Pembahasan II

19
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Satu cara yang paling baik untuk mengetahui dan mengerti tentang kebudayaan adalah mempelajari bagaimana permulaan dan pertumbuhan dari apa yang ada di dunia ini. Kebudayaan adalah segala hal yang dimiliki oleh manusia, yang hanya diperolehnya dengan belajar dan menggunakan akalnya. Manusia dapat berjalan karena kemamapuan untuk berjalan itu didorong oleh nalurinya, dan terjadi secara alamiah. Tetapi berjalan seperti seorang prajurit atau peragawati hanya dapat dilakukan dengan belajar dan menggunakan akalnya. Oleh karena itu berjalan seperti prajurit dan peragawati adalah kebudayaan. Manusia sebagai makhluk yang tertinggi mempunyai kemampuan 2 (dua) macam, yaitu menerima warisan tingkah laku dari orang tuanya dan kemampuan dari adanya suatu proses belajar. Kebudayaan yang ada sekarang ini beserta hasil dari kebudayaannya adalah hasil kumpulan dari kebudayaan sejak beribu-ribu tahun yang lampau hingga sekarang. Kedua jenis kebudayaan, baik yang material maupun non material diatur dan dipelihara menurut kepuasan manusia dan disesuaikan dengan kebutuhannya, sehingga akhirnya lama-kelamaan akan teratur manjadi suatu institusi sosial yang melahirkan kebudayaan. Masyarakat adalah kumpulan manusia yang hidup dalam suatu daerah tertentu yang telah cukup lama mempunyai aturan yang mengatur mereka untuk menuju kepada tujuan yang sama. Kemudian dengan adanya kebudayaan di dalam masyarakat itu 1

description

kebudayaan Kabupaten Paser

Transcript of Pembahasan II

BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar BelakangSatu cara yang paling baik untuk mengetahui dan mengerti tentang kebudayaan adalah mempelajari bagaimana permulaan dan pertumbuhan dari apa yang ada di dunia ini. Kebudayaan adalah segala hal yang dimiliki oleh manusia, yang hanya diperolehnya dengan belajar dan menggunakan akalnya. Manusia dapat berjalan karena kemamapuan untuk berjalan itu didorong oleh nalurinya, dan terjadi secara alamiah. Tetapi berjalan seperti seorang prajurit atau peragawati hanya dapat dilakukan dengan belajar dan menggunakan akalnya. Oleh karena itu berjalan seperti prajurit dan peragawati adalah kebudayaan. Manusia sebagai makhluk yang tertinggi mempunyai kemampuan 2 (dua) macam, yaitu menerima warisan tingkah laku dari orang tuanya dan kemampuan dari adanya suatu proses belajar.Kebudayaan yang ada sekarang ini beserta hasil dari kebudayaannya adalah hasil kumpulan dari kebudayaan sejak beribu-ribu tahun yang lampau hingga sekarang. Kedua jenis kebudayaan, baik yang material maupun non material diatur dan dipelihara menurut kepuasan manusia dan disesuaikan dengan kebutuhannya, sehingga akhirnya lama-kelamaan akan teratur manjadi suatu institusi sosial yang melahirkan kebudayaan.Masyarakat adalah kumpulan manusia yang hidup dalam suatu daerah tertentu yang telah cukup lama mempunyai aturan yang mengatur mereka untuk menuju kepada tujuan yang sama. Kemudian dengan adanya kebudayaan di dalam masyarakat itu adalah sebagai bantuan yang besar terhadap individu-individu, baik dari sejak permulaan atau sejarah keberadaan masyarakat tertentu sampai sekarang ini di dalam melatih dirinya untuk memperoleh dunianya yang baru. Setiap kebudayaan merupakan jalan atau arah dalam bertindak dan berpikir dari adanya pengalaman-pengalaman yang fundamental, oleh karana itulah kebudayaan tidak dapat dilepaskan dengan individu dam masyarakat.Dalam kenyataan kehidupan bermasyarakat, antara wujud kebudayaan yang satu tidak bisa dipisahkan dari wujud kebudayaan yang lainnya. Sebagai contoh : wujud kebudayaan ideal mengatur dan memberi arah kapada tindakan (aktivitas) dan karya (artefak) manusia.

1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas bagaimanakah cara melestarikan keberadaan peralatan tradisional di zaman modern seperti saat ini.

1.3 Lingkup dan Batasan PenulisanLingkup dan batasan dalam penulisan ini hanya mengulas bagaimana cara melestarikan keberadaan peralatan tradisional di zaman medern seperti pada saat ini.

BAB IILANDASAN TEORIMenurut J.J Hoenigman, wujud kebudayaan dibedakan manjadi tiga : gagasan, aktivitas, dan artefak. Gagasan (wujud ideal)Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak : tidak dapat diraba atau disentuh. Wujud kebudayaan ini terletak dalam kepala-kepala atau di alam pemikiran warga masyarakat. Jika masyarakat tersebut menyatakan gagasan mereka itu dalam bentuk tulisan, maka lokasi dari kebudayaan ideal itu berada dalam karangan dan buku-buku hasil karya para penulis warga masyarakat tersebut. Aktivitas (tindakan)Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat itu sendiri. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi, mengadakan kontak, serta bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dapat diamati dan didokumentasikan. Artefak (karya) Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas,perbuatan dan karya semua manusia dalam masyarakat erupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan. Sifatnya paling konkret diantara ketiga wujud kebudayaan.

BAB IIIFAKTOR PENDUKUNG DAN FAKTOR PENGHAMBAT2.1 Faktor Pendukung Masih dapat digunakan untuk kehidupan sehari-hari. Tahan lama dan tidah mudah rusak. Tidak mempunyai efek negatif bagi kesehatan tubuh manusia.

2.2 Faktor Penghambat Kalah saing dengan produk modern. Saat ini susah ditemukan pengrajin peralatan tradisional masyarakat Paser. Saat ini masyarakat Paser cenderung menggunakan peralatan modern dibandingkan peralatan tradisionalnya.

BAB IVPEMBAHASAN3.1 Kondisi Daerah dan Alam Kabupaten Paser Kondisi Geografi Kabupaten PaserKabupaten Paser merupakan salah satu Kabupaten yang berada pada provinsi Kalimantan Timur. Kabupaten Paser terletak antara 0 45 18,37-2 27 20,82 LS dan 115 36 14,5-116 57 03 BT. Luas wilayah adalah 14.937 Km dari 10 kecamatan dengan 130 desa atau kelurahan (sumber : Kantor Pertahanan Kabupaten Paser).

Gambar 1. Peta Kab.Paser

Kondisi Topografi Kabupaten PaserSecara garis besar wilayah Kabupaten Paser di bagi dalam dua wilayah : Bagian Timur merupakan dataran rendah, landai hingga bergelombang. Dearah ini memanjang dari utara ke Selatan dengan lebih melebar di bagian Selatan yang terdiri dari rawa-rawa dan daerah aliran sungai. Dengan jalan negara Penajam-Kademan-Kuaro dan Kuaro-Batu Aji sabagai batas Topografi. Bagian Barat merupakan daerah bergelombang berbukit dan bergunung sampai ke perbatasan dengan provinsi Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah pada wilayah ini terdapat beberapa puncak yaitu gunung Serumka (1.380 m), gunung Lumut (1.233 m), gunung Narujan atau gunung Rambutan dengan gunung Halat. Kondisi Geologi Kabupaten PaserStruktur geologi Kabupaten Paser berumur antara mesozoik tersier dan kuarter, penyebaranya sebagai berikut : Wilayah Bagian Timur Kuarter dan Resent (Neogen) Wilayah Bagian Barat Tengah berumur Miosen Bawah (Paleogen) Wilayah Bagian Barat berumur Tersier dan Pra Tersier (Mesozoik) Kondisi Hidrologi Kabupaten PaserDi Kabupaten Paser terdapat beberapa sungai yang cukup besar dan panjang, antara lain : Sungai Telake (430 km), Sungai Kandilo (615 km), Sungai Apar Besar (95 km), dan Sungai Kerang (190 km) kesemuanya bermuara ke Selat Makasar. Sungai-sungai tersebut selain berfungsi sebagai penangkapan ikan, sumber pengairan, juga berfungsi sebagai sarana perhubungan dari daerah pedalaman ke arah Timur seperti ke Tanah Grogot. Kondisi Iklim Kabupaten PaserKeadaan iklim Kabupaten Paser banyak dipengaruhi oleh posisi Lintang dan Topografi wilayahnya. Suhu rata-rata tahunan adalah 26c. Adapun jumlah rata-rata curah hujan selama 24 tahun (1917-1941) adalah 2.324 mm dengan rata-rata hari hujan pertahun adalah sebanyak 150,4 hari. Kondisi Demografi Kabupaten PaserKabupaten Paser merupakan salah satu kabupaten yang berada di Kalimantan Timur, Kabupaten Paser terbentuk pada tanggal 29 Desember 1959. Kabupaten Paser ditempati warga dan masyarakat Paser yang mempunyai penduduk asli terdiri dari beberapa etnis atau anak suku seperti : Paser Pematang Paser Laburan Paser Samuntaei Paser Kodang Paser Talakai Paser Adang Paser Migi Paser Tanjur Paser Balik Paser Lusan Paser Lubaei.Banyak lagi etnis lainnya yang hidup menjadi satu, selain dari itu beberapa suku bangsa lainnya, setiap anak suku mempunyai bahasa tersendiri akan tetapi untuk bahasa pengantar dalam bahasa etnis diantaranya etnis-atnis menggunakan bahasa Pematang. Tentang adat dan tradisi tidak jauh berbeda.Berdasarkan kenyataan etnis Paser terdiri dari 5 (lima) etnis, yang bisa dikatakan sebagai sebuah kelompok atau grup. Perpaduan dari berbagai etnis tersebut akhirnya lama-kelamaan menghasilkan adanya perpaduan kultural. Istilah Paser diambil dari beberapa kata yaitu : P = Penduduk (kemari) A = Asal S = Sama E = Erai (satu) R = Rata (berdiri sama tinggi, duduk sama rendah).3.2 Langkah peleatarian peralatan tradisional masyarakat Paser Manusia merupakan makhluk sempurna yang diciptakan Tuhan YME, kesempurnaan ini terletak pada akal pikiran yang dimiliki oleh manusia. Manusia merupakn makhluk Tuhan yang tidak pernah merasa puas akan apa yang telah dimilikinya, kebutuhan manusia timbul secara berulang-ulang yang memungkinkan timbulnya ingatan-ingatan manusia tentang aksi-aksi yang pernah dilakukan untuk memenuhi kebutuhannya tersebut. Ingatan seperti itu menumbuhkan keinginan pemuasan kebutuhan serupa untuk waktu yang akan datang,maka timbullah kemamapuan untuk merencanakan pemuasan kebutuhan untuk jangka waktu yang relatif panjang. Manusia mulai menghemat, menyimpan, dan seterusnya.Pola seperti inilah yang membuat manusia untuk berpikir keras bagaimana memenuhi kebutuhannya, sehingga manusia manciptakan alat-alat untuk menunjang kehidupannya. Begitupun dengan suku Paser, mereka memiliki begitu banyak peralatan tradisional untuk menunjang kehidupannya. Tapi sayangnya pada zaman modern seperti saat ini keberadaan peralatan tradisional mulai hilang ditelan oleh zaman. Kabaradaan peralatan tradisional masyarakat Paser saat inipun sudah mulai hilang, seharusnya masyarakat dan pemerintah dapat dapat bekerja sama untuk menjaga warisan leluhur sebagai identitas dari masayarakat. Pelestarian warisan budaya seperti ini tidak dapat hanya dilakukan oleh satu pihak saja, melainkan semua pihak harus terlibat agar pelestarian budaya ini tidak menjadi sia-sia. Tetapi peran pemerintah disini lebih dominan untuk menggerakkan masyarakat, adapun hal-hal yang dapat dilakukan pemerintah adalah sebagai berikut : Pemerintah harus labih sering mengadakan pameran tentang peralatan tradisional pada masyarakat, selain sebagai media pengenalan peralatan tradisional pada masyarakat media tersebut juga dapat sebagai media belajar bagi para pelajar. Pemerintah juga harus memperhatikan nasip pengrajin peralatan tradisional tersebut, agar pengrajin peralatan tradisional tidak meninggalkan pembuatan alat-alat tradisional.3.3 Peralatan Tradisional Masyarakat Paser serta Fungsinya Peralatan untuk berladang Beliyung Beliyung terbuat dari sepotong besi berukuran panjang dua puluh centi meter dan lebar sepuluh centi meter, bagian depan diberi mata tipis dan tajam seperti mata kapak. Sedang bagian belakang mengecil sampai sebesar tiga centimeter untuk dimasukan ke dalam simpai yang tebuat dari rotan dan diberi gagang kayu sepanjang delapan puluh centimeter, kegunaanny adalah untuk menebang pohon kayu dan memotongnya untuk dijadikan kayu bakar. Parang atau OtakParang atau Otak (dalam bahasa Paser) terbuat dari sekeping besi tipis sepanjang 40cm dan bagian bawah tipis dan tajam. Bagian belakang mengecil 10cm untuk dimasukan kedalam gagangnya dan diberi sarung dari kayu. Kegunaannya selain untuk merintis dan bekerja di ladang juga dapat digunakan untuk mengupas kelapa, membelah kayu bakar dan lain-lain.

Ganbar 1. Parang atau otak Ani-Ani atau RenggapanAni-Ani atau Renggapan (dalam bahasa Paser) terbuat dari sepotong kayu pipih sebesar 10cm dan di tengah-tengah diberi tangkai bambu kecil sebesar telunjuk jari tangan. Di bagian muka diberi pisau untuk memotong padi. Lanjung atau SolongLanjung atau Solong (dalam bahasa Paser) dari rotan yang dibelah dan diraut tipis dan dibikin anyaman persegi empat, pada keempat sudut diberi rotan berbiji dan anyaman, bagian atas diberi rotan juga yang besar dilingkarkan dan dianyam kemudian diberi tali pada kedua sudutnya yang berfungsi sebagai gantungan. Kegunaannya adalah untuk alat mengangkut padi atau beras dari ladang kerumah, juga untuk mengangkut barang lainnya.

Gambar 2. Lanjung atau solong

Peralatan untuk berburu Tombak dam SumpitTombak terbuat dari sebatang besi yang berukuran lebar 4cm dan panjang 2,5m, dibagian muka meruncing dan sangat tajam yang diberi gagang kayu ulin atau bambu sepanjang setengah meter. Tombak ini dapat dilengkapi dengan sumpit, kegunaannya adalah untuk memburu rusa, kijang, babi hutan, dan binatang lainnya. Sedangkan sumpit digunakan untuk menyumpit burung, ayam hutan, dan binatang yang berada di atas pohon, bisa juga untuk menyumpit binatang lainnya. Anak sumpitan biasanya diberi racun ipoh. Racun tersebut terbagi dua macam, yakni racun pertama hanya membuat pusing dan racun kedua bisa langsung membuat mati apabila terkena sumpitannya. JaringSelain tombak dan sumpit, peralatan yang sering digunakan untuk berburu adalah jaring. Jaring yang terbuat dari rotan atau kawat yang dibuat gelang-gelang seluas 75cm atau labih, antara gelang yang satu dengan yang lainnya disambung dengan seutas tali dan saling berdekatan, dipasang pada tempat yang sering dilalui rusa, kijang, atau babi hutan, berburu pakai jaring ini dapat dilakukan beberapa orang disertai dengan anjing. JipahJipah adalah peralatan untuk menangkap binatang rusa, kijang, dan binatang lainnya. Jipah dipasang pada anak kayu yang dibengkokkan, selanjutnya dipasang pada rotan atau kawat seleng yang berfungsi sebagai mata jipah. Jika mata jipah terinjak oleh binatang, maka binatang tersebut akan terkena jerat dan ditangkap

Peralatan menangkap ikan BubuBubu terbuat dari bahan bambu yang dipotong tipis-tipis dan dianyam agak rapat dengan rotan, bentuknya bundar panjang, di dalam bundar-bundar diberi pintu-pintu untuk ikan masuk dan tidak dapat keluar lagi. Bubu dipasang pada muara sungai atau di rawa-rawa yang airnya dalam, di kiri kanan saat pemasangan bubu tersebut dipagar dengan ranting kayu dan dedaunan agar ikan-ikan tidak dapat lewat selain melalui muara bubu. Bubu untuk menangkap udang sama bentuknya dengan bubu ikan, hanya saja bubu udang dibungkus dengan kulit kayu, sedangkan sistem pemasangannya sama dengan bubu ikan.

Gambar 3. Bubu TampiraiTampirai sama dengan bubu, kalau bubu bentuknya bundar panjang sedangkan tampirai berbentuk segi empat panjang dan di tengahnya beri pintu untuk ikan masuk serta tidak dapat keluar lagi. Sistem pemasangannya sama seperti bubu hanya perbedaannya pada peletakan posisi, kalau bubu posisi berbaring sedangkan tampirai posisi berdiri. RawaiRawai dibuat dari mata-mata pancing yang dipasang pada seutas tali sepanjang 50m atau lebih, antara mata pancing satu dengan mata pancing yang lainnya berjarak 1m, setiap mata pancing diberi umpan, banyaknya mata pancing yang dipasang berjumlah ratusan buah bahkan lebih, memasang peralatan ini bisa di laut atau di sungai, cara pemasangannya pun bisa melintang atau memenjang sesuai arah aliran sungai. LuntaLunta terbuat dari benang yang dirajut, bagian depan dibuat melebar dan diberi rantai timah untuk pemberatnya, sedangkan bagian belakang yang mengecil diberi tali untuk memegang jika lunta dilepaskan ke air. Bagian depan melebar untuk menangkap ikan yang berada di dalam air. Melunta ini dapat dilakukan sambil berjalan kaki atau memakai perahu menelusuri tepian sungai atau laut. Serapang atau SembiyangSerampang atau Senbiyang terbuat dari besi yang bercabang dua atau tiga, mata serampang ini saling berkait bagaikan mata pancing. Jika terkena serampang sangat sulit dilepaskan, serampang diberi gagang bambu atau semambu dengan panjang 1m lebih. Serampang atau sembiyang dapat digunakan untuk menangkap ikan atau kepiting dan banyak lagi kegunaan lainnya. TimbelTimbel tebuat dari sepotong bambu yang dibelah, bambu yang dibelah tadi dianyam dengan rotan yang sudah diraut dan penganyamnnya agak renggang agar menjadi bundar dengan ukuran garis tengah 60cm dan bagian depan diberi pintu, adapun kegunaannya adalah untuk tempat ikan hasil tangkapan baik melunta, menjala ataupun memancing dan sebagainya.

BAB VPENUTUP4.1 KesimpulanBerdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa budaya masyarakat Paser melahirkan berbagai macam peralatan tradisional untuk menunjang kehidupan masyarakatnya yang bermata pencaharian berladang, berburu, dan menangkap ikan. Pada saat ini peralatan tradisional tersebut satu-persatu keberadaannya mulai dilupakan, akibat kemajuan zaman. Selain faktor kemajuan zaman, tidak adanya perhatian dari masyarakat maupun pemerintah juga mempercepat hilangnya keberadaan peralatan tradisional ini ditengah-tengah masyarakat.

4.2 SaranPeralatan tradisional adalah hasil dari kebudayaan asli bangsa. Sejarah mencatat bahwa dari waktu ke waktu budaya dan hasil budaya akan berkembang sesuai dengan kemajuan zaman. Ada yang menyebutkan Budaya dan hasil budayanya sudah luntur kata-kata ini sangatlah menyedihkan dan berkonotasi suatu kekalahan menghadapi zaman. Hal ini lah yang harus kita hindari sebagai bangsa yang cinta akan tradisi dan segala peninggalan leluhur kita, sudah seharusnya kita menjaga apa yang kita punya. Mulai dari pemerintah sampai masyarakat kita harus saling bahu-membahu untuk menjaga apa yang kita punya.

DAFTAR PUSTAKAIrfan Iqbal, M. 2001. Budaya dan Sejarah Kerajaan Paser. Tanah Grogot: PT. BHP Kendilo Coal Indonesia.Sujarwa. 2010. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

1