Pembahasan elektrolit makro

32
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Salah satu bentuk nutrisi yang dibutuhkan tubuh adalah mineral. Seperti unsur makanan yang lain, mineral yang diperlukan untuk kelancaran aktivitas tubuh. Mineral makro adalah kelompok mineral yang diperlukan oleh tubuh dalam jumlah yang relatif besar dibandingkan kelompok mineral yang lain, kekurangan unsur mineral ini akan menyebabkan terganggunya proses fisiologis yang terjadi dalam tubuh. Dalam masyarakat, terdapat banyak informasi dan pengetahuan tentang mineral makro, informasi tersebut tentunya tidak semuanya berupa fakta. Terdapat opini bahkan kesalahan dalam pengetahuan tentang mineral makro yang menyebar dalam masyarakat. Oleh karena itu, kami menghadirkan makalah ini untuk memberikan pengetahuan dan informasi kepada para pembaca agar dapat diterapkan dalam masyarakat. 2. Rumusan Masalah 1. Apakah defenisi dari mineral makro ? 2. Dari mana mineral makro bersumber ? 3. Apa saja fungsi dari mineral makro ? 1

description

 

Transcript of Pembahasan elektrolit makro

Page 1: Pembahasan elektrolit makro

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Salah satu bentuk nutrisi yang dibutuhkan tubuh adalah mineral. Seperti

unsur makanan yang lain, mineral yang diperlukan untuk kelancaran aktivitas

tubuh. Mineral makro adalah kelompok mineral yang diperlukan oleh tubuh

dalam jumlah yang relatif besar dibandingkan kelompok mineral yang lain,

kekurangan unsur mineral ini akan menyebabkan terganggunya proses fisiologis

yang terjadi dalam tubuh.

Dalam masyarakat, terdapat banyak informasi dan pengetahuan tentang

mineral makro, informasi tersebut tentunya tidak semuanya berupa fakta. Terdapat

opini bahkan kesalahan dalam pengetahuan tentang mineral makro yang menyebar

dalam masyarakat. Oleh karena itu, kami menghadirkan makalah ini untuk

memberikan pengetahuan dan informasi kepada para pembaca agar dapat

diterapkan dalam masyarakat.

2. Rumusan Masalah

1. Apakah defenisi dari mineral makro ?

2. Dari mana mineral makro bersumber ?

3. Apa saja fungsi dari mineral makro ?

4. Apa yang akan terjadi jika tubuh kekurangan ataupun kelebihan mineral

makro ?

3. Tujuan

1. Mampu mengetahui serta memahami defenisi dari mineral makro.

2. Mampu mengetahui serta memahami sumber dari mineral makro.

3. Mampu mengetahui serta memahami fungsi dari mineral makro.

4. Mampu mengetahui serta memahami apa yang akan terjadi jika tubuh

kekurangan ataupun kelebihan mineral makro.

1

Page 2: Pembahasan elektrolit makro

BAB II

PEMBAHASAN

Biokimia Air Elektrolit Mineral Makro

1. Defenisi Mineral Makro

Terdapat sekitar 21 macam mineral yang diperlukan oleh tubuh, termasuk

cromium (Cr) dan silicon (Si) yang dahulu dianggap sebagai kontaminan. Kira-

kira 6% tubuh manusia dewasa terbuat dari mineral. Mineral merupakan bagian

dari tubuh dan memegang peran penting dalam pemeliharaan fungsi tubuh, baik

pada tingkat sel, jaringan, organ maupun fungsi tubuh secara keseluruhan.

Tubuh mempunyai beberapa cara mengontrol kadar mineral di dalamnya,

yaitu dengan cara mengatur jumlah yang diserap dari saluran pencernaan, dan

mengatur jumlah mineral yang ditahan oleh tubuh. Pengeluaran kelebihan mineral

dapat dilakukan melalui ginjal (urine), hati (asam empedu) serta kulit (keringat).

Mineral yang dibutuhkan oleh manusia diperoleh dari tanah. Sebagai

konsumen tingkat akhir, manusia memperoleh mineral dari pangan nabati dan

hewani. Mineral merupakan bahan anorganik dan bersifat esensial.

Mineral yang dibutuhkan manusia diklasifikasikan menjadi dua golongan

yaitu mineral makro dan mineral mikro. Mineral makro merupakan. mineral yang

jumlahnya relatif tinggi (>0,05% dari berat badan) di dalam jaringan tubuh atau

dibutuhkan tubuh dalam jumlah >100 mg sehari. Mineral mikro disebut sebagai

unsur renik (trace element) terdapat <0,05% dari berat badan atau dibutuhkan

tubuh dalam jumlah <100 mg sehari.

Unsur-unsur mineral makro adalah kalsium, fosfor, kalium, sulfur,

natrium, klor, dan magnesium. Sedangkan unsur-unsur mineral mikro adalah besi,

seng, selenium, mangan, tembaga, iodium, molibdenum, kobalt, khromium,

silikon, vanadium, nikel, arsen dan fluor. Elemen mineral yang belum pasti

diperlukan atau tidaknya oleh tubuh tetapi terdapat bukti partisipasinya dalam

2

Page 3: Pembahasan elektrolit makro

beberapa macam reaksi biologis adalah : barium (Ba), timah putih (Sn), Fluor (F),

bromium (Br), sintronitium (Sr) dan kadmium (Cd). Sedangkan metaboliknya

adalah: emas (Au), perak (Ag), almunium (Al), air raksa (Hg), bismuth (Bi),

gallium (Ga), timah hitam (Pb), bron (B), litium (Li), antimon (Sb) dan 20 elemen

lainnya.

Secara lebih spesifik, klasifikasi mineral makro, yaitu :

· Kalsium (Ca)

Kalsium merupakan mineral yang paling banyak terdapat di dalam tubuh,

yaitu 1,5-2% dari berat badan orang dewasa atau kurang lebih sebanyak 1 kg.

Kadar kalsium dalam darah sekitar 10 mg/ 100ml dengan rentang 9-11 mg/

100ml. Nilai kadar ini harus dipertahankan agar berfungsi dengan baik. Hormon

paatiroid mengatur kestabilan kadar kalsium ini dengan meknisme umpan balik.

Pembentukan tulang dilakukan dengan bantuan osteoblas. Sebaliknya, mobilisasi

kalsium dari tulang dilakukan dengan bantuan osteoklas yang merombak tulang

dan melepaskan kalsium untuk dimasukkan ke darah, agar kadar kalsium darah

tetap stabil.

Absorpsi dan Eskresi Kalsium

Dalam keadaan normal sebanyak 30-50% kalsium yang dikonsumsi

diabsorpsi tubuh. Kemampuan absorpsi lebih tinggi pada masa pertumbuhan, dan

menurun pada proses menua. Kemampuan absorpsi pada laki-laki lebih tinggi dari

pada perempuan pada semua golongan usia. Absorpsi kalsium terutama terjadi di

bagian atas usus halus yaitu duodenum. Kalsium membutuhkan pH 6 agar dapat

berada dalam keadaan terlarut. Absorpsi kalsium terutama dilakukan secara aktif

dengan menggunakan alat angkut protein-pengikat kalsium. Absorbsi pasif terjadi

pada permukaan saluran cerna. Banyak faktor yang mempengaruhi absorpsi

kalsium. Kalsium hanya bisa diabsorpsi bila terdapat dalam bentuk larut-air dan

tidak mengendap karena unsur makanan lain seperti oksalat. Kalsium yang tidak

diabsorpsi dikeluarkan melalui feses. Jumlah kalsium yang diekskresi melalui urin

mencerminkan jumlah kalsium yang diabsorpsi.

3

Page 4: Pembahasan elektrolit makro

Faktor-faktor yang meningkatkan Absorpsi Kalsium

1. Pertumbuhan

2. Kehamilan

3. Menyusui

4. Defisiensi kalsium

5. Tingkat aktivitas fisik yang meningkatkan densitas tulang.

6. Semangkin tinggi kebutuhan dan semakin rendah persediaan kalsium

dalam tubuh semakin efisien absorpsi kalsium.

7. Lemak meningkatkan waktu transit makanan melalui saluran cerna,

dengan demikian memberi waktu lebih banyak untuk absorbsi kalsium.

8. Absorbsi kalsium lebih baik bila dikonsumsi bersama dengan makanan.

9. Absorpsi kalsium paling baik terjadi dalam keadaan asam.

Faktor-faktor yang menghambat Absorbsi Kalsium

1. Kekurangan Vitamin D dalam bentuk aktif

2. Asam oksalat

3. Asam fitat

4. Serat

5. Stres mental dan stres fisik

6. Proses menua

Angka Kecukupan Kalsium yang Dianjurkan

Angka kecukupan pangan dan gizi LIPI (1998) sebagai berikut:

Bayi : 300-400 mg

Anak-anak : 500 mg

Remaja : 600-700 mg

Dewasa : 500-800 mg

Ibu Hamil & Menyusui : + 400 mg

4

Page 5: Pembahasan elektrolit makro

· Fosfor (P)

Fosfor merupakan mineral kedua terbanyak di dalam tubuh, yaitu 1% dari

berat badan. Fosfor di dalam tulang dan gigi berada dalam perbandingan 1:2

dengan kalsium.

Absorsi dan Metabolisme Fosfor

Fosfor dapat diabsorpsi secara efisiensi sebagai fosfor bebas di dalam usus

setalah dihidrolosis dan dilepas dari makanan. Bayi dapat menyerap 85-90%

fosfor berasal dari air susu ibu (ASI). Sebanyak 65-70% fosfor berasal dari susu

sapi dan 50-70% fosfor berasal dari susunan makanan normal dapat diabsorpsi

oleh anak-anak dan orang dewasa. Bila konsumsi fosfor rendah, taraf absorpsi

dapat mencapai 90% dari konsumsi fosfor.

Fosfor dihidrolisis dari makanan oleh enzim alkali fosfatase di dalam

mukosa usus halus dan diabsorpsi secara aktif dan difusi pasif. Absorpsi aktif

dibantu oleh bentuk aktif vitamin D.

Angka Kecukupan Fosfor yang dianjurkan

Kecukupan fosfor rata-rata sehari untuk Indonesia ditetapkan sebagai berikut

(Widyakarya Pangan dan Gizi LIPI 1993):

Bayi : 200-250 mg

Anak-anak : 250-400 mg

Remaja dan dewasa : 400-500 mg

Ibu hamil dan menyusui : +200 – +300 mg

· Kalium (K)

Kalium (potassium) merupakan ion bermuatan positif, kalium terutama

terdapat di dalam sel. Perbandingan natrium dan kalium di dalam cairan

intraselular adalah 1:10, sedangkan di dalam cairan ekstraselular 28:1. sebanyak

95% kalium tubuh berada di dalam caian intaselular.

5

Page 6: Pembahasan elektrolit makro

Absorbsi dan Ekskresi

Kalium diabsorpsi dengan mudah dalam usus halus. Sebanyak 80-90%

kalium yang dimakan diekskresi melalui urine, selebihnya dikeluarkan melalui

feses dan sedikit melalui keringat dan cairan lambung. Taraf kalium normal darah

dipelihara oleh ginjal melalui kemampuan menyaring, mengabsorbsi kembali dan

mengeluarkan kalium di bawah pengaruh aldosteron. Kalium dikeluarkan dalam

bentuk ion dengan menggantikan ion natrium melalui mekanisme pertukaran di

dalam tubula ginjal.

Perkiraan Kebutuhan Kalium

Kebutuhan minimum akan kalium sebanyak 2000 mg sehari.

· Sulfur (S)

Sulfur (belerang) terutama terdapat di dalam tulang rawan, kulit, rambut

dan kuku yang banyak mengandung jaringan ikat yang bersifat kaku.

Sulfur diabsorpsi sebagai bagian dari asam amino atau sebagai sulfat

anorganik. Selain sebagai bagian dari asam amino metionin dan sistein, sulfur

juga merupakan bagian dari enzim glutation serta berbagai koenzim dan vitamin

(B1 dan biotin), termasuk koenzim A.

Dalam bentuk teroksidasi sulfur dihubungkan dengan mukopolisakarida

yang berperan dalam melarutkan sisa metabolisme sehingga bisa dikeluarkan

melalui urin (terutama sisa metabolisme hormon steroid dan obat-obat tertentu).

Sulfur sebagai besar diekskresi melalui urin sebagai ion bebas SO4=. Sulfur juga

merupakan salah satu elektrolit intraselular yang terdapat di dalam plasma dalam

konsentrasi rendah.

Kecukupan sehari sulfur tidak ditetapkan dan hingga sekarang belum

diketahui adanya kekurangan sulfur. Kita tidak akan kekurangan sulfur bila makan

cukup mengandung protein.

· Natrium (Na)

6

Page 7: Pembahasan elektrolit makro

Natrium (sodium) adalah kation utama dalam cairan ekstraselular. 30-40%

natrium ada di dalam kerangka tubuh. Di dalam tubuh, Na terdapat di dalam sel

(intraseluler) dan terutama terdapat dalam cairan di luar sel (cairan extraseluler).

Antara lain cairan saluran cerna, seperti cairan empedu dan pankreas,

mengandung banyak natrium.

Absorpsi dan metabolisme Natrium

Hampir seluruh natrium yang dikonsumsi (3-7 gram sehari) diabsorbsi,

terutama di dalam usus halus. Natrium diabsorbsi secara pasif (membutuhkan

energi). Natrium yang diabsorbsi dibawa oleh aliran darah keginjal. Disini

natrium disaring dan dikembalikan ke aliran darah dalam jumlah yang cukup

untuk mempertahankan taraf natrium dalam darah. Kelebihan natrium yang

jumlahnya mecapai 90-99% dari yang dikonsumsi, dikeluarkan melalui urin.

Pengeluaran natrium ini diatur oleh hormon aldosteron, yang dikeluarkan kelenjar

adrenal bila kadar natrium darah menurun. Aldosteron merangsang ginjal untuk

mengabsorbsi kembali natrium. Dalam keadaan normal, natrium yang dikeluaran

melalui urin sejajar dengan jumlah natrium yang dikonsumsi.

Perkiraan kebutuhan Na

Makanan sehari-hari biasanya cukup mengandung Na yang dibutuhkan

tubuh. Taksiran kebutuhan Na sehari untuk orang dewasa adalah sebanyak

500mg. Kecukupan gizi yang dianjurkan: 2 g NaCl per hari untuk orang dewasa

sama dengan kira-kira 5 g garam dapur.

· Klor (Cl)

Klor merupakan anion utama cairan ekstraselular. Klor merupakan 0,15%

berat badan. Konsentrasi klor tertinggi adalah dalam cairan serebrospinal (otak

dan sumsum tulang belakang), lambung dan pankreas yang merupakan komponen

asam lambung.

Absorpsi dan Ekskresi klor

7

Page 8: Pembahasan elektrolit makro

Klor hampir seluruhnya diabsorpsi di dalam usus halus dan diekskresi

melalui urin dan keringat. Kehilangan klor mengikuti kehilangan natrium.

Kebanyakan keringat dihalangi oleh aldosteron yang secara langsung berpengaruh

terhadap kelenjar keringat.

Perkiraan kebutuhan Klor

Kebutuhan minimum klor sehari ditaksir sebanyak 750 mg.

· Magnesium (Mg)

Magnesium adalah kation nomor dua paling banyak setelah natrium di

dalam cairan interselular. Magnesium dalam tubuh sebagian besar terdapat dalam

tulang dan gigi. Sisanya merupakan senyawa kompleks dengan Ca dan P. Sisanya

terdapat di dalam otot dan dalam cairan tubuh, baik di dalam sel maupun di luar

sel. Jaringan otot mengandung lebih banyak Mg dari pada Ca, sedangkan darah

mengandung lebih banyak Ca dari pada Mg. Pada orang sehat, kadar Mg dalam

darah mempunyai nilai konstan.

Absorpsi Magnesium

Magnesium terutama diabsorpsi di dalam usus halus, kemungkinan dengan

bantuan alat angkut aktif dan secara difusi pasif. Pada konsumsi magnesium yang

tinggi hanya sebanyak 30% magnesium diabsorpsi, sedangkan pada konsumsi

rendah sebanyak 60%. Absorpsi magnesium dipengaruhi oleh faktor-faktor yang

sama yang mempengaruhi absorpsi kalsium kecuali vitamin D tidak berpengaruh.

Ekskresi magnesium menurun karena pengaruh kalsitonin, glukagon dan PTH

terhadap resorpsi tubula ginjal.

Angka Kecukupan Magnesium

Kecukupan Mg rata-rata sehari untuk Indonesia ditetapkan sekitar 4,5

mg/kg berat badan (Widyakarya Pangan dan Gizi LIPI 1998). Ini berarti

kecukupan untuk orang dewasa laki-laki adalah 280 mg/hari dan untuk wanita

dewasa 250 mg/hari.

8

Page 9: Pembahasan elektrolit makro

Tabel Klasifikasi Mineral Berdasarkan Jumlah Yang Diperlukan Oleh Tubuh

KELAS ELEMEN % BERAT TUBUH JUMLAH

DALAM

TUBUH

Elemen

makro

(> 0,005 %

berat

tubuh)

Kalsium (Ca) 1,5 – 2,2 1,02 kg

Fosfor (P) 0,8 – 1,2 0,68 kg

Kalium (K) 0,35 0,27 kg

Belerang/ Sulfur

(S)

0,25 0,20 kg

Natrium (Na) 0,15

Klor (Cl) 0,15 0,14 kg

Magnesium (Mg) 0,05 0,025 kg

Elemen

Mikro (<

0,005 %

berat

tubuh)

Zat besi (Fe) 0,004 4,5 g

Seng (Zn) 0,002 1,9 g

Selenium (Se) 0,0003 0,013 g

Mangan (Mn) 0,0002 0,016 g

Tembaga (Cu) 0,00015 0,125 g

Iodium (I) 0,00004 0,015 g

Molibdenum (Mo) 0,0002

Kobalt (Co) 0,00003

Kromium (Cr) 0,00003

Silikon (Si)

Vanadium (Va) 0,00045

Nikel (Ni) 0,00023

Arsen (As)

Walaupun bahan makanan mengandung berbagai mineral untuk keperluan

tubuh, namun tidak semua dapat dimanfaatkan. Hal ini bergantung pada

ketersediaan biologiknya adalah tingkatan/ jumlah zat gizi yang dimakan yang

9

Page 10: Pembahasan elektrolit makro

dapat diabsorpsi oleh tubuh. Sebagian zat gizi mungkin tidak mudah dilepaskan

saat makanan dicerna atau tidak diabsorpsi dengan baik.

Faktor-faktor yang mempengaruhi ketersediaan biologik mineral, yaitu:

· Kebutuhan tubuh

Tubuh menyerap mineral sesuai dengan kebutuhannya, misalnya

seseorang yang kurang Ca akan menyerap Ca lebih banyak dari pada orang yang

kadar Ca nya normal. Wanita dewasa menyerap Fe lebih banyak dari pada laki-

laki dewasa karena kebutuhan Fe wanita lebih besar dari pada laki-laki.

· Derajat Keasaman (pH) sistem pencernaan

Derajat keasaman sistem pencernaan mempengaruhi ketersediaan biologik

zat besi. Derajat keasaman yang tinggi akan meningkatkan penyerapan zat besi,

karena keasaman membuat zat besi Feri (Fe3+) menjadi fero (Fe2+), bentuk yang

mudah diserap oleh sistem pencernaan dan sebaliknya.

· Interaksi mineral dengan mineral

Mineral yang mempunyai berat molekul dan jumlah muatan (valensi) yang

sama bersaing satu sama lain untuk diabsorpsi, dengan demikian dalam

ketersediaan biologiknya. Contohnya magnesium, kalium, besi dan tembaga yang

mempunyai valensi +2. kalsium yang dimakan terlalu banyak akan menghambat

absorpsi besi, kebanyakan makan seng akan menghambat absorpsi tembaga.

· Interaksi vitamin dengan mineral

Vitamin C meningkatkan absorpsi besi bila dimakan pada waktu

bersamaan. Vitamin D kalsiterol meningkatkan absorpsi kalsium. Koenzim tiamin

(Vit.B1) membutuhkan magnesium untuk berfungsi secara efisien.

· Interaksi serat makanan dengan mineral

Makanan tinggi serat (lebih dari 35 gram sehari) menghambat absorpsi

kalsium, zat besi, seng dan magnesium.

10

Page 11: Pembahasan elektrolit makro

· Adanya senyawa-senyawa lain

Ketersediaan biologik mineral banyak dipengaruhi oleh bahan-bahan

nonmineral di dalam makanan. Asam fitat dalam serat kacang-kacangan dan

serealia serta asam oksalat dalam bayam mengikat mineral-mineral tertentu

sehingga tidak dapat diabsorpsi.

2. Sumber Mineral Makro

Sumber-sumber paling baik mineral adalah makanan hewani, kecuali

magnesium yang lebih banyak terdapat dalam makanan nabati. Makanan hewani

mengandung lebih sedikit bahan pengikat mineral daripada makanan nabati.

Walaupun bahan makanan mengandung berbagai mineral untuk keperluan

tubuh namun tidak semuanya dipat dimanfaatkan.

Sedangkan sumber mineral makro secara spesifik berdasarkan klasifikasinya yaitu

:

· Natrium (Na)

Garam dapur (NaCl), MSG, kecap, makanan yang diawetkan, daging,

ikan, unggas, susu dan telur

· Klor (Cl)

Garam dapur, makanan hasil laut, daging, susu, telur.

· Kalium (K)

Daging, ikan, unggas, tepung, buah-buahan dan sayuran (makanan

mentah/segar).

· Kalsium (Ca)

Susu, keju, kuning telur, kangkung/ sayuran berwarna hijau, kacang-

kacangan dan hasil olahannya, udang.

11

Page 12: Pembahasan elektrolit makro

· Fosfor (P)

Makanan kaya protein: daging, ikan, telur, Susu, keju, unggas, kacang-

kacangan.

· Magnesium (Mg)

Sayuran hijau, Tepung gandum, kakao, kacang-kacangan, daging,

makanan dari laut dan susu

· Sulfur (S)

Susu, telur, daging, keju dan kacang-kacangan. Sumber utama sulfur

adalah protein yang mengandung asam amino metionin dan sistein, baik hewani

maupun protein nabati.

3. Fungsi Mineral Makro

Secara umum fungsi mineral dalam tubuh sebagai berikut:

1. Mempertahankan keseimbangan Asam-basa, memelihara keseimbangan

asam tubuh dengan jalan penggunaa mineral pembentuk asam (acid

forming elements), yaitu Cl, S dan P dan mineral pembentuk basa (base

forming elements), yaitu Ca, Mg, K, dan Na.

2. Berperan dalam tahap metabolisme tubuh. Mengkatalisasi reaksi yang

bertalian dengan pemecahan karbohidrat, lemak, dan protein serta

pembentukan lemak dan protein tubuh.

3. Sebagai hormon (Iodium terlibat dalam hormon tiroksin; Co dalam

vitamin B12; Ca dan P untuk membentuk tulang dan gigi) dan enzim

tubuh/ sebagai kofaktor

4. Membantu memelihara keseimbangan air tubuh

5. Menolong dalam pengiriman isyarat ke seluruh tubuh

6. Sebagai bagian cairan usus

7. Berperan dalam pertumbuhan dan pemeliharaan tulang, gigi dan jaringan

tubuh lainnya

12

Page 13: Pembahasan elektrolit makro

Secara lebih spesifik, fungsi mineral makro berdasarkan

pengklasifikasiannya, yaitu :

· Natrium (Na)

1. Menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh (ekstrasel).

Na yang mengatur tekanan osmosis yang menjaga cairan tidak keluar dari

darah dan masuk ke dalam sel. Bila jumlah Na di dalam sel meningkat secara

berlebihan, air akan masuk ke dalam sel, akibatnya sel akan membengkak. Inilah

yang menyebabkan terjadinya pembengkakan dalam jaringan tubuh.

Keseimbangan cairan juga akan terganggu bila seseorang kehilangan natrium. Air

akan memasuki sel untuk mengencerkan Na dalam sel. Cairan ekstraselular akan

menurun. Perubahan ini dapat menurunkan tekanan darah.

2. Menjaga keseimbangan asam basa di dalam tubuh.

3. Berperan dalam pengaturan kepekaan otot dan saraf. Berperan dalam

transmisi saraf yang menghasilkan terjadinya kontaksi otot.

4. Berperan dalam absorpsi glukosa

5. Berperan sebagai alat angkut zat-zat gizi lain melalui membran, terutama

melalui dinding usus.

· Klor (Cl)

1. Memelihara keseimbangan cairan dan elektrolit.

2. Memelihara suasana asam di dalam lambung.

3. Mempertahankan keseimbangan asam basa Kalium (K)

· Kalium (K)

1. Bersama Natrium: Pemeliharaan keseimbangan cairan dan elektrolit

serta keseimbangan asam basa

2. Bersama Kalsium: berperan dalam transmisi saraf dan relaksasi otot.

3. Dalam sel: katalisator dalam banyak reaksi biologik (metabolisme

energi, sintesis glikogen, dan protein).

13

Page 14: Pembahasan elektrolit makro

· Kalsium (Ca)

1. Pembentukan Tulang : sebagai bagian integral dari struktur tulang,

sebagai tempat penyimpanan kalsium

2. Pembentukan Gigi

3. Mengatur pembekuan darah

4. Katalisator reaksi-reaksi biologik: absorpsi Vit.12, ekskresi insulin oleh

pankreas, dll

5. Kontraksi otot

6. Meningkatkan fungsi transpor membran sel (sebagai stabilisator

membran & transmisi ion melalui membran organela sel.

7. Memperlancar transmisi rangsangan di jaringan saraf

(neurotransmission)

8. Mengaktifkan enzim-enzim tertentu antara lain lipase, ATP-ase

· Fosfor (P)

1. Bersama Ca dan Mg berperan dalam pembentukan tulang dan gigi

2. Mengatur pengalihan energi. Dalam metabolisme KH (daur Krebs)

membentuk ATP (adenosin trifosfat) dan ADP (adenosin difosfat)

3. Absorbsi dan transportasi zat gizi. Mengangkut lemak hasil penyerapan

usus, masuk ke saluran darah dialirkan ke seluruh tubuh.

4. Bagian dari ikatan tubuh esensial. Merupakan bagian asam nukleat DNA

dan RNA, yaitu senyawa yang membawa faktor keturunan/ gen yang

terdapat dalam inti sel.

5. Pengaturan keseimbangan asam-basa. Fosfat memegang peranan penting

sebagai buffer, untuk mencegah perubahan tingkat keasaman cairan

tubuh. Ini terjadi karena kemampuan fosfor mengikat tambahan ion

hidrogen.

· Magnesium (Mg)

1. Magnesium bertindak di dalam semua sel jaringan lunak sebagai

katalisator dalam reaksi-reaksi biologik.

14

Page 15: Pembahasan elektrolit makro

2. Di dalam sel ekstraselular magnesium berperan dalam transmisi saraf,

kontraksi otot.

3. Magnesium mencegah pembekuan darah, sedangkan Ca mempercepat

pembekuan darah.

4. Magnesium berperan mengendorkan otot. Magnesium mencegah

kerusakan gigi dengan cara menahan kalsium di dalam email gigi.

· Sulfur (S)

1. Menstabilkan struktur protein. Ikatan sulfida sangat penting artinya

untuk membentuk protein stabil.

2. Berperan dalam mengaktifkan enzim, karena berbagai enzim

membutuhkan gugus sulfurhidril (-SH) yang bebas, untuk melakukan

aktivasinya. Dengan demikian sulfur berperan dalam proses oksidasi-

reduksi atau pernafasan jaringan berperan dalam metabolisme energi

dengan cara membentuk senyawa dengan ko-enzim A.

3. Sulfur berfungsi sebagai peredam racun. Gugus sulfur yang aktif

bersenyawa dengan racun itu sehingga menjadi senyawa yang tidak

berbahaya, kemudian dikeluarkan melalui urin.

4. Dampak Kekurangan dan Kelebihan Mineral Makro

Dampak kelebihan dan kekurangan mineral makro sesuai dengan

pengklasifikasian mineral makro :

· Natrium (Na)

1. Akibat Kekurangan Na

Menyebabkan kejang, apatis, dan kehilangan nafsu makan. Kekurangan

Na dapat terjadi sesudah muntah, diare, keringat berlebihan dan bila menjalankan

diet yang sangat terbatas Na.

15

Page 16: Pembahasan elektrolit makro

2. Akibat Kelebihan Na

Kelebihan Na dapat menimbulkan keracunan yang dalam keadaan akut

menyebabkan edema dan hipertensi. Hal ini dapat diatasi dengan banyak minum.

Kelebihan konsumsi natrium secara terus-menerus terutama dalam bentuk garam

dapur dapat menimbulkan hipertensi.

· Klor (Cl)

1. Akibat Kekurangan Cl

Dalam keadaan normal kekurangan klor jarang terjadi. Kekurangan klor

terjadi pada muntah-muntah, diare kronis, dan keringat berlebih. ASI mengandung

lebih banyak klorida dari pada susu sapi. Bila klorida tidak ditambahkan dalam

pembuatan susu formula bayi, akan terjadi kekurangan klor yang dapat membawa

kematian.

2. Akibat Kelebihan Cl

Kelebihan Cl dapat membuat muntah.

· Kalium (K)

1. Akibat Kekurangan K

Kekurangan kalium karena makanan jarang terjadi, kekurangan kalium

dapat terjadi karena kebanyakan kehilangan melalui saluran cerna (muntah-

muntah, diare kronis, kebanyakan menggunakan obat pencuci perut/ laxans) atau

ginjal (penggunaan obat-obat deuretik). Kekurangan kalium menyebabkan lemah,

lesu, kehilangan nafsu makan, kelumpuhan, mengigau dan konstipasi. Jantung

akan berdebar detaknya dan menurunkan kemampuan untuk memompa darah.

2. Akibat Kelebihan K

Hiperkalemi akut dapat menyebabkan gagal jantung yang berakibat

kematian. Kelebihan kalium juga dapat terjadi bila ada gangguan fungsi ginjal.

16

Page 17: Pembahasan elektrolit makro

· Kalsium (Ca)

1. Akibat Kekurangan Ca

Kekurangan kalsium pada masa pertumbuhan dapat menyebabkan

gangguan pertumbuhan. Tulang kurang kuat, mudah bengkok dan rapuh. Bila

terjadi luka, pembekuan darah sangat lambat. Pada orang dewasa terjadi

osteoporosis. Kekurangan kalsium dapat pula menyebabkan osteomalasia, yang

dinamakan juga riketsia pada orang dewasa dan biasanya terjadi karena

kekurangan vitamin D dan ketidakseimbangan konsumsi kalsium terhadap fosfor.

Mineralisasi matriks tulang terganggu, sehingga kandungan kalsium di dalam

tulang menurun. Kadar kalsium darah yang sangat rendah dapat menyebabkan

tetani atau kejang.

2. Akibat Kelebihan Ca

Konsumsi Ca yang berlebihan dapat menyebabkan sulit buang air besar

(konstipasi) dan mengganggu penyerapan mineral seperti zat besi, seng dan

tembaga. Kelebihan Ca dalam jangka panjang akan meningkatkan risiko terkena

hypercalcemia, pembentukan batu ginjal dan gangguan fungsi ginjal. Oleh karena

itu konsumsi suplemen kalsium jauh di atas kebutuhan sebaiknya dihindari.

· Fosfor (P)

1. Akibat Kekurangan P

Jarang terjadi kekurangan. Kekurangan bisa terjadi bila menggunakan obat

antasida (untuk menetralkan asam lambung). Kekurangan fosfor menyebabkan

kerusakan tulang/ mineralisasi tulang terganggu, pertumbuhan terhambat, rakhitis,

osteomalasia. Gejalanya adalah rasa lelah, kurang nafsu makan dan kerusakan

tulang.

2. Akibat Kelebihan P

17

Page 18: Pembahasan elektrolit makro

Kelebihan P Jarang terjadi. Penggunaan fosfor oleh tubuh salah satunya

ditentukan oleh rasio antara kalsium dan fosfor, yang idealnya bagi remaja dan

orang dewasa adalah 1:1 kelebihan fosfor terjadi bila rasio kalsium fosfor lebih

kecil dari ½ atau 1:2 kelebihan fosfor dapat mengganggu penyerapan mineral

seperti tembaga dan seng serta dapat pula memicu timbulnya hypocalcemia. Bila

kadar P darah terlalu tinggi, ion fosfat akan mengikat kalsium sehingga

menimbulkan kejang.

· Magnesium (Mg)

1. Akibat Kekurangan Mg

Kekurangan jarang terjadi karena makanan. Defisiensi pada alkoholisme

dengan sirosis dan penyakit ginjal yang berat. Penyakit yang menyebabkan

muntah-muntah, diare, penggunaan diuretika (perangsang pengeluaran urin) juga

dapat menyebabkan kekurangan Mg. Kekurangan Mg berat menyebabkan kurang

nafsu makan, gangguan dalam pertumbuhan, mudah tersinggung, gugup,

kejang/tetanus, gangguan sistem saraf pusat, halusinasi, koma dan gagal jantung.

2. Akibat Kelebihan Mg

Akibat kelebihan Mg biasanya terjadi pada penyakit gagal ginjal.

Kelebihan magnesim dalam jangka panjang sama dampaknya dengan kekurangan

magnesium yaitu gangguan fungsi saraf (neurological distrubances). Gejala awal

kelebihan magnesium adalah mual, muntah, penurunan tekanan darah, perubahan

elektro kardiografik dan kelambanan refleks.

· Sulfur (S)

1. Akibat Kekurangan S

Kecukupan sehari sulfur tidak ditetapkan dan hingga sekarang belum

diketahui adanya kekurangan sulfur bila makanan yang kita konsumsi cukup

mengandung protein. Dampak kekurangan sulfur bisa terjadi jika kekurangan

protein.

18

Page 19: Pembahasan elektrolit makro

2. Akibat Kelebihan S

Kelebihan sulfur bisa terjadi jika konsumsi asam amino berlebih pada

hewan yang akan menghambat pertumbuhan.

19

Page 20: Pembahasan elektrolit makro

BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan

Mineral merupakan bagian dari tubuh dan memegang peran penting

dalam pemeliharaan fungsi tubuh, baik pada tingkat sel, jaringan, organ maupun

fungsi tubuh secara keseluruhan.

. Mineral merupakan bahan anorganik dan bersifat esensial.

Mineral yang dibutuhkan manusia diklasifikasikan menjadi dua golongan

yaitu mineral makro dan mineral mikro. Mineral makro merupakan. mineral yang

jumlahnya relatif tinggi (>0,05% dari berat badan) di dalam jaringan tubuh atau

dibutuhkan tubuh dalam jumlah >100 mg sehari. Mineral mikro disebut sebagai

unsur renik (trace element) terdapat <0,05% dari berat badan atau dibutuhkan

tubuh dalam jumlah <100 mg sehari.

Unsur-unsur mineral makro adalah kalsium, fosfor, kalium, sulfur,

natrium, klor, dan magnesium. Sedangkan unsur-unsur mineral mikro adalah besi,

seng, selenium, mangan, tembaga, iodium, molibdenum, kobalt, khromium,

silikon, vanadium, nikel, arsen dan fluor. Elemen mineral yang belum pasti

diperlukan atau tidaknya oleh tubuh tetapi terdapat bukti partisipasinya dalam

beberapa macam reaksi biologis adalah : barium (Ba), timah putih (Sn), Fluor (F),

bromium (Br), sintronitium (Sr) dan kadmium (Cd). Sedangkan metaboliknya

adalah: emas (Au), perak (Ag), almunium (Al), air raksa (Hg), bismuth (Bi),

gallium (Ga), timah hitam (Pb), bron (B), litium (Li), antimon (Sb) dan 20 elemen

lainnya.

Sumber-sumber paling baik mineral adalah makanan hewani, kecuali

magnesium yang lebih banyak terdapat dalam makanan nabati. Makanan hewani

mengandung lebih sedikit bahan pengikat mineral daripada makanan nabati.

Secara umum fungsi mineral dalam tubuh sebagai berikut:

20

Page 21: Pembahasan elektrolit makro

1. Mempertahankan keseimbangan Asam-basa, memelihara keseimbangan

asam tubuh dengan jalan penggunaa mineral pembentuk asam (acid

forming elements), yaitu Cl, S dan P dan mineral pembentuk basa (base

forming elements), yaitu Ca, Mg, K, dan Na.

2. Berperan dalam tahap metabolisme tubuh. Mengkatalisasi reaksi yang

bertalian dengan pemecahan karbohidrat, lemak, dan protein serta

pembentukan lemak dan protein tubuh.

3. Sebagai hormon (Iodium terlibat dalam hormon tiroksin; Co dalam

vitamin B12; Ca dan P untuk membentuk tulang dan gigi) dan enzim

tubuh/ sebagai kofaktor

4. Membantu memelihara keseimbangan air tubuh

5. Menolong dalam pengiriman isyarat ke seluruh tubuh

6. Sebagai bagian cairan usus

7. Berperan dalam pertumbuhan dan pemeliharaan tulang, gigi dan jaringan

tubuh lainnya

2. Saran

Setelah menguraikan penjelasan mengenai mineral makro, kami sebagai

penulis menyarankan kepada para pembaca untuk mengkonsumsi mineral makro

sesuai dengan kebutuhan tubuh kita agar kita dapat terhindar dari berbagai

penyakit yang akan menyerang.

21

Page 22: Pembahasan elektrolit makro

DAFTAR PUSTAKA

http://windarasiobar.wordpress.com/2009/12/09/mineral-makro/

http://rehmannisa.blogspot.com/2011/12/mineral-makro.html

http://reninutrisionist.wordpress.com/2009/05/21/makromineral/

http://ekspresi-ekspresiku.blogspot.com/2008/08/mineral.html

http://ag1992.blogspot.com/2011/07/mineral-makro-dan-mikro.html

22