proses pembelajaran dengan prinsip kontekstual, diharapkan membantu

siswa untuk menyadari dan menggunakan pemahamannya untuk mengembangkan

diri dan menyelesaikan persoalan yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.

Menurut Nurhadi (2004: 15), ada sembilan konteks belajar yang melingkupi siswa

yaitu

”konteks tujuan yang terjabar dalam indikator, konteks isi, konteks sumber (pemanfaatan berbagai sumber belajar yang relevan), konteks target siswa, konteks guru, konteks metode (strategi belajar yang tepat untuk diterapkan dalam pembelajaran), konteks hasil (hasil pembelajaran meliputi afektif,

Page 37: pembelajaran biologi menggunakan metode proyek dengan lab real ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

kognitif dan psikomotorik dapat diukur), konteks kematangan/timing (kesiapan siswa menerima sebuah konsep atau pengetahuan baru) dan konteks lingkungan (lingkungan yang kondusif sebagai tempat belajar)”.

Pembelajaran kontekstual tidak hanya menuntun siswa mengikuti pelajaran

dengan konteks lingkungan mereka sendiri. Pembelajaran kontekstual menuntut

siswa mengeksplorasi makna ”konteks” itu sendiri, tujuannya untuk menyadarkan

siswa bahwa mereka memiliki kemampuan dan tanggung jawab untuk

mempengaruhi dan membentuk susunan konteks yang beragam mulai dari

keluarga, ruang kelas, kelompok, tempat kerja dan komunitas dalam suatu tatanan

ekosistem. Langkah-langkah dalam pembelajaran menggunakan model CTL,

yaitu: a) mengembangkan pemikiran siswa dengan cara bekerja secara

berkelompok, b) melaksanakan kegiatan inkuiri, c) mengembangkan sifat ingin

tahu siswa dengan bertanya, d) menciptakan masyarakat belajar, e)

mendemonstrasikan hasil pengamatan, f) melakukan refleksi, g) penilaian.

3. Metode Proyek

Proyek memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja secara

otonom mengkonstruk pengetahuan mereka sendiri melalui tugas atau proyek

yang autentik. Seperti yang dinyatakan Thomas, John W (2000) bahwa ”Project

Based Learning (PBL) is a model that organizes learning around project. Project

are complex task, based on challenging question or problems, that involve

students in design, problem solving, decision making, or investigative activities”.

(Pembelajaran Berbasis Proyek adalah sebuah model pembelajaran yang mengatur

cara belajar tentang proyek. Proyek adalah tugas yang komplek yang didasarkan

Page 38: pembelajaran biologi menggunakan metode proyek dengan lab real ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

pada pertanyaan atau masalah yang menantang, yang mengikutsertakan siswa

dalam menyusun, pemecahan masalah, membuat keputusan atau kegiatan

penyelidikan). Pernyataan tersebut sejalan dengan Baharuddin et.al (2009) bahwa

”PBL is a model which differs from traditional teaching since the focus is put on

the learner and his project. Learner have the opportunity to work more

autonomously and build their knowledge”. (Pembelajaran Berbasis Proyek adalah

sebuah model yang fokus pembelajaran diletakkan pada siswa dan proyeknya.

Siswa mempunyai kesempatan untuk bekerja lebih bebas dan membangun

pengetahuan mereka sendiri).

Proyek adalah model pembelajaran, model pembelajaran dapat berubah

menjadi metode pembelajaran karena model pembelajaran pada dasarnya

merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang

disajikan oleh guru. Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan bingkai

dari penerapan suatu pendekatan, metode dan teknik pembelajaran. Siswa

mengalami dan belajar konsep-konsep inti suatu disiplin ilmu melalui proyek.

Proyek terfokus pada pertanyaan atau masalah, yang mendorong siswa menjalani

(dengan kerja keras) konsep-konsep dan prinsip-prinsip inti atau pokok dari

disiplin. Difinisi proyek (bagi siswa) harus dibuat sedemikian rupa agar terjalin

hubungan antara aktivitas dan pengetahuan konseptual yang diharapkan dapat

berkembang menjadi lebih luas dan mendalam. Menurut Herron, SS et.al bahwa

”Unlike problem based learning where a problem is specified by the instructor, student exert a great deal of control in project based learning. The project may or may not address a spesific problem, but aims to provide understanding of various problem at every stage of its development”.

Page 39: pembelajaran biologi menggunakan metode proyek dengan lab real ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

(Tidak seperti Pembelajaran Berbasis Masalah, yaitu masalah ditunjukkan secara

rinci terlebih dahulu oleh instruktur, siswa mempunyai tanggung jawab yang besar

dalam Pembelajaran Berbasis Proyek. Proyek bisa ditunjukkan pada masalah yang

spesifik atau umum, tetapi proyek memberikan pemahaman terhadap berbagai

masalah dalam setiap perkembangan). Proyek merupakan tempat bagi siswa untuk

melatih kemampuan berpikir serta menyalurkan pengalaman, diharapkan terjadi

perkembangan pengetahuan dan pemahaman dalam setiap kegiatan. Hal ini

menunjukkan bahwa tidak sekedar mampu menemukan masalah tetapi mampu

memahami dan menemukan makna di setiap pengetahuan yang dikonstruk.

a. Konsep Dan Karakteristik Belajar Dengan Metode Proyek

Proyek memfokuskan pada pengembangan produk atau unjuk kerja

(performance) menurut Waras Kamdi (2007), secara umum siswa melakukan

kegiatan, yaitu: ”mengorganisasi kegiatan belajar kelompok mereka, melakukan

pengkajian atau penelitian, memecahkan masalah, dan mensintesis informasi”.

Proyek bersifat interdisipliner yang dilakukan secara kolaboratif dan berfokus

pada pemecahan masalah. Siswa belajar di dalam kelompok kolaboratif antara 4-5

orang. Ketika siswa bekerja di dalam kelompok, mereka menemukan

keterampilan merencanakan, mengorganisasi, negosiasi, bertanggung jawab dan

mengumpulkan informasi.

Hakikat kerja proyek adalah kolaboratif maka pengembangan ketrampilan

tersebut berlangsung di antara siswa. Kerja kelompok dalam suatu proyek,

pengalaman belajar individu dan cara belajar yang diacu memperkuat kerja tim

sebagai suatu keseluruhan. Proses belajar dengan metode proyek berlangsung

Page 40: pembelajaran biologi menggunakan metode proyek dengan lab real ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

otentik, mencerminkan kegiatan produksi dunia nyata dan konstruktivistik,

menggunakan pendekatan dan ide-ide pebelajar untuk menyelesaikan tugas yang

mereka tangani. Menurut Waras Kamdi (2007), lima kriteria suatu pembelajaran

berproyek adalah ”keterpusatan (centrality) berfokus pada pertanyaan atau

masalah, investigasi konstruktif atau desain, otonomi pebelajar, dan realisme”.

Investigasi berupa proses desain, pengambilan keputusan, penemuan masalah,

pemecahan masalah. Hal ini menunjukkan bahwa, dapat disebut proyek apabila

aktivitas inti dari proyek meliputi transformasi dan konstruksi pengetahuan

(dengan pengertian pemahaman baru atau keterampilan baru) pada pihak siswa.

b. Keuntungan Menggunakan Metode Proyek

Keuntungan dari belajar dengan metode proyek menurut Waras Kamdi

(2007), adalah 1) meningkatkan motivasi dan meningkatkan kemampuan

pemecahan masalah, 2) meningkatkan kolaborasi, pentingnya kerja kelompok

dalam proyek memerlukan siswa mengembangkan dan mempraktikkan

ketrampilan komunikasi, 3) meningkatkan ketrampilan mengelola sumber seperti

mengorganisasi proyek, dan membuat alokasi waktu dan sumber-sumber lain

seperti perlengkapan untuk menyelesaikan tugas.

c. Langkah-langkah metode proyek

Sistem CTL menurut Johnson, Elaine B (2008: 293), ”sangat tergantung

pada proyek sebagai cara untuk mendapatkan tujuan akademik sambil

menyesuaikan perbedaan gaya belajar, minat dan bakat dari setiap siswa”. Proyek

dapat menghubungkan muatan akademik dengan konteks dunia nyata dan proyek

membangkitkan partisipasi para siswa. Menurut Edwards Deming yang dikutip

Page 41: pembelajaran biologi menggunakan metode proyek dengan lab real ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

oleh Johnson, Elaine B (2008: 293), untuk menyelesaikan sebuah proyek dengan

sukses sebaiknya mereka menjalankan kegiatan yang meliputi: (a) arrange

(mengatur), ketahui tujuan belajarmu, putuskan proyek yang akan dikerjakan, atur

waktu sebaik-baiknya, siapkan persediaan dan atur waktu untuk bertemu dengan

orang-orang penting. (b) begin (memulai), mulai mengerjakan proyek. (c) change

(mengubah), sambil bekerja lakukan perubahan yang akan memperkuat dan

memperbaiki proyek, (d) demonstrate (mempertunjukkan), tunjukkan apa yang

telah kamu capai.

4. Lab Real

Laboratorium menurut Wawan Setiawan (2006), adalah “suatu tempat atau

bangunan yang berisi alat dan bahan yang digunakan untuk pembelajaran

biologi”. Alam adalah sumber pengetahuan yang luas dan berlimpah. Belajar

menggunakan media alam, menuntut siswa untuk memiliki kemampuan

membangun jiwa keingintahuan, melakukan observasi, membuat hipotesa, serta

kemampuan berfikir ilmiah. Hal ini dapat mendorong siswa menemukan sesuatu

yang penting dan berarti tentang mereka dan dunia yang mengelilinginya dalam

kegiatan belajar yang mereka jalani, serta dapat mendorong pembentukan sikap

kepercayaan diri, kepemimpinan dan kerjasama kelompok. Jadi, laboratorium real

adalah laboratorium yang menyediakan alat dan bahan real untuk digunakan

dalam percobaan atau praktikum pembelajaran biologi.

Page 42: pembelajaran biologi menggunakan metode proyek dengan lab real ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

Lingkungan tempat tinggal maupun lingkungan sekolah merupakan

laboratorium real yang dapat digunakan sebagai sumber belajar. Lingkungan

dalam pembelajaran IPA menurut Jeperis (2009), diartikan sebagai

“segala sesuatu yang ada di sekolah atau tempat tinggal siswa yang temasuk di dalamnya mahluk hidup maupun benda mati yang dapat dijadikan sebagai sumber belajar, dengan maksud lebih lanjut bahwa lingkungan tersebut dapat menjadi objek pengamatan, sarana atau tempat melakukan percobaan/penyelidikan dan sebagai tempat mendapatkan informasi”.

Lingkungan sebagai sumber belajar akan menambah wawasan dan pengetahuan

siswa sebab siswa dapat mengalami secara langsung dan dapat mengoptimalkan

potensi panca inderanya untuk berkomunikasi dengan lingkungan tersebut.

Pemanfaatan lingkungan memungkinkan terjadinya proses belajar yang bermakna

(meaningfull learning) sebab siswa dihadapkan dengan keadaan dan situasi yang

sebenarnya. Menurut Eny Wahyu (2009), “memanfaatkan lingkungan pada

dasarnya adalah menjelaskan konsep-konsep tertentu secara alami”. Lingkungan

sebagai sumber belajar, dapat menambah keseimbangan dalam kegiatan belajar.

Artinya belajar tidak hanya terjadi di ruangan kelas namun juga di luar ruangan

kelas. Oleh karena itu, lingkungan mempunyai pengaruh terhadap perkembangan

fisik, keterampilan sosial, perkembangan emosional dan intelektual.

Laboratorium merupakan pusat inovasi atau pusat penelusuran kembali

konsep-konsep ilmu pengetahuan yang telah ditemukan, pengembangan ilmu

pengetahuan lebih lanjut dan aplikasi ilmu pengetahuan yang telah berkembang

karena dalam laboratorium terdapat kegiatan ilmiah yang menghasilkan

penemuan-penemuan baru dalam bidang ilmu pengetahuan. Hal ini membawa

pembaharuan, baik berupa bahan-bahan baru, pemikiran-pemikiran baru maupun

Page 43: pembelajaran biologi menggunakan metode proyek dengan lab real ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

cara-cara baru. Fungsi laboratorium biologi antara lain membantu siswa

membangun pengetahuan tentang fenomena alam dan mengembangkan

keterampilan kecakapan hidup melalui kegiatan ilmiah untuk memperoleh

generalisasi atau kesimpulan berupa eksplanasi ilmiah.

Keuntungan penggunaan lingkungan sebagai laboratorium real menurut

Jeperis (2009), yaitu a) membuat siswa mendapatkan informasi berdasarkan

pengalaman langsung, b) membuat siswa mudah mencapai sasaran pembelajaran

yang telah ditetapkan, c) penerapan ilmu menjadi lebih mudah, sesuai dengan

permasalahan yang dihadapi dalam kehidupan sehari-harinya, sehingga siswa

akan merasakan bahwa belajar IPA menjadi bermakna dan menarik. Jadi,

kesimpulan yang diambil yaitu melalui laboratorium real pelajaran menjadi lebih

aplikatif, artinya materi belajar yang diperoleh siswa melalui media lingkungan

kemungkinan besar akan dapat diaplikasikan langsung, karena siswa akan sering

menemui benda-benda atau peristiwa serupa dalam kehidupannya sehari-hari.

5. Audiovisual

Media pembelajaran merupakan sarana untuk meningkatkan pemahaman

siswa terhadap materi pelajaran dan bagian dari sumber belajar. Dengan demikian,

sumber belajar kedudukannya lebih luas, yang didalamnya termasuk media dan

alat bantu pembelajaran. Media pembelajaran dapat meningkatkan proses belajar

siswa dalam pengajaran dan diharapkan dapat mempertinggi hasil belajar yang

dicapainya. Pengetahuan tentang media pengajaran sangat berguna untuk

menyusun perencanaan program pengajaran. Karena program pengajaran adalah

Page 44: pembelajaran biologi menggunakan metode proyek dengan lab real ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

seluruh rencana kegiatan yang saling terkait untuk mencapai suatu tujuan

pengajaran. Jerome Bruner dalam Syaiful Sagala (2007: 163) membagi alat

instruksional dalam empat macam menurut fungsinya yaitu: a) alat untuk

menyampaikan pengalaman ”vicarious”, berarti sebagai substitusi untuk

pengganti pengalaman yang langsung, b) alat atau model yang dapat memberikan

pengertian tentang struktur atau prinsip suatu gejala, c) alat dramatisasi yakni

yang mendramatisasikan suatu peristiwa atau tokoh, d) alat automatisasi seperti

”teaching mechine” atau pelajaran terprogram. Menyajikan suatu masalah dalam

urutan yang teratur dan memberi balikan/feedback tentang respon murid.

Media menurut Nuryani, R (2005: 114-120), berarti ”perantara atau

pengantar”. Association for Education and Comunication Tehnology (AET)

mengartikan media sebagai segala bentuk yang digunakan untuk proses

penyaluran informasi sedangkan National Education Association (NEA)

mengartikan media sebagai segala benda yang dapat dimanipulasikan, dilihat,

didengar, dibaca atau dibicarakan bersama instrumen yang digunakan untuk

kegiatan tersebut. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa media adalah

segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, yang dapat merangsang pikiran,

perasaan dan kemauan siswa sehingga mendorong terjadinya proses belajar pada

dirinya.

Fungsi dari media pembelajaran, meliputi: a) memperjelas dan

memperkaya/melengkapi informasi yang diberikan secara verbal, b)

meningkatkan motivasi dan perhatian siswa untuk belajar, c) meningkatkan

efektifitas dan efisiensi penyampaian informasi, d) menambah variasi penyajian

Page 45: pembelajaran biologi menggunakan metode proyek dengan lab real ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

materi, e) pemilihan media yang tepat akan menimbulkan semangat, gairah dan

mencegah kebosanan siswa untuk belajar, f) kemudahan materi untuk dicerna dan

lebih membekas sehingga tidak mudah dilupakan siswa, g) memberikan

pengalaman yang lebih konkret bagi hal yang mungkin abstrak, h) meningkatkan

keingintahuan (curiosity) siswa, i) memberikan stimulus dan mendorong respon

siswa. Menurut Arsyad Azhar (2004: 10-11), salah satu gambaran yang paling

banyak dijadikan acuan sebagai landasan teori penggunaan media dalam proses

belajar mengajar adalah Dale’s Cone of Experience (kerucut pengalaman Dale)

seperti yang terlihat pada gambar 1.1

Gambar 1.1 Kerucut pengalaman Edgar Dale

Page 46: pembelajaran biologi menggunakan metode proyek dengan lab real ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

Kerucut ini merupakan elaborasi yang rinci dari konsep tiga tingkatan

pengalaman. Hasil belajar seseorang diperoleh mulai dari pengalaman langsung

(konkret), kenyataan yang ada dilingkungan kehidupan seseorang kemudian

melalui benda tiruan sampai kepada lambang verbal (abstrak). Semakin ke atas

dipuncak kerucut semakin abstrak media pencapai pesan itu. Media visual ini

diberi audio, agar informasi yang diterima dapat disimpan lebih lama dalam

memori siswa dan bukan hanya indera penglihatan saja yang dapat digunakan

dalam mengobservasi objek yang terdapat dalam video, tetapi juga dapat

menggunakan indera pendengaran. Audio yang diberikan bersifat informasi

abstrak sebagai rangsangan supaya siswa dapat berpikir secara abstrak.

Pengetahuan yang didapat semakin lengkap apabila dapat menggunakan semua

panca indera dalam mencari informasi.

6. Keingintahuan

Keingintahuan (curiosity) merupakan salah satu aspek yang bersifat

kondisional bagi pengembangan peserta didik. Menurut Agus Sujanto (2004: 86),

”keingintahuan tidak terlepas dari kata keinginan yang didefinisikan sebagai

dorongan nafsu kepada suatu benda tertentu atau yang konkrit. Keinginan yang

dipraktekkan secara terus menerus dapat menjadi kebiasaan”. Keingintahuan

sejalan dengan daya kreativitas dari seorang siswa, hal ini dapat dicirikan dengan

seringnya bertanya dan mencari tahu tentang sesuatu yang sedang dihadapi

dengan mengadakan eksplorasi terhadap lingkungannya. Siswa yang memiliki

keingintahuan tinggi akan menanggapi secara positif terhadap pelajaran yang

Page 47: pembelajaran biologi menggunakan metode proyek dengan lab real ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

diberikan oleh gurunya. Keingintahuan akan mendorong terwujudnya

kebermaknaan dalam belajar sehingga keingintahuan merupakan jiwa dan hakekat

budaya belajar.

Keingintahuan bertindak sebagai pemacu berfikir, manusia adalah mahluk

yang ingin tahu bahkan terhadap hal-hal yang diluar jangkauan akalnya sekalipun.

Kemampuan siswa dalam mengingat dan berpikir, menyebabkan siswa dapat

mendayagunakan kemampuannya yang terdahulu kemudian menggabungkannya

dengan pengetahuan yang diperoleh, sehingga menghasilkan pengetahuan yang

baru. Rasa ingin tahu yang terus berkembang dan seolah-olah tanpa batas itu

menimbulkan perbendaharaan pengetahuan pada manusia itu sendiri. Manusia

sebagai makhluk berpikir diberi hasrat ingin tahu tentang benda dan peristiwa

yang terjadi di sekitarnya termasuk juga ingin tahu tentang dirinya sendiri.

Rasa ingin tahu ini mendorong manusia untuk menjelaskan gejala-gejala

alam serta berusaha memecahkan masalah yang dihadapi dan akhirnya manusia

dapat mengumpulkan pengetahuan. Pengetahuan yang terkumpul semakin banyak

disebabkan rasa ingin tahu manusia yang terus berkembang juga daya pikirnya,

dari rasa keingintahuan itulah akan menimbulkan budaya meneliti bagi seseorang.

Menurut Isjoni (2004), ”Koentjaraningrat seorang Antropolog mengatakan bahwa

suatu ciri khas manusia adalah selalu ingin tahu dan setelah itu memperoleh

pengetahuan tentang sesuatu, maka segera kepuasannya disusul lagi dengan

kecenderungan untuk ingin tahu lebih banyak lagi”.

Sifat keingintahuan tersebut merupakan kodrati manusia, keingintahuan

terhadap sesuatu merupakan sesuatu yang mutlak dilakukannya. Rasa ingin tahu

Page 48: pembelajaran biologi menggunakan metode proyek dengan lab real ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

dari seorang siswa dan pengetahuan yang tersedia, seringkali diibaratkan dengan

perumpamaan bagaikan sebuah spon kering dan air. Sepon siap untuk menyerap

sebanyak-banyaknya air yang ada. Menyadari hal ini, guru akan sangat berperan

untuk mengetahui metode yang dapat digunakan dalam proses belajar sehingga

keingintahuan dan hasrat menyelidiki pada anak timbul di dalam maupun di luar

kelas. Rasa ingin tahu siswa muncul diawali dengan rangsangan dari orang lain

(gurunya), sedangkan untuk orang dewasa, rasa ingin tahu muncul dengan

sendirinya karena kepekaan terhadap lingkungan disekitar. Keingintahuan

biasanya berhubungan dengan pencarian pengetahuan tentang sesuatu atau

kekurangpuasan terhadap suatu penjelasan. Penjelasan memuat informasi adanya

observasi yang baru, ide untuk menerima kenyataan atau hanya berupa ide saja.

Siswa yang tidak memiliki rasa keingintahuan terhadap sesuatu biasanya

jarang mendapatkan dorongan atau rangsangan untuk berfikir, tetapi manusia

yang memiliki rasa keingintahuan terhadap sesuatu biasanya sadar terhadap suatu

masalah dengan mengajukan pertanyaan mengapa atau bagaimana proses itu

bekerja atau sesuatu itu terjadi. Pengalaman, tidak semuanya berkembang menjadi

pengetahuan. Berkembang menjadi pengetahuan apabila subjek yang mengalami

sesuatu perlu memiliki minat dan rasa ingin tahu tentang apa yang dialaminya.

Maka, hal lain yang mendasari pengetahuan adalah adanya minat dan rasa ingin

tahu manusia. Menurut Pradanaputra (2007), ”minat mengarahkan perhatian

terhadap hal-hal yang dialami dan dianggap penting untuk diperhatikan sedangkan

rasa ingin tahu erat terkait dengan pengalaman kekaguman atau keheranan akan

apa yang dialami”.

Page 49: pembelajaran biologi menggunakan metode proyek dengan lab real ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

Uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa komponen-komponen

keingintahuan, meliputi: a) pengajuan pertanyaan, b) adanya penalaran, c) adanya

eksplorasi lebih lanjut, d) berkembangnya daya pikir, e) pemenuhan kepuasan

terhadap suatu penjelasan, f) adanya dorongan/rangsangan untuk berpikir.

Pengukuran keingintahuan siswa didasarkan pada perolehan skor dalam pengisian

angket, skor tinggi menunjukkan siswa tersebut mempunyai keingintahuan yang

tinggi dan sebaliknya. Dalam angket terdapat daftar pertanyaan yang

dikelompokkan dalam pertanyaan bersifat positif dan negatif, kemudian siswa

sebagai responden memberikan respon sesuai dengan keadaan pribadi.

7. Kerjasama

Sikap (attitude) menurut Neila Ramdhani (2008), berasal dari bahasa Italia

attitudine yaitu “Manner of placing or holding the body and way of feeling,

thinking or behaving. Sikap adalah cara menempatkan atau membawa diri atau

cara merasakan, jalan pikiran, dan perilaku”. Jadi, sikap adalah konsep yang

merepresentasikan suka atau tidak sukanya seseorang pada sesuatu atau

pandangan positif, negatif/netral terhadap "objek sikap" seperti manusia, perilaku

atau kejadian.

Sikap muncul dari berbagai bentuk penilaian, kebanyakan sikap individu

adalah hasil belajar sosial dari lingkungannya. Sikap dapat mengalami perubahan

sebagai akibat dari pengalaman. Melalui sikap, kita memahami proses kesadaran

yang menentukan tindakan nyata dan tindakan yang mungkin dilakukan individu

dalam kehidupan sosialnya. Sikap bukan hanya kondisi internal psikologis yang

Page 50: pembelajaran biologi menggunakan metode proyek dengan lab real ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

murni dari individu (purely psychic inner state), tetapi sikap lebih merupakan

proses kesadaran yang sifatnya individual. Keunikan ini dapat terjadi oleh adanya

perbedaan individual yang berasal dari nilai-nilai dan norma yang ingin

dipertahankan dan dikelola oleh individu. Sikap individu ini dapat diketahui dari

beberapa proses motivasi, emosi, persepsi dan proses kognitif yang terjadi pada

diri individu secara konsisten dalam berhubungan dengan obyek sikap.

Pengalaman memberikan kesempatan pada individu untuk belajar. Sikap

dapat diposisikan sebagai hasil evaluasi terhadap objek sikap (lihat gambar 1.2),

yang diekspresikan ke dalam proses-proses kognitif, afektif dan perilaku.

Observable Infered Observable

Gambar 1.2 Attitude sebagai hasil Evaluasi ( Sumber: Eagly & Chaiken dalam Neila Ramdhani, 2008 )

Respon evaluatif dalam bentuk afektif berupa perasaan individu terhadap objek

sikap, meliputi respon positif dan negatif. Proses kognitif dapat terjadi pada saat

individu memperoleh informasi mengenai objek sikap. Proses kognitif ini dapat

terjadi melalui pengalaman langsung dan tidak langsung. Proses-proses lain yang

dapat membentuk sikap adalah afektif dan perilaku.

Stimulus (Object)

Behavioral respon

Affectif Respon

Cognitif Respon

Attitude

Page 51: pembelajaran biologi menggunakan metode proyek dengan lab real ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

Sikap sosial siswa dalam berkelompok terwujud dalam kemampuan

kerjasama. Menurut Johnson, Elaine B (2008: 169), ”kerjasama dapat

menghilangkan hambatan mental akibat terbatasnya pengalaman dan cara

pandang yang sempit”. Hal ini memungkinkan untuk mengetahui kekurangan dan

kelebihan diri, belajar menghargai orang lain, mengembangkan pikiran yang

terbuka dan membuat persetujuan bersama. Bekerja sama menyebabkan para

kelompok kecil akan mampu mengatasi berbagai rintangan, bertindak mandiri,

tanggung jawab, mengeluarkan pendapat dan mengambil keputusan. Setiap bagian

kelompok saling berhubungan sehingga pengetahuan yang dipunyai seseorang

akan menjadi output bagi orang lain, dan output ini akan menjadi input bagi yang

lainnya lagi.

Premis mayor dalam suatu kelompok menurut Benne dan Seats dalam

Asrori (2003), adalah ”setiap orang dalam kelompok tersebut berfungsi sebagai

pemain yang kooperatif dan produktif untuk menuju tercapainya hasil yang

diinginkan”. Menurut Gerogiannis and Fitsilis (2006) bahwa ”They (students)

recognize (86%) that working productively with the team is their major acquired

skill”. Jadi, kerjasama adalah suatu proses dimana dua orang atau lebih

merencanakan, mengimplementasikan dan mengevaluasi kegiatan bersama.

Bekerjasama untuk mencapai hasil maksimal, mengharuskan setiap anggota

kelompok mendapatkan tanggung jawab yang sama. Kesimpulan yang diambil

adalah dengan membiasakan penerapan pembelajaran dengan kerja kelompok,

siswa mampu mengembangkan kerjasama dan mampu memprioritaskan tujuan-

tujuan kepentingan kelompok.

Page 52: pembelajaran biologi menggunakan metode proyek dengan lab real ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

Sosiometri Fransiscamudji (2008) adalah ”suatu tehnik untuk

mengumpulkan data tentang hubungan sosial seorang individu dengan individu

lain, struktur hubungan individu dan arah hubungan sosialnya dalam suatu

kelompok” sedangkan menurut Pawit Yusuf (2008), ”sosiometri adalah suatu

metode untuk menemukan, menuliskan dan mengevaluasi status sosial, struktur-

struktur sosial dan perkembangan proses dari gejala-gejala dengan jalan mengukur

besarnya penolakan serta penerimaan antar individu dalam kelompok”. Studi

sosiometri juga bisa digunakan untuk meneliti keadaan dan ciri-ciri persekutuan

sosial, ikatan kerja sama kelompok, ikatan persaudaraan serta kemungkinan

keterpencilan anggota masyarakat tertentu dalam suatu kelompok. Teknik dasar

sosiometri adalah dengan test-sosiometri. Setiap siswa dalam kelas diminta

memilih siswa lain dalam kelas tersebut, siswa yang paling disukai dalam situasi

khusus.

Penggunaan angket sosiometri, yakni: 1) dijelaskan kepada siswa yang

tergabung dalam suatu kelompok misalnya satuan kelas bahwa akan dibentuk

kelompok-kelompok lebih kecil (4-6 orang) dalam rangka mengadakan kegiatan

tertentu seperti belajar kelompok dalam kelas. Kegiatan tertentu itu merupakan

situasi pergaulan sosial (criterion) yang menjadi dasar bagi pilihan-pilihan, 2)

setiap siswa diminta untuk menulis pada blanko yang disediakan dengan nama

beberapa teman untuk melakukan kegiatan (disukai) dan nama teman yang tidak

disukai. Jumlah teman yang boleh dipilih biasanya tiga orang, dalam urutan

pilihan pertama, kedua dan ketiga. Hal yang terungkap dalam pilihan-pilihan itu

bukanlah jaringan hubungan sosial yang sekarang ini sudah ada, melainkan

Page 53: pembelajaran biologi menggunakan metode proyek dengan lab real ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

keinginan masing-masing siswa terhadap kegiatan-kegiatan tertentu dalam hal

pembentukan kelompok. Pilihan-pilihan itu dapat berubah, bila tes sosiometri

diterapkan lagi pada lain kesempatan terhadap kegiatan lain (kriterium berbeda),

3) pilihan-pilihan dinyatakan secara rahasia dan hasil keseluruhan pemilihan juga

dirahasiakan. Hal ini mencegah timbulnya rasa tidak enak pada siswa yang tidak

suka pilihannya diketahui umum atau akan mengetahui bahwa ia tidak dipilih. Ciri

kerahasiaan juga memungkinkan bahwa dibentuk kelompok-kelompok kecil yang

tidak seluruhnya sesuai dengan pilihan-pilihan siswa.

Sosiometri dapat dipergunakan untuk 1) menentukan kelompok kerja, 2)

meneliti kemampuan memimpin seseorang individu dalam kelompok tertentu

untuk suatu kegiatan tertentu, 3) mengetahui bagaimana hubungan

sosial/berteman seorang individu dengan individu lainnya, 4) mencoba mengenali

masalah penyesuaian diri seorang individu dalam kelompok sosial tertentu, 5)

menemukan individu yang diterima/ditolak dalam kelompok sosial tertentu.

Tahap-tahap pelaksanaan sosiometri, adalah: 1) tahap persiapan,

menentukan kelas yang akan digunakan untuk sampel dan mempersiapkan

angket sosiometri, 2) tahap pelaksanaan, membagikan dan mengisi angket

sosiometri serta mengumpulkan kembali dan memeriksa apakah angket sudah

diisi dengan benar, 3) tahap pengolahan, memeriksa hasil angket dan mengolah

data sosiometri dengan cara menganalisa indeks.

Page 54: pembelajaran biologi menggunakan metode proyek dengan lab real ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

8. Prestasi Belajar

Prestasi belajar menurut masidjo (1995: 26), dapat diartikan sebagai ”hasil

yang dicapai oleh individu setelah mengalami suatu proses belajar dalam jangka

waktu tertentu atau kemampuan maksimal yang dicapai seseorang dalam suatu

usaha yang menghasilkan pengetahuan atau nilai-nilai kecakapan”. BNSP (2006:

12), menunjukkan bahwa ”prestasi belajar merupakan ketuntasan belajar.

Ketuntasan belajar setiap indikator yang telah ditetapkan dalam suatu kompetensi

dasar berkisar antara 0-100%. Kriteria ideal ketuntasan untuk masing-masing

indikator 75%”. Satuan pendidikan harus menetukan keriteria ketuntasan minimal

dengan mempertimbangkan tingkat kemampuan rata-rata peserta didik serta

kemampuan sumber daya pendukung dalam menyelenggarakan pembelajaran.

Jadi, prestasi adalah hasil yang dicapai oleh siswa dalam belajar meliputi aspek

kognitif, afektif dan psikomotorik. Hal ini senada dengan pendapat Nana Sudjana

(2001: 3) yang menyatakan bahwa ”hasil belajar siswa adalah perubahan tingkah

laku yang mencakup bidang kognitif, afektif dan psikomotorik”.

a. Bidang kognitif

Kawasan kognitif adalah sub taksonomi yang mengungkapkan tentang

kegiatan mental yang sering berawal dari tingkat “pengetahuan” sampai ke tingkat

yang paling tinggi yaitu “evaluasi”. Kawasan kognitif terdiri dari enam tingkatan

dengan aspek belajar yang berbeda-beda. Keenam tingkat tersebut yaitu

pengetahuan (knowledge), pemahaman (comprehension), penerapan (application),

analisis (analysis), sintesis (synthesis), evaluasi (evaluation).

Page 55: pembelajaran biologi menggunakan metode proyek dengan lab real ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

b. Bidang Afektif

Martinis Yamin (2003: 32), menyatakan bahwa ”tujuan afektif terdiri dari

yang paling sederhana yaitu memperhatikan suatu fenomena sampai kepada yang

komplek yang merupakan faktor internal seseorang seperti kepribadian dan hati

nurani”. Bidang afektif mencakup penilaian yang berkenaan dengan perasaan,

minat, keinginan dan penghargaan ketika siswa dihadapkan pada objek tertentu.

c. Bidang Psikomotrik

Kawasan psikomotorik menurut Martinis Yamin (2003: 37), adalah

”kawasan yang berorientasi kepada ketrampilan motorik yang berhubungan

dengan anggota tubuh atau tindakan yang memerlukan koordinasi antara syaraf

dan otot”. Jadi, hasil belajar psikomotoris dalam bentuk ketrampilan (skill) dan

kemampuan bertindak individu. Aspek psikomotoris, terdiri dari 1) meniru

(perception), 2) menyusun (manipulating), 3) melakukan dengan prosedur

(precition), 4) melakukan dengan baik dan tepat (articulation) dan 5) melakukan

tindakan secara alami (naturalization).

Penilaian mengukur perkembangan dan kemajuan siswa, yang

menyangkut dengan penguasaan bahan pelajaran yang disajikan dalam kurikulum.

Proses pembelajaran berhasil atau tidak, dapat diketahui melalui evaluasi oleh

guru.

Evaluasi mengandung unsur mengukur (measurement) dan tidak mengukur (non measurement) atau menilai. Mengukur adalah membandingkan sesuatu dengan satu ukuran tertentu. Menilai adalah mengambil suatu keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik buruk, penilaian bersifat kualitatif ( Endang Supartini, 2001).

Page 56: pembelajaran biologi menggunakan metode proyek dengan lab real ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

Evaluasi dilakukan untuk mengetahui tingkat pencapaian tujuan pembelajaran.

Berdasarkan hasil evaluasi dapat dilakukan perbaikan terhadap metode

pengajaran, sarana, prasarana maupun bahan yang akan disampaikan. Tinggi

rendahnya prestasi belajar mencerminkan efektif atau tidaknya pembelajaran yang

diikuti oleh siswa. Kesimpulan yang diambil adalah prestasi belajar merupakan

hasil yang telah dicapai oleh siswa setelah melakukan dan mengikuti proses

pembelajaran selama kurun waktu tertentu dan diadakan evaluasi oleh guru.

Faktor yang berkaitan dengan prestasi belajar menurut Farid Nasution

(2001), yaitu ”faktor internal dan eksternal peserta didik. Faktor internal

merupakan faktor yang berasal dari diri siswa seperti motivasi dan keingintahuan

sedangkan faktor internal meliputi sarana dan prasarana belajar”. Hasil temuan

dalam penelitian Farid Nasution (2001) menunjukkan bahwa faktor eksternal yaitu

”metode mengajar memberikan sumbangan terbesar (10.748%) dari ketrampilan

belajar, sarana belajar dan lingkungan belajar. Sumbangan variabel lain yang tidak

menjadi variabel dalam penelitiannya mencapai 80.4% seperti minat, bakat,

motivasi dan intelegensi”. Jadi, banyak faktor yang berpengaruh terhadap prestasi

belajar siswa. Semua faktor yang berkaitan tersebut harus dikelola dengan baik

oleh guru maupun siswa, agar proses pembelajaran dapat memberikan manfaat

bagi perkembangan pengetahuan dan ketrampilan siswa.

9. Bahan Pembelajaran Fungi

Jamur atau fungi banyak dikenal sebagai cendawan atau kapang. Jamur

dapat ditemukan tumbuh pada batang tumbuhan, pada sisa makanan yang sudah

Page 57: pembelajaran biologi menggunakan metode proyek dengan lab real ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

basi, dan ditempat-tempat yang basah atau kaya zat organik. Menurut Bagod

Sudjadi dan Siti Laila (2007: 107), ”Jamur bukan termasuk tumbuhan meskipun

menyerupai tumbuhan. Jamur tidak memiliki klorofil sehingga jamur tidak dapat

berfotosintesis. Jamur jelas bukan termasuk hewan dan juga tidak menyerupai

bakteri atau protozoa”. Jamur ditempatkan pada kingdom tersendiri berdasarkan

sel yang uniselular dan multiselular serta cara jamur dalam memperoleh makanan.

Jamur bersama dengan bakteri merupakan mahluk hidup pengurai (dekomposer).

Menurut Praweda (2005), ”tanpa bantuan jamur kemungkinan besar permukaan

bumi akan penuh dengan sampah”. Karena jamur merupakan tumbuhan yang

tidak mempunyai korofil sehingga bersifat heterotrof dengan tipe sel eukariotik.

Jamur memiliki tiga peranan berdasarkan cara memperoleh makanan, yaitu

saprofit, parasit atau bersimbiosis dengan organisme lain. Menurut Wijaya Jati

(2007: 90-91), ”berdasarkan morfologinya jamur dibedakan menjadi tiga, yaitu

khamir (yeast), kapang (molds) yang berbentuk benang dan cendawan

(mushroom) yang berbentuk seperti payung”. Jamur terbagi menjadi empat devisi,

devisi pertama yaitu zygomycotina, tubuh multiselular dengan habitat umum

didarat sebagai saprofit. Reproduksi vegetatif dengan spora, contoh Mucor

mucedo yang biasa hidup dikotoran ternak dan roti. Contoh lain dari

zygomycotina adalah Rhizopus Orizae, perhatikan gambar 1.3 berikut.

Page 58: pembelajaran biologi menggunakan metode proyek dengan lab real ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

Gambar 1.3 Rhizopus orizae

(Sumber: http://www.botany.hawaii.edu/nlc_biology)

Reproduksi generatif dengan konyugasi hifa (+) dan hifa (-) akan

menghasilkan zigospora yang nantinya akan tumbuh menjadi individu baru,

contoh Rhizopus orizae. Rhizopus orizae biasa digunakan dalam produksi

fermentasi makanan tetapi juga menghasilkan alkoloid agroklavin yang

menyebabkan racun bagi manusia dan hewan. Klasifikasi dari jamur Rhizopus

orizae yaitu kingdom: fungi, famili: Mucoraceae, Genus: Rhizopus, Spesies:

Rhizopus oryzae. Siklus hidup Rhizopus tampak pada gambar 1.4 berikut ini.

Siklus hidup rhizopus, dimulai dengan bertemunya gametangium positif

dengan gametangium negatif dan membentuk sekat dinding dibawah cabang hifa.

Sel kelamin dari dua jenis jamur bertemu dan melebur membentuk zigot,

seanjutnya zigot memasuki masa dormansi. Pada masa ini zigot tidak melakukan

aktifitas metabolisme selama 1 sampai 3 bulan. Setelah masa dormansi, zigot

berkecambah kemudian inti zigot membelah secara meiosis sehinga terbentuk hifa

hiploid (1n). Setelah matang, hifa haploid membentuk sporangium penghasil

Page 59: pembelajaran biologi menggunakan metode proyek dengan lab real ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

spora. Apabila sporangium sudah masak, spora akan dikeluarkan dan apabila

menemukan tempat yang sesuai akan tumbuh menjadi miselium baru.

Gambar 1.4 Siklus hidup Rhizopus

(Sumber: www.biologie.uni-hamburg.de/.../rhizopus.lc.gif)

Contoh fungi dari devisi ini adalah Mucor mucedo (terdapat pada kotoran hewan

dan roti), Rhizopus oryzae (terdapat pada tempe) Sclerospora maydis (parasit pada

butir jagung).

Devisi kedua yaitu ascomycotina, hidupnya ada yang parasit, saprofit dan

ada yang bersimbiosis dengan ganggang membentuk lichenes (lumut kerak).

Reproduksi vegetatif pada jamur uniselular membentuk tunas dan multiselular

membentuk spora dari konidia. Gambar 1.5 berikut merupakan salah satu contoh

dari devisi ascomycotina.

Page 60: pembelajaran biologi menggunakan metode proyek dengan lab real ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

Gambar 1.5 Alternaria Solani

(Sumber: http://www.agroatlas.ru/en/content/diseases)

Alternaria Solani merupakan devisi ascomycotina yang bersifat parasit,

menyerang daun tomat sehingga menyebabkan daun berwarna coklat dengan

bintik-bintik hitam yang berkumpul, semakin lama terinfeksi daun ini akan layu

dan kering. Temperatur untuk perkembangan fungi jenis ini adalah 24-300C.

klasifikasi Alternaria Solani yaitu kingdom: fungi, divisi: ascomycotina, order:

dothideales, family: Pleosporaceae, genus: Alternaria, spesies: Alternaria solani.

Siklus hidup dari ascomycotina dapat dilihat pada gambar 4 berikut.

Siklus hidup ascomycotina berlangsung melalui tahapan yang terlihat pada

gambar 1.6, dimulai dari pertumbuhan askospora/kanidiospora menjadi miselium.

Diferensiasi dari hifa menjadi anteridium dan askogonium, selanjutnya

plasmogami (peleburan plasma), peleburan kariogami, pembelahan zigot secara

meiosis menghasilkan inti haploid. Pasangan inti haploid didalam askogonium

Page 61: pembelajaran biologi menggunakan metode proyek dengan lab real ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

bergabung membentuk inti diploid, kemudian inti diploid membelah secara

meiosis menjadi 4-8 inti haploid, dikelilingi selaput pelindung untuk membentuk

askospora.

Gambar 1.6 Siklus hidup Ascomycotina

(http://ascomicota4.blogspot.com/2009/05/ascomycotina.html)

Contoh fungi lain dari devisi ini adalah Saccharomyces cereviceae (bahan

pembuat roti), Saccharomyces ovale (berperan dalam pembuatan tempe),

Penicillium chrysogenum (penghasil zat antibiotik) dan Aspergillus wentii (untuk

pembuatan kecap, tauco, sake, asam nirat dan asam oksalat).

Devisi ketiga yaitu basidiomycotina, sering dipresentasikan dengan jamur

makroskopis yang biasa disebut mushroom. Tubuh buah tampak jelas

dipermukaan tanah/substrat lainnya dan tubuh buahnya ini dapat dimakan atau

bernilai gizi tinggi. Basidiomycota mikroskopis sering disebut jamur karat. Jamur

Page 62: pembelajaran biologi menggunakan metode proyek dengan lab real ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

mikroskopis ini sering bersifat parasit dan menyebabkan berbagai penyakit pada

tumbuhan dan dapat membusukkan bahan organik. Basidiomycota memiliki ciri

khas yaitu memiliki ”basidium” berbentuk mirip gada dan menyebabkan jamur ini

dikenal dengan nama umum jamur gada (kelompok fungi) yang memiliki anggota

sekitar 25.000 spesies.

Ciri-ciri basidiomycota, yaitu: 1) anggota kebanyakan makroskopis, 2)

hyfanya bersekat, 3) memiliki tubuh buah (basidiokarp) berbentuk panjang,

lembaran-lembaran yang berliku atau bulat, 4) hidupnya saprofit, parasit dan

mutualisme, 5) perkembangbiakan secara aseksual (vegetatif) biasa dilakukan

dengan konidium, pertunasan dan fragmentasi miselium dan secara seksual

dengan basidiospora yang dibentuk oleh basidium, 6) habitat jamur yang saprofit

pada sisa-sisa makhluk hidup misalnya seresah daun ditanah, merang padi dan

batang pohon yang mati sedangkan yang parasit hidup pada organisme inangnya

seperti tumbuhan dan manusia. Jenis lainnya ada yang bersimbiosis dengan akar

tumbuhan membentuk mikoriza.

Mycena Amicta merupakan salah satu spesies dari divisi basidiomycotina.

Fungi jenis ini hidup pada batang pohon yang lapuk, bersifat parasit. Warnanya

abu-abu sampai coklat (lihat gambar 1.7).

Mycena Amicata tidak dapat dikonsumsi karena bersifat racun. Klasifikasinya

yaitu kingdom: fungi, divisi: basidiomycota, class: basidiomycetes, subclass:

agaricomycetidae, order: agaricales, family: tricholomataceae, genus: mycena,

species: Mycena Amicata.

Page 63: pembelajaran biologi menggunakan metode proyek dengan lab real ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

Gambar 1.7 Mycena Amicta

(Sumber: Steve Reekie, 2008)

Reproduksi jamur basidiomycotina dapat terjadi secara seksual dan

aseksual, hal ini terlihat dalam siklus hidupnya (lihat gambar 1.8). Reproduksi

aseksual dilakukan dengan pembentukan kanidiospora dan reproduksi seksual

dengan konjugasi, yaitu peleburan dua hifa berlainan jenis membentuk hifa

dikariotik yang mngandung dua inti. Hifa tersebut berkembang menjadi miselium

dikariotik dan membentuk tubuh buah (basidiokarp). Basidiokarp bentuknya

bervariasi, berbentuk paying, kuping, bola dan tidak beraturan. Contoh fungi yang

termasuk devisi ini adalah Auricularia polytrica (jamur kuping sebagai bahan

makanan), Volvariella volvaceae (jamur merang sebagai bahan makanan),

Pleurotus sp. (jamur kayus sebagai bahan makanan).

Page 64: pembelajaran biologi menggunakan metode proyek dengan lab real ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

Gambar 1.8 Siklus hidup basidiomycotina

(Sumber: www.biologi.isu.edu)

Devisi ke empat yaitu deuteromycotina, nama lain fungi imperfecti (jamur

tidak sempurna) karena belum diketahui dengan pasti cara pembiakan secara

generatif. Banyak penyakit kulit karena jamur (dermatomikosis) disebabkan oleh

jamur dari golongan ini, misalnya Epidermophyton fluocosum penyebab penyakit

kaki atlit (lihat gambar 1.9) dan Microsporum sp penyebab penyakit kurap. Jamur

deuteromycotina bersifat parasit dibanyak jenis materi organik, sebagai parasit

pada tanaman tingkat tinggi, tanaman budidaya atau menyebabkan penyakit pada

manusia seperti yang terlihat pada gambar 1.9 dan penyakit panu.

Page 65: pembelajaran biologi menggunakan metode proyek dengan lab real ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

Gambar 1.9 Epidermophiton Floocosum

(Sumber: Molly, 2009)

Contoh fungi lain yang termasuk devisi ini adalah Helminthosporium

oryzae (merusak kecambah dan menyerang buah-buahan sehingga menimbulkan

noda-noda pada daun inang dan buah yang terserang berwarna hitam), Alternaria

(penyebab busuk pada tanaman budidaya, tomat dan kentang), Fusarium

(menyerang tanaman kubis, tomat, padi pisang), Epidermophyton floocosum

(penyakit kaki atlit pada manusia), Epidermophyton (penyebab penyakit kurap),

Trighophyton (penyebab penyakit kurap).

Mikorhiza adalah simbiosis antara jamur dengan tumbuhan tingkat tinggi,

jamur dari devisi zygomycotina, ascomycotina dan basidiomycotina.

Lichenes/liken adalah simbiosis antara ganggang (ganggang hijau atau ganggang

biru) dengan jamur (dari ascomycotina atau basidiomycotina). Liken tergolong

tumbuhan pionir/vegetasi perintis karena mampu hidup ditempat yang ekstrim.

Bentuk tubuh liken dikelompokkan menjadi tiga yaitu krustosa, foliosa dan

fruktikosa. Perhatikan gambar 1.10 berikut.

Page 66: pembelajaran biologi menggunakan metode proyek dengan lab real ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

Gambar 1.10 Foliosa liken

Sumber: http://www.botany.hawaii.edu/nlc_biology

Bentuk tubuh (life form) liken berbentuk foliosa seperti gambar 1.10,

karena talus pipih seperti daun. Liken bermanfaat sebagai indikator pencemaran

menurut wijaya jati (2007: 106) karena “sifat liken yang peka terhadap

lingkungan, terutama pencemaran yang disebabkan berbagai zat berbahaya

misalnya logam berat dan pestisida. Liken juga digunakan dalam proses

pewarnaan, industri parfum dan bahan baku kertas lakmus (indikator pH)”.

Lumut kerak (liken) melekat pada batu-batuan menggunakan rizoidnya.

Bila terjadi perubahan cuaca dan kelembaban, maka liken melepaskan fragmen

talus dan zat kimia sehingga dapat melapukkan permukaan batuan tersebut

sehingga liken tetap hidup. Oleh karena itu, liken disebut dengan tumbuhan pioner

(tumbuhan pertama atau pemula). Contoh liken yang lain adalah Cetraria

islandica (dimanfaatkan sebagai bahan obat), Rocciela tinctoria (bahan pembuat

kertas lakmus), Usnea barbata (obat anti kembung).

Page 67: pembelajaran biologi menggunakan metode proyek dengan lab real ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

B. Penelitian yang Relevan

1. Legiman, 2008 (Tesis)

Keingintahuan menurut hasil penelitian Legiman (2008), merupakan sikap

pribadi yang tercermin untuk ingin tahu terhadap sesuatu benda atau yang konkrit.

Siswa yang mempunyai keingintahuan tinggi dalam proses pembelajaran lebih

aktif dan terbuka pikirannya dibandingkan dengan siswa yang keingintahuannya

rendah. Disamping itu, siswa yang mempunyai keingintahuan tinggi akan

bersemangat dalam memperoleh dan mengembangkan konsep ilmu secara kritis

dalam menghadapi permasalahan. Keingintahuan memberikan suatu hasil yang

relatif berbeda dan memaksimalkan pencapaian hasil belajar. Pada penelitian ini

menyatakan bahwa keingintahuan merupakan pemacu berfikir oleh karena itu

belajar melalui proyek dengan lab real dan audiovisual merupakan metode yang

tepat untuk memunculkan keingintahuan siswa. Negosiasi kognitif dalam

kelompok menambah kekayaan berfikir siswa sehingga timbul keingintahuan dan

proses akhir mampu mengidentifikasi masalah serta mampu mencari solusi.

Relevansi penelitian ini dengan penelitian Legiman adalah melengkapi pada

komponen keingintahuan siswa.

2. Shamsid, Ifraj dan Smith, bettye P. (2006), Journal of Family and Consumer

Sciences Education, Vol. 24

Contextual Teaching Learning menurut Shamsid dan Smith (2006), dapat

diterapkan untuk siswa yang belajar didalam kelas, hal ini dibenarkan dengan

praktek dari siswa yang belajar aktif, belajar dari kehidupan nyata dan belajar dari

teman-teman lain. Contextual Teaching Learning pada penelitian ini, merupakan

Page 68: pembelajaran biologi menggunakan metode proyek dengan lab real ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

model pembelajaran dimana siswa belajar melalui lab real maupun belajar yang

menghadirkan situasi dunia nyata kedalam kelas, supaya siswa dapat membuat

hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan penerapannya dalam

kehidupan sehari-hari. Jadi, CTL diterapkan bukan hanya belajar praktek didalam

kelas tetapi juga media alam sebagai sumber belajar. Relevansi penelitian ini

dengan penelitian Shamsid dan Smith adalah melanjutkan untuk komponen model

pembelajaran.

3. Gerogiannis, Vasillis dan Fitsilis Panos (2005), International Journal of

Learning, vol.12

Hasil penelitian Gerogiannis dan Fitsilis (2005) menyimpulkan, bahwa

dengan bekerja secara produktif dalam kelompok, siswa dapat meningkatkan

kemampuan mengelola proyek dengan baik. Siswa juga merasa senang bekerja

dalam kelompok karena dapat mengidentifikasi semua komponen yang diperlukan

dalam proyek. Pada penelitian ini, kerja kelompok merupakan daya dukung agar

siswa dapat berinteraksi dengan baik, mampu melakukan negosiasi kognitif,

bertukar pengalaman belajar dan mampu bekerja sama untuk menyelesaikan

tanggung jawab dalam proyek. Relevansi penelitian ini dengan penelitian

Gerogiannis dan Fitsilis adalah melengkapi pada komponen kerjasama dalam

kelompok.

4. Herron, SS et.al (2008), International Journal of Social Sciences

Hasil penelitian Herron, SS et.al (2008) menyimpulkan, bahwa

pembelajaran berbasis proyek dapat memotivasi siswa dan mendidik siswa ke

berbagai disiplin ilmu. Pada penelitian ini, metode proyek merupakan metode

Page 69: pembelajaran biologi menggunakan metode proyek dengan lab real ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

yang mengantarkan siswa belajar bermakna serta membangun keingintahuan

siswa dan kemampuan kerjasama. Pembelajaran bermakna diperoleh melalui

keaktifan siswa selama kegiatan pembelajaran dengan bekerja dan mengalami

untuk mendapatkan informasi. Relevansi penelitian ini dengan penelitian Herron,

SS et.al adalah melengkapi pada komponen pembelajaran berbasis proyek.

5. Baharuddin et.al. (2009), International Education Studies, vol 2

Hasil penelitian Baharuddin et.al (2009) menyimpulkan, bahwa pembelajaran

berbasis proyek berdampak pada motivasi dan kepercayaan diri siswa, membuat

perencanaan proyek menjadi mudah, bekerja sama dan menyelesaikan tugas tepat

waktu. Pada penelitian ini, metode proyek merupakan metode yang membantu

siswa untuk menyelesaikan tugas, mendapatkan berbagai informasi, belajar

bermakna dan mampu mempresentasikan hasil proyek. Relevansi penelitian ini

dengan penelitian Baharuddin et.al adalah melengkapi pada komponen

pembelajaran berbasis proyek. Proyek tidak hanya meningkatkan motivasi dan

kepercayaan diri, tetapi juga faktor internal lain seperti keingintahuan,

kemampuan kerjasama, kecakapan hidup yang terwujud dalam ketrampilan dan

sikap.

6. Thomas, John W. (2000), A Review of Research

PBL menurut Thomas, John W (2000), terbukti merupakan suatu metode

yang efektif untuk mengajar siswa dengan proses seperti perencanaan,

komunikasi, memecahkan masalah dan pengambilan keputusan. Terbukti juga

terdapat kesulitan yang dialami siswa dalam menyelesaikan proyek yang

komplek, terutama memulai penemuan, arah penyelidikan, mengatur waktu dan

Page 70: pembelajaran biologi menggunakan metode proyek dengan lab real ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

penggunaan teknologi secara produktif sehingga dibutuhkan bimbingan dari guru

untuk membantu siswa belajar dengan baik.

7. Asrori (2003), Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan

Hasil penelitian Asrori (2003) menyimpulkan, bahwa dengan penerapan

teamwork learning, siswa akan terbiasa bekerja sama dalam kelompok dan

mampu memahami yang harus diselesaikan secara bersama-sama. Pada penelitian

ini, bekerja dalam kelompok merupakan daya dukung untuk menyelesaikan tugas

proyek, memahami setiap proses yang dilakukan serta menjadikan pembelajaran

bermakna. Relevansi penelitian ini dengan penelitian Asrori adalah melengkapi

pada komponen kerja kelompok. Kerja kelompok tidak hanya membantu

menyelesaikan tugas tepat waktu tetapi juga mampu meningkatkan interaksi antar

siswa dan ketrampilan dalam pengorganisasian kelompok.

8. Ari Widodo (2007), Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan

Konstruktivisme menurut Ari Widodo (2007), merupakan teori

pembelajaran yang relatif baru karena didalamnya terus terjadi perkembangan, hal

tersebut memberikan kesulitan bagi siswa, akan lebih tepat apabila guru

menerapkan pembelajaran tersebut dengan bimbingan yang memadai. Pada

penelitian ini, konstruktivisme merupakan komponen penyusun CTL, model

pembelajaran yang mengantarkan siswa untuk belajar bermakna, melalui tahap-

tahap pelaksanaan berkesinambungan. Relevansi penelitian ini dengan penelitian

Ari Widodo adalah melanjutkan pada komponen konstruktivisme.

Page 71: pembelajaran biologi menggunakan metode proyek dengan lab real ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

C. Kerangka Berpikir

1. Pengaruh metode proyek dengan lab real dan audiovisual terhadap prestasi

belajar.

Kegiatan pembelajaran di SMA Negeri I Polanharjo pada bidang studi

biologi belum memanfaatkan lingkungan secara maksimal sebagai sarana belajar,

padahal interaksi antara siswa dengan lingkungan merupakan ciri pokok dalam

pembelajaran sains. Hal tersebut menjadi satu permasalahan tersendiri, biologi

merupakan materi yang identik dengan lingkungan karena biologi adalah salah

satu cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang makhluk hidup dan

lingkungan. Lebih baik apabila ada unsur lingkungan yang dimasukkan dalam

proses pembelajaran, siswa dihadapkan pada hal-hal yang berkaitan dengan

lingkungan hidup mereka maka dalam proses kegiatan belajar dimungkinkan

siswa memberikan respon berupa pengetahuan dan kecakapan hidup yang

terwujud dalam ketrampilan dan sikap.

Kerja proyek baik dengan lab real atau audiovisual, sama-sama

menekankan lingkungan belajar aktif, menghadapkan siswa pada permasalahan

yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari, siswa secara kolaboratif mendesain

kegiatan belajar mulai dari pengorganisasian kelompok, mencari permasalahan

sampai mempresentasikan hasil proyek. Seluruh proses kegiatan tersebut

berkenaan dengan perilaku dalam aspek berpikir/intelektual, aspek sikap dan

ketrampilan atau kemampuan bertindak. Setiap individu melakukan interaksi

secara terus menerus dengan lingkungan dan menggunakan kemampuan berpikir

Page 72: pembelajaran biologi menggunakan metode proyek dengan lab real ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

abstrak maka terjadi perkembangan pengetahuan. Oleh sebab itu, diduga ada

pengaruh metode proyek dengan lab real dan audiovisual terhadap prestasi

belajar.

2. Pengaruh keingintahuan siswa terhadap prestasi belajar

Biologi adalah bangunan pengetahuan yang diperoleh menggunakan

metode berdasarkan observasi. Kegiatan pembelajaran di SMA Negeri I

Polanharjo belum memberikan aspek proses, produk dan sikap sains dengan porsi

yang cukup. Aspek internal siswa berkembang apabila siswa sering dihadapkan

pada permasalahan kontekstual, melibatkan observasi, mencari permasalahan.

Metode proyek dengan lab real dan audiovisual sebagai tempat untuk

mengadakan eksplorasi, keingintahuan merupakan kemampuan awal yang

bertindak sebagai pemacu berfikir, karena terdapat rangsangan dan dorongan

untuk berpikir, mengantar siswa peka terhadap permasalahan dengan mengajukan

berbagai pertanyaan untuk pemenuhan keingintahuan. Masalah yang

teridentifikasi selama proyek menuntut siswa melakukan tindakan, berdialog dan

bekerja sama dalam penyelesaian masalah. Berbagai kegiatan tersebut dapat

melatih aspek kognitif, afektif dan psikomotorik siswa. Oleh sebab itu, diduga ada

pengaruh keingintahuan siswa terhadap prestasi belajar.

3. Pengaruh kemampuan kerjasama terhadap prestasi belajar

Kerjasama dalam kelompok, diterapkan apabila siswa dihadapkan pada

kegiatan dilaboratorium, sedangkan bekerja dilaboratorium sangat terbatas

tergantung dari materi pelajaran. Keadaan tersebut yang tercermin dalam kelas X

SMA Negeri I Polanharjo. Mengasah kemampuan kerjasama tidak maksimal

Page 73: pembelajaran biologi menggunakan metode proyek dengan lab real ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

apabila hanya dihadapkan pada suasana laboratorium saja. Kondisi akan lebih

baik bila siswa dihadapkan pada laboratorium real yaitu hal-hal yang berkaitan

dengan lingkungan hidup. Oleh karena itu, pada penelitian ini siswa dihadapkan

pada materi kontekstual dengan media lab real maupun audiovisual yaitu

kehidupan nyata yang dibawa kedalam kelas. Para siswa mengerjakan proyek

dengan bekerja sama dalam kelompok. Berkelompok diharapkan komunikasi

antar anggota terjalin baik, sehingga dapat membentuk rasa tanggung jawab dan

bekerja secara kooperatif. Para siswa yang melakukan dialog untuk mencapai

persetujuan bersama akan mudah mengidentifikasi dan menyelesaikan tugas.

Sehingga diduga ada pengaruh kemampuan kerjasama terhadap prestasi belajar.

4. Interaksi antara keingintahuan siswa dengan metode proyek melalui lab real

dan audiovisual terhadap prestasi belajar.

Kelas X SMA Negeri I Polanharjo, proses kegiatan belajar belum

maksimal dalam pengelolaan keingintahuan siswa karena metode yang digunakan

belum mengembangkan proses, produk dan sikap. Oleh karena itu diterapkan

metode proyek karena metode proyek dengan lab real dan audiovisual menuntut

kreatifitas dan mengajak siswa bekerja mandiri dalam kelompok. Kreatifitas

seiring dengan kemampuan bertanya dan mencari tahu tentang sesuatu yang

sedang dihadapi dengan mengadakan eksplorasi terhadap lingkungan. Karena

keingintahuan bertindak sebagai pemacu berpikir sedangkan lab real dan

audiovisual menyediakan tempat untuk bereksplorasi dan mengembangkan daya

pikir maka diduga ada interaksi antara keingintahuan dengan metode proyek

dengan lab real dan audiovisual terhadap prestasi belajar.

Page 74: pembelajaran biologi menggunakan metode proyek dengan lab real ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

5. Interaksi antara kemampuan kerjasama dengan metode proyek dengan lab real

dan audiovisual terhadap prestasi belajar.

Metode yang digunakan pada kelas X SMA Negeri I Polanharjo, belum

mengembangkan proses, produk dan sikap. Kemampuan kerjasama termasuk

komponen dalam metode tersebut. Apabila metode berdasarkan observasi masih

jarang digunakan maka kemampuan kerjasama siswa belum terasah dengan baik.

Metode proyek dengan lab real dan audiovisual diterapkan pada kelas yang

didalamnya terdapat kelompok-kelompok kecil. Diharapkan para siswa dapat

mengidentifikasi berbagai masalah dengan negosiasi kognitif diantara anggota

kelompok. Setiap bagian kelompok saling berhubungan sehingga pengetahuan

yang dipunyai seseorang menjadi out put bagi orang lain, dan out put ini akan

mnejadi input bagi yang lainnya lagi. Keefektifan komunikasi sejalan dengan

kemampuan kerjasama, tinggi rendahnya kerjasama tergantung bagaimana

pengorganisasian kelompok dan kondisi pribadi siswa. Melalui Komunikasi yang

efektif diharapkan anggota kelompok memberikan tanggung jawab maksimal.

Metode proyek sangat cocok bila digabungkan dengan kemampuan kerjasama

karena proyek membutuhkan tanggung jawab dari setiap anggota kelompok. Oleh

sebab itu, diduga ada interaksi antara kemampuan kerjasama dengan metode

proyek dengan lab real dan audiovisual terhadap prestasi belajar.

6. Interaksi antara keingintahuan siswa dan kemampuan kerjasama terhadap

prestasi belajar.

Salah satu aspek yang mampu mengasah keingintahuan dan kemampuan

kerjasama adalah penggunaan metode berdasarkan observasi, tetapi di kelas X

Page 75: pembelajaran biologi menggunakan metode proyek dengan lab real ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

SMA Negeri I Polanharjo siswa belum diarahkan untuk mampu memecahkan

permasalahan yang dekat dengan kehidupan sehari-hari melalui pengembangan

ketrampilan proses dalam kerja kelompok. Oleh karena itu, dapat diketahui bahwa

kemampuan internal siswa belum dimunculkan dengan baik. Produk yang

dihasilkan dalam proyek maksimal apabila siswa dapat menggali pengetahuan dan

mengidentifikasi segala sesuatu tentang proyek tersebut. Siswa bekerja sama

dalam kelompok, saling tukar pendapat, berpikir kritis dan melakukan tindakan

maka proyek akan terselesaikan dengan baik. Berpikir kritis ini membutuhkan

pemikiran dan kecermatan yang tinggi dan didukung oleh keingintahuan yang

besar pula karena keingintahuan bertindak sebagai pemacu berpikir. Sehingga

diduga ada interaksi antara keingintahuan, kemampuan kerjasama terhadap

prestasi belajar.

7. Interaksi antara metode proyek dengan lab real dan audiovisual,

keingintahuan siswa dan kemampuan kerjasama terhadap prestasi belajar.

Metode yang digunakan pada kelas X SMA Negeri I Polanharjo, belum

mengembangkan proses, produk dan sikap. Hal tersebut merupakan permasalahan

tersendiri sebab pembelajaran sekarang menuntut untuk pencapaian kompetensi

melalui pembelajaran siswa aktif. Oleh sebab itu, penelitian ini menerapkan

metode proyek yang menekankan siswa untuk aktif dalam kegiatan, mulai dari

pengorganisasian kelompok sampai mempresentasikan hasil data yang ditemukan.

Metode proyek dengan lab real dan audiovisual sebagai wadah untuk memacu

perkembangan pengetahuan siswa, yang tentu saja perkembangan tersebut

membutuhkan kemampuan siswa untuk bekerja secara efektif dan kreatif.

Page 76: pembelajaran biologi menggunakan metode proyek dengan lab real ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

Keingintahuan sebagai tahap awal yang baik untuk menggali pengetahuan,

kemudian mencari permasalahan dengan pengajuan pertanyaan dan bekerja sama

untuk memecahkan masalah yang ditemukan. Oleh sebab itu, diduga ada interaksi

antara keingintahuan, kemampuan kerjasama dan metode proyek dengan lab real

dan audiovisual terhadap prestasi belajar.

D. Hipotesis

Berikut ini, beberapa rumusan hipotesis berdasarkan kajian teoritis dan

kerangka berfikir.

1. Ada pengaruh metode proyek dengan lab real dan audiovisual terhadap

prestasi belajar.

2. Ada pengaruh keingintahuan siswa terhadap prestasi belajar.

3. Ada pengaruh kemampuan kerjasama terhadap prestasi belajar.

4. Ada interaksi keingintahuan siswa dengan metode proyek lab real dan

audiovisual terhadap prestasi belajar.

5. Ada interaksi kemampuan kerjasama dengan metode proyek lab real dan

audiovisual terhadap prestasi belajar.

6. Ada interaksi keingintahuan siswa dan kemampuan kerjasama terhadap

prestasi belajar.

7. Ada interaksi metode proyek dengan lab real dan audiovisual, keingintahuan

siswa dan kemampuan kerjasama terhadap prestasi belajar.

Page 77: pembelajaran biologi menggunakan metode proyek dengan lab real ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat Dan Waktu Penelitian

Penelitian bertempat di SMA Negeri I Polanharjo Klaten. Penelitian

dilaksanakan pada semester I tahun pelajaran 2009/2010 yaitu pada bulan

September 2009. Penelitian dilakukan di SMA Negeri I Polanharjo karena

terdapat fungi di areal sekolah, keberadaan tanah yang lembab serta terdapat

pohon tinggi menjadi kanopi bagi tumbuhan di bawahnya, yang merupakan faktor

pertumbuhan fungi.

Tabel 2.1 Waktu Penelitian

Tahap Bulan, 2008

Bulan, 2009

Nop Des Mar April Mei Juli Agust Sept Oktbr Usulan judul dan penyusunan proposal

Penyusunan Instrumen

Seminar proposal

Perijinan Penelitian

Uji coba Instrumen

√ √

Pelaksanaan Penelitian

Pengolahan Data

Penyusunan Laporan

Page 78: pembelajaran biologi menggunakan metode proyek dengan lab real ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

B. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen,

melibatkan dua kelompok yaitu kelompok eksperimen 1 dan kelompok

eksperimen 2. Kedua kelompok tersebut diasumsikan sama dalam segala segi

yang relevan dan hanya berbeda dalam pemberian perlakuan media pembelajaran.

Kelompok eksperimen 1 diberi perlakuan menggunakan metode proyek dengan

lab real sedangkan kelompok eksperimen 2 diberi perlakuan menggunakan

metode proyek dengan audiovisual.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X SMA Negeri 1

Polanharjo Klaten, tahun pelajaran 2009/2010.

2. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel yang peneliti gunakan dengan cluster random

sampling dengan cara memandang populasi sebagai kelompok-kelompok. Undian

dilakukan menggunakan koin. Berikut ini, langkah-langkah dalam pengambilan

sampel.

a. Mengambil dua kelas secara random acak dengan cara undian untuk

menentukan kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II

b. Setelah didapat dua kelas kemudian diundi kembali untuk menentukan kelas

yang diberi perlakuan dengan metode proyek lab real dan metode proyek

audiovisual.

Page 79: pembelajaran biologi menggunakan metode proyek dengan lab real ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

D. Rancangan penelitian

Rancangan/desain yang digunakan adalah desain faktorial 2 x 2 x 2. Berikut ini,

adalah desain penelitian (lihat tabel 2.2).

Tabel 2.2. Desain Faktorial

Metode Proyek (A)

Lab Real (A1) Audiovisual (A2)

Keingintahuan (B) Tinggi (B1) A1B1 A2B1

Rendah (B2) A1B2 A2B2

Kemampuan kerjasama

(C)

Tinggi (C1) A1C1 A2C1

Rendah (C2) A1C2 A2C2

Keterangan:

A1 : Metode proyek dengan lab real

A2 : Metode proyek dengan audiovisual

B1 : Keingintahuan tinggi

B2 : Keingintahuan rendah

C1 : Kemampuan kerjasama tinggi

C2 : Kemampuan kerjasama rendah

A1B1 : Kelompok siswa yang memiliki keingintahuan tinggi yang diajar

menggunakan metode proyek dengan lab real.

A2B1 : Kelompok siswa yang memiliki keingintahuan tinggi yang diajar

menggunakan metode proyek dengan audiovisual.

A1B2 : Kelompok siswa yang memiliki keingintahuan rendah yang diajar

menggunakan metode proyek dengan lab real.

A2B2 : Kelompok siswa yang memiliki keingintahuan rendah yang diajar

menggunakan metode proyek dengan audiovisual.

Page 80: pembelajaran biologi menggunakan metode proyek dengan lab real ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

A1C1 : Kelompok siswa yang memiliki kemampuan kerjasama tinggi yang diajar

menggunakan metode proyek dengan lab real.

A2C1 : Kelompok siswa yang memiliki kemampuan kerjasama tinggi yang diajar

menggunakan metode proyek dengan audiovisual.

A1C2 : Kelompok siswa yang memiliki kemampuan kerjasama rendah yang

diajar menggunakan metode proyek dengan lab real.

A2C2 : Kelompok siswa yang memiliki kemampuan kerjasama rendah yang

diajar menggunakan metode proyek dengan audoivisual.

E. Variabel Penelitian

Berikut ini, adalah variabel-variabel dalam penelitian.

1. Variabel Bebas

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Metode Proyek

a. Definisi Operasional: Metode yang digunakan oleh guru dan diterapkan

kepada siswa agar siswa mengalami dan belajar konsep-konsep inti suatu

disiplin ilmu melalui proyek pada materi fungi sebagai upaya mencapai tujuan

pembelajaran.

b. Skala pengukuran: variabel metode proyek dengan lab real dan audiovisual

berskala nominal.

c. Indikator: kelas X 4 sebagai kelas eksperimen 1 dan kelas X 1 sebagai kelas

eksperimen 2

2. Variabel Terikat

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah prestasi belajar biologi.

Page 81: pembelajaran biologi menggunakan metode proyek dengan lab real ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

a. Definisi Operasional: Prestasi belajar adalah perolehan skor dengan tes

prestasi belajar meliputi kognitif, afektif dan psikomotorik dengan penilaian

Authentic Assesmen yang mencerminkan tingkat penguasaan siswa terhadap

konsep-konsep materi fungi setelah siswa melaksanakan proses pembelajaran

dengan metode proyek.

b. Skala Pengukuran: prestasi belajar menggunakan skala ordinal.

c. Indikator: siswa kelompok atas dan siswa kelompok bawah.

3. Variabel Moderator I adalah keingintahuan Siswa

a. Definisi Operasional: Keingintahuan adalah suatu kecenderungan atau

dorongan seseorang untuk mengetahui sesuatu atau benda tertentu.

b. Skala Pengukuran: interval dengan dua kategori yaitu keingintahuan tinggi

dan keingintahuan rendah

c. Indikator: keingintahuan kategori tinggi jika>Mean, sedangkan keingintahuan

kategori rendah jika< Mean.

4. Variabel Moderator II adalah kemampuan kerjasama.

a. Definisi Operasional: Kemampuan seseorang untuk berinteraksi dengan orang

lain.

b. Skala Pengukuran: interval dengan dua kategori yaitu kemampuan kerjasama

tinggi dan kemampuan kerjasama rendah. Pembuatan kategori ini berdasarkan

pada banyaknya seseorang dipilih atau ditolak oleh orang lain sebagai anggota

kelompok dengan menggunakan angket sosiometri.

c. Indikator: kemampuan kerjasama kategori tinggi jika>Mean, sedangkan

kemampuan kerjasama kategori rendah jika< Mean.

Page 82: pembelajaran biologi menggunakan metode proyek dengan lab real ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

F. Teknik Pengumpulan Data

1. Instrumen pelaksanaan Penelitian

Instrumen yang akan digunakan dalam penelitian berupa: Silabus dan RPP

dengan metode proyek melalui lab real dan audiovisual.

2. Instrumen pengambilan data

Instrumen dalam pengambilan data yaitu angket keingintahuan, angket

sosiometri dan tes hasil belajar siswa meliputi ranah kognitif, afektif dan

psikomotorik.

G. Uji Coba Instrumen

1. Uji coba soal kognitif

Sebelum alat evaluasi digunakan, perlu dilakukan uji coba terlebih dahulu

untuk mengetahui kelayakan alat evaluasi. Soal hasil uji coba kemudian dihitung

daya beda soal, indeks kesukaran, validitas dan reliabilitas.

a. Validitas

Validitas butir soal menurut Arikunto (2002: 252), dicari dengan rumus

korelasi point biserial.

qp

S

MM r

t

tppbis

-=

Keterangan:

rpbis : Koefisien validitas tiap item soal

Me : Rata-rata skor total yang dijawab benar pada butir soal

Page 83: pembelajaran biologi menggunakan metode proyek dengan lab real ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

Mt : Rata-rata skor total

St : Standar deviasi skor total

P : Proporsi siswa yang menjawab benar setiap butir soal

Q : Proporsi siswa yang menjawab salah setiap butir soal

Hasil perhitungan dengan korelasi point biserial dapat dikonsultasikan ke tabel r

hasil korelasi product moment. Jika harga r> harga kritis dalam tabel, maka

korelasi signifikan begitu juga sebaliknya.

Berdasarkan hasil perhitungan validitas dengan signifikansi 5% diperoleh r

tabel 0.334. Berikut ini, adalah hasil validitas butir soal uji coba (lihat tabel 2.3).

Tabel 2.3. Hasil Validitas Butir Soal

Validitas Butir Soal Jumlah

Valid 1, 2, 4, 5, 7, 9, 10, 12, 13, 14, 15, 16,

17, 19, 20, 22, 23, 24, 26, 27, 28, 29,

30, 31, 32, 34

26

Tidak Valid 3, 6, 8, 11, 18, 21, 25, 33, 35 9

b. Reliabilitas

Reliabilitas adalah keajegan suatu tes yang apabila diteskan dapat

mengukur hasil yang sama untuk semua subjek yang mempunyai kemampuan

tidak jauh berbeda. Sebuah tes dikatakan reliabel apabila tes tersebut dapat

menunjukkan hasil yang relatif jika tes tersebut digunakan pada kesempatan yang

lain. Rumus yang digunakan adalah KR-20 (Arikunto, 2002: 160).

÷÷ø

öççè

æ å-÷øö

çèæ= 2

2

11 SpqS

1-k

k r

Page 84: pembelajaran biologi menggunakan metode proyek dengan lab real ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

Keterangan:

r11 : Reliabilitas tes secara keseluruhan

p : Proporsi siswa yang menjawab benar setiap butir soal

q : Proporsi siswa yang menjawab salah setiap butir soal

∑pq : Jumlah hasil perkalian antara p dan q

n : Banyaknya soal

S2 : Standar deviasi dari tes

Kriteria reliabel:

r11 ≤ 0.20 : Sangat rendah

0.20 < r11 ≤ 0.40 : Rendah

0.40 < r11 ≤ 0.60 : Agak rendah

0.60 < r11 ≤ 0.80 : Cukup

0.8 < r11 ≤ 1.00 : Tinggi

(Erman & Yahya, 1990: 352).

Berdasarkan hasil perhitungan reliabilitas uji coba evaluasi diperoleh r11: 0.891

c. Tingkat Kesulitan

Soal yang baik adalah soal yang mempunyai indeks kesulitan memadai

dalam arti tidak terlalu sukar dan tidak terlalu mudah. Berikut ini, rumus yang

digunakan untuk mengetahui tingkat kesulitan soal.

BA

BA

JSJSJBJB

IK ++

=

Keterangan :

IK : Indeks kesukaran

JBA : Jumlah yang benar pada butir soal pada kelompok atas

Page 85: pembelajaran biologi menggunakan metode proyek dengan lab real ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

JBB : Jumlah yang benar pada butir soal pada kelompok bawah

JSA : Banyaknya siswa pada kelompok atas

JSS : Banyaknya siswa pada kelompok bawah

Kriteria menunjukkan tingkat kesukaran soal adalah

0.00< IK ≤ 0.30 : Sukar

0.30 < IK ≤ 0.70 : Sedang

0.70 < IK ≤ 1.00 : Mudah

(Erman & Yahya, 1990: 353 )

Berikut ini, tingkat kesukaran butir soal yang dihasilkan berdasarkan perhitungan

analisis butir soal (lihat tabel 2.4).

Tabel 2.4 Hasil Tingkat Kesukaran Butir Soal

Tingkat Kesukaran Butir Soal Jumlah

Sedang 6, 8, 10, 11, 14, 16, 17, 20, 22, 23,

24, 25, 27, 28, 29, 30, 32, 33

18

Mudah 1, 2, 3, 4, 5, 7 , 9, 12, 13, 15, 18,

19, 21, 26, 31, 34, 35

17

d. Daya Pembeda

Daya pembeda merupakan kemampuan soal untuk membedakan antara

siswa yang mempunyai kemampuan tinggi dan siswa yang mempunyai

kemampuan rendah. Berikut ini, rumus yang digunakan untuk menentukan daya

beda soal.

A

BA

JSJBJB

DP-

=

Page 86: pembelajaran biologi menggunakan metode proyek dengan lab real ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

Keterangan :

DP : Daya beda

JBA : Jumlah yang benar pada butir soal pada kelompok atas

JBB : Jumlah yang benar pada butir soal pada kelompok bawah

JSA : Banyaknya siswa pada kelompok atas

Kriteria soal yang dipakai diklasifikasikan sebagai berikut:

0.00< DP ≤ 0.20 : Jelek

0.20< DP ≤ 0.40 : Cukup

0.40< DP ≤ 0.70 : Baik

(Erman & Yahya, 1990: 353).

Berikut ini, daya beda butir soal yang dihasilkan (lihat tabel 2.5) berdasarkan

analisis butir soal.

Tabel 2.5 Hasil daya Beda Butir Soal

Daya Beda Butir Soal Jumlah

Jelek 3, 8, 18, 21, 25, 33, 35 7

Cukup 6, 11, 12, 13, 15, 19, 20, 24, 34 9

Baik 1, 2, 4, 5, 7, 9, 10, 14, 16, 17, 22,

23, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32,

19

Berdasarkan hasil analisis, dari 35 soal kognitif yang telah diuji cobakan maka

diambil keputusan yakni soal yang dipakai berjumlah 26 dan soal yang tidak

dipakai berjumlah 9 (lihat tabel 2.6).

Page 87: pembelajaran biologi menggunakan metode proyek dengan lab real ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

Tabel 2.6 Butir soal kognitif yang dipakai dan tidak dipakai dalam penelitian

Butir soal kognitif Butir Soal Jumlah

Dipakai 1, 2, 4, 5, 7, 9, 10, 12, 13, 14, 15,

16, 17, 19, 20, 22, 23, 24, 26, 27,

28, 29, 30, 31, 32, 34.

26

Tidak dipakai 3, 6, 8, 11, 18, 21, 25, 33, 35 9

2. Uji Coba Angket

a. Uji Validitas

Uji coba instrumen dimaksudkan untuk mengetahui validitas butir soal

dari instrumen penelitian. Item dikatakan valid jika ada dukungan besar terhadap

skor total. Validitas soal dihitung menggunakan rumus korelasi product moment

dari Karl Pearson (Masidjo, 1995: 246; Nasution, 2002: 57).

rxy =( )( )

( ){ } ( ){ }å åå åå åå

--

-2222 YYNXXN

YXXYN

Dimana : r xy : Indeks korelasi produk moment

N : Jumlah peserta tes

Σ X : Jumlah seluruh skor X

Σ Y : Jumlah seluruh skor Y

Kriteria pengujian:

Jika rxy > t total maka item dinyatakan valid

Jika rxy < t total maka item dinyatakan tidak valid

Klasifikasi validitas soal adalah sebagai berikut:

Page 88: pembelajaran biologi menggunakan metode proyek dengan lab real ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

0,91 – 1,00 : Sangat tinggi

0,71 – 0,90 : Tinggi

0,41 – 0,70 : Cukup

0,21 – 0,40 : Rendah

Negatif-0,20 : Sangat rendah

Berdasarkan hasil perhitungan validitas angket dengan signifikasi 5% diperoleh r

tabel 0.334. Validitas untuk uji coba diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 2.7 Hasil validitas butir soal keingintahuan

Validitas Butir soal Jumlah Valid 2, 4, 5, 6, 8, 9, 10, 14, 15, 16, 17,

20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 39, 40, 41

30

Tidak valid 1, 3, 7, 11, 12, 13, 18, 19, 28, 37, 38

11

Pada tabel 2.7 dapat dilihat bahwa butir soal pada angket keingintahuan

berjumlah 41 soal dengan skala penilaian 4 sampai 1. Setelah diuji validitasnya,

butir soal yang valid 30 soal sedangkan yang tidak valid 11 soal. Soal yang

dipakai dalam penelitian yaitu soal yang valid berjumlah 30 dan 11 soal tidak

dipakai.

Tabel 2.8 Hasil validitas butir soal aspek afektif

Validitas Butir soal Jumlah

Valid 1, 3, 4, 6, 7, 8, 9, 12, 13, 14, 15, 16,

19, 20, 21, 22, 23, 25, 26, 27, 28,

29, 30, 31, 32

25

Tidak valid 2, 5, 10, 11, 17, 18, 24 7

Page 89: pembelajaran biologi menggunakan metode proyek dengan lab real ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

Pada tabel 2.8 dapat dilihat bahwa butir soal pada angket afektif berjumlah

32 soal dengan skala penilaian 4 sampai 1. Butir soal yang valid, terdapat 25 butir,

soal yang valid tersebut dipakai dalam penelitian sedangkan 7 butir soal tidak

valid, tidak dipakai dalam penelitian.

b. Uji Reliabilitas Angket

Menurut Budiyono (2000: 62), untuk menguji reliabilitas angket

digunakan rumus alpha sebagai berikut:

r11 = ÷÷ø

öççè

æ å-÷

øö

çèæ

- 2

2

11 t

i

S

S

NN

Dimana:

r11 : indeks reabilitas instrumen

N : cacah butir soal.

2is : variansi belahan ke-i, i : 1,2,...k (K<N)

Variansi butir ke-i, i : 1,2,...N

2ts : Variansi skor-skor yang di peroleh subyek uji coba

Kriteria tingkat reliabilitas berdasarkan koefisien r menurut Suharsimi Arikunto

(2000: 245) adalah sebagai berikut:

0,800 - 1,00 : tinggi

0,600 – 0,800 : cukup

0,400 – 0,600 : sedang

0,200 – 0, 400 : rendah

0,100 - 0,200 : sangat rendah

Page 90: pembelajaran biologi menggunakan metode proyek dengan lab real ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

Berdasarkan hasil perhitungan reliabilitas, diperoleh Alpha 0.9206 untuk angket

keingintahuan dan Alpha 0.9007 untuk angket afektif yang berarti reliabel dengan

tingkat reliabilitas tinggi.

c. Analisis Sosiometri

Berikut ini, tahap-tahap yang harus dilakukan dalam menganalisis hasil

sosiometri.

1) Memeriksa hasil angket sosiometri.

2) Menghitung indeks pemilihan (i.p), yakni indeks pemilihan dibuat dengan

rumus:

Jumlah pemilih-jumlah penolak

i.p =

n - 1

Keterangan:

i.p: indeks pemilihan

n : jumlah anggota dalam kelompok

Tabel 2.9 Hasil analisis sosiometri

Indek pemilihan No. Siswa Jumlah

Kemampuan kerjasama

tinggi

1, 3, 4, 6, 8, 10, 13, 15, 16, 18, 23, 24, 25,

29, 32, 34, 35, 36

18

Kemampuan kerjasama

rendah

2, 5, 7, 9, 11, 12, 14, 17, 19, 20, 21, 22, 26,

27, 28, 30, 31, 33

18

Angket sosiometri berisi pemilihan dan penolakan yang masing-masing

terhadap 3 teman untuk dijadikan kelompok belajar. Semakin tinggi siswa dipilih

oleh teman lain sebagai anggota kelompok, menerangkan bahwa siswa tersebut

mempunyai kemampuan kerjasama yang semakin baik.

Page 91: pembelajaran biologi menggunakan metode proyek dengan lab real ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

B. Teknik Analisis Data

1. Uji Prasyarat Analisis

Analisa data dilakukan untuk mengetahui kebenaran hipotesis yang

diajukan. Dalam penelitian ini digunakan teknik anava 3 jalan dengan frekuensi

isi sel tak sama, sebelum dilakukan uji anava, harus dilakukan uji prasyarat

analisis.

a. Uji Normalitas

Untuk mengetahui apakah sampel berasal dari populasi yang berdistribusi

normal atau tidak, menggunakan uji liliefors.

1) Menetapkan hipotesis

H0 : populasi tidak berdistribusi normal

Ha : populasi berdistribusi normal

2) Mengubah bilangan hasil pengamatan X1 menjadi bilangan baku (Z1) dengan

menggunakan rumus.

Xi-X Zi : SD Keterangan:

Xi : Data hasil pengamatan

X : Rata- rata hasil pengamatan

SD: Simpangan baku

3) Statistik Uji

L: Maks | F (Zi) – S(Zi) |

Dengan menggunakan distribusi normal baku dihitung peluang F (zi): P (z ≤ zi)

Z ~ (0,1)

Page 92: pembelajaran biologi menggunakan metode proyek dengan lab real ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

S(zi) = Proporsi cacah z ≤ zi terhadap seluruh zi

4) Taraf Signifikansi ,α : 0,05

5) Daerah kritik (Dk)

Dk: { L| L< L α ; n} dengan n adalah ukuran sampel. Dk dikonsultasikan

dengan tabel liliefors.

6) Keputusan uji

Ho ditolak jika Dk jatuh dalam daerah kritik

Ha diterima jika Dk jatuh diluar daerah kritik (Budiyono, 2004: 170-171)

b. Uji Homogenitas

Untuk mengetahui apakah sampel berasal dari populasi yang homogen.

Dalam penelitian ini dianalisis yang digunakan untuk menguji homogenitas

adalah dengan metode Barlett.

2,303 X2 : ( ƒ log RKG – Σƒ j log s2

j) c Dengan:

X2 : harga uji Barlett

K : banyaknya sampel

nj : banyaknya nilai sampel (ukuran) ke- j

fj : nj- 1: derajat kebebasan untuk s2j ; j : 1, 2......., k

k

f : N – k : Σ ƒj : derajat kebebasan untuk RKG j=1

1 1 1 Σ c : 1 + ( Σ - ); RKG : rataan kuadrat galat : 3(k - 1) ƒj ƒ Σ ƒj

( ΣXj )2

SSj : ΣX2j - : ( nj - 1) s2

j nj

Page 93: pembelajaran biologi menggunakan metode proyek dengan lab real ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

kriteria uji:

dk: 1 ; α : 0,05

jika X2 hit ≤ X2tab berarti sampel berasal dari populasi yang homogen

jika X2hit > X2

tab berarti sampel berasal dari populasi yang tidak homogen.

(Budiyono, 2004: 176)

2. Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis menggunakan analisis parametrik karena data

berdistribusi normal dan homogen. Data berdistribusi normal jika Lobs<Lα;n pada

taraf signifikasi 5%. Sedangkan data homogen jika X2hitung< X2α;n pada taraf

signifikasi 5%. Pengujian hipotesis menggunakan anava tiga jalan.

a. Anava

Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah hipotesis yang

telah diajukan diterima atau ditolak. Untuk menguji hipotesis tersebut analisis

yang digunakan adalah analisis variansi tiga jalan.

b. Asumsi

1) Populasi-populasi berdistribusi normal

2) Populasi-populasi homogen

3) Sampel dipilih secara acak

4) Variabel terikat berskala pengukuran interval

5) Variabel bebas berskala pengukuran nominal

c. Model

Xijkl = ijklijkjkikijkji Î++++++++ )()()()( abgbgagabgbam

Page 94: pembelajaran biologi menggunakan metode proyek dengan lab real ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

Keterangan:

Xijkl: data ke-I pada faktor A kategori Ke-i, faktor B kategori ke-j dan faktor C

kategori ke-k

m : rerata dari seluruh data

ia : efek faktor A kategori ke-i pada variabel terikat

jb : efek faktor B kategori ke-j pada variabel terikat

kg : efek faktor C kategori ke-k pada variabel terikat

ij)(ab : kombinasi efek faktor A dan B

( ) jkbg : kombinasi efek faktor B dan C

( )ikag : kombinasi efek faktor A dan C

( )ijkabg : kombinasi efek faktor A ,B dan C

ijklÎ : daviasi data Xijkl terhadap rerata populasinya ( ijm ) yang berdistribusi normal

i : 1,2,3,...,p; p = banyaknya kategori pada variabel A

j : 1,2,3,...,q; q = banyaknya kategori pada variabel B

k : 1,2,3,...,r; r = banyaknya kategori pada variabel C

l: 1,2,3,...,n; n = banyaknya data amatan pada setiap sel

(Budiyono, 2004: 228)

d. Hipotesis

Berikut ini, adalah hipotesis-hipotesis penelitian.

1) Pengaruh metode proyek dengan lab real dan audiovisual terhadap prestasi

belajar.

Page 95: pembelajaran biologi menggunakan metode proyek dengan lab real ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

H0A: Tidak ada pengaruh metode proyek dengan lab real dan audiovisual

terhadap prestasi belajar.

H1A: Ada pengaruh metode proyek dengan lab real dan audiovisual terhadap

prestasi belajar

2) Pengaruh keingintahuan siswa terhadap prestasi belajar.

H0B: Tidak ada pengaruh keingintahuan siswa terhadap prestasi belajar.

H1B: Ada pengaruh keingintahuan siswa terhadap prestasi belajar.

3) Pengaruh kemampuan kerjasama terhadap prestasi belajar.

H0C: Tidak ada pengaruh kemampuan kerjasama terhadap prestasi belajar.

H1C: Ada pengaruh kemampuan kerjasama terhadap prestasi belajar.

4) Interaksi keingintahuan siswa dengan metode proyek lab real dan audiovisual

terhadap prestasi belajar.

H0AB: Tidak ada interaksi antara keingintahuan siswa dengan metode proyek

lab real dan audiovisual terhadap prestasi belajar.

H1AB: Ada Interaksi antara keingintahuan siswa dengan metode proyek lab

real dan audiovisual terhadap prestasi belajar.

5) Interaksi kemampuan kerjasama dengan metode proyek lab real dan

audiovisual terhadap prestasi belajar.

H0AC:Tidak ada interaksi antara kemampuan kerjasama dengan metode proyek

lab real dan audiovisual terhadap prestasi belajar.

H1AC: Ada interaksi antara kemampuan kerjasama dengan metode proyek lab

real dan audiovisual terhadap prestasi belajar.

Page 96: pembelajaran biologi menggunakan metode proyek dengan lab real ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

6) Interaksi keingintahuan dan kemampuan kerjasama terhadap prestasi belajar.

H0BC:Tidak ada interaksi antara keingintahuan dan kemampuan kerjasama

terhadap prestasi belajar.

H1BC: Ada interaksi antara keingintahuan dan kemampuan kerjasama terhadap

prestasi belajar.

7) Interaksi metode proyek lab real dan audiovisual, keingintahuan siswa dan

kemampuan kerjasama terhadap prestasi belajar.

H0ABC:Tidak ada interaksi antara metode proyek lab real dan audiovisual,

keingintahuan siswa dan kemampuan kerjasama terhadap prestasi

belajar.

H1ABC:Ada Interaksi antara metode proyek lab real dan audiovisual,

keingintahuan siswa dan kemampuan kerjasama terhadap prestasi

belajar.

e. Komputasi

1) Data sel

Berikut ini, rancangan analisis anava 3 jalan (lihat tabel 2.10).

Tabel 2.10 Rancangan Analisis Statistik

B 1 B2

C 1 C 2 C 1 C 2

A 1 A1 B1 C1 A1 B1 C2 A1 B2 C1 A1 B2 C2

A 2 A2 B1 C1 A2 B1 C2 A2 B2 C1 A2 B2 C2

Keterangan :

A 1: metode proyek dengan Lab Real

A 2: metode proyek dengan Audiovisual

Page 97: pembelajaran biologi menggunakan metode proyek dengan lab real ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

B 1: keingintahuan Tinggi

B2: keingintahuan Rendah

C 1: kemampuan kerjasama tinggi

C 2: kemampuan kerjasama rendah.

2) Komponen jumlah kuadrat

a) pqrG 2

b) ijk

SSå

c) åi

i

qr

A2

d) åj

j

pr

B2

e)åk

k

pq

B2

f)åji

ij

r

AB

,

2

g)åki

ik

q

AC

,

2

h)åkj

jk

p

BC

,

2

i) åijkABC 2

Rerata Sel Harmonik :

å=

ij ij

H

n

rqpn

1..

Page 98: pembelajaran biologi menggunakan metode proyek dengan lab real ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

3) Jumlah kuadrat (sum Square)

a) JKA : ( ) ( )[ ]13 -

b) JKB : ( ) ( )[ ]14 -

c) JKC : ( ) ( )[ ]15 -

d) JKAB : ( ) ( )[ ])1()4(36 +--

e) JKAC : ( ) ( )[ ])1()5(37 +--

f) JKBC : ( ) ( )[ ])1()5(48 +--

g) JKABC : ( ) ( )[ ])8()7()6()1()9()5(43 ---++++

h) JKG : (2) –(9)

i) Jkt : (2) – (1)

(atau JKT = JKA+ JKB+ JKC+ JKAB+ JKAC+ JKBC+ JKABC+ JKG)

4) Derajat kebebasan (Degree of Freedom)

dkA : (p - 1)

dkB : (q - 1)

dkC : (r - 1)

dkAB : (p - 1) (q - 1)

dkAC : (p - 1)(r - 1)

dkBC : (q - 1)(r - 1)

dkABC: (p - 1)( q - 1)( r - 1)

dkG : N – pqr

dkT : N – 1

Page 99: pembelajaran biologi menggunakan metode proyek dengan lab real ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

5) Rerata kuadrat (Mean Square)

JKA RKA :

dKA

JKB RKB :

dkB

JKC RKC :

dkC

JKAB RKAB :

dkAB

JKAC RKAC :

dkAC

JKBC RKBC :

dkBC JKABC

RKABC: dkABC JKG

RKG : dkG

6) Statistik uji

RKA Fa :

RKG RKB

Fb : RKG RKC

Fc : RKG

Page 100: pembelajaran biologi menggunakan metode proyek dengan lab real ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

RKAB Fab:

RKG RKAC

Fac : RKG RKBC

Fbc : RKG RKABC

Fabc: RKG

7) Daerah kritik

a) DKa:{ }pqrNpFaFF --³ ;1;a

b) DKb: { }pqrNqFFbF --³ ;1;a

c) DKc: { }pqrNrFcFF --³ ;1;a

d) DKab: { }pqrNqqab FFF ---³ );1)(1(;a

e) DKac: { }pqrNrpac FFF ---³ );1)(1(;a

f) DKbc: { }pqrNrqbc FFF ---³ );1)(1(;a

g) DKabc: { }pqrNrqpabc FFF ----³ );1)(1)(1(;a

8) Keputusan uji

Ho ditolak jika harga statistik ujinya melebihi daerah kritiknya. Harga

kritik tersebut diperoleh dari tabel distribusi F pada tingkat signifikan a .

Page 101: pembelajaran biologi menggunakan metode proyek dengan lab real ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

9) Rangkuman Anava Tiga jalan

Tabel 2.11 Letak Hasil Rangkuman Analisis Variansi

Sumber Variansi

JK DK RK F hitung F α p

A JKA p – 1 RKA Fa F tabel < α atau > α B JKB q - 1 RKB Fb F tabel < α atau > α C JKC r - 1 RKC Fc F tabel < α atau > α

AB JKAB (p -1)(q- 1) RKAB Fab F tabel < α atau > α AC JKAC (p - 1)(r - 1) RKAC Fac F tabel < α atau > α BC JKBC (q - 1)(r - 1) RKBC Fbc F tabel < α atau > α

ABC JKABC (p- 1)(q- 1)(r -1) RKABC Fabc F tabel < α atau > α Gelat JKG N-pqr RKG - - - Total JKT N - 1 - - - -

Keterangan: p adalah probabilitas amatan.

f. Menentukan kaidah pengujian hipotesis dengan uji Anava tiga jalan

1) Uji Hipotesis 1

Jika F hitung ≥ F tabel, maka tolak HoA (signifikan) dan H1A diterima artinya

ada pengaruh antara metode proyek dengan lab real dan audiovisual terhadap

prestasi belajar.

Bila F hitung ≤ F tabel, maka terima H0A (tidak signifikan) dan H1A ditolak

artinya tidak ada pengaruh antara metode proyek dengan lab real dan

audiovisual terhadap prestasi belajar.

2) Uji Hipotesis 2

Jika F hitung ≥ F tabel, maka tolak H0B (signifikan) dan H1B diterima artinya

ada pengaruh keingintahuan siswa terhadap prestasi belajar.

Bila F hitung ≤ F tabel, maka terima H0B (tidak signifikan) dan H1B ditolak

artinya tidak ada pengaruh keingintahuan siswa terhadap prestasi belajar.

Page 102: pembelajaran biologi menggunakan metode proyek dengan lab real ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

3) Uji Hipotesis 3

Jika F hitung ≥ F tabel, maka tolak H0C (signifikan) dan H1C diterima artinya

ada pengaruh kemampuan kerjasama terhadap prestasi belajar.

Bila F hitung ≤ F tabel, maka terima H0C (tidak signifikan) dan H1C ditolak

artinya tidak ada pengaruh kemampuan kerjasama terhadap prestasi belajar.

4) Uji Hipotesis 4

Jika F hitung ≥ F tabel, maka tolak H0AB (signifikan) dan H1AB diterima

artinya ada interaksi antara keingintahuan siswa dengan metode proyek lab

real dan audiovisual terhadap prestasi belajar.

Bila F hitung ≤ F tabel, maka terima H0AB (tidak signifikan) dan H1AB ditolak

artinya tidak ada interaksi antara keingintahuan siswa dengan metode proyek

lab real dan audiovisual terhadap prestasi belajar.

5) Uji Hipotesis 5

Jika F hitung ≥ F tabel, maka tolak H0AC (signifikan) dan H1AC diterima

artinya ada interaksi antara kemampuan kerjasama dengan metode proyek lab

real dan audiovisual terhadap prestasi belajar.

Bila F hitung ≤ F tabel, maka terima H0AC (tidak signifikan) dan H1AC ditolak

artinya interaksi antara kemampuan kerjasama dengan metode proyek lab real

dan audiovisual terhadap prestasi belajar.

6) Uji Hipotesis 6

Jika F hitung ≥ F tabel, maka tolak H0BC (signifikan) dan H1BC diterima

artinya ada interaksi antara keingintahuan siswa dan kemampuan kerjasama

terhadap prestasi belajar.

Page 103: pembelajaran biologi menggunakan metode proyek dengan lab real ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

Bila F hitung ≤ F tabel, maka terima H0BC (tidak signifikan) dan H1BC ditolak

artinya tidak ada interaksi antara keingintahuan siswa dan kemampuan

kerjasama terhadap prestasi belajar.

7) Uji Hipotesis 7

Jika F hitung ≥ F tabel, maka tolak H0ABC (signifikan) dan H1ABC diterima

artinya ada interaksi antara metode proyek lab real dan audiovisual,

keingintahuan siswa dan kemampuan kerjasama terhadap prestasi belajar.

Bila F hitung ≤ F tabel, maka terima H0ABC (tidak signifikan) dan H1ABC ditolak

artinya interaksi antara metode proyek lab real dan audiovisual, keingintahuan

siswa dan kemampuan kerjasama terhadap prestasi belajar.

g. Uji Lanjut Anava

Uji lanjut anava merupakan tindak lanjut dari analisis variansi, apabila

hasil analisis variansi menunjukkan bahwa hipotesis nol ditolak. Tujuan dari uji

lanjut Anava ini adalah untuk melakukan pengacakan terhadap rerata setiap

kolom, baris dan pasangan sel sehingga diketahui pada bagian mana sajakah rerata

yang berbeda. Penelitian ini menggunakan uji lanjut Anava metode komparasi

ganda dengan uji scheffe. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:

1) mengidentifikasi semua pasangan komparasi rataan yang ada. Jika terdapat k

perlakuan, maka ada 2

)1( -kkpasangan rataan,

2) merumuskan hipotesis yang sesui dengan komparasi tersebut,

3) mencari harga statistik uji F dengan menggunakan rumus sebagai berikut,

a) untuk komparasi rataan antar baris

Page 104: pembelajaran biologi menggunakan metode proyek dengan lab real ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

Fi.- j. = ( ) 2

.

..

1.

1 ÷øö

çèæ +

-

ji

ji

nnRKG

XX

b) untuk komparasi rataan antar kolom

F.i - .j = ( ) 2

.

..

1.

1 ÷øö

çèæ +

-

ji

ji

nnRKG

XX

c) untuk komparasi rataan antar sel pada kolom yang sama

Fij-kj = ( ) 2

11 ÷øö

çèæ +

-

ikij

ikij

nnRKG

XX

d) komparasi rataan antar sel pada baris yang sama

Fij-ik = ( ) 2

11 ÷øö

çèæ +

-

ikij

ikij

nnRKG

XX

4) menentukan tingkat signifikasi (a )

5) menentukan daerah kritik (dk) dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

DKi. – j. : { }pqNpjiji FpFF ---- -³ ;1;.... )1( a

DK.i - . j : { }pqNqjiji FpFF ---- -³ ;1;.... )1( a

DKij-kj : { }pqNqpkjijkjij FqpFF ----- <--³ );1)(1(;)1)(1( a

6) komparasi rataan antar sel pada baris yang sama (sel ij dan sel ik)

DKij-kj : { }pqNqpkjijkjij FqpFF ----- <--³ );1)(1(;)1)(1( a

Keterangan:

xi.: rerata pada baris ke- i

Page 105: pembelajaran biologi menggunakan metode proyek dengan lab real ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

xj.: rerata pada baris ke- j

x.i: rerata pada kolom ke- i

x.j: rerata pada kolom ke- j

xij: rerata pada sel ij

xkj: rerata pada sel kj

xik: rerata pada sel ik

ni.: cacah observasi pda baris ke- i

nj.: cacah observasi pada baris ke- j

n.i: cacah observasi pada kolom ke- i

n.j: cacah observasi pada kolom ke- j

nij : cacah observasi pada sel ij

nkj : cacah observasi pada sel kj

nik: cacah observasi pada sel ik

7) Menentukan keputusan uji

8) Menentukan kesimpulan dari keputusan uji yang ada.

Page 106: pembelajaran biologi menggunakan metode proyek dengan lab real ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

Berdasarkan hipotesis yang diajukan pada Bab II dan hasil data penelitian,

maka disajikan deskripsi data, pengolahan data dan keputusan-keputusan uji hasil

penelitian.

1. Data nilai prestasi belajar siswa

Dalam penelitian ini data nilai prestasi belajar siswa berupa nilai pada

aspek kognitif, afektif dan psikomotorik (lihat tabel 3.1). Nilai aspek kognitif

diperoleh melalui tes tertulis, sedangkan nilai aspek afektif diperoleh melalui

angket dan nilai aspek psikomotorik diperoleh melalui lembar observasi.

Tabel 3.1 Rangkuman data prestasi belajar hasil penelitian berdasarkan metode proyek lab real dan audiovisual.

Metode Proyek dengan media

Prestasi N Min Max Rata-rata

Lab Real Kognitif 36 4.60 8.50 6.65 Afektif 36 72.00 94.00 82.52

Psikomotorik 36 26.00 38.00 31.79

Audiovisual Kognitif 36 4.20 8.10 6.30

Afektif 36 64.00 91.00 76.51 Psikomotorik 36 22.00 36.00 27.13

Pada tabel 3.1 dapat dilihat bahwa untuk kelas yang menggunakan metode

proyek dengan lab real nilai Min, Max dan rata-ratanya lebih besar dibanding

kelas yang menggunakan metode proyek dengan audiovisual.

Page 107: pembelajaran biologi menggunakan metode proyek dengan lab real ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

91

Sebaran data nilai prestasi belajar siswa ditampilkan dalam tabel-tabel

berikut.

a. Aspek Kognitif

Tabel 3.2 Sebaran data kognitif untuk metode proyek lab real

Interval kelas xi (nilai tengah) f Fxi 4.60 - 5.25 4.925 3 14.775 5.26 - 5.91 5.585 6 33.510 5.92 - 6.57 6.245 10 62.450 6.58 - 7.23 6.905 10 69.050 7.24 - 7.89 7.565 5 37.825 7.90 - 8.55 8.225 2 16.450

jumlah 36 234.060

SD 1.03 Mean 6.65

Tabel 3.2 adalah sebaran data kognitif untuk kelas metode proyek lab real.

Frekuensi tertinggi terdapat pada interval kelas 5.92-6.57 dan 6.58-7.23 dengan

frekuensi masing-masing 10. Frekuensi terendah yaitu 2 dengan interval kelas

7.90-8.55. Interval kelas terbagi menjadi 6 dengan jumlah jumlah frekuensi 36.

Dihasilkan standar deviasi 1.03 dan mean 6.65. Sebaran data kognitif tersebut,

juga dapat dilihat melalui diagram pada gambar 2.1, untuk mengetahui lebih jelas

sebaran data tersebut merata atau tidak merata.

Page 108: pembelajaran biologi menggunakan metode proyek dengan lab real ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92

Gambar 2.1 Diagram data kognitif untuk metode proyek lab real

Gambar 2.1 merupakan gambaran dari interval data pada tabel 12.1,

menerangkan bahwa frekuensi tertinggi yaitu 10 dengan nilai tengah 6.245 dan

6.905 sedangkan frekuensi terendah yaitu 2 dengan nilai tengah 8.225.

Tabel 3.3 Sebaran data kognitif untuk metode proyek audiovisual

Interval kelas xi (nilai tengah) f Fxi 4.20 - 4.85 4.525 4 18.100 4.86 - 5.51 5.185 6 31.110 5.52 - 6.17 5.845 9 52.605 6.18 - 6.83 6.505 8 52.040 6.84 - 7.49 7.165 6 42.990 7.50 - 8.15 7.825 3 23.475

jumlah 36 220.320

SD 1.00 Mean 6.30

Tabel 3.3 adalah sebaran data kognitif untuk kelas metode proyek

audiovisual. Frekuensi tertinggi terdapat pada interval kelas 5.52-6.17 dengan

frekuensi 9. Interval kelas terbagi menjadi 6 dengan jumlah frekuensi 36.

Dihasilkan standar deviasi 1.00 dan mean 6.30. Sebaran data kognitif tersebut,

Page 109: pembelajaran biologi menggunakan metode proyek dengan lab real ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

93

juga dapat dilihat melalui diagram pada gambar 2.2, untuk mengetahui lebih jelas

sebaran data tersebut merata atau tidak merata.

Gambar 2.2 Diagram data kognitif untuk metode proyek audiovisual

Gambar 2.2 merupakan gambaran dari interval data pada tabel 12.2,

menerangkan bahwa frekuensi tertinggi yaitu 9 dengan nilai tengah 5.845

sedangkan frekuensi terendah yaitu 3 dengan nilai tengah 7.825

b. Aspek Afektif

Tabel 3.4 Sebaran data afektif untuk metode proyek lab real.

Interval kelas xi (nilai tengah) f Fxi 72.00 - 75.67 73.84 3 221.51 75.68 - 79.35 77.52 7 542.61 79.36 - 83.03 81.20 9 730.76 83.04 - 86.71 84.88 9 763.88 86.72 - 90.39 88.56 6 531.33 90.40 - 94.07 92.24 2 184.47

Jumlah 36 2974.54

SD 5.02 Mean 82.52

Page 110: pembelajaran biologi menggunakan metode proyek dengan lab real ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

94

Tabel 3.4 adalah sebaran data afektif untuk metode proyek lab real.

Frekuensi tertinggi terdapat pada interval kelas 79.36-83.03 dan 83.04-86.71

dengan jumlah frekuensi masing-masing 9. Interval kelas dibagi menjadi 6 kelas

dengan jumlah siswa 36. Dihasilkan standar deviasi 5.02 dan mean 82.52. Sebaran

data afektif tersebut, juga dapat dilihat melalui diagram pada gambar 2.3, untuk

mengetahui lebih jelas sebaran data tersebut merata atau tidak merata. Data pada

tabel 3.4 dan gambar 2.3 adalah data yang sama, hanya dibentuk penyajian yang

berbeda untuk memudahkan dalam membaca data tersebut.

Gambar 2.3 Diagram data afektif untuk metode proyek lab real

Gambar 2.3 merupakan gambaran dari interval data pada tabel 12.3,

menerangkan bahwa interval terdiri dari enam kelas. Frekuensi tertinggi yaitu 9

dengan nilai tengah 81.20 dan 84.88 sedangkan frekuensi terendah yaitu 2 dengan

nilai tengah 92.24.

Page 111: pembelajaran biologi menggunakan metode proyek dengan lab real ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

95

Tabel 3.5 Sebaran data afektif untuk metode proyek audiovisual.

Interval kelas xi (nilai tengah) F Fxi 64.00 - 68.50 66.25 4 265.000 68.51 - 73.01 70.76 6 424.560 73.02 - 77.52 75.27 10 752.700 77.53 - 82.03 79.78 8 638.240 82.04 - 86.54 84.29 6 505.740 86.55 - 91.05 88.8 2 177.600

Jumlah 36 2763.840

SD 6.57 Mean 76.51

Tabel 3.5 adalah sebaran data afektif untuk metode proyek audiovisual.

Frekuensi tertinggi terdapat pada interval kelas 73.02-77.52 dengan frekuensi 10.

Interval kelas terbagi menjadi 6 kelas dengan jumlah frekuensi 36. Dihasilkan

standar deviasi 6.57 dan mean 76.51. Sebaran data afektif tersebut, dapat juga

dilihat melalui diagram pada gambar 2.4, untuk mengetahui lebih jelas sebaran

data tersebut merata atau tidak merata.

Gambar 2.4 Diagram data afektif metode proyek audiovisual

Page 112: pembelajaran biologi menggunakan metode proyek dengan lab real ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

96

Gambar 2.4 merupakan gambaran dari interval data pada tabel 12.4,

menerangkan bahwa frekuensi tertinggi yaitu 10 dengan nilai tengah 75.27

sedangkan frekuensi terendah yaitu 2 dengan nilai tengah 88.8

c. Aspek Psikomotorik

Tabel 3.6 Sebaran data psikomotorik untuk metode proyek lab real.

Interval kelas xi (nilai tengah) F Fxi 26.00 - 28.00 27 2 54.000 28.01 - 30.01 29.01 4 116.040 30.02 - 32.02 31.02 8 248.160 32.03 - 34.03 33.03 9 297.270 34.04 - 36.04 35.04 8 280.320 36.05 - 38.05 37.05 5 185.250

Jumlah 36 1181.040

SD 2.55 Mean 31.79

Tabel 3.6 adalah sebaran data psikomotorik untuk metode proyek lab real.

Frekuensi tertinggi terdapat pada interval kelas 32.03-34.03 dengan frekuensi 9.

Interval kelas terbagi menjadi 6 kelas dengan jumlah frekuensi 36. Dihasilkan

standar deviasi 2.55 dan mean 31.79. Sebaran data psikomotorik tersebut, juga

dapat dilihat melalui diagram pada gambar 2.5, untuk mengetahui lebih jelas

sebaran data tersebut merata atau tidak merata.

Page 113: pembelajaran biologi menggunakan metode proyek dengan lab real ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

97

Gambar 2.5. Diagram data psikomotorik untuk metode proyek lab real

Gambar 2.5 merupakan gambaran dari interval data pada tabel 12.5,

menerangkan bahwa frekuensi tertinggi yaitu 9 dengan nilai tengah 33.03

sedangkan frekuensi terendah yaitu 2 dengan nilai tengah 27.

Tabel 3.7 Sebaran data psikomotorik untuk metode proyek audiovisual

Interval kelas xi (nilai tengah) F Fxi 22.00 - 24.33 23.165 5 115.825 24.34 - 26.67 25.505 6 153.030 26.68 - 29.01 27.845 9 250.605 29.02 - 31.35 30.185 8 241.480 31.36 - 33.69 32.525 5 162.625 33.70 - 36.03 34.865 3 104.595

Jumlah 36 1028.160

SD 2.94 Mean 27.13

Tabel 3.7 adalah sebaran data psikomotorik untuk metode proyek

audiovisual. Frekuensi tertinggi terdapat pada interval kelas 26.68-29.01 dengan

jumlah frekuensi 9. Interval kelas terbagi menjadi 6 dengan jumlah frekuensi 36.

Dihasilkan standar deviasi 2.94 dan mean 27.13. Sebaran data psikomotorik

Page 114: pembelajaran biologi menggunakan metode proyek dengan lab real ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

98

tersebut, juga dapat dilihat melalui diagram pada gambar 2.6, untuk mengetahui

lebih jelas sebaran data tersebut merata atau tidak merata.

Gambar 2.6 Diagram data psikomotorik metode proyek audiovisual

Gambar 2.6 merupakan gambaran dari interval data pada tabel 12.6,

menerangkan bahwa frekuensi tertinggi yaitu 9 dengan nilai tengah 27.845

sedangkan frekuensi terendah yaitu 3 dengan nilai tengah 34.865

2. Deskripsi Data keingintahuan siswa

Tabel 3.8 Deskripsi data keingintahuan siswa

Kelas Jml siswa Min Max Rata-rata Lab Real 36 92.00 114.00 101.109 Audiovisual 36 78.00 111.00 95.43

Tabel 3.8 merupakan deskripsi data keingintahuan siswa, terlihat bahwa

kelas lab real memiliki nilai Min, Max dan rata-rata lebih besar dibanding kelas

Audiovisual yaitu nilai maksimal kelas Lab Real 114 serta Rata-rata 101.09 lebih

besar dari nilai maksimal kelas Audiovisual 111 dan Rata-rata 95.43

Page 115: pembelajaran biologi menggunakan metode proyek dengan lab real ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

99

Tabel 3.9 Sebaran data keingintahuan siswa untuk kelas metode proyek lab real

Interval kelas xi (nilai tengah) F Fxi 92.00 - 95.67 93.835 4 375.340 95.68 - 99.35 97.515 6 585.090 99.36 - 103.03 101.2 9 910.755

103.04 - 106.71 104.88 8 839.000 106.72 - 110.39 108.56 5 542.775 110.40 - 114.07 112.24 4 448.940 Jumlah 36 3701.900

SD 6.42 Mean 101.09

Tabel 3.9 adalah sebaran data keingintahuan siswa untuk metode proyek

lab real. Frekuensi tertinggi terdapat pada interval kelas 99.36-103.03 dengan

frekuensi 9. Interval kelas terbagi menjadi 6 kelas dengan jumlah frekuensi 36.

Dihasilkan standar deviasi 6.42 dan mean 101.09. Sebaran data keingintahuan

tersebut, juga dapat dilihat melalui diagram pada gambar 2.7, untuk mengetahui

lebih jelas sebaran data tersebut merata atau tidak merata.

Gambar 2.7 Diagram data keingintahuan siswa untuk metode proyek lab real

Page 116: pembelajaran biologi menggunakan metode proyek dengan lab real ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

100

Gambar 2.7 merupakan gambaran dari interval data pada tabel 13.1,

menerangkan bahwa frekuensi tertinggi yaitu 9 dengan nilai tengah 101.195

sedangkan frekuensi terendah yaitu 4 dengan nilai tengah 93.835 dan 112.235

Tabel 3.10 Sebaran data keingintahuan siswa untuk metode proyek audiovisual

Interval kelas xi (nilai tengah) F Fxi 78.00 - 83.50 80.75 2 161.500 83.51 - 89.01 86.26 4 345.040 89.02 - 94.52 91.77 8 734.160 94.53 - 100.03 97.28 9 875.520

100.04 - 105.54 102.79 8 822.320 105.55 - 111.05 108.3 5 541.500 Jumlah 36 3480.040

SD 8.41 Mean 95.43

Tabel 3.10 adalah sebaran data keingintahuan siswa untuk metode proyek

audiovisual. Frekuensi tertinggi terdapat pada interval kelas 94.53-100.03 dengan

frekuensi 9. Interval kelas terbagi menjadi 6 kelas dengan jumlah frekuensi 36.

Dihasilkan standar deviasi 8.41 dan mean 95.43. Sebaran data keingintahuan

tersebut, juga dapat dilihat melalui diagram pada gambar 2.8, untuk mengetahui

lebih jelas sebaran data tersebut merata atau tidak merata.

Page 117: pembelajaran biologi menggunakan metode proyek dengan lab real ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

101

Gambar 2.8 Diagram data keingintahuan siswa untuk metode proyek audiovisual

Gambar 2.8 merupakan gambaran dari interval data pada tabel 13.2,

menerangkan bahwa frekuensi tertinggi yaitu 9 dengan nilai tengah 97.28

sedangkan frekuensi terendah yaitu 2 dengan nilai tengah 80.75

3. Data kemampuan kerjasama

Tabel 3.11 Deskripsi data kemampuan kerjasama

Kelas Jml data Min Max Rata-rata Lab Real 36 -0.14 0.29 0.07 Audiovisual 36 -0.29 0.23 0.04

Pada tabel 3.11 Deskripsi data kemampuan kerjasama, nilai maksimal

kelas lab real 0.29 dan rata-rata 0.07 lebih besar dari nilai maksimal kelas

audiovisual 0.23 dan rata-rata 0.04. Individu yang terbaik akan mempunyai indeks

+1 sedangkan paling ditolak mempunyai indeks -1.

Page 118: pembelajaran biologi menggunakan metode proyek dengan lab real ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

102

Tabel 3.12 Sebaran data kemampuan kerjasama untuk metode proyek lab real

Interval kelas xi (nilai tengah) F Fxi -0.14 - -0.07 -0.105 4 -0.420 -0.06 - 0.01 -0.025 6 -0.150 0.02 - 0.09 0.055 11 0.605 0.10 - 0.17 0.135 9 1.215 0.18 - 0.25 0.215 5 1.075 0.26 - 0.33 0.295 1 0.295

Jumlah 36 2.620

SD 0.12 Mean 0.07

Tabel 3.12 adalah sebaran data kemampuan kerjasama untuk metode

proyek lab real. Frekuensi tertinggi terdapat pada interval kelas 0.02-0.09 dengan

frekuensi 11. Interval kelas terbagi menjadi 6 kelas dengan jumlah frekuensi 36.

Dihasilkan standar deviasi 0.12 dan mean 0.07. Sebaran data kemampuan

kerjasama tersebut, juga dapat dilihat melalui diagram pada gambar 2.9, untuk

mengetahui lebih jelas sebaran data tersebut merata atau tidak merata.

Gambar 2.9 Diagram data kemampuan kerjasama untuk metode proyek lab real

Page 119: pembelajaran biologi menggunakan metode proyek dengan lab real ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

103

Gambar 2.9 merupakan gambaran dari interval data pada tabel 14.1,

menerangkan bahwa frekuensi tertinggi yaitu 11 dengan nilai tengah 0.055

sedangkan frekuensi terendah yaitu 1 dengan nilai tengah 0.295

Tabel 3.13 Sebaran data kemampuan kerjasama untuk metode proyek audiovisual

Interval kelas xi (nilai tengah) F Fxi -0.29 - -0.20 -0.245 3 -0.735 -0.19 - -0.10 -0.145 4 -0.580 -0.09 - 0.00 -0.045 6 -0.270 0.01 - 0.10 0.055 10 0.550 0.11 - 0.20 0.155 8 1.240 0.21 - 0.30 0.255 5 1.275

Jumlah 36 1.480

SD 0.12 Mean 0.04

Tabel 3.13 adalah sebaran data kemampuan kerjasama untuk metode

proyek audiovisual. Frekuensi tertinggi terdapat pada interval kelas 0.01-0.10

dengan frekuensi 9. Interval kelas terbagi menjadi 6 kelas dengan jumlah

frekuensi 36. Dihasilkan standar deviasi 0.12 dan mean 0.04. Sebaran data

kemampuan kerjasama tersebut, juga dapat dilihat melalui diagram pada gambar

2.10, untuk mengetahui lebih jelas sebaran data tersebut merata atau tidak merata.

Page 120: pembelajaran biologi menggunakan metode proyek dengan lab real ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

104

Gambar 2.10 Diagram data kemampuan kerjasama untuk metode proyek audiovisual.

Gambar 2.10 merupakan gambaran dari interval data pada tabel 14.2,

menerangkan bahwa frekuensi tertinggi yaitu 9 dengan nilai tengah 0.055

sedangkan frekuensi terendah yaitu 3 dengan nilai tengah -0.245.

B. Pengujian Prasyarat Analisis

Analisis data menggunakan Anava tiga jalan. Sebelum di analisis dengan

anava, terlebih dahulu di uji normalitas dan homogenitasnya.

1. Uji Normalitas

Tabel 3.14 Hasil uji normalitas prestasi belajar

Metode proyek dengan media

Prestasi Belajar

Lobs

{maks | F(Zi)-S(Zi)|}

DK (L|L > La; n)

α Keputu san Ho

Lab real

Kognitif 0.0709 0.1477 0.05 diterima

Afektif 0.0937 0.1477 0.05 diterima

Psikomotorik 0.0799 0.1477 0.05 diterima

Audiovisual Kognitif 0.0574 0.1477 0.05 diterima

Afektif 0.0937 0.1477 0.05 diterima

Psikomotorik 0.1127 0.1477 0.05 diterima

Page 121: pembelajaran biologi menggunakan metode proyek dengan lab real ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

105

Uji normalitas pada data tersebut adalah prestasi belajar, meliputi kognitif,

afektif dan psikomotorik. Teknik yang digunakan adalah uji Liliefors. Ho

diterima karena Lobs<L0,05; n pada taraf signifikansi 0.05, berarti sampel berasal

dari populasi yang berdistribusi normal. Data menunjukkan bahwa semua prestasi

belajar berdasarkan media lab real dan audiovisual adalah berdistribusi normal

karena Lobs<L0,05; n pada taraf signifikansi 0.05.

Tabel 3.15 Hasil uji normalitas keingintahuan siswa dan kemampuan kerjasama

Kelas Eksperimen

Variabel Lobs

{maks|F(Zi)S(Zi)|} DK

(L|L> La; n) α Keputusan

Ho

Metode proyek

lab real

Keingintahuan 0.1144 0.1477 0.05 Diterima

Kemampuan kerjasama

0.0183 0.1477 0.05 Diterima

Metode proyek audiovisual

Keingintahuan 0.0801 0.1477 0.05 Diterima Kemampuan kerjasama

0.0709 0.1477 0.05 Diterima

Uji normalitas keingintahuan siswa dan kemampuan kerjasama dari

penerapan kedua media pembelajaran menghasilkan keputusan uji Ho diterima,

berarti sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal karena Lobs< L0,05;n

pada taraf signifikansi 0.05

2. Uji Homogenitas

Tabel 3.16 Hasil uji homogenitas prestasi belajar

Prestasi Belajar c2hitung c2

0,05; 1 Kriteria Uji Keputusan Ho

Kognitif 0.004 3.841 c hitung <c tab Diterima

Afektif 2.447 3.841 c hitung <c tab Diterima

Psikomotorik 2.563 3.841 c hitung <c tab Diterima

Page 122: pembelajaran biologi menggunakan metode proyek dengan lab real ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

106

Uji homogenitas menggunakan Metode Barlett. Sampel berasal dari

populasi yang homogen apabila c hitung < c tab dan data menunjukkan bahwa prestasi

belajar yang meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotorik berasal dari

populasi yang homogen karena c hitung <c tab.

Tabel 3.17 Hasil uji homogenitas keingintahuan siswa dan kemampuan kerjasama

Variabel c2hitung c2

0,05; 1 Kriteria Uji Keputusan Ho

Keingintahuan siswa

0.913 3.841 c hitung <c tab Diterima

Kemampuan kerjasama

2.428 3.841 c hitung <c tab Diterima

Uji homogenitas keingintahuan siswa dan kemampuan kerjasama menghasilkan

keputusan Ho diterima berarti sampel berasal dari populasi yang homogen karena

c2hitung < c2

0,05; 1

C. Pengujian Hipotesis Penelitian

Pengujian hipotesis untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan pengaruh

atau ada tidaknya interaksi terhadap penerapan kedua media pembelajaran.

Pengujian ini menggunakan teknik anava tiga jalan.

Tabel 3.18 menunjukkan bahwa HoA, HoB, HoC dan HoAC ditolak karena Fhit> Ftab

dengan α: 0.05 atau P value< taraf signifikansi 0.05, hal ini berarti ada pengaruh

antara metode proyek lab real dan audiovisual, ada pengaruh keingintahuan siswa

terhadap prestasi belajar, ada pengaruh kemampuan kerjasama siswa terhadap

prestasi belajar dan ada interaksi antara kemampuan kerjasama dengan metode

proyek lab real dan Audiovisual.

Page 123: pembelajaran biologi menggunakan metode proyek dengan lab real ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

107

1. Rangkuman Hasil Anava Tiga Jalan dari Prestasi Belajar

Tabel 3.18 Rangkuman hasil anava tiga jalan untuk aspek kognitif Sumber Variansi

JK Dk RK Fhitung Fa Pvalue Keputusan Ho

A 5.438009 1 5.438009 9.184 3.99 0.004 Ditolak B 16.325854 1 16.325854 27.572 3.99 0.000 Ditolak C 4.0533168 1 4.053317 6.846 3.99 0.011 Ditolak AB 0.0771142 1 0.077114 0.130 3.99 0.719 Diterima AC 3.7121131 1 3.712113 6.269 3.99 0.015 Ditolak BC 1.4947685 1 1.494769 2.524 3.99 0.117 Diterima ABC 1.5140811 1 1.514081 2.557 3.99 0.115 Diterima Galat 37.89487 64 0.592107 - - - - Total 70.5101309 71 - - - - -

Pada HoAB, HoBC dan HoABC diterima karena Fhit< Ftab dengan α: 0.05 atau

P value> taraf signifikansi 0.05, hal ini berarti tidak ada interaksi antara

keingintahuan siswa terhadap metode proyek, tidak ada interaksi antara

keingintahuan dan kemampuan kerjasama terhadap prestasi belajar, tidak ada

interaksi antara metode proyek lab real dan audiovisual, keingintahuan dan

kemampuan kerjasama.

Tabel 3.19 Rangkuman anava tiga jalan untuk aspek afektif

Sumber Variansi

JK Dk RK Fhitung Fa Pvalue Keputusan Ho

A 391.76734 1 391.76734 13.700 3.99 0.000 Ditolak B 138.04972 1 138.04972 4.828 3.99 0.032 Ditolak C 273.80098 1 273.80098 9.575 3.99 0.003 Ditolak AB 51.26534 1 51.26534 1.793 3.99 0.185 Diterima AC 9.61359 1 9.61359 0.336 3.99 0.564 Diterima BC 0.15725 1 0.15725 0.005 3.99 0.941 Diterima ABC 108.56770 1 108.56770 3.797 3.99 0.056 Diterima Galat 1830.16299 64 28.59630 - - - - Total 2803.38491 71 - - - - -

Page 124: pembelajaran biologi menggunakan metode proyek dengan lab real ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

108

Tabel 3.19 menunjukkan bahwa HoA, HoB, HoC ditolak karena Fhit> Ftab

dengan α: 0.05 atau Pvalue< taraf signifikansi 0.05, hal ini berarti ada pengaruh

antara metode proyek lab real dan audiovisual, ada pengaruh keingintahuan siswa

terhadap prestasi belajar, ada pengaruh kemampuan kerjasama siswa terhadap

prestasi belajar. Sedangkan pada HoAB, HoAC, HoBC dan HoABC diterima karena

Fhit< Ftab dengan α: 0.05 atau P value> taraf signifikansi 0.05, hal ini berarti tidak

ada interaksi antara keingintahuan siswa terhadap metode proyek, tidak ada

interaksi antara kemampuan kerjasama dengan metode proyek, tidak ada interaksi

antara keingintahuan dan kemampuan kerjasama dengan metode proyek lab real

dan audiovisual, tidak ada interaksi antara metode proyek lab real dan

audiovisual, keingintahuan dan kemampuan kerjasama.

Tabel 3.20 Rangkuman anava tiga jalan untuk aspek psikomotorik

Sumber

Variansi

JK Dk RK Fhitung Fa Pvalue Keputusan

Ho

A 229.45356 1 229.45356 30.988 3.99 0.000 Ditolak

B 180.58195 1 180.58195 24.388 3.99 0.000 Ditolak

C 61.67469 1 61.67469 8.329 3.99 0.005 Ditolak

AB 0.25167 1 0.25167 0.034 3.99 0.854 Diterima

AC 37.64590 1 37.64590 5.084 3.99 0.028 Ditolak

BC 9.41216 1 9.41216 1.271 3.99 0.264 Diterima

ABC 29.48229 1 29.48229 3.982 3.99 0.051 Diterima

Galat 473.89459 64 7.40460 - - - -

Total 1022.39682 71 - - - - -

Tabel 3.20 menunjukkan bahwa HoA, HoB, HoC dan HoAC ditolak karena

Fhit> Ftab dengan α: 0.05 atau Pvalue< taraf signifikansi 0.05, hal ini berarti ada

Page 125: pembelajaran biologi menggunakan metode proyek dengan lab real ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

109

pengaruh antara metode proyek lab real dan audiovisual, ada pengaruh

keingintahuan siswa terhadap prestasi belajar, ada pengaruh kemampuan

kerjasama siswa terhadap prestasi belajar dan ada interaksi antara kemampuan

kerjasama dengan metode proyek lab real dan audiovisual. Sedangkan pada HoAB,

HoBC dan HoABC diterima karena Fhit< Ftab dengan α: 0.05 atau Pvalue> taraf

signifikansi 0.05, hal ini berarti tidak ada interaksi antara keingintahuan siswa

terhadap metode proyek, tidak ada interaksi antara keingintahuan dan kemampuan

kerjasama terhadap prestasi belajar, tidak ada interaksi antara metode proyek Lab

real dan audiovisual, keingintahuan dan kemampuan kerjasama.

2. Uji Lanjut Anava

Uji lanjut anava menggunakan metode komparasi ganda dengan uji

Scheffe. Adapun tujuan dari uji lanjut anava adalah melakukan pengacakan

terhadap rerata setiap kolom, baris dan pasangan sel sehingga diketahui pada

bagian manakah rerata yang berbeda.

Tabel 3.21 Rangkuman komparasi ganda untuk aspek kognitif

Komparasi Rataan

Fobs DK Keputusan Uji

Keterangan

Antar baris FA12 = 8.379

3.99 Ho ditolak FA12 > F0,05; 1,64

Antar kolom

FB12 = 36.560 FC12 = 7.905

3.99 Ho ditolak Ho ditolak

FB12 > F0,05; 1,64 FC12 > F0,05; 1,64

Antar sel FA1C1-A1C2 = 20.297 FA1C1-A2C1 = 20.717 FA1C1-A2C2 = 15.701 FA1C2-A2C1 =0.030 FA1C2-A2C2 =0.063 FA2C1-A2C2 = 0.010

3.99

Ho ditolak Ho ditolak Ho ditolak Ho diterima Ho diterima Ho diterima

FA1C1-A1C2 > 3F0,05; 1,64 FA1C1-A2C1 > 3F0,05; 1,64

FA1C1-A2C2 > 3F0,05; 1,64 FA1C2-A2C1 < 3F0,05;

1,64 FA1C2-A2C2 < 3F0,05;

1,64 FA2C1-A2C2 < 3F0,05;

1,64

Page 126: pembelajaran biologi menggunakan metode proyek dengan lab real ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

110

Tabel 3.21 menunjukkan bahwa komparasi rataan antar baris yaitu baris

A1 dengan A2, antar kolom yaitu kolom B1 dengan B2 dan kolom C1 dengan C2

sedangkan antar sel yaitu sel A1C1, sel A1C2, sel A2C1 dan sel A2C2. Apabila hasil

yang didapatkan Fobs>F0,05; 1,64 maka Ho ditolak.

Tabel 3.22 Rangkuman komparasi ganda untuk aspek afektif

Komparasi Rataan

Fobs DK Keputusan Uji

Keterangan

Antar Baris FA12 = 13.384

3.99 Ho ditolak FA12 > F0,05; 1,64

Antar Kolom FB12 = 5.507 FC12 = 7.588

3.99 Ho ditolak Ho ditolak

FB12 > F0,05; 1,64 FC12 > F0,05; 1,64

Komparasi rataan pada tabel 3.22 menunjukkan bahwa untuk komparasi

rataan antar baris yaitu baris A1 dengan A2 dan antar kolom yaitu kolom B1

dengan B2 dan kolom C1 dengan C2

Tabel 3.23 Rangkuman komparasi ganda untuk aspek psikomotorik

Komparasi Rataan

Fobs DK Keputusan Uji

Keterangan

Antar baris

FA12= 27.918 3.99 Ho ditolak FA12 > F0,05; 1,64

Antar kolom

FB12= 23.198 FC12 = 7.618

3.99 Ho ditolak Ho ditolak

FB12 > F0,05; 1,64

FC12 > F0,05; 1,64

Antar sel FA1C1-A1C2= 1.501 FA1C1-A2C1= 9.400 FA1C1-A2C2 = 37.984 FA1C2-A2C1 = 3.173 FA1C2-A2C2 = 25.173 FA2C1-A2C2 = 12.772

3.99 Ho diterima Ho ditolak Ho ditolak Ho diterima Ho ditolak Ho ditolak

FA1C1-A1C2 < 3F0,05; 1,64 FA1C1-A2C1 > 3F0,05; 1,64 FA1C1-A2C2 > 3F0,05; 1,64 FA1C2-A2C1 < F0,05; 1,64 FA1C2-A2C2 > 3F0,05; 1,64 FA2C1-A2C2 > 3F0,05; 1,64

Page 127: pembelajaran biologi menggunakan metode proyek dengan lab real ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

111

Tabel 3.23 menunjukkan data komparasi rataan antar baris yaitu baris A1

dengan A2, antar kolom yaitu kolom B1 dengan B2 dan kolom C1 dengan C2,

sedangkan antar sel yaitu sel A1C1, sel A1C2, sel A2C1 dan sel A2C2. Apabila hasil

yang didapatkan Fobs>F0,05; 1,64 maka Ho ditolak dan untuk Fobs< F0,05; 1,64 maka Ho

diterima.

D. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Hipotesis Pertama

Data hasil analisis menunjukkan Fa: 9.184 (kognitif), Fa: 13.70 (afektif)

dan Fa: 30.988 (psikomotorik) maka Hoa ditolak. Hal ini, berarti metode proyek

dengan lab real dan audiovisual mempunyai efek yang tidak sama terhadap

prestasi belajar siswa. Hasil uji scheffe menunjukkan terdapat perbedaan rerata

yang signifikan antara baris A1 (lab real) dengan baris A2 (audiovisual).

Perbedaan yang signifikan juga disebabkan karena P-value: 0.004 (kognitif), P-

value: 0.000 (afektif dan psikomotorik). Oleh sebab itu, hipotesis yang diterima

yaitu ada pengaruh metode proyek lab real dan audiovisual terhadap prestasi

belajar. Baris A1 memiliki rerata yang lebih besar dari baris A2, sehingga media

lab real lebih baik dari media audiovisual.

Penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Ana dan Liunir Zulbahri

(2008), bahwa ‘This approach introduces the project-based learning in which

students develop their permanent knowledge by working together in dealing with

real-life problems and taking responsibility for their own learning’. Jadi,

Pengetahuan siswa berkembang dengan baik karena proyek yang dilakukan

Page 128: pembelajaran biologi menggunakan metode proyek dengan lab real ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

112

bersifat kontekstual atau dihadapkan pada permasalahan yang berkaitan dengan

kehidupan sehari-hari. Terlihat bahwa dari semua aspek prestasi belajar siswa

memiliki nilai yang cukup baik.

Kerja proyek dilihat sebagai bentuk open-ended contextual activity-based

learning dan merupakan bagian dari proses pembelajaran yang memberikan

penekanan kuat pada pemecahan masalah sebagai suatu usaha kolaboratif dan

dilakukan dalam proses pembelajaran dalam periode tertentu. Metode Project-

Based Learning yang diterapkan membuat siswa melakukan kegiatan belajar aktif

bersama kelompok. Oleh sebab itu, kerja proyek menekankan siswa untuk bekerja

dalam tim dan dihadapkan pada masalah yang kontekstual sehingga tercipta

prinsip kesaling bergantungan diantara siswa dalam kelompok, siswa bekerja

sama mengembangkan ketrampilan, saling tukar pendapat, bekerja sama

menyelesaikan tanggung jawab, saling membantu dan melaksanakan tahap-tahap

proyek. Semua itu melatih kemampuan siswa baik psikomotorik, afektif dan

kognitif. Penyajian materi lab real dan audiovisual membuat siswa melakukan

interaksi terus menerus dengan lingkungan, menggunakan pemikiran abstrak dan

konkret untuk memperdalam pengetahuan mereka.

Pendekatan pembelajaran berbasis proyek juga didukung teori belajar

konstruktivistik, menurut Ari Widodo (2007), bahwa sebagai sebuah ilmu

kontstruktivistik merupakan dinamika yang menguntungkan namun bagi orang

yang mempelajari (terutama pemula) kadang menimbulkan kesulitan. Oleh karena

itu sebelum melaksanakan proyek, guru memberikan pengarahan dan pemahaman

Page 129: pembelajaran biologi menggunakan metode proyek dengan lab real ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

113

kepada siswa mengenai kerja proyek dan tahap-tahapnya agar kegiatan yang

terlaksana memberikan kontribusi terhadap pengalaman belajar siswa.

2. Hipotesis kedua

Data hasil analisis menunjukkan Fb: 27.572 (kognitif), Fb: 4.828 (afektif),

Fb: 24.388 (psikomotorik), maka H0b ditolak. Hal ini berarti, keingintahuan siswa

kategori tinggi dan rendah mempunyai efek yang tidak sama terhadap prestasi

belajar siswa. Hasil uji Scheffe menunjukkan terdapat perbedaan rerata yang

signifikan antara kolom B1 (keingintahuan tinggi) dengan kolom B2

(keingintahuan rendah). Perbedaan signifikan juga bisa disebabkan karena P-value:

0.000 (kognitif dan psikomotorik), P-value: 0.032 (afektif). Hipotesis yang

diterima, yaitu ada pengaruh keingintahuan siswa terhadap prestasi belajar. Kolom

B1 memiliki rerata yang lebih besar dari kolom B2, maka keingintahuan tinggi

lebih baik dari keingintahuan rendah.

Keingintahuan merupakan faktor internal yang memotivasi untuk belajar

dan melakukan penyelidikan, sesuai dengan hasil penelitian Engelhard dan Judith

(1988), bahwa ‘curiosity represents broadly conceived exploratory behavior’,

serta menurut Talib, Alkiyumi M. (2009) bahwa ‘curiosity as the inner drive that

motivates people to learn and investigate. It drives people to search information

about an object, or idea through exploration’. Keingintahuan muncul apabila

siswa dihadapkan pada situasi yang menarik yaitu situasi yang realistis dan

mencerminkan kehidupan sehari-hari. Rasa keingintahuan berkembang karena

aktivitas yang dilakukan dalam pembelajaran materi fungi masih asing bagi siswa,

pada umumnya siswa hanya melihat gambar fungi dibuku paket sekolah, padahal

Page 130: pembelajaran biologi menggunakan metode proyek dengan lab real ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

114

fungi atau jamur sering siswa jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Penyajian

materi yang berbeda, menyebabkan siswa merasa tertarik. Ketertarikan tersebut

membuat faktor internal siswa berkembang, salah satunya adalah keingintahuan.

Keingintahuan siswa muncul, menyebabkan terjadinya negosiasi kognitif diantara

siswa untuk memperbanyak pengetahuan yang mereka peroleh. Hal ini

menyebabkan bagian kelompok saling berhubungan sehingga pengetahuan yang

dipunyai seseorang akan menjadi output bagi yang lain dan output ini menjadi

input bagi yang lainnya lagi.

Keingintahuan sebagai modal awal yang dimiliki siswa, lab real dan

audiovisual sebagai tempat untuk menyalurkan keingintahuan dengan

mengadakan eksplorasi terhadap lingkungan. Keingintahuan yang berbeda

menyebabkan perbedaan aktivitas selama kegiatan pembelajaran. Perbedaan

aktivitas ini terletak pada seringnya bertanya dan mencari tahu. Siswa dengan

keingintahuan tinggi berusaha mencari sesuatu yang belum dimengerti begitu pula

sebaliknya karena siswa yang tidak memiliki keingintahuan biasanya jarang

mendapat dorongan atau rangsangan untuk berfikir. Siswa dengan keingintahuan

tinggi, mengajak temannya untuk aktif dalam kegiatan karena permasalahan yang

ditemukan merupakan tanggung jawab kelompok untuk menyelesaikannya. Oleh

karena itu, kelompok yang berisi siswa dengan keingintahuan tinggi dan rendah

sama-sama aktif bekerja.

3. Hipotesis ketiga

Data hasil analisis menunjukkan Fc: 6.846 (kognitif), Fc: 9.575 (afektif)

dan Fc: 8.329 maka H0c ditolak (psikomotorik). Hal ini berarti kemampuan

Page 131: pembelajaran biologi menggunakan metode proyek dengan lab real ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

115

kerjasama kategori tinggi dan rendah mempunyai efek yang tidak sama terhadap

prestasi belajar. Hasil uji scheffe menunjukkan terdapat perbedaan rerata yang

signifikan antara kolom C1 (kemampuan kerjasama tinggi) dengan kolom C2

(kemampuan kerjasama rendah). Perbedaan signifikan juga bisa disebabkan

karena P-value: 0.011 (kognitif), P-value: 0.003 (afektif), P-value: 0.005

(psikomotorik). Hipotesis yang diterima yaitu ada pengaruh kemampuan

kerjasama terhadap prestasi belajar. Baris C1 memiliki rerata yang lebih besar dari

baris C2, maka kemampuan kerjasama tinggi lebih baik dari kemampuan

kerjasama rendah.

Penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Gerogiannis dan Fitsilis

(2005), bahwa ‘They recognize (86%) that working productively with the team is

their major acquired skill. Jadi bekerja secara produktif dalam kelompok atau

kerjasama untuk menyelesaikan proyek meningkatkan ketrampilan siswa. Diskusi

yang dilakukan bersama dalam satu kelompok merupakan panduan dalam

meningkatkan kemampuan berpikir siswa. Menurut Benne dan Seats yang dikutip

oleh Asrori (2003), bahwa setiap orang dalam tim harus berfungsi sebagai pemain

yang kooperatif dan produktif untuk menuju tercapainya hasil yang diinginkan.

Jadi, belajar kooperatif dalam kelompok memberikan landasan pengembangan

kognitif melalui peningkatan intensitas interaksi antar siswa.

Kemampuan kerjasama ditentukan oleh pembentukan kelompok dimana

anggota-anggotanya adalah orang-orang yang disenangi dengan alasan tertentu,

dari rasa senang tersebut maka kenyamanan untuk berinteraksi akan nyata.

Semakin tinggi frekuensi interaksi diantara anggota kelompok maka semakin baik

Page 132: pembelajaran biologi menggunakan metode proyek dengan lab real ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

116

kemampuan kerjasamanya. Hal ini sesuai dengan jurnal diatas bahwa kemampuan

kerjasama yang tinggi diantara anggota kelompok dapat meningkatkan

kemampuan berpikir sehingga tercipta kelompok yang kooperatif dan produktif.

Siswa menyadari bahwa dengan bekerja sama maka kelompok dapat

menyelesaikan tugas dengan baik dan tepat waktu sehingga semua anggota

kelompok berusaha memberikan sumbangan tenaga dan pemikiran mereka.

4. Hipotesis ke empat

Data hasil analisis menunjukkan Fab: 0.130 (kognitif), Fab: 1.793 (afektif)

dan Fab: 0.034 maka H0ab diterima (psikomotorik). Hal ini berarti, metode proyek

lab real dan audiovisual dengan keingintahuan siswa memberikan efek yang sama

terhadap prestasi belajar siswa atau tidak ada interaksi antara keingintahuan

dengan metode proyek dengan lab real dan audiovisual terhadap prestasi belajar.

Dapat juga dilihat dari P-value: 0.179 (kognitif), P-value: 0.185 (afektif) dan P-

value: 0.854 (psikomotorik).

Siswa yang mampu bergaul adalah siswa yang mampu berkomunikasi atau

memberikan informasi selama berkomunikasi. Jadi, orang yang mampu bergaul

dapat menyesuaikan diri dengan baik. Menurut Ari Widodo (2007), bahwa

lingkungan pembelajaran bukanlah hanya lingkungan fisik semata namun juga

lingkungan sosial dan emosional. Oleh karena itu, untuk berkomunikasi dengan

lingkungan diperlukan penyesuaian diri dengan baik. Stimulus yang ada diluar

diri siswa secara mental dapat mempengaruhi hasil belajar, apabila keingintahuan

dan metode tidak terdapat interaksi dapat dikarenakan siswa bekerja dalam sebuah

kelompok kecil, ada perilaku akan saling mengabaikan dan menerima beban tugas

Page 133: pembelajaran biologi menggunakan metode proyek dengan lab real ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

117

yang tidak sama. Hal tersebut menyebabkan siswa bekerja kurang kooperatif

dengan anggota lain sehingga rasa keingintahuan berkurang dan hasil akhir

informasi yang diperoleh dari proyek tersebut sangat terbatas. Aspek

psikomotorik kurang berkembang melalui metode ini maka aspek kognitif sebagai

hasil akhirnya pun tidak ada interaksi dengan metode.

Keingintahuan siswa berbeda-beda meliputi keingintahuan tinggi dan

keingintahuan rendah sehingga dibutuhkan rangsangan yang berbeda pula untuk

setiap siswa, sesuai dengan pendapat Talib, Alkiyumi M (2009), bahwa ’the

teachers must appreciate that there are individual differences between students in

their styles of curiosity. Some explore using only their minds, others use more

physical ways, touching, smelling and tasting. Dari hal tersebut, dapat diterangkan

bahwa dengan penyajian materi lab real dan audiovisual menimbulkan berbagai

macam respon, baik negatif maupun positif. Keingintahuan sebagai modal awal

dan pemacu berpikir dapat dikelola dengan baik, harus ada bimbingan dari guru.

Keingintahuan bersifat kondisional, tergantung dari situasi yang dihadapi. Apabila

situasi dirasa cukup menarik dan berbeda maka siswa merespon dengan

mengadakan eksplorasi berdasarkan sesuatu yang ingin diketahui. Penyajian

materi dengan media yang berbeda, merupakan rangsangan yang cukup untuk

menimbulkan keingintahuan siswa. Tetapi metode yang digunakan terbilang baru

bagi siswa, sehingga siswa masih beradaptasi dengan langkah-langkah dalam

metode tersebut. Adaptasi setiap siswa berbeda-beda dan menimbulkan perbedaan

dalam aktifitas selama kegiatan kelompok.

Page 134: pembelajaran biologi menggunakan metode proyek dengan lab real ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

118

5. Hipotesis kelima

Data hasil analisis menunjukkan Fac: 6.269 (kognitif), Fac: 5.084 maka H0ab

ditolak (aspek psikomotorik) atau P-value: 0.015 (kognitif) dan P-value: 0.028

(psikomotorik). Berarti metode proyek lab real dan audiovisual dengan

kemampuan kerjasama mempunyai efek yang tidak sama terhadap kemampuan

kognitif serta psikomotorik siswa. Berdasarkan hasil uji sceffe, terdapat perbedaan

rerata yang signifikan antara sel A1C1 (metode proyek dengan lab real pada

kemampuan kerjasama tinggi) dengan sel A2C2 (metode proyek dengan

audiovisual pada kemampuan kerjasama rendah). Hipotesisnya adalah terdapat

interaksi antara kemampuan kerjasama dengan metode proyek lab real dan

audiovisual. Kesimpulan yang diambil, metode proyek lab real pada kemampuan

kerjasama tinggi lebih baik dari metode proyek audiovisual pada kemampuan

kerjasama rendah.

Penelitian ini sesuai dengan Gerogiannis dan Fitsilis (2006) bahwa The

PBL model as a means of improving students’ personal, collaborative and

communication skliils. Menurut Duin, dkk yang dikutip oleh Asrori (2003), bahwa

kerjasama merupakan proses dua orang atau lebih merencanakan,

mengimplementasikan dan mengevaluasi kegiatan bersama. Kerjasama para siswa

membantu mereka dalam mengerjakan proyek karena siswa saling bertukar

pendapat, merencanakan kegiatan kelompok sampai memecahkan permasalahan.

Kurangnya pemahaman tentang konsep kelompok dapat berakibat kurangnya

kesadaran akan pentingnya kerjasama, tidak dapat memprioritaskan tujuan

kelompok serta bekerja kurang efisien. Jadi, ketepatan pengorganisasian

Page 135: pembelajaran biologi menggunakan metode proyek dengan lab real ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

119

kelompok harus jelas dalam arti semua anggota menerima beban tugas yang sama,

bila hal tersebut tidak terpenuhi menyebabkan siswa bekerja kurang kooperatif.

Bisa dikatakan bahwa kelompok yang bersangkutan tidak mengerti konsep sebuah

kelompok dan pada gilirannya dapat berakibat membuat kesalahan dalam kerja

kelompok, mengabaikan batas waktu penyelesaian pekerjaan, kurang penuh dalam

bertanggung jawab serta kurang dapat bekerja secara efisien.

6. Hipotesis ke enam

Data hasil analisis menunjukkan Fbc: 2.524 atau P-value: 0.117 (kognitif),

Fbc: 0.005 atau P-value: 0.941 (afektif), Fbc: 1.271 atau P-value: 0.264

(psikomotorik) maka H0a diterima. Hipotesis yang diterimma yaitu tidak ada

interaksi antara keingintahuan dan kemampuan kerjasama terhadap prestasi

belajar.

Faktor yang berkaitan dengan prestasi belajar menurut Farid Nasution

(2001), yaitu faktor internal dan eksternal peserta didik. Kedua faktor tersebut

tidak memberikan pengaruh cukup berarti berarti terdapat faktor lain. Ketrampilan

belajar siswa, sarana belajar dan lingkungan belajar juga berperan untuk mencapai

prestasi belajar. Keingintahuan dan kemampuan kerjasama merupakan faktor

internal maka disajikan kegiatan belajar melalui media lab real dan audiovisual

sebagai rangsangan untuk memaksimalkan faktor internal dan bekerja dalam

kelompok guna mendapatkan hasil yang baik. Menurut Barrick, Murray et.al

(1998), bahwa ’team output is dependent on individual contributions, it follows

that greater levels of ability among team members should lead to higher team

performance’. Keaktifan kelompok tergantung pada individu-individu dalam

Page 136: pembelajaran biologi menggunakan metode proyek dengan lab real ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

120

kelompok, sehingga dapat diterangkan bahwa keingintahuan dan kemampuan

kerjasama adalah faktor internal, pengelolaannya tergantung siswa dan

pengorganisasian kelompok. Pengorganisasian kelompok yang baik, ada

komunikasi efektif dan saling menghormati antar anggota kelompok

mengakibatkan faktor internal tersebut dapat berkembang. Tetapi sebaliknya,

pengorganisasian kelompok yang tidak baik mengakibatkan faktor internal antar

anggota kelompok tidak berkembang, sehingga tidak ada pengaruh terhadap

prestasi belajar. Interaksi siswa dengan lingkungan akan mengembangkan

pengetahuan. Tahap perkembangan berpikir siswa SMA adalah operasional

formal, yaitu anak dapat berpikir abstrak, hal ini didukung keingintahuan untuk

membentuk pengetahuan yang berbentuk informasi abstrak. Keingintahuan tidak

ada interaksi dengan kemampuan kerjasama, karena tingkat keingintahuan siswa

berbeda atau belum ada high order thinkin. Hal ini berpengaruh terhadap tingkat

kerjasama dalam kelompok, guna menyelesaikan tugas proyek.

7. Hipotesis ke tujuh

Data analisis menunjukkan Fabc: 2.557 atau P-value: 0.115 (kognitif), Fabc:

3.797 atau P-value: 0.056 (afektif), Fabc: 3.982 atau P-value: 0.050 (psikomotorik)

maka H0ab diterima. Hal ini berarti, tidak ada interaksi antara metode proyek lab

real dan audiovisual, keingintahuan siswa dan kemampuan kerjasama terhadap

prestasi belajar.

Hasil temuan dalam penelitian Farid Nasution bahwa metode mengajar

merupakan variabel yang memberikan sumbangan terbesar yaitu 10.75%,

sedangkan variabel lainnya yaitu ketrampilan belajar (3.27%), sarana belajar

Page 137: pembelajaran biologi menggunakan metode proyek dengan lab real ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

121

(2.26%) dan lingkungan belajar (3.35%) sedangkan 80.4% lagi merupakan

sumbangan dari variabel lain yang tidak menjadi variabel dalam penelitiannya.

Penelitian Stevanie Endah (2006), menunjukkan bahwa pembelajaran berbasis

proyek dapat meningkatkan hasil belajar siswa, meningkatkan aktivitas dan

keterlibatan siswa dalam belajar.

Dalam penelitian ini tidak ada interaksi bahwa keingintahuan siswa dan

kemampuan kerjasama dengan metode pembelajaran dapat disebabkan karena

tahap-tahap dalam metode proyek dirasa terlalu berat untuk siswa, metode

tersebut terdiri dari beberapa tahap pelaksanaan dan diintegrasikan dengan waktu

yang singkat. Oleh sebab itu, siswa mengalami kesulitan dan menyebabkan faktor

internal dan eksternal yang mempengaruhi hasil belajar menjadi tidak maksimal.

Hasil belajar bukan hanya disebabkan oleh variabel yang diteliti semata, tetapi

juga variabel lain yaitu intelegensi, minat, bakat dan motivasi seperti yang

dikemukakan oleh Farid Nasution. Meskipun tidak terdapat interaksi, siswa telah

menjalani kegiatan proyek yang melatih kemampuan mereka baik kognitif, afektif

dan psikomotorik. Stimulus yang diberikan adalah lingkungan alam, dengan kata

lain siswa menghadapi hal-hal yang ada dilingkungan hidupnya maka respon dari

siswa berupa kecakapan hidup/kemampuan, bukan hanya pengetahuan saja.

Kecakapan hidup terwujud dalam membangun konsep sains, ketrampilan dan

sikap. Kemampuan individu dalam memproses informasi, juga menjadi faktor

penentu keberhasilan proses pembelajaran. Informasi yang diterima, akan diolah

sesuai dengan kemampuan siswa itu sendiri. Pengolahan informasi memiliki

Page 138: pembelajaran biologi menggunakan metode proyek dengan lab real ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

122

keterbatasan, tergantung dari sering tidaknya siswa berinteraksi dengan

lingkungan dan mengikuti kegiatan belajar yang menerapkan kerja ilmiah.

E. Kelemahan dan Keterbatasan Penelitian

Dalam penelitian yang telah dilakukan, peneliti telah berusaha semaksimal

mungkin dalam melaksanakan penelitian. Berikut ini, faktor-faktor yang

mempengaruhi hasil penelitian.

1. Waktu penelitian. Penelitian berlangsung 4 kali pertemuan, setiap pertemuan

2x45’ dengan satu materi pokok Fungi sehingga ada kemungkinan belum

terlihat jelas perbedaannya.

2. Metode yang digunakan belum terbiasa dilakukan sehingga dalam proses

belajar, siswa belum maksimal dalam berinteraksi dan menyampaikan

pendapatnya dalam belajar.

3. Media audiovisual yang digunakan belum di uji cobakan secara luas sehingga

perlu penyempurnaan media oleh ahli media.

Page 139: pembelajaran biologi menggunakan metode proyek dengan lab real ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

123

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berikut ini adalah kesimpulan yang diambil, berdasarkan hasil analisis

data dan pembahasan.

1. Pembelajaran menggunakan metode proyek lab real membuat siswa

berinteraksi langsung dengan lingkungan, mempergunakan pemikiran konkret

dan abstrak serta semua panca indera untuk memperoleh informasi dengan

mengadakan observasi terhadap lingkungan. Metode proyek audiovisual,

melatih siswa mempergunakan pemikiran abstrak untuk mengumpulkan

informasi dan membangun pengetahuan. Media lab real dan audiovisual,

sama-sama mengoptimalkan potensi siswa, baik kognitif, afektif dan

psikomotorik. Oleh karena itu, ada pengaruh yang signifikan metode proyek

lab real dan audiovisual terhadap prestasi belajar. Hal ini dapat dilihat dari P-

value: 0.004 (kognitif), P-value: 0.000 (afektif dan psikomotorik). 2. Aktifitas dan kegiatan observasi yang dilakukan siswa untuk pemenuhan

keingintahuan mengoptimalkan kemampuan siswa sehingga meningkatkan

prestasi belajar. Oleh karena itu, ada pengaruh yang signifikan keingintahuan

siswa terhadap prestasi belajar. Hal ini dapat dilihat dari P-value: 0.000

(kognitif dan psikomotorik), P-value: 0.032 (afektif). 3. Kemampuan kerjasama tinggi sebagai perwujudan tanggung jawab terhadap

kelompok, meningkatkan kemampuan berpikir karena ada negosiasi kognitif

Page 140: pembelajaran biologi menggunakan metode proyek dengan lab real ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

124

antar anggota kelompok sehingga memberikan kontribusi terhadap

peningkatan prestasi siswa. Oleh karena itu, ada pengaruh yang signifikan

kemampuan kerjasama terhadap prestasi belajar. Hal ini dapat dilihat dari P-

value:0.011 (kognitif), P-value: 0.003 (afektif), P-value: 0.005 (psikomotorik). 4. Metode proyek dengan lab real dan audiovisual sebagai tempat pemenuhan

keingintahuan melalui kegiatan observasi yang dilakukan oleh siswa selama

pembelajaran. Keingintahuan merupakan aspek internal sehingga kendali

sepenuhnya ada pada siswa. Pengelolaan aspek internal yang tidak tepat, tidak

memberikan sumbangan terhadap kemampuan berpikir. Oleh karena itu, tidak

ada interaksi keingintahuan siswa dengan metode proyek lab real dan

audiovisual terhadap prestasi belajar. Hal ini dapat dilihat dari P-value: 0.719

(kognitif), P-value: 0.185 (afektif) dan P-value: 0.854 (psikomotorik).

5. Kemampuan kerjasama tinggi memberikan kontribusi pada kemampuan

berpikir dan kreatifitas kelompok sehingga proyek dapat diselesaikan dengan

baik. Oleh karena itu, ada interaksi yang signifikan kemampuan kerjasama

dengan metode proyek lab real dan audiovisual terhadap prestasi belajar. Hal

ini dapat dilihat dari P-value: 0.015 (kognitif) dan P-value: 0.028

(psikomotorik). 6. Keingintahuan rendah menyebabkan kemampuan kerjasama yang rendah pula,

sehingga tidak memiliki kontribusi terhadap peningkatan prestasi siswa. Oleh

karena itu, tidak ada interaksi keingintahuan dan kemampuan kerjasama

terhadap prestasi belajar. Hal ini dapat dilihat dari P-value: 0.117 (kognitif), P-

value: 0.941 (afektif) dan P-value: 0.264 (psikomotorik).

Page 141: pembelajaran biologi menggunakan metode proyek dengan lab real ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

125

7. Keingintahuan rendah menyebabkan kemampuan kerjasama yang rendah pula,

sehingga informasi yang didapatkan dan pengetahuan yang dibentuk sangat

terbatas. Oleh karena itu, tidak ada interaksi metode proyek lab real dan

audiovisual, keingintahuan siswa dan kemampuan kerjasama terhadap prestasi

belajar. Hal ini dapat dilihat dari P-value: 0.115 (kognitif), P-value: 0.056

(afektif) dan P-value: 0.050 (psikomotorik).

B. Implikasi Hasil Penelitian

Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan yang dikemukakan, dapat

memberikan implikasi sebagaimana berikut.

1. Teoritis

Metode proyek lab real lebih efektif meningkatkan prestasi belajar

dibanding metode proyek audiovisual. Oleh karena itu, pembelajaran biologi

dengan metode proyek sebaiknya menggunakan lab real.

2. Praktis

a. Pembelajaran dengan metode proyek melalui audiovisual dapat digunakan

sebagai variasi pembelajaran biologi dikelas.

b. Pembelajaran menggunakan metode proyek baik lab real dan audiovisual

memerlukan proses yang cukup lama.

c. Aspek internal siswa yang cocok untuk dikembangkan melalui metode

proyek adalah keingintahuan dan kemampuan kerjasama. Metode proyek

mempunyai karakteristik dapat mengoptimalkan potensi siswa. Oleh

Page 142: pembelajaran biologi menggunakan metode proyek dengan lab real ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

126

karena itu, keingintahuan dan kemampuan kerjasama tinggi dapat

meningkatkan prestasi belajar.

C. Saran- saran

Berikut ini, saran-saran yang dapat dikemukakan berdasarkan hasil

penelitian dan implikasi.

1. Untuk Guru

a. Sebelum mengambil nilai dari penerapan metode proyek, terlebih dahulu guru

memberikan pemahaman kepada siswa karena metode proyek masih asing bagi

siswa sehingga dalam pelaksanaan kegiatan belajar, siswa tidak lagi

beradaptasi dengan metode tersebut.

b. Pembelajaran yang diinginkan kontekstual dengan materi fungi, apabila tidak

dijumpai fungi dilingkungan sekitar, dapat membudidayakan fungi dengan alat

dan bahan yang sederhana. Dapat juga menggunakan tempe berjamur sebagai

contoh dalam pembelajaran.

2. Untuk Peneliti Lain

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan untuk penelitian

berikutnya yang sejenis dan hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan

manfaat dan kontribusi bagi perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya materi

fungi.