Pembahasan anti HBs.docx
-
Upload
novie-werr-kikuk -
Category
Documents
-
view
20 -
download
5
Transcript of Pembahasan anti HBs.docx
Pada praktikum yang telah dilaksanakan pada Rabu, 3 April 2013 di Laboratorium
Hematologi Jurusan Analis Kesehatan Poltekkes Denpasar ini bertujuan untuk mengetahui
adanya antibody spesifik terhadap virus hepatitis B (HBV) pada serum/plasma pasien secara
kualitatif. Serum dipilih sebagai sampel pemeriksaan karena Virus hepatitis B (HBV) dapat
ditemukan pada beberapa cairan tubuh seperti serum, saliva, ASI, cairan amnion, keringat, secret
vagina dan air mata.
Metode yang digunakan dalam pemeriksaan ini adalah immunochromatografi rapid
test. Secara umum metode Imunokromatografi digunakan untuk mendeteksi antibody spesifik
dengan menggunakan antigen. Antibodi berada dalam larutan uji atau dalam praktikum ini
adalah serum pasien sedangkan antigennya terdapat pada kaset atau membrane uji band T,
dimana pada lokasi penetesan sampel atau serum terdapat reagen konjugat. Serum beserta
konjugat ini akan mengalir karena adanya kapilaritas dari membrane uji menuju garis T dimana
garis ini mengandung antigen spesifik HBv yang akan bereaksi dengan antibody HBv pada
serum. Jika sampel serum positif maka akan muncul garis berwarna pada T. sedangkan konjugat
yang tidak bereaksi akan bermigarasi menuju garis C yang merupakan control pada reagen ini.
Ketika konjugat bereaksi dengan reagen control pada garis C maka akan timbul reaksi warna
seperti pada test positif. Jika garis warna pada C telah terbentuk maka dapat dikatakan bahwa
hasil uji dapat dikeluarkan (valid).
Sebuah garis uji ungu akan terlihat di permukaan hasil (pada tanda “T" jika ada
antibodi yang cukup terhadap resiko HBV dalam sampel. Jika antibodi terhadap resiko HBV
tidak ada atau ada namun padatingkat yang sangat rendah dalam sampel, maka tidak akan ada
warnamuncul dalam garis test (pada tanda “T”). Adanya Anti - HBs dapatdideteksi karena
antibodi dari sampel serum atau plasma akan berikatandengan antigen rekombinan virus
Hepatitis B yang terdapat di dalam TestKit Anti-HBs. Kompleks tersebut akan bermigrasi
disepanjang membranstrip secara kromatografi menuju daerah test dan menghasilkan garis
berwarna pada daerah garis uji apa bila hasilnya positif Sensitivitas dari tes ini adalah
30 mlU/ml.
Pada praktikum ini dilakukan pemeriksaan terhadap sampel serum pasien X dan Y.
setelah dilakukan penetesan sampel pada kaset dan diinkubasi pada suhu ruang didapatkan hasil
reaksi warna pada band C saja sedangkan pada band T tidak terjadi reaksi warna. Hal ini
menunjukan bahwa tidak terjadi kompleks antara antibody dalam serum dengan antigen pada
garis/band uji T yang dapat menimbulkan reaksi warna. Dapat disimpulkan bahwa hasil
pemeriksaan terhadap serum X dan Y adalah negative.
Anti-HBs akan menetap lama, 90% akan menetap lebih dari 5 tahun sehingga dapat
menentukan stadium penyembuhan dan imunitas penderita. Pada masa jendela, Anti-
HBC merupakan pertanda yang penting dari hepatitis B akut. Anti-HBC mula-mula terdiri dari
IgM dan sedikit IgG. IgM akan menurun dan menghilang dalam 6-12 bulan sesudah sembuh,
sedangkan IgG akan menetap lama dan dapat dideteksi dalam 5 tahun setelah sembuh.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan pemeriksaan anti HBsagar hasil
yang diperoleh tepat yaitu :
1. Strip test atau rapid test yang digunakan harus selalu dalam keadaan baik,
bersih dan tidak kadaluarsa
2. Spesimen dikondisikan pada suhu kamar sebelum dilakukan pengujian,
jika tidak segera digunakan dapat disimpan pada suhu 2-8oC selama
3 hari. Spesiman dapat dibekukan untuk penyimpanan yang lebih lama.
3. Pemeriksaan dilakukan sesuai protap atau sesuai dengan prosedur yang telah
ditentukan.
4. Gunakan serum yang bersih, karena apabila dalam specimen terdapat endapan
akan menghasilkan hasil tes tidak konsisten.
5. Jangan menggunakan test kit jika kantong rusak atau segel rusak.
Sampel yang digunakan pada uji ini memiliki kriteria tertentu yaitu:
1. Sampel tidak boleh lipemik karena kandungan lemak dalam serum dapat
menyebabkan terganggunya proses migrasi sampel dan juga akan mempengaruhi
kecepatan reaksi antara antibody dan antigen.
2. Sampel darah yang digunakan tidak boleh lisis karena akan mempengaruhi
pembacaan hasil. Darah yang lisis akan mempengaruhi warna serum menjadi
kemerah-merahan karena pecahnya eritrosit akan melepaskan hemoglobin.