Tugas GIS- Tiara Purba

12
“ANALISIS SPASIAL DAN APLIKASI GIS” PERTANIAN BERLANJUT Oleh: Nama : Tiara Purba Nim : 135040101111193 Kelas : E Asisten : Istnaini Zakiyyah D. UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS PERTANIAN PROGRAM STUDI AGRIBISNIS MALANG

Transcript of Tugas GIS- Tiara Purba

Page 1: Tugas GIS- Tiara Purba

“ANALISIS SPASIAL DAN APLIKASI GIS”

PERTANIAN BERLANJUT

Oleh:

Nama : Tiara Purba

Nim : 135040101111193

Kelas : E

Asisten : Istnaini Zakiyyah D.

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

FAKULTAS PERTANIAN

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

MALANG

2015

Page 2: Tugas GIS- Tiara Purba

1. Masing-masing satu contoh tentang aplikasi GIS untuk kegiatan:

a. Pemantauan produksi dibidang pertanian (Mengelola Produksi Tanaman)

GIS dapat digunakan untuk membantu mengelola sumberdaya pertanian

dan perkebunan seperti luas kawasan untuk tanaman, pepohonan, atau saluran

air. Kita dapat menggunakan GIS untuk menetapkan masa panen,

mengembangkan sistem rotasi tanam, dan melakukan perhitungan secara

tahunan terhadap kerusakan tanah yang terjadi karena perbedaan pembibitan,

penanaman, atau teknik yang digunakan dalam masa panen.Misalnya GIS

membantu menginventarisasi data-data lahan perkebunan tebu menjadi lebih

cepat dianalisis. Proses pengolahan tanah, proses pembibitan, proses penanaman,

proses perlindungan dari hama dan penyakit tananan dapat dikelola oleh

manager kebun, bahkan dapat dipantau dari direksi.

b. Penilaian resiko usaha pertanian

Dalam teknologi pangan, GIS dapat digunakan untuk memetakan

keberadaan tanaman pangan. Aplikasi GIS yang digunakan dalam teknologi

pangan diantaranya adalah foodtrace dan quality trace. Aplikasi ini telah

dikembangkan oleh Thailand. Dengan aplikasi ini kita dapat memperoleh

informasi mengenai bahan baku suatu produk baik itu dari segi mutu dan asal

bahan baku. Di Thailand, salah satu perusahaan pengalengan jagung

menggunakan aplikasi ini untuk mencantumkan informasi bahan baku dan ada

kode-kode yang dapat dicek oleh konsumen untuk mengetahui asalbahan baku. Selain itu,

GIS juga dapat dipergunakan untuk memetakan ketahanan pangan suatu wilayah

berdasarkan data-data yang dimasukkan dalam GIS.

c. Pengendalian hama dan penyakit

Contohnya adalah pemetaan penyebaran penyakit di beberapa wilayah

baik itu penyakit lama atau merupakan penyakit baru sehingga dengan

pemanfaatan GIS dapat dilakukan pencegahan. Dalam bidang hama dan

penyakit tumbuhan, penerapan GIS dilakukan untuk melaksanakan pengendalian

secara dini yang bersifat kewilayahan. Dengan pemanfaatan GIS serangan akan

Page 3: Tugas GIS- Tiara Purba

adanya penyakit dapat lebih diantisipasi. Dalam teknologi pangan, GIS yang

digunakan untuk memetakan keberadaan tanaman pangan. Aplikasi GIS yang

digunakan dalam teknologi pangan diantaranya adalah foodtrace dan quality

trace. Aplikasi ini telah dikembangkan oleh Thailand. Dengan aplikasi ini kita

dapat memperoleh infomasi mengenai bahan baku suatu produk baik itu dari

segi mutu dan asal bahan baku. Selain itu, GIS juga dapat dipergunakan untuk

memetakan ketahanan pangan suatu wilayah berdasarkan data-data yang

dimasukkan dalam GIS.

d. Pemantuan budidaya pertanian

Sebagai contoh dengan penggunaan aplikasi GIS kita dapat mengetahui

keadaantanaman, parameter tanah, informasi mengenai lingkungan tumbuh di

lapang,mendeteksi pertumbuhan tanaman, kadar air tanah dan tanaman, hama

dan penyakittanaman, pemetaan sumber daya, irigasi, mengetahui kebutuhan

pupuk, menentukanposisi lahan, monitoring lingkungan, dan lain sebagainya.

GIS juga dapat digunakanuntuk membuat peta persebaran tanaman pangan

dalam suatu wilayah, petapersebaran komoditi hortikultura, jenis tanah, dan lain

sebagainya.

e. Presisi pertanian

Pemakaian PF dalam praktek memerlukan pendekatan sistem terintegrasi

yang baik yang mengkombinasikan teknologi keras (hard technology) dan

sistem lunak (soft systems). Pelaksanaan PF merupakan suatu siklus yang

berkesinambungan dari tahap perencanaan (planning season), tahap

pertumbuhan (growing season), dan tahap pemanenan (harvesting season)

seperti disajikan pada Gambar 1.

Page 4: Tugas GIS- Tiara Purba

Gambar 1   Siklus proses dalam pertanian presisi

Pada saat ini banyak produsen tanaman menerapkan site-specific crop

management (SSCM). Pemantauan hasil secara elektronis (electronic yield

monitoring) seringkali menjadi tahap pertama dalam

mengembangkan SSCM atau program PF.  Data hasil tanaman yang presisi

dapat digabungkan dengan data tanah dan lingkungan untuk memulai

pelaksanaan pengembangan sistem pengelolaan tanaman secara presisi

(precision crop management system). Menurut [5], komponen teknologi

dari PF adalah : (1) global positioning system (GPS), (2) yield monitoring,

(3) digital soil fertility mapping, (4) crop scouting , dan (5) variable

rate  application(VRA).

PF diprediksi pada geo-referencing, yaitu penandaan koordinat geografi

untuk titik-titik pada permukaan bumi.  Dengan global postioning system (GPS)

dimungkinkan menandai koordinat geografi untuk beberapa objek atau titik

dalam 5 cm, walaupun keakuratan dari aplikasi pertanian kisaran umumnya

adalah 1 sampai 3 meter.

Page 5: Tugas GIS- Tiara Purba

f. Pengelolaan sumberdaya air

Penentuan batas-batas keserasian sumberdaya air merupakan salah satu

aspek utama dalam pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) sebagai bahan

pertimbangan penyusunan konsep tata ruang kawasan. Ketetapan penataan tata

ruang didasarkan pada tiga faktor yaitu lereng lapangan, jenis tanah menurut

kepekaannya terhadap erosi dan intensitas hujan harian wilayah yang

bersangkutan. Masing-masing faktor ditampilkan dalam tiap-tiap unit lahan

untuk mendapatkan angka skor yang secara makro dipergunakan untuk

menetapkan arahan penggunaan lahan sebagai kawasan lindung, kawasan

penyangga, kawasan budidaya atau kawasan pemukiman. Aplikasi GIS dapat

menyajikan Peta Arahan Penggunaan Lahan yang dibuat dari komposit Peta

Kelerengan, Peta Jenis Tanah dan Peta Curah Hujan. Dari ketiga peta ini dipilih

masing-masing data atributnya yang akan digunakan sebagai dasar dalam

membuat peta baru (Peta Arahan).

g. Kajian biodiversitas bentang lahan untuk kegiatan pertanian berlanjut

Teknologi pemodelan dan analisis GIS dapat membantu menentukan

tingkat kekritisan lahan, baik dalam kawasan hutan maupun di luar kawasan

hutan. Aplikasi yang digunakan dalam pemodelan lahan kritis tersusun atas

beberapa kondisi fisik kawasan, yakni produktivitas lahan, tingkat kelerengan,

tingkat erosi, prosentase batuan dan manajemen penggunaan lahan. Setiap

kondisi fisik kawasan memiliki bobot kontribusi yang berbeda dalam

pembentukan lahan kritis. Kriteria dan bobot kontribusi penentuan lahan kritis

tetap mengacu pada peraturan yang berlaku.

Dalam suatu aplikasi GIS dan Remote Sensing, salah satu metode yang

paling banyak digunakan adalah membandingkan antara dua peta dengan tema

yang sama pada tahun yang berbeda. Sehingga dapat diketahui perubahan

penggunaan lahan yang terjadi antara tahun pertama dan tahun kedua. Hasil

proses ini dapat digunakan untuk memonitoring perubahan luas penggunaan

lahan dari waktu ke waktu. Unsur masing-masing peta biasanya memiliki

klasifikasi yang sama agar perubahan bisa dipantau secara setara. Selain

Page 6: Tugas GIS- Tiara Purba

monitoring, aplikasi dengan proses ini dapat digunakan pula untuk tema yang

berbeda, dengan maksud untuk mengetahui keadaan suatu wilayah berdasarkan

informasi dua tema yang berbeda, seperti luas penggunaan lahan dalam satuan

wilayah administrasi, dan sebagainya.

2. Penjelasan aplikasi tersebut terkait dengan dimana kegiatan tersebut dilakukan,

pada sistem pertanian yang bagaimana penerapkan GIS tersebut dilakukan,

macam data spatial apa saja yang dibutuhkan dalam menyusun contoh tersebut,

bagaimana manfaat penerapan GIS tersebut dalam menjalankan sistem pertanian

Konsep GIS Sumber data untuk keperluan GIS dapat berasal dari data citra,

data lapangan,survey kelautan, peta, sosial ekonomi, dan GPS. Selanjutnya

diolah dilaboratorium dengan software tertentu sesuai dengan kebutuhannya

untuk menghasilkan produk berupa informasi yang berguna, bisa berupa peta

konvensional, maupun peta digital sesuai keperluan user, maka harus ada input

kebutuhan yang diinginkan user. Komponen GIS Komponen utama Sistem

Informasi Geografis dapat dibagi ke dalam lima komponen utama, yaitu: Perangkat

keras (Hardware), Perangkat lunak (Software), Pemakai (User), Data, Metode

untuk mendukung suatu Sistem Informasi Geografis, pada prinsipnya terdapat

dua jenis data, yaitu:

a. Data spatial

Data yang berkaitan dengan aspek keruangan dan merupakan data yang menyajikan

lokasi geografis atau gambaran nyata suatu wilayah di permukaan bumi.

Umumnya direpresentasikan berupa grafik, peta, atau pun gambar dengan

format digital dan disimpan dalam bentuk koordinat x,y (vektor) atau dalam

bentuk image (raster) yang memiliki nilai tertentu. 

b. Data non-spatial

Data non-spatial disebut juga data atribut, yaitu data yang menerangkan

keadaan atau informasi-informasi dari suatu objek (lokasi dan posisi) yang

ditunjukkan oleh data spatial. Salah satu komponen utama dari Sistem Informasi

Geografis adalah perangkat lunak (software). Dalam pendesainan peta

digunakan salah satu software SIG yaitu MapInfo Profesional. Map Info

merupakan sebuah perengkat lunak Sistem Informasi Geografis dan pemetaan

Page 7: Tugas GIS- Tiara Purba

yang dikembangkan oleh Map Info Co. Perangkat lunak ini berfungsi sebagai alat

yang dapat membantu dalam memvisualisasikan, mengeksplorasi, menjawab query, dan

menganalisis data secara geografis.

3. Uraian bagaimana peluang masing-masing contoh tersebut diterapkan di salah

satu sistem pertanian di Indonesia menuju penerapan pertanian berlanjut

a. Pupuk hayati yang sudah dimasyarakatkan diperbesar produksinya untuk

memberikan kesempatan yang lebih luas pada petani memanfaatkan pupuk

hayati. Lebih sepadan mengembangkan pupuk hayati berdasarkan potensi

mikroorganisme yang ada di Indonesia. Sedang pupuk hayati yang harus

diimpor perlu dikembangkan teknologinya di Indonesia, temasuk alih

teknologi

b. Pestisida hayati cukup banyak bahan dasar tumbuh-tumbuhan yang dapat

dimanfaatkan untuk perlindungan tanaman yang pada saat ini perhatian dan

penggunaannya masih sangat terbatas. Hal ini membuka peluang lebih besar

dalam menggali keragaman sumber daya hayati kita untuk dikembangkan

menjadi pestisida hayati.

c. Pengetahuan/Teknologi Tradisional meskipun cukup banyak teknologi

tradisional yang telah berkembang terutama dalam menghasilkan tanaman,

perlindungan tanaman tehadap serangan hama dan penyakit, namun masih

diperlukan usaha menggali kembali kearifan tradisional dengan tinjauan

ilmiah dan mengembangkan teknologi yang akrab dengan lingkungan. Masih

cukup banyak wilayah Indonesia yang memerlukan perhatian.

4. Pembahasan Umum dan Kesimpulan.

GIS dapat digunakan untuk membantu mengelola sumberdaya pertanian

dan perkebunan seperti luas kawasan untuk tanaman, pepohonan, atau saluran

air. Kita dapat menggunakan GIS untuk menetapkan masa panen,

mengembangkan sistem rotasi tanam, dan melakukan perhitungan secara

tahunan terhadap kerusakan tanah yang terjadi karena perbedaan pembibitan,

penanaman, atau teknik yang digunakan dalam masa panen. GIS juga dapat

dipergunakan untuk memetakan ketahanan pangan suatu wilayah berdasarkan

data-data yang dimasukkan dalam GIS. GIS yang digunakan untuk memetakan

Page 8: Tugas GIS- Tiara Purba

keberadaan tanaman pangan. Aplikasi GIS yang digunakan dalam teknologi

pangan diantaranya adalah foodtrace dan quality trace. Aplikasi ini telah

dikembangkan oleh Thailand.

Dengan aplikasi ini kita dapat memperoleh infomasi mengenai bahan

baku suatu produk baik itu dari segi mutu dan asal bahan baku. Selain itu, GIS

juga dapat dipergunakan untuk memetakan ketahanan pangan suatu wilayah

berdasarkan data-data yang dimasukkan dalam GIS. Aplikasi GIS dapat

menyajikan Peta Arahan Penggunaan Lahan yang dibuat dari komposit Peta

Kelerengan, Peta Jenis Tanah dan Peta Curah Hujan. Dari ketiga peta ini dipilih

masing-masing data atributnya yang akan digunakan sebagai dasar dalam

membuat peta baru (Peta Arahan).