Pembangunan RendahKarbonIndonesia Net-Zero Emission ...
Transcript of Pembangunan RendahKarbonIndonesia Net-Zero Emission ...
Disampaikan pada Seminar Daring “Pertumbuhan Rendah Karbon yangBerkualitas dan Peluang Indonesia untuk Mencapai Netral Karbon Sebelum 2070”
Dr. Medrilzam, MPE - Direktur Lingkungan Hidup Bappenas
PembangunanRendah Karbon Indonesia& Net-Zero EmissionMenuju Ekonomi Hijau
Perubahan
curah hujan
± 2,5 mm/hari
Gelombang
ekstrem
meningkat
>1,5 m
Kenaikan
muka laut
0,8-1,2 cm/tahun
Peningkatan
suhu
0,45-0,75°C
Sumber: Kajian Potensi Bahaya Iklim oleh Tim Ketahanan Iklim Kementerian PPN/Bappenas
5,8 juta km2 wilayah
perairan Indonesia
berbahaya bagi
kapal nelayan <10GT
Produksi beras
akan menurun di
beberapa wilayah
1.800 km garis
pantai masuk
dalam kategori
sangat rentan
DampakPerubahanIklimbagiPembangunan
Studi Bappenas menunjukkan bahwa kebijakan ketahanan
iklim pada 4 sektor prioritas (air, kesehatan, kelautan
perikanan, pertanian) berpotensi menurunkan risiko
kehilangan PDB hingga 50.4% pada tahun 2024
Tanpa intervensi kebijakan, potensi
kehilangan ekonomi di Indonesia akibat
perubahan iklim dapat mencapai Rp 115 T
pada tahun 2024
Without vs With Intervention
Indonesia’s Economic Loss
EC
ON
OM
IC L
OS
SE
S
Without
Intervention
Laporan dari The Lancet Countdown on Health & Climate Change menunjukkan
rata-rata 306 kejadian bencana akibat cuaca ekstrem tiap tahunnya dari taun 2007-
2016, dan meningkat 46% sejak tahun 2000. Pada tahun 2017, terdapat 797
bencana iklim di dunia dan menyebabkan kerugian ekonomi higga USD 129 miliar.
Climate Change - Global Economic Costs
Perkiraan kehilangan ekonomi dan jumlah bencana iklim (cuaca ekstrem)
With
Intervention
Dampak Bencana Iklim terhadap Perekonomian Global dan Nasional
IDR 115 T
IDR 57 T
Sumber: Kajian BappenasSumber: (1) https://www.statista.com/chart/11673/the-soaring-costs-of-climate-change/
(2) The Lancet Countdown on Health and Climate Change
Artikel 3.4 UNFCCC sebagai
basis untuk kebijakan
penanganan perubahan iklim
Pembangunan Rendah Karbon dan Berketahanan Iklim
Pembangunan RendahKarbondan KetahananIklimsebagaiplatform
nasionalmenujupencapaiantarget SDGs dan Visi Indonesia Emas 2045
RPJMN2020-2024
Pembangunan Rendah Karbon dan Berketahanan Iklim
sebagai agenda prioritas nasional yang memiliki target dan
strategi yang jelas dalam RPJMN 2020-2024
Pembangunan Rendah
Karbon dan Ketahanan Iklim
adalah platform Nasional
untuk mencapai target
SDGs, yang menempatkan
Goal 13 (perubahan iklim)
sebagai sentral, didukung
oleh berbagai Goal lain yang
tersebar di 3 dari 4 pilar
SDGs: Pilar Sosial, Pilar
Ekonomi, dan Pilar
Lingkungan.
Komitmen Indonesia
dalam NDC untuk
mencapai penurunan emisi
29% pada 2030
Komitmen Indonesia untuk
mencapai SDGs pada 2030
Dari 514 Kabupaten/
Kota di Indonesia:42%Kelautan
34%Pesisir
40%Air
71%Pertanian
32%Kesehatan
Sektor Kelautan & Pesisir
• Lokasi Super Prioritas terbanyak berada di
wilayah Sumatera (di pesisir barat);
• Wilayah pesisir yang paling rentan
terhadap dampak perubahan iklim yaitu di
pulau Jawa-Bali, Sumatera, dan Sulawesi.
Sektor Air
Lokasi ini tersebar di hampir seluruh
Pulau Jawa-Bali, Nusa Tenggara, dan
di beberapa wilayah lainnya
Sektor Pertanian
Lahan pertanian sebagian besar terdapat di
Pulau Jawa-Bali, Sumatera, dan Sulawesi
Sektor Kesehatan
• Sebaran kasus DBD: Pulau Jawa-Bali,
Sulawesi, dan Nusa Tenggara
• Sebaran kasus malaria: Pulau Papua, Nusa
Tenggara, dan Maluku
• Sebaran kasus pneumonia: Pulau Jawa-Bali
SebaranLokasi PrioritasAksi KetahananIklimpada4 SektorPrioritas
Pembangunan Rendah Karbon
2020 2024 2030 2045/50/60/70 (??)
26% 27.4% 29% Net Zero Emission
Perpres
61/2011
RAN
GRK
Perpres
18/2020
RPJMN
UU 16/2016
Ratifikasi
Paris
Agreement
Periode NDC
2020 2024
Pembangunan Rendah Karbon menterjemahkan komitment NDC Indonesia pada UNFCCC ke
dalam Program Pembangunan Nasional (RPJMN) sesuai Amanah Article 3.4 UNFCCC
Prinsip PerhitunganSkenario Net Zero Emission
1) Kebijakan Net Zero Emission tetap harussejalan dengan target-target pada VisiIndonesia 2045
2) Tetap mengejar penurunan emisi GRK hingga 2030 sebesar 29% dengan upayasendiri (target NDC)
3) Pendekatan yang dilakukan bersifat system dan komprehensif lintas sektor
4) Tidak boleh ada trade-off antaraPertumbuhan Ekonomi Hijau vs Target Net Zero Emission
5) Dampak Pandemi COVID19 dan Eksternalitas Negative Pembangunan dalam Ekonomi harus diperhitungkan(mendukung upaya Ekonomi Hijau)
6) CBDR dan Respective Capability (sesuaidengan tanggungjawab dan kemampuan)
Kerangka BerpikirSkenario Net Zero Emission
Agar Indonesia bisa Lepas dari Middle Income Trap sebelum 2045,
Skenario Pembangunan Rendah Karbon-Net Zero Emission 2045 & 2050 perlu menjadi prioritas
11,142
14,01913,820
13,205
4050
13,024
High Income Threshold, 12,535 US$
0
2,000
4,000
6,000
8,000
10,000
12,000
14,000
16,000
20
18
20
19
20
20
20
21
20
22
20
23
20
24
20
25
20
26
20
27
20
28
20
29
20
30
20
31
20
32
20
33
20
34
20
35
20
36
20
37
20
38
20
39
20
40
20
41
20
42
20
43
20
44
20
45
GNI Per Capita Atlas Method (US$). 2018 - 2045
Baseline (CO+EXT) Net Zero 2045 Net Zero 2050Net Zero 2060 Net Zero 2070 High income Threshold
20,076
53,84653,62351,372
49,760
High Income Threshold, 12,535 US$
0
10,000
20,000
30,000
40,000
50,000
60,000
2018
2020
2022
2024
2026
2028
2030
2032
2034
2036
2038
2040
2042
2044
2046
2048
2050
2052
2054
2056
2058
2060
2062
2064
2066
2068
GNI Per Capita Atlas Method (US$). 2018 - 2070
Baseline (CO+EXT) Net Zero 2045 Net Zero 2050Net Zero 2060 Net Zero 2070 High income Threshold
Pembangunan Rendah Karbon(Net Zero Emissions) MendukungPencapaianPertumbuhanEkonomiHijauuntukLepas dariMiddle Income Trap
Pendapatan Per Kapita 2018-2070 (USD)Pendapatan Per Kapita 2018-2045 (USD)
MenujuIndonesia Net Zero Emission: PertumbuhanEkonomiHijau
denganSkenarioPembangunan RendahKarbon Net Zero Emission Target: 2045, 2050, 2060, 2070
Pertumbuhan Ekonomi (Skenario
BAU): Laju Pertumbuhan Ekonomi menurun
secara jangka panjang karena dampak
negatif eksternalitas, keterbatasan sumber
energi fosil, dan pengaruh jangka panjang
dampak COVID19 terhadap ekonomi
Skenario % Pertumbuhan Ekonomi (PDB)
2021-2045 2045-2070 2021-2070
Baseline (COVID-19 dengan
eskternalitas)
5,36 3,01 4,16
Net Zero Emission by 2045 6,21 6,19 6,20
Net Zero Emission by 2050 6,06 6,29 6,18
Net Zero Emission by 2060 5,87 6,26 6,07
Net Zero Emission by 2070 5,82 6,07 5,95
Rata-rata pertumbuhan ekonomi Indonesia dengan skenario Net Zero Emission mencapai 5,95-6,20% pada tahun 2021-2070.
Jika pembangunan masih menggunakan pendekatan business as usual, dengan mempertimbangkan eksternalitas dan
dampak COVID-19, maka rata-rata pertumbuhan ekonomi hanya mencapai 4,16% pada tahun 2021-2070.
2070
2050
Opsi Skenario Net Zero Emission 2045, 2050, 2060 dan 2070 melalui Pembangunan Rendah Karbon2045
2060
Emisi GRK - Skenario Net Zero Scenario 2045 dan
Perubahan Emisi vs Baseline Berdasarkan Sumber Emisi
Emisi GRK - Skenario Net Zero Scenario 2050 dan
Perubahan Emisi vs Baseline Berdasarkan Sumber Emisi
Emisi GRK - Skenario Net Zero Scenario 2060 dan
Perubahan Emisi vs Baseline Berdasarkan Sumber Emisi
Emisi GRK - Skenario Net Zero Scenario 2070 dan
Perubahan Emisi vs Baseline Berdasarkan Sumber Emisi
Net Zero 2045 and Net Zero
2050 both peak in 2027 at
0.93 GTCO2e
Net Zero 2060 and Net
Zero 2070 both peaking in 2029 at aorund 0.94 …
0.00
0.10
0.20
0.30
0.40
0.50
0.60
0.70
0.80
0.90
1.00
20
00
20
03
20
06
20
09
20
12
20
15
20
18
20
21
20
24
20
27
20
30
20
33
20
36
20
39
20
42
20
45
20
48
20
51
20
54
20
57
20
60
20
63
20
66
20
69
Total GHG Emissions from Energy (GTCO2e)
Net Zero 2045 Net Zero 2050 Net Zero 2060 Net Zero 2070
Land (Incl. Mangroves)
becomes a net sink by:
2039 in Net Zero 20452040 in Net Zero 2050
2041 in Net Zero 2060…
-0.60
-0.40
-0.20
0.00
0.20
0.40
0.60
0.80
1.00
1.20
20
00
20
03
20
06
20
09
20
12
20
15
20
18
20
21
20
24
20
27
20
30
20
33
20
36
20
39
20
42
20
45
20
48
20
51
20
54
20
57
20
60
20
63
20
66
20
69
Total GHG Emissions from Land -Including Mangroves (GTCO2e)
Net Zero 2045 Net Zero 2050 Net Zero 2060 Net Zero 2070
Skenario net zero emission 2045 &
2050 memerlukan tambahan luasan
300-350 ribu ha dan peningkatan
reforestasi seluas 250 ha dari
kebijakan yang sudah berjalan
Skenario Net Zero Emission
memerlukan peningkatan tingkat
efisiensi energi hingga mencapai
6 - 6,5% pada tahun 2050
EstimasiEmisiGRK pada SektorEnergi& Lahan
Trend Emisi GRK Sektor Lahan (GT CO2e) Trend Emisi GRK Sektor Energi (GT CO2 e)
SektorLahan
SektorEnergi
untuk Kebijakan Pembangunan Rendah Karbon Net Zero Emission
2045, 2050, 2060 dan 2070
Kebijakan Peningkatan EBT secara signifikan dalam Final Energy Mix
harus diiringi Penurunan Intensitas Energi (Kebijakan Efisiensi Energi)
bila Indonesia ingin mencapai target Net Zero Emission di setiap skenario
14.2
76.8 85.5
24.9
90.7
18.0
92.8
0.0
10.0
20.0
30.0
40.0
50.0
60.0
70.0
80.0
90.0
100.0
20
00
20
02
20
04
20
06
20
08
20
10
20
12
20
14
20
16
20
18
20
20
20
22
20
24
20
26
20
28
20
30
20
32
20
34
20
36
20
38
20
40
20
42
20
44
20
46
20
48
20
50
20
52
20
54
20
56
20
58
20
60
20
62
20
64
20
66
20
68
20
70
En
erg
y D
em
an
d /
GD
P
Share of Renewable Energy in Primary energy
Baseline (CO+EXT) Net Zero 2045 Net Zero 2050 Net Zero 2060 Net Zero 2070
1.64
0.500.14
2.41
0.00
0.50
1.00
1.50
2.00
2.50
3.00
3.50
4.00
20
00
20
02
20
04
20
06
20
08
20
10
20
12
20
14
20
16
20
18
20
20
20
22
20
24
20
26
20
28
20
30
20
32
20
34
20
36
20
38
20
40
20
42
20
44
20
46
20
48
20
50
20
52
20
54
20
56
20
58
20
60
20
62
20
64
20
66
20
68
20
70
En
erg
y D
em
an
d /
GD
P
Energy Intensity
Baseline (CO+EXT) Net Zero 2045 Net Zero 2050 Net Zero 2060 Net Zero 2070
Fokus Pembangunan Rendah Karbonpada SektorEnergiuntukBerbagaiSkenarioNet Zero Emission
Intensitas Energi Proporsi EBT dalam bauran Energi Primer
20502045
Pembangkit listrik EBT dan PLTN harus mencapai 100% dari primary energy mix di setiap tahun target Net Zero Emission
Sumber EBT untuk Pencapaian Net Zero Emission2045, 2050, 2060 dan 2070
47.653.4
46.5
26.7
9.7
25.320.4
19.0
12.1
5.5
1.3
10.1
18.1
14.2 13.7 15.1 15.1 15.2 15.2
9.7 6.67.5
9.6
10.7
10.9 10.6 10.5 10.5 10.5 10.5
9.4 8.29.5
12.0
12.9
12.27.7 6.4 6.6 6.4 6.4
7.5 9.312.5
18.6
24.5
31.333.2 32.8 32.7 32.7 32.7
0.5 2.1 4.9 10.718.6
30.0 34.9 35.2 35.1 35.2 35.1
0%
20%
40%
60%
80%
100%
2020 2025 2030 2035 2040 2045 2050 2055 2060 2065 2070
Net Zero 2045.Shares of Technologies
PLTU (Steam Coal) PLTGU (Nat Gas) NUCLEAR EBT LAIN (Other RE)
PLTA (Hydro) PLTP (Geothermal) PLTS+PLTB (Solar+Wind)
47.6 52.946.5
26.7
9.7
25.3 20.719.0
12.1
5.5
1.3
10.1
18.1
14.2 13.6 15.1 15.1 15.2 15.2
9.7 6.77.5
9.6
10.7
10.9 10.6 10.5 10.5 10.5 10.5
9.4 8.39.6
12.0
12.9
12.27.7 6.4 6.6 6.4 6.4
7.5 9.312.5
18.6
24.5
31.333.1 32.8 32.7 32.7 32.7
0.5 2.1 4.9 10.718.6
30.0 34.9 35.2 35.1 35.2 35.1
0%
20%
40%
60%
80%
100%
2020 2025 2030 2035 2040 2045 2050 2055 2060 2065 2070
Net Zero 2050.Shares of Technologies
PLTU (Steam Coal) PLTGU (Nat Gas) NUCLEAR EBT LAIN (Other RE)
PLTA (Hydro) PLTP (Geothermal) PLTS+PLTB (Solar+Wind)
(Skenario Pembangunan Rendah Karbon)
2060
47.6 53.2 46.5
26.8
9.7
25.320.5
19.0
12.2
5.5
1.3
10.1
18.1
14.2 13.6 15.1 15.1 15.2 15.2
9.7 6.67.5
9.6
10.7
10.9 10.6 10.5 10.5 10.5 10.5
9.4 8.29.6
12.0
12.9
12.27.8 6.4 6.6 6.5 6.5
7.5 9.312.5
18.6
24.5
31.333.1 32.8 32.8 32.7 32.8
2.1 4.9 10.718.6
30.0 34.9 35.1 35.0 35.1 35.0
0%
20%
40%
60%
80%
100%
2020 2025 2030 2035 2040 2045 2050 2055 2060 2065 2070
Net Zero 2060.Shares of Technologies
PLTU (Steam Coal) PLTGU (Nat Gas) NUCLEAR EBT LAIN (Other RE)
PLTA (Hydro) PLTP (Geothermal) PLTS+PLTB (Solar+Wind)
2070
47.6 53.4 46.5
26.7
9.7
25.320.4
19.0
12.1
5.5
1.3
10.1
18.1
14.2 13.7 15.1 15.1 15.2 15.2
9.7 6.67.5
9.6
10.7
10.9 10.6 10.5 10.5 10.5 10.5
9.4 8.29.5
12.0
12.9
12.27.7 6.4 6.6 6.4 6.4
7.5 9.312.5
18.6
24.5
31.333.2 32.8 32.7 32.7 32.7
2.1 4.910.7
18.630.0 34.9 35.2 35.1 35.2 35.1
0%
20%
40%
60%
80%
100%
2020 2025 2030 2035 2040 2045 2050 2055 2060 2065 2070
Net Zero 2070.Shares of Technologies
PLTU (Steam Coal) PLTGU (Nat Gas) NUCLEAR EBT LAIN (Other RE)
PLTA (Hydro) PLTP (Geothermal) PLTS+PLTB (Solar+Wind)
BerbagaiKebijakanPembangunan Rendah Karbon
untukMendukungNet Zero Emissions
• Penurunan IntensitasEnergi (Efisiensi Energi)
• Energi Baru Terbarukan
• Transisi ke Kendaraan Listrik
Energi
• Reforestasi Hutan
• Restorasi Gambut dan Rehabilitasi Mangrove
• Pencegahan Deforestasi
• Pencegahan KebakaranLahan dan Gambut
• Ekonomi Circular (EfisiensiSumber Daya Alam untukProduksi dan PengelolaanLimbah)
• Penurunan ProduksiLimbah Cair
• Penghapusan Subsidi BBM
• Penerapan Pajak Karbon
Lahan
Limbah
Fiskal
Skenario Net Zero Emission (dengan prinsip CBDR dan RC) mampu memberikan keuntungan ekonomi yang lebih tinggi dari
skenario baseline melalui peningkatan pendapatan/income per kapita dan pertumbuhan ekonomi.
KeuntunganEkonomidari Net Zero Emission melaluiPembangunan RendahKarbon
Skenario Net Zero Emission dapat
memberikan PDB per tahun hingga
2% lebih tinggi dari skenario BAU
Skenario Net Zero Emission dapat
meningkatkan income per kapita
hingga 2,5 kali lipat lebih tinggi
Pendapatan Per Kapita 2018-2020 (USD) Pertumbuhan ekonomi per tahun (2021-2045)
Tantangan Indonesia menuju Net Zero Emission
Pembiayaan dan kapasitas fiskal negara
Apabila dipilih skenario NZE 2045 dan 2050 maka diperlukan biaya yang besar, salah satunya untuk membayarkan ganti rugi atas penghentian Power Purchasing Agreement
Daya beli dan kesadaran untuk bertransisi kepada produk-produk dengan teknologi yang efisien dan ramah lingkungan
Apabila dipilih skenario NZE 2045 dan 2050 maka diperlukan biaya yang besar, salah satunya untuk membayarkan ganti rugi atas penghentian Power Purchasing Agreement
Risiko stranded asset
Strategi transisi energi perlu dipersiapkan secara matang, termasuk bagaimana pemerintah mengelola “brown assets” yang sudah terlanjur dibangun dan berpotensi menjadi aset yang terbengkalai (stranded asset)
Komitmen dan
Kolaborasi Multipihak
diperlukan untuk
merencanakan Pembangunan
Net Zero Emission Indonesia,
Untuk Selamatkan Indonesia
Emas 2045 dari Krisis Iklim
dan Middle Income Trap
Pemerintah
Mitra Pembangunan
Akademisi
Filantropi
Media
Masyarakat
Terima KasihKementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala Bappenas
Perubahan
curah hujan
± 2,5 mm/hari
Gelombang
ekstrem
meningkat
>1,5 m
Kenaikan
muka laut
0,8-1,2 cm/tahun
Peningkatan
suhu
0,45-0,75°C
Sumber: Kajian Potensi Bahaya Iklim oleh Tim Ketahanan Iklim Kementerian PPN/Bappenas
5,8 juta km2 wilayah
perairan Indonesia
berbahaya bagi
kapal nelayan <10GT
Produksi beras
akan menurun di
beberapa wilayah
1.800 km garis
pantai masuk
dalam kategori
sangat rentan
DampakPerubahanIklimbagiPembangunan