Fraktur Temporal

download Fraktur Temporal

of 26

description

THT

Transcript of Fraktur Temporal

Trauma Telinga

Fraktur Temporal Oleh:Imas Ayu Arjianti Putri09201101018Pembimbingdr. Maria Kwarditawati, Sp. THT

SMF LAB ILMU PENYAKIT THTRSD DR. SOEBANDI JEMBER2014PendahuluanTulang temporal terdiri dari lima komponen:Tulang skuamosaTimpaniStyloid MastoidPetrosusTulang temporal merupakan rumah dari struktur penting, yaitu koklea dan organ akhir vestibular, saraf facialis, arteri karotis, dan vena jugularis. Sebuah fraktur tulang temporal dapat melibatkan tidak ada atau semua struktur ini (Antonio, 2012).Ket.: 1. Squama,_2 . Temporal line,_ 3. mastoid fossa,_ 4. Henles spine,_5. Tympanosquamosal suture,_6. mastoid foramen,_7. mastoid process,_8. external auditory canal,_9. zygoma,_10. petrotympanic fissure,_11. Tympanic bone,_12. mandibular fossa,_13. styloid process

Epidemiologi dan InsidensiFraktur tulang temporal terjadi sekitar 14-22% dari semua cedera tengkorak.Laki-laki : perempuan adalah 3:1Sebagian besar fraktur unilateralFraktur bilateral berkisar 9-20%Anak-anak : 8-22%

(Tomoko M, 2010).

EtiologiDapat karena cedera tumpul atau penetrasi.Kecelakaan kendaraan bermotor (12% -47%)Penganiayaan (10% -37%)Jatuh (16% -40%)Luka tembak (3% -33%).

(Tomoko M, 2010)

Fraktur TemporalKlasifikasiFraktur tulang temporal dibagi menjadi 4 berdasarkan orientasi relatifterhadap sumbu panjang tulang petrosa,

Fraktur longitudinalFraktur tranversalFraktur oblikFraktur campuran

1. Fraktur longitudinal (80%)Garis fraktur sejajar dengan sumbu panjang piramida tulang petrosus biasanya karena trauma tumpul (pukulan) di temporoparietal Sekitar 10%berhubungan dengan ekimosis yang terlihat di prosesus mastoid (Battles sign)

(Antonio, 2012)Gejala :Perdarahan saluran telinga yang berasal dari kulit dan laserasi membran timpani,Hemotympanum,Fraktur pada kanalis akustikus eksternus,Conductive hearing loss (CHL),Kelumpuhan saraf wajah . (Antonio, 2012)2. Fraktur transversal (20-30%)Fraktur transversal tulang temporal tegak lurus terhadap sumbu panjang dari piramida petrosa dan biasanya akibat trauma tumpul oksipital atau frontoparietal.

(Antonio, 2012)Gejala :Fraktur transversal biasanya menyebabkan struktur koklea dan vestibular hancur, sehingga dapat mengakibatkan sensorineural hearing loss (SNHL) dan vertigo yang berat. (Antonio, 2012)Cedera ini sering diikutidengan gangguan pendengaran sensorineural yang parah, dan dapat disebabkan karena kerusakan fungsi vestibular. Kerusakan ini berhubungandengan cedera benturan langsung terhadap telinga dalam atau berhubungandengan fraktur yang melalui kapsul otik. Ini diperkirakan bahwa paralisisfasialis, karena gangguan saraf fasialis, dapat terjadi pada 50% kasus, tercatatcepat terjadi dan mungkin permanen jika tidak dioperasi (Kinney, 1998).Pada fraktur tranversal, sering kali terjadi perdarahan di telinga tengah,namun karena membrane timpani intak, terjadi hematotimpanum yang dapatdilihat tanpa ada perdarahan yang keluar. Otorea cairan serebrospinal umumterjadi dan paling sering dideteksi dengan aliran cairan jernih dari tubaeustachius ke dalam nasofaring 10Garis fraktur berjalan dari sudut kanan sumbu panjang piramida tulang petrosus dan mulai di tengah fossa kranial (dekat dengan lacerum foramen dan spinosum). Kemudian melintasi piramida tulang petrosus, melintang dan berakhir pada foramen magnum.

(Antonio, 2012)

GambaranFraktur longitudinalFraktur transversalInsiden80%20%MekanismeTrauma dari os tenporal atau os parietalTrauma daro os frontal atau os oksipitalOtore CSFSeringJarangPerforasi Membran timpaniSeringJarangKerusakan n.facialis20% (tidak menetap dan onset lambat)50% (berat, menetap dan onset immediate)Hearing LossSering (tipe konduktif dan sensorineural pada nada tinggi)Sering (sensorineural atau campuran)HemotimpanicumSeringJarang Nistagmus Sering (Spontan, intensitas rendah atau tergantung posisi)Sering (spontan, intensitas tinggi)OtoreSeringJarang VertigoSering (kurang intens)Sering ( lebih intens, biasanya terjadi pada fase akut, dengan disertai nausea dan vomiting)3. FrakturoblikBiasanya terbentuk dari kedua fraktur yaitu longitudinal dan transversal. Menurut beberapa penulis, fraktur oblique terjadi lebih sering daripada fraktur transversal atau longitudinal. Beberapa literature medis menyebutkan bahwa 62-90% dari fraktur pada tulang temporal merupakan fraktur oblique (Antonio, 2012)

Gejala :Frakturoblik ini sering mengakibatkan gangguan pendengaran konduktif akibat dislokasi incudostapedial. Hematotimpanum dan otorea juga sering terjadipada fraktur oblikKeterlibatan saraf fasialis kurang umum daripada pada fraktur transversal.(Antonio, 2012)

4. FrakturcampuranFraktur campuran dengan garis fraktur meluas di hampir segala arah di bagian basal tengkorak mungkin dapat dilihat(Antonio, 2012)

DiagnosisAnamnesisKeluhan yang timbul, proses traumaPemeriksaan FisikKebanyakan kasus, pasien datang dengan kasus emergency yang menyertai (misalnya karena KLL) - Evaluasi awal sistem kardiovaskuler, pernafasan serta status neurologisEvaluasi fungsi saraf fasialisEvaluasi sistem vestibuler melihat pergerakan bola mata atau pada pasien yang sadar biasanya mengeluh vertigo berat maka perlu curiga adalnya kegawatdaruratan otologikNistagmus harus dievaluasi hati-hati, jika ada lesi iritatif karena trauma pada telinga tesebut, maka nistagmus akan menuju ke arah telinga tersebut (Kinney, 1998).Evaluasi langsung dari telinga dan saluran pendengaran eksternal dan membran timpani.Nilai apakah ada perdarahan aktif, robekan membran timpani (Fraktur Longitudinal)Lokasi yang paling umum untuk perforasi traumatis membrane timpani adalah kuadran anterioinferior dan posteroinferior dari membran timpani. Cedera mungkin linear dan slitlike , segitiga , atau stellata (Kinney, 1998)

Pemeriksaan PenunjangFoto polos tulang tengkorakCT Scan KepalaGambar 1. Aksial noncontrast CT scan pada patah tulang longitudinal tulang temporal (panah)

Gambar 2. Aksial noncontrast CT scan patah tulang transversal pada tulang temporal (panah)

Gambar 3. Aksial noncontrast CT scan dengan tulang temporal menunjukkan patah tulang kompleks dengan komponen transversal (panah) dan komponen oblique (panah atas)

PenatalaksanaanPrinsip Penatalaksanaan:Menstabilkan keadaan neurologis dan keadaan yang mengancam jiwa, observasi, pemberian antibiotika. Operasi diindikasikan pada keadaan perforasi membran timpani yang menetap, gangguan pendengaran konduktif, parese fasialis dan kebocoran LCS yang menetap

(Kolegium Ilmu Kesehatan THT Bedah Kepala dan Leher, 2008)

Pasien dengan kelumpuhan wajah tertunda dikelola secara konservatif dengan 10-14 hari kortikosteroid sistemik kecuali kontraindikasi medis. Seorang pasien dengan kelumpuhan lengkap pengujian dengan stimulator saraf Hilger antara hari 3 dan 7 hasil (+) kehilangan stumulability maka segera dilakukan eksplorasi bedah (Antonio, 2012)

PrognosisPrognosis tergantung dari komplikasi yang bisa timbul, yaitu antara lain gangguan pendengarancedera saraf fasialisVertigoCedera carotisOtorea (Tomoko, 2010).

Lebih dari separuh pasien dengan fraktur temporal mengalami gangguanpendengaran dengan beberapa tingkat. Jenis dan tingkat defisitnya terkaitdengan kekuatan cedera dan lokasi fraktur.Evaluasi audiometri awal seringakan menunjukkan CHL sekunder untuk hemotympanum. Oleh karena itudisarankan bahwa audiogram harus diulang sekitar 1-2 bulan setelah cederauntuk memungkinkan hemotympanum dan efusi telinga tengah untuk selesai.

Cedera saraf fasialis terjadi hampir 15-20% pada fraktur longitudinal dan50% pada fraktur transversal. Menurut konsensus umum, pembedahan tidakdiperlukan pada pasien 1) didokumentasikan fungsi saraf fasialis yang normalsetelah cedera terlepas dari perkembangannya, 2) kelumpuhan tidak lengkapselama tidak ada perkembangan untuk menyelesaikan kelumpuhan, dan 3)kurang dari 95% degenerasi oleh ENoG (Electroneurography)

Otorea pada fraktur tulang temporal biasanya terjadi dalam beberapamenit atau juga dapat lambat jika mengalir melalui nasofaring. Manajemendimulai dengan pengukuran konservatif meliputi elevasi kepala, istirahat ditempat tidur ddengan elevasi kepala, pencahar, menghindari bersin ataumengedan,

Cedera carotis terjadi 1-4% pada trauma tulang temporal. Untukmengetahui fraktur kanal karotis, dilakukan CT tulang temporal dan CTmaksilofasial

25TERIMA KASIH