Pembahasan Makalah Tuberculosis Incidence in Karachi a Spatio-temporal Analysis

13
TUGAS ILMU DASAR KEPERAWATAN IIB “Analisis Jurnal Internasional” Tuberculosis Incidence In Karachi: A Spatio- Temporal Analysis MAKALAH oleh Amanda Christie Yannus 142310101065

description

Tuberculosis Incidence in Karachi a Spatio-temporal Analysis

Transcript of Pembahasan Makalah Tuberculosis Incidence in Karachi a Spatio-temporal Analysis

TUGAS ILMU DASAR KEPERAWATAN IIBAnalisis Jurnal InternasionalTuberculosis Incidence In Karachi: A Spatio-Temporal Analysis

MAKALAH

olehAmanda Christie Yannus142310101065

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATANUNIVERSITAS JEMBER2015PENDAHULUANTuberkulosis (TB) adalah suatu penyakit yang sering terjadi dimasyarakat dan menular. Jurnal ini mengacu pada kejadian tuberculosis yang terjadi di Pakistan. Negara ini menjadi salah satu Negara terbesar yang masyarakatnya mengalami TB. Pakistan menduduki peringkat 5 di antara 22 Negara yang masyarakatnya mengalami TB. Perkiraan prevalensi untuk semua jenis kasus adalah 350 / 100.000. Sekitar 420.000 kasus TB baru, muncul setiap tahun dimana 9000 diantaranya termasuk kasus TB yang resistan terhadap obat dan sekitar 60.000 pasien TB meninggal. Dampak TB pada status sosial-ekonomi substansial karena sekitar 75% dari kasus TB terjadi pada kelompok usia produktif (15-45 th). Biasanya kejadian penyakit TB ini jarang diukur di tingkat nasional. Alasannya karena untuk melakukan studi penilaian kejadian tentang penyakit ini diperlukan sekelompok besar orang yang ahli dibidang TB serta diperlukan jangka waktu yang cukup panjang, dan memerlukan biaya tinggi. WHO dan International Union tidak hanya mencatat kejadian TB di Pakistan, tetapi juga menggambarkan situasi TB di Pakistan sebagai salah satu yang terburuk di dunia dunia. Di salah satu daerah Pakistan, tepatnya di kota Karachi saat ini menghadapi masalah pencetus Tb yang tak terhitung. Contohnya mulai dari kelebihan penduduk, banyaknya perumahan, degradasi lingkungan, kemiskinan, polusi udara dan kurangnya fasilitas kesehatan. Pemerintah Pakistan meluncurkan program pengendalian TB dengan bantuan WHO dinegaranya. Selain itu kota Karachi difasilitasi peralatan diagnosis TB dan juga dukungan keuangan untuk pusat kesehatan yang ada, baik di sektor publik dan swasta termasuk LSM untuk memberikan tes TB gratis dan pengobatan pasien yang diduga terjangkit. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pemetaan penyakit TB, sehingga dapat menentukan pola spasial yang dibedakan melalui aplikasi GIS serta menentukan batas zona konsentrasi pasien TB di daerah penelitian.

BAHAN DAN METODESumber dan kualitas data adalah elemen dasar dan bagian penting dari penelitian. Serta merupakan visualisasi data yang tidak hanya menciptakan perhatian tetapi juga membantu memfokuskan kepentingan orang yang meneliti hal itu. Data geo-spasial pusat telah dikumpulkan dengan bantuan GPS, sedangkan data pasien TB telah dikumpulkan dari Program Pengendalian TB Provinsi Karachi, di tingkat BMus 2010-2013. Data yang dikumpulkan kemudian dimasukkan ke dalam lembaran Microsoft Excel dan selanjutnya dianalisis. Pemilihan metode ini dipilih karena cepat, efektif dan cocok untuk wilayah analisis spasial.HASIL DAN DISKUSIAnalisis aksesibilitas berdasarkan teknik GIS menyatakan bahwa tiga kategori pengukuran yang diakses menggambarkan bahwa sebagian besar terjadi dipusat 0,5 km daerah. Analisis aksesibilitas ini telah mengungkapkan bahwa lokasi puskesmas belum direncanakan dengan baik untuk memberikan pelayanan yang optimal kepada masyarakat. Mereka berada dalam bentuk klaster di bawah 0,1 km radius. Ada beberapa fasilitas diagnostik yang memberikan pengobatan canggih untuk pasien, karena pusat pengobatan dekat dengan penduduk sehingga memudahkan dalam pengurangan tekanan penduduk dengan mengacu pada masing-masing pusat perawatan.Dalam jurnal dilampirkan sebuah gambar yang menggambarkan jumlah pasien yang tercatat selama 2010-2013 di pusat diagnosis TB di Karachi yang mana pasien secara bertahap meningkat selama masa studi, kecuali pada tahun 2012 yang mengungkapkan penurunan angka antara 2011 dan 2013. BMus telah mencatat bahwa pertumbuhan pesat TB dan jumlah pasien tertinggi ada pada tahun 2010 sampai 2011 sedangkan pada tahun 2012 2013 mengalami penurunan. Berarti hal ini mengindikasikan keberhasilan pengembangan dari program pengendalian TB . Langkah positif pemerintah Karachi dalam pengendalian Tb ini yaitu dengan mendorong pasien untuk menghindari rasa malu mereka dan mau mendaftarkan diri di Control Centers TB (BMus). Hal ini juga menjelaskan fakta bahwa pemerintah juga mengambil tindakan serius terhadap pencegahan TB dan mendirikan pusat-pusat diagnosis baru. Gambar lain pada jurnal mengungkapkan analisis spatio-temporal pasien TB yang terdaftar di daerah penelitian. Pada tahun 2010 menunjukkna distribusi penyebaran pasien dapat terlihat kurang teratur. 2011-2013 menggambarkan pola yang agak teratur. Pada tahun 2010 - 2011 ada sekitar 12 pusat diagnosis yang sebagian besar terletak di bagian selatan kota dan yang memiliki jumlah pasien tertinggi. Analisis spasial juga menunjukkan bahwa sebagian besar pasien adalah kelompok berpenghasilan rendah dan berada di abadies Karachi. Analisis juga menunjukkan bahwa di daerah penelitian, ada pusat diagnosis terkemuka dan terhormat antara lain adalah Rumah Sakit Indus, SGH Utara Karachi, Ojha Nazimabad, Rumah Sakit JPMC, Ojha Malir, SGH Utara Karachi, Ojha Iqbal Yad Dada Clinic, Ojha Lyari, SGH Liaquatabadand Al Mustafa Zubaida.Kewenangan pembangunan perkotaan mengembangkan berbagai skema perumahan untuk memberikan perlindungan bagi warganya. Ini terdiri dari skema kecil perumahan, masyarakat dan daerah pemukiman modern, tapi sayangnya kebutuhan orang miskin tidak dipertimbangkan tepat ketika mengembangkan skema ini. Akibatnya, masyarakat miskin/tunawisma membangun gubuk mereka di tepi sungai dan nallahs (saluran drainase alami yang digunakan untuk tujuan pembuangan kotoran). Selain itu peluang kerja menarik penduduk Karachi untuk berpindah ke kota, di mana peluang kerjanya sangat banyak. Sebagian besar berprofesi sebagai penjaga, pembantu rumah tangga, sopir, penjual sayur / buah, pekerja umum, buruh di pabrik-pabrik dll Daerah Karachi termasuk dalam kreteria padat penduduk. Mereka tinggal di pinggiran, daerah sepanjang laut, jalan-jalan sempit dan kecil. Serta rumah bertingkat dan kurangnya taman dan tempat bermain mengakibatkan kurang efektifnya sebuah lingkungan. Disini juga mulai dikembangkan sector industry dalam beberapa dekade terakhir dan akibat dampak dari kawasan industri ini yaitu kondisi di lingkungan sekitar lokasi tersebut berdebu dan berpolusi. Karena kondisi ini penduduk menghadapi masalah penyakit saluran pernapasan seperti TB ini.Jumlah kasus TB rendah pada tahun 2010 dan 2011 di beberapa BMus. BMus juga memiliki pendaftaran di atas 500 dan menunjukkan perbaikan. Sementara perbaikan juga penting diamati pada tahun 2011 dengan referensi BMus pendaftaran rekaman di atas 1000. Empat pusat terdaftar di atas 1000 pasien selama tahun 2012. Hanya 31 pusat yang sukses memiliki pendaftar 10-100 pasien selama tahun ini, sementara tujuh pusat terdaftar lebih dari 500 sampai 1000 pasien. Kinerja tiga pusat mengenai pendaftaran adalah luar biasa karena tersangka TB terdaftar sangat berkisar antara 1000 sampai lebih dari 2000. Pada tahun 2013, demografi, pendaftaran pasien pria dan wanita mengungkapkan konsentrasi hampir sama di sebagian besar BMus di seluruh studi tahun.KESIMPULANSeperti banyak negara berkembang lainnya, penyebab utama prevalensi TB di Pakistan adalah kemiskinan dan keterlambatan diagnosis. Karachi adalah kota terbesar Pakistan yang menghadapi masalah TB sangat banyak. Pemerintah Karachi seharusnya lebih meningkatkan program pemerintahan dan BMus yang ada serta membangun yang baru utamanya di kota-kota yang rentan seperti, Landhi, Orangi, Kiamari, Baldia, Bin Qasim dan Gadap. Kota-kota inilah yang membutuhkan lebih banyak perhatian daripada kota-kota lainnya. Akses mudah ke BMus akan menjadi peran penting dalam meningkatkan pengobatan dan penyembuhan penyakit TB. Pemerintah harus mengevaluasi tentang kejadian penyakit TB ini dan menyediakan fasilitas kesehatan yang lebih untuk memberantas penyakit menular seperti ini. Implementasi DOTS memainkan peran penting dalam pengobatan pasien. Informasi yang berkualitas harus dipastikan untuk memungkinkan pemantauan tampilan dan kemajuan. Paramedis dan kesadaran di masyarakat harus ditingkatkan di daerah-daerah rawan seperti disebutkan diatas. Program kesehatan pemerintah bisa menjadi alat yang efektif dalam penilaian daerah risiko, meningkatkan akses pasien dan membatasi BMus.PENERAPAN UNTUK INDONESIASeperti halnya yang dilakukan Pemerintah Pakistan dengan meluncurkan program pengendalian TB, Pemerintah Indonesia juga dapat meluncurkan program pengendalian yang sama seperti di Negara Pakistan. Karena kejadian TB tidak hanya menjangkit Negara Pakistan, namun Negara lain seperti Indonesia juga bisa mengalaminya. TB ini bisa menjangkit masyarakat yang hidup didaerah kumuh dan biasanya di daerah sektor industry. Contoh wilayah di Indonesia yang mungkin rentan masyarakatnya untuk mengalami TB yaitu Jakarta, ibu kota Indonesia ini sangat terkenal dengan polusi, sampah, kemacetan dan kekumuhannya. Hal inilah yang mungkin nantinya bisa mencetus faktor terjadinya penyakit TB yang akan dialami oleh masyarakatnya. Selain itu penerapan program pemerintah seperti di kota Karachi yang memfasilitasi daerahnya dengan peralatan diagnosis TB bisa diterapkan di Indonesia. Selain itu dukungan keuangan untuk pusat kesehatan yang ada, baik di sektor publik dan swasta termasuk LSM untuk memberikan tes TB gratis dan pengobatan pasien yang diduga terjangkit. Selain itu pemerintah Indonesia perlu melakukan pengendalian Tb dengan mendorong pasien untuk menghindari rasa malu mereka untuk memeriksakan diri ke Rumah sakit yang ada seperti di Karachi agar pengendalian penyakit ini lebih cepat ditangani.

Daftar Pustakahttp://www.ukm.my/geografia/images/upload/1x.geografia-okt14-Miandad-edam1.pdf

Soal Soal1. Perempuan 24 tahun datang ke IGD puskesmas rawat inap dengan keluhan batuk bercampur darah merah segar dan berbuih. Selama 1 bulanterakhir, perempuan tersebut mengeluh batuk berdahak, disertai keringatmalam dan penurunan berat badan. Apa kemungkinan kumanpenyebabnya ? A.staphylococcus aureusB.hemophylus influenzaC. mycobacterium lepraeD. legionella sppE. mycobacterium tuberculosisJawaban E2. Dibawah ini adalah faktor penyebab terjadinya tuberculosis didaerah Karachi, kecuali? A. kelebihan pendudukB. banyaknya fasilitas kesehatan C. polusi udaraD. degradasi lingkunganE. kurangnya fasilitas kesehatan Jawaban B3. Pada kasus diatas (soal nomor 1) tindakan apa yg harus dilakukan untukmengatasi kegawat daruratan diparu tersebut ? A. inhalasi bronkodilatorB. pemasangan chest tube (WSD)C. resusitasi jantung paruD. pemasangan infuseE. injeksi antibiotikaJawaban A4. Dibawah ini adalah cara pemerintah menanggulangi penyebaran penyakit Tuberculosis di daerah Karachi, kecuali? A. memberikan tes TB gratisB. pengobatan pasien yang diduga terjangkitC. pemerintah Karchi memfasilitasi peralatan diagnosis TBD. memberikan uang kepada pasien TuberculosisE. memberikan pelayanan kesehatan yang optimal kepada masyarakatJawaban D5. Laki-laki 63 tahun datang keIGD RSUD dengan keluhan sesak nafas tiba-tiba disertai nyeri dada kanan. Pada pemeriksaanfisik dada kanan tampak cembung, perkusi dada kanan hipersonor, suara dasar paru kanan menurun.Pemeriksaan penunjang apa yg diperlukan pada kasus ini? A.spirometri B. hitung leukosit C.pemeriksaan arus puncak ekspirasi (APE)D.foto thoraksE. uji bronkodilatorJawaban E