TIARA APRILIA-FKIK.pdf

79
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI STABILITAS KALIUM LOSARTAN TERHADAP PENGARUH PERUBAHAN pH DAN CAHAYA MENGGUNAKAN KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI (KCKT) SKRIPSI TIARA APRILIA 1111102000044 FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI FARMASI JAKARTA JUNI 2015

Transcript of TIARA APRILIA-FKIK.pdf

Page 1: TIARA APRILIA-FKIK.pdf

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

UJI STABILITAS KALIUM LOSARTAN TERHADAP

PENGARUH PERUBAHAN pH DAN CAHAYA

MENGGUNAKAN KROMATOGRAFI CAIR KINERJA

TINGGI (KCKT)

SKRIPSI

TIARA APRILIA 1111102000044

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI FARMASI

JAKARTA

JUNI 2015

Page 2: TIARA APRILIA-FKIK.pdf

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

UJI STABILITAS KALIUM LOSARTAN TERHADAP

PENGARUH PERUBAHAN pH DAN CAHAYA

MENGGUNAKAN KROMATOGRAFI CAIR KINERJA

TINGGI (KCKT)

SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Farmasi

Tiara Aprilia 1111102000044

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI FARMASI

JAKARTA

JUNI 2015

Page 3: TIARA APRILIA-FKIK.pdf

ii

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri,

dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk

telah saya nyatakan dengan benar

Nama : Tiara Aprilia

NIM : 1111102000044

Tanda Tangan : :

Tanggal : 8 Juni 2015

Page 4: TIARA APRILIA-FKIK.pdf

iii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

Nama : Tiara Aprilia

NIM : 1111102000044

Program Studi : Farmasi

Judul : Uji Stabilitas Kalium Losartan Terhadap Pengaruh Perubahan pH

dan Cahaya Menggunakan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi

(KCKT)

Disetujui Oleh:

Pembimbing I

Nelly Suryani, M.Si., Ph.D., Apt.

NIP 196510242005012001

Pembimbing II

Supandi, M.Si., Apt.

Mengetahui,

Kepala Program Studi Farmasi

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Drs. Umar Mansur, M.Sc., Apt.

Page 5: TIARA APRILIA-FKIK.pdf

iv

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi ini diajukan oleh:

Nama : Tiara Aprilia

NIM : 1111102000044

Program Studi : Strata-1- Farmasi

Judul Skrips : Uji Stabilitas Kalium Losartan Terhadap Pengaruh pH dan

kCahaya Menggunakan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi

k(KCKT)

Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima

sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar

Sarjana Farmasi pada Program Studi Farmasi, Fakultas Kedokteran dan

Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

Jakarta.

DEWAN PENGUJI

Pembimbing I : Nelly Suryani, M.Si., Ph.D., Apt. ( )

Pembimbing II : Supandi, M.Si., Apt. ( )

Penguji I : Drs.Umar Mansur, M.Sc.,Apt ( )

Penguji II : Lina Elfita, M.Si., Apt ( )

Ditetapkan di : Jakarta

Tanggal : 8 Juni 2015

Page 6: TIARA APRILIA-FKIK.pdf

v

ABSTRAK

Nama : Tiara Aprilia

Program Studi : Strata-1- Farmasi

Judul Skripsi : Uji Stabilitas Kalium Losartan Terhadap Pengaruh pH dan

kCahaya Menggunakan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi

k(KCKT)

Kalium Losartan merupakan obat antihipertensi pilihan untuk hipertensi

dengan resiko penyakit jantung, gangguan ginjal, ataupun diabetes. Pada

penggunaannya Kalium Losartan digunakan sebagai terapi tunggal maupun terapi

kombinasi. Pada penggunaan Kalium Losartan kombinasi ditemukan kasus

polifarmasi, dimana lebih dari 6 obat dalam bentuk tablet/kapsul disuspensikan

bersama. Hal ini perlu diperhatikan karena proses administrasi dengan cara

disuspensikan dapat mempengaruhi stabilitas zat aktif, dalam hal ini kalium

losartan. Kalium losartan merupakan senyawa dalam bentuk garam yang dapat

terhidrolisis dalam air ketika sediaan tersebut disuspensikan. Adanya obat lain

yang disuspensikan bersama akan mempengaruhi pH dari sediaan yang dapat

meningkatkan laju degradasi dari obat tersebut. Selain itu losartan diketahui

mengalami degradasi dengan kehadiran asam kuat dan mengalami reaksi

penguraian oleh cahaya. Pada penelitian ini, persentase kadar suspensi kalium

losartan diukur menggunakan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi berdasarkan

metode USP 30. Suspensi kalium losartan yang diuji adalah suspensi dengan pH 4

dan 7 dengan kondisi terlindung cahaya dan kondisi tidak terlindung cahaya,

pengujian dilakukan dengan melakukan pengambilan sampel pada waktu 0, 15,

30, 45, dan 60 menit. Hasil penelitian menunjukan bahwa suspensi Kalium

Losartan dapat disimpan sampai menit ke-45 dengan persentase kadar 98,63255%

untuk pH 4 kondisi tidak terlindung cahaya; 98,89277% untuk pH 7 kondisi tidak

terlindung cahaya; 98,55745% untuk pH 4 kondisi terlindung cahaya; dan

99,0656% untuk pH 7 kondisi terlindung cahaya. Dengan kata lain setelah menit

ke-45 suspensi kalium losartan sudah tidak memenuhi monografi sebesar 101,0-

98,5%. Selain dari itu, penelitian menunjukan bahwa pengaruh pH dan cahaya

pada pembuatan suspensi Kalium Losartan pada penelitian ini tidak memberikan

perbedaan yang signifikan.

Kata Kunci : suspensi, kalium losartan, pH, cahaya.

Page 7: TIARA APRILIA-FKIK.pdf

vi

ABSTRACT

Name : Tiara Aprilia

Program Study : Pharmacy

Title : The Stability Test of Losartan Potassium towards The

ZInfluence of pH and Light using High Performance

ZLiquid Chromatography (HPLC)

Losartan Potassium is the chosen antihipertension drug for hypertension

patients with risk of heart failure, renal impairment, or diabetic. Losartan

potassium is used as monotherapy or combination therapy. In the use of the

combination of Losartan Potassium there were found polypharmacy cases, where

more than 6 drugs in tablet / capsule suspended together. This is an important

concern as modifiying the dosage form may affect the stability of the active

substance, in this case losartan potassium. Losartan potassium is a salt compound

that can be hydrolyzed when suspended in the water. The presence of other drugs

that were suspended together will affect the pH of the dosage form that can

increase the rate of degradation of the drug. Furthermore losartan potassium was

known to be degraded by the presence of a strong acid and decomposition

reactions by light. In this study, the percentage of losartan potassium suspension

concentration was measured using High Performance Liquid Chromatography

based on the method of USP 30. Losartan Potassium Suspension was tested with

variant condition which was suspended in pH 4 and pH 7 with protected an

unprotected light condition, the testing is done by sampling at a time 0, 15, 30, 45,

and 60 minutes. The results showed that the suspension Losartan Potassium can

be stored until the 45 minute with a percentage level of 98.63255% for pH 4 with

unprotected light condition; 98.89277% for pH 7 with unprotected light condition;

98.55745% for pH 4 with protected light conditions; and 99.0656% for pH 7 with

protected light condition. The result of this study showed, after 45 minute losartan

potassium suspension did not meet the range in the monograph which is 101.0 to

98.5%. Besides that, this research showed that the effect of pH and light on

Losartan Potassium suspension did not give a significant difference.

Keywords : suspenssion, Losartan Potassium, pH, light.

Page 8: TIARA APRILIA-FKIK.pdf

vii

Kata Pengantar

Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat dan

rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan skripsi saya yang berjudul “Uji Stabilitas

Kalium Losartan Terhadap Pengaruh pH dan Cahaya Menggunakan

Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT)” . Penulisan skripsi ini dilakukan

dalam rangka memenuhi salah satu syarat untk mencapai gelar Sarjana Farmasi

pada Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah Jakarta.

Saya menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak,

dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu, saya

mengucapkan terimakasih kepada:

1. Ibu Nelly Suryani, M.Si., Ph.D., Apt. dan Bapak Supandi, M.Si., Apt.

sebagai Pembimbing yang telah bersedia memberikan ilmu, waktu, tenaga,

nasehat, serta arahan selama penelitian dan penulisan skripsi ini.

2. Bapak Drs.Umar Mansur, M.Sc., Apt sebagai ketua Program Studi

Farmasi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan.

3. Bapak Dr. Arief Sumantri, SKM, M.Kes selaku Dekan Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

4. Bapak Yardi, Ph.D, Apt. yang telah memberikan banyak bantuan pada

jalannya penelitian ini.

5. Ibu Puteri Amelia M.Farm., Apt, sebagai pembimbing akademik yang

telah membimbing dan memberikan dukungan dalam menghadapi

permasalahan-permasalahan akademik.

6. Bapak dan Ibu staf pengajar, serta karyawan yang telah memberikan

bimbingan dan bantuan selama menempuh pendidikan di Program Studi

Farmasi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam

Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta

7. Almarhumah Ibunda Tercinta Titi Supiati yang telah banyak berperan

besar bagi penulis.

Page 9: TIARA APRILIA-FKIK.pdf

viii

8. Kedua orangtua tercinta Ayahanda Bambang Irawan dan Bunda Hani

Yuliani; kakak-kakak tercinta Adi, Nuniek, dan Nuke; Kedua adik

tersayang Luthfi dan Nadya serta keluarga besar yang selalu ikhlas tanpa

pamrih memberikan kasih sayang, dukungan, serta doa setiap waktu.

9. Kakak bimbingan penelitian Kak Adina dan Mba Rani atas ilmu tenaga,

dan kerjasamanya selama penelitian berlangsung.

10. Sahabat seperjuangan semenjak awal perkuliahan Annisa, Chodidjah,

Ririn, Rosita dan teman seperjuangan penelitian Silvia yang telah

mengalami badai rintangan bersama dan tempat berbagi keluh kesah.

11. Teman-teman Farmasi dan Forum Lingkar Pena yang telah menjadi

keluarga kedua yang telah menghabiskan waktu susah senang bersama.

12. Laboran-laboran yang telah membantu dalam kelancaran penelitian ini

Kak Liken, Kak Anis, Kak Eris, Kak Tiwi, Kak Rahmadi, serta Kak Lisna.

13. Semua pihak yang telah membantu penulis selama melakukan penelitian

dan penulisan yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

Semoga semua bantuan yang telah diberikan mendapatkan balasan dari Allah

SWT. Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan ini,

oleh karena itu kritik dan saran sangat diharapkan demi perbaikan skripsi ini. Dan

semoga skripsi ini bisa bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan.

Jakarta, 8 Juni 2015

Tiara Aprilia

Page 10: TIARA APRILIA-FKIK.pdf

ix

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK

Sebagai sivitas akademik Universitas Islma Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

Jakarta, Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Tiara Aprilia

NIM : 1111102000044

Program Studi : Farmasi

Fakultas : Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK)

Jenis Karya : Skripsi

demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya menyetujui skripsi/karya ilmiah saya

dengan judul:

UJI STABILITAS KALIUM LOSARTAN TERHADAP PENGARUH PH

DAN CAHAYA MENGGUNAKAN KROMATOGRAFI CAIR KINERJA

TINGGI (KCKT)

untuk dipublikasikan atau ditampilkan di internet atau media lain yaitu Digital

Library Perpustakaan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta

untuk kepentingan akademik sebatas sesuai dengan Undang-Undang Hak Cipta.

Dengan demikian persetujuan publikasi karya ilmiah ini saya buat dengan

sebenarnya.

Dibuat di : Jakarta

Pada Tanggal : 8 Juni 2015

Yang menyatakan,

(Tiara Aprilia)

Page 11: TIARA APRILIA-FKIK.pdf

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS................................................. ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................ iii

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ................................................................ iv

ABSTRAK .............................................................................................................. v

ABSTRACT .......................................................................................................... vi

KATA PENGANTAR ......................................................................................... vii

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ..................... ix

DAFTAR ISI ........................................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xii

DAFTAR TABEL............................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................xiv

BAB 1. PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .................................................................................. 2

1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................... 3

1.4 Manfaat Hasil Penelitian ........................................................................ 3

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ 4

2.1 Antihipertensi Golongan Angiotensin Reseptor Bloker ........................ 4

2.2 Kalium Losartan ..................................................................................... 4

2.2.1 Monografi Stabilitas Obat ....................................................... 4

2.2.2 Pengertian Umum Stabilitas Obat ........................................... 6

2.2.3 Prodrug .................................................................................... 6

2.2.4 Stabilitas Kalium Losartan ...................................................... 7

2.3 Sediaan Suspensi .................................................................................... 9

2.4 Tablet Salut .......................................................................................... 10

2.5 Stabilitas Obat ...................................................................................... 11

2.5.1 Pertimbangan Umum ............................................................ 11

2.5.2 Stabilitas Kimia Obat ............................................................ 12

2.6 Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) ......................................... 12

2.6.1 Pengertian Umum.................................................................. 12

2.6.1.1 Jenis KCKT ............................................................ 12

2.6.1.2 Instrumentasi KCKT .............................................. 13

2.6.2 Penentuan Kadar Kalium Losartan ....................................... 15

2.6.3 Verifikasi Metode.................................................................. 15

BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN ............................................................ 17

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................. 17

3.2 Alat dan Bahan ..................................................................................... 17

3.2.1 Alat ........................................................................................ 17

3.2.2 Bahan..................................................................................... 17

3.3 Prosedur Penelitian ............................................................................... 17

3.3.1 Pembuatan Larutan Induk Kalium Losartan ......................... 17

3.3.2 Penentuan Panjang Gelombang............................................. 18

Page 12: TIARA APRILIA-FKIK.pdf

xi

3.3.3 Penetapan Kondisi Optimum ................................................ 18

3.3.4 Uji Kesesuaian Sistem........................................................... 19

3.3.5 Verifikasi Metode.................................................................. 19

3.3.5.1 Akurasi ................................................................... 19

3.3.5.2 Presisi ..................................................................... 19

3.3.6 Penetapan Kurva Kalibrasi .................................................... 20

3.3.7 Analisis Degradasi Kadar ...................................................... 20

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................... 22

4.1 Penentuan Metode Analisis .................................................................. 22

4.1.1 Penentuan Panjang Gelombang Maksimum ......................... 22

4.1.2 Pemilihan Fase Gerak dan Kondisi Optimum KCKT ........... 22

4.1.3 Uji Kesesuaian Sistem........................................................... 22

4.2 Verifikasi Metode Analisis .................................................................. 23

4.2.1 Pembuatan Kurva Kalibrasi .................................................. 23

4.2.2 Uji Batas Deteksi dan Batas Kuantitasi ................................ 24

4.2.3 Uji Akurasi ............................................................................ 25

4.2.4 Uji Presisi .............................................................................. 25

4.3 Uji Stabilitas ......................................................................................... 26

BAB 5. PENUTUP ................................................................................................ 34

5.1 Kesimpulan .......................................................................................... 34

5.2 Saran ..................................................................................................... 34

Daftar Pustaka ...................................................................................................... xv

Lampiran .......................................................................................................... xviii

Page 13: TIARA APRILIA-FKIK.pdf

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Farmakokinetik Kalium Losartan ............................................................ 5

Tabel 3.1 Sampel Uji ............................................................................................. 20

Tabel 4.1 Parameter Uji Kesesuaian Sistem .......................................................... 22

Tabel 4.2 Konsentrasi Standar Kalium Losartan dan Luas Area ........................... 24

Tabel 4.3 Hasil Uji Batas Deteksi dan Batas Kuantitasi ....................................... 24

Tabel 4.4 Hasil Uji Akurasi ................................................................................... 25

Tabel 4.5 Hasil Uji Presisi ..................................................................................... 25

Tabel 4.6 Perbandingan Kadar Kalium Losartan Pada Tiap-Tiap Kondisi ........... 27

Tabel 4.6 Persentase Penurunan Kadar Kalium Losartan ..................................... 29

Page 14: TIARA APRILIA-FKIK.pdf

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Struktur Kalium Losartan ................................................................. 4

Gambar 2.2 EXP 3174l ........................................................................................ 7

Gambar 2.3 Tautomer Tetrazole .......................................................................... 7

Gambar 2.4 Impurity E dan F ............................................................................... 8

Gambar 2.5 Hasil Degradasi Reaksi Fotosensitif Kalium Losartan ..................... 9

Gambar 2.6 Diagram Alat Kromatografi Cair Kinerja Tinggi ........................... 13

Gambar 4.1 Kurva Kalibrasi Kalium Losartan .................................................. 23

Gambar 4.2 Kurva Perbandingan Penurunan Kadar Kalium Losartan .............. 28

Gambar 4.3 Hasil Degradasi Minor Fotosensitif Kalium Losartan.................... 30

Gambar 4.4 Hasil Dimerisasi Kalium Losartan ................................................. 31

Gambar 4.5 Struktur Kalium Losartan ............................................................... 32

Page 15: TIARA APRILIA-FKIK.pdf

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Bagan Alur Penelitian ..................................................................... 35

Lampiran 2. Penetapan Panjang Gelombang Serapan Maksimum ..................... 36

Lampiran 3. Alat Kromatografi Cair Kinerja Tinggi .......................................... 37

Lampiran 4. Kromatogram Kalium Losartan Standar dan Tablet ...................... 38

Lampiran 5. Uji Kesesuaian Sistem .................................................................... 39

Lampiran 6. Kromatogram Kesesuaian Sistem ................................................... 40

Lampiran 7. Perhitungan Kurva Kalibrasi .......................................................... 41

Lampiran 8. Kromatogram Kurva Kalibrasi ....................................................... 42

Lampiran 9. Uji Batas Deteksi dan Batas Kuantitasi .......................................... 43

Lampiran 10. Uji Akurasi ..................................................................................... 44

Lampiran 11. Uji Presisi ....................................................................................... 45

Lampiran 12. Kromatogram Verifikasi Metode ................................................... 47

Lampiran 13. Perhitungan Preparasi Sampel........................................................ 50

Lampiran 14. Perhitungan Konsentrasi Akhir Kalium Losartan .......................... 50

Lampiran 15. Hasil Uji Stabilitas ......................................................................... 53

Lampiran 16. Penetapan Laju Reaksi ................................................................... 54

Lampiran 17. Perhitungan Umur Simpan Sediaan ............................................... 56

Lampiran 18. Hasil Uji Statistik Stabilitas Kalium Losartan ............................... 57

Lampiran 19. Sertifikat Analisis Kalium Losartan ............................................... 60

Page 16: TIARA APRILIA-FKIK.pdf

1

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kalium Losartan adalah obat antihipertensi golongan Angiotensin

Reseptor Bloker (ARB) yang merupakan pilihan untuk terapi hipertensi

dengan resiko penyakit jantung, gangguan ginjal, ataupun diabetes (KDOQI

Evidence Review Team, 2012; US Department of Health and Human

Services, 2003). Pada penggunaannya, Kalium Losartan digunakan sebagai

terapi tunggal maupun terapi kombinasi. Pada penggunaan Kalium Losartan

kombinasi ditemukan kasus polifarmasi, dimana lebih dari 6 obat dalam

bentuk tablet/kapsul disuspensikan bersama dengan cara crush method.

Crush method adalah metode yang digunakan untuk membuat suspensi

dengan menggerus atau menghancurkan tablet atau kapsul dan

mensuspensikannya dalam air (Kurata, 2006). Perlu diperhatikan bahwa

proses merubah bentuk sediaan dalam proses administrasi (dispensing)

dapat mempengaruhi stabilitas zat aktif, selain itu reaksi degradasi akan

lebih mudah terjadi pada sediaan cair dibanding sediaan padat, dalam hal ini

Kalium Losartan tablet yang disuspensikan (Carstensen & Rhodes, 2000).

Kalium Losartan merupakan senyawa dalam bentuk garam yang

dapat terhidrolisis dengan adanya air. Kalium Losartan akan mengalami

disosiasi menjadi anion-anion di air dan terus-menerus mengalami

kesetimbangan. Akibat penarikan proton dari molekul air oleh anion,

meninggalkan sisa ion OH- yang menyebabkan larutan menjadi lebih basa

dan mengganggu kestabilan obat. Adanya obat lain yang disuspensikan

bersama akan mempengaruhi pH dari sediaan yang juga dapat

meningkatkan laju degradasi dari obat tersebut (The United States

Pharmacopeial Convention, 2007).

Pada pengujian stabilitas Kalium Losartan diketahui bahwa Kalium

Losartan terhidrolisis oleh asam kuat menghasilkan hasil degradasi yang

terbentuk dari proses dimerisasi dua molekul Kalium Losartan

(Elshanawane, 2012).

Page 17: TIARA APRILIA-FKIK.pdf

2

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Selain itu, penelitian yang dilakukan Seburg (2006), diketahui terjadi

degradasi saat penyiapan suspensi Kalium Losartan. Degradasi ini

meningkat cepat ketika cairan yang diujikan terpapar oleh cahaya. Diketahui

bahwa degradasi terjadi sebagai hasil destruksi cincin imidazol pada Kalium

Losartan yang terjadi karena adanya cahaya dan adanya oksigen (Seburg et

al, 2006).

Maka dari itu, pada penelitian ini digunakan Kalium Losartan

sebagai subjek penelitian atas pengaruh perubahan pH dan cahaya terhadap

obat yang mengalami modifikasi bentuk sediaan. Parameter yang digunakan

pada penelitian ini adalah kadar zat aktif losartan yang dianalisa

menggunakan instrumen Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT)

memanfaatkan prinsip kromatografi yang dapat memisahkan obat dari

bahan-bahan terkait, yang dapat menyebabkan gangguan pada penetapan

kadar. Pengujian dilakukan pada 2 pH yaitu Kalium Losartan tunggal dalam

bentuk suspensi (pH 7) dan pH dimana Kalium Losartan yang

dikombinasikan dengan obat ginjal maupun obat jantung (pH4) yang

pemilihannya disesuaikan dengan guideline pengobatan hipertensi dengan

komplikasi. Ada dua kondisi yang digunakan yaitu kondisi terlindung dari

cahaya dan kondisi tidak terlindung, pada 5 titik waktu pengujian yaitu 0,

15, 30, 45, dan 60 menit.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana pengaruh perubahan pH terhadap kestabilan Kalium Losartan

yang disuspensikan dalam air?

2. Bagaimana pengaruh cahaya terhadap kestabilan Kalium Losartan yang

disuspensikan dalam air?

Page 18: TIARA APRILIA-FKIK.pdf

3

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

1.3 Tujuan penelitian

1. Mengetahui pengaruh perubahan pH terhadap kestabilan Kalium

Losartan yang disuspensikan dalam pembawa air.

2. Mengetahui pengaruh cahaya terhadap kestabilan Kalium Losartan yang

disuspensikan dalam pembawa air.

1.4 Manfaat Peneltian

Memberikan informasi pengaruh perubahan pH dan cahaya saat tablet

Kalium Losartan disuspensikan dalam pembawa air.

Page 19: TIARA APRILIA-FKIK.pdf

4

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Antihipertensi Golongan Angiotensin Reseptor Bloker

Hipertensi adalah penyakit umum yang didefinisikan sebagai

tekanan darah arteri yang tinggi secara terus-menerus. Peningkatan tekanan

darah diidentifikasi sebagai salah satu faktor resiko untuk penyakit

kardiovaskular. Meningkatkan kesadaran, diagnosis hipertensi dan kontrol

peningkatan tekanan darah dengan pengobatan yang tepat dianggap inisiatif

yang menjadi titik kritis dalam mengurasngi morbiditas dan mortalitas

kardiovaskular (Dipiro et al, 2006).

Dikenal 5 kelompok obat lini pertama (first line drug) yang lazim

digunakan untuk pengobatan awal hipertensi, yaitu Diuretik, ß-bloker, ACE

Angiotensin Converting Enzyme (ACE) inhibitor, Angiotensin Reseptor

Bloker (ARB), dan Antagonis Kalsium (Gan, 2007).

Reseptor Angiotensin II terdiri dari dua kelompok besar yaitu AT1

dan AT2. Reseptor AT1 terdapat terutama di otot polos pembuluh darah dan

di otot jantung. Selain itu terdapat juga di ginjal, otak dan kelenjar adrenal.

Reseptor AT1 memperantai semua efek fisiologis Angiotensin II terutama

berperan dalam homeostatis kardiovaskular (Gan, 2007).

2.2 Kalium Losartan

2.2.1 Monografi

Kalium Losartan memiliki rumus struktur sebagai berikut:

Gambar 2.1 Struktur Kalium Losartan

Page 20: TIARA APRILIA-FKIK.pdf

5

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Nama dagang : Angioten, Cozaar

Rumus molekul : C22H22ClKN6O

BM : 461,00 g/mol

Sinonim : 2 – butyl – 4 – chloro – 1 - [p - (o – 1H – tetrazol – 5-

nylphenyl) benzyl] imidazole j– 5 -methanol,

nmonopotassium salt---[124750-99-8]

Fungsi : Antihipertensi

Organoleptis : serbuk kristal, putih sampai putih tulang, dapat mengalir

jnbebas.

Kelarutan : mudah larut dalam air, larut dalam alkohol, dan sedikit j

hlarut dalam pelarut organik umum, seperti asetonitril dan

jmetil etil keton.

pH : 5-6

Titik Didih : 184 °C

Bentuk sediaan : Tablet salut film

Ketersediaan : Melalui administrasi oral, ketersediaan hayati Kalium

nLosartan pada sistemik sebesar 33%, dengan 14%

ndikonversi menjadi metabolit aktif. Konsentrasi puncak

nrata-rata Kalium Losartan sekitar satu jam, sedangkan

nmetabolitnya 3-4 jam. Meskipun konsentrasi plasma

nmaksimum Kalium Losartan dan metabolit aktifnya

bsama, nAUC (Area Under Curve) metabolit empat kali

blebih nbesar dari Kalium Losartan (Merck Canada

bInc,2011).

Tabel 2.1 Farmakokinetik Kalium Losartan

Parameter Senyawa Induk Metabolit

AUC0-24jam (ng.hr/mL) 442 ± 173 1685 ± 452

Cmax (ng/mL) 224 ± 82 212 ± 73

T1/2 (h) 2.1 ± 0.70 7.4 ± 2.4

Tmax (h) 0.9 3.5

CL (mL/min) 56 ± 23 20 ± 3

Sumber: Merck Canada Inc (2011)

Page 21: TIARA APRILIA-FKIK.pdf

6

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2.2.2 Pengertian Umum

Kalium Losartan merupakan prototipe obat golongan ARB yang

bekerja selektif pada reseptor AT1. Pemberian obat ini akan menghambat

semua efek Angiotensin II, seperti vasokontriksi, sekresi aldosteron,

rangsangan saraf simpatis, efek sentral Angiotensin II, efek renal serta efek

jangka panjang berupa hipertrofi otot pembuluh darah dan miokard (Gan,

2007).

Pengembangan Kalium Losartan diawali suatu terobosan pada awal

tahun 1980-an dengan dikeluarkannya paten untuk serangkaian turunan

asam 5-imidazol asetat yang menurunkan respons presor terhadap

angiotensin II pada tikus. Dalam salah satu contoh petunjuk rancangan

obat, pembuatan model molekular senyawa-senyawa induk ini

memunculkan hipotesis yang menyatakan bahwa struktur senyawa-senyawa

tersebut harus diperluas agar menyerupai farmakor angiotensin II. Lalu

melalui suatu rangkaian modifikasi yang jelas, dikembangkan suatu

antagonis reseptor AT1 non peptida yang selektif, kuat, dan aktif secara oral

yaitu Kalium Losartan. Gugus yang berperan penting dalam aktifitas

farmakologis Kalium Losartan adalah adalah imidazol, n-butil, dan tetrazol

yang berperan sebagai residu asam (Goodman, 2012)

2.2.3 Prodrug

Prodrug adalah obat yang bersifat inaktif sampai dimetabolisme

dalam tubuh menjadi obat aktif. Hati merupakan organ utama untuk

metabolisme obat dan terlibat dalam dua tipe reaksi umum, yaitu reaksi fase

I, yakni biotransformasi suatu obat menjadi metabolit lebih polar melalui

pemasukan atau pembukaan suatu gugus fungsional; dan metabolisme II,

yakni membuat obat atau hasil metabolit fase I lebih hidrofilik agar dapat

dieksresi dengan cepat melalui proses konjugasi dengan senyawa endogen

dalam hati (Neal, 2006).

Page 22: TIARA APRILIA-FKIK.pdf

7

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Kalium Losartan dioksidasi oleh enzim CYP menjadi antagonis

angiotensin II yang lebih poten, EXP3174, yang bertanggung jawab

terhadap sebagian besar aktifitas farmakologi Kalium Losartan. Namun,

Kalium Losartan bukanlah prodrug dalam artian mutlak karena Kalium

Losartan merupakan antagonis angiotensin yang memiliki aktifitas

farmakologis itu sendiri (Stella et al, 2007)

Gambar 2.2 EXP3174

2.2.4 Stabilitas Kalium Losartan

Kalium Losartan merupakan garam kalium yang dapat terhidrolisis

oleh adanya air. Gugus tetrazol yang dimilikinya dapat terdisosiasi menjadi

anion dalam air, akibat penarikan proton dari molekul air oleh anion,

meninggalkan sisa ion OH- yang menyebabkan larutan menjadi lebih basa,

sehingga mengganggu kestabilan obat. Hanya ada satu isomer dari tetrazol

dan memiliki dua tautomer. Tetrazol bersifat asam seperti asam karboksilat

sehingga merupakan struktur pengganti yang ideal (isoster) untuk gugus -

CO2H pada obat. Tetrazol secara umum stabil, dengan titik leleh 158 °C

dan terdekomposisi pada suhu > 180°C ( Joule & Mills, 2010).

Gambar 2.3 Tautomer tetrazol

Page 23: TIARA APRILIA-FKIK.pdf

8

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Pada penelitian Elshanawane, Abdelaziz, dan Hafez (2012) diketahui

bahwa Losartan terdegradasi oleh asam (1M HCl) memberikan hasil

degradasi yaitu Impurity E dan F yang degradasinya akan meningkat seiring

peningkatan suhu. Reaksi yang terjadi adalah reaksi dimerisasi dua atom

molekul dari atom nitrogen dari tetrazol dan atom karbon dari 5-metanol

pada cincin imidazol yang menghasilkan dimer dan air.

Gambar 2.4 Impurity E dan F

Selain itu, Kalium Losartan diketahui mengalami degradasi (Gambar

2.5) yang disebabkan pecahnya cincin imidazol saat sediaan tablet Kalium

Losartan dikembangkan menjadi sediaan suspensi (Seburg, 2006).

Turunan imidazol memiliki berbagai aktivitas farmakologi,

diantaranya : aktivitas analgesik dan aktivitas anti-inflamasi, aktivitas

kardiovaskular, aktivitas anti-neoplastik, aktivitas antijamur, aktivitas

penghambatan enzim, aktivitas antianthelmintik, agen anti-filaria, aktivitas

anti virus dan aktivitas anti ulkus (Bhatnagar, 2011).

Page 24: TIARA APRILIA-FKIK.pdf

9

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Gambar 2.5 Hasil Degradasi Reaksi Fotosensitif Losartan

2.3 Sediaan Suspensi

Suspensi farmasi adalah dispersi kasar, dimana partikel padat yang

tak larut umumnya lebih besar dari 1µm, dan terdispersi dalam medium cair,

biasanya aqueous (Aulton, 2001).

Page 25: TIARA APRILIA-FKIK.pdf

10

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Suspensi aqueous merupakan sistem formula yang berguna untuk

obat yang tidak larut atau kelarutannya buruk. Suspensi aqueous dapat pula

digunakan untuk menggunaan parenteral dan optalmik, dan memberikan

bentuk aplikasi yang sesuai untuk meterial dermatologi di kulit, maupun

bagi pasien yang tidak dapat menelan (Aulton, 2001).

Suspensi yang diterima adalah partikel tidak mengendap terlalu

cepat, partikel yang mengendap tidak membentuk masa keras dan bisa

meyebar menjadi campuran homogen saat dilakukan pengguncangan

(Aulton, 2001).

Sedangkan jenis suspensi menurut Farmakope IV (1995) terbagi atas

2 yaitu:

1. Suspensi siap digunakan, yakni suspsensi yang telah disuspensikan

dari awal pembuatan sediaan.

2. Suspensi Kering, suspensi jenis ini baru disuspensikan dengan air

pada saat akan digunakan. Umumnya, suatu sediaan suspensi kering

dibuat karena stabilitas zat aktif di dalam pelarut air terbatas, baik

stabilitas kimia atau stabilitas fisik.

2.4 Tablet Salut

Tablet salut adalah tablet ditutupi dengan satu atau lebih lapisan dari

campuran zat-zat seperti resin alami atau sintetis, polimer, pengisi, gula,

pewarna, zat penyedap, dan bahan-bahan kadang-kadang juga aktif. Tablet

dilapisi karena berbagai alasan seperti perlindungan bahan-bahan aktif dari

udara, kelembaban, atau cahaya, membuat rasa enak dan bau

menyenangkan, atau perbaikan penampilan. Substansi yang digunakan

untuk pelapisan biasanya adalah larutan atau suspensi (WHO, 2006).

Dalam International Pharmacopoeia (2006) tiga kategori utama dari

tablet salut dapat dibedakan menjadi:

a. Tablet salut gula

Sebuah tablet dilapisi salut gula untuk memperbaiki penerimaan pasien.

Page 26: TIARA APRILIA-FKIK.pdf

11

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

b. Tablet Salut Film

Sebuah tablet salut ditutupi dengan lapisan tipis resin, polimer, dan

atau plasticizer mampu membentuk sebuah film, salut ini dibuat untuk

mempertahankan sifat fisika kimia zat aktif didalamnya.

c. Tablet modified release

Tablet modified release yang dilapisi atau tablet matriks yang

mengandung bahan pengisi atau dibuat dengan prosedur yang, secara

terpisah atau bersama-sama, yang dirancang untuk memodifikasi laju

pelepasan bahan aktif dalam saluran pencernaan.

2.5 Stabilitas Obat

2.5.1 Pertimbangan Umum

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi tingkat dan kecepatan

penurunan mutu obat dalam buku Pemastian Mutu Obat (2007) adalah:

a. Faktor Lingkungan seperti panas, kelembaban, cahaya, oksigen,

dan berbagai bentuk lain perubahan dan tekanan fisik (contoh:

getaran atau pembekuan)

b. Faktor yang berhubungan dengan produk, meliputi:

i. Sifat fisika dan kimia zat aktif dan bahan tambahan farmasi

(eksipien) yang digunakan (sebagai contoh, adanya zat

pengotor tertentu, bentuk polimorf atau kristal tertentu, ukuran

partikel dan kemungkinan adanya air atau pelarut lainnya)

ii. Bentuk sediaan dan komposisinya.

iii. Proses pembuatan (termasuk kondisi lingkungan dan prosedur

teknologi).

iv. Sifat wadah atau kemasan lainnya yang bersentuhan langsung

dengan produk atau memengaruhi stabilitas.

Page 27: TIARA APRILIA-FKIK.pdf

12

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2.5.2 Stabilitas Kimia Obat

Obat-obatan terkadang memiliki struktur kimia yang cukup rumit,

dan berdasarkan definisinya merupakan biologis aktif. Maka, tidaklah

mengherankan jika molekul-molekul reaktif ini mengalami reaksi-reaksi

kimia yang menyebabkan terjadinya dekomposisi molekul itu sendiri, dan

proses ini terjadi segera setelah obat-obatan tersebut disintesis atau

diformulasi. Reaksi dekomposisi tersebut kebanyakan menyebabkan obat-

obatan menjadi kurang aktif dari yang diharapkan (efikasi rendah); dan yang

lebih parah lagi, dekomposisi dapat menyebabkan obat menjadi toksik bagi

pasien. Oleh karena itu proses dekomposisi harus dipahami untuk

meminimalkan resiko tersebut terhadap pasien. Kebanyakan ketidakstabilan

obat disebabkan oleh proses oksidasi dan hidrolisis (Cairns, 2008).

2.6 Kromatografi Cair Kinerja Tinggi

2.6.1 Pengertian Umum

Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) merupakan teknik

pemisahan yang diterima secara luas untuk analisis dan pemurnian senyawa

tertentu dalam suatu sampel dalam sejumlah bidang, antara lain farmasi,

lingkungan, bioteknologi, polimer, dan industri-industri makanan. KCKT

merupakan metode yang tidak destruktif dan dapat digunakan baik untuk

analisis kualitatif maupun kuantitatif (Gandjar & Rohman, 2007).

Pemisahan analit dalam kolom kromatografi berdasarkan pada aliran

fase gerak yang membawa campuran analit melalui fase diam dan perbedaan

interaksi analit dengan permukaan fase diam sehingga terjadi perbedaan

waktu perpindahan setiap komponen dalam campuran (Kezakevich &

Lobrutto, 2007).

2.6.1.1 Jenis KCKT

KCKT dibagi menjadi beberapa jenis yaitu kromatografi adsorbsi,

kromatografi partisi, kromatografi penukar ion, dan kromatografi ekslusi.

Pemisahan dapat dilakukan dengan fase normal atau fase terbalik tergantung

dari polaritas relatif fase diam dan fase gerak (Gandjar & Rohman, 2007).

Page 28: TIARA APRILIA-FKIK.pdf

13

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Kromatografi fase terbalik biasanya merupakan pilihan pertama

untuk pemisahan sampel, baik sampel netral maupun ion. Jenis kolom yang

digunakan berisi fase terikat kurang polar seperti C8 atau C18. Fase gerak

yang digunakan biasanya adalah campuran air dengan asetonitril atau

metanol. Proses pemisahan dengan KCKT fase terbalik biasanya lebih baik,

tepat, kuat, dan serbaguna. Kolom yang digunakan juga lebih efisien dan

reprodusibel serta banyaknya pilihan kolom yang tersedia, meliputi dimensi

kolom, ukuran partikel, dan tipe fase diam. Pelarut yang digunakan

cenderung kurang mudah terbakar atau beracun, dan lebih kompatibel

dengan detektor (Snyder, Kirkland, & Dolan, 2010)..

Pada fase terbalik, fase gerak relatif lebih polar daripada fase diam,

sehingga urutan elusinya adalah polar dielusi lebih awal dan non polar

dielusi terakhir (Gandjar & Rohman, 2007).

2.6.1.2 Instrumentasi KCKT

Sumber: http://www.waters.com

Gambar 2.6 Diagram Alat Kromatografi Cair Kinerja Tinggi

a. Wadah Fase Gerak (Reservoir)

Wadah fase gerak menyimpan sejumlah fase gerak yang secara

langsung berhubungan dengan sistem (Meyer, 2004).

b. Pompa (Pump)

Pompa yang digunakan pada KCKT haruslah merupakan instrumen

yang kokoh untuk menghasilkan tekanan tinggi. Laju alir dapat bervariasi

dari 0,1 hingga 5 atau 10 ml/menit.

Page 29: TIARA APRILIA-FKIK.pdf

14

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Kebanyakan pompa saat ini telah memiliki saluran pembilas yang

biasanya memungkinkan air untuk dapat bersirkulasi. Larutan ini

berfungsi untuk membilas piston agar bersih dari garam dapar (Meyer,

2004).

c. Tempat Injeksi Sampel (Injector)

Autosampler memungkinkan injeksi otomatis sampel dari satu set

vial. Kebanyakan laboratorium menggunakan autosampler untuk

menurunkan biaya tenaga kerja dan meningkatkan presisi produktivitas.

Prinsip autosampler adalah larutan sampel akan disuntikan ke dalam

sampel loop dengan jarum suntik pada posisi load dan larutan sampel yang

ada di sampel loop akan dialirkan ke kolom dengan memutar rotor ke

posisi inject dan segala sistem penyuntikan bekerja secara otomatis (Ahuja

& Dong, 2005).

d. Kolom (Column)

Kolom untuk tujuan analitik berkisar antara panjang 10 hingga 25

cm dan diameter 2 hingga 9 mm. Kolom merupakan jantung dari setiap

kromatografi, berperan sebagai media penyimpanan fase diam yang

berperan dalam pemisahan sampel ke dalam waktu retensi yang terpisah

(Dong, 2006)

e. Detektor

Beberapa detektor yang paling sering digunakan dalam KCKT

adalah detektor sprektofotometri UV-Vis, photoiodide-array (PDA),

fluoresensi, indeks bias dan detektor elektrokimia (Gandjar & Rohman,

2007).

f. Data Handling

Alat pengumpul data seperti komputer, integrator dan rekorder

dihubungkan ke detektor. Kebanyaka komputer berbasis data handling

memegang kendali keseluruhan kontrol dari KCKT termasuk dari

manufaktur lainnya (Ahuja & Dong, 2005).

Page 30: TIARA APRILIA-FKIK.pdf

15

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2.6.2 Penentuan Kadar Kalium Losartan

Kromatografi cair kinerja tinggi dilengkapi dengan detektor 254 nm

dan kolom 4 mmx25 cm berisi bahan pengisi C 18. Laju alir 1 mL per

menit. Fase Gerak : Asetonitril : 0,1% asam fosfat dalam air (2:3).

Kromatografi terhadap larutan baku dilakukan dan direkam respon puncak

seperti tertera pada prosedur : faktor tailing tidak lebih dari 2,0; efisiensi

kolom tidak kurang dari 5600 lempeng teoritis; dan simpangan baku relatif

pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%.

Prosedur kerja dengan menyuntikan secara terpisah sejumlah volume

yang sama (10µl) larutan baku dan larutan uji ke dalam kolom kromatografi,

rekam kromatogram dan ukur respon puncak utama (The United States

Pharmacopeial Convention, 2007).

2.6.3 Verifikasi Metode

Verifikasi metode pada dasarnya berbeda dengan validasi metode.

Verifikasi metode dilakukan pada semua metode standar (metode baku) atau

metode yang sudah divalidasi mula-mula digunakan dan pada jarak waktu

tertentu secara berkala. Tujuan verifikasi metode antara lain untuk

memastikan bahwa analis dapat menerapkan metode analisis dengan baik

serta untuk menjamin mutu hasil uji (Ganjar & Rohman, 2006).

Verifikasi dilakukan dengan menetapkan presisi, akurasi, dan batas

deteksi (jika perlu) pada suatu metode analisis.

1. Akurasi

Akurasi merupakan ketelitian metode analisis atau kedekatan antara

nilai terukur dengan nilai yang diterima baik nilai konversi, nilai

sebenarnya, atau nilai rujukan. Untuk pengujian senyawa obat, akurasi

diperoleh dengan membandingkan hasil pengukuran dengan bahan rujukan

standar. Untuk mendokumentasikan akurasi, ICH merekomendasikan

pengumpulan data dari 9 kali penetapan kadar dengan 3 konsentrasi yang

berbeda (misal 3 konsentrasi dengan 3 kali replikasi). Data harus dilaporkan

sebagai persentase perolehan kembali (Ganjar & Rohman, 2006; Harmita,

2004).

Page 31: TIARA APRILIA-FKIK.pdf

16

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2. Presisi

Presisi merupakan ukuran keterulangan metode analisis dan biasanya

diekspresikan sebagai simpangan baku relatif dari sejumlah sampel yang

berbeda signifikan secara statistik. Sesuai dengan ICH, presisi dilakukan

pada 3 tingkatan yang berbeda yaitu: keterulangan (repeatibility), presisi

antara (intermediate precition), dan ketertiruan (reproducibility)

a. Keterulangan yaitu ketepatan (precision) pada kondisi percobaan

yang sama (berulang) baik orangnya, peralatannya, tempatnya,

maupun waktunya.

b. Presisi antara yaitu ketepatan (precision) pada kondisi percobaan

yang berbeda, baik orangnya, peralatannya, tempatnya, maupun

waktunya.

c. Ketertiruan merujuk pada hasil-hasil dari laboratorium yang lain.

Dokumentasi presisi mencakup simpangan baku dan simpangan

baku relatif (RSD) atau koefisien variasi (KV). Ketertiruan biasanya

dilakukan ketika akan melakukan uji banding antar laboratorium. Data

untuk menguji presisi seringkali dikumpulkan sebagai bagian kajian-kajian

lain yang berkalitan dengan presisi seperti linieritas atau akurasi. Pada

pengujian dengan KCKT, nilai RSD antara 1-2% biasanya dipersyaratkan

untuk senyawa-senyawa aktif dalam jumlah yang banyak (Ganjar &

Rohman, 2006; Harmita, 2004).

3. Batas deteksi dan kuantifikasi

Batas deteksi didefinisikan sebagai konsentrasi analit terendah dalam

sampel yang masih dapat dideteksi, meskipun tidak selalu dapat

dikuantifikasi. LOD (Limit of Detection) merupakan batas uji yang secara

spesifik menyatakan apakah analit diatas atau dibawah nilai tertentu.

LOD dapat dihitung berdasarkan pada standar deviasi (SD) respon dan

kemiringan (slope,S) kurva baku pada level yang mendekati LOD dengan

rumus LOD=3,3 (SD/S). Batas kuantifikasi atau LOQ (Limit of

Quantitation) didefinisikan sebagai konsentrasi analit terendah dalam

sampel yang dapat ditentukan dengan presisi dan akurasi yang dapat

diterima (Ganjar & Rohman, 2006).

Page 32: TIARA APRILIA-FKIK.pdf

17

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di laboratorium Farmasi yaitu Laboratorium

Penelitian II, Laboratorium Farmakognosi dan Fitokimia, Laboratorium

Penelitian I, dan Laboratorium Kesehatan Lingkungan Fakultas Kedokteran

dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatulah Jakarta.

Penelitian dimulai bulan Januari hingga April.

3.2 Alat dan Bahan

3.2.1 Alat

KCKT (Dionex Ultimate 3000) yang terdiri dari: pompa (Dionex

Ultimate 3000 pump), kolom AcclaimTM

1200 C18 5µm 4,6x250mm,

autosampler, detektor DAD (Diode Array Detector), program komputer PC

(Chromeleon). Spektrofotometer Ultraviolet-Visibel (Hitachi U-2910),

Ultrasonic Bath (Branson 5510), pH meter (Horiba), magnetic stirer

(Wiggen Hauser), vorteks, sentrifugator dan tabung sentrifugasi (Eppendorf

Centrifuge 5417 R), timbangan analitik, alat-alat gelas, mikropipet, dan

lemari pendingin.

3.2.2 Bahan

Standar Analitik Losartan Potassium (Sigma-Aldrich), Tablet

Kalium Losartan, Asetonitrile (Merck), Metanol (Merck), KH2PO4,

Aquabidest, Aquadest.

3.3 Prosedur Kerja

3.3.1 Pembuatan Larutan Induk Kalium Losartan

Ditimbang sebanyak 50,0 mg Kalium Losartan. Dilarutkan ke dalam

metanol HPLC grade hingga volume akhir 50 mL lalu didapat konsentrasi

1000µg/mL yang digunakan sebagai larutan induk.

Page 33: TIARA APRILIA-FKIK.pdf

18

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3.3.2 Penetuan Panjang Gelombang Maksimum

Dibuat spektrum serapan ultraviolet Kalium Losartan dengan

melakukan pengenceran larutan induk Kalium Losartan dalam methanol

HPLC grade hingga didapat konsentrasi 10ppm. Atur spektrum pada

panjang gelombang 200-400nm menggunakan Spektrofotometer UV-

Visibel, lalu ditentukan panjang gelombang maksimumnya.

3.3.3 Penetapan Kondisi Optimum

Sesuai dengan USP 30 kondisi optimum yang digunakan untuk

menganalisis Kalium Losartan sebagai berikut:

Fase Gerak : Asetonitril : 0,1% asam fosfat dalam air (2:3 v/v)

Fase Diam : Kolom C18 (5µm 4,6x250mm)

Laju alir : 1mL/min

Temperatur Kolom : 35 °C

Volume Injeksi : 10µL

a. Pembuatan 0,1% Asam Fosfat dalam Air

0,1% Asam fosfat dalam air dibuat dengan melarutkan 1mL asam

ortofosfat pekat dalam aquabides, lalu ad hingga 1000mL.

b. Pembuatan Dapar Fosfat pH 2 dan pH 3

Dapar fosfat dibuat masing-masing dengan melarutkan KH2PO4

0,34gr ke dalam 40mL aquades, cek dengan pH meter, adjust dengan asam

ortofosfat hingga didapatkan pH 3 dan pH 2, lalu ad hingga 50ml dengan

aquades.

c. Preparasi Sediaan

Sediaan Kalium Losartan dalam bentuk tablet sebanyak 20 buah

dikeluarkan dari strip, digerus lalu ditimbang berat totalnya, kemudian

dilakukan perhitungan setara 50,0 mg Kalium Losartan lalu ditimbang

sebanyak 4 kali untuk dibagi menjadi 4 sampel (pH 7 tidak terlindung, pH 4

tidak terlindung, pH 7 terlindung, dan pH 4 terlindung). Untuk kondisi

terlindung semua wadah yang digunakan dilindungi menggunakan

alumunium foil dan dihindarkan dari cahaya, sedangkan untuk kondisi asam

ditambahkan dapar fosfat hingga didapat pH 4.

Page 34: TIARA APRILIA-FKIK.pdf

19

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Masing-masing serbuk yang telah ditimbang setara 50,0 mg Kalium

Losartan dilarutkan menggunakan aquadest ad 50 mL hingga didapat kadar

1000 µg/mL. Sebelum pengukuran kadar, ambil cuplikan Kalium Losartan

sebanyak 150µL lalu dilakukan pengenceran dengan menambahkan 1,2 mL

metanol HPLC grade dan 150µL dapar fosfat hingga didapat konsentrasi

100 µg/mL dengan pH sediaan 5,5.

3.3.5 Uji Kesesuaian Sistem

Larutan Kalium Losartan dibuat dengan melakukan pengenceran

larutan induk Kalium Losartan hingga didapat konsentrasi 100ppm,

diinjeksi sebanyak 10µL ke alat KCKT dengan fase gerak 0,1% asam fosfat

dalam air : asetonitril 3:2 (v/v), diulangi sebanyak enam kali. Kemudian

dihitung jumlah plat teoritis, % RSD (Relative Standard Deviation) Peak

Area & Retention Time, dan faktor tailing.

3.3.6 Verifikasi Metode

3.3.6.1 Akurasi

Uji akurasi dilakukan pada konsentrasi 80, 100, dan 120ppm. Dibuat

larutan Kalium Losartan dengan melakukan pengenceran larutan induk

Kalium Losartan dalam methanol HPLC grade hingga didapat konsentrasi

80, 100, dan 120ppm. Larutan di suntikan sebanyak tiga kali masing-masing

10,0µL ke alat KCKT dengan fase gerak 0,1% asam fosfat dalam

air:asetonitril 3:2 (v/v) dan laju alir 1mL/menit. Dihitung nilai % perolehan

kembali (%recovery) dan % differensiasi.

3.3.6.2 Presisi

Uji presisi dilakukan pada kadar sebesar 80ppm, 100ppm, dan

120ppm. Dibuat larutan Kalium Losartan dengan melakukan pengenceran

larutan induk Kalium Losartan dalam methanol HPLC grade hingga didapat

konsentrasi 80, 100, dan 120ppm.

Page 35: TIARA APRILIA-FKIK.pdf

20

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Larutan di suntikan sebanyak tiga kali masing-masing 10,0 µL ke

alat KCKT dengan fase gerak 0,1% asam fosfat dalam air : asetonitril 3:2

(v/v) dan laju alir 1mL/menit. Uji presisi dilakukan pada intrahari dan

interhari. Pada uji interhari proses injeksi dilakukan pada jam ke-0 dan 6.

Sedangkan pada uji intrahari uji dilakukan pada hari ke-1 dan 2. Dihitung

nilai SD dan RSD.

3.3.7 Penetapan Kurva Kalibrasi

Seri konsentrasi Larutan Kalium Losartan diencerkan hingga

didapatkan konsentrasi 25, 50, 75, 100, 125 dan 150ppm. Sebanyak 10 µL

dari larutan tersebut diinjeksikan ke alat KCKT sesuai metode USP 30.

Setelah itu dianalisis regresi perbandingan luas puncak terhadap konsentrasi

Kalium Losartan dari masing-masing konsentrasi dan dibuat kurva

kalibrasinya.

LOD dihitung melalui persamaan garis regresi linier dari kurva

kalibrasi dengan rumus:

LOQ=

Sedangkan LOD didapatkan melalui rumus:

LOD=

Dimana (Sy/x) adalah simpangan baku residual, b adalah slope dari

persamaan regresi.

3.3.8 Analisis Degradasi Kadar

Tabel 3.1 Sampel Uji

Sampel Uji pH 7 pH 4

Cahaya normal pH 7 tidak terlindung pH 4 tidak terlindung

Terlindung Cahaya pH 7 terlindung pH 4 terlindung Keterangan: Terlindung = wadah dilapisi alumunium foil dan dilakukan dalam

kondisi gelap.

Page 36: TIARA APRILIA-FKIK.pdf

21

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Dilakukan rangkaian pengujian berdasarkan waktu, yaitu pengujian

pada menit ke-0, 15, 30, 45, dan 60. Suspensi yang telah siap,

dihomogenkan dengan cara dikocok sebanyak 20x, ambil cuplikan dari

masing-masing sampel sebanyak 150µL lalu diencerkan dengan 1,2 mL

metanol HPLC grade dan 150µL dapar fosfat hingga didapat pH sediaan 5,5

dengan konsentrasi 100 µg/mL, sampel tersebut menjadi sampel uji menit

ke-0. Untuk sampel uji menit ke-15, 30, 45, dan 60 diamkan suspensi

hingga waktu 15, 30, 45, dan 60 lalu homogenkan degan cara dikocok 20x

dan lakukan seperti tahapan di atas.

Selanjutnya setiap sampel divortex selama 5 menit. Kemudian

disentrifuge selama 5 menit dengan kecepatan 5000 rpm dengan suhu 25oC.

Supernatan yang didapatkan kemudian diambil dan disaring dengan

menggunakan srynge filter 0,45 lalu dimasukkan ke dalam vial untuk

dilakukan pengukuran KCKT sesuai dengan USP 30. Hitung luas area

puncak utama lalu dicari konsentrasinya menggunakan persamaan regresi

yang didapat.

Page 37: TIARA APRILIA-FKIK.pdf

22

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Penentuan Metode Analisis

4.1.1 Penentuan Panjang Gelombang Maksimum

Penentuan panjang gelombang maksimum dilakukan dengan

menggunakan spektrofotometer ultraviolet-visibel. Untuk penetapan kadar

Kalium Losartan panjang gelombang maksimum yang digunakan adalah

254 nm, panjang gelombang ini sesuai dengan panjang gelombang Kalium

Losartan pada USP 30. Spektrum serapan Kalium Losartan 10 ppm dapat

dilihat pada lampiran 2.

4.1.2 Pemilihan Fase gerak dan Kondisi Optimum KCKT

Fase gerak yang digunakan pada penelitian ini berdasarkan literatur

USP 30 yaitu asetonitril : 0,1 % asam fosfat dalam air (2:3 v/v) dengan laju

alir 1 mL/menit, volume injeksi 10 µl pada panjang gelombang 254 nm,

menggunakan kolom C-18 5µm 4,6x250mm temperatur 35°C dengan lampu

detektor UV.

4.1.3 Uji Kesesuaian Sistem

Pada uji Kesesuaian sistem sampel diinjeksikan sebanyak enam kali.

Parameter untuk menetapkan kesesuaian sistem sebelum analisis, yaitu

efisiensi kolom, faktor tailing, simpangan baku (RSD) peak retention, dan

simpangan baku (RSD) peak area.

Tabel 4.1 Parameter Uji Kesesuaian Sistem

Parameter Uji Hasil Uji Rata-rata

Plat teoritis 12582,333

Faktor tailing 2,182

Simpangan Baku (RSD)

Peak Retention

Peak Areas

0,559%

0,481%

Page 38: TIARA APRILIA-FKIK.pdf

23

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Berdasarkan hasil yang tertera pada tabel, didapatkan efisiensi

kolom, RSD peak area, dan RSD waktu retensi yang memenuhi persyaratan

(ICH Guideline, 1994; The United States Pharmacopeial Convention, 2007).

Dengan kata lain hasil uji kesesuain sistem menyatakan bahwa metode kerja

sesuai dengan sistem KCKT yang digunakan. Data selengkapnya mengenai

uji kesesuaian sistem untuk analisa tercantum pada lampiran 5.

4.2 Verifikasi Metode Analisis

4.2.1 Pembuatan Kurva Kalibrasi

Gambar 4.1 Kurva Kalibrasi Kalium Losartan

Dari konsentrasi 25 ppm, 50 ppm, 75 ppm, 100 ppm 125 ppm, dan

150 ppm. Diperoleh nilai r 0,9998 menggunakan persamaan linier y =

0,1699x + 0,2505 dengan nilai Coeff.Det 99,939% dan Relative Standard

Deviation 1,297%. Nilai tersebut menunjukan kemampuan prosedur analitik

dapat memberikan hasil test yang proporsional dengan analit di dalam

sampel (ICH guidelines, 1994; Harmita, 2004). Luas area yang diperoleh

dapat dilihat di tabel 4.2. Data hasil selengkapnya tercantum pada lampiran

7.

y = 0,1699x + 0,2505 R = 0,9998

0

5

10

15

20

25

30

0 20 40 60 80 100 120 140 160

Ab

sorb

ansi

(m

Au

*min

)

Konsentrasi (ppm)

Kurva x terhadap y

Page 39: TIARA APRILIA-FKIK.pdf

24

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Tabel.4.2 Konsentrasi Standar Kalium Losartan dan Luas Area

X (µg/mL) Y (mAU*min)

25 4,361

50 8,997

75 12,828

100 17,275

125 21,556

150 25,662

4.2.2 Uji Batas Deteksi dan Batas Kuantitasi

Uji batas deteksi dan batas kuantitasi dilakukan untuk mengetahui

batas deteksi dan batas kuantitasi terendah dari sampel yang masih dapat

menghasilkan data dengan akurasi dan presisi yang baik. Batas deteksi yang

diperoleh dari hasil pengujian sebesar 3,364 µg/mL dan batas kuantitasi

10,193 µg/mL. Perhitungan didapatkan secara statistik mealui garis regresi

linear dari kurva kalibrasi.

Sehingga diketahui bahwa 3,364 µg/mL merupakan batas minimum

analit Kalium Losartan yang dapat dideteksi sedangkan 10,193 µg/mL

adalah batas minimum analit Kalium Losartan yang dapat dihitung kadarnya

(Gandjar & Rohman, 2006). Data mengenai uji batas deteksi dan batas

kuantitasi dapat dilihat pada tabel 4.3. Data hasil percobaan selengkapnya

tercantum pada lampiran 9.

Tabel 4.3. Hasil Uji Batas Deteksi dan Batas Kuantitasi

Parameter Nilai

Simpangan Baku (Sb) 0,173

Limit Deteksi 3,364 µg/mL

Limit Kuantitasi 10,193 µg/mL

Page 40: TIARA APRILIA-FKIK.pdf

25

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

4.2.2 Uji Akurasi

Uji akurasi dilakukan pada tiga konsentrasi sampel, yaitu pada

konsentrasi 80ppm, 100ppm, 120ppm dilakukan sebanyak tiga kali

pengulangan untuk masing-masing konsentrasi. Nilai perolehan kembali

(%recovery) disyaratkan dalam range 95-105%, sehingga dapat dinyatakan

metode ini memiliki akurasi yang dapat diterima (Kazakevich & Lobrutto,

2007). Hasil uji akurasi dapat dilihat pada tabel 4.4 dan data hasil percobaan

selengkapnya tercantum pada lampiran 10.

Tabel 4.4 Hasil Uji Akurasi

Konsentrasi (µg/mL) Perolehan Kembali (%) %diff

80 101,652 1,652

100 103,015 3,015

120 105,975 5,975

Rata-rata 103,547 3,547

4.2.4 Uji Presisi

Uji dilakukan pada 3 konsentrasi sampel, yaitu pada 80, 100, 120

ppm diulangi sebanyak 3 kali untuk masing-masing konsentrasi, dilakukan

pada pengujian interhari (interval waktu pendek) dan intrahari (interval

waktu panjang) berturut-turut. Syarat hasil uji presisi adalah simpangan

baku relatif (RSD) atau koefisien variasi (KV) dari masing-masing

konsentrasi dengan nilai ≤2% (ICH guidelines, 2005). Hasil uji presisi dapat

dilihat pada tabel 4.5 dan data hasil percobaan selengkapnya tercantum pada

lampiran 8.

Tabel 4.5 Hasil Uji Presisi

Konsentrasi (µg/mL) SD (%) RSD (%) Syarat RSD

80 ppm intrahari 0,104 0,725 ≤2%

(ICH

guideline) interhari 0,080 0,475

100 ppm intrahari 0,226 1,252

interhari 0,090 0,425

120 ppm intrahari 0,199 0,882

interhari 0,250 0,958

Page 41: TIARA APRILIA-FKIK.pdf

26

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

4.4 Uji Stabilitas

Pengukuran kadar Kalium Losartan dalam suspensi diuji dalam

perbedaan waktu dan lingkungan. Waktu yang ditentukan dalam pengujian

sampel adalah 0, 15, 30, 45, 60 menit dan kondisi lingkungan yang

digunakan adalah pH 7 tidak terlindung cahaya, pH 4 tdak terlindung

cahaya, pH 7 terlindung cahaya, dan pH 4 terlindung cahaya.

Bobot awal Kalium Losartan dalam tablet yang ditimbang adalah

setara 50,0 mg Kalium Losartan. Hasil penimbangan dilarutkan dalam 50

mL air sehingga didapat konsentrasi 1000µg/mL yang selanjutnya dilakukan

uji stabilitas dan diencerkan 10x. Berdasarkan persamaan regresi yang

didapat yaitu y = 0,1699x + 0,2505, didapat konsentrasi akhir Kalium

Losartan dalam sampel.

Pada tabel 4.6 jika dilihat dari Sig. yang menunjukan nilai

signifikansi dengan tingkat kepercayaan 95%, diketahui bahwa data uji

stabilitas Kalium Losartan tidak berbeda secara nyata antar kelompok

percobaan, baik pada perbedaan pH maupun kondisi cahaya. Nilai ini

diketahui dengan masing-masing nilai signifikansi yang lebih dari 0,05 pada

uji Leas Significants Difference (LSD).

Berdasarkan kurva perbandingan kadar dan waktu pada tiap kondisi

percobaan (Gambar 4.2), penurunan kadar pada kondisi terlindung maupun

tidak terlindung cahaya, baik pH 4 maupun pH 7 pada penyimpanan selama

60 menit tidak memperlihatkan penurunan hingga >10% yang menyatakan

sudah tidak memenuhi syarat umur simpan sediaan secara umum

(Carstensen & Rhodes, 2000). Dari perhitungan data degradasi pada

keempat kondisi percobaan didapat laju degradasi dengan nilai 0,0004606%

per menit yang didapat dari tetapan reaksi pada masing-masing kondisi

menggunakan fungsi orde satu. Dengan laju degradasi sebesar 0,0004606%

per menit kadar 90% yang tersisa akan didapat setelah penyimpanan selama

3 jam 48 menit. Perhitungan laju degradasi dan umur simpan obat dapat

dilihat dilampiran 16 dan 17.

Page 42: TIARA APRILIA-FKIK.pdf

27

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Tabel 4.6 Perbandingan Kalium Losartan Pada Tiap-tiap Kondisi

Percobaan

(I) pH (J) pH

Mean

Difference (I-J)

Std.

Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower

Bound Upper Bound

pH 4

(T)

pH 7

(T) .4508000 .6995951 .528 -1.032275 1.933875

pH 4

(G) .4848000 .6995951 .498 -.998275 1.967875

pH 7

(G) -.0760000 .6995951 .915 -1.559075 1.407075

pH 7

(T)

pH 4

(T) -.4508000 .6995951 .528 -1.933875 1.032275

pH 4

(G) .0340000 .6995951 .962 -1.449075 1.517075

pH 7

(G) -.5268000 .6995951 .462 -2.009875 .956275

pH 4

(G)

pH 4

(T) -.4848000 .6995951 .498 -1.967875 .998275

pH 7

(T) -.0340000 .6995951 .962 -1.517075 1.449075

pH 7

(G) -.5608000 .6995951 .435 -2.043875 .922275

pH 7

(G)

pH 4

(T) .0760000 .6995951 .915 -1.407075 1.559075

pH 7

(T) .5268000 .6995951 .462 -.956275 2.009875

pH 4

(G) .5608000 .6995951 .435 -.922275 2.043875

Keterangan: Signifikansi <0,05 persentase kadar Kalium Losartan

Menurut monografi Kalium Losartan pada USP 30-NF25 kadar

Kalium Losartan yang memenuhi persyaratan adalah tidak kurang dari

98,5% dan tidak lebih dari 101,0%.

Page 43: TIARA APRILIA-FKIK.pdf

28

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Gambar 4.2 Kurva Perbandingan Penurunan Kadar Kalium Losartan

Berdasarkan monografi tersebut, dari hasil pengujian suspensi yang

terlindung cahaya dan suspensi yang tidak terlindung cahaya baik pH 4

maupun pH 7, penyimpanan dapat dilakukan hingga menit ke-45 agar kadar

Kalium Losartan tetap memenuhi monografi setelah proses pembuatan

sediaan suspensi dengan persentase kadar yang tersisa masing-masing

sebesar 98,632% untuk pH 4 kondisi tidak terlindung cahaya; 98,892%

untuk pH 7 kondisi tidak terlindung cahaya; 98,557% untuk pH 4 kondisi

terlindung cahaya; dan 99,066% untuk pH 7 kondisi terlindung cahaya.

Pengambilan keputusan didasarkan pada menit ke-60 persentase

kadar yang tersisa sudah tidak memenuhi persyaratan yaitu sebagai berikut:

97,163% untuk pH 4 kondisi tidak terlindung cahaya; 97,754% untuk pH 7

kondisi tidak terlindung cahaya; 97,337% untuk pH 4 kondisi terlindung

cahaya; dan 97,668% untuk pH 7 kondisi terlindung cahaya. Penjelasan

lebih rinci mengenai pengolahan data statistik dapat dilihat pada

Lampiran.18.

97

97,5

98

98,5

99

99,5

100

100,5

0 20 40 60 80

Kad

ar (

%)

waktu (menit)

Uji Stabilitas Kalium Losartan

pH 4 terlindungcahaya

pH 7 terlindungcahaya

pH 4 tidak terlindungcahaya

pH 7 tidak terlindungcahaya

Page 44: TIARA APRILIA-FKIK.pdf

29

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Tabel 4.7 Persentase Penurunan Kadar Kalium Losartan

Kondisi Waktu (menit) Obat tersisa (%) SD (%)

pH 7

tidak

terlindung

cahaya

0 100,000 1,119

15 99,755 0,905

30 99,320 0,927

45 98,893 0,319

60 97,754 1,113

pH 4

tidak

terlindung

cahaya

0 100,000 0,515

15 99,558 0,237

30 99,417 0,493

45 98,633 0,934

60 97,163 0,118

pH 7

terlindung

cahaya

0 100,000 0,239

15 99,855 0,625

30 99,242 0,839

45 99,061 0,386

60 97,668 0,173

pH 4

terlindung

cahaya

0 100,000 0,258

15 99,684 0,905

30 99,160 0,163

45 98,557 1,029

60 97,337 0,038

Bila dilihat dari pola penurunan kadar Kalium Losartan diketahui

bahwa pola penurunan kadar antara kondisi terlindung cahaya maupun tidak

terlindung cahaya baik pH 4 dan pH 7 menunjukan pola serupa yaitu

penurunan yang cukup linear dari waktu ke waktu. Penurunan ini

berlangsung cukup cepat jika dibandingkan waktu penyimpanan tablet

Kalium Losartan yang dapat bertahan hingga hitungan tahun. Hal ini sesuai

dengan teori bahwa reaksi degradasi akan lebih mudah terjadi pada sediaan

cair dibanding sediaan padat, dalam hal ini Kalium Losartan tablet yang

disuspensikan (Carstensen & Rhodes, 2000).

Page 45: TIARA APRILIA-FKIK.pdf

30

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Pada penelitian sebelumnya diketahui bahwa suspensi Kalium

Losartan bersifat fotosensitif, terutama ketika suspensi mengandung

eksipien yang menyumbangkan oksigen singlet yang akan menyebabkan

reaksi degradasi berlangsung secara signifikan. Dari enam hasil degradasi

yang ditemukan, lima diantaranya merupakan degradasi major karena reaksi

oksidasi yang disebabkan adanya oksigen singlet dan hanya satu diantaranya

yang merupakan hasil degradasi minor yang diketahui terjadi tanpa

intervensi ada atau tidaknya singlet oksigen (Seburg et al, 2006).

Pada penelitian ini, pengaruh perlindungan pada kondisi

penyimpanan terhadap cahaya tidak menunjukan perbedaan yang signifikan,

suspensi yang dibuat pada penelitian ini adalah tablet Kalium Losartan yang

disuspensikan dalam air tanpa ada penambahan eksipien lainnya sehingga

jika merujuk pada penelitian Seburg et al (2006) hasil degradasi yang

mungkin terjadi hanyalah hasil degradasi minor, namun karena keterbatasan

pada penelitian ini yang tidak menggunakan sistem fase gerak gradien

melainkan sistem fase gerak isokratik maka tidak dapat terlihat ada tidaknya

peak hasil degradasi minor karena pengaruh cahaya tersebut (Gambar 4.3).

Gambar 4.3 Hasil degradasi minor fotosensitif Kalium Losartan

Page 46: TIARA APRILIA-FKIK.pdf

31

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Pada penelitian lainnya diketahui bahwa Kalium Losartan

mengalami hidrolisis oleh asam dan menghasilkan hasil degradasi impurity

E dan F (Gambar 4.4) yang didapatkan melalui reaksi dimerisasi dua

molekul dari atom nitrogen dari tetrazol dan atom karbon pada 5-metanol

pada cincin imidazol yang menghasilkan dimer (Elshanawane et al, 2012).

Losartan mengandung cincin tetrazol yang isoster dengan gugus

karboksilat, pada kondisi asam cincin tetrazole tersebut akan lebih

nukleofilik dan negative charge yang menjadikan dirinya nukleofilik

terdapat disalah satu dari 5 atom dalam cincin tersebut. Disisi lain terdapat

gugus hidroksil yang dapat menjadi leaving group dengan difasilitasi oleh

asam. Cincin tetrazole yang bersifat nukleofil menyerang gugus

hidroksimetil yang terdapat pada cincin imidazol yang berasal dari

molekul losartan lainnya, sehingga terlepaslah hidroksil sebagai air (Min

Li, 2012).

Pada penelitian tersebut, reaksi hidrolisis disebabkan penambahan

HCl 1 M sehingga mengakibatkan reaksi yang signifikan, namun pada

penelitian ini pH asam yang diujikan adalah pH 4 yang merupakan asam

lemah sehingga reaksi hidrolisis oleh asam ini tidak terjadi.

Gambar 4.4 Hasil Dimerisasi Kalium Losartan

Page 47: TIARA APRILIA-FKIK.pdf

32

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Gambar 4.5 Struktur Kalium Losartan

Jika dilihat dari strukturnya Kalium Losartan memiliki 3 gugus

fungsi utama yang berperan besar dalam memberikan efek farmakologis

yaitu imidazole, tetrazole, dan n-butil karena kesamaan bentuknya dengan

reseptornya, gugus imidazol dan tetrazol inilah merupakan gugus ideal yang

mengalami perubahan struktur bila terjadi reaksi hidrolisis mapun fotolisis

berlangsung (Goodman, 2012; Min Li, 2012; Seburg et al, 2006).

Kalium Losartan merupakan garam yang dalam air akan berdisosiasi

mengalami reaksi hidrolisis parsial yang menyebabkan pH sediaan menjadi

basa dan mempengaruhi kelarutannya karena akan terjadi reaksi

kesetimbangan yang terus berjalan menjadi bentuk garam dan asam

sehingga dikhwatirkan akan mempengaruhi dalam proses pelarutannya

disaluran cerna dan berdampak pada ketersediaan hayatinya dalam plasma.

Selain itu, hal lain yang perlu diperhatikan adalah bentuk Kalium

Losartan yang merupakan prodrug dengan sediaan tablet dengan selaput

film, selaput film pelindung tablet tersebut tentu akan hancur dan rusak bila

tablet tersebut digerus lalu disuspensikan.

Jelas merupakan suatu kesalahan ketika Kalium Losartan digerus

lalu disuspensikan dalam proses administrasinya. Selaput film bertujuan

melindungi zat aktif dari hidrolisis asam yang mungkin terjadi di lambung,

namun ketika selaput telah dihancurkan pada proses penggerusan sebelum

disuspensi sudah dapat diperkirakan bahwa zat aktif akan mengalami proses

hidrolisis asam di lambung.

tetrazol n-butil

imidazol

Page 48: TIARA APRILIA-FKIK.pdf

33

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Kalium Losartan bersifat asam lemah yang didesain untuk diabsorpsi

di usus dengan pH basa, dimana obat bersifat asam akan meningkat

kelarutannya ketika dilarutkan dengan pH yang lebih tinggi. Ketika dibuat

suspensi dalam air pH dari sediaan berubah dan beresiko mempengaruhi

proses kelarutan obat dan absorpsi, proteksi sediaan terhadap sediaan telah

rusak yang menyebabkan resiko terjadinya hidrolisis asam pada lambung

yang menyebabkan degradasi kadar yang signifikan (Nissen, et al, 2009;

Stella et al, 2010)

Konsentrasi Kalium Losartan yang sesuai dengan monografi didapat

paling selambat-lambatnya 45menit setelah obat disuspensikan, bila

dijumlahkan dengan waktu penyimpanan obat, waktu administrasi, dan

waktu transit pada saluran cerna dan sampai ke tempat Kalium Losartan

seharusnya terlepas dari sediaan tablet kemungkinan besar telah lewat dari

45 menit sehingga diperkirakan konsentrasinya dalam tubuh sudah tidak

sesuai dengan monografi.

Degradasi kadar Kalium Losartan yang signifikan dapat berpengaruh

terhadap jumlah senyawa induk Kalium Losartan. Kalium Losartan

dikonversi menjadi metabolitnya melalui suatu reaksi yang difasilitasi oleh

enzim CYP2C9 Sitokrom P450, dikhawatirkan sebelum dikonversi senyawa

induk Kalium Losartan sudah terdegradasi secara signifikan serta kadar

yang diubah menjadi metabolit aktifnya tidak mencapai indeks terapi yang

diinginkan sehingga dapat menggangu potensi farmakologis Kalium

Losartan sebagai antihipertensi (Merck Canada Inc,2011; Stella et al, 2007).

Maka dari itu, perlu dilakukan studi klinis pada sediaan Kalium

Losartan yang disuspensikan dalam air untuk mengetahui efek

farmakologisnya terhadap respon tubuh pasien.

Page 49: TIARA APRILIA-FKIK.pdf

34

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB 5

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Pada penelitian uji stabilitas suspensi Kalium Losartan, pengaruh pH

antara pH 7 dan 4 maupun kondisi penyimpanan terlindung cahaya dan

tidak terlindung cahaya pada sediaan tidak memberikan pengaruh yang

signifikan. Selain itu, didapatkan informasi bahwa penyimpanan Kalium

Losartan setelah dibuat suspensi sebaiknya diadministrasikan tidak lebih

dari 45 menit setelah sediaan dibuat, hal ini ditunjukan oleh persentase

kadar Kalium Losartan sebesar kurang dari 98,5% setelah menit ke-45 pada

semua kondisi percobaan,

5.2 Saran

Diperlukan studi klinis lebih lanjut pada sediaan Kalium Losartan

yang disuspensikan dalam air untuk mengetahui pengaruh perubahan sifat

fisika kimia terhadap efektivitas farmakologisnya.

Page 50: TIARA APRILIA-FKIK.pdf

xv

DAFTAR PUSTAKA

Ahuja, Satinder dan Dong, Michael W. 2005. Handbook of Pharmaceutical

Analysis by HPLC volume 6. San Diego: Elsevier Inc.

Bemt, et al. 2006. Quality Improvement of Oral Medication Administration in

Patient with Enteral Feeding Tube. Qual Saf Health Care. 15(1): 44-47

Bhatnagar, et al. 2011. A Review on Imidazole: Their Chemistry &

Pharmacological Potential. International Journal of PharmTech Research

CODEN (USA) IJPRIF ISSN: 0974-4304 Vol.3, No.1 pp 268-282

Cairns, Donald. 2012. Essentials of Pharmaceutical Chemistry 4th Edition.

London: Pharmaceutical Press.

Departemen Kesehatan. 1995. Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan

Makanan Farmakope Indonesia Edisi ke 4. Jakarta: Departemen

Kesehatan RI.

DiPiro, et al. 2005. Pharmacotherapy: A Phatophysiologic Approach. New York:

McGraw-Hill

Dong, Michael W. 2006. Modern HPLC for Practicing Scientist. New Jersey:

John Wiley & Sons, Inc.

Elshanawane, Abdullah A; Abdelaziz, Lobna M; dan Hafez, Hani M. 2012.

Stability Indicating HPLC Method for Simultaneous Determination of

Several Angiotensin II Receptor Antagonis in Their Dosage Forms.

Pharmaceutical Analytica Acta Volume 3 Issue 8

Gan, Sulistia. 2007. Farmakologi dan Terapi. Jakarta : Badan Penerbit FKUI

Gandjar, I.G & Rohman, A. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.

Goodman, Alfred Alih Bahasa: Aisyah dkk. 2012. Goodman & Gilman Dasar

Farmakologi Terapi, Ed. 10, Vol.2. Jakarta : EGC

Hajjar, et al. 2007. Polypharmacy in Eldery Patients. The America Journal of

Geriatric Pharmacotherapy doi: 10.1016/j.amjopharm.2007.12.002 1543-

5946

Page 51: TIARA APRILIA-FKIK.pdf

xvi

Hao, et al. 2014. Effect of ACEI/ARB in Hypertensive Patients with Type II DM:

A Meta Analysis of Randomized Controlled Studies. BMC Cardiovascular

Disorders 14: 148 doi: 10.1186/1471-2261-14-148

Harmita. 2004. Petunjuk Pelaksanaan Validasi Metode dan Cara Perhitungannya.

Majalah Ilmu Kefarmasian, Vol.I, No.3, 117-135. ISSN: 1693-9883

International Conference on Harmonisation/ICH. 2005. Validation of Analytical

Procedures: Text and Methodology Q2(R1). ICH Harmonised Tripartite

Guideline. 2(1): 6.

Joule, John A dan Mills, Keith. 2010. Heterocyclic Chemistry 5th Edition. United

Kingdom : Blakwell Publishing.

Kazakevich, Yuri dan Lobrutto, Rosario. 2007. HPLC for Pharmaceutical

Scientists. Canada: Jhon Wiley & Sons Inc.

KDOQI Evidence Review Team. 2012. National Kidney Foundation KDOQI

Clinical Practice Guideline for Diabetes And CKD: Update. Am J Kidney

Dis. 2012;60(5):850-886

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2011. Modul Penggunaan Obat

Rasional. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Kurata N. 2006. Simple Suspension Method – Handbook for Tube Administration

of Oral Medicine. Tokyo: Fujishima J,Jiho,Inc.

M.E.Aulton. 2002. Pharmaceutics: The Science of Dossage Form Design 2nd

Edition. Edinburg: Churchil Livingstone

McMurry,J. 2008. Organic Chemistry 7th

Edition. USA: Thomson.

Merck Canada Inc. 2014. Product Monograph Cozaar: Losartan Potassium

Tablets. Kirkland: Merck & Co.,Inc.

Min Li. 2012. Organic Chemistry of Drug Degradation. Chambidge: Royal

Society of Chemistry Publishing.

Munger M.,A.2010. Polypharmacy & Combination Therapy in The Management

of Hypertension in Eldery Patients With Co-morbid DM. Drugs & Aging

27 (11) 871-83

National Center For Biotechnology Information. 2014.

www.pubchem.ncbi.nlm.nih.gov.org/compound/11751549 diakses tanggal

3 Januari 2015 pukul 20.32 WIB

Page 52: TIARA APRILIA-FKIK.pdf

xvii

Neal, M.J. 2006. Medical Pharmacology at a Glance 5th Edition. Jakarta:

Penerbit Erlangga.

Nissen, et al. 2009. Solid Medication Dossage Form Modification at The Beside

and in The Pharmacy of Queensland Hospital. Journal of Pharmacy

Practice and Research Volume 39, No.2, 2009.

Seburg, et al. 2006. Photosentized Degradation of Losartan Potassium in an

Extemporaneous Suspenssion Formulation. Journal of Pharmaceutical

and Biomedical Analysis 42 411-422.

Shankar, et al. 2012. Simultaneous Determination Of Losartan And Artovastatin

In Rat Plasma Dan Its Application To Pharmacokinetic Study. J.Pharm 2

(2): 260-270 ISSN 2249-1848

Shargel, et al. 2005. Applied Biopharmaceutics and Pharmacokinetics 5th

Edition. USA: Mc Graw-Hill Companies, Inc.

Snyder, L.R, Kirkland, J.J, & Dolan , J.W. 2010. Introduction to Modern Liquid

Chromatography 3rd

Ed. USA: John Wiley & Sons.

Stella et al. 2010. Prodrugs: Challenges and Reward Part 1. USA: Springers.

Suryani, et al. 2013. Stability of Ester Prodrugs with Magnesium Oxide Using

The Simple Suspenssion Method. Jpn. J. Pharm Health Care Sci. 39 (6)

375-380

Talogo, Adina. 2014. Pengaruh Waktu dan Temperatur Penyimpanan Terhadap

Tingkat Degradasi Kadar Amoksisilin dalam Sediaan Suspensi

Amoksisilin- Asam Klavulanat. Skripsi. Jakarta: Digitl Library

Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah.

The United States Pharmacopeial Convention. 2007. The United States

Pharmacopeia 30th

Edition- National Formulary 25th

Edition. USA

U.S. Departement of Health and Human Service. 2003. The Seventh Report of The

Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, dan

Treatment of High Blood Pressure. National Institute of Health

Publication.

White, Rebecca & Bradnam, Vicky. 2007. Handbook Of Drug Administration Via

Enteral Feeding Tubes. London: Pharmaceutical Press.

WHO. 2006. International Pharmacopoeia 4th edition. Geneva: WHO Press.

Page 53: TIARA APRILIA-FKIK.pdf

xviii

LAMPIRAN

Page 54: TIARA APRILIA-FKIK.pdf

35

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 1. Bagan Alur Penelitian

Menit ke-0,

Kocok 20x

Ambil 150µL,

masukan ke tabung berisi metanol 1,2

mL + dapar fosfat

150µL (pH akhir

5,5)

Sampel Uji menit-0

Menit ke-15,

Kocok 20x

Ambil 150µL,

masukan ke tabung berisi metanol 1,2

mL + dapar fosfat

150µL (pH akhir

5,5)

Sampel Uji menit-

15

Menit ke-30,

Kocok 20x

Ambil 150µL,

masukan ke tabung

berisi metanol 1,2 mL + dapar fosfat

150µL (pH akhir

5,5)

Sampel Uji menit-

30

Menit ke-45,

Kocok 20x

Ambil 150µL,

masukan ke tabung berisi metanol 1,2

mL + dapar fosfat

150µL (pH akhir

5,5)

Sampel Uji menit-

45

Menit ke-60,

Kocok 20x

Ambil 150µL,

masukan ke tabung

berisi metanol 1,2 mL + dapar fosfat

150µL (pH akhir

5,5)

Sampel Uji menit-

60

20 buah kalium losartan tablet, gerus,

timbang bobot total

larutkan dengan aquades, ad hingga

mencapai volume 50mL

timbang setara 50,0 mg

Masukan ke tabung 2a dan 2b yang

telah dilapisi alumunium, dan kerjakan dalam kondisi terlindung

dari cahaya.

Masukan ke tabung 1a dan 1b

larutkan dengan aquades, ad hingga

mencapai volume 50mL

Sentrifuge 5000 rpm selama 5

menit 25°C

Vortex selama 5 menit

Ambil&saring supernatan dengan

srynge filter 0,45µL, lalu masukan

ke masing-masing vial

Lakukan pengukuran KCKT

sesuai kondisi yang ditentukan

sebelumnya

Sebelum di ad,

Adjust dengan dapar fosfat untuk

tabung 1b dan 2b

hingga pH 4.

Keterangan:

1a = pH 7 tidak terlindung 1b= pH 4 tidak terlindung

2a= pH 7 terlindung

2b= pH 4 tidak terlindung

Page 55: TIARA APRILIA-FKIK.pdf

36

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 2. Penetapan Panjang Gelombang Serapan Maksimum

Page 56: TIARA APRILIA-FKIK.pdf

37

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 3. Alat Kromatografi Cair Kinerja Tinggi

Sumber: http://conquerscientific.com

Keterangan :

A : Tempat Reservoir

B : Pompa

C : Autosampler

D : Kolom

E : Detektor

F : Integrator

A

F

E

D

C

B

Page 57: TIARA APRILIA-FKIK.pdf

38

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 4. Kromatogram Kalium Losartan Standar dan Tablet

Page 58: TIARA APRILIA-FKIK.pdf

39

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 5. Uji Kesesuaian Sistem

Uji kesesuaian sistem Kalium Losartan pada konsentrasi 10µg/mL dengan

komposisi fase gerak asetonitril – air (mengandung 0,1%asam fosfat) (2:3 v/v)

pada kecepatan alir 1 mL/menit, panjang gelombang 254nm dan volume

penyuntikan 10 µL pada temperatur 35°C

Plat Teoritis (N) Tailing Faktor RSD Peak Area RSD Waktu retensi

12602 2,175 0,165 0,470

12336 2,221 0,825 0,559

12173 2,211 0,797 0,537

12690 2,137 0,654 0,493

12632 2,158 0,526 0,386

13061 2,190 0,441 0,483

Parameter Uji Persyaratan Hasil Uji Rata-rata

Plat Teoritis >=5600 12582,333 Faktor tailing ≤2 2,182

Simpangan Baku (RSD)

Peak Retention

Peak Areas

<=1% 0,568% 0,481%

Page 59: TIARA APRILIA-FKIK.pdf

40

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 6. Kromatogram Kesesuaian Sistem

Page 60: TIARA APRILIA-FKIK.pdf

41

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 7. Perhitungan Kurva Kalibrasi

Massa Kalium Losartan = 50,00 mg

Dilarutkan dalam labu ukur ad metanol 50 mL

= 1000µg/mL ~

1000ppm

Diencerkan pada labu ukur 5mL

Seri konsentrasi 25, 50, 75, 100, 125, dan 150 ppm.

- Contoh perhitungan Larutan konsentrasi 25 ppm

M1. V1 = M2. V2

1000 µg/mL . V1 = 50 µg/mL. 5 mL

V1 = 0, 125 mL ~ 125 µL

Hasil absorbansi seri konsentrasi Kalium Losartan:

Konsentrasi (ppm) Luas Area (mAu) Volume yang diambil

(µL)

25 4,361 125

50 8,997 250

75 12,828 375

100 17,275 500

125 21,556 625

150 25,662 750

Dari hasil regresi linier didapatkan:

a = 0,2505

b = 0,1699

r = 0,9998

Page 61: TIARA APRILIA-FKIK.pdf

42

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 8. Kromatogram Kurva Kalibrasi

Page 62: TIARA APRILIA-FKIK.pdf

43

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 9. Uji Batas Deteksi dan Batas Kuantitasi

Konsentrasi

(µg/mL )

[X]

Luas

Puncak

(µAU)

[Y]

Luas Area

Berdasarkan

Persamaan

Regresi [Y’] [Y-Y'] [(Y-Y')2]

25 4,361 4,498 -0,136 0,019

50 8,997 8,745 0,2512 0,063

75 12,828 12,993 -0,1646 0,027

100 17,275 17,240 0,0345 0,001

125 21,556 21,488 0,0676 0,005

150 25,662 25,735 -0,0732 0,005

Jumlah 0,120

Sb =

= 0,173

LOD =

=3,364 µg/mL

LOQ =

= 10,193 µg/mL

Page 63: TIARA APRILIA-FKIK.pdf

44

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 10. Uji Akurasi

Konsentrasi

(mikrogram/mL)

Luas

Puncak

(mAU)

Uji

Perolehan

Kembali

(%)

Rata-rata Uji

Perolehan

Kembali (%)

%diff Rata-

rata

%diff

80 14,168 102,353 101,652

2,353 1,652

13,967 100,901 0,901

14,078 101,703 1,703

100 17,761 103,020 103,015

3,020 3,015

17,670 102,494 2,494

17,849 103,532 3,532

120 21,926 106,237 105,975

6,237 5,975

22,362 108,352 8,352

21,327 103,336 3,336

Cara Perhitungan :

a. Persen (%) diff =

b. Uji Perolehan kembali =

Keterangan : A: Kadar sebenarnya

B: Kadar terukur

Page 64: TIARA APRILIA-FKIK.pdf

45

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 11. Uji Presisi

Konsentrasi (µg/mL) Luas Area (mAu) SD (%) RSD (%)

80

Jam ke-0

14,168 0,104 0,725

14,420

intrahari 14,459

Jam ke-6

14,295

14,288

14,333

Hari ke-1

16,676 0,080 0,475

16,693

interhari 16,700

Hari ke -2

16,797

16,799

16,877

100

Jam ke-0

17,761 0,226 1,252

17,906

intrahari 17,849

Jam ke-6

18,132

18,331

18,213

Hari ke-1

21,280 0,090 0,423

21,292

interhari 21,239

Hari ke-2

21,283

21,485

21,252

120

Jam ke-0

22,640 0,199 0,882

22,362

intrahari 22,397

Jam ke-6

22,697

22,641

22,897

Hari ke-1

25,934 0,250 0,958

26,253

interhari 25,969

Hari ke-2

25,927

26,444

26,446

Page 65: TIARA APRILIA-FKIK.pdf

46

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Cara perhitungan:

a. Simpangan Baku (SD)

Hasil analisis adalah x1,x2,x3,.....xn maka simpangan bakunya adalah:

SD = ( )

b. Simpangan baku relatif

RSD =

Page 66: TIARA APRILIA-FKIK.pdf

47

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 12. Kromatogram Verifikasi Metode

Page 67: TIARA APRILIA-FKIK.pdf

48

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 68: TIARA APRILIA-FKIK.pdf

49

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 69: TIARA APRILIA-FKIK.pdf

50

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 13. Perhitungan Preparasi Sampel

Berat Total 20 Tablet Kalium Losartan m m

Perhitungan setara 50 mg Kalium Losartan :

𝑚 = 227,6 mg

227,6 mg tablet setara 50 mg Kalium Losartan dilarutkan dalam 50 mL aquades

1000ppm ambil 150µL Kalium Losartan + 150µL dapar fosfat ad hingga

1,5 mL dengan metanol 100 ppm yang diinjeksikan ke KCKT.

Lampiran 14. Perhitungan Konsentrasi Akhir Kalium Losartan

Diketahui : y = 0,1699x + 0,2505

1. Konsentrasi Akhir C0

a. pH 7 tidak terlindung cahaya

y = 18,833

y = 0,1699x + 0,2505

x = 109,372 ppm

b. pH 4 tidak terlindung cahaya

y = 18,946

y = 0,1699x + 0,2505

x = 110,038 ppm

c. pH 7 terlindung cahaya

y = 18,937

y = 0,1699x + 0,2505

x = 109,986 ppm

Page 70: TIARA APRILIA-FKIK.pdf

51

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

d. pH 4 terlindung cahaya

y = 18,846

y = 0,1699x + 0,2505

y = 0,1699x + 0,2505

x = 109,450 ppm

2. Menghitung Persen Kadar Kalium Losartan

a. pH 7 tidak terlindung cahaya

C0=

C15=

C30=

C45=

C60=

b. pH 4 tidak terlindung cahaya

C0=

C15=

C30=

C45=

C60=

c. pH 7 terlindung cahaya

C0=

C15=

C30=

C45=

C60=

Page 71: TIARA APRILIA-FKIK.pdf

52

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

d. pH 4 terlindung cahaya

C0=

C15=

C30=

C45=

C60=

Page 72: TIARA APRILIA-FKIK.pdf

53

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 15. Hasil Uji Stabilitas

Kondisi Waktu

(min)

Luas Area

(mAu) RSD

Konsentrasi

(ppm)

% Obat

tersisa

Log %

Obat

tersisa

pH 7 tidak

terlindung

cahaya

0 18,833 1,119 109,372 100,000 2,000

15 18,787 0,905 109,103 99,755 1,999

30 18,706 0,926 108,628 99,320 1,997

45 18,627 0,319 108,161 98,893 1,995

60 18,415 1,113 106,916 97,754 1,990

pH 4 tidak

terlindung

cahaya

0 18,946 0,515 110,038 100,000 2,000

15 18,863 0,237 109,551 99,558 1,998

30 18,837 0,493 109,396 99,417 1,997

45 18,690 0,934 108,533 98,632 1,994

60 18,415 0,118 106,916 97,163 1,987

pH 7 terlindung

cahaya

0 18,937 0,239 109,986 100,000 2,000

15 18,910 0,625 109,826 99,855 1,999

30 18,795 0,839 109,152 99,242 1,997

45 18,762 0,386 108,953 99,060 1,996

60 18,412 0,173 106,898 97,668 1,990

pH 4 terlindung

cahaya

0 18,846 0,258 109,450 100,000 2,000

15 18,787 0,905 109,104 99,684 1,999

30 18,690 0,163 108,531 99,160 1,996

45 18,578 1,029 107,871 98,557 1,994

60 18,439 0,038 107,057 97,337 1,988

Page 73: TIARA APRILIA-FKIK.pdf

54

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 16. Penetapan Laju Reaksi

Tetapan Reaksi (k) pada Setiap Kondisi (pH dan Cahaya)

Orde satu memiliki fungsi log[At] = -kt/2,303 + log[Ao]

Sesuai dengan persamaan regresi y = -bx + a

Dimana y = log [At], x = t, maka b= k/2,303.

y = -0,0002x + 2,0012 R² = 0,8714

1,986

1,988

1,99

1,992

1,994

1,996

1,998

2

2,002

0 20 40 60 80

Log

%

Waktu (menit)

pH 4 tidak terlindung cahaya

pH 4 tidak terlindung

Linear (pH 4 tidakterlindung)

y = -0,0002x + 2,001 R² = 0,9134

1,988

1,99

1,992

1,994

1,996

1,998

2

2,002

0 20 40 60 80

Log

%

Waktu (menit)

pH 7 tidak terlindung cahaya

pH 7 tidak terlindung

Linear (pH 7 tidakterlindung)

Page 74: TIARA APRILIA-FKIK.pdf

55

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Kondisi Persamaan Regresi Slope k

pH 7 tidak terlindung cahaya y = -0,0002x + 2,001 0,0002 0,0004606

pH 4 tidak terlindung cahaya y = -0,0002x + 2,0012 0,0002 0,0004606

pH 7 terlindung cahaya y = -0,0002x + 2,0011 0,0002 0,0004606

pH 4 terlindung cahaya y = -0,0002x + 2,0011 0,0002 0,0004606

*Slope= -k/2,303

y = -0,0002x + 2,0011 R² = 0,9355

1,986

1,988

1,99

1,992

1,994

1,996

1,998

2

2,002

0 20 40 60 80

Log

%

Waktu (menit)

pH 4 terlindung cahaya

pH 4 terlindung

Linear (pH 4 terlindung)

y = -0,0002x + 2,0011 R² = 0,8663

1,988

1,99

1,992

1,994

1,996

1,998

2

2,002

0 20 40 60 80

Log

%

Waktu (menit)

pH 7 terlindung cahaya

pH 7 terlindung

Linear (pH 7 terlindung)

Page 75: TIARA APRILIA-FKIK.pdf

56

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 17. Perhitungan Umur Simpan Sediaan

Kalium Losartan dalam Bentuk Suspensi

[𝐴𝑡] = −𝑘𝑡90 + [𝐴𝑜]

[𝐴𝑡] = −𝑘𝑡90/2,303 + [𝐴𝑜]

[𝐴𝑡] − [𝐴𝑜] = −𝑘𝑡90/2,303

[𝐴𝑜] − [𝐴𝑡] = 𝑘𝑡90/2,303

[𝐴𝑜]/[𝐴𝑡] = 𝑘𝑡90/2,303

𝑙𝑜 1/0,9 = 4,606 × 10−4

. 𝑡90/2,303

𝑡90 = 104/2 ×𝑙𝑜 1/0,9

𝑡90 = 104/2×0,04576

𝑡90 = 228,787 menit

𝑡90 = 3 jam 48 menit

Page 76: TIARA APRILIA-FKIK.pdf

57

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 18. Hasil Uji Statistik Stabilitas Kalium Losartan

1. Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov

Tujuan : Untuk mengetahui normalitas dari distribusi data uji stabilitas

Kalium Losartan

Hipotesis :

Ho : Data uji stabilitas Kalium Losartan terdistribusi normal

Ha : Data uji stabilitas Kalium Losartan tidak terdistribusi normal

Pengambilan keputusan :

Jika nilai signifikansi > 0,05 maka Ho diterima

Jik nil i si nifik nsi ≤ 0 0 m k Ho ditol k

Tests of Normality

pH

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

konsentrasi pH 4 (T) .261 5 .200* .892 5 .369

pH 7 (T) .188 5 .200* .924 5 .554

pH 4 (G) .167 5 .200* .964 5 .834

pH 7 (G) .297 5 .173 .841 5 .167

Keputusan : Data uji stabilitas Kalium Losartan terdistribusi secara normal

2. Uji Homogenitis Levene

Tujuan : Untuk mengetahui homogenitas dari data uji stablitas Kalium

Losartan

Hipotesis :

Ho : Data disolusi uji stablitas Kalium Losartan homogen

Ha : Data uji stablitas Kalium Losartan tidak homogen

Pengambilan keputusan :

Jika nilai signifikansi > 0,05 maka Ho diterima

Jik nil i si nifik nsi ≤ 0 0 m k Ho ditol k

Page 77: TIARA APRILIA-FKIK.pdf

58

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Test of Homogeneity of Variances

konsentrasi

Levene Statistic df1 df2 Sig.

.111 3 16 .952

Keputusan : Data uji stablitas Kalium Losartan homogen

3. Uji ANOVA

Tujuan : Untuk mengetahui perbedaan nyata dari nilai uji stablitas Kalium

Losartan

Hipotesis :

Ho : data nilai uji stabilitas Kalium Losartan tidak berbeda

nayata

Ha : data nilai uji stabilitas Kalium Losartan berbeda nyata

Keputusan :

Jika nilai signifikansi > 0,05 maka Ho diterima

Jik nil i si nifik nsi ≤ 0 0 m k Ho ditol k

ANOVA

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Between

Groups 1.296 3 .432 .353 .787

Within Groups 19.577 16 1.224

Total 20.874 19

Keputusan : Data uji stabilitas Kalium Losartan tidak berbeda secara nyata.

Page 78: TIARA APRILIA-FKIK.pdf

59

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

4. Uji LSD

Tujuan : Untuk mengetahui beda nyata terkecil dari data konsentrasi uji

stabilitas Kalium Losartan terhadap perbedaan kondisi pH dan

cahaya

Hipotesis :

Ho : data nilai uji stabilitas Kalium Losartan tidak berbeda nyata

antar perbedaan kondisi pH dan cahaya

Ha : data nilai uji stabilitas Kalium Losartan berbeda nyata antar

perbedaan kondisi pH dan cahaya

Pengambilan keputusan :

Jika nilai signifikansi > 0,05 maka Ho diterima

Jik nil i si nifik nsi ≤ 0,05 maka Ho ditolak

Multiple Comparisons

(I) pH (J) pH

Mean Difference

(I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

pH 4 (T) pH 7 (T) .4508000 .6995951 .528 -1.032275 1.933875

pH 4 (G) .4848000 .6995951 .498 -.998275 1.967875

pH 7 (G) -.0760000 .6995951 .915 -1.559075 1.407075

pH 7 (T) pH 4 (T) -.4508000 .6995951 .528 -1.933875 1.032275

pH 4 (G) .0340000 .6995951 .962 -1.449075 1.517075

pH 7 (G) -.5268000 .6995951 .462 -2.009875 .956275

pH 4 (G) pH 4 (T) -.4848000 .6995951 .498 -1.967875 .998275

pH 7 (T) -.0340000 .6995951 .962 -1.517075 1.449075

pH 7 (G) -.5608000 .6995951 .435 -2.043875 .922275

pH 7 (G) pH 4 (T) .0760000 .6995951 .915 -1.407075 1.559075

pH 7 (T) .5268000 .6995951 .462 -.956275 2.009875

pH 4 (G) .5608000 .6995951 .435 -.922275 2.043875

Keputusan : Data uji stabilitas Kalium Losartan tidak berbeda secara nyata antar

kondisi terhadap kosentrasi yang didapatkan.

Page 79: TIARA APRILIA-FKIK.pdf

60

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 19. Setifikat Analisis Kalium Losartan