Pembahasan Pemberian Obat Mula Kerja Obat 1

3
Pada praktikum kali ini dilakukanlah pengamatan tentang pengaruh cara pemberian obat terhadap mula kerja obat. Mencit dipilih sebagai hewan uji karena proses metabolisme dalam tubuhnya berlangsung cepat sehingga sangat cocok untuk dijadikan sebagai objek pengamatan. Pemberian obat pada hewan uji yaitu dilakukan melalui cara per-oral, dan intraperitoneal. Secara teoritis, mula kerja obat (onset of action) menunjukkan bahwa pemberian per oral lebih lamban dibandingkan intraperitoneal. Hal ini dikarenakan pada pemberian per oral, obat tidak langsung masuk ke sirkulasi darah, namun harus melalui siklus yang panjang melalui gastro intestinal, hepar dan kemudian ke sirkulasi darah. Didalam saluran pencernaan tersebut, obat akan dimetabolisme oleh enzim di dinding usus dan atau di hati pada lintasan pertamanya. Fenomena ini disebut sebagai metabolisme lintas pertama (first pass metabolism) sehingga tidak semua dosis obat akan mencapai sirkulasi sistemik. Sedangkan pada pemberian intraperitoneal obat tidak mengalami proses absorbsi, disolusi di gastro intestinal sehingga tidak mempengaruhi bioavailabilitas obat, sehingga obat dapat langsung memberikan onset yang cepat karena langsung ke sirkulasi. Keuntungan dengan cara intraperitoneal adalah obat yang disuntikkan dalam rongga peritonium akan diabsorpsi cepat sehingga reaksi obat akan cepat terlihat. Pemberian obat secara intraperitoneal tidak mengalami absorpsi tapi langsung kedalam pembuluh darah.

description

farmako

Transcript of Pembahasan Pemberian Obat Mula Kerja Obat 1

Page 1: Pembahasan Pemberian Obat Mula Kerja Obat 1

Pada praktikum kali ini dilakukanlah pengamatan tentang pengaruh cara

pemberian obat terhadap mula kerja obat. Mencit dipilih sebagai hewan uji karena proses

metabolisme dalam tubuhnya berlangsung cepat sehingga sangat cocok untuk dijadikan

sebagai objek pengamatan.

Pemberian obat pada hewan uji yaitu dilakukan melalui cara per-oral, dan

intraperitoneal. Secara teoritis, mula kerja obat (onset of action) menunjukkan bahwa

pemberian per oral lebih lamban dibandingkan intraperitoneal. Hal ini dikarenakan pada

pemberian per oral, obat tidak langsung masuk ke sirkulasi darah, namun harus melalui

siklus yang panjang melalui gastro intestinal, hepar dan kemudian ke sirkulasi darah.

Didalam saluran pencernaan tersebut, obat akan dimetabolisme oleh enzim di dinding

usus dan atau di hati pada lintasan pertamanya. Fenomena ini disebut sebagai

metabolisme lintas pertama (first pass metabolism) sehingga tidak semua dosis obat akan

mencapai sirkulasi sistemik.

Sedangkan pada pemberian intraperitoneal obat tidak mengalami proses absorbsi,

disolusi di gastro intestinal sehingga tidak mempengaruhi bioavailabilitas obat, sehingga

obat dapat langsung memberikan onset yang cepat karena langsung ke sirkulasi.

Keuntungan dengan cara intraperitoneal adalah obat yang disuntikkan dalam rongga

peritonium akan diabsorpsi cepat sehingga reaksi obat akan cepat terlihat. Pemberian obat

secara intraperitoneal tidak mengalami absorpsi tapi langsung kedalam pembuluh darah.

Duration of action pemberian obat secara peritoneal lebih cepat dibandingkan dengan

pemberian obat secara oral. Hal ini adalah dikarenakan pemberian obat per oral melewati

saluran 12 cerna yang memiliki rute cukup panjang dan melewati banyak fase seperti

perombakan di hati menjadi aktif dan tidak aktif. Semakin banyak fase yang dilalui maka

kadar obat akan turun sehingga obat yang berikatan dengan reseptor akan turun dan

durasinya menjadi pendek.

Berdasarkan penjelasan diatas, hasil praktikum yang telah dilakukan menunjukkan

kesesuaian dengan teori tersebut. Pada hasil praktikum ini, mencit yang telah diberi obat

dengan cara per-oral tidak menunjukkan efek hipotik (tertidur), namun tetap

menunjukkan efek sedatif (tenang) dengan rata-rata menit ke-11 setelah pemberian obat.

Berbeda dengan per-oral, mencit yang diberi obat dengan cara intraperitoneal

menunjukkan efek hipnotik pada rata-rata menit ke-6 dan efek sedatif pada rata-rata

Page 2: Pembahasan Pemberian Obat Mula Kerja Obat 1

menit ke-2 setelah pemberian obat. Dari uraian diatas, selain dapat diketahui jika efek

dari pemberian obat intraperitoneal lebih cepat dibanding per-oral, dapat diketahui pula

bahwa intraperitoneal memiliki bioavailibilitas (persentase obat yang mencapai sirkulasi

sistemik) lebih tinggi dibandingkan per-oral.

Kesimpulan:

Mula kerja obat (onset of action) pada pemberian per-oral lebih lambat dan memiliki

bioavailibilitas yang lebih rendah dibandingkan intraperitoneal. Hal ini disebabkan karena

intraperitoneal obat tidak mengalami proses absorbsi di gastro intestinal seperti per-oral namun

langsung menuju ke sirkulasi sistemik.

Saran:

Dalam menentukan rute pemberian obat, sebaiknya perlu perhatikan pula kelebihan dan

kekurangan masing-masing rute pemberian obat tersebut agar dapat di memberikan efek yang

sesuai dengan pasien harapkan.