Pembahasan Makalah fisiologi 2 blok 6.docx

download Pembahasan Makalah fisiologi 2 blok 6.docx

of 9

Transcript of Pembahasan Makalah fisiologi 2 blok 6.docx

Keseimbangan dan pendengaran

Kelompok D5NamaNIMTanda Tangan

Albertha Febriani Meta10 2010 331

Laurensius Raven Kojansow10 2011 021

Novitalia10 2011 062

Meryn 10 2011 133

Bodi Eko Febrianto10 2011 166

Vania Levina10 2011 259

Paskalia Endosetriani Romas10 2011 326

Amandus Imnha Tamba10 2011 363

Elcha10 2011 406

1. Sikap dan keseimbangan badan

Alat dan bahan:1. Kursi putar Barany2. Tongkat atau statif yang panjang

I. Pengaruh kedudukan kepala dan mata yang normal terhadap keseimbangan badan1. Suruhlah orang percobaan berjalan mengikuti suatu garis lurus dilantai dengan mata terbuka dan kepala serta badan dalam sikap yang biasa. Perhatikan jalannya dan tanyakan apakah ia mengalami kesukaran dalam mengikuti garis lurus tersebut.2. Ulangi percobaan diatas (no. 1) dengan mata tertutup.3. Ulangi percobaan diatas (no. 1 dan 2) dengan:a. Kepala dimiringkan dengan kuat ke kirib. Kepala dimiringkan dengan kuat ke kananII. Percobaan dengan kursi BaranyA. Nistagmus1. Suruhlah orang percobaan duduk tegak di kursi barany dengan kedua tangannya memegang erat tangan kursi.2. Tutup kedua matanya dengan saputangan dan tundukkan kepalanya 30ke depan.3. Putarlah kursi ke kanan 10 kali dalam 20 detik secara teratur tanpa sentakan.4. Hentikan pemutaran kursi dengan tiba-tiba.5. Bukalah saputangan (buka mata) dan suruhlah orang percobaan melihat jauh ke depan.6. Perhatikan adanya nistagmus.Tetapkan arah komponen lambat dan cepat nistagmus tersebut. Apa yang dimaksud dengan rotatory nystagmus dan postrotatory nystagmus?B. Tes penyimpangan penunjukan (Past pointing test of barany)1. Suruhlah orang percobaan duduk tegak di kursi barany dan tutuplah kedua matanya dengan saputangan.2. Pemeriksa berdiri tepat di muka kursi barany sambil mengulurkan tangan kirinya ke arah orang percobaan.3. Suruhlah orang percobaan mengangkat lengan kanannya ke depan sehingga dapat menyentuh jari tangan pemeriksa yang telah di ulurkan sebelumnya.4. Suruhlah orang percobaan mengangkat lengan kanannya ke atas dan kemudian dengan cepat menurunkannya kembali sehingga dapat menyentuh jari pemeriksa lagi.Tindakan no. 1s/d 4 merupakan persiapan untuk tes yang sesungguhnya sebagai berikut :5. Suruhlah sekarang orang percobaan dengan kedua tangannya memegang erat kursi, menundukkan kepala 30ke depan.6. Putarlah kursi ke kanan 10 kali dalam 20 detik secara teratur tanpa sentakan.7. Segera setelah pemutaran, kursi dihentikan secara tiba-tiba, suruhlah orang percobaan menegakkan kepalanya dan melakukan tes penyimpangan penunjukan seperti diatas.8. Perhatikan apakah terjadi penyimpangan penunjukan oleh orang percobaan. Bila terjadi penyimpangan, tetapkanlah arah penyimpangannya. Teruskanlah tes tersebut sampai orang percobaan tidak salah lagi menyentuh jari tangan pemeriksa.

C. Tes jatuh1. Suruhlah orang percobaan duduk di kursi barany dengan kedua tangannya memegang erat tangan kursi.Tutuplah kedua matanya dengan saputangan dan bungkukan kepala dan badannya sehingga posisi kepala membentuk sudut 120dari posisi normal.2. Putarlah kursi ke kanan 10 kali dalam 10 detik secara teratur tanpa sentakan.3. Segera setelah pemutaran kursi di hentikan dengan tiba-tiba, suruhlah orang percobaan menegakkan kembali kepala dan badannya.4. Perhatikan kemana dia kan jatuh dan tanyakan kepada orang percobaan kemana rasanya dia akan jatuh.5. Ulangi tes jatuh ini, tiap kali pada orang percobaan lain dengan :a. Memiringkan kepala miring 90 terhadap posisi normal.b. Menengadahkan kepala ke belakang sehingga membuat sudut 60.6. Hubungkanlah arah jatuh pada setiap percobaan dengan arah aliran endolimfe pada kanalis semisirkularis yang terangsang.D. Kesan (sensasi)1. Gunakan orang percobaan yang lain.Suruhlah orang percobaan duduk di kursi barany dan tutuplah kedua matanya dengan saputangan.2. Putarlah kursi tersebut ke kanan dengan kecepatan yang berangsur-angsur bertambah kemudian kurangilah kecepatan putarannya secara berangsur-angsur pula sampai berhenti.3. Tanyakan kepada orang percobaan arah perasaan berputar :a. Sewaktu kecepatan putar masih bertambah.b. Sewaktu kecepatan putar menetap.c. Sewaktu kecepatan putar dikurangi.d. Segera setelah kursi dihentikan.4. Berikan keterangan tentang mekanisme terjadinya arah perasaan berputar yang dirasakan oleh orang percobaan.III. Percobaan sederhana untuk kanalis semisirkularis horisontalis1. Suruhlah orang percobaan, dengan mata tertutup dan kepala ditundukkan 30, berputar sambul berpegangan pada tongkat atau statif, menurut arah jarum jam, sebanyak 10 kali dalam 30 detik.2. Suruhlah orang percobaan berhenti, kemudian membuka matanya dan berjalan lurus ke muka.3. Perhatikan apa yang terjadi.4. Ulangi percobaan ini dengan berputar menurut arah yang berlawanan dengan arah jarum jam.

Tabel untuk percobaan dengan kursi baranyPosisi KepalaJenis dan arah nistagmus (komponen cepat)Arah penyimpangan penunjukanGerakan kompensasi (arah jatuh)Kesan (sensasi)

a. 30o ke depanLebih cepat ke kiriMenyimpang ke kanana.Sewaktu kecepatan putar masih bertambah: perasaan berputar ke kanan.

b. 60o ke belakangKe kirib.Sewaktu kecepatan putar menetap: perasaan berputar ke kanan.

c. 120o ke depanKe kananc.Sewaktu kecepatan putar dikurangi: perasaan berputar ke kanan.

d. Miring 90o ke bahu kananKe belakangd.Segera setelah kursi dihentikan: OP masih rasa berputar, tetapi dengan perasaan berputar ke kiri.

PembahasanSistem KeseimbanganKeseimbangan tubuh adalah suatu keadaan dimana tubuh dalam keadaan setimbang yaitu apabila gaya yang berkerja padanya saling meniadakan. Bilamana ditinjau dari segi pusat gravitasi dan luas kontak, keseimbangan tubuh bisa dapat tercapai dan ditingkatkan apabila letak pusat gravitasi direndahkan misalnya pada posisi duduk atau tidur, peningkatan luas permukaan penyangga misalnya dalam posisi tidur, posisi duduk, waktu berjalan, bertinju, kedua kaki dilebarkan.1Keseimbangan tubuh dapat dikurangi dengan cara meningkatkan gravitasi, dengan cara mengangkat tangan ke atas, menjunjung barang di atas kepala, serta mengurangi dasar permukaan penyangga dengan cara menjinjit atau berdiri dengan satu kaki.1Dalam mekanisme pengaturan keseimbangan posisi tubuh, sistem saraf yang berperan terutama adalah serebellum. Serebellum berfungsi primer sebagai pengkoordinasi gerakan. Serebellum menerima informasi sensoris mengenai posisi persendian dan panjang otot juga informasi dari sistem auditoris (pendengaran) dan visual (penglihatan). Serebellum juga menerima input dari jalur motoris, yang memberitahu tindakan mana yang harus dilakukan yang diperintahkan oleh serebrum. Serebellum menggunakan informasi ini untuk menghasilkan koordinasi otomatis pergerakan dan keseimbangan. Jika salah satu bagian tubuh digerakkan, serebellum akan mengkoordinasikan bagian tubuh lainnya untuk menghasilkan pergerakan yang mulus dan keseimbangan. Koordinasi tangan mata juga merupakan contoh dari fungsi serebellum.2Tentunya selain serebellum, ada juga peranan yang besar dari organ-organ lainnya seperti pada organ telinga. Telah diketahui bersama bahwa telinga juga mempunyai peranan terhadapa mekanisme keseimbangan.Pada keseimbangan statis, bagian yang berperan pada telinga adalah utrikulus dan sakulus sementara pada keseimbangan dinamis, bagian yang berperan pada telinga adalah ampula.Pada ampula terdapat organ kupula dan cairan limfe yang berperan penting dalam keseimbangan tubuh. Ketika kondisi statis atau diam, kupula yang berbentuk seperti jeli dan memilki saraf menuju ke otak berada dalam posisi diam.Ketika tubuh kita bergerak contohnya pada saat tubuh berbelok ke kanan, cairan limfa akan mengalir ke arah sebaliknya yaitu arah kiri, mengenai kupula dan memberikan impuls pada otak untuk membelokkan kepala ke arah kiri supaya terjadi kesetimbangan, begitu juga arah sebaliknya.Apabila tubuh berbelok ke satu arah untuk waktu yang lama, maka cairan limfa kembali tenang, kupula kembali tegak dan tubuh dapat ditegakkan. Namun, apabila tubuh tiba-tiba berhenti berbelok, cairan limfa tiba-tiba langsung mengalir lagi ke arah yang sebelumnya karena tubuh diam saja, dapat berakibat kepusinga

2. Pemeriksaan pendengaran

Alat :1. Penala dengan berbagai frekuensi2. Kapas untuk menyumbat telinga

Cara Rinne1. Getarkanlah penala (frekuensi 256 atau yang lain) dengan cara memukulkan salah satu ujung jarinya ke telapak tangan. Jangan sekali-sekali memukulkannya pada benda yang keras.2. Tekankanlah ujung tangkai penala pada processus mastoideus salah satu telinga orang percobaan.3. Tanyakanlah kepada orang percobaan apakah ia mendengar bunyi penala yang mendengung di telinga yang diperiksa, bila demikian orang percobaan harus segera memberi tanda bila dengungan bunyi itu menghilang.4. Pada saat itu pemeriksa mengangkat penala dari proc. Mastoideus orang percobaan dan kemudian ujung jari penala ditempatkan sedekat-dekatnya didepan liang telinga yang sedang di periksa itu.5. Catatlah hasil pemeriksaan Rinne sebagai berikut :Positif : Apabila orang percobaan masih mendengar dengungan secara hantaran aerotimpanal.Negatif : Apabila orang percobaan tidak lagi mendengar dengungan secara hantaran aerotimpanal.

Cara Weber1. Getarkanlah penala (frekuensi 256 atau yang lain) dengan cara seperti no. A.1.2. Tekankanlah ujung tangkai penala pada dahi orang percobaan yang di garis median.3. Tanyakan kepada orang percobaan apakah ia mendengar dengungan bunyi penala sama kuat di kedua telinga nya ataukah terjadi lateralisasi.4. Apa yang dimaksud dengan lateralisasi?5. Bila pada orang percobaan tidak terdapat lateralisasi, maka untuk menimbulkan lateralisasi secara buatan, tutuplah salsh satu telinganya dengan kapas dan ulangilah pemeriksaan nya.

Cara Schwabach1. Getarkanlah penala (frekuensi 256 atau yang lain) dengan cara seperti no. A.1.2. Tekankanlah ujung tangkai penala pada proc. Mastoideus salah satu telinga orang percobaan.3. Suruhlah orang percobaan mengancungkan tangannya pada saat dengungan bunyi menghilang.4. Pada saat itu dengan segera pemeriksa memindahkan penala dari processus mastoideus nya sendiri.Pada pemeriksaan ini telinga si pemeriksa dianggap normal.Bila dengungan penala setelah dinyatakan berhenti oleh orang percobaan masih dapat didengar oleh si pemeriksa maka hasil pemeriksaan ialah SCHWABACH MEMENDEK.5. Apabila dengungan penala setelah dinyatakan berhenti oleh orang percobaan juga tidak dapat didengar oleh si pemeriksa, maka hasil pemeriksaan mungkin SCHWABACH NORMAL ATAU SCHWABACH MEMANJANG. Untuk memastikan hal ini maka dilakukan pemeriksaan sebagai berikut : Penala digetarkan, ujung tangkai penala mula-mula ditekankan ke proc. mastoideus si pemeriksa sampai tidak terdengar lagi, kemudian ujung tangkai penala segera ditekankan ke proc. mastoideus orang percobaan. Bila dengungan (setelah dinyatakan berhenti oleh si pemeriksa) masih dapat didengar oleh orang percobaan, hasil pemeriksaan adalah SCHWABACH MEMANJANG. Bila dengungan setelah dinyatakan berhenti oleh si pemeriksa juga tidak dapat didengar lagi oleh si pemeriksa juga tidak dapat didengar oleh orang percobaan maka hasil pemeriksaan ialah SCHWABACH NORMAL.

Sistem AuditoriSistem auditori atau sistem pendengaran adalah sistem yang dimotori oleh organ telinga sebagai organ pendengaran.Mekanisme auditori dimulai dari masuknya gelombang suara melalui liang telinga atau meatus akustikus internus dan mengenai membran timpani atau gendang telinga. Kemudian membran timpani yang telah dikenai oleh gelombang suara, akan menggetarkan tulang-tulang auditori yaitu mulanya dari malleus, lalu incus dan kemudian stapeus. Stapeus lalu akan menggetarkan vestibule fenestra sehingga cairan perilimfe bergerak. Saat cairan dalam telinga tidak tertekan, perilimfe hanya dapat bergetar jika fenestra koklea mampu menonjol keluar seiring fenestra vestibule menonjol ke dalam. Akibatnya dibutuhkan dua jendela di dalam. Vibrasi perilimfe menyebabkan vibrasi pada endolimfe, sehingga rambut-rambut getar menonjol ke dalam dan meransang ujung-ujung saraf pada koklea. Saraf membawa ransang ke dalam pusat pendengaran di lobus temporal otak, tempat ransang dinilai dan diintepretasi.3Ketika garpu tala digetarkan pada proccessus mastoideus pada percobaan Rinne didapati bahwa pada OP, OP merasakan dengungan saat garpu tala diletakka di dekat meatus akustikus externus setelah sebelumnya pada proccessus mastoideus.Dalam keaadaan normal, hantaran udara lebih baik dari hantaran tulang dan seharusnya dapat mendengar dengungan garpu tala pada meatus akustikus externus meski dengungan sudah tidak terasa pada proccessus mastoideus sehingga dapat dikatakan pada OP, telinga OP normal.4Uji Weber adalah uji untuk membandingkan hantaran tulang pada kedua telinga. Jika pada OP, seperti yang tertera pada hasil percobaan bahwa OP mengalami lateralisasi pada telinga kiri menandakan adanya kerusakan pada telinga yang terlateralisasi (tuli konduktif yaitu kerusakan pada telinga luar dan telinga tengah). Hal ini dikarenakan dalam keadaan normal, ada bising di latar belakang yang cukup berarti yang mencapai membrane timpani dengan hantaran udara. Ini cenderung menutupi bunyi yang dihasilkan oleh garpu tala dan terdengar oleh hantaran tulang. Pada telinga tuli konduktif, hantaran udara berkurang, oleh karena itu efek menutupinya juga berkurang jadi telinga yang terganggu akan merasa dan mendengar getaran garpu tala lebih baik ketimbang normal. Namun lain halnya dengan tuli sensorineural yaitu kerusakan pada telinga dalam, koklea dan nervus XII maka kerusakan pada telinga yang normal.4,5Pada OP, Schwabach dinilai memendek karena didasarkan pada kemampuan pendengaran pada telinga pemeriksa yang dianggap normal, dengan adanya Schwabach yang memendek dapat diperkirakan bahwa kerusakan yang terjadi adalah tuli konduktif, sementara Schwabach yang memanjang dapat diperkirakan bahwa kerusakan yang terjadi adalah tuli sensorineural.

Daftar Pustaka

1.Gabriel JF. Fisika kedokteran. Jakarta: EGC; 1996.2.Campbell NA. Biologi. Ed 5. Jakarta: EGC; 2004.3. Anderson PD. Anatomi dan fisiologi tubuh manusia: latihan dan panduan belajar. Jakarta: EGC; 1996.4.Swartz M. Buku ajar diagnostic fisik. Jakarta: EGC; 1995.5.Ginsberg L. Lecture notes: Neurology. London: Blackwell Publishing; 2005