Pembangunan Jalan Layang Kalibanteng Mengganggu PDAM

download Pembangunan Jalan Layang Kalibanteng Mengganggu PDAM

of 11

Transcript of Pembangunan Jalan Layang Kalibanteng Mengganggu PDAM

Pembangunan Jalan Layang Kalibanteng Mengganggu PDAMdanar | Senin, 14 November 2011 | 22:44 WIB | Dibaca: 118 | Komentar: 0

Ilustrasi (Foto: Doc) 0 inShare SEMARANG (KRjogja.com) - Pembangunan jalan layang Kalibanteng, Semarang, mengganggu saluran air Perusahaan Daerah Air Minum, sehingga perlu dilakukan penggeseran pipa sepanjang 600 meter. Direktur Teknis PDAM Tirta Moedal Semarang Yunus Slamet Riyadi, di Semarang, Senin (14/11), mengatakan bundaran Kalibanteng merupakan pusat aliran air PDAM yang menuju tujuh daerah dengan jumlah pelanggan sekitar 15 ribu. Yunus mengatakan pipa PDAM tersebut harus digeser, dan tujuh daerah yang akan terkena gangguan aliran saat terjadi penggeseran pipa yakni Perumnas Krapyak, Perum Graha Padma, Perum Penerbad, Bandara Ahmad Yani Semarang, daerah Siliwangi, daerah Sri Rejeki, dan daerah Cakrawala. "Kami PDAM sudah mengajukan anggaran sebesar Rp2,3 miliar. Akan tetapi, selama anggaran belum cair, penggeseran pipa akan menggunakan dana PDAM sendiri sebesar Rp511 juta," katanya. Yunus menegaskan bahwa penggeseran pipa sudah dilakukan sekitar dua pekan ini dan ditarget selesai pada Desember 2011. Ia mencontohkan untuk mengantisipasi aliran yang menuju pabrik Inan, Perum Graha Padma, dan Perumnas Krapyak, akan ada tambahan interkoneksi pipa dari PDAM dari Muradi ke arah Siliwangi. "PDAM akan terus berusaha agar penggeseran pipa tersebut tidak mengganggu pasokan air bersih," kata Yunus.

Oleh karena itu, sejumlah upaya terus dilakukan di antaranya dengan menambah pasokan air di reservoar dengan cara menghidupkan sumur yang sebelumnya tidak aktif, serta memanfaatkan sumur artetis. Dalam kesempatan terpisah, anggota DPRD Kota Semarang, Johan Rifai, mengatakan bahwa dewan sudah menyetujui pengajuan anggaran dari PDAM Tirta Moedal tersebut. "Pemindahan pipa PDAM diperlukan, karena berpengaruh dengan proyek pembangunan `flyover` Kalibanteng," kata Johan. Pembangunan jalan layang Kalibanteng, sangat diperlukan karena dapat memecah kemacetan yang selama ini menjadi permasalahan di kawasan Semarang barat. (Ant/Yan)

Kirim Komentar Nama*

Email*

Komentar*

Aktivitas dan Rekomendasi Teman BERITA TERKAIT

Kota Salatiga Juara Ketiga Penataan Kota Nasional Usung Mahfud, PPP Hanya Cari Popularitas Klaten Akan Bangun RSUD Khusus Pemkab Cilacap - Pemkot Banjar Bangun Jembatan Bersama

http://krjogja.com/read/107909/pembangunan-jalan-layang-kalibantengmengganggu-pdam.kr

Pekerjaan fisik flyover Kalibanteng dimulaiOleh Puput Ady Sukarno on Monday, 21 November 2011Share on Facebook Twitter Delicious Digg

SEMARANG : Pekerjaan fisik pembangunan flyover Kalibanteng Semarang senilai Rp95 miliar dimulai dengan dilakukan penancapan tiang pancang pertama secara resmi oleh Walikota Semarang Soemarmo. Penancapan tiang pancang (bore pile) pertama proyek jalan layang (flyover) dilakukan di Bundaran Kalibanteng, setelah sebelumnya utilitas pipa PDAM Tirta Moedal sempat menggangu dan kini sudah dipindahkan. Walikota Semarang Soemarmo mengatakan pembangunan flyover ini adalah jawaban untuk mengurai kemacetan di pintu masuk Kota Semarang, khususnya bagian barat yang kini semakin parah. Selain itu, lanjutnya, pembangunan infrastruktur itu juga bertujuan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di wilayah Semarang khususnya bagian barat dan sekitarnya pada umumnya. Jalan layang yang menghambiskan investasi Rp95 miliar itu dijadwalkan seleasai pada 2013 dan diharapkan kemacetan di kawasan itu sudah tidak terjadi lagi, ujarnya seusai melakukan penancapan bore pile hari ini. Menurutnya, kemacetan di Semarang wilayah barat sudah sangat parah, terutama di jalan Siliwangi. Bahkan, sekarang sudah mulai meluas ke daerah Jrakah dan tidak bisa dibiarkan, sehingga mendasak flyover Kalibanteng dibutuhkan. Dia mengatakan setelah pembangunan flyover selesai, nantinya akan ada jalan layang yang mengarah ke jalan Yos Sudarso (Arteri Utara) dan kedua mengarah ke jalan jenderal Sudirman. Sedangkan kalau menuju ke Abdulraman Saleh atau Pamularsih dan ke Bandara Ahmad Yani berarti melewati jalur bawah, tuturnya. Proyek pengerjaan flyover Kalibanteng menggunakan sumkber dana Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) Murni sebesar Rp95.715.469.000. Kami harap pada kontraktor pelaksana agar dikerjakan sesuai dengan bestek dan dua tahun kedepan sudah bisa digunakan dengan baik, ujarnya. Pengerjaan flyover Kalibanteng dilaksanakan PT Adhi Karya (Persero) Tbk dengan konsultan supervisi PT Virama Karya dan PT Widha (JO), dan dibawah kendali langsung oleh Satuan Kerja Non-Vertikal Tertentu (SNVT) Pelaksanaan Jalan Nasional Metropolitan Semarang.

Kepala SNVT Metropolitan Semarang Kukuh Raharjo mengatakan sesuai dengan Nomor Kontrak : KU 08.08PJN.MS/X/2011/13, pengerjaan pembangunan flyover Kalianteng ini ditargetkan selesai pada Oktober 2013. Dia memaparkan rencana pelaksanaan akan memakan waktu selama 720 hari kalender dengan waktu pemeliharaan 365 hari kalender dan rencana PHO pada 08 Oktober 2013. Dalam pengerjaanya hingga selesai, ada beberapa lingkup pekerjaan, yakni pelebaran dan perkerasan bahu jalan, pekerjaan struktur flyover, pile slab, serta pengembalian kondisi dan minor, tuturnya. Project Manager PT Adhi Karya Harjono mengatakan pada 2011 ini diharapkan bisa menyelesaikan 50 bore pile yang ditanam dari total keseluruhan sebanyak 122 bore pile. Setelah itu, lanjutnya, pada 2012 sudah mulai pengerjaan pembangunan flyover-nya (bangunan atasnya). Secara desain, konsep jalan layang Kalibanteng menyerupai huruf Y dengan tiga titik fokus pengerjaannya, yakni ujung sebelah barat jalan Arteri Yos Sudarso, Sudirman dan Siliwangi, dengan masing-masing jalur lebarnya sembilan meter dan tinggi jalan layang 4,5 meter. (k39/rsj)http://www.bisnis-jateng.com/index.php/2011/11/pekerjaan-fisik-flyoverkalibanteng-dimulai/

Proyek Fly Over Kalibanteng Bernilai Rp 95 Miliar Tribun Jateng - Senin, 21 November 2011 13:38 WIB Share |

TRIBUN YOGYA/ PUTHUT AMI LUHUR

Pemancangan Tiang Jembatan Layang Kalibanteng, Semarang Laporan Wartawan Tribun Jogja, Puthut Ami Luhur TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Pembangunan proyek fly over Kalibanteng bernilai Rp 95 miliar, menurut Wali Kota Semarang, Soemarmo HS, untuk memecahkan permasalahan kemacetan yang terjadi di kawasan Kalibanteng. "Fly over Kalibanteng, akan menghubungkan langsung Jalan Siliwangi ke Jalan Arteri Utara Yos

Sudarso dan Jalan Sudirman," ujar Wali Kota Soemarmo, saat sela-sela pecanangan pilar pertama pembangunan fly over Kalibanteng, di Semarang, Senin (21/11/2011). Pembangunan jalan layang tersebut, tambah Soemarmo didanai dari APBN murni dengan sistem multiyears dan jika ada permasalahan saat pengerjaan ia meminta pihak pelaksana proyek segera berkoordinasi dengan pemkot melaluinya langsung atau bisa lewat Kadinas Bina Marga Kota Semarang. "Saya berharap kepada pemenang tender pengerjaan proyek, PT Adhi Karya, pembangunan fly over sesuai bestek yang ada dan benar-benar diperhitungkan umur bangunan tersebut," cetusnya. Editor : budi_pras

Jembatan Layang Kalibanteng Ditenderkan November 2010Semarang, 26/10 (ANTARA) - Tender jembatan layang atau flyover Kalibanteng, Semarang, ditargetkan bisa terlaksana awal November 2010 dan fisiknya akan dimulai awal 2011. "Proyek pembangunan flyover Kalibanteng merupakan proyek dari pusat dan November mulai tender," kata Pelaksana tugas (Plt) Sekretaris Daerah (Sekda) Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang, Akhmat Zaenuri, di Semarang, Selasa. Akhmat Zaenuri mengatakan bahwa saat ini Pemkot Semarang masih melakukan pembayaran lahan milik dua kepala keluarga. Pemkot Semarang tengah mempersiapkan sejumlah administrasi untuk pembayaran tanah dalam konsinyasi di pengadilan negeri (PN). Pengerjaan jembatan layang Kalibanteng akan dilakukan secara bertahap dengan anggaran dari pemerintah pusat. "Pengerjaannya dilaksanakan secara tahun jamak dan ditargetkan dapat selesai secepatnya. Ke depan, Pemkot Semarang harus mempersiapkan lahan untuk jalan tol Semarang-Batang," katanya. Untuk pembebasan lahan yang akan dilewati jalan tol Semarang-Batang, Pemkot Semarang terus melakukan sosialisasi secara terus menerus, di antaranya dengan terus mendekati sejumlah pihak terkait. Anggaran pembangunan jembatan layang Kalibanteng untuk pembangunan fisik tahap pertama diperkirakan menelan anggaran Rp150 miliar.

Pembangunan jembatan layang Kalibanteng mendesak diperlukan mengingat tingkat kepadatan dan intensitas kendaraan yang cukup tinggi yang berasal dari arah barat Kota Semarang.http://www.promojateng-pemprovjateng.com/detailnews.php?id=11841

Proyek Jalan Layang Cuma Memperparah KemacetanBelajar Dari Kasus Korea Selatan & IndiaSenin, 14 Maret 2011 , 04:15:00 WIB

RMOL. Langkah antisipatif dampak pembangunan proyek jalan layang non-tol (JLNT) atau flyover Pangeran Antasari-BlokM tak boleh disepelekan. Koordinasi dengan kepolisian dan masalah lingkungan sempat terkesampingkan. Sebab, proyek ini diramal hanya akan menambah kemacetan makin parah saja. Seperti diketahui, proyek JLNT rencananya rampung pada 2012 ini, membentang dari Pasar Inpres Cipete hingga Lapangan Mabak Blok M. Menurut Kepala Bidang Jembatan Dinas Pekerjaan Umum (PU) DKI Jakarta Novizal, proyek pembangunan flyover Antasari dan flyover Casablanca yang sedang proses pembangunan oleh Pemprov DKI Jakarta, menelan biaya Rp 1,28 triliun. ILUSTRASI, FLYOVER Untuk jalan layang Antasari nilainya Rp 737 miliar dan jalan layang Casblanca DKI adalah sisanya, ujar Novizal. Panjang flyover Antasari, jelasnya, diperkirakan sejauh 4,8 km dengan lebar 8,75 meter untuk satu jalur. Total lebar jalan layang menjadi 17,5 meter karena akan dibuat dua jalur, dengan ketinggian 10 meter dari jalan yang telah dibangun sebelumnya. Namun, pembangunan flyover ini juga ditanggapi miring oleh sebagian warga. Pemprov tak boleh menyepelekan ini. Adanya ancaman kemacetan sebagai dampak pembangunan proyek tersebut, juga banyaknya ruang terbuka hijau (RTH) yang akan dikorbankan, harus segera ditin-

daklanjuti. Salah satu komentar itu malah disampaikan Direktorat Lalulintas Jalan Raya (Ditlantas) Polda Metro Jaya. Pihak Ditlantas menyesalkan kelambanan Pemprov DKI berkoordinasi dengan kepolisian terkait proyek ini. Pembangunan jalan layang tersebut memang untuk mengurai kemacetan. Polisi menyilakan saja agar jalan layang itu dibuat. Tapi ingat, perlu kerja sama untuk pengalihan arus, ungkap Direktur Lalulintas Polda Metro Jaya Kombes Royke Lumowa. Dampak kemacetan yang ditimbulkan dari proyek tersebut memang sangat dirasakan pada saat awal pembangunannya. Bayu, 22 tahun, seorang pengendara motor mengatakan, jalanan di sana memang sudah biasa macet. Dengan adanya pembangunan ini, menurutnya, kemacetannya semakin parah. Dari kantor Walikota Jakarta Selatan sampai terminal bus Blok-M bisa menghabiskan waktu 30 menit, cetusnya. Saat ini, lanjutnya, kemacetan memang sedikit berkurang dengan adanya pengalihan jalan yang dilakukan pihak kepolisian. Selain dampak kemacetan, pembanguan tersebut dikhawatirkan berdampak pula pada lingkungan. Sebagaimana yang diungkapkan pengamat Satuan Khusus Lingkungan Hidup (Environmental Task Force) Ahmad Safrudin, pembangunan flyover ini pastinya akan mengurangi RTH yang pasti pula berdampak besar pada lingkungan. Dia mengaku menyesalkan mengapa Pemprov tidak belajar dari beberapa negara yang sudah meninggalkan tradisi menambah jalan layang ini, seperti New Delhi (India) dan sebagian negara Amerika Latin. Dia juga mencontohkan kota-kota Asia lainnya seperti di Seoul, Korea Selatan (Korsel). Di Seoul, pemerintah Korsel pernah membangun proyek jalan layang pada 1968 untuk mengatasi kemacetan. Tapi setelah 35 tahun, kemacetan tetap tidak terselesaikan. Kemudian jalan layang tersebut akhirnya diruntuhkan, dan dikembalikan pada fungsinya sediakala. Pembangunan jalan layang non tol Antasari-Blok M dan Kampung Melayu-Tanah Abang tidak akan mengatasi kemacetan. Sebaliknya, hanya melang- gengkan kemacetan di Jakarta, tegas Safrudin. Sementara Ketua Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Ubaidillah berpendapat, proyek jalan layang tersebut hanya sebagai solusi sementara penanggulangan kemacetan. Menurutnya, adanya flyover yang akan menambah ruas jalan, justru semakin memicu pertumbuhan pengguna kendaraan pribadi. Ubai juga mengingatkan Pemprov DKI Jakarta agar pembangunan flyover itu tidak merusak kondisi lingkungan. Ubai berharap, ada langkah rehabilitasi Pemprov DKI mengembalikan kawasan tersebut kembali menjadi ramah lingkungan pasca pembangunan flyover tersebut.

Sedangkan aktivis Koalisi Warga Jakarta Shanty Syahril menilai, Pemprov DKI Jakarta hanya mengacu pada rasio jalan dalam upaya mengurai kemacetan. Padahal, yang seharusnya dipakai adalah transportasi publik. Pembangunan proyek ini sebagai bentuk inkonsistensi pemprov yang selama ini selalu mewacanakan transportasi publik, tapi malah membangun jalan layang, tukas Shanty. [RM]http://nusantara.rakyatmerdekaonline.com/news.php?id=20936

PEMBANGUNAN JALAN LAYANG CASABLANCA KEMACETAN BERTAMBAH 20 PERSENArus lalu lintas tidak dialihkan hingga Jalan Denpasar dibuka. Direktur Lalu Lintas Kepolisian Daerah Metro Jaya Komisaris Besar Royke Lumowa mengatakan kemacetan di Jalan Dr Satrio, Kuningan, Jakarta Selatan, bertambah 20 persen sejak dilaksanakannya pembangunan jalan layang non-tol Kampung MelayuTanah Abang. Titik kemacetan bertambah di terowongan Casablanca hingga flyover Karet. Royke mengakui, sebelum pembangunan jalan layang itu, lalu lintas sudah macet. "Tapi kemacetan bertambah 20 persen di Casablanca sejak pembangunan flyover,"kata Royke kemarin. Kemacetan yang bertambah parah itu dirasakan pengguna jalan. Tri, 25 tahun, pengendara sepeda motor yang biasa melintasi Jalan Dr Satrio menuju kantornya di Jalan Sudirman, juga mengeluhkan bertambahnya kemacetan di sekitar area Mega Kuningan itu. Ia mengakui lalu lintas di jalan itu memang sudah macet, tapi sekarang makin parah. Biasanya, pada jam sibuk, dari Karet hingga depan Tempat Pemakaman Umum Menteng Pulo, Tri hanya perlu waktu 15 menit."Sekarang bisa setengah jam,"ujar Tri. Royke dan Tri tak berlebihan.Titik-titik galian untuk konstruksi jalan layang di Casablanca memakan badan jalan hingga satu meter. Tak hanya di Casablanca, kemacetan akibat pembangunan jalan layang juga terjadi

di sepanjang Jalan Antasari, Jakarta Selatan. Kemacetan di daerah itu, kata Royke, merupakan ekses dari pembangunan jalan layang non-tol Antasari-Blok M. "Khususnya di sekitar lampu merah di Kemang mengarah ke Antasari." Proyek dua jalan layang, Casablanca dan Antasari-Blok M, merupakan salah satu upaya Pemerintah DKI Jakarta untuk mengurai kemacetan di Ibu Kota. Jalan layang Antasari-Blok M memiliki panjang 4,8 kilometer, dimulai November 2010 dan dijadwalkan rampung Agustus 2012. Kepala Bidang Jembatan Dinas PU DKI, Novizal, menyangkal tudingan bahwa pembangunan jalan layang itu membuat lalu lintas "terkunci"."Saya sering lewat Casablanca saat sore hari. Kemacetan masih normal seperti biasanya," ujarnya kemarin. Ia mengakui kawasan itu memang padat, tapi tidak separah yang diberitakan me dia. Novizal mengatakan, efek dari pembangunan jalan itu hanya membuat lalu lintas di jalan-jalan alternatif memang lebih padat dari biasanya. Artinya, kata Novizal, sudah banyak pengendara yang beralih lewat jalan alternatif. Kemacetan di kawasan Casablanca sekitar Mal Ambassador bukan imbas dari pembangunan jalan layang, melainkan karena banyaknya tukang ojek dan angkot yang ngetem sembarangan. Dinas PU tidak memikirkan solusi selain menunjukkan jalan alternatif (lihat boks). Dinas masih mempersiapkan soal teknis pembukaan Jalan Denpasar sebagai salah satu alternatif. Pembukaan Jalan Denpasar bukan untuk memecah kemacetan, melainkan untuk memudahkan akses pengguna jalan dari Jalan Rasuna Said, Jakarta Selatan, menuju Jalan Latuharhari, Jakarta Pusat. "Kami tidak mau jalannya seperti jalan darurat yang dibongkar-pasang,"kata Novizal. Pembukaan Jalan Denpasar paling cepat siap dalam dua pekan mendatang. Selama pembangunan jalan layang itu, Polda Metro tidak akan mengalihkan arus lalu lintas di sekitar daerah Casablanca. Untuk mengurai kemacetan, Direktorat Lalu Lintas hanya akan menambah personel untuk mengatur lalu lintas, khususnya pada jam sibuk. Dinas pun tidak akan mengalihkan arus lalu lintas. Pengalihan baru akan dilakukan bila pengerjaan di badan jalan telah dimulai. "Mungkin sekitar satu bulan lagi," kata Novizal. Ia berjanji akan mengumumkan pengalihan arus lalu lintas sepekan sebelumnya melalui selebaran kepada pengguna jalan.

Adapun Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo mendorong pengendara yang melewati jalur pengerjaan jalan layang agar beralih ke jalan alternatif untuk menghindari kemacetan. "Orang sudah tahu ada jalur alternatif, jangan semuanya masuk ke situ (jalan yang sedang dikerjakan)," ujarnya kemarin di balai kota. Ia mengakui, jalan alternatif itu membutuhkan waktu agar dikenal pengguna jalan. Namun pengguna jalan sendiri memiliki tingkat kedisiplinan yang rendah dan tidak mau mengalah.Akibatnya,"Semua jadi sulit untuk dicari penyelesaiannya." Gubernur mengakui pembuatan jalan layang berdampak pada lalu lintas di jalan. "Tapi memangnya enggak mau dibikin flyover?" http://www.instran.org/index.php? option=com_content&view=article&id=1174%3Apembangunan-jalan-layangcasablanca-kemacetan-bertambah-20-persen-&catid=25%3Afrontpage&Itemid=1&lang=in

Artikel Manajemen Resiko Pembangunan Jalan LayangJanuary 6th, 2010 Related Filed Under Manajemen Resiko Pembanggunan Jalan Layang Tugas Soft Skill: Manajemen Proyek dan Risiko By: Perdana Prin Putra Sembiring Abstrak Seperti kita ketahui bahwa di kota-kota besar penduduknya sangatlah padat dan juga kendaraan juga sangatlah banyak,dan akibat begitu banyaknya kendaraan-kendaraan yang terdapat di kotakota besar maka tidaklah heran lagi kita lihat bahwa sering sekali terjadi kemacetan yang begitu fatal,sehingga dengan kejadian itu pemerintah telah memikirkan bagaiman cara menangulangi kemacetan di kota-kota besar yang ada di indoseia ini.Makanya sekarang banyak kita temukan jalan layang dalam proses pembangunan pada saat sekarang ini. Kata kunci :Jalan layang dan pembangunan Pendahuluan Dalam pembangunan untuk jalan layang ini pihak yang bekerja dalam pembangunan tersebut harus memikirkan apa resiko atau kendala yang akan di temukan dalam proses pembangunan jalan layang tersebut masih dalam pekerjaan.Supaya sewaktu dalam proses pembangunan tidak

terganggu dengan resiko yang akan terjadi dalam masa pembangunan,contohnya runtuhnya bangunan ataupun bencana alam yang terjadi. * Manajemen Resiko Pembahasan Selama dalam pembangunan jalan layang,sebaiknya semua para pihak yang bersangkutan dalam pembanguan jalan tersebut harus bekerja sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan agar dalam pelaksanaannya dapat berjalan dengan baik.Contohnya dalam perlengkapan para pekerja yang lansung turun kelapangan karena disini,diketahui bahwa dalam proses pekerjaannya mengunakan bahan-bahan yang berat begitu juga dengan alat-alat yang digunakan dalam pembanguan tersebut.Dimana mematuhi manajemen resiko yang telah dibuat maka kita dapat menguranggi resiko yang fatal terjadi sewaktu-waktu saja selama dalam proses pengerjaannya. Kesimpulan: Bahwa kesimpulan yang didapat dari penjelasan diatas adalah bahwa dalam suatu pekerjaan kita harus waspada dengan resiko yang akan kita dapatkan dalam pekerjaan yang dilakukan dan juga membuat manajemen resiko sebaik mungkin agar dapat mengurangi resiko yang akan terjadi.http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/01/artikel-manajemen-resikopembangunan-jalan-layang/

Amdal (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan) merupakan bentuk studi yang komprehensif tentang pengaruh sebab dan akibat dari suatu rencanakegiatan, atau usaha yang dapat menimbulkan dampak kepada komponen-komponen lingkungan hidup sekitar lokasi rencana kegiatan/usaha, dilengkapidengan rencana pengelolaan dan pemantauannya, yang sangat mudah danmembantu bagi para pengambil keputusan untuk menetapkan bisa atautidaknya suatu rencana kegiatan atau usaha dimulai.