Pembahasan Jahe Tiara

7
PEMBAHASAN Jahe kering mengandung beberapa komponen kimia antara lain pati, minyak atsiri, fixed oil, air, abu, dan serat kasar (Guenther, 1987). Minyak jahe mengandung 2 golongan komponen utama, yaitu minyak atsiri dan fixed oil. Namun pada percobaan kali ini akan membahas tentang minyak atsiri saja. Maka telah dilakukan percobaan tentang isolasi minyak jahe dari rimpang jahe yang bertujuan untuk mengisolasi minyak jahe dengan cara yang tepat, sehingga dihasilkan minyak jahe yang baik. Pada percobaan ini langkah yang dilakukan diantaranya yaitu, sampel yang digunakan berupa jahe berbentuk serbuk dan kering, sehingga jahe yang masih segar dibersihkan dari kotoran kemudian diiris tipis- tipis dan selanjutnya dikeringkan dengan cara diangin-anginkan, tujuannya agar tidak terkena langsung oleh sinar matahari sehingga zat yang terkandung dalam jahe tidak rusak dan zat yang diinginkan tidak menguap. Selanjutnya jahe yang telah kering ditumbuk dan digiling dan berubah menjadi serbuk, serbuk jahe tersebut tetap harus disaring sampai halus agar jahe memiliki luas permukaan yang besar sehingga pelarut lebih cepat untuk melarutkan komponen jahe. Serbuk jahe berwarna coklat, kemudian menimbang kertas saring dan diperoleh massa kertas saring dan jahe : 9,747 gram. Minyak atisri yang terdapat di dalam jahe bisa diambil dengan metode ekstraksi maupun distilasi/penyulingan, namun percobaan kali ini menggunakan teknik ekstraksi. Alasan

Transcript of Pembahasan Jahe Tiara

Page 1: Pembahasan Jahe Tiara

PEMBAHASAN

Jahe kering mengandung beberapa komponen kimia antara lain pati, minyak atsiri,

fixed oil, air, abu, dan serat kasar (Guenther, 1987). Minyak jahe mengandung 2 golongan

komponen utama, yaitu minyak atsiri dan fixed oil. Namun pada percobaan kali ini akan

membahas tentang minyak atsiri saja. Maka telah dilakukan percobaan tentang isolasi minyak

jahe dari rimpang jahe yang bertujuan untuk mengisolasi minyak jahe dengan cara yang tepat,

sehingga dihasilkan minyak jahe yang baik. Pada percobaan ini langkah yang dilakukan

diantaranya yaitu, sampel yang digunakan berupa jahe berbentuk serbuk dan kering, sehingga

jahe yang masih segar dibersihkan dari kotoran kemudian diiris tipis-tipis dan selanjutnya

dikeringkan dengan cara diangin-anginkan, tujuannya agar tidak terkena langsung oleh sinar

matahari sehingga zat yang terkandung dalam jahe tidak rusak dan zat yang diinginkan tidak

menguap. Selanjutnya jahe yang telah kering ditumbuk dan digiling dan berubah menjadi serbuk,

serbuk jahe tersebut tetap harus disaring sampai halus agar jahe memiliki luas permukaan yang

besar sehingga pelarut lebih cepat untuk melarutkan komponen jahe. Serbuk jahe berwarna

coklat, kemudian menimbang kertas saring dan diperoleh massa kertas saring dan jahe : 9,747

gram.

Minyak atisri yang terdapat di dalam jahe bisa diambil dengan metode ekstraksi

maupun distilasi/penyulingan, namun percobaan kali ini menggunakan teknik ekstraksi. Alasan

menggunakan tekni ekstraksi adalah untuk mengambil oleoresin yang masih terdapat dalam

ampas jahe sebelum digunakan sebagai bahan bakar atau bahan makanan.

Senyawa-senyawa oleoresin yang terdapat di dalam ampas jahe diperkirakan bersifat

nonpolar. Untuk mengekstrak oleoresin tersebut juga dibutuhkan pelarut yang bersifat non polar

seperti n-hexana, etilen klorida, petroleum eter, aseton dan sebagainya (Hart H, 2003).

Pelarut yang dianggap baik untuk ekstraksi adalah heksana. Heksana memiliki titik didih

yang lebih rendah daripada titik didih minyak atsiri, sehingga sesuai untuk ekstraksi karena

memudahkan apabila ingin dilakukan pemisahan. Minyak jahe dapat larut dalam heksana karena

senyawa yang terkandung dalam minyak jahe adalah senyawa non-ionik, senyawa- senyawa

dengan rantai karbon lebih dari lima, senyawa-senyawa yang mempunyai gugus fungsional

nonpolar dan tidak mampu membentuk ikatan hidrogen.

Page 2: Pembahasan Jahe Tiara

Pada saat proses ekstraksi akan terjadi kontak antara pelarut dengan padatan rimpang jahe

sehingga oleoresin yang terkandung dalam rimpang jahe akan melarut ke dalam pelarut.

Kemudian larutan (pelarut yang sudah mengandung oleoresin) dipisahkan dari ampas dengan

cara penyaringan. Selanjutnya larutan disuling untuk memisahkan senyawa oleoresin dari

pelarut. Pelarut yang digunakan bisa diperoleh kembali.

Isolasi minyak jahe dalam percobaan ini dilakukan dengan menggunakan metode ekstraksi

pelarut yang prinsip dasarnya adalah untuk memisahkan komponen minyak jahe dari

campurannya dengan pelarut yang mudah menguap yaitu heksana. Bila sampel berupa padatan,

maka ekstraktor yang digunakan adalah soxhlet. Pada alat soxhlet ini pelarut yang ada dalam

labu didih dipanaskan, kemudian mengembun. Bila volumenya mencukupi, pelarut yang telah

membawa pelarut akan keluar melalui pipa kecil kedalam labu didih. Proses ini berlangsung

terus-menerus. Sehingga dihasilkan ekstrak minyak jahe yang berwarna kuning kecoklatan, dan

sisa pelarutnya tidak berwarna.

Selanjutnya, minyak jahe ditambahkan natrium sulfat anhydrous untuk meyerap sisa air

yang ada pada minyak jahe. Minyak jahe yang bercampur dengan natrium sulfat anhydrous

didekantasi sehingga diperoleh filtrate minyak jahe berwarna kuning kecoklatan. Selanjutnya

ditimbang kembali dan diperoleh rendemen minyak jahe sebesar 4,2 gram.

Setelah itu dilakukan pengukuran indeks bias dan diperoleh indeks bias minyak jahe

sebesar 1,425350, dan indeks bias dari heksana adalah 1,372437 serta diperoleh rendeman

sebesar xx%. Jumlah kadar air yang diperoleh pada praktikum ini adalah sebeara xx% . Secara

teori ekstrak minyak jahe yang dihasilkan rendemen minyak atsiri adalah 1,5-3% dari berat jahe

kering. Menurut sumber http://pustan.bpkimi.kemenperin.go.id yang menyatakan bahwa, kadar

air yang terkandung dalam serbuk jahe kering adalah maksimal 12 %.

Page 3: Pembahasan Jahe Tiara

Jahe yang cukup tua

-dibersihkan dari kotoran yang melekat-dikeringkan-digiling menjadi serbuk halus

-diambil 30-50 gram-dimasukkan kedalam alat ekstraksi soxhlet-dimasukkan pelarut n-heksana 100mL kedalam labu eksraktor-dilakukan ekstraksi sampai hasil ekstraksi tidak berwarna

-diuapkan pelarutnya menggunakan evaporator (untuk memisahkan minyak jahe dari pelarutnya)

Hasil uap pelarutnya

Sehingga hasil percobaan ini masih kurang sesuai dengan teori, hal ini disebabkan karena dalam

pengeringan jahe yang kita lakukan tidak dapat secara optimal, sehingga masih terkandung

banyak kadar air dalam serbuk jahe.

KESIMPULAN

1. Alat yang dibutuhkan untuk isolasi minyak atsiri dari rimpang jahe adalah labu

soxhlet, labu ekstraktor, refraktometer, corong, kertas saring, gelas kimia, gelas ukur,

dan pembakar spirtus, kaki tiga, kasa, pipet tetes, statif dan klem.

2. Sedangkan bahan yang dibutuhkan adalah natrium sulfat anhidrat, serbuk jahe, dan n-

heksana

3. Cara yang dilakukan untuk isolasi minyak jahe dari rimpang jahe :

Hasil ekstraksi tidak berwarna

Page 4: Pembahasan Jahe Tiara

Hasil ekstraksi tidak berwarna

-ditunggu sampai ciran jatuh kelabu ekstraktor-dengan hati-hati dibuka set alat soxlet-dikeluarkan sampelnya-dikembalikan alat seperti semula-diuapkan pelarut dalam labu ekstraktorhingga memenuhi soxhlet-dijaga volume jangan sampai pelarut jatuh kebawah-pelarut yang diperoleh bias ditampung-diekstrak yang didalam labu bias dipekatkan lagi dengan cara yang sama atau langsung diuapkan

Filtrat Residu berwarna kuning

-di tambah Na2SO4anhidrous-dipisahkan dengan cara penyaringan-dihitung randemen minyak yg dihasilkan-ditentukan indeks biasnya

Minyak jahe

Filtrat

-ditimbang sebanyak 1 gram-dioven pada suhu 110 0C-ditimbang kembali-dicatat beratnyaDiulangi pemanasan sampai diperoleh yang konstan

Berat konstan serbuk Jahe

Penentuan Kadar Air Jahe

Page 5: Pembahasan Jahe Tiara

4. Dari percobaan ini diperoleh berat konstan jahe sebesar 0.8 gram dengan randemen

sebesar 20%

5. Kadar air dalam jahe yang terdapat pada percobaan ini sebesar 20%.

6. Minyak atsiri yang diperoleh adalah 1,5 gram dengan indeks bias 1,404459

7. Kadar air dalam serbuk jahe sebesar 20 %.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. Mengenal Rimpang Jahe. http://tentangjahe.blogspot.com. 26 Maret 2013

Anwar, Chairil, dkk. 1966. Pengantar Praktikum Kimia Organik. Jakarta: Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi

Hart, H,. 2003. Kimia Organik. Jakarta: Erlangga Lanjarsari, Nur. 2012. Metode Pengambilan

Minyak Jahe Dari Rimpang Jahe Secara ekstraksi Dengan Bantuan Bantuan Gelombang

Mikro http://ytd.mybrowserbar.com. 27 Maret 2013

Hidajati, Nurul,dkk. 2011. Penuntun Praktikum Kimia Organik 2. Surabaya: Jurusan Kimia,

FMIPA, UNESA.

Fessenden, Ralf J.and Joan S Fessenden. 1986. Organic Chemistry, Third edition. Belmont,

California: Wadsworth, Inc.

Meilina, Rizky. 2011. IsolasiMinyakJahe. http://mel-rizky.blogspot.com/2011/11/iisolasi-

minyak-jahe.html (9 Oktober 2012)