Pembahasan CT

download Pembahasan CT

of 4

description

wkwkw

Transcript of Pembahasan CT

Pembahasan

Pada praktikum ini, dilakukan pemeriksaan clotting time yaitu pemeriksaan yang bertujuan untuk menentukan lama waktu / masa pembekuan darah. Hal tersebut menunjukkan seberapa baik keeping darah (trombosit) berinteraksi dengan dinding pembuluh darah untuk membentuk pembekuan darah. Terdapat 3 metode yang dapat digunakan untuk mengukur masa pembekuan darah, diantaranya metode tabung (Lee White), metode slide, dan metode kapiler. Dari ketiga metode tersebut, metode slide paling jarang digunakan. Sedangkan metode kapiler biasanya digunakan untuk pemeriksaan pada pasien bayi, sebab pada pasien bayi tidak mungkin mengambil sampel darah dalam volume yang banyak. Nilai normal masa pembekuan darah dengan metode kapiler ialah setengah dari nilai normal metode tabung, yaitu 2-6 menit.Pemeriksaan masa pembekuan darah ini merupakan salah satu tes penyaring dalam pemeriksaan faal hemostasis. Pemeriksaan ini bertujuan untuk mencari riwayat perdarahan abnormal, mencari kelainan yang mengganggu faal hemostatis, riwayat pemakaian obat, serta riwayat perdarahan dalam keluarga. Pemeriksaan faal hemostatis sangat penting dalam mendiagnosis diatesis hemoragik.Clotting time adalah waktu yg dibituhkan bagi darah untuk membekukan dirinya secara in vitro dengan menggunakan suatu standart yg dinamakan Clotting Time. Clot adalah suatu lapisan seperti liln/jelly yg ada di darah yg menyebabkan berhentinya suatu pendarahan pada luka yang dipengaruhi oleh faktor intrinsik dan ekstrinsik. Pemeriksaan clotting time pada praktikum ini menggunakan metode Lee White, dimana prinsipnya yakni waktu pembekuan diukur sejak darah keluar dari pembuluh sampai terjadi suatu bekuan dalm kondisi yg spesifik. Sampel yang digunakan dalam pemeriksaan ini adalah sampel darah segar. Waktu pembekuan Lee-White menggunakan tiga tabung yang diinkubasi pada suhu ruang, masing-masing berisi 1 ml darah lengkap. Tabung-tabung ini secara hati-hati dimiringkan setiap 30 detik untuk meningkatkan kontak antara darah dan permukaan kaca untuk melihat kapan pembekuan terjadi. Menurut metode ini, nilai normal masa pembekuan darah ialah dalam waktu X-X menit.Langkah awal dalam pemeriksaan clotting time metode Lee White ini ialah, terlebih dahulu sampel darah segar diambil dengan menggunakan spuit 3cc. ketika darah telah masuk ke dalam spuit, stopwatch langsung dihidupkan. Darah yang diperoleh langsung ditampung kedalam 3 tabung, masing-masing sebanyak 1 ml kemudian didiamkan selama 4 menit dalam posisi tegak. Setelah menit ke-4, dari tabung pertama darah dimiringkan perlahan hingga 90 tiap 30 detik hingga darah membeku sempurna dan dicatatn berapa waktu pembekuannya. Setelah terjadi pembekuan pada tabung pertama, pemeriksaan dilanjutkan pada tabung ke-2 dan ke-3 dengan cara yang sama yaitu dibaca setiap 30 detik dengan cara tabung dimiringkan perlahan. Apabila dalam waktu 4 menit darah telah membeku, maka nilai tersebut tidak digunakan. Hal tersebut dikarenakan, pembekuan darah dalam waktu kurang dari 4 menit tersebut kemungkinan disebabkan oleh adanya cairan yang tercampur dengan darah saat pengambilan, sehingga mempercepat pembekuan. Digunakannya 3 tabung dalam pemeriksaan clotting time metode Lee White ini, dikarenakan nilai yang dicari merupakan nilai hasil rata-rata masa pembekuan tiap tabungnya. Selain hal tersebut, penggunaan 3 buah tabung juga bertujuan untuk memperoleh hasil yang akurat dan presisi serta menghindari kesalahan saat pemeriksaan. Lamanya waktu yang dibutuhkan darah untuk membeku inilah yang diukur sebagai masa pembekuan (Cloting Time). Hasilnya menjadi ukuran aktivitas faktor-faktor koagulasi, terutama faktor-faktor yang membentuk tromboplastin dan faktor-faktor yang berasal dari trombosit, juga kadar fibrinogen. Defisiensi faktor pembekuan dari ringan sampai sedang belum dapat dideteksi dengan metode ini, baru dapat mendeteksi defisiensi faktor pembekuan yang berat. Hal ini untuk memonitor penggunaan antikoagulan oral (obat-obatan anti pembekuan darah). Jika masa pembekuan >2,5 kali nilai normal, maka potensial terjadi perdarahan.Pada praktikum ini, hasil masa pembekuan darah pasien atas nama Yuni Dewantari ( , 20 th) pada tabung pertama dan kedua ialah xxxdan xxx dan setelah dirata-rata diperoleh nilai masa pembekuan darah pasien yaitu 8 menit dan pada pasien atas nama Aditya satria (, 20 th ) pada tabung pertama dan kedua ialah xxxdan xxx setelah dirata-rata diperoleh nilai masa pembekuan darah pasien yaitu 9 menit. Berdasarkan nilai normal masa pembekuan darah metode Lee White yaitu x-x menit. Masa pembekuan darah dari pasien Nursilayani ( , 20 th) dan pasien Aditya satria (, 20 th ) masih dalam batas normal.Penurunan masa pembekuan terjadi pada penyakit infark miokard (serangan jantung), emboli pulmonal (penyakit paru-paru), penggunaan pil KB, vitamin K, digitalis (obat jantung), diuretik (obat yang berfungsi mengeluarkan air, misal jika ada pembengkakan).Clotting time memanjang bila terdapat defisiensi berat faktor pembekuan pada jalur intrinsik dan jalur bersama, misalnya pada hemofilia (defisiensi F VIIc dan F Ixc), terapi antikoagulan sistemik (Heparin). Perpanjangan masa pembekuan juga terjadi pada penderita penyakit hati, kekurangan faktor pembekuan darah, leukemia, gagal jantung kongestif.Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemeriksaan masa pembekuan (clotting time) dengan metode Lee White diantaranya :a. volume darah pada tabung harus tepat 1 ml, volume yang berlebih dapat menyebabkan waktu pembekuan akan lebih panjang.b. Gelembung udara, vena punctie yang tidak lancar sehingga dapat terjadi hemolisis atau ikut masuknya cairan jaringan dapat memperpendek waktu bekuan.c. Diameter tabung, semakin lebar tabung maka semakin lama masa pembekuan.d. Kesalahan teknik dalam pengambilan sampel, pencampuran darah dengan tromboplastin jaringan, adanya busa dalam spuit atau dalam tabung, menggoyang tabung yang tidak sedang diperiksa, spuit yang kotor cenderung memperpendek masa pembekuan.

Pemeriksaan Clotting time ini memiliki beberapa kelemahan, diantaranya :1. Volume darah yang diperlukan untuk pemeriksaan terlalu banyak. Dalam hal ini, apabila seorang pasien harus melakukan beberapa pemeriksaan dalam waktu yang bersamaan, pasien tersebut harus diambil darahnya dalam volume yang besar dan hal tersebut tentunya membuat pasien kurang nyaman.2. Waktu pemeriksaan yang lama. Waktu yang terlalu lama membuat pemeriksaan menjadi kurang efisien. Kendalanya ialah apabila terdapat banyak pasien pemeriksaan masa pembekuan darah, maka pemeriksaan akan membutuhkan waktu yang sangat lama.3. Langkah pemeriksaan yang terlalu banyak, hal tersebut berhubungan pula dengan waktu. Semakin banyak langkah suatu pemeriksaan, maka waktu yang diperlukan semakin lama dan hasil pemeriksaan menjadi kurang akurat.